BAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan · PDF fileBAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan ... 06.15 dan pulang pukul...

58
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan Tujuan kegiatan KKL Fakultas Tarbiyah dan Bahasa dengan objek kajian di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut: 1. Memberikan pengalaman praktik pengelolaan kelembagaan pendidikan Islam yakni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. 2. Mengembangkan pengetahuan teknis dasar-dasar keprofesian bidang keahlian dalam bidang pendidikan. 3. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, sebagai pengetahuan keahlian profesi dalam dunia pendidikan. 4. Mengembangkan sikap pro aktif dan responsive terhadap pembaharuan bidang pendidikan. B. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitasi data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri cukup valid (Moh Nazir, 2009: 174). Secara umum dalam kegiatan ini menggunakan beberapa metode untuk mengumpulkan data. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut: 1. Metode Observasi ( Pengamatan Langsung) Menurut Moh Nazir (2009: 174) metode observasi merupakan cara memperoleh data dengan menggunakan alat indra yang sebelumnya telah direncanakan secara sistematis sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pada pelaksanaan KKL ini metode observasi digunakan untuk mengobservasi semua aspek yang ada dalam manajemen. Aspek manajemen tersebut meliputi manajemen kurikulum, Manajemen Kesiswaan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Tenaga

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan · PDF fileBAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan ... 06.15 dan pulang pukul...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Tujuan

Tujuan kegiatan KKL Fakultas Tarbiyah dan Bahasa dengan objek kajian

di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pengalaman praktik pengelolaan kelembagaan pendidikan

Islam yakni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

2. Mengembangkan pengetahuan teknis dasar-dasar keprofesian bidang

keahlian dalam bidang pendidikan.

3. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan di SMA Muhammadiyah

1 Yogyakarta, sebagai pengetahuan keahlian profesi dalam dunia

pendidikan.

4. Mengembangkan sikap pro aktif dan responsive terhadap pembaharuan

bidang pendidikan.

B. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar

untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang

dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitasi data dapat

ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri

cukup valid (Moh Nazir, 2009: 174).

Secara umum dalam kegiatan ini menggunakan beberapa metode untuk

mengumpulkan data. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut:

1. Metode Observasi ( Pengamatan Langsung)

Menurut Moh Nazir (2009: 174) metode observasi merupakan cara

memperoleh data dengan menggunakan alat indra yang sebelumnya telah

direncanakan secara sistematis sesuai dengan tujuan yang telah

ditetapkan.

Pada pelaksanaan KKL ini metode observasi digunakan untuk

mengobservasi semua aspek yang ada dalam manajemen. Aspek

manajemen tersebut meliputi manajemen kurikulum, Manajemen

Kesiswaan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Tenaga

2

Pendidikan, Manajemen Keuangan, Manajemen Hubungan Masyarakat,

Manajemen Layanan Khusus dan Manajemen Penjaminan Mutu. Data

yang diperoleh digunakan untuk melengkapi laporan KKL ini.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan

narasumber dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide

(Moh. Nazir, 2009: 193-194).

Wawancara dilakukan setelah acara pembukaan KKL yang

dilaksanakan di aula SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Dengan sistem

berkelompok, wawancara dilakukan dengan mencari narasumber yang

sesuai dengan tugas kelompoknya masing-masing.

3. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi,

Arikunto, 2010: 274).

Selain wawancara, metode dokumentasi juga dibutuhkan untuk

memperkuat data yang lain. Banyak dokumentasi yang diperoleh

kelompok 1 di antaranya catatan, brosur, data siswa, data prestasi siswa,

data kegiatan ekstrakurikuler, data keuangan, data kurikulum, daftar

prestasi siswa, catatan tata tertib, dan sebagainya.

3

BAB II

PELAKSANAAN KKL

A. Profil Lembaga Tempat KKL

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang biasa disebut dengan SMA

MUHI Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang

berstatus swasta yang dimiliki oleh persyarikatan Islam. Sekolahan yang

berada di Jalan Gotongroyong II Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo,

Yogyakarta memiliki banyak keunggulan. Sehingga saat ini SMA MUHI

menjadi Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMA-BI).

Pada awalnya berdirinya SMA MUHI Yogyakarta dilatar belakangi

adanya desakan dari siswa-siswi SMP Muhammadiyah yang telah lulus ujian

negara, mereka ingin melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya yang

berbasis Islam Muhammadiyah. Atas desakan tersebut menyebabkan guru-

guru Muhammadiyah pimpinan H. AG. Dwidjosoeparto beserta R.

Muhammad Mukam Hisjam, Ir. Sugiman, Moelono, Muhammad Aslam dan

dibantu mahasiswa-mahasiswa UGM berdirilah SMA Muhammadiyah pada

Oktober 1948 menempati Sekolah Rakyat VI Muhammadiyah Yogyakarta

(sekarang SD Muhammadiyah Ngupasan) di Jalan Bhayangkara 5

Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 5 September 1949 siswa SMA MUHI

belajar di Jalan Kauman 44 Yogyakarta dan menjadikan tanggal tersebut

sebagai hari lahir SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Dalam perkembangannya kepercayaan masyarakat mulai meningkat dengan

animo siswa yang terus bertambah maka tempat belajar di Kauman tidak

mampu menampung lagi sehingga perlu tempat baru yang memadai. Maka

Muhammadiyah menawarkan PKO (Pusat Kesehatan Oemat) di Jalan

Notopraja dijadikan tempat pembelajaran. Kemudian berturut-turut

menempati gedung di Jalan Gendingan sampai tahun 1963, dan selanjutnya di

Jalan Kapten Tendean 18.

Sejak tahun 1964 animo masyarakat semakin bertambah. Hal ini

membuat pengurus sekolah untuk mencarikan tempat yang bisa menampung

4

banyak siswa. Akhirnya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berhasil

membeli tanah luas di desa Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta

pada masa kepemimpinan Bapak Soegiharso. Tahun 1981, gedung baru di

Petinggen telah dibangun 1 unit yang terdiri dari 3 lantai dan telah ditempati

untuk kegiatan pembelajaran kelas XII, sedangkan kelas X dan XI masih di

Jalan Kapten Piere Tendean 1B sampai tahun 1988. Mulai tahun ajaran

1988/1989 semua kegiatan pembelajaran telah berada di Petinggen, Karang

Waru sebanyak 30 rombongan belajar.

Dalam perkembangannya SMA MUHI semakin dipercaya masyarakat dan

stakeholder yang ada sehingga sekolah berupaya keras untuk senantiasa

meningkatkan mutu agar menghasilkan output dan outcome yang berkualitas.

Atas kepercayaan dari pemerintah, sejak tahun 2002 SMA MUHI dipercaya

untuk membuka layanan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui

program akselerasi. Program akselerasi terus berjalan dan menunjukan tingkat

kesuksesan yang dilihat output dan outcomenya maka pemerintah kembali

memberi kepercayaa kepada SMA MUHI untuk membukan program kelas

berbasis IT dengan nama ICT-MSN (Information Communication

Technology-Model School Network). Sekolah tersebut juga bekerja sama

dengan negara-negara APEC, salah satunya dengan negara Korea Selatan.

Tiga tahun ini program tersebut masih berjalan, dan pada tahun 2008 sekolah

kembali dipercaya untuk menjadi RSMA-BI (Rintisan Sekolah Madrasah

Atas- Bertaraf Internasional). Untuk menyikapi hal tersebut maka sekolah

meningkatkan Sumber Daya Manusia serta peningkatan mutu melalui

implementasi manajemen mutu. Sekolah mengharapkan pendidik-pendidik

yang mengampu di RSMA-BI di SMA MUHI memiliki TOEFL sebesar 450

dan menguasai IT. Sedangkan dalam implementasi manajemen mutu setelah

berjuang membangun komitmen dan kultur manajemen mutu selama 14 bulan

maka pada bulan Juni 2010 SMA MUHI berhasil memperoleh sertifikat ISO

9001: 2008.

Sekarang ini SMA MUHI memiliki kampus Sakinah di Jalan Gotongroyong

II Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta. Dengan keunggulan

5

fasilitas yang dimiliki meliputi ruang kelas 3 lantai, laboratorium IPA, IPS,

Bahasa, Agama Islam, komputer, perpustakaan yang luas dengan koleksi

lebih dari 9.000 judul buku, ruang pelayanan kesehatan, ruang kegiatan

IPM/OSIS, aula, dan panggung dengan kapasitas 500 kursi, masjid luas

dengan kapasitas 600 jamaah dan mushola putri yang menampung 400

jamaah, asrama putra yang diperuntukkan siswa luar kota dengan kapasitas

250 anak, lapangan, perangkat gamelan lengkap, ruang kepala sekolah, dan

wakil kepala sekolah, area parkir yang menampung 500 motor siswa, studio

musik dan alat band yang lengkap dan green house sebagai sarana praktik dan

relaksasi. Dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang

telah tersedia, maka menjadikan pembelajaran di SMA MUHI menarik dan

berarti bagi peserta didik maupun pendidik.

Keberhasilan SMA MUHI didukung dari fasilitas yang ada serta penjaminan

mutu dari sekolah itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu pendidik dengan

mengadakan pelatihan, workshop dan kegiatan yang lain. Sedangkan untuk

peserta didik dengan mengadakan pengayaan untuk pendalaman materi yang

dilakukan setiap hari. Sistem pembelajaran SMA MUHI, siswa masuk pukul

06.15 dan pulang pukul 14.30. Sehingga sebelum dan sesudah pelajaran

dilaksanakan pendalaman materi. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya sekolah

untuk meningkatkan kualitas pendidikan output maupun outcome. Sedangkan

untuk meyalurkan minat dan bakat siswa di SMA MUHI juga disiapkan

kegiatan ekstrakurikuler.

Kejuaraan yang diraih SMA MUHI juga banyak baik di tingkat nasional

maupun internasional. Kejuaraan akademik maupun non-akademik

memberikan kontribusi kepada sekolahan untuk memperkenalkan kepada

masyarakat luas. Sehingga masyarakat percaya terhadap kualitas dari SMA

MUHI. Keseluruhan itu tidak terlepas dari keunggulan-keunggulan yang

dimiliki SMA MUHI baik secara lokal maupun global. Keunggulan secara

lokal diperlihatkan dengan materi kurikulum kemuhammadiyahan dan

keislaman dalam semua mata pelajaran. Lingkungan Islami dengan semboyan

“Sekolahku Surgaku” menambah nilai kehidupan Islam.

6

Tantangan abad ini adalah perkembangan teknologi informasi. SMA

MUHI mengembangkan laboratorium komputer berbasis jaringan internet

yang bermanfaat bagi seluruh Civitas Akademika SMA MUHI karena dapat

mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran. Situs web juga

dikembangkan oleh sekolah untuk mempermudah dalam berkomunikasi

antara siswa dengan guru, komunikasi sekolah dengan orang tua, komunikasi

sekolah dengan masyarakat serta membantu dalam pemasaran sekolah. SMA

MUHI juga mengembangkan model pembelajaran e-learning yang

mempermudah guru, siswa atau orang tua. Siswa dapat mengakses informasi/

materi pelajaran yang dibutuhkan dengan mengakses tanpa mengenal ruang

dan waktu. Bagi guru dapat membantu tugasnya untuk mentransfer keilmuan

atau berkomunikasi dengan siswa.

Dalam proses pembelajaran SMA MUHI mengembangkan media-

media pembelajaran yang berbasis komputer dan multimedia. Selain itu, juga

menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar

dalam pembelajaran. Dengan keunggulan lokal dan global menghasilkan

lulusan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat menjadi orang yang

beriman dan bertakwa (IMTAQ) dan menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi (IPTEK). Sesuai dengan visi dan misinya yaitu:

a. Visi

Menghasilkan tamatan berwawasan masa depan yang berakhlaqul karimah,

unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.

b. Misi

1. Memberdayakan seluruh sumber daya sekolah untuk membentuk

kepribadian muslim yang sesuai dengan kaidah Muhammadiyah.

2. Membekali peserta didik ilmu pengetahuan dan teknologi yang

berorientasi pada kecakapan hidup.

3. Mengembangkan kemampuan logika, matematika dan bahasa (logika

dan verbal) sebagai dasar pengembangan intelegensi peserta didik

4. Membentuk peserta didik mampu mewujudkan masyarakat Islam

yang sebenar-benarnya.

7

5. Mengembangkan SDM profesional dan kompetitif yang berbasis

teknologi informasi dan berwawasan lingkungan.

6. Membangun jaringan kerja yang harmonis dengan orang tua,

masyarakat, dan pemerintah.

c. Tujuan

1. Terbentuknya tamatan yang berkepribadian islami.

2. Terwujudnya tamatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,

objektivitas dan tanggung jawab.

3. Meningkatnya mutu lulusan sesuai dengan standar kompetensi

lulusan.

4. Terbentuknya peserta didik yang mampu bersaing di tingkat nasional

dan internasional.

5. Terwujudnya kader Persyarikatan yang tangguh.

6. Terwujudnya tamatan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat

global.

7. Terwujudnya jaringan kerja yang harmonis dengan orang tua,

masyarakat, dan pemerintah.

B. Penyajian Data

1. Manajemen Kurikulum

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hery Susiswanto, selaku

anggota Tim Pengembangan Kurikulum maka diperoleh informasi bahwa

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam

pembelajarannya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kurikulum ini merupakan integrasi dari kurikulum 2004 dan

kurikulum Majelis Dikdasmen PWM Provinsi DIY, yaitu standar

kurikulum yang dipakai siswa program reguler dengan pengayaan dan

disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Terkait dengan kurikulum Nasional

dan kurikulum Muhammadiyah sudah ditentukan oleh Perserikatan

Muhammadiyah yang ada di pusat. Sehingga pihak sekolah tinggal

melaksanakannya dan melakukan pembenahan apabila ada yang tidak

sesuai.

8

Sistem pengelolaan kurikulum dikelola oleh Tim Pengembang

Kurikulum terdiri dari 10 orang. Tim yang diketuai Dra. Muflichati Nurin

Azizah sekaligus sebagai wakasek kurikulum menjalankan kegiatan

manajemen kurikulum meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan

penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Tim

bertugas mengatur semua yang berkenaan dengan kurikulum seperti

mengatur jadual, mengelola kegiatan serta yang mengembangkan

kurikulum yang sudah ada.

Di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru

sudah mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya

sesuai dengan ijazah, alokasi mengajar minimal 24 jam, ada juga kurang

dari 24 jam maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara

mengajar di sekolah lain. Guru mengajar maksimal 5 hari perminggu.

Sehingga terdapat satu hari tidak mengajar untuk pertemuan MGMP.

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berusaha menciptakan inovasi-

inovasi dan mengembangkan proses belajar mengajarnya. Cara yang

dilakukan yaitu pengembangan komunikasi antara guru dan murid bisa

diakses lewat web, siswa atau guru bisa mengirimkan pesan melalui e-mail

dengan alamat e-mail: [email protected].

Selain itu materi pembelajaran juga diupload di web dengan

beralamatkan http://www.smumuhi-yogy.sch.id sehingga siswa bisa

mengakses kapan saja dan di mana saja. Pengembangan metode dan

strategi dalam pembelajaran Kemudian diterapkannya sistem moving class

untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam menjalani proses pembelajaran.

Program sukses UNAS dan pendalaman materi yang dilaksanakan setiap

hari mulai jam 6.15-07.00 WIB.

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Evaluasi dilakukan dalam dua

tahap yaitu Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Teknik

Evaluasi yang digunakan baik dalam bentuk tes tertulis maupun non

tertulis mencakup tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik.

9

2. Manajemen Kesiswaan

Menurut hasil wawancara dengan Bapak Sadono selaku waka

kesiswaan Secara kualitas, kondisi siswa SMA 1 Muhammadiyah

Yogyakarta menunjukkan prestasi yang baik dalam bidang non akademik.

Hal ini dapat dibuktikan prestasi juara dari berbagai event perlombaan

yang pada tahun pelajaran 2011/2012 sampai 2012/2013 per bulan

Agustus, dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat nasional, bahkan

hingga tingkat internasional. Hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012

mencapai 100% kelulusan. Sedangkan secara kuantitas, jumlah siswa tiap

tahun yang diterima rata-rata adalah 320-370 siswa dengan pendaftar 1400

siswa.

Pendaftaran siswa baru SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta

dilaksanakan dalam tiga gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan

pada tanggal 4 Januari s/d 26 Februari 2012, gelombang kedua

dilaksanakan tanggal 28 Februari s/d 28 Mei 2012, sedangkan gelombang

ketiga dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi

DIY. Sedangkan tes juga dilaksanakan dalam tiga gelombang. Adapun

gelombang pertama dilaksanakan pada hari ahad 27 Februari 2012 pukul

08.00 s/d selesai, dan hasil diumumkan pada hari senin 7 Maret 2012

pukul 10.00 WIB, gelombang kedua dilaksanakan pada hari ahad 29 Mei

2012 pukul 08.00 WIB s/d selesai, dan hasil diumumkan pada hari sabtu 4

Juni 2012 pukul 10.00 WIB, dan gelombang dilaksakan juga sesuai dengan

Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Adapun bagi calon siswa

baru yang berasal dari luar daerah dapat mendownload formulir di

http://smumuhi-yog.sch.id/id/cetak.php?id=58. Kemudian untuk tes

peserta datang langsung ke SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta.

Pembagian kelas ditentukan berdasarkan pada hasil tes masuk dan

NEM untuk kelas reguler. Tes masuk meliputi tes akademik (academic

test), tes kejiwaan (psikotes) dan tes wawancara. Sedangkan pada kelas

akselerasi, pembagian kelas ditentukan pada tes cambridge, nilai, dan tes

minat. Jumlah kelas reguler terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa

10

keseluruhan sebanyak 1044 untuk Tahun Pembelajaran 2012/2013, maka

rasio rata-rata kelas diisi oleh 36 siswa. Sedangkan untuk kelas akselerasi

disediakan 2 kelas dengan rasio rata-rata kelas diisi 20 siswa.

Pembinaan siswa dimaksudkan agar siswa memiliki kecerdasan tiga

ranah sekaligus (intelektual, emosional, dan spiritual). Pembinaan siswa

yang terdapat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta meliputi kedisiplinan

yang diatur dalam tata terteib peserta didik, pengembangan ekstrakurikuler

yang disiapkan 30 jenis ekstrakurikuler, serta bimbingan konseling.

Sedangkan dalam hal pendistribusian siswa, mayoritas siswa melanjutkan

ke Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Kebanyakan

siswa memilih melanjutkan ke UGM, sedang yang lainnnya di UII dan

UMY. Mayoritas dari mereka mengambil jurusan Program Studi

Kedokteran Umum, selain itu juga ada yang melanjutkan ke luar negeri

seperti Jerman, di mana untuk penyalurannya membutuhkan bantuan agen

tertentu untuk berangkat ke sana.

3. Manajemen Sarana Prasarana

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Didik Rusbandi selaku

wakasek sarana prasarana dan hasil pengamatan bahwa kondisi sarana dan

prasarana di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara keseluruhan

dalam kondisi baik. Sarana gedung deng lantai yang dibangun sejak

bertahap tahun 1981. Sarana sekolah yang memadai dan mendukung

proses pembelajaran di sekolah. Pelayanan perpustakaan yang memadai

meliputi penyediaan buku paket, buku penunjang dan fiksi, buku

referensi/majalah/nonbuku dan koleksi audio visual.

Dalam proses pengadaan fasilitas atau sarana dan prasarana, sekolah

menggunakan dana pembayaran siswa serta dari DPP. Setiap siswa

ditarget minimal Rp 6.000.000,00. Selain itu, sumber keuangan untuk

pengadaan fasilitas juga diperoleh dari APBN dan APBD. Kemudian ada

dana BOS dan juga sumbangan sukarela dari alumni.

Dalam pengelolaannya, pengelola harus mengecek semua sarana dan

prasarana yang ada. Pengelola setiap hari keliling ke setiap ruangan untuk

11

mengecek kondisi gedung dan peralatan serta perlengkapan yang terdapat

di ruangan tersebut. Sehingga jika pengelola mengetahui kerusakaan

meskipun sedikit mereka langsung memperbaiki, tetapi jika barang

tersebut memang benar sudah rusak berat dan jika diperbaiki akan

merugikan, maka pihak sekolah akan menyuruh untuk dijual, akan tetapi

jika masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki. Meskipun telah

diperbaiki barang tersebut tidak untuk dipakai sekolah tersebut tetapi

untuk dihibahkan ke sekolah Muhammadiyah lain yang lebih

membutuhkan.

Pengembangan sarana dan prasarana telah dilakukan untuk mengikuti

perkembangan dunia pendidikan. Seperti halnya presensi siswa melalui

alat elektronik, raport siswa dapat dilihat secara online melalui website,

perpustakaan yang telah dilengkapi jaringan internet dan penggunaan

laptop di setiap pembelajaran.

4. Manajemen Kependidikan

Menurut Joko Triyantoro, Kepala Tata Usaha (TU), pendidik di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara kuantitas keseluruhannya terdapat 82

orang pendidik, terdiri 27 pendidik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri

Sipil). Untuk tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 38 pendidik dan

Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 17 pendidik. Sedangkan untuk

Karyawan yang bekerja di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat

38 orang karyawan. Mengenai kualitas pendidik dan non pendidik

memiliki kualitas yang kompeten dan mumpuni pada bidangnya. Dari total

82 pendidik 8 orang berkualifikasi Strata Dua (S2), dan sisanya sebanyak

74 orang berkualifikasi Strata Satu (S1). Berdasarkan keterangan siswa

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Nestro dan Radit bahwa guru-guru di

sekolah tersebut sangat komunikatif, mengasyikan, dan mampu mengajar

dengan baik.

Masih menurut Kepala Tata Usaha SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta, untuk rekruitmen pendidik dan tenaga kependidikan pihak

sekolah tinggal mengajukan pendidik dan karyawan yang dibutuhkan,

12

maka PDM Yogyakarta yang akan membuka dan mengadakan seleksi

penerimaan pendidik dan karyawan yang diperlukan tersebut (data

persyaratan terlampir).

Bapak Joko Triyantoro menyebutkan untuk pembinaan karir tenaga

pendidik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan dalam

menjalankan fungsi sebagai pendidik. Bentuk kegiatan pembinaan berupa

workshop, kursus singkat, studi banding, seminar, loka karya, dan

pelatihan. Selain itu juga kegiatan peningkatan keagamaan dan spiritualitas

berupa kajian keislaman dan pengajian akbar bulanan. Selain itu juga

terdapat program penguasaan standar kepada tenaga pendidik dan pegawai

untuk menguasai minimal dasar-dasar operasional komputer dan

kemampuan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris.

Untuk kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan Bapak Joko

menyatakan uang masuk yang diberikan oleh orang tua siswa sebesar

minimal 6 juta sampai 25 juta. Dengan uang yang dibayarkan tersebut

sudah mampu membiayai semua kebutuhan siswa dan mampu

mensejahterakan seluruh tenaga pendidik dan karyawan. Selain gaji pokok

yang diterima setiap bulannya para tenaga pendidikan juga mendapatkan

uang tambahan, bisa dikatakan bonus dari pihak sekolah.

Di akhir pembicaraan, Pak Joko mengatakan bahwa pihak sekolah

melakukan pengembangan inovasi tenaga pendidik dan kependidikan

dengan mendorong mereka untuk melanjutkan mengenyam pendidikan S2

melalui program beasiswa dari Persyarikatan Muhammadiyah dan

Kemenag. Selain itu, setiap guru juga ditekankan untuk mampu menguasai

teknologi pendidikan dan kemampuan bahasa asing, terutama Bahasa

Inggris dan Bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan status SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI).

5. Manajemen keuangan

Dalam manajemen keuangannya, terlihat di bagian keuangan terdapat

loker pembayaran dan berbagai peraturan yang ada (terlampir). Pelayanan

13

pembayaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta disediakan dua loket

khusus. Loket-loket tersebut digunakan untuk pembayaran SPP

(Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan), registrasi maupun amal

jariyah, yang dilayani mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 25 pada

setiap bulannya. Waktu yang diberikan cukup panjang, jam 07.00 sampai

jam 13.00. Loket I digunakan untuk sirkulasi pembayaran kelas X dan

kelas XI, sedangkan loket II khusus digunakan untuk kelas XII.(Observasi

tanggal 23-11-2012, jam 10.00-11.30).

Di dalam SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, susunan kepengurusan

dipimpin oleh Top Manager atau kepala sekolah, kemudian dibawahnya

terdapat wakil bidang dan selanjutnya unit-unit. Lebih jelas perhatikan

bagan sbb: (Wawancara dengan wakil kepala humas SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Bapak Sarno R Sudibyo, S.Pd, M. Pd)

Bagan no.1 Struktur Manajemen

Dari bagan diatas, untuk manajemen keuangan disebut Unit BP Kas.

Untuk koordinator unit BP Kas adalah bapak H. Edy Suyanto dengan tiga

staff, yaitu: Ibu Estri Utami, S. E., Ibu Daya Astuti, S. E. dan Ibu Islami

Rahmawati, S. E. Berdasarkan wawancara Ihsan dengan bapak Edy

Suyanto, yang menjabat kepala bendahara SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta sejak tahun 2000 mengutarakan bahwa keuangan SMA

Top Manager

Unit BP Kas (Badan Pemegang Kas)

Unit Perpustakaan Unit Bimbingan

Konseling Unit Kesehatan

Siswa

Unit Laboratorium

IPA

Unit Laboratorium

IPS

Unit TenagaAdministrasi

Wakil (bidang)

14

Muhammadiyah 1 Yogyakarta (MUHI) disokong dari DPP (dana

Pembangunan Pendidikan) yang pada mulanya Rp 0 kini menjadi minimal

Rp 6.000.000.

Dari segi sumber Dana berasal dari: Komite sekolah (95 % lebih),

Bantuan pemerintah yaitu dengan berbagai prosedur untuk memperoleh

bantuan dari pemerintah. Salah satunya dengan sekolah memberikan

penawaran berupa pengajuan program dalam proposal, dimana ada MOU

(kesepakatan sekolah), sekolah melakukan kesepakatan tersebut dan

mempertanggungjawabkannya. Dan yang terakhir adalah bantuan pihak

lain yang tidak mengikat (sponsor). Di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta terdapat Tiga variabel biaya, yaitu:

1. SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan)

2. DKS (Dana Kegiatan Siswa), dibayarkan setahun sekali untuk

pembiayaan, seragam, ujian, UKS, praktikum, buku, iuran siswa, dll

3. DPP (Dana Pembangunan Pendidikan), dibayarkan sekali pada saat

masuk sekolah pertama.

Dan untuk segi Prosedur penggunaan dana, yaitu:

1. Bidang mempunyai program.

2. Diturunkan menjadi TOR (term of references) atau proposal

sederhana.

3. Pengajuan anggaran

4. Pencairan dana dengan mekanisme BON merah.

5. Laporan penggunaan anggaran.

6. Dimasukkan ke BP Kas.

Dengan adanya ISO, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mempunyai

dua macam audit, yaitu:

1. Audit internal, pengauditan dilakukan oleh antar bidang secara

silang.

2. Audit internal, yaitu dari:

a. PT. TUV Rheinland Indonesia yang berpusat di Jerman (TUV

Rheinland CERT ISO 9001)

15

b. LP3S (dari perserikatan), kepanjangan dari badan

ini,narasumber kurang begitu mengetahuinya.

Dan dari segi Proses Penyusunan RAPBS (Rancangan Anggaran

Pendapatan Belanja Sekolah). Detail RAPBS yang ada di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak dapat diinformasikan secara rinci

akan tetapi RAPBS ini diadakan setiap akhir tahun melalui manajemen

review dan rapat kerja tahunan.

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

Menurut Ibu Retno, selaku staff hubungan masyarakat menyatakan

bahwa manajemen hubungan masyarakat di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta tergolong manajemen yang paling baik dan makmur

dibandingkan manajemen yang lain. Hubungan masyarakat SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta diketuai oleh Sarno R. Sudibyo, M. Pd.

mempunyai 2 staff, yaitu Ibu Arif Eko Nugraheni dan ibu Retno. Selain itu

terdapat juga staff yang secara tidak langsung ikut andil dalam

pengoperasian humas.

Hubungan masyarakat berperan melibatkan masyarakat dalam program

sekolah, pelibatan langsung ataupun pelibatan tidak langusng. Pelibatan

langsung disini adalah keikutsertaan orang tua atau wali murid dalam

program-program yang dilaksanakan sekolah, misalnya pengambilan

SKHUN. Sedangkan pelibatan tidak langsung adalah pemaparan humas

kepada masyarakat luas mengenai sekolah.

Dalam program Humas terbagi menjadi dua, yaitu internal dan

eksternal. Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta humas internal bertugas

untuk pubisitas kepada warga sekolah. Contohnya yaitu adanya rapat guru

dan karyawan. Sedangkan Humas ekternalnya bertugas untuk

menunjukkan sekolah kepada publik atau masyarakat luar sekolah. Ini bisa

berupa kerja sama dengan lembaga pendidikan lain baik dalam ataupun

luar negeri. Sebagai salah satu contohnya yaitu adanya program mobiliti

pelajar Siswazah fakulti pendidikan university kebangsaan Malaysia ke

SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta.

16

Hubungan masyarakat sanagt dipengaruhi oleh pola hubungan yang

dibangun oleh masyarakat itu sendiri. Pihak sekolah bisa membangun

kerja sama dengan wali murid seperti mengadakan rapat dengan wali

murid dan rapat semester. Selain itu, jejaring sosial yang digunakan oleh

sekolah juga sangat berpengaruh kepada eksistensi sekolah itu sendiri.

Pengadaan website menjadikan akses informasi mengenai sekolah lebih

mudah. Pemanfaatan teknologi untuk pemasaran sekolah sangat

diperlukan, ini menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikenal

oleh berbagai kalangan.

7. Manajemen Layanan Khusus

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Samsudin menyatakan kondisi

layanan khusus di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki

kondisi yang sangat bagus dan memenuhi standar. Letak di setiap ruangan

layanan khusus sangat strategis sehingga siswa dapat menggunakannya

secara mudah dan di setiap layanan sudah mempunyai ruangan-rungan

tersendiri secara terpisah. Kondisi ruangan layanan khusus yang tersedia di

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat bersih, luas, letaknya strategis,

cara pelayanannya dengan sistem yang modern dan semua peralatan yang

tersedia di setiap ruangan layanan khusus tertata dengan rapi. Adapun

berbagai macam layanan khusus yang tersedia di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta yaitu asrama, UKS, keamanan, laboratorium, kafetaria, dan

perpustakaan.

Sistem yang digunakan dalam memilih siswa yang akan menjadi

peserta didik di asrama ini adalah system seleksi, namun sistem ini

digunakan ketika kuota siswa melebihi batas yang telah di tentukan dari

pihak sekolah yaitu dua puluh lima peserta didik, dan bertujuan untuk

membentuk generasi muda robbani dan mampu merangkul masyarakat

dalam hal kebaikan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.

Selanjutnya beliau juga memapaparkan bahwa Unit Kesehatan Sekolah

(UKS) yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki standar

yang sesuai atau setara dengan puskesmas atau klinik yang ada di

17

Yogyakarta, dan juga memiliki dokter-dokter yang ahli di bidangnya,

sehingga dengan adanya layanan UKS ini siswa dapat terjamin

kesehatannya selama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung.

UKS yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta bekerjasama

dengan PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta, sehingga ketika UKS

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak bisa menangani pasien maka

langsung di rujuk ke PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta. UKS yang

ada sekarang ini menjadi juara 2 tingkat provinsi dalam perlombaan

kebersihan dan layanan UKS tingkat provinsi Yogyakarta.

Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu satpam, Bapak Suprapto

bahwa satpam selalu siap untuk menjaga keamanan SMA Muhammadiyah

1 Yogyakarta. Satpam yang terdiri dari 6 anggota dalam menjalankan

tugasnya bergantian. Setiap pagi satpam bekerjasama dengan guru BK

untuk memeriksa barang bawaan siswa. Selain itu, satpam juga melakukan

pengecekkan keamanan 1 jam sekali.

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki tempat parkir yang luas.

Tempat parkir keamanan di bagi menjadi tiga yaitu :

a. Tempat parkir per kelas

b. Tempat parkir guru dan karyawan

c. Tempat parkir khusus untuk tamu

8. Manajemen Penjaminan Mutu

Terkait Kondisi mutu sekolah, atas kepercayaan dari pemerintah,

sejak tahun 2002 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dipercaya untuk

membuka layanan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui

Program Akselerasi. Untuk menampung animo masyarakat yang tinggi

maka jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 30 menjadi 32, hal

ini disebabkan karena jumlah siswa dalam rombongan belajar harus

mengikuti idealisme kurikulum sebanyak 32-34 siswa (www.smumuhi-

yog.sch.id).

Manajemen pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

dikelola oleh tim pengembang kurikulum. Rancangan kurikulum

18

disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).

Sedangkan dalam elemen pemasaran dan publikasi, SMA Muhammadiyah

1 Yogyakarta melakukan berbagai acara dengan melibatkan masyarakat

secara langsung, salah satunya dengan brosur. Brosur digunakan untuk

pemaksimalan publikasi dua program pembelajaran yang dijalankan, yaitu

Program Percepatn Belajar (PPB) dan Program Kelas Berbasis ICT.

Drs. Hery Susiswanto menyatakan bahwa SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta sudah menerapkan sistem ISO 9001: 2008 dan memasuki

tahun ke-V. ISO ini merupakan syarat sebagai Rintisan Sekolah Berstandar

Internasional (RSBI). Seperti tim pengembangan kurikulum, ISO juga

memiliki tim yang melakukan pertemuan rutin setiap hari Rabu untuk

membahas apakah dokumen dan permasalahan pengembangan mutu telah

sesuai dengan standar atau belum.

Mutu proses di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah ditulis dan

diterbitkan dalam sebuah buku manual mutu yang berisi seluruh Standar

Kompetensi Lulusan, pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi

pembelajaran. Menurut Susiswanto, Staf Wakil Kepala Sekolah bidang

Penjaminan Mutu penulisan buku tersebut menghabiskan dana sebesar Rp

80.000.000,00.

Mutu output SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masuk dalam

kategori baik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya siswa SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang masuk ke universitas negeri apabila

dibandingkan dengan sekolah menengah atas swasta lainnya, ungkap Heri

Susiswanto. Selain itu, menurutnya mutu SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta bisa dilihat dari banyaknya pejabat pemerintah, baik tingkat

lokal maupun tingkat nasional yang dipercaya mendidik anak-anak mereka

di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Mengenai inovasi pengembangan mutu sekolah di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Susiswanto mengatakan bahwa

sekolah melakukan pengiriman guru-guru untuk melakukan kegiatan-

kegiatan di luar yang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah.

19

Misalnya dari direktorat jenderal pembinaan SMA diperintahkan

mengirimkan guru untuk membuat implementasi pendidikan karakter anti

korupsi, bimbingan teknis KTSP, bimbingan olimpiade. Selanjutnya,

delegasi yang dikirim sekolah dapat mendesiminasikan ilmu yang didapat

pada guru-guru lain melalui pertemuan rutin dan workshop jika dianggap

penting.

C. Analisis Data dan Pembahasan

1. Manajemen Kurikulum

a. Kurikulum yang Digunakan

Manajemen Kurikulum merupakan bagian dari Manajemen

Berbasis Sekolah (MBS) yang mencakup kegiatan perencanaan,

pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan

kurikulum Nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen

Pendidikan Nasional yang ada dalam Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP) pada tingkat pusat. Level sekolah bertugas

mengembangkan, merealisasikan, dan menyesuaikan kurikulum

tersebut dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan

dan lingkungan sekitar (Mulyasa, 2007: 42).

Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam

pembelajarannya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Kurikulum ini merupakan integrasi dari kurikulum 2004 dan

kurikulum Majelis Dikdasmen PWM Provinsi DIY, yaitu standar

kurikulum yang dipakai siswa program reguler dengan pengayaan dan

disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam menyusun kurikulum ini

didasarkan pada tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan,

kandungan, metode, alat dan tekniknya. Selain itu memiliki

kesinambungan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni

mengajar, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang beragam.

Kurikulum tersebut berlaku selama satu tahun dan berusaha

disesuaikan dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan dan

perbedaan individual yang ada dalam SMA Muhammadiyah 1

20

Yogyakarta ini. Terkait dengan kurikulum Nasional dan kurikulum

Muhammadiyah sudah ditentukan oleh Perserikatan Muhammadiyah

yang ada di pusat. Sehingga pihak sekolah tinggal melaksanakannya

dan melakukan pembenahan apabila ada yang tidak sesuai.

b. Sistem Pengelolaan Kurikulum

Kegiatan manajemen kurikulum meliputi kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan

program pengajaran di sekolah. Dalam menjalankan tugasnya tim ini

berusaha mengikuti pedoman-pedoman dalam menyusun perencanaan

yang sifatnya operasional di sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto

(2008: 133-140) beberapa pedoman tersebut antara lain:

1) Struktur Program yang dilakukan antara lain jenis program

pendidikan yakni adanya penjurusan program IPA dan program IPS

di kelas XI, bidang studi untuk masing-masing jenis program

(antara program IPA dan program IPS berbeda), satuan waktu

pelaksanaan selama jangka waktu tertentu, alokasi waktu untuk tiap

bidang studi (1 jam pelajaran 45 menit), jumlah jam pelajaran tiap

minggu (tiap minggu idealnya 38 jam pelajaran untuk pelajaran

umum dan 7 jam pelajaran untuk pelajaran agama).

2) Program penyusunan akademik merupakan rencana kegiatan yang

dilaksanakan selama satu tahun atau biasa disebut dengan kalender

akademik atau kalender pendidikan atau kalender sekolah.

Tujuannya adalah agar penggunaan waktu selama satu tahun dapat

terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu

pendidikan.

3) Program penyusunan program pelajaran yang berisi mata pelajaran

sebagai pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan

pembelajaran. Di SMA ini diterapkan mata pelajaran umum

meliputi Matematika, Bahasa Indonesia, PKN, Bahasa Jawa dan

mata pelajaran agama terdiri dari Fiqh, Aqidah Akhlak, Bahasa

21

Arab, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam serta pelajaran

tentang Ke-Muhammadiyahan.

4) Pedoman penyusunan program (rencana) mengajar.

5) Pedoman penyusunan satuan pelajaran.

6) Pembagian tugas guru.

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru

mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya

sesuai dengan ijazah minimal 24 jam, ada juga kurang dari 24 jam

maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara mengajar

di sekolah lain.

7) Pengaturan siswa ke dalam kelas-kelas.

Sekolah ini terdiri dari 3 jenjang kelas yaitu kelas X dengan kelas

reguler 10 kelas (X-A s/d X-J) dan kelas khusus / PPPDCI satu

kelas. Kelas XI terdiri dari program IPA (7 kelas) dan program IPS

(4 kelas) serta program PPDCI satu kelas. Kemudian kelas XII

program IPA dengan 6 kelas, program IPS dengan 4 kelas serta

program PPPDCI satu kelas. ( Data nama siswa terlampir).

Demi mewujudkan hal tersebut dibentuk sebuah Tim

Pengembangan Kurikulum yang mana Kepala Sekolah Bapak sebagai

manajer tertinggi menunjuk seorang wakil kepala urusan kurikulum

dengan beberapa stafnya yang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara

dan anggota-anggotanya (susunan dan nama terlampir). Tim ini

bertugas untuk melakukan analisa-analisa dalam bidang kurikulum.

Kegiatan tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan

penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah.

Dalam menjalankan tugasnya tim ini berusaha mengikuti pedoman-

pedoman dalam menyusun perencanaan yang sifatnya operasional di

sekolah.

Kemudian sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum, sekolah

ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan yang meliputi

22

kegiatan menjabarkan kurikulum nasional menjadi analisis mata

pelajaran, menghitung hari kerja efektif dan jam pelajaran yang efektif

untuk setiap mata pelajaran, hari libur, hari untuk ulangan dan hari-hari

tidak efektif, menyusun program tahunan, menyusun program

semesteran, menyusun program satuan pengajaran dan menyusun

rencana pengajaran. Kemudian tahapan pengorganisasian dan

koordinasi yang meliputi pembagian tugas mengajar dan tugas-tugas

lain sesuai dengan bidang keahlian dan minat guru.

c. Pengembangan Tugas dan Beban Mengajar Guru

Tim Pengembang kurikulum sudah menentukan jumlah guru yang

dibutuhkan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta . Pengembangan

tugas disesuaikan dengan keahlian guru yang dimiliki. Di sekolah

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru sudah

mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya sesuai

dengan ijazah, alokasi mengajar minimal 24 jam, ada juga kurang dari

24 jam maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara

mengajar di sekolah lain.

Untuk selanjutnya penyusunan jadwal pengajaran diupayakan agar

guru mengajar maksimal 5 hari perminggu, sehingga terdapat satu hari

tidak mengajar untuk pertemuan MGMP. Kemudian penyusunan

jadwal kegiatan perbaikan dan pengayaan. Hal ini dilakukan mulai dari

kelas X hingga kelas XII. Dilakukan terhadap siswa yang mengalami

kesulitan atau kendala dalam proses pembelajaran. Namun yang

menjadi fokus dalam hal pengayaan adalah diperuntukkan untuk siswa

kelas XII baik program IPA ataupun IPS.

Program pengayaan tersebut dilakukan mulai dari awal tahun

ajaran baru, selama satu tahun penuh. Kegiatan yang dilakukan di

SMA ini meliputi kegiatan pendalaman materi yang akan diujikan

pada Ujian Nasional.

d. Inovasi dan Pengembangan PBM

23

Untuk mengikuti dan mempertahankan eksistensinya sebagai

Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), SMA Muhammadiyah

1 Yogyakarta berusaha menciptkan inovasi-inovasi dan

mengembangkan proses belajar mengajarnya. Kegiatan yang dilakukan

diantaranya pengembangan komunikasi antara guru dan murid bisa

diakses lewat web, siswa atau guru bisa mengirimkan pesan melalui e-

mail dengan alamat e-mail: [email protected]. Selain itu materi

pembelajaran juga diupload di web dengan beralamatkan

http://www.smumuhi-yogy.sch.id sehingga siswa bisa mengakses

kapan saja dan di mana saja.

Pengembangan metode dan strategi dalam pembelajaran yang tetap

berpedoman dengan kaidah Islam dan disesuaikan dengan kebutuhan

siswa (student centered). Kemudian diterapkannya sistem moving class

untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam menjalani proses

pembelajaran.

Sesuai dengan anjuran dari Direktorat Pendidikan Nasional dalam

kegiatan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia.

Karena sekolah ini berorientasikan pada Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI), sekolah ini mendapatkan sertifikat ISO 9001-

2008. Untuk menindaklanjuti hal di atas setiap hari Rabu diadakan

pertemuan antar guru untuk membahas hal-hal yang berhubungan

dengan sekolah. Dilakukan dengan menganalisis berbagai dokumen

yang terkait. Kegiatan hanya dilakukan dalam lingkup internal sekolah,

terkadang dari pihak luar yaitu dari Persyarikatan Muhammadiyah

bertugas mendampingi terhadap jalannya diskusi dan berusaha

memberikan solusi yang terbaik.

Untuk menciptakan kondisi sekolah yang bermutu tinggi diadakan

program workshop yaitu pengiriman guru untuk kegiatan di luar

sekolah misalnya mengenai implementasi pendidikan karakter. Setelah

selesai dilakukan deseminasi atau penyebarluasan terhadap hasil yang

diperoleh dari workshop. Sedangkan untuk siswa dibangunnya sebuah

24

ma’had /pondok yang diberi nama Ma’had As-Sakinah yang berfungsi

sebagai asrama yang diperuntukkan bagi 250 anak yang berasal dari

luar kota. Di asrama ini terdapat pendamping (musyrif) yang bertugas

mendampingi siswa dalam melakukan berbagai kegiatan yang

berhubungan dengan pondok atau sekolah.

Program-program yang direncanakan dan telah dilaksanakan oleh

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta antara lain:

1. Program sukses UNAS dan pendalaman materi yang dilaksanakan

setiap hari mulai jam 6.15-07.00 WIB.

2. Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah penyaluran minat

dan bakat dan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran.

Siswa harus mengikuti 5 kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan

wajib yaitu Hizbul Wathan (HW), keorganisasian (IPM), Pasukan

Inti (PASTI), Corp Mubaligh MUHI, dan Tapak Suci (TS).

e. Sistem Evaluasi

Evaluasi adalah proses mengukur (kegiatan membandingkan

sesuatu dengan ukuran standar dan non standar yang bersifat

kuantitatif) dan menilai (kegiatan membandingkan sesuatu dengan

kondisi baik atau buruk yang bersifat kualitatif) (Hery Setiyatna, 2012:

1). Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa tingkat

keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan dibandingkan

dengan perencanaan yang disusun di awal program. Dalam proses

pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai

tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa sehingga dapat

diupayakan tindak lanjutnya.

Menurut Basyirudin Usman (2002: 129-130) yang dimaksud

dengan evaluasi di sini adalah evaluasi tentang proses belajar mengajar

di mana guru berinteraksi dengan siswa. Evaluasi performance artinya

penilaian yang berkenaan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan,

baik kegiatan belajar mengajar, sampai sejauh mana tujuan yang

25

ditetapkan dapat tercapai. Penilaian ini dapat dilakukan secara formatif

atau summatif.

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Evaluasi dilakukan pada

tengah semester dan akhir semester. Teknik Evaluasi yang digunakan

baik dalam bentuk tes tertulis maupun non tertulis mencakup tiga

ranah yakni:

a. Nilai Pengetahuan (Kognitif)

Nilai Pengetahuan pada rapor semester ganjil = 3 NH + 1 NTS + 1

NAS / 5

Nilai Pengetahuan pada rapor semester genap = 3 NH + 1 NTS + 1

NKK / 5

Dengan NH = 2 (Rerata UH) + 1 (Rerata Tugas) / 3

Keterangan :

NH = Nilai Harian

NTS = Nilai Tengah Semester

NAS = Nilai Akhir Semester

NKK = Nilai Kenaikan Kelas (untuk penjelasan terlampir).

b. Nilai Afektif

Penilaian sikap atau afektif dilakukan dengan observasi atau

pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran

berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran. Observasi

dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif

sesuai dengan kompetensiyang dinilai dan dapat dilakukan secara

formal maupun informal. Penilaian observasi ini digunakan sebagai

penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,

kelompok mata pelajaran, kelompok mata pelajaran

kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran

estetika serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan

kesehatan yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

26

c. Nilai Praktik (Psikomotorik)

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta nilai praktik pada

rapor diperoleh dari rerata nilai praktik dalam satu semester. Hal

ini sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu

Dra. Muflichati Nurin Azizah selaku Wakaur Kurikulum dan juga

dengan Bapak Drs. Hery Susiswanto selaku anggota dari Tim

Pengembangan Kurikulum. Wawancara dilaksanakan di ruang

Wakasek Kurikulum pada hari Jumat jam 10.30.

2. Manajemen Kesiswaan

Manajemen Kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang

bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah (Rohiat, 2010: 25).

Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari

perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan

tujuan institusional agar dapat berlangsung sacara efektif dan efisien.

Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi perencanaan, penerimaan murid

baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.

Dalam proses penerimaan siswa baru SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta mengadakan seleksi secara ketat. Adapun persyaratan yang

harus dipenuhi oleh peserta didik baru (data terlampir).

a. Kondisi Siswa (Kuantitas dan Kualitas)

Secara kualitas, kondisi siswa SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta

menunjukkan prestasi yang baik dalam bidang non akademik. Hal ini

dapat dibuktikan prestasi juara dari berbagai event perlombaan yang

pada tahun pelajaran 2011/2012 sampai 2012/2013 per bulan Agustus,

dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat nasional, bahkan hingga

tingkat internasional. Dalam bidang akademik, siswa SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga mengalami peningkatan prestasi

yang tampak pada hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012

mengalami peningkatan 0,3% dari sebelumnya yaitu 99,7% kelulusan.

Hal ini dikarenakan ada seorang murid yang tidak lulus dalam mata

pelajaran matematika, karena ia sering tidak masuk disebabkan kondisi

27

kesehatan yang tidak memungkinkan untuk masuk sekolah. Sehingga

hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012 mencapai 100% kelulusan.

Sedangkan secara kuantitas, kondisi SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta dapat dilihat dari perkembangan siswa tiga tahun terakhir,

di mana perkembangannya selalu stabil. Jumlah siswa tiap tahun yang

diterima rata-rata adalah 320 -370 siswa dengan pendaftar sekitar 1400

siswa.

b. Sistem Rekruitmen Siswa Baru

Sosialisasi dilaksanakan untuk merekrut calon siswa baru.

Berbagai upaya yang dilakukan adalah dengan membuat brosur dan

pamflet yang disebarkan ke berbagai daerah dan dipasang di tempat-

tempat yang strategis. Juga peluasan informasi-informasi dilakukan

dengan menyebarkannya melalui internet, karena SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan sekolah yang unggul dalam

bidang IT.

c. Penentuan Pembagian Kelas

Penentuan pembagian kelas berdasarkan pada hasil tes masuk yang

meliputi tes akademik, tes kejiwaan (psikotes), dan wawancara serta

NEM untuk kelas reguler. Sedangkan untuk kelas akselerasi didasarkan

pada tes cambridge, nilai, dan tes minat. Siswa yang mengikuti program

akselerasi juga harus komitmen dengan tugas dan pandai bersosialisasi.

Dengan sarana pendukung pembelajaran yang telah tersedia sebanyak

10 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 1044 untuk Tahun

Pembelajaran 2012/2013, maka rasio rata-rata kelas diisi oleh 36 siswa.

Sedangkan untuk kelas akselerasi disediakan 2 kelas dengan rasio rata-

rata kelas diisi 20 siswa.

d. Pembinaan Siswa

Pembinaan siswa dimaksudkan agar siswa memiliki kecerdasan

tiga ranah sekaligus (intelektual, emosional, dan spiritual). Pembinaan

siswa yang terdapat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta meliputi

kedisiplinan yang diatur dalam tata terteib peserta didik, pengembangan

28

ekstrakurikuler yang disiapkan 30 jenis ekstrakurikuler, serta bimbingan

konseling. (data terlampir).

e. Pengembangan Prestasi Akademik dan Non Akademik.

Banyak prestasi menggembirakan yang telah ditorehkan oleh SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, semua didasari oleh komitmen yang

tinggi untuk dapat bersaing dalam bidang akademik maupun non

akademik. (data terlampir).

f. Prestasi UAN 2 Tahun Terakhir

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah banyak meluluskan

siswanya, dan hasilnya sangat memuaskan. Pada Tahun 2011 tingkat

kelulusan 99,7%, karena ada seorang siswa yang tidak lulus dalam

mata pelajaran matematika disebabkan kondisinya yang sering sakit-

sakitan sehingga jarang masuk sekolah, dan hasilnya ia tidak lulus

dalam mata pelajaran tersebut. Sedangkan pada tahun 2012 tingkat

kelulusan mencapai 100%. Sehingga prestasi UAN SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta meningkat 0,3% dari UAN tahun yang

lalu.

g. Gambaran Distribusi Alumni

Mayoritas siswa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, baik di

dalam maupun di luar negeri. Kebanyakan siswa memilih melanjutkan

ke UGM, sedang yang lainnnya di UII dan UMY. Mayoritas dari

mereka mengambil jurusan Program Studi Kedokteran Umum, selain

itu juga ada yang melanjutkan ke luar negeri seperti Jerman, di mana

untuk penyalurannya membutuhkan bantuan agen tertentu untuk

berangkat ke sana.

3. Manajemen Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur

untuk mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggaranya

proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana

dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana

dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak

29

yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan belajar mengajar,

baik secaraa langsung maupun tidak langsung.

Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses

perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan

prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai

dengan efektif dan efisien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana

meliputi: perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,

penginventarisasian, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan prasarana

pendidikan (Nurkolis: 2003).

a. Kondisi Sarana dan Prasarana

1) Sarana gedung

Gedung SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan

gedung berlantai 3 yang dibangun secara bertahap sejak tahun

1981. Kondisi gedung hingga saat ini cukup baik dan kondusif

untuk berlangsungnya proses pembelajaran.

2) Sarana Sekolah

Sarana sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat

baik. Adapun datanya terlampir.

3) Sarana perpustakaan

Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah

perpustakaan yang berfungsi sebagai pendukung proses belajar

mengajar dan membantu siswa untuk mengembangkan bakat,

minat dan kegemarannya serta membantu mengembangkan budaya

membaca menuju kebiasaan belajar mandiri di sekolah.

Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi atau bahan pustaka

baik berupa buku maupun non buku. Pemakai fasilitas

perpustakaan adalah seluruh warga sekolah termasuk siswa, guru

dan karyawan.

Pelayanan perpustakaan meliputi penyediaan buku paket, buku

penunjang dan fiksi, buku referensi/majalah/nonbuku dan koleksi

audio visual. Dalam pembelajaran para guru dapat menggunakan

30

DVD dan CD yang di sediakan atau dapat membawa sendiri. Saat

ini pelayanan perpustakaan dilengkapi dengan jaringan internet dan

kedepan perpustakaan akan di arahkan untuk berbasis IT.

b. Proses Pengadaan Sarana dan Prasarana

Dalam proses pengadaan fasilitas atau sarana dan prasarana,

sekolah menggunakan dana pembayaran siswa serta dari DPP yang

berfungsi untuk menghidupi roda manajemen sekolah. Dan awalnya

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berdiri sebagai sekolah biasa

yang didirikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah, yang hingga

kini berkembang pesat dengan dana mandiri yang berasal dari dana

pembayaran siswa yang ditarget setiap anak minimal Rp 6.000.000

sehingga banyak wali murid yang kaya memberikan dana sumbangan

lebih banyak sehingga sangat membantu roda manajemen sarana dan

prasarana sekolah. Sumber keuangan juga diperoleh dari APBN dan

APBD. Kemudian ada dana BOS dan juga sumbangan sukarela dari

alumni. Dana tersebut dikelola untuk menghidupi roda pendidikan.

c. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Dalam mengelola dan merawat sarana dan prasarana diperlukan

kejelian dan ketelitian. Pengelola harus mengecek semua sarana dan

prasarana yang ada. Pengelola setiap hari keliling ke setiap ruangan

untuk mengecek kondisi gedung dan peralatan serta perlengkapan yang

terdapat di ruangan tersebut. Dalam mengecek ruangan, misalnya

pengelola harus benar-benar meneliti kondisi meja kursi serta fasilitas

lainnya. Bagaimana kondisi komputer, jaringan internet, kipas angin,

serta LCD dan sebagainya. Sehingga jika pengelola mengetahui

kerusakaan meskipun sedikit mereka langsung memperbaiki, tetapi

jika barang tersebut memang benar sudah rusak berat dan jika

diperbaiki akan merugikan, maka pihak sekolah akan menyuruh untuk

dijual, akan tetapi jika masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki.

Meskipun telah diperbaiki barang tersebut tidak untuk dipakai sekolah

31

tersebut tetapi untuk dihibahkan ke sekolah Muhammadiyah lain yang

lebih membutuhkan.

d. Pengembangan Sarana dan Prasarana (Modern)

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan sekolah berstandar

internasional sehingga memiliki sarana dan prasarana yang modern.

Seperti halnya pada saat ini presensi siswa melalui alat elektronik dan

raport siswa dapat dilihat secara online melalui website, mereka sudah

tidak menggunakan metode lama yang menggunakan kertas.

Perpustakaan yang telah dilengkapi jaringan internet sehingga

mempermudah siswa dalam mencari buku maupun non buku.

Metode belajar mengajar di sekolah ini setiap siswa diwajibkan

mempunyai laptop karena dalam proses belajar mengajar selalu

menggunakan laptop serta suasana moving class dan fasilitas yang

memadai membuat siswa tidak jenuh dalam proses belajar mengajar.

Karena sebagian besar siswa adalah anak dari orang kalangan dengan

strata ekonomi menengah ke atas jadi harus diberikan fasilias yang

memadai.

4. Manajemen Tenaga Kependidikan

Marimba (1987: 37) menyebutkan pendidik adalah orang yang

memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Menurut UU No. 14 tahun

2005 seorang pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan

sertifikasi. Berkenaan dengan pola manajemen tenaga kependidikan di

SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Kondisi Tenaga Pendidikan

Pendidik di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara kuantitas

keseluruhannya terdapat 82 orang pendidik yang berasal dari Pegawai

Negeri maupun yang bukan Pegawai Negeri. Dalam hal ini terdapat

27 pendidik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil), 26 pendidik

dari DPK, dan 1 pendidik dari DPK Depag. Untuk tenaga Guru Tidak

Tetap (GTT) sebanyak 38 pendidik dan Guru Tetap Yayasan (GTY)

sebanyak 17 pendidik. Sedangkan untuk Karyawan yang bekerja di

32

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat 38 orang karyawan.

Sebanyak 11 pegawai merupakan Pegawai Tetap Yayasan (PTY) dan

27 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Mengenai kualitas pendidik dan non pendidik memiliki kualitas

yang kompeten dan mumpuni. Dari total 82 pendidik 8 orang

berkualifikasi Strata Dua (S2), dan sisanya sebanyak 74 orang

berkualifikasi Strata Satu (S1). Hal ini dapat kita lihat bahwa tenaga-

tenaga pendidik yang dilibatkan di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta adalah tenaga pendidik yang sangat berkompeten di

bidangnya. Selain tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta juga terdapat pegawai yang berstatus bukan tenaga

pendidik, dalam hal ini pegawai yang dilibatkan di dalamnya juga

merupakan pegawai yang sangat berkompeten di bidangnya yang

dalam proses penyaringannya atau proses rekruitmen melalui

persaingan yang sangat ketat, dan hanya orang yang memenuhi

kriteria saja yang bisa manjadi pendidik dan pegawai di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta tesebut baik secara administrasi

maupun secara intelektual.

Berdasarkan penuturan Nestro, salah satu siswa SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, guru-guru di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta sangat komunikatif, enak, menyenangkan, dan friendly.

Senada dengan itu Radit menambahkan guru-guru SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam mengajar menerapkan metode

yang asyik dan berbasis teknologi komunikasi dan informasi sehingga

nyambung dengan pikiran siswa. Hal ini sebagai salah satu indikasi

bahwa pendidik di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memang

memiliki kualitas dan kompetensi yang tidak dipungkiri.

b. Pola Rekruitmen Tenaga Pendidikan

Sesuai kebijakan Persyarikatan Muhammadiyah maka rekruitmen

pendidik dan karyawan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Yogyakarta.

33

Menurut penuturan Joko Triyantoro, Kepala Tata Usaha SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, pihak sekolah tinggal mengajukan

pendidik dan karyawan yang dibutuhkan, maka PDM Yogyakarta

yang akan membuka dan mengadakan seleksi penerimaan pendidik

dan karyawan yang diperlukan tersebut. (data terlampir).

c. Proses Penetapan Tenaga Pendidikan

Dalam penetapan tenaga pendidikan, SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta menggunakan cara penetapan yang diatur oleh PDM Kota

Yogyakarta, terutama berkaitan dengan pendidik Guru Tetap Yayasan

(GTY). Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) diatur oleh Kementerian

Pendidikan dan Kemenag. Berdasarkan informasi dari Joko

Triyantoro, Kepala Tata Usaha SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta,

berkaitan Guru Tidak Tetap (GTT) diberikan kontrak selama 2 tahun,

kemudian diadakan evaluasi jika kinerjanya bagus bisa diperpanjang

lagi, begitu seterusnya. Penetapan dilakukan berdasarkan SK (Surat

Keputusan) dari yayasan.

d. Pembinaan Karir Tenaga Pendidikan dan Pemberhentiannya

Menurut Tatang M. Arifin, dkk (2011: 72) pembinaan atau

pengembangan pegawai adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk

memajukan dan meningkatkan mutu serta efisiensi kerja seluruh

tenaga personalia yang berada dalam lingkungan sekolah baik tenaga

edukatif maupun administratif.

Mengenai pembinaan karier selain sudah diatur dalam aturan yang

diperuntukkan kepada tenaga pendidik dan pegawai yang berstatus

sebagai Pegawai Negeri. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga

memberlakukan pembinaan yang diperuntukkan kepada semua

pegawai di lingkup sekolah. Diharapkan semua yang ada di lingkup

sekolah tersebut bisa menjadi apa yang diharapkan yang beraklaqul

karimah dan berbudi pekerti yang baik.

Menurut Joko Triyantoro pembinaan karir tenaga pendidik

bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan dalam

34

menjalankan fungsi sebagai pendidik. Bentuk kegiatan pembinaan

berupa workshop, kursus singkat, studi banding, seminar, loka karya,

dan pelatihan. Selain itu juga kegiatan peningkatan keagamaan dan

spiritualitas berupa kajian keislaman dan pengajian akbar bulanan.

Selain itu juga terdapat program penguasaan standar kepada tenaga

pendidik dan pegawai untuk menguasai minimal dasar-dasar

operasional komputer dan kemampuan bahasa asing, utamanya bahasa

Inggris.

Sedangkan untuk pemberhentian pendidik maupun pegawai

dilakukan apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran hukum

berat. Sedangkan untuk pelanggaran ringan dengan teguran dan

peringatan, maksimal 3x teguran sebelum diberikan tindakan tegas.

Hal tersebut diberlakukan berdasarkan musyawarah Persyarikatan

Muhammadiyah dengan pihak sekolah.

e. Kesejahteraan/Gaji Tanaga Pendidikan

Berdasarkan uang masuk yang diberikan oleh orang tua siswa

sebesar minimal 6 juta sampai 25 juta. Dengan uang yang dibayarkan

tersebut sudah mampu membiayai semua kebutuhan siswa dan mampu

mensejahterakan seluruh tenaga pendidik dan karyawan. Selain gaji

pokok yang diterima setiap bulannya para tenaga pendidikan juga

mendapatkan uang tambahan, bisa dikatakan bonus dari pihak

sekolah. Pemberian penghargaan atau bonus akan diberikan dengan

kriteria apabila guru memberikan jam tambahan kepada siswa (les),

guru yang menjabat sebagai wali kelas, petugas kepanitiaan dalam

sebuah acara di sekolah, dan petugas TU. Bonus tersebut diberikan

sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik dan komitmen, baik

Pegawai yang berstatus Pegawai Negeri maupun GTT. Selain itu,

bentuk lain dari bonus bagi tenaga pendidik dan pegawai adalah bonus

dadakan yang diberikan oleh Kepala Sekolah karena sesuatu hal luar

biasa yang dilakukan. Misalnya seorang guru yang mampu mengajar

35

dengan baik sehingga semua siswa dalam suatu mata pelajaran

mendapat nilai baik semua pada setiap kelas.

f. Inovasi Pengembangan Tenaga Pendidikan.

Mengenai inovasi tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta setiap tenaga pendidik diharuskan minimal mengenyam

pendidikan Strata Satu (S1), kecuali pegawai tetap yang sudah lama.

Pihak sekolah mengembangkannya dengan mendorong tenaga

pendidik untuk melanjutkan mengenyam pendidikan S2 melalui

program beasiswa dari Persyarikatan Muhammadiyah dan Kemenag.

Selain itu, setiap guru juga ditekankan untuk mampu menguasai

teknologi pendidikan dan kemampuan bahasa asing, terutama Bahasa

Inggris dan Bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan status SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI).

5. Manajemen Keuangan

Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Sudah menjadi rahasia

umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan demikian,

pembiayaan akan bervariasi. Keuangan atau pembiayaan pendidikan di

lembaga pendidikan atau sekolah menjadi essencial factor. Penanggung

jawab manajemen pembiayaan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru

yang ikut bertanggung jawab atas pembiayaan pendidikan.

Menurut Rohiat (2010: 27) Manajemen pembiayaan meliputi kegiatan

perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan

pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan.

Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya

administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Manajemen keuangan memiliki aturan tersendiri, terdapat pemisahan tugas

dan fungsi antara otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator

adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang

mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah

36

pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan

pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan otorisator. Bendaharawan

adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, peyimpanan, dan

pengeluaran uang atau surat-surat berharga lain yang dapat dinilai dengan

uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.

Keuangan sekolah dapat diperoleh dari dana Anggaran Penerimaan

Belanja Negara (APBN), bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) serta bantuan masyarakat.

Dalam manajemen keuangannya, terlihat di bagian keuangan terdapat

loker pembayaran dan berbagai peraturan yang ada (terlampir). Pelayanan

pembayaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta disediakan dua loket

khusus. Loket-loket tersebut digunakan untuk pembayaran SPP

(Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan), registrasi maupun amal

jariyah, yang dilayani mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 25 pada

setiap bulannya. Waktu yang diberikan cukup panjang, jam 07.00 sampai

jam 13.00. Loket I digunakan untuk sirkulasi pembayaran kelas X dan

kelas XI, sedangkan loket II khusus digunakan untuk kelas XII. Perlakuan

khusus pada siswa khusus memiliki kriteria dalam dispensasinya, yaitu

pembayaran harus dilakukan oleh orang tua atau wali dan harus membawa

kartu SPP.

Di dalam SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, susunan kepengurusan

dipimpin oleh Top Manager atau kepala sekolah, kemudian dibawahnya

terdapat wakil bidang dan selanjutnya unit-unit. Lebih jelas perhatikan

bagan sbb: (Wawancara dengan wakil kepala humas SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Bapak Sarno R Sudibyo, S.Pd, M. Pd)

37

Bagan no.1 Struktur manajemen keuangan

Dari bagan diatas, untuk manajemen keuangan disebut Unit BP Kas.

Untuk koordinator unit BP Kas adalah bapak H. Edy Suyanto dengan tiga

staff, yaitu: Ibu Estri Utami, S. E., Ibu Daya Astuti, S. E. dan Ibu Islami

Rahmawati, S. E. Dan lebih rinci Manajemen Keuangan di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdiri sebagai berikut:

1) Kondisi Sumber Daya Keuangan

Sebagaimana yang dituturkan oleh Pak Didik selaku Waka

Sarpras pada saat penyambutan mahasiswa KKL IAIN Surakarta

yaitu, salah satu sumber dana SMA Muhammadiyah 1Yogyakarta

berasal dari APBD. Sumber dana sekolah:

a. Komite sekolah (95 % lebih), yaitu:

1) Dari siswa (SPP dan KBM),

SPP untuk reguler: Rp 400.000

SPP untuk SBI: Rp 600.000-Rp 750.000

2) Registrasi, berbeda tiap tahunnya.

Dana sumbangan bersifat sukarela, untuk siswa baru

juga sukarela namun ada patokan yaitu minimal Rp 6.000.000

Sedangkan dari Registrasi tiap tahunnya:

Top Manager

Unit BP Kas (Badan Pemegang Kas)

Unit Perpustakaan Unit Bimbingan

Konseling Unit Kesehatan Siswa

Unit Laboratorium IPA

Unit Laboratorium IPS Unit

TenagaAdministrasi

Wakil (bidang)

38

1) Kelas X

SBI : Rp 6.176.000 (putra)

Rp 6.333.000 (putri)

Reguler : Rp 1.500.000

2) Kelas XI

SBI/IPA : Rp 4.627.000

Reguler : Rp 1.500.000

3) Kelas XII

SBI : Rp 5.098.000

Reguler : Rp 3.483.000

(Wawancara dengan bapak Edy Suyanto, kepala bendahara

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sejak tahun 2000)

b. Bantuan pemerintah

Prosedur untuk memperoleh bantuan dari pemerintah, yaitu

dengan sekolah memberikan penawaran berupa pengajuan

program dalam proposal, dimana ada MOU (kesepakatan

sekolah), sekolah melakukan kesepakatan tersebut dan

mempertanggungjawabkannya.

c. Bantuan pihak lain yang tidak mengikat (sponsor). Di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat Tiga variabel biaya,

yaitu:

1) SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan)

2) DKS (Dana Kegiatan Siswa), dibayarkan setahun sekali

untuk pembiayaan, seragam, ujian, UKS, praktikum, buku,

iuran siswa, dll

3) DPP (Dana Pembangunan Pendidikan), dibayarkan sekali

pada saat masuk sekolah pertama.

39

2) Proses Penyusunan RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan

Belanja Sekolah)

Detail RAPBS yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

tidak dapat diinformasikan secara rinci akan tetapi RAPBS ini

diadakan setiap akhir tahun melalui manajemen review dan rapat

kerja tahunan.

3) Model Pengelolaan Dana

Rapat kerja yang dihadiri oleh dewan guru dan pegawai pad

setiap tahunnya, menghasilkan:

a. Bantuan dari alumni, bersifat sukarela

b. Adanya BOS (biaya operasional sekolah). Penentu penerima

dana BOS adalah TIM dari Bimbingan Konseling. Nantinya

dana akan diberikan dengan mengadakan research terlebih

dahulu dan penyalurannya secara home visit.

Dana BOS diberikan setiap bulan, yang digunakan untuk

membantu pembayaran SPP siswa. Dana nya dari kementrian

pendidikan nasionala. Pembagian dana BOS ini adalah 50% di

semester 1 dan 50% di semester 2.

a. Proses pembukuan

Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ada dua

loket/pelayanan kasir, pelayanan 1 digunakan untuk kelas X

dan XI sedangkan pelayanan 2 khusus untuk kelas XII.

b. Proses pertanggungjawaban

Tim keuangan SMA Muhammadiyah memberikan laporan

kepada kepala sekolah, kemudian laporan itu dikirim kepada

persyarikatan. Jika nantinya ada komplain dari persyarikatan,

maka laporan tersebut dikembalikan ke sekolah untuk dikaji

ulang. Proses laporan tersebut berlangsung setiap tanggal 5

pada tiap bulannya. Jika dana lebih, maka dana tersebut

didepositkan ke persyarikatan. Kemudian ketika dana tersebut

40

telah memenuhi kuota anggaran (jumlah kuota tidak

disebutkan), maka dikembalikan ke sekolah guna

pembangunan fisik. Pembangunan fisik dapat berupa

pembangunan gedung, pengadaan inventarisasi sekolah, dsb.

Tim audit keuangan adalah LPPK (Lembaga Pembinaan dan

Pengawasan Keuangan).

4) Inovasi Sumber dan Proses Pendanaan.

Prosedur penggunaan dana, yaitu:

a. Bidang mempunyai program.

b. Diturunkan menjadi TOR (term of references) atau proposal

sederhana.

c. Pengajuan anggaran

d. Pencairan dana dengan mekanisme BON merah.

e. Laporan penggunaan anggaran.

f. Dimasukkan ke BP Kas.

Dengan adanya ISO, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mempubyai

dua macam audit, yaitu:

a. Audit internal, pengauditan dilakukan oleh antar bidang secara

silang.

b. Audit internal, yaitu dari:

a) PT. TUV Rheinland Indonesia yang berpusat di Jerman

(TUV Rheinland CERT ISO 9001)

b) LP3S (dari perserikatan), kepanjangan dari badan

ini,narasumber kurang begitu mengetahuinya.

6. Manajemen Hubungan Masyarakat

Menurut Tatang M. Arifin, dkk hubungan masyarakat adalah suatu

kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat

dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan,

hubungan harmonis, serta dukungan (good will) secara sadar dan sukarela.

41

Kegiatan hubungan masyarakat yang dilaksanakan lembaga-lembaga

pendidikan atau badan-badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan

untuk mengabdi pada kepentingan pendidikan. Manajemen Humas di

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kondisi Hubungan Masyarakat

Hubungan masyarakat SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang

diketuai oleh Sarno R. Sudibyo, M. Pd. mempunyai 2 staff, yaitu Ibu

Arif Eko Nugraheni dan ibu Retno.

Selain itu terdapat juga staff yang secara tidak langsung ikut andil

dalam pengoperasian humas. Menurut Ibu Retno selaku staff

hubungan masyarakat menyatakan bahwa manajemen hubungan

masyarakat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tergolong

manajemen yang paling baik dan makmur dibandingkan manajemen

yang lain.

b. Proses Identifikasi Pelibatan Masyarakat dalam Program Sekolah

1) Pelibatan langsung

Proses identifikasi pelibatan wali murid dalam program sekolah

yaitu dengan adanya rapat dengan wali murid, rapat pembagian

raport, rapat akhir semester. Menurut Ibu Retno, SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan Penyerahan SKHUN

asli dan pengambilan bahan seragam.

2) Pelibatan tidak langsung

Pelibatan secara tidak langsung pada masyarakat secara

luas. Tugas humas disini adalah memaparkan SMA 1

Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu sekolah yang

unggul pada masyarakat secara luas.

c. Jenis Program Humas yang Dilakukan

1) Program humas internal

Kegiatan ini merupakan pubisitas ke dalam. Sasarannya adalah

warga sekolah, yakni para guru, tenaga administrasi (tata usaha),

dan para siswa. Hal ini dinyatakan oleh Tatang M. Arifin dalam

42

Manajemen Pendidikan. Program humas internal di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah:

a) Sebulan sekali rapat antara pihak sekolah, komite sekolah

dan alumni.

b) Rapat guru dan karyawan

c) Diklat

d) Kegiatan santunan internal

2) Program humas eksternal

Kegiatan selalu dihubungkan dan ditunjukkan kepada publik atau

masyarakat di luar sekolah.

a) Penerbitan majalah

Maksud diterbitkannya majalah atau buletin sekolah

adalah agar semua karya dan kegiatan sekolah dapat

ditunjukkan kepada masyarakat umum di luar sekolah.

Majalah atau buletin tersebut berisi berita sekolah atau

artikel karya warga sekolah.

Menurut Ibu Retno selaku staff Humas, menyatakan

bahwa majalah merupakan alat sebagai ajang promosi dan

publikasi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

b) Pelaksanaan pameran sekolah

Pameran adalah sebuah arena atau ajang untuk

mempertunjukkan hasil pekerjaan dan perkembangan

siswa serta kemajuan sekolah kepada warga sekolah pada

khususnya dan masyarakat pada umumnya. Ibu Retno

menyatakan bahwa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

telah melaksanakan EXPO setahun sekali yang

mengundang perguruan tinggi swasta dan negeri.

c) Program kerjasama

Program kerjasama ini dilakukan baik dalam

lembaga maupun eksternal dan lintas sektoral bahkan

mendunia.

43

1) Kunjungan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke

SIS Thailand (Santichon School Thailand)

2) PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah)

Malaysia mengunjungi SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta

3) Program Mobiliti pelajar Siswazah Fakulti

Pendidikan University Kebangsaan Malaysia ke

SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta

4) Pawai Budaya dari SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta untuk Indonesia diikuti delegasi SMK

Sultan Azlanshah Malaysia

d. Pola Hubungan yang Dibangun dengan Masyarakat

Pola hubungan yang dibangun antara pihak sekolah dengan

masyarakat antara lain adalah membangun kerjasama dengan wali

murid, yaitu dengan diadakannya rapat dengan wali murid, rapat

pembagian raport, dan rapat akhir semester.

Selain itu, dengan adanya website dengan alamat

http://www.smumuhi-yogy.sch.id di mana masyarakat dapat

mengakses sendiri semua informasi tentang sekolah ini, maka dari itu

tujuan utamanya sosialisasi, promosi, publikasi.

e. Jejaring Sosial Pendidikan Sekolah

Sekolah ini mempunyai website, yang dioperasikan oleh petugas

khusus dan tim humas. Sehingga masyarakat bisa mengakses

informasi tentang SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara mudah.

Manajemen humas di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini

memanfaatkan adanya teknologi yaitu jejaring sosial dalam pemasaran

sekolah. Pendaftaran yang dilakukan secara online ternyata

menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikenal dan diminati

banyak orang dari berbagai kalangan, tidak terbatas ruang dan waktu.

Sebagai contoh: Siswa dari Papua ingin mendaftarkan ke SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta bisa dengan mendownload formulir

44

dari website yang disediakan oleh sekolah. Hal ini merupakan inovasi

dari bagian humas untuk mempermudah masyarakat dalam mengikuti

program sekolah.

f. Inovasi Khusus Program Humas

Menurut staff humas SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta belum mengadakan inovasi program

humas, namun ada kegiatan tahunan. Seperti Perayaan Milad SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke-62.

7. Manajemen Layanan Khusus

Layanan khusus yang tersedia di dalam sekolah SMA Muhammadiyah

1 Yogyakarta semuannya diberikan untuk semua siswa, dan semua

layanan khusus bebas di gunakan untuk semua siswa. Kondisi layanan

khusus di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki kondisi yang

sangat bagus dan memenuhi standar. Letak di setiap ruangan layanan

khusus sangat strategis sehingga siswa dapat menggunakannya secara

mudah dan di setiap layanan sudah mempunyai ruangan-rungan tersendiri

secara terpisah. Kondisi ruangan layanan khusus yang tersedia di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat bersih, luas, letaknya strategis, cara

pelayanannya dengan sistem yang modern dan semua peralatan yang

tersedia di setiap ruangan layanan khusus tertata dengan rapi. Adapun

berbagai macam layanan khusus yang tersedia di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta yaitu:

1. Asrama

Layanan ini deperuntukkan bagi siswa dan siswi yang berminat

untuk tinggal di asrama selama siswa menjadi peserta didik di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Adapun asrama putra dengan kapasitas

250 anak. Adapun Asrama Putri yang dikelola oleh aktifis

Muhammadiyah (manajemen terpisah dari sekolah) dengan jarak 200

meter dari sekolah. Sistem yang digunakan dalam memilih siswa yang

akan menjadi peserta didik di asrama ini adalah sistem seleksi, namun

sistem ini digunakan ketika kuota siswa melebihi batas yang telah di

45

tentukan dari pihak sekolah yaitu 25 peserta didik. Bapak Syamsuddin

(Subbag Administrasi Siswa) menjelaskan bahwa “Pihak sekolah

memberikan layanan ini bertujuan untuk membentuk generasi muda

robbani dan mampu merangkul masyarakat dalam hal kebaikan yang

sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah”.

2. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Layanan kesehatan ini diperuntukkan kepada siswa, guru dan

masyarakat sekitar, karena layanan ini bekerjasama dengan rumah

sakit PKU Muhammadiyah yang ada di kota Yogyakarta. Perlalatan

yang dimiliki UKS ini sudah memenuhi standar yang setara dengan

klinik atau puskesmas. Tenaga kerja yang ada di UKS SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini ada 5 orang tenaga kerja yang

meliputi :

a. Dokter Umum : 2 orang

b. Dokter Gigi : 1 orang

c. Perawat : 1 orang

d. Administrasi : 1 orang

Semua dari tenaga kerja yang dimiliki oleh UKS SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini selalu siap untuk melayani

masyarakat dalam sekolah maupun masyarakat luar di sekitar sekolah.

Misalnya untuk cek kesehatan rutin ataupun untuk berobat.

Bapak Syamsuddin juga menuturkan “UKS yang ada di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki standar yang sesuai atau

setara dengan puskesmas atau klinik yang ada di Yogyakarta, dan juga

memiliki dokter-dokter yang ahli di bidangnya. Sehingga dengan

adanya layanan UKS ini siswa dapat terjamin kesehatannya selama

KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. UKS yang dimiliki

oleh SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini bekerjasama dengan PKU

Muhammadiyah kota Yogyakarta, sehingga ketika UKS SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak bisa menangani pasien maka

langsung di rujuk ke PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta. UKS

46

yang ada sekarang ini menjadi juara 2 tingkat provinsi dalam

perlombaan kebersihan dan layanan UKS tingkat provinsi

Yogyakarta”.

3. Keamanan

Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa

aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah. Dalam bidang

layanan ini SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki keamanan

yang sangat ketat, penjagaannya dilakukan 24 jam. Adapun 6 personil

yang menjadi satpam untuk menjaga keamanan di setiap pintu masuk

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Hasil wawancara dari Bapak Suprapto (salah satu satpam)

menjelaskan bahwa “Kami selalu siap untuk menjaga keamanan SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini. Menjaga sekolah ini sudah menjadi

kewajiban kami, di sini kami ada 6 personil yang bergantian untuk

menjaga sekolah ini, dan setiap pagi kami bekerjasama dengan guru

BK untuk memeriksa barang bawaan siswa dan kami juga melakukan

pengecekkan keamanan 1 jam sekali.”

Tempat keamanan di sini sangat ketat penjagaannya, area Parkir

kendaraan untuk siswa yang mampu menampung 700 motor siswa di

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki tempat parkir yang luas,

tempat parkir keamanan dibagi menjadi tiga yaitu:

d. Tempat parkir per kelas

e. Tempat parkir guru dan karyawan

f. Tempat parkir khusus untuk tamu

4. Kafetaria

Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang

dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar

mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik.

Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut, terjangkau

dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi

syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.

47

Adapun kafetarianya di bagi dua, yaitu: kafetaria untuk guru dan

kafetaria untuk siswa. Pengelola kafetaria tersebut adalah istri dari

salah satu karyawan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dan guru

sebagai penyeleksi makanan yang masuk dalam kafetaria. Para guru

diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi

dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi.

Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak

berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Untuk urusan

perijinan tentang kafetaria yang megurusi adalah dari pengelola

sekolah, pengelola sekolah memberi ijin setelah adanya seleksi

makanan yang akan disajikan oleh kafetaria itu tersebut.

5. Laboratorium

Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan

mengadakan penelitian yang berkaitan dengan percobaan-percobaan

tentang suatu obyek tertentu. Laboratorium adalah suatu tempat baik

tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan

penyelidikan, percobaan, praktikum, pengujian, dan pengembangan.

Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar

mengajar baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk

melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan

bahkan pembakuan.

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki laboratorium yang

lengkap karena laboratorium di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

yang menggunakan bukan hanya siswa dari sekolah tersebut, namun

sering juga digunakan untuk praktikum dari universitas-universitas di

sekitar Yogyakarta.

Adapun fasilitas ruang laboraturium yang ada di sekolah SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:

a. 3 Ruang Laboratoirum IPA (Kimia, Fisika, Biologi)

b. 1 Ruang Laboratorium Bahasa (Inggris dan Arab)

c. 1 Ruang Laboratorium berisi 24 PC terhubungan LAN

48

d. 1 Ruang Laboratorium Agama Islam

6. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan

kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang

proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang

dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan

pustaka.

Menurut Supriyadi mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai

perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang

program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti

sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah

umum maupun kejuruan.

Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah

yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai

sentral utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses

belajar mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang

dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan

pustaka. Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa

perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna

menunjang proses belajar mengajar di sekolah.

8. Manajemen Penjaminan Mutu

Sebuah sistem penjaminan mutu pendidikan harus mencakup beberapa

elemen, yaitu: pengembangan institusi, kebijakan mutu, tanggung jawab

manajemen, organisasi mutu, pemasaran dan publisitas, penyelidikan dan

pengakuan, induksi, penyediaan kurikulum, bimbingan dan penyuluhan

sebelum wisuda, manajemen pembelajaran, rancangan kurikulum,

rekruitmen, pelatihan dan pengembangan, pengawasan dan evaluasi,

susunan administratif, dan tinjauan ulang institusional. (Edward Sallis:

2008).

a. Kondisi Mutu Sekolah

49

Dalam perkembangannya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

semakin dipercaya oleh masyarakat dan stakeholder yang ada.

Konsekuensinya adalah sekolah berupaya keras untuk senantiasa

meningkatkan mutu agar menghasilakn output dan outcome yang

berkualitas.

Atas kepercayaan dari pemerintah, sejak tahun 2002 SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta dipercaya untuk membuka layanan

siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui Program

Akselerasi. Untuk menampung animo masyarakat yang tinggi maka

jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 30 menjadi 32, hal

ini disebabkan karena jumlah siswa dalam rombongan belajar harus

mengikuti idealisme kurikulum sebanyak 32-34 siswa

(www.smumuhi-yog.sch.id).

b. Sistem Penjaminan Mutu yang Dilakukan

Mengenai elemen kurikulum, manajemen pembelajaran di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikelola oleh tim pengembang

kurikulum. Dalam sistem pembelajaran terdiri dari beberapa

komponen yaitu tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, materi/

bahan ajar, media, evaluasi. Rancangan kurikulum disesuaikan dengan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sedangkan dalam

elemen pemasaran dan publikasi, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

melakukan berbagai acara dengan melibatkan masyarakat secara

langsung, salah satunya dengan brosur.

Versi terbaru dari ISO 9001 adalah versi ke-4. Bila dibandingkan

dengan versi 2000, ISO 9001: 2008 merupakan penyesuaian terhadap

standar yang ada dan bukan perbaikan menyeluruh. Versi 2008 ini

juga mengklarifikasi persyaratan yang ada dalam ISO 9001: 2000.

Sampai saat ini, ISO 9001: 2000 dianggap sebagai standar

international terbaik untuk mengelola sistem manajemen mutu,

sehingga paling banyak diadopsi oleh berbagai organisasi termasuk

lembaga pendidikan.

50

1. Program Percepatan Belajar (PPB)

PPB adalah program layanan pendidikan bagi siswa yang

mempunyai kemampuan tinggi agar dapat menguasai materi

kurikulum standar secara optimal dengan waktu yang lebih cepat,

tepat, dan efisien, sehingga jenjang jenjang pendidikan SMA dapat

ditempuh dan dalam waktu dua bulan.

Peserta PPB adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta yang telah diidentifikasi sebagai siswa berkemampuan

tinggi dengan ketentuan:

a. Nilai Matematikan Ujian Nasional

b. Nilai Tes Seleksi Masuk SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

c. Nilai Rapor SLTP Kelas II dan III semester 1 dan 2

d. Tes Psikologi

e. Rekomendasi Guru

f. Sehat jasmani, rohani, serta bebas NAPZA yang dinyatakan oleh

dokter pemerintah.

g. Tes wawancara

h. Surat Persetujuan Orangtua.

2. Program Kelas Berbasis ICT

Program Kelas Berbasis IT dengan nama ICT-MSN

(Information Communication Technology-Model School

Network). Yaitu sekolah yang tidak sekedar berbasis IT tapi

adanya kerjasama dan jaringan ke negara-negara APEC, untuk

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta kerjasamanya dengan negara

Korea Selatan. Tiga tahun program ini masih berjalan, pada 2008

sekolah kembali dipercaya untuk menjadi RSMA-BI (Rintisan

Sekolah Menengah Atas-Bertaraf Internasional).

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta bekerja sama dengan

Bonpo Middle School, sekolah berbasis ICT terbaik di Korea

Selatan yang terletak di kota Busan sebagai partner. Pendekatan

yang diterapkan dalam program ini adalah Problem Based

51

Learning, yaitu pembelajaran berbasis masalah di mana masalah

dijadikan sebagai titik acuan proses pembelajaran.

Perekrutan peserta didik dalam program ini melalui beberapa

tahapan, sebagai berikut:

a. Mengikuti tes seleksi kemampuan ICT (pengoperasian komputer

dan software) dan pengoperasian peralatan ICT (handycam,

digital camera, audio video).

b. Tes akademik (Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan

Alam)

c. Tes psikologi

d. Wawancara: peserta didik dan orangtua.

Peserta didik yang mengikuti kelas berbasis ICT tersebut paling

tidak memiliki klasifikasi skill secara internal sebagai berikut:

a. Memiliki minat yang tinggi terhadap Bahasa Inggris

b. Menguasai aplikasi Microsoft Office atau sejenis dan tidak asing

dengan internet (e-mail dan browsing)

Secara eksternal peserta didik harus:

a. Memiliki laptop dengan spesifikasi minimal mobile processor

P4 RAM minimal 256 MB dengan dilengkapi wireless dan

sanggup mengadakan koneksi internet di rumah atau warnet.

b. Bersedia bekerja overtime dalam pengerjaan project

internasional.

c. Bersedia untuk mengikuti ekstrakurikuler yang berbenturan

dengan proses pengerjaan project.

d. Bersedia membayar SPP yang besarnya ditentukan berdasarkan

kesepakatan orangtua dan sekolah dengan mempertimbangkan

kebutuhan biaya operasional.

e. Bersedia menandatangi kesanggupan mengikuti Kelas ICT.

f. Bersedia membayar biaya akomodasi ke luar negeri apabila ada

undangan dari sekolah partner.

52

c. Pengukuran Mutu atau Standar yang Dilakukan

Organisasi standarisasi internasional atau sering disebut ISO

(International Standarization Organization) adalah organisasi non-

pemerintah yang beranggotakan badan-badan standarisasi nasional

dari beberapa negara. ISO secara teknis dibentuk pada tahun 1987

dengan nama TC 176 (Technical Committee 176) atau lebih dikenal

sebagai ISO/TC176, dan telah berhasil menyusun seri standar yang

dapat diterima secara internasional.

Drs. Hery Susiswanto menyatakan bahwa SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta sudah menerapkan sistem ISO 9001:

2008 dan memasuki tahun ke-V. ISO ini merupakan syarat sebagai

Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Seperti tim

pengembangan kurikulum, ISO juga memiliki tim yang melakukan

pertemuan rutin setiap hari Rabu untuk membahas apakah dokumen

dan permasalahan pengembangan mutu telah sesuai dengan standar

atau belum.

d. Mutu Input, Proses, Output, dan Outcome Sekolah

Setelah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sukses

menyelenggarakan kelas akselerasi (percepatan waktu belajar)-dilihat

dari output dan outcomenya, pemerintah kembali menunjuk SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk mengadakan sekolah berbasis

Information Technology (IT). Jadi, ada dua jenis program

pembelajaran yang diselenggarakan dengan persyaratan peserta didik

tertentu yaitu Program Percepatan Belajar (PPB) Dan Program Kelas

Berbasis IT dengan nama ICT-MSN (Information Communication

Technology-Model School Network). (data terlampir)

Mutu proses di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah

ditulis dan diterbitkan dalam sebuah buku manual mutu yang berisi

seluruh Standar Kompetensi Lulusan, pelaksanaan pembelajaran

sampai evaluasi pembelajaran. Menurut Susiswanto, Staf Wakil

53

Kepala Sekolah bidang Penjaminan Mutu penulisan buku tersebut

menghabiskan dana sebesar Rp 80.000.000,00.

Mutu output SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masuk

dalam kategori baik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya

siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang masuk ke universitas

negeri apabila dibandingkan dengan sekolah menengah atas swasta

lainnya, ungkap Heri Susiswanto. Selain itu, menurutnya mutu SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta bisa dilihat dari banyaknya pejabat

pemerintah, baik tingkat lokal maupun tingkat nasional yang

dipercaya mendidik anak-anak mereka di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta.

e. Inovasi Pengembangan Mutu Sekolah

Inovasi pengembangan mutu sekolah dilakukan dengan

mendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersedia dengan

maksimal, menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang

dianggap efektif, dan menggunakan teori-teori yang terbukti mampu

meningkatkan kualitas pembelajaran (Ara Hidayat: 2010).

Mengenai inovasi pengembangan mutu sekolah di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Susiswanto mengatakan bahwa

sekolah melakukan pengiriman guru-guru untuk melakukan kegiatan-

kegiatan di luar yang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah.

Misalnya dari direktorat jenderal pembinaan SMA diperintahkan

mengirimkan guru untuk membuat implementasi pendidikan karakter

anti korupsi, bimbingan teknis KTSP, bimbingan olimpiade.

Selanjutnya, delegasi yang dikirim sekolah dapat mendesiminasikan

ilmu yang didapat pada guru-guru lain melalui pertemuan rutin dan

workshop jika dianggap penting.

54

D. Analisis Strange, Weakness, Opportunity, and Treat (SWOT)

1. Kelebihan (Strange)

c. SMA Muhammadiyah telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI)

d. Sekolah swasta yang bercirikan nilai kemuhammadiyahan

e. Sekolah yang menerapkan web dan email sebagai bagian dari

pembelajaran

f. Sekolah yang dipercaya oleh masyarakat luas baik dalam negeri

maupun luar negeri

g. Sekolah yang memiliki dukungan financial yang tinggi

h. Dilengkapi sarana prasarana yang memadai

i. Tenaga kependidikan yang profesional

j. Memiliki hubungan kerja sama dengan negara asing

2. Kelemahan (Weakness)

a. Lokasi sekolahan yang kurang strategis

b. Sekolahan yang didominasi oleh masyarakat dengan strata ekonomi

menengah ke atas

3. Peluang (Opportunity)

a. Menjadi sekolah idaman masyarakat luas

b. Mencetak generasi yang mampu berkompetensi di dunia internasional

c. Menjadi sekolah kebanggaan bangsa

4. Tantangan (Treat)

a. Banyak sekolah yang menjadi saingan di lingkungannya

b. Banyak sekolah yang juga menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf

Internasional (RSBI)

55

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut

sudah memiliki manajemen yang bagus, terarah, dan terkontrol. Sehingga

menjadi salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dari

masing-masing manajemen sudah menjalankan fungsinya yang meliputi

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan

(actuating), pengendalian/pengawasan (controlling) dan evaluasi

(evaluating).

Manajemen kurikulum yang dikelola Tim Pengembang Kurikulum yang

terdiri dari 10 orang. Perpaduan kurikulum nasional dangan nilai Islam

Muhammadiyah menjadi ciri khas dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Program Percepatan Belajar (PPB) dan Program Kelas Berbasis IT dengan

nama ICT-MSN (Information Communication Technology-Model School

Network) serta sistem moving class adalah sistem pembelajaran yang ada di

SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.

Manajemen kesiswaan dikelola oleh wakil kepala sekolah kesiswaan

dengan anggotanya. Dalam mengelola kesiswaan SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta merencanakan dan melaksanakan program-program di antaranya

menyeleksi peserta didik secara ketat, pembagian kelas, dan pembinaan

peserta didik melalui 30 ekstrakurikuler. Kuantitas peserta didik yang terdiri

dari 1044 siswa untuk tahun pelajaran 2012/2013 untuk 30 kelas reguler dan

2 kelas akselerasi. Kualitasnya juga membanggakan dengan bukti banyak

prsetasi yang ditorehkan baik akademik maupun non akademik. Selain itu,

banyak siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang diterima di

perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Sarana prasarana di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat lengkap

karena ada dukungan dana dari orang tua siswa. Manajemen sarana prasarana

yang dikelola wakasek sarana prasarana sudah sangat bagus karena dalam

56

menjalankan fungsinya sesuai dengan kebutuhan dan harapan.

Kelebihannya selalu ada control setiap hari terhadap sarana prasana yang ada.

Manajemen tenaga kependidikan meliputi perekrutan tenaga pendidikan,

pembinaan tenaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas serta inovasi

pengembangan tenaga pendidikan untuk menyesuaikan dengan perubahan

zaman. Jumlah pendidik sebanyak 82 orang, 8 orang berkualifikasi S2,

sisanya 74 orang berkualifikasi S1. Pengembangan pendidik melalui pelatihan

dan workshop. Pendidik harus menguasai teknologi informasi dan mampu

berbahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk tenaga karyawan

sebanyak 38 orang.

Manajemen keuangan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dinilai

kurang terbuka dan transparan. Akan tetapi, yang diperoleh bahwa sumber

keuangan diperoleh dari APBN, APBD, Dana Pengembangan Pendidikan dari

orang tua minimal Rp.6.000.000 bagi siswa baru. Kemudian ada dana BOS

dan juga sumbangan sukarela dari alumni. Dana tersebut dikelola untuk

menghidupi roda pendidikan.

Menjalin kerja sama merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Sekolah mengadakan program-program yang

bertujuan untuk menjalin kerja sama. Program internal seperti kerja sama di

antara guru dan karyawan. Program eksternal seperti penerbitan majalah,

pameran, dan kunjungan ke luar negeri. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta

juga mengembangkan situs web sehingga akan mudah dikenal masyarakat

luas bahkan sampai manca negara. Itu merupakan bagian dari pengelolaan

manajemen hubungan masyarakat.

Semua layanan khusus telah dikembagkan di SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SMA Muhammadiyah 1

Yogyakarta menjadi juara lomba UKS se-provinsi Yogyakarta. Hal ini

membuktikan bahwa manajemennya bagus. Perpustakaan yang dilengkapi

dengan 9000 koleksi buku dan dikembangkan digital library. Layanan

perpustakaan yang bisa dinikmati oleh siswa, guru, dan karyawan. SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga memiliki asrama dengan nama Ma’had

57

As-Sakinah. Asrama yang mampu menampung 250 siswa putra yang

diperuntukkan siswa yang berasal dari luar kota.

Dalam perkembangannya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta semakin

dipercaya oleh masyarakat dan stakeholder yang ada. Sehingga sebagai

konsekuensinya, sekolah menyiapkan program-program untuk meningkatkan

mutu output maupun outcome. Salah satu programnya adalah dengan

mengirim guru-guru dalam pelatihan dan workshop kemudian

mendeseminasikan hasilnya untuk pengembangan mutu di sekolah. SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 berarti

mutu pendidikan sudah terjamin bagus.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan antara lain:

1. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sudah terpercaya dalam

keberhasilannya sehingga perlu mempertahankan kurikulum yang sudah

bagus serta mengembangkan kurikulum yang ada.

2. Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sebaiknya SMA

Muhammadiyah 1 Yogyakarta memperluas bangunan seperti ruang

kelas, dan gedung olahraga.

3. Dalam manajemen keuangan hendaknya terbuka dan transparan sehingga

dapat dipercaya oleh masyarakat dan tidak menimbulkan prasangka

korupsi.

58

DAFTAR PUSTAKA

Ara Hidayat dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan: Konsep,

Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung:

Pustaka Educa.

Basyirudin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:

Ciputat Pers.

E. Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implikasi

cet.XI. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Edward Sallis. 2008. Total Quality Management in Education. Yogyakarta:

IrCiSod.

Hery Setiyatna. 2012. Modul Pembelajaran Pengembangan Sistem Evaluasi Hasil

Belajar PAI. Surakarta: IAIN Surakarta.

Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian cet. VII. Bogor: Ghalia Indonesia.

Mujamil Qamar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan

Lembaga Pendidikan Islam. Surabaya: Airlangga.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi, Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan.

Yogyakarta:Aditya Media.

Tim Dosen AP. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.