BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada...

25
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) adalah operasi bisnis yang berkomitmen tidak hanya meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial, tetapi untuk meningkatkan sosial ekonomi kawasan holistik, melembaga, dan berkelanjutan (Ardianto dan Machfudz, 2011). Prasetyono (2011) menyatakan bahwa CSR merupakan kewajiban sosial bagi korporasi atas dampak dari keputusan yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya. Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan program CSR terkait dengan aturan yang ada, karena CSR merefleksikan nilai perusahaan yang berpijak pada 3 (tiga) aspek yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan untuk menjamin keberlanjutan perusahaan. Perkembangan corporate social responsibility (CSR) dalam konteks pelaksanaannya di Indonesia dapat ditinjau dari dua perspektif yang berbeda. Pertama, pelaksanaan CSR di pandang sebagai praktek bisnis voluntary/sukarela (atas dasar inisiatif perusahaan bukan aktivtas yang dituntut oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia). Kedua, pelaksanaan CSR di pandang sebagai praktek bisnis mandatory (diatur oleh undang-udang). Dilihat dari segi dasar hukum pelaksanaannya, CSR di Indonesia secara konseptual masih harus dipilah antara pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan besar

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada...

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah operasi bisnis yang

berkomitmen tidak hanya meningkatkan keuntungan perusahaan secara finansial,

tetapi untuk meningkatkan sosial ekonomi kawasan holistik, melembaga, dan

berkelanjutan (Ardianto dan Machfudz, 2011). Prasetyono (2011) menyatakan

bahwa CSR merupakan kewajiban sosial bagi korporasi atas dampak dari

keputusan yang dilakukan perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungannya.

Saat ini banyak perusahaan yang menerapkan program CSR terkait dengan aturan

yang ada, karena CSR merefleksikan nilai perusahaan yang berpijak pada 3 (tiga)

aspek yaitu aspek ekonomi, aspek sosial, dan aspek lingkungan untuk menjamin

keberlanjutan perusahaan.

Perkembangan corporate social responsibility (CSR) dalam konteks

pelaksanaannya di Indonesia dapat ditinjau dari dua perspektif yang berbeda.

Pertama, pelaksanaan CSR di pandang sebagai praktek bisnis voluntary/sukarela

(atas dasar inisiatif perusahaan bukan aktivtas yang dituntut oleh peraturan

perundang-undangan yang berlaku di Indonesia). Kedua, pelaksanaan CSR di

pandang sebagai praktek bisnis mandatory (diatur oleh undang-udang). Dilihat

dari segi dasar hukum pelaksanaannya, CSR di Indonesia secara konseptual masih

harus dipilah antara pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh perusahaan besar

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

2

(korporasi) dan perusahaan kecil dan menengah (small-medium enterprise/SME).

(Solihin, 2008).

Tanggung jawab dalam pandangan dunia bisnis saat ini, tidak sekedar

meningkatkan kemakmuran ekonomi semata, tetapi juga memperhatikan aspek

sosial, politik, dan bahkan militer. Sebagai contoh, pada masa perkembangan

awal industrialisasi di Inggris, perusahaan seperti Hudson Bay dan The East India

Company menerima mandat yang luas. Kebijakan publik saat itu sudah

menekankan bahwa perusahaan harus membantu mewujudkan tujuan-tujuan

kemasyarakatan (Suharto, 2010).

Menurut Untung (2008) corporate social responsibility (CSR) adalah

komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan

ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial

perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap

aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Sedangkan Elkington (1997)

mengemukakan bahwa sebuah perusahaan yang menjalankan tanggung jawab

sosial akan memberikan perhatian pada peningkatan keuntungan (profit),

kesejahteraan masyarakat (people), dan kepedulian terhadap kelestarian

lingkungan (planet).

Tanggung jawab sosial menurut The Jakarta Consulting Group diarahkan

pada tanggung jawab ke dalam (internal) maupun ke luar (eksternal) perusahaan.

Tanggung jawab ke dalam perusahaan yaitu (1) tanggung jawab kepada pemegang

saham dalam bentuk profitabilitas dan pertumbuhan, (2) tanggung jawab kepada

karyawan dalam menjalankan aktivitas perusahaan untuk meraih kesuksesan.

Sedangkan tanggung jawab yang diarahkan keluar perusahaan yaitu berkaitan

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

3

dengan kewajiban pembayaran pajak, penyediaan lapangan kerja dengan cara

mencari peluang baru bagi pertumbuhan perusahaan guna meningkatan

kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta memelihara lingkungan bagi

kepentingan generasi mendatang. Di samping itu perusahaan juga bertanggung

jawab untuk memelihara kualitas lingkungan tempat mereka beroperasi demi

peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam jangka panjang, baik untuk generasi

saat ini maupun bagi generasi penerus.

Jadi corporate social responsibility (CSR) merupakan komitmen tanggung

jawab sosial perusahaan yang diungkapkan kepada stakeholder terhadap

kelangsungan hidup perusahaan yang berkelanjutan dengan mempertimbangkan

dampak ekonomi, lingkungan dan sosial. CSR merupakan pola tanggung jawab

sosial yang melibatkan hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya

(investor, pelanggan, pemerintah, pemasok, pegawai, dan masyarakat).

Bentuk pelaksanaan kegiatan CSR menurut Hadi (2011) terdapat tiga

bentuk aktivitas, yaitu philanthropis, charity, dan kemitraan. Pendekatan

kemitraan terdiri atas tiga bentuk yaitu (1) kemitraan kontra produktif, (2)

kemitraan semi produktif, dan (3) kemitraan produktif. Dalam pelaksanaan

corporate social responsibility dalam bentuk philanthropis dan charity didasarkan

pada motif sosial murni. Tipe tanggung jawab sosial ini bersifat karikatif,

insidential, memenuhi standar minimal. Kemitraan kontra produktif lebih

diarahkan untuk upaya bina lingkungan. Pelaksanaan riil jenis ini seperti: bantuan

bencana alam, membantu pembukaan akses masyarakat terisolir, membantu

penghijauan, prioritas kesempatan kerja untuk masyarakat kaum minoritas dan

lain-lain.

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

4

Program kemitraan semi produktif mengacu pada kepentingan jangka

pendek dan lebih mengedepankan corporate interest. Tipe ini masih diarahkan

pada bina lingkungan. Bentuk riilnya diungkapkan dalam annual report, seperti:

upaya mengurangi waste produksi, penggunaan teknik zero burning, peningkatan

kesejahteraan karyawan dan keluarganya. Untuk kemitraan produktif

(empowering) menduduki peringkat terbesar, dimana pola ini mendudukkan

stakeholder dalam paradigma common interest. Dalam kemitraan ini stakeholder

memperoleh kesempatan meningkatkan kesejahteraan pemberdayaan yang

dikelola bersama secara produktif, seperti: aliran limbah yang sudah diolah

menjadi irigasi, kerjasama riset dengan Perguruan Tinggi, melakukan penanaman

tanaman produktif dan lain-lain. Pola kemitraan ini mengandung pendidikan

kemandirian dan memposisikan stakeholder dalam derajat keberdayaan.

Implementasi bentuk kegiatan CSR dapat menimbulkan kesadaran baru

tentang pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan yang merupakan investasi

sosial yang tidak secara langsung dapat memberikan benefit bagi shareholder.

Ukuran finansial yang menjadi keberhasilan perusahaan selama ini, nampaknya

tidak menjamin kesinambungan/keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang,

sehingga perusahaan perlu memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan.

Perusahaan yang berkesinambungan perlu berinovasi, mengadopsi teknologi

ramah lingkungan, mengembangkan ketrampilan sumber daya manusia, dan

meningkatkaan produktivitas untuk tetap kompetitif di pasar nasional dan

internasional (ILO, 2013).

Dengan demikian CSR merupakan bagian dari strategi bisnis yang

nantinya dapat menunjang keberlangsungan perusahaan di masa mendatang.

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

5

Bentuk pelaksanaan kegiatan CSR yang diintegrasikan dengan strategi bisnis

nampak pada PT. Unilever, dalam melakukan pembinaan pada para petani kedelai

hitam yang hasil panennya oleh perusahaan untuk bahan baku pembuatan Kecap

Bango (Solihin, 2008). CSR yang baik akan membuat citra yang baik bagi

perusahaan dimata konsumen, citra ini penting seiring meningkatnya sikap kritis

konsumen terhadap perilaku perusahaan, utamanya konsumen di negara maju.

Jika perusahaan terlibat dalam isu kerusakan lingkungan, korupsi dan pelanggaran

HAM, konsumen dapat memboikot produk, hal ini dialami oleh Shell ketika

terlibat pelanggaran HAM di Ogoni Nigeria (Mulyana, 2012), Pembeli dari Eropa

(Unilever dan Nestle) memboikot minyak kelapa sawit mentah (CPO) dari

Indonesia terkait isu lingkungan yang dilancarkan Lembaga Swadaya Masyarakat

Internasional (Kompas, 2010), dan Securities and Exchange Commisition (SEC)

di Amerika merekomendasikan kepada investor untuk tidak berinvestasi terhadap

perusahaan yang tidak memiliki label CSR (Rodriguez dan Jane, 2007).

Berkaitan dengan pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan (CSR),

maka penelitian yang dilakukan Siregar (2007) menyatakan bahwa dunia usaha

pada saat ini tidak hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata

(single bottom line), melainkan sudah meliputi keuangan, sosial dan aspek

lingkungan yang biasa disebut Triple Bottom Line atau 3 P (Elkington, 1997).

Sinergi tiga elemen ini merupakan kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan.

Suharto (2010) juga menambahkan satu aspek dalam menjalankan kegiatan bisnis

yaitu Procedure (P) untuk konsep pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian

CSR merupakan kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian

keuntungannya (profit) bagi kepentingan pembangunan manusia (people) dan

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

6

lingkungan (planet) secara berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang

tepat dan professional. Hal ini didukung oleh penelitian Nurlela dan Islahudin

(2008) yang menyatakan bahwa CSR sebagai inti dari etika bisnis perusahaan

tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomi dan legal tetapi juga

mempunyai kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan

(stakeholder) yang jangkauannya melebihi dari kewajiban-kewajiban yang

disebutkan.

Keraf (1998) mengiventarisir alasan-alasan perusahaan yang mendukung

dan menentang dijalankannya program CSR. Alasan perusahaan yang menentang

CSR:

(a) Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya mencari

keuntungan, bukan merupakan lembaga sosial, (b) Perhatian manajemen

perusahaan akan terpecah dan akan membingungkan mereka bila perusahaan

dibebani banyak tujuan, (c) Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya

produk yang akan ditambahkan pada harga produk sehingga pada gilirannya akan

merugikan masyarakat/konsumen itu sendiri, (d) Tidak semua perusahaan

mempunyai tenaga yang terampil dalam menjalankan kegiatan sosial.

Sedangkan alasan perusahaan yang mendukung CSR adalah:

(a) Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin kritis terhadap

dampak negatif dari tindakan perusahaan yang merusak alam serta merugikan

masyarakat sekitarnya, (b) Sumber daya alam yang makin terbatas, (c)

Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik, (d) Perimbangan yang lebih adil

dalam memikul tanggung jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan

lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, (e) Bisnis sebenarnya

mempunyai sumber daya yang berguna, (f) Menciptakan keuntungan jangka

panjang.

CSR saat ini tidak lagi bersifat sukarela melainkan menjadi kewajiban

bagi perusahaan yang menjalankan kegiatannya berkaitan dengan sumber daya

alam. Hal ini telah diatur dalam Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas Bab V pasal 74, menyatakan bahwa perseroan yang

mejalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

7

alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan, sehingga

corporate social responsibility sifatnya tidak sukarela namun wajib hukumnya.

Secara operasional Menteri Badan Usaha Milik Negara juga mengeluarkan Surat

Edaran No. SE-04/MBU.S/2007 tentang Penerapan Pedoman Akuntansi Program

Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (PLKB) BUMN dan Surat Keputusan

Menteri Badan Usaha Milik Negara No. 236/MBU/2003 tentang Program

Kemitraan BUMN dengan usaha kecil dan Program Bina Lingkungan.

Retno dan Priantinah (2012), menyatakan bahwa CSR merupakan bentuk

tanggung jawab perusahaan dalam memperbaiki kesenjangan sosial dan kerusakan

lingkungan yang terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan. Semakin banyak

bentuk pertanggung jawaban yang dilakukan perusahaan terhadap lingkungannya,

image perusahaan menjadi meningkat. Investor lebih berminat pada perusahaan

yang memiliki citra yang baik di masyarakat karena semakin baiknya citra

perusahaan, loyalitas konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama

penjualan perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga

meningkat. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan

meningkat.

Ardianto dan Machfudz (2011) menyatakan bahwa citra dan reputasi

corporate social responsibility (CSR) di Indonesia beberapa tahun terakhir ini

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan yaitu dengan banyak

perusahaan yang semakin menyadari tentang pentingnya penerapan program

corporate social responsibility (CSR) sebagai bagian dari strategi bisnisnya. Di

beberapa Negara pengungkapan CSR digunakan sebagai salah satu indikator

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

8

penilaian kinerja perusahaan, dengan cara mencantumkan informasi CSR dalam

catatan laporan keuangan perusahaan.

Fenomena ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Basamalaah dan

Jermias (2005) menyatakan bahwa salah satu alasan manajemen melakukan

pelaporan sosial adalah untuk alasan strategis. Meskipun belum bersifat

mandatory, tetapi dapat dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia sudah mengungkapkan informasi mengenai CSR dalam

laporan tahunannya. Chung et al., (2008) juga menyatakan bahwa perusahaan

yang mengungkapkan CSR lebih banyak maka kinerja keuangan perusahaan

cenderung lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang tidak

mengungkapkan CSR.

Disamping itu dalam penelitian Guthrie dan Mathews (1985) menyatakan

bahwa salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan

saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung

jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility itu sendiri dapat

digambarkan sebagai ketersediaan informasi keuangan dan non keuangan yang

berkaitan dengan interaksi organisasi dengan lingkungan fisik dan lingkungan

sosialnya, yang dapat dibuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan

sosial terpisah. Sedangkan Tsoutsoura (2004) juga menyatakan bahwa CSR

berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dengan

demikian laporan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi penting karena

merupakan bagian dari strategi bisnis dan bagi stakeholder dapat dipergunakan

sebagai informasi guna menganalisis kinerja keuangan untuk keberlangsungan

perusahaan.

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

9

Hasil riset dari Roper Search Worldwide menunjukkan bahwa 75%

responden memberikan nilai lebih kepada produk atau jasa yang dipasarkan oleh

perusahaan yang memberikan kontribusi nyata kepada komunitas melalui program

pengembangan masyarakat (Susanto, 2009). Adapun sekitar 66% responden

menunjukkan bahwa mereka siap berpindah ke merek perusahaan yang memiliki

citra sosial yang positif. Sebuah studi yang lain yang dilakukan oleh National

Geographic dan perusahaan polling International GlobeScan baru-baru ini

mengenai pola konsumsi berkelanjutan di 14 negara

(www.nationalgeographic.com/greendex) mengungkapkan bahwa sebagian besar

negara lebih memilih konsumsi yang berkelanjutan dibandingkan dengan harga

termurah (Purwati, 2011).

Selain CSR, isu mengenai tuntutan terhadap transparansi pengelolaan

perusahaan atau tata kelola yang baik, yang lebih dikenal dengan good corporate

governance (GCG) tidak terlepas dari maraknya skandal perusahaan yang

menimpa perusahaan-perusahaan besar, baik yang ada di Indonesia maupun yang

ada di Amerika (Agoes dan Ardana, 2009). GCG sudah saatnya

diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia dengan

didukung oleh pilar-pilar sistem ekonomi pasar yang saling berhubungan. Dimana

GCG adalah suatu rangkaian proses, kebijakan, aturan dan pengelolaan korporasi

yang mencakup hubungan antar stakeholder untuk mencapai tujuan perusahaan.

Pembicaraan tentang corporate governance muncul sejak adanya krisis

ekonomi, salah satu akar krisis ekonomi di Indonesia dan krisis pasar modal di

Amerika Serikat adalah buruknya kinerja perusahaan-perusahaan besar yang

merupakan perusahaan publik yang telah terdaftar dibursa. Buruknya kinerja ini

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

10

disebabkan oleh berbagai praktek kecurangan yang dilakukan oleh para eksekutif

perusahaan tersebut, contoh praktek manipulasi yang menimpa Enron, dimana

dewan direksi Enron telah menyalahgunakan kepercayaan para pemegang saham

dalam menjalankan praktek akuntansi yang berisiko tinggi. Akibatnya para

investor tidak percaya pada institusi pasar modal karena dewan direksi dianggap

tidak melindungi kepentingan para pemegang saham (Agoes dan Ardana, 2009).

Di Indonesia, beberapa perusahaan yang bermasalah dan bahkan tidak

mampu lagi meneruskan kegiatan usahanya akibat menjalankan praktik tata kelola

perusahaan yang buruk (bad corporate governance), antara lain bank-bank

pemerintah yang dilikuidasi/dimerger (Bank Pembangunan Indonesia-Bapindo,

Bank Dagang Negara-BDN, Bank Bumi Daya-BBD, Bank Export Import-Bank

Exim. Likuidasi tersebut lebih disebabkan oleh kebijakan ekspansi kredit direksi

bank yang tidak bijaksana (unprudential credit policy), kebangkrutan PT

Indorayon, sebuah perusahaan pabrik kertas yang mengelola hutan pinus di sekitar

danau Toba mengalami kerusakan lingkungan hutan yang mengakibatkan

perusahaan tidak dapat beroperasi karena kekurangan pasokan bahan baku (Agoes

dan Ardana, 2009).

Dalam era pasar bebas saat ini kegiatan bisnis dituntut untuk

mengembangkan, menerapkan sistem dan paradigma baru dalam mengelola bisnis

yang berprinsip pada tata kelola yang baik yaitu good corporate governance.

Penerapan tata kelola yang baik adalah suatu pilar dari sistem ekonomi pasar,

karena berkaitan dengan kepercayaan publik terhadap perusahaan. Secara

eksternal perusahaan akan lebih dipercaya oleh investor, jika menerapkan tata

kelola yang baik. Hal ini dikarenakan penerapan good corporate governance

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

11

mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim yang kondusif, sehingga

perusahaan akan lebih mudah mendapatkan pendanaan dengan biaya modal yang

lebih rendah (Amri dan Untara, 2011).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa corporate governance

berawal dari adanya konflik keagenan antara principal dan agen, konflik ini

terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan

sehingga pada akhirnya dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Upaya

pengembangan good corporate governance ditujukan untuk mendorong

penggunaan sumber daya perusahaan agar pertumbuhan dan kesejahteraan

pemilik perusahaan terjaga, corporate governance pada dasarnya menyangkut

masalah pengendalian perilaku para eksekutif puncak perusahaan untuk

melindungi kepentingan pemegang saham. Masalah ini muncul karena terjadinya

pemisahan antara pemilik dan pengendali perusahaan, dimana pemilik sebagai

pemasok modal perusahaan mendelegasikan kewenangannya atas pengelolaan

perusahaan kepada professional managers. Akibatnya kewenangan untuk

menggunakan resources perusahaan sepenuhnya ada di tangan para eksekutif.

Pemegang saham mengharapkan manajemen bertindak secara profesional dalam

mengelola perusahaan. Setiap keputusan yang diambil seharusnya didasarkan

pada kepentingan pemegang saham dan resources yang digunakan untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

Secara umum kemampuan suatu korporasi untuk menarik modal sangat

tergantung pada sistem good governance yang dianut dalam kaitannya dengan

hak-hak para stakeholders (pemangku kepentingan). Para investor tidak akan

bersedia menanamkan modalnya pada perusahaan yang tidak memiliki sistem

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

12

good governance yang memadai. Berdasarkan survey yang telah dilakukan

Mc.Kinsey & Company, menunjukkan bahwa para investor institusional lebih

menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah

menerapkan good corporate governance (Agoes dan Ardana, 2009).

Tjager et al., (2003) juga menyatakan bahwa sentralisasi isu corporate

governance juga dilatar belakangi beberapa permasalahan diantaranya adanya

tuntutan akan transparansi dan independensi, hal ini nampak pada Ketentuan

Umum Pencatatan Efek bersifat ekuitas yang menyatakan bahwa jumlah dewan

komisaris independen minimum 30%. Jumlah komisaris independen tersebut

diharapkan dapat mengawasi tindakan-tindakan para eksekutif.

Secara harmonis ada empat prinsip good corporate governance, yaitu

fairness, transparency, accountability, dan responsibility. Ada perbedaan

mendasar diantara keempat prinsip tersebut. Tiga prinsip pertama cenderung

bersifat shareholders-driven, karena lebih memperhatikan kepentingan pemegang

saham perusahaan. Sedangkan prinsip yang terakhir yaitu responsibility lebih

mencerminkan stakeholders-driven, karena lebih mengutamakan pihak-pihak

yang berkepentingan terhadap eksistensi perusahaan (Supomo, 2004).

Penelitian yang berkaitan dengan corporate governance telah dilakukan

Johnson et al., (2000) menyatakan bahwa rendahnya corporate governance di

suatu negara akan berdampak negatif pada pasar saham dan nilai tukar mata uang

negara yang bersangkutan pada saat krisis di Asia. Penelitian ini didukung oleh

penelitian yang dilakukan Klapper dan Love (2002), menunjukkan adanya

hubungan positif antara corporate governance dan kinerja perusahaan yang

diukur dengan Return On Asset (ROA) dan Tobin’s Q. Selain itu, juga

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

13

menyatakan bahwa perusahaan yang menerapkan corporate governance dengan

baik akan memperoleh manfaat yang lebih besar. Hal ini sejalan dengan penelitian

Sedangkan Silveira dan Barros (2006) melakukan penelitian terhadap 154

perusahaan Brasil yang terdaftar di bursa efek tahun 2002, hasilnya menemukan

bahwa corporate governance memberikan pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap nilai pasar perusahaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, jika

corporate governance diterapkan dengan baik akan berdampak positif bagi

peningkatan nilai pasar perusahaan dan kinerja perusahaan, sedangkan rendahnya

penerapan corporate governance akan berdampak negatif bagi peningkatan nilai

pasar perusahaan.

Sebuah perusahaan didirikan tentunya memiliki tujuan yang jelas yaitu

memakmurkan para pemegang saham (Brigham dan Joel, 2006). Selain itu tujuan

utama perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

merupakan persepsi investor terhadap keberhasilan perusahaan yang dikaitkan

dengan harga saham. Harga saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan,

dimana harga saham meningkat maka nilai perusahaan juga meningkat . Bagi para

investor yang berminat untuk berinvestasi, maka dapat menentukan pilihan

investasi pada perusahaan di pasar modal dengan memprediksi nilai perusahaan.

Tujuan investor menginvestasikan dananya di pasar modal adalah ingin

memiliki perusahaan dan ingin mendapatkan dividen yang dibagikan oleh

perusahaan. Dalam berinvestasi di pasar modal ada dua hal yang terkait, yaitu

return (hasil) dan risk (resiko), semakin besar hasil yang diterima, semakin besar

pula resiko yang dihadapi. Demikian sebaliknya jika semakin kecil hasil yang

diterima maka semakin kecil resiko yang dihadapi. Salah satu faktor yang menjadi

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

14

acuan bagi investor dalam melakukan investasi dengan melihat kinerja keuangan

perusahaan yang tercermin dalam rasio keuangan. Para investor akan melakukan

overview terhadap perusahaan dengan melihat rasio keuangan yang digunakan

sebagai alat evaluasi investasi, karena rasio keuangan dapat menunjukkan nilai

pasar perusahaan sehingga dapat diketahui tinggi rendahnya nilai perusahaan.

Salah satu rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan yang tercermin pada rasio

Q. Rasio ini merupakan konsep yang memasukkan semua unsur hutang dan unsur

modal perusahaan, sehingga dapat menunjukkan estimasi pasar saat ini tentang

nilai hasil pengembalian dari setiap investasi yang ditanamkan.

Nurlela dan Islahudin (2008) menyatakan bahwa nilai perusahaan

didefinisikan sebagai nilai pasar, karena nilai perusahaan dapat memberikan

kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan

meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi kemakmuran

pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal

menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional disini

diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris.

Penelitian yang terkait dengan nilai perusahaan dan corporate social

responsibility telah dilakukan oleh Crisostomo dan Cortes (2007) menyatakan

bahwa CSR berkorelasi negatif terhadap nilai perusahaan, ini menggambarkan

bahwa CSR tidak mampu menaikkan nilai perusahaan, penggunaan tiga dimensi

sebagai ukuran CSR perlu dipertimbangkan dalam melakukan penelitian di pasar

yang sedang berkembang. Sedangkan hubungan antara CSR dengan kinerja

keuangan menunjukkan hubungan netral. Berbeda dengan penelitian Gunawan

dan Utami (2008), hasilnya menunjukkan bahwa CSR berpengaruh positif

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

15

terhadap nilai perusahaan, sedangkan persentase kepemilikan manajemen dan tipe

industri sebagai variabel moderating tidak berperan dalam hubungan antara CSR

dengan nilai perusahaan.

Penelitian yang terkait dengan nilai perusahaan dan good corporate

governance diantaranya dilakukan oleh Suranta dan Machfoedz (2003)

menyatakan bahwa nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q dipengaruhi

oleh good corporate governance yang diukur dengan kepemilikkan manajerial,

institusional dan ukuran dewan direksi. Javed dan Iqbal (2007), melakukan

penelitian tentang pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan

di Karachi Stock Exchange, sampel yang digunakan sejumlah 50 perusahaan

sektor non keuangan dan memiliki kapitalisasi pasar lebih dari 70% yang terdaftar

di Karachi Stock Exchange. Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q

dengan variabel kontrol size, leverage dan growth. Size diproksikan dengan asset

perusahaan, growth diproksikan dengan tingkat pertumbuhan penjualan,

sedangkan leverage diproksikan dengan ratio hutang per total asset. Hasilnya

menunjukkan GCG berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, variabel

kontrol size berpengaruh signifikan terhadap nilai perusaaan sedangkan variabel

growth dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan Herawati (2008), hasilnya juga menyatakan

bahwa good corporate governance (GCG) merupakan konsep yang diharapkan

dapat berfungsi sebagai alat yang memberikan keyakinan kepada investor bahwa

mereka akan menerima return atas dana yang diinvestasikan. Keyakinan yang

tinggi dari investor untuk memperoleh return tinggi merupakan harapan yang

diinginkan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Rustiarini (2010),

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

16

meneliti tentang pengaruh corporate governance pada hubungan corporate social

responsibility dan nilai perusahaan, sampel yang digunakan sejumlah 40

perusahaan pada tahun 2008, variabel corporate governance diproksikan

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan

komite audit. Corporate social responsibility diproksikan dengan CSRI dan nilai

perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q. Hasilnya menunjukkan bahwa CSR

berpengaruh pada nilai perusahaan, corporate governance memoderasi hubungan

pengungkapan CSR dengan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini menyatakan,

bahwa perusahaan yang memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, maka

muncul respon positif atau kepercayaan investor untuk berinvestasi dengan

melihat peningkatan harga saham perusahaan. Hal ini dapat dimaknai bahwa

investor di Indonesia mempertimbangkan pengungkapan tanggung jawab sosial

sebagai bahan pengambilan keputusan investasi. Jo dan Harjoto (2011)

menyatakan bahwa dampak eksternal good corporate governance bagi perusahaan

yang terlibat corporate social responsibility lebih tinggi dari pada dampak internal

good corporate governance terhadap nilai perusahaan. Dan bagi perusahaan yang

terlibat dalam corporate social responsibility secara positif berpengaruh terhadap

nilai perusahaan.

Hasil penelitian lain yang tidak mendukung good corporate governance

terhadap nilai perusahaan, naampak pada penelitian Amri dan Untara (2011) yang

menyatakan bahwa good corporate governance tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Purwantini (2011) juga

menyatakan bahwa good corporate governance dalam hal ini independensi dewan

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

17

komisaris berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan

institusional berpengaruh negatif secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

Karakteristik perusahaan merupakan ciri khas atau sifat yang melekat pada

suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari berbagai segi, diantaranya size

perusahaan, profitabilitas, profile, ukuran dewan komisaris dan leverage

(Sembiring, 2005). Dalam penelitian ini karakteristik perusahaan mempunyai

peranan penting dalam memoderasi CSR dan GCG terhadap nilai perusahaan.

Penggunaan variabel karakteristik perusahaan diharapkan dapat memperkuat atau

memperlemah pengaruh corporate social responsibility (CSR) dan good corporate

governance (GCG) terhadap nilai perusahaan (NP). Ukuran karakteristik

perusahaan dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas, firm size dan growth

opportunity.

Selanjutnya penelitian yang terkait dengan karakteristik perusahaan

dilakukan oleh Sembiring (2005) yang meliputi variabel size, profitabilitas (EPS),

profile, leverage, dan ukuran dewan komisaris sebagai variabel independen

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai variabel dependen,

hasilnya menunjukkan bahwa variabel size, profile, dan dewan komisaris

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan, sedangkan profitabilitas dan leverage tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini didukung oleh

Nurkhin (2009) menyatakan bahwa profitabilitas (ROE) sebagai variabel

independen secara signifikan berpengaruh positif terhadap pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

18

Penelitian lain yang dilakukan Ramadhani (2009), mengenai penerapan

corporate governance dan growth opportunity terhadap harga saham pada

perusahaan yang masuk dalam daftar corporate governance perception index

(CGPI), dengan proksi skor CGPI untuk corporate governance dan price earning

ratio (PER) untuk growth opportunity, hasilnya menunjukkan bahwa untuk

variabel independen penerapan corporate governance tidak berpengaruh terhadap

harga saham, untuk variabel growth opportunity berpengaruh signifikan terhadap

harga saham. Hafitz (2012) meneliti pengaruh firm size, growth opportunity,

liquidity dan profitability sebagai variabel independen terhadap struktur modal,

hasilnya menunjukkan bahwa variabel firm size, growth opportunity tidak

berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, untuk variabel liquidity dan

profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Fenomena diatas merupakan gap empirik yang memotivasi peneliti untuk

melakukan studi tentang pengaruh corporate social responsibility dan good

corporate governance pada nilai perusahaan: karakteristik perusahaan sebagai

variabel moderasi. Beberapa penelitian terkait yang dengan variabel tersebut telah

banyak dilakukan dan hasilnya menunjukkan yang beragam, artinya ada yang

mendukung teori atau tidak mendukung teori. Penelitian ini dilakukan untuk

mengembangkan penelitian terdahulu dengan menggunakan empat aspek variabel

good corporate governance yaitu kepemilikan manajerial (KM), kepemilikan

institusi (KI), komisaris independen (KIN), komite audit (KA) dan karakteristik

perusahaan yang terdiri dari variabel profitabilitas (Pr), firm size (FS), dan growth

opportunity (GO). Penggunaan variabel karakteristik perusahaan diharapkan dapat

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

19

memperkuat atau memperlemah pengaruh corporate social responsibility dan

good corporate governance terhadap nilai perusahaan (NP).

Dipilihnya profitabilitas karena secara teoritis semakin tinggi tingkat

profitabilitas yang dicapai perusahaan maka semakin kuat hubungan CSR dengan

nilai perusahaan (Kusumadilaga, 2010). Dan dipilihnya firm size karena di dalam

teori legitimasi menyatakan bahwa perusahaan dengan ukuran yang besar (firm

size) akan melakukan aktivitas lebih banyak, hal ini akan memberikan dampak

yang lebih banyak terhadap aktivitas masyarakat. Legitimasi masyarakat

merupakan faktor strategis bagi perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan

(Hadi, 2011). Secara teori dipilihnya growth opportunity karena perusahaan yang

memiliki growth opportunity atau kesempatan tumbuh yang tinggi akan

mempengaruhi kinerja perusahaan yang dicerminkan dalam price earning ratio

(PER) nya. Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau

harga perdana yang ditawarkan dibandingkan dengan pendapatan yang diterima,

PER yang tinggi menunjukkan ekspektasi investor tentang prestasi perusahaan di

masa yang akan datang cukup tinggi (Harahap, 1998).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal ini terletak pada

(1) Pengembangan model penelitian, dalam penelitian sebelumnya oleh Klapper

dan Love (2002), Crisostomo, Fatima, Felipe (2007), Javed dan Iqbal (2007),

Rustiarini (2010), Jo dan Harjoto (2011) menggunakan variabel dependen nilai

perusahaan dan variabel independen CSR, GCG, sedangkan dalam penelitian ini

merujuk pada penelitian sebelumnya dengan karakteristik sebagai variabel

moderasi (2) Paradigma investor sekarang ini sudah berubah, yang awalnya

berorientasi pada laba berubah menjadi berorientasi pada keberlanjutan

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

20

perusahaan (CSR) dengan tatakelola perusahaan yang baik (GCG), dengan

tatakelola yang baik diharapkan perusahaan mampu untuk memperoleh

keuntungan. Calon investor saat ini untuk menentukan investasi dan resikonya

lebih didasarkan pada pertimbangan jangka panjang yaitu dengan melihat

keberlanjutan dari perusahaan dan tata kelola yang baik, karena bagi investor

profitablitas merupakan pertimbangan jangka pendek (3) Penggunaan pengukuran

nilai perusahaan berdasarkan closing price nilai pasar ekuitas pada saat laporan

keuangan dipublikasikan, hal ini merupakan informasi yang mendasar bagi para

calon investor karena dengan adanya informasi yang tepat waktu dan akurat maka

para investor secara rasional akan melakukan pengambilan keputusan investasi

sehingga hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan.

Latar belakang penelitian ini dilakukan, yaitu (a) munculnya tren perilaku

etis bagi perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya dengan memperhatikan

faktor lingkungan dan faktor sosial, (b) banyaknya bukti empiris yang

menunjukkan hasil beragam mengenai pengaruh corporate social responsibility

dan good corporate governance terhadap nilai perusahaan, (c) investor

mengapresiasi corporate social responsibility dan good corporate governance

sebagai rujukan dalam menilai keberlanjutan suatu perusahaan dalam kaitannya

dengan pengambilan keputusan investasi.

Untuk itu perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh corporate social

responsibility dan good corporate governance pada nilai perusahaan dengan

variabel moderasi karakteristik perusahaan yang terdiri dari profitabilitas, firm

size dan growth opportunity. Hasilnya diharapkan dapat memberikan kontribusi

pemikiran baik secara teoritis maupun secara praktis. Sejalan dengan latar

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

21

belakang dan tujuan penelitian, maka disertasi ini mengambil judul Pengaruh

Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance pada Nilai

Perusahaan: Karakteristik Perusahaan sebagai Variabel Pemoderasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, masalah penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Pengaruh langsung CSR, KM, KI, KIN, KA pada NP

a. Apakah CSR berpengaruh pada nilai perusahaan?

b. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh pada nilai perusahaan?

c. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh pada nilai perusahaan?

d. Apakah komisaris independen berpengaruh pada nilai perusahaan?

e. Apakah komite audit berpengaruh pada nilai perusahaan?

2. Pengaruh CSR pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh CSR pada nilai perusahaan?

b. Apakah firm size memoderasi pengaruh CSR pada nilai perusahaan?

c. Apakah growth opportunity memoderasi pengaruh CSR pada nilai

perusahaan?

3. Pengaruh KM pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial pada

nilai perusahaan?

b. Apakah firm size memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial pada nilai

perusahaan?

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

22

c. Apakah growth opportunity memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial

pada nilai perusahaan?

4. Pengaruh KI pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan institusional pada

nilai perusahaan?

b. Apakah firm size memoderasi pengaruh kepemilikan institusional pada

nilai perusahaan?

c. Apakah growth opportunity memoderasi pengaruh kepemilikan

institusional pada nilai perusahaan?

5. Pengaruh KIN pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh komisaris independen pada

nilai perusahaan?

b. Apakah firm size memoderasi pengaruh komisaris independen pada nilai

perusahaan?

c. Apakah growth opportunity memoderasi pengaruh komisaris independen

pada nilai perusahaan?

6. Pengaruh KA pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Apakah profitabilitas memoderasi pengaruh komite audit pada nilai

perusahaan?

b. Apakah firm size memoderasi pengaruh komite audit pada nilai

perusahaan?

c. Apakah growth opportunity memoderasi pengaruh komite audit pada nilai

perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

23

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh langsung CSR, KM, KI, KIN, KA pada NP

a. Menganalisis pengaruh CSR pada nilai perusahaan

b. Menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial pada nilai perusahaan.

c. Menganalisis pengaruh kepemilikan institusi pada nilai perusahaan.

d. Menganalisis pengaruh komisaris independen pada nilai perusahaan.

e. Menganalisis pengaruh komite audit pada nilai perusahaan.

2. Pengaruh CSR pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Menganalisis profitabilitas memoderasi pengaruh CSR pada nilai

perusahaan.

b. Menganalisis firm size memoderasi pengaruh CSR pada nilai perusahaan.

c. Menganalisis growth opportunity memoderasi pengaruh CSR pada nilai

perusahaan.

3. Pengaruh KM pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Menganalisis profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial

pada nilai perusahaan.

b. Menganalisis firm size memoderasi pengaruh kepemilikan manajerial pada

nilai perusahaan.

c. Menganalisis growth opportunity memoderasi pengaruh kepemilikan

manajerial pada nilai perusahaan.

4. Pengaruh KI pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Menganalisis profitabilitas memoderasi pengaruh kepemilikan

institusional pada nilai perusahaan.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

24

b. Menganalisis firm size memoderasi pengaruh kepemilikan institusional

pada nilai perusahaan.

c. Menganalisis growth opportunity memoderasi pengaruh kepemilikan

institusional pada nilai perusahaan.

5. Pengaruh KIN pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Menganalisis profitabilitas memoderasi pengaruh komisaris independen

pada nilai perusahaan.

b. Menganalisis firm size memoderasi pengaruh komisaris independen pada

nilai perusahaan.

c. Menganalisis growth opportunity memoderasi pengaruh komisaris

independen pada nilai perusahaan.

6. Pengaruh KA pada NP dengan pemoderasi Pr, FS, GO

a. Menganalisis profitabilitas memoderasi pengaruh komite audit pada nilai

perusahaan.

b. Menganalisis firm size memoderasi pengaruh komite audit pada nilai

perusahaan.

c. Menganalisis growth opportunity memoderasi pengaruh komite audit pada

nilai perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka

manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pada:

1. Manfaat Teoritis

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangrepository.stiesia.ac.id/486/3/BAB 1.pdfSebagai contoh, pada masa perkembangan ... Disamping itu dalam penelitian . Guthrie dan Mathews ... diimplementasikan

25

Untuk pengembangan teori, terutama kajian manajemen keuangan mengenai

nilai perusahaan dikaitkan dengan karakteristik perusahaan dan etika

perusahaan terkait dengan corporate social responsibility dan good corporate

governance, dapat dijadikan sebagai bukti empirik dan bahan informasi bagi

para peneliti berikutnya.

2. Manfaat Praktis

Pengungkapan CSR dan penerapan GCG dapat dipergunakan sebagai bahan

informasi untuk pengambilan keputusan bagi para investor dan calon investor

guna melakukan penilaian terhadap perusahaan, agar dapat menentukan

pilihan investasi pada perusahaan di pasar modal Indonesia.