Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat...

12
Bab Pengantar Psikologi Faal A. Pengertian B. Pendekatan Biopsikologi C. Perilaku Biologis 1. Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor Fisiologis 2. Apakah Perilaku Merupakan Hasil Keturunan (Genetik/Nature) atau Hasil Belajar (Nurture) 3. Masalah-masalah yang Muncul dari Cara Berpikir Dikotomi D. Perkembangan Perilaku (lnteraksi antara Faktor Genetik dan Pengalaman) 1. Seleksi Perkembangbiakan Tikus "Pintar" dan Tikus "Bodoh" 2. Phenylketonuria: Penyimpangan Metabolisme Gen Tunggal Psikologi Faal sebagai cabang Psikologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam pengembangan teoritisnya maupun dalam penerapannya. Pada dekade terakhir, Psikologi Faal dikembangkan oleh dunia barat sebagai cabang ilmu yang disebut BIOPSIKOLOGI. Tujuan dari Psikologi Faal atau Biopsikologi adalah memahami perilaku berdasarkan aspek biologisnya. Dalam bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian dan kegunaan Psikologi Faa!.

Transcript of Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat...

Page 1: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Bab

PengantarPsikologiFaal

A. PengertianB. Pendekatan BiopsikologiC. Perilaku Biologis

1. Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor Fisiologis2. Apakah Perilaku Merupakan Hasil Keturunan (Genetik/Nature) atau Hasil Belajar

(Nurture)3. Masalah-masalah yang Muncul dari Cara Berpikir DikotomiD. Perkembangan Perilaku (lnteraksi antara Faktor Genetik dan Pengalaman)

1. Seleksi Perkembangbiakan Tikus "Pintar" dan Tikus "Bodoh"2. Phenylketonuria: Penyimpangan Metabolisme Gen Tunggal

Psikologi Faal sebagai cabang Psikologi mengalami perkembangan yang sangatpesat, baik dalam pengembangan teoritisnya maupun dalam penerapannya. Padadekade terakhir, Psikologi Faal dikembangkan oleh dunia barat sebagai cabang ilmu

yang disebut BIOPSIKOLOGI. Tujuan dari Psikologi Faal atau Biopsikologi adalahmemahami perilaku berdasarkan aspek biologisnya. Dalam bab ini akan dibahaslebih lanjut mengenai pengertian dan kegunaan Psikologi Faa!.

Page 2: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

A. PENGERTIAN

PSIKOLOGI FAAL, berasal dari Psikologi dan Ilmu Faal. PSIKOLOGI adalah Ilmu yangmempelajari perilaku manusia (Bigot,dkk, 1950),sedangkan ILMUFAAL adalah Ilmuyangmempelajari tentang fungsidan kerja alat-alat dalam tubuh.]adi Psikologi Faal adalah ilmuyang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan fungsi dan kerja alat-alatdalam tuhuh.

Dalam mempelajari perilaku manusia kita mengenal adanya 3 fungsi utama yangmempengaruhi perilaku individu, yaitufungsi kognisi (pikiran),jungsi afeksi (emosi), danfungsi konasi (kemauanlkehendak). Dalam Psikologi Faal, titik berat perhatian kita adalahmeninjau kondisi faali atau kondisi biologis yang mempengaruhi fungsi-fungsi perilakutersebut.

Sebelum kita dapat memahami fungsi dan kerja alat-alat tubuh yang mempengaruhiperilaku seseorang, lebih dahulu kita perlu mengenal anatomi alat-alat tubuh. ANATOMIadalah ilmu pengetahuan yang mempelajari susunan atau struktur alat-alat tubuh. Olehkarena itu dalam Psikologi Faal, selain kita belajar fungsi dan kerja alat-alat tubuh yangmempengaruhi perilaku, kitajuga akan mengenal anatomi dari alat-alat tubuh.

Jadi dalam Psikologi Faal akan dipelajari:1. Alat-alat yang bekerja pada waktu fungsi kognitif, afektif, dan konasi berlangsung2. Proses-proses yang berlangsung pada alat-alat tubuh tersebut

Menurut fungsinya, alat-alat tubuh dibagi dalam empat kelompok, yaitu:1. Alat-alat untuk Pertukaran Zat

2. Alat-alat untuk Reproduksi3. Alat-alat untuk Gerak4. Alat-alat untuk Koordinasi

Meskipun dibagi atas kelompok-kelompok seperti tersebut diatas, namun fungsi darikelompok-kelompok tersebut berkaitandenganerat. Contohkonkritnyadapat kita simak dariuraian berikut ini; Organisme perlu menyesuaikan diri dengan lingkungan atau bereaksiterhadapperubahandi dalamlingkunganuntukmempertahankanhidup(antara laindigunakanalat-alat untuk reproduksi dan alat-alat gerak). Untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalammempertahankan hidup ia memerlukan alat-alat koordinasi, tanpa alat-alat koordinasi tidakdapat terjadi koordinasi antara alat-alat tubuh dan tidak dapat terjadi penyesuaian denganlingkungan atau reaksi terhadapperubahan dalam lingkungan,sedangkanalat-alat koordinasimemerlukan alat-alat pertukaran zat agar dapat berfungsi.

Yang termasuk dalam alat-alat koordinasi adalah:1. Alat-alat Indera2. Susunan Saraf Pusat3. Susunan Saraf Perifer4. Alat-alat Endokrin

2

Page 3: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi.Oleh karena itudalamPsikologi Faal ini titik beratkita pada alat-alatkoordinasi, karena tanpaalat-alat koordinasi tidak dapat terjadikoordinasi antara, .lat-alat tubuh dan tidak dapat terjadipenyesuaian dengan lingkungan atau reaksi terhadap perubahan dalam lingkungan.

B. PENDEKATANBIOPSIKOLOGI

BIOPSIKOLOGI adalah cabang dari Ilmu Saraf yang berkaitan dengan segi biologis dariperilaku. Beberapa ahli menyebutnya dengan "psikobiologi" atau "perilaku biologis" atau"BehavioralNeuroscience"karenamenitikberatkanpadapendekatanbiologidalammemahamipsikologi. Jadi Psikologi Faal dalam perkembangan baru juga disebut denganBIOPSIKOLOGI.

SejakPsikologi lahir,pendekatansecarabiopsikologisecaraimplisit sudahdiungkapkan,namun secara eksplisit baru muncul pada karya D.O Hebb (1949), "Organization ofBehavior". Dalam karyanya tersebut,Hebb mengemukakanteori yangkomprehensif tentangfenomena psikologi yang berkaitan dengan persepsi, emosi, pikiran dan memori yangmungkin dikontrol melalui aktivitas otak. Teori tersebut merupakan salah satu dasar yangpenting dalam menguraikan dan mengkonkritkan pembahasan tentang perilaku manusiayang kompleks dan kasat mata.

Meskipun BIOPSIKOLOGI tergolong ilmu yang masih muda, namun ia memilikiperkembangan yang cepat dan memiliki kaitan yang erat dengan disiplin ilmu yang lain,diantaranya:

a. Biological Psychiatry, membahas tentangbiologi y:mgberkaitandenganpenyimpanganpsikiatris dan perlakuan (treatment)terhadappenyimpangantersebut melalui manipulasiotak

b. Developmental Neurobiology, membahastentangperubahansistemsarafsejalandengankemasakan dan usia; neurobiology biasa juga disebut dengan neuroscience

c. Neuroanatomy, mempelajari tentang struktur atau anatomi sistem sarafd. Neurochemistry, mempelajari proses-proses kimiawi yang muncul akibat aktivitas

saraf, terutama proses yang mendasari transmisi sinyal melalui sel-sel sarafe. Neuroendocrinology, mempelajariinteraksiantarasistemsarafdengankelenjar-kelenjar

endokrin dan hormon-hormon yang diproduksinyaf. Neuroethology, mempelajari kaitan antara sistemsaraf dan perilaku yang muncul dalam

lingkungan alami hewan dan dalam lingkungan laboratorium yang dikontrol ketatg. Neuropathology, mempelajari penyimpangan sistem sarafh. Neuropharmacology, mempelajari efek obat-obatan pada sistem saraf, terutama yang

mempengaruhi transmisi sel sarafi. Neurophysiology, mempelajari respon sistem saraf, terutama yang terlibat dalam

transmisi sinyal elektronik melalui sel-sel saraf dan antara sel-sel saraf

3

Page 4: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Biopsikologi sebagai cabang ilmu dari Psikologi dibagi dalam 5 bagian utama, yaitu:a. Physiological Psychology, fokusnya pada manipulasi sistem saraf melalui operasi,

terapi elektrik, dan terapi kimiawi dalam kondisi eksperimen yang dikontrol denganketat. Jadi dalam eksperimennya biasa digunakan hewan sebagai subjek penelitian.

b. Psychopharmacology, bergerak dalam bidang yang sarna seperti Physiological Psy-chology, namun fokusnya lebih kepada obat-obatan (zat kimia) yang mempengaruhisistem saraf dan selanjutnya berpengaruh pada perilaku. Pengaruh zat kimia terhadapotak ini tidak semata-mata berkonotasi buruk (misalnya pengaruh zat depresif(melemahkan) terhadap aktivitas otak), tetapijuga berusaha menemukan zat-zat kimiayang berguna dalam penyembuhan kerusakan otak dan zat-zat yang dapat mengurangikecanduan obat.

c. Neuropsychology, mempelajari kemunduran perilaku akibat kerusakan otak.Pengembangan ilmu dalam neuropsychology umumnya tidak dapat dilakukan melaluieksperimen tetapi berdasarkan kasus yang ada atau melalui penelitian quasieksperimenterhadap pasien-pasien yang menderita kerusakan otak yang disebabkan oleh penyakit,kecelakaan, atau operasi (karena kita tidak dapat merusak otak dengan segaja untukmelakukan penelitian).

Disiplin ilmu ini memfokuskan pada bagian otak yang disebut dengan neokorteks, yaitubagian luar dari cerebral hemispheres yang paling mudah rusak oleh operasi maupunkecelakaan.

Neuropsychology paling banyak diterapkan dalam cabang-cabang ilmu biopsikologikarena alat-alat tes yang digunakan dalam asesmen neuropsikologi sangat membantudalam menentukan diagnosa dan memberikan terapi yang tepat, selain bermanfaat pulauntuk perawatan lanjut dan konseling bagi penderita kerusakan otak.

Contohnya dapat kita lihat pada kasus di bawah ini:

R, seorang laki-laki kidal berusia 21 tahun, pernah mengalami benturan kepala didashboard mobil pada kecelakaan lalu lintas 2 tahun yang lalu. Setelah kecelakaan ia

pingsan beberapa saat dan mengalami amnesia dalam jangka waktu yang sangatpendek. Selain itu tak tampak luka lain selain jahi an di pelipis.

Sebelum kecelakaan itu terjadi, R adalah seorang mahasiswa fakultas hukum yangberprestasi (meskipun ia berasal dari jurusan IPA semasa SMA tetapi ia sangat tertarikpada bidang hukum). Tetapi satu tahun setelah kecelakaan ia mengalami beberapamasalah dalam belajar, ia selalu kesulitan dalam membuat paper dan mencapai nilaitinggi dalam pelajaran-pelajaran yang memerlukan daya ingat, bahkan sering tidaklulus meskipun ia merasa sudah belajar jauh lebih keras daripada sebelwnnya.Dari neurolo g didapatkan hasil EEG dan CT-scan yang normal, artinya tidak dideteksiadanya abnormalitas dalam otak R. Akhirnya R melakukan serangkaian asesmenneuropsikologi yang menghasilkan beberapafakta yang menarik.

Pertaina, R, adalah salah satu dari 1/3 populasi orang kidal yang pusat bahasanyaterletak di bagian kanan hemisphere dan bukan di bagian kiri hemisphere seperti orangkidal pada umumnya. Fakta ini tidak hanya cocok untuk mengintepretasi kesulitan

4

Page 5: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

belajar yang dialami R (karena hasil tes IQ-nya superior tetapi kemampuan ingatanverbal dan kemampuan membacanya sangat rendah), tetapijuga membuktikan bahwaR memerlukan penanganan medis (operasi otak) karena kemungkinan bagian kananlobus temporalnya (temporal lobe) mengalami sedikit kerusakan saat terjadi kecelakaansehingga menimbulkan masalah dalam kemampuan bahasanya.Kedua, berdasarkan hasi/ asesmen dan diagnosa secara nerupsikologis di atas, kitadapat memberikan saran bahwa sebaiknya R tidak terjun dalam lapangan pekerjaanatau studi yang banyak membutuhkan kemampuan bahasa dan ingatan. Akhirnya Rmemutuskan untuk menekuni bidang arsitektur. (Pinel, 1993).

d. Psychophisiology, fokusnya mempelajari kaitan antara fisiologi dan perilaku dengancara mencatat respon-respon fisiologis manusia yang disebabkan oleh reaksi-reaksipsikologisnya (seperti atensi, emosi, proses penerimaan informasi).Prosedur penelitiannya dilakukan secara non-invasive, yaitu pencatatan reaksi yangdiambil dari permukaan tubuh (tidak mengoperasi bagian dalamnya). Umumnya yangdigunakan untuk mengukur aktivitas otak adalah electroencephalogram (EEG) yangditempelkan di kulit kepala.Selain aktivitas otak, reaksi fisiologis lain yang umumnya dicatat dalam psikofisiologiadalah ketegangan otot, gerakan mata, sistem saraf otonom (yang menimbulkan refleks,seperti detak jantung, tekanan darah, dilatasi pupil mata dan getaran elektrik di kulit).

c

Gambar 1.1. Penyusuranjejak pendulum secara visual dari C (subjek normal yangdigunakan sebagai kelompok kontrol) dan 5 orang skizofren (S1,S2, S3, S4,S5)

(Pinel, 1993)

5

Page 6: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Penelitianterakhirdalambidangpsikofisiologiinijuga menarikuntukdisimak.Contohnyahasil penelitian Iacono & Koening (1983) yang menunjukkan bahwa individu-individuyang mengalami skizofren serta keluarganya (Holzman, Solomon, Levin & Waternaux,1984; dalam Pinel, 1993) mengalami kesulitan dalam mengikuti benda-benda yangbergerak, seperti pendulum. Lihat gambar 1.1.

e. Comparative Psychology,bagiandaribiopsikologiyanglebihmenekankanpadaperilakubiologis daripada perilaku yang disebabkan oleh mekanisme sistem saraf. Comparativepsychology mempelajariperbandinganperilaku spesiesyangberbeda-bedadan fokusnyapada genetik, evolusi, dan perilaku adaptasi dari berbagai spesies. Berbeda dengan ahli-ahli ethology yang melakukan penelitian quasi-eksperimenpada spesies di lingkunganasalnya, maka comparative psychology cenderung menciptakan lingkungan yang semiterkontrol dalam laboratoriumuntuk melihat reaksi perilaku spesies.

c. PERILAKU BIOLOGIS

Tendensi manusia adalah untuk berpikir secaradikotomi, baik-buruk, benar-salah, menarik-tidak menarik, dan sebagainya. Ini adalahdri berpikiryang sederhana. Demikianjugahalnyabilakita dihadapkan padamasalah perilaku,pertanyaan yangbiasa muncul adalah (1) Apakahperilaku itu bersifat psikologis atau fisiologis? (2) Apakah perilaku itu hasil keturunan atauhasil belajar?

1. Apakah Perilaku Disebabkan oleh Faktor Psikologis atau Faktor Fisiologis?

Pendapat ini muncul sejak zaman Renaissance dimana ilmu-ilmu yang ada berkembangberdasarkan pemikiran dan dogma-dogma yang belum dibuktikan lewat kenyataan.

Menurut dogma-dogmayangberlaku saat itu,perilakumanusia semata-mata disebabkanoleh hukum alam (faktor fisiologis).

Beberapa ahli ilmupengetahuan ingin membuktikanfenoma perilaku melalui kenyataandan bukan melalui dogma dan pemikiran filsafati. Pada zaman renaissance tersebut seringterjadi.bentrokan pendapat antara ahli yang berpikiran modem dan berpikiran dogmatis.Sampai muncul Rene Descartes (dibaca: Day Cart) yang menjembatani kedua perbedaantersebut dengan menyatakan bahwa dunia ini terdiri dari dua elemen utama, yaitu (I) Benda-benda Fisik, atau benda-benda yang perilakunya disesuaikan dengan hukum alam dan dapatdijadikan objek penelitian ilmiah, (2) Pikiran Manusia (iiwa atau spirit) yang tidak berkaitandengan benda fisik tetapi mengkontrol perilaku manusia.

Menurut Descartes, bagian tubuh manusia, termasuk didalamnya adalah otak, adalahbagian tubuh yang sifatnya sangat fisikoOleh karena itu adalah perbedaan antara otak danpikiran manusia. Otak bersifat sangat fisik, sedangkan pikiran manusia yang mengontrolperilaku bersifat psikologis.

2. Apakah Perilaku Merupakan Hasil Keturunan (Genetik/Nature) atau Hasil Belajar(Nurture)?

Perdebatan mengenai perilaku itu hasil keturunan atau hasil belajar sudah banyak dikenalmelalui konsep nature (alami/keturunan) vs. nurture (hasil pengaruh lingkungan/belajar).

6

Page 7: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Kebanyakan ahli dari Amerika, khususnya Amerika Utara adalah penganut behaviorismyang menyatakan bahwa perilaku adalah sepenuhnya hasil dari pengaruh lingkungan(misalnya melalui proses belajar).

PenelitianJohn B.Watson (bapakbehaviorism)menunjukkanbahwabayi-bayiketurunanpenipu, perampok, pembunuh, dan pelacur dapat tumbuh tanpa sarna sekali menunjukkanperilaku yang mirip dengan orangtuanya apabila diasuh dalam lingkungan yang sarna sekaliberbeda dengan lingkungan orangtuanya. Sebaliknya, anak seorang pengusaha yang pintardan sukses dapat menjadi sangat bodoh dan tumbuh menjadi perampok apabila dibesarkandalam lingkungan yang buruk.

Berlawanan dengan pendapat di atas, para ahli Eropa yang menganut paham ethologymenyatakan bahwa perilaku didasarkan pada instinctive behavior, yaitu perilaku yangumumnya muncul padaspesiesyangsarnameskipuntidakadakesempatanuntukmempelajariperilaku itu terlebih dahulu. Contohnya perilaku menghisap pada bayi. Meskipun padaperkembangannya perilaku instinktif ini kurang banyak dianut orang, tetapi kondisi inilahyang menandai perkembangan awal psikologi.

3. Masalah-masalah yang Muneul dari Cara Berpikir Dikotomi

a. Berpikir dikotomi mengenai perilaku yang disebabkan oleh faktor psikologis ataufisiologis

Caraberpikirdikotomimengenaiperilakuyangsemata-matadisebabkanolehfaktorpsikologisdapat menimbulkan masalah karena proses psikologis yang paling kompleks sekalipun(memori,emosi)dapat tidakberlangsungapabilaterjadikerusakanotak(fisiologis).Sebaliknya,yang memiliki pendapat bahwa perilaku semata-mata disebabkan oleh faktor fisiologis jugadapat menjadi masalah, karena pada kenyataannya banyak perilaku-perilaku makhluk hidup(non manusia) yang bisa menyerupai manusia meskipun secara fisiologis berbeda denganmanusia.

Kedua masalah yang timbul di atas (sebab psikologis dan sebab fisiologis) sebenarnyabermuara pada satu masalah utama yang menyebabkan perilaku, yaitu self-awareness(kesadaran diri). Contoh kesadaran diri yang berkaitan dengan perilaku tidak semata-matadisebabkan oleh aspek psikologis dapat dijelaskan melalui fenomena asomatognosia, yaitukurangnya kesadaran terhadap bagian tubuhnyasendiriyangumumnyadialami oleh individuyang mengalami kerusakan pada bagian kanan lobus parietal-nya sehingga bagian tubuhsebelah kirinya tidak dirasakan. Contohnya kasus "orang yang terjatuh dari tempat tidur"(Sacks, 1985; Pinel 1993).

Seorang pasien yang mengalami asomatognosia dirawat di sebuah rumah sakit.Sebagai pembuktiankesadaran diri terhadap kakinya, Sacks meletakkan sebuah potongankaki orang lain yang menjadi korban kecelakaan disamping tempat tidur pasien tersebutketika ia tertidur lelap.

Saat terbangun, ia begitu kaget melihat sepotollg kaki yang mengerikan terletakditempat tidurnya, ia lalu melemparkan kaki itu dan berteriak, "Dokter... kaki siapa

7

Page 8: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

yang mengerikan itu?". Sacks menjawab, "Itu kakimu, apakah kamu tidak tahu bahwaitu kakimu sendiri". Pasien itu kemudian turun dari tempat tidur dan berjalan ke tempatkaki yang tadi dibuangnya dan dipegangnya kaki itu, "Ah dokter cuma bercanda!",Sacks menjawab, "Lihat itu benar-benar kakimu, tetapi kalau kamu merasa itu bukankakimu lalu dimana kakimu yang sebenarnya?", pasien terlihat agak bingung dankemudian ia menjawab "saya tidak tahu... dimdna kaki saya dokter?, saya tidakmenemukannya, kaki saya hUang, kaki saya hUang ". (Pinel, 1993)

Dalam kasus tersebut secara fisik ia tetap dapat menggerakkan kedua kakinya, tetapisecara psikologis ia gagal mencapai kesadaran bahwa kakinya masih ada dan tetap dapatbergerak. Oleh karena itu terbukti bahwa perilaku tidak semata-mata disebabkan oleh faktorpsikologis.

Contoh konkrit dari fenomena perilaku tidak semata-mata disebabkan oleh faktorfisiologis dapat kita lihat dari penelitian Gallup (1983) terhadap beberapa ekor simpanse yangbereksplorasi didepan cermin. Saat mereka sudah terbiasa dengan cermin (simpanse sudahmemiliki kesadaran diri bahwa simpanse yang tampak dalam cermin bukan simpanse lain,tetapi refleksi dirinya), maka Gallup mengecat kuping dan alis simpanse tersebut dengan catwarna merah. Saat simpanse melihat bayangannya di cermin maka ia mulai memegang-megang bagian merah dari mukanya, secara psikologis ia merasa bingung dan aneh akanperubahan dimukanya. Manusia pun akan berperilaku sama seperti simpanse itu apabila padasuatu pagi ia terbangun dan muncul bintik-bintik merah di mukanya karena proses psikologisyang terjadi sama dengan yang dialami oleh simpanse tersebut.

Hal tersebut membuktikan bahwa perilaku tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktorfisiologis tetapi faktor psikologispun berperan dalam menimbulkan perilaku. Jadi caraberpikir yang dikotomis mengenai penyebab perilaku sangatlah tidak menguntungkan.

b. Berpikir dikotomi mengenai perilaku yang disebabkan olehfaktor nature atau nurture

Pad a kenyataannya bukan hanya faktor nature dan nurture saja yang mempengaruhiperkembangan perilaku, perkembangan janin, nutrisi, stress, dan stimulasi sensoris jugamemegang peranan penting dalam perkembangan perilaku.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa perkembangan perilaku bukan hanyadipengaruhi oleh faktor genetik tetapi juga oleh faktor lingkungan (termasuk didalamnyaproses belajar dan pengalaman). Oleh karena itu pertanyaan yang muncul dalam cara berpikirdikotomi yang mempertanyakan apakah faktor genetik atau faktor belajar yang berperan,berubah menjadi "berapa besarperan faktor genetikdan berapa besarperan faktor lingkungandalam perkembangan perilaku?". Tetapi pertanyaan seperti ini sebenarnya tidak akan pernahterjawab dan hanyasebuah pertanyaan konyol karena padakenyataannnyakapasitas perilaku,contohnya seperti inteligensi, tercipta melalui kombinasi faktor genetik dan pengalamanyang perannya sama besar. Analoginya dapat kita lihat pada contoh berikut ini:

8

Page 9: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Ada seorang mahasiswi yang menanyakan kebenaran hasil sebuah penelitian yangmenyatakan bahwa 1/3 bagian inteligensi dipengaruhifaktor genetik dan 2/3 bagiannyadipengaruhi faktor pengalaman.Pada mahasiswi tersebut kemudian diberikan pertanyaan. Apabila kita mendengarkan

sebuah musik yang sangat indah dan menyentuh hati kita, maka apa yang akan kita

perbuat untuk mengetahui lebih lanjut tentang musik tersebut, manakah cara yangpaling tepat, apakah kita akan menanyakan pemain musiknya ataukah kita akanbertanya pada alat musiknya? Mahasiswi tersebut tertawa dan menjawab bahwa haltersebut tidak mungkin untuk dijawab karena musik yang kita dengar adalah hasilkombinasi antara keindahan bunyi yang dihasilkan oleh alat musik dan keahlian

pemusik dalam memainkannya. Demikian pula halnya denganfaktor genetik danfaktorpengalaman yang mempengaruhi inteligensi.lnteligensi adalah hasil kombinasi antara

1. Evolusi mempengaruhi faktor genetik yang berpengaruhpada perilaku

2. Setiap gen individu mengembangkan sistem saraf yangmemiliki karakteristik sendiri

3. Perkembangan sistem saraftiap individu tergantung padainteraksinya dengan lingkungan (contoh pengalaman)

4. Kapasitas dan tendensi perilaku individu tergantung padapolaaktivitas neuralyangkhas, misalnyapikiran,perasaan,memori, dan sebagainya

5. Perilaku tiap individu muncul dari interaksi antara polaaktivitas neural dan persepsi individu terhadap situasi saatitu

6. Keberhasilan perilaku individu memungkinkan gen yangmengandung perilaku untuk diturunkan pada generasiselanjutnya.

Gambar 1.2. Skema Cara Berpikir Biopsikologi dalam Memahami PerkembanganPerilaku (Pinel, 1993)

9

Page 10: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

keduanya dan bertanya akan besarnya peran masing-masing bagian tidak akan pernahbisa terjawab. (Pinel, 1993)

Oleh karena itu untuk memahami perkembangan perilaku, para ahli biopsikologimengajukan sebuah pilihan caraberpikir yang berbeda daricara berpikir dikotomi yang tidakmenguntungkan dan cara berpikir yang mempertanyakan besar peran masing-masing faktordalam perkembangan perilaku.

Cara berpikir biopsikologi dalam memahami perkembangan perilaku dapat dilihatmelaluibagan 1.2.di bawahiniyangsederhanadanlogis.Keenamtahaptersebutmencerminkansatu premis, yaitu bahwa perilaku adalah hasil dari interaksi antara tiga faktor, yaitu (1)kapasitas genetik individu yang merupakah hasil dari evolusi, (2) pengalaman, (3) persepsiindividu terhadap situasi yang dihadapinya.

D. PERKEMBANGAN PERILAKU (INTERAKSI ANTARA FAKTOR GENETIK DANPENGA LA MAN)

Di bawah ini akan dikemukakan beberapa contoh hasilpenelitian yang intinya menunjukkanbahwa perkembangan perilaku adalah hasil interaksi antara faktor genetik dan pengalaman.

1. Seleksi Perkembangbiakan Tikus "Pintar" dan Tikus "Bodoh"

Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa perilaku tidak semata-mata didominasiolehfaktorpengalaman.DalampenelitianiniTryon(1934;Pinel, 1993)berusahamembuktikanbahwa perilaku yang baik dapat dikembangkan melalupcmilihan keturunan (faktor genetik).

Dalam penelitian ini, tikus yang dikategorikan pintar adalah tikus yang sedikit sekalimelakukan kesalahan ketika menyusuri lorong maze. Sedangkan tikus yang bodoh adalahtikus yang banyak melakukan kesalahan ketika menyusuri lorong maze.

Ketika tikus-tikus tersebut telah mencapai kemasakan seksual, tikus jantan yang palingpintar dipasangkan dengan tikus betina yang paling pintar, demikian juga dengan yangbodoh. Dari keturunan pertama ini dipilih lagijantan yang paling pintar dengan betina yangpaling pintar, demikian selanjutnya sampai 21 generasi. Pada generasi ke tujuh mulai tampakperbedaan yang jelas antara keturunan tikus yang pintar dan tikus yang bodoh. Tikus yangpaling bodoh dari keturunan tikus pintar menunjukkan kesalahan yang lebih sedikit daripadatikus terpintar dari keturunan tikus bodoh.

Untuk menghindari bias dari pola asuh, Tryon mengambil sampel beberapa anak tikusketurunan pintar untuk diasuh oleh tikus bodoh, dan beberapa anak tikus keturunan bodohdiasuh oleh tikus pintar (crossfostering atau asuh-silang). Tapi hasil menunjukkan bahwaanak tikus keturunan pintar yang diasuh oleh tikus bodoh tetap menunjukkan lebih sedikitkesalahan dibandingkan anak tikus keturunan bodoh, demikian juga sebaliknya, anak tikusketurunan bodoh yang diasuh tikus pintar tetap menunjukkan lebih banyak kesalahandibandingkan anak tikus keturunan pintar.

Walaupun hasil dari penelitian Tyron menunjukkan bukti yang nyata bahwa genetikmempengaruhi perkembangan perilaku, namun ada beberapa ahli yang meragukan hasil

10

Page 11: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

tersebut karena definisi "pintar" dalam percobaan ini hanya dibatasi pada kemampuanmenyusuri lorong maze, ada kemungkinan keberhasilan menyusuri maze bukan semata-mata disebabkan oleh keturunan faktor inteligensi yang tinggi tetapi juga oleh ketajamanmata, atau lebih mudah lapar (sehingga lebih agresif dalam mendapatkan makanan di luarpintu maze).

Untuk menunjukkan kelemahan hasil penelitian tersebut, Cooper dan Zubek (1958;Pinel, 1993) mengembangbiakkan tikus "pintar" dan "bodoh" seperti pada penelitian Tyrontetapi dengan menunjukkan pengaruh lingkungan dalam perkembangan inteligensi. Tikusyang pintar dan yang bodohdiasuh dalam satukandangyang sarnatetapi dengankondisi yangberbeda. Kandang pertama hanya berupa kandang biasa, sedangkan kandang kedua berupakandang yang telah dimodifikasi dengan lorong-lorong kecil, benda-benda yang memilikidaya tarik visual, dan benda-benda lain yangbertujuan untuk menstimulasi atau merangsangdayatariktikus.

Setelah mencapai kedewasaan, tikus bodoh tidak menunjukkan kesalahan yang lebihbesar daripada tikus pintar apabila ia diasuh dalam kandang yang dimodifikasi. Sebaliknyatikus pintar menunjukkan kesalahan yang hampir sarnadengan tikus bodoh apabila ia diasuhdalam kandang konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman dapat mengurangiefek negatif dari faktor genetik yang kurang baik.

2. Phenylketonuria: Penyimpangan Metabolisme Gen Tunggal

Kita lebih mudah mengenali faktor genetik yang menyebabkan penyimpangan perilaku,daripada mengenali faktor genetik pada perkembangan perilaku yang normal. Hal tersebutterjadi karena dalam perilaku yangnormal banyaksekali faktor genetik yang mempengaruhi,sedangkandalam perilakuyang tidaknormalhanyadibutuhkan satumacamgenmenyimpang.Contoh yang mudah dilihat adalah penyimpangan neurologis yang disebut denganphenylketonuria atau PKU.

PKU ditemukan tahun 1934 oleh Asbjom FoIling, seorang dokter gigi Norwegia yangcuriga pada bau yang ditimbulkan dari urine dua orang pasiennya yang mengalamiketerbelakangan mental (Mental Retarded/MR). Ia menduga bahwa ada kaitan antara bautersebut dengan penyimpangan pasiennya.

Setelahdilakukananalisisterhadapurinemereka,tampakbahwaada perbedaankandunganzat-zat dalam urine mereka dibandingkan orang normal. Folling kemudian mengumpulkanlagi sejumlah sampel urine dari para penderita MR dan hasilnya menunjukkan kesamaan.

Symptom dari MR ini adalah mudah muntah, kejang, hiperaktifitas dan hiperiritabilitas.Penyimpangan ini disebabkan oleh mutasi satu buah gen dalam tubuh manusia yangditurunkan dari kedua orangtuanya. Gen PKU bersifat resesif, sehingga penyimpangan MRbaru akan muncul pada individu "homozygous" (mewarisi gen PKU dari ayah dan dariibunya, sehingga sifat PKU yang resesif pada orangtuanya menjadi bersifat dominan padaanaknya). Homozigot PKU tidak dapat memproduksi enzim phenylalanine hydroxylaseyang mengubah asam aminophenylalanine menjadi tyrosine. Akibatnya phenylalanine yangtidak dapat dicerna ini mengganggu perkembangan otak.

11

Page 12: Bab 1. Pengantar Psikologi Faal - elearning.gunadarma.ac.id · Alat-alat tersebut bekerja pada saat dilakukan fungsi kognitif, afektif, maupun konasi. Oleh karena itu dalamPsikologi

Beberapa rumah sakit modern sekarang ini memberlakukan diet pengurangan phenyla-lanine pada bayi dan ibuhamil yang urinenya menunjukkan kandungan asam phenyIpyruvicyang sangat tinggi. Cara pencegahan ini umumnya dapat menurunkan kerusakan otak yangdisebabkan oleh PKU yang homozigot.

Hal tersebut menunjukkan bahwa perkembangan PKU adalah hasil dari interaksi antarafaktor genetik dan faktor lingkungan (diet pengurangan phenylalanine). Dalam kasus ini"waktu" untuk mengkombinasikan pengaruh faktor lingkungan terhadap faktor genetikjugamemegang peranan penting. Semakin dini interaksi itu dilakukan, maka serangan PKUterhadap otak semakin rendah. Tetapi apabila interaksi itu dilakukan saat otak telahberkembang dengan sempurna, maka perubahan yang terjadi hampir tidak tampak.

TES KERJA OTAK (1)

1. Ahli Biopsikologi yang mempelajari kemunduran daya ingat dari pasien manusia yangmengalami kerusakan otak, menunjukkan ahli tersebut terjun ke dalam bidang biopsikologiyang disebut... ...........

2. Bidang Biopsikologi yang mempelajari korelasi fisiologis dan proses psikologis denganmerekam/mencatat sinyal-sinyal fisiologis dari permukaan tubuh manusia disebut ....

...............................................................................................................................

3. Penelitian biopsikologi dari umumnya melibatkan manipulasi langsung(operasi, stimulasi elektrik dan kimiawi) atau perekaman aktivitas

4. Bagian dari biopsikologi yang menitikberatkan pada penelitian-penelitian tentang efekobat-obatan terha dap perilaku disebut dengan .............................................................

5. adalah bagian dari biopsikologi yang mempelajari genetik, evolusi, danperilaku penyesuaian (adaptive) dengan menggunakan metode perbandingan (com-parative).

12