Bab 1 pedahuluan

9
BAB 1 PEDAHULUAN A.Latar Belakang Idonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Snalah satunya adalah pulau Bali, setiap tahun wisatawan asing maupun domestik mengunjungi Bali. Mereka bukan hanya tertarik pada kenifahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak kebudayaan asing masuk ke bali. Berdasarkan hal tersebut, saya mencoba untuk menggambarkan kebudayaan masyarakat bali dan obyek wisata yang ada di bali. Disamping itu saya juga ingin mengetahui mengapa pulau bali sangat terkenal di dunia Internasional dan apa yang membuat wisatawan tertarik pada pulau bali, padahal banyak pulau-pulau lain yang ada di Indonesia. B. Maksud Dan Tujuan Adapun maksut dan tujuan saya untuk menyusun karya tulis ini sebagai berikut : 1.Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan 2.Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali 3.Untuk mempraktekan teori yang di dapat dari perkuliahan C. Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan di laksanaan pada tanggal 18 Oktober 2014 yang terfokus pada objek wisata Garuda Wisnu Kencana di pulau Bali.

Transcript of Bab 1 pedahuluan

Page 1: Bab 1 pedahuluan

BAB 1 PEDAHULUAN

A.Latar Belakang

Idonesia merupakan Negara kepulauan (Negara yang terdiri dari banyak pulau). Snalah satunya adalah pulau Bali, setiap tahun wisatawan asing maupun domestik mengunjungi Bali. Mereka bukan hanya tertarik pada kenifahan alamnya saja, Tetapi mereka juga tertarik pada kebudayaan masyarakat bali yang sampai saat ini masih terjaga dengan baik meskipun banyak kebudayaan asing masuk ke bali. Berdasarkan hal tersebut, saya mencoba untuk menggambarkan kebudayaan masyarakat bali dan obyek wisata yang ada di bali. Disamping itu saya juga ingin mengetahui mengapa pulau bali sangat terkenal di dunia Internasional dan apa yang membuat wisatawan tertarik pada pulau bali, padahal banyak pulau-pulau lain yang ada di Indonesia.

B. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksut dan tujuan saya untuk menyusun karya tulis ini sebagai berikut : 1.Untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan2.Untuk menambah wawasan tentang kebudayaan pulau Bali 3.Untuk mempraktekan teori yang di dapat dari perkuliahan

C. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan di laksanaan pada tanggal 18 Oktober 2014 yang terfokus pada objek wisata Garuda Wisnu Kencana di pulau Bali.

Page 2: Bab 1 pedahuluan

BAB II KEADAAN UMUM PULAU BALI

1. Letak Geografis

Provinsi Bali terletak 8o03'40"LS dan 144025'53"BT - 115042'400"BT, dengan luas wilayah 5.636,66km2 atau 3582 km2/0.29%. Bali beriklim tropis dengan curah hujan sedang, sekita 120 mm perbulan. Musin hujan terjadi bulan Oktober-April dan musim kemarau terjadi bulan April-Oktober.

Pulau Bali terletak disebelah timur pulau Jawa, dengan batas-batas sebagai berikut :

* Sebelah Utara : Laut Bali

* Sebelah Timur : Provinsi Nusa Tenggara Barat

* Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

* Sebelah Barat : Provinsi Jawa Timur

2. Wilayah

Pulau Bali termasuk dalam kepulauan Nusa Tenggara, Indonesia. Pulau yang luas 5.636,66km2 atau 3582 km2 ini di belah 2 pegunungan yang membujur dari barat ke timur, Sehingga daratan agak sempit di sebelah Utara dan daratan yang lebih luas di sebelah Selatan.

Page 3: Bab 1 pedahuluan

Pegunungan sebagian besar masih tertutup oleh hutan rimba tersebut mempunyai hal yang penting dalam pandangan hidup dan kepercayaan penduduk pulau bali. Di wilayah pegunungan terletak pura-pura(Pure) yang dianggap suci oleh orang bali, seperti Pura Pulaki, Pura Batukaru, dan yang utama Pura Besakih di kaki gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali.

3. Pemerintah

Provinsi Bali terdiri dari 8 Kabupaten yaitu :

* Jembaran ibukota Jimbaran * Tabanan ibukota Tabanan * Badung ibukota Denpasar * Gianyar ibukota Gianyar * Klungkung ibukota Smrapura * Bangli ibukota Bangli * Karangasem ibukota Amtapura * Buleleng ibukota Singaraja.

Ditambah satu kota Madya yaitu Denpasar, 171 Kecamatan Desa/51 Kecamatan, 658 Desa, 3568 Banjar dinas. Provinsi bali dipimpin oleh Gubernur, berikut Gubernur yang pernah menjabat di Bali :

* Anak Agung Bagus Satudja 1950-1958 * I Gusti Bagus Okta 1958-1959 * Anak Agung Bagus Satudja 1959-1965 * I Gusti Putu Marta 1965-1967 * Soekarman 1967-1978 * Ida Bagus Marta 1978-1988 * I Bagus Okta 1988-1933 * I Bagus Okta 1933-1998 * Dewa Made Berahta 1998-2003 * Dewa Made Berahta 2003-2008

4. Penduduk

Julah penduduk Pulau Bali melebihi jumlah ideal penduduk. Bali yang memiliki luas wimlayah 5.632,8 kilometer persegi, daya dukung idealnya hanya 1,5 juta jiwa. Namun kenyataannya kini berpenduduk 4,1 juta jiwa.

"Penduduk hampir tiga kali lipat dari daya dukung ideal itu, tidak termasuk sekitar empat juta wisatawan dalam dan luar negeri yang berlibur ke Bali setiap tahunnya," Menurut Kepala Bidang Sosial Budaya,

Page 4: Bab 1 pedahuluan

BAB III KEBUDAYAAN UMUM MASYARAKAT BALI

1. Sistem Kepercayaan

Mayoritas Masyarakat Bali adalah beragama Hindu. Dalam kehidupan beragama, masyarakat bali yang beragama Hindu percaya adanya satu Tuhan dalam bentik Trimurtig esa yaitu Brahmana(Yang Menciptakan), Wisnu (yang melindung dan

memelihara), dan siwa (yang merusak). Selain itu masyarakat bali juga percaya kepada berbagai Dewa yana lain yang kedudukannya yang lebih rendah dari Trimurti, seperti dewa Wahyu (dewa angin), dan Dewa Indra (dewa perang). Agama Hindu di Bali juga mempercayai adanya roh abadi (Otman), buah dari setiap perbuatan (Karmapala), kelahiran kembali dari jiwa (Punarbawa) dan kebebasan jiwa (moksa), semua ajaran-ajaran itu berada di kitab Wedha.

Tempat untuk melakukan persembahyangan (ibadah) agama Hindu di Bali dinamakan Pura atau Sangeh. Tempat ibadah ini berupa sekelompok bangunan-bangunan suci yang sifatnya berbeda-beda. Ada yang bersifat umum seperti Pura desa dan ada yang sifatnya khusus yaitu Pura keluarga. Di bali terdapat beribu-ribu pura atau sangeh yang masing-masing pura tersebut mempunyai hari upacara (hari perayaan) tertentu sesuai denga perayaan leluhur mereka yang telah ditentukan oleh sistem tanggalanya sendiri-sendiri.

Upacara tradisional khas Bali yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan adalah upacara Ngaben. Ngaben adalah upacara pembalkaran mayat di Bali. Dengan demikian, setiap orang yang sudah meninggal tidak cikubur melainka dibakar. Upacara ini memerlukan biaya yang cukup besar, dan biasanya dilakukan oleh orang-orang yang mampu saja. Sebalum dibakar terlebih dahulu orang yang meninggal diletakan di sebuah tandu panjang (seperti keranda), kemudian dibawa ketempat pembakaran. Tandu ini biasanya diangkat oleh empat sampai delapan orang yang merupakan kerabat atau saudara dekat dari orang yang meninggal. Dalam perjalanan pengiring mengucapkan puji-pujian dan nyanyian sebagai pemujaan yang dipimpin oleh pemangku setelah sampai di tempat pembakaran, sebelum masuk pintu, tandu tersebut diputar-putar sebanyak tiga kali, sebagai tanda penghormatan dan izin untuk memasuki tempat pembakaran. Setelah dibakar, kemudian abu tersebut di buang kelaut, ada juga yang disimpan di tempat khusus.

Selain upacara Ngaben, ada juga upacara lain seperti upacara hariraya Nyepi, Ngebak Geni, Hari Raya Kuningan, Hari raya Galungan, dll.

Page 5: Bab 1 pedahuluan

Keseluruhan upacara di bali dapart di kelompokan sebagai berikut :

*Manusia Nyadan, yaitu upacara siklus dari anak-anak sampai dewasa *Putra Nyadan, yaitu upacara untuk roh-roh *Dewa Nyadan, yaitu upacara pembesaran *Buta Nyadan, yaitu upacara yang ditunjukan untuk roh-roh jahat

2.Sistem Kasta

Akibat kuat agama Hindu, di Bali berlaku sistem kasta, yaitu pemisahan masyarakat berdasarkan kedudukan atau tingkat kehormatan. Berdasarkan hal tersebut, masyarakat Bali dibedakan menjadi 4 Kasta, yaitu :

1.Kasta Brahmana

Kasta ini ditempati olah para dewa kerajaan, seperti pendeta. Kasta ini merupakan kasta tertinggi di bali, sehingga seseorang dapat menduduki kasta ini sangat dihormati oleh masyarakat umum atau kasta dibawahnya.

2.Kasta Ksatria

Kasta ini ditempati oleh para bangsawan kerajaan seperti raja, pangeran dan berbagai pengawal kerajaan seperti patih dan panglima perang, pejabat-pejabat kerajaan yang diberi wewenang untuk memimpin daerah tertentu dibawah daerah kekuasaan raja. Kasta Ksatria dianggap kasta yang mempunyai gengsi dan martabat atau derajat yang tinggi bagi orang yang ada di dalamnya.

3.Kasta Waisya

Kasta ini di tempati oleh para petani dan pedagang. Petani di bali juga digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan kekayaan material atas kepemilikana tanah, sawah dan tempat tinggal.

*Petani Kelas Atas

Petani karya atas adalah mereka yang mempunyai penghasilan atas sawah atau ladang lebih dari cukup dan bisa di gunakan untuk mencukupi dan menghidupi seluruh keluarga dan saudaranya.

*Petani Kaya Sedang

Petani golongan ini mempunyai sawah dengan luas 1-5 hektar atau mempunyai sawah cukup luas, hingga hanya dapat mencukupi kebutuhan keluarganya sendiri, tetepi untuk mencukupi kebutuhan saudaranya ditangguhkan. Petani karya atas ini memiliki sawah lebih dari 5 hektar dan juga memiliki tanah pekarangan beserta halman untuk rumah tempat tinggalnya. Bagi

Page 6: Bab 1 pedahuluan

petani karya atas, penggarapan sawah tidak dilakukan sendiri, tetapi dengan cara mempekerjakan buruh tani atau dari kasta saudara.

*Petani Kaya Bawah

Yaitu petani yang hanya mempunyai sawah kurang dari 1 hektar. Petani ini mengolah sendiri sawah mereka, hasilnya sebagai konsumsi pribadi beserta keluarganya.

4.Kasta Sudra

Kasta Sudra pada masyarakat bali yaitu mereka yang keberadaanya kurang dihormati. Golongan kasta Sudra ini tidak memiliki hak kepemilikan atas tanah pekarangan atau rumah tempat tinggal. Kasta ini merupakan kasta terendah dalam pembagian kasta di bali.

3. Sistem Kesenian

Sistem kesenian di bali antara lain tari-tarian Bali, rumah adat dan pakaian adat bali. Tari-tarian Bali seperti tari Legong dan tari Kecak sanat disukai oleh wisatawan. Tari Legomg merupakan tari yang menceritakan kisah cinta raja Lasem, sementara tari Kecak mengiahkan tentang Bola Tantra Kera Hanoman dan Sugriwa. Beberapa rumah adat di bali antara lain gapura candi Bentar yang merupakan pintu masuk istana raja. Bengong yaitu tempat peristirahatan raja beserta kori Babetelan yaitu pintu masukuntuk upacara keluarga.Pakaian adat bali pria adalah ilat kepala (destar) kain songket Saput dan sbilah Keris yang diselipkan kepinggang bagian belakang. Sedangkan untuk wanita umumnya menggunakan dua helai kain songket, stangen Songket dan selendang, serta memakai hiasan bunga emas da bunga kamboja.

4. Sistem Kekerabatan

Perkawinan merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan manusia,demikian juga dengan masyarakat bali yang memperoleh hak-hak dan kewajiban-kewajibannya sebagai warga masyarakat, untuk melakukan perkawinan. Menurut ajaran adat lama yang banyak dipemgaruhi oleh sistem klan-klan (dadra) dan sistem kasta (wangsa), perkawinan dilakukan antara warga se-klan atau antara warga yang sianggap sederajat dalam kasta. Sementara perkawinan yang dianggap pantangan adalah perkawinan Bentukar (makadengan ngad) yaitu perkawinan antara perempuan suami dengan saudara laki-laki istri, perkawinan ini dianggap pantangan karena menurut kepercayaan dapat mendatangkan bencana. Selain itu, perkawinan pantangan lain yang merupakan dosa besar adalah perkawinan antara seseorang dengan anaknya, seseorang dengan saudara kandungnya atau saudara tirinya dan antara seseorang dengan anak dari saudara perempuan maupun laki-lakinya. Pada umumnya pemuda di bali dapat memperoleh seorang istri dengan dua cara yaitu cara memina kepada keluarga si gadis atau dengan melarikan si gadis.kedua cara tersebut merupakan adat-adat perkawinan di bali.

Kedua cara tersebut dilakukan dengan melakukan kunjungan resmi dari keluarga si pemuda kepada si gadis, guna meminang si gadis atau dengan memberitahukan kepada keluarga si

Page 7: Bab 1 pedahuluan

gadis bahwa si gadis telah di bawa lari untuk di kawinkan. Kemudian diadakan upacara perkawinan dan kunjunga resmi dari keluarga si pemuda kerumah orang tua si gadis untuk meminta diri kepada roh nenek moyang si gadis. Setelah menikah, biasanya pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan dari orang tua si suami. Tetepi tidak sedikit suami istri baru menetap di rumah baru. Sebalikanya ada pula suatu adat perkawinan dimana pasangan suami istri baru menetap di kompleks perumahan keluarga si istri.

5.Sosial Kehidupan Masyarakat

1.Banjar

Merupakan bentuk kesatuan-kesatuan wilayah social yang didasarkan pada kesatuan wilayah. Kesatuan sosial tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara, upacara keagamaan yang keramat. Di daerah pegunungan, sifat keanggotaan banjar hanya terbatas pada yang lahir di wilayah banjar tersebut. Sedangkan di daerah datar, sifat keanggotaanya tidak tertutup dan terbatas pada orang-orang asli yang lahir di Banjar itu. Orang dari wilayah lain atau lahir di wilayah lain dan kebatulan menetap di Banjar bersangkutan di pisahkan untuk menjadi anggota (karma Banjar) jika yang bersangkutan menghendaki. Pusat banjar adalah Bale Banjar, di mana warga Banjar bertemu pada hari-hari yang tetap. Banjar di kepalai oleh seorang kepala yang disebut kelai Banjar.

Tugasnya tidak hanya menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan dari Banjar sebagai suatu komunitas, tetapi juga lapangan kehidupan beragama. Selain itu, ia juga harus memecahkan masalah yang menyangkut adat. Kadang kalian Banjar juga mengurus hal-hal yang