Bab 1_ Makalah Uts
description
Transcript of Bab 1_ Makalah Uts
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebudayaan menurut Lawles dalam Pujileksono (2006: 21-22),
menjelaskan bahwa kebudayaan merupakan pola perilaku dan keyaikan
(dimensi oleh simbol) yang semua orang dapat mempelajarinya, bersifat
rasional, terintegrasi satu sama lainnya, dimiliki bersama dan yang secara
dinamik dapat bersifat adaptif dan yang tergantung pada interaksi sosial
manusia dan eksistensi mereka. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa
kebudayaan dapat dipelajari melalui interaksi sosial antar individu yang
bersinggungan. Hal ini berlaku juga di Indonesia. Kebudayaan Indonesia yang
memiliki dasar Pancasila merupakan sebuah perwujudan cipta, rasa, karya dan
karya seperti kata Koentjoroningrat, dan semua itu merupakan usaha
masyarakat Indonesia mengembangkan harkat dan martabat sebagai sebuah
bangsa yang bisa bersaing di dunia global.
Kebudayaan merupakan sebuah hasil dari interaksi sosial masyarakat,
sehingga melalui interaksi-interaksi sosial tersebut, kepribadian sebuah
kelompok masyarakat terbentuk. Hubungan antar budaya merupakan sebuah
tantangan yang besar bagi seluruh umat manusia, hal ini dikarenakan di dalam
keberagaman budaya tersebut terdapat kepastian akan adanya perbedaan yang
memungkinkan menimbulkan konflik. Akan tetapi selain konflik perbedaan
tersebut dapat menimbulkan kekayaan ragam budaya dan manusia di dunia.
Dengan demikian, kebudayaan mempengaruhi segala aspek kehidupan di
seluruh interaksi sosial masyarakat di suatu daerah dan dalam kurun waktu
tertentu, tidak terkecuali mempengaruhi hasil karya sastra.
Karya sastra dipengaruhi oleh kebudayaan di suatu daerah dan dalam
kurun waktu tertentu dikarenakan karya sastra merupakan hasil pemikiran,
pengamatan, serta diikuti dengan daya imajinasi pengarang yang biasanya
dipengaruhi oleh fenomena-fenomena yang terjadi, kemudian pengarang
tersebut merupakan anggota masyarakat yang berinteraksi dengan sosial
1
2
masyarakatnya, dan melalui interaksi sosial masyarakat tersebut, pengarang
memanfaatkannya untuk membangun inspirasi dalam pembuatan karya sastra
(Ratna, 2011:60). Salah satu contohnya adalah novel yang memiliki beberapa
genre. Pengarang cenderung menggunakan fenomena-fenomena yang ada di
lingkungan sosial masyarakatnya untuk membangun cerita yang ada di dalam
cerita tersebut. Hal ini senada dengan pendapat Ahmad Tohari dalam acara
Sarasehan Sastra dan Budaya di Universitas Airlangga pada tanggal 12
Nopember 2015, yang menyatakan bahwa karya sastra merupaka refleksi
dialog antara sang pegarng dengan zamannya, sehingga tidak mengejutkan
bahwa kemajuan teknologi informasi juga terlihat jejaknya dalam karya sastra
terkini.
Teknologi merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia,
sehingga perkembangan teknologi pada dasarnya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari kehidupan manusia (Tim Peneliti Universitas Udayana,
1996:4). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan
teknologi merupakan hasil dari interaksi-interaksi sosial masyarakat yang
berupa kebudayaan dan peradaban manusia yang berkembang dari tahun ke
tahun. Teknologi dan kebudayaan memiliki hubungan timbal balik, dimana
kebudayaan mempengaruhi perkembangan teknologi, dan sebaliknya,
teknologi juga mempengaruhi kebudayaannya.
Sumardjo dan Saini (1988:12) menyatakan bahwa sastra merupakan
ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide,
semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang
membangkitkan pesona dengan alat bahasa, sehingga sastra dapat pula
dikatakan sebagai penyajian yang menyerupai kehidupan yang terdiri dari
kenyataan sosial. Oleh karena itu, karya sastra yang merupakan refleksi
kehidupan sosial masyarakat dan kebudayaan juga tidak luput dari
perkembangan teknologi yang ada. Hal ini terlihat dari isi cerita dalam novel-
novel tersebut juga mempengaruhi media yang digunakan sebagai media
menuangkan inspirasi pengarang dalam teks sastra. Pengaruh yang terlihat
dalam isi cerita, maupun media yang digunakan berasal dari era globalisasi
3
yang juga masuk di dalam kebudayaan Indonesia. Era globalisasi yang disatu
sisi terlihat sebagai upaya memperbaiki bangsa Indonesia untuk terlihat setara
dengan negara-negara maju di dunia, membuat batas-batas negara yang dahulu
sangat sulit terjangkau karena jarak yang memisahkannya terlihat semakin
pudar (borderless). Memudarnya batas-batas tersebut dipengaruhi oleh
kemjuan teknologi komunikasi dan transportasi yang semakin canggih. Hal ini
mengakibatkan kehiduapan suatu bangsa menjadi cenderung bersifat terbuka
dan sulit untuk menutup diri, dan tidak heran akan merubah gaya hidup
sebagian masyarakat, khususnya masyarakat Indonesia.
Seperti yang telah saya singgung di atas, pengaruh perkembangan
teknologi yang masuk di dunia, termasuk di Indonesia adalah media yang
menjadi tempat untuk menuangkan imajinasi pengarang. Jika zaman dahulu
media yang digunakan adalah kertas, dan novel tersebut dapat dipegang dan
berbentuk nyata dan disebut dengan buku, maka saat ini, dizaman
kecanggihan teknologi, termasuk di Indonesia, membaca novel maupun teks-
teks lainnya tidaklah harus membawa kesana-kemari buku-buku yang tebal
dan berat itu, akan tetapi hanya menggunakan gadget yang biasa disebut
dengan smartphone, seseorang dapat menikmati hasil teks sastra tersebut
dimanapun, kapanpun dan tanpa usaha yang besar untuk membawa-bawa tas
yang besar untuk menyimpan buku tersebut. Hal ini memperlihatkan bahwa
kegiatan manusia kekinian, mampu menghilangkan fungsi kertas sebagai
media tulis maupun media menuangkan imajinasi dan digantikan dengan
smartphone, sebuah benda yang memiliki segala fungsi, yaitu menembus
batas-batas negara maupun benua dengan sekali klik (borderless) dan juga
fenomena kegiatan manusia tanpa kertas (paperless).
1.2 ASUMSI DASAR
Masuknya era globalisasi dalam hubungan interaksi sosial masyarakat
di dunia, khususnya di Indonesia, memiliki potensi yang saling menarik sama
besarnya anatara perkembangan teknologi yang canggih dan terganggunya
sastra dan budaya lokal yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini terlihat dalam
4
teks sastra yang terus berubah-ubah didukung oleh keadaan sosial-budaya
masyarakat yang terjadi di Indonesia. Pertama ketika zaman pencerahan
datang dan mempengaruhi karya sastra seperti mitologis mulai digantikan
dengan karya sastra yang mengusung pemikiran bebas dan kreatif. Kedua
mulai menghilangnya karya sastra lama seperti pantun, gurindam, tembang-
tembang jawa dan lain sebagainya. Ketiga, Karya sastra yang ditulis sebelum
masa kemerdekaan, didominasi oleh romantisme. Keempat, ketika masa
pemerintahan orde lama, teks teks sastra yang mengusung kritik terhadap
pemerintah juga dihilangkan akibat tidak adanya kebebasan pers pada zaman
otoriter presiden Indonesia. Era globalisasi yang menghilangkan batas-batas
yang selama ini terbentang karena jarak dan kondisi suatu bangsa tersebut
berakibat dapat mengganggu perkembangan pembangunan nasional Indonesia
terutama mengganggu keaslian kebudayaan, hasil karya sastra maupun
kepribadian bangsa.
Pokok permasalahan secara umum adalah bagaimana caranya untuk
menyikapi era globalisasti yang mendengungkan isu dunia tanpa batas dan
dunia tanpa kertas untuk tetap melestarikan sastra dan budaya lokal di
Indonesia yang mengusung keunikan dan kekhasan budaya Indonesia aslinya.
Salah satu contoh media yang kini digunakan sebagai media menuliskan
inspirasi-inspirasi pengarang untuk dituangkan dalam teks sastra adalah
wattpad. Wattpad merupakan situs blogging yang merupakan media sosial
tempat semua orang dari penjuru dunia manapun salah satunya pengarang
Indonesia yang ingin menuangkan inspirasinya dalam sebuah novel dalam
lima belas kategori, atapun media sosial yang dapat menjadi media membaca
novel dalam lima belas kategori dan berasal dari berbagai negara. Kegunaan
media blogging inilah yang menjadi salah satu petunjuk bahwa dewasa ini
batas-batas negara bukan lagi permasalahan utama untuk mendapatkan
informasi dari penjuru dunia manapun dan memperlihatkan bahwa tanpa
kertas, kita dapat menuangkan inspirasi-inspirasi dalam bentuk tulisan.
5
1.3 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. apakah dampak buruk dari gejala perkembangan peradaban
(borderless dan paperless) terhadap kelangsungan hidup sastra dan
budaya lokal?
2. Bagaimana cara menyiasati agar karya sastra dan budaya lokal tidak
terpinggirkan oleh arus perubahan tersebut?
1.4 TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui dampak buruk yang terjadi dari gejala
perkembangan peradapan (borderless dan paperless) terhadap
kelangsungan hidup sastra dan budaya lokal.
2. Untuk mengetahui cara menyiasati agar karya sastra dan budaya
lokal tidak terpinggirkan oleh arus perubahan tersebut.
1.5 MANFAAT
Makalah ini dapat bermanfaat untuk menentukan sikap diri yaitu sikap
yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia dalam menyambut era globalisasi
dan kecanggihan teknologi agar keunikan dan kekhasan budaya serta sastra
Indonesia tetap lestari dan menjaga kelangsungan hidup sastra dan budaya
lokal sebagai ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia.