BAB 1 PENDAHULUAN -...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN -...
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sampai saat ini penderita autis semakin bertambah banyak. Semakin
bertambahnya jumlah penderita maka diperlukan juga penambahan pusat terapi
khusus bagi anak autis. Di Jawa Timur sudah ada sekitar 7 pusat terapi dan
sekolah autis, 5 di antaranya merupakan pusat terapi dan sekolah khusus yang
terdapat di Surabaya. Tetapi ada juga tempat terapi di Surabaya yang sudah tidak
berproduksi lagi dengan kata lain sudah tutup. Hal ini disebabkan letak bangunan
yang kurang strategis sehingga menyulitkan aksesibilitasnya untuk menuju ke
sana, dan kurang lengkapnya fasilitas yang dibutuhkan. Untuk itu diperlukan
adanya pusat terapi khusus anak autis yang bisa memberikan fasilitas yang
lengkap dan memenuhi yang berada di Surabaya. Selain itu terapi untuk membina
diri adalah sesuatu yang paling utama yang dibutuhkan anak autis daripada
pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dan bagaimana autis itu?
2. Bagaiman menghadirkan fasilitas terapi yang diperuntukkan bagi penderita
autis?
1.3 Lingkup Pelayanan Objek Rancangan
1. Penyandang Autis pada usia 2-12 tahun, yang menjalankan program terapi
dengan fasilitas yang ada.
2. Orang tua penyandang, mendapatkan informasi tentang autis dan dapat
berkonsultasi tentang perkembangan anaknya.
1.4 Misi Objek
Memberikan sebuah sarana yang mampu membina anak autis menjadi
lebih baik dengan fasilitas terapi yang tersedia.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 2
BAB 2
TINJAUAN OBJEK
2.1 Judul dan Definisi Objek Rancangan
Judul objek rancang adalah Pusat Terapi Khusus Anak Autis di Surabaya.
Pusat : pokok pangkal
Terapi : cara pengobatan untuk penyembuhan orang sakit dari
penyakitnya; perawatan penyakit.
Khusus : khas, istimewa
Anak : manusia yang belum beranjak dewasa atau belum mengalami
puberitas.
Autis : suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa
balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau
komunikasi yang normal.
Jadi dapat disimpulkan, pengertian dari Pusat Terapi Khusus Anak Autis
adalah suatu tempat yang menjadi pusat pengobatan dan penyembuhan pada anak
yang tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal.
2.2 Korelasi Objek dengan Tuntutan Kebutuhan
Autisme sampai detik ini masih merupakan topik perbincangan yang
hangat dibicarakan di kalangan ibu-ibu, khususnya yang mempunyai anak balita.
Ibu-ibu yang datang pada psikolog atau psikiater untuk memeriksakan anaknya
karena mencurigai anaknya mengidap autism. Ketika psikolog atau psikiater telah
mendiagnosa anak sebagai penyandang autism, ibu-ibu bertambah panik dan
bingung, harus dibawa ke mana dan diberi penanganan apa.
Dari waktu ke waktu jumlah penyandang spektrum autisme tampaknya
semakin meningkat pesat. Autisme seolah-olah mewabah ke berbagai belahan
dunia. Di beberapa negara terdapat kenaikan angka kejadian penderita Autisme
yang cukup tajam. Jumlah tersebut di atas sangat mengkhawatirkan mengingat
sampai saat ini penyebab autisme masih misterius dan menjadi bahan perdebatan
diantara para pakar kesehatan di dunia. Di Amerika Serikat disebutkan autisme
terjadi pada 60.000 s/d 15.000 anak dibawah 15 tahun. Kepustakaan lain
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 3
menyebutkan angka kejadian autisme 10-20 kasus dalam 10.000 orang, bahkan
ada yang mengatakan 1 diantara 1000 anak.
Dahulu dikatakan autisma merupakan kelainan seumur hidup, tetapi kini
ternyata autisma masa kanak-kanak ini dapat ditekan dan dikurangi walaupun
tidak dapat seratus persen menghilangkan gejalanya.
Badan Pusat Statistik mencatat, saat ini sekitar 1,5 juta anak di Indonesia
yang mengalami kelainan seperti itu. Namun, karena terbatasnya sarana
pendidikan luar biasa, baru sekitar 50.000 anak yang mengenyam pendidikan.
Sesuai Deklarasi Salamanca 1994 dan UU Sistem Pendidikan Nasional, anak
berkelainan khusus harus mendapatkan pendidikan setara dengan anak-anak
lainnya.
Untuk itu diperlukan suatu fasilitas untuk penyandang autism yang
dimana di dalamnya merupakan sebuah pusat terapi yang dapat membina diri anak
autis menjadi lebih baik.
2.3 Fasilitas
Fasilitas Terapi
1. Ruang Terapi Indoor
a. Ruang terapi one – on – one
b. Ruang terapi okupasi
c. Ruang terapi bermain
d. Ruang terapi sosial
e. Ruang terapi air (hydrotherapy) / kolam renang
2. Playroom
3. Ruang musik & kesenian
4. Ruang baca
5. Gymnasium
6. Play ground
7. Kebun bunga
8. KM / WC
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 4
Fasilitas Pengelola
1. Ruang terapis
2. Ruang rapat
3. Pantry
4. KM / WC
Fasilitas Administrasi
1. Ruang kepala
2. R. administrasi
3. R. laporan
4. Informasi
5. Lobby & R.tunggu
6. KM / WC
Fasilitas Informasi
1. Gedung serbaguna
2. Ruang tunggu orang tua
3. Klinik khusus
4. Apotek
5. KM / WC
Fasilitas Komersial
1. Mini market
2. Toko buku
3. Toko mainan
4. Kantin
5. KM / WC
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 5
Fasilitas Service
1. Tempat parkir mobil
2. Tempat parkir motor
3. Pos jaga
2.4 Program Ruang
1. Fasilitas Terapi NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. R. terapi one – on – one 15 unit 60 m2
2. R. terapi okupasi 1 unit 16 m2
3. R. terapi bermain 1 unit 16 m2
4. R. terapi sosial 1 unit 16 m2
5. R. terapi bermain 1 unit 16 m2
6. R. terapi air
Kolam renang
R. ganti
R. bilas
KM / WC
1 unit
2 unit
2 unit
2 unit
24 m2
20 m2
8 m2
17 m2
7. Playroom 1 unit 19.5 m2
8. R. musik & kesenian 1 unit 14 m2
9. R. baca 1 unit 14 m2
10. Gymnasium 1 unit 120 m2
11. Play ground 200 m2
12. Kebun bunga 200 m2
13. KM / WC laki-laki 2 unit 8.5 m2
14. KM / WC wanita 3 unit 10 m2
Jumlah 779 m2
Sirkulasi 30 % 233.7
Total 1012 m2
2. Fasilitas Pengelola NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. R. kepala 2 unit 71 m2
2. R. administrasi 1 unit 33 m2
3. Pantry 1 unit 18 m2
4. KM / WC laki - laki 2 unit 8.5 m2
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 6
5. KM / WC wanita 4 unit 10 m2
Jumlah 140.5 m2
Sirkulasi 30 % 42.15
Total 182.65 m2
3. Fasilitas Administrasi NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. R. kepala 1 unit 20.5 m2
2. R. administrasi 1 unit 16.8 m2
3. R. laporan 1 unit 33.7 m2
4. Informasi 1 unit 12 m2
5. Lobby & r. tunggu 1 unit 100 m2
6. KM / WC laki - laki 2 unit 8.5 m2
7. KM / WC wanita 3 unit 10 m2
Jumlah 201.5 m2
Sirkulasi 30 % 60.45
Total 261.95 m2
4. Fasilitas Informasi NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. Gedung serbaguna
R. pertunjukan
Hall
KM / WC
1 unit
1 unit
2 unit
262.5 m2
68 m2
17 m2
2. R. tunggu orangtua 1 unit 60 m2
3. Klinik khusus 1 unit 25 m2
4. Apotek 1 unit 15 m2
5. KM / WC laki - laki 2 unit 10 m2
Jumlah 457.5 m2
Sirkulasi 30 % 137.25
Total 594.75 m2
5. Fasilitas Komersial NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. Mini market 1 unit 30 m2
2. Took buku 1 unit 30 m2
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 7
3. Took mainan 1 unit 30 m2
4. Kantin 1 unit 150 m2
5. KM / WC 2 unit 16 m2
Jumlah 256 m2
Sirkulasi 30 % 76.8
Total 332.8 m2
6. Fasilitas Servis NO. JENIS RUANG JUMLAH UNIT LUASAN YANG
DIBUTUHKAN
1. Tempat parkir mobil 38 unit 475 m2
2. Temapt parkir motor 21 unit 42 m2
3. Pos jaga 1 unit 4 m2
Jumlah 521 m2
Sirkulasi 30 % 156.3
Total 667.3 m2
Perhitungan Parkir
Asumsi Jumlah Staf & Karyawan
o Tukang kebun 4 orang
o Tukang parkir 2 orang
o Satpam 2 orang
o Cleaning servis 4 orang
o Staf dalam 15 orang
o Terapis 20 orang
Total 47 orang
Asumsi parkir staf, karyawan & terapis
o Naik mobil 30 %
30 % x 47 = 14,2 ~ 15
o Naik motor 40 %
40 % x 47 = 18.8 ~ 19
o Menginap & naik angkot 30 %
30 % x 47 = 14.2 ~ 15
Asumsi jumlah murid per kedatangan 15 orang
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 8
Asumsi parkir murid
o Asumsi diantar & ditunggu naik mobil 80 %
80 % x 15 = 12
o Asumsi diantar & dijemput 15 %
15 % x 15 = 2.25 ~ 3
o Asumsi diantar & ditunggu naek motor 5 %
5 % x 15 = 0.15 ~ 1
Toleransi kedatangan berikutnya (naik mobil) 30 %
30 % x 15 = 4.5 ~ 5
Total tempat parkir
o Staf, karyawan & terapis
Mobil 15
Motor 19
o Murid
Mobil 12 + 5 = 17
Motor 1
Total keseluruhan
o Mobil 15 + 17 = 32
o Motor 19 + 1 = 20
Yang tersedia pada rancangan
o Mobil 38
o Motor 21
REKAPITULASI LUASAN RUANG
1. Fasilitas terapi : 1012 m2
2. Fasilitas informasi : 594,75 m2
3. Fasilitas pengelola : 444,6 m2
4. Fasilitas komersial : 332,8 m2
5. Fasilitas servis : 667,3 m2 +
Total : 3051,45 m2
RTH 40% : 1220,58 m2
Luas total keseluruhan : 4272,03 m2 ~ 4272 m2
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 9
BAB 3
TINJAUAN SITE
3.1 Karakter Site
Lahan yang dipilih berada pada daerah Surabaya Timur, tepatnya di JL.
Kalijudan. Dalam memilih site atau lahan untuk pembangunan objek rancang,
diperlukan adanya persyaratan dari objek rancang, dimana persyaratan tersebut
akan dijadikan pedoman atau landasan dan batasan dalam memilih lahan,
sehingga pada akhirnya akan ditemukan sebuah lokasi yang sesuai dengan visi,
misi, atau tujuan dari objek rancang tersebut.
Persyaratan untuk sebuah lokasi Pusat Terapi dan Sekolah Khusus Anak
Autis adalah :
1. Adanya interaksi dengan komunitas
2. Terletak di kawasan perumahan tidak bising
3. Kawasan strategis yang mudah di akses
4. Mudah dicapai dengan kendaraan pribadi maupun umum
5. Lokasi bukan kawasan konservasi desain bangunan bisa sisesuaikan
dengan karakter anak (goal dari tema)
Batas – batas fisik lahan :
Utara : lahan kosong
Selatan : perumahan
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 10
Barat : lahan kosong
Timur : perumahan
1. Karakter Fisik Alamiah
Topografi Wilayah
Merupakan wilayah dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 1-3 meter dpl. Kemiringan tanah dikawasan tersebut berkisar antara 0-2%.
Hidrografi
Kondisi air tanah rata-rata di lokasi site adalah air tawar. Kondisi site
bebas dari air tergenang
Vegetasi
Vegetasi yang banyak tumbuh di lokasi site yaitu, pohon sono dan
tanaman perdu.
2. Karakter Lingkungan Buatan
Eksisting Site
Site berupa lahan kosong yang ditumbuhi ilalang.
Sirkulasi
Untuk menuju lokasi site melalui jalan raya utama yaitu Jalan Dharma
Husada Indah Timur. Site terletak di jalan Kalijudan. Akses menuju lokasi
bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi yang menuju jalan Raya
Kenjeran.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 11
Kondisi jalan menuju dan di sekitar lokasi berupa jalan aspal dengan
kondisi baik.
3. Panca indra
Visual
View arah utara adalah jalan Raya Kenjeran, arah selatan adalah tanah
kosong, arah selatan adalah perumahan penduduk dan lahan kosong, arah
barat adalah lahan kosong, dan rumah penduduk view arah timur juga
perumahan penduduk .
Kebisingan
Tingkat kebisingan di lokasi site adalah sedang karena terletak di kawasan
perumahan Pada bagian yang berdekatan dengan perumahan penduduk di
sebelah timur dan selatan, tingkat kebisingannya relatif rendah. Sedangkan
sisi utara yang menghadap ke jalan raya kenjeran dan sisi yang
bersebelahan dengan jl. kalijudan di sebelah barat cenderung lebih tinggi
terutama di pagi dan sore hari.
Polusi
Tingkat polusi relatif sedang karena walaupun cukup banyak dilalui
kendaraan bermotor, tetapi juga banyak terdapat pohon-pohon yang
mereduksi polusi dari asap kendaraan.
3.2 Potensi Site
1. Terletak Di kawasan perumahan sehingga suasana relatif tidak bising,
cocok untuk kegiatan terapi yang membutuhkan suasana tenang.
2. Kawasan ini letaknya tergolong strategis dan mudah di akses. Sehingga
pengguna bangunan tidak terisolir dari lingkungan sekitar. Diharapkan
pengguna bangunan bisa bersosialisasi dengan lingkungan .
3. Jalan yang terletak di depan site merupakan jalan yang sirkulasinya tidak
terlalu tinggi. Sehingga tingkat kebisingan bisa di tekan dan relatif aman.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 12
4. Lokasi tidak termasuk dalam kawasan konservasi yang mengharuskan
bangunan sekitar mengikuti langgam arsitektur tertentu. Sehingga desain
bangunan nantinya bisa dibuat sesuai dengan karakter anak-anak.
3.3 Peraturan Bangunan
- Menurut Rencana Detail Tata Ruang Kota Surabaya Timur tahun 2013, wilayah tersebut nantinya akan digunakan sebagai pengembangan fasilitas umum dan perumahan.
- GSB : 6-8 m
- KLB : 0,6 – 1,2
- KDB : 60%
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 13
BAB 4
TEMA & KONSEP RANCANGAN
4.1 Latar Belakang Tema
Pemilihan tema didasari oleh pokok permasalahan pada objek rancangan
berupa Pusat Terapi Khusus Anak Autis. Pokok permasalahan tersebut terletak
pada pola perilaku dan aktivitas anak autis pada objek rancangan dan
lingkungannya.
Permasalahan pada anak autis adalah kurangnya kemampuan untuk
berinteraksi. Penyandang autistik lebih suka menyendiri, tidak ada atau sedikit
kontak mata atau menghindar untuk bertatapan, tidak tertarik untuk bermain
bersama teman, dan bila di ajak bermain dia tidak mau.
Autisme memang memiliki definisi yang sangat banyak, namun secara
garis besar autisme adalah gangguan perkembangan yang biasanya terjadi pada
masa kanak-kanak, yang membuat seorang anak tidak dapat menjalin interaksi
secara baik dengan lingkungannya dan seolah-olah dia hidup dengan dunia dan
fantasinya tersendiri. Apabila autisme ini terjadi ada masa kanak-kanak sering
disebut autisme infantil.
Untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat mengarahkan anak autis
untuk berinteraksi. Dari penjabaran tersebut maka tema yang digunakan dalam
perancangan objek Pusat Terapi Khusus Anak Autis adalah Interaksi.
4.2 Tinjauan Tema
Interaksi dianggap sesuai dengan tujuan perancangan objek yaitu untuk
meningkatkan respon anak autis kepada lingkungannya sehingga terciptalah
adanya hubungan timbal balik yang akan mempermudah dalam mendidik dan
membimbing mereka dengan menciptakan suasana yang nyaman bagi pengguna
bangunan. Dengan menciptakan suasana yang mampu menarik minat anak untuk
berusaha berinteraksi dengan lingkungannya diharapakan agar anak autis tidak
terjebak dengan dunianya sendiri.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 14
Adapun pengertian dari interaksi adalah sebagai berikut.
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua
atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Ide
efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari
hubungan satu arah pada sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-
interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang
mengejutkan. Dalam berbagai bidang ilmu. (wikipedia bahasa indonesia)
Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial merupakan proses komunikasi diantara orang-orang
untuk saling mempengaruhi perasaan, pikiran dan tindakan. Interaksi
akan berlangsung apabila seorang individu melakukan tindakan dan dari
tindakan tersebut menimbulkan reaksi individu yang lain. Interaksi
terjadi jika dua orang atau lebih saling berhadapan, bekerja sama,
berbicara, berjabat tangan atau bahkan terjadi persaingan dan
pertikaian. (http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/1809953-interaksi-
sebagai-proses-sosial/) Interaksi adalah pertukaran yang kolaboratif antara pikiran, perasaan,
dan ide antara dua orang atau lebih yang menghasilkan efek timbal
balik antara dua pihak yang berinteraksi. (Brown, 2000)
4.3 Teori yang Mendasari Tema
Hal yang mempengaruhi interaksi adalah lingkungan fisik dan perilaku.
Pertama, lingkungan fisik dapat mempengaruhi tugas sosial dan interaksi di antara
orang-orang di dalamnya. Terutama pengaruh ini relatif aksesibilitas melibatkan
interaksi dan interpretasi psikologis dan sosial interaksi tersebut. Sebagai contoh,
jarak fisik merupakan faktor penentu utama dari pengaruh sosial. Kedua,
lingkungan fisik dapat mengganggu frekuensi dan kualitas interaksi sosial.
Pentingnya isyarat-isyarat nonverbal di fasilitasi interaksi antara dan di antara
orang-orang yang telah diakui untuk beberapa waktu, baru-baru ini, telah
mengusulkan bahwa hambatan isyarat-isyarat nonverbal ini dapat mengurangi
kemudahan dan efisiensi komunikasi. Ketiga, arsitektur dan lingkungan memiliki
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 15
peran penting sebagai wadah aktifitas manusia, tidak hanya lingkungan fisik
(tindakan), tetapi juga dari segi psikologis, dan budaya yang merupakan bagian
dari perilaku itu sendiri. Dalam merancang objek rancang harus diperhatikan
perilaku dan kebutuhan manusia di dalamnya agar sesuai dengan tujuan
perancangan objek itu sendiri.
Perilaku setiap orang akan dengan sendirinya menggambarkan lingkungan
fisik masyarakat tertentu. Identitas tersebut yang ingin kita ketahui dalam
merancang lingkungan binaan yang selaras dengan perilaku dan aktifitas mereka.
Di mana perilaku dan lingkungan fisik saling berhubungan. Seperti bagaimana
kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal seperti kelompok-kelompok etnis,
kelompok usia, minat khusus, dan lain-lain yang muncul akibat adanya aturan-
aturan kemasyarakatan dan nilai budaya dari lingkungan.
Anak autis merupakan anak yang memiliki gangguan dalam hal interaksi.
Anak-anak ini memiliki perilaku yang berbeda dengan anak-anak normal,
sehingga mereka memiliki cara yang berbeda dalam memberi respon pada
lingkungannya. Untuk itu pendekatan tema yang di ambil adalah Behavioral
Architecture (Arsitektur Berwawasan Perilaku).
Pengertian Arsitektur Berwawasan Perilaku Menurut Pendapat atau Teori Para
Ahli.
Menurut Y.B. mangunwijaya
Arsitektur berwawasan perilaku adalah arsitektur yang manusiawi, yang
mampu mewadahi perilaku manusia (baik perancang, pemakai,
pengamat, dan lingkungan).
Menurut Snyder dan Catanese
Arsitektur berwawasan perilaku adalah arsitektur yang mampu
menanggapi kebutuhan dan perasaan manusia yang menyesuaikan
dengan gaya hidup manusia di dalamnya.
Menurut Ir. Sri Amiranti, MS (2001)
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 16
Arsitektur berwawasan perilaku adalah arsitektur yang menciptakan
bentuk dan ruang sebagai behavioural setting.
Kesimpulan pengertian Arsitektur Berwawasan Perilaku.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat ditarik kesimpulan Arsitektur
Berwawasan Perilaku adalah seni atau ilmu dalam merancang bangunan yang
mengacu kepada aspek-aspek yang mendasar dan penting yang terkait dengan
sikap dan tanggapan manusia terhadap lingkungannya, yang bertujuan untuk
menciptakan ruang dan suasana tertentu yang sesuai dengan perilaku manusia
beserta lingkungan dan budaya masyarakat.
4.4 Konsep Rancangan
Konsep rancangan pada objek pusat terapi ini adalah berhubungan dengan
tema karena tujuan utama adalah untuk menciptakan suasana interaksi pada anak
autis yang hidup dalam dunianya sendiri. Interaksi itu meliputi interaksi terhadap
manusia, bangunan, dan lingkungan sekitar. Maka dapat dirumuskan dengan
sebuah skema sebagai berikut.
Interaksi bukan hanya antara manusia dengan manusia, tetapi juga antara
manusia dengan bangunan, bangunan dengan bangunan, bangunan dengan
lingkungan dan manusia dengan lingkungan.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 17
4.5 Transformasi Konsep Rancangan
4.5.1 Interaksi antara Manusia dengan Manusia
Interaksi antara manusia dengan manusia di sini adalah tidak hanya antara
anak autis dengan anak autis tetapi juga bagaimana cara menciptakan interaksi
antar semua individu.
Terdapat ruang pertemuan pada
sirkulasi utama, dimana setiap melewati akan
selalu ada pertemuan antara individu yang
dapat menimbulkan sebuah interaksi.
Dengan adanya penyediaan ruang
untuk menunggu jembatan maka akan tercipta
pertemuan antara orang tua dengan orang tua
dan anak autis dengan anak autis.
Adanya teras disetiap bangunan akan
menjadikan sebagai tempat berinteraksi sebelum
atau sesudah memasuki bangunan tersebut.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 18
4.5.2 Interaksi antara Bangunan dengan Bangunan
Interaksi antara bangunan dengan bangunan dapat terjadi pada tatanan
massa bangunan, adanya ruang penghubung antara massa bangunan dan
permainan bidang transparent.
Tatanan massa pada bangunan yang saling
berhadapan akan menimbulkan interaksi antar
bangunan.
Terdapat selasar sebagai penghubung
antara massa satu dengan yang lain, sehingga
walaupun berbeda massa tetap terjadi interaksi.
Pemakaian bidang transparant,
walaupun dari interior bangunan tetapi masih
dapat melihat bangunan yang ada disekitarnya.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 19
4.5.3 Interaksi antara Manusia dengan Bangunan
Dengan adanya interaksi manusia dengan bangunan maka akan tercipta
suatu kenyamanan pada pengguna bangunan.
Bentuk bangunan yang
memberikan first impress yang baik
maka akan menimbulkan interaksi
pada anak terhadap bangunan, anak akan merasa tertarik
untuk masuk ke dalamnya. Dengan bentuk bangunan yang non kelembagaan,
berskala wajar dan tidak menyerupai tempat terapi yang mngerikan bagi anak
autis.
Pemakaian warna – warna dasar (merah,
kuning, biru) dan campurannya pada eksterior maupun
interior bangunan. Warna – warna dasar tersebut
adalah warna yang sering dilihat anak – anak,
sehinnga akan menarik perhatian anak – anak untuk
mendekatinya.
Pemakaian warna merah pada gate selasar
dan pintu masuk gedung terapi dimaksudkan untuk
mengarahkan anak. Dengan adanya ketertarikan
maka akan terjadi interaksi antara anak autis
dengan bangunan.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 20
4.5.4 Interaksi antara Bangunan dengan Lingkungan
Kolam merupakan
ruang luar yang dapat
menghubungkan antar
bangunan.
4.5.5 Interaksi antara Manusia dengan Lingkungan
Dengan adanya taman maka anak autis dapat
berinteraksi dengan tanaman. Mreka dapat
memepelajari apa itu yang disebut daun, bunga,
tangkai dll.
Gemericik air
mancur dapat
merangsang
perhatian anak autis.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 21
4.5.6 Konsep Interior
Konsep yang dihadirkan pada interior adalah tetap mengarahkan anak
untuk berinteraksi terhadap temannya, terapis, ruangan maupun lingkungan.
Pemakaian lantai parket
yang bermotif puzzle pada
ikoridor g. terapi. Puzzle adalah
mainan yang paling banyak
disukai oleh anak autis.
Pemberian gambar-gambar binatang pada dinding
koridor dimaksudkan sebagai pengetahuan untuk anak
autis. Dengan mreka melihat gambar yang ada di dinding
maka tercipta interaksi antara anak autis dengan ruangan.
Interior pada ruang terapi
memaksimalkan pencahayaan
alami, karena kedip lampu neon akan
berakibat buruk pada anak autis.
Indoor AC yang ditutup karena jika
tidak akan mengganggu konsentrasi anak autis.
Pemakaian warna-warna yang soft pada
interior.
Interior ruang one-on-one dibuat kedap
suara. Dengan cara pemakaian material karpet.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 22
Memberikan sebuah lobby sebelum
memasuki ruang terapi, dengan adanya lobby
maka akan tercipta interaksi sebelum memasuki
ruangan.
Zonning
Konsep zonna didasarkan pada pengelompokan aktifitas pada objek
rancang. Yaitu zonna terapi, zonna informasi, zonna komersial, zonna pengelola,
zonna administrasi, dan zonna parkir.
Zonna terapi berupa kbutuhan untuk terapi, diletakkan jauh dari
kebisingan.
Zonna informasi berupa r. tunggu orang tua, klinik khusus, apotek dan
gedung serbaguna.
Zonna komersial berupa kantin, mini market, took buku, dan took mainan
yang diletakkan berdekatan.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 23
Zonna pengelola berupa r. terapis, r. rapat, dan pantry. Terletak dekat
dengan zonna terapi agar mempermudah pengawasan.
Zonna administrasi berupa r. kepala, administrasi, dan r. laporan. Berada
langsung dekat dengan enterance.
Zonna parkir, diletakkan disebelah bangunan agar tidak mengganggu
fasade dan terletak jauh dengan kegiatan anak.
Sirkulasi
Sirkulasi pada objek rancang dibedakan atas sirkulasi anak autis, orang
tua, terapis, dan kendaraan.
Sirkulasi kendaraan menggunakan sistem one gate agar mempermudah
pengawasan keamanan.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 24
BAB 5
APLIKASI KONSEP RANCANGAN PADA OBJEK
5.1 Konsep Gubahan Massa dan Ruang Luar
Bangunan merupakan rancangan dengan massa banyak dan berlantai satu,
dengan satu entrance utama. Bentuk site adalah trapesium, dengan konsep untuk
menciptakan sebuah interaksi maka penataan massa dibuat saling berhadapan
dengan area pusat berada di tengah.
Ruang luar yang terdapat pada ojek rancang adalah taman, kolam, dan play
ground. Ruang luar tersebut bukan semata – mata sebagai ruang sisa tetapi
merupakan ffasilitas outdoor yang dapat membantu proses terapi terhadap anak
autis.
Kebun bunga, berada dekat dengan
gedung terapi. Di sini anak autis bias belajar
mengetahui apa dan bagaimana bunga itu.
Penataan massa yang saling berhadapan mengikuti bentuk dari trapesium
Pusat bangunan juga sebagai pusat sirkulasi utama dimana semua orang akan bertemu
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 25
Konsep dari playground di
sini adalah sebuah tempat bermain
yang cukup lapang dan tidak
membahayakan bagi anak autis.
Sehingga tidak ada mainan seperti
ayunan, perosotan, dll. Anak autis
dibiarkan bermain sendiri tampa
didampingi dari dekat, mreka di awasi dari jauh agar mreka dapat berkreasi
dengan bebas.
5.2 Konsep Bentuk atau Wujud
Objek rancang ini bermassa banyak yang terbentuk dari bentuk-bentuk
geometri balok dan silinder. Bentuk-bentuk geometri adalah bentuk yang dikenal
anak karena bentuk tersebut sering terlihat pada mainan-mainan yang mereka
pakai.
Bentuk - bentuk lingkaran dan
persegi juga terlihat pada ornament
fasade bangunan dan juga berfungsi
sebagai bukaan pada bangunan.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 26
BAB 6
UTILITAS & STRUKTUR
6.1 Penghawaan
System penghawaan pada
objek memakai penghawaan
alami dan buatan. Pengahwaan
alami terdapat pada ruang-ruang
sirkulasi seperti koridor dan
selasar.
Sedangkan pada ruang-ruang yang terjadi
kegiatan diberikan penghawaan buatan yaitu
menggunakan AC split.
6. 2 Fire Protection
Penanganan kebakaran di dalam bangunan menggunakan fire extinguisher
dan water sprinkler. Fire extinguisher yang berisi CO2 ini ditempatkan pada area
yang mudah terlhat dengan jarak setiap fire extinguisher adalah 30 meter. Water
sprinkler dipasang pada plafond. Water sprinkler akan menyemprotkan air jika
detektor kebakaran mengirimkan sinyal ke ruang panel. Detektor yang digunakan
adalah detektor asap, alat ini akan mendeteksi terjadinya kebakaran melalui
kemunculan asap pada ruangan.
6.3 Air Bersih
Pendistribusian air bersih berasal dari pemompaan air dari tandon bawah
menuju pipa utama dan bercabang menuju daerah-daerah perairan (KM / WC,
pantry, dapur).
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 27
6.4 Air Limbah
Air hujan dialirkan melalui talang dan langsung dibuang melalui saluran
pembuangan kota. Air buangan dari wastafel, toilet (floor drain), dan kran
dialirkan ke saluran pembuangan kota. Sedangkan air kotor dari kloset dialirkan
melalui pipa kotoran menuju septictank untuk proses penghancuran sebelum
akhirnya dialirkan menuju sumur resapan.
6.5 Elektrikal
Supply listrik berasal dari gardu PLN yang terletak di luar bangunan,
kemudian tegangan diturunkan melalui trafo. Selanjutnya listrik dialirkan masuk
ke ruang panel yang kemudian didistribusikan dengan kabel ke dalam jaringan
listrik dalam bangunan.
6.6 Pencahayaan
Sistem pencahayaan memaksimalkan pencahayaan alami dengan adanya
bukaan, karena kedip lampu neon akan mengganggu konsentrasi anak autis.
6.7 Komunikasi
Menggunakan sistem saluran telekomunikasi TELKOM yaitu dengan satu
nomor utama yang kemudian dibagi lagi menjadi beberapa nomor ekstensi untuk
setiap area nya.
6.8 Struktur
System sturktur pada bangunan
menggunakan system struktur kolom balok.
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 28
Penggunaan kolom komposit akan memberikan keuntungan dari segi
ekonomis. Keuntungan lain pemakaian kolom komposit adalah kolom tersebut
mempunyai kapasitas menahan beban yang besar dengan penampang yang relatif
lebih kecil dibandingkan dengan kolom beton bertulang konvensional.
Keunggulan lain ialah ketahanan terhadap api dan korosi yang lebih baik
dibandingkan kolom baja biasa dan juga efek penguatan dalam melawan tekuk.
Karena ketinggian bangunan hanya 1 lantai maka material dinding
menggunakan batu bata yang finishing nya menggunakan cat dinding.
Untuk menyerap panas dan suara diberi ISOLASI pada galvalum
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 29
LAMPIRAN
LAY OUT
POTONGAN
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 30
SITE PLAN
TAMPAK
TAMPAK BARAT
TAMPAK TIMUR
TAMPAK SELATAN
TAMPAK UTARA
U
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 31
INTERIOR
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 32
SEQUENCE
PUSAT TERAPI KHUSUS
ANAK AUTIS DI SURABAYA
NUR FAUWZIA ROCHMAN_3206 100 085 33
PERSPEKTIF