BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA - core.ac.uk · SIM adalah penggunaan dan pengembangan sistem informasi...
Transcript of BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA - core.ac.uk · SIM adalah penggunaan dan pengembangan sistem informasi...
BAB 11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Data dan Informasi
Davis (1992a:29) dan O'Brien (1990) mendefinisikan data sebagai
kelompok teratur simbol-simbol yang menggambarkan fenomena fisik atau
suatu transaksi bisnis dan me~pakan ukuran objektif dari atribut suatu
entitas (objek seperti manusia, tempat, benda, dan kejadian) yang direpre-
sentasikan dalam simbol-simbol seperti angka, kata, kode yang terdiri dari
gabungan numerik dan karakter.
Informasi adalah data yang diolah dan disajikan ke dalam konteks
yang berarti dan bermanfaat dengan cara: (1) m e ~ b a h bentuknya, (2)
menganalisa dan mengevaluasi isinya, (3) menempatkan dalam konteks
yang tepat bagi penggunanya (O'Brien, 1990). Dalam dunia yang tidak
menentu, informasi mengurangi ketidakpastian dan mempunyai nilai dalam
proses keputusan (Davis, 1992a:U).
Data dapat disebut sebagai fakta mentah atau hasil observasi yang
masih belum diolah, sehingga dapat dipandang sebagai bentuk primitif dari
informasi. Informasi me~pakan data yang telah diolah untuk tujuan
informatif, argumentatif, dan basis pengambilan keputusan saat ini atau
masa yang akan datang. Hubungan antara informasi dengan data adalah
seperti bahan baku sampai barang jadi. Nilai informasi berhubungan
dengan keputusan, bila tidak ada pilihan atau keputusan, nilai informasi
menjadi rendah.
Magister Hanajemen Agribienis IPB MIS - 7
http://www.mb.ipb.ac.id
2.2. Sistem
Terminologi umum dari sistem adalah suatu totalitas yang terdiri
dari subsistem-subsistem dengan atribut-atributnya yang satu sama lain
saling berkaitan, saling ketergantungan satu sama lain, saling berinterkasi,
dan saling pengaruh mempengaruhi secara terorganisir sehingga keselu-
mhannya merupakan suatu kebulatan yang utuh serta mempunyai peranan
dan tujuan tertentu. Suatu sistem dapat mempakan subsistem dari sistem
yang lebih besar.
Dengan demikian, sistem dapat didefinisikan sebagai aktivitas
berbagai elemen yang bersifat sinergis dari suatu lingkup organisasi atau
lembaga dalam rangka mencapai tujuan. Pencapaian tujuan ini bisa diper-
oleh melalui berbagai aktivitas pengolahan data menjadi infonnasi.
2.3. Sistem lnformasi
Sistem informasi adalah sistem terbuka yang melihat keterkaitan
berbagai tujuan dalam rangka menghasilkan informasi untuk dimanfaatkan
bagi proses-proses yang terjadi dalam sistem itu sendiri (Kroenke,
1992:21). Sistem informasi dapat dikatakan sebagai himpunan dari
kelompok orang-orang yang bekerja, prosedur-prosedur. dan sumberdaya
peralatan yang mengumpulkan data, mengolahnya, merawat, dan menye-
barkan dalam suatu organisasi (O'Brien, 1990).
Mengikuti kecendemngan dalam sistem informasi industri dibutuh-
kan pegembangan sistem informasi pada level perusahaan. Dalam ha1 ini,
sistem informasi meliputi tiga variabel analisis, yaitu: organisasi, pemsa-
haan, dan sistem informasi integratif antar departemen. Sistem informasi
Magister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 8
http://www.mb.ipb.ac.id
yang efektif adalah yang dapat membantu pencapaian tujuan (Kroenke,
1992:6). Menurut O'Brien (1990) pada prinsipnya sistem informasi
mempunyai tiga peran utama dalam suatu organisasi, yaitu (1) menunjang
kegiatan (bisnis) operasional, (2) menunjang manajemen dalam pengambi-
lan keputusan, dan (3) menunjang keunggulan strategi kompetitif organisa-
si.
Elemen sistem informasi minimal adalah orang, prosedur, dan
data. Sebagai tambahan dapat berupa mesin yang terdiri dari hardware
dan software (program) (Kroenke, 1992:21). "Data" yang dimaksud meli-
puti (1) keterkaitan data antar departemen, (2) alternatif data distribusi,
dan (3) sistem legal pada sistem distribusi data. "Prosedur" meliputi (1)
proses kontrol terhadap manajemen informasi, (2) mengawasi, mengelola,
mengikuti perkembangan secara serius, (3) proses kontrol terhadap organi-
siasi, struktur organisasi, aset; dan (4) proses kontrol terhadap sumberdaya
data. "Orang" meliputi (1) pemakai di setiap departemen; dan (2) sistem
informasi manajemen pada setiap departemen yang meliputi data proses-
ing, administrasi data, dan pemakai pendukung (pelatihan, konsultasi,
toko, penelitian dan pengembangan) (Kroenke, 1992592).
Dalam kaitannya dengan bisnis, sistem informasi meliputi pengola-
han data bisnis (business data processing) dan sistem informasi manajemen
(management infonnation system). Tipe informasi yang dibutuhkan peru-
sahaan meliputi, laporan rutin, fungsional silang, laporan adhoc, perama-
lan Cforecast), non faktual, detail fakta (detail of factual), laporan perkecu-
lian (exeption report), dan sebagainya. Tipe informasi ini sangat spesifik
berdasarkan karakteristik dan jenis perusahaannya.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB MIS - 9
http://www.mb.ipb.ac.id
Implementasi dari sistem informasi pada suatu pemsahaan akan
mempengamhi pemsahaan itu dalam mengelola sumberdaya informasi,
penggunaan data bersama (data sharing), mempertimbangkan lingkungan
dan hubungan sistem informasi dengan strategi bisnis. Keuntungan sistem
informasi bagi perusahaan adalah (McLeod, 1995:71):
(1) fleksibel dalam merespon kompetitor
(2) kemampuan merespon perubahan
(3) kemampuan mengikuti perubahan pasar
(4) kemampuan melakukan transfer pengetahuan
(5) mengurangi biaya-biaya operasi secara keseluruhan
(6) meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan
(7) kemampuan untuk meningkatkan dan memelihara keragaman produk
dan bagaimana memproduksi dan mendistribusikan.
Sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan
suatu organisasi modem. Walaupun demikian, sistem informasi yang tidak
akurat dapat secara serius merusak keberadaan dan kesuksesan organisasi
tersebut. Karena itu, pengelolaan sistem informasi yang tepat adalah tan-
tangan utama organisasi. Bagi para pengguna akhir (end user, seperti
manajer), sistem informasi merepresentasikan hal-ha1 berikut (O'Brien,
1990):
(1) Bagian utama sumberdaya organisasi untuk melaksanakan bisnis.
(2) Faktor yang mempengamhi efisiensi operasional, produktivitas tenaga
kerja dan moral, serta pelayanan dan pemuasan pelanggan.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 10
http://www.mb.ipb.ac.id
(3) Sumber utama informasi dan sarana menunjang utama dalam mela-
hirkan keputusan yang efektif.
(4) Salah satu unsur penting dalam pengembangan produk dan layanan
yang kompetitif yang dapat memberikan keuntungan strategi bagi
organisasi di pasaran.
(5) Suatu yang penting, dinamik dan tantangan kesempatan pengembangan
karir bagi banyak orang.
Dengan demikian, manajer perlu mengetahui konsep dasar sistem
informasi, teknologi dasar sistem informasi, aplikasi sistem informasi,
pengembangan sistem informasi, dan manajemen (pengelolaan) sistem
informasi. Desain sistem informasi bagi top manajemen adalah dalam
rangka perencanaan sistem informasi yang bersifat top-down. Bagi mena-
jemen menengah adalah gabungan antara top-down dan bottom-up, se-
dangkan bagi manajemen bawah yang dirancang sebagai kontrol sistem
informasi yang bersifat bottom-up.
Tiga peran strategis yang dianggap penting dari sistem informasi
dalam membantu perusahaan meningkatkan daya saingnya adalah (O'Bri-
en, 1990):
(1) Peningkatan efisiensi dalam kegiatan operasional. Investasi tek-
nologi sistem informasi dapat membantu perusahaan dalam mening-
katkan efisiensi dalam kegiatan operasional secara signifikan. Pemsa-
haan dapat secara dramatis mengurangi posting biaya yang biasa diie-
luarkan untuk melakukan kegiatan operasional, sekaligus meningkat-
kan kualitas produk dan layanan jasanya. Efisiensi operasional perusa-
haan mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi strategi cost leader-
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 11
http://www.mb.ipb.ac.id
ship dan product differentiation. Dengan demikian, pemsahaan akan
dapat lebih mudah dalam mengatasi ancaman-ancaman persaingan,
karena akan sangat sulit bagi para pesaing untuk memasuki industri
yang efisien. Efisiensi operasional juga berimplikasi pada peningkatan
jumlah investasi ataupun derajat kompleksitas teknologi sistem infor-
masi. Investasi teknologi sistem informasi ini dapat digunakan sebagai
sarana pelekat dalam hubungan bisnis. Dengan demikian, keunggu-
lan teknologi sistem informasi dapat dijadikan basis kekuatan oleh
BPR dalarn membina dan melekatkan hubungan bisnis dengan nasa-
bahnya.
(2) Menggencarkan inovasi dalam bisnis. Investasi dalam teknologi
sistem informasi, seperti ATM, merupakan inovasi pelayanan bank.
Dalam ha1 ini, bank ingin menciptakan ketergantungan nasabah mela-
lui informasi yang inovatif tersebut. Sebagai akibatnya, para nasabah
BPR enggan untuk menyisihkan biaya, waktu dan upaya untuk ber-
pindah pada bank lain.
(3) Membangun Sumberdaya Informasi Strategis. Bagaimana mem-
bangun sumberdaya informasi yang meliputi hardware (perangkat
keras), sofrware (perangkat lunak), jaringan kerja, pemenuhan para
profesional dalam sistem informasi dalam upaya untuk menghasilkan
suatu produk dan layanan barn. Suatu basis informasi yang strategis
dapat dibangun untuk menunjang strategi persaingan pemsahaan.
Informasi dalam bentuk corporate database senantiasa merupakan aset
yang bemilai tinggi dalam mempromosikan efektivitas dan efisiensi.
Informasi yang berkaitan dengan kegiatan operasional pemsahaan,
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 12
http://www.mb.ipb.ac.id
informasi tentang pelanggan, para pesaing, data ekonomi, demografi,
dan lainnya, justm saat ini sering dipandang sebagai informasi yang
bersifat strategis. Kesemuanya itu, dapat digunakan sebagai dasar
penyusunan strategi BPR dalam menyongsong persaingan yang sema-
kin ketat.
Dengan demikian, peranan strategis sistem informasi memaksa para
manajer BPR untuk melihat sistem informasi dari sistem bam. Sistem
informasi itu bukan hanya dianggap sebagai sekelompok jasa pelayanan
dalam bentuk pengolahan transaksi-transaksi bisnis dan untuk kepentingan
pencatatan akuntasi BPR. Sistem informasi juga bukan hanya sebagai
pensuplai informasi yang dibutuhkan dalam laporan bisnis dan sebagai alat
dalam pengambilan keputusan.
Selanjutnya, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi dirancang
atau dibuat untuk menciptakan aliran informasi dalam garis-garis struktur
organisasi, baik secara vertikal, horizontal maupun fungsi silang (cross-
functional). Sistem informasi, pada saat ini dan masa mendatang merupa-
kan ha1 yang esensial bagi manajer. Hal ini karena, saat ini sumber
informasi bagi top manajemen berasal dari intelejen eksternal, jaringan
elekronik komputer, dan dari manajemen menengah, serta berasal dari
media internal (seperti observasi, majalah pemsahaan, manual sistem
informasi, dan sebagainya). Informasi intelejen yang dimaksud meliputi
peraturan pemerintah, perubahan sosial budaya, lingkungan ekonomi,
lingkungan politik, industri, pasar, kompetitor, teknologi, dan laimya.
Magister Manajemen Agribisnis IP8 MIS - 13
http://www.mb.ipb.ac.id
2.4. Sistem lnformasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen (SIM) melibatkan semua individu
dalam organisasi yang aktivitasnya adalah perencanaan, pengorganisasian,
dan pengontrolan (Kroenke, 1992:14). Sistem informasi manajemen
me~pakan bagian dari sistem informasi strategis yang didisain untuk
menghasilkan informasi yang diperlukan untuk membantu pengambilan
keputusan yang efektif. Dalam kaitan ini Davis (1992a), mendefinisikan
SIM sebagai suatu sistem terpadu antara manusia dan mesin yang menye-
diakan informasi untuk mendukung kegiatan operasional, manajemen dan
fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Sistem ini meman-
faatkan komputer baik perangkat keras maupun lunak, prosedur dan tata
kerja, menajemen dan model pengambilan keputusan dan juga database.
SIM adalah penggunaan dan pengembangan sistem informasi yang efektif
dalam organisasi (Kroenke, 1992:6).
2.5. Bank
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang
perbankan menyebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghim-
pun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak
yang berazaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-
hatian (safety). Ada dua jenis bank yang dilegalisasi oleh Undang-Undang
ini, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam melakukan kegiatan usahanya, bank wajib menempuh cara-
cara yang tidak memgikan bank maupun nasabah yang mempercayakan
Magister nanajelnen Agribisnis I P B M I S - 14
http://www.mb.ipb.ac.id
dananya. Untuk itu, bank selalu menyediakan informasi mengenai ke-
mungkinan timbulnya resiko kemgian bagi transaksi nasabah yang dilaku-
kan melalui bank. Dalam ha1 ini, sistem informasi dalam operasionalisasi
suatu bank menjadi mutlak diperlukan.
2.6. Bank Perkreditan Rakyat
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
menerima simpanan hanya dalam bentuk deposit0 berjangka, tabungan,
dadatau bentuk lain yang dipersamakan. BPR dilarang menerima simpa-
nan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan
kegiatan usaha dalam valuta asing, melakukan penyertaan modal, melaku-
kan usaha perasuransian, dan dilarang melakukan usaha lain di luar kegia-
tan usaha yang ditentukan. Larangan ini diiaksudkan untuk menyesuai-
kan dengan kegiatan usaha BPR yang terutama ditujukan untuk rnelayani
usaha-usaha kecil dan masyarakat di daerah pedesaan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 71 Tahun
1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat, bentuk hukum BPR dapat berupa
Pemsahaan Daerah, Koperasi, dan Perseroan Terbatas. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah ini juga, Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar,
Bank Pegawai, Lumbung Pitih Nagari (LPN), Lembaga Perkreditan Desa
(LPD), Badan Kredit Desa (BKD), Badan Kredit Kecamatan (BKK),
Kredit Usaha Rakyat Kecil (KURK), Lembaga Perkreditan Kecamatan
(LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD), dantatau lembaga-lembaga
lain yang dipersamakan dengan itu, dinyatakan menjadi BPR.
nagisrer Manajemen Agribisnis IP8 MIS - 15
http://www.mb.ipb.ac.id
BPR dalam oprasionalisasinya harus melakukan simbiosis dengan
bank umum, seperti penyaluran kredit usaha kecil. Simbiosis mutualistis
menjadi mutlak terjadi untuk menjaga keseimbangan bisnis antara BPR
dengan bank umum dan sekaligus mengembangkan bisnis BPR itu sendiri.
Pengawasan dan pembinaan Bank Indonesia (BI) menjadi instrumen utarna
bagi peningkatan kualitas maupun kuantitas BPR.
Rakyat miskin dan pengusaha kecil yang dilayani BPR dapat diie-
lompokkan sebagai berikut (Danusaputro, 1992):
1. Golongan pengusaha dengan aset Rp 201 juta sampai Rp 600 juta.
2. Golongan pengusaha dengan aset Rp 100 juta sampai Rp 200 juta.
3. Golongan pengusaha dengan aset maksimal Rp 100 juta. Mempunyai
usaha pokok, tempat usaha yang tetap, namun tidak mempunyai badan
hukum dan tidak mempunyai Surat Izin Usaha Perdagangan.
4. Jenis usaha terkecil yang disebut informal "asongan".
5. Golongan rakyat yang tidak memiliki lahan, pendapatan tidak lebih
dari Rp 40.000 per bulan, dan memiliki keterampilan berusaha.
2.7. Kerangka Konseptual
Secara konseptual Geladikarya ini didasarkan atas permasalahan
yang dihadapi oleh BPR (Gambar 1).
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 16
http://www.mb.ipb.ac.id
Internal P
SDLC w ERD; ND; DFD
Eksternal Q
I PENINCKATAN DAYA SAXNG
Keterangan
SDLC : Syslem Development Li/e Cycle ERD : Enlily-Relalionship Diagrams ND : Network Diagrams DFD : Data Flow Diagrams
Gambar 1. Kerangka Konseptual Geladikarya
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB 111. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu
Geladikarya ini dilaksanakan di BPR Talabumi Leuwiliang yang
berlokasi di Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa
Barat dan dilakukan selama 2 bulan, dari bulan Januari sampai Febmari
1997.
3.2. Metoda
Metoda rekayasa sistem informasi yang digunakan adalah System
Development Life Cycle (SDLC) yang meliputi tahap invetigasi, analisis,
dan perancangan sistem, sedangkan tahap implementasi dan tahap pemeli-
haraan diserahkan pada BPR (Gambar 2). Tahap investigasi untuk menge-
tahui peluang dan masalah yang ada di BPR serta menentukan kelayakan
terhadap rekayasa sistem. Tahap analisis menghasilkan kebutuhan-
kebutuhan sistem BPR yang akan direkayasa dengan mengembangkan
pemikiran logis dan komprehensif. Tahap perancangan menghasilkan
spesifkasi dari sistem yang direkayasa yang dapat digunakan oleh penggu-
na akhir. Tahap implementasi merupakan operasionalisasi dari sistem
yang direkayasa dan tahap pemeliharaan merupakan pengembangan dari
sistem tersebut.
Geladikarya ini merupakan studi kasus, dimana hasil dari geladi-
karya ini hanya berlaku untuk BPR yang bersangkutan.
MIS - 18 Hagister Hanajemen Agribienis IPB
I
http://www.mb.ipb.ac.id
I PENGEMBANGAN
5 SISTEM INFORMASI
V1 7 Zl
PENERAPAN SISTEM INFORMASI
Gambar 2. System Development Life Cycle
http://www.mb.ipb.ac.id
3.3. Data
Data terdiri dari data primer yang meliputi wawancara dan data
sekunder dari BPR dan lembaga terkait lainnya. Jenis data bersifat kualita-
tif dan kuantitatif.
3.4. Analisis Data
Data dianalisis dengan menggunakan alat-alat merekayasa sistem,
yaitu: (1) Entity-Relationship Diagrams (ERD), (2) Network Dia-
grams, dan (3) Data Flow Diagrams (DFD).
Magister Manajemen Agribisnis IPB
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB IV. INVESTIGASI DAN ANALISA SISTEM
BPR TALABUMI LEUWILIANG
4.1. BPR Talabumi Leuwiliang
BPR Talabumi Leuwiliang merupakan usaha jasa bank yang didiri-
kan pada tanggal 13 Mei 1992 dengan Akte Notaris Jimmy Simanungkalit
SH. nomor 50. BPR ini mulai beroperasi pada tanggal 24 Agustus 1994
melalui keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor Kep.
242lKM. 1711994.
BPR Talabumi Leuwiliang termasuk BPR yang paling awal berdiri
di Kecamatan Leuwiliang. Keputusan mendirikan BPR di Kecamatan
Leuwiliang ini didasarkan atas penilaian potensi wilayah, terutama jenis
usaha yang cukup beragam dari usaha pertanian, perdagangan, jasa, dan
industti; dan lokasi usaha yang cukup strategislramai. Hal ini juga karena
di Kecamatan Leuwiliang, pada tahun 1970 sampai akhir 1980 banyak
berpraktek ijon-ijon, yang sangat menjerat dan sifatnya tidak mendidik
masyarakat. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mendirikan BPR
dengan praktek sistem perbankan yang dinilai lebih "manusiawi". Artin-
ya, masyarakat tidak terjerat oleh hutang dan dapat belajar untuk berhu-
bungan dengan bank (bankable).
Selain itu, adanya kejelian pemili BPR dalam melihat situasi
pelayanan perbankan yang sudah berdiri sebelumnya, seperti BRI, yang
belum mampu menjangkau masyarakat kecil yang membutuhkan bantuan
modal hanya ratusan ribu rupiah. Informasi ini diperoleh Pemilik melalui
pengamatan langsung ke lapangan sejak masih menjadi mahasiswa IPB.
Magister Hanajemen Agribisnis IPB M I S - 21
http://www.mb.ipb.ac.id
Antisipasi terhadap kebutuhan masyarakat ini merupakan alasan
mengapa kantor BPR Talabumi ditempatkan dekat dengan lokasi pasar dan
terminal. Selain karena kedua lokasi tersebut merupakan pusat transaksi
ekonomi yang pesat pertumbuhannya, juga karena kebutuhan akan modal
yang jumlahnya relatif kecil sangat tinggi intensitasnya.
Menurut Laporan dan Pertanggungjawaban Direktur (1996: 11).
secara garis besar program BPR Talabumi Leuwiliang meliputi:
(a) Program Bidang Umum yang meliputi Organisasi, Manajemen, Sistem
dan Prosedur, Personalia, Aktiva Tetap d y Inventaris.
(b) Program Bidang Operasi yang meliputi E!$ngumpulan Dana (Tabungan
dan Deposito), dan Penggunaan Dana (Kredit atau penyaluran).
(c) Program Bidang Akuntansi yang meliputi Intensifisi Pengawasan,
Pemeriksaan, dan Pembinaan.
Hasil Evaluasi Direktur BPR Talabumi Leuwiliang selama tahun
1996 menyimpulkan bahwa:
(a) Secara umum cukup menggembirakan, namun pendapatan mengalami
penurunan (kerugian). Jika pada tahun 1995 pendapatan sebesar posi-
tif Rp. 4.190.000 (untung), maka pendapatan pada tahun 1996 sebesar
minus Rp. 12.371.323 (rugi). Kerugian ini, menurut Direktur, seba-
gian besar karena adanya kemacetan kredit akibat kesemrawutan
dalam manajemennya, sehingga saat ini manajemen menjadi fungsi
yang sedang dibenahi dan diefisienkan.
(b) Kebutuhan modal sendiri masih memenuhi persyaratan dari Bank
Indonesia (BI) atau menurut ketentuan Aktiva Tertimbang Menurut
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 2 2
http://www.mb.ipb.ac.id
Resiko (ATMR). Sampai Desember 1996, BPR Talabumi Leuwiliang
mempunyai Rasio Modal sebesar 25 % . (c) Terjadi peningkatan total asset, dimana pada tahun 1995 sebesar Rp.
89.378.649 menjadi Rp. 97.247.117 pada tahun 1996 (naik 8.80%).
(d) Terjadi kenaikan pinjaman yang diberikan, dari Rp. 51.148.348 pada
tahun 1995 menjadi Rp. 58.641.300 pada tahun 1996 (naik 14.65%)
dengan jumlah nasabah 229 orang (naik 11.71 %).
(e) Terjadi kenaikan deposit0 sebesar 200%. dari Rp. 10.000.000 pada
tahun 1995 menjadi Rp. 30.000.000 pada tahun 1996 dengan jumlah
deposan 3 orang @ada tahun 1995 hanya 1 orang). Sedikitnya jumlah
deposan ini, menurut Direktur adalah akibat salah persepsinya ma-
syarakat terhadap kerja operasional BPR Talabumi Leuwiliang,
diiana masyarakat hanya menganggap BPR adalah hanya melayani
kredit, karena namanya adalah bank perkreditan.
(0 Tabungan juga naik, dari Rp 2.797.906 pada tahun 1995 menjadi Rp.
3.153.402 (naik sebesar 12.71 %) dengan jumlah nasabah yang turun
menjadi 176 orang (turun sebesar 13.30%). Menurunnya jumlah
nasabah tabungan ini pun tidak terlepas dari perbedaan persepsi di
atas, namun demikian banyaknya jumlah nasabah karena adanya anti-
sipasi kebijakan dari BPR Talabumi kuwiliang yang mengharuskan
pengambil kredit untuk membuka rekening tabungan.
(g) Minat dan opini masyarakat terhadap keberadaan BPR Talabumi
Leuwiliang sangat positif, karena melayani pedagang kecil yang dapat
menumbuhkan tingkat pendapatan.
Hagister Hana jmn Agribisnis IPB MIS - 23
http://www.mb.ipb.ac.id
(h) Penataan administrasi dan prosedur pemberian kredit telah diterapkan
sesuai dengan pokok-pokok peraturan dan prosedur pemberian kredit
yang Iayak dan sistem pembukuan yang mendukung operasional
perkreditan perbankan. Sistem dan prosedur dari seluruh bagian
stmktur organisasi tersebut adalah Tabungan, Deposito, Kredit, dan
Akuntansi yang disesuaikan menurut petunjuk dan blanko pelaporan
dari Bank Indonesia @I).
(i) Bagian kepegawaian sedang di tata melalui sesuatu sistem yang diter-
apkan melalui pokok-pokok peraturan kepegawaian BPR Talabumi
Leuwiliang.
(i) Pengadaan aktiva tetap dan inventaris didasarkan atas kebutuhan yang
sangat mendesak pemanfaatan maksimal.
(k) Laporan pajak kepada pemerintah setiap bulan terdiri dari PPh 21
(karyawan), PPh 25 (badan), PPh 23 (Pajak Tabungan dan Deposito).
(I) Laporan kepada Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indone-
sia.
(m) Kerja sama dengan lembaga lain seperti, kecamatan, lembaga keama-
nan (kepolisian dan militer), pasar, lembaga keagamaan dan lembaga
masyarakat lain perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan.
Selanjutnya, sasaran yang hendak dicapai pada akhir tahun 1997
dicapai adalah sebagai berikut (Rencana Kerja dan Anggaran, 1997:7):
(a) Pendapatan operasional pada akhir 1997 sebesar Rp. 58.402.000,-
(Lima puluh delapan juta empat ratus dua ribu rupiah).
(b) Biaya operasional apa akhir 1997 sebesar Rp. 57.649.000,- (Lima
puluh tujuh juta enam ratus empat puluh sembilan ribu rupiah).
Magister Manajenen Agribisnis I P B M I S - 2 4
http://www.mb.ipb.ac.id
(c) Laba operasional pada akhir 1997 sebesar Rp.753.000,- (Tujuh ratus
lima puluh tiga ribu rupiah).
Namun demikian, hambatan-hambatan yang mungkin menjadi
kendala bagi perolehan sasaran di atas adalah sebagai berikut:
(a) Kurang profesionalnya para karyawan menguasai bidangnya untuk
menunjang kegiatan usaha Bank yang berhasil guna dan berdayaguna
akan menjadi kendala bagi kinerja bank secara keseluruhan. Untuk
itu, pendidikan dan latihan perbankan perlu diintensifkan.
(b) Masih kurangnya peralatanlkelengkapan kantor (inventaris) untuk
menunjang operasional sebuah BPR.
(c) Kurangnya pengetahuan atau kesalahan persepsinya masyarakat desa
akan bidang operasional BPR, sehingga masyarakat sebagian besar
hanya mengetahui bahwa BPR hanya untuk pemberian kredit saja.
(d) Penampilan kantor BPR Talabumi Leuwiliang yang perlu ditata
kembali untuk memberikan image positif pada masyarakat kecil
pedesaan.
Harapan Direktur saat ini adalah bagaimana caranya agar BPR
Talabumi Leuwiliang dapat dikenal masyarakat dan bisa bersaing minimal
dengan sesama bank rakyat, antara lain:
(a) bisa menyalurkan kredit pada masyarakat lebih banyak.
(b) bisa membuat kantor BPR lebih besar dan lebih dipercaya.
(c) bisa menepati semua ketentuanlaturan yang berlaku.
Saat ini, BPR Talabumi terdapat di lima kota, yaitu BPR Talabumi
Sunrigal Medan, BPR Talabumi Tridana Pecut Medan, BPR Talabumi
Pacur Batu Medan, dan BPR Talabumi Persada Bekasi dan BPR Talabumi
Magister Hanajwnen Asribisnis IPB M I S - 25
http://www.mb.ipb.ac.id
Leuwiliang Bogor. Perkembangan BPR Talabumi Leuwiliang tidak sepe-
sat BPR Talabumi laimya, karena selain masih dalam tahap baru berdiri
juga karena kurangnya atau tidak adanya promosi aktif terhadap rnasyara-
kat.
Susunan pengurus BPR Talabumi LRuwiliang pada saat ini adalah
sebagai berikut:
Pemegang Saham
Komisaris Direktur Kepala Bagian Umum Kepala Bagian Operasional Tata Usaha Akuntansi Kasir Kredit
Tabungan dan Deposito
Ir. Wilson Ludin Siagian, MBA Bintang Bima Prakarsa Negara Ir. Wilson Ludin Siagian, MBA Abdul Haris - - Ida Farida Doni Ali A. Eet F. Robert Siagian, Mahmud A, Wilman Siagian, Andi Ida Farida
Jabatan Kepala Bagian masih belum ada yang menjabat, karena saat ini
Direktur sedang melakukan perombakan pengums dan sedang melakukan
penjajagan terhadap kemampuan stafnya untuk mengisi kekosongan terse-
but. Hal ini juga karena posisi Kepala Bagian tersebut me~pi-ikan posisi
barn yang ditawarkan Direktur dalam memperbaikan manajemen BPR
Talabumi Leuwiliang (Gambar 3).
Secara struktural Komisaris dan Direktur bertanggungjawab kepada
RUPS terhadap pelaksanaan anggaran dan realisasi kerja tahun anggaran.
RUPS secara rutin dilaksanakan setelah habis tahun anggaran sebelumnya.
Maksimal waktu untuk melaksanakan RUPS adalah pada bulan Juni Tahun
Anggaran (TA) berikutnya, atas undangan yang dibuat dan disebar oleh
Direktur. Undangan pelaksanaan RUPS sudah hams disebar kepada
U a g i s t e r Uanajemen A g r i b i s n i s IPB MIS - 26
http://www.mb.ipb.ac.id
seluruh pemegang saham kira-kira 14 hari sebelum tangal RUPS dilaksa-
nakan dan hams ada tanda tangan pemegang saham tentang kehadiran
(bisaltidak) di dalam buku ekspedisi.
I I
I I - , I BAGIAN UHUM I 1 BAGIAN OPERASIONAL I
- - I I I I I I I I I I
--A,r---! I KASIR I I TATAUSAHA I I AKUNTANSI I I TABUNAN & DEPOSIT0 I I KREDIT I I I IU 1 1-
Gambar 3. Struktur Organisasi BPR Talabumi Leuwiliang
BPR Talabumi Leuwiliang pernah berhubungan dengan 3 Bank
umum, yaitu BRI Leuwiliang, Lippo Bank, dan terakhir dengan Bank
Danamon Leuwiliang. Keterkaitan BPR Talabumi Leuwiliang dengan
Bank Danamon ini hanya sebatas sebagai nasabah tabungan, bukan hu-
bungan kelembagaan.
n a g i s t e r H a n a j e m e n A g r i b i s n i s I P B MIS - 27
http://www.mb.ipb.ac.id
4.2. Sistem BPR Talabumi Leuwiliang
Secara umum, BPR Talabumi Leuwiliang telah melakukan opera-
sionalisasi perbankan selayaknya sebuah bank perkreditan. Persyaratan-
persyaratan operasional yang ditentukan oleh Bank Indonesia (BI) telah
dipenuhi. Namun, demikian Bank Talabumi Leuwiliang masih memerlu-
kan beberapa perbaikan, terutama dalam aspek manajemennya. Saat ini,
Direktur BPR Talabumi sedang melakukan perbaikan-perbaikan tersebut,
sehingga pembangunan sistem informasi strategis yang diusulkan ini sangat
relevan dengan kebutuhan BPR Talabumi huwiliang. Bahkan, beberapa
masukan dan inovasi Direktur sudah diiulai diterapkan, seperti perbaikan
sistem pembukuan, penagihan, kepegawaian, pelaporan dan sebagainya.
Ditinjau dari aspek sistem informasi manajemen, Bank Talabumi
Leuwiliang masih belum memanfaatkan secara maksimal manfaat informa-
si dan kebutuhan akan data-data. Seperti halnya BPR secara umum, BPR
Talabumi Leuwiliang masih menterjemahkan data dan informasi secara
konvensional. Dalam ha1 ini dapat dilihat dari kepasifan dalam mempero-
leh dan mendapatkan informasi untuk meningkatkan efisiensi operasional-
nya. Namun demikian, potensi untuk mengarah pada pembangunan sistem
informasi strategis sangat besar, karena peranan Direktur yang dinamis,
mau b e r f i i inovatif, dan mengembangkan ide-ide yang menantang tetapi
progresif, serta berani mengambil resiko menjadi dasar kuat bagi BPR
Talabumi Leuwiliang untuk maju di era persaingan yang semakin ketat.
Beberapa ide menarik dari Direktur yang patut menjadi pertim-
bangan adalah seperti penggunaan nama Bank Perkreditan Rakyat dan
pendirian lembaga pemerintah dalam mengatasi kredit macet BPR.
Hagister Hanajetren Agr ib isnis IPB MIS - 2 8
http://www.mb.ipb.ac.id
Penggunaan nama "bank perkreditan" menjadi salah satu kendala bagi BPR
Talabumi Leuwiliang untuk mengembangkan jasa lain seperti tabungan dan
deposito. Hal ini karena persepsi masyarakat akan BPR adalah hanya
untuk melayani kredit saja, sehingga masyarakat mengangap BPR tidak
layaklaman (reliable) untuk tabungan dan deposito. Padahal kombinasi
antara panyaluran (kredit) dan pangumpulan dana (tabungan dan deposito)
hams berimbang sebagai dasar penentukan kesehatan bank yang ditentukan
oleh BI.
Persepsi masyarakat pada nama "perkreditan" ini menarik untuk
dikaji. Ada dua kemungkinan solusi dari persepsi yang salah ini, yaitu:
(a) Melakukan redefinisi terhadap nama BPR dengan narna yang tetap
memberikan makna sebuah bank pengumpul dan penyalur dam serta
memberikan sentuhan pada masyarakat kecil, misalnya menjadi "Bank
Pedesaan" atau "Bank Rakyat Kecil" atau "Bank Pengusaha Kecil",
dan lain-lain.
(b) Melakukan penyesuaian ketentuan BPR yang dibedakan dengan bank
umum dalam beberapa kriteria pelaporan dan pe~laian, terutama
dalam perimbangan antara pengumpulan (tabungan dan deposito)
dengan penyaluran dana (kredit). Berdasarkan pengalaman BPR
Talabumi Leuwiliang, tidak ada masyarakat yang menaruh deposito di
BPR, sehingga deposito yang ada hanya dari pemilik atau pemegang
saham BPR yang bersangkutan. Hal iN mempakan suatu keharusan
untuk menjaga kesehatan BPR. Selain itu, banyaknya jumlah pena-
bung di BPR Talabumi bukan karena masyarakat menginginkan untuk
menabung, tetapi lebih cendemng pada strategi BPR untuk memperbe-
Hagister Hsnajemen Agribisnis I P B MIS - 2 9
http://www.mb.ipb.ac.id
sar pengumpulan dana dengan cara mengharuskan nasabah kredit
untuk menabung (yang dipotong langsung dari jumlah kreditnya).
Cara ini untuk sementara cukup efektif,' namun pada masa yang akan
datang perlu ditemukan strategi pengumpulan dana yang lebih inova-
tif. Melalui teknik pemasaran yang berdasar pada ketersediaan infor-
masi diharapkan menambah daya jangkau dan daya saing BPR di masa
mendatang.
Kedua solusi ini lebih terkait pada aspek kelembagaan dan hukum,
sehingga pelaksanaannya membutuhkan suatu survey ilmiah yang kompre-
hensif. Dalam ha1 ini, BI mempunyai peranan utama dalam mengantisipasi
<a& permasalahan di atas, jika ternyata ha1 tersebut menjadi kendala bagi BPR- - l. BPR lain.
Sebagian besar data yang ada di BPR Talabumi Leuwiliang meru-
pakan data operasional b e ~ p a : (a) data keuangan, (b) data nasabah kredit,
dan (c) data nasabah tabungan dan deposito, sedangkan data karyawan
masih dalam pembenahan. Sampai saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang
belum memanfaatkan data atau informasi dari lembaga lain yang berada di
Leuwiliang, seperti dari Kecamatan, Pasar dan lain sebagainya secara
aktif. Informasi yang sering diterima oleh BPR Talabumi adalah dari BI
yang berupa hasil evaluasi BI terhadap BPR Talabumi Leuwiliang atas
dasar laporan periodik yang diterima BI.
Mentransformasi data menjadi informasi pun masih sebatas berupa
laporan-laporan, baik internal maupun eksternal, terutama laporan perkem-
bangan keuangan dan kredit, karena keduanya mempakan titik penting
operasional BPR Talabumi Leuwiliang. Dengan demikian, pembenahan
Magister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 30
http://www.mb.ipb.ac.id
manajemen pun ditekankan pada kedua ha1 tersebut, sehingga keterlibatan
level menajemen pada kedua aspek ini sangat intensif. Sejalan dengan ha1
ini, penekanan sistem informasi strategis yang akan dibangun pun lebih
pada sistem kredit dan keuangan, namun bukan berarti sistem lain dike-
sampingkan.
4.3. Sistem Kredit
Ada dua jenis kredit yang ditawarkan oleh BPR Talabumi LRuwi-
liang, yaitu kredit konsumen dan kredit modal kerja mingguan (MKM).
Pada dasamya, kedua jenis kredit tersebut mempunyai sistem yang sama,
hanya berbeda sasarannya. Sasaran kredit konsumen adalah para konsu-
men yang mengajukan permohonan kredit untuk kebutuhan rumahtangga,
artinya bukan untuk kegiatan produktif. Sedangkan kredit MKM sasaran-
nya adalah para produksenlpengusaha yang mengajukan permohonan
kredit untuk kegiatan produktif usahanya.
Jumlah pemberian kedua jenis kredit tersebut sampai saat ini berki-
sar antara Rp. 100.000 sampai Rp. 3.000.000, tetapi sebenarnya Batas
Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) adalah 20% dari modal disetor.
Dalam ha1 ini BPR Talabumi dapat memberikan kredit sebesar Rp. 15
juta. Meskipun demikian, perlu dilakukan sistem kontrol antara jumlah
kredit yang disalurkan dengan jumlah uang yang tersedia, sehingga BPR
Talabumi dapat menentukan jumlah uang minimal untuk kegiatan opera-
sionalnya. Sistem kontrol tersebut mempakan bagian dari sistem informasi
strategis BPR yang direkayasa.
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 31
http://www.mb.ipb.ac.id
Persaingan antar BPR dalam penyaluran dana ini terletak pada
besarnya bunga. Semakin kecil bunganya, akan semakin disukai oleh
nasabah. Walaupun demikian belum berarti bahwa BPR dengan bunga
terendah akan lebih banyak meraih nasabah, karena ternyata faktor pri-
mordial sangat bewariasi. Oleh karena itu, tingkat penentuan bunga kredit
mutlak menjadi hak BPR dengan asumsi tidak memberatkan masyarakat.
Dengan dasar demikian maka penentuan bunga kredit tidak dikoor-
dinasikan antara BPR dalam wilayah yang sama, sehingga keterkaitan
antar BPR cenderung sangat lemah, baik keterkaitan informasi, institusi
ataupun hubungan personal. Hal ini memerlukan kajian untuk membentuk
jaringan keja antar BPR dalam suatu sistem informasi strategis BPR
Talabumi Leuwiliang. Jaringan kerja tersebut dapat bempa guna bersama
informasi, transfer dana, pembinaan nasabah, dan pemecahan masalah.
Saat ini terdapat dua tipe jangka waktu kredit, yaitu mingguan (16
minggu) dan bulanan (10 sampai 12 bulan). Dalam jangka panjang, kredit
bulanan akan dijadikan pola kredit utama dengan proporsi yang lebih
besar, sedangkan kredit mingguan hanya sebagai penunjang untuk menjaga
perputaran uang dalam kendali. Hal ini didasarkan atas tujuan BPR yang
ingin meringankan beban nasabah yang berorientasi pada simbiosis mu-
talistis. Besar bunga pada kedua tipe kredit ini berbeda, 3.5% untuk
kredit bulanan dan 4.5% untuk kredit mingguan.
Penyaluran kredit tidak dibedakan berdasarkan sektor usaha calon
nasabah, yang membedakan hanya jumlah kredit yang diajukan. Sektor
pertanian belum menjadi fokus perhatian penyalurau kredit dari BPR
Talabumi, karena resikonya relatif besar (sektor pertanian tergantung
MIS - 32
http://www.mb.ipb.ac.id
kepada musim), sedangkan pasar untuk kredit mingguan (dagang) dirasa-
kan oleh BPR Talabumi Leuwiliang masih besar. Saat ini pun, kredit
sektor perdagangan kira-kira 75% dari total kredit yang disalurkan. Hal
ini menguntungkan BPR karena perputaran uang yang rutin dan cepat,
sedangkan 25% adalah jasa-jasa (misalnya konstruksi) yang jumlah nasa-
bahnya masih sangat terbatas.
Syarat utama mendapatkan kredit dari BPR Talabumi Leuwiliang
hams mengajukan jaminan barang, bisa b e ~ p a barang bergerak ataupun
barang tidak bergerak. Jika kredit dibawah Rp. 300.000, calon nasabah
bisa memberikan barang jaminan bempa barang-barang fiducia (barang
bergerak) seperti kuitansi TV atau alat ~ m a h tangga berharga lainnya.
Jika kredit diatas Rp. 300.000 barang jaminan lebih besar nilai-nya seperti
surat BPKB motor, surat girik, sertifikat tanah. Sampai saat ini, sebagian
besar barang jaminan yang sering diajukan adalah berupa BPKB motor.
Minimal nilai barang jaminan yang diajukan biasanya bernilai
150% dari nilai kredit yang disetujui, terutama untuk barang jaminan
berupa barang fiducia. Sedangkan untuk barang jaminan bempa barang
tidak bergerak nilainya sekitar 180 - 200% dari kredit yang disetujui.
Meskipun demikian, belum ada ketentuan resmi dari BPR Talabumi
mengenai ketentuan nilai jaminan ini, sehingga sangat bervariasi tergan-
tung dari hubungan personal dengan nasabah.
Penyitaan barang yang dilakukan oleh BPR Talabumi Leuwiliang
terjadi karena nasabah sudah menyatakan tidak sanggup lagi untuk meluna-
si kreditnya. Berdasarkan pengalaman BPR Talabumi Leuwiliang, penye-
lesaian kredit macet tidak semudah di bank umum yang langsung melaku-
Hagister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 33
http://www.mb.ipb.ac.id
kan penyitaan (yang memang kuat dasar hukumnya). BPR menghadapi
dilema dalam penyitaan, karena selain akan memperbumk citra BPR itu
sendiri, juga menuntut biaya penyelesaian yang lebih besar dari nilai kre-
ditny a.
Untuk mengatasi dilema tersebut, Direktur BPR Talabumi Leuwi-
liang melakukan pendekatan kelembagaan. Dalam ha1 ini, pendirian
lembaga pemerintah yang mampu menyelesaikan kredit macet BPR-BPR
dalam satu wilayah perlu diiaji. Lembaga ini diharapkan mampu menjadi
katalisator dalam penyelesaian masalah kredit macet dengan temp berdasar
pada ketentuan-ketentuan hukum dan hubungan antara nasabah dengan
BPR. Keterkaitan antara lembaga ini dengan BPR dapat diatur dan di-
koordinasikan oleh Bank Indonesia sebagai pengawas BPR.
Bagi nasabah yang membayar lebih awal dari jatuh tempo mendapat
insentif bempa potongan bunga angsuran yang dapat mencapai nilai bunga
satu minggulbulan. Jika dilihat dari nilai presentasenya, hampir 80-90%
adalah kredit baiWlancar dan sisanya 10-20% kredit macet. Dengan angka
prosentase kredit macet yang demikian, menurut Direktur, BPR Talabumi
masih termasuk BPR sehat.
Ada dua pola untuk mendapatkan kredit di BPR Talabumi Leuwi-
liang, yaitu: nasabah datang sendiri atau nasabah dicari oleh BPR. Pola
pertama memang masih menjadi pilihan BPR Talabumi Leuwiliang, selain
karena dengan alasan tidak adanya pos biaya dan tenaga untuk promosi
atau mencari nasabah, juga karena pengamh primordial yang menganggap
bahwa masyarakat yang membutuhkan bank. Namun demikian, peningka-
tan persaingan antar BPR mengharuskan BPR Talabumi Leuwiliang untuk
Magister Manajemen Agribisnis IPB
http://www.mb.ipb.ac.id
lebih progresif mencari nasabah. Melalui sistem informasi menajemen
yang baik akan menekan biaya dan tetap menempatkan BPR sebagai mitra
masyarakat dalam berusaha.
Nasabah yang akan mengajukan kredit akan melalui beberapa
prosedur yang terlingkup dalam Sistem Kredit BPR Talabumi (Gambar 4).
Gambar ini mempakan diagram konteks sistem kredit BPR yang melibat-
kan lima elemen lingkungan (environmental elements), yaitu Nasabah,
Kasir, Bagian Kredit, Kepala Bagian Operasional dan Direktur. Bagian
Kredit terlibat sejak nasabah bermaksud mengambil kredit sampai kredit
disetujui oleh Direktur. Secara manual, semua file-file yang berkaitan
dengan kredit disiapkan dan disimpan oleh Bagian Kredit. Kasir hanya
bersifat juru bayar saja, setelah nasabah menerima kuitansi pencairan
kredit. Direktur sebagai penentu persetujuan kredit hanya berdasarkan
pada data yang diterima dari Bagian Kredit (misalnya persyaratan), se-
dangkan Kepala Bagian Operasional belum berfungsi.
Gambar 5 merupakan Sistem Kredit yang saat ini berjalan atau
sistem manual. Disini terlihat bahwa Direktur tidak mempunyai informasi
pendukung yang mampu menyakinkan dirinya dalam mengambil keputusan
persetujuan kredit, sehingga ketergantungan pada bagian kredit dalam
pengumpulan data yang benar dan akurat seringkali menyebabkan proses
"Pengecekan Lapangan" berlangsung lama.
Pada masa yang akan datang, Sistem Kredit ini hams lebih cepat
dan efisien. Untuk itu, diperlukan perbaikan sistem informasi seperti yang
disajikan Gambar 6. Disini diperlukan fasilitas komputer (hardware
maupun somare) yang memungkinkan percepatan pengamb'ilan keputusan
Magister Manajwnen Agribisnis IPB MIS - 35
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
pemberian kredit dan keputusan manajerial lainnya yang lebih cepat dan
objektif. Hal ini dapat diharapkan karena adanya data pendukung yang
terorganisasi baik (database). Sebagai contoh, data calon nasabah dan
data keuangan sebagai informasi pendukung dalam pemutusan persetujuan
kredit dan penentuan nilai kredit.
Untuk menentukan nilai kredit, ada tiga variabel yang dipertim-
bangkan, yaitu: (1) variabel usaha, (2) variabel keluarga, dan (3) variabel
jaminan. Variabel usaha ditentukan dengan analisis kelayakan berdasarkan
standar umum yang berlaku. Artinya, pendapatan dan resiko dari usaha
nasabah ditaksir dari pendapatan dan resiko rata-rata masyarakat dari
usaha tersebut, misalnya ojeg, buka kios, dan dagang buah. Dengan
demikian ketersediaan data dan informasi relatif tidak diperhatikan, namun
untuk usaha yang tidak umum dimasyarakat, seperti jasa penyewaan
komputer, dan toko buku, BPR Talabumi Leuwiliang akan kesulitan
melakukan taksiran pendapatan dan resiko.
Untuk itu, data dan informasi mengenai komoditi dan jasa, seperti
data harga dan kebutuhan, sangat dibutuhkan BPR Talabumi Leuwiliang
pada masa mendatang. Data dan informasi ini dapat diperoleh dari lemba-
ga-lembaga terkait, seperti kantor kecamatan, kantor desa, dinas-dinas,
pasar, kelompok pedagang, persatuan ojeg, dan lembaga perekonomian
lainnya.
Variabel keluarga ditentukan dari kartu keluarga yang dapat dipero-
leh dari kantor desa. Data yang dibutuhkan adalah jumlah keluarga,
pekerjaan, jumlah tanggungan, pendidikan anggota keluarga, hubungan
antara keluaraga, dan laimya. Dari data keluarga ini dapat diprediksi
Magister Hanajemen Agribisnis I P B
http://www.mb.ipb.ac.id
pendapatan dan pengeluaran per bulannya serta tingkat hubungamya
dengan BPR Talabumi Leuwiliang. Variabel jaminan ditaksir langsung
berdasarkan harga umum yang terjadi pada saat sekarang, sehingga BPR
Talabumi kuwiliang hams memiliki data dan informasi tentang harga dan
kecendemngan perkembangan perekonomian wilayah, supaya memberikan
keadilan h a t dalam menentukan nilai jaminan tersebut.
Informasi yang terkumpul dari ketiga variabel diatas, oleh pihak
manajemen dijadikan sebagai bahan dasar dalam menentukan nilai kredit
dan memutuskan realisasi kredit nasabah. Dengan demikian, resiko kesa-
lahan lebih diperkecil, karena data yang dipakai adalah data aktual dan
berlaku di masyarakat.
Dengan demikian, nilai yang tertera pada Surat Permohonan Kredit
(SPK) secara teknis mempakan nilai kredit yang sudah diakui kelaya-
kannya oleh BPR Talabumi Leuwiliang, karena pengajukan SPK mempa-
kan hasil analisis bagian kredit atas nasabah berdasarkan data dan informa-
si ketiga variabel di atas yang dimiliki oleh BPR Talabumi Leuwiliang.
Hal ini berimplikasi pada pengecekan lapangan yang lebih cepat, seperti
terlihat pada Sistem Kredit yang diperbahami (Gambar 6). Pada sistem
sekarang, survey dan interview relatif lebii lama karena hams mengum-
pulkan data nasabah dilapangan, bam membuat analisis jaminan dan lapor-
an serta meminta persetujuan Direktur. Pada sistem yang diperbahami,
ha1 itu cukup ditangani oleh Kepala Bagian kredit yang berdasar pada
informasi keuangan BPR sebagai kontrol keseimbangan antara penyaluran
dan pengumpulan dana.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 40
http://www.mb.ipb.ac.id
Proses "Pengecekan Lapangan" pada Gambar 6 hanya mempakan
langkah preventif untuk menghindari penipuan data dan informasi, serta
untuk membuktikan apakah usaha calon nasabah dapat dipercaya dan
berjalan sesuai pennohonan, serta memeriksa apakah usaha calon nasabah
akan mampu membayar uang angsuran kredit dan bisa mempunyai keun-
tungan. Proses tersebut juga mengacu pada keuntungan, namun sudah
dimulai dari tahap awal proses. Bahkan untuk nasabah yang mempunyai
hubungan personal yang tinggi dengan BPR atau stafnya atau tersedia
datanya secara lengkap di BPR, pelaksanaan pengecekan lapangan bisa
diabaikan.
Pola ini bisa diadopsi untuk nasabah yang tidak memiliii jam&n,
dimana derajat hubungan menjadi faktor penentu. Oleh karena itu, perlu
dikaji supaya BPR Talabumi Leuwiliang berani menjangkau masyarakat
(bukan keluarga staf) yang tidak mempunyai jaminan. Ini bisa terjadi, jika
BPR Talabumi mempunyai data yang lengkap tentang potensi usaha dan
karakteristik nasabah. Jika ini diterapkan, maka BPR Talabumi Leuwi-
liang selangkah lebih maju dalam mengaplikasikan bank di masyarakat,
dimana masyarakat kecil dapat berpartisipasi tanpa hams dibebani oleh
jaminan yang notabene tidak dimiliki oleh masyarakat kecil. Salah satu
yang dapat disarankan adalah bagaimana BPR Talabumi Leuwiliang
marnpu menciptakan nasabah menjadi pengusaha-pengusaha kecil pede-
saaan.
Selanjutnya, Gambar 6 juga menjelaskan bahwa pada Sistem
Informasi Kredit yang diperbahamhi ada proses "Penyesuaian Keuangan".
Proses ini dimaksudkan untuk mengontrol kondisi keuangan dalam periode
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 41
http://www.mb.ipb.ac.id
tertentu, misalnya harian, untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan
(dihitung dari biaya provisi, Biaya Administrasi TagihanIBAT, dan Biaya
Tata Laksana/BTL) dan pengeluaran (kredit). Hal ini penting, supaya
operasionalisasi BPR Talabumi Leuwiliang secara keseluruhan berlangsung
dengan baik. Maka dari itu, BPR Talabumi Leuwiliang harus mempunyai
database keuangan yang dapat dihubungkan dengan Sistem Kredit.
Namun, demikian proses "Penyesuaian Keuangan" ini bukan menjadi
faktor pembatas pemberian kredit, tetapi lebih berfungsi pada pengawasan
terhadap batas minimal kas yang harus tersedia, supaya tidak terjadi over
kredit pada tenggang waktu tertentu.
Dengan demikian, perhitungan pemasukan dan pengeluaran uang
pada Sistem Kredit yang diperbaharui (komputer) ada pada proses awal
bukan pada pada saat realisasi kedit. Ini berarti, Sistem Kredit yang
diperbaharui satu proses lebih awal dan lebih cepat, tetapi tetap berazas
pada prinsip kehati-hatian.
Perbandingan efisiensi antara Sistem Kredit yang sedang berlang-
sung dengan yang diperbahuri pada setiap proses dapat dilihat pada Net-
work Diagram (Gambar 7 dan 8). Gambar 7 menunjukkan bahwa nasabah
umumnya membutuhkan waktu selama 9 (sembilan) hari sejak melakukan
penyiapan persyaratan sampai akad kredit (lihat jalur kritis). Hal ini terja-
di selain karena kurangnya ketersediaan data dan informasi tentang nasa-
bah yang disuwey, juga karena kemampuan teknik pengumpulan data dan
informasi bagian kredit masih rendah, serta tidak adanya prosedur baku
yang efisien diterapkan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 4 2
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 8. Network Diagram Sistem Kredit BPRTalabumi Leuwiliang yang Diperbaharui
http://www.mb.ipb.ac.id
Dengan demikian, sebenarnya BPR Talabumi dapat mempercepat
dengan hanya melakukan efisiensi dan pengaturan jadwal kerja (Gambar 8
bagian A), yaitu menjadi 6 hari (perbaikan prosedur). Namun dengan
melakukan penyediaan data dan informasi, maka akan lebih cepat lagi,
yaitu 4 hari (Gambar 8 bagian B). Percepatan yang diperoleh ini secara
langsung mengurangi biaya, sehingga BPR memperoleh keuntungan yang
lebih besar dengan tidak membebani nasabah. Gambar 8 juga mengindika-
sikan adanya aktivitas baru yang dapat dijadikan alat evaluasi kredit, yaitu
proses "Evaluasi dan Pelaporan Kredit". Proses ini lebih cenderung pada
evaluasi personal selama menjadi nasabah, seperti karakter, aktivitas so-
sial, aktivitas agama, dan lain-lainnya.
Pembuatan pelaporan cenderung akan lebii cepat dengan adanya
ketersediaan data dan informasi yang dibangun untuk menunjang pengam-
bilan keputusan. J i a selama ini pelaporan hanya bersifat informatif, maka
pelaporan yang diperbaharuhi hams lebii mengarah pada marketing.
Artinya, nasabah dievaluasi baik personal maupun kredimya untuk dipu-
tuskan apakah bisa ditambah, dikurangi, tetap, atau dientikan kredimya.
Hal ini bisa dilakukan jika BPR Talabumi memiliii perangkat evaluasi.
Gambar 9 adalah Jadwal Menagih Nasabah yang diisi dan dibuat
oleh penagih sebagai data perkembangan kredit nasabah. Data perkem-
bangan kredit ini dipadukan dengan data personal nasabah hasil evaluasi
langsung penagih dan kemudian direkap kedalam Evaluasi Penagihan
Kredit (Gambar 10). Evaluasi Penagihan Kredit ini dibuat pada akhir
periode kredit nasabah dan sekaligus dijadikan dokumen awal pada
pengambilan kredit selanjutnya, juga sebagai bahan pelaporan kredit.
Magirter Manajemen Agribisnis IPB MIS - 45
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Untuk memudahkan penagihan dan meminimalkan biaya penagi-
han, penggunaan jadwal mengansur (Gambar 11) dan peta nasabah
(Gambar 12) sangat efektif. Jadwal mengangsur diberikan kepada nasabah
dan diberi tanda tanggal-tanggal mengansur oleh penagih, selain untuk
membantu mengingat juga membantu merencanakan pengangsuran. Keter-
lambatan mengangsur dapat dijadikan tolok ukur evaluasi pelaksanaan
kredit nasabah yang bersangkutan.
Peta nasabah memberikan alternatif yang lebih baik bagi BPR
Talabumi Leuwiliang untuk melakukan perencanaan penagihan dengan
biaya seminimal mungkin dan seefektif mungkin. Selain menentukan jalur
terpendek juga untuk perencanaan pengembangan nasabah atau perluasan
pasar, sehingga BPR Talabumi Leuwiliang mengetahui masyarakat mana
yang menjadi nasabah dan bagaimana melakukan pendekatan serta kemana
penyaluran dan pengumpulan dana dilakukan.
4.4. Sistem Tabungan
Pemberian jasa tabungan dilakukan setiap akhir bulan, dengan
perhitungan tingkat bunga (17%) dikalikan saldo terendah awal bulan dan
dikurangi pajak bunga (15%). Jenis Tabungan BPR Talabumi Leuwiliang
adalah "Tabungan Persada". Nasabah tabungan sebagian besar adalah
nasabah kredit, sehingga pengumpulan dana dari tabungan ini relatif
lambat, bahkan beberapa nasabah hanya sekali menabung karena langsung
dipotong dari nilai kredit. Pada masa yang akan datang, BPR Talabumi
Leuwiliang hams memperbanyak nasabah sukarela yang menyadari man-
faat menabung di BPR Talabumi Leuwiliang.
Magister Manajemen Rgribisnis 1PB
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 13 menunjukkan diagram konteks sistem tabungan BPR
yang melibatkan lima elemen lingkungan, yaitu Nasabah, Kasir, Bagian
Tabungan, Kepala Bagian Tabungan dan Direktur. Gambar 14 mempakan
Sistem Tabungan pada saat ini, dimana fungsi kelima elemen lingkungan
ini tidak berbeda dengan di Sistem Kredit. Kepala Bagian Operasional
barn terlihat fungsinya pada Gambar 15 yang merupakan penyempurnaan
Sistem Tabungan dengan memasukkan unsur komputer.
Gambar 15 menunjukkan prosedur yang semakin sederhana dan
cepat, walaupun prosesnya bertambah. Jiia pada sistem sekarang perlu
persetujuan direktur untuk menabung, maka pada sistem yang diperbahami
tidak diperlukan lagi persetujuan Direlrtur. Hal ini karena dalam mena-
bung tidak perlu dilakukan analisis kelayakan dan juga penabung tidak
hams orang yang tercantum namanya dalam kartu tabungan, sehingga
resiko bukan pada pihak BPR.
Proses "Evaluasi Nasabah Tabungan" ini dianggap perlu karena
selain bertujuan untuk mengetahui profil nasabah juga sebagai dasar
pengukuran performans operasional tabungan. Hal ini bermanfaat sebagai
informasi bagi manajemen dalam melakukan keputusan-keputusan manaje-
rial mengenai perbaikan performans tabungan, misalnya dalam penentuan
tingkat bunga, penentuan target nasabah, alokasi keuangan untuk opera-
sional dan promosi dan sebagainya. Dengan demikian, masyarakat yang
menabung di BPR Talabumi Leuwiliang menyadari betul manfaat dan
keuntunganny a.
Hsgister nsnajemen Agribisnis IPB MIS - 51
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Selanjutnya, BPR Talabumi Leuwiliang sebaiknya juga mempunyai
peta nasabah tabungan, seperti pada peta nasabah kredit. Hal ini berfungsi
sebagai informasi dalam merencanakan promosi atau pemasaran. Sekali-
gus juga untuk mengetahui kelompok-kelompok masyarakat mana yang
sangat antusias dalam menabung.
Selain itu, juga dianjurkan untuk membuat form evaluasi untuk
setiap nasabah yang diisi dan dilaporkan oleh bagian tabungan ke pihak
manajemen. Form evaluasi untuk nasabah tabungan pada dasamya mirip
dengan nasabah kredit, tetapi lebih berorientasi pada peningkatan jumlah
tabungan dan intensitas menabung. Contoh dari form evaluasi tersebut
dapat dilihat pada Gambar 16. Ini berarti bagian tabungan hams mengenal
betul siapa nasabah (misalnya pekerjaannya, darimana uang yang ditabung,
dan karakternya), sehingga bagian tabungan tidak hanya bertindak pasif
tetapi aktif memberikan alternatif-alternatif untuk meningkatkan kemam-
puan menabung para nasabah. Ini bisa terjadi, jika bagian tabungan
memiliki naluri kemitraan @artnership) yang ramah dan normatif.
4.5. Sistem Deposito
Jenis deposito yang ditawarkan oleh BPR Talabumi Leuwiliang
ada tiga, yaitu deposito berjangka 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan. Tingkat
bunga sebesar 20% per tahun yang ditawarkan setiap bulan, sehingga
untuk deposito sebesar Rp 10 juta, nasabah bisa memperoleh 142 ribu per
bulan (setelah dikurangi pajak). Pihak BPR Talabumi Leuwiliang kesuli-
tan untuk mengajak masyarakat agar mau menyimpan uangnya dalam
jumlah besar. Karena itu, sampai saat ini belum ada masyarakat
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 5 5
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Leuwiliang yang mendepositokan uangnya di BPR Talabumi Leuwiliang.'
Dengan demikian, deposito hanya berasal dari pemegang saham.
Pada dasamya, Sistem Deposito tidak berbeda dengan Sitem
Tabungan. Karena selain sama-sama proses pengumpulan dana, juga
karena secara prinsip prosedural tidak berbeda, bahkan lebih sederhana.
Berdasarkan pengalaman BPR Talabumi Leuwiliang, deposito yang ada
adalah dari pemegang saham, sehingga penga~hnya pada Sistem Informa-
si BPR tidak begitu terasa.
4.6.. Sistem Keuangan
Sistem Keuangan sangat terkait dengan sistem pelaporan keuangan
BPR yang sekaligus menjadi tolok ukur performans BPR. Bank Indonesia
@I) sebagai lembaga pengawas membuat beberapa standar laporan yang
sebagian besar terkait dengan Sistem Keuangan, yaitu:
(a) 1. Laporan Keuangan Bulanan disampaikan paling lambat 10 hari.
2. Laporan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) disampaikan paling lambat 10 hari.
3. Laporan Keuangan Bulanan dan Laporan BMPK disampai- kan ke BI secara bersama-sama.
(b) Laporan mengenai realisasi pemberian kredit setiap triwulan 3 atau 3 (tiga) bulan. Laporan ini disampaikan ke BI selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah triwulan yang dimaksud berakhir. Bulan laporan: MARET, JUNI, SEPTEMBER, DESEMBER.
(c) 1. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi dilakukan se- kurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu berupa Laporan Keuangan Intern Posisi Akhir Bulan Juni dan Laporan Keuangan Akhir Tahun Posisi Akhir Desem- ber.
2. Laporan Keuangan Publikasi disajikan dalam bentuk Per- bandingan dengan Laporan Periode yang sama tahun sebe- lumnya.
3. Laporan Keuangan Publikasi dilakukan selambat-lambatnya:
I I
Hagister nanajemen Agribisnis I P B MIS - 57
I I
http://www.mb.ipb.ac.id
a. 1 (satu) bulan setelah berakhirnya bulan laporan untuk Laporan Keuangan Intern, posisi akhir bulan Juni.
b. 2 (dua) bulan setelah berakhirnya tahun untuk Laporan Keuangan Akhir Tahun, posisi akhir bulan Desember.
4. Pengumuman Laporan Keuangan Publikasi ditempelkan pada papan pengumuman di kantor BPR Talabumi Leuwi- liang.
(d) Laporan Keuangan Tahunan wajib disampaikan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya akhir bulan Februari tahun beri- kutnya. Laporan Tahunan yang disampaikan iN adalah Laporan Keuangan yang dipertanggungjawabkan.kepada Direksi atau yang setingkat RUPS atau Rapat Anggota.
(e) Pembuatan rencana kerja BPR Talabumi Leuwiliang adalah Renca- na Kegiatan dan Anggaran selama 1 (satu) tahun. Rencana Kegia- tan dan Anggaran ini disampaikan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tahun takwim diiulai.
(f) Laporan Pelaksanaan Ke j a adalah Laporan dari dewan Komisaris mengenai hasil pengawasan terhadap pelaksanaan rencana keja tahunan oleh Dieksi.
Standar Laporan Keuangan yang diminta oleh Bank Indonesia ter-
diri dari:
(a) Neraca Bulanan (b) RekeNng-rekening Administrasi (c) Daftar Rincian Antar Bank Pasiva (d) Daftar Rincian Antar Bank Aktiva (e) Daftar Rincian Kredit yang Diberikan (f) Daftar Rincian Tabungan (g) Daftar Rincian Deposito Berjangka (h) Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva (i) Rincian Rupa-mpa Pasiva (i) Daftar Rincian Laba Rugi
Untuk memenuhi laporan ke BI ini, BPR Talabumi LRuwiliang
mempunyai:
(a) Perincian Perhitungan Laba-Rugi (b) Jurnal
Magister Manajemen Agribisnis IPR MIS - 5 8
http://www.mb.ipb.ac.id
Perbedaan antara laporan Standar BI dengan yang dimiliki olehc
BPR Talabumi Leuwiliang adalah format dan sandi yang digunakan.
Untuk itu, dalam Sistem Informasi Keuangan, perlu penyesuaian penyan-
dian.
Ada dua cara yang dapat ditempuh dalam penyesuaian penyandian,
yaitu (1) penyesuaian tanpa membah masing-masing sandi dan (2) penye-
suaian dengan membah sandi BPR Talabumi Leuwiliang ke Standar BI.
Cara pertama lebih praktis dengan alasan bahwa elemen-elemen keuangan
BPR Talabumi Leuwiliang berbeda dengan BI, sehiigga tidak semua
laporan standar BI bisa terisi. Dalam ha1 ini, laporan yang biasa diisi oleh
BPR Talabumi Leuwiliang adalah Neraca Bulanan, Daftar Rincian Kredit
yang Diberikan, Daftar Rincian Tabungan, Daftar Rincian Deposito Ber-
jangka, Daftar Rincian Rupa-mpa Aktiva, dan Daftar Rician Laba Rugi.
Penyesuaian cara kedua akan lebih akrab, tetapi membumhkan
beberapa pembahan elemen-elemen keuangan BPR Talabumi Leuwiliang
yang seringkali sulit disesuaikan. Hasil penyesuaian pada kedua cara di .
atas dapat dilihat pada Lampiran 1,2, 3 , 4 , dan 5.
Penyesuaian sandi cara pertama menunjukkan tidak semua elemen
(pos) keuangan sesuai (Lampiran 1, 2, dan 3), karena adanya perbedaan
elemen keuangan antara BI dengan BPR Talabumi Leuwiliang. Bahkan,
ada satu elemen keuangan BI hams disesuaikan dengan beberapa elemen
keuangan BPR Talabumi Leuwiliang (Lampiran 3). Kondisi ini tidak
terjadi pada penyeseuaian cara kedua (Lampiran 4 dan 5).
MIS - 5 9
http://www.mb.ipb.ac.id
Namun, penyesuaian cara kedua ini membuhlhkan pembahan
format laporan BPR Talabumi Leuwiliang, baik dari segi konteks penuli-
san maupun letak (umtan) elemennya (lihat yang bertanda *). Walaupun
demikian, cara kedua ini lebih mudah menggunakamya karena langsung
merefleksi laporan standar BI.
4.7. Sistem Sumberdaya Manusia
Saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang sedang melakukan pembenahan
sumberdaya manusia. Posisi kosong pada Kepala Bagian, seperti yang
terlihat pada bagan organisasi, me~pakan posisi yang sedang ditawarkan
oleh BPR Talabumi kepada stafnya (atau orang lain) yang dianggap me-
miliki kemampuan. Untuk menempatkan seseorang pada posisi tersebut,
BPR Talabumi sedang melakukan observasi terhadap staf yang ada dan
mencari kemungkinan untuk merekrut dari luar. Dalam kaitan itu, BPR
Talabumi Leuwiliang membutuhan suatu sistem kerja (prosedur) atau lebii
jauh adalah sistem informasi sumberdaya manusia, yang secara teknis
mampu memberikan informasi detail tentang staf BPR Talabumi Leuwi-
liang (atau orang luar), baik yang berkaitan dengan kualitas kerja maupun
kualitas kemampuan bekerjasama.
Untuk itu BPR Talabumi Leuwiliang membutuhkan seperangkat
alat evaluasi, seperti yang terlihat pada Gambar 17. Gambar 17 iN
menunjukkan form evaluasi akhir dari seorang staf dalam jangka waktu
tertentu dengan aspek pe~laian meliputi aspek sikap, pengetahuan, dan
perilaku. Pada kondisi saat ini, BPR Talabumi Leuwiliang sehamsnya
melakukan penekanan pada "objektivitas atasan" dalam melihat ketiga
Magister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 60
http://www.mb.ipb.ac.id
EVALUASI SUMBERDAYA MANUSIA BPR TALABUMI LEUWILIING
Nama Staf Nomor Jabatan
Gambar 17. Form Evaluasi SDM BPR Talabumi Leuwiliang
Pengetahuan Resume Pendidikan dan Pelatihan
I A m . I p i q Skala
Sikap Resume Gaji
Skala
ResumeJabatan Bog or, . . . . . . . . . . . Menyetujui, Mengusulkan.
Dikeluarkan Direklur xepaa Bagtan umum
http://www.mb.ipb.ac.id
aspek tersebut, karena untuk hal-ha1 yang bersifat kuantitatif, seperti tes,
belum mungkin untuk dilaksanakan.
BPR Talabumi Leuwiliang telah memiliki job description, sehingga
evaluasi dapat dilakukan dengan melihat adanya gap yang terjadi antara
kerja ideal dengan kerja faktanya. Meskipun demikian, job description
bukan dijadikan dasar evaluasi utama, karena seringkali faktor non-teknis
sangat berpengaruh (misalnya aspek lingkungan). Untuk itu, sudah
sehamsnya melakukan pembangunan sistem informasi sumberdaya manu-
sia ini sejak sekarang, selain karena masalah sumberdaya manusia ini
sangat krusial, juga karena pengembangan sumberdaya manusia akan
berpengaruh langsung pada pengembangan BPR Talabumi itu sendiri.
BPR Talabumi Leuwiliang juga diiarapkan mempunyai perangkat
perencanaan sumberdaya manusia untuk memberikan kepastian masa
depan bagi stafnya. Gambar 18 mempakan contoh form perencanaan
untuk beberapa tahun mendatang yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
BPR Talabumi untuk mengembangkan sumberdaya manusianya. Pengem-
bangan sumberdaya manusia ini mengarah pada tiga dimensi peningkatan,
yaitu peningkatan kualitas (seperti pendidikan dan pelatihan), peningkatan
status (seperti karir), dan peningkatan pendapatan (seperti gaji).
4.8. Sistern Pernasaran
Pemasaran dalam pengertian aktif memang belum menjadi perha-
tian BPR Talabumi Leuwiliang, karena saat ini nasabah mendatangi BPR
atau membutuhkan BPR. Dengan pemikiran seperti ini, BPR sudah cukup
melakukan intervensi pada pasar, misalnya dengan dari mulut ke mulut
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 62
http://www.mb.ipb.ac.id
PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA BPR TALtBUMl LEOWILIAWG
II Tanggal Dibuat Tanggal Berakhir
Perencanaan Penerimaan Perencanaan Keluar
Perencanaan Pensiun
I-llJunlhI Bogor, . . . . . . . . . . . . Menyetujui. Mengusulkan.
Gambar 18. Form Perencanaan SDM BPR Talaburni Leuwiliang
http://www.mb.ipb.ac.id
atau penempatan papan nama di depan kantor. Ini berimplikasi pada tidak
adanya posting biaya dan alokasi tenaga kerja ke pemasaran.
Pada masa mendatang, kondisi seperti di atas akan berubah pada
persaingan yang semakin ketat. Selain karena masuknya lembaga
keuangan lain (pertumbuhan industri yang relatif cepat), juga karena sasar-
an konsumemya semakin sediiit dan cenderung tidak disertai dengan per-
luasan area. Pada kondisi demikian, ada dua ha1 yang dapat dilakukan
BPR Talabumi, yaitu melakukan efisiensi dan diversifikasi konsumen.
Efisiensi adalah melakukan perbaikan manajemen terns menerus dengan
memperbesar rasio output terhadap input, sedangkan diversivikasi konsu-
men adalah membuka pasar baru bagi konsumen yang selama ini diting-
galkan padahal berpotensi untuk digarap, misalnya pertanian.
Untuk menjawab tantangan itu, maka BPR Talabumi harus Leuwi-
liang h m s aktif memasarkan produknya. Dalam ha1 ini, peranan sistem
informasi pemasaran yang sesuai dengan lingkungan BPR Talabumi mutlak
diperlukan. Contoh pemasaran yang mungkin dilakukan adalah tatap muka
.. dan melalui media, seperti membuat papan nama, stiker, papan penunjuk,
dan sebagainya yang bekejasama dengan lembaga formal maupun non
formal terkait laimya (misalnya kecamatan, desa, kepolisian, kelompok
pengajian, dan laimya).
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 64
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB V. RANCANGAN SISTEM INFORMAS1 MANAJEMEN
BANK PERKREDITAN RAKYAT
Sistem Informasi Manajemen Bank Perkreditan Rakyat (SIM-BPR)
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi pihak manajemen dan atau
pihak lain yang berkompeten dengan BPR dalam rangka efisiensi, inovasi,
dan pembangunan sumberdaya informasi sebagai basis pengambilan kepu-
tusan strategis, baik berupa keputusan yang bersifat operasional (rutin dan
mendadak) ataupun perencanaan. SIM-BPR ini akan dibagi dalam dua
kategori, yaitu:
(a) Sistem Informasi Fungsional (SIFIFunctional Information System) (b) Sistem Informasi Eksekutif (SIEIExecutive Infonnation System)
SIF terdiri dari Sistem Informasi Jasa (SU) Sistem Informasi
Keuangan (SIK), Sistem Informasi Sumberdaya Manusia (SISDM), dan
Sistem Informasi Pemasaran (SIP). Keempat sistem informasi ini akan
ditunjang oleh data yang diperoleh dari Sistem Informasi Pembukuan
(Sistem Informasi AkuntansilSIA).
5.1. Sistern Informasi Akuntansi (SIA)
SIA ditandai oleh aktivitas transformasi data yang tinggi, baik dari
aspek volume data maupun proses dan pengemasannya. Terdapat empat
fungsi utama dalam SIA ini, yaitu: (1) pengumpulan data, (2) transformasi
data, (3) penyimpanan data, dan (4) penyiapan dokumen. Dalam sistem
terkomputerisasi, SIA memiliki model seperti pada Gambar 19.
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 65
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Pengumpulan Data:
Setiap BPR Talabumi Leuwiliang berinteraksi dengan lingkungan-
nya (individu, kelompok atau lembaga) dijelaskan oleh satu catatan
data (record), misalnya data penduduk, data pedagang, dan seba-
gainya.
Transformasi Data:
Transformasi data berarti mengubah data menjadi informasi bagi
BPR Talabumi Leuwiliang (dan pengguna lain). Dalam mentrans-
formasi data ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu:
(1) Pengklasifikasian. Penggunaan kode untuk mengklasifika- sikan data. Kode merupakan satu atau beberapa karakter yang digunakan untuk mengidentifikasi dan mengelompok- kan record. Contoh, record nasabah kredit memuat kode- kode yang mengidentifikasi nasabah yaitu nomor rekening, nomor desa, klasifikasi gaji, dan sebagainya.
(2) Penyortiran. Penyusunan record berdasarkan urutan ter- tentu atas dasar kode yang diinginkan pengguna. Contoh, ingin menyusun nama-nama nasabah berdasarkan jumlah kredit.
(3) Perhitungan. Digunakan operasi matematik (perkalian, pembagian, penambahan, pengurangan) dan logika (lebih besar, lebii kecil, naik, tetap, turun, dan sebagainya) untuk memperoleh data tambahan dalam menunjang informasi. Misalnya, menentukan jumlah bunga kredit.
(4) Pengikhtisaran. Penggunaan banyak data yang perlu disin- tesis dan disarikan menjadi informasi yang diinginkan. Misalnya, mengetahui tingkat permmbuhan kredit.
Penyimpanan Data:
Data disimpan dalam bentuk file baik pada memori internal dan
eksternal dalam komputer. File-file tersebut dapat diintegrasikan
secara logis untuk membentuk database.
nsgister Msnajemen Agribisnis I P B MIS T 67
http://www.mb.ipb.ac.id
Penyiapan Dokumen:
Dokumen yang dimaksud ada dua, yaitu berupa print out (kertas)
atau tampilan di layar (monitor). Contoh dokumen berupa kertas
adalah form-form isian setelah terjadi interaksi dengan nasabah
(surat perjanjian kredit), form tagihan, dan sebagainya.
SIA pada SIM-BPR ini disebut sebagai Sistem Jasa, karena BPR
Talabumi Leuwiliang bergerak dalam bidang jasa. Diagram Konteks dari
sistem jasa SIM-BPR ini dapat dilihat pada Gambar 20. Elemen lingkung-
an pada sistem jasa SIM-BPR ini adalah Nasabah, Masyarakat, Lembaga
Terkait, Bank Indonesia, Komisaris, Bank Danamon, Direktur, Kepala
Bagian Operasional, Kepala Bagian Umum, Bagian Kredit, Bagian Ta-
bungan, Tata Usaha, Akuntan, dan Kasir.
Nasabah; yang dimaksud adalah nasabah BPR Talabumi Leuwi- liang, baik nasabah kredit, tabungan maupun deposito.
Masyarakat; adalah penduduk yang berada dalam lingkup kerja BPR Talabumi Leuwiliang, tetapi bukan nasabah, yang m e ~ p a k a n calon nasabah, baik calon potensial maupun calon tidak potensial, baik berupa individu maupun kelompok.
Lembaga Terkait; merupakan lembaga formal dan non formal yang berada dalam lingkup kerja BPR Talabumi Leuwiliang, baik lembaga sejenis maupun berlainan, seperti BPR lain, BRI Unit Desa, Bank Pasar, BKK, LPK, Kantor Kecamatan, Kantor Desa, Kepolisian, Koperasi, Persatuan, Kelompok Tani, dan lain seba- gainya.
Bank Indonesia; dalam rangka pengawasan operasional BPR, Bank Indonesia secara periodik meminta laporan dan melakukan audit.
Komisaris; adalah pemilik saham BPR Talabumi Leuwiliang, dimana BPR Talabumi secara operasional hams dipertanggungja- wankan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.
Bank Danamon; adalah bank umum swasta tempat BPR Talabumi Leuwiliang meny impang uangny a.
Magister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 68
http://www.mb.ipb.ac.id
KOMISARIS pemetujuan anggaran. hasil evaluasi, kebgakan
apllbst kegtatan pcrnasaran
Gambar 20. Diagram Konteks Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM-BPR) Talaburni Leuwiliang
K. OPERASIONAL KUMUM KASIR
AKUNTAN BAGIAN TABUNGAN
BAGIAN KREDIT
MASYARAKAT
NASABAH data
buku tabungan.
buku kred~t, uang.
kuitansi. formullr,
tanda tangan
uang, form sctoran
BANK DANAMON I BANK INDONESIA I
A pcmyataen kclayakan.
buku tabungan, analfsis program kredlt
buku kredlt, uang, dsn tabungan, uang.
ku~tansi, formullr, yang dlupdate, ddokumcn ku$tansb, buku elmpanan
MOU. 5 K krcdffidan tabungan, d s t
kontml keuangan. mvaluaa dan laporan krcdn~t, uang. kultans,. buku tabungan. pcngawaean tabungan dsn krcdat, ds t
Sistem lnformasi Manajemen Keterangan:
Bank Perkreditan Rakyat I-1 elemen lingkungan
ku~tans~, buku tabungan
- allran data
penyimpan data
7
laporan keuangan hasll cvaluas~ BI. format BI kebljakan
http://www.mb.ipb.ac.id
Direktur; Kepala Bagian Operasional, Kepala Bagian Umum, Bagian Kredit, Bagian Tabungan, Tata Usaha, Akuntan, dan Kasir; adalah staf operasional dari BPR Talabumi dalam menya- lurkan dan mengumpulkan dan masyarakat.
Peranan masing-masing elemen lingkungan di atas berbeda-beda
seperti terlihat pada DFD 0 SIM-BPR (Gambar 21). Gambar 21 menje-
laskan bahwa SIM-BPR memiliki lima proses yaitu:
1. Sistem Kredit, 2. Sistem Tabungan, 3. Sistem Keuangan, 4. Sistem Sumberdaya Manusia, dan 5. Sistem Pemasaran.
Masing-masing sistem ini memiliki datastore dan database tersendiii yang
satu sama lain akan saling terkait, terutama dalam transfer data dan infor-
masi.
5.2. Sistem Kredit (Diagram 1 )
Dalam Sistem Kredit ini (Gambar 22) terdapat delapan proses
dengan lima elemen lingkungan (Nasabah, Bagian Kredit, Kasir, Kepala
Bagian Operasional, dan Direktur) yang terlibat serta tiga datastore
terkait, yaitu datastore Kredit, datastore Keuangan dan datastore Calon
Nasabah.
1.1. Pengisian Formulir Kredit: Bagi Nasabah baru yang bermaksud mengambil kredit diharuskan memenuhi semua persyaratan kredit yang telah dibuatkan formulirnya. Formulir yang telah diisi oleh nasabah kemudian diproses oleh Bagian Kredit untuk di- buatkan rekomendasi kredit, formulir perbaikan jika perlu, dan buku kredit serta dijadikan data dimasukkan pada da- tastore Kredit dan atau untuk bahan data proses selanjutnya.
Masister Manajmn Agribisnis IPB MIS - 70
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
1.2. Melakukan Pengecekan Lapangan: Setelah semua persyaratan terpenuhi yang tertuan dalam rekomendasi, maka Bagian Kredit melakukan pengecekan lapangan (survey nasabah) untuk mencocokkan data dalam formulir dengan kondisi yang sebenamya. Kemudian diten- tukan kelayakannya.
1.3. Analisis Nasabah dan Jaminan: Berdasar formulir dan pengecekan lapangan, Bagian Kredit melakukan analisis nasabah (keluarga dan usaha) dan jami- nan untuk kemudian dibuat kelayakannya. Dalam melaku- kan analisis ini, BPR memiliki data pendukung yang tersim- pan dalam datastore Calon Nasabah yang diambil dari masyarakat dan lembaga terkait.
1.4. Penyesuian Keuangan: Kredit yang layak kemudian oleh Kepala Bagian Operasi- onal disesuaikan dengan kondisi keuangan BPR dengan berdasar pada datastore Kemgan. Proses ini melakukan verifiiasi jumlah kredit yang akan diberikan. Jika kondisi keuangan BPR tidak memungkinkan memberi sesuai dengan yang diiinta nasabah atau berdasarkan analisis nasabah dan jaminan perlu dikurangi atau ditambah, maka Bagian Kredit akan memberikan formulir baru yang akan disepakati lagi dengan nasabah.
1.5. Pembuatan Buku Kredit dan Surat Kuasa: Kredit yang layak dan disepakati jumlahnya dengan nasabah dibuatkan buku kreditnya dan surat kuasanya atas jaminan yang diajukan. Kemudian setelah ditandangani oleh kedua belah pihak (nasabah dan Direktur) maka kuitansi pem- bayaran dibuat untuk dicairkan di Kasir.
1.6. Memasukkan Data Kredit: Semua data kredit di masukkan ke dalam datastore Kredit, termasuk data baru untuk meng-update.
1.7. Pencairan Kredit dan Angsuran: Kasir akan membayarkan sejumlah uang yang tertera di kuitansi pembayaran kredit. Pada proses ini, nasabah akan memperoleh sejumlah uang dan huh kredit, serta form lain yang hams dipegang nasabah. Dokumen-dokumen kredit ini dishpan oleh Bagian Kredit dan datanya dapat diiasuk- kan ke datastore Kredit. J i a nasabah mengangsur kredit- nya maka akan berhubungan dengan Kasir, yang kemudian kuitansi pembayaran angsuran akan dijadiian data baru untuk dimasukkan ke datastore Kredit dan untuk merubah buku kredit.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 73
http://www.mb.ipb.ac.id
1.8. Evaluasi dan Pelaporan Kredit: Pelaporan dan evaluasi kredit dibuat oleh Kepala Bagian Operasional berdasarkan datastore Kredit yang kemudian diserahkan kepada Direktur untuk dibuat kebijakan perbai- kannya.
5.3. Sistem Tabungan (Diagram 2)
Dalam Sistem Tabungan (Gambar 23) terdapat tujuh proses dengan
l i i a elemen lingkungan (Nasabah, Bagian Tabungan, Kasir, Kepala
Bagian Operasional, dan Direktur) yang terlibat serta datastore Tabungan.
Datastore Keuangan tidak terkait secara langsung seperti di Sistem Kredit,
karena uang masuk atau keluar dalam Sistem Tabungan ini tidak ditentu-
kan oleh pihak BPR.
2.1. Pengisian Formulir Tabungan: Nasabah yang mau menabung diiamskan mengisi fomulir tabungan, yang kemudian diproses lebih lanjut oleh Bagian Tabungan.
2.2. Pembuatan Buku Tabungan: Buku tabungan mempakan bukti autentik tentang posisi keuangan penabung di BPR yang berlaku jika sudah ditanda- tangani oleh kedua belah pihak (nasabah dan Direktur).
2.3. Memasukkan Data Penabung: Semua data tabungan diiasukkan ke dalam datastore tabungan.
2.4. Pengambilan dan Penyimpanan Uang Tabungan: Peneambilan dan Denvetoran uane tabunean dilakukan oleh nasibah kepada ~as i r ' den~an bu& kuiku%i.
2.5. Update Data Tabungan: Proses penyesuaian data terbaru berdasarkan kuitansi ta- bungan yang kemudian dimasukkan ke datustore Tabungan.
2.6. Evaluasi Nasabah Tabungan: Berdasarkan datastore Tabungan, Kepala Bagian Opera- sional mengevaluasi nasabah dan membuat beberapa kemungkinan perbaikan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 74
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
2.7. Membuat Laporan Tabungan: Hasil evaluasi dan datastore Tabungan, dibuat laporan tabungan oleh Kepala Bagian Operasional yang kemudia diberikan kepada Direktur untuk dibuat kebijakan perbai- kanny a.
5.4. Sistem Keuangan (Diagram 3)
Dalam Sistem Keuangan (Gambar 24 dan 25) terdapat delapan
proses dengan tujuh elemen lingkungan (Kasir, Akuntan, Kepala Bagian
Umum, Direkhlr, Komisaris, Bank Indonesia, Bank Danamon) yang terli-
bat serta datastore Keuangan.
3.1. Pengeluaran Uang: Uang yang dieluarkan meliputi pencairan lcredit dan pengambilan tabungan. Kasir melakukan pencairan uang kredit setelah mendapat perintah dari Kepala Bagian Opera- sional melalui kuintansi pencairan kredit yang disetujui oleh Direktur. Pengambilan tabungan dilakukan oleh nasabah melalui lcuitansi pengambilan setelah divalidasi oleh Bagian Tabungan.
3.2. Pemasukan Uang: Uang masuk berasal dari penyetoran angsuran kredit dan tabungan serta deposit0 (sangat jarang). Kasir menerima uang angsuran kredit setelah nasabah menerima nota setor dari Bagian Kredit. Uang tabungan diterima kasir dan berdasarkan kuitansi setoran, buku tabungan nasabah dise- suaikan oleh Bagian Tabungan.
3.3. Pencatatan Uang: Kuitansi yang berasal dari kasir (uang keluar atau masuk) dijadikan data yang dimasukkan ke datastore Keuangan.
3.4. Jurnal: Mencatat semua data uang yang keluar maupun masuk berdasarkan jenis kegiatan dan tanggalnya.
3.5. BukuBesar: Pemindahan pembukuan dari jumal ke Buku Besar; Pembu- . kuan.
3.6. Data Keuangan Diedit: Data jurnal terbam selalu digunakan untuk meng-qdate data di datastore Keuangan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 76
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 25. Diagram 3.7 . Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM-BPR) Talabumi Leuwiliang
http://www.mb.ipb.ac.id
3.7. Pelaporan, Evaluasi, dan Anggaran Keuangan: Pelaporan keuangan BPR, selain untuk kepentingan dirinya, juga untuk keperluan lembaga pengawas yang hams difor- mat sesuai dengan standar Bank Indonesia. Untuk itu, perubahan data yang terjadi di datastore Keuangan diran- cang untuk dapat disesuaikan secara otomatis terdahap datastore Laporan, sehingga lebih sederhana dalam mem- buat pelaporan, evaluasi dan rencana anggaran.
3.7.1. Membuat Laporan Keuangan: Laporan ini dipersiapkan dan dibuat oleh Kepala Bagian Umum dengan berdasarkan pada data yang ada di Buku Besar dan datastore Keuangan.
3.7.2. Memasukkan Data Laporan: Laporan dimasukkan ke dalarn datastore Laporan sebagai dokumen elektronik.
3.7.3. Mencetak Laporan Format BI: Dari datastore Laporan langsung dapat dicetak la- poran keuangan format Bank Indonesia yang diberi- kan kepada Bank Indonesia untuk dibuat evaluasinya
3.7.4. Mencetak Laporan Format BPR: Dari datastore Laporan langsung dapat dicetak laporan keuangan format BPR yang diberikan kepada Komisaris untuk dibuat kebijakan perbai- kamya.
3.7.5. Membuat Anggaran Keuangan: Dari datastore Laporan dipersiapkan anggaran keuangan pada waktu yang akan datang. Anggaran ini dipersiapkan oleh Direktur dan disetujui oleh Komisaris untuk dibuat kebijakan perbaikannya.
3.7.6. Evaluasi Keuangan: Evaluasi berasal dari Komisaris dan Bank Indonesia dimana Direktur akan menindaklanjuti.
3.8. Penyimpanan dan Pengambilan Uang: BPR melakukan penyimpanan uangnya di Bank Danamon sebagai nasabah tabungan.
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 79
http://www.mb.ipb.ac.id
5.5. Sistem Sumberdaya Manusia (Diagram 4)
Dalam Sistem Sumberdaya Manusia (SDM) (Gambar 26) terdapat
enam proses dengan l i i a elemen lingkungan (Tata Usaha, Kepala Bagian
Umum, Direktur, Lembaga Terkait, dan Masyarakat) yang terlibat serta
duadatastore, yaitu datastore SDM dan datastore Keuangan.
4.1. Penerimaan SDM Baru: BPR dapat memuat iklan lowongan kerja di media atau langsung ke lembaga yang ada (lembaga kerjasama). Untuk itu, BPR memiliki data awal dari lembaga tersebut (atau masyarakat). Masyarakat yang ingin bekerja di BPR mengajukan lamaran dan mengikuti tes yang telah ditentu- kan, yang diproses oleh Tata Usaha.
4.2. Analisis Kebutuhan dan Performans SDM: Kebutuhan staf dapat diperoleh berdasarkan analisis kebutu- han atas datastore SDM. Pada proses ini sekaligus dilaku- kan penilaian performans staf dalam rangka peningkatan karir.
4.3. Seleksi SDM: Staf barn yang 1010s persyaratannya, diseleksi secara inten- sif dengan masa orientasi tertentu.
4.4. Peningkatan Kualitas: Calon staf akan diberi pendidikan awal untuk meningkatkan kualitasnya, baik secara formal maupun informal ke lemba- ga terkait.
4.5. Evaluasi dan Pelaporan SDM: Semua staf (barn maupun lama) dievaluasi dan dilaporkan oleh Kepala Bagian Umum ke Direktur untuk ditindaklanju- ti.
4.6. Restrukturasi SDM: Hasil evaluasi dan laporan dapat dijadian dasar peningka- tan karir atau resuukturasi SDM. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dengan kondisi keuangan BPR melalui datas- tore Keuangan.
Hagister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 80
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
5.6. Sistem Pemasaran (Diagram 5)
Dalam Sistem Pemasaran (Gambar 27) terdapat tujuh proses
dengan empat elemen lingkungan (Kepala Bagian Operasional, Direktur,
Lembaga Terkait, dan Masyarakat) yang terlibat serta empat datastore,
yaitu datastore Pemasaran, datastore Keuangan, datastore Kredit, dan
datastore Tabungan.
5.1. Memasukkan Data: Pada awalnya, datastore Pemasaran diperoleh dengan mengambil data dari lembaga terkait dan masyarakat oleh Bagian Kredit maupun Tabungan.
5.2. Analisis Data: Data dalam datastore Pemasaran dioleh dan dianalisis untuk dibuatkan rancangan program pemasaran.
5.3. Perancangan Program Pemasaran: Program-program pemasaran dilihat kelayakan operasion- alnya.
5.4. Perhitungan Biaya: Perhitungan biaya dilakukan untuk melihat kemampuan finansial BPR dalam melaksanaan program pemasaran.
5.5. Evaluasi Program: Rancangan program yang layak di evaluasi dengan melihat kinerja lcredit dan tabungan dari datastore-nya masing- masing.
5.6. Membuat Laporan Pemasaran: Laporan pemasaran dibuat dan dipersiapkan oleh Kepala Bagian Operasional dan diserahkan pada Direktur.
5.7. Pelaksanaan Program: Program diimplementasikan ke masyarakat dan lembaga terkait dan dampaknya terhadap kiierja BPR dievaluasi dan dilaporkan ke Direktur.
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 82
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
5.7. Database
Dalam SIM-BPR ini terdapat tujuh database yang saling terkait
satu sama lain, yaitu: database Calon Nasabah (Lampiran 6) . database
Kredit (Lampiran 7 ) , database Tabungan (Lampiran 8), database Keuan-
gan (Lampiran 9). database Laporan (Lampiran lo), database SDM
(Lampiran 11). database Pemasaran (Lampiran 12), dan database Evaluasi
(Lampiran 13) .
Database Calon Nasabah merupakan kumpulan data awal yan diperoleh BPR dari lembaga dl luar BPR yang bertujuan untu a memberikan dukungan terhadap engambilan keputusan manajerial dalam rangka pengembangan pr o! uk.
Database Kredit meru akan kumpulan data tentang nasabah kredit dan performansi kre 2 it BPR yang bertuiuan untuk memberikan dukungan terhadap pengambilan keputbsan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan kredit.
Database Tabungan meru akan kumpulan data tentang nasabah tabungan dan performans fcr edit BPR vane bertuiuan untuk mem- berikcn dukuigan terhadap pengam6ilaii kep<tusan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengembangan tabungan.
Database Keuangan merupakan kumpulan data tentang keuangan BPR dan performans keuangan BPR yang bertujuan untuk member- ikan dukungan terhadap pen ambilan ke utusan manajerial dalam rangka perbaikan dan pengem % angan BPI~: Database La oran mempakan kumpulan laporan keuangan BPR untuk pihak Pain, seperti BI dan Komisaris an bertu'uan untuk memberikan pengawasan dan en ambilan keiij&an d a l h rangka perbaikan dan pengembangan i ~ f . Database SDM mempakan kumpulan data SDM dan performansi SDM ang bertujuan untuk memberikan dukungan terhada pengamiilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan SD dan pengembangannya.
8 Database Pemasaran merupakan kumpulan data pemasaran dan rencana pemasaran yang bertujuan untuk memberlkan dukungan terhadap pen ambilan keputusan manajerial dalam rangka mema- sarkan BPR.
Database Evaluasi merupakan kumpulan data hasil evaluasi opera- sional BPR yang bertujuan untuk memberikan dukun an terhadap pengambilan keputusan manaierial dalam raneka mem % uat rencana - itraSegis pada misa yang aka6 datang.
nagister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 84
http://www.mb.ipb.ac.id
5.8. Sistern lnforrnasi Jasa
Sistem Informasi Jasa (SIJ) di BPR terdiri dari jasa kredit dan
tabungan (deposito). Jasa kredit adalah jasa penyaluran dana ke masyara-
kat, sedangkan jasa tabungan adalah jasa penyirnpanan dana masyarakat.
Harga yang diberikan pada kedua jasa ini adalah tingkat bunga.
Dibandingkan dengan jasa perbankan lain, seperti Bank Umum,
BPR harus memiliki kecepatan dan kemudahan. Untuk itu, pengelolaan
kedua jasa ini harus didukung oleh prosedur yang efisien. Model Sistem
Informasi Jasa (SIJ) BPR Talabumi Leuwiliang seperti digambarkan pada
Gambar 28. Gambar ini menunjukkan subsistem input, database dan
subsistem output.
Subsistem input terdiri dari:
1. Sistem Informasi Akuntansi 2. Subsistem Penelitian Jasa 3. Subsistem Intelijen Jasa
Subsistem output terdiri dari:
1. Subsistem Jasa 2. Subsistem Bunga 3. Subsistem Pelayanan 4. Subsistem Kualitas 5. Subsistem Area
Subsistem input menyediakan data bagi datubase Jasa. Sistem
Informasi Akuntansi mengumpulkan data yang menjelaskan transaksi jasa
BPR Talabumi Leuwiliang. Subsistem intelijen jasa mengumpulkan
informasi dari lingkungan BPR yang berkaitan dengan operasional BPR
Talabumi huwiliang. Subsistem penelitian jasa melakukan penelitian
khusus mengenai jasa BPR lain atau lembaga keuangan lain untuk tujuan
Hagister Hanajemen Agribisnis I P B M I S - 85
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
mempelajari pesaing dan kebutuhan masyarakat, serta meningkatkan efe-
siensi operasional BPR Talabumi Leuwiliang.
Data yang digunakan oleh subsistem output berasal dari database.
Beberapa data dalarn database adalah unik bagi fungsi jasa, tapi banyak
yang berhubungan dengan area fungsional lain. Tiap subsistem output
rnenyediakan informasi tentang subsistem itu sebagai bagian dari jasa.
Subsistem jasa menyediakan informasi tentang performansi kredit dan
tabungan serta kemungkinan pengernbangannya. Subsistem bunga menye-
diakan informasi bunga kredit dan tabungan. Subsistern pelayanan menye-
diakan informasi tentang kegiatan pelayanan. Subsistem area memberikan
informasi tentang sebaran kredit dan tabungan BPR Talabumi huwiliang.
5.8.1. Subsistem Penelitian Jasa
Kepala Bagian Operasional BPR Talabumi dapat menggunakan
penelitian yang berkaitan dengan bentuk jasa yang diinginkan oleh masyar-
akat. Data yang dikumpulkan seringkali hams dibeli dan mungkin tersedia
dalam bentuk pita mangetik atau disket untuk memud- pemasukan ke
dalam komputer. Meskipun demikian, ada juga data yang bisa diperoleh
dengan cuma-cuma, sepeai yang terdapat di perpustakaan.
Sistem pengambilan informasi berbasis komputer akan menambah
efisiensi dan kecepatan, sehingga memungkinkan BPR Talabumi membuat
kontak dengan lembaga penelitian terpilih, biasanya dengan surat langsung
(direct mail).
Penelitian jasa itu sendiri dapat dilakukan melalui survei yang
menanyakan sejurnlah orang dengan pertanyaan yang sama melalui
Magister Hanajemen Agribisnis IPB M I S - 87
http://www.mb.ipb.ac.id
wawancara pribadi, telepon, atau surat. Jumlah responden mungkin relatif
sedikit, misalnya 30 atau lebih, Mungkin teknik yang digunakan adalah
wawancara mendalam (indepth interview). Waktu yang digunakan untuk
wawancara lebih lama daripada waktu yang digunakan oleh orang yang
berpartisipasi dalam sunei. Juga, penekanan wawancara mendalam
adalah mendapatkan penjelasan mengapa nasabah menginginkan jasa dalam
bentuk tertentu. Teknik penelitian jasa lain adalah pengamatan (observa-
tion), baik mengamati perilaku tertentu atau mencari bukti.
5.8.2. Subsistern Intelijen Jasa
Kepala Bagian Operasional memiliki tanggung jawab utama pada
penemuan produk baru yang dibutuhkan nasabah. Untuk itu, selain
melakukan penelitian, juga dapa melakukan obsewasi tertutup ke pesaing
(intelejen). Intelejen jasa ini berguna untuk mengikuti perkembangan
pesaing dan selalu bemsaha menjadi leader dalam bisnis jasa ini, baik itu
perkembangan pesaing sebagai lembaga, maupun perkembangan bisnisnya.
Pekerjaan tersamar ini berlangsung dalam dunia bisnis yang konpe-
titif, tapi sedikit kejadian yang telah dipublikasi. Intelijen jasa (servicing
intelligence) mengacu pada berbagai kegiatan yang etis yang dapat diguna-
kan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing, nasabah pesaing, dan
lain sebagainya.
Intelijen persaingan melibatkan lima tugas dasar intelijen, yaitu: (1)
pengumpulan data, (2) evaluasi keakuratan data, (3) analisa data, (4)
menyimpan data, dan (5) menyebarkan data. Suatu pendekatan canggih
untuk penyebaran adalah menyiapkan suatu profil intelijen bagi tiap
Magister H a n a j m n Agribisnis IPB MIS - 88
http://www.mb.ipb.ac.id
pemakai (Komisaris, Direktur), yang menjelaskan dalam bentuk kode topik
intelijen yang ingin dipantau oleh pemakai.
5.8.3. Subsistem Jasa
Jasa yang ditawarkan kepada nasabah merupakan aplikasi bisnis
BPR Talabumi Leuwiliang, sehingga keputusan yang tepat dalam penye-
diaan jasa tersebut akan meningkatkan performansi bisnis dan memberikan
kualitas image pada masyarakat.
5.8.4. Subsistem Bunga
Tigkat bunga merupakan daya tarik utama yang penentuannya
harus hati-hati, karena kepentingan masyarakat dan BPR terhadap bunga
ini bertolak belakang. Bunga yang tinggi menguntungkan bagi BPR, tetapi
bunga rendah yang diiiginkan oleh masyarakat. Untuk ketersediaan
informasi dalam memutuskan tingkat bunga iN sangat mutlak diperlukan.
5.8.5. Subsistem Pelayanan
Selain bunga, kelebiian BPR dibandingkan Bank Umum adalah
kecepatan proses yang hams didukung oleh kualitas pelayanan. IN berarti
bahwa pelayanan menjadi faktor dominan dalam menarik nasabah. Peran-
cangan terhadap model pelayanan yang kondisional sangat dianjurkan,
sehingga pengamatan dan ketersediaan informasi akan membantu BPR
mengadaptasi pelayanan yang diinginkan masyarakat.
Hagister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 89
http://www.mb.ipb.ac.id
Pelayanan juga merupakan ciri spesifik dari operasional BPR
Talabumi Leuwiliang. Maka dari itu, keseragaman sikap dan perilaku
sudah hams disosialiasasikan sejak dini kepada staf.
5.8.6. Subsistem Area
Mengetahui sebaran nasabah (kredit dan tabungan) memudahkan
BPR dalam melakukan efisiensi operasional, terutama minimisasi biaya
transportasi.
5.9. Sistem lnformasi Keuangan
Fungsi keuangan berhubungan dengan arus uang yang melalui BPR
Talabumi. Pertama, perlu diperoleh uang yang cukup untuk mendukung
kegiatan jasa, pemasaran, dan kegiatan lain. Kemudian, dana ini perlu
dikendalikan untuk memastikan agar dana tersebut digunakan dengan cara
yang paling efektif.
Semua staf BPR Talaburni memiliki tanggungjawab keuangan,
dimana paling tidak diberikan suatu anggaran operasi yang diharapkan
mengendalikan pengeluaran pada kas yang telah ditentukan. Informasi
yang menjelaskan arus uang, baik anggaran maupun aktual, memungkin-
kan semua staf memenuhi tanggungjawab keuangannya. Banyak elemen
dalam lingkungan BPR Talabumi yang berkepentingan dengan soal keuan-
gan perusahaan. Pemegang saharn, masyarakat, pemerintah, dan lembaga
keuangan terkait (BI), memerlukan informasi yang menjelaskan keadaan
keuangan BPR Talabumi. Juga, banyak informasi keuangan yang ditunju-
Magister Manajemen Agribisnis 1PB MIS - 90
http://www.mb.ipb.ac.id
kan bagi kelompok dan organisasi yang tidak terlalu berhubungan langsun-
gan dengan BPR Talabumi, misalnya lembaga pendidikan.
Sebuah model Sistem Informasi Keuangan (SIK) BPR Talabumi
Leuwiliang terlihat pada Gambar 29. SIK berisi subsistem input, database
dan output.
Subsistem input terdiri dari:
1. Informasi Akuntansi 2. Audit Internal 3. Intelijen Keuangan
Subsistem Output terdiri dari: 1. Peramalan 2. Manajemen Dana 3. Pengendalian
Subsistem audit internal terdiri dari auditor yang menganalisis
sistem konseptual BPR Talabumi untuk memastikan bahwa data-data
keuangan diproses secara tepat. Subsistem peramalan (forecasting) mem-
proyeksikan kegiatan jangka panjang BPR Talabumi dalam lingkungan
ekonomi. Subsistem Manajemen Dana mengelola arus uang, menjaganya
agar tetap seimbang dan positif. Subsistem pengendalian memungkinkan
Direktur untuk menggunakan secara efektif semua jenis sumber daya yang
tersedia.
Lebih banyak perangkat lunak aplikasi siap pakai @rewritten appli-
cation software) yang diembangkan untuk area keuangan ini daripada
untuk area lain. Perangkat lunak ini sebagian besar merupakan paket
pengolahan data serti gaji, persedian dan piutang. Manajer keuangan dan
analis juga banyak menggunakan spreadsheet elektronik, yang merupakan
contoh dari paket produktivitas perorangan. Aplikasi spreadrheet sangat
Magister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 91
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
baik untuk menggambarkan data keuangan seperti angsuran kredit, bunga
kredit, dan sebagainya yang dapat menggambarkan priode waktu seperti
bulan, triwulan atau tahun. Sistem perangkat lunak siap pakai ini me-
mungkinkan BPR Talabumi mencapai pengendalian keuangan yang baik
tanpa melakukan investasi dalam staf jasa informasi yang besar.
5.9.1. Subsistem Audit Internal
BPR Talabumi tergantung pada auditor eksternal yang dilakukan
oleh BI untuk mengaudit catatan akuntansinya atau untuk menguji kebenar-
annya. Untuk mempermudah pekerjaan auditor eksternal tanpa menurun-
kan akurasinya, maka BPR Talabumi memiliki sistem audit internal yang
melakukan analisis yang sama seperti auditor eksternal tetapi memiliki
lingkup tanggungjawab yang lebih luas. Audit internal sebagai subsistem
input dari SIK karena kemampuannya untuk mengevaluasi dan mempenga-
ruhi operasi perusahaan secara independen dari sudut pandang keuangan.
Dalam ha1 ini, Komisaris BPR Talabumi sekaligus men~adi auditor inter-
nal. Hal unik yang ditawarkan auditor internal adalah obyektivitas, karena
beroperasi secara independen dari unit-unit fungsional lain dan secara
tegas dalam kapasitas sebagai penasehat. Mereka membuat saran-saran
kepada manajemen, dan manajemen memutuskan apakah akan menerapkan
saran tersebut. Dengan cara demikian, auditor internal bekerja dengan
cara yang sama seperti analis sistem.
Ada empat jenis dasar kegiatan audit internal, yaitu: Pertama,
mengaudit keuangan (Fnancial auditing) dengan menguji akurasi catatan
keuangan BPR Talabumi. Kedua, mengaudit kegiatan operasional (opera-
Magister Manajmn Agribisnis I P B MIS - 93
http://www.mb.ipb.ac.id
tional auditing) untuk memeriksa efektivitas prosedur dengan berprinsip
pada kemampuan dasar: (1) pengendalian yang memadai, (2) efesiensi, dan
(3) ketaatan pada kebijakan pe~sahaan. Ketiga, mengaudit kesesuaian
(concurrent auditing). Keempat, merancang sistem pengendalian internal.
Auditor internal berpartisifasi secara aktif dalam pengembangan sistem,
karena biaya memperbaiki kesalahan sistem lebih besar dan memberikan
keahlian yang dapat meningkatkan kualitas sistem.
5.9.2. Subsistem Intelijen Keuangan
Subsistem intelijen keuangan berusaha mengindentifikasi sumber-
sumber terbaik modal tambahan dan investasi. Untuk mencapai tujuan ini,
sistem intelijen keuangan mengumpulkan data dan informasi fungsional
lain, juga mengumpulkan data dan informasi dari lembaga lain, seperti
pesaing dan pemerintah. Banyak informasi yang mempengamhi arus uang
datang dari pemerintah pusat, pemerintah daerah (propinsi, kabupten,
kecamatan, desa).
Ligkungan berpengaruh tidak langsung maupun langsung pada
arus uang melalui BPR Talabumi. Misalnya, ketika Bank Indoenesia ingin
mempercepat arus uang, BI melonggarkan berbagai pengendalian, seperti
menurunkan tingkat bunga dan ketika ingin memperlambat ams, BI
memperketat pengendalian seperti menaikan suku bunga.
BPR Talabumi kuwiliang mengumpulkan intelijen keuangan
dalam tiga cara dasar: (1) komunikasi informasi, (2) publikasi massalis dan
(3) database komputer. Komunikasi informasi dapat dilakukan melalui
telepon dan melalui percakapan tatap muka, seperti yang dilakukan pada
nagister nanajemen Agribisnis IPB MIS - 94
http://www.mb.ipb.ac.id
makan siang bisnis. Publikasi masa dapat diambil dari surat kabar, Warta
dan Majalah (media masa cetak) serta televisi, radio dan internet (media
masa elektronik).
5.9.3. Subsistem Peramalan
Peramalan (forecasting) merupakan salah satu kegiatan matematis
tertua dalam bisnis. Peramalan ini telah dilakukan bertahun-tahun sebelum
era komputer. Komputer memungkinkan peramal (fbrecasters) membuat
perhitungan prediisi secara lebih cepat dan mudah.
BPR Talabumi dalam melakukan peramalan berdasar pada proyeksi
dari masa lalu. Inilah alasan mengapa data akuntansi sangat penting dalam
peramalan; data akuntansi memberikan dasar historis. Selain itu, perama-
Ian terdii dari keputusan semistruktur dan tidak ada teknik peramalan
yang sempurna.
Peramalan sering hanya melibatkan metode kuantitatif, namun
peramalan yang dilakukan oleh BPR Talabumi Leuwiliang dapat juga
diarahkan kepada metode kualitatif. Metode kualitatif tidak melibatkan
perhitungan data tetapi didasarkan pada taksiran subyektif. Peramalan ini
merupakan hasil dari pengertian yang mendalam mengenai bisnis karena
pengalaman bertahun-tahun yang sangat tergantung kepada data intuisi dari
pengambil keputusan, misalnya Direktur.
Meskipun demikian, ada beberapa sistem formal dalam metode
kualitatif, yaitu konsensus panel, metode Delphi, dan sistem rapat elektro-
nik. Melalui teknik konsensus panel, BPR Talabumi LRuwiliang dapat
memperoleh infomasi dari sekolompok pakar yang secara terbuka men-
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 95
http://www.mb.ipb.ac.id
diskusikan faktor-faktor yang terkait dengan masa depan dan mencapai
proyeksi tunggal berdasarkan kombinasi input. Jika tidak memungkinkan
bertatap muka, maka para pakar dapat memberikan masukan melalui
pengisian kuesioner (metode Delphi). Melalui dukungan perangkat lunak
komputer, pihak menajemen atau para pakar dapat melakukan rapat atau
diskusi melalui jaringan elektro~k.
Metode kualitatif pada dasarnya dapat digunakan secara terpadu
dengan output dari sistem kuantitatif, karena keduanya dapat saling
mendukung. Salah satu contoh metode kuantitatif adalah analisis regresi.
Analisis regresi melibatkan pembuatan suatu hubungan antara kegiatan
yang akan diramal, disebut variabel terikat (dependent variabel), dengan
kegiatan yang lain, disebut variabel bebas (independent variabel). Banyak
program siap pakai digunakan untuk membuat analisis regresi pada kom-
puter, seperti spreadsheet, LINDO, SAS, SPSS, dan lainnya.
5.9.4. Subsistem Manajemen Dana
Arus uang dari masyarakat, melalui BPR Talabumi, dan kembali ke
masyarakat dapat dikelola untuk mencapai dua tujuan, yaitu: (1) untuk
memastikan bahwa arus masuk pendapatan lebih besar dari m s keluar
biaya, dan (2) untuk memastikan bahwa keadaan iN tetap stabil sepajang
tahun. BPR Talabumi dapat menunjukan keuntungan tahunan yang baik,
narnun pada tahun berjalan memiliki beberapa periode biayanya melebihi
pendapatannya.
Untuk itu, BPR Talabumi perlu melakukan analisis arus kas (cash
flow anizlysis) yang menelusuri arus uang masuk dan arus uang keluar
Magister Manajemen Agribisnis 1PB MIS - 96
http://www.mb.ipb.ac.id
setiap periode (minggu, bulan, triwulan, semester, tahunan). Perangkat
lunak yang digunakan untuk analisis ini disebut model arus kas (cash flow
model). Model ini dapat diprogram sendiri (customized programmed),
atau dapat berupa perangkat lunak aplikasi komersial seperti spreadsheet
elektronik. Outputnya ditampilkan dalam bentuk tabel maupun grafik.
Model arus kas merupakan contoh terbaik mengenai cara penggu-
naan komputer dalam pengatur arus uang, karena mencakup seluruh proses
yang dimulai dengan penerimaan kas dan berakhir dengan pengeluaran
kas. Banyak keputusan hams dibuat dalam proses ini, dan subsistem
manajemen dana dapat mendukungnya.
Program-program dalam sistem manajemen dam memungkinkan
manajemen (Direktur) membuat keputusan yang mempengaxuhi arus uang
menurut cara yang diinginkan, misalnya target kredit yang akan disa-
lurkan. Dengan demikan, BPR Talabumi dapat mangalokasikan anggaran
operasi (operating budget) untuk memenuhi target kredit tersebut. Proses
penganggaran (budgeting process) didukung oleh data dalam bentuk cata-
tan akuntansi historis dengan proses transformasi yang ditetapkan.
5.9.5. Subsistem Pengendalian
Jika BPR Talabumi memiliki database yang akurat dan mutakhir,
maka merupakan proses yang mudah untuk membandingkan antara biaya
aktual dan anggaran, menghasilkan laporan dan menghitung rasio.
Dengan demikian, BPR Talabumi secara terus menerus dapat memantau
posisi keuangannya, sehingga secara langsung dapat mengendalikan opra-
sionalisasinya.
Hagister Hana jmn Agribisnis I P B MIS - 97
http://www.mb.ipb.ac.id
5.10. Sistem lnformasi Sumberdaya Manusia
Pembangunan Sistem Informasi Sumberdaya Manusia (Human
Resource Information System) atau SISDM dimaksudkan untuk memberi-
kan informasi detail tentang staf BPR Talabumi Leuwiliang, baik yang
berkaitan dengan kualitas kerja maupun kualitas hubungannya. Informasi
tentang kualitas kerja akan bermanfaat dalam menentukan besarnya upah
(gaji) staf dan perbaikan karirnya. Kualitas hubungan sangat menentukan
kualitas komunikasi antar staf untuk menjalin harmonisasi manajemen BPR
Talabumi Leuwiliang. Selain itu, Sistem Informasi Sumberdaya Manusia
dibangun untuk mengetahui bagaimana lingkungan mempengmhi SDM
BPR Talabumi Leuwiliang dan mengerti bagaimana database lingkungan
dapat memudahkan arus SDM. Arus SDM dapat dilihat pada Gambar 30
di bawah ini.
Gambar 30 menunjukkan bahwa kegiatan utama SDM adalah: (1)
perekrutan dan penerimaan, (2) pendidiin dan pelatihan, dan (3) mana-
jemen data SDM. Kegiatan perekrutan dan penerimaan SDM membantu
BPR Talabumi Leuwiliang membawa pengawai baru yang dibutuhkan dan
sesuai dengan kebutuhan BPR itu sendiri, baik dari aspek fisik maupun
mental. Kegiatan pendidikan dan pelatihan dapat mengatur program
peningkatan pengetahuan dan keterampilan staf yang dibutuhkan pada saat
ini dan di masa datang. Kegiatan manajemen data adalah kegiatan pemro-
sesan dan penyimpanan data staf untuk dijadiian informasi yang berguna.
Sebenamya, dapat ditambahkan kegiatan lain yaitu "Pasca Kerja" dan
"Administrasi lknjangan" yaitu kegiatan yang bertujuan untuk memberi-
kan pelayanan bagi staf setelah tidak bekerja lagi, seperti pada saat pensiun
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 90
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
dan keluar dari BPR Talabumi Leuwiliang. Namun, kegiatan ini kurang
begitu diperlukan pada kondisi BPR Talabumi saat ini.
Secara khusus model SISDM BPR Talabumi Leuwiliang dapat
dilihat pada Gambar 31. Pada model SISDM terdiri dari:
(1) Subsistem input, yang terdiri dari:
a. Sistem Informasi Akuntansi b. Penelitian SDM c. Intelijen SDM
(2) Database SISDM
(3) Subsistem output, yang terdiri dari:
a. Perencanaan b. Perekrutan c. Manajemen d. Kompensasi e. Pelaporan
Dalam Sistem Informasi Akuntansi, data yang ditangani oleh
SISDM m e ~ p a k a n gabungan antara data personal dan data keuangan.
"Penelitian SDM" mengumpulkan data staf selama staf tersebut bekerja,
seperti Analisis Jabatan (pengetahuan, keterampilan, sikap), Studi Suksesi
(staf keluar, jenjang karir), dan keluhan (jenis keluhan, pemecahan masa-
lah) "Intelijen SDM" mengumpulkan data yang berhubungan dengan
sumberdaya manusia dari lingkungan BPR Talabumi Leuwiliang. Ling-
kungan yang dimaksud b e ~ p a Nasabah, Pemerintah, Perguman Tiggi ,
Serikat Pekerja, Masyarakat, dan Pesaing. Untuk itu, BPR Talabumi
Leuwiliang hams bisa akses pada database lingkungan di atas. Dengan
demikian, isi dari "Database" atau basis data SISDM BPR Talabumi
Leuwiliang tidak hanya berupa data staf, tetapi juga non-staf.
Magister Manaj-n Agribisnis I P B MIS - 100
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Output dari SISDM ini dapat bempa laporan periodik (mingguan,
bulanan, dan tahunan), dan jawaban atas permintaan pengguna. Kelima
aplikasi yang terdapat pada subsistem output ini mempakan hasil pengola-
han data yang ada di database SISDM. Aplikasi perencanaan berguna
untuk mengidentifi i kebutuhan staf di masa yang akan datang. Aplikasi
perekrutan untuk menelusuri calon staf yang melamar ke BPR Talabumi
Leuwiliang. Apliiasi Manajemen untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, pelayanan, dan lain sebagainya yang secara keselumhan
meningkatkan kinerja staf. Apliiasi kompensasi untuk mengetahui stmk-
tur gaji staf sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan keuangan
BPR. Terakhir, apliiasi pelaporan untuk mepersentasikan SDM BPR
Talabumi Leuwiliang ke lingkungannya (lembaga lain).
Pemakai (user) dari SISDM BPR Talabumi Leuwiliang ini adalah
Komisaris, Direktur, dan Kepala Bagian, serta pihak lain yang dianggap
kompeten oleh BPR Talabumi Leuwiliang.
5.1 1. Sistem lnforrnasi Pemasaran
Pada era persaingan yang semakin ketat, pemasaran tidak lagi
bertumpu pada penjualan, tetapi lebih pada percepatan proses pertukaran
(barang atau jasa) dengan prinsip saling menguntungkan. Secara m u m ,
strategi pemasaran menekankan pada produk, promosi, tempat dan harga
atau dikenal dengan 4P (Product, Promotion, Placement, Price) atau
sering disebut juga bauran pemasaran (marketing mix).
Produk BPR Talabumi adalah jasa yang bempa kredit, tabungan,
dan deposito. Promosi adalah obyek maupun aktivitas yang berhubungan
Magister Manajemen Agribisnis IPB M I S - 102
http://www.mb.ipb.ac.id
dengan semua cara yang mendorong penjualan jasa BPR Talabumi.
Tempat berkaitan langsung dengan lokasi dimana BPR Talabumi menjual
produknya. Harga adalah bunga yang diberikan oleh BPR Talabumi
kepada nasabah.
Berdasarkan ha1 di atas, maka model Sistem Informasi Pemasaran
(SIP) BPR Talabumi Leuwiliang seperti digambarkan pada Gambar 32.
Gambar ini menunjukkan subsistem input, database dan subsistem output.
Subsistem input terdiri dari:
1. Sistem Informasi Akuntansi 2. Subsistem Penelitian Pemasaran 3. Subsistem Intelijen Pemasaran
Subsistem output terdiri dari:
1. Subsistem Produk 2. Subsistem Promosi 3. Subsistem Tempat 4. Subsistem Harga 5. Subsistem Terintegrasi
Sistem Informasi Akuntansi mengumpulkan data yang menjelaskan
transaksi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang. Subsistem intelijen
pemasaran mengumpulkan informasi dari lingkungan perusahaan yang
berkaitan dengan operasi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang. Subsist-
em penelitian pemasaran melakukan penelitian khusus mengenai operasi
pemasaran untuk tujuan mempelajari kebutuhan konsumen, dan mening-
katkan efesiensi pemasaran BPR Talabumi Leuwiliang.
Beberapa data dalam database adalah unik bagi fungsi pemasaran,
tapi banyak yang berbagi (berhubungan) dengan area fungsional lain.
Hagister Mana jmn Agribisnis IPB MIS - 103
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Tiap subsistem output menyediakan informasi tentang subsistem itu
sebagai bagian dari bauran pemasaran. Subsistem produk menyediakan
informasi tentang produk BPR Talabumi Leuwiliang (kredit, tabungan,
deposito). Subsistem tempat menyediakan informasi tentang jaringan
nasabah. Subsistem promosi menyediakan informasi tentang kegiatan
periklanan dan penjualan langsung. Subsistem harga membantu Kepala
Bagian (Direktur) membuat keputusan bunga. Selain itu, ada subsistem
kelima, Subsistem Terintegrasi yang memungkinkan Direktur BPR Tala-
bumi untuk mengembangkan strategi yang mempertimbangkan dampak
gabungan dari unsur-unsur tersebut, misalnya peramalan nasabah.
Tiap subsitem output terdiri dari program-program di dalam koleksi
perangkat lunak. Berbagai program ini memungkinkan manajer untuk
mendapat informasi dalam bentuk laporan periodik dan khusus, hasil simu-
lasi matematika, komunikasi elektronik, dan saran sistem pakar (expert
system).
5.11.1. Subsitem Penelitian Pemasaran
Kepala Bagian Pemaran BPR Talabumi dapat menggunakan peneli-
tian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi yang sebagian
besar kegiatan ditunjukan pada nasabah dan calon nasabah.
Data yang dikumpulkan seringkali hams dibeli dan mungkin terse-
dia dalam bentuk pita mangetik atau disket untuk memudahkan pemasukan
ke dalam komputer. Meskipun demikian, ada juga data yang bisa dipero-
leh dengan cuma-cuma, seperti yang terdapat di perpustakaan. Sistem
pengambilan informasi berbasis komputer akan menambah efisiensi dan
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 105
http://www.mb.ipb.ac.id
kecepatan, sehingga memungkinkan BPR Talabumi membuat kontak
dengan pasar terpilih, biasanya dengan surat langsung (direct mail).
Penelitian Pemasaran dapat dilakukan melalui suwei. Suatu survei
mencakup menanyakan sejumlah orang dengan pertanyaan yang sama
melalui wawancara pribadi, telepon, atau surat. Jumlah responden mu-
ngkii relatif sedikit, misalnya 30 atau lebih. Saat pertanyaan-pertanyaan
diajukan, mungkin teknik yang digunakan adalah wawancara mendalam
(indepth interview). Waktu yang digunakan untuk wawancara lebih lama
daripada waktu yang digunakan oleh orang yang berpartisipasi dalam
suwei. Juga, penekanan wawancara mendalam adalah mendapatan penje-
lasan mengapa nasabah bertindak demikian. Tekniik penelitian pemasaran
lain adalah pengamatan (observation), baik pengamatan perilaku tertentu
atau pencarian bukti.
5.11.2. Subsistem Xntelijen Pemasaran
Pemasaran memiliki tanggung jawab utama pada nasabah dan
pesaing. Seperti area fungsional laimya, pemasaran juga memiliki tang-
gung jawab pada pemerintah dan komunitas global. SIA mengumpulkan
data pelangan dan subsistem intelijen pemasaran mengumpulkan data
pesaing.
Aktivitas intelijen pemasaran mempakan kegiatan spionase terha-
dap industri (industrial espionage). Pekerjaan tersamar ini berlangsung
dalam dunia bisnis yang kompetitif, tapi sedikit kejadian yang telah dipu-
blikasi. Intelijen pemasaran mengacu pada berbagai kegiatan yang etis
yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang pesaing.
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 106
http://www.mb.ipb.ac.id
Intelijen persaingan melibatkan lima tugas dasar intelijen, yaitu: (1)
mengumpulkan data, (2) mengevaluasi keakuratan data, (3) menganalisis
data, (4) menyimpan data, dan (5) menyebarkan data. Suatu pendekatan
canggih untuk penyebaran adalah menyiapkan suatu profil intelijen bagi
tiap pemakai (Komisaris, Direklur), yang menjelaskan dalam bentuk kode
topik intelijen yang ingin dipantm oleh pemakai.
5.11.3. Subsistem Produk
Produk biasanya mempakan unsur pertama yang dijelaskan dalam
bauran pemasaran. BPR Talabumi Leuwiliang dapat memutuskan untuk
menyediakan suatu kredit untuk memenuhi kebutuhan pasar tertentu
(misalnya petani).
5.11.4. Subsistem Tempat
Berbagai saluran distribusi yang digunakan BPR Talabumi untuk
menyalurkan kreditnya ke masyarakat merupakan unsur tempat dalam
bauran pemasaran. Misalnya melalui saluran kelompok pengajian, kelom-
pok pemuda, kelompok tani dan sebagainya. Tiap anggota saluran hams
mengetahui rincian arus kredit sehubungan dengan peran mereka dalam
proses distribusi. Misalnya, kelompok petani mengetahui tingkat bunga
(atau fee) yang diperoleh dari BPR Talabumi.
5.11.5. Subsistem Promosi
Satu area promosi yang dapat diterapkan oleh BPR Talabumi
adalah komunikasi bagian kredit. Jika BPR Talabumi ingin memperlang-
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 107
http://www.mb.ipb.ac.id
kapi bagian kreditnya dengan cara komunikasi yang fleksibel, ha1 ini dapat
dicapai dengan penggunaan komputer dan melalui jaringan komputer
(internet). Penggunaan komputer memungkinkan BPR memiliki kemam-
puan untuk melakukan simulasi terhadap sasaran promosi, misalnya
dengan melakukan sortasi dan segmentasi sasaran.
Dalam ha1 ini, bagian kredit dapat memperoleh: (1) informasi
tentang calon nasabah barn, (2) informasi tentang nasabah yang ada, seper-
ti pola historis dari pemberian kredit terdahulu, dan (3) informasi tentang
produk yang paling menguntungkan untuk dijual, dengan mempertimbang-
kan juga faktor-faktor seperti tingkat bunga, komisi, bonus dan lainya.
Semua informasi ini memungkinkan bagian pemasaran (kredit)
melakukan tugas dengan lebih baik. Bagian kredit dapat meningkat komi-
sinya, BPR Talabumi meningkatan jumlah kreditnya, dan nasabah mene-
rima pelayan yang lebih baik.
5.11.6. Subsistem Harga
Harga atau tingkat bunga ditentukan berdasarkan biaya (cost-based
pricing) yang umumnya setelah menambahkan jumlah keuntungan yang
diinginkan. Pendekatan ini bersifat agak hati-hati, karena cenderung
nasabah dibebani. Jika BPR Talabumi memiliki SIA yang baik, keterse-
dian data biaya yang akurat membuat tugas subsistem harga menjadi
mudah untuk mendukung penentuan harga berdasarkan biaya.
Hagister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 108
http://www.mb.ipb.ac.id
Kebijakkan harga yang kurang teliti adalah penentuan bunga berda-
sarkan permintaan (demand-based pricing), yang menetapkan bunga sesuai
dengan nilai yang ditempatkan oleh nasabah. Kunci pendekatan ini adalah
memperkirakan permintaan dengan cepat. Hal ini memerlukan pemaha-
man yang baik tentang masyarakat serta pasar, termasuk keadaan ekonomi
dan persaingan.
Jika mengikuti pendekatan penentuan harga berorientasi permin-
taan, maka dukungan aplikasi komputer yang menyediakan model matema-
tika, memungkinkan BPR Talabumi melakukan simulasi bunga dengan
tidak menaikkan intensitas kegiatan persaingan.
5.11.7. Subsistem Terintegrasi
Subsistem terintegrasi mendukung Direktur saat unsur-unsur bauran
pemasaran dikombinasikan untuk membentuk strategi tertentu. Ini dicapai
dengan memproyeksikan berbagai kemungkinan hasil dari berbagai kombi-
nasi.
5.1 2. Sistem lnformasi Eksekutif
Ketersediaan data Sistem Informasi Eksekutif (SIE) adalah dari SIF
dan khusus dikonsumsi informasinya oleh tingkat top manajer (Direktur
BPR Talabumi Leuwiliang). Posisi dari SIE dan SIF dapat dilihat pada
Gambar 33. Namun, pada kondisi organisasi BPR Talabumi, maka yang
dimaksud eksekutif itu adalah hanya Direktur bukan sebagai badan atau
sekelompok orang.
Magister Hanajemen Agribisnis I P B MIS - 109
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
Untuk mentransformasi data menjadi informasi yang dibutuhkan
oleh Direktur, SIE hams didukung oleh ketersediaan software atau pro-
gram yang siap pakai, misalnya DBMS, paket spreadsheet, paket grafik,
paket words, paket disain, dan aplikasi lainnya. Bahkan tidak menutup
kemungkinan untuk membuat program tersendiri yang khusus, misalnya
untuk keuangan.
Model dari SIE disajikan pada Gambar 34. Dalam SIE, Direktur
memiliki database khusus yang diperoleh dari database SIF yang digabung
dengan intuisi bisnisnya. Dalam ha1 ini, Direktur memilii peluang untuk
bereksprimentasi terhadap berbagai masalah yang akan diputuskan, se-
hingga secara langsung mempunyai banyak pilihan keputusan. Dengan
demikian keputusan yang diambil memiliki peluang akurasi yang besar.
Model SIE juga menggambarkan bahwa Direktur dapat mengakses
data lain selain data yang ada di database SIF sebagai informasi pemban-
ding untuk lebii memperbesar peluang keberhasilan dalam pengambilan
keputusan.
5.1 3. Rencana Sistem Komputer
Sistem komputer adalah alat yang efektif dan vital digunakan pada
saat ini oleh para eksekutif level manajemen menengah ke atas. Ada
empat fungsi utama dari pemakaian sistem komputer ini (Gambar 35):
1. Input; bagaimana memasukkan data ke dalam sistem komputer,
baik melalui entry data maupun melalui jaringan telekomunikasi
(internet).
nagister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 111
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
2. Proses; penggunaan fungsi-fungsi aritmetik dan kerangka logis
(berbagai bahasa komputer) untuk memproses data yang masuk
menjadi informasi yang dibutuhkan.
3. Output; mengkonversi informasi dalam bentuk bahasa elektronik
menjadi informasi yang persentatif dan dapat dimengerti oleh
pemakainya.
4. Penyimpan; menyimpan data, informasi, dan program (aplikasi)
yang dibutuhkan dalam memproses input menjadi output.
5. Kontrol; berkaitan dengan manajemen pengendalian sistem infor-
masi seperti strukturisasi fungsi dan wewenang, penetapan aturan
dan kode etik, penjadwalan aktivitas, pemantauan terhadap nasabah
dan evaluasi sistem.
5.13.1. Perangkat Keras (Hardware)
Ada tiga kategori dalam sistem komputer yang umum dipakai, yaitu
mainframes, minicomputers, dan microcomputers. Tipe komputer yang
direncanakan dirancang di BPR Talabumi Leuwiliang adalah Personal
Computer yang termasuk kategori microcomputers. Perangkat keras yang
dibutuhkan adalah:
1. Microprocessor utama dan beberapa alat pendukungnya (ada dalam
Central Processing UnitlCPU).
2. Perangkat input; keyboard, mouse (bisa juga touch screens, light
pens, optical scanners, dan device suara), dan video display moni-
tor (layar monitor).
3. Perangkat output; printers
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 114
http://www.mb.ipb.ac.id
4. Perangkat proses dan kontrol; microprocessor (dalam CPU).
5. Perangkat penyimpan; hardisk, jloppy disk, bisa juga magnetic
tape.
5.13.2. Perangkat Lunak (Somare)
Perangkat lunak yang dimaksud adalah program atau aplikasi yang
digunakan, bukan sumberdaya manusia. Aplikasi yang digunakan dalam
rancangan sistem komputer di BPR Talabumi Leuwiliang ini adalah:
1. Wrd Processing; aplikasi pengolah kata yang bermanfaat untuk
menulis surat, laporan, dan pembuatan dokumen lain.
+ Wordstar
4 Wordperfect
4 Microsoft Word
4 Write
2. Database Management; aplikasi pengolah data (sebagai besar data
numerik), seperti catatan pembukuan, dan angka-angka laporan.
Aplikasi ini juga membangun dan memelihara file-file dan database
dari catatan bisnis.
4 Dbase
3. Decision Support; aplikasi yang digunakan untuk membangun
model-model spreadsheet dan model-model situasi bisnis, seperti
perencanaan dan analisis kerja dari suatu bisnis.
4 Lotus
4 Microsoft Excel
4 VP-Planner
Magister Manajemen Agr ib isnis I P B MIS - 115
http://www.mb.ipb.ac.id
4. Graphics; aplikasi pembuat charts dan grafik atau gambar untuk
membuat tampilan yang lebih menarik dan sederhana.
+ Havard Graphics
+ DFS:Graph
+ Visio
5. Communications; aplikasi untuk berhubungan dengan lembaga lain
(atau antar BPR). Aplikasi akan dikembangkan setelah fungsinya
menjadi esensial.
+ Eudora
+ Netscape
5.13.3. Sumberdaya Manusia
Sumberdaya manusia yang dimaksud selain orang adalah kemam-
puan dan ketrampilan staf BPR Talabumi Leuwiliang untuk mengopera-
sionalkan sistem komputer. Untuk mengelola sistem komputer di BPR
Talabumi Leuwiliang dibutuhkan seorang operator yang bertugas mema-
sukkan data (data entry), memproses, dan membuat outputnya. Operator
yang dimaksud adalah orang yang mengerti betul (berlatar belakang pendi-
dikan atau berpengalaman di bidang komputer) tentang perangkat keras,
perangkat lunak, dan sistem komputer yang dijalankan. Meskipun demi-
kian, semua staf BPR diharapkan dapat akses ke dalam sistem sesuai
dengan bidang dan keahliamya (seperti akuntan yang bisa akses pada
sistem keuangan) atau ada hak akses. Memberikan kemampuan dan
ketrampilan staf ini hams dimulai dengan bimbingan pengetahuan tentang
komputer dan manfaatnya.
Magister Manajemen Agribisnis I P B
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB VI. SISTEM INFORMASI STRATEGIS
Nilai strategis dari SIM-BPR akan tampak seiring dengan peningka-
tan jumlah nasabah dan cakupan produk yang dikelola oleh BPR Talabumi
Leuwiliang. Pada saat ini, ada kesan bahwa rekayasa SIM-BPR kurang
relevan dan Cende~ng biaya tinggi. Namun demikian, pada pertumbuhan
dan perkembangan BPR yang semakin cepat, nilai strategis SIM-BPR
semakin tinggi. Hal ini telah diantisipasi oleh BPR Talabumi Leuwiliang,
dengan memproyeksikan pemakaian komputerisasi pada tahun 1998.
Pada kenyataamya, pada tahap awal pembangunan SIM-BPR akan
membutuhkan investasi besar, terutama pada saat pengadaan hardware dan
software, dan biayanya akan relatif mengecil pada masa pemeliharaan.
Walaupun demikian, bukan berarti investasi tersebut tidak menguntungkan
dilihat dari sisi bisnis, karena SIM-BPR akan sangat berguna bagi BPR
Talabumi Leuwiliang dalam hal:
(a) Efisiensi
(b) Automatisasi
(c) Simplifikasi
(d) Seleksi
(e) Integrasi
6.1. Efisiensi
Penerapan SIM-BPR secara langsung akan mengurangi biaya
operasional yang menjadi beban BPR dan biaya lain yang dibebankan ke
nasabah. Pengurangan biaya ini secara nyata,akan memperbaiki kinerja
BPR, karena BPR Talabumi Leuwiliang akan mampu bersaing dengan
Magister Manajemen Agribisnis IPB M I S - 117
http://www.mb.ipb.ac.id
BPR lain dalam ha1 penentuan tingkat bunga dan pelayanan. Pengurangan
biaya ini terjadi karena BPR Talabumi Leuwiliang didukung oleh data
awal atau informasi yang akurat dalam menentukan tingkat bunga yang
diolah dari SIJ. Dengan demikian, pada akhirnya BPR Talabumi Leuwi-
liang juga dapat meningkatkan efisiensi ekonomisnya.
Selain itu, beberapa perangkat form yang disarankan akan mening-
katkan efisiensi teknis dari operalionalisasi BPR Talabumi itu sendiri.
Perbaikan prosedur kerja dan pemanfaatan data serta informasi, seperti
yang dijelaskan pada network diagram bagian sebelumnya, BPR bisa
mengurangi hari pengecekan lapangan, sehingga secara langsung juga
mengurangi biaya ke lapangan.
Peningkatan kedua jenis efisiensi ini memberikan kontribusi keun-
tungan yang lebih besar bagi BPR dan mengurangi beban nasabah untuk
menanggung biaya provisi, biaya administrasi tagihan, dan biaya tata
laksana. Jika demikian, maka BPR Talabumi Leuwiliang memungkinkan
untuk menjadi pemimpin pasar.
6.2. Automatisasi
Penerapan SIM-BPR yang didukung oleh komputerisasi memung-
kikan BPR Talabumi Leuwiliang melalukan automatisasi dalam operasion-
alisasinya. Pelayanan yang bersifat automatis ini memudahkan BPR
Talabumi dalam mengelola aset dan omsetnya untuk melakukan perenca-
naan strategis ke depan. Meskipun demikian, automatisasi ini harus
dudukung oleh pengetahuan dan kemampuan masyarakat (nasabah atau
pemakai).
Magister Manajemen Agrib isnis IPB MIS - 118
http://www.mb.ipb.ac.id
Skala organisasi yang hams kecil akan lebih menguntungkan bagi
BPR Talabumi Leuwiliang untuk melakukan automatisasi, karena selain
lebih cepat dalam melayani juga karena intensitas transaksi yang tinggi.
Intensitas transaksi ditandai banyaknya masyarakat yang dapat dijadikan
nasabah. Besaran transaksi yang relatif kecil merupakan daya tarik bagi
BPR Talabumi Leuwiliang untuk meningkatkan jumlah nasabahnya. Maka
dari itu, automatisasi akan membantu meningkatkan efisiensi dan mengu-
rangi biaya, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya saingnya.
Contoh sederhana dari autornatisasi ini adalah jika nasabah ingin
mengetahui posisi keuangannya, maka dalam waktu cepat BPR dapat
menunjukkan melalui monitor. Bahkan bagi nasabah bam (baik kredit
maupun tabungan) akan lebih sederhana dalam menyelesaikan administra-
sinya.
6.3. Simplifikasi (Penyederhanaan)
SIM-BPR memiliki kemampuan untuk menyederhanakan sistem
atau prosedur. Penyederhanaan atau simplifikasi ini rnemperkecil resiko,
sehingga secara langsung juga mengurani biaya yang berdampak pada
meningkatkan kontribusi keuntungan. Prosedur operasional seperti penge-
cekan nasabah ke lapangan, yang selama ini membutuhkan waktu sekitar 9
hari, maka dapat direduksi menjadi 6 hari dengan penyederhanaan dan
perencanaan kerja serta secara logis bisa menjadi 4 hari jika ada tambahan
data dan informasi (Gambar 8).
Penyederhanaan juga terjadi dalam pengambilan keputusan, dimana
peranan direktur dalam memutuskan apakah seseorang layak untuk mena-
Hagister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 119
http://www.mb.ipb.ac.id
bung atau tidak dapat ditangani oleh bagian tabungan saja, atau bahkan
hanya oleh kasir. Hal ini dimungkikan, karena data dan informasi pena-
bung serta kinerja dari tabungan telah diketahui. Dengan demikian,
penyederhanaan operasional akan berakibat langsung pada efisiensi teknis
dan ekonomis yang mampu meningkatkan kinerja bisnis BPR Talabumi.
6.4. Seleksi
Kinerja BPR Talabumi secara keseluruhan ditentukan oleh kemam-
puan melakukan seleksi atas nasabah yang akan menjadi mitra usaha.
Kesalahan dalam seleksi akan memberikan peluang yang besar untuk
macet. Jika ini terjadi, maka BPR Talabumi Leuwiliang akan mengalami
kesulitan dalam mengembangkan bisnisnya. Prinsip kehati-hatian yang
diterapkan BPR Talabumi Leuwiliang merupakan langkah dasar untuk
melakukan seleksi tersebut.
Kemampuan melakukan seleksi ini bisa ditingkatkan dengan dukun-
gan data dan informasi yang keduanya dapat diperoleh dari SIM-BPR.
Sifat data dan informasi SIM-BPR yang bisa diperbaharui (update) sejalan
dengan waktu, maka kahandalan dan keakuratan pengambilan keputusan
yang berhubungan dengan seleksi ini sangat tinggi.
6.5. lntegrasi
SIM-BPR memiliki sifat integratif, dimana terjadi keterkaitan antar
data dan atau antar database. Keterkaitan ini menurunkan peluang mela-
kukan kesalahan dalam analisis logisnya maupun dalam aplikasi operasion-
alnya. Dalam ha1 ini, data yang satu didukung oleh data atau informasi
Magister Manajwnen Agribisnis IPB MIS - 120
http://www.mb.ipb.ac.id
lain yang berfungsi meminimalkan kesalahan (error) manusia maupun
teknisnya. Selain itu, keterkaitan data dan informasi ini juga untuk
memberikan nilai lebih pada informasi yang dibutuhkan, sehingga lebih
akurat, valid, dan informatif.
Keterkaitan antar data secara keseluruhan dapat dilihat pada Entity
Relationship Diagrams (ERD) di bawah ini, yang meliputi:
(a) Keterkaitan data dalam menciptakan nasabah baru (Gambar 36).
Terdapat tiga hubungan dalam ERD ini, yaitu R1, R2 dan
R3. Hubungan R1 antara data dalam file HUNTING.NSB dengan
data dalam file POTENSLNSB, R2 menghubungkan dengan data
dalam file 1MPOTENS.NSB dan R3 menghubungkan dengan data
dalam file KLEMBAGA.NSB, yang kesemua file tersebut berada
pada database Calon Nasabah.
Keterkaitan di R1 dan R2 adalah "satu ke satu" (one-to-
one), artinya setiap satu orang yang akan dihunting atau ingin dija-
dikan nasabah berasal dari satu orang di POTENSI.NSB dan
1MPOTENS.NSB dengan atribut kunci adalah "kode". Sebaliknya,
setiap orang yang berada di daftar POTENSI.NSB dan IMPO-
TENS.NSB memiliki satu kesempatan untuk dijadikan nasabah.
Karena nasabah tidak hanya individu, juga berupa lembaga,
maka dalam melakukan menciptakan nasabah baru juga terkait
dengan data di file KLEMBAGA.NSB dengan keterkaitan satu ke
satu (R3). Ini berarti bahwa setiap lembaga dipelajari dan hanya
satu lembaga yang memiliki peluang terbesar yang akan dijadikan
nasabah dan strategi masuk ke lembaga tersebut sangat spesifik.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB MIS - 121
http://www.mb.ipb.ac.id
http://www.mb.ipb.ac.id
(b) Keterkaitan data dalam menganalisis peluang kredit (Gambar 37).
Terdapat tiga hubungan dalam ERD ini, yaitu R4, R5 dan
R6. Hubungan R4 antara data dalam file NASABAH.KRD (dalam
database Kredit) dengan data dalam file HUNTING.NSB, R5
menghubungkan dengan data dalam file BISNIS.NSB dan R6
menghubungkan dengan data dalam file KOMODITI.NSB.
Keterkaitan di R4 adalah "satu ke satu" (one-to-one), ar-
tinya setiap satu nasabah yang akan dianalisis kreditnya berasal dari
satu orang di HUNTING.NSB dengan atribut kunci adalah "kode",
sedangkan data pendukung dalarn analisis tersebut berasal dari file
BISNIS.NSB (R5) dan KOMODITI.NSB (R6). File BISNIS.NSB
memuat semua kemungkinan variabel bisnis yang berada di
Kecamatan Leuwiliang dan sekitarnya, seperti ojek, becak, delman,
angkutan pedesaan, bakso, sate, dan laimya. File
KOMODITI.NSB mernuat jenis-jenis komoditi yang memiliki
prospek berkembang dan dibutuhkan oleh masyarakat.
Keterkaitan R5 dan R6 adalah "satu ke banyak" (one-to-
many) yang berarti bahwa setiap nasabah dapat memiliki banyak
usaha atau komoditi yang akan dikembangkan. Dengan demikian,
analisis yang dilakukan oleh BPR Talaburni akan lebih akurat dan
tetap dengan prinsip untuk memperkecil resiko.
(c) Keterkaitan data pada kinerja kredit (Gambar 38).
Terdapat tujuh hubungan dalam ERD ini, yaitu R7, R8, R9,
R10, R11, R12 dan R13. R7 menghubungkan data dalam file
NASABAH.KRD dengan data dalam file JURNAL.KEU (dalam
Masister Manajemen Agribisnis IPB M I S - 123
http://www.mb.ipb.ac.id
0 Eotitas: ,
- Elemen lingkungan - Sumberdaya
0 Z Z z ( r e 1 a s i )
Keterkaitan (kardinalitas): - satu ke sa t - (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M) J
HUNTING.NS B NASABAH.KRD
1 1
M BISNIS.NSB
KOMODITI.NSB
Gambar 37. Entity Relntionship Dingrnm dalam Menganalisis Peluang Kredit Nasabah
http://www.mb.ipb.ac.id
Entitas: - Elemen lingkungan - Sumberdaya
0 Z",':(relasi)
Keterkaitan @cardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1)
I - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M) J
- JURNAL.KEU NASABAH.KRD
DRKBERI.LAP
NASAKHIRKRD NASMACET.KRD
M
KREDIT.EVA
Gambar 38. Entity Relationship Diagram dalam Menganalisis Kinerja Kredit
http://www.mb.ipb.ac.id
database Keuangan), R8 menghubungkan dengan data dalam file
NASAKHIR.KRD, R9 menghubungkan dengan data dalam file
NASMACET.KRD, R10 menguhubungkan denganadata dalam file
KREDIT.EVA (dalam database Evaluasi) dan R13 menghubung-
kan dengan data dalam file DRKBERI.LAP (dalarn database
Laporan), sedangkan R10 menghubungkan antara data dalam file
KREDIT.EVA dengan data dalam file NASABAHKRD dan R12
dengan data dalam file NASMACET.KRD.
Keterkaitan di R7 adalah "banyak ke satu" (many-to-one)
yang bertujuan untuk menjelaskan posisi keuangan BPR dengan
bertambah atau berkurangkan kas BPR akibat kegiatan kredit,
sehingga posisi keuangan selalu dapat dipantau setiap saat dalam
rangka menjaga keseimbangan antara uang masuk dan uang keluar.
Kemudian, melalui R8 akan diketahui nasabah kredit yang menga-
lami kemacetan dan melalui R9 akan diketahui nasabah yang sudah
mau berakhir dengan keterkaitan "banyak ke banyak" (many-ro-
many). Selanjutnya, R10, R11 dan R12 menunjukkan bahwa
sernua nasabah kredit (lancar, macet maupun yang berakhir) akan
dievaluasi untuk kemudian diberi kredit lagi, melalui keterkaitan
"banyak ke satu".
Dalam rangka kepentingan BI, maka semua nasabah kredit,
rnelalui R13 didaftar dalam form khusus standar BI yang tertuang
dalam DRKBERI.LAP, melalui keterkaitan "saw ke satu". Artin-
ya, masing-masing nasabah kredit akan diuraikan secara khusus di
daftar rincian pemberian kredit menurut standar BI tersebut.
M a g i s t e r Manajemen A g r i b i s n i s IPB MIS - 126
http://www.mb.ipb.ac.id
(d) Keterkaitan data pada kinerja tabungan (Gambar 39).
Terdapat tujuh hubungan dalam ERD ini, yaitu R14, R15,
R16, R17, R18, R19 dan R20. R14 menghubungkan data dalam
file NASABAH.TBG (dalam database Tabungan) dengan data
dalam file JURNALKEU, R15 menghubungkan dengan data dalam
file NASAKHIR.TBG, R16 menghubungkan dengan data dalam
file NASMACET.TBG, R17 menghubungkan dengan data dalam
file TABTJNG.EVA (dalam database Evaluasi), dan R20 menghu-
bungkan dengan data dalam file DRTABUNG.LAP (dalam data-
base Laporan), sedangkan R18 menghubungkan antara data dalam
file TABUNG.EVA dengan data dalam file NASAKHIR.TBG dan
R19 menghubungkan dengan data dalarn file NASMACET.TBG.
Keterkaitan di R14 adalah "banyak ke satu" yang bertujuan
untuk menjelaskan posisi keuangan BPR dengan bertambah atau
berkurangkan kas BPR akibat kegiatan tabungan, sehingga posisi
keuangan selalu dapat dipantau setiap saat dalam rangka menjaga
keseimbangan antara uang masuk dan uang keluar. Kemudian,
dengan keterkaitan R15 akan diketahui nasabah tabungan yang
mengalami kernacetan dan dengan R16 juga diketahui nasabah
yang sudah mau berakhir, melalui keterkaitan "banyak ke banyak".
Selanjutnya, melalui R17, R18 dan R19 semua nasabah tabungan
(lancar, lambat maupun yang mau berakhir) akan dievaluasi untuk
kemudian diberi perlakuan strategis, melalui keterkaitan "banyak
ke satu" .
Magister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 127
http://www.mb.ipb.ac.id
- satu ke satu (I ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
Gambar 39. Entity Relationship Diagram dalam Menganalisis Kinerja Tabungan
http://www.mb.ipb.ac.id
Dalam rangka kepentingan BI, maka semua nasabah tabung-
an, melalui R20 didaftar dalam form khusus standar BI yang ter-
tuang alam DRTABUNG.LAP, melalui keterkaitan "satu ke satu".
Artinya, masing-masing nasabah tabungan akan diuraikan secara
khusus di daftar rincian tabungan menurut standar B1 tersebut.
(e) Keterkaitan data pada kinerja keuangan (Gambar 40).
Terdapat sepuluh hubungan dalam ERD ini, yaitu R21,
R22-28, R29 dan R30. R21 menghubungkan data dalam file
JURNAL.KEU dengan data dalam file BUKUBESA.KEU (dalam
database Keuangan). R22-28 menghubungkan antara data dalam
file BUKUBESA.KEU dengan delapan buah format laporan keu-
angan standar BI yang ada di databse Laporan. R29 menghubung-
kan antara data dalam file BUKUBESAKEU dengan data dalam
file PPLARU.LAP dan R30 dengan data dalam file
ANGGARAN.LAP (dalam database Laporan).
Keterkaitan R21 menjelaskan adanya peraliian pos keuan-
gan berdasarkan "kodeNnya. Buku Besar merupakan rekapitulasi
dari jurnal, sehingga secara teknis dilakukan secara otomatis.
Kemudian, melalui R22-28 dibuat laporan keuangan standar BI
yang secara teknis juga merupakan peralihan langsung pos keuang-
an yang ada di Buku Besar. Selanjutnya, dari Buku Besar juga
dapat dibuat Perhitungan Laba Rugi BPR (R29) dan anggaran
(R30) untuk tahun berikutnya. Proses yang ditunjukkan oleh ke-
terkaitan ini juga merupakan proses pengalihan langsung dari pos
keuangan.
Hagister Manajemen Rgribisnis IPB MIS - 129
http://www.mb.ipb.ac.id
1 I I Entitas:
Gambar 40. Entify Relationship Diagram Kinerja Keuangan
NERAcA.LAp REKADMI.LAP DRABPASI.LAP DRABAKTLLAP
- - Elemen lingkungan - Sumberdaya
0 L 3 z ( r e 1 a , Keterkaitan (kardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M)
DRRAKTI. LAP DRRPASI.LAP
- banyak ke banyak (M ke M)
DRLARU.LAP JuRNAL.KEU
1
ANGGARAN.LAP
http://www.mb.ipb.ac.id
(Q Keterkaitan data pada kinerja SDM (Gambar 41).
Terdapat lima hubungan dalam ERD ini, yaitu .R31, R32,
R33, R34 dan R35. R31 menghubungkan antara data dalam file
PERSONAL.SDM (dalam database SDM) dengan data dalam file
LEMBAGASDM, R32 dengan data dalam file PELATIHA.SDM,
R33 dengan data file PENDIDIK.SDM, R34 dengan data dalam
file JURNAL.KEU dan R35 menghubungkan dengan data dalam
file KARIR.SDM.
Keterkaitan di R31 berarti bahwa sejumlah SDM BPR dapat
dilatih atau dididik di satu lembaga dengan satu jenis pelatihan
(R32) dan pendidikan (R33) pada kurun waktu tertentu. R34
menunjukkan perlunya terkait dengan JURNAL.KEU untuk melihat
posisi keuangan BPR dalam membiaya pendidikan dan pelatihan
tersebut. Keterkaitan R35 artinya akan ada kesempatan bagi sejum-
lah staf untuk dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi, misalnya
dengan perbaikan sistem penggajian dan meningkatkan sistem
kesejahteraannya.
(g) Keterkaitan data pada kinerja Pemasaran (Gambar 42).
Terdapat dua hubungan dalam ERD ini, yaitu R36 dan R37.
R36 menghubungkan data dalam file 1NDIVIDU.PSR (dalam
database Pemasaran) dengan data dalam file LEMBAGA.PSR dan
R17 menghubungkan dengan data dalam file JURNAL.KEU.
Keterkaitan R36 menunjukkan bahwa sejumlah individu
dalam lembaga dapat dijadikan target pasar, sendangkan R37
adalah untuk melihat posisi keuangan dalam membiaya pemasaran.
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 131
http://www.mb.ipb.ac.id
Gambar 41. Entify Relationship Diagram Kinerja SDM
' 0 Entitas: ,
n o s e ) 0
- Elemen llngkungan - Sumberdaya
0 Z","gZ(relasi)
Keterkaitan (kardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
KARIR. SDM
PELATIHASDM LEMBAGA.SDM
PENDIDIICSDM
II
http://www.mb.ipb.ac.id
17 Entitas: , 1 - Elemen Iingkungan - Sumberdaya
0 ZI;.","(reIa, Keterkaitan (kardinalitas): - satu ke satu (1 ke 1) - satu ke banyak (1 ke M) - banyak ke banyak (M ke M)
M JURNAL.KEU INDIVIDU.PSR
M
LEMBAGA.PSR
Gambar 42. Entity Relationship Diagram Kinerja Pemasaran
http://www.mb.ipb.ac.id
BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Keterkaitan BPR Talabumi Leuwiliang dengan Bank umum hanya
sebatas sebagai nasabah tabungan, bukan hubungan kelembagaan, sedang-
kan dengan BPR lain belum terbentuk jaringan kerja. Bank Talabumi
Leuwiliang masih memerlukan beberapa perbaikan, terutama dalarn aspek
manajememya, juga masih belum memanfaatkan secara maksimal manfaat
informasi dan kebutuhan akan data-data. Pengolahan data masih bersifat
tradisional atau apa adanya.
Penggunaan nama "bank perkreditan" menjadi kendala bagi BPR
Talabumi Leuwiliang untuk mengembangkan jasa lain seperti tabungan dan
deposito, sehingga perlu dipikirkan untuk disesuaikan, misalnya menjadi
"Bank Pedesaan" atau "Bank Rakyat Kecil" atau "Bank Pengusaha Kecil".
Mentransformasi data menjadi informasi pun masih sebatas berupa
laporan-laporan, baik internal report maupun external report, terutama
laporan perkembangan keuangan dan kredit, karena keduanya merupakan
titik penting operasional BPR Talabumi Leuwiliang.
Ada kesan bahwa rekayasa SIM-BPR kurang relevan dan cen-
derung biaya tinggi, namun pada pertumbuhan dan perkembangan BPR
yang semakin cepat, nilai strategis SIM-BPR semakin tinggi. Penerapan
SIM-BPR secara langsung akan mengurangi biaya operasional yang
menjadi beban BPR dan biaya lain yang dibebankan ke nasabah yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi ekonomisnya.
Skala organisasi yang kecil akan lebih menguntungkan bagi BPR
Talabumi Leuwiliang untuk melakukan automatisasi pada intensitas
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 134
http://www.mb.ipb.ac.id
transaksi yang tinggi. Automatisasi membantu meningkatkan efisiensi dan
mengurangi biaya, yang pada akhirnya akan rneningkatkan daya saingnya.
Demikian juga, simplifikasi memperkecil resiko yang berdampak pada
meningkatkan kontribusi keuntungan. Kesalahan dalam seleksi akan mem-
berikan peluang yang besar untuk macet. Kemampuan melakukan seleksi
bisa ditingkatkan dengan dukungan data dan informasi yang keduanya
dapat diperoleh dari SIM-BPR. SIM-BPR merniliki sifat integratif,
dimana terjadi keterkaitan antar data dan atau antar database. Keterkaitan
data dan informasi ini juga untuk memberikan nilai lebih pada informasi
yang dibutuhkan, sehingga lebih akurat, valid, dan informatif.
Rancangan Sistem Informasi Manajemen BPR (SIM BPR) telah
selesai dilaksanakan secara teoritis untuk meningkatkan efisiensi, daya
inovasi, sumberdaya informasi strategis.
7.2. Saran
Aplikasi dari sistem yang dibangun ini hendaknya dilakukan sambil
dievalusi. Meskipun demikian, diserahkan sepenuhnya pada kemauan dan
kemampuan BPR Talabumi Leuwiliang unNk menggunakannya. Perlu ada
kajian ekonomi untik implementasi sistem informasi yang diusulkan.
Salah satu pendekatan adalah dengan pendekatan value engineering.
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 135
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Danusaputro, M. 1992. Meningkatkan Fungsi BPR. Infobank, Edisi Agustus No. 152. Jakarta.
Davis, G. B. 1992a. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Pengantar. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Davis, G. B. 1992b. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen: Struktur dan Pengembanganya. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.'
Davis, W. S. 1983. System Analysis and Design: a structure approach. Addi- son Wesley Publishing Co. Massachusetts, USA.
Korth, H. F. and A. Silbersschatz. 1986. Database System Concept. McGraw- Hill Book. New York.
Kroenke, D. 1992. Management Information Sistems. McGraw-Hill, lnc. USA.
McLeod, R. Jr. 1995. Management Information Systems: a study of computer- based information system. 6th Ed. Prentice-Hall. Inc. USA.
O'Brien, J. A. 1990. Management Informatin System: a managerial end user persepective. Irwin, Inc. Boston.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat. Sinar Grafika. Jakarta.
PSP IPB. 1997. Kredit Usahatani Konservasi Melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bogor.
Sager, M. 1990. Managing Advanced Information System: an introduction to frameworks and exprience. Prentice Hall. New York.
Shannon, C. E. and W. Weaver. 1949. The Mathematical Theory of Communi- cation. University of illinois Press. USA.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Sinar Grafika. Jakarta.
Wetherbe, J. C. 1988. System Analysis and Design. 3rd Ed. West Publishing Co. Minnesota, USA.
Yourdon, E. 1989. Modern S t ~ t ~ t e d Analysis. Yourdon Press. New Jersey, USA.
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 136
http://www.mb.ipb.ac.id
LAMPIRAN
Magister Manajemen Agribisnis IPB
I
I
http://www.mb.ipb.ac.id
NERACA BULANAN Nama BPR Jenis laporan cabang/pusat/~abungant) Alamat kantor Laporan pada akhir bulan :
Kas Ser t i f i ka t Bank lndosnesia (61 Antarbank Aktiva 1) Kredit ang d i berikan 2) ~enyis iKan penghapusan aktiva produkti f -I- Aktiva dalam valuta asing Aktiva tetap dan iventar is a. Tanah dan gedung b. Aktrrulasi penyusutan gedung-l- c. Inventaris d. Akurulasi penyusutan investasi Antar kantor Aktiva Rupa-rupa 3)
NO.
Lampiran 1. Penyesuaian Sandi Neraca Bulanan (Cara 1)
POS-POS
I I -- ~
Hagister Manajemen Agribisnis IPB
Junlah Aktiva
MIS - 137
Sandi Sandi BPR Talabumi
Con, yaw tid.kwdu. I1 l u e h g o . 3 b m l urn. d.w.niuml.hwda Idom VI Olltar Nncbn *nlBr+m* hIllWa: 1I dm!& ws I b w s u- danpan iumbh pad. k* XI 0an.r R d n Dadn 1.4 dlbaribn; 31 Jum1.h O s 9 ham. I.- dmnnanlumlah .ad. Ldom IY Dsl8.r Pincln R u 0 l . m ~ Akllra.
190 t idak ada d i jurnal
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR RlNClAN RUPA-RUPA AKTIVA
Nama BPR Alamat kantor
SAND 1
I I I I I
I 1 I I I I 111 I I I
I I Sai-di I
I N I Nama Rekening I Sandi I BPR I
I I I I Talabuni I I
I I I I I I I I 11. I Pedapatan bunga yang akan diterima 1 19 1
I I
I I 2 . I Pajak yang dibayar di rmka
I I I I 20 I I
I I 13. 1 Beban yang ditangguhkan
I I 230.24
I 1 30 1
I I I
I I I I Biaya dibayar dinuka
I I Agunan yang diambi l a1 ih
I Penyediaan dsna
I I 17. 1 Lainnya
I I 230.44
I I 90 I
I I I
I I I I
I I I
I I I
I I I I I I I
I Jmlah I I I I I 8 1
Jumlah pada kolan IV harus sama dengan jmlah pos 9, aktiva neraca
Lampiran 2. Penyesuaian Sandi Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva (Cara 1)
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 138
http://www.mb.ipb.ac.id
DAFTAR RlNClAN LABA RUGI1)
Nama BPR
Alamat kantor SAND l
09 1 I
18. Beban operasional I rqn
Rekening-rekening
A. Pendapatan operasional 1. Bunga
a. Oari bank-bank Lain I. Giro ii. Tabungan iii. Ser t i f i ka t deposit0 iv. Deposit0 berjangka v. Kredi t yang diberikan
b. Oari pihak ketiga bukan bank c. Lainnya
2. Provisi dan komisi a. Provisi dan komisi k red i t b. Lainnya
3. Lainnya
1. Bunga a. Kepala Bank Indonesia b: Kepala bank-bank Lain
1. Tabunsan
Sandi
100
112 113 114 115 116 120 129
131 139 149
Sardi BPR Talabuni
0126
0151 0159 0170
, "- ii. Depos i t~ berjangka
a. Caji, uiah dan honorar im b. Biaya pendidikan c. Lainnya
4 . Seua 5. Pajak-pa'ak ( t idak termaruk pajak-
penghasi fan ) 6. Pemerihara dan rbaikan 7. ~enyusutanlpengKpusan
a. Aktiva produkti f b. Aktiva tetap dan inventaris c. Beban ya?g ditangguhkan
8. Barang dan Jasa 9. Lainnya
C. 1. Laba operasional (A-8) 2. Rugi operasional (8-A)
D. Perdapatan non-operasional E. Beban non-operasional F. 1. Laba non-operaslonal (0-E)
2. Rugi non-operasional (E-D) G. 1. Laba tahun berjalan
2. Rugi tahun berjalan H. Takslran pajak nghasilan 1. 1. Junlah laba
2. Jtanlah ruai 31
j i i . Pinjaman yang diterima I v . Lainnya c. Kepala pihak ketiga bukan bank i. Tabunsan
i f . Deposito berjangka j i i . Pjnjaman yang diterima lv. Lainnya
2. Premi asuransi 3. Tanaga Keria
1 - -. <."
11 Daftar rincian lni diisi secara kumt,latif se;ak januari sampai 21 Jdmlah n i haws sama aengan pos 1l.b.i. pasiva neraca 31 Jumlah inn harus sama dengan pos ll.b.i~.pasiva neraca
167 168 169
3 74 .. . 172 173 179 190
1 0560 0570
dengan akhir bulan laporan
Lampiran 3. Penyesuaian Sandi Daftar Rincian Laba Rugi (Cara 1)
Magister Manajemen Agribisnis IPB M I S - 139
http://www.mb.ipb.ac.id
PERlNClAN PERHITUNGAN LABA-RUG1
PERIODE :
A. PEDAPATAN OPERASIONAL: 1. Pendatan Bunga :
a. Dari Bank Indonesia : 1. Jasa Giro . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Premi AsuransiJaminan Kredit . . . .
a. KIK/KMKP ..................... b. Eksport ...................... c. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Dari bank-bank lain :
............................ 1. Giro 2. Tabungan ....................... 3. Sertifikat Deposito ............. 4. Deposito Berjangka .............. 5. Kredit yang Diberikan . . . . . . . . . . . 6. Bunga lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . .
c. Dari Pihak Ketiga Bukan Bank :
1. Bunga pinjaman yang diberikan: a. Angsuran Bunga :
1.
2 .
3 . 4 .
b. Bunga Penasan : 1.
2. 3. 4.
c. Bunga Lease Back ** .......... 2. Lainnya ........................
d. Lainnya ............................ 2. Provisi dan komisi :
a. Provisi Kredit . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Lainnya :
1. Biaya Tata Laksana ............. 2. Administrasi dan Tagihan ....... 3. komisi pembelian/penj-efek-efek. 4. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3. Deviden atas saham-saham . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 4. Penyesuaian Sandi Perincian Perhitungan Laba Rugi (Cara 2)
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 140
http://www.mb.ipb.ac.id
. . >..iY. ., . .~. .**: . . URAIAN
4 . Pendapatan operasional lainnya ........ a. Denda angsuran .................... b. Penerimaan piutang yang dihapuskan c. Penjulan buku tabungan ............. d. Penutupan tabungan ...............
.... e. Administrasi penrikan deposit0 .................. f. Penjulan Materai
g. Klairn Dana Duka ................... .......................... h. Lainnya.
B. BEBAN OPERASIONAL: 1. Bunga :
a. Kepada Bank Indonesia .............. b. Kepada Bank-bank lain :
....................... 1. Tabungan 2. Deposit0 berjangka . . . . . . . . . . . . . . 3. Pinjaman yang diterima . . . . . . . . . . 4 . Lainnya .........................
c. Kepada Pihak Ketiga Bukan Bank : 1. Tabungan ........................
a. b.
2. Deposit0 berjangka .............. 3. Pinjaman yang diterima .......... 3. Lainnya:
... a. Bungan pinj-yang diterima b. Bunga pembelian dg angsuran.. c. Bunga lainnya ................
2. Premi Angsuran :
a. Angsuran kredit ................... b. Lainnya :
1. Bangunan ....................... 2. Kendaraan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Kecelakaan .......................... 4 . Astek
............. 5. As-per-rumah Sakit 6. Lainnya ........................
3. Biaya Tenaga Kerja :
a. Gaji, Upah, dan Honorarium : 1. Gaji dan tunjangan ..............
. . . . . . . . . . . . . 2. Honorarium Direksi 3. Honorarium Karyawan honorer . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 . Lainnya
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isnis IPB MIS - 1 4 1
http://www.mb.ipb.ac.id
URAIAN
b. Biaya Pendidikan dan Latihan : .......................... 1. Kursus
2. Penataran seminar/sidang ........ .................. 3. Latihan kerja
. . . . . . . . . . . . . . . . 4. Pendidikan umum ........................ 5. Lainnya
c. Lainnya : 1. Honorarium Komisaris ............ 2. Honorarium :
................ a. Akuntan Luar b. Penasehat hukum . . . . . . . . . . . . . . c. Notaris .................... :
................. d. Juru lelang e. Lainnya .....................
.................... 3. Uang lembur 4. Perawatan kesehatan ............
a. Bantuan Kaca Mata ........... b. Bantuan Biaya bersalin ...... c. Bantuan per-rumah sakit . . . . . . d. Lainnya .....................
5. Bantuan dalam bentuk Natura :
a. Tunjangan Pangan ............ b. Pakaian Dinas ............... c. Uang makan ..................
.................. d. Uang Hadir e. Uang trasport . . . . . . . . . . . . . . . f. Bantuan per -Kesehatan . . . . . . g. Lainnya .....................
6. Pembayaran uang lain : a. Tunjangan hari raya ......... b. Uang Pengganti cuti .......... c. Pesangon/uang jasa . . . . . . . . . . d. Biaya Bantuan Perumahan ..... e. Jasa Produksi ............... f. Lainnya .....................
4. Sewa : a. Akuntan Luar ......................
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Perumahan/mes c. Kendaraan/pengangkutan ............ d. Peralatan/perabot . . . . . . . . . . . . . . . . .
........................... e. Lainnya
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 142
http://www.mb.ipb.ac.id
- ~ -~ -
5. Pajak-pajak : a. Tanah dan Bangunan .................
......................... b. Kendaraan c. Televisi .......................... d. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6. Pemeliharaan dan Perbaikan : a. Gedung Kantor . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Perumahan/mes ..................... c. Kendaraan .........................
1. Bahan Bakar .................... 2. Bahan pelurnas . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Suku cadang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
............................ 4. Ban 5. Variasi/Aksesori . . . . . . . . . . . . . . . 6. Perawatan mesin ................ 7. Perawatan Body ................. 8. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
d. Inventaris kantor : ........................ 1. Mebeuler
2. Mesin-mesin kantor ............. 3. Telephon ....................... 4. Alat-alat Elekronik ............
........................ 5. Lainnya e. Lainnya ...........................
7. Penyusutan/Penghapusan ......... a. Aktiva Produktif (Piutang)
b. Aktiva Tetap dan Inventaris : 1. Tanah dan Gedung ................ 2. Golongan IV .................... 3. Inventaris (Go1 I dan 11) .......
c. Beban yang ditangguhkan . . . . . . . . . . . . 8. Barang dan Jasa :
a. Biaya langanan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Air
........................ 2. Listrik 3. Telephon .......................
........................ 4. Koran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5. Majalah
6. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . b. Biaya Sekretariat :
1. Alat tulis kantor .............. 2. Cetakan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isnis IPB MIS - 143
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Stensilan ...................... 4. photo copy ...................... 5. Penjilidan ..................... 6. Benda pos dan Materai . . . . . . . . . . .
.................... 7. Dokumentasi 8. Lainnya ........................
c. Biaya bank dan penggalian Dana : 1. Biaya Bank .....................
.......... 2. Biaya penggalian dana ................... 3. Biaya kredit
4. Promosi/iklan .................. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5. Pengembangan
........................ 6. Lainnya d. ~iaya Pengiriman :
.......................... 1. Uang. 2. Surat-surat .....................
. . . ..................... 3. Telegram 4. Barang/paket .................... 5. Otomasi penyampaian laporan ....
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6. Lainnya e. Peralatan :
1. Peralatan kantor . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Kelengkapan dapur ............... 3. Sarana leasing . . . . . . . . . . . . . . . . .
........................ 4. Lainnya f. Biaya penagihan :
1. Provisi Bank . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Provisi Taspen . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1. Provisi Kantor Pos . . . . . . . . . . . . . . 1. Provisi Pegawai Instansi ........ 2. Provisi Lainnya .................
g. Biaya perjalanan Dinas : 1. Perjalanan Dinas . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Bantuan perpndahan . . . . . . . . . . . . . .
..................... 3. Lainnya/tol h. Lainnya ...........................
9. Biaya Operasional Lainnya : a. Biaya rapat ........................ b. Biaya pesta/hiburan rekreasi . . . . . . . c. Kado/Karangan bunga/sumb.pemerintah d. Dana duka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . e. Biaya Olah Raga :
1. Kostum . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Peralatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isnis IPB MIS - 144
http://www.mb.ipb.ac.id
URAIAN
3. Sewa Lapang ..................... 4. Honor Pelatih ................... 5. P.0.R .......................... 6. Lainnya .........................
f. Amortisasi Aktiva Tak Berwujud : 1. Biaya pendirian ** .............. 2. Goowill ** ...................... 3. H.G.B ........................... 4. H.G P .......................... 5. Lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
g. Jamuan : 1. Jamuan Karyawan ................. 2. Jamuan Tamu ....................
h. Perpustakaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i. Lainnya :
1. Representasi ................... 2. Pengusuran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3. Turan/restribusi ................ 4. Keamanan ........................
C. 1. Laba operasional (A-B) 2. rugi operaeional (B-A)
D. Pendapatan Non Operasional: 1. Sewa .................................. 2. Keuntungan Penja-Ak-Tetap dan Inv .... 3. Bunga antar kantor aktiva :
a. Bunga Rak modal kerja . . . . . . . . . . . . . b. Bunga leasing . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c. angsuran leasing ................... d. Lainnya ............................
4. Pedapatan Non operasional Lainnya .....
E. BEBAN NON OPERASIONAL: 1. Kerugian Penj-AK-Tetap dan Inv ........ 2. transfer Payment :
a. Sumbangan .......................... b. Kado . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . c. Hadiah ............................ d. Karangan bunga .................... e. Lainnya ...........................
3. Bunga antara kantor pasiva :
.. . . . . . . . . . . . a. Bunga rak modal kerja b. Bunga leasing .....................
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Hanaiemen Agribisnis IPB MIS - 145
http://www.mb.ipb.ac.id
URAI AN
c. Angsuran leasing . . . . . . . . . . . . . . . . . . d. lainnya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Denda-denda ........................... 5. Biaya non operasional lainnya . . . . . . . .
F. 1. Laba Non Operasional (D-E) ........... 2. rugi Non Operasional (E-D) . . . . . . . . . . . .
G. 1. Laba tahun berjalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2. Rugi tahun berjalan ..................
H. 1. Transfer Laba dari kantor cabang **... 2. Transfer rugi dari kantor cabang ** ..
.. . . . . . . I. 1. Transfer Laba Ke Kantor Pusat
........ 2. Transfer Rugi ke kantor pusat
J. 1. Laba tahun lalu ** I 1 345
I .................... 2. Rugi tahun lalu ** .................... 1 346
I I
I K. Taksiran Pajak Penghasilan 1 350
I . . . ............ I
L.1. Jumlah Laba I 1 360
I . .......................... 2. Jumlah Rugi 1 370
I ........................... I
I I
Disetujui oleh: DIREKSI
Leuwiliang, 19.. AKUNTAN
Lampiran 4. Lanjutan
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 146
http://www.mb.ipb.ac.id
JURNAL
I I 1 1 1 Kas :
I I 1.1. Kas Besar ............................. I 100.0 I I l . l . ~ a s ~ e c i l ............................. ( 100.1 1 I I I 2 I Bank Indonesia :
I I I I
I 1 3.1. S e t i f i k a t Bank Indonesia .............. 1 110 1 .................................. I 13.2. Giro 1 111 I
( ( 3.3. Setoran jaminan k t i r i n g ............... 1 112 I ............................... I 1 3.4. Lainnya 1 119 I
I I 1 3 1 Antar Bank Akt iva :
I I 1 120 1 ................................. I 1 4.1. Gi ro I 121 I
I 1 4.2. Deposito an c a l l ...................... 1 122 1 .................... I 1 4.3. Simpanan berjangka 1 123 1 ................... I 1 4.4. S e r t i f i k a t Deposit0 1 124 1
................ I 1 4.5 Pinjaman yang d iber ikan 1 125 1 I 14.6.Lainnya ................................ I 129 ( I I 1 4 1 Kredi t yang d iber ikan :
I I 1 * 130
1 1 4.1. I
1 131 I 1 4.2.
I 1 132 1
1 ( 4.3. 1 1 3 3 1 I 1 4.4. 1 134 1 I I I I 1 5 1 Penyisihan penghapusan ak t i va prcdukt i f : I ' 140 1 I 1 5.1. 1 141 1 1 5.2.
I 1 142 1
I I ( 6 ( Akt iva d a l m valuta asing :
I I 1 * 150 1
I 16.1. 1 151 I 1 6.2.
I 1 152 1
I 1 6.3. 1 153 1 I I 1 7 1 Akt iva Tetap dan lnventar is :
I I 1 160 1 ....................... I 1 7.1. Tanah dan Gedung I * 161 I ............ ( ( 7.2. Akunulasi penyusutan gedung 1 * 162 1
........................... I 1 7.2. Golongan IV I ' 163 1 I I I I
Lampiran 5. Penyesuaian Sandi Jurnal (Cara 2)
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB
http://www.mb.ipb.ac.id
I I I I
INO.I URAIAN I SAND1 I I I I I I 1 7.2. A k m l a s i penyusutan golongan I V ...... I * 164 I I 1 7.3. Inventar is (Gol I dan 11) ............. I * 165 I I 1 7.4. A k w l a s i penyusutan inventaris.. .... . . 1 ' 166 1 I I I 1 8 1 Antar Kantor Aktiva : I I 1 13.1. Dana Modal Kerja ...................... I I 1 12.2. Pemindahan Simpanan Pokok/Uajib ....... I I 112.3. Leasing ............................... I 1 12.4. Pemindahan satdo LabalRugi ............
I I
1 1 12.5. Pemindahan pinjaman yang diberikan .... I 1 1 12.6. Lainnya ............................... I I I I ) 9 ) Rupa-rupa ~ k t i v a : I I 1 14.1. Biaya dibayar dirmka : I I I 14.1.1. Seua : I I I a. Seua Kantor ............... I 1 I b. Seua permahanlmes ......... I I I c. Seua kendaraan ............ I I I d. Seua peralatan kantor. .....
e. Seua Lainnya ............. I I I
14.1.2. Asuransi : I
I I I I I a. Asuransi Gedung ............ I I I b. Asuransi kendaraan ........ I I I c. Asuransi kecelakaan kryu.. . I I I d. Asuransi per. Runah sakit.. I I I e. Asuransi k r e d i t ...........
f. Asuransi Lainnya ........... I I I I I I 14.1.3. Bantuan permahan ... . . . . ... . . I I I 14.1.4. Biaya Tenaga Kerja ...........
14.1.5. Lainnya ....................... I I I I I 1 14.2. Biaya yang ditangguhkan :
14.2.1. Perbaikan : I
I I I I I a. Gedung ysng diselesaikan. .. I I 1 b. Runah Dinas ............... 1 I I c. Gedung yang diseualkontrak. I I I d. Lainnya .................... I I I 14.2.2. Lainnya ....................... I 1 14.3. Uang muka :
I
14.3.1. Pajak : I
I I a. PPh perusahaan " ......... I
I I b. Pajak Penghasiian ......... I I I I
I I c. Pajak atas Jasa Giro ....... I I I 14.3.2. Restibosi PPh .................
14.3.3. Biaya Bunga .................. I
I I I I I I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS - 148
http://www.mb.ipb.ac.id
I I 14.3.4. Biaya tenaga ker ja ........... I 1 I 14.3.5. Biaya urnonladm ............... 1 I I 14.3.6. Pengadaan Ak. Tetap & Inv ..... I I I a. Tanah dan gedung.. ......... I I I b. Golongan I V ................ 1 I I c. lnventar is (GoL I dan II).. I I I 14.3.7. Renovasi Gedung kantar ........ I 1 1 a. Yang te lah diteasingkan .... ( I I b. Yang t idak diteaisngkan... . I 1 I c. Yang diseualdikontrak ..... I I 1 14.3.8. Pinjaman yang d iber ikan .... . . . \ I I 14.3.9. Peny-Kredi t kcp/Kas Mobi 1.. . . . I I I 14.3.1O.Uang muka lainnya ......... . . . ( ( 14.4. Akt iva Tetap tak beruujud :
I
14.4.1. Biaya pendi r ian ............... I I I I I I 14.4.2. GoduiLL " ....................
14.4.3. Hak guna bangun ............... I I I
14.4.4. Hak guna pakai ................ I I I I I I 14.4.5. Lainnya ....................... I ( ( 14.5. Persedian :
14.5.1. Haterai. ......... . . .. .. . .... .. I I I I I I 14.5.2. Perangko . . . . . . . ... . . . ... . . ...
14.5.3. Kertas segel... ............... I I I
14.5.4. A.T.K ......................... I I I
14.5.5. Cetakan.. . . . . . . . . .. . . . .. . . .... I I I
14.5.6. Lainnya ....................... I I I I 1 14.6. Pos perantara ......................... I
I 1 14.7. Giro pos ............................. I I
I 114.8. Rupa-rupaaktiva Lainnya ............. I I I 110 1 Cek dan B i l y e t g i r o :
I
1 1 2.1. Pemerintah Pusat .. . .. . . . . . .. . ..... .... I
I 1 2.2. Lainnya ............................... I I
I I I 111 ) Uesel Promeslaksep dan tagihan Lainnya : I I I 5.1. Surat Berharga Pasar Uang dan modal.. . . I I 1 5.2. Uesel dan promes/aksep Lainnya : I I 1 5.2.1. Lwnbaga Keuangan Bukan Bank ..... I I 1 5.2.2.Lainnya ......................... I I 1 5.3. Tagihan Lainnya ....................... I I I I 112 I Kertas Perbendaraharaan Negara : I I 1 6.1. Promes ............... .................. I I 1 6.2. B i l y e t ................................ I
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS - 149
http://www.mb.ipb.ac.id
I I 113 1 Efek-efek :
I I
....................... 1 ( 7.1. Pemerintah Pusat 1 ............................... I 1 7.2. Lainnya I
I I I ............ 114 1 Cadangan piutang Ragu-ragu ( - ) I
I I I (15 1 Penyertaan : 1
........... I 1 10.1. Lembaga Keuangan bukan Bank
I 1 10.2. Perusahaan Lainnya I ................... I
I I I I I I ( PASIVA
I I
I I I I 1 I Kewajiban-keuajiban lainnya yg segera dapat I I 1 d i bayar :
I I 1.1. Kepada Pemerintah Pusat : I I ................ 1 1 1.1 .l. PPh Perusahaan.. I
I I ................... 1.1.2. PPh Karyawan I .............. I 1 1.1.3. Pajak penghasilan I
I I ............... a. PPH atas seua I ..... I I b. PPh atas bunga tabungan I .... I I c. PPh a ta r hungandepsito.. 1
I I ................... 1.1.4. Pajak Lainnya
( 1 1.2. Lainnya: I
1.2.1. Utang jangka pendek I ............ I I I
I I 1.2.2. Bungan yang masih harus dibayar. I I I ................. a. Bungan tabungan I
................. I I b. Bunga d e p s i t o I I I ...................... 1.2.3. A s t e k I
.............. 1 I 1.2.4. T i t i pan sementara I I I ....................... 1.2.5. Lainnya. I I I I 2 I Tabungan :
I I
I I 2.1. 1 1 2.2.
I
I I 2.3. I I
I 1 2.4. I I I 1 3 1 Deposi t o berjangka :
I I
I 1 3.1. Simp-Berjangka yang belum jatuh tempo.. I I 1 3.2. Simp-Berjangka yang sudah ja tuh temp.. I I I I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemo Agr ib isn is IPB MIS - 150
http://www.mb.ipb.ac.id
2 ,
INo. I URAIAN 1 SANOl 1 I I I I 1 4 1 Bank Indonesia : 1 230 I I [ 4.1. Pinjaman L iku id i tas ................... ( 231
I 1 4.2. Dana kelolaan .......................... 1 232 I I
I 1 4.3. F a s i l i t a s Diskonro : 1 233 1 I ( 4.3.1. Diskonto I ...................... 1 2 3 3 . 1 I 1 4.3.2. Diskonto 11 ..................... 1 233.1 1 I 1 4.4. Lainnya ......... . ... .................. 1 239 1 I I 1 5 1 Antar Bank Pasiva :
I 1 1 240 1
I 1 5.1. Deposit0 on c a l l ....................... 1 241 I ( ( 5.2. Simpanan Berjangka.. . .. . ............... 1 242 1 I 1 5.3. Pinjaman yang d i ter ima ................ 1 243 1 I 15.4.Lainnya ................................ 1 249 I I I 1 6 1 Pinjaman yang d i ter ima :
I I 1 250 1
I 1 6.1. P in jamn Subordinasi (bukan bank): 1 * 251 I I 1 6.1.1. Surat Berharga Pasar Uang ...... I 251.0 I I 1 6.2.1. Lainnya ........................ 1 251.9 1 I 1 6.2. Lainnya sampai dengan 3 bulan: 1 ' 256 I 1 1 6.2.1.S.B.B.U ......................... 1 256.0 1 I I 6.2.2. Dana kelolaan ................... 1 256.1 1 I 1 6.2.3. Obligasi ....................... 1 256.2 1 1 1 6.2.4. Lainnya.. ....................... 1 256.9 1 I I - Pwnbelian dengan angsuran.. . . . 1 256.9.0 1 I I 1 1 6.3. Lainnya Lebih d a r i 3 bulan :
I I 1 ' 257 1
I I 6.3.1.S.B.B.U ......................... 1 257.0 1 I I 6.3.2. Dana kelolaan ................... 1 257.1 1 I I 6.3.3. Obl igasi ....................... 1 257.2 1 1 1 6.3.4.Lainnya ......................... 1 2 5 7 . 9 1 I I - Pembelian dengan angsuran.. . . . 1 257.9.0 1 I I I 1 7 1 Antar Kantor Pasiva :
1 1 260 1
I 1 7.1. Dana Modal Kerja ...................... 1 261 1 I 1 7.2. Pemindahan sim-Pokok/wajib ............. 1 262 1 I 1 7.3. Leasing ......................... .... .. 1 263 1 I 1 7.4. Pemindahan saldo Lab/rugi .............. 1 264 1 I 1 7.5. Antara Kantor Passiva Lainnya .......... 1 269 1 I I I I 1 8 1 Rupa-rupa Pasiva : 1 270 1 I 1 8.1. Biaya yang akan dibayar ............... 1 271 1 1 I 8.1.1. Biaya renaga k e r j a ....... ... ... 1 271.0 1 I I a. Tunjangan Hari Raya ....... ... 1 271.1 1 I I b. Banruan Perumahan ... . . . . . . . . 1 271.2 1
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib ien is IPB MIS - 151
http://www.mb.ipb.ac.id
I I I -
lNO. I URAlAN I SAND1 I I I
I I ..................... 8.2.2. Denda-denda 1 271.3
I I ................... 8.2.3. Biaya Lainnya 1 271.9 I 1 8.2. Pendapatan diter ima dimuka ............. 1 272
......... I 1 8.3. Tag. Pinj.yang d i ter ima dimuka 1 273
I 1 8.4. As. K red i t yang d i ter ima dirmka ....... ( 274 I 1 8.5. Biaya pendidikan ...................... 1 275 I 1 8.6. Rupa-rupa Passiva Lainnya ............. 1 279
I I I ( 9 ( Modal : 1 * 280 I 1 9.1. Modal dasar ........................... 1 281 I 1 9.2. Modal yang belum disetor ( -1 .......... 1 282
I 1 9.3. Modal sumbangan ........................ 1 * 285 1 1 9.4. Modal pinjaman ......................... 1 287
I I I 110 I Cadangan : 1 ' 290 I 1 10.1. Cadangan umm : 1 291
I I .................... a. Laba Lakuidasi 1 291.0
I I ............... b. Simpanan PokokIWajib 1 291.1 ....................... I 1 10.2. Cadangan tujuan 1 * 293
( ( 10.3. Laba yang ditahan ..................... ( 295
I I 111 1 LabalRugi :
I 1 300
I 1 11.1. Tahun-tahun yang l a l u : 1 301
I I .............................. a. Laba I * 302
I I .............................. b. Rugi I * 303 I 1 11.2. Tahun ber ja lan : I I I .............................. a. Laba I * 307
I I .............................. b. Rugi I * 308
I I 112 I Setoran Jaminan :
I 1 310
.................... I 1 12.1. LIC Dalam Negeri.. ( 311 1 1 12.2. LIC Luar Negeri ...................... I 312 I 1 12.3. Lainnya .............................. 1 319
I I I (13 1 Gi ro ........................................ 1 320
I I I I PEMAPATAN OPErUSIaUL :
I 1 100
I I I 1 1 I a. Bunga Bank Indonesia : 1 102
............................ I I 1. Jasa Giro 1 103 ........ I [ 2. Premi Asuransiljaminan k r e d i t 1 104
........................... I I a. KIKIKMKP 1 104.0
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS - 152
http://www.mb.ipb.ac.id
, , I
INo. I URAIAN 1 SAND1
I I I
I I ............................ b. Eksporr 1 104.1
............................ 1 1 c. Lainnya 1 104.2
I 1 3. Lainnya .............................. 1 109
I I b. Bunga pihak ket iga Bukan Bank : 1 111
............................ I I 1. dasa Giro I 112
I I 2. Jasa Tabungan ......................... 1 * 113
................... ) 1 3. S e r t i f i k a t Deposito 1 * 113
.................... I 1 4. Deposito berjangka I ' 114
1 1 5. Bunga pinjaman yang diberikan.. ....... I * 115 I 1 6. Bunga lainnya ......................... 1 119
( ( c. Bunga pihak ke Tiga Bukan Bank : 1 ' 120 I I 1. Bunga Pinjaman yang d iber ikan : I ,121
I I a. Angsuran Bunga : 1 122
I I 1.. 1 122.0
I I 2. I 122.1
I I 3. I 122.2 I I 4. I 122.9
1 I b. Bunga Pelunasan : 1 123
I I 1. 1 123.0
I I 2. 1 123.1
I I 3. 1 123.2
I I 4. 1 123.3 ................ I 1 c. Bunga Lease Back ** 1 124
I I 2.BungaLainnya ......................... 1 127
1 I d. Bunga dar i iainnya ....................... I * 129
I I I ( 2 I Prov is i dan K m i s i : 1 131
I I a. Prov is i k r e d i t ........................... 1 132
I I b. Lainnya ................................. ( 139
................... I I 1. Biata Tata Laksana 1 139.0 ............. I I 2. Administrasi dan Tagihan 1 139.1
.... I 1 3. Komosi Pembelian/penj. efek-efek.. 1 139.2
I 1 4. Lainnya ............................... 1 139.9
I I I 1 3 1 Deviden atas saham-saham ................... 1 140
I I I .............. 1 4 1 Pendapatan operasional Lainnya 1 149
........................... I I a. Denda angsuran ( 149.0
....... I I b. Penerimaan piutang yang dihapuskan 1 149.1
I I c. Penjualan buku tabungan ................. 1 149.2
I I d. Penutupan tabungan ...................... 1 149.3
I I e. Administrasi penarikan deposito.. ........ 1 149.4
( ( f . Penjualan materai ........................ 1 149.5
I I g. Klaim dana duka ......................... 1 149.6
I I h. Lainnya ................................. 1 149.9 -
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB M I S - 153
http://www.mb.ipb.ac.id
1 , I
I I I I I I I I BIAYA WERASIWL : 1 150
I I I I 1 I Biaya bunga : 1 160
I I a. Bunga Bank Indonesia .................... 1 161
( I b. Bunga Bank-Bank Lain : 1 165
I I 1. Bunga tabungan ....................... I 166 ............. I I 2. Bunga deposit0 berjangka I * 167
( 3. Bunga pinjaman yang d i ter ima ......... 1 * 168 ........................ I 1 4. Bunga Lainnya 1 * 169
I I c. Bunga pihak ket iga bukan Bank : 1 170
...................... I I 1. Bunga tabungan ( * 171
I I a. 1 171.0
I I b. 1 171.1 ............. I I 2. Bunga simpanan berjangka I ' 172
I 1 3 . B u n g a l a i n n y a : 1 * 179
I I ...... a. Bunga pinjaman yang d i ter ima 1 179.0 . I I b. Bunga pembelian dengan angsuran.. 1 179.1
1 I c. Bunga lainnya ..................... 1 179.9
I 2 1 Premi Asuransi :
I
I a. Asuransi k r e d i t I .........................
I b. Lainnya : I
I 1. Bangunan I
.............................. ( 2. Kendaraan
I ............................. I 1 3. Kecelakaan ............................ I 1 4. astek ................................. I
.................. 1 5. AS. per. Rtnnah Saki t I 1 6.Lainnya ............................... I
I I 1 3 1 Biaya Tenaga Kerja :
I I 200
I I
I I a. Gaj i , Upah dan Honorarim : 1 * 201 I ..................... I I 1. Gaj i dan Tujangan ( 201.0 ( I I 2. Honorarim Oireks i .................... 1 201.1 1 1 1 3. honorarium Karyauan Honorer ........... I 201.2 I 1 1 4. Lainnya .............................. 1 201.9 1 I I b. Biaya Pendidikan dan Lat ihan : 1 206 1 ( 1 1. Kursus ............................... 1 206.0 1 I I 2. Penataran Sminar/sidang ............. 1 206.1 1
........................ I I 3. Lat ihan Kerja 1 206.2 1 ...................... I ( 4. Pendidikan Umum 1 206.3 1
.............................. I 1 5.Lainnya 1 206.9 1 I I I I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS - 154
http://www.mb.ipb.ac.id
c . Lainnya : I * 1 . Honorarium K m i s a r i s .................. I 2 . Honorarium : I
a . Akuntan luar ....................... I b . Penasehat hukum .................... I c . Notaris ............................ I d . Juru Lelang ........................ I e . Konsultan .......................... I f . Lainnya ............................ 1
3 . Uang lembur ........................... I 4 . Perauatan kesehatan :
1 . Bantuan Kaca Mata .................. I I
2 . Bantuan biaya Bersal in ............. I 3 . Bantuan per . Rumah Sakit ........... I 4 . Lainnya ............................ I
5 . Bantuan dalan bentuk Natura :
1 . Tunjangan pangan ................... I I
2 . Pakaian Dinas ...................... I 3 . Uang makan ......................... I 4 . Uang hadir ......................... I 5 . Uang Transport ..................... I 6 . Bantuan per . Kesehatan ............. I 7 . Lainnya ............................ I
6 . Pembayaran uang lainnya : I 1 . Tunjangan Hari Raya ................ I 2 . Uang penganti Cut i ................. I 3 . Pesangonluang jasa ................. I 4 . Biaya bantuan permahan ............ I 5 . Jasa Produksai .................... I 6 . Lainnya ............................ (
Sewa : I I
a . Gedung Kantor ............................ ) b . Permhanlmes ............................ I c . Kendaraanlpengangkutan ................... I d . Peralatanlperabot ........................ I e . Lainnya ................................. 1
Pajak-pajak : I I
a . Tanah dan Bangunan ....................... I b . Kendaraan ................................ I c . Telev is i ................................. 1 d . Lainnya .................................. I
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS . 155
http://www.mb.ipb.ac.id
INO.I URAIAN I SAND1
I I I
1 6 1 Pemeliharaan dan Perbaikan : 1 230 I I a. Gedung Kantor ............................ 1 231
............................ I I b. Permahanlmes 1 232 I I c . Kecdaraan : 1 233
........................... I 1 1. Bahan Bakar [ 233.0 ......................... I I 2. Bahan Pelmas 1 233.1
........................... I 1 3. Suku cadang 1 233.2 ................................... I 1 4. Ban ( 233.3
...................... I 1 5. Variasi/Aksesori 1 233.4
1 1 6. Perauatan Hesin ....................... 1 233.5 ....................... I 1 7. Perauatan Body 1 233.6
............................... I 1 8. Lainnya 1 233.9 I I d. lnventar is Kantar : 1 234
.............................. I I 1. Mebeuler 1 234.0 .................... I I 2. Hesin-mesin Kantor 1 234.1
.............................. I 1 3. Telephon 1 234.2 .................. ( 1 4. Ala t -a la t E lekt ron ik 1 234.3
............................... I 1 5. Lainnya 1 234.9 .................................. I I e. Lainnya 1 239
I I 1 7 1 Penyusutan dan Penghapusan :
I 1 * 240
............... I I a. Akt iva produkt i f (piutang) I * 241
I ( b. Akt iva retap dan inven ta r i s : 1 ' 243 ...................... I I 1. Tanah dan gedung 1 243.0
I I 2.GolonganIV ........................... 1 243.1 ( 1 3. Inventar is (Go1 I dan 11) ............. 1 243.2 I I c . Beban yang ditangguhkan : 1 * 245
I I 1 8 1 Barang Jasa Pihak Ke Tiga :
I 1 250
I I a. Biaya Langganan : 1 251 ................................... I I 1. A i r 1 251.0
............................... 1 I 2. L i s t r i k 1 251.1 .............................. I 1 3. Telephon 1 251.2
I 1 4. Koran ................................. 1 251.3 .............................. 1 1 5. Majalah 1 251.4
I 1 6. Lainnya ............................... 1 251.9 I I b. Biaya Sekretar iat : 1 252
..................... I I 1. ALat t u l i s kantor 1 252.0
I I 2. Cetakan .............................. 1 252.1 ............................. I 1 3. Stensi lan 1 252.2
I 1 4 . Photo Copy ............................ 1 252.3
I 1 5 . P e n j i l i d a n ........................... 1 252.4 I 1 6. Benda pos dan Haterai ................ 1 252.5 I I I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Hanajemen Agr ib isn is IPB MIS - 156
http://www.mb.ipb.ac.id
I . I
INO . I URAIAN I . 8
I 1 7 . Dokmentasi .......................... I . .............................. 1 1 8 Lainnya I
I I c . Biaya Bank dan Penggalian Dana : I I 1 1 . Biaya Bank ............................ I
. ................. I I 2 Biaya Penggalian Dana I
. ......................... I 1 3 Biaya Kredi t I
. ........................ I 1 4 promosi l Ik lan I
. ......................... / 1 5 Pengembangan I
. .............................. [ I 6 Lainnya ( I I d . Biaya Pengeriman : I
. ................................. I I 1 Uang I
. ........................... I ( 2 Surat-Surat I
. ............................. ( 1 3 Telegram 1 I 1 4 . BaranglPaket .......................... I
.......... . I 1 5 Otomasi Penyarqaian Laporan I . ............................... I I 6 Lainnya I
) 1 e . Peralatan : I . ..................... I I 1 Peralatan Kantor I . .................... I 1 2 Kelengkapan Dapur I . ....................... I 1 3 Sarana Leasing ( . ............................... I I 4 Lainnya
I I f . Biaya Penagihan : I
I I 1 . Provis i Bank .......................... I
I ( 2 . Provis i Taspn ....................... I I
.................... . I 1 3 Prov is i Kantor PoS I ............. . I 1 4 Prov is i Pegauai lnstans i I
I 1 5 . Lainnya ............................... I I 1 g . Biaya Perjalanan Dinas : I
..................... . I I 1 Perjalanan Dinas I . .................. I 1 2 Bantuan Perpindahan I . .............................. I 1 3 Lainnya I
................................. I I h . Lainnya I I I I 1 9 1 Biaya Operasional Lainnya : I I ( a . Biaya Rapat ............................. I I b Biaya Peetalhiburanlrekreasi
I ............ . I ..... I I c . KadolKarangan BungalSumb.Pernikahan I
............................... I I d . Dana Duka I 1 ( e . Biaya Olah Raga : 1
. ............................... I I 1 Kostum I
. ............................ I 1 2 Peralatan I
. .......................... I 1 3 Seua Lapang I
. ........................ 1 1 4 Honor Pelat ih I
Lampiran 5 . Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS . 157
http://www.mb.ipb.ac.id
I I 4 I
INO.I URAIAN 1 SAND1 1 I I I i I 1 5. P.O.R. ............................... 1 269.4.4 1 I 1 6. Lainnya ............................... ( 269.4.9 ( I I f. Amortisasi Akt iva Tak Beruujud : 1 269.5 1 I I 1 .B iayaPend i r ian" .................... 1 269.5.0 1 I / 2 . ~ o o u i L l * * ............................ 1 269.5.1 1 I 1 3. H.C.B ................ ... .............. 1 269.5.2 1 I 1 4. H.G.P. ........................ . ...... 1 269.5.3 1 1 1 5.Lainnya .............................. 1 269.5.9 1 I I g. Jamuan : 1 269.6 1 I I 1. Jarman Karyauan .......... ........... . 1 269.6.1 1 ( 1 2. Jawan Taw .......................... 1 269.6.2 1 I I h . Perpustakaan ............................ 1 269.7 1 I I i. Lainnya : 1 269.9 1 ( 1 1. Representasi . . . .. . . ... . . . . . .. . . . . . . . . 1 269.9.0 ) I I 2. Pengurusan ........................... 1 269.9.1 1 I 1 3. l u ran l res t r ibus i ...................... 1 269.9.2 1 ( 1 4. Keamanan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 269.9.3 1 I I I I I I 1 1 PENDkPhTMI NOW OPElUSlaUL :
I I I 290 I
I I I 1 I 1. Seua .................................... 1 291
1 1
I I I I I I 2. Keuntungan Penj. Ak. Tetap dan l n v ...... 1 292 1 I I 1 1 3. Bunga Antra Kantor Akt iva :
I I 1 293 I
I I a. Bunga Rak Modal Kerja ................ 1 293.0 1 I I b. Bunga Leasing **. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 293.1 1 1 I c. Angsuran Leasing " ................ .. 1 293.2 1 I I d.Lainnya ............................... 1 293.3 1 I I I 1 1 4. Perdapatan Operasional Lainnya ........... 1 299
I I I I I I I BIAYA YON DPElUSIaUL :
I I
I I I I 1. Kerugian Penj. Ak. Tetap dan 1nv ........ I
I I I I I 2. Transfer Payment :
I I
1 I a. Sunbangan ............................ I I I b. Kado ................................. I I I c. Hadiah ............................... I I I d. Karangan Bunga ....................... 1 I I e.Lainnya ............................... I
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Hanajemen Agr ib isn is IPB MIS - 158
http://www.mb.ipb.ac.id
2 4
lN0.1 URAIAN 1 SAND1 I I I I I I I I I ( 1 3. Bunga antar Kantor Passiva : 1 303 I
................ I I a. Bunga Rak Modal Kerja 1 303.0 1 ........................ ( I b. Bunga Leasing 1 303.1 1
..................... I I c. Angsuran Leasing ( 303.2 ( I I d. Lainnya ............................... 1 303.9 1 I I I I
............................. i i 4. ~enda-denda i 304 I I I I I
............ I 1 5. Biaya Non Operasianal Lainnya 1 309 1 I I I I I I I
I I J U M L A H I I I I I
D ise tu ju i oleh:
DlREKSl
Leuuiliang. 19.. AKUNTAN
Lampiran 5. Lanjutan
Magister Manajemen Agr ib isn is IPB MIS - 159
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 6. Database Calon Nasabah
Database Calon Nasabah merupakan kumpulan data awal yang
diperoleh BPR dari lembaga di luar BPR. Database ini bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam
rangka pengembangan produk. Database Calon Nasabah berisi:
1. Data semua penduduk Kecamatan Leuwiliang yang potensial untuk dijadikan nasabah (Penduduk kelas ekonomi menengah atas pede- saan)
File Field Tipe Keterangan
POTENSIA.NSB KODE numerik NAMA karakter KAMPUNG karakter DESA karakter NIS-SU karakter PKEWAU karakter PKEWAS karakter PDIDIK numerik TANGGUNG numerik LAHAN numerik ELEKTRO karakter TRANSPO karakter PENDAPAT numerik TKREDIT numerik
nama istrilsuami pekerjaan utama pekerjaan sampingan pendidikan (tahun) jumlah tanggungan luas lahan milik jenis elektronika jenis alat transport jumlah pendapatan Target kredit
Target kredit dapat ditentukan dengan menaksir harga jenis alat elektronik, alat transportasi dan lahan yang dimiliki serta pendapatan per bulan atau per minggu. Kemudian gabungan nilai ini di konversi ke nilai kredit yang dapat diminta oleh nasabah.
2. Data semua penduduk Kecamatan Leuwiliang yang tidak potensial tetapi masih mungkin dicreate menjadi potensi (Penduduk kelas ekonomi rendah pedesaan)
File Field Tipe Keterangan
1MPOTENS.NSB KODE numerik NAMA karakter KAMPUNG karakter DESA karakter NIS-SU karakter nama istrilsuami PKEWAU karakter pekerjaan utama
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 160
http://www.mb.ipb.ac.id
File Field Tipe Keterangan -
PDIDIK numerik pendidikan (tahun) TANGGUNG numerik jumlah tanggungan LAHAN numerik luas lahan milik PENDAPAT numerik jumlah pendapatan JKREDIT numerik jenis kredit JUSAHA karakter jenis peluang usaha TKREDIT numerik target kredit
Jenis kredit ditentukan oleh BPR berdasarkan pendapatan dan lahan. Jenis peluang usaha diisi oleh BPR dengan rnelihat potensi usaha wilayah dan karak- teristik calon nasabah. Target kredit dihitung dengan memperhatikan lahan, pendapatan, dan jenis usaha.
3. Data semua lembaga di Kecamatan Leuwiliang yang potensial untuk dijadikan nasabah.
File Field Tipe Keterangan
KLEMBAGA.NSB KODE numerik NAMA karakter &PUNG karakter DESA karakter BERDIRI karakter tanggal berdiri ANGGOTA numerik jumlah anggota US AHA karakter ienis usaha ASSET numerik jumlah asset KUNTUNG numerik keungtungan per tahun TKREDIT numerik target kredit
Target kredit dikonversi dari asset dan keuntungan.
4. Data penduduk atau Lembaga yang sedang dihunting untuk dijadi- kan nasabah.
File Field Tipe Keterangan
HUNTING.NSB KODE numerik NAMA karakter KAMPUNG karakter DESA karakter MULAI karakter tanggal dimulai AKHIR karakter tanggal berakhir JAMINAN karakter jenis jaminan NJAMINAN numerik nilai jaminan TKREDIT nurnerik target kredit BOPERASI karakter biaya operasional
Magister Manajemen Agribisnis I P S MIS - 161
http://www.mb.ipb.ac.id
File Field Tipe Keterangan
WKREDIT numerik lama waktu kredit PROFIT numerik keuntungan kredit RESIKO numerik persentase resiko PETUGAS karakter nama petugas
5. Data potensi ekonomi wilayah Leuwiliang. -
File Field Tipe Keterangan
BISNIS.NSB KODE numerik JENIS karakter KAPASITA numerik kapasitas produksi BINVES numerik biava investasi BOPERASI numerik biaya operasional JPRODUK karakter ienis oroduk HPRODUK numerik *hargiproduk PAYBACK numerik IRR numerik NPV numerik PROFIT numerik keuntungan PELUANG numerik persentase berhasil RESIKO numerik persentase gaga1
6 . Harga produk di Kecamatan Leuwiliang dan sekitarnya.
File Field Tipe Keterangan
KOMODITI.NSB KODE numerik NAMA karakter SATUAN numerik HARGA numerik
Masister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 162
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 7. Database Kredit
Database Kredit merupakan kumpulan data tentang nasabah kredit
dan performans kredit BPR. Database ini bertujuan untuk memberikan
dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka per-
baikan dan pengembangan kredit. Database Kredit berisi:
1. Data semua nasabah kredit BPR Talabumi Leuwiliang.
File Field Tipe Keterangan
NASABAH.KRD KODE NAMA NOGK JAMIN AN NJAMINAN JKREDIT BPROVISI RKREDIT WKREDIT TMULAI TAKHIR BUNGA JANGSUR BANGSUR TANGSUR SALDO
numerik karakter numerik karakter numerik nurnerik numerik nurnerik numerik karakter karakter numerik numerik numerik numerik numerik
nomor rekening jenis jaminan nilai jaminan jurnlah kredit biaya provisi realisasi kredit waktu kredit tanggal mulai tanggal berakhir bunga kredit jumlah angsuran bayar angsuran tanggal mengangsur saldo kredit
saldo dihitung dari jumlah kredit dikurangi bayar angsuran.
2. Daftar nasabah yang berakhir kreditnya pada bulan tertentu.
File Field Tipe Keterangan
NASAKHIR.KRD KODE nurnerik NAMA karakter NOREK numerik nomor rekening TAKHIR numerik tanggal berakhir JKREDIT numerik jumlah kredit DISKON numerik diskon bunga KKREDIT karakter keputusan kredit LKREDIT numerik jumlah kredit lanjutan PETUGAS karakter nama petugas
Magister Manajemen Agribisnis IP8 M I S - 163
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Daftar nasabah yang kreditnya macet.
File Field Tipe Keterangan
NASMACEZNSB KODE numerik NAMA karakter NOREK numerik nomor rekening TAKHIR karakter tanggal berakhir JKREDIT numerik jumlah kredit SKREDIT numerik sisa kredit JAMINAN karakter jenis jaminan KKREDIT karakter keputusan kredit PETUGAS karakter nama petugas
Magister Manajemen Agribisnis IPB MIS - 164
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 8. Database Tabungan
Database Tabungan merupakan kumpulan data tentang nasabah
tabungan dan performans kredit BPR. Database ini bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam
rangka perbaikan dan pengembangan tabungan. Database Tabungan beri-
si:
1. Data semua nasabah tabungan BPR Talabumi Leuwiliang. - - -
File Field Tipe Keterangan
NASABAH.KRD KODE numerik NAMA karakter NOREK numerik nomor rekening TMULAI karakter tanggal awal JTABUNG numerik jumlah awal tabungan DEBET numerik TDEBET karakter tanggal mendebet KREDIT numerik TKREDIT karakter tangal mengkredit BUNGA numerik bunga tabungan PAJAK numerik pajak bunga SALDO numerik saldo kredit
2. Daftar nasabah yang melakukan clearing.
File Field Tipe Keterangan
NASAKHIR.KRD KODE numerik NAMA karakter NOREK numerik nomor rekening TKLIRI karakter tanggal kliring ALASAN karakter
Hagister Hanajemcn Agribisnis IPB MIS - 165
http://www.mb.ipb.ac.id
3. Daftar nasabah yang tabungannya lambat.
File Field Tipe Keterangan
NASMACET.NSB KODE numerik NAMA karakter NOREK numerik nomor rekening TMULAI karakter tanggal awal SALDO numerik RTABUNG numerik rata-rata menabung KTABUNG karakter keputusan tabungan PETUGAS karakter nama petugas
Magis ter Manajemen A g r i b i s n i s I P B M I S - 166
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 9. Database Keuangan
Database Keuangan merupakan kumpulan data tentang keuangan
BPR dan performans keuangan BPR. Database ini bertujuan untuk
memberikan dukungan terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam
rangka perbaikan dan pengembangan BPR. Database Keuangan berisi:
1. Jurnal keuangan BPR harian, mingguan, bulanan.
File Field Tipe Keterangan
JURNAL.KEU KODE numerik NOKUI numerik nomor lcuitansi TANGGAL karakter ITEMS karakter DEBET numerik KREDIT numerik SALDO numerik PETUGAS karakter
Saldo menunjukkan perbandingan antara kredit dan debet dalam hari yang bersangkutan.
2 . Buku Besar mingguan dan bulanan.
File Field Tipe Keterangan
BUKUBESA.KEU KODE numerik ITEMS karakter DEBET numerik KREDIT numerik SALDO numerik
Saldo menunjukkan posisi keuangan BPR pada rninggu atau bulan yang bersangkutan.
Hagister Manajemen Agribisnis 1PB MIS - 167
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 10. Database Laporan
Database Laporan merupakan kumpulan laporan keuangan BPR
untuk pihak lain, seperti BI dan Komisaris. Database ini bertujuan untuk
memberikan pengawasan dan pengambilan kebijakan dalam rangka perbai-
kan dan pengembangan BPR. Database Laporan ini berisi:
1. Neraca Bulanan (Lampiran 1).
File Field Tipe Keterangan
NERACA.LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo menuniukkan jumlah uang dari items dimaksud
2. Rekening-rekening Administrasi (Lampiran 2).
File Field Tipe Keterangan
REKADMI.LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
3. Daftar Rincian Antar Bank Pasiva (Lampiran 3).
File Field Tipe Keterangan
DRABPASI.LAP KODE numerik JENIS numerik TAHUN numerik BULAN numerik TANGGAL numerik BUNGA numerik SALDO numerik
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap kode dimaksud.
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 168
http://www.mb.ipb.ac.id
4. Daftar Rincian Antar Bank Aktiva (Lampiran 4).
File Field Tipe Keterangan
DRABAKTI. LAP KODE numerik JENIS numerik TAHUN numerik BULAN numerik TANGGAL numerik BUNGA numerik SALDO numerik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari setiap kode dirnaksud.
5. Daftar Rincian Kredit yang Diberikan (Lampiran 5).
File Field Tipe Keterangan
DRKBERLLAP KODE numerik NOREK numerik SIFAT karakter JENIS - numerik TAHUN numerik BULAN numerik TANGGAL numerik KOLEKTI numerik kolektibilitas GOLDEBI numerik golongan debitur SEKENOM numerik sektor ekonomi PBUNGA numerik persen bunga per tahun CBUNGA karakter cara perhitungan GOLJAMIN numerik golongan penjamin BAGJAMIN karakter bagian yang dijamin PLAFOND numerik BAKIDEBE numerik SALDO numerik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
6 . Daftar Rincian Tabungan (Lampiran 6).
File Field Tipe Keterangan
DRTABUNG.LAP KODE numerik NOREK numerik nomor rekening KELOM numerik kelompok GOLMILI numerik golongan pemilik BUNGA numerik suku bungan setahun SALDO numerik
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
MIS - 169
http://www.mb.ipb.ac.id
7. Daftar Rincian Deposito Berjangka (Lampiran 7).
File Field Tipe Keterangan
DRDEPOSI.LAP KODE numerik NOREK numerik nomor rekening KELOM numerik kelompok TAHUN numerik BULAN numerik BUNGA numerik suku bungan setahun SALDO numerik
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari setiap rekening dirnaksud.
8. Daftar Rincian Rupa-rupa Aktiva (Lampiran 8).
File Field Tipe Keterangan
DRRAKTI. LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dirnaksud.
9. Rincian Rupa-rupa Pasiva (Lampiran 9).
File Field Tipe Keterangan
DRRPASI.LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo rnenunjukkan jumlah uang dari items dirnaksud
10. Daftar Rincian Laba Rugi (Lampiran 10).
File Field Tipe Keterangan
DRLARU. LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo rnenunjukkan jurnlah uang dari items dirnaksud.
Hasister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 170
http://www.mb.ipb.ac.id
11. Perincian Perhitungan Laba-Rugi (Lampiran 11).
File Field Tipe Keterangan
PPLARU. LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO numerik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
12. Rencana Anggaran.
File Field Tipe Keterangan
ANGGARAN.LAP KODE numerik ITEMS karakter SALDO nun~erik
Saldo menunjukkan jumlah uang dari items dimaksud.
Magister Hanajemen Agribisnis IPB MIS - 171
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 11. Database SDM
Database SDM m e ~ p a k a n kumpulan data SDM dan perfornlans
SDM. Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap
pengambilan keputusan manajerial dalam rangka perbaikan SDM dan
pengembangannya. Database SDM berisi:
1. Data staf BPR
File Field Tipe Keterangan
PERSONAL.SDM KODE numerik NAMA karakter NOSTAF numerik TAHMASUK numerik BULNASUK numerik TANMASUK numerik PENDIDI numerik JKELAMI karakter STATUS karakter JTANGGU numerik JSAUDAR numerik TINGGI numerik BERAT numerik SUKU karakter AGAMA karakter ALAMAT karakter PENYAKIT karakter REKOMEN karakter JABAAWA karakter JABASEK karakter GAJIAWA numerik GAJISEK numerik TPENSIU numerik
nomor staf tahun masuk bulan masuk tanggal masuk pendidikan jenis kelamin
jumlah tanggungan jumlah saudara
rekomendasi jabatan awal jabatan sekarang gaji awal gaji sekarang tahun pensiun
2 . Data Lembaga pendidikan dan pelatihan - -
File Field Tipe Keterangan
LEMBAGA.SDM KODE numerik NAMA karakter TAHBERDI numerik tahun berdiri BULBERDI numerik bulan berdiri TANBERDI numerik tanggal berdiri
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 172
http://www.mb.ipb.ac.id
File Field Tipe Keterangan - - - -
ALAMAT karakter JPENDIDI karakter jenis pendidikan LPENDIDI numerik lama pendidikan JPELATIH karakter jenis pelatihan LPELATIH numerik lama pelatihan STATUS karakter JSTAF numerik jumlah staf NPEMILIK karakter nama pemilik BIAYA numerik
3. Data rasionalisasi pendidikan staf
File Field Tipe Keterangan
PENDIDKSDM KODE numerik NAMA karakter NOSTAF numerik nomor staf TMASUK karakter tanggal masuk TAKHIR karakter tangal berakhir LEMBAGA karakter BIAYA numerik
4. Data rasionalisasi pelatihan staf
File Field Tipe Keterangan
PELATIHASDM KODE numerik NAMA karakter NOSTAF numerik nomor staf TMASUK karakter tanggal masuk TAKHIR karakter tangal berakhir LEMBAGA karakter BIAYA numerik
5 . Data rasionalisasi karir dan gaji staf
File Field Tipe Keterangan
KARIR.SDM KODE numerik NAMA karakter NOSTAF numerik nomor staf LAMABEK numerik lama bekerja
Magister Manajemen Agribisnis I P B M I S - 173
http://www.mb.ipb.ac.id
File Field Tipe Keterangan
JABALAM karakter jabatan lama PENDIDI karakter pendidikan JABABAR karakter jabatan baru GAJILAM numerik gaji lama GAJIBAR numerik gaji baru
Magister Manajernen Agribisnis I P B M I S - 174
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 12. Database Pemasaran:
Database Pemasaran merupakan kumpulan data pemasaran dan
rencana pemasaran. Database ini bertujuan untuk memberikan dukungan
terhadap pengambilan keputusan manajerial dalam rangka memasarkan
produk BPR. Database Pemasaran ini berisi:
1. Karakteristik pasar individu
File Field Tipe Keterangan
1NDIVIDU.PSR KODE numerik DESA karakter JPENDU numerik jumlah penduduk KERTA numerik penduduk bekerja TKERTA numerik penduduk menganggur BANGKER numerik bukan angkatan kerja LAKI numerik WANITA numerik JKELUA numerik jumlah keluarga
2. Karakteristik pasar lembaga
File Field Tipe Keterangan
LEMBAGA.PSR KODE numerik DESA karakter JLEMBA numerik jumlah lembaga US AHA numerik JKERTA numerik jam kerja JTENAGA numerik jumlah tenaga kerja LTENAGA numerik tenaga kerja Iaki WTENAGA numerik tenaea keria wanita - " OMSET numerik
Magister Manajemen Agribisnis I P B MIS - 175
http://www.mb.ipb.ac.id
Lampiran 13. Database Evaluasi:
Database Evaluasi mempakan kumpulan data hasil evaluasi opera-
sional BPR yang bertujuan untuk memberikan dukungan terhadap pengam-
bilan keputusan manajerial dalam rangka membuat rencana strategis pada
masa yang akan datang.
1. Evaluasi Kredit
File Field Tipe Keterangan
KREDIT. EVA KODE numerik NAMA karakter NOREK karakter WANGSUR karakter PUSAHA karakter KNASABAH karakter KURANG numerik TETAP numerik TAMBAH numerik STOP karakter PEVALU karakter
nomor rekening waktu mengangsur perkembangan usaha karakter nasabah kredit dikurangi kredit tetap kredit ditambah yaltidak pengevaluasi
2. Evalusai Tabungan
File Field Tipe Keterangan
TABUNG.EVA KODE numerik NAMA karakter NOREK numerik INMENABU karakter KNASABAH karakter USAHAPRO karakter TKECIL numerik RATAAN numerik TBESAR numerik SALDO numerik PEVALU karakter
nomor rekening intensitas menabung karakter nasabah usaha proaktif tabungan terkecil tabungan rata-rata tabungan terbesar
pengevaluasi
Magister nanajemen Agribisnis I P B MIS - 176
http://www.mb.ipb.ac.id