BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangrepository.ump.ac.id/3809/2/BAB I_OKI...

12
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Sejak Indonesia melaksanakan otonomi daerah pada tanggal 1 Januari 2001, yang mana pelaksana otonomi daerah tersebut mensyaratkan adanya suatu perimbangan daerah. Otonomi daerah merupakan sebuah sistem pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Otonomi daerah ini mencakup pendistribusian keuangan antar daerah dengan memperhatikan potensi dan kebutuhan daerah itu sendiri. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintah daerah bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 6, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberian otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena memberikan kebebasan kepada pemerintah daerah untuk mengelola dan merencanakan anggaran keuangannya sendiri, serta membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh terhadap kemajuan daerahnya sendiri. Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah yaitu, agar pemerintah daerah mampu untuk mengatur keuangan daerah dengan tetap berpegangan pada prosedur dan aturan yang berlaku. Dengan pelaksanaan otonomi daerah, Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

Transcript of BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangrepository.ump.ac.id/3809/2/BAB I_OKI...

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Sejak Indonesia melaksanakan otonomi daerah pada tanggal 1 Januari

2001, yang mana pelaksana otonomi daerah tersebut mensyaratkan adanya

suatu perimbangan daerah. Otonomi daerah merupakan sebuah sistem

pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

didalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Otonomi

daerah ini mencakup pendistribusian keuangan antar daerah dengan

memperhatikan potensi dan kebutuhan daerah itu sendiri.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2014

tentang pemerintah daerah bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 6, otonomi

daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

setempat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberian otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi suatu daerah, karena memberikan kebebasan kepada pemerintah

daerah untuk mengelola dan merencanakan anggaran keuangannya sendiri,

serta membuat kebijakan-kebijakan yang dapat berpengaruh terhadap

kemajuan daerahnya sendiri.

Tujuan dilaksanakannya otonomi daerah yaitu, agar pemerintah

daerah mampu untuk mengatur keuangan daerah dengan tetap berpegangan

pada prosedur dan aturan yang berlaku. Dengan pelaksanaan otonomi daerah,

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

2

pemerintah daerah diharapkan lebih mandiri dalam menentukan setiap

kegiatannya tanpa campur tangan dari pemerintah pusat.

Peran Pemerintah dalam otonomi daerah sangatlah penting dalam

mengatur perekonomian yang modern. Dalam hal ini, pemerintah memiliki

kemampuan untuk melakukan pengawasan pelaksanaan perekonomian yang

tidakbisa dilakukan oleh unit ekonomi lainnya. Di Indonesia yang mana

masih termasuk dalam kategori negara berkembang, oleh karena campur

tangan pemerintah didalam perekonomian di Indonesia cukup besar.

Prinsip otonomi daerah ialah memberikan kewenangan yang lebih

besar kepada daerah untuk mengurus daerahnya sendiri. Ini adalah kondisi

yang bertolak belakang jika dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.

Saat itu, peranan pusat begitu dominan dalam pengelolaan daerah. Daerah

tidak diberi kewenangan yang memadai untuk mengembangkan dan

memajukan potensi yang sesuai dengan kemampuan dan kehendak

masyarakat lokal dan seluruh stakeholder daerah. Dominasi pemerintah pusat

ketika itu berwujud dalam berbagai pendekatan pembangunan daerah yang

sentralistik sehingga mematikan inisiatif dan kreatifitas daerah, kebijakan

daerah lebih banyak ditentukan Pemerintah Pusat (Yuwono et al., 2005: 51).

Dalam Undang-undang nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah pasal 21 bahwa, Pendapatan daerah terdiri atas 3, yaitu

Pendapatan Asli Daerah (PAD); Dana Perimbangan; dan Lain-lain

Pendapatan daerah yang sah. Dana perimbangan sebagaimana disebut dalam

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

3

pasal 21 tersebut meliputi: Dana Bagi Hasil; Dana Alokasi Umum (DAU);

dan Dana Alokasi Khusus (DAK).

Tahun 2016 lalu pemerintah daerah Jawa Timur yang mengalami

defisit sebesar Rp 1,3 triliun, menurut Vinsensius Awey (Anggota Komisi C,

Bidang Pembangunan DPRD Surabaya), “meningkatnya belanja daerah

ternyata berbanding terbalik dengan jumlah Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Besarnya pendapatan yang semula Rp 6,9 triliun menurun menjadi Rp 6,7

triliun. Agak terbalik postur APBD, biasanya belanja naik, pendapatan harus

digenjot naik.”(Antarajatim, 2016).

Pemberian otonomi daerah kepada pemerintah daerah diharapkan

dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat daerah melalui

peningkatan pelanyanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat dalam

membangun daerahnya masing-masing. Dalam rangka penyelenggaraan

pemerintah berdasarkan asas desentralisasi, pemerintah pusat memberikan

kewenangan kepada pemerintah daerah untuk memungut pajak atau retribusi

dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA). Sumber dana bagi daerah terdiri

dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan (Dana Alokasi

Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH)),

Pinjaman Daerah, Dekontraksi dan Tugas Pembantuan.

Sumber penerimaan daerah dalam konteks otonomi dan desentralisasi

untuk saat ini masih didominasi oleh bantuan dan sumbangan dari pemerintah

pusat, baik dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus

(DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH). Beberapa daerah mengeluhkan bagian

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

4

Dana Alokasi Umum (DAU) yang diterima tidak cukup untuk membiayai

pengeluaran daerah. Adanya transfer Dana Alokasi Umum (DAU) bagi

pemerintah daerah merupakan sumber pendapatan dalam melaksanakan

kewenangannya, sedangkan kekuarangan pendanaan diharapkan dapat digali

melalui sumber pendanaan sendiri (Pendapatan Asli Daerah). Namun

kenyataannya, transfer dana dari pemerintah pusat merupakan sumber dana

utama pemerintah daerah untuk membiayai belanja daerah (Direktorat Jendral

Bina Keuangan Daerah, 2013).

Namun seiring dengan adanya kebijakan otonomi daerah, ada

permasalah timbul, yaitu adanya kesenjangan fiskal antara daerah yang

memaksa pemerintah pusat untuk memberikan bantuan berupa dana

perimbangan kapada pemerintah daerah. Pemerintah daerah mempunyai

kewenangan penuh untuk menggunakan dana perimbangan tersebut. Akan

tetapi, kewenangan tersebut memiliki konsekuensi bahwa daerah harus

mampu menggunakan dana perimbangan secara efektif dan efisien dalam

peningkatan pelayanan publik.

Untuk mengatasi masalah ketimpangan pendanaan daerah, maka

pemerintah pusat melakukan transfer dana yang salah satunya terdiri dari

Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Transfer

dana tersebut merupakan sumber dana yang utama, yang kemudian digunakan

untuk melakukan pembiayaan atas aktivitas operasi dan belanja lainnya yang

dilakukan oleh pemerintah daerah yang kemudian akan dilaporkan dalam

anggaran pendapatan dan belanja daerah. Dana Alokasi Umum (DAU) ini

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

5

merupakan salah satu komponen di dalam dana perimbangan di APBN yang

pengalokasiannya didasarkan atas formula dengan konsep kesenjangan fiskal

(Fiscal Gap). Dengan kata lain, tujuan penting alokasi Dana Alokasi Umum

(DAU) adalah kerangka pemerataan kemampuan penyediaan pelayanan

publik antara pemerintah daerah di Indonesia. Dana Alokasi Umum (DAU)

dalam hal ini digunakan untuk salah satunya adalah melakukan belanja

modal.

Pada era otonomi daerah, termasuk didalamnya desentralisasi fiskal,

diharapkan untuk terjadinya peningkatan pada sektor publik. Dengan

terjadinya peningkatan pada pelayanan publik ini, yang mana akan menarik

perhatian para investor untuk membuka usaha di daerah. Peningkatan pada

pelayanan publik ini tidak lepas dari pengalokasian dari rancangan anggaran

pendapatan dan belanja modal itu sendiri, yang mana dalam hal ini termasuk

pada pengalokasian anggaran belanja modal. Pengalokasian anggaran belanja

modal ini termasuk pengalokasian yang paling kecil dibandingkan dengan

pengalokasian untuk belanja yang lain. Pengalokasian anggaran belanja

modal salah satunya adalah untuk kelancaran pelaksanaan dari tugas

pemerintah maupun untuk kepentingan dari fasilitas publik yang didasarkan

pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana. Anggaran belanja modal

juga dipengaruhi oleh jumlah dari pendapatan daerah. Apabila pendapatan

daerah lebih diprioritaskan untuk belanja daerah, uang dianggap lebih

penting.

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

6

Belanja modal menurut Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) adalah

pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya

menambah aset tetap/inventaris yang memerikan manfaat lebih dari satu

periode akuntansi. Belanja modal terdiri atas 5 kategori, yaitu: belanja modal

tanah; belanja modal peralatan dan mesin; belanja modal gedung dan

bangunan; belanja modal jalan, irigasi dan jaringan; dan belanja modal fisik

lainnya.

Sebelum mewujudkan pelayanan publik, pemerintah daerah terlebih

dahulu menyusun alokasi dan realisasi pada anggaran pendapatan dan belanja

daerah. Anggaran pendapatan dan belanja daerah diartikan sebagai daftar

terperinci mengenai pendapatan dan pengeluaran daerah dalam waktu satu

tahun. Anggaran pendapatan dan belanja daerah terdiri dari berbagai

komponen, yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Perimbangan

yang terdiri dari Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

dan sebagainya, serta pengeluaran yang meliputi belanja-belanja. Salah satu

komponen terpenting anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah belanja

modal, karena melalui belanja modal pelayanan kepada publik (khususnya

pemenuhan sarana dan prasarana yang belum memenuhi standar) dapat

terwujud sehingga pemerintah daerah perlu meningkatkan belanja daerah.

Menurut Kuncoro (2004), Dana Alokasi Khusus (DAK) ditujukan

untuk daerah khusus yang terpilih untuk tujuan khusus. Karena itu, alokasi

yang didistribusikan oleh pemerintah pusat sepenuhnya merupakan

wewenang pusat untuk tujuan nasional khusus. Kebutuhan khusus dalam

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

7

Dana Alokasi Khusus (DAK) meliputi (1) Kebutuhan prasarana dan sarana

fisik di daerah terpencil yang tidak mempunyai akses yang memadai ke

daerah lain, (2) Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah yang

menampung transmigran, (3) Kebutuhan prasarana dan sarana fisik yang

terletak di daerah pesisir atau kepulauan dan tidak mempunyai prasarana dan

sarana yang memadai, (4) Kebutuhan prasarana dan sarana fisik di daerah

guna mengatasi dampak kerusakan lingkungan.

Salah Satu pembiayaan daerah dalam anggaran pendapatan dan

belanja daerah yaitu belanja daerah yang mana menurut standar akuntansi

pemerintah pernyataan nomor 2, belanja daerah adalah semua pengeluaran

dari rekening kas umum negara atau daerah yang mengurangi ekuitas dana

lancar dalam periode anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Dalam penelitian sebelumnya, Heliyanto Firnandi (2016) yang

meneliti tentang “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Aloksi Umum,

Dana Alokasi Khusus, dan BDH terhadap pengalokasian anggaran belanja

modal” ini mendapatkan hasil bahwa (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran belanja modal

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, (2) Dana Alokasi Umum (DAU)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran belanja modal

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, (3) Dana Alokasi Khusus (DAK)

tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap anggaran belanja

modal Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur, (4) Dana Bagi Hasil (DBH)

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

8

berpengaruh positif dan signifikan terhadap anggaran belanja modal

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur.

Suhendra (2015), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Belanja

Pemeliharaan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal pada

Kabupaten/Kota di Bali periode 2009-2013”dan memperoleh hasil sebagai

berikut : (1) Dana Alokasi Umum (DAU) secara parsial berpengaruh tidak

searah terhadap pengalokasian anggaran belanja modal, (2) Dana Alokasi

Khusus (DAK) secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap

anggaran belanja modal, (3) Belanja Pemeliharaan secara parsial berpengaruh

terhadal pengalokasian anggaran belanja modal, (4) Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokai Khusus (DAK), dan Belanja Pemeliharaan secara

simultan berpengaruh terhadap pengalokasian anggaran belanja modal.

Hermawan (2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh

Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Alokasi Khusus (DAK) terhadap Pengalokasian Belanja Modal”,

memperoleh hasil sebagai berikut : (1) Secara parsial Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang mempunyai pengaruh signifikan terhadar Belanja Modal, (2)

Secara parsial, Dana Alokasi Umum (DAU) tidak berpengaruh signifikan

terhadap Belanja Modal, (3) Secara parsial, Dana Alokasi Khusus (DAK)

tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal, (4) Secara simultan,

Pendapatn Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

9

Alokasi Khusus (DAK) secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap Belanja Modal.

Penelitian ini mereplikasi pada penelitian Achmad David Hermawan

(2016) yang meneliti tentang Pengaruh Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi

Khusus, dan Belanja Modal (Studi Empiris pada Pemerintah Daerah Se-

Malang Raya). Alasan peneliti mereplikasi penelitian ini karena peneliti

tertarik dengan variabel dependen yaitu Belanja Modal dan lengkapnya

variabel independen yaitu Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, dan

Dana Alokasi Khusus.Peneliti kali ini mengmbil sampel di Kabupaten dan

Kota pada Provinsi Jawa Timur tahun 2012-2016.

Peneliti memilih variabel independen Dana Alokasi Umum (DAU),

Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mencakup

pendapatan terbesar dari suatu daerah. Selain itu, Dana Alokasi Umum

(DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

juga mempunyai peranan dan kontribusi yang besar terhadap penerimaan

suatu daerah yang bisa digunakan untuk membiayai pelaksanaan program-

program pemerintah daerah dan kebutuhan akan sarana dan prasarana

masyarakat.

Pentingnya variabel-variabel yang diteliti adalah vaariabel dependen

(Belanja Modal) dibiayai dari dana Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan sebagainya sesuai

dengan yang tercantum diatas. Namun dari dana tersebut tidak semuanya

terealisasi dengan benar dan tepat. Masalah yang riil terjadi yaitu jalan raya

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

10

yang masih banyak berlubang, jika dibiarkan maka pengguna jalan sekaligus

pembayar pajak akan merasakan ketidaknyamanan, bahkan tidak jarang

terjadi kecelakaan karena jalan yang berlubang. Masalah lainnya yaitu masih

kurang memadainya infrastruktur yang teredapat di terminal, serta masih

banyak lagi masalah lain yang perlu di perhatikan. Ini menunjukkan adanya

indikasi bahwa hubungan antara Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana

Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan Belanja

Modal.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah dengan

mengganti tempat penelitian dari Studi Empiris pada Pemerintah Daerah se-

Malang raya menjadi Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur. Selain mengganti

tempat, peneliti juga memperluas dari se-Kabupaten menjadi se-Provinsi.

Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Modal pada Kabupaten

dan Kota se-Jawa Timur. Diharapkan dengan penelitian ini dapat mengetahui

seberapa efektif dan efisien penggunaan anggaran Belanja Modal dalam

pengadaan dan pelayanan sarana dan prasarana untuk kemaslahatan

masyarakat setempat. Selain itu, di dalam jurnal Firnandi Heliyanto (2016)

dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh DAU, DAK, dan DBH

terhadap Pengalokasian Belanja Modal” masih ada satu variabel yang tidak

berpengaruh positif signifikan terhadap belanja modal, yaitu variabel Dana

Aloakasi Khusus.

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

11

1.2 Rumusan Masalah

Dari pemaparan diatas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Apakah Dana Alokai Umum (DAU) berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal?

2. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK)berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal?

3. Apakah Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal?

1.3 Batasan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan, penelitian ini

dibatasi pada data Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan

Pendapatan Asli Daerah yang ada pada Anggaran Pendapatan dan Belanja

Modal seluruh Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur tahun 2012-2015.

1.4 Tujuan Penelitian

1. Menguji apakah Dana Alokasi Umum berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal.

2. Menguji apakah Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal.

3. Menguji apakah Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan

terhadap Belanja Modal.

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

12

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat kepada beberapa

pihak, antara lain sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti, penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk

bisa menambah wawasan dan pengetahuan tentang analisis pengaruh

Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Pendapatan Asli

Daerah terhadap Belanja Modal pada Kabupaten dan Kota se-Jawa

Timur.

2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian ini akan mampu

berkontribusi terhadap efisiensi dan efektifitas pemanfaatan anggaran

Belanja Modal di Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur.

3. Bagi Pemerintah, penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai salah

satu acuan atau referensi dalam efisiensi dan efektifitas pemanfaatan

anggaran Belanja Modal di Kabupaten dan Kota se-Jawa Timur.

4. Bagi calon peneliti, penelitian ini bisa dijadikan sebagai acuan untuk

penelitian yang akan datang dan diharapkan bagi calon peneliti bisa

mengembangkan baik dari jumlah variabel ataupun kerangka

pemikirannya.

Pengaruh Dana Alokasi…, Oki Kurniawan, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017