BAB 1 osis

download BAB 1 osis

of 84

Transcript of BAB 1 osis

9

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar BelakangStudy dalam Agama Islam adalah suatu proses pembinaan dan pengembangan potensi diri yang berupa moral, spiritual, dan intelektual secara integratif agar tercipta dinamika kehidupan yang seimbang dan dan harmonis menuju kehidupan insani (manusia seutuhnya) yang mentauhidkan Allah SWT.Dalam Ajaran Islam, kesempurnaan insani telah terwujud dalam diri Nabi Besar Akhir Zaman Muhammad SAW, yang patut dijadikan suri tauladan (panutan) yang baik atau uswatun hasanah untuk seluruh umat manusia yang beriman.Berbicara tentang kesempurnaan insani, Organisani Siswa Intra Sekolah (OSIS) erat hubungannya dengan pengembangan kepribadian siswa, tapi ada sisi positif dan negatifnya.Hal ini tergantung pada orang yang mengerjakannya.Kadang dengan adanya OSIS ini, siswa yang tadinya tidak kenal dengan namanya perempuan, jadi tabu dan tak kenal. Lama kelamaan akan terus berkembang sampai dengan yang namanya pacaran atau saling cinta mencintai.Istilah pacaran terikat kuat pada usia remaja. Remaja dan pacaran selalu menjadi hal menarik dan untuk dibicarakan.Banyak orang tua sibuk dengan pemikiran tentang anaknya yang sedang remaja.Guru kadang-kadang pusing dan kehilangan akal menghadapi anak didiknya yang berperangai tidak terpuji, mengganggu serta meremehkan peraturan dan disiplin sekolah.Remaja itu sendiri juga sibuk dengan dirinya, yang tidak mudah dimengerti dan diterima oleh orang tuanya.Kadang-kadang dia dipandang sudah dewasa tetapi dilain waktu dianggap sebagai anak yang masih ingusan.Hubungan dengan teman-temannya tidak menentu, adakalanya akrab dan adakalanya bermusuhan. Mungkin pada suatu ketika dia cinta dan bangga pada dirinya lain kali ia merasa malu dan benci terhadap dirinya.Berapa banyak orang tua yang kebingungan menghadapi anak-anak mereka yang bertingkat menuju dewasa itu. Banyak orang tua yang tidak tahu apa yang harus diperbuat. Tidak sedikit orang tua yang tidak mengerti mengapa anaknya yang dulu baik prilakunya, manis, dan patuh, kini menjadi bumeberang dan suka berontak. Firman Allah dalam Surat An-Nahl : 90 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, member kepada kaum kerabat, dan dia melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia member pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.(Q.S An-Nahl : 90)Remaja adalah tahapan umur yang datang setelah kanak-kanak berakhir, ditandai oleh perkembangan fisik secara cepat.Pertumbuhan cepat yang terjadi pada tubuh remaja luar dalam itu, membawa akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.[footnoteRef:2] [2: Sardiman.AM.Interksi dan motivasi belajar mengajar ( PT. Raja Gravindo 2000 ) hal 23]

Ada juga dari segi positifnya.Dengan adanya program kerja OSIS, siswa bisa berkembang kepribadian dan wawasannya, serta menjadi lebih dewasa disbanding sebelum mereka masuk sekolah yang di dalamnya ada program kerja OSIS (Wawancara dengan Waka Kesiswaan SMK BINA BANGSASurade).Program kerja OSIS awalnya harus ada program pembinaan kesiswaan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pebdidikan nasional.Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan ketertiban semua pihak baik dari orang tua, masyarakat atau pemerintah.[footnoteRef:3] [3: E.Usman Efendi dan Juhaya S Praja.Pengantar psikologi. (Bandung PT.Angkasa. 2001) hal 35]

Dalam melaksanakan tugas Pembina kesiswaan, banyak aspek yang perlu mendapat perhatian kita, terutama dalam upaya menyiapkan kader penerus perjuangan bahasa yang handal serta mampu bersaing dalam berbagai persaingan kehidupan yang semakin ketat. Salah satu asfek yang perlu di dahulukan dalam kaitan pembinaan kesiswaan adalah menjawab dan memenuhi kebutuhan akan kelengkapanpedoman pembinaankesiswaan yang setiap saat bertambah maju dan berkembang, namun sering kali tidak terdokumentasikan secara lengkap.Adapun tujuan dari pembinaan kesiswaan adalah meningkatkan peran serta inisiatif para siswa untuk menjaga dan membina sekolah sebagai widyamandala sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh yang bertentangan dengan kebudayaan nasional, bahkan daya tangkal pada diri siswa terhadap pengaruh dari luar maupun dari dalam lingkungan sekolah memantapkan kegiatan ekstrakulikuler dalam menunjang pencapaian kurikulum, meningkatkan apresiasi dan penghayatan seni, menumbuhkan sikap berbangsa dan bernegara,mengembangkan jiwa bersemangat serta meningkatkan perjuangan 1945, serta meningkatkan keseharan jasmani dan rohani.[footnoteRef:4] [4: Muhibin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Remaja Rosdakarya, Bandung)]

Usaha mewujudkan tujuan dari pembinaan kesiswaan tersebut sebagai wadah pembinaan generasi dilingkungan sekolah sesuai Tap PMR Nomor IV/PMR/1978, maka di sekolah sebagai wawasanwiyatamandala (lingkungan pendidikan) disalurkan melalui organisasi siswa yaitu Organisasi siswa Intra Sekolah (OSIS).[footnoteRef:5] [5: Sardiman A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (PT. Raja Grapindo 2000) hal 26]

OSIS merupakan salah satu jalan pembinaan kesiswaan secara nasional, terkenal dengan nama4 (empat) Jalur Pembinaan Kesiswaan,yaitu :1. Organisasi Kesiswaan2. Latihan Kepemimpinan3. Kegiatan Ekstrakulikuler4. Kegiatan Wawasan WiyatamandalaAdapun OSIS dibentuk adalah sebagai berikut :1. Menghimpun ide, pemikiran, bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas dari berbagai pengaruh negative sari luar sekolah.2. Mendorong sikap, dan semangat kesatuan dan persatuan diantara para siswa, sehingga timbul dari suatu kebanggan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses belajar mengajar.3. Sebagai tempat, dan sarana berkomunikasi untuk menyampaikan gagasan dalam udaha untuk lebih memantapkan kemampuan berpikir, wawasan dan pengambilan keputusan.Melihat hal tersebut di atas, maka penulis mencoba untuk membuat judul skripsi ini yaitu :HUBUNGAN KINERJA OSIS DENGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN ISLAMI PESERTA DIDIK (Penelitian di SMK Bina Bangsa Surade Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi)B. Perumusan MasalahUntuk memudahkan pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka penulisan batasi derigan perumusan masalah sebagai berikut :1. Bagaimana system penerapan program Kerja OSIS di SMK BINA BANGA Surade ?2. Bagaimana pengembangan keperibadian siswa di SMK BINA BANGSA Surade ?3. Bagaimana hubungan antara Program kerja OSIS dengan pengembangan kepribadian siswa ?

C. Tujuan PenelitianAdapun tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui system penerapan program kerja OSIS di SMK BINA BANGSA Surade2. Untuk mengetahui pengembangan kepribadian siswa di SMK BINA BANGSASurade3. Untuk mengetahui hubungan antara Program Kerja OSIS Dengan Pengembangan Kepribadian SiswaD. Kerangka PemikiranOrganisasi Siswa Intra Sekola (OSIS) merupakan suatu organisasi yang mengalir, supaya si anak lebih dewasa dan mahir dalam sebuah organisasi.Namun persoalannya apakah OSIS ini merupakan usaha yang benar dan dapat dirasakan keberhasilannya?Variabel XPengembangan Kepribadian Siswaa. Aktivitas kegiatan anak b. Aktivitas pembimbing anakc. Program kegiatand. Susunan kegiatane. Sarana kegiatanVariabel YKinerja OSIS1. Pengetahuan 2. Pemahaman 3. Aplikasi4. Analisis 5. Sintesis 6. Evaluasi

Siswa SMK Bina Bangsa Surade

Pada zaman sekarang yang serba modern ini, kadang-kadang siswa lupa terhadap kepribadiannya karena berorganisasi.Ada dua segi ketika seseorang terjun kepada sebuah organisasi; segi positif dan segi negatifnya.Tapi itu sudah menjadi kenyataan umum bahwa setiap ada dampak bagus dan buruknya.Orang yang pandai berorganisasi termasuk di dalamnya OSIS akan lebih enak dan terbuka pemikirannya, karena dengan berorganisasi akan menemukan beberapa masalah-masalah baik masalah negative maupun masalah yang positif, dengan berorganisasi bisa terselesaikan yaitu dengan cara bermusyawarah.[footnoteRef:6] Allah menganjurkan kepada manusia untuk selalu bermusyawarah sebagaimana tercantum dalam surat al-imran : 159 [6: Lihat Surat Al-Imran ayat :159 Depag RI, Al-quran dan Terjemaahannya, Al-Huda, Jakarta 2002,hal 103]

karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu

Al-Ghazali menyatakan bahwa sebagian perilaku manusia ditentukan oleh factor personal.Sedangkan Mc Dongall secara pasti menyebutkan bahwa seluruh prilaku manusia, bukan sebagian ditentukan oleh factor personal.Mengapa manusia bernegara atau berorganisasi? Karena ia memiliki instink berkelompok. Mengapa manusia melakukan perkawinan?Karena manusia memiliki instink reproduksi.Mengapa manusia belajar?Karena manusia memiliki instink ingin tahu.[footnoteRef:7] [7: Mahmudin. 2005. Psikologi Pendidikan M untakir. Bandung ]

Randy mengemukakan tentang sikap sebagai berikut: attitude involve some knowledge of situation. However, the essential aspect of the attitude is found in the fact that some characteristic feeling or emotion is experiences, an as we would accordingly expect, some definite tendency to action is associated.jadi menurut Randy yang sangat memegang peran penting di dalam sikap adalah factor perasaan atau emosi, dan factor kedua adalah reaksi/respons, atau kecenderungan untuk beraksi.[footnoteRef:8] Dalam beberapa Hal,sikap merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku manusia. Sebagai reaksi maka sikap selalu berhubungan dengan dua alternative yaitu, senang (like) tidak senang (dislike) menurut/melaksanakannya atau menjauhi/menghindari sesuatu. [8: Jalaludin 2001 Psikologi. Jakarta, Rajawali Pers]

Menurut A. May, kepribadian apa yang memungkinkan seseorang berbuaatau memungkinkan seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata lain kepribadian adalah nilai perangsang orang lain.[footnoteRef:9] [9: Wahyu dan Moh Masduki (1987) Petunjuk Praktis Membuat Skripsi]

Siswa SMK rata-rata berusia antara 15 19 tahun yang berarti usia remaja awal dan dikatakan oleh para ahli kejiwaan sebagai masa puber pertama. Pada masa ini mereka akan mengalami gejolak strum and drug (kegoncangan jiwa) yang sangat memerlukan bimbingan dan pengarahan. Pada masa usia remaja, pengaruh lingkungan lebih besar dibanding pengaruhkeluarga. Pada masa seperti ini pemikiran, perasaan, kemauan, sikap danpendidikan masih labil, sehingga dengan mudah terpengaruh oleh lingkungan terutama yang bersifat negatif, seperti perkelahian (tawuran antarpelajar), keterlibatannya dengan obat-obatan terlarang (narkoba).(M Ngalim Purwanto,1990 : 141).[footnoteRef:10] [10: Ngalim Purwanto, 1990. Psikologi Pendidikan Remaja. Rosdakarya, Bandung]

E. HipotesisHipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap suatu penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.[footnoteRef:11] Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: semakin positif sikap siswa terhadap kinerja osis maka akan semakin tinggi pengembangan kepribadian mereka. [11: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta 1987 hal 67]

Dengan demikaian penelitian ini akan menyoroti dua variable, yaitu pengembangan kepribadian siswa sebagai variable X, dan hubungan terhadap kinerja osis sebagai variable Y. untuk membuktikan apakah pernyataan diterima atau ditolak penulis akan melakukan uji hipotesis nilai, tekhnik pengujiannya akan membandingkan t hitung dan t table, dan prinsip pengujiannya akan dipedomankan berdasarkan tarap kepercayaan 5% diduga ada pengaruh dari variable yang pertama terhadap variable yang ke du, jika t hitung > t table berarti hipotesis nol (Ho) ditolak, sehingga ada pengarih antara variable X dengan Variabel Y. dan jika t hitung < t table berarti hipotesis nol (Ho) diterima sehingga tidak ada pengaruh antar variable X dengan variable Y.F. Langkah-langkah PenelitianLangkah-langkah penelitian yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah dengan terjun langsung kelapangandengan melakukan obserfasi dilokasi penelitian pada beberapa waktu sesuai dengan schedule yang direncanakan supaya peneliti bisa berperan dalam objek kajian secara langsung.Dalam penelitian ilmiah metode penelitian merupakan sarana paling penting, karena menyangkut cara keria atau media untuk memahami objek atau sasaran penelitian. Untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini, langkah-langkah yang akan penulis tempuh selanjutnya adalah sebagai berikut:1. Metode PenelitianPenelitian yang penulis gunakan adalah metode deskriptif yaitu metide yang bertujuan menuliskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara factual dan cermat.[footnoteRef:12] [12: Wahyu Dan Moh Masduki (1987) petunjuk Praktis Membuat Skripsi]

Metode Deskriptif dapat dipakai untuk berbagai tujuan khusus.Konsep yang terbatas melihat metode ini sebagai kegiatan yang dangkal, terdiri atas pengumpulan tabulasi dan penuturan data.Sebagai cirri dari metode ini adalah data yang dikumpulkan mula-mula dijelaskan dan kemudian di analisa.Oleh Karena itu sering pula disebut metode analitik.2. Menentukan Popullasi dan SampleLangkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah dengan menentukan populasi dan sampel.Adapun yang dimaksud populasi adalah obyek yang ditelitibaik menyangkut manusia, benda, peristiwa, kegiatan atau gejala-gejala yang terjadi (Moh. Ali, 1987: 54).[footnoteRef:13] [13: Moh Ali. Psikologi Pendidikan Remaja. Rosdakarya Bandung. (1987) hal 54]

Sesuai dengan kebutuhan penelitian untuk memperoleh data atau keterangan yang factual dan akurat, maka penulis tetapkan populasi sebagai berikut: Kepala Sekolah Kepala Tata Usaha 4 Orang Staf Tata Usaha 10 Orang Guru Agama 347 Orang SiswaDalam penelitian tidaklah perlu untuk meneliti semua idividu dalam populasi.Karena disamping memakan biaya yang sangat besar juga membutuhkan waktu yang cukup lama.Maka disini diperlukan adanya sampel.Menurut Wahyu dan Moh.masduki dalam buku Petunjuk Praktis Membuat Skripsi menyatakan bahwa suatu kumpulan objek penelitian yang hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari kumpulan populasi itu, disebut sampel (Wahyu dan Moh. Masduki, 1987 : 50)[footnoteRef:14] [14: Wahyu dan Moh Masduki.Psikologi Pendidikan Mutakir. Bandung (1987).hal 50]

Berdasarkan populasi yang telah penulis tetapkan, maka sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kepala Sekolah Kepala Tata Usaha 1 Orang staf Tata Usaha 10 Orang Guru Agama 75 Orang SiswaSebagaimana dikatakan diatas bahwa untuk memudahkan penelitian ini penulis mengambil sampel.Cara pengambilan sampel adalah schagian atau wakil populasi yang diteliti.Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua.Jika jumlah subjeknya lebih, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.Untuk itu penulis hanya mengambil sampel 30% dari populasi 347, siswa yakni sebanyak 75 respondent.Yang dihubungi adalah sebagian subjek yang di ambil dari setiap kelas, sehingga mewakili keseluruhan populasi. Yang perlu diperhatikan disini adalah terpenuhinya jumlah (quantum) yang telah di tetapkan (Suharsimi Arikunto, 1996 : 128).[footnoteRef:15] [15: Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta (1996)hal 128]

3. Tekhnik Pengumpulan DataSesuai dengan metode penelitian yang penulis gunakan dalam penelitia ini, yaitu metode deskristif, maka pengumpulan datanya meliputi.a. Study LiteraturTekhnik ini penulis lakukan dengan cara menjadikan buku-buku, makalah-makalah, majalah dan surat kabar sebagai bahan rujukan pembahasan terhadap permasalahan yang menjadi objek penelitian.b. Study DokumenterTekhnik studi documenter penulis gunakan sebagai salah satu langkah untuk mendapatkan data-data penelitian yang dibutuhkan melalui arsip-arsip dan dokumen-dokumen serta laporan-laporan yang ada kaitannya dengan pembahasan masalah yang menjadi objek penelitian.Tekhnik ini penulis lakukan dengan maksud untuk memperoleh data yang valid tentang keberadaan SMK BINA BANGSA Surade.c. Wawancara (Interview)Tekhnik ini penulis lakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung terhadap data (responder) yang sitetapkan. Langkah-langkah yang penulis lakukan dalam interview adalah sebagai berikut: Menetapkan sampel yang akan diinterview yaitu memperhatikan mereka yang masuk dalam sampel benar-benar memiliki informasi yang diperlukan untuk masalah yang dihadapi. Menyusun pedoman interview, yaitu membuat pedoman yang berisi hal-hal yang menunjukan siapa yang akan penulis hubungi dalam bentuk pertanyaan maka orang-orang itu penulis hubungi. Metode interview, yaitu untuk menjamin ketelitian pertanyaan pertanyaan yang akan diajukan dengan maksud menguji efektif tidaknya interview. Berhubungan dengan orang yang akan diinterview yaitu penulis menghubungi respondent dan menjelaskan dengan singkat serta jelas apa maksud penulis

4. Tekhnik Analisi DataData yang diperoleh dari smpel melalui instrument yang dipilih akan di gunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian ini atau menguji hipotesis. Oleh karena itu, data perlu dianalisis agar memiliki makna guna pemecahan masalah.Untuk analisis data ini penulis menggunakan satu pendekatan, yaitu pendekatan logika untuk data yang bersifat kualitatif.[footnoteRef:16] [16: Winarto Gurakhmad. Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung. (1998) hal. 36]

G. Systematika PenulisanPenelitian ini akan dibagi pada empat bab, yaitu sebagai berikut:Bab 1. Mengetengahkan Tentang Pendahuluan yang meliputi (A) Latar Belakang Masalah, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Kerangka Pemikiran, (E) Langkah-langkah Penelitian, dan (F) Sistematika penulisan.Bab 11. Mengetengahkan Tentang Study Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Pengembangan Kepribadian Siswa yang meliputi: (A) Program Kerja OSIS, dan (B) Pengembangan Kepribadian.Bab 111. Mengetengahkan Tentang Pelaksanaan Study Tentang Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Kepribadian Siswa yang Meliputi: (A) Kondisi Obyektif SMK BINA BANGSA Surade, (13) Keadaan Siswa SMK BINA BANGSA Surade, (C) Proses Study Tentang Program Kerja OSIS dan hubungannya dengan Kepribadian Siswa, (D) Kendala atau Hambatan dalam Penetapan Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Kepribadian Siswa, dan (E) Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Siswa dalam Proses penerapan Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Kepribadian Siswa.Bab V1. Mengetengahkan Kesimpulan dan Saran yang meliputi : (A) Kesimpulan, dan (B) Saran.[footnoteRef:17] [17: Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian Praktek. Rineka Cipta (1998) hal. 1998]

BAB IIKAJIAN TEORIS TENTANG HUBUNGAN KINERJA OSISDENGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIANISLAMI PESERTA DIDIK

A. Pengembangan Kepribadian1. Pengertian Kepribadiansebelum melanjutkan ke masalah pengertian kepribadian, alangkah baiknya kita mengenal dulu istilah-istilah dalam kepribadian, yaitu :a. Mentality, yaitu situasi mental yang dihubungkan dengan kegiatanmental dan intelektual. Pengertian secara devinitif yang dikemukakan dalam Oxford Dictionary: Mentality = Intellectual power; Integrated activity of the organism.b. Personality, menurut Wibters Dictionary, adalah: the totality of personalitys characterslic, an itegrated group of constitution of trends behavior tendencies act.c. Individuality, adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang memiliki sifat berbeda dari orang lain.d. Identiy, yaitu sifat kedirian sebagaisuatu kesatuan dari sifat-sifat mempertahankan dirinya terhadap sesuatu dari luar (Unity and persistence of personality)[footnoteRef:18] [18: . Nana Sudjana, Penenlitian Hasil Proses BElajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung, 1989.]

Selanjutnya berdasarkan dari kata-kata tersebut, beberapa ahli mengemukakan definisinya sebagai berikut :a. Mark A. May : apa yang memungkinkan seseorang berbuat efektif atau memungkinkan seseorang memiliki pengaruh terhadap orang lain. Dengan kata lain kepribadian adalah perangsang social seseorang.b. C H. Judd : Hasil lengkap serta merupakan suatu keseluruhan dari proses perkembangan yang telah dilalui individu.c. Allport : dengan mengecualikan beberapa sifat kepribadian dapat dibatasi sebagai cara bereaksi yang khas dari seseorang individu terhadap perangsang social dan kualitas penyesuaian diri yang dilakukan terhadap segi social dari linhkungan.d. F L P. Thap : Sinonim dengan pikiran tentang berfungsinya seluruh individu secara organism yang meliputi seluruh asfek yang secara verbal terpisah-pisah seperti intelek, watak, motif dan emosi, minat, kesediaan untuk bergaul dengan orang lain (sosialitis)dan kesan individu yang ditimbulkannya pada orang lain serta efektivitas social pada umumnya.e. Woodworth : kualitas dari seluruh tingkah laku seseorang.f. Hartmarm : Susunan yang terintegrasikan dari cirri-ciri umum seseorang individu sebagaimana dinyatakan dalam corak khas yang tegas yang diperlihatkannya kepada orang lain.g. Morrison : keseluruhan dari apa yang dicapai seseorang individu denmgan jalan menampilkan hasil-hasil cultural dart evolusi social[footnoteRef:19] [19: . Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Rosdakarya, Bandung, 2002.]

h. Wethrington. Dari seluruh devinisi yang telah dikemukakan di atas, wethrington menyimpulkan bahwa kepribadian memiliki cirri-ciri sebagai berikur :1) Kepribadian tidak menyatakan sesuatu yang bersifat statis, seperti bentuk badan atau ras tetapi menyatakan keseluruhan dan kesatuan dari tingkah laku seseorang.2) Kata kepribadian menyatakan pengertian tertentu saja tang ada pada pikiran orang lain dan isi pikiran itu ditentukan oleh nilai perangsang social seseorang.3) Manusia karena keturunannya mulai sekali hanya merupakan individu dan kemudian berubahlah merupakan suatu pribadi karena pengaruh belajar dan lingkungan sosialnya.4) Kepribadian tidak berkembang secara pasif saja, setiap orang mempergunakan kepastiannya secara aktif untuk menyesuaikan diri kepada lingkungan social.5) Kepribadian adalah istilah untuk menyebutkan tingkah laku seseorang secara terintegrasikan dan bukan hanya beberapa asfek saja dari keseluruhan itu[footnoteRef:20] [20: S. Nasution, Didaktik Asas asas Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta, 1995]

Selanjutnya dari sudut filsafat dikemukakan pendapat :

a. William SternMenurut W. Stern kepribadian adalah suatu kesatuan banyak (Unita Multi Compleks) yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu dan mengandung sifat-sifat khusus individu, yang bebas menentukan dirinya sendiri.Dalam uraian selanjutnya ia mengemukakan cirri-ciri kepribadian :1) Kesatuan banyak : mengandung unsur-unsur yang banyak dan tersusun secara hierarki dan unsure yang berfungsi tinggi keunsuran yang rendah.2) Bertujuan : memiliki tujuan yang terdiri dari mempertahankan diri dan mengembangkan diri.3) Individualitas : merdeka untuk menentukan dirinya sendiri dan kesadaran tidak termasuk ke dalamnya[footnoteRef:21] [21: Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Rosdakarya, Bandung, 2002.]

Berdasarkan pendapat ini, W. Stern menganggap bahwa Tuhan juga termasuk suatu pribadi, karena tuhan menurutnya memiliki tujuan dalam diriNya dan tak ada tujuan lain diatasNya.b. KohnstanimIa menentang pendapat W. Stern yang meniadakan kesadaran dalam pribadi terutama pada tuhan. Menurut kohnstanim, tuhan merupakan pribadi yang menguasai alam semesta. Dengan kata lain kepribadian sama artinya dengan teistis (keyakinan). Orang yang berkepribadian menurutnya adalah orang yang berkeyakinan ke-tuhanan.(Jalaludin, 2001: 163-166)[footnoteRef:22] [22: Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja GravindomPerkasa,Jakarta, 1996.]

Selanjutnya dari pendapat yang dikemukakan di atas dapat di simpulkan bahwa dalam pribadi seseorang terkumpul beberapa asfek yang terintegrasikan, berupa:a. Keyakinan hidup dimiliki seseorang, filsafat keyakinan, cita-cita, sifat dan cara hidupnya.b. Keyakinan mengenai diri: perawakan jasmani, sifat fisikis, intelegensi, emosi, kemauan, pandangan terhadap orang lain, kemampuan bergaul, kemampuan meminpin dan kemampuan bersatu.c. Keyakinan mengenai kemampuan diri status diri dalam keluarga dan masyarakat, status social berdasarkan keturunan dan histories.Menurut asal katanya, kepribadian atau personality berasal dari bahasa latin personar, Yang berarti mengeluarkansuara (to sound tht-ough), istilah ini digunakan untuk menunjukan suara dari percakapan seorang pemain sandiwara melalui topeng (masker) yang dipakainya. Pada mulanya istilah persona berarti topeng yang dipakai oleh pemain sandiwara, dimana suara pemain sandiwara itu sendiri. (M. Ngalim Purwanto, 1990: 154)[footnoteRef:23] [23: Ngalim Purwanto, 1990, Psikologi Pendidikan Remaja, Rosdakarya, Bandung.]

2. Fungsi Kepribadiana. Fungsi DeskriptifFungsi deskriptif (menguraikan atau menerangkanini menjadikan suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi dan menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang dialami individu secara sistematis. Tanpa memiliki fungsi deskriptif, sebagai contoh, sulitlah untuk menerangkan mengapa si Budi yang baru berusia 5 tahun lebih dekat dengan ibunya ketimbang kepada ayahnya, sebaliknya berdasarkan teori yang menerangkan (memilik fungsi deskriftif), bahwa kedekatan emosional kepada ibu itu umum terdapat pada anak usia tertentu, maka kita akan bisa menerangkan tingkah laku si Budi lebih mudah, kita boleh jadi kurang teliti, tetapi dengan fungsi deskriptif teori yang kita gunakan, kita akan konsisten dalam menerangkan dan membuat pemahaman tentang tingkah laku si Budi ataupun anak-anak lain seusianya. Pendek kata, teori kepribadian yang baik adalah teori yang mampu menerangkan tingkah laku secara konsisten dan menafsirkannya.[footnoteRef:24] [24: Sardiman.A. M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja Gravindo. 2000. Hal 23]

b. Fungsi PrediktifFungsi Prediktif meramalkan ini ditunjukan agar konsep-konsep teori bisa di uji secara empiris dengan kemungkinan diterima atau ditolak.Untuk jelasnya kita bisa melanjutkan contoh tingkah laku si Budi. Dengan fungsi ini, teori kepribadian akan bisa meramalkan perubahan-perubahan yang spesifik yang mungkin terjadi pada si Budi sebagai akibat perlakuan orang tua nya, apa yang terjadi apabila ibu si Budi mendorong anaknya untuk terus menerus dekat dengan ibunya, apa yang akan terjadi apabila ayahnya menghambat kedekatan si Budi kepada ibunya, dan seterusnya. Teori kepribadian yang baik tidak hanya bisa meramalkan secara umum, tetapi juga harus disusun sedemikian rupa agar bisa di uji ketepatannya secara empiris. Pendek kata, teori kepribadian yang baik secara langsung akan merangsang diadakannya penelitian. (E. Koswara, 1991 : 6)[footnoteRef:25] [25: E. Koswara. Metodologi Pendidikan Agama Islam, Rosdakarya, Bandung.]

3. Struktur KepribadianAhli-ahli psikologi sebenarnya cenderung untuk menekankan kebulatan kepribadian. Aspek-aspek psyche yang secara analisis teoritis dapat diuraikan unsure-unsurnya satu persatu, dalam fungsi kepribadian berlangsung secara integral dan simultan. Aspek-aspek itu dapat dibedakan tetapi tak mungkin dipisahkan yang satu dengan yang lain secara definitive karena korelasi-fungsional baik atas dasar psikologis maupun fisologis. Menurut crow and crow: Integritas fungsional kepribadian adalah lebih dari pada jumlah dimensi-dimensi sifat-sifatnya atau bagian-bagiannya.[footnoteRef:26] [26: E. Usman Efendi dan Juhaya Spraja, Pengantar Psikologi, PT Angkasa.Bandung, 2001 hal 35.]

Kepribadian merupakan perwujudan dari pada suatu proses integritas fungsional yang kompleks yang terus berlangsung didalam antar hubungan aktivitas dan aspek-aspek yang berjenis-jenis kodrat manusia.Para ahli belum puas dengan klasipikasi tipologi atau characterologi yang diuraikan dimuka. Penelitian-penelitian atas kepribadian dengan pendekatan integrative dan dinamis dilakukan baik antara lain oleh Frued maupun Kurt Lewis Melihat bahwa disamping struktur psikis yang bersipat tetap, adapula aspek-aspek yang bersipat dinamis. Seperti daya penyesuaian terhadap lingkungan.Apabila dinamis aspek ini tidsk terlaksana dengan tepat, misalnya penyesuaian terhadap lingkungan apalagi bila hal ini terjadi terus menerus dapat menyebabkan perubahan-perubahan, dan penggunaan-penggunaan, misalnya neurosis dan psikokis.[footnoteRef:27] [27: Sardiman. A .M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.PT Taja Grafindo,Bandung,2000 hal 26]

Demikian pula menurut lewin, dengan teori lapangannya, kepribadian ditentukan oleh perubahan-perubahan dinamis, baik yang progresif maupun yang regresif sekedar uraian singkat, kita lukiskan pendapat Frued dan Lewin itu sebagai berikut :

Struktur dan Sifat Kepribadian Menurut FruedStruktur praktis (jiwa) manusia menurut Frued adalah merupakan satu integrasi daripada tiga lapisan, yang secara teoritis atau analitis dibedakan atas:a. IdDalam teori Frued, Id adalah komponen kepribadian yang paling primitive pada mulanya ada hanyalah Id. Struktur kepribadian lain berasal dari Id yang terdiferensiasi setelah mengalami interaksi dengan realitas. Id sendiri terletak diketidaksadaran, sehingga tidak bersentuhan langsung dengan realitas.Oleh karena itu, Bekerja dengan pleasure principle.Yang dalam bahasa inggris disebut the Id. Bagian ini adalah bagian tidak sadar atau a-sadar. Namun das Es ini sebenarnya memegang peranan penting dalam tingkah laku dan tindakan-tindakan manusia, das Es atau Id ini terisolasi, tak ada hubungan dengan dunia luar, dan mementingkan diri sendiri; das Es ini berhasrat memuaskan tuntutannya, terlepas dari pada apakah itu baik atau buruk, dibenarkan atau dilarang oleh lingkungan social. Dengan perkataan ini das Es ini hanya mengenal lust-principle, prinsip kesenangan, prinsip kepuasan. Bagi das Es ini hidup merupakan medan untuk memenuhi prinsip kepuasan. Bagian das Es ini di dalam jiwa manusia merupakan sumber keinginan, sumber nafsu kea rah permuasaan hasrat-hasrat biologis semata-mata (libido sekualis)[footnoteRef:28] [28: Wahyu dan Moch Masduki, Petunjuk Praktis Membuat Sekripsi. 1987]

Id adalah bagian dari kepribadian yang mengubah insting-insting Biologis menjadi fantasi, yaitu representasi mental dan insting,.Dari hasil keria id-lah, muncul berbagai hasrat dan dorongan (drive)dasar yang kemudian menggerakan tingkah laku.Dua dorongan dasar utama adalah dorongan seksual dan dorongan agresi.Ada kesan bahwa Id berisi segala sesuatu yang buruk dalam diri manusia.Sesungguhnya tidak demikian.Id menghasilkan dorongan-dorongan dasar, yakni seksualitas dan agresivitas.Dorongan itu tidaklah baik atau buruk, tergantung bagaimana pengarahnya. Misalnya, dari dorongan seksualitas,, munculah dorongan seksualyang diperlukan untuk proses prokreasi manusia, dorongan seksual ini ini dapat berwujud cinta dewasa yang penuh kasih pada individu yang dewasa, namun dapat pula berwujuds dorongan nafsu yang tak terkendali pada individual yang tidak matang.Dorongan agresifitas, juga bukan sesuatu yang mesti buruk. Agresivitas diperlukan untuk melindungi diri dan melindungi orang lain yang terkasih. Bila dorongan agresivitas disublimasikan dan diarahkan dengan baik, salah wujudnya adalah daya juang yang membuat kita mampu mengatasi berbagai rintangan dalam hidup ini.Struktur kepribadian yang bertugas mensublimasikan dan mengarahkan berbagai dorongan yang dihasilkan Id, agar tidak bertentangan dengan realitas adalah ego.Secara khusus sifat-sifat das Es ini dilakukan Geral S. Belum sebagai berikut: Merupakan sumber tenaga insting atau libido Bersifat amoral dan tidak logis serta tanpa kesatuan tujuan Tujuannya adalah pemuasan dorongan-dorongan libido menurut prinsip kesenangan. Mengandung semua hal yang dicapai dalam sepanjang hidup jenisnyaDorongan-dorongan das Es ini sedemikian besasr, dan oleh karena sifatnya yang tak terkendali itu, maka selama hasrat-hasrat pemuasan itu belum terpenuhi akan mengakibatkan ketegangan-ketegangan (tensiones)dan konflik-konflik dalam pribadi seseorang. Tensions itu terjadi justru oleh karena jiwa manusia tidak hanya semata-mata terdiri dan dikuasai oleh das Es ini saja. Bagian-bagian jiwa yang lain yang lebih bersifat social dibandingkan dengan das Es, yang lebih sadar menjalankan fungsinya sebagai sensor terhadap kehendak-kehendak das Es.Bagian ini yang disebut das Ich (ego) atau aku berada diantara dua kepentingan dan kehendak, yakni kepentingan/kehendak das Es dan kehendak das Uber Ich (superego).Akan tetapi, bisa ego itu selalu menuruti kehendak. Das Es maka keadaan pribadi itu dapat dikatakan egocentris, dan untuk menutupi tindakan-tindakan itu ego memakai disistem pembelaan diri yang disebutegodepence atau mekanisme pertahanan ego tujuan untuk menutupi tindakannya yang melampaui batas, yakni melanggar kepentingan social dari superego. Sehingga makin besar ego depence seseorang, makin tenggelam pribadi orang itu kedalm a-sadar dan makin menyimpang keadaan tingkah laku orang itu dari sipat-sipat yang normal.Jadi makin jauh orang itu dari kehidupan wajar yang bersifat social, orang itu makin trisolsir.Biasanya fila klakuan, demikian disebut egocentris dan bahkan kadang-kadang sampai ketarap patologi.Tetapi keadaan seperti diatas taakan sejasuh itu akibatnya, apabila ego itu tidak memihak dan menuruti kehendak das Es sedemikian jauh.b. Ego Bagian (lapisan) jiwa yang disebut das Es Ich (ego) atau aku ini dalam gambaran structural jiwa kita berada ditengah-tengah.Kalau struktur jiwa itu kita bandingkan dengan sebuah bola, maka letak ego ini berada pada posisi tengah-tengah. Antara lapisan bawah (das Ls = a-sadar)dengan lapisan alas (das Uber Ich superego).Ego adalah struktur kepribadian yang bersentuhan langsung dengan realitas fungsi ego yang utama adalah mengatur dialog/interaksi/transaksi antara dunia internal individu dengan realitas eksternal.Ia mesti menjembatani sedemikian rupa agar interaksi antara realitas internal dan realitas eksternal berlangsung dengan mulus.Fungsi ego ini memang sesuai dengan tempatnya/letaknya, yaitu menjadi penengah, atau perantara atau hakim yang memutuskan antara kehendak das Es di satu pihak dengan kehendak superego dilain pihak.Untuk melaksanakan tugas nya itu, ego memiliki tiga fungsi utama, yakni sebagai berikut.1) Reality TestingReality Testing adalah kemampuan ego yang utama, yaitu kemampuan untuk dapat mempersepsi realitas, dan kemudian menyesuaikan diri sedemikian rupa agar dapat menguasai (mastert) realitas tersebut.Hanya ego yang memiliki kemampuan vital ini.Id dan superego tidak memilikinya.Kepribadian yang sehat ditandai antara lain oleh kemampuan yang baik untuk mempersepsi dan menyesuaikan diri dengan realitas, sementara dengan kepribadian yang kurang sehat dan yang terganggu, ditandai antara lain oleh menurunnya kemampuan reality testing ini. Pada gangguan mental yang sangat berat, yaitu schizophrenia, kemampuan ini sudah sangat berkurang sehingga seringkali dikatakan pasien schizophrenia telah putus kontaknya dengan realitas.2) IdentityIdentitas adalah pondasi kepribadian, di mana diatas nya diletakan bangunan kepribadian.Bila pondasinya kepribadiannya kuat, maka kuatlah kepribadiannya, dan begitupun sebaliknya.Identitas terbentuk sejak awal kehidupan, mengalami krisis di masa remaja, dan terus berkembang dalam perjalanan hidup selanjutnya.Pembentukan identitas terjadi melalui interaksi individu dengan orang-orang yang penting dalam kehidupannya (khususnya orangtua dan anggota keluarga). Melalui interaksi dengan orang lain itu, individu mengenal dirinya sendiri sehingga memiliki ego houndariess,yaitu batasan yang jelas tentang nama dirinya, mana yang bukan dirinya. Dari batasan tersebut, terbentuklah a sencs of I-ness (rasa keaku-an) yang menjadi dasar dari kepribadian yang disebut identitas.Identitas peranan yang sangat krusial dalam relasi individu dengan dunia dan dengan orang lain. Orang yang memiliki identitas yang jelas dan mantap akan mampu mengorientasikan diri dengan akurat dan mengembangkan berbagai aspirasi yang wajar dalam relasinya dengan dunia dan dengan orang lain.3) Defense MechanismFungsi ego yang tidak kalah pentingnya adalah defensemechanism yaitu mekanisme fisikis untuk pertahanan diri.Telah disinggung diatas bahwa defense mechanism menjadi aktif setelah manusia dilahirkan, yaitu manusia menyusul aktifnya insting mati. Saat manusia dilahirkan ia keluar dari lingkungan internal tubuh ibu yang aman dan nyaman , memasuki realitas terkenal diluar tubuh ibunya yang penuh ketidak pastian dan ketidak nyamanan. Seperti dalam Surat An Nahl ayat 78 yang artinya Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.[footnoteRef:29] [29: Lihat Surat An- Nahl ayat 78 dan terjemahannya, Al Huda, Jakarta 2002 hal 103.]

Saat itu dunia internal bayi sendiri yaitu cikal bakal kepribadiannya masih sangat rawan, dan masih sangat rawan, dan masih sangat terbatas kemampuannya untuk mengatasi berbagai tantangan direalitas eksternal.Perjumpaan tersebut dirasakan membahayakan.Kondisi ini mengakibatkan insting mati yang dirasakan mengancam kelangsungan diri individu.Defense mechanis adalah respond manusia atas insting mati tersebut.Dengan demikian, fungsi pertama dan utama defense mechanism adalah untuk mempertahankan diri dalam menghadapi realitas eksternal yang penuh tantangan.Kepribadian adalah suatu dialektika, atau suatu satuan negoisasi antara dunia internal individu dengan realitas eksternal.Defense mechanism adalah upaya diri atau kepribadian untuk menjaga keseimbangan dan kelangsungan dialektika tersebut. Bila realitas eksternal dirasakan menuntut terlalubanyak melebihi kapasitas diri untuk mengatasinya maka kepribadian akan mengaktifkan Defense mechanismuntuk menyeimbangkannya. Begitupula sebaliknya bila hasrat dan dorongan dari dalam diri terlalu kuat dan bila diikuti akan mengancam keharmonisan relasi individu dengan realitas eksternal, maka Defense mechanism akan diaktifkan pula untuk meredamkan.Bila kita mendengar istilah Defense mechanismbiasa konotasi kita langsung negative ada kesan bahwa Defense mechanismadalah suatu mekanisme psikis yang pasti patalogis dan maladatif. Kesan tersebut sangat kuat, bila kita mengikuti uraian freud dalam tulisan-tulisannya. Namun dalam perkembangan teori psikonalisis selanjutnya khususnya setelah berkembangnya ego psychologykonsepsi tentang Defense mechanism sudah mengalami perubahan.Defense mechanism belum tentu bersifat maladatif dan patalogis, melainkan merupakan mekanisme fisikis yang memang kita perlukan untuk dapat adaptif dengan realitas eksternal.Bila individu menggunakan Defense mechanismsecara efektif dan sesuai dengan tahapan perkembangan yang sedang dijalaninya, maka dikatakan bahwa individu menggunakan Defense mechanismyang matang.Bila individu menggunakan Defense mechanismtidak matang, atau bahkan primitive.Bagian ego ini apabila melaksanakan fungsinya secara adil, antara kepentingan das Es yang lust principledengan kepentingan superego yang ethis. Maka pribadi orang itu akan seimbang, sehat mental dan harmonis, artinya orang itu tidak dalam keadaan ketegangan psikis yang diakibatkan oleh adanya konflik kepentingan das Es dengan kepentingan superego. Supaya ego itu tidak memihak pada kepentingan salah satu secara ekstrim, ego sebenarnya melakukan putusan yang kompromis. Ego ini, dalam mengambil keputusan yank kompronis itu biasanya atas dasar kesadaran dan dan untuk pribadi ansich, terlepas dari prinsip kesenangan yang menjadi sifat khas das Es, atau prinsif normative yang menjadi watak dan azas superego. Karena peranan ego yang demikian itu maka tidak mustahil bila sekali-kali terjadi konflik antara kegiatannya.Jika dunia das Es sekali teririlasi dan a-sadar, dan dunia superego selalu ada dalam relasi dengan realita social dan norma, maka ego itu ada ditengah-tengah ego itu disamping mengerti pula dunia a-sadar yank asocial dan a-normal dari das Es. Ia pun mengerti pula dunia sadar yang social dan ethis dari superego itu. Dan oleh sifat sadrnya ego itu, karena adanya hubungan ego dengan dunia luar, maka ego yang ideal adalah yang cenderung untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dunia luar dan realitas dimengertinya. Hubungan ego dan superego dengan dunia luar dan dunia social yang ethis itu dilukiskan oleh Blum sebagai berikut: superego berhubungan satu sama lain, dan kebudayaan dipengaruhi oleh dunia luar. Oleh, karena itu, sebenarnya jiwa manusia yank ideal adalah adanya kerja samaantara ego dan superego yank lebih positif, sehingga sifat normative superego mendapat dukungan daripada ego. Blum juga melukiskan fungsi superego itu antara lain: fungsi superego berpusat pada tungtrutan-tungtutan moral. Self-Kritik dan pembentukan cita-cita merupakan manifestasi yang esensial dari pada superego.[footnoteRef:30] [30: Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia, bandung, 1998.]

c. Superego Bagian jiwa yang paling tinggi, adalah superego, gewetan, gewesen atau hati nurani.Bagian jiwa ini bukan saja melakukan kontak social dan mengerti realitas, melainkan juga dia merupakan pendukung terhadap nilai-nilai, norma-norma yang ada dalam realitas social dimana pribadi itu hidup.Jika ego itu berwatak lust principlemaka superego hersilat ethis, mendukung nilai-nilai. Artinya superego selalu melakukan yang baik, yang dikehendaki oleh norma social, ethis atau nilai agama. Superego yang selalu bersifat selaku pendukung norma itu selalu melakukan kontak social dengan realitas di kelilingnya, membuka dirinya terhadap nilai-nilai. Supergo adalah bagian jiwa yang paling sadar terhadap arti dan makna kultur, khususnya nila-nilai moral,.Kalau istilah moral atau cultural dalam terminology ilmiah dan filosopis, maka sebenarnya tak dapat disangkal bahwa superego itulah itulah sebenarnya yang berjiwaagama religious. Ini berarti dalam struktur jiwa manusia secara immanent ada bagian jiwa yang sadar mencintai nilai dan norma.Superego adalah struktur kepribadian (bagian dari dunia internal kita) Yang mewakili nilai-nilai realitas eksternal.Fungsi superego adalah untuk mendorong individuuntuk memenuhi nilai-nilai yang berlaku direalitas eksternal tersebut, sehingga menghindari konflik antar individu dengan realitas eksternal.Bila tidak ada perwakilan nilai eksternal dalam diri kita, maka ketaatan kita pada nilai-nilai tersebut sangat tergantung pada kehadiran pengawas eksternal yang mengamati tingkah laku kita dan siap menghukum bila mana kita melanggar. Control seperti itu tentunya tidak efektif dan meningkatkan potensi konflik antara diri dengan realitas eksternal. Sebaliknya, dengan adanya perwakilan nilai realitas eksternal di dalam diri, maka control berada di dalam diri sehingga di harapkan indsividu terhindar dari konflik dengan realitas eksternal.Perumpamaannya adalah sebagai berikut: agar anggota masyarakat mematuhi hukum, perlu ada polisi yang berwibawa. Polisi tersebut bertugas menegakan aturan dan memberikan hukuman bilamana ada pelanggaran, demi memastikan keterlibatan dan keharmonisan hidup bersama.Seandainya ketaatan hukum para warga masyarakat tergantung seprnuhnya pada hadir tidanya polisi, dan belum tentu taat bilamana polisi tidak hadir dan situasinya memang memungkinkannya untuk melanggar. Bila demikian, maka akan lebih besar kemungkinan terjadinya pelanggaran hokum dan akal terjadi drumsdalam kehidupan bermasyarakat. Superego dapat diumpamakan polisi internaldalam diri kita .dengan adanya polisi internal tersebut, seseorang lebih terdorong untuk tidak melanggar nilai-nilai realitas eksternal; entah orang lain yang mengawasi ataupun tidak. Dengan kesadaran dan ketaatan akan nilai tersebut, individu diharapkan dapat menghindari konflik antara dirinya (dunia internal) dengan realitas eksternal.[footnoteRef:31] [31: Winarto Gurakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah, Tarsito, Bandung, 1998 hal 36.]

Dari manakah superego berasal?Seperti ego, superego merupakan hasil diferensiasi kepribadian, setelah kepribadian berinteraksi dengan realitas eksternal.Menurut frued, suferego berasal dari internalisasi figure orang tua ke dalam diri. Hal ini terjadi setelah seseorang melampauioedifus complexdi usia sekitar 5 tahun. Sebagai hasil internalisasi figure orang tua, superego memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai berikut:

a) ConscienceConscience adalah fungsi superego yang bertugas melarang individu melanggar nilai nilai yang berlaku direalitas eksternal. Misalnyajangan mencontek, jangan angan membunuh, jangan mencuri dan sebagainya bila seorang melanggar conscience, maka superego akan menghukumnya sehingga yang bersangkutan akan merasakan guilty (rasa bersalah) contoh: seorang mahasiswa yang memiliki conscience yang kuat akan selalu mendengar suara hatimu melarang. Bila mana ia hendak melakukan suatu pelanggaran, misalnya jangan menghianati sahabatku. Bilamana karena alasan alasan tertentu, ia merasa telah menghianati sahabatnya, maka ia akan di dera oleh rasa bersalah.b) Ego IdealEgo ideal adalah fungsi superego yang menjadi of perpention bagi ego. Sebagai model kesempurnaan, ia menjadi gambaran ideal yang ingin dicapai oleh ego. Kehadiran gambaran ideal tersebut memacu ego untuk menyemournakan diri agar menjadi sama dengannya. Oleh karena itu, ego ideal akan dihayati sebagai suara dalam diri kita yang menyuruh untuk melakukan berbagai hal yang baik, yang tujuannya untuk menjadikan diri kita gunanya untuk orang yang lebih baik. Bilamana seseorang merasa ia gagal mencapai gambaran ideal tersebut, ia akan mengalami perasaan shame (rasa malu) contoh:seorang bahwa orang yang berhasil adalah orang yang memiliki gelar akademis yang tinggi oleh karena itu, ia ingin menjadi seperti itu dan rajin belajar untuk mewujudkannya. Bila karena alasan alasan tertentu ia gagal mencapai tujuannya misalkan, S1 pun tidak selesai maka ia akan didera oleh rasa malu, rasa hina pada diri sendiri.d. Dinamika antara id, ego dan superegoBerdasarkan analisa terhadap struktur dan bagian bagian jiwa manusia itu dapat kita simpulkan bahwa tingkahlaku manusia itu dilakukan oleh ketiga bagian itu pola tingkahlaku dan tindakan seseorang tergantung kepada bagian seseorang itu menserasikan motiv motiv dan fungsi ketiga bagian jiwa kita dalam setiap tuntutannya.Kepribadian seseorang karenanya ditentukan sampai sejauh mana bagian bagian itu bersifat integrative dalam tindakannya. Apakah orang itu menurut setiap tututan dari bagian jiwa tertentu disatu pihak, dan melupakan tuntutan bagian jiwa yang lain pada pihak lain. Yang terakhir ini, mengakibatkan konflik fsikis dan dapat berakibat mental di sorder, atau disentegrasi, bahkan suatu kepribadian yang terpecah. Dasar pertumbuhan watak/kepribadian seseorang menurut struktur jiwa manusia itu terbentuk pada periode masa lampau dengan kata lain, proses pembentukan kebiasaan (habit)Meskipun demikian, ini tidak berarti memperkecil kemungkinan bahwa asfek dinamis dan progresif darat kepribadian tetap ada untuk itu, kita harus memberikan stimulasi kepada seseorang dengan memperbaiki lingkungan (social) dimana itu hidup. Artinya kita mendorong individu itu kea rah kesadaran terhadap setiap tindakannya, sadar untuk apa dan mengapa ia berbuat demikian, dan sadar pula apa konsekuensi yang akan ia alami, baik sebagai individu maupun sebagai warga masyarakat. Oleh karena itu, sebenarnya peranan berfikir sangat mempengaruhi pola tindakan seseorang. Dan adalah kenyataan apa yang kita kenal sebagai watak seseorang adalah kenyataan yang bersifat konstan atau tetap ada pada seseorang.Padahal apabila kita analisa struktur kejiwaan itu, kita menyadari bahwa tindakan seseorang itu ditentukan oleh motif dan alasan tertentu.Sedangkan motiv dan alasan tertentu ini ditentukan oleh dorongan tiap tiap bagian dari struktur jiwa orang itu (meskipun menurut Frued yang paling banyak menentukan adalah bagian das Es libido seksual).[footnoteRef:32] [32: Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Kalam Ilahi, Jakarta, 1997.]

Mengapa das Es ini sangat menentukan tingkah laku individu dan lust prmeipes yang biologis clan sexualis itu,melainkan oleh karena apabila individu menurut dorongan das Es, individu akan merasakan kepuasan dan kenikmatan. Kenyataan ini cenderung untuk diulangi karena kesenangan yang ditimbulkannya. Kita harus menyadari bahwa sesudah itu terjadi konflik dengan kepentingan bagian jiwa yang lain. Satu satunya kekuatan mendorong das Es adalah adanya kepuasan sebagai komfensasi langsung atau hasil kongkrit dari tindakannya itu. Proses konflik dalam jiwa terjadi setiap ada tindakan yang oleh bagian jiwa yang lain tidak dibenarkan, dan adanya. Rasa mempertimbangkan tindakan itu, inilah asfek dan gejala dinamis dari kepribadian manusia.Kepribadian yang ideal menurut pola struktur analisa Freud ini adalah adanya keseimbangan, antara dorongan dan motiv tiap bagian jiwa dalam pemuasanya.Misalkan di akui ada dorongan sexsual pada tiap individu karena dorongan das Es, tetapi pemuasanya harus syah menurut kehendak ego dan lebih lebih superego.Maka realitas social untuk pemenuhan gejala ini adalah adanya perkawinan dalam lembaga social masyarakat manusia.Dengan adanya harmonisasi dengan asfek asfek jiwa itu, sifat integrative dari kepribadian terjamin.Dan ini adalah suatu sukses bagi perkembangan pribadi itu, seperti dikatakan oleh Athur Gorden.Dalam teori Frued, dikatakan bahwa ketiga struktur kepribadian berkembang sejak seseorang dilahirkan dan lengkap terbentuk setelah orang berusia sekitar 5 tahu, yaitu setelah orang melampaui krisis berupa oedifuscomplex dengan terbentuknya ketiga struktur itu, kepribadian memiliki perlengkapan yang lengkap untuk menjalankan fungsinya yaitu menjaga dialektika antara diri dengan realitas eksternal. Id yang mewakili dunia internal biologis individu menghasilkan berbagai dorongan dan hasrat yang menjadi penggerak kepribadian.Ego memiliki peran yang paling krusial, yaitu penjembatani dunia internal ini dewngan realitas exsternal.Ego mesti mengalahkan berbagai dorongan dan hasrat ini agar dapat dilaksanakan secara memuaskan, dengan meminimalisir konflik yang ada.Tugas ego adalah yang paling berat.Oleh karena itu, kepribadian yang sehat, perlu memiliki ego yang kuat pula.Superego memberikan kontribusi berupa tentang paduan tentang nilai nilai yang tidak boleh dilamggar, dan memberikan gambaran ideal yang perlu dicapai.[footnoteRef:33] [33: Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, remaja Rosdakarya, Bandung, 1989.]

Struktur Kepribadian Menurut Kurt LewinPenemuan penemuan riset yang dilakukan oleh para ahli psikologi Gestalt seperti Wertheimer, Koffke dan kohler besar pengaruh sumbangannya terhadap penyelidikan lewin. Kesimpulan psikologi gestalt yang berbunyi:Suatu Gestalt dapat di definisikan saebagai suatu system yang bagian bagiannya berhubungan satu sama lain secara dinamis sedemikian rupa, sehingga perubahan pada satu bagian mengakibatkan perubahan pada semua bagian lain adalah suatu azas dari Lewin Perbangkal tolak dan eksperiment dan Riscinnya . Pokok pokok pikiran sebagai hasil riset Lewin yang beliau lukiskan dalam Teori Struktur Gestalt Kepribadian dengan Topological antara lain menyatakan bahwa:1) Kpribadian manusian itu berkembang, baik tringkat kematangan psikologis maupun strukturnya. Pada anak anak, struyktur jiwa terdiri atas bagian bagian itu belum terdeferensi. Sedangkan makin dewasa seseorang makin konfliks dan matanglah fungsi bagian bagian itu.2) Pada orang dewasa, bagian bagian mulai mengalami perbedaan tertentu. Tiap bagian dibatasi oleh Barriers, yakni batas batas bagian yang satu dengan yang lain. Tiap tiap bagian tertentu memiliki pungsi tertentu pula.3) Teori kepribadian menurut Lewin ini dinamakan Dynamic Theory Of personality, karena asfek dinamis dari perkembangan dalam pribadi yang disebabkan oleh factor factor waktu dan lingkungan. Dinamika kepribadian itu dapat memiliki arah progresif dan mungkin pula regresif. Secara singkat menurut kata kata Lewin, kpribadian dapat dilukiskan sebagai berikut:Kepribadian itu dapat kita gambarkan sebagai suatu susunman lapisan yang memiliki struktur tentu denagnbagian bagian yang terpisah dapat dibeda bedakan tetapi saling tergantung satu dengan yang lain. Kepribadian menurut Lewin adalah suatun Gestalt, yang memiliki kesatuan yang lebih besar atau lebih kecil, tergantung pada kodrat individu dan lingkungannya.4) Teory Lewin ini disebut pula Field theory karna theory ini perusaha untuk mengerti dan menerangkan kepribadian atau gejala gejal psikologis selalu di dalam hubungan dengan keseluruhan situasi lingkungan, dimana pribadi dalam waktu tertentu itu berada. Dengan singkat dapat dikatakan: field theory tentang kpribadian ini, memandang lingkungan dan struktur kepribadian sebagai suatu kesatuan yang menentukan tingkah laku individu. (f. pati dkk, 1982: 182- 191)[footnoteRef:34] [34: Mahmudin, Psikologi Pendidikan Muntakir, Bandung, 2005]

Kepribadian Yang SehatBilamana ada dinamika yang harmonis di antara ketiga struktur kepribadian ini, maka kepribadian dapat bekerja dengan baik sehingga dikatakan bahwa kepribadian semacam itu adalah kepribadian yang sehat. Tandanya adalah ada ego yang kuat , yang mampu menjaga dialektika yang harmonis dan meminimalisir konflik antara diri dengan realitas eksternal. Individu akan mampu mencap[ai keinginannya secara memuaskan, dengan konflik yang minimal. Dan dalam kepribadian yang sehat, akan terjadi sublimasi terus menerus, yaitu individu akan berusaha meningkatkan pencapaian kenikmatannya dalam dialektika yang harmonis dengan realitas eksternal. Misalnya orang tidak lagi menikmati kenikmatan daging atau kenikmatan dasar semata, tapi mulai beralih ke kenikmatan estetik, kenikmatan budaya dan bahkan semakin mencari kenikmatan rohani.

Kepribadian Yang TergangguSebaiknya dari kondisi diatas bila dinamika diantara struktur kepribadian ini tidak harmonis, dan banyak konflik diantara ketiganya, maka kepribadian akan sulit bekerja dengan baik. Kepribadian akan mulai mengalami gangguan. Sulit bagi kepribadian yang terganggu untuk dapat mencapai keinginan secara memuaskan. Untuk usaha mencapai keinginan, ia perlu membayar jauh lebih mahal berupa berbagai konflik yang menimbulkan berbagai kecemasan. Dalam kepribadian yang terganggu, sublimasi sulit terjadi; sebaliknya yang terjadi adalah regresi yaitu kemunduran fungsi kepribadian, dalam kondisi regresi. Seseorang menanggapi berbagai situasi dalam hidupnya dengan cara cara yang berlaku di fase perkembangan selanjutnya misalnya: seseorang yang sudah dewasa umurnya menanggapi berbagai situasi dalam hidupnya dengan cara cara yang kekanak kanakan. Cara cara seperti itu tentu saja tidak efektif, dan hasilnya adalah psikologi alias berbagai gangguan mental.(Iman Setia Arif 17 24).[footnoteRef:35] [35: Mahmudin, Psikologi Pendidikan Muntakir, Bandung 2006.]

4. Tipe Tipe KepribadianSecara garis besarnya, pembagian tipe kepribadian manusia bisa ditinjau dari berbagai asfek, antara lain:a. Asfek BiologisAsfek yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang ini didasarkan atas konstitusi tubuh dan bentuk tubuh seseorang yang dimiliki seseorang. Tokoh-tokoh yang mengemukakan teorinya berdasarkan asfek biologis ini di antaranya:1) Hippocrates dan GalenusMereka berpendapat bahwa yang mempengaruhi tipe kepribadian seseorang adalah jenis cairan tubuh yang paling dominan, yaitu:a) Tipe choleris:tipe ini disebabkan empede kuninga yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak emosi, mudah marah dan mudah tersinggung.b) Tipe Melancolis: Tipe ini disebabkan cairan empedu hitam yang dominan dalam tubuhnya. Sifatnya agak tertutup, rendah diri, mudah sedih dan sering putus asa.c) Tipe Plegmatis: tipe ini dipengaruhi oleh cairan lendir yang dominan. Yang dimilikinya agar statis: Lamban, apatis, pasif, dan pemalas.d) Tipe Sanguinis: tipe ini dipengaruhi oleh cairan darahy merah yang dominan. Sifat yang dimilikinya agak aktif: cekatan, periang dan mudah bergaul.2) KretchmartDalam pembagian tipe wataknya, Kretchmart mendasarkan pada bentuk tubuh seseorang, yaitu:a) Tipe Astenis atau Liplosome, yaitu tipe orang yang memiliki tubuh tinggi, kurus, dada sempit dan lengan kecil.b) Tipe Piknis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh yang gemuk bulat sifat sifat yang dimilikimya antara lain, periang, mudah bergaul dan suka humor.c) Tipe Atletis, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk tubuh atlit tinggi, kekar dan berotot. Sifat yang dimilikinya: mudah menyesuaikan diri, berpendirian teguh dan pemberani.d) Tipe Displastis, yaitu tipe manusia yang memiliki bentuk tubu campuran. Sifat yang dimilikinya adalah sifat yang, mudah terombang-ambing oleh situasi sekelilingnya, oleh karna itu, diistilahkan oleh krecmer tipe ini adalah tipeorang yang tamemiliki cirri kepribadian yatig mantap.3) SheldonSheldon membagi tipe kepribadian berdasarkan dominan lapisan yang berada dalam tubuh manusia.Berdasarkan asfek inilah membagi asfek kepribadian menjadi.a) Tipe Ekstomort yaitu tipe orang yang berbadan kurus timnggi, karena lapisan badan bagian luar yang dominan. Sifatnya: suka mnyendiri dan kurang bergaul dengan masyarakat.b) Tipe Mesomorph, yaitu tipe oranmg yang berbadan sedang dikarenakan lapisan tengah yang dominan. Sifat orang ope ini antara lain: giat bekerja dan mampu mengatasi sifat agresif.c) Tipe Endomorph, yaitu tipe orang yang memiliki bentuk badan gemuk, bulat anggota badan yang pendek karena lapisan dalam tubuhnya yang dominan. Sifat yang dimilikinya adalah: kurang cerdas, senang makan, suka dengan kemudahan yang tidak banyak membawa resiko dalam kehidupan.b. Asfek SosiologisPembagian ini didasarkan kepada p0andangan hidup dan kualitas seseorang. Yang mengemukakan teorinya antara lain:

1) Edward SprangerIa berpendapat bahwa kepribadian seseoranmg ditentukan oleh pandangan hidup mana yang dipilihnya. Berdasarkan hal itu ia membagi tipe kepribadian menjadi:a) Tipe Teoris, yaitu orang yang perhatiannya selalu di arahkan kepada masalah teori dan nilai nilai ingin tahu, meneliti dan mengemukakan pendapat.b) Tipe Ekonomis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada manfaat segala sesuatu berdasarkan faedah yang dapat mendatangkan untung rugi.c) Tipe Estheitis, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kepada masalah masalah keindahan.d) Tipe Sosial, yaitu orang yang perhatiannya tertuju kearah kepentingan kekuasaan, kepentingan dan organisasi.e) Tipe Religius, yaitu tipe orang yang taat kepada ajaran agama, senang dengan masalah masalah ke- tuhanan dan keyakinan agama.2) MurayMuray membagi tipe kepribadian menjadi:a) Tipe Teoritis, yaitu orang yang menyayangi ilmu pengetahuan, berpikir logis dan rasional.b) Tipe Humanis, yaitu tipe orang yang memiliki sifat kemanusiaan yang mendalam.c) Tipe Sensasionis, yaitu orang yang suka sensasi, berkenalan.d) Tipe Praktis, yaitu tipe orang yang giat bekerja dan mengadakan praktek.3) Fretz KunkelKunkel membagi tipe kepribadian menjadi:a) Tipe Sachelichkeit, yaitu tipe orang yang banyak menaruh perhatian terhadap masyarakat.b) Tipe ichaftigkeit, yaitu tipe orang yang lebih banyak menaruh perhatian kepada kepentingan diri sendiri. Menurutnya, antara kedua tipe ini berbanding terbalik. Jika seseorang memiliki salah satunya dengan besar, maka satunya lagi menjadi kecil dan sebaliknya.c. Asfek FsikologisDalam pembagian tipe kepribadian berdasarkan fsikologis, Prof Hetman mengemukakan bahwa dalam diri manusia terdapat tiga unsure, yaitu:1) Emosionalitas, merupakan unsure yang memiliki sifat yang didominasi oleh emosi yang positif, sifat umumya adalah: kurang resfek terhadap orang lain, perkataan berapi api, tegas, ingin menguasai, bercita cita yang dinamis, pemurung dan suka berlebihan.2) Aktivitas yaitu sifat yang dikuasai oleh aktifitas gerakan, sifat, umum yang tampak adalah: lincah, praktis, berpandangan luas, ulet, periang dan selalu melindungi kepentingan yang lemah.3) Fungsi skunder (proses pengiring), yaitu sifat yang didominasi oleh keterangan perasaan, sifat umum yang tampak: watak tertutup, tekun, hemat, tenang dan dapat dipercaya.[footnoteRef:36] [36: Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994.]

B. Program Kerja OSIS1. Pengertian Program Kerja OSISBerbiocara tentang program kerja OSIS, tentu saja tidak terlepas apa itu program OSIS dan apa itu OSIS? Program kerja osis adalah rancangan kegiatan OSIS yang disusun secara sistematis dan logis sebagai bahan acuan dalam melaksanakan kegiatan Kegiatan OSIS.a. Sarana SistematisDi dalam surat keputusan keputusan diterjen pendidikan dasar menengah Nomor 226/Kep/01993 disebutkan bahwa Organisasi Kesiswaan di Sekolah adalah OSIS. Kepanjangan OSIS terdiri dari: Organisasi Siswa Intra Sekolah. Masing masing memiliki pengertian:1) Organisasi secara umum adalah kelompok kerja sama antara pribadi yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama organisasi dalam hal ini dimaksudkan suatu dari kelompok kerja sama para siswa yang dibentuk dalam usaha mencapai tujuan bersama, yaitu mendukung terwujudnya pembinaan kesiswaan.2) Siswa adalah peserta didik pada satuan jenjang pendfidikan dasar dan menengah.3) Intra berarti terletak di dalam dan diantara. Sehingga OSIS berarti suatu organisasi siswa yang ada di dalam lingkungan sekolah yang bersangkutan.4) Sekolah adalah suatu pendidikan tempat menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan berkesinambungan.

b. Secara OrganisasiOrganisasi adalah satu satunya wadah organisasi siswa yang syah disekolah. Oleh karena itu, setiap sekolah wajib membentuk Organisasi siswa intra sekolah (OSIS) yang tidak memiliki hubungan organisatoris dengan OSIS di sekolah lain yang menjadi kegiatan/alat dari organisasi lain yang ada di luar sekolah.c. Secara FungsionalDalam rangka pelaksanaan kebijaksanaan pendidikan khususnya dibidang kesiswaan, arti yang di kandung lebih jauh dalampengertian OSIS adalah sebagai salah satu dari empat jalur pembinaan kesiswaan di samping ketiga jalur lain, yaitu: latihan kepemimpinan, ekstrakulikuler, dan wawasan wiyatamandala.d. Secara SistemApabila OSIS di pandang sebagai suatu system, berarti OSIS adalah tempat kehidupan berkelompok siswa bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.Dalam hal itu, OSIS di pandang lain sebagai suatu system di mana sekumpulan para siswa mengadakan koordinasi dalam upaya menciptakan suatu organisasi yang mampu mencapai tujuan. Oleh karena itu, OSIS sebagai suatu system ditandai beberapa cirri pokok yaitu:1) Berorientasi pada tujuan2) Memiliki susunan kehidupan kelompok3) Memiliki sejumlah peranan4) Terkoordinasi, dan5) Berkelanjutan dalam waktu tertentu2. Peranan OSISSalah satu cirri pokok suatu organisasi adalah memiliki bergagai macam fungsi atau peranan.Demikian pula OSIS sebagai suatu Organisasi juga memiliki berbagai peranan atau fungsi dalam mencapai tujuan.Sebagai organisasi, OSIS perlu pula memperhatikan factor factor yang sangat berperan agar Osis sebagai organisasi tetap hidup dalam arti tepat memiliki kemampuan beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan. Ada beberapa factor yang perlu di perhatikan agara osis tetap eksis,yaitu:1) Sumberdaya2) Efesiensi3) Koordinasi kegiatan sejalan dengan tujuan4) Pembaharuan5) Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan luar6) Terpenuhinya fungsi dan peran seluruh komponenBerdasarkan prinsip prinsip organisasi tersebut, agar osis selalu dapat mewujudkan peranannya sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, perlu dipahami apa sebenarnya arti peran dan pan manfaat apa saja yang perlu diperoleh melalui OSIS tersebut. Peranannya adalah manfaat atau kegunaannya yang dapat di sumbangkan OSIS dalam rangka pembinaan kesiswaan.Sebagai salah satu jalur pembinaan kesiswaan, peranan OSIS adalah sebagai berikut:

a. Sebagai WadahOrganisasi siswa intra sekolah merupakan satu satunya wadah kegiatan para siswa di sekolah bersama dengan jalur pembinaan kesiswaan.b. Sebagai Penggerak MotivatorMotivator adalah perangsang yang menyebabkan lahirnya keinginan, semangat para siswa untuk berbuat dan melakukan kegiatan mencapai tujuan. OSIS akan tampil sebagai penggerak, Pembina, pengurus mampu membawa OSIS selalu dapat menyesuaikan dan memenuhi kebutuhan yang diharapkan, yaitu menghadapi perubahan, memiliki daya tangkal terhadap ancaman, memanfaatkan peluang serta perubahan dan yang paling penting adalah memberikan kepuasan kepada anggota. Managemen OSIS diharapkan mampu memainkan fungsi inteleknya, yaitu kemampuan para Pembina dan pengurus dalam mempertahankan, meningkatkan keberadaan OSIS baik internal maupun eksternal.Apabila OSIS dapat berfungsi demikian, sekaligus OSIS berhasil menampilkan peranannya sebagai motivator.c. Peranan Bersifat PrefentifSecara prefektif, OSIS diharapkan berhasil ikut mengamankan sekolah dari ancaman yang datang dari dalam maupun dari luar. Peranan prefentif OSIS akan terwujud jika peranan OSIS sebagai pendorong lebih dahulu harus dapat di wujudkan melalui peranan OSIS di atas, dapat ditarik beberapa manfaat sebagai berikut:1) Meningkatkan nilai nilai ketaqwaan kepada Allah SWT.2) Meningkatkan kesadaran berbangsa, bernegara dan vcinta tanah air.3) Meningkatkan kepribadian dan budi pekerti.4) Meni9ngkatkan kemampuan berorganisasi.5) Meningkatkan keterampilan, kemandirian dan percaya diri.6) Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani.7) Menghargai mewujudkan, meningkatkan dan mengembangkan kreasi seni.3. Fungsi OSISFungsi OSIS di dalamnya terdiri dari fungsi/tugas Pembina OSIS dan pengurus OSIS.a. Pembina OSIS1) Pembina OSIS terdiri dari:a) Kepala sekolah sebagai ketuab) Wakil kepala sekolah sebagai wakil ketuac) Guru sebagai anggota setidaknya 5 (lima) orang dan bergantian setiap tahun pelajaran.2) Rincian Tugasa) Bertanggung jawab atas seluruh pengelola pembinaan dan pengembangan OSIS disekolah.b) Memberikan nasihat kepada perwakilan kelas dan pengurus.c) Mensyahkan keanggotaan perwakilan kelas dengan surat keputusan kepada sekolah.d) Mensyahkan dan melantik pengurus OSIS dengan surat keputusan kepala sekolah.e) Mengarahkan penyusunan anggaran rumah tangga dan program kerja OSIS.f) Menghadiri rapat rapat OSIS.g) Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas OSIS.b. Struktur dan rincian tugas fungsi pengurus1) Ketuaa) Memimpin organisasi dengan baik dan bijaksana.b) Mengkoordinasi semua aparat kepengurusan.c) Menetapkan kebijaksanaan yang telah dipersiapkan oleh aparat kepengurusan.d) Pemimpin rapat.e) Menetapkan kebijaksanaan dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.f) Setiap saat mengefaluasi kegiatan afarat kepengurusan.2) Wakil Ketuaa) Bersama sama dengan ketua menetapkan kebijaksanaan.b) Memberikan saran kepada ketua dalam mengambil keputusan.c) Menggantikan ketua jika berhalangan.d) Membantu ketua dalam melaksanakan tugas.e) Bertanggung jawab kepada ketua.f) Wakil ketua bersama dengan wakil sekretaris I bersama sama mengkoordinir 4 (empat) seksi, yaitu I, II, III dan VI. Wakil ketua II bersama sama mengkoordinir 4 (empat) seksi, yaitu V, VI, VII dan VIII.3) Sekretarisa) Memberikan saran dan masukan kepada ketua dan mengambil keputusan.b) Mendampingi ketua dalam memimpin setiap rapat.c) Menyiapkan, mendistribusikan dan menyimpan surat serta arsip yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan.d) Menyiapkan laporan surat, hasil rapat dan evaluasi kegiatan. Bersama ketua menandatangani setiap surat.e) Bertanggung jawab atas tertib administrasi organisasi.4) Wakil Sekretarisa) Aktif membantu pelaksanaan tugas sekretaris.b) Menggantikan sekretaris jika berhalangan.c) Masing masing sekretaris membantu para wakil ketua mengkoordinasi seksi I, II, III, VI dan V.5) Bendahara dan Wakil Bendaharaa) Bertanggungjawab dan mengetahui segala pemasukan dan pengeluaran uang untuk pertanggungjawaban.b) Bertanggungjawab atas investasi dan pembendaharaan.c) Membuat tanda bukti kwitansi setup pemasukan dan pengeluaran uang untuk pertanggungjawaban.d) Menyampaikan laporan keuangan secara berkala.6) Ketua Seksia) Bertanggungawab atas seluruh kegiatan seksi yang menjadi tanggung jawbnya.b) Melaksanakan kegiatan seksi yang telah di programkan.c) Memimpin rapat seksi.d) Menetapkan kebijaksanaan seksi dan mengambil keputusan berdasarkan musyawarah dan mufakat.e) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan seksi kepada kertua melalui coordinator.c. Pokok pokok Kegiatan Seksi1) Seksi ketakwaan terhadap TuhanYang Maha Esaa) Melaksanakan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing masing.b) Memperingati hari besar agama.c) Mengadakan kegiatan lomba yang bersifat keagamaan.d) Kegiatan lainnya.

2) Seksi kehidupan berbangsa dan bernegaraa) Melaksanakan upacara setiap hari senin, serta hari hari besar nasional.b) Melaksanakan bakti social/masyarakat.c) Memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan sekolah.

3) Seksi pendidikan dan pendahuluan bela Negaraa) Melaksanakan Tata tertib Sekolah.b) Melaksanakan baris membaris.c) Melaksanakan wisata siswa, mendaki gunung, taoak tilas dan sebagainya.

4) Seksi Kepribadian Dan Budi Pekerti Luhura) Melaksanakan kegiatan masa orientasi siswa baru.b) Melaksanakan tatakrama siswa.c) Melaksanakan kegiatan amal untuk meringankan penyandang cacat yaitu yatim piatu, orang jompo dan orang yang tertimpa bencana.d) Melaksanakan bakti social.

5) Seksi Berorganisasi pendidikan politik dan kepemimpinana) Memantapkan OSIS dan mengembangkan program kerja OSISb) Melaksanakan latihan kepemimpinan siswa.c) Melaksanakan forum diskusi ilmiah.d) Membantu pelaksanaan masa orientasi siswa baru.

6) Seksi keterampilan dan kewiraswastaana) Meningkatkan usaha koperasi sekolah.b) Melaksanakan praktek kerja Sekolah.c) Membuat pelaksanaan dari bahan bekas.

7) Seksi kesegaran jasmani dan daya kreasia) Menyelenggarakan lomba olah raga.b) Menyelenggarakan senam pagi.c) Melaksanakan kecegahan penyalahgunaan narkoba.d) Pelestarian lingkungan yang di kreasikan berupa kegiatan penghijauan, perbaikan sekolah, MCK, dan sebagainya.e) Gerakan kebersihan lingkungan hidup yang dikreasikan dengan kegiatan membersihkan corat coret di tembok/dinding/papan nama jalan/dan sebagainya.f) Menciptakan barang barang yang semula tidak berharga menjadi barang berharga.

8) Seksi persefsi, apresiasi dan kreasi senia) Menyelenggarakan berbagai macam pentas seni.b) Menyelenggarakan lomba baca puisi.c) Menyelenggarakan sanggar seni.

4. Tujuan OSISTujuan terdirinya Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) adalah sebagai berikut:a. Sebagai pedoman dalam melaksanakan sebagai kegiatan yang direncanakan.b. Untuk memperjelas pengertian tujuan organisasi khususnya OSIS didalam melaksanakan tugasnya.c. Untuk menambah wawasan dalam berorganisasi serta dapat memanfaatkan pengalaman berorganisasi di masa sekarang dan yang akan datang.d. Dapat membantu siswa di dalam memahami betapa pentingnya keberadaan OSIS di sekolah.

BAB IIIDESKRIPSI HASIL OBSERVASI

A. Lingkungan Sekolah1. Identitas Sekolah / Sekoalaha. Nama Sekolah: SMK Bina Bangsa Suradeb. Alamat Sekolah1. Jalan: Raya Pasiripis2. Desa/Kelurahan: Buniwangi3. Kecamatan: Surade4. Kabupaten: Sukabumic. Tahun didirikan Operasional : 11 September 1994d. Kepemilikan Yayasana. Status Sekolah: Milik Yayasanb. Luas Tanah: 4000 M2e. Kepemilikan Gedung/Bangunan :a. Status Gedung: Milik Yayasanb. Luas Seluruh Bangunan: 630 M2f. Waktu Belajar1. Masuk: Jam. 07.15 WIB2. Keluar: Jam I3.45 WIB3. Istirahat: -4. Shalat Dzuhur: 11.45 12.15 WIB2. Keadaan Bangunan dan Ruangana. Bangunan Gedung1. Keadaan Bangunan: 11 Unit2. Lokasi: Strategis, Tenang dan Teratur3. Pemeliharaan: Sangat Baikb. Keadaan Ruangan1. Ruangan Belajar: 13 Buah2. Kantor : 1 Buah3. Ruang Guru : 1 Buah4. Ruang Tata Usaha : 1 Buah5. Ruang BP/BK : 1 Buah6. Ruang UKS : 1 Buah7. Perpustakaan: 1 Buah8. Lab. Komputer: 1 Buah9. Lab. Bahasa: 1 Buah10. Lab Audio Visual : -11. Ruangan Olahraga: -12. Ruangan Kesenian: -13. Kantin: 3 Buah14. Uranoir/WC: 4 Buah15. Penjagaan: 1 Buah16. Mesjid/Musola: 1 Buah17. Lain lain: 1 Buahc. Keadaan Lapangan1. Upacara: 1 Buah2. Olahraga: -3. Bermain: -

3.Kelengkapan BangunanNoJenis RuanganKursi MejaDaftarStatusGrafikDiagram

1Kepala Sekolah1AdaAdaAdaAda

2Kantor5AdaAdaAdaAda

3Kantor Guru30AdaAdaAdaAda

4Ruangan-----

4. Personalia Sekolah1. Kepala Sekolah/Yayasan: Drs. H. Encep Bambang H2. Wakasek/YayasanWakasek Kesiswaan: Nana Juanda S.PdWakasek Kurikulum: Indra Lesmana S. PdiWakasek Humas: Oneng Rustandi S. siWakasek Sarana: Rohman ST3. Keadaan Gurua. Jumlah Guru: 54 Orangb. Keadaan PendidikanNoJenjang PendidikanJenis KelaminJumlah

LP

1Sarjana351449

2Sarmud112

3Menengah Atas213

4Menengah Pertama---

Jumlah54

Keadaan PegawaiNo Jabatan

Jenis KelaminJumlah

LP

1Pegawai Administrasi213

2Pesuruh 213

3Penjaga Sekolah2-2

Jumlah 8

Keadaan MuridNoKelasJenis KelaminJumlah

L P

1X6442106

2XI9280172

3XII201214415

Jumlah 693

5 Kurikulum dan KBM1. Kurikulum yang digunakan: KTSP2. Alat dan perlengkapan pembelajaranJenis Alat/PerlengkapanVolumeAalat/Perlengkapan berdasarkan kondisi

JumlahSatuanBaikLayak pakaiTidak layak pakai

Laptop4Unit211

Computer20Unit1532

In Focus3Unit111

Printer2Unit1-1

Cash Register1Unit1--

Mesin Photo Chopy1Unit1--

Etalase5Unit3-2

Mesin Faximile1Unit1--

Mesin Tik Elektrik-----

Mesin Tik Manual15Unit12-3

Mesin Hitung Kalkulator4Unit4--

6 bentuk Kegiatan Penmgembangan Anak Didika. keagamaan1. hari Besar Isla. Maulid Nabi. Isra Miraj2. nujulul Quran. Tahun Baru Islam.3. Musabaqoh Tilawatil Quran4. Musabaqoh Hatmil Quranb. Pramuka1. Persami2. Jamboree. Karang pamitraan Dll.7. Sarana Administrasi Pendidikan1. Sarana Administrasi PendidikanNo Jenis kelengkapanAda/Tidak adaketerangan

1Tata Tertib SekolahAda

2Daftar Statistik Guru/PegawaiAda

3Daftar Statistik MuridAda

4Daftar Prosensi MuridAda

5Daftar Prosensi Guru/PegawaiAda

6Daftar Catatan Pribadi MuridAda

7Buku IndukAda

8Buku Rapot MuridAda

9Buku Persiapan MengajarAda

10Buku Harian KelasAda

11Buku Harian SekolahAda

12Buku Penerimaan SPPAda

13Buku Kas SekolahAda

14Buku AgendaAda

15Buku EkspedisiAda

16Buku KloperAda

17Buku Notulen RapatAda

18Buku TamuAda

19Buku Lain lainAda

20Kartu SPPAda

8. Bimbingan dan Penyuluhan (BP)1. Structur Organisasi dan Personalia: Ada2. Tugas dan Fungsi: Mengatasi segala permasalahansiswa3. Kegiatan: Mengarahkan dan menerimalaporan dari gurupembimbing: Mengelompokan, mengidentifikasi Kejadian4. Masalah/Kendala: Biaya, Sarana, skill Guru pembantu

9. KomiteHubungan dengan komite terjalin sangat baik sekali sehingga kerja sama antara sekolah dengan orang tua murid sangat intim maka tidak luput tiap tahun disekolah ini terus menerus membangun yang sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan lembaga pendidikan yang diimbangi dengan kemampuan masyarakat.

10. Perpustakaan Sekolah1. Struktur Organisasi dan Personalia: Ada2. Jumlah dan jenis koleksi Fiksi Non Fiksi Buku Teks Utama Buku Teks Pelengkap Buku Reperensi Buku Bacaan Umum Buku Penunjangan Kurikulum3. System Pelayanan: Perorangan dan Kelompok4. Rasio Buku Siswa: Cukup5. Rasio penggunaan jasa denganjumlah siswa perpustakaan: Cukup6. Rasio permintaan pelayanan: Belajar dengan lancar11. Kesejahtraan Tenaga Kependidikan1. Struktur penggajian dan HonorariumGaji pegawai setiap bulannya diusulkan oleh bendahara sekolah kepada kas bendaharaHonorarium : Sebagai nama yang sudah berjalan, biasanya dibayar oleh bendahara dari Bantuan Opersional Sekolah (BOS)2. Usaha usaha untuk peningkatan kesejahtraan tenaga kependidikan yaitu dibayar dari bantuan operasional sekolah yang menjadi seksi seksi dan wali kelas.3. Masalah dan kendala yang dihadapi dalam usaha peningkatan kesejahtraan sebetulnya tidak ada kendala, yang menghambat atas kelancaran dalam peningkatan kesejahtraan kependidikan.

B. Proses Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Kepribadian IslamiAnak anak pada umumnya dididik di lingkungan keluarga dan masyarakat lingkungannya.Pendidikan secara kelembagaan memang belum di perlukan karena variasi profesi dalam kehidupan belum ada.Jika anak dilahirkan di lingkungan keluarga tani maka dapat di pastikan dia akan menjadi petani seperti orang tua dan masyarakat lingkungannya. Demikian pula anak seorang nelayan atau anak seorang pemburu.Kemampuan untuk menguasai cara bertani, menangkap ikan ataupun berburu binatang sesuai dengan lingkungannya diperoleh anak melalui bimbingan orang tua dan masyarakat dank arena kehidupan masyarakat bersifat homogen. Maka kemampuan professional di luar tradisi yang diwariskan secara turun temurun tidak mungkin berkembang.Oleh karena itu, Lembaga pendidikan harus menyatu dengan kehidupan keluarga dan masyarakat.Sebaliknya dimasyarakat yang telah memiliki peradaban modern.Tradisi seperti itu tidak mungkin dipertahankan untuk menyelaraskan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat.Seseorang memerlukan pendidikan sejalan dengan kepentingan itu, maka di bentuk lembaga khusus yang menyelenggarakan tugas tugas kependidikan yang dimaksud.Dengan demikian, secara kelembagaan maka sekolah sekolah pada hakikatnya adalah merupakan lembaga pendidikan yang artificial (sengaja dibuat).Setelah itu, Sejalan dengan fungsi dan perannya, maka sekolah sebagai kelembagaan pendidikan adalah pelanjut dari pendidikan keluarga.Karena keterbatasan orang tua untuk mendidik anak anak mereka, maka mereka di serahkan kesekolah sekolah. Sejalan dengan kepentingan dan masa depan anak anak terakadang orang tua sangat selektif dalam menentukan tempat untuk menyekolahkan anak anak mereka. Mungkin saja para orang tua yang berasal dari keluarga yang taat beragama akan memasukan anak anaknya sekolah agama. Sebaliknya, para orang tua lain lebih mengarahkan anak mereka untuk masuk ke sekolah sekolah umum, atau sebaliknya para orang tua yang sulit mengendalikan anaknya kan memasukan anaknya ke kesekolah agama dengan harapan secara kelembagaan sekolah tersebut dapat member pengaruh dalam membentuk kepribadian anak anak tersebut.Oleh karena itu, di sekolah perlu adanya pendidikan intra sekolah (OSIS) disinal anak dilatih cara cara berorganisasi sehingga anak ketika nanti bergaul dengan masyarakat disamping bisa dalam ilmu agama juga bisa dalam ilmu umum. Yaitu diantaranya dengan masuk OSIS. Menurut Albert Einstein Science Without religion is bhind but religion withoutscience is lame artinya ilmu pengetahuan umum tanpa agama adalah buta sedangkan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah pincang atau lemah, Berarti siswa diharuskan memiliki kedua duanya baik itu pengetahuan umum maupun ilmu agama, supaya seimbang sebagai contoh adanya tokoh tokoh keagamaan dihasilkan oleh pendidikan agama melalui pendidikan khusus pondok pesantren, seminar maupun pihara. Pendidikan keagamaan sangat mempengaruhi tingkahlaku keagamaan.Pendidikan OSISbagaimanapun juga akan member pengaruh bagi pembentukan jiwa pada anak. Namun demikian besar kecilnya pengaruh yang dimaksud sangat bergantung pada berbagai factor yang dapat memotifasi anak untuk memahami nilai nilai yang baik kepada OSIS.Sebab pendidikan OSIS pada hakikatnya dalah pendidikan nilai, oleh karena itu, pendidikan OSIS lebih dititik beratkan pada bagaimana membentuk kedewasaan anak yang selaras.Setelah penulis mengadakan penelitian langsung kelapangan tentang keberadaan pengurus OSIS SMK Bina Bangsa Surade dengan cara mengadakan wawancara kepada Pembina OSIS, guru- guru, kepala sekolah dan kepada pengurus OSIS serta dengan cara menyebarkan Angket, penulis mengambil kesimpulan bahwa proses kerja OSIS dan hubungannya dengan pengembangan kepribadian Siswa sangat baik, dengan alasan sebagai berikut:1. Pembina OSIS sering memberikan arahan arahan tentang Program Kerja OSIS2. Kepala sekolah juga sering memberikan nasihat keagamaan sehubungan dengan OSIS SMK Bina Bangsa Surade dilingkungan pesantren.3. Pengurus OSIS juga sering berkonsultasi kepada Pembina OSIS dan juga kepala sekolahHubungan program kerja OSIS dengan pengembangan kepribadian adalah sebagai berikut:1. Siswa bisa berubah dalam segi pemikirannya. Yang tadinya kurang dalam segi wawasannya setelah terjun ke OSIS bertambah dewasa.2. Siswa tambah berani dalam hal kebaikan yang tadinya pemalu setelah terjun ke OSIS tidak malu lagi.3. Dalam segi akhlaknya juga kebanyakan siswa berubah baik setelah terjun ke OSIS, tapi ada juga yang susah berubah ini perlu adanya bimbingan yang lebih matang dan menjurus wawancara dengan Wak Ur. Kesiswaan SMK Bina Bangsa Surade.SMK Bina Bangsa menuju kearah yang sama dengan memadukan pendidikan OSIS dengan kepribadian Siswa. Setelah itu, misi dan tujuan yang diharapkan adalah mencetak manusia yang sehat akal, jasmani dan rohaninya serta dapat berguna bagi dirinya dan keluarga serta masyarakat pada umumnya. Untuk meningkatkan pelaksanaan dan mutu organisasi OSIS. Maka diadakan sebuah aturan bagi siswa itu sendiri dengan diwajibkannya melakukan shalat berjamaah setiap waktu.C. Kendala atau Hambatan dalam Penerapan Program Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Pengembangan Kepribadian IslamiDalam proses pendidikan OSIS pasti akan dihadapkan pada suatu kendala atau hambatan hambatan yang harus diatasi. Berbagai factor yang menjadi hambatan seperti halnya bawaan tingkah laku dari daerah masing masing yang mana mereka ditempatnya sangat minim sekali dengan pengetahuan bidang keagamaan, pengaruh factor pergaulan, dan factor factor bawaan dari keluarga baik pengaruh kurangnya perhatian maupun dari pengaruh problematika keluarga.Diantara permasalahan atau kendala yang dihadapi siswa dalam penerapan pendidikan OSIS di SMK Bina Bangsa Surade diantaranya:1. Tidak adanya tanggung jawab pengurus OSIS terhadap jabatan yang diembannya.2. Kekurangannya pemahaman pengurus OSISA terhadap Tata kerja OSIS.3. Kurangnya biaya (Hasil Wawancar dengan Wak. Kurukulum SMK Bina Bangsa)Untuk itu penulis kiranya perlu untuk menjelaskan ketiga factor diatas yang menjadi kendala atau hambatan dalam proses penerapan program kerja OSIS.1. Tidak adanya tanggung jawab pengurus OSIS terhadap jabatan yang di embanyaSekolah segagai sebuah lembaga yang di percaya oleh masyarakat untuk menjadi wakil sekaligus bagi pendidikan anak dalam masalah agama diantaranya telah di percaya dapat melahirkan generasi yang baik dan generasi generasi sebelumnya.Hal hal yang berkenan dengan tidak adanya tanggung jawab pengurus OSIS terhadap jabatan yang di embannya terhadap program yang di jalankan. Diantaranya kurangnya didikan akhlak dilakukan Pembina OSIS yang tibak bertanggung jawab. Pembina OSIS hanya memberikan binaan terfokus kepada program kerja OSIS saja2. Kurangnya pemahaman pengurus OSIS terhadap tata kerjaSebelum terjun kepada sesuatu.Orang terlebih dahulu harus meneliti supaya nanti ketika terjun tidak kaget lagi, pengurus OSIS di SMK Bina Bangsa pun sebelumnya tidak diteliti terlebih dahulu tentang ke OSISan sehingga mereka kurang memahami tatat kerja yang harus dijalankan.Disanmping itu sebagian pengurus jarang berkonsultasi kepada Pembina OSIS sehingga mereka tidak mengetahui bagaimana kerjanya seksi yang diembannya.3. Kurangnya biayaFactor biaya dijakatakan penting tidaklah terlalu penting jika dikatakan tidak penting.Penting juga, jadi biaya tidak terlalu dominan untuk keperluan Program Kerja OSIS yang penting adalah pengurus OSIS harus semangat dalam menjalankan tugasnya. Yang paling baik adalah biayanya mencukupi dan mengurusnya juga sangat dalam menjalankan tugasnya Insya Allah program kerjanya akan tercapai.D. Usaha SMK Bina Bangsa dalam Proses Penerapan Kerja OSIS dan Hubungannya dengan Pengembangan Kepribadian IslamiTidak ada sebuah permasalahan pun yang tidak bisa diatasi jika dilakukan dengan usaha yang sungguh sumgguh juga tepat terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.Demikian juga dengan berbagai problematika penerapan. Program kerja OSIS SMK Bina Bangsadan hunbungannya dengan pengembangan kepribadian siswa, diantaranya sebagai berikut:1. Mengaktifkan Kembali OSISOrganisasi pelajar memegang peran dan fungsi yang sangat penting dalam keseluruhan proses pendidikan dan pembinaan di SMK Bina Bangsa dalam berbagai kesempatan sering di ungkap bahwa organisasi siswa di SMK Bina Bangsa berperan sebagai pembantu dalam menanggulangi siswa.2. Mengatur Kembali Program OSISKegiatan kegiatan yang dilaksanakan di SMK Bina Bangsa ditunjukan sebagai upaya untuk meningkatkan keilmuan, ketakwaan dan kedisiplinan yang meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut:a. Kegiatan Diskusib. Seminar dan Diskusi Panelc. Latihan Kepemimpinand. Pramuka dan Palang Merah Remaja (PMR)e. Lintas Alamf. Pemeran dan Bursa Bukug. Lomba Cerdas Cermat3. EvaluasiEvaluasi kegiatan OSIS dilakukan minimal dua minggu sekali dan maksimal satu bulan sekali dalam program OSIS yang di tunjukan untuka. Menemukan berbagai kelemahan dan semua kegiatan OSIS setelah dievaluasi selama dua minggu sekali atau satu bulan sekali.b. Menemukan metode yang berguna dan tepat guna terhadap program program OSIS yang akan datang.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARANA. KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang penulis, kemukakan pada bab bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari masalah masalah yang penulis bahas, yaitu study tentang Program Kerja OSIS dan hubumgannya dengan pengembangan kepribadian siswa yang mana penelitian ini telah dilakukan di SMK Bina Bangsa dengan kesimpulan sebagai berikut:1. System yang diterapkan dalam Program Kerja OSIS dan hubungannya dengan pengembangan kepribadian siswa adalah sangat baik, dengan alasan alasan sebagai berikut:a. Pembina OSIS sering memberikan arahan arahan tentang Program Kerja OSIS,b. Kepala Sekolah juga sering memberikan nasihat keagamaan sehubungan dengan OSIS SMK Bina Bangsa,c. Pengurus OSIS juga sering berkonsultrasi kepada Pembina OSIS dan dan juga kepala sekolah.2. Siswa bisa berubah dalam segi pemikirannya. Yang tadinya kurang dalam segi wawasannya setelah terjun ke OSIS bertambah dewasa, Siswa bertambah berani dalam hal kebaikan yang tadinya pemalu setelah terjun ke OSIS tidak malu lagi dan dalam segi akhlaknya juga, kebanyakan siswa berubah baik setelah terjun ke OSIS, tapi ada juga yang susah berubah. Ini perlu adanya bimbingan yang lebih matang dan menjurus wawancara dengan Waku r. Kesiswaan SMK Bina Bangsa.3. Hubungan program kerja OSIS dengan pengembangan kepribadian adalah sebagai berikut:a. Siswa bisa berubah dalam segi pemikirannya. Yang tadinya kurang dalam segi wawasannya setelah terjun ke OSIS bertambah dewasa.b. Siswa tambah berani dalam hal kebaikan yang tadinya pemalu setelah terjun ke OSIS tidak malu lagi.c. Dalam segi akhlaknya juga. Kebanyakan siswa berubah baik setelah terjun ke OSIS, tapi ada juga yang susah berubah. Ini perlu adanya bimbingan yang lebih matang dan menjurus wawancara dengan Wak Ur. Kesiswaan SMK Bina Bangsa.

B. Saran - saranSetelah beberapa kesimpulan yang telah di kemukakan di atas. Penulis akanmenyampaikan beberapa saran sebagai berikut:1. Bagi pihak perguruan islam SMK Bina Bangsa hendaknya memperhatikan OSIS karena sedikit banyaknya OSIS membantu perguruan.2. Baik pihak pengurus OSIS SMK Bina Bangsa hendaknya lebih terfokus lagi terhadap program kerja OSIS supaya lebih baik dan meningkat.3. Bagi pihak SMK Bina Bangsaa. Hendaknya guru SMK Bina Bangsa senantiasa memiliki kemampuan yang professional tentang agama islam dan sadar bahwa dirinya adalah seorang guru agama yang memiliki tujuan untuk mencetak generasi yang berkualitas bagi siswa siswanya dan umumnya bagi semua orang. Sehingga ajaran dan didikannya betul betul berpengaruh terhadap mental anak didiknya.b. Hendaknya Pembina OSIS lebih meningkatkan kompetensinya dalam keilmuan dan mencari metode metode yang lebih baik untuk memberikan arahan arahan kepada pengurus OSIS dalam penerapan program kerja OSIS yang lebih baik di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. 1982. Psikologi Umum. Surabaya Bina IlmuAl Asgor. Umar Sulaiman, ciri cirri Pribadi Muslim. Jakarta CV. Pepara Al Ghozali.T. t. Ilya Ulumudin. Darul Ilya ArabiArif. Iman Setiadi 2006. Dinamika Kepribadian, Gangguan dan Terapannya. Bandung. PT Rafika Aditama.Basri, Cik Hasan 1997. Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan dan Penelitian Skripsi. Bandung. Ulul Albab Press.DFPAG RI 1984.Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta. Departemen Agama Republik Indonesia.1984. Pokok pokok Organisasi Departemen Agama. Jakarta Depag.Hartati, Netty. 2004. Islam dan Psikologi, Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.Irwanto 1994.Psikologi Umum. Surabaya. Usaha Nasional.Jalaludin.2001, Psikologi.Jakarta : Rajawali Perss.Jawwad, Ahmad Abdul. 2004, Management Diri, Bandung, Syamil Cipta Media.Koswara, E, 1991, Teori teori Kepribadian. Bandung. PT. Eresco.Mahmud 2005. Psikologi Pendidikan Mutahir. Bandung.Marat. Samsunuwiyati dan Lieke Indieningsih Kartono.2006. Perilaku Manusia Pengantar Singkat tentang Psikologi.Bandung Rafika Aditama.Najati, Muhammad Usman. 2004. Psikologi dalam Prespektif hadist. Jakarta : Radar Jaya Offset.Patty, F, Dkk. 1982. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya : Usaha Nasional.Purwanto, M. Ngalim 1990 Psikologi Pendidikan. Jakarta.Langgulung, Hasan. T. t. Manusia dan Pendidikan.Najati, Muhammad Utsman. 2004. Psikologi dalam Prefektif Al Hadist. Jakarta.

ANGKET PENELITIAN SKRIPSI DENGAN JUDUL:STUDI TENTANG PROGRAM KERJA OSIS HUBUNGANNYADENGAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SISWA(Penelitian di SMK Bina Bangsa Surade)Nama Kelas .1. Apakah dengan adanya Program Kerja OSIS, kamu meras sibuk?a. Ya (1)b. Tidak (0)2. Apakah ketika adanya rapat rapat OSIS mengganggu shalat berjamaah kamu?a. Ya (1)b. Tidak (0)3. Apakah kamu melaksanakan program program OSIS?a. Sangat Sering (5)c. Kadang kadang (3)b. Sering (4)d. jarang (2)e. Tidak Pernah (1)4. Apakah kamu sering konsultasi kepada Pembina OSIS masalah Program K