BAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan · PDF fileBAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan ... 06.15 dan pulang pukul...
Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan · PDF fileBAB 1 PENDAHULUAN A. Tujuan ... 06.15 dan pulang pukul...
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Tujuan
Tujuan kegiatan KKL Fakultas Tarbiyah dan Bahasa dengan objek kajian
di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengalaman praktik pengelolaan kelembagaan pendidikan
Islam yakni SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
2. Mengembangkan pengetahuan teknis dasar-dasar keprofesian bidang
keahlian dalam bidang pendidikan.
3. Mengetahui Sistem Manajemen yang diterapkan di SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta, sebagai pengetahuan keahlian profesi dalam dunia
pendidikan.
4. Mengembangkan sikap pro aktif dan responsive terhadap pembaharuan
bidang pendidikan.
B. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Data yang
dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan. Validitasi data dapat
ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambil datanya sendiri
cukup valid (Moh Nazir, 2009: 174).
Secara umum dalam kegiatan ini menggunakan beberapa metode untuk
mengumpulkan data. Adapun metode tersebut adalah sebagai berikut:
1. Metode Observasi ( Pengamatan Langsung)
Menurut Moh Nazir (2009: 174) metode observasi merupakan cara
memperoleh data dengan menggunakan alat indra yang sebelumnya telah
direncanakan secara sistematis sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada pelaksanaan KKL ini metode observasi digunakan untuk
mengobservasi semua aspek yang ada dalam manajemen. Aspek
manajemen tersebut meliputi manajemen kurikulum, Manajemen
Kesiswaan, Manajemen Sarana dan Prasarana, Manajemen Tenaga
2
Pendidikan, Manajemen Keuangan, Manajemen Hubungan Masyarakat,
Manajemen Layanan Khusus dan Manajemen Penjaminan Mutu. Data
yang diperoleh digunakan untuk melengkapi laporan KKL ini.
2. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk
tujuan penelitian dengan cara tanya jawab antara pewawancara dengan
narasumber dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide
(Moh. Nazir, 2009: 193-194).
Wawancara dilakukan setelah acara pembukaan KKL yang
dilaksanakan di aula SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Dengan sistem
berkelompok, wawancara dilakukan dengan mencari narasumber yang
sesuai dengan tugas kelompoknya masing-masing.
3. Metode Dokumentasi
Metode Dokumentasi merupakan mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi,
Arikunto, 2010: 274).
Selain wawancara, metode dokumentasi juga dibutuhkan untuk
memperkuat data yang lain. Banyak dokumentasi yang diperoleh
kelompok 1 di antaranya catatan, brosur, data siswa, data prestasi siswa,
data kegiatan ekstrakurikuler, data keuangan, data kurikulum, daftar
prestasi siswa, catatan tata tertib, dan sebagainya.
3
BAB II
PELAKSANAAN KKL
A. Profil Lembaga Tempat KKL
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang biasa disebut dengan SMA
MUHI Yogyakarta merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas yang
berstatus swasta yang dimiliki oleh persyarikatan Islam. Sekolahan yang
berada di Jalan Gotongroyong II Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo,
Yogyakarta memiliki banyak keunggulan. Sehingga saat ini SMA MUHI
menjadi Rintisan Sekolah Menengah Atas Bertaraf Internasional (RSMA-BI).
Pada awalnya berdirinya SMA MUHI Yogyakarta dilatar belakangi
adanya desakan dari siswa-siswi SMP Muhammadiyah yang telah lulus ujian
negara, mereka ingin melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya yang
berbasis Islam Muhammadiyah. Atas desakan tersebut menyebabkan guru-
guru Muhammadiyah pimpinan H. AG. Dwidjosoeparto beserta R.
Muhammad Mukam Hisjam, Ir. Sugiman, Moelono, Muhammad Aslam dan
dibantu mahasiswa-mahasiswa UGM berdirilah SMA Muhammadiyah pada
Oktober 1948 menempati Sekolah Rakyat VI Muhammadiyah Yogyakarta
(sekarang SD Muhammadiyah Ngupasan) di Jalan Bhayangkara 5
Yogyakarta. Kemudian pada tanggal 5 September 1949 siswa SMA MUHI
belajar di Jalan Kauman 44 Yogyakarta dan menjadikan tanggal tersebut
sebagai hari lahir SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Dalam perkembangannya kepercayaan masyarakat mulai meningkat dengan
animo siswa yang terus bertambah maka tempat belajar di Kauman tidak
mampu menampung lagi sehingga perlu tempat baru yang memadai. Maka
Muhammadiyah menawarkan PKO (Pusat Kesehatan Oemat) di Jalan
Notopraja dijadikan tempat pembelajaran. Kemudian berturut-turut
menempati gedung di Jalan Gendingan sampai tahun 1963, dan selanjutnya di
Jalan Kapten Tendean 18.
Sejak tahun 1964 animo masyarakat semakin bertambah. Hal ini
membuat pengurus sekolah untuk mencarikan tempat yang bisa menampung
4
banyak siswa. Akhirnya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berhasil
membeli tanah luas di desa Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta
pada masa kepemimpinan Bapak Soegiharso. Tahun 1981, gedung baru di
Petinggen telah dibangun 1 unit yang terdiri dari 3 lantai dan telah ditempati
untuk kegiatan pembelajaran kelas XII, sedangkan kelas X dan XI masih di
Jalan Kapten Piere Tendean 1B sampai tahun 1988. Mulai tahun ajaran
1988/1989 semua kegiatan pembelajaran telah berada di Petinggen, Karang
Waru sebanyak 30 rombongan belajar.
Dalam perkembangannya SMA MUHI semakin dipercaya masyarakat dan
stakeholder yang ada sehingga sekolah berupaya keras untuk senantiasa
meningkatkan mutu agar menghasilkan output dan outcome yang berkualitas.
Atas kepercayaan dari pemerintah, sejak tahun 2002 SMA MUHI dipercaya
untuk membuka layanan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui
program akselerasi. Program akselerasi terus berjalan dan menunjukan tingkat
kesuksesan yang dilihat output dan outcomenya maka pemerintah kembali
memberi kepercayaa kepada SMA MUHI untuk membukan program kelas
berbasis IT dengan nama ICT-MSN (Information Communication
Technology-Model School Network). Sekolah tersebut juga bekerja sama
dengan negara-negara APEC, salah satunya dengan negara Korea Selatan.
Tiga tahun ini program tersebut masih berjalan, dan pada tahun 2008 sekolah
kembali dipercaya untuk menjadi RSMA-BI (Rintisan Sekolah Madrasah
Atas- Bertaraf Internasional). Untuk menyikapi hal tersebut maka sekolah
meningkatkan Sumber Daya Manusia serta peningkatan mutu melalui
implementasi manajemen mutu. Sekolah mengharapkan pendidik-pendidik
yang mengampu di RSMA-BI di SMA MUHI memiliki TOEFL sebesar 450
dan menguasai IT. Sedangkan dalam implementasi manajemen mutu setelah
berjuang membangun komitmen dan kultur manajemen mutu selama 14 bulan
maka pada bulan Juni 2010 SMA MUHI berhasil memperoleh sertifikat ISO
9001: 2008.
Sekarang ini SMA MUHI memiliki kampus Sakinah di Jalan Gotongroyong
II Petinggen, Karangwaru, Tegalrejo, Yogyakarta. Dengan keunggulan
5
fasilitas yang dimiliki meliputi ruang kelas 3 lantai, laboratorium IPA, IPS,
Bahasa, Agama Islam, komputer, perpustakaan yang luas dengan koleksi
lebih dari 9.000 judul buku, ruang pelayanan kesehatan, ruang kegiatan
IPM/OSIS, aula, dan panggung dengan kapasitas 500 kursi, masjid luas
dengan kapasitas 600 jamaah dan mushola putri yang menampung 400
jamaah, asrama putra yang diperuntukkan siswa luar kota dengan kapasitas
250 anak, lapangan, perangkat gamelan lengkap, ruang kepala sekolah, dan
wakil kepala sekolah, area parkir yang menampung 500 motor siswa, studio
musik dan alat band yang lengkap dan green house sebagai sarana praktik dan
relaksasi. Dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan fasilitas yang
telah tersedia, maka menjadikan pembelajaran di SMA MUHI menarik dan
berarti bagi peserta didik maupun pendidik.
Keberhasilan SMA MUHI didukung dari fasilitas yang ada serta penjaminan
mutu dari sekolah itu sendiri. Untuk meningkatkan mutu pendidik dengan
mengadakan pelatihan, workshop dan kegiatan yang lain. Sedangkan untuk
peserta didik dengan mengadakan pengayaan untuk pendalaman materi yang
dilakukan setiap hari. Sistem pembelajaran SMA MUHI, siswa masuk pukul
06.15 dan pulang pukul 14.30. Sehingga sebelum dan sesudah pelajaran
dilaksanakan pendalaman materi. Hal ini dilaksanakan sebagai upaya sekolah
untuk meningkatkan kualitas pendidikan output maupun outcome. Sedangkan
untuk meyalurkan minat dan bakat siswa di SMA MUHI juga disiapkan
kegiatan ekstrakurikuler.
Kejuaraan yang diraih SMA MUHI juga banyak baik di tingkat nasional
maupun internasional. Kejuaraan akademik maupun non-akademik
memberikan kontribusi kepada sekolahan untuk memperkenalkan kepada
masyarakat luas. Sehingga masyarakat percaya terhadap kualitas dari SMA
MUHI. Keseluruhan itu tidak terlepas dari keunggulan-keunggulan yang
dimiliki SMA MUHI baik secara lokal maupun global. Keunggulan secara
lokal diperlihatkan dengan materi kurikulum kemuhammadiyahan dan
keislaman dalam semua mata pelajaran. Lingkungan Islami dengan semboyan
“Sekolahku Surgaku” menambah nilai kehidupan Islam.
6
Tantangan abad ini adalah perkembangan teknologi informasi. SMA
MUHI mengembangkan laboratorium komputer berbasis jaringan internet
yang bermanfaat bagi seluruh Civitas Akademika SMA MUHI karena dapat
mengakses internet untuk kepentingan pembelajaran. Situs web juga
dikembangkan oleh sekolah untuk mempermudah dalam berkomunikasi
antara siswa dengan guru, komunikasi sekolah dengan orang tua, komunikasi
sekolah dengan masyarakat serta membantu dalam pemasaran sekolah. SMA
MUHI juga mengembangkan model pembelajaran e-learning yang
mempermudah guru, siswa atau orang tua. Siswa dapat mengakses informasi/
materi pelajaran yang dibutuhkan dengan mengakses tanpa mengenal ruang
dan waktu. Bagi guru dapat membantu tugasnya untuk mentransfer keilmuan
atau berkomunikasi dengan siswa.
Dalam proses pembelajaran SMA MUHI mengembangkan media-
media pembelajaran yang berbasis komputer dan multimedia. Selain itu, juga
menggunakan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
dalam pembelajaran. Dengan keunggulan lokal dan global menghasilkan
lulusan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat menjadi orang yang
beriman dan bertakwa (IMTAQ) dan menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK). Sesuai dengan visi dan misinya yaitu:
a. Visi
Menghasilkan tamatan berwawasan masa depan yang berakhlaqul karimah,
unggul dalam IMTAQ dan IPTEK.
b. Misi
1. Memberdayakan seluruh sumber daya sekolah untuk membentuk
kepribadian muslim yang sesuai dengan kaidah Muhammadiyah.
2. Membekali peserta didik ilmu pengetahuan dan teknologi yang
berorientasi pada kecakapan hidup.
3. Mengembangkan kemampuan logika, matematika dan bahasa (logika
dan verbal) sebagai dasar pengembangan intelegensi peserta didik
4. Membentuk peserta didik mampu mewujudkan masyarakat Islam
yang sebenar-benarnya.
7
5. Mengembangkan SDM profesional dan kompetitif yang berbasis
teknologi informasi dan berwawasan lingkungan.
6. Membangun jaringan kerja yang harmonis dengan orang tua,
masyarakat, dan pemerintah.
c. Tujuan
1. Terbentuknya tamatan yang berkepribadian islami.
2. Terwujudnya tamatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran,
objektivitas dan tanggung jawab.
3. Meningkatnya mutu lulusan sesuai dengan standar kompetensi
lulusan.
4. Terbentuknya peserta didik yang mampu bersaing di tingkat nasional
dan internasional.
5. Terwujudnya kader Persyarikatan yang tangguh.
6. Terwujudnya tamatan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat
global.
7. Terwujudnya jaringan kerja yang harmonis dengan orang tua,
masyarakat, dan pemerintah.
B. Penyajian Data
1. Manajemen Kurikulum
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Hery Susiswanto, selaku
anggota Tim Pengembangan Kurikulum maka diperoleh informasi bahwa
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam
pembelajarannya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini merupakan integrasi dari kurikulum 2004 dan
kurikulum Majelis Dikdasmen PWM Provinsi DIY, yaitu standar
kurikulum yang dipakai siswa program reguler dengan pengayaan dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Terkait dengan kurikulum Nasional
dan kurikulum Muhammadiyah sudah ditentukan oleh Perserikatan
Muhammadiyah yang ada di pusat. Sehingga pihak sekolah tinggal
melaksanakannya dan melakukan pembenahan apabila ada yang tidak
sesuai.
8
Sistem pengelolaan kurikulum dikelola oleh Tim Pengembang
Kurikulum terdiri dari 10 orang. Tim yang diketuai Dra. Muflichati Nurin
Azizah sekaligus sebagai wakasek kurikulum menjalankan kegiatan
manajemen kurikulum meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah. Tim
bertugas mengatur semua yang berkenaan dengan kurikulum seperti
mengatur jadual, mengelola kegiatan serta yang mengembangkan
kurikulum yang sudah ada.
Di sekolah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru
sudah mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya
sesuai dengan ijazah, alokasi mengajar minimal 24 jam, ada juga kurang
dari 24 jam maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara
mengajar di sekolah lain. Guru mengajar maksimal 5 hari perminggu.
Sehingga terdapat satu hari tidak mengajar untuk pertemuan MGMP.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berusaha menciptakan inovasi-
inovasi dan mengembangkan proses belajar mengajarnya. Cara yang
dilakukan yaitu pengembangan komunikasi antara guru dan murid bisa
diakses lewat web, siswa atau guru bisa mengirimkan pesan melalui e-mail
dengan alamat e-mail: [email protected].
Selain itu materi pembelajaran juga diupload di web dengan
beralamatkan http://www.smumuhi-yogy.sch.id sehingga siswa bisa
mengakses kapan saja dan di mana saja. Pengembangan metode dan
strategi dalam pembelajaran Kemudian diterapkannya sistem moving class
untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam menjalani proses pembelajaran.
Program sukses UNAS dan pendalaman materi yang dilaksanakan setiap
hari mulai jam 6.15-07.00 WIB.
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Evaluasi dilakukan dalam dua
tahap yaitu Ujian Tengah Semester dan Ujian Akhir Semester. Teknik
Evaluasi yang digunakan baik dalam bentuk tes tertulis maupun non
tertulis mencakup tiga ranah yakni ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.
9
2. Manajemen Kesiswaan
Menurut hasil wawancara dengan Bapak Sadono selaku waka
kesiswaan Secara kualitas, kondisi siswa SMA 1 Muhammadiyah
Yogyakarta menunjukkan prestasi yang baik dalam bidang non akademik.
Hal ini dapat dibuktikan prestasi juara dari berbagai event perlombaan
yang pada tahun pelajaran 2011/2012 sampai 2012/2013 per bulan
Agustus, dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat nasional, bahkan
hingga tingkat internasional. Hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012
mencapai 100% kelulusan. Sedangkan secara kuantitas, jumlah siswa tiap
tahun yang diterima rata-rata adalah 320-370 siswa dengan pendaftar 1400
siswa.
Pendaftaran siswa baru SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta
dilaksanakan dalam tiga gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan
pada tanggal 4 Januari s/d 26 Februari 2012, gelombang kedua
dilaksanakan tanggal 28 Februari s/d 28 Mei 2012, sedangkan gelombang
ketiga dilaksanakan sesuai dengan Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi
DIY. Sedangkan tes juga dilaksanakan dalam tiga gelombang. Adapun
gelombang pertama dilaksanakan pada hari ahad 27 Februari 2012 pukul
08.00 s/d selesai, dan hasil diumumkan pada hari senin 7 Maret 2012
pukul 10.00 WIB, gelombang kedua dilaksanakan pada hari ahad 29 Mei
2012 pukul 08.00 WIB s/d selesai, dan hasil diumumkan pada hari sabtu 4
Juni 2012 pukul 10.00 WIB, dan gelombang dilaksakan juga sesuai dengan
Surat Edaran Dinas Pendidikan Provinsi DIY. Adapun bagi calon siswa
baru yang berasal dari luar daerah dapat mendownload formulir di
http://smumuhi-yog.sch.id/id/cetak.php?id=58. Kemudian untuk tes
peserta datang langsung ke SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta.
Pembagian kelas ditentukan berdasarkan pada hasil tes masuk dan
NEM untuk kelas reguler. Tes masuk meliputi tes akademik (academic
test), tes kejiwaan (psikotes) dan tes wawancara. Sedangkan pada kelas
akselerasi, pembagian kelas ditentukan pada tes cambridge, nilai, dan tes
minat. Jumlah kelas reguler terdiri dari 10 kelas dengan jumlah siswa
10
keseluruhan sebanyak 1044 untuk Tahun Pembelajaran 2012/2013, maka
rasio rata-rata kelas diisi oleh 36 siswa. Sedangkan untuk kelas akselerasi
disediakan 2 kelas dengan rasio rata-rata kelas diisi 20 siswa.
Pembinaan siswa dimaksudkan agar siswa memiliki kecerdasan tiga
ranah sekaligus (intelektual, emosional, dan spiritual). Pembinaan siswa
yang terdapat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta meliputi kedisiplinan
yang diatur dalam tata terteib peserta didik, pengembangan ekstrakurikuler
yang disiapkan 30 jenis ekstrakurikuler, serta bimbingan konseling.
Sedangkan dalam hal pendistribusian siswa, mayoritas siswa melanjutkan
ke Perguruan Tinggi, baik di dalam maupun di luar negeri. Kebanyakan
siswa memilih melanjutkan ke UGM, sedang yang lainnnya di UII dan
UMY. Mayoritas dari mereka mengambil jurusan Program Studi
Kedokteran Umum, selain itu juga ada yang melanjutkan ke luar negeri
seperti Jerman, di mana untuk penyalurannya membutuhkan bantuan agen
tertentu untuk berangkat ke sana.
3. Manajemen Sarana Prasarana
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Didik Rusbandi selaku
wakasek sarana prasarana dan hasil pengamatan bahwa kondisi sarana dan
prasarana di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara keseluruhan
dalam kondisi baik. Sarana gedung deng lantai yang dibangun sejak
bertahap tahun 1981. Sarana sekolah yang memadai dan mendukung
proses pembelajaran di sekolah. Pelayanan perpustakaan yang memadai
meliputi penyediaan buku paket, buku penunjang dan fiksi, buku
referensi/majalah/nonbuku dan koleksi audio visual.
Dalam proses pengadaan fasilitas atau sarana dan prasarana, sekolah
menggunakan dana pembayaran siswa serta dari DPP. Setiap siswa
ditarget minimal Rp 6.000.000,00. Selain itu, sumber keuangan untuk
pengadaan fasilitas juga diperoleh dari APBN dan APBD. Kemudian ada
dana BOS dan juga sumbangan sukarela dari alumni.
Dalam pengelolaannya, pengelola harus mengecek semua sarana dan
prasarana yang ada. Pengelola setiap hari keliling ke setiap ruangan untuk
11
mengecek kondisi gedung dan peralatan serta perlengkapan yang terdapat
di ruangan tersebut. Sehingga jika pengelola mengetahui kerusakaan
meskipun sedikit mereka langsung memperbaiki, tetapi jika barang
tersebut memang benar sudah rusak berat dan jika diperbaiki akan
merugikan, maka pihak sekolah akan menyuruh untuk dijual, akan tetapi
jika masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki. Meskipun telah
diperbaiki barang tersebut tidak untuk dipakai sekolah tersebut tetapi
untuk dihibahkan ke sekolah Muhammadiyah lain yang lebih
membutuhkan.
Pengembangan sarana dan prasarana telah dilakukan untuk mengikuti
perkembangan dunia pendidikan. Seperti halnya presensi siswa melalui
alat elektronik, raport siswa dapat dilihat secara online melalui website,
perpustakaan yang telah dilengkapi jaringan internet dan penggunaan
laptop di setiap pembelajaran.
4. Manajemen Kependidikan
Menurut Joko Triyantoro, Kepala Tata Usaha (TU), pendidik di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara kuantitas keseluruhannya terdapat 82
orang pendidik, terdiri 27 pendidik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri
Sipil). Untuk tenaga Guru Tidak Tetap (GTT) sebanyak 38 pendidik dan
Guru Tetap Yayasan (GTY) sebanyak 17 pendidik. Sedangkan untuk
Karyawan yang bekerja di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat
38 orang karyawan. Mengenai kualitas pendidik dan non pendidik
memiliki kualitas yang kompeten dan mumpuni pada bidangnya. Dari total
82 pendidik 8 orang berkualifikasi Strata Dua (S2), dan sisanya sebanyak
74 orang berkualifikasi Strata Satu (S1). Berdasarkan keterangan siswa
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Nestro dan Radit bahwa guru-guru di
sekolah tersebut sangat komunikatif, mengasyikan, dan mampu mengajar
dengan baik.
Masih menurut Kepala Tata Usaha SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta, untuk rekruitmen pendidik dan tenaga kependidikan pihak
sekolah tinggal mengajukan pendidik dan karyawan yang dibutuhkan,
12
maka PDM Yogyakarta yang akan membuka dan mengadakan seleksi
penerimaan pendidik dan karyawan yang diperlukan tersebut (data
persyaratan terlampir).
Bapak Joko Triyantoro menyebutkan untuk pembinaan karir tenaga
pendidik bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan dalam
menjalankan fungsi sebagai pendidik. Bentuk kegiatan pembinaan berupa
workshop, kursus singkat, studi banding, seminar, loka karya, dan
pelatihan. Selain itu juga kegiatan peningkatan keagamaan dan spiritualitas
berupa kajian keislaman dan pengajian akbar bulanan. Selain itu juga
terdapat program penguasaan standar kepada tenaga pendidik dan pegawai
untuk menguasai minimal dasar-dasar operasional komputer dan
kemampuan bahasa asing, utamanya bahasa Inggris.
Untuk kesejahteraan tenaga pendidik dan kependidikan Bapak Joko
menyatakan uang masuk yang diberikan oleh orang tua siswa sebesar
minimal 6 juta sampai 25 juta. Dengan uang yang dibayarkan tersebut
sudah mampu membiayai semua kebutuhan siswa dan mampu
mensejahterakan seluruh tenaga pendidik dan karyawan. Selain gaji pokok
yang diterima setiap bulannya para tenaga pendidikan juga mendapatkan
uang tambahan, bisa dikatakan bonus dari pihak sekolah.
Di akhir pembicaraan, Pak Joko mengatakan bahwa pihak sekolah
melakukan pengembangan inovasi tenaga pendidik dan kependidikan
dengan mendorong mereka untuk melanjutkan mengenyam pendidikan S2
melalui program beasiswa dari Persyarikatan Muhammadiyah dan
Kemenag. Selain itu, setiap guru juga ditekankan untuk mampu menguasai
teknologi pendidikan dan kemampuan bahasa asing, terutama Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan status SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI).
5. Manajemen keuangan
Dalam manajemen keuangannya, terlihat di bagian keuangan terdapat
loker pembayaran dan berbagai peraturan yang ada (terlampir). Pelayanan
13
pembayaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta disediakan dua loket
khusus. Loket-loket tersebut digunakan untuk pembayaran SPP
(Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan), registrasi maupun amal
jariyah, yang dilayani mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 25 pada
setiap bulannya. Waktu yang diberikan cukup panjang, jam 07.00 sampai
jam 13.00. Loket I digunakan untuk sirkulasi pembayaran kelas X dan
kelas XI, sedangkan loket II khusus digunakan untuk kelas XII.(Observasi
tanggal 23-11-2012, jam 10.00-11.30).
Di dalam SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, susunan kepengurusan
dipimpin oleh Top Manager atau kepala sekolah, kemudian dibawahnya
terdapat wakil bidang dan selanjutnya unit-unit. Lebih jelas perhatikan
bagan sbb: (Wawancara dengan wakil kepala humas SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Bapak Sarno R Sudibyo, S.Pd, M. Pd)
Bagan no.1 Struktur Manajemen
Dari bagan diatas, untuk manajemen keuangan disebut Unit BP Kas.
Untuk koordinator unit BP Kas adalah bapak H. Edy Suyanto dengan tiga
staff, yaitu: Ibu Estri Utami, S. E., Ibu Daya Astuti, S. E. dan Ibu Islami
Rahmawati, S. E. Berdasarkan wawancara Ihsan dengan bapak Edy
Suyanto, yang menjabat kepala bendahara SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta sejak tahun 2000 mengutarakan bahwa keuangan SMA
Top Manager
Unit BP Kas (Badan Pemegang Kas)
Unit Perpustakaan Unit Bimbingan
Konseling Unit Kesehatan
Siswa
Unit Laboratorium
IPA
Unit Laboratorium
IPS
Unit TenagaAdministrasi
Wakil (bidang)
14
Muhammadiyah 1 Yogyakarta (MUHI) disokong dari DPP (dana
Pembangunan Pendidikan) yang pada mulanya Rp 0 kini menjadi minimal
Rp 6.000.000.
Dari segi sumber Dana berasal dari: Komite sekolah (95 % lebih),
Bantuan pemerintah yaitu dengan berbagai prosedur untuk memperoleh
bantuan dari pemerintah. Salah satunya dengan sekolah memberikan
penawaran berupa pengajuan program dalam proposal, dimana ada MOU
(kesepakatan sekolah), sekolah melakukan kesepakatan tersebut dan
mempertanggungjawabkannya. Dan yang terakhir adalah bantuan pihak
lain yang tidak mengikat (sponsor). Di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta terdapat Tiga variabel biaya, yaitu:
1. SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan)
2. DKS (Dana Kegiatan Siswa), dibayarkan setahun sekali untuk
pembiayaan, seragam, ujian, UKS, praktikum, buku, iuran siswa, dll
3. DPP (Dana Pembangunan Pendidikan), dibayarkan sekali pada saat
masuk sekolah pertama.
Dan untuk segi Prosedur penggunaan dana, yaitu:
1. Bidang mempunyai program.
2. Diturunkan menjadi TOR (term of references) atau proposal
sederhana.
3. Pengajuan anggaran
4. Pencairan dana dengan mekanisme BON merah.
5. Laporan penggunaan anggaran.
6. Dimasukkan ke BP Kas.
Dengan adanya ISO, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mempunyai
dua macam audit, yaitu:
1. Audit internal, pengauditan dilakukan oleh antar bidang secara
silang.
2. Audit internal, yaitu dari:
a. PT. TUV Rheinland Indonesia yang berpusat di Jerman (TUV
Rheinland CERT ISO 9001)
15
b. LP3S (dari perserikatan), kepanjangan dari badan
ini,narasumber kurang begitu mengetahuinya.
Dan dari segi Proses Penyusunan RAPBS (Rancangan Anggaran
Pendapatan Belanja Sekolah). Detail RAPBS yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak dapat diinformasikan secara rinci
akan tetapi RAPBS ini diadakan setiap akhir tahun melalui manajemen
review dan rapat kerja tahunan.
6. Manajemen Hubungan Masyarakat
Menurut Ibu Retno, selaku staff hubungan masyarakat menyatakan
bahwa manajemen hubungan masyarakat di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta tergolong manajemen yang paling baik dan makmur
dibandingkan manajemen yang lain. Hubungan masyarakat SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta diketuai oleh Sarno R. Sudibyo, M. Pd.
mempunyai 2 staff, yaitu Ibu Arif Eko Nugraheni dan ibu Retno. Selain itu
terdapat juga staff yang secara tidak langsung ikut andil dalam
pengoperasian humas.
Hubungan masyarakat berperan melibatkan masyarakat dalam program
sekolah, pelibatan langsung ataupun pelibatan tidak langusng. Pelibatan
langsung disini adalah keikutsertaan orang tua atau wali murid dalam
program-program yang dilaksanakan sekolah, misalnya pengambilan
SKHUN. Sedangkan pelibatan tidak langsung adalah pemaparan humas
kepada masyarakat luas mengenai sekolah.
Dalam program Humas terbagi menjadi dua, yaitu internal dan
eksternal. Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta humas internal bertugas
untuk pubisitas kepada warga sekolah. Contohnya yaitu adanya rapat guru
dan karyawan. Sedangkan Humas ekternalnya bertugas untuk
menunjukkan sekolah kepada publik atau masyarakat luar sekolah. Ini bisa
berupa kerja sama dengan lembaga pendidikan lain baik dalam ataupun
luar negeri. Sebagai salah satu contohnya yaitu adanya program mobiliti
pelajar Siswazah fakulti pendidikan university kebangsaan Malaysia ke
SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta.
16
Hubungan masyarakat sanagt dipengaruhi oleh pola hubungan yang
dibangun oleh masyarakat itu sendiri. Pihak sekolah bisa membangun
kerja sama dengan wali murid seperti mengadakan rapat dengan wali
murid dan rapat semester. Selain itu, jejaring sosial yang digunakan oleh
sekolah juga sangat berpengaruh kepada eksistensi sekolah itu sendiri.
Pengadaan website menjadikan akses informasi mengenai sekolah lebih
mudah. Pemanfaatan teknologi untuk pemasaran sekolah sangat
diperlukan, ini menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikenal
oleh berbagai kalangan.
7. Manajemen Layanan Khusus
Berdasarkan wawancara dengan Bapak Samsudin menyatakan kondisi
layanan khusus di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki
kondisi yang sangat bagus dan memenuhi standar. Letak di setiap ruangan
layanan khusus sangat strategis sehingga siswa dapat menggunakannya
secara mudah dan di setiap layanan sudah mempunyai ruangan-rungan
tersendiri secara terpisah. Kondisi ruangan layanan khusus yang tersedia di
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat bersih, luas, letaknya strategis,
cara pelayanannya dengan sistem yang modern dan semua peralatan yang
tersedia di setiap ruangan layanan khusus tertata dengan rapi. Adapun
berbagai macam layanan khusus yang tersedia di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta yaitu asrama, UKS, keamanan, laboratorium, kafetaria, dan
perpustakaan.
Sistem yang digunakan dalam memilih siswa yang akan menjadi
peserta didik di asrama ini adalah system seleksi, namun sistem ini
digunakan ketika kuota siswa melebihi batas yang telah di tentukan dari
pihak sekolah yaitu dua puluh lima peserta didik, dan bertujuan untuk
membentuk generasi muda robbani dan mampu merangkul masyarakat
dalam hal kebaikan yang sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah.
Selanjutnya beliau juga memapaparkan bahwa Unit Kesehatan Sekolah
(UKS) yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki standar
yang sesuai atau setara dengan puskesmas atau klinik yang ada di
17
Yogyakarta, dan juga memiliki dokter-dokter yang ahli di bidangnya,
sehingga dengan adanya layanan UKS ini siswa dapat terjamin
kesehatannya selama KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung.
UKS yang dimiliki oleh SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta bekerjasama
dengan PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta, sehingga ketika UKS
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak bisa menangani pasien maka
langsung di rujuk ke PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta. UKS yang
ada sekarang ini menjadi juara 2 tingkat provinsi dalam perlombaan
kebersihan dan layanan UKS tingkat provinsi Yogyakarta.
Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu satpam, Bapak Suprapto
bahwa satpam selalu siap untuk menjaga keamanan SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta. Satpam yang terdiri dari 6 anggota dalam menjalankan
tugasnya bergantian. Setiap pagi satpam bekerjasama dengan guru BK
untuk memeriksa barang bawaan siswa. Selain itu, satpam juga melakukan
pengecekkan keamanan 1 jam sekali.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki tempat parkir yang luas.
Tempat parkir keamanan di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Tempat parkir per kelas
b. Tempat parkir guru dan karyawan
c. Tempat parkir khusus untuk tamu
8. Manajemen Penjaminan Mutu
Terkait Kondisi mutu sekolah, atas kepercayaan dari pemerintah,
sejak tahun 2002 SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dipercaya untuk
membuka layanan siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui
Program Akselerasi. Untuk menampung animo masyarakat yang tinggi
maka jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 30 menjadi 32, hal
ini disebabkan karena jumlah siswa dalam rombongan belajar harus
mengikuti idealisme kurikulum sebanyak 32-34 siswa (www.smumuhi-
yog.sch.id).
Manajemen pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
dikelola oleh tim pengembang kurikulum. Rancangan kurikulum
18
disesuaikan dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP).
Sedangkan dalam elemen pemasaran dan publikasi, SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta melakukan berbagai acara dengan melibatkan masyarakat
secara langsung, salah satunya dengan brosur. Brosur digunakan untuk
pemaksimalan publikasi dua program pembelajaran yang dijalankan, yaitu
Program Percepatn Belajar (PPB) dan Program Kelas Berbasis ICT.
Drs. Hery Susiswanto menyatakan bahwa SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta sudah menerapkan sistem ISO 9001: 2008 dan memasuki
tahun ke-V. ISO ini merupakan syarat sebagai Rintisan Sekolah Berstandar
Internasional (RSBI). Seperti tim pengembangan kurikulum, ISO juga
memiliki tim yang melakukan pertemuan rutin setiap hari Rabu untuk
membahas apakah dokumen dan permasalahan pengembangan mutu telah
sesuai dengan standar atau belum.
Mutu proses di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah ditulis dan
diterbitkan dalam sebuah buku manual mutu yang berisi seluruh Standar
Kompetensi Lulusan, pelaksanaan pembelajaran sampai evaluasi
pembelajaran. Menurut Susiswanto, Staf Wakil Kepala Sekolah bidang
Penjaminan Mutu penulisan buku tersebut menghabiskan dana sebesar Rp
80.000.000,00.
Mutu output SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masuk dalam
kategori baik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya siswa SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang masuk ke universitas negeri apabila
dibandingkan dengan sekolah menengah atas swasta lainnya, ungkap Heri
Susiswanto. Selain itu, menurutnya mutu SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta bisa dilihat dari banyaknya pejabat pemerintah, baik tingkat
lokal maupun tingkat nasional yang dipercaya mendidik anak-anak mereka
di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Mengenai inovasi pengembangan mutu sekolah di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Susiswanto mengatakan bahwa
sekolah melakukan pengiriman guru-guru untuk melakukan kegiatan-
kegiatan di luar yang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah.
19
Misalnya dari direktorat jenderal pembinaan SMA diperintahkan
mengirimkan guru untuk membuat implementasi pendidikan karakter anti
korupsi, bimbingan teknis KTSP, bimbingan olimpiade. Selanjutnya,
delegasi yang dikirim sekolah dapat mendesiminasikan ilmu yang didapat
pada guru-guru lain melalui pertemuan rutin dan workshop jika dianggap
penting.
C. Analisis Data dan Pembahasan
1. Manajemen Kurikulum
a. Kurikulum yang Digunakan
Manajemen Kurikulum merupakan bagian dari Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang mencakup kegiatan perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan
kurikulum Nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Departemen
Pendidikan Nasional yang ada dalam Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) pada tingkat pusat. Level sekolah bertugas
mengembangkan, merealisasikan, dan menyesuaikan kurikulum
tersebut dalam kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan
dan lingkungan sekitar (Mulyasa, 2007: 42).
Sekolah Menengah Atas Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam
pembelajarannya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kurikulum ini merupakan integrasi dari kurikulum 2004 dan
kurikulum Majelis Dikdasmen PWM Provinsi DIY, yaitu standar
kurikulum yang dipakai siswa program reguler dengan pengayaan dan
disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam menyusun kurikulum ini
didasarkan pada tujuan agama dan akhlak pada berbagai tujuan,
kandungan, metode, alat dan tekniknya. Selain itu memiliki
kesinambungan antara kandungan kurikulum dari segi ilmu dan seni
mengajar, pengalaman dan kegiatan pengajaran yang beragam.
Kurikulum tersebut berlaku selama satu tahun dan berusaha
disesuaikan dengan kesediaan, minat, kemampuan, kebutuhan dan
perbedaan individual yang ada dalam SMA Muhammadiyah 1
20
Yogyakarta ini. Terkait dengan kurikulum Nasional dan kurikulum
Muhammadiyah sudah ditentukan oleh Perserikatan Muhammadiyah
yang ada di pusat. Sehingga pihak sekolah tinggal melaksanakannya
dan melakukan pembenahan apabila ada yang tidak sesuai.
b. Sistem Pengelolaan Kurikulum
Kegiatan manajemen kurikulum meliputi kegiatan
perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan
program pengajaran di sekolah. Dalam menjalankan tugasnya tim ini
berusaha mengikuti pedoman-pedoman dalam menyusun perencanaan
yang sifatnya operasional di sekolah. Menurut Suharsimi Arikunto
(2008: 133-140) beberapa pedoman tersebut antara lain:
1) Struktur Program yang dilakukan antara lain jenis program
pendidikan yakni adanya penjurusan program IPA dan program IPS
di kelas XI, bidang studi untuk masing-masing jenis program
(antara program IPA dan program IPS berbeda), satuan waktu
pelaksanaan selama jangka waktu tertentu, alokasi waktu untuk tiap
bidang studi (1 jam pelajaran 45 menit), jumlah jam pelajaran tiap
minggu (tiap minggu idealnya 38 jam pelajaran untuk pelajaran
umum dan 7 jam pelajaran untuk pelajaran agama).
2) Program penyusunan akademik merupakan rencana kegiatan yang
dilaksanakan selama satu tahun atau biasa disebut dengan kalender
akademik atau kalender pendidikan atau kalender sekolah.
Tujuannya adalah agar penggunaan waktu selama satu tahun dapat
terbagi secara merata dan sebaik-baiknya dari peningkatan mutu
pendidikan.
3) Program penyusunan program pelajaran yang berisi mata pelajaran
sebagai pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan
pembelajaran. Di SMA ini diterapkan mata pelajaran umum
meliputi Matematika, Bahasa Indonesia, PKN, Bahasa Jawa dan
mata pelajaran agama terdiri dari Fiqh, Aqidah Akhlak, Bahasa
21
Arab, Al-Qur’an Hadits, Sejarah Kebudayaan Islam serta pelajaran
tentang Ke-Muhammadiyahan.
4) Pedoman penyusunan program (rencana) mengajar.
5) Pedoman penyusunan satuan pelajaran.
6) Pembagian tugas guru.
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru
mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya
sesuai dengan ijazah minimal 24 jam, ada juga kurang dari 24 jam
maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara mengajar
di sekolah lain.
7) Pengaturan siswa ke dalam kelas-kelas.
Sekolah ini terdiri dari 3 jenjang kelas yaitu kelas X dengan kelas
reguler 10 kelas (X-A s/d X-J) dan kelas khusus / PPPDCI satu
kelas. Kelas XI terdiri dari program IPA (7 kelas) dan program IPS
(4 kelas) serta program PPDCI satu kelas. Kemudian kelas XII
program IPA dengan 6 kelas, program IPS dengan 4 kelas serta
program PPPDCI satu kelas. ( Data nama siswa terlampir).
Demi mewujudkan hal tersebut dibentuk sebuah Tim
Pengembangan Kurikulum yang mana Kepala Sekolah Bapak sebagai
manajer tertinggi menunjuk seorang wakil kepala urusan kurikulum
dengan beberapa stafnya yang terdiri dari ketua, sekertaris, bendahara
dan anggota-anggotanya (susunan dan nama terlampir). Tim ini
bertugas untuk melakukan analisa-analisa dalam bidang kurikulum.
Kegiatan tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian perubahan atau perbaikan program pengajaran di sekolah.
Dalam menjalankan tugasnya tim ini berusaha mengikuti pedoman-
pedoman dalam menyusun perencanaan yang sifatnya operasional di
sekolah.
Kemudian sehubungan dengan pelaksanaan kurikulum, sekolah
ini melalui beberapa tahapan yaitu tahap perencanaan yang meliputi
22
kegiatan menjabarkan kurikulum nasional menjadi analisis mata
pelajaran, menghitung hari kerja efektif dan jam pelajaran yang efektif
untuk setiap mata pelajaran, hari libur, hari untuk ulangan dan hari-hari
tidak efektif, menyusun program tahunan, menyusun program
semesteran, menyusun program satuan pengajaran dan menyusun
rencana pengajaran. Kemudian tahapan pengorganisasian dan
koordinasi yang meliputi pembagian tugas mengajar dan tugas-tugas
lain sesuai dengan bidang keahlian dan minat guru.
c. Pengembangan Tugas dan Beban Mengajar Guru
Tim Pengembang kurikulum sudah menentukan jumlah guru yang
dibutuhkan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta . Pengembangan
tugas disesuaikan dengan keahlian guru yang dimiliki. Di sekolah
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masing-masing guru sudah
mempunyai tugas sesuai dengan mata pelajaran yang dia punya sesuai
dengan ijazah, alokasi mengajar minimal 24 jam, ada juga kurang dari
24 jam maka dia harus melengkapi 24 jam tersebut dengan cara
mengajar di sekolah lain.
Untuk selanjutnya penyusunan jadwal pengajaran diupayakan agar
guru mengajar maksimal 5 hari perminggu, sehingga terdapat satu hari
tidak mengajar untuk pertemuan MGMP. Kemudian penyusunan
jadwal kegiatan perbaikan dan pengayaan. Hal ini dilakukan mulai dari
kelas X hingga kelas XII. Dilakukan terhadap siswa yang mengalami
kesulitan atau kendala dalam proses pembelajaran. Namun yang
menjadi fokus dalam hal pengayaan adalah diperuntukkan untuk siswa
kelas XII baik program IPA ataupun IPS.
Program pengayaan tersebut dilakukan mulai dari awal tahun
ajaran baru, selama satu tahun penuh. Kegiatan yang dilakukan di
SMA ini meliputi kegiatan pendalaman materi yang akan diujikan
pada Ujian Nasional.
d. Inovasi dan Pengembangan PBM
23
Untuk mengikuti dan mempertahankan eksistensinya sebagai
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta berusaha menciptkan inovasi-inovasi dan
mengembangkan proses belajar mengajarnya. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya pengembangan komunikasi antara guru dan murid bisa
diakses lewat web, siswa atau guru bisa mengirimkan pesan melalui e-
mail dengan alamat e-mail: [email protected]. Selain itu materi
pembelajaran juga diupload di web dengan beralamatkan
http://www.smumuhi-yogy.sch.id sehingga siswa bisa mengakses
kapan saja dan di mana saja.
Pengembangan metode dan strategi dalam pembelajaran yang tetap
berpedoman dengan kaidah Islam dan disesuaikan dengan kebutuhan
siswa (student centered). Kemudian diterapkannya sistem moving class
untuk mengurangi kejenuhan siswa dalam menjalani proses
pembelajaran.
Sesuai dengan anjuran dari Direktorat Pendidikan Nasional dalam
kegiatan pembelajaran menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia.
Karena sekolah ini berorientasikan pada Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI), sekolah ini mendapatkan sertifikat ISO 9001-
2008. Untuk menindaklanjuti hal di atas setiap hari Rabu diadakan
pertemuan antar guru untuk membahas hal-hal yang berhubungan
dengan sekolah. Dilakukan dengan menganalisis berbagai dokumen
yang terkait. Kegiatan hanya dilakukan dalam lingkup internal sekolah,
terkadang dari pihak luar yaitu dari Persyarikatan Muhammadiyah
bertugas mendampingi terhadap jalannya diskusi dan berusaha
memberikan solusi yang terbaik.
Untuk menciptakan kondisi sekolah yang bermutu tinggi diadakan
program workshop yaitu pengiriman guru untuk kegiatan di luar
sekolah misalnya mengenai implementasi pendidikan karakter. Setelah
selesai dilakukan deseminasi atau penyebarluasan terhadap hasil yang
diperoleh dari workshop. Sedangkan untuk siswa dibangunnya sebuah
24
ma’had /pondok yang diberi nama Ma’had As-Sakinah yang berfungsi
sebagai asrama yang diperuntukkan bagi 250 anak yang berasal dari
luar kota. Di asrama ini terdapat pendamping (musyrif) yang bertugas
mendampingi siswa dalam melakukan berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan pondok atau sekolah.
Program-program yang direncanakan dan telah dilaksanakan oleh
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta antara lain:
1. Program sukses UNAS dan pendalaman materi yang dilaksanakan
setiap hari mulai jam 6.15-07.00 WIB.
2. Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi wadah penyaluran minat
dan bakat dan sebagai pendukung dalam proses pembelajaran.
Siswa harus mengikuti 5 kegiatan ekstrakurikuler sebagai kegiatan
wajib yaitu Hizbul Wathan (HW), keorganisasian (IPM), Pasukan
Inti (PASTI), Corp Mubaligh MUHI, dan Tapak Suci (TS).
e. Sistem Evaluasi
Evaluasi adalah proses mengukur (kegiatan membandingkan
sesuatu dengan ukuran standar dan non standar yang bersifat
kuantitatif) dan menilai (kegiatan membandingkan sesuatu dengan
kondisi baik atau buruk yang bersifat kualitatif) (Hery Setiyatna, 2012:
1). Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui seberapa tingkat
keberhasilan suatu program yang telah dilaksanakan dibandingkan
dengan perencanaan yang disusun di awal program. Dalam proses
pembelajaran untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai
tingkat pencapaian tujuan pengajaran oleh siswa sehingga dapat
diupayakan tindak lanjutnya.
Menurut Basyirudin Usman (2002: 129-130) yang dimaksud
dengan evaluasi di sini adalah evaluasi tentang proses belajar mengajar
di mana guru berinteraksi dengan siswa. Evaluasi performance artinya
penilaian yang berkenaan dengan seluruh kegiatan yang dilakukan,
baik kegiatan belajar mengajar, sampai sejauh mana tujuan yang
25
ditetapkan dapat tercapai. Penilaian ini dapat dilakukan secara formatif
atau summatif.
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta Evaluasi dilakukan pada
tengah semester dan akhir semester. Teknik Evaluasi yang digunakan
baik dalam bentuk tes tertulis maupun non tertulis mencakup tiga
ranah yakni:
a. Nilai Pengetahuan (Kognitif)
Nilai Pengetahuan pada rapor semester ganjil = 3 NH + 1 NTS + 1
NAS / 5
Nilai Pengetahuan pada rapor semester genap = 3 NH + 1 NTS + 1
NKK / 5
Dengan NH = 2 (Rerata UH) + 1 (Rerata Tugas) / 3
Keterangan :
NH = Nilai Harian
NTS = Nilai Tengah Semester
NAS = Nilai Akhir Semester
NKK = Nilai Kenaikan Kelas (untuk penjelasan terlampir).
b. Nilai Afektif
Penilaian sikap atau afektif dilakukan dengan observasi atau
pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran
berlangsung dan atau diluar kegiatan pembelajaran. Observasi
dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif
sesuai dengan kompetensiyang dinilai dan dapat dilakukan secara
formal maupun informal. Penilaian observasi ini digunakan sebagai
penilaian akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,
kelompok mata pelajaran, kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika serta kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
kesehatan yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
26
c. Nilai Praktik (Psikomotorik)
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta nilai praktik pada
rapor diperoleh dari rerata nilai praktik dalam satu semester. Hal
ini sesuai dengan wawancara yang telah dilakukan dengan Ibu
Dra. Muflichati Nurin Azizah selaku Wakaur Kurikulum dan juga
dengan Bapak Drs. Hery Susiswanto selaku anggota dari Tim
Pengembangan Kurikulum. Wawancara dilaksanakan di ruang
Wakasek Kurikulum pada hari Jumat jam 10.30.
2. Manajemen Kesiswaan
Manajemen Kesiswaan merupakan kegiatan-kegiatan yang
bersangkutan dengan masalah kesiswaan di sekolah (Rohiat, 2010: 25).
Tujuan manajemen kesiswaan adalah menata proses kesiswaan mulai dari
perekrutan, mengikuti pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan
tujuan institusional agar dapat berlangsung sacara efektif dan efisien.
Kegiatan manajemen kesiswaan meliputi perencanaan, penerimaan murid
baru, pembinaan siswa, dan kelulusan.
Dalam proses penerimaan siswa baru SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta mengadakan seleksi secara ketat. Adapun persyaratan yang
harus dipenuhi oleh peserta didik baru (data terlampir).
a. Kondisi Siswa (Kuantitas dan Kualitas)
Secara kualitas, kondisi siswa SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta
menunjukkan prestasi yang baik dalam bidang non akademik. Hal ini
dapat dibuktikan prestasi juara dari berbagai event perlombaan yang
pada tahun pelajaran 2011/2012 sampai 2012/2013 per bulan Agustus,
dari tingkat kecamatan sampai dengan tingkat nasional, bahkan hingga
tingkat internasional. Dalam bidang akademik, siswa SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga mengalami peningkatan prestasi
yang tampak pada hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012
mengalami peningkatan 0,3% dari sebelumnya yaitu 99,7% kelulusan.
Hal ini dikarenakan ada seorang murid yang tidak lulus dalam mata
pelajaran matematika, karena ia sering tidak masuk disebabkan kondisi
27
kesehatan yang tidak memungkinkan untuk masuk sekolah. Sehingga
hasil UAN Tahun Pembelajaran 2011/2012 mencapai 100% kelulusan.
Sedangkan secara kuantitas, kondisi SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta dapat dilihat dari perkembangan siswa tiga tahun terakhir,
di mana perkembangannya selalu stabil. Jumlah siswa tiap tahun yang
diterima rata-rata adalah 320 -370 siswa dengan pendaftar sekitar 1400
siswa.
b. Sistem Rekruitmen Siswa Baru
Sosialisasi dilaksanakan untuk merekrut calon siswa baru.
Berbagai upaya yang dilakukan adalah dengan membuat brosur dan
pamflet yang disebarkan ke berbagai daerah dan dipasang di tempat-
tempat yang strategis. Juga peluasan informasi-informasi dilakukan
dengan menyebarkannya melalui internet, karena SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan sekolah yang unggul dalam
bidang IT.
c. Penentuan Pembagian Kelas
Penentuan pembagian kelas berdasarkan pada hasil tes masuk yang
meliputi tes akademik, tes kejiwaan (psikotes), dan wawancara serta
NEM untuk kelas reguler. Sedangkan untuk kelas akselerasi didasarkan
pada tes cambridge, nilai, dan tes minat. Siswa yang mengikuti program
akselerasi juga harus komitmen dengan tugas dan pandai bersosialisasi.
Dengan sarana pendukung pembelajaran yang telah tersedia sebanyak
10 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 1044 untuk Tahun
Pembelajaran 2012/2013, maka rasio rata-rata kelas diisi oleh 36 siswa.
Sedangkan untuk kelas akselerasi disediakan 2 kelas dengan rasio rata-
rata kelas diisi 20 siswa.
d. Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa dimaksudkan agar siswa memiliki kecerdasan
tiga ranah sekaligus (intelektual, emosional, dan spiritual). Pembinaan
siswa yang terdapat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta meliputi
kedisiplinan yang diatur dalam tata terteib peserta didik, pengembangan
28
ekstrakurikuler yang disiapkan 30 jenis ekstrakurikuler, serta bimbingan
konseling. (data terlampir).
e. Pengembangan Prestasi Akademik dan Non Akademik.
Banyak prestasi menggembirakan yang telah ditorehkan oleh SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, semua didasari oleh komitmen yang
tinggi untuk dapat bersaing dalam bidang akademik maupun non
akademik. (data terlampir).
f. Prestasi UAN 2 Tahun Terakhir
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah banyak meluluskan
siswanya, dan hasilnya sangat memuaskan. Pada Tahun 2011 tingkat
kelulusan 99,7%, karena ada seorang siswa yang tidak lulus dalam
mata pelajaran matematika disebabkan kondisinya yang sering sakit-
sakitan sehingga jarang masuk sekolah, dan hasilnya ia tidak lulus
dalam mata pelajaran tersebut. Sedangkan pada tahun 2012 tingkat
kelulusan mencapai 100%. Sehingga prestasi UAN SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta meningkat 0,3% dari UAN tahun yang
lalu.
g. Gambaran Distribusi Alumni
Mayoritas siswa melanjutkan ke Perguruan Tinggi, baik di
dalam maupun di luar negeri. Kebanyakan siswa memilih melanjutkan
ke UGM, sedang yang lainnnya di UII dan UMY. Mayoritas dari
mereka mengambil jurusan Program Studi Kedokteran Umum, selain
itu juga ada yang melanjutkan ke luar negeri seperti Jerman, di mana
untuk penyalurannya membutuhkan bantuan agen tertentu untuk
berangkat ke sana.
3. Manajemen Sarana dan Prasarana
Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan yang mengatur
untuk mempersiapkan segala peralatan atau material bagi terselenggaranya
proses pendidikan di sekolah. Manajemen sarana dan prasarana
dibutuhkan untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar. Sarana
dan prasarana pendidikan adalah semua benda bergerak dan tidak bergerak
29
yang dibutuhkan untuk menunjang penyelenggaraan belajar mengajar,
baik secaraa langsung maupun tidak langsung.
Manajemen sarana dan prasarana merupakan keseluruhan proses
perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan pengawasan sarana dan
prasarana yang digunakan agar tujuan pendidikan di sekolah dapat tercapai
dengan efektif dan efisien. Kegiatan manajemen sarana dan prasarana
meliputi: perencanaan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan,
penginventarisasian, pemeliharaan, dan penghapusan sarana dan prasarana
pendidikan (Nurkolis: 2003).
a. Kondisi Sarana dan Prasarana
1) Sarana gedung
Gedung SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan
gedung berlantai 3 yang dibangun secara bertahap sejak tahun
1981. Kondisi gedung hingga saat ini cukup baik dan kondusif
untuk berlangsungnya proses pembelajaran.
2) Sarana Sekolah
Sarana sekolah di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat
baik. Adapun datanya terlampir.
3) Sarana perpustakaan
Perpustakaan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah
perpustakaan yang berfungsi sebagai pendukung proses belajar
mengajar dan membantu siswa untuk mengembangkan bakat,
minat dan kegemarannya serta membantu mengembangkan budaya
membaca menuju kebiasaan belajar mandiri di sekolah.
Perpustakaan menyediakan berbagai koleksi atau bahan pustaka
baik berupa buku maupun non buku. Pemakai fasilitas
perpustakaan adalah seluruh warga sekolah termasuk siswa, guru
dan karyawan.
Pelayanan perpustakaan meliputi penyediaan buku paket, buku
penunjang dan fiksi, buku referensi/majalah/nonbuku dan koleksi
audio visual. Dalam pembelajaran para guru dapat menggunakan
30
DVD dan CD yang di sediakan atau dapat membawa sendiri. Saat
ini pelayanan perpustakaan dilengkapi dengan jaringan internet dan
kedepan perpustakaan akan di arahkan untuk berbasis IT.
b. Proses Pengadaan Sarana dan Prasarana
Dalam proses pengadaan fasilitas atau sarana dan prasarana,
sekolah menggunakan dana pembayaran siswa serta dari DPP yang
berfungsi untuk menghidupi roda manajemen sekolah. Dan awalnya
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta berdiri sebagai sekolah biasa
yang didirikan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah, yang hingga
kini berkembang pesat dengan dana mandiri yang berasal dari dana
pembayaran siswa yang ditarget setiap anak minimal Rp 6.000.000
sehingga banyak wali murid yang kaya memberikan dana sumbangan
lebih banyak sehingga sangat membantu roda manajemen sarana dan
prasarana sekolah. Sumber keuangan juga diperoleh dari APBN dan
APBD. Kemudian ada dana BOS dan juga sumbangan sukarela dari
alumni. Dana tersebut dikelola untuk menghidupi roda pendidikan.
c. Pengelolaan Sarana dan Prasarana
Dalam mengelola dan merawat sarana dan prasarana diperlukan
kejelian dan ketelitian. Pengelola harus mengecek semua sarana dan
prasarana yang ada. Pengelola setiap hari keliling ke setiap ruangan
untuk mengecek kondisi gedung dan peralatan serta perlengkapan yang
terdapat di ruangan tersebut. Dalam mengecek ruangan, misalnya
pengelola harus benar-benar meneliti kondisi meja kursi serta fasilitas
lainnya. Bagaimana kondisi komputer, jaringan internet, kipas angin,
serta LCD dan sebagainya. Sehingga jika pengelola mengetahui
kerusakaan meskipun sedikit mereka langsung memperbaiki, tetapi
jika barang tersebut memang benar sudah rusak berat dan jika
diperbaiki akan merugikan, maka pihak sekolah akan menyuruh untuk
dijual, akan tetapi jika masih bisa diperbaiki maka akan diperbaiki.
Meskipun telah diperbaiki barang tersebut tidak untuk dipakai sekolah
31
tersebut tetapi untuk dihibahkan ke sekolah Muhammadiyah lain yang
lebih membutuhkan.
d. Pengembangan Sarana dan Prasarana (Modern)
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta merupakan sekolah berstandar
internasional sehingga memiliki sarana dan prasarana yang modern.
Seperti halnya pada saat ini presensi siswa melalui alat elektronik dan
raport siswa dapat dilihat secara online melalui website, mereka sudah
tidak menggunakan metode lama yang menggunakan kertas.
Perpustakaan yang telah dilengkapi jaringan internet sehingga
mempermudah siswa dalam mencari buku maupun non buku.
Metode belajar mengajar di sekolah ini setiap siswa diwajibkan
mempunyai laptop karena dalam proses belajar mengajar selalu
menggunakan laptop serta suasana moving class dan fasilitas yang
memadai membuat siswa tidak jenuh dalam proses belajar mengajar.
Karena sebagian besar siswa adalah anak dari orang kalangan dengan
strata ekonomi menengah ke atas jadi harus diberikan fasilias yang
memadai.
4. Manajemen Tenaga Kependidikan
Marimba (1987: 37) menyebutkan pendidik adalah orang yang
memikul pertanggungjawaban untuk mendidik. Menurut UU No. 14 tahun
2005 seorang pendidik (guru) harus memiliki kualifikasi, kompetensi, dan
sertifikasi. Berkenaan dengan pola manajemen tenaga kependidikan di
SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Kondisi Tenaga Pendidikan
Pendidik di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara kuantitas
keseluruhannya terdapat 82 orang pendidik yang berasal dari Pegawai
Negeri maupun yang bukan Pegawai Negeri. Dalam hal ini terdapat
27 pendidik yang berstatus PNS (Pegawai Negeri Sipil), 26 pendidik
dari DPK, dan 1 pendidik dari DPK Depag. Untuk tenaga Guru Tidak
Tetap (GTT) sebanyak 38 pendidik dan Guru Tetap Yayasan (GTY)
sebanyak 17 pendidik. Sedangkan untuk Karyawan yang bekerja di
32
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat 38 orang karyawan.
Sebanyak 11 pegawai merupakan Pegawai Tetap Yayasan (PTY) dan
27 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT).
Mengenai kualitas pendidik dan non pendidik memiliki kualitas
yang kompeten dan mumpuni. Dari total 82 pendidik 8 orang
berkualifikasi Strata Dua (S2), dan sisanya sebanyak 74 orang
berkualifikasi Strata Satu (S1). Hal ini dapat kita lihat bahwa tenaga-
tenaga pendidik yang dilibatkan di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta adalah tenaga pendidik yang sangat berkompeten di
bidangnya. Selain tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta juga terdapat pegawai yang berstatus bukan tenaga
pendidik, dalam hal ini pegawai yang dilibatkan di dalamnya juga
merupakan pegawai yang sangat berkompeten di bidangnya yang
dalam proses penyaringannya atau proses rekruitmen melalui
persaingan yang sangat ketat, dan hanya orang yang memenuhi
kriteria saja yang bisa manjadi pendidik dan pegawai di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta tesebut baik secara administrasi
maupun secara intelektual.
Berdasarkan penuturan Nestro, salah satu siswa SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, guru-guru di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta sangat komunikatif, enak, menyenangkan, dan friendly.
Senada dengan itu Radit menambahkan guru-guru SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta dalam mengajar menerapkan metode
yang asyik dan berbasis teknologi komunikasi dan informasi sehingga
nyambung dengan pikiran siswa. Hal ini sebagai salah satu indikasi
bahwa pendidik di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memang
memiliki kualitas dan kompetensi yang tidak dipungkiri.
b. Pola Rekruitmen Tenaga Pendidikan
Sesuai kebijakan Persyarikatan Muhammadiyah maka rekruitmen
pendidik dan karyawan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
dilakukan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Yogyakarta.
33
Menurut penuturan Joko Triyantoro, Kepala Tata Usaha SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, pihak sekolah tinggal mengajukan
pendidik dan karyawan yang dibutuhkan, maka PDM Yogyakarta
yang akan membuka dan mengadakan seleksi penerimaan pendidik
dan karyawan yang diperlukan tersebut. (data terlampir).
c. Proses Penetapan Tenaga Pendidikan
Dalam penetapan tenaga pendidikan, SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta menggunakan cara penetapan yang diatur oleh PDM Kota
Yogyakarta, terutama berkaitan dengan pendidik Guru Tetap Yayasan
(GTY). Untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) diatur oleh Kementerian
Pendidikan dan Kemenag. Berdasarkan informasi dari Joko
Triyantoro, Kepala Tata Usaha SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta,
berkaitan Guru Tidak Tetap (GTT) diberikan kontrak selama 2 tahun,
kemudian diadakan evaluasi jika kinerjanya bagus bisa diperpanjang
lagi, begitu seterusnya. Penetapan dilakukan berdasarkan SK (Surat
Keputusan) dari yayasan.
d. Pembinaan Karir Tenaga Pendidikan dan Pemberhentiannya
Menurut Tatang M. Arifin, dkk (2011: 72) pembinaan atau
pengembangan pegawai adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk
memajukan dan meningkatkan mutu serta efisiensi kerja seluruh
tenaga personalia yang berada dalam lingkungan sekolah baik tenaga
edukatif maupun administratif.
Mengenai pembinaan karier selain sudah diatur dalam aturan yang
diperuntukkan kepada tenaga pendidik dan pegawai yang berstatus
sebagai Pegawai Negeri. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga
memberlakukan pembinaan yang diperuntukkan kepada semua
pegawai di lingkup sekolah. Diharapkan semua yang ada di lingkup
sekolah tersebut bisa menjadi apa yang diharapkan yang beraklaqul
karimah dan berbudi pekerti yang baik.
Menurut Joko Triyantoro pembinaan karir tenaga pendidik
bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kecakapan dalam
34
menjalankan fungsi sebagai pendidik. Bentuk kegiatan pembinaan
berupa workshop, kursus singkat, studi banding, seminar, loka karya,
dan pelatihan. Selain itu juga kegiatan peningkatan keagamaan dan
spiritualitas berupa kajian keislaman dan pengajian akbar bulanan.
Selain itu juga terdapat program penguasaan standar kepada tenaga
pendidik dan pegawai untuk menguasai minimal dasar-dasar
operasional komputer dan kemampuan bahasa asing, utamanya bahasa
Inggris.
Sedangkan untuk pemberhentian pendidik maupun pegawai
dilakukan apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran hukum
berat. Sedangkan untuk pelanggaran ringan dengan teguran dan
peringatan, maksimal 3x teguran sebelum diberikan tindakan tegas.
Hal tersebut diberlakukan berdasarkan musyawarah Persyarikatan
Muhammadiyah dengan pihak sekolah.
e. Kesejahteraan/Gaji Tanaga Pendidikan
Berdasarkan uang masuk yang diberikan oleh orang tua siswa
sebesar minimal 6 juta sampai 25 juta. Dengan uang yang dibayarkan
tersebut sudah mampu membiayai semua kebutuhan siswa dan mampu
mensejahterakan seluruh tenaga pendidik dan karyawan. Selain gaji
pokok yang diterima setiap bulannya para tenaga pendidikan juga
mendapatkan uang tambahan, bisa dikatakan bonus dari pihak
sekolah. Pemberian penghargaan atau bonus akan diberikan dengan
kriteria apabila guru memberikan jam tambahan kepada siswa (les),
guru yang menjabat sebagai wali kelas, petugas kepanitiaan dalam
sebuah acara di sekolah, dan petugas TU. Bonus tersebut diberikan
sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik dan komitmen, baik
Pegawai yang berstatus Pegawai Negeri maupun GTT. Selain itu,
bentuk lain dari bonus bagi tenaga pendidik dan pegawai adalah bonus
dadakan yang diberikan oleh Kepala Sekolah karena sesuatu hal luar
biasa yang dilakukan. Misalnya seorang guru yang mampu mengajar
35
dengan baik sehingga semua siswa dalam suatu mata pelajaran
mendapat nilai baik semua pada setiap kelas.
f. Inovasi Pengembangan Tenaga Pendidikan.
Mengenai inovasi tenaga pendidik di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta setiap tenaga pendidik diharuskan minimal mengenyam
pendidikan Strata Satu (S1), kecuali pegawai tetap yang sudah lama.
Pihak sekolah mengembangkannya dengan mendorong tenaga
pendidik untuk melanjutkan mengenyam pendidikan S2 melalui
program beasiswa dari Persyarikatan Muhammadiyah dan Kemenag.
Selain itu, setiap guru juga ditekankan untuk mampu menguasai
teknologi pendidikan dan kemampuan bahasa asing, terutama Bahasa
Inggris dan Bahasa Arab. Hal ini sesuai dengan status SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI).
5. Manajemen Keuangan
Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Sudah menjadi rahasia
umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan demikian,
pembiayaan akan bervariasi. Keuangan atau pembiayaan pendidikan di
lembaga pendidikan atau sekolah menjadi essencial factor. Penanggung
jawab manajemen pembiayaan pendidikan adalah kepala sekolah dan guru
yang ikut bertanggung jawab atas pembiayaan pendidikan.
Menurut Rohiat (2010: 27) Manajemen pembiayaan meliputi kegiatan
perencanaan, penggunaan, pencatatan data, pelaporan, dan
pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan manajemen keuangan adalah untuk mewujudkan tertibnya
administrasi keuangan sehingga penggunaan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Manajemen keuangan memiliki aturan tersendiri, terdapat pemisahan tugas
dan fungsi antara otorisator, ordonator, dan bendaharawan. Otorisator
adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang
mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah
36
pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan otorisator. Bendaharawan
adalah pejabat yang berwenang melakukan penerimaan, peyimpanan, dan
pengeluaran uang atau surat-surat berharga lain yang dapat dinilai dengan
uang dan diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.
Keuangan sekolah dapat diperoleh dari dana Anggaran Penerimaan
Belanja Negara (APBN), bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) serta bantuan masyarakat.
Dalam manajemen keuangannya, terlihat di bagian keuangan terdapat
loker pembayaran dan berbagai peraturan yang ada (terlampir). Pelayanan
pembayaran di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta disediakan dua loket
khusus. Loket-loket tersebut digunakan untuk pembayaran SPP
(Sumbangan Pembangunan dan Pendidikan), registrasi maupun amal
jariyah, yang dilayani mulai dari tanggal 1 sampai dengan tanggal 25 pada
setiap bulannya. Waktu yang diberikan cukup panjang, jam 07.00 sampai
jam 13.00. Loket I digunakan untuk sirkulasi pembayaran kelas X dan
kelas XI, sedangkan loket II khusus digunakan untuk kelas XII. Perlakuan
khusus pada siswa khusus memiliki kriteria dalam dispensasinya, yaitu
pembayaran harus dilakukan oleh orang tua atau wali dan harus membawa
kartu SPP.
Di dalam SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, susunan kepengurusan
dipimpin oleh Top Manager atau kepala sekolah, kemudian dibawahnya
terdapat wakil bidang dan selanjutnya unit-unit. Lebih jelas perhatikan
bagan sbb: (Wawancara dengan wakil kepala humas SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Bapak Sarno R Sudibyo, S.Pd, M. Pd)
37
Bagan no.1 Struktur manajemen keuangan
Dari bagan diatas, untuk manajemen keuangan disebut Unit BP Kas.
Untuk koordinator unit BP Kas adalah bapak H. Edy Suyanto dengan tiga
staff, yaitu: Ibu Estri Utami, S. E., Ibu Daya Astuti, S. E. dan Ibu Islami
Rahmawati, S. E. Dan lebih rinci Manajemen Keuangan di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdiri sebagai berikut:
1) Kondisi Sumber Daya Keuangan
Sebagaimana yang dituturkan oleh Pak Didik selaku Waka
Sarpras pada saat penyambutan mahasiswa KKL IAIN Surakarta
yaitu, salah satu sumber dana SMA Muhammadiyah 1Yogyakarta
berasal dari APBD. Sumber dana sekolah:
a. Komite sekolah (95 % lebih), yaitu:
1) Dari siswa (SPP dan KBM),
SPP untuk reguler: Rp 400.000
SPP untuk SBI: Rp 600.000-Rp 750.000
2) Registrasi, berbeda tiap tahunnya.
Dana sumbangan bersifat sukarela, untuk siswa baru
juga sukarela namun ada patokan yaitu minimal Rp 6.000.000
Sedangkan dari Registrasi tiap tahunnya:
Top Manager
Unit BP Kas (Badan Pemegang Kas)
Unit Perpustakaan Unit Bimbingan
Konseling Unit Kesehatan Siswa
Unit Laboratorium IPA
Unit Laboratorium IPS Unit
TenagaAdministrasi
Wakil (bidang)
38
1) Kelas X
SBI : Rp 6.176.000 (putra)
Rp 6.333.000 (putri)
Reguler : Rp 1.500.000
2) Kelas XI
SBI/IPA : Rp 4.627.000
Reguler : Rp 1.500.000
3) Kelas XII
SBI : Rp 5.098.000
Reguler : Rp 3.483.000
(Wawancara dengan bapak Edy Suyanto, kepala bendahara
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sejak tahun 2000)
b. Bantuan pemerintah
Prosedur untuk memperoleh bantuan dari pemerintah, yaitu
dengan sekolah memberikan penawaran berupa pengajuan
program dalam proposal, dimana ada MOU (kesepakatan
sekolah), sekolah melakukan kesepakatan tersebut dan
mempertanggungjawabkannya.
c. Bantuan pihak lain yang tidak mengikat (sponsor). Di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta terdapat Tiga variabel biaya,
yaitu:
1) SPP (Sumbangan Pembiayaan Pendidikan)
2) DKS (Dana Kegiatan Siswa), dibayarkan setahun sekali
untuk pembiayaan, seragam, ujian, UKS, praktikum, buku,
iuran siswa, dll
3) DPP (Dana Pembangunan Pendidikan), dibayarkan sekali
pada saat masuk sekolah pertama.
39
2) Proses Penyusunan RAPBS (Rancangan Anggaran Pendapatan
Belanja Sekolah)
Detail RAPBS yang ada di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
tidak dapat diinformasikan secara rinci akan tetapi RAPBS ini
diadakan setiap akhir tahun melalui manajemen review dan rapat
kerja tahunan.
3) Model Pengelolaan Dana
Rapat kerja yang dihadiri oleh dewan guru dan pegawai pad
setiap tahunnya, menghasilkan:
a. Bantuan dari alumni, bersifat sukarela
b. Adanya BOS (biaya operasional sekolah). Penentu penerima
dana BOS adalah TIM dari Bimbingan Konseling. Nantinya
dana akan diberikan dengan mengadakan research terlebih
dahulu dan penyalurannya secara home visit.
Dana BOS diberikan setiap bulan, yang digunakan untuk
membantu pembayaran SPP siswa. Dana nya dari kementrian
pendidikan nasionala. Pembagian dana BOS ini adalah 50% di
semester 1 dan 50% di semester 2.
a. Proses pembukuan
Di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ada dua
loket/pelayanan kasir, pelayanan 1 digunakan untuk kelas X
dan XI sedangkan pelayanan 2 khusus untuk kelas XII.
b. Proses pertanggungjawaban
Tim keuangan SMA Muhammadiyah memberikan laporan
kepada kepala sekolah, kemudian laporan itu dikirim kepada
persyarikatan. Jika nantinya ada komplain dari persyarikatan,
maka laporan tersebut dikembalikan ke sekolah untuk dikaji
ulang. Proses laporan tersebut berlangsung setiap tanggal 5
pada tiap bulannya. Jika dana lebih, maka dana tersebut
didepositkan ke persyarikatan. Kemudian ketika dana tersebut
40
telah memenuhi kuota anggaran (jumlah kuota tidak
disebutkan), maka dikembalikan ke sekolah guna
pembangunan fisik. Pembangunan fisik dapat berupa
pembangunan gedung, pengadaan inventarisasi sekolah, dsb.
Tim audit keuangan adalah LPPK (Lembaga Pembinaan dan
Pengawasan Keuangan).
4) Inovasi Sumber dan Proses Pendanaan.
Prosedur penggunaan dana, yaitu:
a. Bidang mempunyai program.
b. Diturunkan menjadi TOR (term of references) atau proposal
sederhana.
c. Pengajuan anggaran
d. Pencairan dana dengan mekanisme BON merah.
e. Laporan penggunaan anggaran.
f. Dimasukkan ke BP Kas.
Dengan adanya ISO, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta mempubyai
dua macam audit, yaitu:
a. Audit internal, pengauditan dilakukan oleh antar bidang secara
silang.
b. Audit internal, yaitu dari:
a) PT. TUV Rheinland Indonesia yang berpusat di Jerman
(TUV Rheinland CERT ISO 9001)
b) LP3S (dari perserikatan), kepanjangan dari badan
ini,narasumber kurang begitu mengetahuinya.
6. Manajemen Hubungan Masyarakat
Menurut Tatang M. Arifin, dkk hubungan masyarakat adalah suatu
kegiatan yang dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat
dengan tujuan memperoleh pengertian, kepercayaan, penghargaan,
hubungan harmonis, serta dukungan (good will) secara sadar dan sukarela.
41
Kegiatan hubungan masyarakat yang dilaksanakan lembaga-lembaga
pendidikan atau badan-badan penyelenggara pendidikan dimaksudkan
untuk mengabdi pada kepentingan pendidikan. Manajemen Humas di
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Kondisi Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang
diketuai oleh Sarno R. Sudibyo, M. Pd. mempunyai 2 staff, yaitu Ibu
Arif Eko Nugraheni dan ibu Retno.
Selain itu terdapat juga staff yang secara tidak langsung ikut andil
dalam pengoperasian humas. Menurut Ibu Retno selaku staff
hubungan masyarakat menyatakan bahwa manajemen hubungan
masyarakat di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta tergolong
manajemen yang paling baik dan makmur dibandingkan manajemen
yang lain.
b. Proses Identifikasi Pelibatan Masyarakat dalam Program Sekolah
1) Pelibatan langsung
Proses identifikasi pelibatan wali murid dalam program sekolah
yaitu dengan adanya rapat dengan wali murid, rapat pembagian
raport, rapat akhir semester. Menurut Ibu Retno, SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta mengadakan Penyerahan SKHUN
asli dan pengambilan bahan seragam.
2) Pelibatan tidak langsung
Pelibatan secara tidak langsung pada masyarakat secara
luas. Tugas humas disini adalah memaparkan SMA 1
Muhammadiyah Yogyakarta sebagai salah satu sekolah yang
unggul pada masyarakat secara luas.
c. Jenis Program Humas yang Dilakukan
1) Program humas internal
Kegiatan ini merupakan pubisitas ke dalam. Sasarannya adalah
warga sekolah, yakni para guru, tenaga administrasi (tata usaha),
dan para siswa. Hal ini dinyatakan oleh Tatang M. Arifin dalam
42
Manajemen Pendidikan. Program humas internal di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah:
a) Sebulan sekali rapat antara pihak sekolah, komite sekolah
dan alumni.
b) Rapat guru dan karyawan
c) Diklat
d) Kegiatan santunan internal
2) Program humas eksternal
Kegiatan selalu dihubungkan dan ditunjukkan kepada publik atau
masyarakat di luar sekolah.
a) Penerbitan majalah
Maksud diterbitkannya majalah atau buletin sekolah
adalah agar semua karya dan kegiatan sekolah dapat
ditunjukkan kepada masyarakat umum di luar sekolah.
Majalah atau buletin tersebut berisi berita sekolah atau
artikel karya warga sekolah.
Menurut Ibu Retno selaku staff Humas, menyatakan
bahwa majalah merupakan alat sebagai ajang promosi dan
publikasi SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
b) Pelaksanaan pameran sekolah
Pameran adalah sebuah arena atau ajang untuk
mempertunjukkan hasil pekerjaan dan perkembangan
siswa serta kemajuan sekolah kepada warga sekolah pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Ibu Retno
menyatakan bahwa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
telah melaksanakan EXPO setahun sekali yang
mengundang perguruan tinggi swasta dan negeri.
c) Program kerjasama
Program kerjasama ini dilakukan baik dalam
lembaga maupun eksternal dan lintas sektoral bahkan
mendunia.
43
1) Kunjungan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke
SIS Thailand (Santichon School Thailand)
2) PCIM (Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah)
Malaysia mengunjungi SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta
3) Program Mobiliti pelajar Siswazah Fakulti
Pendidikan University Kebangsaan Malaysia ke
SMA 1 Muhammadiyah Yogyakarta
4) Pawai Budaya dari SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta untuk Indonesia diikuti delegasi SMK
Sultan Azlanshah Malaysia
d. Pola Hubungan yang Dibangun dengan Masyarakat
Pola hubungan yang dibangun antara pihak sekolah dengan
masyarakat antara lain adalah membangun kerjasama dengan wali
murid, yaitu dengan diadakannya rapat dengan wali murid, rapat
pembagian raport, dan rapat akhir semester.
Selain itu, dengan adanya website dengan alamat
http://www.smumuhi-yogy.sch.id di mana masyarakat dapat
mengakses sendiri semua informasi tentang sekolah ini, maka dari itu
tujuan utamanya sosialisasi, promosi, publikasi.
e. Jejaring Sosial Pendidikan Sekolah
Sekolah ini mempunyai website, yang dioperasikan oleh petugas
khusus dan tim humas. Sehingga masyarakat bisa mengakses
informasi tentang SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta secara mudah.
Manajemen humas di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini
memanfaatkan adanya teknologi yaitu jejaring sosial dalam pemasaran
sekolah. Pendaftaran yang dilakukan secara online ternyata
menjadikan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikenal dan diminati
banyak orang dari berbagai kalangan, tidak terbatas ruang dan waktu.
Sebagai contoh: Siswa dari Papua ingin mendaftarkan ke SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta bisa dengan mendownload formulir
44
dari website yang disediakan oleh sekolah. Hal ini merupakan inovasi
dari bagian humas untuk mempermudah masyarakat dalam mengikuti
program sekolah.
f. Inovasi Khusus Program Humas
Menurut staff humas SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta belum mengadakan inovasi program
humas, namun ada kegiatan tahunan. Seperti Perayaan Milad SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta ke-62.
7. Manajemen Layanan Khusus
Layanan khusus yang tersedia di dalam sekolah SMA Muhammadiyah
1 Yogyakarta semuannya diberikan untuk semua siswa, dan semua
layanan khusus bebas di gunakan untuk semua siswa. Kondisi layanan
khusus di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki kondisi yang
sangat bagus dan memenuhi standar. Letak di setiap ruangan layanan
khusus sangat strategis sehingga siswa dapat menggunakannya secara
mudah dan di setiap layanan sudah mempunyai ruangan-rungan tersendiri
secara terpisah. Kondisi ruangan layanan khusus yang tersedia di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat bersih, luas, letaknya strategis, cara
pelayanannya dengan sistem yang modern dan semua peralatan yang
tersedia di setiap ruangan layanan khusus tertata dengan rapi. Adapun
berbagai macam layanan khusus yang tersedia di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta yaitu:
1. Asrama
Layanan ini deperuntukkan bagi siswa dan siswi yang berminat
untuk tinggal di asrama selama siswa menjadi peserta didik di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Adapun asrama putra dengan kapasitas
250 anak. Adapun Asrama Putri yang dikelola oleh aktifis
Muhammadiyah (manajemen terpisah dari sekolah) dengan jarak 200
meter dari sekolah. Sistem yang digunakan dalam memilih siswa yang
akan menjadi peserta didik di asrama ini adalah sistem seleksi, namun
sistem ini digunakan ketika kuota siswa melebihi batas yang telah di
45
tentukan dari pihak sekolah yaitu 25 peserta didik. Bapak Syamsuddin
(Subbag Administrasi Siswa) menjelaskan bahwa “Pihak sekolah
memberikan layanan ini bertujuan untuk membentuk generasi muda
robbani dan mampu merangkul masyarakat dalam hal kebaikan yang
sesuai dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah”.
2. UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
Layanan kesehatan ini diperuntukkan kepada siswa, guru dan
masyarakat sekitar, karena layanan ini bekerjasama dengan rumah
sakit PKU Muhammadiyah yang ada di kota Yogyakarta. Perlalatan
yang dimiliki UKS ini sudah memenuhi standar yang setara dengan
klinik atau puskesmas. Tenaga kerja yang ada di UKS SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini ada 5 orang tenaga kerja yang
meliputi :
a. Dokter Umum : 2 orang
b. Dokter Gigi : 1 orang
c. Perawat : 1 orang
d. Administrasi : 1 orang
Semua dari tenaga kerja yang dimiliki oleh UKS SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini selalu siap untuk melayani
masyarakat dalam sekolah maupun masyarakat luar di sekitar sekolah.
Misalnya untuk cek kesehatan rutin ataupun untuk berobat.
Bapak Syamsuddin juga menuturkan “UKS yang ada di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini memiliki standar yang sesuai atau
setara dengan puskesmas atau klinik yang ada di Yogyakarta, dan juga
memiliki dokter-dokter yang ahli di bidangnya. Sehingga dengan
adanya layanan UKS ini siswa dapat terjamin kesehatannya selama
KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) berlangsung. UKS yang dimiliki
oleh SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini bekerjasama dengan PKU
Muhammadiyah kota Yogyakarta, sehingga ketika UKS SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta tidak bisa menangani pasien maka
langsung di rujuk ke PKU Muhammadiyah kota Yogyakarta. UKS
46
yang ada sekarang ini menjadi juara 2 tingkat provinsi dalam
perlombaan kebersihan dan layanan UKS tingkat provinsi
Yogyakarta”.
3. Keamanan
Layanan keamanan yaitu layanan yang dapat memberikan rasa
aman pada siswa selama siswa belajar di sekolah. Dalam bidang
layanan ini SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki keamanan
yang sangat ketat, penjagaannya dilakukan 24 jam. Adapun 6 personil
yang menjadi satpam untuk menjaga keamanan di setiap pintu masuk
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Hasil wawancara dari Bapak Suprapto (salah satu satpam)
menjelaskan bahwa “Kami selalu siap untuk menjaga keamanan SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta ini. Menjaga sekolah ini sudah menjadi
kewajiban kami, di sini kami ada 6 personil yang bergantian untuk
menjaga sekolah ini, dan setiap pagi kami bekerjasama dengan guru
BK untuk memeriksa barang bawaan siswa dan kami juga melakukan
pengecekkan keamanan 1 jam sekali.”
Tempat keamanan di sini sangat ketat penjagaannya, area Parkir
kendaraan untuk siswa yang mampu menampung 700 motor siswa di
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki tempat parkir yang luas,
tempat parkir keamanan dibagi menjadi tiga yaitu:
d. Tempat parkir per kelas
e. Tempat parkir guru dan karyawan
f. Tempat parkir khusus untuk tamu
4. Kafetaria
Layanan kafetaria adalah layanan makanan dan minuman yang
dibutuhkan oleh peserta didik disela-sela mengikuti kegiatan belajar
mengajar di sekolah sesuai dengan daya jangkau peserta didik.
Makanan dan minuman yang tersedia di kafetaria tersebut, terjangkau
dilihat dari jumlah uang saku peserta didik, tetapi juga memenuhi
syarat kebersihan dan cukup kandungan gizinya.
47
Adapun kafetarianya di bagi dua, yaitu: kafetaria untuk guru dan
kafetaria untuk siswa. Pengelola kafetaria tersebut adalah istri dari
salah satu karyawan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, dan guru
sebagai penyeleksi makanan yang masuk dalam kafetaria. Para guru
diharapkan sekali-kali mengontrol kantin sekolah dan berkonsultasi
dengan pengelola kantin mengenai makanan yang bersih dan bergizi.
Peran lain kantin sekolah yaitu supaya para peserta didik tidak
berkeliaran mencari makanan keluar lingkungan sekolah. Untuk urusan
perijinan tentang kafetaria yang megurusi adalah dari pengelola
sekolah, pengelola sekolah memberi ijin setelah adanya seleksi
makanan yang akan disajikan oleh kafetaria itu tersebut.
5. Laboratorium
Laboratorium diperlukan peserta didik apabila mereka akan
mengadakan penelitian yang berkaitan dengan percobaan-percobaan
tentang suatu obyek tertentu. Laboratorium adalah suatu tempat baik
tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk melakukan
penyelidikan, percobaan, praktikum, pengujian, dan pengembangan.
Laboratorium sekolah adalah sarana penunjang proses belajar
mengajar baik tertutup maupun terbuka yang dipergunakan untuk
melaksanakan praktikum, penyelidikan, percobaan, pengembangan dan
bahkan pembakuan.
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta memiliki laboratorium yang
lengkap karena laboratorium di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
yang menggunakan bukan hanya siswa dari sekolah tersebut, namun
sering juga digunakan untuk praktikum dari universitas-universitas di
sekitar Yogyakarta.
Adapun fasilitas ruang laboraturium yang ada di sekolah SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta adalah sebagai berikut:
a. 3 Ruang Laboratoirum IPA (Kimia, Fisika, Biologi)
b. 1 Ruang Laboratorium Bahasa (Inggris dan Arab)
c. 1 Ruang Laboratorium berisi 24 PC terhubungan LAN
48
d. 1 Ruang Laboratorium Agama Islam
6. Perpustakaan
Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan
kepada peserta didik, dengan maksud membantu dan menunjang
proses pembelajaran di sekolah, melayani informasi-informasi yang
dibutuhkan serta memberi layanan rekreatif melalui koleksi bahan
pustaka.
Menurut Supriyadi mendefinisikan perpustakaan sekolah sebagai
perpustakaan yang diselenggarakan di sekolah guna menunjang
program belajar mengajar di lembaga pendidikan formal seperti
sekolah, baik sekolah tingkat dasar maupun menengah, baik sekolah
umum maupun kejuruan.
Selain itu, perpustakaan sekolah adalah salah satu unit sekolah
yang memberikan layanan kepada peserta didik di sekolah sebagai
sentral utama, dengan maksud membantu dan menunjang proses
belajar mengajar di sekolah, melayani informasi-informasi yang
dibutuhkan serta memberikan layanan rekreatif melalui koleksi bahan
pustaka. Dari definisi-definisi tersebut tampaklah jelas bahwa
perpustakaan sekolah merupakan suatu unit pelayanan sekolah guna
menunjang proses belajar mengajar di sekolah.
8. Manajemen Penjaminan Mutu
Sebuah sistem penjaminan mutu pendidikan harus mencakup beberapa
elemen, yaitu: pengembangan institusi, kebijakan mutu, tanggung jawab
manajemen, organisasi mutu, pemasaran dan publisitas, penyelidikan dan
pengakuan, induksi, penyediaan kurikulum, bimbingan dan penyuluhan
sebelum wisuda, manajemen pembelajaran, rancangan kurikulum,
rekruitmen, pelatihan dan pengembangan, pengawasan dan evaluasi,
susunan administratif, dan tinjauan ulang institusional. (Edward Sallis:
2008).
a. Kondisi Mutu Sekolah
49
Dalam perkembangannya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
semakin dipercaya oleh masyarakat dan stakeholder yang ada.
Konsekuensinya adalah sekolah berupaya keras untuk senantiasa
meningkatkan mutu agar menghasilakn output dan outcome yang
berkualitas.
Atas kepercayaan dari pemerintah, sejak tahun 2002 SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta dipercaya untuk membuka layanan
siswa yang memiliki kecerdasan istimewa melalui Program
Akselerasi. Untuk menampung animo masyarakat yang tinggi maka
jumlah rombongan belajar ditingkatkan dari 30 menjadi 32, hal
ini disebabkan karena jumlah siswa dalam rombongan belajar harus
mengikuti idealisme kurikulum sebanyak 32-34 siswa
(www.smumuhi-yog.sch.id).
b. Sistem Penjaminan Mutu yang Dilakukan
Mengenai elemen kurikulum, manajemen pembelajaran di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta dikelola oleh tim pengembang
kurikulum. Dalam sistem pembelajaran terdiri dari beberapa
komponen yaitu tujuan pembelajaran, pendidik, peserta didik, materi/
bahan ajar, media, evaluasi. Rancangan kurikulum disesuaikan dengan
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sedangkan dalam
elemen pemasaran dan publikasi, SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
melakukan berbagai acara dengan melibatkan masyarakat secara
langsung, salah satunya dengan brosur.
Versi terbaru dari ISO 9001 adalah versi ke-4. Bila dibandingkan
dengan versi 2000, ISO 9001: 2008 merupakan penyesuaian terhadap
standar yang ada dan bukan perbaikan menyeluruh. Versi 2008 ini
juga mengklarifikasi persyaratan yang ada dalam ISO 9001: 2000.
Sampai saat ini, ISO 9001: 2000 dianggap sebagai standar
international terbaik untuk mengelola sistem manajemen mutu,
sehingga paling banyak diadopsi oleh berbagai organisasi termasuk
lembaga pendidikan.
50
1. Program Percepatan Belajar (PPB)
PPB adalah program layanan pendidikan bagi siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi agar dapat menguasai materi
kurikulum standar secara optimal dengan waktu yang lebih cepat,
tepat, dan efisien, sehingga jenjang jenjang pendidikan SMA dapat
ditempuh dan dalam waktu dua bulan.
Peserta PPB adalah siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta yang telah diidentifikasi sebagai siswa berkemampuan
tinggi dengan ketentuan:
a. Nilai Matematikan Ujian Nasional
b. Nilai Tes Seleksi Masuk SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
c. Nilai Rapor SLTP Kelas II dan III semester 1 dan 2
d. Tes Psikologi
e. Rekomendasi Guru
f. Sehat jasmani, rohani, serta bebas NAPZA yang dinyatakan oleh
dokter pemerintah.
g. Tes wawancara
h. Surat Persetujuan Orangtua.
2. Program Kelas Berbasis ICT
Program Kelas Berbasis IT dengan nama ICT-MSN
(Information Communication Technology-Model School
Network). Yaitu sekolah yang tidak sekedar berbasis IT tapi
adanya kerjasama dan jaringan ke negara-negara APEC, untuk
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta kerjasamanya dengan negara
Korea Selatan. Tiga tahun program ini masih berjalan, pada 2008
sekolah kembali dipercaya untuk menjadi RSMA-BI (Rintisan
Sekolah Menengah Atas-Bertaraf Internasional).
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta bekerja sama dengan
Bonpo Middle School, sekolah berbasis ICT terbaik di Korea
Selatan yang terletak di kota Busan sebagai partner. Pendekatan
yang diterapkan dalam program ini adalah Problem Based
51
Learning, yaitu pembelajaran berbasis masalah di mana masalah
dijadikan sebagai titik acuan proses pembelajaran.
Perekrutan peserta didik dalam program ini melalui beberapa
tahapan, sebagai berikut:
a. Mengikuti tes seleksi kemampuan ICT (pengoperasian komputer
dan software) dan pengoperasian peralatan ICT (handycam,
digital camera, audio video).
b. Tes akademik (Matematika, Bahasa Inggris, Ilmu Pengetahuan
Alam)
c. Tes psikologi
d. Wawancara: peserta didik dan orangtua.
Peserta didik yang mengikuti kelas berbasis ICT tersebut paling
tidak memiliki klasifikasi skill secara internal sebagai berikut:
a. Memiliki minat yang tinggi terhadap Bahasa Inggris
b. Menguasai aplikasi Microsoft Office atau sejenis dan tidak asing
dengan internet (e-mail dan browsing)
Secara eksternal peserta didik harus:
a. Memiliki laptop dengan spesifikasi minimal mobile processor
P4 RAM minimal 256 MB dengan dilengkapi wireless dan
sanggup mengadakan koneksi internet di rumah atau warnet.
b. Bersedia bekerja overtime dalam pengerjaan project
internasional.
c. Bersedia untuk mengikuti ekstrakurikuler yang berbenturan
dengan proses pengerjaan project.
d. Bersedia membayar SPP yang besarnya ditentukan berdasarkan
kesepakatan orangtua dan sekolah dengan mempertimbangkan
kebutuhan biaya operasional.
e. Bersedia menandatangi kesanggupan mengikuti Kelas ICT.
f. Bersedia membayar biaya akomodasi ke luar negeri apabila ada
undangan dari sekolah partner.
52
c. Pengukuran Mutu atau Standar yang Dilakukan
Organisasi standarisasi internasional atau sering disebut ISO
(International Standarization Organization) adalah organisasi non-
pemerintah yang beranggotakan badan-badan standarisasi nasional
dari beberapa negara. ISO secara teknis dibentuk pada tahun 1987
dengan nama TC 176 (Technical Committee 176) atau lebih dikenal
sebagai ISO/TC176, dan telah berhasil menyusun seri standar yang
dapat diterima secara internasional.
Drs. Hery Susiswanto menyatakan bahwa SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta sudah menerapkan sistem ISO 9001:
2008 dan memasuki tahun ke-V. ISO ini merupakan syarat sebagai
Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI). Seperti tim
pengembangan kurikulum, ISO juga memiliki tim yang melakukan
pertemuan rutin setiap hari Rabu untuk membahas apakah dokumen
dan permasalahan pengembangan mutu telah sesuai dengan standar
atau belum.
d. Mutu Input, Proses, Output, dan Outcome Sekolah
Setelah SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sukses
menyelenggarakan kelas akselerasi (percepatan waktu belajar)-dilihat
dari output dan outcomenya, pemerintah kembali menunjuk SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta untuk mengadakan sekolah berbasis
Information Technology (IT). Jadi, ada dua jenis program
pembelajaran yang diselenggarakan dengan persyaratan peserta didik
tertentu yaitu Program Percepatan Belajar (PPB) Dan Program Kelas
Berbasis IT dengan nama ICT-MSN (Information Communication
Technology-Model School Network). (data terlampir)
Mutu proses di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta telah
ditulis dan diterbitkan dalam sebuah buku manual mutu yang berisi
seluruh Standar Kompetensi Lulusan, pelaksanaan pembelajaran
sampai evaluasi pembelajaran. Menurut Susiswanto, Staf Wakil
53
Kepala Sekolah bidang Penjaminan Mutu penulisan buku tersebut
menghabiskan dana sebesar Rp 80.000.000,00.
Mutu output SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta masuk
dalam kategori baik. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya
siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang masuk ke universitas
negeri apabila dibandingkan dengan sekolah menengah atas swasta
lainnya, ungkap Heri Susiswanto. Selain itu, menurutnya mutu SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta bisa dilihat dari banyaknya pejabat
pemerintah, baik tingkat lokal maupun tingkat nasional yang
dipercaya mendidik anak-anak mereka di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta.
e. Inovasi Pengembangan Mutu Sekolah
Inovasi pengembangan mutu sekolah dilakukan dengan
mendayagunakan sumber daya pendidikan yang tersedia dengan
maksimal, menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu yang
dianggap efektif, dan menggunakan teori-teori yang terbukti mampu
meningkatkan kualitas pembelajaran (Ara Hidayat: 2010).
Mengenai inovasi pengembangan mutu sekolah di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta, Hery Susiswanto mengatakan bahwa
sekolah melakukan pengiriman guru-guru untuk melakukan kegiatan-
kegiatan di luar yang berkaitan dengan pengembangan mutu sekolah.
Misalnya dari direktorat jenderal pembinaan SMA diperintahkan
mengirimkan guru untuk membuat implementasi pendidikan karakter
anti korupsi, bimbingan teknis KTSP, bimbingan olimpiade.
Selanjutnya, delegasi yang dikirim sekolah dapat mendesiminasikan
ilmu yang didapat pada guru-guru lain melalui pertemuan rutin dan
workshop jika dianggap penting.
54
D. Analisis Strange, Weakness, Opportunity, and Treat (SWOT)
1. Kelebihan (Strange)
c. SMA Muhammadiyah telah menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI)
d. Sekolah swasta yang bercirikan nilai kemuhammadiyahan
e. Sekolah yang menerapkan web dan email sebagai bagian dari
pembelajaran
f. Sekolah yang dipercaya oleh masyarakat luas baik dalam negeri
maupun luar negeri
g. Sekolah yang memiliki dukungan financial yang tinggi
h. Dilengkapi sarana prasarana yang memadai
i. Tenaga kependidikan yang profesional
j. Memiliki hubungan kerja sama dengan negara asing
2. Kelemahan (Weakness)
a. Lokasi sekolahan yang kurang strategis
b. Sekolahan yang didominasi oleh masyarakat dengan strata ekonomi
menengah ke atas
3. Peluang (Opportunity)
a. Menjadi sekolah idaman masyarakat luas
b. Mencetak generasi yang mampu berkompetensi di dunia internasional
c. Menjadi sekolah kebanggaan bangsa
4. Tantangan (Treat)
a. Banyak sekolah yang menjadi saingan di lingkungannya
b. Banyak sekolah yang juga menjadi Rintisan Sekolah Bertaraf
Internasional (RSBI)
55
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa sekolah tersebut
sudah memiliki manajemen yang bagus, terarah, dan terkontrol. Sehingga
menjadi salah satu Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI). Dari
masing-masing manajemen sudah menjalankan fungsinya yang meliputi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan
(actuating), pengendalian/pengawasan (controlling) dan evaluasi
(evaluating).
Manajemen kurikulum yang dikelola Tim Pengembang Kurikulum yang
terdiri dari 10 orang. Perpaduan kurikulum nasional dangan nilai Islam
Muhammadiyah menjadi ciri khas dari SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Program Percepatan Belajar (PPB) dan Program Kelas Berbasis IT dengan
nama ICT-MSN (Information Communication Technology-Model School
Network) serta sistem moving class adalah sistem pembelajaran yang ada di
SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta.
Manajemen kesiswaan dikelola oleh wakil kepala sekolah kesiswaan
dengan anggotanya. Dalam mengelola kesiswaan SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta merencanakan dan melaksanakan program-program di antaranya
menyeleksi peserta didik secara ketat, pembagian kelas, dan pembinaan
peserta didik melalui 30 ekstrakurikuler. Kuantitas peserta didik yang terdiri
dari 1044 siswa untuk tahun pelajaran 2012/2013 untuk 30 kelas reguler dan
2 kelas akselerasi. Kualitasnya juga membanggakan dengan bukti banyak
prsetasi yang ditorehkan baik akademik maupun non akademik. Selain itu,
banyak siswa SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta yang diterima di
perguruan tinggi ternama di Indonesia.
Sarana prasarana di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sangat lengkap
karena ada dukungan dana dari orang tua siswa. Manajemen sarana prasarana
yang dikelola wakasek sarana prasarana sudah sangat bagus karena dalam
56
menjalankan fungsinya sesuai dengan kebutuhan dan harapan.
Kelebihannya selalu ada control setiap hari terhadap sarana prasana yang ada.
Manajemen tenaga kependidikan meliputi perekrutan tenaga pendidikan,
pembinaan tenaga pendidikan untuk meningkatkan kualitas serta inovasi
pengembangan tenaga pendidikan untuk menyesuaikan dengan perubahan
zaman. Jumlah pendidik sebanyak 82 orang, 8 orang berkualifikasi S2,
sisanya 74 orang berkualifikasi S1. Pengembangan pendidik melalui pelatihan
dan workshop. Pendidik harus menguasai teknologi informasi dan mampu
berbahasa Arab dan Bahasa Inggris. Sedangkan untuk tenaga karyawan
sebanyak 38 orang.
Manajemen keuangan di SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta dinilai
kurang terbuka dan transparan. Akan tetapi, yang diperoleh bahwa sumber
keuangan diperoleh dari APBN, APBD, Dana Pengembangan Pendidikan dari
orang tua minimal Rp.6.000.000 bagi siswa baru. Kemudian ada dana BOS
dan juga sumbangan sukarela dari alumni. Dana tersebut dikelola untuk
menghidupi roda pendidikan.
Menjalin kerja sama merupakan salah satu kunci dalam keberhasilan SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Sekolah mengadakan program-program yang
bertujuan untuk menjalin kerja sama. Program internal seperti kerja sama di
antara guru dan karyawan. Program eksternal seperti penerbitan majalah,
pameran, dan kunjungan ke luar negeri. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta
juga mengembangkan situs web sehingga akan mudah dikenal masyarakat
luas bahkan sampai manca negara. Itu merupakan bagian dari pengelolaan
manajemen hubungan masyarakat.
Semua layanan khusus telah dikembagkan di SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta. Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SMA Muhammadiyah 1
Yogyakarta menjadi juara lomba UKS se-provinsi Yogyakarta. Hal ini
membuktikan bahwa manajemennya bagus. Perpustakaan yang dilengkapi
dengan 9000 koleksi buku dan dikembangkan digital library. Layanan
perpustakaan yang bisa dinikmati oleh siswa, guru, dan karyawan. SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta juga memiliki asrama dengan nama Ma’had
57
As-Sakinah. Asrama yang mampu menampung 250 siswa putra yang
diperuntukkan siswa yang berasal dari luar kota.
Dalam perkembangannya SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta semakin
dipercaya oleh masyarakat dan stakeholder yang ada. Sehingga sebagai
konsekuensinya, sekolah menyiapkan program-program untuk meningkatkan
mutu output maupun outcome. Salah satu programnya adalah dengan
mengirim guru-guru dalam pelatihan dan workshop kemudian
mendeseminasikan hasilnya untuk pengembangan mutu di sekolah. SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta mendapatkan sertifikat ISO 9001-2008 berarti
mutu pendidikan sudah terjamin bagus.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan antara lain:
1. SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta sudah terpercaya dalam
keberhasilannya sehingga perlu mempertahankan kurikulum yang sudah
bagus serta mengembangkan kurikulum yang ada.
2. Sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) sebaiknya SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta memperluas bangunan seperti ruang
kelas, dan gedung olahraga.
3. Dalam manajemen keuangan hendaknya terbuka dan transparan sehingga
dapat dipercaya oleh masyarakat dan tidak menimbulkan prasangka
korupsi.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat dan Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan: Konsep,
Prinsip, dan Aplikasi dalam Mengelola Sekolah dan Madrasah. Bandung:
Pustaka Educa.
Basyirudin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam. Jakarta:
Ciputat Pers.
E. Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan Implikasi
cet.XI. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Edward Sallis. 2008. Total Quality Management in Education. Yogyakarta:
IrCiSod.
Hery Setiyatna. 2012. Modul Pembelajaran Pengembangan Sistem Evaluasi Hasil
Belajar PAI. Surakarta: IAIN Surakarta.
Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian cet. VII. Bogor: Ghalia Indonesia.
Mujamil Qamar. 2007. Manajemen Pendidikan Islam Strategi Baru Pengelolaan
Lembaga Pendidikan Islam. Surabaya: Airlangga.
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta:Aditya Media.
Tim Dosen AP. 2011. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.