Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

12
Bab 1 Pendahuluan PERENCANAAN TEKNIS KANAL ANGGI KABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PROVINSI PAPUA BARAT 1.1 Latar Belakang Hampir semua negara di kawasan Asia Tenggara tiap tahun harus berhadapan dengan masalah banjir, penyediaan air baku, dan pariwisata, tidak terkecuali di Indonesia. Pembangunan terus menerus yang dilakukan manusia mendorong terjadinya perubahan fungsi lingkungan khususnya yang berkenaan dengan sitem tata air daerah yang bersangkutan. Kawasan Indonesia, pada umumnya mempunyai curah hujan tahunan yang cukup tinggi. Kondisi demikian mempunyai dampak yang sangat beragam bagi masyarakatnya, khususnya di daerah perkotaan. Salah satu dampak yang timbul adalah terjadinya banjir. Kejadian banjir atau genangan air hujan yang merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di sebagan besar kota-kota di Indonesia, banyaknya kinerja sistem drainase makro maupun hampir sebagian besar perkotaan di Indonesia. Terjadinya genangan atau banjir dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan kehidupan masyarakat suatu perkotaan, gangguan tersebut dapat dalam bentuk sosial, budaya, lingkungan, kesehatan dan ekonomi. Dari segi ekonomi terjadinya banjir dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan perekonomian yang membawa dampak bagi penerimaan pendapatan daerah terlebih jika ternyata lokasi yang mengalami genangan atau banjir bersifat strategis. Banjir juga mungganggu kehidupan sosial budaya masyarakat pada daerah terjadinya musibah banjir, masyarakat setempat tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti bertani, berdagang atau pekerjaan lainnya karena terhambat oleh adanya genangan air. Akibat banjir dapat juga membawa gangguan kesehatan masyarakat, sepertl munculnya wabah penyakit perut, kulit dan sebagainya. LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-1

description

Kanal2

Transcript of Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

Page 1: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

Bab 1Pendahuluan

PERENCANAAN TEKNIS KANAL ANGGIKABUPATEN PEGUNUNGAN ARFAK PROVINSI PAPUA BARAT

1.1 Latar BelakangHampir semua negara di kawasan Asia Tenggara tiap tahun harus berhadapan dengan masalah banjir, penyediaan air baku, dan pariwisata, tidak terkecuali di Indonesia. Pembangunan terus menerus yang dilakukan manusia mendorong terjadinya perubahan fungsi lingkungan khususnya yang berkenaan dengan sitem tata air daerah yang bersangkutan.

Kawasan Indonesia, pada umumnya mempunyai curah hujan tahunan yang cukup tinggi. Kondisi demikian mempunyai dampak yang sangat beragam bagi masyarakatnya, khususnya di daerah perkotaan. Salah satu dampak yang timbul adalah terjadinya banjir. Kejadian banjir atau genangan air hujan yang merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi di sebagan besar kota-kota di Indonesia, banyaknya kinerja sistem drainase makro maupun hampir sebagian besar perkotaan di Indonesia.

Terjadinya genangan atau banjir dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan kehidupan masyarakat suatu perkotaan, gangguan tersebut dapat dalam bentuk sosial, budaya, lingkungan, kesehatan dan ekonomi. Dari segi ekonomi terjadinya banjir dapat mengakibatkan terganggunya kegiatan perekonomian yang membawa dampak bagi penerimaan pendapatan daerah terlebih jika ternyata lokasi yang mengalami genangan atau banjir bersifat strategis.

Banjir juga mungganggu kehidupan sosial budaya masyarakat pada daerah terjadinya musibah banjir, masyarakat setempat tidak dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti bertani, berdagang atau pekerjaan lainnya karena terhambat oleh adanya genangan air. Akibat banjir dapat juga membawa gangguan kesehatan masyarakat, sepertl munculnya wabah penyakit perut, kulit dan sebagainya.

Dari segi kerusakan lingkungan, banjir dan genangan air membawa dampak yang tidak kecil. Tatanan lingkungan dapat terganggu bahkan rusak akibat endapan-endapan yang terbawa oleh air dari hulu ke hilir.

Dari kondisi tersebut di atas perlu adanya data-data kinerja sistem prasarana dan sarana perkotaan bagi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk penentuan kebijakan program pembangunan nasional khususnya di bidang drainase.

Dalam rangka membantu pelaksanaan strategi kebijaksanaan dan penanganan pengendalian drainase genangan dan banjir di perkotaan, diperlukan suatu identifikasi permasalahan untuk memudahkan penentuan indikator dan parameter sebagai bahan penanganan pengendalian serta penentuan kebijakan strategis. Pada hakekatnya identlfikasi permasalahan drainase genangan dan banjir di perkotaan merupakan usaha untuk menetapkan ukuran-ukuran kuantitatif pada sebanyak mungkin permasalahan dan mempelajari terjadinya kendala-kendala yang dihadapi.

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

Anggi adalah sebuah Distrik di kabupaten Pegunungan Arfak, Provinsi Papua Barat. Di Anggi terdapat sebuah danau yang cukup besar yang terbai menjadi 2 sisi. Sisi pertama disebut danau perempuan dan danau yang kedua disebut danau laki-laki. Kedua danau tersebut sebenarnya satu, cuma keduanya memiliki perbedaan warna. Danau yang pertama berwarna hitam sedangkan yang kedua berwarna biru. Itulah sebabnya disebut danau perempuan dan laki-laki. Danau Anggi Giji merupakan tempat yang banyak memiliki kawasan wisata dan tempat-tempat yang memiliki nilai sejarah. Danau ini dipisahkan oleh gunung dengan danau Anggi Gita. Warna air danaunya masih terlihatsangat jernih dan berwarna biru. Danau Anggi terdiri atas dua danau yakni Danau Giji dan Danau Gita, yang berada sekitar 2000 meter di atas permukaan laut.

Danau merupakan salah satu ekosistem perairan tergenang yang umumnya berair tawar dan memiliki ukuran yang bervariasi. Ukuran danau yang relatif kecil menyebabkan keberadaannya sangat terancam oleh tingginya laju sedimentasi. Aktifitas masyarakat di Daerah Aliran Danau (DAS) dan wilayah tangkapan air danau sangat berpengaruh pada proses pendangkalan danau. Danau antara lain berfungsi untuk menampung air, menjaga keseimbangan alam, dan menopang kehidupan masyarakat. Demikian pentingnya perairan danau bagi kehidupan sehingga dibutuhkan suatu pengelolaan yang bersifat terpadu dalam menjaga dan melestarikannya. Permasalahan sedimentasi danau yang mempunyai ini tidaklah sama dengan sedimentasi di selokan air sebuah permukiman meskipun luasnya sama. Sedimen untuk selokan air pada permukaan mungkin hanya menghasilkan limbah sekitar puluhan meter kubik. Namun untuk danau seluas itu maka sedimen yang diangkat nantinya akan berkisar hingga ribuan meter kubik. Sedimen dengan volume sangat besar tersebut akan menimbulkan beban ekologis yang justru merusak lingkungan bila penanganannya tidak tepat. Pemanfaatan sedimen danau juga dapat difungsikan sebagai pengganti material tanah uruk. Sedimentasi yang terjadi di Danau sebenarnya diakibatkan oleh menurunnya debit air danau.

Penurunan debit air terjadi karena alih fungsi lahan hutan yang sebenarnya berfungsi sebagai daerah tangkapan air ini menjadi berbagai bentuk fungsi seperti pertanian, permukiman dan kepariwisataan. Jadi sebaiknya melakukan penyelamatan hutan di sekitar Danau dengan memahami konsep penataan lingkungan dan normalisasi SDA. Penataan lingkungan hanya dapat dilakukan bila sebuah kawasan berada dalam kondisi 'sehat'. Pada kondisi kawasan yang 'sakit' dan sekitarnya maka penataan lingkungan tidak bisa dilakukan. Berbagai upaya penataan lingkungan justru akan menyebabkan peningkatan beban ekologis yang akan memperparah kerusakan kawasan tersebut. Karena itulah upaya-upaya penyelamatan seperti konservasi alam sangat perlu dikedepankan daripada upaya penataan lingkungan.

Indikasi keberhasilan dari normalisasi SDA dan penyelamatan alam dalam rangka penataan lingkungan tersebut tidak dapat dengan cepat diketahui. Perhitungan relatif menunjukkan bahwa indikasi keberhasilan dari normalisasi SDA dan penyelamatan alam pada kawasan akan terlihat sekitar 20 tahun ke depan. Permasalahan lingkungan yang sering terjadi adalah permasalahan makro maka tindakan penyelesaian tidak dapat dilakukan dengan metode penyelamatan secara mikro. Jika dalam beberapa tahun mendatang, pendangkalan itu tidak ditangani dengan baik dikhawatirkan akan permukaan air danau tertutup sama dengan lingkungan sekitarnya. Pendangkalan danau tersebut bisa sebagai akibat erosi lereng gunung atau tumbuhnya enceng gondok maupun faktor kesengajaan dari manusia. Untuk itu upaya normalisasi danau perlu untuk dilakukan, dan pemerintah segera merencanakan penataan sebagai upaya melestarikan kawasan danau.

Dalam program pelestarian sumber air yang menyeluruh maka Danau menjadi prasarana penting dan perlu diperhatikan, dengan kegiatan penataan Danau maka

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-2

Page 3: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

kendala masalah banjir, erosi-sedimentasi di Danau dapat dikendalikan, sehingga permasalahan yang berkaitan dengan Danau tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat dan fungsi pemerintahan menjadi optimal. Oleh sebab itu, pada tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pegunungan Arfak melalui Dinas Pekerjaan Umum akan menyusun Perencanaan Teknis Kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak sebagai upaya untuk menyusun konsep pengembangan yang tepat sesuai dengan kondisi Danau dan daerah di Anggi untuk menjaga kelestarian dan keberlangsungan ekosistem secara keseluruhan dan berdaya guna bagi masyarakat di sekitar Danau Anggi..

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud pekerjaan ini adalah untuk menyusun Perencanaan Teknis Kanal Anggi yang

lebih komprehensip dan terintegrasi dalam satuan wilayah drainase, untuk mengatasi

daerah-daerah yang sering rawan banjir dan juga genangan baik.

Tujuan dari pekerjaan ini yaitu :

Menyusun suatu Perencanaan Teknis Kanal Anggi yang komprehensif serta

selaras dan kompetibel terhadap Rencana Pengembangan Kota dan Wilayah.

Melakukan kajian sistem drainase yang ada saat ini, termasuk alternatif tata

letak jaringan drainase dengan mempertimbangkan sistem drainase yang

ada, terutama pemisahan buangan rumah tangga dan debit banjir agar

dialirkan melalui kanal tanpa melalui danau.

Inventarisasi jaringan drainase yang sudah ada (eksisting), yang dilanjutkan

dengan mengevaluasi, menganalisa dan mengolah data serta informasi yang telah

dikumpulkan secara sistematik dari berbagai alternatif pemecahan persoalan banjir

dan genangan pada daerah yang diidentifikasi.

1.3 Lokasi PekerjaanLokasi pekerjaan ini terletak di Kabupaten Pegunungan Arfak Provinsi Papua Barat, di

sekitar DAS Danau Anggi Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.

1.4 Ruang Lingkup Pekerjaan

Lingkup kegiatan Jasa Konsultan untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut

1). Pekerjaan Persiapan :

Melakukan pengumpulan data dan dikompilasikan, dikaitkan dengan hasil studi terdahulu, yang mencakup keseluruhan data teknis, data sosial dan perekonomian di wilayah studi, antara lain : Pengadaan peta topografi (Bakosurtanal) Pengumpulan data-data hidrologi, geologi, tata guna lahan, sosial ekonomi,

laporan dan informasi aktual dari dinas/ instansi yang berwenang. Informasi awal daerah disekitar Danau Anggi, daerah erosi dan sedimentasi Danau

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

Identifikasi kondisi dan permasalahan Danau yang ada disesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak.

Menyiapkan form dan desain survey, fakta analisa dan permasalahan dengan formula penanganannya, termasuk formula/rumus desain bangunan Danau dan kelengkapannya.

Membuat dan menyusun rencana penanganan permasalahan Danau dengan diagram bagan alir dan tabel-tabel pola pikir yang diperlukan, termasuk rencana lokasi material (borrow area)

2). Pekerjaan Pengukuran / Survey Topografi :

Keseluruhan pekerjaan pengukuran meliputi :

Referensi Koordinat

Referensi minimal dibuat 2 (dua) titik koordinat yang diambilkan dari data referensi pada Geographic Positioning System ( GPS )

Referensi Ketinggian

Titik referensi ketinggian diikatkan minimal pada 1 (satu) patok Bench Mark (BM) terdekat yang telah diketahui (bila ada), dan digambar di peta dengan notasi yang jelas.

Pemasangan Patok

1. Pemasangan patok tidak tersembunyi/ mudah dicari kembali, ditempatkan pada lokasi yang aman, dan tidak mudah hilang, untuk ikatan sementara dibuat dari patok kayu dan untuk Patok Control Point (CP) terbuat dari beton.

2. Patok Control Point (CP) dicat warna biru dipasang pada struktur tanah yang stabil/keras, dipasang pada kanan atau kiri Danau di setiap interval maksimum 100 m, yang berfungsi sebagai titik kontrol ketinggian .

Pengukuran Poligon

1. Pengukuran poligon sebagai kerangka dasar horisontal pemetaan harus diikatkan terhadap 2 (dua) Control Point (CP) yang telah diketahui koordinat dan elevasinya.

2. Pengukuran sudut poligon dilakukan secara 2 (dua) seri ganda (B,LB,B,LB) selisih sudut hasil pengamatan tidak melebihi 10" dengan menggunakan alat ukur jenis Orde I (T2 atau yang setara), toleransi penutup sudut tidak boleh lebih dari 10V N (N = jumlah titik poligon).

3. Pengukuran jarak poligon dilakukan pergi pulang dengan menggunakan alat ukur jarak EDM selisih hasil pengukuran jarak pergi - pulang tidak boleh lebih dari 5 mm.

Pengukuran Situasi (Sounding)

1. Pengukuran situasi dimulai dan diakhiri dengan patok poligon yang sama (poligon tertutup), digambar dengan interval kontur pada setiap 1 (satu) meter.

2. Pengukuran detail harus mencakup semua tampakan, yang alamiah maupun buatan manusia sehingga dapat digambar sesuai keadaan lapangan, dan dilengkapi notasi yang jelas

Pengukuran Water Pass

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-4

Page 5: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

1. Pengukuran waterpas pada titik-titik poligon dan crossection dilakukan pergi-pulang, tidak boleh dengan cara double stand /diikatkan pada minimal 2 (dua) CP yang telah diketahui elevasinya dan merupakan jalur tertutup.

2. Pembacaan rambu harus dilakukan dengan pembacaan tiga benang (benang atas, benang tengah dan benang bawah) sebagai kontrol 2 bt - ba + bb

3. Dalam pemindahan rambu pada setiap slag rambu dijadikan rambu belakang dengan memutar arah rambu, rambu berdiri diatas landasan yang terbuat dari besi plat.

4. Hasil Pengukuran pergi - pulang setiap seksi dan kesalahan penutup tinggi tidak boleh lebih dari 8 mm / D, dimana D = jumlah jarak 1 (satu) seksi dalam satuan km.

5. Selisih beda tinggi antar patok hasil pengukuran pulang - pergi tidak boleh lebih besar 3 mm.

Pengukuran Penampang

Pengukuran penampang mengikuti hasil ukur pengukuran di Lapangan

Hasil Pekerjaan Pengukuran dan Perhitungan ( Hasil Ukur)

1. Hitungan sementara harus diselesaikan di lapangan sehingga kalau ada kesalahan dapat segera diulang.

2. Pekerjaan hitungan dibukukan dan digandakan secukupnya dan disertakan sketsa situasi yang jelas

3. Keseluruhan Patok yang terpasang harus diberi nomor patok yang jelas.

4. Hasil ukur harus dapat digambarkan di Kertas Gambar dan sesuai dengan notasi yang ada di gambar Situasi / Site Plan

Berdasarkan hasil ukur dibuat Gambar, dilengkapi legenda dan kop gambar, jika ada potongan/ lanjutan gambar, maka setiap lembar dilengkapi ( key plan ), yang terdiri :

1. Peta Situasi dengan

2. Gambar tampang melintang

3. Gambar tampang panjang dengan skala horisontal

4. Buku laporan diskripsi pengukuran mencantumkan X, Y, Z lengkap dengan notasi lokasi BM dan foto letak BM .

3). Pekerjaan Penyelidikan Geologi dan Mekanika Tanah :

Pekerjaan ini dilakukan di Lapangan dan di Laboratorium, dibukukan dalam bentuk sistematika pelaporan yang rapi, digambar dipeta dan dilengkapi foto dokumen, jenis penyelidikan sebagai berikut ;

Pekerjaan Penyelidikan di Lapangan

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-5

Page 6: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

1. Tes pit

Tes pit dilakukan dengan menggali lubang ukuran 1 x 1 m kedalaman maksimal 3 m dengan tujuan untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan ketebalan/kedalaman tiap lapisan secara langsung di lapangan. Tes pit dilakukan minimal 2 (dua) titik.

2. Hand Boring

Lubang bor dikerjakan dengan tenaga manusia (hand auger),dilakukan pada rencana penempatan bangunan pengaman Danau selanjutnya dilakukan pengambilan sampel tanah (Undisturbed Sample) dan termasuk pengambilan di daerah rencana borrow area (jika material tanah yang direncanakan untuk konstruksi berasal dari daerah lain).

Penyelidikan di Laboratorium

Pengujian contoh benda uji/tanah harus dilakukan di laboratorium dengan alat-alat uji yang sudah dikalibrasi oleh instansi yang berwenang dan berpedoman sesuai Standar Nasional (SNI).

Adapun jenis uji yang diperlukan meliputi :- Water Contents - Unit Weight - Natural Density- Batas-batas Atterberg - Grain Size Analysis- Consolidation Test- Permeability Test

4). Pekerjaan Perencanaan :

Konsultan wajib meninjau kembali/ mempelajari, menganalisa data yang didapat, untuk formulasi penataan Kanal Danau Anggi dikaitkan dengan studi terdahulu, agar rencana sesuai dengan kriteria desain konstruksi.

Evaluasi dan kesimpulan berdasarkan dari data Lapangan dan data Laboratorium serta ditampilkan dengan diagram, bagan alir, dan dengan sistematika penanganan masalah Danau, yang berisi ;

Data dan Perhitungan Hidrologi antara lain : Analisa curah hujan rerata daerah, curah hujan rancangan. Analisa dan penentuan batas DAS dan Sub DAS. Analisa debit banjir rencana dengan kala ulang 2, 5, 10, 25 dan 50 th. Data dan Perhitungan Hidrolika antara lain : Analisa kondisi aliran dengan debit kala ulang 2, 5, 10, 25 tahun.

Perencanaan Penanganan antara lain :

Menganalisa dan menjelaskan tentang sebab-sebab terjadinya erosi-sedimentasi dan banjir, lokasi erosi-sedimentasi, akibat-akibat yang ditimbulkan serta cara-cara/ formulasi untuk menanggulanginya.

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-6

Page 7: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

Mengajukan beberapa alternatif pola normalisasi dan pengaturan Danau berdasarkan suatu pola yang sesuai dengan rencana pengembangan daerah.

Dari alternatif pola rencana yang dipilih kemudian dibuat rencana detail bangunan normalisasi (Kanal) Danau lengkap dengan nota perhitungan, disertai metode-metode perhitungan yang dipergunakan dalam membuat perencanaan tersebut.

Perencanaan normalisasi direncanakan dengan kala ulang yang sesuai. Penentuan semua dimensi bangunan dan posisinya aman, kokoh dan ekonomis,

menghindari pembebasan tanah

5). Pembuatan Gambar Detail Desain Konstruksi

Dari hasil perencanaan tersebut dilajutkan pembuatan Gambar Detail Desain dengan mengikuti hasil Gambar Ukur sesuai kriteria desain konstruksi termasuk dengan notasi, elevasi permukaan dasar Danau rencana, muka air rencana dan puncak tanggul atau revetment rencana, dan digambar dengan ukuran A1, sebagai berikut ;

Gambar Situasi ( Location Map ) harus disajikan lengkap sampai dengan gambar anak-anak Danau/sungai (jika ada), lokasi penempatan dan penamaan rencana bangunan Danau berserta dengan nilai koordinat, elevasi, dimensi, legenda, kop gambar dan notasi yang diperlukan untuk pekerjaan perbaikan / normalisasi Danau yang diusulkan

Gambar Penampang dibuat dengan skala horisontal dan vertikal, disajikan mengikuti gambar situasi yang ada

Gambar Denah Bangunan Danau, harus disajikan lengkap mengikuti gambar ( Location Map ) sesuai penamaan rencana bangunan Danau berserta dengan dimensi, legenda, kop gambar dan notasi yang diperlukan

Gambar Detail tampang panjang bangunan disajikan mengikuti Gambar Denah Bangunan yang ada

Gambar Detail tampang melintang bangunan disajikan mengikuti Gambar Denah Bangunan yang ada dan mengikuti gambar tampang panjang bangunan yang ada

Gambar - gambar detail konstruksi yang lain harus dibuat sedemikian rupa yang berfungsi sebagai penjelas gambar detail diatas, jika penampakan dimensi/ potongan harus lebih didetailkan termasuk keseluruhan material yang diperlukan

6). Analisa Prakiraan Biaya

Konsultan wajib menyesuaikan satuan harga dasar tahun terbaru yang tercantum pada Daftar Harga Satuan Upah dan Bahan dari Instansi yang berwenang sesuai peruntukan dengan wilayah studi

Analisa Prakiraan Biaya dibuat keseluruhan sesuai dengan kuantitas dan kualitas kriteria desain yang diperlukan yang kesemuanya sesuai dengan yang telah tergambar dalam Desain Konstruksi, terdiri :

1. Perhitungan volume pekerjaan dibuat secara rinci, ditabelkan dengan item pekerjaan dan sesuai pada penamaan bangunan, termasuk perhitungan untuk ganti rugi tanah dan tanaman

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-7

Page 8: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

2. Analisa harga satuan pekerjaan dibuat dengan standar SNI, termasuk dengan formula alat berat beserta koefisiennya

3. Rencana anggaran biaya pekerjaan beserta rekapitulasinya

4. Metode pelaksanaan, jadwal pelaksanaan serta detail spsesifikasi teknik untuk pelaksanaan konstruksi dibuat secara rinci.

1.5 Jangka Waktu Pelaksanaan PekerjaanPelaksanaan pekerjaan ini diperkirakan memerlukan waktu sekitar 4 (empat) bulan kerja terhitung sejak diterbitkan Surat Perlntah Melaksanakan Pekerjaan (SPMK).

1.6 Biaya PelaksanaanBiaya Pelaksanaan Pekerjaan ini berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

1.7 Sistematika PembahasanSistematika pembahasan dari Laporan Pendahuluan dari pekerjaan Perencanaan Teknis Kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak ini terdiri dari:

Bab 1 PendahuluanMenyajikan latar belakang, tujuan dan maksud pekerjaan, lokasi pekerjaan, ruang lingkup pekerjaan, jangka waktu pelaksanaan pekerjaan dan sistematika pembahasan

Bab 2 Gambaran Umum Lokasi PekerjaanMenyajikan gambaran kondisi fisik lokasi pekerjaan ditinjau dari berbagai aspek.

Bab 3 Apresiasi InovasiMenyajikan apresiasi inovasi dari Konsultan dalam rangka pekerjaan ini.

Bab 4 Rencana KerjaMenyajikan rencana kerja yang akan dilakukan oleh Konsultan dalam rangka pekerjaan ini.

Bab 5 Pengumpulan DataMenyajikan metodologi pengumpulan data, baik data sekunder maupun data primer.

Bab 6 Metodologi PekerjaanMenyajikan metodologi yang akan digunakan oleh Konsultan dalam rangka pekerjaan ini.

Bab 7 Organisasi Pelaksanaan PekerjaanMenyajikan struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan ini serta kualifikasi dari tenaga ahli yang terlibat.

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-8

Page 9: Bab 1 Pendahuluan (Pendahuluan)

LAPORAN PENDAHULUAN Perencanaan Teknis kanal Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak 1-9

Gambar 1.1 Lokasi Pekerjaan