BAB 17.

56
BAB 17 EKSTERNALITAS DAN BARANG PUBLIK KELOMPOK: IVAN CHANDRA FRADIPTA 1341011040 NANDA DIO SATRIA 1341011053 FARIZ AMRI ISLAMI 1341011029 MUHAMMAD IQBAL AZ. . 1341011046 MUHAMMAD KHUSNUL RIZAL 1341011045 UNIVERSITAS LAMPUNG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

description

dari warnet

Transcript of BAB 17.

Page 1: BAB 17.

BAB 17

EKSTERNALITAS DAN BARANG PUBLIK

KELOMPOK:

IVAN CHANDRA FRADIPTA 1341011040

NANDA DIO SATRIA 1341011053

FARIZ AMRI ISLAMI 1341011029

MUHAMMAD IQBAL AZ. . 1341011046

MUHAMMAD KHUSNUL RIZAL 1341011045

UNIVERSITAS LAMPUNG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Page 2: BAB 17.

BAB 17

Eksternalitas dan Barang Publik

Pada Bab 13 kita memperlihatkan bahwa pasar mungkin tidak berfungsi dengan baik pada beberapa jenis barang tertentu. Di sini kita akan mengupas lebih jauh isu-isu yang timbul dari observasi ini. Kita mulai dengan menggambarkan masalah umum dari “eksternalitas” yaitu, suatu situasi dimana produksi atau konsumsi dari jenis barang tertentu mempengaruhi pihak ketiga yang sesungguhnya tidak terlibat dalam transaksi tersebut. Kita juga membahas berbagai cara penanganan masalah-masalah yang timbul karena eksternalitas dari pasar individu. Bagian kesimpulan dari Bab ini akan berfokus pada tipe eksternalitas tertentu – manfaat yang diterima oleh individu dari barang-barang publik. Ketertarikan khusus kita dalah pada pertanyaan seberapa baik berbagai metode pengambilan keputusan publik (misalnya dengan voting) dalam mengalokasikan berbagai sumber daya untuk membuat barang-barang seperti ini.

Mendefinisikan eksternalitas

Suatu eksternalitas (externality) adalah dampak dari aktivitas satu pelaku ekonomi terhadap kesejahteraan pelaku ekonomi lainnya yang tidak diperhitungkan oleh mekanisme sistem harga yang normal. Definisi ini menekankan pada dampak non pasar yang secara langsung berpengaruh padasatu pelaku dari pelaku lainnya, seperti debu berterbangan dinudara atau bahan kimia beracun yang muncul di air minum. Definisi tersebut tidak pengaruh yang terjadi melalui pasar. Jiia saya membeli suatu jenis barang yang dijual sebelum Anda membelinya, saya mungkin menyebabkan Anda gagal membelinya dan oleh karenanya akan mempengaruhi kesejahteraan Anda. Hal tersebut bukanlah merupakan eksternalitas dalam pengetian kita karena efeknya terjadi dalam tatanan pasar. Kejadian tersebut tidak mempengaruhi kemampuan pasar untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien. Eksternalitas sesungguhnya dapat terjadi antara dua pelaku ekonomi. Di sini, pertama kali kita mengilustrasikan eksternalitas yang negatif (merugikan) dan positif (menguntungkan) di antara dua perusahaan. Kemudian kita membahas eksternalitas antara orang dan perusahaan dan menyimpulkannya dengan mempelajari eksternalitas antar-orang.

Eksternalitas antar Perusahaan

Andaikan terdapat dua perusahaan-satu memproduksi kacamata, dan perusahaan yang lain memproduksi arang (hal ini merupakan contoh aktual dari hukum inggris pada abad ke 19). Perusahaan yang memproduksi arang dikatakan mempunyai efek eksternal terhadap produksi kacamata jika output kacamata tidak hanya tergantung pada jumla input yang dipilih oleh perusahaan kacamata tetapi juga pada tingkat produksi arang. Misalkan kedua perusahaan tersebut lokasinya saling berdekatan, dan perusahaan kacamata berada dalam arah angin dari perusahaan arang. Dalam kasus ini, output kacamata mungkin tergantung tidak hanya dari input kacamata yang digunakan perusahaan, tetapi juga pada jumlah arang yang terbawa oleh udara, yang mempengaruhi tingkat ketelitian mesin penghalusnya. Tingkat polusi,mselanjutnya,ditentukan oleh output dari perusahaan

Page 3: BAB 17.

arang. Meningkatnya output arang akan menyebabkan menurunnya jumlah kacamata yang berkualitas tinggi yang diproduksi meskipun perusahaan kacamata tidak berkuasa untuk mengendalikan efek negatif ini.

Hubungan antara dua perusahaan mungkin juga saling menguntungkan. Kebanyakan contoh dari eksternalitas positif agak berbu tradisonal. Mungkin contoh yang paling terkenal, adalah yang diajukan oleh James Meade, yang melibatkan dua perusahaan, satu memproduksi madu dengan memlihara lebah, dan perusahaan lain memproduksi apel.Karena makanan lebah ada pada bunga apel, kenaikan produksi apel akan meningkatkan produktivitas pada industri madu. Efek yang saling menguntungkan, berupa lebah yang diberi makanan dengan baik, adalah eksternalitas positif bagi peternak lebah. Begitu juga halnya, lebah menyerbuki apel dan peternak lebah memberi keuntungan eksternal kepada para pemilik lahan perkebunan. Nanti di Bab ini, kita membahas situasi ini secara lebih detail, karena hubungn petrenak lebah dengan petani apel mempunyai peran yang penting dalam penelitian ekonomi tetntang pentingnya eksternalitas.

Eksternalitas antara Perusahaan dan Orang

Aktivitas produksi perusahaan dapat berpengaruh secara langsung terhadap kesejahteraan individu. Suatu perusahaan yang memproduksi polusi udara menyebabkan biaya pada individu yang tinggal di dekat perusahaan, dalam bentuk turunnya tingkat kesehatan dan peningkatan debu serta lumpur.

Efelk yang serupa timbul dari perusahaan yang menyebabkan polusi air (contohnya, perusahaan tambang yang membuang limbahnya ke danau, mengurangi nilai rekreasi dananu bagi orang yang ingin memancing di sana). Dan memproduksi kebisingan (bandara yang berlokasi di dekat kota besar). Dalam seluruh kasus tersebut, paling tidak pada inspeksi pertama, kelihatannya perusahaan tidak akan memperhitungkan setiap biaya eksternal ini dalam memngambil keputusan mengenai jumlah yang harus diproduksi.

Tentu saja, orang-orang mungkin juga mempunyai efek eksternal terhadap perusahaan, Polusi kendaraan bermotor merugikan produktivitas para petani jeruk, membersihkan sampah dan grafiti merupakan biaya utama bagi pusat pertokoan, dan kebisingan konser Rock malam Minggu di kampus mungkin mempengaruhi penyewaan motel. Pada setiapmkasus, seperti pada eksternalitas yang ditimbulkan oleh perusahaan, mungkin tidak ada cara yang sedrhana bagi pihak yang terkena dampak untuk menekan pihak yang mengakibatkan eksternalitas tersebut agar memperhitungkan seluruh biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut.

Eksternalitas Antar-Orang

Akhirnya, aktivitas dari setiap orang mungkin mempengaruhi kesejahteraan orang lain. Membunyikan radio terlalalu keras, merokok, atau menyetir selama jam-jam sibuk seluruhnya merupakan aktivitas konsumsi yang mungkin memberikan pengaruh secara negatif atas kepuasan orang lain. Menanam kebun yang menarik atau mentingkirkan salju dari jalanan, di lain pihak, memberikan eksternalitas yang menguntungkan, seringkali, namun demikian, aktivitas ini tidak akan tercermin dalam transaksi pasar di antara pihak yang terlibat.

Page 4: BAB 17.

Karakteristik Timbal Balik dari Eksternalitas

Meskipun contoh-contoh eksternalitas ini menggambarkan satu pelaku sebagai penyebab masalah dan pelaku lainnya sebagai korban yang tak berdaya (atau pihak yang diuntungkan), hal tersebut bukanlah suatu cara yang sangat berguna untuk menjelaskan masalah tersebut. Berdasarkan definisi, eksternalitas membutuhkan (paling tidak) dua pihak dan salah satunya harus diperlakukan sebagai “penyebab”. Jika produsen kacamata tidak menempatkan pabriknya di dekat pembakaran arang, dia tidak akan terkena efek negatif pada roda pengasahnya; jika para individu tidak tinggal di bawah zona penerbangan, kebisingan akan menjadi maslah kecil; dan jika Anda berada di luar jarak pendengaran, tidak akan bermaslah apabila orang lain membunyikan radio dengan keras. Pengenalan hubungan yang salaing timbal balik ini tidak bermaksud untuk membebaskan para pembuat polusi dari tuntutan, tapi hanya untuk mengklarifikasi sifat dari masalah tersebut. Dalam semua kasus ini, dua pelaku ekonomi berusaha untuk menggnakan sumberdaya yang sama, dan (seperti diilustrasikan pada aplikasi 17.1: Peroko Pasif) tidak terdapat prinsip-prinsip ekonomi yang jelas dalam memutuskan pihak mana yang alasannya lebih kuat. Lebih jauh lagi, seperti yang akan kita lihat, sangat penting untuk mengerti sifat timbal balik dalam mempelajari eksternalitas dan bagaimana pengaruhnya dalam mengalokasikan sumberdaya. Dengan cara ini, kita dapat mengekplorasi berbagai cara bagaimna aeksternalitas mungkin mempengaruhi perilaku seluruh pihak yang terlibat.

Eksternalitas, Pasar, dan Efisiensi Alokasi

Secara tradisionaltelah diperdebatkan bahwa kehadiran eksternalitas, seperti yang telah kita gambarkan, dapat menyebabkan pasar bekerja secara inefisien. Kita telah mendiskusikan alasannya secara singkat di Bab 13, dan akan mengulangi alasan-alasan tesebut dengan menggunakan contoh contoh produsen kacamata dan produsen arang. Produksi kacamatadiasumsikan tidak menghasilkan eksternalitas, tetapi diasumsikan terpengaruh secara negatif oleh tingkat output arang. Sekarang kita menunjukkan bahwa mungin sumberdaya dialokasikan secara inefisien dalam situasi tersebut. Ingat bahwa agar alokasi sumber daya menjadi efisien, harga harus sama dengan biaya marjinal sosial yang sebenarnya pada setiap pasar. Jika pasar kacamata adalah persaingan sempurna (seperti halnya pasar arang), harganya tentu saja akan sama dengan biaya marjinal pribadi. Karena tidak ada eksternalitas pada produksi kacamata, sehingga tidak perlu untuk membuat perbedaan antara biaya marjinal pribadi dengan biaya marjinal sosial dalam kasus kacamata.

Untuk produksi arang, ceritanya lebih kompleks. Produsen arang terus memproduksi outputnya di mana harga sama dengan biaya marjinal barang itu sendiri (private marginal cost). Hal ini merupakan hasil langsung dari asumsi maksimalisasi keuntungan. Akan tetapi, karena efek negatif yang terjadi dari produksi arang pada produksi kacamata, maka tidaklah benar bahwa biaya marjinal produksi arang sama dengan biaya marjinal sosialnya. Namun, biaya sosial (sosial cost) dari produksi arang adalah sama dengan biaya arang itu sendiri ditambah biaya yang ditimbulkan oleh produksi arang terhadap perusahaan kacamata, berupa pengurangan output atau kacamata yang inferior. Perusahaan yang memproduksi arang tidak mengenali efek ini dan memproduksi terlalu banyak arang. Masyarakat akan menjadi lebih baik dengan merelokasi sumber dayanya dari produksi arang dan menggunakannya untuk memproduksi barang lainnya (termasuk kacamata).

Page 5: BAB 17.

Penjelasan Grafis

Gambar 17.1 menunjukkan kesalahan alokasi sumber daya yang ditimbulkan oleh eksternalitas produksi arang. Asumsikan bahwa produsen arang adalah seorang penerima harga (price taker), kurva permintaan untuk outputnya berupa garis horizontal yang terletak pada harga pasar (katakan P*). Keuntungan menjadi maksimal pada q* di mana harga adalah sama dengan:

APLIKASI 17.1

Perokok Pasif

Banyak sekali isu-isu ekonomi yang timbul dalam kasus eksternalitas diilustrikan dalam kontroversi terbaru mengenai perokok pasif (second-hand smoke). Istilah second-hand smoke (lebih resminya, environmental tobacco smoke,atau ETS) berarti edek dari konsumsi rokok dan produk tembakau lainnyaterhadap pihak ketiga yang berada di dekatnya. Hal ii merupakan maslahterpisah dari efek merugikan merokok untuk para perokok itu sendiri-suatu aktivitas yang secara umum melibatkan eksternalitas.

Pengaruh Kesehatan pada Perokok Pasif

Meskipun tidak banyak yang meragukan bahawa asap perokok itu mengganggu, pertanyaan apakah ETS mempunyai konsekuensi serius pada kesehatan memang agak kontroversial. The Environtmental Protection Agency, memperkirakan bahwa sekitar 2.200 orang meninggal setiap tahunnya sebagai akibat dari meningkatnya penyakit kanker paru-paru di antara orang-orang yang terkena ETS. Badan tersebut menyatakan bahwa angka tersebut mungkin lebih tinggi ika efek yang ditimbulkan ETS pada penyakit jantung juga dimasukkan dalam perhitungan. Tetapi, perkiraan ini, seperti dalam banyak kasus semacam epidemiologi, didasarkan pada perbandingan sederhana antara individu yang hidup atau bekerja di sekitar perokok dengan mereka yang tidak. Banyak pengamat yang tidak memihak meyakini bahwa kasus yang menentang ETS tetapi tidak terbukti.

Sifat Timbal Balik dari Eksternalitas ETS

Seperti halnya seluruh eksternalitas. ETS melibatkan efek timbal balik. Perokok merugikan orang lain dengan rokoknya, tetapi percobaan untuk membatasi “hal” perokok mengandung ketidaknyamanan yang tidak perlu apabila orang lain tidak ada. Meskipun efek demikian jarang didiskusikan, hal tersebut bukanlah sesuatu yang sepele. Contohnya, salah satu studi tentang dapak potensial atas pembatasan merokok di tempat kerja mencatat bahwa kerugian surplus konsumen dari para erokok berjumlah sekitar $20 miliar per tahun. Tentu saja, perkiraan demikian sama jauhnya dengan estimasi efek kesehatan dari ETS. Kenyataannya setiap spesifikasi hak akan secara signifikan empengaruhi kesejahteraan pihak yang terlibat dan membuat isu ini menjadi kontroversial dalam memutuskan bagaimana sumber daya tertenju (udara) seharusnya digunakan.

Page 6: BAB 17.

Tindakan Pribadi

Selama bertahun-tahun keputusan yang menyangkut perokok pasif ditangani melalui transaksi swasta. Kereta menyediakan gerbong khusus untuk para perokok; pesawat terbang dan restoran mempunyai ruang khusus untuk perokok; dan para pekerja akan melakukan negosiasi di antara mereka apakah merokok selama jam kerja diperbolehkan atau tidak. Pembatasan pribadi pada perokok telah diperketat tahun-tahun belakangan ini sebagai respon dari tekanan pasar. Sebagai contoh, kebanyakan maskapai penerbangan melarang rokok pada seluruh rute penerbangan, dan beberapa restoran sama sekali bebas rokok. Beberapa restoran dan bioskop menawarkan “kartu bebas rokok” yang memberikan diskon bagi para nonperokok. Dan banyak jaringan hotel telah mulai memisahkan antara perokok dengan nonperokok berdasarkan lantai.

Tindakan Publik

Perhatian terhadap ETS telahmulai dicerminkan dalam permintaan terhadap peraturan pemerintah. The Occupational Safety and Health Administration telah mengusulkan pelarangan seluruh tempat kerja dari rokok pada area publik, dan jajak pendapat terkini menyatakan bahwa masyarkat akan mendukung pelarangan rokok dalam area yang lebih luas di berbagai tempat publik. Beberapa ekonom telah menanyakan apakah tambahan pembatasan tersebut (di luar yang diterapkan secara pribadi) memang betul-betul perlu. Mereka menanyakan bukti yang jelas bahwa pilihan pribadi oleh para perokok dan non perokok belum cukup untuk mengurangi efek timbal balik dari eksternalitas. Menurunnya jumlah perokok dan meningkatnya agresivitas dari para non perokok untuk mengejar haknya, tampaknya membuat peraturan merokok akan menjadi lebih ketat.

Bahan Diskusi

1. Beberapa analisis berpendapat bahwa perilaku para perokok menimbulkan tambahan eksternalitas dengan meningkatkan biaya kesehatan dan asuransi bagi para nonperokok. Apakah hal tersebut merupakan “eksternalitas”? Bagaimana, jika mereka seluruhnya, mendistorsi alokasi sumberdaya?

2. Para non-perokok dapat sering menghindari ETS melalui perilaku mereka sendiri (sebagai contoh menolak melindungi perilaku yang mengijinkan merokok). Bagaimana perilaku ini diperhitungkan dalam mendefinisikan kebijakan yang optimal atas ETS?

Biaya marjinal barang itu sendiri untuk memproduksi arang (MC). Karena eksternalitas yang dibebankan oleh produsen arang pada pembuat kacamata, biaya marjinal sosial dari produksi ini (MCS) melebihi MC seperti ditunjukkan pada gambar 17.1 Kesenjangan vertikal antara kurva MCS.

Page 7: BAB 17.

Gambar 17.1 Eksternalitas pada Produksi Arang Menyebabkan Inesisiensi Alokasi Sumber Daya

Harga dan biaya

ProduksiArang MCS

B

MC

A E

C

0 q’ q*

Karena produksi arang menimbulkan biaya eksternal bagi pembuat kacamata, biaya marginal sosial (MCS) melebihi biaya marginal pribadi (MC). Pada pasar persaingan sempurna, perusahaan akan memproduksi q* pada tingkat harga P*.Pada q*, MCS > P* dan alokasi sumberdaya dapat ditingkatkan melalui pengurangan output menjadi q’. Namun demikian, dengan tawar menawar di antara kedua pihak, tingkat output q’ mungkin tercapai sukarela.

Dan MC merupakan ukuran kerugian yang diterima oleh pembuat kacamata karena tambahan produksi satu unit arang. Pada q*, biaya marjinal sosial produksi arang melebihi harga yang mau dibayar orang pada produksi tersebut (P*). Terjadi kesalahan alokasi sumberdaya pada tingkat produksi tersebut, dan produksi seharusnya diturunkan menjadi q’ dimana biaya marjinal sosial dan harga menjadi sama. Dalam mengurangi output ini, pengurangan total biaya sosial(area Abq*q’) melebihi pengurangan total pengurangan untuk arang (ditunjukkan oleh area Aeq*q’). Perbandingan ini menunjukkan bahwa alokasi sumberdaya diperbaki melalui pengurangan produksi arang karena pengurangan biaya lebih besar dari pengurangan pengeluaran konsumen pada arang. Konsumen dapat merealokasikan pengeluarannya pada barang lainnya yang biaya sosialnya lebihrendah daripadabiaya sosial arang.

Kuis Mikro 17.1

Pada beberapa bagian bab-bab terdahulu kita telah mengilustrasikan segitiga “kerugian beban baku”, Jelaskan mengapa segitiga ABE pada gambar 17.1 sesungguhnya mencerminkan jenis kerugian beban baku yang sama seperti pada kasus monopoli.

Page 8: BAB 17.

Hak Milik, Tawar-menawar, dan Teorema Coase

Kesimpulan bahwa eksternalitas selalu mendistorsi alokasi sumberdaya seharusnya tidak diterima begitu saja. Untuk menjelaskan isu ini lebih jauh, kita perlu mengenalkan beberapa konsep hak milik untuk menunjukkan bagaimana hak ini mungkin saja diperdagangkan secara sukarela di antaradua perusahaan. Mudahnya, hak milik (porperty rights) adalah ketentuan hukum mengenai siapa yang memiliki suatu barang dan jenis perdagangan yang dapat dilakukan oleh pemilik barang tersebut. Beberapa barang mungkin didefinisikan sebagai properti umum (common property) yang berarti dimiliki oleh masyarakat luas dan dapat digunakan oleh siapapun; sedangkan properti lainnya disebut sebagai properti pribadi (private property) yang dimiliki oleh orang tertentu. Properti pribadi mungkin bisa dipertukarkan (exchangeable) atau tidak bisa dipertukarkan (nonexchangeable), tergantung pada apakah barang tersebut dapat diperdagangkan atau tidak dengan orang lain. Dalam buku ini, kita telah memperhatikan terutama pada properti pribadi yang bisa dipertukarkan, dan kita di sini akan membahas jenis-jenis hak kepemilikan tersebut.

-Hak milik adalah ketentuan hukum mengenai atas siapa yang memiliki suatu barang dan jenis perdagangan yang dapat dilakukan oleh pemilik barang tersebut.

-Properti umum adalah barang yang dapat digunakan oleh siapa pun tanpa harus mengeluarkan biaya.

-Properti pribadi adalah barang yang dimiliki oleh orang tertentu yang dapat menghalangi orang lain untuk menggunakannya.

Tawar-Menawar Tanpa Biaya dan Pasar Persaingan Sempurna

Untuk tujuan kelangsungan hidup kedua produsen, meninjau kasus arang-kacamata, menarik untuk memikirkan sifat-sifat dari hak kepemilikan jika diterapkan pada udara, Di mana udara tersebut digunakan oleh produsen arang dan produsen kacamata. Anggaplah hak kepemilikan tunggal untuk menggunakan udara ditentukan untuk diberikan kepada satu perusahaan, tetapi perusahaan tersebut dibebaskan untuk melakukan tawar menawar atas bagaimana udara digunakan. Pertama kali, Anda mungkin akan berpikir bahwa jika hak tersebut diberikan pada produsen arang. Polusi akan terjadi; sebaliknya jika hak tersebut diberikan pada produsen kacamata, udara akan tetap bersih dan mesin penghalus kaca akan bekerja dengan baik. Mungkin bukan kasus semacam itu yang akan terjadi, karena kesimpulan sesaat Anda mengabaikan tawar-menawar yang mungkin dapat dicapai oleh kedua belah pihak. Tentu saja, sebagai ekonom telah beragumentasi bahwa jika tawar-menawar tidak berbiaya kedua belah pihak tersebut dengan sendirinya akan sampai pada output efisien (q’), dan hasil tersebut akan menjadi nyata tanpa tergantung siapa yang “memilih” hak untuk menggunakan udara.

Kepemilikan Oleh Perusahaan yang Menyebabkan Polusi

Misalkan perusahaan arang memiliki hak untuk menggunakan udara sebanyak yang mereka kehendaki. Maka perusahaan tersebut harus menambahkan biaya (jika ada) berkaitan dengan kepemilikan udara tersebut ke dalam biaya totalnya. Berapa biaya yang terait dengan kepemilikan udara tersebut? Sekali lagi konsep biaya oportunitas memberikan jawaban. Untuk perusahaan arang, biaya penggunan udara sebagai tempat pembuangan debunya adalah berapa harga yang mau

Page 9: BAB 17.

dibayarkan oleh orang lain untuk alternatif penggunaan terbaik dari udara. Dalam contoh kami, hanya pembuat kacamata yang memiliki beberapa alternatif penggunaan udara yang lain (untuk menjaga tetap bersih), dan harga yang mau dibayarkan oleh perusahaaan kacamata demi udara yang bersih secara tetap sama dengan kerusakan eksternal akibat polusi arang. Jika perusahaan arang menghitung biayanya secara tepat, kurva biaya marjinal (termasuk biaya implisit darihak penggunaan udara) menjadi MCS pada gambar 17.1. Perusahaan akan memproduksi q’ dan menjual hak menggunakan udara yang tersisa bagi pembuat kacamata dengan fee kira-kira di antara AEC (kehilangan laba karena memproduksi arang q’ dibandingkan memproduksi q*) dan ABEC (jumlah maksimum yang bersedia dibayar oleh pembuat kacamata untuk menghindari peningkatan output arang dari q’ ke q*).

Kepemilikan Udara oleh Perusahaan yang Dirugikan

Hasil yang serupa dapat terjadi jika pembuat kacamata memiliki hak untuk menggunakan udara sebanyak yang mereka mau. Dalam kasus ini, produsen arang mau membayar sampai seluruh keuntungan totalnya untuk mendapatkan hak mempolusi udara (asumsikan bahwa tidak cara lain yang tidak merugikan dalam memproduksi arang). Pembuat kacamata akan menerima pembayaran ini selama pembayaran tersebut melebihi biaya yang ditimbulkan berupa polusi dari perusahaan arang. Hasil optimal dari tawar-menawar ini adalah perusahaan arang akan menawarkan pembayaran untuk hak menggunakan udara guna membuang debu pada tingkat output q’. Pembuat kacamata tidak akan menjual haknya untuk menerima lebih banyak poluis ke dalam “udaranya” karena, di atas q’, biaya yang mau dibayar oleh perusahaan arang (P*-MC) berada di bawah tambahan biaya polusi ini (MCS-MC). Sekali lagi, seperti ketika perusahaan arang mempunyai hak atas penggunaan udara, alokasi efisien dapat dicapai dengan mengandalkan pada tawar-menawar sukarela di antar dua perusahaan. Pada kedua situasi tersebut, produksi arang terjadi, sehingga menimbulkan polusi udara. Kondisi tanpa adanya output arang (dan tidak ada polusi) akan inefisien dengan penalaran yang serupa bahwa memproduksi q* adalah inefisien- sumberdaya yang langka tidak akan dialokasikan secara efisien. Dalam kasus ini terdapat “tingkat optimal” dari polusi udara yang mungkin dicapai melalui tawar-menawar di antara perusahaan yang terlibat.

Teorema Coase

Kita telah melihat bahwa jika kedua perusahaan dibiarkan dengan sendirinya akan mencapai tingkat output yang efisien (q’). Asumsikan bahwa tawar-menawar tersebut tanpa biaya, kedua belah pihak akan melihat adanya manfaat jika mereka mebuat suatu kesepakatan. Masing-masing perusahaan akan dipandu oleh “invisible hand” untuk memproduksi tingkat output yang sama dengan yang akan dicapai melalui suatu merger yang ideal. Solusi tersebut akan tercapai selepas dari siapapun yang diberi hak milik untuk menggunakan udara. Perusahaan yang memproduksi polusi mempunyai dorongan yang sama untuk memilih tingkat output yang efisien sebagaimana dorongan pada perusahaan yang dirugikan. Kemampuan dari kedua perusahaan untuk tawar-menawar secara bebas menyebabkan biaya sosial yang sebenarnya dari eksternalitas diketahui oleh setiap perusahaan dalam pengambilan keputusannya. Hasil ini kadangkala disebut sebagai Teorema Coase (Coase theorem), diambil dari nama Ronald Coase, ekonom yang pertama kali mengajukan bentuk ini.

Page 10: BAB 17.

Teorema Coase

Jika tawar-menawar tidak berbiaya, biaya sosial dari eksternalitas akan diperhitunkan oleh kedua belah pihak dan alokasi sumberdaya akan sama, terlepas dari siapa pun yang diberi hak milik.

Efek Distribusi

Terdapat efek distribusi yang tergantung pada siapa yang diberi hak milik untuk menggunakan udara. Jika perusahaan arang diberi hak tersebut, perusahaan arang akan mendapatkan fee yang dibayar oleh perusahaan pembuat kacamata, yang akan membuat perusahaan arang paling tidak menjadi sama kekayaannya dengan pada waktu memproduksi di q*. Jika perusahaan kacamata memperoleh hak tersebut, perusahaan kacamat akan memperoleh fee untuk penggunaan udara yang paling tidak mengganti kerugian akibat pencemaran udara. Karena, menurut hasil Teorema Coase, alokasi akhir dari sumberdaya tidak akan terpengaruh oleh cara pemberian hak kepemilikan tersebut, setiap penilaian atas berbagai kemungkinan yang diinginkan dapat dibuat berdasarkan asas pemerataan. Sebagai contoh, jika pemilik perusahaan arang sangat kaya sedangkan pemilik perusahaan kacamata miskin, kita mungkin memberikan argumen bahwa hak kepemilikan udara seharusnya diberikan kepada para pembuat kacamata atas dasar pemerataan distibusi. Jika situasinya dibalik, kita dapat beragumen untuk memberikan hak tersebut kepada perusahaan arang. Sistem harga seringkali dapat menyelesaikan masalah dalam alokasi sumberdaya yang disebabkan oleh eksternalitas, tetapi tidak selalu memberikan solusi yang merata. Namun demikian, isu-isu pemerataan semacam itu yang timbul dalam pemberian hakkepemilikan juga ada di setiap pengambilanm keputusan alokasi sumber daya, tidak hanya ada di dalam studi eksternalitas.

Peran dari Biaya Tawar-Menawar

Hasil dari Teorema Coase sangat tergantung pada asumsi bahwa biaya tawar-menawar tersebut adalah nol. Jika biaya untuk melakukan tawar-menawar tersebut tinggi, bekerjanya sisitem pertukaran sukarela (voluntary) ini mungkin tidak dapat mencapai hasil yang efisien. Pada sesi berikutnya kita akan membahas jenis eksternalitas yang penting dimana biaya penawaran benar-benar tinggi eksternalitas lingkungan. Kita memperlihatkan bahawa unutk eksternalitas demikian hampir tidak mungkin pasar persaingan sempurna akan mencapai output yang efisien dan kemudian berlanjut mencari cara lainnya yang lebih baik. Namun, seperti pada Aplikasi 17.2: Hak milik di Alam, menunjukkan bahwa sistem harga seringkali mempunyai kekuatan yang mengejutkan untuk mengatasi jenis eksternalitas tertentu.

Page 11: BAB 17.

Kuis Mikro 17.2

Teorema Coase menuntut agar hak kepemilikan agar ditentukan secara lengkap sehingga tidak ada biaya transkasi.

1. Apakah efisiensi dapat dicapai jika biaya transaksi nol tetapi hak kepemilikan tidak ada?2. Apakah efisiensi dapat dicapai jika biaya transaksi tinggi tetapi hak cipta didefinisikan secara

penuh? Apakah Anda menjawab pertanyaan ini tergantung pada pihak mana yang diberikan hak cipta?

Biaya Tawar-Menawar, Eksternalitas Lingkungan, dan Peraturan Lingkungan

Secara umum diyakini bahwa pasar kelihatannya gagal untuk menangani begitu banyak eksternalitas yang terkait dengan lingkungan. Perusahaan dan individu secara rutin mempolusi udara dan air melalui aktivitas pembuangan mereka; tingkat kebisingan di area perkotaan seringkali sangat tinggi sehingga merugikan kesehatan penduduk; dan tayangan atau poster di sepanjang jalan raya utama menimbulkan apa yang disebut sebagai “polusi visual”. Dalam pandangan Teorema Coase, pertanyaan alami yang muncul pertama kali tentang eksternalitas ini adlah mengapa hal tersebut tidak diselesaikan melalui tawar-menawar. Sehingga tidak terlihat bahwa mereka ang dirugikan oleh eksternalitas tersebut dapat melakukan penawaran (bargaining) kepada mereka yang menciptakan eksternalitas tersebut dan pada akhirnya meningkatkna alokasi sumberdaya.

Aplikasi 17.2 Hak Milik Alam

Konsep bahwa spesifikasi dan penerapan dari hak milik pribadi dapat membantu menangani

eksternalitas telah memberikan sejumlah ide yang mengagumkan. Beberapa dari hal yang paling

menarik melibatkan lingkungan alam.

Lebah dan Apel

Lebah menyerbuki pohon apel, dan kembang apel memberikan nectar yang diubah oleh lebah untuk

memproduksi madu. Meksipun eksternalitas ini terlihat kompleks, terlihat bahwa fungsi pasar bekerja

cukup baik dalam situasi ini.pada banyak tempat terjadinya peristiwa tawar menawar kontrak antara

pemelihara lebah dan pemilik lahan apel dikembangkan dengan baik. Kontrak standar disediakan

untuk menyewakan lebah guna menyerbuki berbagai tanaman. Penelitian telah menunjukan bahwa

sewa yang dibayar pada kontrak ini secara akurat mencerminkan nilai madu yang dihasilkan dari

penyewaan tersebut. Petani apel, contohnya, harus membayar lebih tinggi dibandingkan petani

cengkeh karena bunga apel menghasilkan madu yang lebih sedikit. Karena tawar menawar di antara

Page 12: BAB 17.

mereka yang terkena eksternalitas relative tidak mengeluarkan biaya, hal ini keliatannya menjadi satu

kasus dimana Teorema Coase diaplikasikan secara langsung.

Ikan Bercangkang

Kelebihan hasil pancingan adalah hasil dari eksternalitas tidak seorang pemancingpun

memperhitungkan kenyataan bahwa hasil tangkapannya akan mengurangi jumlah yang di tangkap

pemancing lainnya. Di laut terbuka tidak ada solusi yang mudah bagi jenis eksternalitas ini. Tetapi

pada situasi pantai dimana hak kepemilikan dapat ditetapkan secara efektif, dampak kerugian akibat

kelebihan tangkapan dapat dikurangi.

Gajah

Nilai konservasi potensial dari penekanan hak kepemilikan telah ditemukan oleh beberapa Negara

afrika yang mencoba untuk melindungi kawanan gajah mereka. Beberapa Negara Afrika tenggara

seperti Botswana, telah mengambil pendekatan yang berbeda dalam perlindungan gajah. Negara ini

mengijinkan desa-desa mereka untuk memanfaatkan kumpulan local gajah mereka dengan

memberikan hak untuk menjual ijin memburu gajah dalam jumlah terbatas dan mendorong mereka

untuk mengembangkan pariwisata di area perlindungan gajah. Secara esensial, Gajah telah dikonversi

menjadi milik pribadi dari desa, dimana sekarang memperoleh insentif untuk memaksimalkan nilai

dari asset ini. Populasi gajah telah berlipat ganda.

Biaya Tawar-Menawar dan Alokasi

Dalam kasus yang dicirikan oleh biaya transaksi atau biaya tawar-menawar yang tinggi, pemberian

hak kepemilikan dapat menghasilkan effect alokasi yang signifikan. Jika, seperti yang umumnya

menjadi kasus , Pembuangan keudara dan air diperlukan sebagai property umum , maka hal ini

seolah-olah memberikan hak pengunaan kepada setiap perusahaan. Perusahaan mungkin

menggunakan udara dan air di sekitarnya dengan cara apapun yang dipilihnya, dan biaya yang tinggi

akan mencegah perusahaan tersebut untuk menginternalisasi setiap biaya eksternal kedalam

keputusannya. Aktivitas yang memproduksi polusi dapat beroperasi pada tingkat yang lebih tinggi

daripada tingkat optimal kecuali diterapkan tipe mekanisme control yang spesifik.

Page 13: BAB 17.

Perpajakan

Dengan menciptakan pajak untuk barang-barang tertentu pada perusahaan yang menghasilkan

eksternalitas , Pemerintah dapat menyebabkan output perusahaan ini dikurangi , sehingga

mengalihkan sumber daya kepada penggunaan lain. Penyelesaian klasik masalah eksternalitas ini

pertama kali diperkenalkan pada tahun 1920an oleh A.C. Pigou. Meskipun hal tersebut telah

dimodifikasi sedemikian rupa , pajak menjadi satu jawaban standar yang diberikan kepada ekonom.

Masalah utama dari bagi para pembuat kebijakan adalah bagaimana mendapatkan informasi enpiris

yang cukup supaya struktur pajak yang tepat dapat diberlakukan. Sekali lagi MC dan MCS

mencerminkan biaya yang terkait dengan barang itu sendiri dan biaya marjinal social dari produksi

arang dan harga pasar dari arang ditunjukkan oleh P*.

Pemberlakuan pajak sebesar T akan mengurangi harga bersih yang diterima perusahaan menjadi P* -

T, dan pada harga tersebut perusahaan memilih untuk memproduksi Q’. pajak tersebut mengurangi

outputnya pada jumlah yang optimum secara social. Pada sisi Q timbul biaya marginal pribadi sebesar

P* - T, dan mengenakan biaya eksternal pada pembuat kacamata besar T per-unit. Pajak per-unit

tersebut persis sama dengan biaya tambahan yang manfaat oleh pembuat arang pada pembuat

kacamata. Masalahnya kemudian adalah bahwa pembuat peraturan harus memutuskan tingkat yang

tepat bagi pajak pigovian.

Membuat Model Peraturan Lingkungan

Bukannya memilih untuk mengenakan pajak, pemerintah dapat memakai strategi pengendalian

melalui peraturan.untuk membahas berbagai masalah yang berkaitan dengan desain pengendalian, kita

akan menggunakan suatu model sederhana dalam proses peraturan ini. Sumbu horizontal menunjukan

persentase pengurangan polusi lingkungan dari beberapa sumber dengan tingkat pencemaran dibawah

yang akan terjadi jika tidak ada peraturan sama sekali. Kurva MB menunjukan tambahan manfaat

sosial dengan mengurangi polusi tersebut sebesar satu unit. Manfaat tersebut bisa jadi berupa

perbaikan tingkat kesehatan, tersedianya tambahan tempat rekreasi, atau keindahan , dan meningkatan

peluang produksi bagi perusahaan lain. Kurva ini bertujuan untuk mencerminkan seluruh potensi

output yang bernilai sebagai mana yang terjadi pada kebanyakan aktivitas ekonomi, manfaat yang

timbul tersebut di asumsikan menampilkan tambahan hasil yang menurun-kurva MB memiliki

kemiringan yang menurun untuk mencerminkan facta bahwa manfaat marginal dari pengurangan

polusi tambahan, menurun seiring dengan penerapan control yang semakin kuat. Perbaikan tingkat

kesehatan yang di dapat dari pembersihan 0,001% polutan , oleh karena itu, di asumsikan kecil. Bisa

Page 14: BAB 17.

jadi hal itu adalah akibat dari kemampuan lingkungan yang dapat menangani sejumlah polutan secara

alami. Kurva MC pada gambar mencerminkan biaya marginal yang terjadi dalam usaha mengurangi

emisi lingkungan. Biaya ini meliputi laba yang hilang karena output yang lebih sedikit dan biaya

actual yang dikaitkan dengan penggunaan peralatan anti polusi. Slope positif dari kurva ini

mencerminkan asumsi umum berupa kenaiakan biaya marginal . mengendalikan 50 atau 60% dari

polutan pertama di asumsikan sebagai aktifitas yang biaya relative rendah, tetapi pengendalian

beberapa titik presentase yang terahir di asumsikan lebih banyak menuntut biaya.

Peraturan Yang Optimal

Dengan konfigurasi ini jelas R* adalah tingkat pengurangan polusi yang optimal. Untuk pengurangan

polusi kurang dari R* ( Katakan RL) , manfaat marginal yang di kaitkan dengan pengetatan

pengendalian lingkungan melebihi biaya marginal untuk mencapai tingkat polusi yang lebih rendah,

sehingga emisi pencemaran dikurangi lebih jauh lagi. Pengurangan yang melebihi R* juga tidak

efisien-pengendalian lingkungan dapat di laksanakan terlalu berlebihan. Pada RH , biaya marginal

pengendalian emisi melebihi manfaat marginal yang di peroleh, sehingga peraturan yang tidak seketat

itu mungkin lebih baik. Bagi para non ekonom, konsep bahwa terdapat tingkat polusi yang optimal

( yaitu R* kurang dari 100% )

Fee, Izin dan Pengendalian Langsung

Terdapat 3 cara umum dimana pengurangan R* dapat dicapai melalui kebijakan lingkungan .

pertama , pemerintah mungkin menerapkan tipe effluent fee pigovian sebesar F* untuk setiap persen

polusi yang tidak di kurangi. Menghadapi biaya yang demikian tersebut, perusahaan yang melakukan

polusi akan memilih tingkat pengurangan emisi yang optimal yaitu R*. pada pengurangan emisi

kurang dari R* , fee melebihi biaya marginal dari pencegahan polusi, sehingga perusahaan yang

memaksimalkan keuntungannya akan memilih pencegahan tersebut. Pengurangan emisi lebih dari R*

tidak akan menguntungkan, sehingga perusahaan akan memilih untuk membayar fee sebesar ( 100-

R*)% . hasil alokasi yang serupa akan dicapai jika peraturan pemerintah mengeluarkan izin bagi

perusahaan untuk memproduksi (100-R*)% dari tingkat emisi yang tidak di atur . dalam kasus ini,

pasar kompetitif bagi izin polusi menjamin bahwa tingkat pengurangan emisi yang optimal akan

dicapai biaya sosial yang minimal. Strategi peraturan yang ketiga adalah implementasi pengurangan

R* melalui pengendalian langsung . dalam kasus ini , yang cenderung sebagai salah satu cara yang

paling sering di ikuti di amerika serikat, perusahaan akan di beri tahu tingkat emisi yang di izinkan.

Pendekatan langsung semacam ini , dapat menduplikasi solusi alokasi yang di berikan oleh pajak

Page 15: BAB 17.

pigovian dan izin yang di perdagangkan . jika , seperti yang sering terjadi . pengendalian langsung

juga di ikuti oleh spesifikasi dari mekanisme yang detail dimana R* harus dicapai.

Ketidakpastian Dalam Pengaturan Lingkungan

Pendekatan bagi peraturan lingkungan yang sangat disederhanakan. Bagi banyak masalah lingkungan

actual , manfaat maupun biaya yang dikaitkan dengan berbagai pendekatan untuk pencegahan

mungkin kurang dipahami. Dalam banyak kasus , kettidakpastian terbesar akan ditemui dalam usaha

untuk mengevaluasi berbagai manfaat lingkungan. Karena manfaat tersebut umumnya adalah hal yang

akan terjadi dimasa depan, tidak hanya sulit untuk menaksirnya , tetapi juga penting untuk diputuskan

bagaimana mendiskonto kedalam bentuk nilai sekarang. Nilai sekarang dari manfaat sebesar $100

pada seratus tahun yang akan dating adalah sangat kecil dengan suku bunga yang masuk akal,

sehingga para pembuat kebijakan harus memutuskan apakah diskonto tersebut masuk akal dalam

aplikasi ini. Strategi biaya pemeliharaan lingkungan biasanya mudah diperkirakan.

Mengatur Emisi Pabrik Pembangkit Listrik

Sebagian besar pembangkit listrik diseluruh dunia menggunakan batu bara sebagai bahan bakar. Hasil

pembakaran ini menghasilkan emisi yang timbul dari berbagai produk sampingan yang tidak sehat.

Lebih penting lagi pembakaran mengkombinasikan sulfur pada batu bara dengan oksigen untuk

memproduksi asam sulfat. Polusi ini telah dikaitkan dengan timbulnya hujan asam yang merusak

danau dan hutan dibagiaan timur amerika serikat dan kanada. Masalah hujan asam tersebut bahkan

lebih hebat di eropa , dan efeknya telah ditemukan dibanyak wilayah rusia dan cina.

Peraturan Teknologi Produksi

Kebanyakan peraturan pabrik pembangkit listrik di amerika serikat mengikuti pendekatan pemerintah

dan kendalikan. Pada pendekatan ini, standar kualitas udara diterapkan oleh hukum, dan pabrik

tersebut diisyaratkan untuk memasang peralatan khusus yang memungkinkan mereka memenuhi

standar tersebut. Untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, kebanyakan pabrik energy yang besar

harus memasang scrub beers yang membersihkan sisa sisa tumpukan gas mereka.

Page 16: BAB 17.

Biaya Emisi

Suatu alternative pendekatan yang lebih efisien yang disukai lebih banyak ekonom adalah mengikuti

lebih banyak usulan pigou dengan mengenakan pajak pada pabrik pembangkit listrik karena emisi

mereka. Dengan mengenakan pajak tersebut, pemilik pabrik akan bebas untuk memilih teknologi

yang menjanjikan pengurangan emisi, dimana biaya marginal sama dengan atau lebiih dibandingkan

biaya ini. Simulasi computer dari efek ini menyarankan bahwa hal ini jauh lebih efektif dari segi

biaya. Penerapan pendekatan peraturan ini diameria serikat telah dihalangi oleh factor politik karena

salah satu cara yang efektif dari segi biaya dari pabrik adalah menggunakan batu bara yang rendah

sulfur yang ditambang dibarat, sehingga penerapannya menyebabkan terjadinya pengurangan besar

besaran pada pekerja tambang di timur. Dengan persyaratan scrubber , pertambangan batubara ditimur

dapat tersu digunakan.

Perdagangan Emisi

Amandemen peraturan udara bersih ( clean air act-CAC) pada tahun 1990 mencangkup semua inofasi

pada prosedur CAC yang digunakan di amerika serikat. Pada rencana baru ini , pabrik pembangkit

listrik yang mengurangi tingkat polusi mereka dibawah yang telah di tentukan oleh standar kualitas

udara akan mendapat kredit karena melakukan hal tersebut. Mereka kemudian di izinkan untuk

menjual kredit ini kepada perusahaan lain. Perusahaan yang membeli kredit tersebut dapat melebihi

standar kualitas udara sampai sebesar kredit tersebut. Secara efektif, pembeli dari kredit tersebut

memsubsidi biaya peralatan dari perusahaan yang menjual. Secara prinsip , hal ini seharusnya , secara

keseluruhan , mengurangi biaya yang di kaitkan dengan pencapaian standar kualitas udara, karena

perusahaan tersebut dapat mencapai tambahan pengurangan pada tingkat dimana biaya marginal

terendah. Hasil studi yang terdahulu tentang perdagangan emisi menyatakan bahwa penghematan

biaya kira-kira 50% dari yang bisa dicapai pada kerangka CAC.

Contoh Pemanasan Global

Sebagian besar peringatan tentang ketidakpastian dalam peraturan lingkungan tergambar pada

perdebatan yang sedang hangat tentang kemungkinan emisi karbon menyebabkan pemanasan global.

Pada dasarnya , hal ini merupakan masalah lingkungan dimana terdapat ketidakpastiaan ilmiah yang

penting. Model atmosfer bumi yang ada saat ini tidak cukup untuk menjelaskan secara baik

bagaimana emisi carbon dapat meningkatkat temperature global, atau dapat memperbaiki teori mereka

dengan data actual. Sehingga , terdapat ketidakpastiaan beberapa keuntungan jangka panjang dalam

pengendalian emisi karbon. Terdapat kesepakatan bahwa sesuatu harus di lakukan , tetapi terlalu

banyak perselisihan atau ketidaksetujuan mengenai pentingnya langkah langkah tersebut. Evaluasi

Page 17: BAB 17.

biaya yang terkait dengan adopsi strategi untuk menghalangi emisi karbon juga melibatkan banyak

ketidakpastiaan. Disini ketidakpastiaan terutama berasal dari seluruh efek inklusif yang mungkin

berasal dari berbagai restriksi. Sebagai contoh , seseorang menyarankan suatu pendekatan untuk

mencapai pengurangan emisi karbon dengan mengenakan pajak pada emisi tersebut. Karena ekonomi

modern menggunakan banyak sekali variasi sumber daya energy , evaluasi dampak pajak semacam itu

akan membutuhkan pemodelan atas sejulah besar kemungkinan reaksi terhadap pengenaan pajak

tersebut.

Barang Publik

Aktivitas pemerintah dapat mempunyai eksternalitas yang penting. Seluruh warga Negara akan

merasakan manfaat atas berbagai barang yang dibeli oleh pemerintah. Contohnya salah satu fungsi

utama dari seluruh pemerintah adalah penyediaan pertahanan umum. Seluruh masyarakat

mendapatkan manfaat dari hal ini , apakah mereka membayar pajak atau tidak. Lebih umum lagi,

pemerintah menetapkan sesuatu seperti UU hak milik dan hukum kontrak yang menciptakan

lingkungan hukum dimana transaksi ekonomi terjadi. Keuntungan yang timbul dari keuntungan ini ,

sekali lagi dinikmati oleh seluruh masyarakat. Salah satu cara merangkum observasi ini adalah dengan

menyimpulkan bahwa pemerintah menyediakan banyak barang public kepada masyarakatnya.

Pemerintah tidak berbeda jauh dari organisasi lain seperti serikat pekerja, asosiasi professional, atau

bahkan perkumpulan seperti klub mahasiswa.

Atribut Barang Public

Tujuan definisi tersebut adalah untuk mebedakan antara barang yang secara alami merupakan barang

public dengan barang yang cocok unuk pasar komersial. Definisi barang public yang paling umum

menekankan pada dua atribut yang kelihatannya menjadi karakteristik dari banyak barang yang

diproduksi pemerintah.

Page 18: BAB 17.

Non-eksklusivitas

Salah satu sifat yang membedakan barang public dengan barang lain adalah apakah orang dapat

dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi, pengecualian

tentu saja sangat dimungkinkan. Dalam berbagai kasus, pengecualian bisa sangat mahal atau tidak

mungkin. Pertahanan nasional merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk,

setiap orang dinegara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang nonekslusif ini

dapat dilawankan dengan barang konsumsi pribadi yang eklusif ( seperti mobil atau film ) dimana

pengecualiaan merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi

tersebut tidak menerima jasa yang di janjikan oleh barang tersebut.

Non-Rivalitas

Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang public adalah non rifalitas. Non rifalitas adalah barang

dimana manfaat nya dapat diberikan bagi pengguna tambahan dengan biaya marginal nol. Pada

sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi membutuhkan jumlah biaya produksi marginal.

Kategori Barang Publik

Konsep non-eklusif dan non rivalitas dalam beberapa hal saling berhubungan, banyak barang yang

noneklusif juga nonpersaingan.

Konsep ini tidak identik. Beberapa barang memiliki satu sifat tetapi tidak mempunyai sifat yang

lainnya.

Tabel 17.1 mencerminkan klasifikasi silang atas kemungkinan untuk dan rivalitasnya. Beberapa

contoh barang yang cocok pada setiap katagori ditampilkan. Banyak dari contoh dalam kontak ini

selain sudut kiri atas tabel (barang pribadi yang bersifat rival dan eksklusif) seringkali di produksi

oleh swasta yaitu jembatan pribadi, kolam renang, dan jalan raya sehingga konsumen harus membayar

untuk menggunakan meskipun hal ini melibatkan biaya marjinal nol. Orang yang tidak membayar

dapat dikecualikan dari konsumsi barang barang ini, sehingga perusahaan swasta menanggung

biayanya. Namun demikian,bahkan dalam kasus ini alokasi sumberdaya yang dihasilkan tetap tidak

efisien karena harga akan melebihi biaya marjinal.

Page 19: BAB 17.

Untuk penyerhanaan kita akan mendefinisikan barang publik (public goods) yang

mempunyai kedua sifat atau karakter tersebut pada tabel 17.1. sehingga, barang barang yang

memberikan keuntungan non eksklusif dan dapat disediakan kepada satu pemakai lagi pada tingkat

biaya marjinal nol. Barang publik bersifat noneksklusif maupun nonpersaingan.

Barang publik dan Kegagalan Pasar

Definisi kita mengenai barang publik menjelaskan mengapa pasar swasta mungkin tidak

memproduksinya dalam jumlah yang cukup. Untuk barang pribadi yang eksklusif, pembeli dari

barang tersebut dapat menikmati seluruh manfaat dari barang itu. Jika smith memakan sepotong

daging ayam, misalnya, beraarti potongaan daging ayam tersebut tidak memberikan manfaat bagi

jones. Sumberdaya yang digunakan untuk memproduksi potongan ayam dapat disimpulkan hanya

memberikan kontribusi bagi kesejahteraan smith saja, dan dia mau membayar berapapun nilainya.

Bagi barang publik, hal ini bukan merupakan masalah. Dalam membeli barang publik, setiap

orang tidak akan dapat menikmati seluruh manfaat yang ditawarkan oleh abrang tersebut. Karena

orang lain tidak dapat dikecualikan untuk menikmati manfaat dari barang tersebut, dan karena orang

lain dapat menggunakan barang itu tanpa biaya, manfaat potensial pada masyarakat dari barang publik

akan melebihi manfaat yang diperoleh oleh pembeli tunggal. Namun demikian, pembeli tidak akan

memperhitungkan manfaat potensial dari pembelian ini untuk orang lain ke dalam pengambilan

keputusan pengeluarannya. Konsekuensinya, pasar swasta akan cenderung kurang dalam

mengalokasikan (underallocate) barang publik.

Penyajian grafis

Masalah yang timbul oleh sifat barang publik dapat ditunjukan dengan analisis keseimbangan parsial

yang membahas kurva permintaan berkaitan dengan barang tersebut. Dalam kasus barang pribadi, kita

dapatmemperoleh kurva permintaan pasar (lihat bab 4 ) dengan menjumlahkanpermintaan.

Gambar 17.4

Semua orang secara horizontal. Pada setiap harga, kuanntitas yang diminta oleh setiap orang

dijumlahkan untuk menghitung kuantitas total yang diminta pasar. Kurva permintaan pasar

menunjukan evaluasi marjinal yang diberikan orang pada unit tambahan output. Bagi barang publik

Page 20: BAB 17.

(dimana disediakan dalam kuantitas yang kurang lebih sama bagi setiap orang) kita harus

menambahkan permintaan individu secara vertikal. Untuk menemukan bagaimana masyarakat menilai

beberapa tingkat produksi dari produksi barang publik, kita harus menanyakan bagaimana setiap

orang menilai kuantitas output ini dan kemudian kita menambahkan semua hasil dari penilaian

tersebut.

Ide ini dicerminkan pada gambar 17.4 untuk situasi dengan dua orang. Kurva total permintaan

bagi barang publik adalah penjumlahan vertikal dari kurva permintaan masing masing individu. Setiap

titik pada kurva mencerminkan bagaimana individu 1 dan individu 2 bersama sama bersedia

membayar barang publik untuk tingkat produksi tertentu. Memproduksi satu unit barang publik lebih

banyak akan menghasilkan keuntungan ini, kita harus menjumlahkan penilaian harga pada setiap

orang atas barang ini. Hal ini ditunjukan pada gambar 17.4 dengan menambahkan berapa yang

bersedia dibayar oleh individu 1 dan berapa yang bersedia dibayarakan oleh individu II. Pada pasar

privat, di lain pihak, produksi satu tambahan unit hanya menguntungkan orang yang benar benar

mengkonsumsinya. Karena kurva permintaan setiap orang pada gambar 17.4 berada dibawah

permintaan total dari barang publik, tidak ada pembeli tunggal yang mau untuk membayar barang

tersebut seharga keseluruhan nilainya bagi masyarakat. Sehingga, dalam banyak kasus pasar swasta

dapat menilai terlalu rendah (undervalue) manfaat dari barang publik karena mereka tidak

memperhitungkan eksternalitas dari barang yang diciptakan. Akibatnya, sumberdaya akan

dialokasikan lebih rendah daripada potensi manfaatnya bagi masyarakat.

Solusi sukarela untuk barang publik

Karena barang publik tidak dapat diperdagangkan secara efisien dipasar kompetitif, sejumlah ekonom

telah menguji bagaimana barang tersebut dapat disediakan oleh pemerintah dan dibiayai oleh pajak.

Sebuah pendekatan meneliti apakah alokasi sumberdaya yang efisien untuk barang publik dapat

secara sukarela; yaitu orang akan setuju untuk dipajaki untuk dipertukarkan dengan manfaat yang

diberikan oleh barang publik. Mungkin yang pertama kali menyatakan tentang kemungkinan

timbulnya suatu

Gambar 17.5

Keseimbangan adalah seorang ekonom swedia yaitu Erik Lindahl pada tahun 1919. Argumentasi

Lindahl dapat diilustrasikan secara grafis untuk masyarakat dengan hanya ada dua individu (sekali

lagi contohnya smith dan jones). Pada gambar 17.5, kurva SS menunjukan permintaan smith untuk

Page 21: BAB 17.

jenis barang publik tertentu. Dibandingkan menggunakan harga dari barang publik sumbu vertikal,

kita mengasumsikan bahwa bagian biaya barang publik yang harus dibayar oleh smith harus

bervariasi dari 0% s/d 100%. Slope negatif SS menunjukan bahwa pada harga pajak barang publik

yang lebih tinggi, smith akan meminta barang publik tersebut dalam jumlah yang sedikit.

Permintaan jones akan barang publik diturunkan dengan cara hampir sama. Sekarang, kita

mencatat proporsi yang dibayar oleh jones pada sumbu vertikal disebelah kanan pada gambar 17.5

dan membalik skala sehingga pergerakan kearak atas sumbu akan menghasilkan harga pajak yang

lebih rendah. Dengan konvensi ini, permintaan jones untuk barang publik (JJ) mempunyai slope

positif.

Keseimbangan Lindahl

Kedua kurva permintaan pada gambar 17.5 berpotongan di titik C, dengan tingkat output 0E untuk

baragn publik. Pada tingkat output ini smith mau membayar, katakan 60% dari biaya barang

sedangkan jones membayar 40%. Sehingga titik C adalah titik ekuilibrium yang disarankan oleh

argumen berikut ini. Untuk tingkat output kurang dari 0E, kombinasi kedua orang tersebut masih

bersedia membayar lebih daripada 100% dari biaya barang publik. Mereka akan memilih untuk

menaikan tingkat produksi (tetapi lihat peringatan atas kalimat ini pada sesi berikutnya). Untuk

tingkat output lebih dari 0E,kedua orang tersebut tidak akan bersedia membayar biaya total dari

barang publik yang diproduksi dan dapat memilih untuk mengurangi jumlah barang publik yang

disediakan. Hanya pada tingkat output 0E terjadi keseimbangan Lindahl (lindahl equilibrium) dimana

bagian pajak secara tepat akan membayar tingkat produksi barang publik yang dilakukan oleh

pemerintah.

Alokasi kewajiban pajak ini tidak hanya menghasilkan keseimbangan dalam permintaan

individu akan barang publik, tetapi hal itu juga dimungkinkan untuk menunjukan bahwa

keseimbangan ini efisien. Pembagian pajak yang dikenalkan oleh solusi Lindahl bagi masalah barang

publik memainkan peran “harga bayangan (psuedo prices)” yang meniru berfungsinya sistem harga

pada pasar persaingan sempurna untuk mencapai efisiensi. Sayangnya, berdasarkan alasan alasan

yang akan kita bahas sekarang solusi ini tidak begitu realistik.

Page 22: BAB 17.

Menemukan Permintaaan akan barang Publik : masalah

penumpang gratis

Menurunkan solusi lindahl membutuhkan pengetahuan tentang pembagian pajak optimal bagi setiap

individu. Suatu masalah utama timbul tentang bagaimana data tersebut dapat dikumpulkan .

meskipun, melalui pola pemilihan mereka, individu mungkin memberikan beberapa informasi

mengenai preferensi pada akan barang publik (topik yang akan kita bahas pada bab berikutnya),

informasi tersebut biasanya masih terlalu kasar untuk memungkinkan pembagian pajak Lindahl dapat

dihitung. Sebagai suatu alternatif, pemerintah mungkin dapat bertanya kepada individu berapa banyak

yang bersedia mereka bayarkan untuk sekelompok barang publik tertentu, tetapi hasil jajak pendapat

ini mungkin sangat tidak akurat . dalam menjawab pertanyaan tersebut, orang mungkin merasa bahwa

mereka sebaiknya mengatakan bahwa kepuasannya kurang dari kepuasan yang sesungguhnya karena

ssangat diharuskan untuk mereka dalam bentuk pajak. Dari sudut pandang setiap orang, strategi yang

tepat adalah dengan mengatakan bahwa kesukaannya lebih rendah dari kesukaan yang sebenarnya

dengan harapan agar orang lain yang akan menanggung beban pajak. Karena tidak seorang pun dapat

dikecualikan untuk menikmati manfaat dari barang publik, posisi yang terenak untuk ditempati adalah

sebagai penumpang gratis atau free rider. Setiap orang, dengan bertindak sebagai atas kepentingan

meraka massing masing, dapat meyakinkan bahwa massyarakat menilai terlalu rendah permintaan

untuk barang publikdan mengalokasikan sumberdaya kurang dari yang seharusnya untuk produksi

barang publik tersebut.

Masalah free rider timbul diseluruh organisasi yang memberikan barang kolektif kepada

anggota mereka. Sebagai contoh, serikat pekerja secara umum mampu mendapatkan upah dan kondisi

kerja yang lebih baik dalam pabrik pabrik yang memiliki serikat pekerja. Para pekerja pabrik tersebut

mendapat intensif untuk menikmati manfaat dari perserikatan dan pada waktu yang bersamaan

menolak untuk membayar iuran. Untuk memerangi masalah free rider, serikat pekerja seringkali

memaksakan agar semua pekerja menjadi anggota serikat. Masalah yang mirip timbul dalam

pengumpulan donor darah atas dasar sukarela. Karena orang tahu bahwa mereka akan memperoleh

darah sebanyak yang mereka butuhkan jika mereka harus diopname, kecenderungannya adalah

menjadi free rider dan menolak untuk mendonor. Bahkan, dalam rumah anda, mungkin anda

memberikan pernyataaan yang merendahkan keinginan anda yang sebenarnya terhadap ruangan

bersih dengan harapan orang lain yang akan membersihkannya. Aplikasi 17.4 : penyiaran publik

membahas alasan alasan pengumpulan dana yang kelihatannya tidak akan pernah berhenti melalui

siaran radio atau televisi.

Page 23: BAB 17.

Aplikasi 17.4

Penyiaran Publik

Pembentukan perusahaan penyiaran radio dan televisi publik diamerika serikat pada tahun 1960-an

dipandang sebagai suatu revolusi dalam desain media. Bukannya dibiayai sendiri oleh pemerintah

(seperti terjadi dibanyak negara), televisi dan radio di amerika serikat terutama dimaksudkan agar

disokong oleh pendengar dan pemirsa melalui kontribusi secara sukarela

Apakah penyiaran publik adalah barang publik?

Penyiaran televisi dan radio di udara kelihatannya memenuhi definisi dari barang publik. Penyiaran

adalah noneksklusif dimana tidak ada pendengar atau pemirsa yg dapat dikecualikan untuk

menggunakan siarannya. Dan barang tersebut nonrivalitas karena biaya tidak akan meningkat jika

satutambahan pemakai menggunakan saluran itu. Namun,menjamurnya pasar televisi maupun radio

seharusnya tidak tergesa gesa disimpulkan bahwa penyiaran tersebut diproduksi kurang dari yang

seharusnya (underproduced).

Hubungan yang saling melengkapi antara iklan dan penyiaran mengurangi maslaah yang

ditimbulkan oleh sifat barang publik penyiaran. Dipandang sebagai mekanisme untuk mengantarkan

pesan iklan, penyiaran bersifat eksklusif (yang tidak membayar tidak dapat mengiklankan) dan rival

(ketika satu iklan membeli slot waktu, yang lain tidak bisa menggunakannya). Sehingga, kurangnya

penyediaan penyiaran, secara umum, tampaknya tidak dimungkinkan. Sebaliknya, logika dari

penyiaran publik harus didasarkan atas konsep bahwa tipe program tertentu (acara untuk anak

anak,budaya atau masalah publik) akan tidak menarik bagi para pemasang iklan sehingga kurang

tersedia di pasar swasta. Pragram acaraseperti itulah yang dimaksudkan untuk dibantu oleh

pemerintah dan kontribusi publik secara sukarela.

Konsekuensi dari free rider

Sayang sekali, masalah free rider yang biasa terdapat dalam kebanyakan barang publik telah

cenderung untuk melemahkan dukungan sukarela ini. Menurut sebagian besar perkiraan, kurang dari

10% pemirsa televisi publik memberikan kontribusi sukarela. Kurang lebih persentase yang sama juga

berlaku dalam radio publik ? meskipun penyiar telah mencoba untuk mendorong kontribusi melalui

kampanye pengumpulan dana yg ekstensif dan lebih memberi tekanan yang membuat para

nonkontributor merasa bersalah, hal ini hanya memberikan sukses yang kecil. Sehingga, penyiaran

publik harus semakin banyak mengandalkan iklan-sumber dana yang dianggap berlawanan dengan

filosofinya. Saat ini, kebanyakan pertunjukan televisi publik diawali oleh serangkaian pesan iklan

yang singkat dan pemirsa diingatkan lagi pada akhir acara . radio publik menghadapi tekanan yang

Page 24: BAB 17.

lebih kecil untuk beriklan , tetapi dalam kasus ini juga waktu yang dicurahkan untuk iklan semakin

panjang pada tahun tahun ini.

Teknologi dan televisi publik

Situasi dari televisi publik telah diperburuk akhir akhir ini oleh menyebarnya tv kabel. Karena akses

televisi kabel telah meningkatkan pilihan saluran secara subtansial, pernyataan bahwa terdapat

wilayah preferensi pemirsa yg belum tersentuh yang dapat dilayani oleh televisi publik menjadi tidak

pasti. Pertunjukan televisi publik menjadi tidak bisa dibedakan dengan televisi yang ditawarkan oleh

jaringan kabel komersial seperti A&E, The Learning Chanel<History Channel dan house and garden.

Tentu saja, jaringan baru ini telah semakin berkompetisi dengan televisi publik untuk pertunjukan

yang sama, menarik beberapa penawaran populer ke dalam spot komersial. Dukungan sukarela untuk

televisi publik telah menurun (paling tidak pada beberapa area) dan kelayakan jangka panjang dari

“barang Publik” ini tetap diragukan

Bahan diskusi

1. Apakah terdapat konflik antara apa yang didukung oleh pemasang iklan dengan aoa yang ingi

dilihat oleh pemirsa di televisi?

2. Dibanyak negara, penyiaran publik didukung melalui pajak langsung. Apakah hal ini

menyelesaikan masalah free riders? Apakah dukungan langsung pemerintah akan

meningkatkan kesejahteraan?

Kewajiban Pajak

Secara umum masalah free rider dapat diselesaikan hanya dengan semacam pemaksaan. Kewajiban ni

dapat timbul karena solidaritas group atau kebanggan publik, atau kewajiban tersebut mungkin

membutuhkan penekanan hukum. Untuk pemerintah, kepentingan mempajaki orang untuk memaksa

mereka membayar jasa publik, adalah hal yang tidak dapat dihindari, dan beberapa skema pilihan

telah diusulkan yang mengumpukan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk mencapai

keseimbangan Lindahl. Tidak ada satupun dari usulan tersebut yang menawarkan solusi efektif bagi

masalah free rider.

Barang Publik Lokal

Beberapa ekonom menyatakan bahwa masalah barang publik tersebut mungkin lebih menarik pada

tingkat lokal dibandingkan tingkat nasional. Karena para individu relatif bebas untuk berpindah dari

satu lokasi ke lokasi lain mereka dapat memberikan sinyal atas pilihan mereka bagi barang publik

Page 25: BAB 17.

lokal dengan memilih untuk tinggal pada komunitas yang menawarkan paket kepuasan maksimal dari

kelompok barang publik yang kena pajak. Menentukan tempat untuk tinggal menjad suatu mekanisme

untuk menyatakan permintaan atas barang publik dengan cara yang sangat serupa dengan pilihan uang

(dollar voting) yang menyingkap pilihan atas barang pribadi. Orang yang menginginkan kualitas

sekolah yang tinggi atau perlindungan tingkat tinggi dari polisi dapat “membayar” hal tersebut dengan

memilih untuk tinggal di komunitas yang pajaknya tinggi. Mereka yang tidak suka untuk menerima

manfaat tersebut dapat memilih untuk tinggal di tempat lain. Observasi ini menyatakan bahwa

beberapa desentralisasi dari fungsi pemerintah mungkin menarik untuk diperimbangkan.

Pemilihan langsung dan alokasi sumberdaya

Pemilihan (voting) digunakan untuk mengambi keputusan atas berbagai masalah alokasi sumberdaya

dibanyak institusi . dalam beberapa kasus, orang memilih secara langsung (direct voting) atas

berbagai masalah kebijakan. Hal tersebut merupakan yang terjadi pada rapat dikota New England dan

berbagia referendum di tingkat negara bagian (seperti yang akan dibahas pada aplikasi 17.5) dan juga

pada banyak kebijakan publik yang diadopsi di Swiss. Pemilihan langsubg (direct voting) juga

menjadi karakter dari prosedur keputusan sosial yang digunakan bagi banyak group kecil dan klub

seperti kerjasama antar petani, fakultas di perguruan tinggi, atau rotary club lokal. Pada kasus lain,

masyarakat telah menemukan bahwa akan lebih mudah untuk menggunakan bentuk perwakilan atas

pemerintah dimana orang secara langsung memilih (directly vote) hanya untuk perwakilan politik,

yang kemudian diberi tugas untuk mengambil keputusan atas berbagai masalah kebijakan.

Untuk mempelajari bagaimana pilihan publik dibuat, kita mulai dengan suatu analisis atas

pilihan langsung. Pemilihan langsung adalah penting, tidak hanya karena prosedur yang demikian

dapaat diaplikasikan pada beberapa kasus, tetapi juga karena para wakil yang terpilih seringkali

terlibat dalam pemilihan langsung (seperti kongres USA) dan teori ang akan kita ilustrasikan dapat

diterapkan juga pada contoh tersebut. Selanjutnya pada bab ini kita akan membahas maslah khusus

dari perwakilan pemerintahan perwakilan.

Peraturan Mayoritas

Karena begitu banyak pemilihan yang dilaksanakan oleh kelompok mayoritas yang memimpin, kita

sering cenderung beranggapan bahwa prosedur tersebut adalah suatu yang alami, dan mungkin,

sesuatu yang optimal untuk membuat pilihan sosiall. Tetapi suatu pengujian sederhana menyimpulkan

bahwa aturan yang menyatakan bahwa 50% dari total suara harus didapatkan untuk mengadopsi suatu

kebijakan bukanlah merupakan hal yang sakral. Pada Konstitusi Amerika Serikat, contohnya, dua

Page 26: BAB 17.

pertiga dari negara bagian harus mengadopsi amandemen sebelum suatu kebijakan dijadikan hukum.

Dan 60% dari senat USA haruss memilih untuk membatasi perdebatan ISU yang kontroversial. Tentu

saja, dalam beberapa institusi (rapat Quaker,contohnya), persetujuan yang bulat dari semua pihak

mungkin diperlukan bagi keputusan sosial. Diskusi kita tentang konsep keseimbangan Lindahl

menyatakan bahwa jelas terdapat distribusi atas bagian pajak yang akan memperoleh dukungan dalam

voting untuk barang publik. Tetapi untuk sampai pada persetujuan bulat tersebut terdapat masalah

informasi yang sulit dan mungkin karena rencana strategis dan perilaku free rider oleh pemilih

terlibat. Untuk membahassecara detail kekuatan kekuatan yang mengarah masyarakat untuk menjauh

dari persetujuan bersama dan memilih beberapa fraksi lain yang menentukan akan membawa kita

menjauh dari pembahasan buku ini. Kita mengasumsikan dalam seluruh diskusi kita bahwa pemilihan

keputusan dibuat oleh mayoritas utama. Anda mungkin dapat berfikir beberapa situas mungkin terjadi

bagi proporsi pengambilan keputusan selain 50%.

Paradoks voting

Pada tahun 1780-an teoritikus sosial dari prancis, M. De Condorcet, meneliti keganjilan penting

dalam sistem voting dengan suaara terbanyak – sistem tersebut mungkin tidak mencapai suatu

keseimbangan tetapi mungkin hanya berputarputar diantara pilihan alternaatif. Paradoks Condorcerts

digambarkan dengan contoh sederhana pada tabel 17.2. misalkan terdapat 3 pemilih (smith,jones dan

fudd) memilih diantara tiga pilihan kebijakan. Pilihan kebijakan ini mencerminkan tiga tingkat

pengeluaran pada barang publik tertentu (a=sedikit, b= sedang, c= banyak). Preferensi dari smith,

jones, dan fudd diantara tiga pilihan kebijakan tersebut diindikasikan oleh daftar urutan tabel.

Contohnya, smith lebih menykai pilihan a daripada b, dan lebih menyukai pilihan b daripada c, tetapi

jones ebih memilih b daripada c, dan memilih c daripada a, preferensi tersebut digambarkan pada

tabel 17.2 menimbulkan paradoks condorcets

Perhatikan suatu pilihan antara opsi A dan B. Opsi A akan menang, karena pilihan tersebut

disenangi oleh smith dan fudd, dan hanya akan ditentang oleh jones. Dalam memilih antara opsi

Aatau C, opsi C akan menang karena dua pemilih lawan satu. Tetapi dalam memilih opsi c atau B, C

akan kalah , dan konsekuensina pilihan sosial akan berputar. Dalam pelaksanaan pilihan berikutnya,

setiap pilihan yang awalnya telah diputuskan bisa saja kemudian akan dikalahkan oleh suatu

alternatif, dan tidak ada keputusan yang dapat dicapai. Pada situasi, opsi yang akhirnya dipilih akan

tergantung pada isu yang sebelumnya tampak tidak penting, seperti ketika pemungutan suara

dihentikan atau bagaimana berbagai masalah durutkan pada suatu agenda dan bukan duiraikan dengan

cara yang rasional atas dasar preferensi para pemilih.

Page 27: BAB 17.

Preferensi satu puncak dan teorema pemilih median

Paradoks pemilihan condorcets timbul karena derajat ketidaksesuaian dalam preferensi para pemilih.

Kita mungkin bertanya apakah pembatasan pada tipe preferensi yang diinginkan akan menghasilkan

situasi dimana output keseimbangan voting lebih cenderung untuk tercapai. Hasil fundamental tentang

probabilitas ini ditemukan oleh duncan black pada tahun 1948. Black menunjukan bahwa

keseimbangan pemilihan dapat selalu terjadi pada kasus dimana isu yang dikemukakan ke voting

adalah satu dimensi ( seperti berapa banyak pengeluaran pada barang publik) dan dimana preferensi

para pemilih adalah satu puncak (single peaked)

Untuk memahami arti dari satu puncak, perhatikan lagi paradoks condorcets. Pada gambar

17.6 kita mengilustrasikan preferensi tersebut yang menimbulkan paradoks dengan memberikan

hipotesa tingkat kepuasan pada opsi a,b,dan c yang konsisten dengan preferensi yang dicatat pada

tabel 17.2 . bagi smith dan jonesm preferensi adalah satu puncak seperti kenaikan tingkat pengeluaran

barang publik, terdapat hanya satu pilihan kenaikan tingkat pengeluaran barang publik, terdapat hanya

satu plihan memaksimalisasi kepuasan lokal.

KETENTUAN PEMBATASAN PAJAK

Proposition 13 dari California

Ide pembatasan pajak sebagai besar berasal dari California dengan dikeluarkannyaProposition 13 pada

tahun 1977. Inisiatif pemilihan ini, yang disahkan dengan marjin dua banding satu, mensyaratkan

bahwa property di California dipajaki dengan tingkat maksimum sebesar 1 persen dari nilai pasar

yang wajar pada tahun 1975 dan mengenakan batas yang tegaskan terhadap peningkatan pajak di

masa depan. Hal tersebut menghasikan penurunan pendapatan pajak property local hamper 60 persen

antara tahun fiscal 1978 dan 1979.

Dua hipotensi telah diusulkan untuk menjelaskan mengapa pemilih meminta suatu perubahan drastis

dalam kebijakan. Yang pertama memandang proposition 13 sebagai sebuah permintaan untuk

mengubah sumber pendapatan pajak lokal. Hipotensi kedua memandang Proposition 13 sebagai

pernyataan oleh pemilih bahwa pemerintah lokal telah tumbuh terlalu besar dan pemilih tersebut ingin

memotongnya kembali.

Page 28: BAB 17.

Pemilih di California telah meningkatkanpajak Negara bagian lain dan beberapa sumber pendapatan

lokal lainnya, dan sementara itu memotong pajak properti lokal.tetapi juga terdapat bukti bahwa

pengeluaran secara signifikan lebih rendah dari yang akan terjadi apabila Proposition 13 tidak ada.

Massachusetts dan Michigan

Bukti dari studi tentang inisatif pembatasan pajak lainnya cenderung agak kontradiktif dengan

motivasi para pemilih. Contohnya, Ladd dan Wilson mengunakan data survey pribadi untuk

membagas pola pemilih di Massachusetts dalam hubungannya dengan pemberlakuan “Proposisi 21/2”

pada tahun 1980 – suatu proposal yang sangat mirip dengan Proposal 13.2 tetapi para pemilih takut

kehilangannya jasa “vital” dan kelihatannya tidak ingin pemotongan besar. Sebaliknya, mereka lebih

suka “efisiensi yang lebih besar” dalam pemerintahan tetapi kelihatannya agak bingung dalam

menentukan kebijakan actual apa yang mungkin dibutuhkan. Kesimpulan yang hampir sama diperoleh

dengan mempelajari opini para pemilih dalam hubungannya dengan pemilihan di Michigan pada

“Headler Amendment” untuk membatasi pajak Negara.

Home Rule di Illinois

Suatu studi tentang keputusan komunitas di Illnois untuk mengadopsi “Home Rule” yang

mengakibatkan penghapusan batasan pengeluaran tingkat Negara bagian, memberikan penjelasan

tambahan mengenain motivasi dari para pemilih.3

Preferensi Fudd, di lain pihak mempunyai dua puncak (A dan C). Preferensi ini yang membuat

terjadinya pola perputaran pemilihan. Jika Fudd mempunyai preferensi yang dicerminkan oleh garis

putus-putus pada gambar 17.6 (dimana C sekarang menjadi satu-satunya puncak lokal), tidak akan

terjadi paradoks. Dalam kasus tersebut, opsi B akan dipilih karena opsi tersebut akan mengalahkan A

dan C dengan pemilihan 2 banding 1. Di sini B merupakan pilihan yang disukai oleh pemilih median

(Jones) yang preferensinya berada “di antara” preferensi Smith dan preferensi oposan Fudd.

Hasil dari Black cukup umum dan dapat diterapkan pada berapa pun jumlah pemilih. Jika pilihan

adalah satu dimensi dan preferensi merupakan satu puncak, aturan mayoritas akan menghasilkan

pilihan proyek yang paling disukai oleh pemilih median (median voter). Sehingga preferensi pemilih

akan ditentukan oleh pilihan social yang dibuat.

Aplikasi 17.5

Page 29: BAB 17.

kepuasan

fudd

fudd (alternatif)

jones

smith

A B C Kuantitas barang public

Gambar ini mengilustrasikan preferensi pada tabel 17.2 dari Smint dan Jones merupakan satu puncak,

tetapi Fudd mempunyai dua puncak, dan hal ini menghasilkan paradoks pemilihan. Jika Fudd’s

mempunyai satu puncak (garis putus-putus), opsi B akan dipilih sebagai preferensi pilihan dari

pemilihan median (Jones).

INTENSITAS PREFERENSI, LOGROLLING, dan ALOKASI

SUMBERDAYA YANG EFISIEN

Tabel 17.3 dapat dihentikan melalui perdagangan (logrolling) suara. Misalkan pemilihan 1 dan 5

setuju untuk memperdagangkan suaranya, dimana pemilih 1 setuju untuk menentukan proyek B, dan

pemilih 5 akan menentang proyek A. perdagangan semacam itu membuat kedua orang menjadi lebih

baik daripada mereka menerima kedua proyek tersebut. Dengan perdagangan suara, kedua proyek

akan gagal dengan tiga suara melawan dua.16

Page 30: BAB 17.

Tabel 17.3 Intensitas Preferensi dan Logrolling

Perolehan atau Kehilangan Kepuasan

Pemilihan Proyek A Proyek B Proyek C

1 - 2 2

2 -5 6 6

3 3 2 10

4 3 -5 -5

5 3 -7 -7

Namun tidak seperti perdagangan sukarela di pasar kompotitif, perdagangan suara tidak menjanjikan

optimalitas Pareto. Tidak seluruh proyek yang memberikan manfaat akan diterim, dan tidak semua

proyek yang merugikan akan ditolak. Perhatikan pilihan dua arah antara proyek A dan C. dalam kasus

itu, pemilih 1 dan 5 tetap dapat memperdagangkan suara secara menguntungkan.meyakinkan bahwa

baik proyek A (tidak diinginkan) dan proyek C (diinginkan) di tolak.

Seperti yang dinyatakan oleh contoh ini, tidak ada hubungan yang sangat erat antara konsep

perdagangan bebas dalam voting dan memperoleh alokasi sumberdaya yang efisien. Tidak ada teori

efisien umum tentang memperdagangkan suara dan alokasi sumberdaya.

Pemerintahan dengan Perwakilan

Situasi ini bahkan dibuat lebih kompleks oleh kenyataan bahwa kebanyakan keputusan pemerintahan

dibuat di badan di badan legislatif oleh perwakilan yang diplih. Sehingga, para individu seringkali

memilih secara langsung hanya untuk kandidat, tidak untuk kebijakan. Observasi ini menyatakan

bahwa sejumlah perhatian tambahan tentang hubungan antara pemilihan (voting) dan alokasi

sumberdaya yang efisien. Birokrasi pemerintah dan berbagai kepentingan tertentu khusus dari non

pemerintah mungkin mencoba untuk memperbarui kesejahtraan mereka dengan perilaku pemburu

rente (rent seeking behavior), seperti membuat konstribusi pilitis atau memberikan informasi khusus

kepada penyusun undang-undang.

Page 31: BAB 17.

Rangkuman kita memulai bab ini dengan menunjukkan alokasi sumberdaya yang mungkin

disebabkan oleh eksternalitas. Kemudian kita melanjutkan dengan membahas

sejumlah lonsekuensi dari observasi ini.

Ketika biaya tawar-menawar terlalu rendah dan hak kepemilihan ditentukan

sepenuhnya, tidak ada intervensi pemerintah yang mungkin diperlukan untuk

menghadapi eksternalitas tersebut. Negosiasi pribadi antara pihak dapat

menghasilkan alokasi yang efesien tanpa memperhatikan bagaimana hak

kepemilihan tersebut diberikam(teorema coase).

Beberapa ekternalitas, seperti berkaitan dengan polusi lingkungan,

melibatkan biaya tawar menawar yang tinggi. Dalam kasus ini, peraturan

pemerintah mungkin dibutuhkan untukmencapai alokasi yang efisien

(meskipun peraturan tidak menjamin hasil tersebut).

Metode tradisional untuk mengkoreksi alokasi yang merugikan karena suatu

eksternalitas, pertama kali diusulkan oleh A.C.Pigou, adalah dengan

menggenakan pajak yang optimal pada perusahaan yang menyebabkan

eksternalitas.

Peraturan lingkungan dapat diberlakukan melalui pengenaan fee, ijin polusi

atau pengendalian secara langsung. Pada kasus yang sederhana ini, hal ini

dapat menhasilkan output yang identik. Akan tetapi pada kenyataannya,

insentif yang terkandung dalam masing-masing cara tersebut mungkin dapat

menghasilkan hasil yang cukup berbeda.

Barang publik murni mempunyai karakterisik non eksklusif dan non rivalitas

sekali barang diproduksi, tidak seorang pun dapat dikecualikan umtuk

menerima manfaat yang diberikan, tetapi tambahan orang dapat mengambil

manfaat dari barang tersebut dengan biaya nol. Karakteristik ini

menimbulkan masalah dalam pasar swasta karena orang tidak akan secara

bebas memilih untuk membeli barang publik tersebut dalam jumlah yan

efisien secara ekonomis. Sumberdaya yang dialokasikan untuk barang public

mungkin kurang dari yang seharusnya (underallocate).

Secara teori. Kewajiban pajak dapat digunakan untuk menyediakan barang

publik dalam kwantitas yang efisien dengan mengenakan pajak pada para

wajib pajak sebesar nilai barang tersebut terhadap mereka. Namun demikian,

mengukur permintaan ini mungkin sangat sulit karena masing-masing orang

mempunyai insentif bertindak sebagai free rider dengan memahami

preferensinya.

Page 32: BAB 17.

Pemilihan langsung (direct voting ) mungkin menghasilkan paradoks.

Namun demikian dalam beberapa kasus, aturan mayoritas akan menghasilkan

penerapan kebijakan yang disukai oleh pemilih median.

Pertanyaan Tinjauan

1. Jika suatu perusahaan menaikan biaya dari perisahaan lain dengan

memberikan penawaran yang lebih tinggi terhadap inputnya, hal tersebut

nukan lah merupakan eksternalitas menurut definisi kita. Tetapi, jika suatu

perusahaan menaikan biaya perusahaan lain dengan melakukan polusi

lingkungan, itulah eksternalitas. Jelaskan perbedaan antara kedua situasi

tersebut. Mengapa yang kedua mengarah pada alokasi sumberdaya yang tidak

efisien, dan mengapa yang kedua tidak?

2. Definisi umum kita tentang efisiensi ekonomi berfokus pada transaksi yang

saling menguntungkan. Jelaskan mengapa keberadaan eksternalitas mungkin

menyebabkan hilangnya transaksi yang saling menguntugkan. Ilustrasikan

dengan menggunakan gambar 17.1

3. Pembuktian teorema coase menuntut perusahaan untuk mengenali biaya

eksplisit maupun biaya inplisit dalam pengambilan keputusan mereka.

Jelaskan situasi dimana kegagalan suatu perusahaan untuk mencegah polusi

dapat menyebabkan terjadinya biaya inpilsit. Mengapa asumsi dari biaya

tawar menawar nol penting jika perusahaan tersebut akan memperhitungkan

biayanya?

4. Jelaskan mengapa tingkat pengendalian emisi sebesar R* pada gambar 17.3

efisien secara ekonomis. Mengapa tingkat pengurangan emisi yang

ditunjukan oleh RL dan RH menghasilkan inefisiensi ? jenis inefisiensi

perdagangan apa yang mungkin terjadi pada tingkat pengurangan emisi ini?

5. Gambar 17.3 menunjukan bahwa dapat dipilih suatu fee emisi yang tercapai

tingkat pengurangan polusi yang sama seperti pada pengendalin langsung.

Jelaskan mengapa

6. Jelaskan mengapa barang-barang berikut ini memiliki karakter nonekslusif,

nonrivalitas atau keduanya. Jika barang tersebut tidak mempunyai karakteristik

dari barang publik, namun demikian tetap diproduksi oleh pemerinta,dapatkah

anda jelaskan mengapa ?

a. Penerima televisi.

b. Transmisi televisi di udara.

Page 33: BAB 17.

c. Tranmisi televisi kabel.

d. Pendidikan dasar.

e. Pendidikan tinggi.

f. Daya listrik.

g. Penghantar surat kelas utama.

h. Perumahan bagi yang berpendapatan rendah

7. Solusi lindahl bagi masalah barang publik menjanjikan efisiensi ekonomis atas

dasar sukarela. Mengapa setiap orang secara sukarela aka setuju untuk menilai

pajak yang ditentukan pada solusi lindahl ? pilihan apa yang diminta untuk

mereka buat?

8. Mengapa paradox of voting merupakan suatu paradox? Apakah yang tidak

dikehendaki dari skema voting yang berputar-putar?

9. “pada persaingan sempurna pilihan dengan uamg mencapai efesiensi

ekonomis,tetapi pilihan demokrasi (satu orang-satu orang) tidak menjanjikan

tercapainya efisiensi tersebut.” Apakah anda setuju? Mengapa ketentuan satu

orang satu suara mempengaruhi kemampuan mencapai efisiensi ekonomi?

10. Mengapa individu atau perusahaan berprilaku memburu-rente? Berapa banyak

sumber daya yang akan mereka habiskan pada prilaku tersebut ? eksternalitas

apa yang terkait dengan pemburu-rente?

Soal-soal

17.1. Sebuah perusahaan pada industri persaingan sempurna telah mempatenkan

proses baru pembuatan perkakas teknik. Proses baru tersebut menurunkan

biaya rata-rata perusahaan, yang berarti perusahaan ini sendiri (meskipun tetap

sebagai penerima harga) dapat memperoleh keuntungan ekonomi riil dalam jangka

panjang.

a) Jika harga pasar $20 per pekakas dan teknik kurva buaya marjinal perusahaan

ditunjukan oleh MC = 0,4q, dimana q adalah produksi perkakas harian dari

perusahaan, berapa banyak perkakas yang akan diproduksi oleh perusahaan?

b) Misalnya studi pemerintahan telah menentukan bahwa proses baru tersebut

menyebabkan polusi udara dan diperkirakan biaya marjinal social dari produksi

perkakas bagi perusahaan adalah MCS = 0,5q. jiak harga pasar tetap $20,

berapa tingakat produksi sosial yang optimal bagi perusahaan tersebut? Berapa

Page 34: BAB 17.

jumlah dari pajak yang harus dikenakan oleh pemerintahan agar tingkat

produksi kembali optimal?

17.2. Dipulau pago-pago terdapat dua danau dan 20 nelayan. Masing-masing

nelayan memperoleh ikan dari danau tersebut dan menjaga rata-rata

tangkapan pada danau tersebut. Pada danau X jumlah ikan yang ditangkap

ditunjukan oleh

FX = 10LX – 1/2LX2

Dimana LX adalah jumlah ikan pada danau tersebut. Jumlah tambahan ikan

yang dapat di tangkap oleh nelayan adalah : MPX=10-LX

Pada danau Y hubungannya adalah :

FY = 5LY

a. Pada masyarakat ini beberapa total jumlah ikan yang di tangkap?

b. Kepala suku pago-pago, yang pernah yang membaca buku ekonomi. Percaya

bahwa dia dapat meningkatkan jumlah nelayan pada danau X. beberapa jumlah

nelayan yang tepat untuk memaksimalkan total tangkapan ikan? Berapa jumlah

ikan yang dapat ditangkap situasi ini?

c. Karna tidak mau bertindak sewenang-wenang, kepala suku memutuskan untuk

memberlakukan lisensi memancing padfa danau X. Jika prosedur lisensi

membawa pada alokasi tenaga kerja yang optimal, berapa biaya lisensi tersebut

seharusnya (dalam bentuk ikan)?

d. Apakah masalah ini membuktikan bahwa alokasi sumberdaya yang

“kompeten”mungkin tidak optimal?

17.3. Misalkan industry minyak di Utopia merupakan persaingan sempurna dan

seluruh perusahaan menambang minyak dari satukolam (asumsi tidak dapat

habis). Masing- masing pesaing yakin bahwa dia dapat menjual semua

minyak yang diproduksinya pada harga yang stabil sebesar $10 perbarrel,

dan biaya oprasisatu umur selama 1 tahun adalah $1.000.

Jumlah output total lading minyak selama setahun (Q) merupakan fungsi dari jumlah

sumur (N) yang dioprasikan di lading tersebut. Secara khusus,

Q =500 – N2

Dan jumlah minyak yang diproduksi pada masing-masing sumur(q) ditunjukan oleh:

q = Q/N = 500 – N

output dari N sumur ditunjukan oleh :

MPN=500-2N

Page 35: BAB 17.

a. Gambarkan keseimbangan output dan keseimbangan jumlah sumur dalam kasus

persaingan sempurna. Apakah perbedaan antara biaya pribadi dan biaya marjinal

sosial pada industry tersebut?

b.Missalkan perusahaan menasionalisasikan lading minyak. Berapa banyak sumur

minyak yang yang harus dioprasikan? Berapa total outputnya? Berapa output

pada masing-masing sumur?

c.Sebagai suatu alternative nasionalisasi, pemerintah Utopia mempertimbangakan fee

lisensi per tahun per sumur untuk mencegah pengeboran yang berlebihan. Betapa

banyak harga fee lisensi ini diterapkan pada industry untuk mengebor pada

jumlah sumur yang optimal.

17.4. Saat ini terdapat kontroversi hokum menyakut keselamatan produk. Duaposisi

ekstrem dalam bentuk caveat emptor (biarkan pembeli waspada) dan caveat vendor

(biarkan penjual waspada). Dengan skema pertama, produsen tidak akan mempunyai

kewajiban bagi produksi mereka; pembeli akan menyerap seluruh kerugian.

Sedangkan pada skema berikutnya, kewajiban ini akan dibalik; perusahaan akan

sepenuhnya bertanggung jawab menurut hukum untuk kerugian yang diakibatkan

oleh produksi yang tidak aman. Dengan menggunakan analisis permintaan dan

penawaran yang sederhana, diskusikan bagaimana pemberian kewajiban tersebut

mungkin mempengaruhi alokasi sumberdaya. Apakah produk yang aman akan di

produksi jika perusahaan bertanggung jawab menurut hukum?

17.5. Sebagai suatu ilustrasi darieksternalitas apel-lebah, misalkan seorang peternak lebah

beralokasi disekitar 20 akre apel. Masing –masing sarang lebah dapat menyerbuki ¼

akre pohon apel, sehingga meningkatkan nilai output apel sebesar $25.

a. Misalkan nilai pasar madu dari satu sarang lebah adalah $50 dan biaya marjinal

sosial dari peternakan lebah adalah :

MC=30 +0,5Q

Dimana Q adalah jumlah sarang lebah yang digunakan. Jika tidak ada tawar-

menawar, berapa banyak lebah yang akan dipunyai oleh peternak lebah dan

berapa porsi pohon apel yang akan diserbuki?

b. Berapa jumlah maksimum per sarang yang harus dibayar oleh pemilik lahan apel

sebagai subsidi bagi peternak lebah untuk mendorong peternak lebah

menggunakan cukup sarang untuk menyerbuki seluruh lahan apel?

Page 36: BAB 17.

17.6. Suatu penelitian pemerintah telah menyimpulkan bahwa keuntungan marjinal dari

mengendalikan produksi methanol ditunjukan oleh :

MB=100 - R

Dimana R mencerminkan persentase pengurangan dari tingkat yang tidak diatur.

Biaya marjinal bagi pengusaha methanol ditunjukan oleh :

MC=20 +R

a. Berapa tingkat pengurangan methanol yang optimal secara sosial?

b. Jika pemerintah menerapkan fee methanol diman pengusaha harus membayar

setiap persen dari methanol yang tidak mereka kurai, bagaimana fee ini harus

ditetapkan untuk mencapai tingkat R yang optimal?

c. Misalkan terdapat dua pengusaha dipsara dengan biaya pengurangan methanol

yang berbeda. Biaya marjinal yang pertama ditunjukan oleh :

MC1 = 20 + 2/3R

Sedangkan biaya marjinal pengusaha yang kedua di tujukkan oleh:

MC2 =20 +2R

Total pengurangan methanol adalah rata-rata dari kedua perusahaan tersebut.

Jika pemerintah member mandar kepada masing-masing perusahaan untuk

mengurai methanol sebesar jumlah optimal seperti dihitung pada bagian a,

berapa pengurangan secara keseluruham yang kan terjadi dan berapa biayanya

(asumsikan tidak ada biaya tetap dalam mengurai methanol)?

d. Misalkan, pemerintah mengadopsi fee methanol seperti digambatkan pada butir b.

berapa total pengurangan methanol dan berapa biaya pengurangan tersebut?

e. Jelaskan mengapa bagian c dan d memberikan hasil yang berbeda.

17.7. Misalkan hanya terdapat 2 orang dalam satu masyarakat. Kurva permintaan

untuk pengendalian nyamuk dari individu a ditunjukan oleh :

qA =100-P

sedangkam kurva permintaan individu B ditujukan oleh:

qB =200-p

a. Misalkan pengendalian nyamuk merupakan barang nonekslusif sehingga, sekali

barang itu diproduksi, setiap orang diuntungkan dari barang tersebut. Berapa

tingkat aktivitas optimal jika barang tersebut diproduksi pada biaya marjinal

konstan sebesar $ 50 per unit.

b. Jika pengendalian nyamuk diserahkan pada pasar swasta, berapa banyak yang akan

diproduksi? Apakah jawaban anda tergantung pada asumsi setiap orang mengenai

apa yang akan dilakukan orang lain?

Page 37: BAB 17.

c. Jika pemerintah memproduksi pada jumlah optimal dalam mengendalikan

nyamuk, berapa banyak biayanya? Bagaimana tagihan pajak untuk jumlah ini di

alokasikan diantara individu jika dibagi atas dasarporsi manfaat yang di terima dari

pengendalian nyamuk tersebut.

17.8. Misalkan terdapat tiga orang dalam masyarakat yang memilih apakah pemerintah

seharusnya melakukan proyek khusus. Keuntungan bersih dari suatu proyek tertentu

adalah $ 150, $140, dan $50 untuk individu A,B, dan C.

a. Jika nilai proyek $300 dan biaya ini ditanggung sama rata, apakah mayoritas akan

memilih untuk melakukan proyek tersebut? Berapa keuntungan bersih bagi

masing-masing individu dengan skim ini? Apakah keuntungan bersih akan positif?

b. Missal nilai proyek $375 dan sekali lagi biaya di bagi rata. Sekarang, apakah

mayoritas akan memilih proyek tersebut dan total keuntungan bersih positif?

c. Missal (asumsi berbeda dengan fakta) suara pemilih dapat dibeli dan dijual secara

bebas dipasar. Gambarkan hasil seperti apa yang anda harapkan pada bagian a dan

bagian b.

17.9. Permintaan untuk permen karet di tujukan oleh:

Q = 200-100P

Dan dapat diproduksi pada biaya marjinal konstan sebesar $0,50

a. Berapa banyak perusahaan sweetooth mau membayar sogokan guna memperoleh

konsesi monopoli dari pemerintah atas permen karet yang diproduksi?

b. Apakah penyuapan tersebut mencerminkanbiaya keejahteraan social dari pemburu-

rente?

c. Berapa biaya kesejahteraan dari aktifitas pemburu-rente?

17.10. misalkan pemerintah berharap untuk memilih diantara beberapa proyek pelatihan

kerja dasar keuntungan terbesar bagi output ekonomi. Efek yang mana yang

seharusnya dimasukan dalam analisis baiaya-keuntungan ? jelaskan logika atas

pilihan anda dari daftar dibawah ini.

a. Meningkatkan perolehan para pekerja terlatih.

b. Mengurangi pengangguran diantara pekerja terlatih.

c. Meningkatkan pendapatan pajakdari pekerja terlatih.

d. Mengurangi manfaat kesejahteraan bagi pekerja terlatih

e. Mengurangi tindak criminal oleh pekerja terlatih.

f. Upah dibayarkan kepada intruktur terlatih.