bab 1 - lama
-
Upload
giovanni-anggasta -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
description
Transcript of bab 1 - lama
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 1/15
1. PENDAHULUAN
1.1 Judul Karya Desain
Judul proyek perancangan yang akan dibahas pada proposal Tugas Akhir
ini ialah Perancangan Interior Perpustakaan Anak “Laskar Pelangi” Surabaya.
Makna dari judul karya desain tersebut akan dijabarkan menjadi beberapa bagian,
sebagai berikut:
Definisi perancangan interior adalah merencanakan, menata, dan
merancang ruang-ruang interior dalam bangunan (sumber: Ching, 1996).
“Perancangan” sendiri memiliki konteks “desain” sebagai kata kerja, yang
memiliki arti proses untuk membuat dan menciptakan objek baru. Definisi lain
untuk “perancangan” adalah proses pengembangan dari konsep penyelesaian,
perabot, dan perlengkapan dalam interior bangunan dan ruangan (Hunt 287).
“Perancangan” juga berarti proses menciptakan dan memecahkan suatu masalah
bentuk dengan menambah, mengurangi dan menggabungkan elemen-elemen yang
ada (Poerwadarminta). Proses pengembangan dari beberapa konsep penyelesaian
perabot dan perlengkapan dalam interior sebuah bangunan dan ruangan
(Encyclopedia of America Architecture, 2000).
Sedangkan “interior” sendiri berarti bagian dari gedung (Encyclopedia of
America Architecture, 2000). Perpaduan antara lantai, dinding, dan plafon dengan
permukaan dasar pada ruang dalam, ini merupakan elemen dari arsitek yang
menjelaskan bahwa ada sesuatu yang membatasi antara ruang di luar dan di dalam
(Ching, 1966). Merupakan bagian dari gedung dengan mempertimbangkan
semuanya dari sudut pandang desain yang artistic, atau efek umum,
menyenangkan, dan lain-lain (Stein 741). Karya arsitek atau desainer yang khususmenyangkut bagian dalam dari suatu bangunan, bentuknya sejalan dengan
perkembangan ilmu dan teknologi yang dalam proses perancangan selalu
dipengaruhi unsur geografi setempat dan kebiasaan-kebiasaan sosial yang
diwujudkan dalam gaya kontemporer (Buku Teks Pengantar Desain Interior).
“Perpustakaan” atau library dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin
“liber” atau “libri” yang memiliki arti buku. Dalam istilah Indonesia sendiri,
perpustakaan berasal dari bahasa Sansekerta “pustaka” yang berarti kitab, buku.
1
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 2/15
Semua istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani “biblia” yang artinya tentang
buku, kitab. Dari istilah-istilah di atas diperoleh batasan bahwa definisi
“perpustakaan” adalah kumpulan buku, manuskripsi dan bahan pustaka lainnya
yang digunakan untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau kesenangan
(Webster's Third Edition International Dictionary, 1961).
Menurut Undang-undang, definisi “perpustakaan” adalah institusi
pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka. (UU Perpustakaan
No 43 2007). Sedangkan beberapa definisi lain tentang perpustakaan yaitu
kumpulan materi tercetak dan media noncetak dan atau sumber informasi dalam
komputer yang disusun secara sistematis untuk digunakan pemakai ( International
Federation of Library Association and Institutions); 1) tempat, gedung, ruang
yang disediakan untuk pemeliharaan dan pendayagunaan koleksi buku, dsb. 2)
koleksi buku, majalah dan bahan kepustakaan lainnya yang disimpan untuk
dibaca, dipelajari, dibicarakan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002); sebuah
ruangan atau gedung yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu yang digunakan pembaca
bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki; 1991).
Definisi “anak” memiliki arti bermacam-macam tergantung pada sudut
pandangnya. Berdasarkan Usia, maka seorang individu dikatakan sebagai anak-
anak jika usianya berada pada 2 hingga 13 tahun (Berk, 2003). Berdasarkan
perkembangan psikologis periode anak dimulai apabila anak sudah dapat “berdiri
sendiri” hingga mencapai kematangan (Berk, 2003). Sedangkan berdasarkan
hukum, The United Nations Convention on the Rights of the Child mendefinisikananak sebagai:
“ Every human being below the age of 18 years unless under the law
applicable to the child, majority is attained earlier”
Augustinus (dalam Suryabrata, 1987), yang dipandang sebagai peletak
dasar permulaan psikologi anak, mengatakan bahwa anak tidaklah sama dengan
orang dewasa, anak mempunyai kecenderungan untuk menyimpang dari hukum
dan ketertiban yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan pengertian
2
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 3/15
terhadap realita kehidupan, anak-anak lebih mudah belajar dengan contoh-contoh
yang diterimanya dari aturan-aturan yang bersifat memaksa. Sobur (1988),
mengartikan anak sebagai orang yang mempunyai pikiran, perasaan, sikap dan
minat berbeda dengan orang dewasa dengan segala keterbatasan. Haditono (dalam
Damayanti, 1992), berpendapat bahwa anak merupakan mahluk yang
membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya.
“Laskar Pelangi” adalah novel tentang perjuangan sepuluh anak keluarga
miskin dalam memperoleh pendidikan. Novel yang terbit tahun 2005 ini adalah
karya pertama sekaligus buku pertama dari tetralogi Laskar Pelangi oleh Andrea
Hirata. Karena kepopulerannya di dalam maupun di luar negeri, novel yang
diterjemahkan dalam bahasa Inggris dengan judul “The Rainbow Troops” ini
akhirnya diangkat ke layar lebar pada tahun 2008. (www.andrea-hirata.com)
“Surabaya” adalah nama sebuah kota di Indonesia; sebagai ibukota Jawa
Timur (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Kotamadya; ibukota sekaligus
sebagai pusat pemerintahan propinsi Jawa Timur, merupakan kota dan pelabuhan
terbesar kedua di Indonesia (Ensiklopedi Nasional Indonesia). Kota terbesar di
Indonesia setelah Jakarta (Microsoft Reference Library).
Berdasarkan penjabaran istilah-istilah dan pengertian di atas, maka judul
perancangan karya desain Tugas Akhir “Perancangan Interior Perpustakaan
Anak Laskar Pelangi Surabaya” memiliki pengertian suatu perancangan interior
perpustakaan dengan bertemakan Laskar Pelangi, yang mengandung nilai moral
semangat dan kemandirian, dalam usahanya untuk menyediakan sebuah pusat
informasi terkait penyediaan buku-buku dan koleksi lain yang berfungsi sebagai
sarana belajar dan rekreasi aktif bagi anak-anak di Surabaya.
1.2 Latar Belakang Masalah
Perpustakaan umum yang dikhususkan untuk anak adalah pemikiran yang
masih sangat jarang diperhatikan dan diterapkan di Indonesia. Hal ini sudah
sangat berkembang di negara-negara maju yang sangat memperhatikan kemajuan
generasi masa depan mereka. Sayangnya, di negara-negara berkembang seperti
Indonesia, konsep pendidikan untuk anak-anak (terutama pendidikan informal)
dan penyediaan sarana pendidikan anak-anak bukanlah hal yang diutamakan
3
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 4/15
dewasa ini. Padahal negara-negara maju pun sudah menyadari bahwa anak-anak
adalah generasi masa depan yang akan memajukan dan mengembangkan negara
mereka nantinya dan pendidikan sejak dini sangat penting untuk menyiapkan
mereka dalam menghadapi dunia. Oleh karena itu, Surabaya sebagai kota
metropolis dan kota terbesar kedua di Indonesia sudah selayaknya memiliki
perpustakaan sebagai sarana perkembangan anak-anak generasi masa depan.
Anak-anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) adalah anak-anak yang berada
pada tahap perkembangan intelektual, fisik dan sosial. Pada usia ini, otak anak
berkembang dengan cepat dan mudah menyerap wawasan baru sehingga sangatlah
penting untuk mengawasi dan membimbing anak dalam pendidikannya. Sebuah
wadah yang khusus untuk anak usia ini akan sangat membantu dan berperan
penting dalam masa pertumbuhan mereka, selain itu mereka juga dapat
bersosialisasi dengan banyak teman baru.
Beberapa institusi pendidikan memang sudah menyediakan fasilitas
perpustakaan bagi murid-muridnya, akan tetapi akses perpustakaan sekolah sangat
terbatas hanya bagi murid-muridnya dan tidak mencakup anak-anak secara umum
padahal banyak anak-anak di luar sekolah yang tidak mendapatkan kesempatan
dan akses ke perpustakaan. Selain itu, perpustakaan sekolah sendiri memiliki
keterbatasan dalam menyediakan informasi baik dalam hal ruang, desain, koleksi,
waktu dan biaya.
Perpustakaan umum yang ada di Surabaya pun terfokus pada kebutuhan
orang dewasa dan hanya mengutamakan fungsi ‘tempat penyimpanan
buku/koleksi’ tanpa memikirkan faktor kenyamanan dan keamanan anak-anak
dari segi desain dan penataan. Bagian anak-anak pada perpustakaan umum
cenderung hanya sekedar ‘menyimpan dan menata’ buku anak-anak tanpamemikirkan keergonomisan dan terutama faktor psikologis anak yang mudah
bosan pada suasana monoton dan kaku yang umumnya terdapat pada
perpustakaan umum.
Oleh karena itu, perlu disediakan suatu wadah atau ruang khusus bagi
anak-anak yang terbuka secara umum untuk memberi kesempatan sebanyak
mungkin bagi mereka yang ingin belajar. Suatu tempat yang didesain dan
diprioritaskan bagi komunitas anak-anak sehingga mereka dapat belajar,
4
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 5/15
berekreasi, sekaligus bersosialisasi dengan sesamanya. Untuk dapat memberikan
ketertarikan tersendiri bagi anak-anak untuk belajar dan mengumpulkan informasi
sambil bermain (having fun) tanpa merasakan kebosanan dan meredupkan
semangat mereka.
Perlunya perancangan sebuah interior yang menerapkan universal design
(menyangkut kenyamanan dan keamanan anak-anak), green design
(memperkenalkan anak-anak tentang isu global yang penting ini dan mengajarkan
pelestarian lingkungan dengan mengaplikasikan recycle design), dan bertema
ceria yang membuat mereka semangat dan berani mengenal dunia.
Laskar Pelangi adalah sebuah cerita kehidupan perjuangan sepuluh anak
kecil yang menuntut ilmu di sebuah desa kecil di Belitung. Cerita sepuluh anak ini
sarat dengan nilai kehidupan, tidak hanya mengenai keinginan akan suatu
wawasan dunia tetapi juga nilai kehidupan sosial dalam masyarakat. Bagaimana
mereka harus belajar menjadi orang-orang yang ‘dewasa’ secara akademis
maupun mental dan harapan-harapan yang tidak pernah padam dalam mengejar
cita-cita. Meskipun dalam cerita tersebut sarat akan nilai Islam (tidak diambil
dalam perancangan—akan dibahas di 1.6 Ruang Lingkup Perancangan), nilai
kehidupan yang kental di dalamnya tetap berlaku secara umum dalam
mengajarkan keberanian, kebaikan dan tekad bagi anak-anak generasi masa depan
untuk selalu mengejar impiannya.
Cerita ini juga menunjukkan bahwa harapan yang kuat dan perjuangan tak
kenal lelah dapat menuntun proses kehidupan, yang nantinya dapat menumbuhkan
karakter mereka ke arah yang lebih baik. Hal itu pula yang mengantar cerita ini
(baik dalam bentuk novel maupun film) menuju kepopulerannya dan
mendapatkan berbagai pujian dan penghargaan dari dalam maupun luar negeri.Cerita ini dianggap sebuah terobosan baru yang penuh makna dan layak diakui
sebagai cerita yang patut menjadi inspirasi banyak orang dari kalangan usia dan
status. Oleh karena itu, untuk sebuah perancangan fasilitas edukasi seperti
perpustakaan anak ini, tema Laskar Pelangi diharapkan dapat menuntun
pengaplikasian desain yang ada untuk menyediakan sebuah ruang belajar bagi
anak-anak.
5
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 6/15
Dengan demikian, tercipta sebuah ruang perpustakaan anak yang dapat
menarik perhatian mereka dengan sesuatu yang familier, yang sekaligus mampu
mengajari mereka berbagai nilai kehidupan, serta mengakomodasi kebutuhan
anak-anak akan suatu eksplorasi aktif terhadap keingintahuan mereka akan dunia
dan juga pada akhirnya membentuk karakter dan kehidupan mereka.
1.3 Rumusan Masalah Perancangan
- Bagaimana merancang sebuah interior perpustakaan anak dengan fasilitas-
fasilitas khusus yang menarik perhatian anak, berkaitan dengan aktivitas,
kebutuhan dan sifat anak yang aktif dan mudah bosan?
- Bagaimana merancang sebuah interior perpustakaan anak untuk memenuhi
kebutuhan fasilitas pembelajaran dan proses eksplorasi yang memenuhi
persyaratan keamanan, keleluasaan dan kebebasan belajar, serta memenuhi
standar universal design?
- Bagaimana merancang sebuah interior perpustakaan yang menuntun anak-
anak agar peduli terhadap alam dan lingkungan sekitarnya terkait dengan
desain interior yang ramah lingkungan ( green and sustainable design)?
- Bagaimana merancang sebuah interior perpustakaan anak yang
mengandung spirit dan mencerminkan kekuatan mandiri serta keaktifan
anak-anak dalam mengejar wawasan yang terkandung dalam Laskar
Pelangi?
1.4 Tujuan Perancangan
- Merancang sebuah interior perpustakaan anak dengan fasilitas-fasilitas
khusus yang menarik perhatian anak, berkaitan dengan aktivitas,kebutuhan dan sifat anak yang aktif dan mudah bosan.
- Merancang sebuah interior perpustakaan anak untuk memenuhi kebutuhan
fasilitas pembelajaran dan proses eksplorasi yang memenuhi persyaratan
keamanan, keleluasaan dan kebebasan belajar, serta memenuhi standar
universal design?
6
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 7/15
- Merancang sebuah interior perpustakaan yang menuntun anak-anak agar
peduli terhadap alam dan lingkungan sekitarnya terkait dengan desain
interior yang ramah lingkungan ( green and sustainable design).
- Merancang sebuah interior perpustakaan anak yang mengandung spirit dan
mencerminkan kekuatan mandiri serta keaktifan anak-anak dalam
mengejar wawasan yang terkandung dalam Laskar Pelangi.
1.5 Manfaat Perancangan
• Bagi anak-anak
- Menciptakan tempat dan sarana bagi anak untuk berkembang dan belajar
tanpa adanya diskriminasi.
- Menyediakan informasi mengenai dunia.
- Menyediakan sarana untuk bersosialisasi dan menghabiskan waktu dengan
lebih bermanfaat.
- Menyediakan sarana dan fasilitas bagi anak-anak untuk mengalami, bukan
hanya belajar secara pasif tetapi berlaku secara aktif dalam memuaskan
keingintahuan mereka.
• Bagi orang tua
- Membantu orang tua (khususnya yang bekerja) dalam membimbing anak-
anaknya.
- Menyediakan tempat dan fasilitas yang menjamin kenyamanan dan
keamanan anak-anaknya.
• Bagi masyarakat
- Menyediakan sarana dan fasilitas bagi anak-anak dan memberi anak-anak
kesempatan untuk belajar.
- Menyediakan sarana dan fasilitas dalam membimbing generasi masyarakat
masa depan.
• Bagi mahasiswa
- Mahasiswa belajar mengolah sebuah public space yang mengutamakan
keamanan dan kenyamanan dengan mengaplikasikan seluruh pengetahuan
yang didapatnya selama kuliah.
7
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 8/15
- Mahasiswa belajar untuk mengolah suatu interior untuk kepentingan
pendidikan dan perkembangan anak-anak sebagai makhluk sosial serta
psikologis.
1.6 Ruang Lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah yang akan dibahas pada perancangan perpustakaan
anak “Laskar Pelangi” ini adalah:
- Lokasi dan luasan ruang perpustakaan.
- Pembagian area dan penataan sirkulasi perpustakaan.
- Pembagian area sirkulasi koleksi perpustakaan.
- Perencanaan fasilitas dalam perpustakaan sesuai aktivitas dan kebutuhan
pengguna.
- Elemen interior dan sistem utilitas perpustakaan.
- Pendekatan desain sesuai tema, desain universal, dan ramah lingkungan.
1.7 Ruang Lingkup Perancangan
1.7.1 Lokasi Perancangan (Lingkup Fisik)
Lokasi perancangan Perpustakaan Anak “Laskar Pelangi” Surabaya ini
mengambil denah bangunan fiktif Tugas Akhir Arsitektur “Sekolah Tinggi Seni
Pertunjukan Kontemporer di Surabaya” milik Meiliani Alim 22407023 dengan
No. Tugas Akhir 06022970/ARS/2011.
Kompleks perancangan Sekolah Tinggi Seni Pertunjukan Kontemporer ini
terletak di jalan Tromol Pos, kawasan Citra Raya, Lakarsantri, Surabaya Barat
yang merupakan daerah berkembang. Bangunan yang digunakan yaitu bangunan
Auditorium 2 (dua) lantai yang terdapat di dalam kompleks perancangan SekolahTinggi Seni tersebut, dengan luasan perancangan: ± 1.400 m2.
1.7.2 Lingkup Fasilitas Perancangan (Non-Fisik)
Objek perancangan berupa public and social space yang bergerak di
bidang penyediaan informasi dan fasilitas berupa perpustakaan anak dengan
sasaran usia Sekolah Dasar (6-12 tahun). Perpustakaan ini merupakan fasilitas
profit-oriented informal yang ditujukan bagi kalangan menengah ke atas.
8
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 9/15
Perpustakaan anak “Laskar Pelangi” akan dirancang terbuka untuk umum
dengan biaya masuk per orang. Untuk keamanan, pengunjung hanya dapat
memasuki area perpustakaan dengan men-scan entrance card pada entrance
machine. Entrance card hanya dapat diperoleh setelah mendata profil (otomatis
menjadi anggota) dan membayar biaya masuk di resepsionis (pengunjung dapat
keluar dengan bebas melewati area sirkulasi). Peminjaman koleksi dan
pengembalian koleksi yang terlambat akan dikenakan biaya. Jam operasional
perpustakaan anak “Laskar Pelangi” dari Senin hingga Jumat (pukul 09.00 hingga
17.00) dan Sabtu (pukul 09.00 hingga 15.00).
Lebih lanjut, fokus perancangan ini terpusat pada desain yang dapat
menarik minat anak-anak dengan didukung desain universal dan ramah
lingkungan. Jadi, pada perancangan ini adanya fokus pendukung yaitu Laskar
Pelangi yang akan diambil esensinya untuk fokus penerapan desain secara
menyeluruh. Hanya ada pengecualian, saratnya nilai Islam pada cerita ini akan
dipandang sebagai nilai pendidikan secara umum (tanpa fokus agama tertentu)
sesuai dengan sifat dan target perancangan yang umum. Selain menerapkan
prinsip-prinsip umum desain interior, perancangan ini akan mengaplikasikan
gambaran besar dari Laskar Pelangi, nilai yang terkandung di dalamnya secara
harfiah atau pun pemaknaan yang ada.
Proyek perancangan perpustakaan ini diasumsikan sebagai perpustakaan
milik institusi swasta. Akan tetapi, data-data umum perpustakaan mengikuti data
dari Badan Arsip dan Perpustakaan Jawa Timur selaku pusat Perpustakaan Umum
di Surabaya. Oleh karena itu, untuk selanjutnya data-data non-fisik yang berkaitan
dengan informasi internal seperti struktur organisasi akan mengikuti struktur
organisasi perpustakaan pusat.Pada perancangan ini fasilitas-fasilitas utama yang akan dirancang
meliputi:
- Fasilitas Penyediaan Informasi dan Sirkulasi
Fasilitas ini merupakan fasilitas publik yang ditujukan untuk seluruh
pengunjung tanpa kecuali. Fasilitas yang ada ditujukan untuk memberi informasi
dan mengatur sirkulasi dalam perpustakaan. Tidak tertutup kemungkinan, fasilitas
ini akan menyediakan fasilitas penerimaan dan sirkulasi pengunjung sekaligus.
9
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 10/15
- Fasilitas Eksibisi
Fasilitas ini adalah fasilitas yang dominan pada perpustakaan anak, yang
memamerkan dan menyediakan sarana untuk mengakses koleksi yang ada.
Fasilitas eksibisi akan terbagi sesuai zona-zona tertentu untuk anak-anak.
- Fasilitas Teknologi
Fasilitas dengan akses semi privat dengan pengawasan penuh. Fasilitas
ruang yang ada disesuaikan dengan kebutuhan teknologi untuk anak.
- Fasilitas Pengembangan Minat Anak
Fasilitas yang difungsikan untuk pengembangan minat dan bakat anak
secara aktif, fasilitas ini menyediakan sarana dan ruang untuk aktivitas anak yang
dinamis dengan pengawasan orang dewasa.
- Fasilitas Servis (Publik)
Fasilitas servis yang disediakan dalam perancangan ini hanya toilet dan
mini café yang bersifat publik dan berupa fasilitas tambahan yang berfungsi untuk
kenyamanan pengguna.
- Fasilitas Penerimaan (Publik)
Perancangan dibuat dengan mempertimbangkan aspek sirkulasi ruang dan
pengguna, sistem utilitas dan standar-standar perancangan sebuah perpustakaan
yang memprioritaskan pada kebutuhan dan kegiatan anak serta benar-benar
diperuntukkan untuk anak-anak sehingga fasilitas anak dapat dinikmati dalam satu
ruang yang khusus. Adapun beberapa objek perancangan yang mengacu pada
orang dewasa adalah sebagai fasilitas pendukung kegiatan anak. Perancangan
tidak termasuk ruang servis seperti gudang dan ruang privat (ruang kerja, ruang
staf – administrasi), yang diasumsikan sudah ada di bagian luar denah
perancangan.
1.8 Metodologi Desain Perancangan
Metode perancangan Tugas Akhir bermula dari pencarian data-data yang
diperlukan, diolah, kemudian dianalisa sehingga mendapatkan sebuah sintesis
yang akan membantu dalam proses pembuatan konsep dan proses perancangan.
Metodologi desain perancangan sendiri terdiri dari beberapa tahap, yang
dibatasi hanya 4 tahap dalam pelaksanaan Tugas Akhir ini, yaitu:
10
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 11/15
1.8.1 Programing
Programing adalah pendekatan sistematik untuk mengumpulkan informasi,
menganalisa dan menginterpretasikan masalah dan kebutuhan pengguna. Untuk
itu, dalam proses ini diperlukan data-data yang lengkap terkait dengan pengguna
dan ruang secara nyata dan spesifik.
1.8.1.1 Definisi Tujuan
Fase ini adalah untuk mendefinisikan tujuan spesifik dari perancangan
perpustakaan anak sehingga dapat menentukan apa saja data-data yang diperlukan
untuk proses desain perancangan perpustakaan anak.
1.8.1.2 Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang diperlukan untuk mendukung proses perancangan
adalah data-data literatur dari buku-buku referensi, majalah, dan atau internet
yang membahas mengenai:
- Elemen interior (motif, warna, material)
11
Universitas Kristen Petra
Gambar 1. Skema proses desain programing dan analisis.
Gambar 2. Pengumpulan Data dan Penemuan Masalah.
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 12/15
- Sistem utilitas bangunan publik (pencahayaan, penghawaan, akustik,
proteksi)
- Anak-anak (aktivitas, psikologi, skala, antropometri, kebutuhan,
keamanan)
- Universal design (ukuran, kebutuhan desain khusus – ramp, railing)
- Desain yang ramah lingkungan (pemilihan material, standar penilaian
secara global).
Selain itu, juga dibutuhkan data lapangan berupa area tertentu dari denah
fiktif yang diambil dari hasil karya perancangan arsitektur yang memiliki luas >
1.000 m2 dan sebagai perbandingan, diperlukan juga beberapa data pembanding
yang mengambil dari internet maupun survei langsung. Pembanding tersebut
adalah sebagai berikut:
- Perpustakaan Umum Kota Surabaya (Jalan Rungkut Asri Tengah No. 5 – 7
Surabaya).
- Perpustakaan Surabaya International School (Citra Raya, Lakarsantri.
Surabaya).
- Central Library Seattle. USA.
- Leon de Grief Library Park. La Ladera, Medellin, Colombia.
- Fougeres Biblioteque Library. Prancis.
Data pembanding ini meliputi foto-foto lokasi data existing yang disurvei,
data fisik dan data non-fisik yang didapat melalui wawancara dengan pihak
perpustakaan dan informasi dari website resmi.
Survei area perancangan (data fisik) tidak dilakukan karena perancangan
perpustakaan anak ini mengambil denah bangunan fiktif Arsitektur, data tema
perancangan diperoleh dari observasi buku (novel) dan film; sementara untuk datanon-fisik seperti struktur organisasi, sirkulasi aktivitas dan jumlah pengelola
mengambil data dari Badan Arsip Perpustakaan Surabaya (lihat 1.7 Ruang
Lingkup Perancangan).
1.8.1.3 Analisis Data
Proses analisis data mengolah seluruh data baik data fisik maupun data
non-fisik. Data-data ini diolah dengan metode komprehensif berupa tabel data dan
12
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 13/15
kebutuhan sirkulasi ruang serta kebutuhan pengguna. Dalam proses perancangan
perpustakaan ini, analisis data yang diperlukan adalah:
- Analisis Data Fisik (data lapangan, tapak dalam dan tapak luar)
- Analisis Data Non-Fisik (struktur organisasi, pola aktivitas pengguna—
latar belakang perilaku pengunjung anak-anak usia 6-12 tahun dan orang
dewasa)
- Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Ruang
- Analisis Hubungan Antar Ruang
- Analisis Kebutuhan Besaran Perabot
- Analisis Penataan Ruang ( Zoning dan Grouping )
1.8.1.4 Interpretasi Data
Setelah seluruh data dan informasi dikumpulkan, diolah dan dianalisa,
maka dapat diperoleh kesimpulan dari hasil interpretasi data. Kebutuhan
pengguna disesuaikan dan diseimbangkan dengan sistem bangunan eksisting
dengan efisien dan efektif. Pada tahap ini, bahan pertimbangan yang terpenting
selain efektivitas ruang adalah fleksibilitas ruang. Interpretasi data yang diperoleh
harus benar-benar mempertimbangkan seluruh aspek ruang dan kesimpulan yang
nantinya dapat memberi kemudahan bagi pengguna dalam bentuk desain interior.
1.8.1.5 Penentuan Masalah
Fase ini adalah fase akhir di mana hasil analisis dan kesimpulan kebutuhan
desain telah ditetapkan. Dari fase ini dapat diperoleh ketentuan desain ruang yang
dibutuhkan (besaran ruang, kebutuhan perabot, sirkulasi, sistem ruang) yang
nantinya diterjemahkan dari bentuk tulisan ke bentuk gambar.
1.8.2 Skematik Desain (Pengembangan Konsep)
Pada proses programing sebelumnya, data yang telah diperoleh, dianalisa,
diinterpretasikan, dan dirumuskan untuk mendapat solusi sesuai dengan keinginan
dan kebutuhan pengguna. Solusi desain tersebut akan tampak pada proses
skematik desain dalam bentuk perencanaan ruang 2D dan 3D yang kemudian
mengacu pada konsep umum dan tema perancangan. Dalam tahap ini pula, konsep
13
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 14/15
desain dapat berkembang secara menyeluruh dan menjadi acuan desain yang
mampu mengakomodasi kebutuhan dan solusi desain. Skematik desain ini terdiri
dari beberapa tahap, yaitu:
1. Pemilihan dan Evaluasi Ruang
Proses ini sesuai dengan hasil zoning dan grouping pada proses
programing, di mana pemilihan ruang disesuaikan dan dievaluasi sesuai dengan
fungsi, kebutuhan dan sistem utilitas bangunan (sanitasi, sistem kabel, sistem
pipa) yang sudah ada pada bangunan eksisting (dalam kondisi tidak dapat diubah).
2. Penataan Layout dan Sirkulasi
Proses penataan layout dan sirkulasi dapat dilakukan dengan
menggabungkan seluruh data hasil analisa programing mengenai kebutuhan
interior dan sistem utilitas ruang menjadi suatu solusi interior bagi pengguna.
Pada perancangan ini, produk skematik desain yang dikerjakan berupa sketsa 2D
untuk layout (sirkulasi ruang dan perabot) dan sketsa 3D untuk perspektif ruang
(sketsa kasar).
1.8.3 Tahap Pengembangan Desain
Tahap ini adalah tahap terakhir sebelum desain dan seluruh detail gambar,
warna, bentukan, perabot dan spesifikasi desain lain ditetapkan ( fix) sehingga
pada tahap ini desain dapat mengalami sedikit pengembangan atau modifikasi
terakhir sebelum membuat gambar kerja. Gambar pengembangan desain yang
dibutuhkan dalam perancangan perpustakaan anak ini disesuaikan dengan gambar
kerja fix yang disyaratkan (dengan maket studi) tanpa produk tambahan rencana
anggaran biaya dan maket asli.
1.8.4 Gambar Kerja
Dalam tahap ini, produk yang dihasilkan berupa gambar kerja harus
dikerjakan dengan teliti, detail dan dengan keterangan yang spesifik yang dapat
dimengerti oleh pekerja desain lain dan pekerja proyek lapangan. Dokumen atau
gambar kerja standar yang dibutuhkan dan dikerjakan dalam perancangan
perpustakaan anak ini adalah:
- Rencana Layout
14
Universitas Kristen Petra
7/16/2019 bab 1 - lama
http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-lama-563389b2d0a02 15/15
- Rencana Lantai
- Rencana Plafon
- Rencana Mekanikal Elektrikal (lantai atau plafon)
- Tampak Potongan (ditambah Potongan Spesifik)
- Tampak Main Entrance
- Detail Perabot
- Detail Elemen Interior
- Perspektif Ruang
Produk tambahan untuk perancangan karya desain Tugas Akhir ini yaitu:
- Rencana Anggaran Biaya (RAB)
- Maket
- Skema Bahan dan Warna
15
Universitas Kristen Petra