BAB 1 S.D DP

78
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek kerja lapangan merupakan kurikulum dari program studi D3 jurusan Analis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara-Medan. Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Analis Farmasi di industri Makanan dan Minuman. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan/mempraktekkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah serta membandingkannya dengan cara kerja dilapangan. Penulis memilih tempat PKL di PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang Medan, karena penulis ingin mengetahui secara langsung bagaimana cara pembuatan Teh Botol Sosro, bahan baku utama yang digunakan, jenis-jenis produk yang dihasilkan dan pengolahan limbahnya. Disini penulis dapat langsung menerapkan ilmu

Transcript of BAB 1 S.D DP

Page 1: BAB 1 S.D DP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Praktek kerja lapangan merupakan kurikulum dari program studi D3

jurusan Analis Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara-Medan.

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan oleh mahasiswa jurusan Analis Farmasi

di industri Makanan dan Minuman. Dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

ini mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan/mempraktekkan ilmu yang

diperoleh di bangku kuliah serta membandingkannya dengan cara kerja

dilapangan.

Penulis memilih tempat PKL di PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang

Medan, karena penulis ingin mengetahui secara langsung bagaimana cara

pembuatan Teh Botol Sosro, bahan baku utama yang digunakan, jenis-jenis

produk yang dihasilkan dan pengolahan limbahnya. Disini penulis dapat langsung

menerapkan ilmu yang diperoleh tentang analisa-analisa yang dilakukan terhadap

air yang digunakan untuk proses produksi Teh Botol Sosro serta terhadap produk

minuman yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro. Dalam pelaksanaan PKL

mahasiswa ditempatkan di Laboratorium Quality Control. Dengan PKL ini

diharapkan mahasiswa dapat menerapkan ilmunya serta dapat meningkatkan

nalarnya untuk menghadapi permasalahan pada praktek kerja secara terpadu dan

ilmiah.

Page 2: BAB 1 S.D DP

2

1.2. Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan adalah kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh

mahasiswa program studi D3 Analis Farmasi USU Medan. Adapun tujuan dari

Praktek Kerja Lapangan ini adalah :

1. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan

D3 Analis Farmasi USU Medan.

2. Untuk mengaplikasikan teori dan praktik analisis laboratorium yang

diperoleh pada masa perkuliahan dengan lingkungan kerja secara nyata.

3. Untuk memperkenalkan situasi kerja yang sebenarnya, sehingga

mahasiswa/i dapat menyesuaikan diri pada, saat terjun di tengah-tengah

lingkungan perusahaan

4. Dapat menguji dan mengukur kemampuan individu dalam menghadapi

situasi kerja yang sesungguhnya, baik mengenai sistem maupun

mekanisme yang berlaku

5. Untuk membina mental mahasiswa/i terhadap lingkungan yang

sesungguhnya baik kesiapan menghadapi tugas—tugas yang diberikan

perusahaan maupun dalam membina hubungan kerja

6. Untuk menambah pengalaman mahasiswa/i di dalam melaksanakan PKL

suatu perusahaan.

Page 3: BAB 1 S.D DP

3

BAB 2

TINJAUAN UMUM PT. SINAR SOSRO MEDAN

2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

Sejarah bermulanya usaha keluarga Sosro dimulai di Slawi. Nama dagang

Sosro adalah penggalan dari nama pemiliknya sendiri, yaitu Sosrodjojo. Sebuah

nama yang sederhana dan mudah diingat. Kemudian bisnis yang semakin

berkembang ini diteruskan oleh putra-putra Bapak Sosrodjojo dan saat ini sudah

beralih ke generasi ke-3 (cucu Bapak Sosrodjojo). Salah satu dari pabrik Teh

Botol Sosro yang ada di Indonesia adalah PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang

Medan dan berada dibawah pengawasan Head Office PT. Sinar Sosro Jakarta.

PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang Medan adalah suatu perusahaan swasta

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), yang bergerak dalam industri

pembuatan minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet.

Perusahaan ini diresmikan pada tanggal 28 Juli 1984 dengan nama PT. Toba

Sosro Kencono oleh Gubernur Sumatera Utara pada saat itu. Perusahaan ini

berdomisili di JI. Raya Medan-Tanjung Morawa KM 14,5 Desa Bangun Sari

Baru, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera

Utara.

Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama menjadi PT.

Reksobudi Adijaya. Pada tanggal 1 Januari 2000 Perusahaan ini bergabung

Page 4: BAB 1 S.D DP

4

dengan Sosro Group, dengan pusat PT. Sinar Sosro Jakarta dan berganti nama

menjadi PT Sinar Sosro KPB Deli Serdang–Medan.

Pabrik Teh Botol Sosro pertama kali didirikan pada tahun 1974 di Jakarta oleh

tiga orang saudara dari keluarga Bapak Sosrodjojo, yaitu, Soerjanto

Sosrodjojo, Soejipto Sosrodjojo dan Soegiharto Sosrodjojo dengan nama PT.

Sinar Sosro. Perkembangan bisnis teh yang merupakan teh bubuk dalam

bungkusan, kemudian timbul gagasan baru dari pemilik perusahaan untuk

memproduksi teh cair manis dalam botol. Teh Botol Sosro rasanya sepat tetapi

tidak pahit, keberhasilan Sosro terletak pada kemampuan mengubah teknologi secara

tradisional menjadi teknologi yang modern. Titik pemikiran semula menjual

teh secara poci kemudian t imbul ide bagaimana agar bisa

mengembangkannya, meningkatkan efisiensi dalam waktu penyeduhan teh,

namun tetap mempunyai standart dalam poci. Kemudian penelitian dilakukan di

Jerman Barat, hasilnya menunjukkan bahwa Teh Botol Sosro yang dihasilkan

tidak memakai bahan pengawet agar tetap mempunyai mutu atau kwalitas standard

untuk tahan lama ini semua dilakukan melalui proses sterilisasi yang cukup.

Sampai saat ini pabrik Teh Botol Sosro yang ada di Indonesia berada di bawah

Sosro, Group ada sebanyak 9 pabrik yang tersebar diberbagai daerah yaitu :

1. PT. Sinar Sosro KPB Cakung yang berkedudukan di Cakung Wilayah

Jakarta Timur, dimana HO sebagai kantor pusat di Cakung.

2. PT. Sinar Sosro KPB Tambun berkedudukan di Tambun-Bekasi (Jawa

Page 5: BAB 1 S.D DP

5

Barat).

3. PT. Sinar Sosro KPB Gresik berkedudukan di Gresik-Surabaya (Jawa

Timur).

4. PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang berkedudukan di Tanjung Morawa -

Medan (Sumatera Utara).

5. PT. Sinar Sosro KPB Ungaran berkedudukan di Ungaran-Semarang (Jawa

Tengah).

6. PT. Sinar Sosro KPB Pandeglang berkedudukan di Pandeglang

(Banten).

7. PT. Sinar Sosro KPB Gianyar berkedudukan di Gianyar-Denpasar

(Bali).

8. PT. Sinar Sosro KPB Cibitung berkedudukan di Cibitung-Bekasi.

9. PT. Sinar Sosro KPB Palembang berkedudukan di Palembang

(Sumatera Selatan).

Sehubungan dengan semakin besarnya permintaan pasar terhadap hasil

produksi maka pada tanggal 7 Juni 2000 diresmikan pemakaian mesin produksi yang

barn di PT. Sinar Sosro Cabang Deli Serdang-Medan dengan kapasitas yang lebih

besar dari sebelumnya yang merupakan mesin pertama di dunia yang memproduksi

teh botol pada tahun 1974.

Adapun produk Teh Botol Sosro yang dihasilkan atau diproduksi di PT. Sinar

Sosro Cabang Deli Serdang-Medan dipasarkan diseluruh wilayah pulau Sumatera

Page 6: BAB 1 S.D DP

6

yang pemasarannya meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan

Kepulauan Riau.

2.2. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi dan Managemen merupakan salah satu faktor yang sangat

mempengaruhi kelancaran dan perkembangan dari suatu perusahaan. Adanya

susunan organisasi akan memperlancar koordinasi yang lebih efektif antar

individu.

Organisasi didefinisikan sebagai suatu wadah atau tempat sekelompok

orang yang bekerja sama dengan menggunakan dana, alat-alat dan teknologi serta

mau terikat dengan peraturan yang ditetapkan.

2.2.1. Uraian Tugas dan Wewenang

Pembagian kerja dalam organisasi dilakukan menurut struktur yang

telah ditetapkan dimana setiap personil akan diberikan tugas dasar

kualifikasi dan tanggung jawabnya. Adapun tugas dan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing bagian pada PT. Sinar Sosro adalah sebagai

berikut:

1. General Manager

Tugas :

Melaksanakan koordinasi tugas masing-masing fungsi yang

berbeda dibawah pengelolaannya sesuai dengan struktur organisasi

yang ditetapkan

Mengendalikan dan mengevaluasi produksi dari segi biaya, mutu dan

Page 7: BAB 1 S.D DP

7

waktu secara berkala

Mengambil keputusan dan kebijakan sehubungan dengan arch dan

sasaran perusahaan yang diinginkan.

2. Manager Produksi dan Maintenance

Tugas :

Mengupayakan tercapainya sasaran produksi, perbaikan proses produksi

secara berkesinambungan dalam sistem produksi yang effisien dan

efektif.

Bertanggung jawab atas pengendalian persediaan bahan baku,

bahan penunjang dan proses produksi

Mengupayakan terlaksananya keselamatan dan kesehatan kerja

3. Manager Accounting dan Finance

Tugas :

Merencanakan dan mengawasi kegiatan pelaksanaan pembukuan dan

keuangan perusahaan

Mengurus semua hal yang berhubungan dengan pajak dan asuransi

perusahaan

Memerikas dan menganalisa data dan laporan keuangan

perusahaan.

4. Manager Personalia dan Umum

Tugas :

Page 8: BAB 1 S.D DP

8

Merencanakan jumlah tenaga kerja, penerimaan dan pemberhentian

tenaga kerja perusahaan.

Menyelesaikan sernua urusan yang berhubungan dengan

pemerintah dan masyarakat.

Mengadakan pengawasan tehadap karyawan perusahaan.

5. Manager Quality Control

Tugas :

Melaksanakan program-progam pengendalian mutu produksi untuk

memastikan bahwa produk-produk yang dihasilkan secara

konsisten memenuhi standat mutu yang berlaku.

Mempelajari keluhan konsumen mengenai mutu produk,

menerapkan langkah-langkah perbaikan tindak lanjut.

2.2.2. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Tenaga kerja di PT.Sinar Sosro KPB Deli Serdang-Medan direkrut dari

tenaga kerja bangsa Indonesia. Sebagian besar tenaga kerja direkrut dari

penduduk sekitar pabrik. Jumlah tenaga kerja pada PT.Sinar Sosro KPB

Deli Serdang Medan sampai bulan Maret 2007 sebanyak 275 orang karyawan.

Agar perusahan dapat berjalan dengan baik dalam melaksanakan

tugas untuk mencapai tujuan maka diperlukan pengatur waktu kerja yang baik.

Sesuai dengan ketentuan peraturan Depnaker RI bahwa jumlah jam kerja

Page 9: BAB 1 S.D DP

9

seorang adalah 40 jam/minggu, selebihnya diperkirakan jam lembur.

Untuk menyusun suasana kerja yang baik, teratur, dan terarah maka

PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang-Medan menyusun suatu sistem waktu kerja

bagi karyawan yang dibagi atas 3 bagian, yaitu :

1. Khusus bagian administrasi kantor

Tabel 2.1. sistem pembagian keda pada bagian administrasi kantor

Hari Jam Kerja Keterangan

Senin s/d Sabtu 08.00 – 12.00 WIB Bekerja

Senin s/d Sabtu 12.00 – 13.00 WIB Istirahat

Senin s/d Sabtu 13.00 – 16.00 WIB Bekerja

Khusus Jum'at 12.00 – 13.30 WIB Istirahat

2. Khusus untuk bagian produksi

Tabel 2.2. sistem pembagian jam ker a pada bagian produksi

Shift Jam Keda Keterangan

00.00 — 04.00 WIB Bekerja

Shift I 04.00 — 05.00 WIB Istirahat

05.00 — 08.00 WIB Bekerja

08.00 — 12.00 WIB Bekerja

Shift II 12.00 — 13.00 WIB Istirahat

13.00 — 16.00 WIB Bekerja

Khusus Jum'at 12.00 — 13.30 WIB Istirahat

16.00 — 20.00 'WIB Bekerja

Page 10: BAB 1 S.D DP

10

Shift III 20.00 — 21.00 WIB Istirahat

21.00 — 00.00 WIB Bekerja

00.00 — 05.00 WIB Bekerja

Khusus Sabtu 05.00 — 10.00 WIB Istirahat

10.00 — 15.00 WIB Bekerja

Untuk menciptakan sistem kerja yang berkesinambungan dalam

melaksanakan proses produksi, maka perusahaan membuat sistem giliran kerja

(sistem rotasi shift).

3. Khusus untuk security, hari dan jam kerjanya diatur tersendiri dengan

berpedoman kepada peraturan yang berlaku.

2.3. Tempat dan Waktu PKL

2.3.1. Tempat

Mahasiswa melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di PT.

Sinar Sosro Cabang Deli Serdang-Medan berlokasi di Jalan

Raya Tanjong Morawa Km 14,5 Medan 20362 Sumatera Utara

- Indonesia.

2.3.2. Waktu

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di laksanakan pada

tanggal 17 Januari 2011 sampai dengan 17 Februari 2011.

Page 11: BAB 1 S.D DP

11

B A B 3

BAGIAN PRODUKSI

3.1. Pengertian Proses Produksi

Proses produksi adalah segala kegiatan yang dilakukan dari awal

produksi sampai menghasilkan produk jadi. Dalam hal ini proses produksi

yang terjadi di PT. Sklar Sosro berarti kegiatan dari awal pengolahan air

(pemurnian). kemudian pembuatan sirup gula serta penyeduhan teh sampai

pembuatan teh cair manis.

3.1.1. Penyiapan Bahan Baku dari Teh Botol Sosro

Sebelum bahan baku siap untuk diproses sebelumnya bahan tersebut

disimpan sementara di gudang masing-masing bahan baku yaitu gudang

gula dan gudang teh. Adapun bahan baku utama dari Teh Botol Sosro adalah:

1. Daun Teh

Bahan baku Teh Botol Sosro dipilih hanya dari pucuk daun teh

yang dipetik dari perkebunan milik sendiri dengan kualitas selalu dalam

pengawasan dan disimpan dalam gudang khusus kedap air dan kedap udara.

Pengolahannya menagunakan mesin paling modern dari Jerman untuk

menghasilkan produk terbaik dengan standart terjaga. Perkebunan teh

tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu di Garut, Tasikmalaya,

dan di Cianjur. Adapun Manfaat dari teh bagi kesehatan adalah:

ü Memperkuat gigi dan mencegah karies pada gigi

Page 12: BAB 1 S.D DP

12

ü Mengurangi resiko keracunan makanan

ü Memperkuat daya tahan tubuh

ü Mencegah kolesterol

ü Mengoptimalkan metabolisms gula

ü Mencegah pertumbuhan kanker

2. Gula

Gula yang digunakan berasal dari luar negeri yang telah memenuhi

standart perusahaan. Gula tersebut sangat bersih dan murni dibandingkan

dengan gula dari dalam negeri.

3. Air

Air yang digunakan untuk pembuatan Teh Botol Sosro ini adalah yang

berasal dari sumur yang kedalamannya lebih kurang 200 m yang dibuat

memenuhi standart sampai layak untuk digunakan. Warna air baku setelah

dianalisa memenuhi standart yang ditetapkan oleh PT. Sinar Sosro dan

juga telah memenuhi standart kualitas fisik air minum menurut Peraturan

Menteri Kesehatan RI No. 907/ MENKES/SK/VII/2002.

3.1.2. Unit Pendukung Dalam Pembuatan Teh Botol Sosro

1. Power Station

Power Station adalah unit yang berfungsi sebagai penghasil tenaga

listrik untuk menggerakkan unit-unit lainnya.

Page 13: BAB 1 S.D DP

13

2. Ketel Uap

Ketel Uap adalah alat untuk menghasilkan uap.

3. Decrater

Decrater adalah alat untuk mengangkat botol kosong dari dalam

krat

4. Light Inspection

Light Inspection adalah pemeriksaan kondisi botol kosong atau

isi dengan cara dilewatkan di depan lampu.

5. Filler

Filler adalah unit untuk mengisi teh cair manis ke dalam botol.

6. Crowner

Crowner adalah alat untuk memasang tut-up botol pads botol

yang telah terisi teh cair manis.

7. Crater

Crater adalah alat untuk mengangkat botol yang sudah dikemas ke

dalam krat

8. Depalletizer

Depalletizer adalah alat untuk mengangkat krat yang berisi

botol kosong yang berasal dari pasar dari atas pallet

9. Palletizer

Page 14: BAB 1 S.D DP

14

Palletizer adalah alat untuk mengangkat krat yang berisi produk

yang sudah jadi ke atas pallet.

3.1.3. Proses Pemurnian Air

Air yang digunakan untuk proses produksi Teh Botol Sosro berasal dari

sumur bor. Sebelum digunakan untuk proses produksi, air tersebut terlebih

dahulu harus melalui proses pemurnian. Proses pemurnian air di PT. Sinar

Sosro Cabang Deli Serdang– Medan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

· Aerasi

Air yang berasal dari sumur bor yang kedalamannya lebih kurang dari 200

meter dipompakan ke dalam bak reservoar dengan cara menjatuhkan air dari

ketinggian sehingga oksigen terlarut dalam air. Oksigen tersebut digunakan

untuk mengoksidasikan besi dan mangan agar tidak terlarut dalam air.

· Desinfektasi

Air yang telah ditampung dalam bak reservoar diinjeksikan dengan sodium

hipoklorit. Penambahan sodium hipoklorit ini bertujuan untuk

mengurangi jumlah mikroorganisme yang ada dalam air, mengendapkan

lumpur dan untuk mengurangi kadar Besi (Fe) clan Mangan (Mn).

· Penyaringan pada Tangki Sand Filter

Tangki Sand Filter berisi pasir kuarsa kasar dan pasir kuarsa halus masing-

masing sebanyak 750 kg. Sand Filter berfungsi untuk menyaring kotoran

atau untuk menjernihkan air seperti lumpur dan pasir, dan juga untuk

menurunkan kadar Fe.

Page 15: BAB 1 S.D DP

15

· Penyaringan pada Tangki Carbon Filter

Air yang ada pada tangki ini berasal dari Tangki Sand Filter. Tangki ini

berfungsi untuk menghilangkan rasa, bau, warna, dan sisa sodium hipoklorit.

Air pada tangki ini sebagian digunakan untuk keperluan domestik, jugs

dialirkan ke Tangki Buffer I.

· Penyaringan pada Tangki Softener

Air dari karbon filter dilunakkan dalam softener. Tangki Softener ini berisi

resin dan pasir kuarsa. Pemberian resin berfungsi untuk mengikat kapur

yang terlarut dalam air, menghilangkan kesadahan air sampai 0.

Air pada tangki ini dialirkan untuk pencucian botol, air untuk umpan

boiler, juga air ini dialirkan ke Tangki Buffer II.

· Penampungan di Tangki Buffer

Air yang sudah memenuhi standart ditampung di dalam Tangki Buffer.

Tangki Buffer ada tiga yaitu :

1. Tangki Buffer 1, berisi air dari karbon filter biasanya digunakan untuk

cleaning dan keperluan kamar mandi

2. Tangki Buffer II, berisi air yang berasal dari softener yang digunakan

untuk bottle washer dan pelarutan gula pasir

3. Tangki Buffer III, berisi air campuran dari Tangki Buffer I dan

Tangki Buffer II yang digunakan untuk ekstraksi teh dan sebagian lagi

digunakan untuk bahan baku AMDK (Air Minum Dalam Kemasan).

3.1.4. Proses Pencucian Botol

Page 16: BAB 1 S.D DP

16

Pada proses pencucian botol kosong yang berada dalam krat diangkat

menggunakan alai Decrater kemudian dilaksanakan penyeleksian terhadap

botol. Botol-botol yang memenuhi standart dimasukkan ke dalam mesin

pencuci botol (Bottle Washer), sedangkan krat-krat akan dicuci di mesin

pencuci krat (Crate Washer). Botol yang dicuci dilewatkan ke presoaking untuk

membuang kotoran yang ada di dalam botol, setelah itu botol dimasukkan ke

bak Lye I. Pada bak ini berisi kaustik dan stabilon, gunanya untuk mencuci

dan mengkilatkan botol. Disini, botol disemprot kemudian dibilas dengan

suhu yang sesuai, kemudian botol-botol tersebut dilanjutkan ke Lye II. Dari Lye

II dibawa ke Hot Water I yang bertujuan untuk mengurangi kadar kaustik yang

ada dalam botol. Dari Hot Water I, botol-botol dilewatkan ke Hot Water II lalu

menuju Fresh Water yang berisi air softener. Maka diperolehlah botol yang

bersih yang ke luar dari alas pencucian botol.

3.2. Proses Pembuatan Teh Botol Sosro

3.2.1. Proses Pembuatan Sirup

Proses ini dilakukan dengan cara memasukkan gula pasir ke dalam

tangki hover dan kemudian gula dilarutkan dengan air panas di dalam Sugar

Dissolver Tank selama 30 merit dengan suhu minimal 70°C. Setelah larut gula

disaring ke dalam Niagara Filter untuk menyaring partikel kasar yang ada

dalam gula. Dari Niagara Filter dilanjutkan ke Cosmos Filter dan Softener

Filter yang gunanya untuk menghilangkan partikel kasar, kotoran yang ada di

dalam gula, menyaring kotoran yang sangat kecil dan untuk mengurangi kapur

Page 17: BAB 1 S.D DP

17

pada gula.

3.2.2. Penyeduhan Teh

Pada proses penyeduhan teh dilakukan dengan cara memasukkan dawn

teh kering ke tangki ekstraksi yang dilanjutkan diseduh dengan air panas.

Setelah penyeduhan, teh cair pahit di saring ke dalam Niagara Filter untuk

menghilangkan partikel yang halus sehingga diperoleh teh cair pahit yang

bebas dari partikel halus dan kasar.

3.2.3. Pembuatan Teh Cair Manis

Proses pembuatan teh cair manis dilakukan dengan mencampur teh

cair pahit dengan sirup gula yang dilakukan didalam tangki pencampuran (Mix

Tank) dengan perbandingan tertentu sehingga diperoleh kadar gula yang

memenuhi standart Teh Botol Sosro. Teh cair manis yang diperoleh disaring

kembali dan kemudian dialirkan ke unit pasteurisasi.

3.2.4. Proses Pengemasan Teh Botol

Pada proses ini, botol-botol yang sudah bersih melalui conveyor akan

diseleksi di mesin opticscan dan selektor di Pos 11. Kemudian botol-botol

tersebut diisi dengan Teh Cair Manis (TCM) di mesin Filler. Sebelum diisi ke

dalam botol, TCM harus dipasteurisasi terlebih dahulu. Dalam keadaan panas,

botol-botol yang berisi TCM langsung ditutup oleh Crowner menggunakan

tutup botol yang telah disterilkan terlebih dahulu.

3.3. Jenis-jenis Produk yang Dihasilkan

Page 18: BAB 1 S.D DP

18

PT. Sinar Sosro KPB Deli Serdang–Medan menghasilkan jenis produk antara

lain:

- Teh Botol Sosro

- Air minum dalam kemasan Prim-A galon 19 liter

- Fruit Tea yang dikemas dalam botol, dan dalam tetra pack dengan berbagai

rasa bush

BAB 4

Page 19: BAB 1 S.D DP

19

TINJAUAN PENGAWASAN MUTU

4.1. Pengawasan mutu teh botol sosro

4.1.1. Pengawasan mutu sebelum proses produksi

1. Analisa mutu terhadap bahan baku teh

Pengawasan terhadap bahan baku the yaitu the kering nya yaitu

meliputi:

kadar air

kadar tannin

2. Analisa mutu air pada water treatment

Analisa air dilakukan sebelum proses produksi dan pada titik

pengambilan sampel tertentu perlu di lakukan analisa secara kontinyu.

Untuk pengambilansampel pada bak penampung, saringan karbon,

tangki penyimpanan sementara I, II, III. Parameter yangdiuji adalah

sebagai berikut:

kesadahan (total hardness)

pH

Cl-

Fe2+

Mn2+

Page 20: BAB 1 S.D DP

20

TDS (total dissolved solid)

Alkalinitas

Analisa mutu air pada water treatment terdiri dari analisa secara

kontinyu, yaitu :

a. Penetapan kesadahan

Alat-alat : - gelas erlemeyer

- Gelas ukur

- Buret

Bahan- bahan : - Tablet indicator penyangga

- Larutan amoniak

- Larutan titripleks

Prosedur :

Ambil sampel yang akan di tentukan kesadahan nya sebanyak 100

ml (contoh yang berwarna gelap perlu di lakukan pengenceran)

Masukkan sampel ke dalam gelas erlemeyer

Tambahkan 1 butir tablet indicator penyangga

Tambahkan larutan amoniak sebanyak 1 ml

Kemudian kocok sampai tercampur sempurna, jika terjadi warna

hijau maka kesadahan total = 0

Page 21: BAB 1 S.D DP

21

Jika tidak, titrasi dengan larutan tritipleks sampai terjadi perubahan

warna

Catat volume titripleks yang terpakai

Perhitungan :

Kesadahan (0dH) = jumlah titripleks yang terpakai

b. Pengukuran ph air

Alat – alat : - pengukur ph

- gelas kecil

Prosedur :

Bilas gelas kecil dengan air sampel yang akan di periksa sebanyak

2 kali

Masukkan sampel ke dalam gelas kecil

Masukkan elektroda pengukur ph ke dalam gelas tersebut, biarkan

beberapa saat sampai pembacaan pada petunjuk konstan

Angka pada penunjuk menunjukkan nilai ph tersebut

c. Pemeriksaan klorida

Alat- alat : - erlemeyer

- pipet volum

- Buret

Page 22: BAB 1 S.D DP

22

Bahan – bahan : - larutan AgNO3

- larutan K2CrO4

Prosedur :

Ambil 25 ml contoh air, masukkan ke dalam erlemeyer

Tambahkan 3 tetes K2CrO4

Titrasi dengan AgNO3 hingga berwarna merah bata

Catat volume AgNO3 yang terpakai.

Perhiitungan :

( ppm )Cl=ml Agno3 × N AgNo3 ×35.5ml sampel

×100

d. Pemeriksaan kadar besi total

Alat – alat : - comperator aquaquant Fe 1. 14403

- reagen aquaquant Fe.1. 14403

Prosedur :

Bilas tabung comperator dengan air yang akan di periksa

Isi kedua tabung dengan air sampai batas tanda

Tambahkan 5 tetes reagen ke salah satu tabung krmudian kocok

Biarkan lebih kurang selama 3 menit

Bandingkan warna yang terbentuk dengan comperator

Baca mg/liter besi pada skala comperator

e. Pemeriksaan mangan

Page 23: BAB 1 S.D DP

23

Alat –alat : - comperator aquaquant mn 1.14406

- reagent aquaquant mn 1. 14406

Prosedur :

bilas kedua tabung dengan air sempel

isi kedua tabung dengan sampel sampai tanda tera

tambahkan 3 tetes mn-1A ke dalam tabung

tambahkan 4 tetes mn-2A ke dalam tabung dan diam kan selama 2

menit

tambahkan 4 tetes mn-3a ke dalam tabung dan didiamkan selama 5

menit

setelah 5 menit bandingkan warnanya pada comperator

f. pemeriksaan TDS (total dissolved solid)

Alat-alat :- TDS meter

- Gelas kecil

Prosedur :

Bilas gelas kecil dengan sampel yang akan diperiksa sebanyak 2

kali

Masukkan sampel kedalam gelas tersebut, biarkan beberapa menit

sampai pembacaan pada display konstan

Angka pada display menunjukkan nilai TDS air tersebut

Page 24: BAB 1 S.D DP

24

g. Penetapan Turbidity

Alat-alat : Turbidymeter 2100 p

Bahan : Aquadest

Prosedur :

Ambil contoh air dalam wadah bersih (sampel air harus

mempunyai suhu ruangan yang bebas gelembung udara)

Bilas tabung dengan sampel air hingga bersih, kemudian

masukkan sampel air secara perlahan kedalam tabung sampai

batas leher tabung

Masukkan tabung sampel ke dalam chamber alat tutup

Tekan tombol power dan tunngu sampai menunjukkan angka

0,00 NTU (Nephelometri Turbidity Unit)

Kemudian tekan tombol READ dan tunggu beberapa saat

sampai terlihat angka yang menunjukkan nilai turbidity sampel

tersebut.

h. Penetapan P-Alkalinitas dan M-Alkalinitas

Alat-alat : - Erlenmeyar 250 ml

- Pipet volume

Bahan-bahan : - Asam sulfat 0,02N

- Indikator Phenolftalein

Page 25: BAB 1 S.D DP

25

- Indikator Metil orange

Prosedur :

Sebanyak 25 ml sampel dimasukkan kedalam erlenmeyr dan

ditambahkan 2 tetes indicator phenolftalein

Jika berwarna merah muda titrasi dengan Asam Sulfat 0,02N

sampai tidak berwarna (A ml)

Tambah 2 tetes indikator metal orange dan dilanjutkan dengan

menggunakan Asam Sulfat 0,02N sampai warna kuning berubah

menjadi merah muda(B ml).

Perhitungan :

P-Alkalinitas = A× W ×1000ml contoh

M-Alkalinitas = ( A+B ¿×W ×1000 ml contoh

W adalah nilai N Asam Sulfat yang telah disetarakan dengan mg

ml CaCO3.

3. Analisa Mutu Pada Air Ketel Uap (Boiler)

Adapun parameter-parameter yang digunakan pada pengendalian

mutu pada ketel uap adalah :

Page 26: BAB 1 S.D DP

26

Ph

Konduktivitas

P-Alkalinitas, M-Alkalinitas, dan O-Alkalinitas

Kesadahan

Silika

Besi

Posfat

Sulfit

Berikut step by step analisa mutu pada ketel uap :

a. Penetapan Alkalinitas Pada Air Ketel Uap

Alat-alat : - Erlenmeyer

- Pipet volume

Bahan-bahan : - H2SO4 0,02N

- Indikator Phenolftalein

- Indikator Metil orange

Prosedur :

Dinginkan sampel pada air mengalir dalam keadaan tertutup

Dipipet 25 ml sampel air ke dalam Erlenmeyer dan tambah 2

tetes indiakator Phenolftalein

Page 27: BAB 1 S.D DP

27

Titrasi dengan H2SO4 0,02N sampai menjadi tidak berwarna (A

ml)

Tambahjan 2 tetes indikator metal orange dan lanjutka titrasi

dengan menggunakan H2SO4 0,02N sampai warna kuning

berubah menjadi merah muda ( B ml ).

Perhitungan :

P-Alkalinitas= A ×W × 1000 mlcontoh

M-Alkalinitas = ( A× B ¿×W ×1000 ml contoh

O-Alkalinitas = 2P-Alkalinitas −¿M-Alkalinitas

W adalah nilai N H2SO4 yang disetarakan denagn mg ml CaCO3.

b. Penetapan Kadar Posfat Pada Air Ketel Uap

Alat-alat : - Comperator Lovibond 2000

- Wadah gelas untuk contoh air

Bahan-bahan : - Larutan Asam Ammonium Molibdat

- Larutan Hidroquinon

- Larutan Karbon Sulfit

Prosedur :

Page 28: BAB 1 S.D DP

28

Sampel air ketel didinginkan pada air mengalir dalam keadaan

tertutup rapat

Bilas tabung comperator dengan air contoh

Isi tabung dengan air ketel uap sampai tanda tera ( + 10 ml )

Tambahkan 2 ml larutan ammonium molibdat, 1 ml larutan

hidroquinon dan 2 ml larutan karbon sulfit

Aduk dan biarkan selama lebih kurang 2 menit

Diletakkan tabung yang berisi sampel air disebelah kanan dan

disebelah kiri diletakkan tabung yang berisi aquedest (blanko)

Geser-geser comperator hingga diperoleh warna larutan yang

diperiksa sama dengan blanko

Baca mg ml posfat pada comperator

c. Penetapan Kadar Sulfat

Alat-alat : - Erlenmeyer 100 ml

- Spatula

- Buret Otimasi

Bahan-bahan : - Strach Acid Ibdikator

- Potasium Iodide-iodite reagent 0,0125 N

- H2SO4 6,5%

Page 29: BAB 1 S.D DP

29

Prosedur :

Sampel dalam keadaan panas dimasukkan kedalam Erlenmeyer

sebanyak 25 ml

Tambahkan sebanyak 4 ml H2SO4 6,5%

Tambahkan 0,1 gram starch acid indikator kemudian diaduk

Titrasi dengan larutan potassium iodide-iodate 0,0125 N hingga

berwarna biru terang

Baca ml titran yang dipakai.

Perhitungan :

ppm sulfit=ml titrasi× 0,0125 ×63ml sampel

× 1000

4.1.2 Analisis Mutu Produk Jadi

1. Pengecekan secara fisika kimia:

- Kadar tanin

- pH

- kadar gula

2. Pengecekan secra mikrobiologi :

- jamur

Page 30: BAB 1 S.D DP

30

- bakteri

3. Pengecekan secara organoleptik

- rasa

- aroma

- warna

4.1.3 Pengawasn Mutu Saat Penyimpanan

Pengawasan ini meliputi :

- Proses pengeluaran dan pemasukan barang jadi dilakukan dengan

sistem FIFO (First In First Out)

- Pengontrolan cara penumpukan barang

- Kebersihan gudang

4.1.4 Pengawasan Mutu Selama di Pasaran

Pengawasan ini meliputi :

- Cara penyimpanan di distributor atau pedagang

- Pengecekan sampel produk yang ada di pasaran

- Penaganan keluhan konsumen

4.2. Pengawasan Mutu Limbah Cair

Pengawasn mutu limbah cair meliputi analisa-analisa berikt ini :

Page 31: BAB 1 S.D DP

31

a) Analisa Chemical Oxygen Demand (COD)

Tujuan : untuk mengatur kandungan organic di dalam limbah-limbah

industry.

Alat-alat :

1. Untuk reflux

- Erlenmeyer 250 ml 4buah

- Kondensor 4 buah

- Tabung destilasi 500 ml 4 buah

- Rubber stopper 4 buah

- Hot plate 4 buah

2. Untuk analisa

- Pipet volume 30 ml 1 buah

- ipet ganda 10 ml 1 buah

- Pipet volume 10 ml 1 buah

- Gelas ukur 100 ml 1 buah

Bahan-bahan : - H2SO4

- H2SO4 + Ag2SO4

- K2Cr2O7 0,25N

Page 32: BAB 1 S.D DP

32

- Fe (NH4)2(SO4)2 . 6 H2O

- Indikator Fenantrolin Ferro Sulfat (Feroin)

- HgSO4

Prosedur :

1. Tambahkan 0,4 granm HgSO4 untuk masing-masing sampel sebanyak 4

buah

2. Lalu masukkan sampel + aquadest + K2CrO7 dengan perbandingan

sebagai berikut :

Sampel Aqudest(ml) Sampel (ml) K2CrO7 (ml)

Blanko 20 0 10

Equalisasi 18 2 10

MUR Effluent 10 10 10

Final Effluent 0 20 10

3. Lalu masukkan kedalam masing-masing labu destilasi sebanyak 30ml

H2SO4 + Ag2SO4 maka :

V sampel + V Aquadest + V K2Cr2O7 = V H2SO4 + Ag2SO4

Page 33: BAB 1 S.D DP

33

4. Hati-hati dalam menuangkan H2SO4 + AgSO4 ke dalam lade destilasi

(sampel), untuk mencegah terjadinya penguapan dan kemudian

didinginkan melalui air sambildigoyang-goyang

5. Rangkaikan dengan kondensator untuk reflux

6. Panaskan selama 2 jam pada temperature 1500C

7. Setelah selesai, sebelum dilepas dari kondensornya bilas kondensor

dengan aqudest dari atas sebanyak 2 ml (masing-masing)

8. Setelah itu tmbahkan indikator ferroin 0,5 ml

9. Titrasi dengan larutan Fe (NH4)2(SO4)2 . 6 H2SO4 0,1 N (masing-

masing labu) sampai berwarna coklat.

Perhitungan :

COD(mgl)=(Vblanko−Vsampel ) ×8000 × N Fe (NH 4 ) .6 H 2 O

Vsampel

b) Program Penambahan Nutrisi (Pupuk)

Bakteri : untuk menguraikan senyawa organic

Nutrient : Urea dan Phosphate (bentuk pellets)

(Penambahan di bak Equalisasi)

Rumus :

COD Load=COD (mgl ) × Flow rate MUR inf ×lnfluent 24 jam

1000

Page 34: BAB 1 S.D DP

34

¿ 109,32×168,291000

¿184

COD Load ¿184 kemudian dilihat program penambahan nutrisi, dimana

angka yang paling dekat digunakan yaitu 175 N – nya = 1,31 , P – nya =

0,37 oleh karena 3 shift maka :

N = 1,31 3 = 0,436 kg

P = 0,37 3 = 0,123 kg

c) Analisa Volatila Fatty Acid (VFA) Terdestilasi

Alat-alat : - Labu destilasi

- Gelas ukur

- Erlenmeryer

- Kondensor

- Hot Plate

- Pipet volume

- Timah

Bahan-bahan : - H2SO4 murni

Page 35: BAB 1 S.D DP

35

- Aquadest

- Sampel

Prosedur :

1. Masukkan sampel + aquadest + H2SO4 masing-masing kedalam labu

destilasi dengan perbandingan sebagai berikut :

Sampel Aquadest (ml) Sampel (ml) H2SO4 (ml)

Equalisasi 100 100 5

MUR Effluent 100 100 5

SP#3 100 100 5

2. Rangkaikan labu kondensor untuk merefluks kemudian pasang

Erlenmeyer keujung kondensor

3. Hidupkan Hot plate pada temperature 1500C

4. Buanglah hasil penguapan 15 ml sebagai hasil bilasan pada Erlenmeyer

kemudian biarkan hasil penguapan sampai 150 ml

5. Hasil penguapan pada Erlenmeyer tersebut dipanaskan ke hotplate sampai

selama 3 menit lalu diangkat dan didinginkan

6. Setelah dingin teteskan indikator phenoptalein sebanyak 3 tetes kemudian

titrasi dengn NaOH 0,05 N sampai warna merah muda.

Perhitungan :

Page 36: BAB 1 S.D DP

36

VFA (mg l)=V NaOH × N NaOH ×1000 ×60100

d) Analisa Total Suspended Solid (TTS)

Alat-alat : - Pompa Vakum

- Kontainer 50 mldan tutupnya

- Kertas saring

- Erlenmeyer

- Selang plastic

- Desikator

Bahan-bahan : - 50 ml sampel (eq, SP#3, MUR Eff, A, R)

- Aqudest

Prosedur :

1. Rangkaikan peralatan pompa vakum

2. Bersihkan saringan dialat penyaringan pompa vakum dalam aqudest

dan masukkan kertas saring yang telah di timbang sebagai X1

3. Masukkan masing-masing 50 ml ke dalam masing-masing container

lalu tutup

4. Hidupkan pompa vakum, lalu buka masing-masing katup di alat

penghisap (penyaring)

5. Tutup katup sampai air sampel habis ( tinggal endapan kertas saring)

6. Matikan pompa dan buka rangkai nya

Page 37: BAB 1 S.D DP

37

7. Kertas saring dan endapan nya di panas di oven pada suhu 1500C

8. Dingin kan dalam desikator, lalu timbang kembali sebagai X2.

Perhitungan :

TSS (mg I )= X 2−X 1 ×1000ml sampel

e) Mengukur SV (sludge volume)

Alat- alat : - Statif 4 buah

- Corong 4 buah

- Klem 4 buah

Bahan-bahan : sampel eq, MUR Eff, A, recycle dan SP I s/d SP 6

Prosedur :

1. Ambil masing-masing sampel sebanyak 1000 ml lalu tuangkan ke

dalam corong

2. Kemuian masukkan masing-masing ke dalam klem, lalu amati selama

30 menit

Catatan :

Khusus sampel anaerobic waktunya 1 jam dan aerobic waktunya ½ jam

f) Pengukuran pH

Page 38: BAB 1 S.D DP

38

Alat-alat : - pH meter

- Gelas kecil

Bahan-bahan : sampel Eq, sp#3, MUR, FE, A, Aquadest

Prosedur :

1. Bilas gelas kecil dengan air sampel yang akan di periksa sebanyak 2

kali

2. Masukkan sampel kedcalam gelas kecil

3. Masukkan elektroda ph meter ke dalam gelas tersebut, biarkan selama

1 menit sampai perbatasan pada display konstan

4. Angka pada display menunjukkan nilai pH air tersebut

g) Pengukuran suhu

Alat-alat : - thermometer

- Gelas kecil

Bahan-bahan : sampel eq, SP#3, MUR Eff, FE, A

Prosedur :

1. Ambil masing-masing sampel, kemudian masukkan ke dalam gelas

kecil

2. Kemudian ukur suhu dengan menggunakan thermometer

Page 39: BAB 1 S.D DP

39

BAB 5

PENGOLAHAN LIMBAH PT. SINAR SOSRO

5.1. Pengertian limbah

Limbah adalah segala sesuatu bahan yang tidak di pakai lagi yang seharusnya

memang baik secara penanaman ataupun pembuangan ke saluran air. Air akan

tercemar bila di kenai limbah domestic ataupun non domestic. Berbagai cara telah di

lakukan untuk membebaskan pengaruh limbah yang merugikan, karena air

merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan. Tujuan utama dari proses

pengolahan limbah PT. Sinar Sosro adalah untuk memperbaiki kualitas limbah

buangan dari pabrik tersebut, agar memenuhi kelayakan untuk di buang ke

lingkungan ( ke-ekosistem di sekitarnya)

Di PT. Sinar Sosro KPB deli serdang – medan ada 2 jenis limbah industry yang

di hasilkan, berikut pengolahannya:

1. Limbah cair

2. Air di Limbah padat

5.1.1 Proses pengolahan limbah cair

Page 40: BAB 1 S.D DP

40

Proses pengolahan limbah cair di PT. sinar sosro adalah meliputi

pengolahan secara aerobic dan pengolahan secara anaerobic. Pengolahan

limbah meliputi beberapa tahapan – tahapan berikut ini :

o Pengolahan pretreatment

o Limbah secara anaerobic

o Pengolahan limbah secara aerobic

o Preatreatmen

Penjelasan :

o Pengolahan preatreatment

Preatreatment adalah pengolahan awal limbah cair the yang baru di

buang dari pabrik sebelum memasuki proses tahapan utama. Berikut ini

adalah tahapan- tahapan pengolahan awal tersebut:

a. Screen press

Alat ini di gunakan untuk menyaring, menyeleksi dan membuang

kotoran- kotoran dan padatan, seperti sampah pabrik, pipet, kertas, dan

lainnya dari limbah.

b. Sump pit

Sump pit adalah bak penampung sementara limbah dari screen press

yang memiliki 2 unit pompa (influent pump) yan bertugas memompakan

limbah ke bak equalisasi.

Page 41: BAB 1 S.D DP

41

c. Cooling tower

Limbah cair yangmasuk ke bak equalisasi oleh unit ini di dingin kan

terlebih dahulu

d. Bak equalisasi dan agitator

Bak ini adalah tempat menghomogenkan kualitas dan kuantitas air

limbah yang masuk ke dalam bak ini serta sebagai tempat untuk proses

asidifikasi melalui feermentasi. Untuk mempercepat homogenisasi maka

di gunakan agitator. Penambahan bahan nutrisi juga di lakukan untuk

makanan bakteri yaitu pupuk urea atau sumber nitrogen dan pupuk

super phosphate (sumber posfat).

e. Limbah

Limbah dari bak equalisasi di pompakan di MUR (methane Upflow

reactor) setelah melalui 2 tahap yaitu penetralan pH limbah 6,4 sampai

7,2dan tahap homogenisasi limbah dari in line mixer. Penetralan limbah

dilakukan ddengan injeksi NaOH 40% atau HCl 34% sesuai dengan

kondisi pH limbah yang masuk . sementara in line mixer fungsinya

untuk menghomogenkan limbah yang telah di injeksi oleh bahan kimia.

o Pengolahan limbah secara anaerobic

a. Methane Uplflow reactor (biodegradasi oleh bakteri anaerob)

Sebelum limbah masuk k bak MUR terlebih dahulu di kondisikan

dengan pH dan dan temperatur. MUR di lengkapi oleh separator 3

Page 42: BAB 1 S.D DP

42

pasang yang terletak di bagian atasnya berupa fiber-fiber plastic yang di

sususun sedemikian rupa yang berfungsi untuk memisahkan antara

lumpur active (UASB), air bersih dan biogas. Komponen utama pada

proses ini adalah yang di sebut sebagai lumpur active ( anaerobic

Upflow Sludge Blanket). Limbah di alirkan dari bawah (upflow) melalui

nozzle pipa distribusi influet sehingga terjadi kontak lumpur aktif

anaerob yang akhirnya menghasilkan biogas dan air bersih. Kontak yang

di maksud di sn adalah proses biodegradasi senyawa-senyawa organih

oleh bakteri. Methanogenesis tanpa menggunakan oksigen dengan

kondisi tertentu sehingga menghasilkan komponen-komponen seperti

gas methane, c2, H2S dan H2O.

b. Effluent Holding tank

EHT ini adalah bak sebagai tempat penampungan sementara limbah

terolah dari methane Upflow reactor (MUR). Ada 2 jalur pelepasan

limbah EHT, yaitu jalan sirkulasi ke MUR dan jalur pelepasan ke bak

aerasi. COD harus lebih rendah dari COD Equalisasi. Sirkulasi

berfungsi untuk menghomogenisasi di sludge blanket dan untuk

menjaga kecepatan upflow dari MUR. Ukuran volume bak ini adalah

7,5 m3.

o Pengolahan Limbah secara aerobic

a. Bak Aerasi

Page 43: BAB 1 S.D DP

43

Limbah yang keluar dari proses anaerobic memiliki kualitas limbah

yang begitu baik, sehingga bak ini terjadi proses penyempurnaan.

Limbah mengalami pengolahan oleh bakteri lumpur aerob, dimana

baktteri pengolah materi-materi sisa yang terbiodegradasi pada proses

aerobic menjadi CO2 dan sel bakteri baru.

b. Final clarifier

Pada bak ini prosesnya adalah pengendapan dimana Activated ludge di

pisahkan dari air limbah yang bersih, lumpur aktif yang mengendap di

sirkulasi ke bak aerasi, ataupun bila di perlukan di sirkulasi kembali ke

bak equalisasi. Kotoran-kotoran yang melayang tersapu masuk ke bak

effluent untuk di buang, sementara itu, air limbah bersih mengalir secara

overflow ke kolam indikator.

c. Kolam indikator

Pada kola mini di isikan dengan ikan sebagai indikatorkualitas air.

Setelah dialirkan ke kolom indikator, air di buang ke saluran

pembuangan seperti selokan atau sungai. Ukuran bak ini adalah 10,59m3

5.1.2 Pengolahan limbah padat

Limbah padat di PT. sinar sosro medan adalah berupa ampas the yang di

jadikan pupuk tanaman melalui proses pengolahansecara termofil. Termofil

yaitu pengolahan dengan menggunakan jamur dan bakteri termofil.

Proses pengolahan limbah padat ini adalah sebagai berikut:

Page 44: BAB 1 S.D DP

44

1. Ampas teh

Ampas teh dari sisa penyeduhan di letakkan pada bak atau tempat

khusus yang telah di sediakan.

2. Pendinginan

Ampas teh yang telah di biarkan di tanah akan di dinginkan selama

satu hari.

3. Penguraian

Penguraian dengan penanaman mikroorganisme pada proses ini di

berikan mikroorganisme untuk menguraikan ampas the atau zat

organic.

4. Pembalikan

Setelah melalui proses di atas maka di lanjut kan dengan proses

pembalikan dengan waktu seminggu sekali

5. Kompos

Setelah pembalikan ampas the di biarkan membusuk selama 1 bulan

dan kemudian akan menjadi kompos.

Page 45: BAB 1 S.D DP

45

BAB 6

STUDI KHUSUS TENTANG TEH

6.1. TEH

Sejak abad ke-4 bangsa Cina memulai minum teh yang berasal dari daun

Camellia sinensis. Chin Nung seorang filosof memuji, “teh lebih baik daripada

anggur, tidak memabukkan, lebih baik daripada air mentah, tidak membawa penyakit,

serta sebagai penangkal racun”. Pada “Book Of Tea” yang dituls pada abad ke-8 oleh

Lu Yu menggambarkan bahwa “teh merupakan minuman yan membuat kita lebih

bersemangat bila meminumnya, menentramkan hati, membuka pikiran, dan

mencegah rasa kantuk, membuat badan terasa ringan dan segar serta meningkatkan

kemampuan berfikir.”

Teh merupakan salah satu produk minuman terpopuler yang banyak

dikomsumsi oleh masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia dikarenakan teh

mempunyai rasa dan aroma yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai

khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah kegemukkan, kanker dan kolesterol.

Seiring dengan perkembangan zaman serta teknologi maka pada saat sekarang ini

banyak sekali kita temui industri pengolahan teh dengan menghasilkan berbagai

macam produk akhir seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan teh dalam

kemasan botol yang mana kesemuanya dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk

mengkonsumsinya secara praktis.

Page 46: BAB 1 S.D DP

46

Berdasarkan proses pengolahannya, teh diklasifikasikan kedalam tiga jenis

yaitu teh fermentasi (teh hitam), teh semi fermentasi (teh olong) dan teh tanpa

fermentasi (teh hijau). Berikut detail mengenai ketiga jenis teh ini :

1. Teh Hitam

Teh hitam merupakan teh yang mengalami proses oksidasi enzimatis secara

sempurna. Teh hitam merupakan produk utama di indonesia, Sri lanka dan

India. Proses pengolahannya dimulai dengan pelauan selama 12 – 18 jam.

Proses ini untuk mengurangi kadar air dalam daun. Setelah pelayuan,

dilakukan penggilingan. Hancurnya membran daun saat penggilingan

menyebabkan keluarnya sari teh dan minyak esensial sehingga

memunculkan aroma khas. Selesai penggilingan, daun – daun diletakkan

dalam wadah untuk oksidasi enzimatik. Proses ini dihentikan pada saat rasa

dan aroma dinilai sudah maksimal. Proses ini berlangsung pada saat daun

dimasukkan ke dalam oven untuk pengeringan. Sarinya akan mengering di

permukaan daun dan bertahan relatif sampai dilepaskan oleh air panas

selama penyeduhan.

2. Teh oolong

Teh oolong merupakan teh semioksidasi enzimatis. Teh oolong terbaik di

dunia dapat ditemukan di Taiwan, Cina, dan India. Proses pengolahannya,

setelah dipetik, daun dijemur di bawah sinar matahari agar layu. Proses ini

ditunjukkan untuk menurunkan kadar air dan membuat daun lebih lembut.

Page 47: BAB 1 S.D DP

47

Kemudian daun digiling untuk mengeluarkan airnya diikuti proses oksidasi

enzimatik yang pendek sebelum dikeringkan di oven. Setelah proses ini

warna daunnya berubah menjadi seperti tembaga dengan cita rasa ringan,

antara teh hijau dan teh hitam.

3. Teh Hijau

Teh hijau sanga populer di Cina dan Jepang. Teh hjau adalah te yang

tidak melewati proses oksidasi enzimatik. Teh jenis ini paling populer dan

dipercaya berkhasiat untuk kesehatan. Setelah daunnya dipetik, kemudian

memasuki tahapan pelayuan, kemudian disangrai untuk mencegah

terjadinya proses oksidasi pada daun. Selanjutnya daun diberi bentuk

seperti pilin, bundar ataupun keriting. Proses pembentukan ini juga

berguna mengatur pengeluaran senyawa alami dan aroma selama

penyeduhan. Proses terakhir adalah pengeringan daun, agar keharuman

dan warna hijaunya tetap terjaga.

6.2 Kandungan Teh

Kandungan teh secara umum adalah kafein, tanin, dan minyak esensial. Unsur

kafein memberikan rasa segar dan mendorong kerja jantung manusia, tidak berbahaya

jika dikonsumsi tidak melebihi 300mg/hari. Unsur tanin adalah sumber energi yang

berasal dari sari teh tersebut. Sedangkan minyak esensial memberikan rasa dan bau

harum yang merupakan faktor-faktor pokok dalam menentukan nilai dalam setiap

cangkir teh yang dijual atau diperdagangkan. (Spillane, 1992)

Page 48: BAB 1 S.D DP

48

Penggunaan teh hijau lebih dari 300 mg/hari (sekitar 5 cangkir teh hijau) dapat

mengakibatkan efek samping, misalnya gelisah, insomnia atau sulit tidur, diare,

mudah tersinggung, sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Jika berinteraksi

dengan obat sintetik, teh hijau dapat memperlambat penyerapan obat ke dalam tubuh.

(Oktavia, 2009)

Kandungan tanin dalam teh dapat digunakan sebagai pedoman mutu, karena

tanin memberikan cita rasa yang khas terhadap teh tersebut yaitu rasa yang sedikit

sepat. (Winarno, 1992).

Katekin pada teh merupakan anti oksidan kuat yang dapat menghambat proses

penuaan. Komponen utama pada teh yang berdaya mencegah kanker adalah EGCG

(epigalocatechin galat), ECG (epicatechin galat) dari grup katekin.

Sifat utama tanin tumbuh-tumbuhan tergantung pada gugusan phenolik-OH

yang terkandung dalam tanin, tanin akan terurai menjadi pyrogallol, pyrocatechol dan

phloroglucinol bila dipanaskan sampai suhu 99oC-102oC, semua jenis tanin dapat

larut dalam air. Kelarutannya besar, dan akan bertambah besar apabila dilarutkan

dalam air panas. Begitu juga tanin akan larut dalam pelarut organik seperti metanol,

etanol, aseton dan pelarut organik lainnya. Tanin berwarna putih kekuning-kuningan

sampai coklat terang, tergantung dari sumber tanin tersebut. Tanin juga mempunyai

sifat atau daya bakterostatik, fungistatik atau merupakan racun bagi bakteri dan

jamur. (Risnasari, 2001).

Page 49: BAB 1 S.D DP

49

Minum teh juga bisa mencegah osteoporosis pada wanita pasca menupause,

dengan adanya vitamin K pada teh. Orang yang minum teh secara rutin memiliki

massa tulang yang lebih padat. Selain itu wanita berumur lebih dari 55 tahun yang

setiap hari sedikitnya minum teh hitam dua kali, 545 berkurang kemungkinannya

terkena serangan arteroskeleris dibandingkan tidak minum.

Karena kandungan senyawa yang terdapat di dalam teh, terutama kandungan

katekinnya, teh tampaknya disebut minuman fungsional yang dibuktikan melalui

penelitian antara lain (Oguni, 1996) sebagai berikut :

1. Teh akan meningkatkan sistem pertahanan biologis tubuh terhadap kanker.

2. Teh mencegah timbulnya penyakit, seperti mengendalikan diabetes dan

tekanan darah tinggi.

3. Teh membantu penyembuhan penyakit, misalnya mencegah peningkatan

kolestrol darah.

4. Teh dapat mengatur gerak fisik tubuh dengan meningkatkan sistem saraf

karena kandungan kafeinnya.

5. Katekin teh merupakan antioksidan yang kuat dan akan menghambat

proses penuaan.

Teh yang benar – benar baik umumnya berasal dari pucuk daun atau daun teh

muda yang belum mekar. Untuk menghasilkan 1 pound ( 0,45 kg ) teh berkualitas

paling baik diperlukan lebih dari 80.000 petikan. Cuma daun – daun yang paling

Page 50: BAB 1 S.D DP

50

muda yang masih dipenuhi bulu putih, pendek atau bulu halus yang digunakan.

Disamping disebabkan oleh petikan yang kasar, mutu pucuk yang rendah juga

disebabkan oleh kerusakan akibat salah penanganan selama penampungan dan

pengangkutan. Kerusakan pucuk dapat menyebabkan oksidasi senyawa polifenol teh

tak terkendali sehingga terbentuk warna, cita rasa dan aroma teh yang menyimpang

dari kriteria yang baik. Telah diakukan pengujian terhadap penanganan pucuk teh

yang menjamin mutu pucuk teh segar dan teh hijau yang dihasilkan.

Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu diperhatikan :

1. Wadah yang kokoh

2. Pengisian yang tidak dipaksakan

3. Jaminan aerasi yang lancar

Pewadahan pucuk teh dalam keranjang petik dilanjutkan dengan penyimpanan

secara curah dalam kontainer (ke atas) ram kawat dianjurkan untuk dipakai leh para

petani teh atau pengusaha pucuk teh.

Senyawa tanin dapat bermanfaat sebagai :

a. Antimikroba

Menurut Ikigai dkk, Toda dkk, serta Shimamura ( dalam Bambang 1998 )

antimikroba disebabkan oleh terdapatnya gugus piragolol dan gugus galoil,

sedangkan sifat penghambatan terhadap racun ditentukan oleh struktur

tersier persenyawaan gugus katekol atau piragolol dengan gugus galoilnya.

Page 51: BAB 1 S.D DP

51

b. Pewarna coklat

Menurut teori warna, stuktur tanin dengan ikatan rangkap dua terkonjugasi

pada polifenol sebagai kromofor (pengembang warna) dan adanya gugus

OH sebagai auksokrom (pengikat warna) dapat menyebabkan warna cokat.

c. Antioksidan

Tanin dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan pada lemak dan minyak

goreng tidak mudah rusak.

d. Obat sariawan

Tanin berkhasiat sebagai astriinen yang dapat menciutkan selaput lendir

sehingga mempercepat proses penyembuhan sariawan

e. Mencegah osteoporosis pada wanita menopouse

f. Teh membuat peredaran darah ancar dan bersih

Page 52: BAB 1 S.D DP

52

BAB 7

SARAN DAN KESIMPULAN

7.1. SARAN

· Dalam analisa air sebaiknya dalam pengambilan sampel pada water treatmen

digunakan botol sampel yang bertutup agar tidak mempengaruhi proses

analisa.

· Dalam melakukan analisa tanin dan air sebaiknya perlu ketelitian dan

kehati–hatian untuk memperoleh hasil yang akurat.

· Di PT SINAR SOSRO KPB DELI SERDANG – Medan perlu adanya

penambahan alat – alat maupun instrumen yang memadai agar proses kerja

lebih teliti.

7.2. KESIMPULAN

· PT SINAR SOSRO melakukan pemeriksaan, penelitian dan pengendalian

mutu produknya dengan baik sesuai standar sebelum dipasarkan

· Dari hasil analisa harian dari air yang digunakan untuk proses produksi,

menunjukkan bahwa kualitas air tersebut telah sesuai dengan standard yang

ditentukan oleh Departemen Kesehatan RI.

Page 53: BAB 1 S.D DP

53

· Produk–produk dari PT SINAR SOSRO, baik Teh Botol (TBS), Fruit Tea

Genggam (FTG), Fruit Tea Botol (FTB), Air Minum Dalam Kemasan

(AMDK), merk Prim–a telah memenuhi kriteria kesehatan untuk dikonsumsi

oleh masyarakat.

Page 54: BAB 1 S.D DP

54

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ritc.or.id/berita/teh-hitam-untuk-pengendalian-diabetes.html. Diakses tanggal 12 Maret 2011