Bab 1 Pendahuluan

11
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan ekonomi pada pelaksanaannya di daerah merupakan terjemahan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).Tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara makro akan meningkatkan kekokohan struktur perekonomian daerah. Namun keberhasilan pembangunan ekonomi dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pada kenyataannya belum Laporan Pendahuluan Penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto I - 1

description

indeks gini perkotaan

Transcript of Bab 1 Pendahuluan

Page 1: Bab 1 Pendahuluan

BAB IBAB IPENDAHULUANPENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGLaju pertumbuhan ekonomi pada pelaksanaannya di daerah merupakan

terjemahan dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).Tingkat laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara makro akan meningkatkan kekokohan

struktur perekonomian daerah. Namun keberhasilan pembangunan ekonomi

dengan tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi, pada kenyataannya belum

tentu dapat menggambarkan kesejahteraan rakyat pada seluruh kelompok

masyarakat.

Permasalahan yang sering dihadapi seiring dengan meningkatnya pertumbuhan

ekonomi adalah tidak meratanya distribusi pendapatan.Tidak meratanya distribusi

pendapatan ini memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal

dari munculnya masalah kemiskinan.Dua masalah ini umum dihadapi oleh daerah

yang sedang berkembang yaitu kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 1

Page 2: Bab 1 Pendahuluan

distribusi pandapatan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan

kelompok masyarakat berpendapatan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah

orang berada di bawah garis kemiskinan (poverty line) (Tambunan, 2001).

Membiarkan kedua masalah tersebut berlarut-larut akan semakin memperparah

keadaan dan tidak jarang menimbulkan konsekuensi negatif terhadap kondisi

sosial, ekonomi dan politik. Hal ini disebabkan karena tingkat laju pertumbuhan

ekonomi yang tinggi hanya menciptakan kemakmuran bagi golongan tertentu

saja.Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan dalam distribusi pendapatan

merupakan sebuah realita yang ada di tengah-tengah masyarakat saat ini, dan

juga selalu menjadi isu penting untuk ditinjau.

Kecenderungan bahwa kebijakan pembangunan yang mengutamakan

pertumbuhan ekonomi telah menimbulkan semakin tingginya tingkat kesenjangan

yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang pesat dan pembagian pendapatan

terdapat suatu trade-off, dimana pertumbuhan ekonomi yang pesat akan

membawa konsekuensi meningkatnya ketimpangan pembangunan dan hasil

hasilnya. Sebaliknya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang cukup

baik akan dicapai dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif lambat atau

diturunkan.

Kota Sawahlunto di kenal sebagai kota wisata tambang yang berbudaya dengan

luas wilayah sebesar 27.345 ha atau 273,45 km2, secara administrasi terdiri dari 4

kecamatan, 10 kelurahan dan 27 desa dengan kontribusipersentase tertinggi yaitu

sektor Jasa- jasa mencapai 29.80 % dari total PDRB. Dengan Laju Pertumbuhan

Ekonomi rata-rata di atas 5 persen selama periode 2010 – 2013, maka secara

makro ekonomi pembangunan ekonomi di Kota Sawahlunto dapat dikatakan

cukup berhasil menggerakan roda perekonomian dan memiliki strukur

perekonomian yang kokoh. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ternyata seringkali

menyebabkan bertambah lebarnya ketimpangan distribusi pendapatan antara

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 2

Page 3: Bab 1 Pendahuluan

golongan masyarakat (yang kaya dan yang miskin) dan kesenjangan atau

ketimpangan antar daerah (yang maju dan yang tertinggal). Kondisi Laju

Pertumbuhan Ekonomi ditunjukkan pada grafik berikut:

Grafik 1.1

2010 2011 2012 2013

5.03

5.865.98 6.01

Pertumbuhan Ekonomi Kota Sawahlunto Tahun 2010-2013

Sumber: BAPPEDA Kota Sawahlunto, data diolah.

Permasalahan ketimpangan pendapatan tidak dapat dipisahkan dari

permasalahan kemiskinan, biasanya terjadi pada daerah yang sedang

berkembang. Menurut Lincolin Arsyad (1997), banyak negara sedang berkembang

yang mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi pada tahun 1960-an mulai

menyadari bahwa pertumbuhan yang semacam itu hanya sedikit manfaatnya

dalam memecahkan masalah kemiskinan. Sama halnya dengan daerah Kota

Sawahlunto, dengan laju pertumbuhan penduduk Kota Sawahlunto 1.56%,

sehingga kemiskinan di Kota Sawahlunto pergerakannya naik turun setiap

tahunnya karena tidak dibarengi dengan penyediaan lapangan pekerjaan,

sehingga tidak memecahkan masalah kemiskinan sepenuhnya.

Salah satu aspek penting untuk mendukung strategi penanggulangan kemiskinan

tersebut adalah tersedianya data kemiskinan yang akurat dan kebijakan

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 3

Page 4: Bab 1 Pendahuluan

penanggulangan kemiskinan yang tepat sasaran, kondisi tingkat kemiskinan Kota

Sawahlunto ditunjukkan pada grafik berikut :

Grafik. 1.2

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013

5.21

2.86

2.251.94

2.42 2.47 2.34 2.17 2.28

Tingkat Kemiskinan Kota Sawahlunto Tahun 2005-2013

Sumber: BPS Kota Sawahlunto

Berdasarkan hal diatas, Pemerintah Kota Sawahlunto dalam hal ini Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Sawahlunto melakukan Penyusunan

Indeks Gini Kota Sawahlunto, dengan sumber pendanaan berasal dari APBD Kota

Sawahlunto Tahun 2015.

1.2. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUDMaksud dari kegiatan ini adalah penyusunan buku Indeks Gini Kota Sawahlunto

untuk menganalisis tingkat pemerataan distribusi pendapatan masyarakat di Kota

Sawahlunto dalam upaya pengembangan kebijakan ekonomi kerakyatan dan

pengentasan kemiskinan di Kota Sawahlunto.

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 4

Page 5: Bab 1 Pendahuluan

TUJUAN Tujuan secara umum dari kegiatan ini adalah membuat indikator yang

memberikan gambaran proporsi tingkat distribusi pendapatan yang dapat

digunakan untuk perencanaan pembangunan daerah secara umum serta sebagai

bahan evaluasi pembangunan daerah.Dari kegiatan ini diharapkan dapat :

1. Memberi gambaran tentang pendapatan perkapita masyarakat

2. Memberikan gambaran tentang pengeluaran konsumsi perkapita

3. Memberi gambaran kemajuan wilayah

4. Menggambarkan ketimpangan pendapatan antar golongan penduduk

5. Menggambarkan ketimpangan antar wilayah

1.3. SASARAN

Adapun sasaran dari kegiatan ini adalah

1. Provinsi/Kab./Kota : Indeks Gini menyediakan data dan informasi yang akurat

dan terbaru untuk perencanaan pembangunan daerah dalam hal pengambilan

kebijakan dalam pendistribusian pendapatan, pengentasan kemiskinan,

pengembangan wilayah dan penyediaan lapangan pekerjaan.

2. Masyarakat/Stakeholders : Indeks Gini menjadi akses data dan informasi untuk

berbagai kepentingan.

1.4. LINGKUP1.4.1Lingkup Lokasi Lingkup kegiatan penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto adalah Kota

Sawahlunto. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.1.

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 5

Page 6: Bab 1 Pendahuluan

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 6

Page 7: Bab 1 Pendahuluan

1.4.2 Lingkup Kegiatan

Ruang Lingkup kegiatan penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto Tahun 2015

adalah :

1. Persiapan

Pada tahap persiapan, pihak penyedia jasa mempersiapkan bahan awal untuk

kegiatan presentasi/ekspos yang berisikan usulan pekerjaan yang memut

antara lain :

a. Pendahuluan

b. Gambaran Umum Kota Sawahlunto

c. Pendekatan dan Metodologi

d. Format Kuesioner

e. Penjelasan Time Schedule/Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan

2. Pelatihan Pencacahan

Pelaksanaan pelatihan pencacahan merupakan sebagai upaya pembekalan

petugas pencacahan dengan berbagai konsep dan definisi variable yang

dikumpulkan, tata cara kerja yang sesuai dengan SOP yang ditetapkan

sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang akurat dalam

pelaksanaan kegiatan Penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto.

3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk menghimpun data dan informasi yang

berkaitan dengan Indeks Gini Kota Sawahlunto. Data dan informasi tersebut

akan menjadi masukan dalam analisis dan kajian terhadap tingkat pemerataan

distribusi pendapatan di Kota Sawahlunto, permasalahan yang dihadapi dan

pengambilan kebijakan terkait pemeratan distribusi pendapatan. Sumber data

lainyang juga digunakan dalam penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

adalah data PDRB, IPM, dan lain-lain tahun sebelumnya (tahun 2013) yang

tersedia datanya sebagai gambaran awal dalam membuat kajian analisis

keterbandingan.

4. Analisis dan Kajian

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 7

Page 8: Bab 1 Pendahuluan

Analisis dilakukan secara komprehensif dan detail berdasarkan data dan

informasi yang diperoleh. Sedangkan kajian dalam Penyusunan Indeks Gini

Kota Sawahlunto dilakukan terhadap beberapa aspek (kebijakan) seperti :

a. Kajian terhadap jumlahpenduduk dan pendapatan perkapita penduduk

Kota Sawahlunto, yang menjadiukuran kesejahteraan masyarakat suatu

wilayah yang meliputi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) perkapita

dan Pengeluaran Konsumsi Perkapita.

b. Kajian terhadap keberhasilan aspek sosial yang indikatornya Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kota Sawahlunto beserta komponennya

yaitu: Angka Harapan Hidup, Angka Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek

Huruf dan Pengeluaran Perkapita.

c. Kajian mengenai klasifikasi wilayah/kecamatan di Kota Sawahlunto.

d. Kajian distribusi pendapatan dan ketimpangan antar golongan berdasarkan

gini ratio di Kota Sawahlunto.

e. Kajian distribusi pendapatan dan ketimpangan antar golongan berdasarkan

kriteria Bank Dunia di Kota Sawahlunto.

f. Kajian ketimpangan pendapatan antar wilayah Kota Sawahlunto.

1.5. KELUARANKeluaran dari kegiatan Penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto adalah

tersusunnya Buku Penyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto.

Laporan PendahuluanPenyusunan Indeks Gini Kota Sawahlunto

I - 8