BAB 1: Pendahuluan
-
Upload
dirham-okta-raizal -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
description
Transcript of BAB 1: Pendahuluan
-
PERANCANGAN APARTEMEN DAN SHOPPING DISTRICT
DI MAKASSAR BERLANDASKAN ARSITEKTUR PERILAKU
M. DIRHAM OKTA RAIZAL
I0212048
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
PRODI ARSITEKTUR
-
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Esensi Judul
DEFINISI APARTEMEN
MENURUT WIKIPEDIA:
Apartemen, flat atau rumah pangsa merupakan sebuah model tempat
tinggal yang hanya mengambil sebagian kecil ruang dari suatu bangunan.
Suatu gedung apartemen dapat memiliki puluhan bahkan ratusan unit
apartemen. Istilah apartemen digunakan secara luas di Amerika Utara,
sementara istilah flat digunakan di Britania Raya dan negara-negara
persemakmuran.
MENURUT KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA (KBBI):
Apartemen /apartemn/ n 1 tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk,
kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang berada pada satu lantai
bangunan bertingkat yang besar dan mewah, dilengkapi dengan berbagai
fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko, dsb);
DEFINISI SHOPPING DISTRICT
Istilah Shopping District sebenarnya masih memiliki pengertian yang sama
dengan Shopping Centre, yakni:
MENURUT WIKIPEDIA
Mal atau Shopping Center adalah jenis dari pusat perbelanjaan yang
secara arsitektur berupa bangunan tertutup dengan suhu yang diatur dan
memiliki jalur untuk berjalan jalan yang teratur sehingga berada di antara
antar toko-toko kecil yang saling berhadapan. Karena bentuk arsitektur
-
bangunannya yang melebar (luas), umumnya sebuah mal memiliki tinggi
tiga lantai.
MENURUT NADINE BEDDINGTON (SPESIALIS TRADING CENTRE)
Suatu kelompok perbelanjaan (pertokoan) terencana yang dikelola oleh
suatu manajemen pusat, yang menyewakan unit-unit kepada pedagang
dan mengenai hal-hal tertentu pengawasannya dilakukan oleh manajer
yang sepenuhnya bertanggungjawab kepada pusat perbelanjaan tersebut.
B. Latar Belakang Masalah
Saat ini, keterbatasan lahan menjadi salah satu problematika yang
muncul di berbagai belahan dunia. Keterbatasan lahan membuat sirkulasi
kegiatan manusia menjadi terganggu sehingga berujung kepada putaran
kehidupan yang tidak optimal. Salah satu solusi yang sudah diaplikasikan
untuk menghadapai masalah keterbatasan lahan ini adalah
memanfaatkan dimensi tinggi ketimbang hanya memanfaatkan dimensi
lebar dan panjang. Yang dimaksud disini adalah, menggencarkan jenis
pemukiman bertingkat dimana banyak jumlah manusia yang dapat
ditampung dalam satu bengunan. Karena itu, menjadikan bangunan yang
dibangun bertingkat memanfaatkan dimensi tinggi untuk menampung
penghuninya ketimbang menggunakan dimensi lebar dan panjang.
Manusia tentu saja tidak hanya membutuhkan tempat tinggal.
Manusia memiliki banyak sekali kebutuhan pokok untuk menjaga
kelangsungan hidup mereka. Dewasa ini, sebuah sistem yang menjamin
kelangsungan hidup manusia tersebut adalah uang. Darimana manusia
mendapatkan uang? Dari hasil pekerjaan mereka. Menyikapi fenomena
tersebut, penulis bermaksud menghadirkan konsep hunia berbasis ekonomi-
bisnis. Yang dimaksud penulis adalah, ketika penghuni apartemen tersebut
tinggal di dalamnya, apartemen ini menyediakan kesempatan untuk
bekerja pula di dalam lingkungan bangunannya. Yakni dengan berdagang.
Dari situlah fungsi Shopping District yang dibangun di dekat hotel akan
-
ditonjolkan. Dengan adanya Shopping District ini, penghuni diberi
kesempatan untuk membuka usaha yang tidak terlalu memberatkan secara
fisik (dikarenakan jaraknya yang dekat dengan tempat tinggal yaitu
apartemen).
Sekarang mengenai pemilihan daerah site. Mengapa penulis memilih
Kota Makassar sebagai lokasi pembangunan apartemen. Makassar
merupakan kota terbesar di kawasan Indonesia Timur sekaligus merupakan
ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis, kota ini terletak di pesisir
tepi barat daya pulau Sulawesi, berbatasan dengan Selat Makassar di
sebelah barat, Kabupaten Kepulauan Panjangkene di sebelah utara,
Kabupaten Maros di sebelah timur dan Kabupaten Gowa di sebelah
selatan.
Sebagai kota terbesar sekaligus ibu kota provinsi, Makassar menjadi
tujuan utama transmigran dari berbagai daerah. Karena berbatasan
dengan Selat Makassar, menjadikan kota ini juga sebagai bagian dari jalur
perdagangan terbesar di Indonesia. Di dalam kota ini juga tumbuh
berbagai macam komunitas yang, menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Mari Elka Pangestu, merupakan bekal yang cukup bahkan untuk
mengangkat Makassar sebagai salah satu Kota Kreatif UNESCO. Sebagai
kota yang sedang berkembang, Makassar tentunya masih menyimpan
kekayaan budaya di dalamnya. Tentunya ini dapat dimanfaatkan sebagai
salah satu kota wisata budaya di Indonesia. Ditetapkan pada tahun 2009,
Makassar juga menjadi Center Point of Indonesia.
Berbekal sedikit informasi di atas, penulis memprediksi tahun demi
tahun pertumbuhan penduduk Makassar pun akan semakin mengalami
peningkatan. Hal ini bukan hanya disebabkan faktor biologis (Penduduk
yang menikah dan melahirkan) namun juga dipengaruhi oleh faktor sosial.
Mengapa? Telah disebutkan sebelumnya bahwa Makassar saat ini telah
menjadi salah satu tujuan para transmigran dari berbagai daerah. Otomatis,
Makassar akan semakin dipadati oleh manusia baik dari dalam dan luar
-
kota. Mungkin saat ini memang belum terasa, namun menurut Kris Suyanto
(Deputy Project Manager Ciputra Group, Pengembang Vidaview
Apartements), kebutuhan apartemen di Makassar belum begitu tinggi
namun pasar penjualannya sudah mulai terbentuk. Lebih lanjut, menurut
Kris, jumlah pembeli yang terbagi menjadi investor dan pengguna cukup
seimbang (hampir mendekati rasio 50 : 50) karena apartemen
merepresentasikan gaya hidup yang lebih berkelas dan modern maka dari
itu mulai dilirik oleh warga Makassar.
Menyikapi hal tersebut, mengapa penulis memilih menggunakan
langgam arsitektur perilaku? Akar pemikiran penulis dapat ditarik dari satu
kata, yaitu: nyaman. Apa difinisi dari nyaman? Sebuah kondisi yang
menuntut manusia untuk bersemangat dalam mengerjakan aktivitasnya.
Penulis melihat kondisi nyaman tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
lingkungan tempat manusia tersebut beraktivitas. Penulis rasa bukan hanya
faktor suasana lah yang membuat kondisi yang disebut nyaman. Faktor
lainnya adalah.... perilaku. Bagaimana manusia melakukan aktivitasnya
selama ini, setiap hari dalam rutinitasnya. Tentunya bagaimana mereka
beraktivitas, itulah yang menurut mereka cara ternyaman dalam
beraktivitas. Karena itu penulis bermaksud menggunakan studi hubungan
perilaku dalam arsitektur untuk menciptakan suatu ruang yang dapat
menciptakan kenyamanan penggunanya dalam beraktivitas.
C. Permasalahan / Isu
Dalam menyikapi judul yang diambil, permasalahan permaslahan yang
terjadi dalam perancangan apartemen ini adalah sebagai berikut:
Bagaimana merancang gubahan massa Apartemen sebagai ekspresi
dari semangat kota Makassar yang sedang berkembang?
Bagaimana merancang aksesibilitas site agar kedua bangunan tidak
mengalami benturan aktivitas?
Bagaimana merancang site agar faktor keamanaan tetap terjaga?
Bagaimana merancang tatanan site agar interaksi antara kedua
-
bangunan dapat berlangsung dengan teratur?
D. Tujuan Perancangan
Tujuan utama dari pembangunan Apartemen ini untuk mengantisipasi
pertumbuhan penduduk di Kota Makassar. Lebih lanjut tujuan yang akan
digapai dalam pembangunan Apartemen dan ini adalah:
Menciptakan sebuah kompleks bangunan yang dapat mendukung
aktivitas di kedua bangunan
Menciptakan kemudahan aksesibilitas site agar tidak terjadi benturan
aktivitas antara kedua bangunan
Menciptakan citra bangunan yang mencerminkan semangat
pendidikan
E. Sasaran Perancangan
Sasaran perancangan yang dilakukan agar isu / permasalahan yang
muncul pada peracangan serta tujuan perancangan dapat terselesaikan
adalah:
Menentukan lokasi lahan atau site yang mendukung konsep
perancangan hotel yang akan dibangun
Merancang tatanan site agar isu aksesisbilitas dan keamanan site dapat
diselesaikan
Melakukan penzoningan site agar aktivitas yang terjadi di dalam site
terjadi secara teratur
Membuat tampilan bangunan yang mencerminkan bangunan kampus
dan perkembangan ilmu pendidikan
F. Metode Penyelesaian
Metode yang akan digunakan dalam perancangan bangunan mixuse
hotel dan community center ini adalah:
Metode Literatur : studi pustaka yang dilakukan melalui
-
media cetak seperti buku terkait masalah
perancangan
Metode Observasi : studi yang dilakukan dengan melakukan
survey ke apartemen SOLO PARAGON
untuk identifikasi pengguna dan
aktivitasnya
Metode Teknologi : Studi informasi melalui media maya
(internet) untuk informasi lebih jauh
mengenai perancangan
G. Sistematika Pembahasan
Tahap 1: Pendahuluan
Meliputi Judul, Esensi Judul, Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan dan
Sasaran, Metode Penyelesaian, dan Sistematika Pembahasan
Tahap 2: Tinjauan Pustaka
Meliputi Tinjauan Teori mengenai bangunan kampus, tinjauan bangunan
yang menjadi studi preseden, dan terakhir kesimpulan yang didapat.
Tahap 3: Tinjauan Data
Meliputi tinjauan umum bangunan yang akan dibangun beserta tinjauan
umum lokasi perancangan.
Tahap 4: Tijauan Khusus Bangunan
Menjelaskan mengenai objek bangunan yang akan dirancang dan
direncanakan, meliputi Pengertian Judul, Struktur Organisasi, Data
Pemakai dan Kegiatan, serta Kesimpulan
Tahap 5: Pendekatan Konsep Perencanaan dan Perancangan
Analisa untuk mendapatkan konsep perencanaan dan perancangan
yang didasarkan pada tinjauan tinjauan yang sudah dilakukan
sebelumnya
Tahap 6: Konsep Perencanaan dan Peracnangan
Hasil akhir berupa konsep final perencanaan dan perancangan