Bab 10 PPE

51
Akuisisi dan Pelepasa n PPE (Propert y, Plant, and Peralata n) BAB 10

description

PPE AKM

Transcript of Bab 10 PPE

Page 1: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan)

BAB 10

Page 2: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Property, Plant, Equipment

Dalam akuntansi dikenal dengan adanya aktiva tetap. Kemudian seiring dengan

berkembangnya prinsip IFRS, aktiva tetap kini lebih dikenal dengan sebutan Property, Plant,

and Peralatan (yang selanjutnya akan disingkat menjadi PPE dalam kelanjutan buku ini). Pada

dasarnya, yang dimaksud dengan PPE adalah suatu aset atau aktiva yang dimiliki perusahaan

yang sifatnya tahan lama. Sejatinya tidak ada masalah dalam penamaan aset yang dimaksud

baik PPE, maupun aktiva tetap karena sifat penamaan tersebut dapat dipertukarkan.

Sebagaimana diungkapkan berdasarkan prinsip FASBI bahwa aktiva tetap didefinisikan

sebagai harta berwujud yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional dan

dapat digunakan berulang-ulang serta umurnya lebih dari satu tahun. Sementara, berdasarkan

IFRS yang akan mulai diterapkan, PPE adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan

dalam produksi/penyediaan barang/jasa, untuk direntalkan, atau untuk tujuan administratif,

dan diharapkan digunakan lebih dari satu periode.

Karakteristik umum yang dimiliki PPE adalah sebagai berikut :

1. Aset yang diperoleh dan digunakan untuk kegiatan operasi dan bukan untuk dijual.

Yang dimaksud dengan kegiatan operasi di sini adalah kegiatan operasi normal yang

sehari-harinya dilakukan oleh perusahaan. Sehingga aset yang digunakan bukan untuk

kegiatan normal perusahaan tidak dapat diklasifikasikan sebagai PPE. Contoh : Gedung

yang menganggur (tidak digunakan oleh perusahaan) cenderung tidak dapat

diklasifikasikan ke dalam PPE dan lebih tepat dimasukan ke dalam investasi.

2. Aset yang sifatnya bertahan dalam jangka panjang dan biasanya dapat disusutkan.

PPE pada umumnya memiliki masa manfaat yang lebih dari satu tahun. Sehingga

perusahaan dapat mengalokasikan biaya perolehan aset dengan periode mendatang

berdasarkan perkiraan masa manfaat dengan dilakukan depresiasi. Hanya Tanah yang

tidak didepresiasi, karena pada dasarnya depresiasi dilakukan atas penurunan nilai

Page 3: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

secara material dari suatu aset yang nilainya semakin berkurang seiring bertambahnya

usianya.

3. Aset yang memiliki bentuk fisik.

PPE merupakan aktiva berwujud yang tentunya memiliki ciri utama berupa benda yang

dapat dilihat dan dirasakan secara fisik. Hal ini yang membedakan dengan aset tidak berwujud

(intangible assets).

Akuisisi (Perolehan) atas Property, Plant, and Peralatan

Pada akuntansi aktiva tetap berdasarkan standar akuntansi yang mengacu di negara

Amerika Serikat yakni US GAAP, dasar nilai aktiva tetap yang digunakan adalah basis biaya

historis. Sementara dalam pendekatan IFRS tidak digunakan basis biaya historis, mengingat

hanya akan berdampak pada penyajian laporan keuangan yang kemudian dianggap kurang

relevan dengan kebutuhan nyata pengguna informasi suatu laporan keuangan. Karena biaya

historis sejatinya tidak mampu menggambarkan nilai riil aktiva tetap dalam laporan keuangan.

Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar nilai PPE yang

nantinya akan digunakan sebagai dasar depresiasi aset tersebut. Biaya historis mengukur harga

perolehan aset dengan kas atau setara kas termasuk juga seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

membawa aset ke lokasi dan dalam kondisi yang dibutuhkan sesuai dengan niat penggunaan.

Kemudian PPE akan masuk dalam tahap pengakuan bilamana perusahaan mendapati bahwa

biaya perolehan PPE tersebut dapat diandalkan dan memungkinkan perusahaan untuk meraup

keuntungan secara ekonomi di masa mendatang dengan aset PPE tersebut.

Kemudian, selanjutnya dalam pembahasan bab ini akan dikenal beberapa istilah yang

berhubungan, di antaranya :

Biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai

wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu asset pada saat

perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke asset

pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Page 4: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Nilai residu atau nilai sisa aktiva adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh

perusahaan pada saat ini dari pelepasan aktiva, setelah dikurangi perkiraan biaya

pelepasan, jika aktiva telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir

umur manfaatnya.

Nilai wajar adalah sejumlah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan aktiva antara

pihak – pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu

transaksi dengan wajar.

Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva

selama umur manfaatnya yang pada umumnya lebih dari satu tahun (yang biasanya

diperkiraakan oleh perusahaan).

Umur manfaat adalah suatu periode di mana asset diharapkan akan digunakan oleh

entitas atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari asset

tersebut oleh entitas.

Pada awal tahap pengakuan PPE, biaya perolehan atas suatu aktiva tetap yang

dikeluarka perusahaan harus mulai diakui sebagai aset apabila:

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset

tersebut akan mengalir ke entitas

b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal

Selanjutnya pada tahap penilaian, perusahaan dapat menilai PPE dengan memilih 2 metode

antara Metode Biaya (Cost Method) atau Metode Nilai Pasar (Fair Value Method). Perusahaan

tidak diharuskan untuk menggunakan metode yang sama dalam penilaian seluruh aset PPE yang

dimilikinya, melainkan dapat menggunakan metode yang berbeda untuk masing-masing aset

PPE berasarkan kebijakan perusahaan tersebut. Contoh : Perusahaan dapat menggunakan

Metode Biaya untuk penilaian Mesin, sementara menggunakan Metode Nilai Pasar untuk

penilaian Gedung dan Peralatan.

Page 5: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Biaya-Biaya

Biaya Perolehan

Biaya perolehan aset tetap adalah setara dengan nilai tunainya dan diakui pada saat

terjadinya. Jika pembayaran untuk suatu aset ditangguhkan hingga melampaui jangka waktu

kredit normal, perbedaan antara nilai tunai dengan pembayaran total diakui sebagai beban

bunga selama periode kredit kecuali dikapitalisasi sesuai dengan pengakuan alternatif yang

diizinkan. Karena pada awalnya harus diukur sebesar biaya perolehan, maka biaya yang dicatat

oleh perusahaan sebagai biaya perolehan PPE dan bagiannya adalah sebagai berikut :

Harga Pembelian

Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli suatu

aset PPE, termasuk di dalamnya adalah kewajiban impor, pajak, serta

memperhitungkan adanya diskon apabila ada dalam pembelian aset PPE tersebut.

Biaya yang dikeluarkan untuk membawa aset ke lokasi dan dalam kondisi yang

dibutuhkan manajeme sesuai dengan niat penggunaan (biaya yang dapat

diatribusikan secara langsung)

Biaya ini akan dikapitalisasi sebagai biaya perolehan aset PPE yang kemudian

didepresiasi. Contoh : Biaya pengiriman, Biaya pengangkutan, Biaya Instalasi, dan

sebagainya.

Estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi

aset.

Dalam hal aset tetap diperoleh dengan cara kredit, bunga kredit tidak termasuk sebagi

biaya aset tetap, dalam kasus ini biaya aset tetap diakui sebesar nilai tunai dari pembayaran

periodik. Biaya inkremental lain, seperti biaya konsultasi dan biaya komisi dalam rangka

pembelian aset termasuk sebagai bagian dari biaya aset tetap berwujud.

Page 6: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Kemudian, ada kalanya saat biaya perolehan dari suatu aset tetap diukur pada nilai wajar,

kecuali:

a. Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial

b. Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur secara handal.

Entitas tidak dapat segera menghentikan pengakuan aktiva meskipun perolehan aktiva

yang diserahkan dikur pada nilai wajar. Jika aset yang diperoleh tidak dapat diukur dengan nilai

wajar, maka biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Kemudian dalam hal terjadi transaksi perolehan suatu aktiva tetap akan tetapi nilai wajar dari

aktiva yang diperoleh entitas tidak memiliki transaksi pasar yang serupa, maka akan dapat

diukur secara andal apabila:

a. Variabilitas perkiraan rentang nilai wajar yang masuk akal untuk aktiva yang dimaksud

tidak signifikan

b. Kemungkinan dari bemacam perkiraan rentang tersebut dapat dinilai secara memadai

dan digunakan dalam mengestimasi nilai wajar aktiva

Sementara itu terdapat pula sejumlah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan namun

bukan merupakan biaya perolehan aset tetap, seperti :

a. Biaya pembukaan fasilitas baru

b. Biaya pengenalan produk baru (termasuk biaya iklan dan biaya promosi)

c. Biaya penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau kelompok pelanggan baru (termasuk

biaya pelatihan staf)

d. Administrasi dan biaya overhead umum lainnya.

Biaya Tanah

Seluruh pengeluaran yang dikeluarkan perusahaan yang dikeluarkan perusahaan untuk

memperoleh tanah hingga siap digunakan merupakan biaya tanah. Pada umumnya, yang

dimaksud dengan biaya tanah adalah sebagai berikut :

Page 7: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

a. Harga Pembelian

b. Biaya pembongkaran bangunan / gedung lama

c. Biaya pengacara / konsultan

d. Biaya premi asuransi

e. Komisi Real Estate

f. Pajak Real Estate

g. Biaya perataan tanah

Terdapat pula biaya yang berkaitan dengan tanah namun terpisah bukan sebagai Biaya

Tanah melainkan Biaya Pengembangan Lahan (Tanah Improvement). Contoh pengeluaran yang

diklasifikasikan sebagai Tanah Improvement adalah seperti biaya pembuatan lahan parker,

pemagaran tanah, pembuatan trotoar, dan sebagainya.

Pada dasarnya, seluruh tanah diklasifikasikan sebagai PPE karena sifatnya yang tahan lama.

Akan tetapi, dalam hal tanah dibeli oleh perusahaan Real Estate yang tujuan dibelinya tanah

tersebut untuk dijual kembali maka tanah tersebut tidak tepat untuk digolongkan ke dalam PPE,

melainkan diklasifikasikan sebagai investasi.

Biaya Gedung

Biaya bangunan haruslah termasuk atas seluruh pengeluaran yang secara langsung

terkait dengan perolehan gedung atau konstruksi gedung. Biaya-biaya yang dimaksud adalah di

antaranya seperti biaya bahan konstruksi gedung, biaya pekerja pembangun, biaya overhead

yang terjadi sepanjang masa membangun bangunan. Kemudian termasuk juga atas biaya

bangunan adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh izin mendirikina gedung (atau di

Indonesia lazim dikenal dengan IMB atau Izin Mendirikan Bangunan).

Pada umumnya suatu perusahaan dalam membangun gedung akan melakukan kontrak

kerja sama dengan perusahaan konstruksi untuk kegiatan tersebut. Dan yang akan dimasukan

ke dalam biaya gedung adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan mulai dari penggalian awal

sampai dengan biaya penyelesaian gedung. Kemudian berbicara mengenai gedung, apabila

suatu perusahaan membeli tanah yang di atasnya terdapat gedung, yang selanjutnya gedung

Page 8: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

tersebut dihancurkan untuk mempersiapkan tanah, maka atas biaya yang dikeluarkan untuk

menghancurkan bangunan gedung tersebut tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya gedung

melainkan biaya penghancuran dikurangi dengan nilai sisa bangunan tersebut diklasifikasikan

sebagai biaya tanah.

Biaya Peralatan

Harga Pembelian Neto

Pajak-pajak

Biaya Pengangkutan

Biaya Instalasi

Biaya pengujian aset apakah peralatan berfungsi dengan baik

Biaya modifikasi yang dibutuhkan

Pengakuan terhadap biaya – biaya dalam jumlah tercatat suatu aset tetap dihentikan

ketika aset tersebut telah siap digunakan manajemen. Oleh karena itu, biaya pemakaian dan

pengembangan aset tidak dimasukkan ke dalam jumlah tercatat aset tersebut. Biaya – biaya

yang terjadi ketika suatu aset telah mampu beroperasi, kerugian awal operasi, biaya relokasi

atau reorganisasi sebagian atau seluruh operasi entitas adalah beberapa contoh biaya yang

tidak termasuk dalam jumlah tercatat suatu aset tetap.

Beban Bunga Selama Konstruksi Bangunan

Terdapat tiga pendekatan yang disarankan dalam hal akuntansi untuk mencatat atau

menghitung beban bunga yang terjadi dalam pembiayaan konstruksi bangunan. Ketiga

pendekatan yang dimaksud adalah :

1. Tidak mengkapitalisasi biaya bunga selama pembangunan

Dalam pendekatan ini, bunga dianggap sebagai biaya pendanaan, tidak termasuk biaya

pembangunan aset. Jika perusahaan menerbitkan saham, dengan kata lain tidak

mendanai pembangunan asetnya melalui utang, maka biaya bunga tidak akan terjadi.

Page 9: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Pendekatan ini memiliki kelemahan, sebab dapat disanggah bahwa penggunaan kas, dari

manapun sumbernya, akan menimbulkan biaya bunga meskipun hanya secara implisit,

yakni hal tersebut tidak seharusnya diabaikan.

2. Membebankan seluruh biaya pendanaan, baik yang teridentifikasi ataupun tidak, ke

pembangunan aset

Menurut pendekatan ini, biaya pembangunan aset harus mencakup biaya

pendanaannya, apakah diperoleh secara tunai, berasal dari pinjaman, atau melalui

penerbitan saham perusahaan. Pendukung pendekatan ini menyatakan bahwa seluruh

biaya yang diperlukan untuk mempersiapkan aset sesuai tujuan penggunaannya

(termasuk bunga) menjadi bagian dari biaya aktiva. Bunga, baik yang secara nyata

terjadi atau hanya sekedar rerjadi secara implisit, merupakan biaya. Sebagaimana tenaga

kerja dan bahan mentah. Kelemahan pendekatan ini adalah pendekatan ini menyatakan

bahwa diperhitungkannya biaya yang terkait dengan penerbitan saham (pendanaan

ekuitas) bersifat subjektif dan menyimpang dari rerangka biaya historis.

3. Hanya mengkapitalisasi bunga sesungguhnya yang terjadi selama perioda pembangunan

Pendekatan ini menyepakati sebagian logika yang mendasari pendekatan kedua—yakni

bunga adalah biaya sebagaimana tenaga kerja dan bahan mentah. Tetapi pendekatan ini

hanya mengkapitalisasi biaya bunga yang terjadi dari pendanaan melalui utang. Biaya

yang terkait dengan pendanaan melalui penerbitan saham diabaikan. Dengan

pendekatan ini, biaya aset yang pembangunannya didanai melalui utang akan lebih

tinggi dibandingkan dengan jika aset itu didanai melalui penerbitan saham. Sebagian

kalangan tidak puas dengan pendekatan ini karena mereka meyakini biaya aset harusnya

sama, entah itu diperoleh secara tunai, didanai melalui utang, atau didanai melalui

penerbitan saham.

Page 10: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Dalam hal konstruksi bangunan atau gedung, perusahaan juga mengenal akan

Borrowing cost (Biaya Peminjaman) yakni biaya bunga dan biaya lain terkait dengan pinjaman

dana, misalnya short-term borrowings (wesel bayar), long-term borrowings (gadai real estate),

dan biaya lainnya seperti:

Amortisasi diskon atau premi pinjaman;

Selisih kurs mata uang asing terhadap pinjaman dalam penyesuaian dengan

bunga pinjaman.

Hingga kini, pengakuan Biaya Peminjaman masih diperdebatkan, antara dibebankan

segera atau dikapitalisasi. Namun menurut IAS 23: Biaya peminjaman yang secara langsung

dapat diatribusikan dalam perolehan, pembanguan, atau poduksi atas suatu aktiva dikapitalisasi

sebagai bagian dari aktiva. Adapun sebenarnya mengenai tujuan kapitalisasi tersebut adalah

untuk mendapatkan biaya investasi aktiva original yang lebih akurat dan mencapai penandingan

yang lebih baik atas biaya yang ditangguhkan dengan pendapatannya di periode mendatang.

Akan tetapi, Biaya Peminjaman tersebut hanya dapat dikapitalisasikan apabila

memenuhi dua kondisi di bawah ini, yaitu :

Kemungkinannya besar bahwa biaya peminjaman dapat menghasilkan

keuntungan ekonomi bagi perusahaan di masa mendatang;

Biaya dapat diukur secara andal.

Page 11: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Kemudian yang mejadi pertanyaan adalah kapan Biaya Peminjaman dapat mulai

dikapitalisasikan sebagai aktiva? Maka berikut adalah beberapa waktu yang dapat dijadikan

acuan untuk dapat memulai kapitalisasi biaya :

Dikeluarkannya pengeluaran untuk aktiva oleh perusahaan;

Saat terjadinya Biaya Peminjaman;

Saat berlangsungnya kegiatan yang dibutuhkan untuk menuiapkan aktiva yang

tujuannya untuk digunakan atau dijual.

Contoh Soal 10.1 :

PT membangun hotel diharapkan usai 3,5 tahun, didanai dari penerbitan obligasi Rp7 M, 10%

per tahun. Biaya penerbitan obligasi 1,5%. Apakah hotel tersebut memenuhi qualifying assets?

Jawaban

a. Bunga dari obligasi = Rp 7.000.000.000 ×10% = Rp 700.000.000.

b. Amortisasi biaya penerbitan obligasi = [(1,5% × Rp 7.000.000.000 ) / 3.5 tahun] = Rp

30.000.000.

c. Tital biaya pinjaman yang dikapitalisasikan = Rp 700.000.000 + Rp 30.000.000 = Rp

730.000.000.

Sementara IFRS mengatur tentang beban bunga selama konstruksi bangunan adalah

dengan mengkapitalisasi bunga yang sebenarnya terjadi dengan modifikasinya. Metode ini

dapat diterapkan selama perusahaan konsisten mengunakan biaya historis dalm perolehan

aktiva dan seluruh biaya yang terjadi (termasuk bunga) untuk membawa aset ke lokasi dan

kondisi yang diinginkan manajemen sesuai peruntukannya. Selanjutnya perusahaan harus

melaporkan bunga yang terjadi sebagai beban yang kemudian dapat ditandingkan dengan

pendapatan perusahaan agar sesuai dengan matching concept.

Dalam mengaplikasikan metode ini, perusahaan harus memperhatikan tiga hal berikut :

Aktiva yang memenuhi syarat

Periode Kapitalisasi

Jumlah yang dikapitalisasi

Page 12: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Kualifikasi aset

Untuk mengkapitalisasi bunga, penyiapan aset untuk digunakan sesuai tujuannya harus

memakan waktu yang cukup lama. Kapitalisasi bunga dimulai sejak pembayaran yang terkait

aset pertama kali dilakukan. Kapitalisasi berlanjut sampai dengan pembangunan selesai dan aset

siap digunakan.

Aset yang memenuhi kualifikasi kapitalisasi bunga meliputi aset dalam masa pembangunan yang

nantinya akan digunakan sendiri oleh perusahaan (termasuk bangunan, pabrik, dan mesin) dan

aset dengan maksud untuk dijual atau disewaguna yang dibangun atau diproduksi melalui

projek-projek yang dipisahkan dari aktivitas-aktivitas lainnya (discrete projects) (misalnya,

pembuatan kapal atau pembangunan real estate).

Aset yang tidak memenuhi kualifikasi kapitalisasi bunga misalnya adalah (1) aset-aset yang

sedang digunakan atau siap digunakan sesuai tujuannya, dan (2) aset-aset yang tidak digunakan

dalam aktivitas normal serta tidak sedang dalam proses penyiapan untuk digunakan sesuai

tujuannya. Contoh kategori kedua adalah lahan tidur dan aset yang tidak digunakan karena

usang, kelebihan kapasitas, atau memerlukan perbaikan.

Periode Kapitalisasi

Periode kapitalisasi adalah periode waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk

mengkapitalisasikan bunga. Periode kapitalisasi dimulai dengan:

1. Pengeluaran untuk aktiva telah dibuat.

2. Kegiatan mempersiapkan aktiva sedang dalam proses.

3. Terjadinya biaya bunga.

Sementara itu, periode kapitalisasi akan berakhir pada saat aktiva secara substansial telah

selesai dan telah siap untuk digunakan.

Page 13: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Jumlah yang Dikapitalisasi

Berikut ini adalah hal yang perlu dikapitalisasi:

1. Beban/biaya bunga yang sebenarnya terjadi

2. Bunga yang dapat dihindari, yakni sejumlah bunga yang dapat saja dihindari terjadinya

oleh perusahaan jika pengeluaran untuk aktiva tidak dilakukan.

Perusahaan dalam menerapkan konsep beban bunga yang dapat dihindari, bunga dapat

dikapitalisasikan dengan menggunakan metode Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang

(Weighted- Average Accumulated Expenditures). Metode ini pada dasarnya adalah membagi

pengeluaran konstruksi berdasarkan waktu terjadinya biaya bunga atas pengeluaran tersebut.

Contoh Soal 10.2:

PT Jaya Group akan membangun jembatan dengan estimasi waktu peyelesaian selama 17

bulan. Pembangunan dimulai pada tahun 2012. Perusahaan melakukan sejumlah pembayaran

sebagai berikut kepada kontraktor selama tahun 2012 :

a. 1 Februari 2012 : sebesar Rp 120.000.000

b. 2 Juli 2012 : sebesar Rp 240.000.000

c. 1 Oktober 2012 : sebesar Rp 180.000.000

Buatlah kapitalisasi pengeluaran dengan metode Akumulasi Pengeluaran Rata-rata Tertimbang

yang harus dicatat PT Jaya Group per 31 Desember 2012!

Jawaban

Pengeluaran

x

Periode

Kapitalisasi*

Akumulasi

Pengeluaran

Rata-rata

Tertimbang

Tanggal Jumlah

1 Februari 2012 Rp 120.000.000 11/12 Rp 110.000.000

2 Juli 2012 Rp 240.000.000 6/12 Rp 120.000.000

1 Oktober 2012 Rp 180.000.000 3/12 Rp 45.000.000

Rp 540.000.000 Rp 275.000.000

Page 14: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

* Periode Kapitalisasi adalah jumlah bulan di antara tanggal pengeluaran hingga kapitalisasi

dihentikan/pada akhir tahun.

Suku bunga

Prinsip pemilihan suku bunga yang seharusnya diterapkan atas rata-rata tertimbang akumulasi

pengeluaran adalah:

1. Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran hingga sama dengan jumlah

pinjaman khusus untuk mendanai aset dikalikan dengan suku bunga yang berlaku atas

pinjaman khusus tersebut.

2. Bagian rata-rata tertimbang akumulasi pengeluaran yang lebih besar dibandingkan

jumlah pinjaman khusus untuk mendanai pembangunan aset dikalikan dengan rata-rata

tertimbang suku bunga yang berlaku atas semua pinjaman lainnya.

Penghitungan rata-rata tertimbang suku bunga untuk pinjaman selebihnya dari yang khusus

dilakukan untuk mendanai pembangunan aset diilustrusikan sebagai berikut:

Pokok Pinjaman Bunga

Wesel, 6%, 1 tahun Rp 30.000.000 Rp 1.800.000

Obligasi, 4,5%, 5 tahun Rp 100.000.000 Rp 4.500.000

Obligasi, 7,5%, 20 tahun Rp 500.000.000 Rp 37.500.000

Rp 630.000.000 Rp 43.800.000

Rata-rata tertimbang suku bunga = = 6,95%

Page 15: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Masalah-masalah khusus terkait kapitalisasi bunga

Pengeluaran untuk tanah

Biaya bunga yang terkait dengan pembelian tanah yang akan dikembangkan untuk tujuan

penggunaan tertentu memenuhi kualifikasi untuk dikapitalisasi. Jika tanah dibeli untuk dijadikan

lokasi bangunan (misalnya untuk lokasi pabrik), biaya bunga yang dikapitalisasi selama perioda

pembangunan menjadi bagian biaya pabrik, bukan tanah. Sebaliknya, jika tanah dikembangkan

untuk dijual kembali berupa kapling (lot), biaya pemerolehannya akan mencakup kapitalisasi

bunga. Jika tanah dibeli dan dimiliki untuk maksud spekulasi harga, kapitalisasi bunga tidak

boleh dilakukan karena aset tersebut telah siap sesuai tujuan penggunaannya.

Pendapatan bunga

Banyak perusahaan meminjam uang untuk mendanai pembangunan aset. Dana pinjaman yang

berlebih untuk sementara bisa saja diinvestasikan dalam surat-surat berharga untuk

memperoleh pendapatan bunga hingga dana itu benar-benar diperlukan untuk membayar

pembangunan aset. Pada tahap awal pembangunan, pendapatan bunga yang diperoleh bisa saja

lebih besar daripada biaya bunga yang timbul atas dana pinjaman.

Menurut ketentuan IFRS, pendapatan bunga yang dihasilkan dari pinjaman tertentu harus

dikurangkan (di-offset) atas biaya bunga yang dikapitalisasi. Dasar pemikiran ketentuan ini

adalah, pendapatan bunga yang diperoleh memiliki keterkaitan langsung dengan biaya bunga

yang timbul atas pinjaman tertentu.

Pengukuran Setelah Pengakuan Awal

Model Biaya

Page 16: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Setelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset depresiasi harga perolehan

selama masa manfaat, biaya dikurangi akumulasi depresiasi dan kerugian penurunan nilai.

Model RevaluasiSetelah diakui sebagai aset, suatu aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara

andal harus dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi.

Revaluasi harus dilakukan dengan keteraturan yang cukup regular untuk memastikan bahwa

jumlah tercatat tidak berbeda secara material dari jumlah yang ditentukan dengan

menggunakan nilai wajar pada tanggal neraca. Bila dijabarkan secara singkat berikut ini adalah

karakteristik dari revaluasi :

1. Revaluasi dilakukan secara teratur

2. Revaluasi dilakukan atas seluruh aktiva tetap dalam kelompok yang sama

3. Nilai wajar dikurangi penyusutan dan kerugian less subsequent depreciation and

impairment.

4. Nilai wajar harus dapat diukur secara andal

5. Harus diatur sehingga carrying amount tidak berbeda terlalu material dengan nilai wajar

6. Saat aktiva direvaluasi, nilai terbawa dikredit ke ”revaluation reserve" (akun ekuitas)

Pengurangan nilai yang timbul akibat revaluasi pertama kali didebitkan ke surplus

revaluasi terkait aktiva yang sama, lalu dibebankan ke rugi laba

Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya ditentukan melalui penilaian yang dilakukan

oleh penilai yang memiliki kualifikasi professional berdasarkan bukti pasar. Nilai wajar pabrik

dan peralatan biasanya menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh penilai. Jika tidak ada

pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai wajar, entitas mungkin perlu mengestimasi

nilai wajar menggunakan pendekatan penghasilan atau biaya pengganti yang telah disusutkan.

Page 17: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Seberapa sering revaluasi dilakukan tergantung perubahan nilai wajar dari suatu aset

tetap yang direvaluasi. Beberapa aset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara signifikan

dan fluktuatif sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.

Apabila suatu aset tetap direvaluasi. Akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi

diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:

a. Disajikan kembali secara peroporsional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto

dari aset sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah

revaluasian. Metode ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara member

indeks untuk menentukan biaya pengganti yang telah disusutkan

b. Dielimikasi terhadap jumlah bruto dari aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi

disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering

digunakan untuk bangunan.

Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus

direvaluasi juga. Suatu kelompok aset tetap adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan

kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Contoh kelompok aset yang terpisah:

a. Tanah

b. Tanah dan bangunan

c. Mesin

d. Kapal

e. Pesawat udara

f. Kendaraan bermotor

h. Peralatan kantor

Aset – aset dalam suatu kelompok aset tetap harus direvaluasi secara bersamaan untuk

menghindari revaluasi aset secara selektif dan bercampurnya biaya perolehan dan nilai lainnya

pada saat yang berbeda – beda.

Page 18: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi, kenaikan tersebut langsung dikredit

ke ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun, kenaikan tersebut harus diakui dalam laporan

laba rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai aset akibat revaluasi yang pernah diakui

sebelumnya dalam laporan laba rugi.

Jika jumlah tercatat aset turun akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam

laporan laba rugi. Namun, penurunan nilai tersebut langsung didebit ke ekuitas pada bagian

surplus revaluasi selama penurunan tersebut tidak melebihi saldo kredit surplus revaluasi untuk

aset tersebut.

Jika dalam suatu entitas terdapat aset tetap yang tersedia untuk dijual, maka perlakuan

akuntansi untuk aset tersebut adalah sebagai berikut:

Diakui pada saat dilakukan penghentian operasi

Diukur sebesar nilai yang lebih rendah dari jumlah tercatatnya dibandingkan nilai

wajar setelah dikurangi dengan biaya – biaya penjualan aset tersebut

Disajikan sebagai aset tersedia untuk dijual

Diungkapkan dalam laporan keuangan dalam rangka evaluasi dampak penghentian

operasi dan pelepasan aset (aset tidak lancar)

Contoh Soal 10.3 :

PT Mekar Sari memiliki gedung dengan nilai buku Rp 450.000.000, harga perolehan gedung

tersebut adalah Rp 600.000.000. Akumulasi depresiasi gedung selama 5 th tercatat sebesar Rp

150.000.000 dengan estimasi umur manfaat bangunan 20 tahun. Jika bangunan direvaluasi

menjadi Rp 540.000.000 dan laku terjual pada 1 Januari 2012, catat ayat jurnalnya!

Jawaban

Jan 1 Akumulasi Depresiasi-buiIding .....................................................150.000.000

Cadangan Revaluasi .........................................................................90.000.000

Gedung* ......................................................................... 60.000.000

Page 19: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

*(600.000.000-540.000.000)

Penilaian Terhadap PPE

Potongan Tunai

Ketika suatu perusahaan membeli aktiva tetap dan dibayarkan dengan segera, biasanya akan

diberikan potongan harga. Permasalahannya adalah bagaimana perusahaan tersebut

melaporkan potongan tersebut? Apabila perusahaan mengambil potongan tersebut, maka

perusahaan harus menganggap potongan tersebut mengurangi harga pembelian aktiva. Akan

tetapi haruskah perusahaan mengurangi harga perolehan aset apabila potongan tersebut tidak

diambil?

Terdapat 2 jenis sudut pandang yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Yang pertama

adalah bahwa potongan tunai merupakan pengurang harga beli aset (baik yang diambil maupun

yang tidak. Alasannya adalah biaya yang sebenarnya atas aset adalah kas dan setara kas dari

aktiva. Pendekatan ini berpendapat apabila perusahaan tidak mengambil potongan tunai justru

mengidikasikan adanya kegagalan dan inefisiensi manajemen. Pendekatan yang kedua

mengemukakan bahwa jika perusahaan tidak mengambil potongan atas pembelian aktiva, tidak

selalu dianggap sebagai kegagalan. Karena bisa jai perusahaan memang sedang dalam keadaan

tidak memungkinkan untuk mengambil potongan tersebut.

Kontrak Pembayaran Ditangguhkan

Perusahaan secara bertahap membeli aktiva tetap dengan kredit jangka panjang, biasanya

menggunakan wesel, obligasi, hipotik. Agar dapat merefleksikan biaya secara benar, akun

Page 20: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

perusahaan untuk mencatat pembelian aktiva tetap dengan kontrak jangka panjang yang dicatat

pada present value ditukar dengan pihak kontrak pada tanggal transaksi.

Pembelian Lump-Sum

Persoalan khusus yang dapat timbul dalam penilaian aktiva tetap muncul ketika perusahaan

membeli suatu kelompok aktiva pada satu harga lump-sum. Ketika hal ini terjadi, perusahaab

dapat mengalokasikan total biaya di antara berbagai aktiva pada nilai wajarnya, Asumsinya

dalah bahwa biaya akanterbagi dalam proporsi langsung atas nilai wajaarnya.

Untuk menentukan nilai wajar, perusahaan harus menggunakan teknik penialaian yang sesuai

dengan kondisi saat dilakuka penilaian. Dalam beberapa kasus, teknik penilaian sendiri dapat

menjadi pilihan yang tepat, sementara di kasus lain teknik penilaian berganda merupakan teknik

yang cocok.

Contoh Soal 10.4:

PT Indo Semar Sakti memutuskan untuk membeli beberapa aktiva dari perusahaan yang sedang

mengalamai likuidasi seharga Rp 400.000.000. Berikut adalah daftar harga aktiva yang dibeli :

Nilai Buku Nilai Wajar

Persediaan Rp 150.000.000 Rp 125.000.000

Tanah 100.000.000 125.000.000

Gedung 175.000.000 250.000.000

Rp 425.000.000 Rp 500.000.000

Bagaimana alokasi harga pembelian masing-masing aktiva berasarkan metode lump sum?

JAWABAN

Persediaan =

Tanah =

Page 21: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Gedung =

Penerbitan Saham

Ketika perusahaan memperoleh aktiva tetap dengan menerbitkan sekuritas atau surat berharga,

seperti menerbitkan saham biasa, nilai par saham seringkali gagal untuk mengukur biaya

perolehan aktiva tetap. Jika pertukaran saham aktif, harga pasar saham yang diterbitkan adlah

indikasi yang wajar atas biaya perolehan aktiva. Saham merupakan alat ukur yang baik atas nilai

setara kas saat ini, Jika perusahaan tidak dapat menentukan nilai wajar atas saham biasa,

perusahaan dapat memperkirakan nilai wajar dari aktiva tetap. Kemudian menggunakannya

sebagai dasar pencatatan dan penerbita saham biasa tersebut.

Pertukaran Aset Tetap

Aset tetap kemungkinan diperoleh melalui pertukaran antaraset tetap. Pertukaran suatu aktiva

harus dibedakan sebagai berikut:

Pertukaran tersebut antar aset sejenis atau tidak sejenis, kriteria sejenis atau tidak

sejenis adalah pada fungsi dari aset tetap, jika fungsinya sama maka akan disimpulkan

sebagai aset tetap sejenis.

Jika pertukaran dilakukan antara aset tetap sejenis, maka tidak boleh diakui adanya laba

pertukaran aset tetap, kecuali dalam pertukaran tersebut diterima sejumlah kas, maka

laba diakui proporsional dengan kas yang diterima.

IFRS berpedoman pada apakah pertukaran tersebut mengandung substansi ekonomi atau

tidak. Ukuran substansi ekonomi adalah pada pengaruhnya terhadap arus kas di waktu yang

mendatang, jika arus kas di waktu yang akan datang diperkirakan tidak akan terpengaruh

oleh pertukaran yang terjadi, maka pertukaran tersebut dianggap tidak memiliki substansi

ekonomi, atau dengan kata lain dianggap sebagai pertukaran aset tetap sejenis, meskipun

pada dasarnya aset tetap tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda.

a. Pertukaran Aktiva Tetap – Kasus Rugi

Page 22: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Contoh Soal 10.5 :Pada tanggal 7 Juli 2012, PT Megasari Makmur, perusahaan tisu dan kertas, membeli

peralatan pensterilan baru dengan harga perolehan Rp 135.000.000. Perusahaan

memiliki nilai tukar tambah senilai Rp 40.000.000 atas peralatan lama miliknya yang

sejenis dan serupa, ditambah lagi perusahaan juga masih membayar tunai sebesar Rp

12.500.000 dan sisanya dilunasi dengan serangkaian wesel bayar. Berdasarkan buku

besar peralatan perusahaan diperoleh data sebagai berikut: harga perolehan mesin Rp

100.000.000; akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011 adalah Rp 36.000.000;

penyusutan tahunan Rp 9.000.000. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan perusahaan

untuk mencatat:

(a) penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pada tanggal pertukaran

(b) transaksi tanggal 7 Juli untuk tujuan pelaporan keuangan.

JAWABAN

- Peralatan sejenis yang diperoleh (baru)

Harga peralatan baru 135.000.000

Nilai tukar tambah peralatan lama 40.0 00.000 -

Biaya Perukaran 95.000.000

Pembayaran Tunai 12.500. 000-

Wesel 82.500.000

- Peralatan yang ditukarkan (lama) :

Harga perolehan peralatan lama 100.000.000

Akum. Penyusutan peralatan 40.500 .000 * -

Nilai buku peralatan per 7 Juli 59.500.000

Nilai tukar tambah perolehan lama 40.000 .000 -

Kerugian pertukaran 19.500.000

*(6/12 x 9.000.000) + 36.000.000

a. Penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pada tanggal pertukaran

Page 23: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

7Jul Beban Depresiasi 4.500.000*

Akumulasi Penyusutan-Peralatan 4.500.000

*( 6/12 x 9.000.000)

b. Transaksi tgl pertukaran

Akumulasi penyusutan peralatan 40.500.000

Peralatan 135.000.000

Kerugian pelepasan aktiva 19.500.000

Peralatan 100.000.000

Kas 12.500.000

Wesel bayar 82.500.000

b. Pertukaran Aktiva Tetap – Kasus Untung

Contoh Soal 10.6

Pada tanggal 6 Mei 2012 PT Datascipt membeli sebuah truk dengan harga Rp

400.000.000. Perusahaan kemudian menerima nilai tukar tambah sebesar Rp

145.000.000 untuk truk lama dari jenis yang sama dengan truk yang baru diperoleh.

Ditambah lagi perusahaan juga membayar sejumlah uang tunai Rp 55.000.000 dan

sesuai kesepakatan kedua belah pihak yang melakukan pertukaran, kekurangan sisanya

aka PT Datascript lunasi dengan wesel bayar. Data berikut ini mengenai truk lama

didapatkan dari buku besar peralatanPT Datascript:

- Harga perolehan Rp 312.500.000

- Akumulasi penyusutan per 31 Desember 2011 Rp 180.000.000;

- Penyusutan tahunan Rp 30.000.000.

Buatlah ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat:

(a) penyusutan tahun berjalan atas truk pada tanggal pertukaran

(b) transaksi tanggal 1 April untuk tujuan pelaporan keuangan.

JAWABAN

Page 24: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

- Peralatan sejenis yang diperoleh (baru)

Harga peralatan baru 400.000.000

Nilai tukar tambah peralatan lama 145.000 .000 -

BIaya pertukaran 255.000.000

Tunai 55.000 .000 -

Wesel 200.000.000

- Peralatan yang ditukarkan (lama)

Harga perolehan peralatan lama 312.500.000

Akumulasi penyusutan-Peralatan 190.000.000*-

Nilai buku per 6 Mei 122.500.000

Nilai tukar tambah perolehan lama 145.000 .000 -

Keuntungan pertukaran 22.500.000

- *(4/12 x 30.000.000) + 180.000.000

a. Penyusutan tahun berjalan atas peralatan lama pd tgl pertukaran

6 Mei Beban Depresiasi 10.000.000*

Akumulasi penyusutan-Peralatan 10.000.000

*(4/12 x 30.000.000)

b. Transaksi tgl pertukaran

Akumulasi penyusutan-Peralatan 190.000.000

Peralatan (Baru) 377.500.000

Peralatan (Lama) 312.500.000

Kas 55.000.000

Wesel bayar 200.000.000

Page 25: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Kesimpulannya untuk pertukaran aktiva, keuntungan yang diperoleh perusahaan dari hasil

pelepasan aktiva tidak ikut dicatat dalam Jurnal, beda halnya dengan kerugian atas pelepasan

aktiva yang langsung diakui dan dicatat sebagai beban. Akan tetapi keuntungan tidak ikut

dicatat melainkan mengurangi aktiva baru yang diperoleh.

Page 26: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Soal-soal1. Pada 3 Januari 2012 PT. Sido Muncul mengadakan pertukaran atas mobil pick up yang

biasa digunakan sebagai angkutan pemasaran, dimana harga perolehan mobil pick up

tersebut adalah Rp 100.000.000 dan telah didepresiasikan perusahaan Rp 80.000.000.

Mobil tersebut ditukarkan dengan mesin milik PT. Nyonya Meneer. Nilai buku mesin per

tanggal 3 Januari 2012 adalah sebesar Rp 18.000.000, PT. Sido Muncul juga

mengeluarkan kas atas pertukaran tersebut sebesar Rp 1.000.000. Buat ayat jurnal

pencatatan dalam hal pertukaran tersebut mengandung substansi komersial!

JAWABAN

2010

3 Jan Mesin .................................. 18.000.000

Akumulasi Depresiasi-Pick Up..................................80.000.000

Kerugian pertukaran .................................. 3.000.000

Pick Up ......................................................... 100.000.000

Kas ......................................................... 1.000.000

2. PT Kinocare Era, pada tanggal 1 Maret 2012, melakukan peminjaman untuk mendanai

pembangunan konstruksi gedung dengan wesel 10% selama 5 tahun sejumlah Rp

100.000.000. Sementara itu, perusahaan juga menerbitkan dua wesel bayar senilai Rp

150.000.000, 12%, 4 tahun dan Rp 250.000.000 11%, 5 tahun. Hitung tingkat kapitalisasi

bunga yang digunakan!

JAWABAN

Perhitungan tingkat kapitalisasi bunga

Pokok Bunga

Wesel 12%, 4 tahun Rp 150.000.000 Rp 18.000.000

Wesel 11%, 5 tahun Rp 250.000.000 Rp 27.500.000

Page 27: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Rp 400.000.000 Rp 45.500.000

Tingkat kapitalisasi = = 11,375%

3. Tanggal 31 Desember 2011 PT. Mustika Sari membeli sebidang tanah dengan

menerbitkan saham biasa sebanyak 10.000 lembar dengan nilai par Rp 5.000. Tanah

yang akan dibeli tersebut pada saat yang sama ditaksir memiliki nilai sebesar Rp

75.000.000. Saham biasa tersebut diperdagangkan dengan nilai Rp 5.500 per lembar

saham. Buatlah ayat jurnal perolehan tanah oleh PT. Mustika Sari!

JAWABAN

2011

31 Des Tanah (10.000 X Rp 6.500) 65.000.000

Modal Saham—Biasa (10.000 X Rp 5.000) 50.000.000

Saham Premium—Biasa 15.000.000

4. PT. Kalbe pada 10 Maret 2011 membeli secara sekaligus tanah, gedung, dan peralatan

dari PT. Kimia Farma. PT. Kalbe atas pembelian tersebut mengeluarkan uang kas sebesar

Rp 630.000.000. Perkiraan harga pasar tanah adalah Rp 350.000.000, harga pasar

gedung Rp 280.000.000, dan harga pasar untuk peralatan adalah sebesar Rp

120.000.000. Hitung berapa jumlah yang harus PT. Kalbe catat atas perolehan masing-

masing tanah, gedung, dan peralatan!

JAWABAN

Harga Pasar X Kas Dikeluarkan Harga Perolehan

Tanah Rp 350.000.000 350/750 Rp 630.000.000 Rp 294.000.000

Page 28: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Gedung Rp 280.000.000 280/750 Rp 630.000.000 Rp 235.200.000

Peralatan Rp 120.000.000 120/750 Rp 630.000.000 Rp 100.800.000

Rp 750.000.000 Rp 630.000.000

5. PT MAP Tbk. memiliki mesin dengan harga perolehan sebesar Rp 80.000.000. Mesin

tersebut dibeli pada tanggal 26 Juni 2008. Depresiasi tahunan tercatat sebesar Rp

10.000.000 dan tercatat saldo akumulasi penyusutan-Mesin di Laporan Posisi Keuangan

per 31 Desember 2011 adalah sebesar Rp 35.000.000. Kemudian pada 28 Maret 2012,

mesin tersebut dijual dengan harga Rp 46.000.000. Buatlah ayat jurnal untuk:

a) Mencatat beban penyusutan 2012

b) Mencatat penjualan mesin

JAWABAN

a) Beban Depresiasi.......................... 2.500.000*

Akumulasi Depresiasi-Mesin ................................. 2.500.000

*(Rp 10.000.000 X 3/12)

b) Kas............................................... 41.000.000

Kerugian Pelepasan Mesin ......................................78.500.000

Akumulasi Depresiasi 37.500.000*

Mesin.................................................................. 80.000.000

*(Rp 35.000.000 + 2.500.000)

6. Berikut ini adalah data perolehan aktiva tetap oleh beberapa perusahaan, persiapkan

jurnal yang harus dicatat oleh masing-masing perusahaan pada tanggl perolehan aktiva

tetap!

a. PT Jaya Grup membeli aktiva tetap berupa tanah, gedung, da peralatan dari anak

perusahaan yang merugi pada 31 Januari 2012. Keseluruhan aktiva tetap tersebut

dibeli pada harga lump-sum sebesar Rp 340.000.000. Tercatat pada tanggal 31

Page 29: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Januari 2012 nilai buku dan nilai taksiran dari ketiga aktiva tetap tersebut sebagai

berikut:

Nilai Buku Nilai Taksiran

Tanah Rp 100.000.000 Rp 75.000.000

Gedung Rp 115.000.000 Rp 175.000.000

Peralatan Rp 150.000.000 Rp 150.000.000

b. Tertanggal 5 Februari 2012, PT Sinar Mas membeli peralatan toko dengan membayar

uang sejumlah Rp 4.000.000 serta dengan wesel bayar 1 tahun, Rp 46.000.000, 10%.

c. PT Agung Sedayu Grup membeli peralatan kantor sebesar Rp 40.000.000 untuk

5/10, n/30. Peralatan kantor dibeli pada 3 Maret 2012 dan perusahaan

membayarnya pada tanggal 11 Maret 2012.

d. PT Indofood menerima bangunan pada nilai nol di Kabupaten Bekasi untuk

membangun pabrik barunya di daerah tersebut pada 11 Maret 2012. Perkiraan yang

dibuat penilai mengenai harga atas gedung tersebut Rp 450.000.000.

e. PT Argo Phantes tertanggal 30 Maret 2012 membangun sebuah gudang atas pabrikya

dengan mengeluarkan biaya sebesar Rp 180.000.000

JAWABAN

a. Tanah ....................................................... 63.750.000

Gedung .......................................................148.750.000

Peralatan.....................................................127.500.000

Kas.............................................................................340.000.000

**

Tanah : Rp 340.000.000 X Rp 75.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 63.750.000

Gedung : Rp 340.000.000 X Rp 175.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 148.750.000

Peralatan :Rp 340.000.000 X Rp 150.000.000/Rp 400.000.000 = Rp 127.500.000

b. Peralatan Toko............................................. 50.000.000

Page 30: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Kas.............................................................................4.000.000

Wesel Bayar..............................................................46.000.000

*beban bunga wesel bayar tidak termasuk

c. Peralatan Kantor ......................................................... 38.000.000

Utang Usaha (Rp 40.000.0000 X (100%-5%))........................... 38.000.000

d. Gedung .......................................................450.000.000

Pendapatan DIakui Tertangguh ..................................450.000.000

e. Gudang .......................................................180.000.000

Kas.............................................................................180.000.000

7. PT Martina Berto membeli peralatan forklift untuk mengangkut barang-barang dalam

jumlah besar dengan harga Rp 150.000.000. Berikut ini terdapat 2 peristiwa yang

mungkin digunakan perusahaan dalam memperoleh peralatan tersebut:

a. Perusahaan membayar peralatan 7 hari setelah pembelian, dengan kondisi kredit

4/10, n/60. Gunakan asumsi pembelian peralat n telah dicatat dengan gross

method.

b. Perusahaan melakukan pertukaran peralatan dengan nilai buku sebesar Rp

20.000.000 dengan harga perolehan Rp 80.000.000, kemudian perusahaan juga

membayar kas sebesar Rp 142.000.000 satu bulan setelah pembelian. Peralatan

yang lama apabila dijual bisa saja seharga Rp 9.000.000 pada tanggal pertukaran

peralatan.

JAWABAN

a. Peralatan......................................................150.000.000

Utang Usaha..................................................... 150.000.000

Utang Usaha.................................................150.000.000

Peralatan (150.000.000 X .04)...................... 6.000.000

Kas.................................................................... 144.000.000

Page 31: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

b. Peralatan (baru)...........................................151.000.000*

Kerugian Pelepasan Peralatan ..................... 11.000.000**

Akumulasi Depresiasi...................................60.000.000

Utang Usaha..................................................... 142.000.000

Peralatan (lama)............................................... 80.000.000

Utang Usaha................................................. 142.000.000

Kas ................................................................... 142.000.000

* Rp 142.000.000 + Rp 9.000.000 = Rp 151.000.000

**Harga Perolehan .......................................................80.000.000

Akumulasi Depresiasi .......................................................6 0.000. 000

Nilai Buku .......................................................20.000.000

Nilai Pasar Wajar .......................................................9.000.0 00

Kerugian .......................................................11.000.000

8. Berikut ini adalah trasaksi-transaksi PT Maspion yang tercatat selama caturwulan I tahun

2012. Perusahaan diketahui menggunakan penyusutan garis lurus dengan depresiasi

setiap tahunnya 10% untuk semua mesin dan 5% untuk bangunan. Perusahaan

menetapkan tidak ada nilai residu yang tersisa.

28 Jan Sebuah gedung yang diperoleh tahun 1998 seharga Rp 100.000.000 dibongkar

untuk membuat ruangan di gedung baru. Pembongkaran ini memakan biaya

Rp 40.000.000 kepada kontraktor.

3 Mar Mesin yang diperoleh pada 2006 dengan harga perolehan Rp 80.000.000 dijual

dengan harga Rp 25.000.000, ditambah onkos angkut (fob destinasi) sebesar

Rp 1.000.000.

Page 32: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

9 Apr Salah satu gedung milik perusahaan dicat kembali dengan biaya sebesar Rp

9.000.000. Gedung dibangun pada tahun 2008, dan sejak itu belum pernah

dilakukan pengecatan kembali.

JAWABAN

28 Jan Akumulasi Penyusutan—Gedung ........... 70.000.000*

Kerugian Pelepasan Gedung...................... 40.000.000**

Gedung............................................................. 100.000.000

Kas...................................................................... 10.000.000

*(5% X Rp 100.000.000 = Rp 5.000.000; Rp 5.000.000 X 14 = Rp 70.000.00)

**(Rp 100.000.000 – RP 70.000.000) + Rp 10.000.000

3 Mar Kas (Rp 25.000.000-1.000.000)...... 24.000.000

Akumulasi Penyusutan-Mesin......... . 48.000.000*

Kerugian Pelepasan Aktiva Tetap.................. 8.000.000**

Mesin ......... . . 80.000.000

*(10% X 6 X Rp 80.000.000 = Rp 48.000.000)

**(Rp 80.000.000-Rp 48.000.000) + Rp 1.000.000 – Rp 25.000.000

9 Apr Beban Pemeliharaan dan Perbaikan Gedung... .. 9.000.000

Kas................................................................. 9.000.000

9. PT Waskita diberikan hibah dari pemerintah Surabaya untuk membeli sebidang tanah

yang akan digunakan untuk membangun gedung pencakar langit. Banuan ini berupa

wesel tanpa bunga yang diterbitkan tanggal 5 Januari 2012 sebesar Rp 2.500.000.000

selama 5 tahun pada tingkat bunga penambahan pinjaman 6%. Tanah baru dibeli pada

bulan Agustus 2012.

a) Siapkan ayat jurnal untuk mencatat hibah pemerintah dan wesel bayar per Januaro

2012!

Page 33: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

b) Tentukan beban bunga dan penghasilan hibah yang dilaporkan pada 31 Desember

2012!

JAWABAN

a) – Wesel Bayar

5 Jan Kas.............................. . 1.868.150.000*

Wesel Bayar ............................................... 1.868.150.000

* Rp 2.500.000.000 X .74726

- Hibah Pemerintah

5 Jan Kas..................................................... 632.850.000

Penghasilan Hibah Ditangguhkan................... .......

631.850.000

b) - Beban Bunga 2012 = Rp 1.868.150.000 X 6% = Rp 112.089.000

- Penghasilan Hibah 2012 = Rp 112.089.000

10. PT Erlangga melakukan pertukaran peralatan pabrik untuk peralatan yang sejenis milik

PT Mizan. PT Erlangga juga mengeluarkan uang sejumlah Rp 10.000.000 dalam transaksi

ini. Berikut ini adalah informasi yang dibutuhkan mengenai transaksi pertukaran

peralatan :

PT Erlangga PT Mizan

Peralatan Rp 95.000.000 Rp 95.000.000

Akumulasi Penyusutan 32.500.000 20.000.000

Nilai Wajar 65.000.000 70.000.000

Kas dikeluarkan 10.000.000

Page 34: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10

Siapkan jurnal pencatatan transaksi pertukaran kedua perusahaan. Jika diasumsikan

pertukaran ini tidak memiliki substansi ekonomi!

JAWABAN

PT Erlangga :

Peralatan .................................................................. 72.500.000*

Akumulasi Depresiasi................................ .... 32.500.000

Peralatan.................................................. ...... 95.000.000

Kas.............................................................. ..... 10.000.000

*Perhitungan Peralatan

Nilai Buku Peralatan yang diberikan Rp 62.500.000

Kas dikeluarkan 10.000.000 +

Peralatan Baru Rp 72.500.000

PT Mizan :

Kas......................................................... 10.000.000

Peralatan............................................ 60.000.000

Akumulasi Depresiasi—Peralatan ... 20.000.000

Kerugian Pelepasan Peralatan............ 5.000.000*

Peralatan............................................ .. 95.000.000

*Perhitungan Kerugian:

Nilai Buku Peralatan Lama Rp 75.000.000

Nilai Wajar Peralatan Lama 70.000.0 00

Kerugian Pelepasan Peralatan RP 5.000.000

Page 35: Bab 10 PPE

Akuisisi dan Pelepasan PPE (Property, Plant, and Peralatan) Bab 10