Bab 1. Komponen-komponen Dasar Dan Rangkaian Listrik
-
Upload
muhammad-afifuddin -
Category
Documents
-
view
151 -
download
7
description
Transcript of Bab 1. Komponen-komponen Dasar Dan Rangkaian Listrik
1
BAB I. Komponen-komponen Dasar dan Rangkaian Listrik
1.1 Pendahuluan
Kita mulai studi kita dengan meninjau sistem satuan dan beberapa definisi
dasar beserta perjanjian (konvensi) yang berlaku. Untuk mengetahui bagaimana
suatu rangkaian bekerja, pertama-tama akan kita amati beberapa jenis komponen
yang dapat digunakan dalam suatu rangkaian listrik yaitu : sumber-sumber
tegangan dan arus, baterai, dan resistor. Kita juga perlu memahami konsep-konsep
tegangan, arus, dan daya, karena besaran-besaran ini akan seringkali kita jumpai.
1.2 Penyajian
1 | Satuan dan Skala
Untuk menyatakan nilai dari beberapa besaran yang dapat diukur, kita
harus memberikan angka dan satuan, misalnya “ 3 meter”. Kita semua
menggunakan sistem bilangan yang sama, namun hal ini tidak berlaku untuk
satuan sehingga kita harus meluangkan sedikit waktu sebelum kita familiar
dengan sistem yang cocok/tepat. Kita harus sepakat tentang satuan standar serta
yakin dengan kelanggengannya dan kemampuannya diterima secara luas. Sebagai
contoh satuan standar panjang, sebaiknya tidak didefinisikan sebagai jarak antara
dua buah titik pada sebuah pita karet karena hal ini tidak akan bersifat tetap atau
permanen dan disamping itu masing-masing orang menggunakan standar yang
berbeda.
Kita hanya mempunyai sangat sedikit pilihan sistem satuan. Sistem yang
akan kita gunakan adalah yang diadopsi oleh National Bureau of Standards pada
tahun 1964. Sistem satuan ini digunakan oleh semua masyarakat teknik
profesional utama serta merupakan bahasa yang digunakan dalam buku teks yang
ditulis dewasa ini. Sistem satuan yang dimaksud adalah Sistem Satuan
Internasional (SI), yang diadopsi oleh Konferensi Umum Berat dan Ukuran pada
tahun 1960. Setelah melalui beberapa modifikasi, terbentuklah tujuh satuan dasar
2
SI yaitu meter, kilogram, detik, ampere, kelvin, mol, dan kandela ( lihat Tabel
1.1).
Tabel 1.1 | Satuan Dasar SI
2 | Muatan, Arus, Tegangan, dan Daya
A. Muatan
Salah satu konsep yang paling mendasar dalam analisis rangkaian
listrik adalah konsep kekekalan muatan. Dari ilmu fisika kita mengetahui
adanya dua jenis muatan, yaitu muatan positif (berkorespondensi dengan
proton) dan muatan negatif (berkorespondensi dengan elektron). Dalam bahan
ajar ini, yang menjadi perhatian kita adalah aliran muatan negatif atau elektron
pada rangkaian. Terdapat banyak piranti (seperti misalnya baterai, diode dan
transistor) dimana pergerakan muatan positif penting diperhatikan untuk
memahami operasi internalnya. Akan tetapi diluar pirantinya, kita akan
memfokuskan perhatian pada elektron-elektron yang mengalir pada kawat
penghubungnya. Walaupun kita secara kontinu mentransfer muatan diantara
berbagai bagian rangkaian, kita tidak melakukan perubahan apapun terhadap
muatan total. Dengan kata lain kita tidak menciptakan atau memusnahkan
elektron (atau proton) saat menjalankan suatu rangkaian listrik. Muatan yang
bergerak merepresentasikan arus.
Dalam sistem SI, satuan dasar muatan adalah coulomb (C). Muatan ini
didefinisikan dalam ampere dengan menghitung total muatan yang mengalir
melewati penampang melintang sebuah kawat dalam interval waktu satu detik;
Besaran Dasar Nama Simbol
Panjang meter m
Massa kilogram kg
Waktu detik (sekon) s
Arus Elektrik ampere A
Temperatur kelvin K
Jumlah zat / bahan mol mol
Intensitas luminasi kandela cd
3
satu coulomb terukur setiap detik untuk sebuah kawat penghantar yang
mengalirkan arus sebesar 1 ampere (Gambar 1.1). Dalam satuan ini, sebuah
elektron memiliki muatan sebesar -1,602 x 10-19 C sementara sebuah proton
memiliki muatan sebesar +1,602 x 10-19 C.
Gambar 1.1
Muatan yang mengalir melalui sebuah kawat penghantar, mengilustrasikan definisi coulomb.
Muatan yang tidak berubah terhadap waktu secara tipikal direpresentasikan
oleh Q. Jumlah muatan pada suatu saat (yang dapat bersifat invarian terhadap waktu
ataupun tidak bersifat invarian terhadap waktu) biasa direpresentasikan oleh q(t),
atau singkatnya q. Konvensi atau perjanjian ini digunakan secara menyeluruh di
dalam bahan ajar ini: huruf kapital digunakan untuk menyatakan besaran-besaran
konstan (invarian terhadap waktu), sedangkan huruf kecil merepresentasikan kasus
yang lebih umum. Jadi, sebuah muatan yang konstan dapat direpresentasikan oleh Q
atau q, tetapi jumlah muatan yang berubah terhadap waktu harus direpresentasikan
dengan huruf kecil q.
B. Arus
Gagasan “transfer muatan” atau “pergerakan muatan” merupakan hal
yang sangat penting bagi kita dalam mempelajari rangkaian listrik karena
dalam menggerakan muatan dari suatu titik ke titik yang lain akan terjadi juga
transfer atau perpindahan energi. Saluran transmisi daya merupakan sebuah
contoh praktis peralatan yang berfungsi memindahkan energi. Hal yang sama
pentingnya adalah kemungkinan variasi laju atau kecepatan transfer muatan
Penampang melintang
Arah pergerakan muatan
Muatan - muatan mandiri
4
dalam mengkomunikasikan atau mentransfer informasi. Proses ini merupakan
dasar dari sistem komunikasi seperti radio, televisi, dan telemetri.
Arus yang muncul pada lintasan diskrit, misalnya kawat logam,
memiliki nilai numerik sekaligus arah, yang merupakan ukuran laju
pergerakan muatan melewati sebuah titik referensi dalam suatu arah tertentu.
Setelah kita menemukan sebuah arah referensi, kita dapat
mengandaikan bahwa q(t) adalah muatan total yang melewati titik referensi
sejak waktu t = 0, dan bergerak dalam arah yang telah didefinisikan.
Kontribusi pada muatan lokal akan bernilai negatif jika muatan negatif
bergerak dalam arah referensi, atau jika muatan positif bergerak dalam arah
yang berlawanan. Sebagai contoh, Gambar 1.2 yang menunjukkan riwayat
dari muatan total q(t) yang melewati suatu titik referensi di dalam sebuah
kawat penghantar (contohnya titik referensi yang diperlihatkan Gambar 1.1).
Gambar 1.2
0 0.5 1 1.5 2 2.5 30
5
10
15
20
25
30
35
40
45
t (s)
q(t) (C)
Grafik nilai sesaat dari muatan total q(t) yang melewati sebuah titik referensi sejak waktu t = 0.
Kita mendefinisikan arus pada suatu titik dan arus yang mengalir
dalam suatu arah tertentu sebagai laju sesaat dimana muatan positif netto
bergerak melewati titik tersebut dalam arah tertentu yang ditetapkan.
Sayangnya definisi ini merupakan definisi historis, yang terlanjur populer
digunakan sebelum akhirnya diketahui bahwa arus yang mengalir di dalam
sebuah kawat penghantar sesungguhnya diakibatkan oleh pergerakan muatan
negatif, bukan pergerakan muatan positif. Arus disimbolkan dengan huruf I
atau i, sehingga
5
dtdqi [1]
Satuan arus adalah ampere (A), yang diambil dari fisikawan Perancis, A.M.
Ampere.
Dengan menggunakan persamaan [1] di atas, kita dapat menghitung
arus sesaat dan memperoleh grafik pada Gambar 1.3. Kembali lagi
penggunaan huruf kecil i disini berasosiasi dengan nilai sesaat , sementara
huruf besar I menunjukkan suatu nilai arus yang konstan (yaitu bersifat
invarian terhadap waktu).
Gambar 1.3
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3-120
-100
-80
-60
-40
-20
0
20
40
t(s)
i(t) (A)
Arus sesaat i = dq/dt , dengan q sudah diberikan oleh Gambar 1.2 sebelumnya.
Muatan yang dipindahkan atau ditransfer diantara selang waktu t0 dan t dapat
dinyatakan sebagai sebuah integral berhingga,
)(
)(
'
0 0
tq
tq
t
t
idtdq
Muatan yang dipindah untuk selang waktu dapat diperoleh dengan
menambahkan q(t0), yaitu muatan yang dipindahkan hingga waktu t0 ke dalam
persamaan sebelumnya. Jadi,
)()( 0'
0
tqidttqt
t [2]
Beberapa jenis atau tipe arus yang beraneka ragam diilustrasikan oleh
Gambar 1.4. Arus yang bernilai konstan terhadap waktu dikenal dengan istilah
arus searah, atau singkatnya arus dc, dan ditunjukkan oleh Gambar 1.4a. Kita
6
akan menemukan banyak contoh praktis dari arus-arus yang berubah secara
sinusoidal terhadap waktu (Gambar 1.4b). Arus yang memiliki bentuk seperti
ini dapat kita jumpai pada rumah tangga biasa, dan disebut dengan arus bolak-
balik, atau singkatnya arus ac. Arus-arus eksponensial dan arus sinusoidal
teredam (Gambar 1.4c dan Gambar 1.4d) juga akan sering kita jumpai dalam
bahasan-bahasan selanjutnya.
Gambar 14
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.024
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
t
i
(a) (b)
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 20.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 0.14 0.16 0.18 0.2
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
(c) (d)
Beberapa tipe arus: (a) Arus searah (dc). (b) Arus sinusoidal (ac). (c) Arus eksponensial. (d)
Arus sinusoidal teredam.
Kita menyimbolkan arus secara grafis dengan menempatkan sebuah
anak panah di sisi kawat penghantar. Jadi, dalam Gambar 1.5a arah anak
panah dan nilai 3A mengindikasikan bahwa muatan positif netto 3C bergerak
ke kanan atau muatan negatif netto -3C bergerak kekiri setiap detiknya. Dalam
Gambar 1.5b kembali terdapat dua buah kemungkinan yaitu -3A mengalir
kekiri atau +3A mengalir kekanan. Semua dari keempat pernyataan ini dan
kedua gambar merepresentasikan arus-arus yang memberikan efek-efek listrik
yang ekivalen, dan kita katakan bahwa semua gambar tersebut adalah sama.
7
Gambar 1.5
(a) (b)
Dua metode untuk merepresentasikan dua buah arus yang sama
Lebih mudah bagi kita untuk membayangkan arus sebagai gerakan
muatan positif, meskipun diketahui bahwa arus yang mengalir dalam
penghantar logam dihasilkan dari pergerakan elektron. Dalam gas-gas
terionisasi, larutan elektrolit, dan dalam beberapa material semikonduktor,
pergerakan elemen-elemen bermuatan positif akan membentuk sebagian atau
seluruh bagian arus. Jadi, semua definisi arus bersesuaian dengan sifat fisika
dari konduksi. Definisi dan simbol yang kita ambil adalah definisi dan simbol
standar.
Penting untuk disadari bahwa tanda panah arus tidak mengindikasikan
arah “sebenarnya” dari aliran arus tetapi semata-mata merupakan bagian
konvensi atau kesepakatan untuk mengungkapkan “aliran arus di dalam kawat
penghantar” agar tidak menimbulkan kebingungan atau ambiguitas. Tanda
panah merupakan bagian yang fundamental dari pendifinisian arus. Jadi,
menyebutkan nilai sebuah arus i1(t) tanpa menentukan tanda panahnya adalah
sama dengan membahas sebuah besaran yang tak terdefinisi. Sebagai contoh,
Gambar 1.6a dan b adalah representasi i1(t) yang tak bermakna, sementara
Gambar 1.6c merupakan penyimbolan definitif yang tepat.
Gambar 1.6
(a) (b) (c)
(a,b) merupakan definisi arus i1(t) yang tidak jelas, tidak tepat, dan salah.
(c) definisi arus i1(t) yang benar
3 A
i1(t)
- 3 A
i1(t)
8
C. Tegangan
Sekarang kita dapat mulai mengacu pada elemen rangkaian, sesuatu
yang paling baik didefinisikan secara umum pada awalnya. Piranti-piranti
listrik seperti sekering, bola lampu pijar, resistor, baterai, kapasitor dan
generator dapat direpresentasikan melalui kombinasi elemen-elemen
rangkaian sederhana. Kita mulai menunjukkan elemen rangkaian yang sangat
umum sebagai sebuah objek tanpa bentuk yang mempunyai dua buah terminal
di mana koneksi terhadap elemen-elemen lain dapat dilakukan (Gambar 1.7).
Gambar 1.7
Elemen rangkaian umum dengan dua buah terminal
Terdapat dua buah lintasan melalui mana arus dapat masuk atau
meninggalkan elemen. Dalam bahasan selanjutnya kita akan mendefinisikan
elemen-elemen rangkaian tertentu dengan menggambarkan karakteristik listrik
yang dapat teramati pada terminal-terminalnya.
Dalam Gambar 1.7 diatas, kita misalkan bahwa sebuah arus DC
dikirim ke terminal A, melalui elemen, dan kembali dengan jalur keluar pada
terminal B. Mari kita asumsikan pula bahwa untuk menekan muatan melalui
elemen diperlukan energi. Dengan demikian akan kita katakan bahwa sebuah
tegangan listrik (atau sebuah selisih atau beda potensial) muncul diantara
kedua terminal. Jadi tegangan pada sepasang terminal merupakan ukuran
untuk kerja yang diperlukan untuk memindahkan muatan melalui elemen.
Satuan tegangan adalah volt, dan 1 volt adalah sama dengan 1 J/C. Tegangan
disimbolkan dengan V atau v.
Tegangan dapat muncul diantara sepasang terminal listrik dengan atau
tanpa adanya arus yang mengalir. Sebuah baterai (aki) mobil misalnya,
A
B
9
memiliki tegangan sebesar 12 V diantara terminal-terminalnya meski tak ada
elemen listrik yang tersambung dengan terminal-terminalnya.
Sesuai dengan prinsip konversi energi, energi yang dilepaskan untuk
memaksa muatan bergerak melalui elemen haruslah muncul di suatu tempat
yang lain. Ketika nantinya kita menemukan elemen-elemen rangkaian yang
khusus, kita akan dapat melihat bahwa energi ini tersimpan dalam bentuk
energi listrik atau mungkin berubah secara irreversibel (tidak dapat balik ke
bentuk semula/asal) menjadi panas, energi akustik, atau bentuk non-listrik
lainnya.
Sekarang kita harus membuat semacam konvensi atau kesepakatan
dimana dengan kesepakatan ini kita dapat membedakan antara energi yang
disuplai ke elemen serta energi yang disuplai oleh elemen itu sendiri. Kita
lakukan ini dengan memilih tanda untuk tegangan terminal A terhadap
terminal B. Jika arus positif masuk pada terminal A elemen dan sebuah
sumber luar harus mengeluarkan energi untuk membangkitkan arus ini, maka
terminal A positif terhadap B. Dengan kata lain dapat kita katakan pula bahwa
terminal B negatif terhadap A.
Gambar 1.8
(a,b) Terminal B positif 5 V terhadap terminal A; (c,d) terminal A positif 5 V
terhadap terminal B
A +
- V = -5 V
B
A -
+V = 5 V
B
A +
- V = 5 V
B
A -
+V = -5 V
B
(a) (b)
(c) (d)
10
Polaritas tegangan ditunjukkan dengan menggunakan pasangan tanda
plus-minus. Dalam Gambar 1.8a misalnya, penempatan tanda + pada terminal
A mengindikasikan bahwa terminal A positif v volt terhadap terminal B. Jika
kemudian kita jumpai bahwa v memiliki numerik -5 V maka kita dapat
mengatakan bahwa terminal A positif -5 V terhadap B atau B positif 5 V
terhadap A. Kasus-kasus yang lain ditunjukkan oleh Gambar 1.8b, c, dan d.
Sebagaimana catatan yang diberikan untuk definisi arus, penting untuk
diketahui bahwa tanda plus-minus yang disematkan pada terminal-terminal
elemen tidaklah mengindikasikan polaritas tegangan “aktual”, akan tetapi ini
hanyalah bagian dari konvensi atau kesepakatan untuk menghindari
kebingungan atau ambiguitas ketika kita menyebutkan “tegangan di antara
sepasang terminal elemen rangkaian”. Perhatikan : dalam mendefinisikan
tegangan kita harus selalu mencantumkan pasangan tanda plus-minusnya.
Menggunakan besaran v1(t) tanpa menspesifikasikan penempatan tanda plus-
minusnya sama dengan menggunakan istilah yang tak terdefinisikan. Gambar
1.9a dan b tidak menyatakan definisi apapun mengenai v1(t), sementara
Gambar 1.9c merupakan contoh yang benar untuk mendefinisikan v1(t).
Gambar 1.9
(a) (b) (c)
(a) (b) (c)
(a, b) Pendefenisian v1(t) yang tidak lengkap. (c) Definisi yang benar yang melibatkan
pemakaian simbol variabel serta pasangan tanda plus-minus
D. Daya
Sekarang kita perlu menentukan ungkapan untuk daya yang diserap
oleh sebuah elemen rangkaian sebagai fungsi dari tegangan antara terminal-
+
-
+
-
+
- V1(t)
V1(t)
+
-
11
terminal elemen serta arus yang melaluinya. Tegangan sendiri telah
didefinisikan dalam bentuk energi yang dikeluarkan, dan daya adalah laju
dimana energi tersebut dilepaskan. Akan tetapi, tidak ada satu pernyataan pun
yang dapat dibuat terkait dengan transfer energi untuk misalnya masing-
masing dari empat kasus yang ditunjukkan pada Gambar 1.8, sebelum arah
aliran arusnya ditetapkan. Bayangkanlah bahwa sebuah tanda panah arus di
sepanjang sisi penghantar sebelah atas dengan anak panah mengarah ke kanan
dan dilabeli “+2 A”. Maka karena untuk kedua kasus c dan d terminal A
positif 5 V terhadap terminal B, dan karena arus positif masuk terminal A
maka energi dipasok atau disuplai ke elemen. Untuk sisa dua kasus yang lain,
elemen mengirim energi ke piranti eksternal.
Dengan demikan kita telah mendefinisikan daya, dan besaran daya ini
kita representasikan dengan P atau p. Jika satu joule energi dikeluarkan dalam
upaya mentransfer satu coulomb muatan melalui sebuah piranti listrik dalam
waktu satu detik maka laju transfer energinya adalah satu watt. Daya yang
diserap haruslah proporsional terhadap banyaknya coulomb muatan yang
ditransfer tiap detik (arus), dan energi yang diperlukan untuk mentransfer satu
coulomb muatan melalui elemen (tegangan). Jadi,
vip [3]
Secara dimensional, sisi kanan dari persamaan matematika diatas
merupakan produk (hasil kali) dari joule per coulumb dan coulomb per detik
yang menghasilkan dimensi yang diharapkan yaitu joule per detik atau watt.
Dengan tanda panah arus yang ditempatkan pada kawat penghantar bagian
atas dari Gambar 1.8, dan anak panahnya diarahkan ke kanan serta dilabeli
“2 A” maka daya sebesar 10 W diserap oleh elemen pada gambar c dan d.
Tetapi untuk gambar a dan b, daya sebesar -10 W diserap oleh elemen (atau
daya 10 W dibangkitkan oleh elemen). Konvensi untuk arus, tegangan dan
daya diperlihatkan oleh Gambar 1.10.
12
Gambar 1.10
Daya yang diserap oleh elemen dirumuskan sebagai p = vi. Dengan cara lain, kita dapat
mengatakan bahwa elemen membangkitkan atau memasok daya sebesar -vi
Sketsa gambar diatas memperlihatkan bahwa jika satu buah terminal
elemen adalah positif v volt terhadap terminal yang lain, dan jika arus i
memasuki elemen melalui terminal tersebut maka daya p = vi diserap oleh
elemen. Dalam hal ini tidaklah salah untuk mengatakan bahwa daya p = vi
dikirim ke elemen. Ketika tanda panah arus diarahkan masuk ke dalam elemen
pada terminal yang bertanda plus, kondisi ini memenuhi kesepakatan tanda
pasif. Kesepakatan atau konvensi ini harus dipelajari secara cermat dan hati-
hati, dipahami, dan diingat selalu. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
jika tanda panah arus dan tanda polaritas tegangan ditempatkan sedemikian
rupa sehingga arus masuk pada ujung elemen yang ditandai positif, maka daya
yang diserap elemen dapat diungkapkan sebagai hasil kali dari variabel arus
dan tegangan yang dispesifikasikan. Jika nilai numerik hasil kali ini negatif,
maka kita katakan bahwa elemen menyerap daya negatif, atau sesungguhnya
elemen tersebut membangkitkan daya dan mengirimkannya ke elemen
eksternal. Sebagai contoh, dalam Gambar 1.10 dengan v = 5 V dan i = -4 V,
elemennya dapat digambarkan sebagai menyerap daya sebesar -20 W atau
membangkitkan daya sebesar 20 W.
Kesepakatan atau konvensi hanya diperlukan jika terdapat lebih dari
satu cara untuk mengerjakan atau melakukan sesuatu, dan kesalahpahaman
dapat terjadi saat dua kelompok yang berbeda berusaha melakukan
komunikasi dengan asumsi masing-masing. Sebagai contoh, adalah cukup
+
- v
i
13
gegabah untuk selalu menempatkan label “Utara” pada bagian atas sebuah
peta; mengingat jarum kompas tidak selalu menunjuk ke atas, sehingga jika
kita berbicara pada orang-orang yang secara sembunyi-sembunyi memilih
kesepakatan yang berlawanan untuk menempatkan label “Selatan” pada
bagian atas petanya maka dapat dibayangkan kebingungan yang terjadi.
Dalam bingkai yang sama, terdapat sebuah kesepakatan umum (yang
dibangun oleh IEEE) untuk selalu menarik tanda panah arus dengan anak
panah mengarah masuk kedalam terminal karena lebih alamiah bila kita
menyatakan bahwa arus positif mengalir dari sebuah sumber tegangan atau
arus yang menyuplai atau memasok daya positif ke satu lebih elemen
rangkaian.
Hitunglah daya yang diserap oleh masing-masing elemen pada Gambar 1.11
berikut ini.
Gambar 1.11
(a) (b) (c) (a) (b) (c)
(a, b, c) Tiga Contoh Elemen dengan Dua Buah Terminal
Pada Gambar 1.11a di atas dapat kita lihat bahwa arus referensi
didefinisikan secara konsisten sesuai dengan konvensi tanda pasif, yang
mengasumsikan bahwa elemen menyerap daya. Dengan arus sebesar +3 A
mengalir ke terminal referensi positif maka dapat kita hitung,
P = (2 V) (3 A) = 6 W
daya diserap oleh elemen.
Gambar 1.11b memperlihatkan gambar yang sedikit berbeda. Di sini
kita mempunyai arus sebesar -3 A yang mengalir masuk pada terminal
CONTOH 2.1
+
- 4 V
2 V
-
+ - 2 V
+
-
3 A - 3 A - 5 A
14
referensi positif. Akan tetapi, tegangan terminal didefinisikan sebagai
tegangan negatif sehingga daya yang diserap adalah,
P = (-2 V) (-3 A) = 6 W
Jadi kedua kasus sesungguhnya ekivalen. Kita menukar terminal referensi
positifnya sehingga tegangan semula haurs dikalikan dengan -1. Arus +3 A
yang mengalir masuk pada terminal atas sama dengan arus +3 A yang
mengalir keluar dari terminal bawah, atau ekivalen dengan arus sebesar -3 A
yang mengalir masuk pada terminal bawah.
Selanjutnya, dengan mengacu pada Gambar 1.11c sekali lagi kita
mengaplikasikan aturan kesepakatan tanda pasif dan menghitung daya yang
terserap sebagai
P = (4 V) (-5 A) = -20 W
Karena kita menghitung daya yang terserap yang bernilai negatif, hasil ini
menunjukkan bahwa elemen dalam Gambar 1.11c sesungguhnya menyuplai
atau memasok daya +20 W (yaitu elemen ini merupakan sebuah sumber
energi).
3 | Sumber Tegangan dan Sumber Arus
Dengan menggunakan konsep-konsep arus dan tegangan, sekarang kita
dapat mendefinisikan elemen rangkaian secara lebih spesifik.
Dalam melakukannya kita harus membedakan antara piranti fisika itu
sendiri dengan model matematika yang digunakan untuk menganalisis
perilakunya di dalam sebuah rangkaian. Ingatlah selalu bahwa model hanyalah
aproksimasi atau pendekatan dari piranti yang sebenarnya.
Anggaplah bahwa kita sepakat untuk menggunakan ungkapan elemen
rangkaian untuk mengacu pada model matematika. Pemilihan sebuah model
tertentu untuk setiap piranti yang riil harus dilakukan atas dasar data
eksperimental atau pengalaman. Untuk memudahkan, mula-mula kita akan
melihat beberapa rangkaian dengan komponen-komponen ideal yang
direpresentasikan oleh model-model sederhana.
15
Seluruh elemen rangkaian sederhana yang akan kita tinjau dalam bahasan
ini dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungan antara arus yang melewati
elemen dan tegangan pada terminal-terminalnya. Sebagai contoh, jika tegangan
elemen berbanding lurus terhadap arus yang melewatinya, kita akan menyebut
elemen tersebut sebagai resistor. Elemen-elemen sederhana yang lain memiliki
tegangan-tegangan terminal yang proporsional atau sebanding dengan turunan
arus terhadap waktu (disebut sebagai induktor), atau integral arus terhadap waktu
(disebut kapasitor). Selain itu, terdapat pula elemen yang yang arusnya tidak
bergantung pada tegangan. Elemen-elemen ini disebut sebagai sumber-sumber
bebas atau independen. Lebih lanjut, kita perlu mendefinisikan suatu jenis sumber
khusus di mana tegangan maupun arus sumbernya bergantung pada arus atau
tegangan di bagian rangkaian yang lain. Sumber-sumber semacam ini disebut
sebagai sumber tak-bebas. Sumber-sumber tak-bebas banyak digunakan dalam
elektronika untuk memodelkan perilaku dc dan ac komponen transistor,
khususnya dalam rangkaian penguat.
A. Sumber Tegangan Bebas
Elemen yang pertama yang akan kita tinjau adalah sumber tegangan
bebas. Simbol rangkaiannya ditunjukkan oleh Gambar 1.12a di bawah ini.
Subskrip s semata-mata berfungsi untuk mengidentifikasi bahwa tegangan ini
merupakan sebuah “sumber” tegangan (s merupakan singkatan dari “source =
sumber”). Sebuah sumber tegangan bebas dikarakterisasi oleh sebuah
tegangan terminal yang bebas atau tidak bergantung pada arus yang
melewatinya. Jadi, jika diberikan sebuah tegangan bebas dan tercatat bahwa
tegangan terminalnya sebesar 12 V, sebesar inilah kita asumsikan besar
tegangan tanpa peduli berapapun besarnya arus yang mengalir melewati
sumber tegangan ini.
16
Gambar 1.12
(a) (b) (c)
Simbol rangkaian pada sumber tegangan
Sumber tegangan bebas merupakan sumber ideal serta tidak
merepresentasikan secara tepat suatu piranti fisik yang riil, karena sumber
ideal secara teoritis dapat mengirimkan energi dalam jumlah yang tak-
berhingga dari terminal-terminalnya. Meskipun demikian, sumber tegangan
ideal ini dapat memberi aproksimasi yang cukup masuk akal (cukup baik)
untuk beberapa sumber tegangan praktis. Aki mobil misalnya, memiliki
tegangan terminal 12 V yang secara esensial tetap konstan selama arus yang
melewatinya tidak lebih dari beberapa ampere (tidak melebihi nilai arus yang
dispesifikasikan). Arus yang kecil dapat melewati baterai pada arah manapun
juga. Jika arusnya positif dan mengalir keluar dari terminal bertanda positif
maka baterai memberikan daya untuk penerangan mobil misalnya. Jika
arusnya positif dan mengalir masuk ke terminal positif maka baterai
mengalami proses pengisian muatan dengan menyerap energi dari alternator.
Outlet atau soket keluaran di rumah tangga juga dapat dikatakan mendekati
sebuah sumbe tegangan bebas yang menyuplai tegangan vs = 115 2 cos 2π
60t V; yang valid untuk arus kurang dari 20 A.
Sebuah poin yang berharga dan penting untuk diulang disini adalah
bahwa kemunculan tanda plus pada bagian atas sumber tegangan bebas dalam
Gambar 1.12a tidak selalu berarti bahwa terminal bagian atas secara numerik
bernilai positif terhadap terminal bagian bawah. Sebaliknya, hal ini berarti
bahwa terminal atas positif vs volt terhadap terminal di bawahnya. Jika pada
+ -
vs + -
vs + -
vs
i i
17
suatu saat vs berharga negatif, terminal atas sesungguhnya adalah negatif
terhadap terminal bawah pada saat tersebut.
Perhatikanlah sebuah tanda panah arus yang diberi label “i“ yang
ditempatkan berdekatan deangan konduktor bagian atas dari sumber
sebagaimana terlihat pada Gambar 1.12b. Arus i masuk pada terminal dimana
positif diletakkan, sehingga kesepakatan tanda pasif terpenuhi dan sumber
dengan demikian akan menyerap daya p = vsi. Akan tetapi sebuah sumber
merupakan piranti yang dirancang untuk mengirimkan daya, bukannya
menyerap daya. Konskuensinya, kita dapat memilih untuk mengarahkan tanda
panah arusnya seperti yang terlihat pada Gambar 1.12c sehingga vsi akan
merepresentasikan daya yang dikirim oleh sumber. Secara teknis, kedua arah
arus ini dapat dipilih. Kita akan mengambil kesepakatan Gambar 1.12c dalam
bahan ajar ini untuk sumber-sumber tegangan dan arus, yang biasanya tidak
dianggap sebagai piranti-piranti pasif.
Gambar 1.13
(a) (b) (c)
(a) Simbol sumber tegangan dc; (b) simbol baterai; (c) simbol tegangan ac
Sebuah sumber tegangan bebas dengan tegangan terminal konstan
seringkali di istilahkan sebagai sumber tegangan DC bebas serta dapat
direpresentasikan oleh simbol-simbol yang diperlihatkan pada Gambar 1.13a
dan b. Perhatikan bahwa dalam Gambar 1.13b ditampilkan struktur piring
susun baterai dimana piringan yang lebih panjang ditempatkan pada terminal
positif; tanda plus dan minus kemudian menjadi notasi yang tidak diperlukan
lagi, namun biasanya tanda plus dan minus tetap dicantumkan. Untuk lebih
+ -
vs + -
vs ~ + - v
18
lengkapnya, simbol dari sumber tegangan ac bebas diperlihatkan pada Gambar
1.13c.
B. Sumber Arus Bebas
Sumber ideal yang lain yang akan kita perlukan adalah sumber arus
bebas. Disini, arus yang melalui elemen sepenuhnya bebas atau tak tergantung
pada tegangannya.
Simbol bagi sumber arus bebas ditunjukkkan oleh Gambar 1.14. Jika is
konstan, kita sebut sumber arus ini sebagai sumber arus dc bebas.
Gambar 1.14
Simbol rangkaian untuk sumber arus independen
Seperti halnya sumber tegangan bebas, sumber arus bebas adalah
aproksimasi yang cukup baik untuk elemen fisik riilnya. Secara teori, sumber
arus ini dapat mengirimkan daya yang tak-berhingga dari terminal-
terminalnya karena sumber arus ini dapat menghasilkan arus berhingga yang
sama besarnya untuk setiap nilai tegangannya, tidak peduli berapapun
besarnya tegangan ini. Sumber arus bebas ini merupakan pendekatan yang
baik bagi beberapa sumber praktis, khususnya dalam rangkaian-rangkaian
elektronika.
C. Sumber-Sumber Tak-Bebas
Dua buah tipe sumber ideal yang kita bahas sejauh ini disebut sebagai
sumber bebas karena besarnya nilai sumber tidak dapat dipengaruhi dengan
jalan apapun oleh aktivitas dari sisa elemen pada rangkaian tersebut. Hal ini
sangat kontras atau berlawanan dengan sumber ideal yang lain, yaitu sumber
is
19
tak-bebas atau terkendali, dimana besaran sumber ditentukan oleh tegangan
atau arus yang muncul pada bagian yang lain dari sistem yang dianalisis.
Sumber-sumber semacam ini muncul dalam model listrik ekivalen untuk
berbagai piranti elektronik seperti misalnya transistor, penguat operasional
(op-amp), serta rangkaian terintegrasi (IC). Untuk membedakan sumber yang
tak-bebas dengan yang bebas, diperkenalkan simbol berlian yang ditunjukkan
oleh Gambar 1.15. Dalam Gambar 1.15a dan c, K merupakan konstanta
pengali tanpa dimensi. Sementara dalam Gambar 1.15b, g adalah faktor
pengali dengan satuan A/V. Adapun dalam Gambar 1.15d, r adalah faktor
pengali dengan satuan V/A. Arus pengendali is dan tegangan pengendali vx
harus didefinisikan dalam rangkaian.
Gambar 1.15
(a) (b) (c) (d)
Empat jenis sumber tak-bebas yang berbeda :
(a) sumber arus terkendali arus (c) sumber arus terkendali tegangan
(b) sumber regangan terkendali tegangan (d) sumber tegangan terkendali arus
Sumber-sumber tegangan dan arus bebas dan tak-bebas merupakan
elemen-elemen aktif, yaitu elemen yang dapat atau mampu mengirimkan daya
kepada piranti-piranti eksternal. Mulai saat ini kita akan berpikir bahwa
elemen pasif adalah elemen yang hanya mampu menyimpan sejumlah tertentu
energi dan kemudian mengembalikan energi ini ke berbagai piranti eksternal.
Oleh karena itu kita tetap berharap untuk menyebut elemen sperti ini sebagai
elemen pasif, kita perlu sedikit memperbaiki definisi kita.
Kix gvx Kvx rix + -
+ -
20
Dalam rangkaian Gambar 1.16a, jika v2 diketahui sebagai 3 V maka carilah vL.
Gambar 1.16
(a)
(b)
(a) Sebuah contoh rangkaian yang mengandung sumber tegangan terkendali tegangan. (b)
Diagram rangkaian yang sama dan dilengkapi dengan informasi yang dinyatakan dalam soal.
Setelah membaca soal dengan seksama, kita dapat mengidentifikasi
bahwa maksud atau tujuan dari soal ini adalah untuk memperoleh tegangan vL.
Pada 1.16b telah diberikan diagram rangkaian yang sebagiannya
dilengkapi dengan label elemen rangkaian serta informasi tambahan bahwa v2
= 3 V. Berikutnya kita melangkah sedikit ke belakang dan melihat pada
informasi-informasi yang telah kita kumpulkan. Dalam mengevaluasi diagram
rangkaian, dapat kita lihat bahwa tegangan yang diinginkan, vL, adalah sama
dengan tegangan pada sumber tak-bebas. Jadi,
vL = 5v2
Sampai titik ini, permasalahannya akan selesasi jika kita mengetahui nilai dari
v2!
+ -
+
v2 = 3 V -
+ -
+
vL -
5v2
+ -
+
v2 -
+ -
+
vL -
5v2
CONTOH 1.2
21
Kembali pada diagram rangkaian kita, terlihat bahwa sesungguhnya
kita mengetahui nilai vL – yang dispesiifikasikan sebagai 3 V. Dengan
demkian dapat segera kita ketahui bahwa vL = 15 V.
D. Jaringan dan Rangkaian
Interkoneksi dari dua atau lebih elemen-elemen rangkaian sederhana
akan membentuk sebuah jaringan listrik. Jika jaringan ini mengandung
sedikitnya satu buah lintasan tertutup maka jaringan ini juga merupakan
sebuah rangkaian listrik. Catatan: setiap rangkaian merupakan sebuah
jaringan, tetapi tidak semua jaringan merupakan rangkaian listrik ( lihat
Gambar 1.17)!
Gambar 1.17
(a) (b)
(a) Sebuah jaringan yang bukan merupakan sebuah rangkaian listrik.
(b) Sebuah jaringan yang juga merupakan sebuah rangkaian listrik.
Jaringan yang mengandung sedikitnya satu buah elemen aktif,
misalnya sumber tegangan atau arus bebas, disebut sebagai jaringan aktif.
Jaringan yang tidak mengandung satupun elemen aktif disebut jaringan pasif.
+ - vs
+ -
vs
22
Sekarang kita telah mendefinisikan apa yang kita maksud dengan
elemen rangkaian, dan kita telah membahas definisi dari beberapa elemen
rangkaian spesifik, sumber-sumber tegangan dan arus bebas dan tak-bebas.
Selanjutnya, kita akan mendefinisikan hanya beberapa elemen rangkaian
tambahan yaitu resistor, induktor, kapasitor. Elemen-elemen ini merupakan
elemen-elemen penting karena kita dapat mengkombinasikannya untuk
membentuk jaringan dan rangkaian listrik yang merepresentasikan piranti-
piranti riil secara akurat sesuai keinginan kita.
4 | Hukum Ohm
Sejauh ini kita telah berkenalan dan membahas baik sumber arus maupun
tegangan bebas dan tak-bebas, serta melihat bahwa elemen-elemen ini merupakan
elemen aktif ideal yang hanya dapat diaproksimasi dalam suatu rangkaian riil.
Berikut ini kita menemui sebuah elemen ideal yang lain yaitu resistor linear.
Resistor merupakan elemen pasif yang paling sederhana. Kita akan memulai
bahasan kita dengan memperhatikan hasil kerja fisikawan Jerman, Georg Simon
Ohm, yang pada tahun 1827 mempublikasikan sebuah pamflet yang memaparkan
hasil-hasil dari usahanya mengukur arus dan tegangan serta hubungan matematika
diantara keduanya. Salah satu hasil yang diperolehnya adalah pernyataan tentang
relasi fundamental yang saat ini kita sebut sebagai Hukum Ohm, meskipun
sesungguhnya hal ini telah ditemukan 46 tahun sebelumnya di Inggris oleh Henry
Cavendish. Pamflet yang dipublikasikan oleh Georg Simon Ohm banyak
menerima kritik yang tak pantas dan menjadi bahan tertawaan selama beberapa
tahun setelah publikasi pertamanya sebelum akhirnya karyanya itu diterima
beberapa tahun setelahnya.
Hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan pada terminal-terminal material
penghantar berbanding lurus terhadap arus yang mengalir melalui material ini,
secara matematika hal ini dirumuskan sebagai,
iRv [4]
23
dimana konstanta proporsionalitas atau kesebandingan R disebut sebagai
resistansi. Satuan untuk resistansi adalah ohm, yaitu 1 V/A, dan biasa disingkat
dengan huruf besar omega,.
Jika persamaan ini dipetakan dalam sumbu-sumbu i terhadap v, maka
grafik yang diperoleh akan berupa sebuah garis lurus yang melalui titik asal
[koordinat (0,0)]; lihat Gambar 1.18. Persamaan [4] merupakan persamaan linear
dan kita akan menganggap ini sebagai definisi dari sebuah resistor linear. Jadi,
jika rasio atau perbandingan antara arus dan tegangan pada suatu elemen arus
sederhana adalah konstan, elemen ini merupakan resisitor linear dan memiliki
resistansi yang sama dengan perbandingan nilai tegangan terhadap arusnya.
Resistansi biasanya dipandang sebagai suatu besaran dengan nilai positif, meski
resistansi dengan nilai negatif juga dapat dijumpai dan bisa disimulasikan dengan
rangkaian khusus.
Gambar 1.18
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 100
1
2
3
4
5
6
7
V
i (amp)
(tegangan) Relasi arus terhadap tegangan untuk resistor linear 2 .
Sekali lagi, harus ditekankan bahwa resistor linear adalah sebuah elemen
rangkaian yang ideal (atau diidealkan). Elemen ini hanyalah merupakan model
matematika dari piranti fisika riil. “Resistor” dapat dibeli atau dipabrikasi dengan
mudah, tetapi akan segera diketahui bahwa rasio tegangan terhadap arus dari
piranti fisika ini hanya konstan pada kisaran arus, tegangan, ataupun daya tertentu,
serta bergantung pada temperatur dan faktor-faktor lingkungan sekitarnya yang
lain. Sebuah resistor linear biasanya disebut sebagai resistor saja. Setiap resistor
24
yang merupakan resistor non-linear akan saelalu dinyatakan dengan jelas
sebelumnya sebagai resistor non-linear. Resistor non-linear tidak harus selalau
dipandang sebagai elemen yang yang tidak diinginkan. Meskipun benar adanya
bahwa keberadaan elemen-elemen ini akan memperumit analisis, sesungguhnya
unjuk kerja atau kinerja piranti mungkin saja bergantung atau menjadi lebih baik
dengan adanya sifat non-linearitas. Sebagai contoh, sekering untuk proteksi arus
lebih serta dioda Zener untuk regulasi tegangan merupakan elemen rangkaian
yang secara alami bersifat sangat non-linear, ini adalah fakta yang justru
dimanfaatkan pada aplikasinya di desain rangkaian.
A. Penyerapan Daya
Sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan tentang tegangan, arus, dan
daya maka perkalian antara v dan i akan menghasilkan daya yang diserap oleh
resistor. Jadi, v dan i dipilih untuk memenehi kesepakatan tanda pasif. Daya
yang diserap secara fisika akan muncul sebagai panas dan/atau cahaya dan
selalu berharga positif; resistor (resistor positif) merupakan elemen pasif yang
tidak dapat mengirimkan atau menyimpan daya. Ungkapan lain untuk
menunjukkan besarnya daya yang diserap adalah,
RvRivip /22 [5]
B. Konduktansi
Untuk resistor linear, rasio antara arus dan tegangan juga merupakan
sebuah bilangan konstan yaitu,
GRv
i
1 [7]
dimana G disebut konduktansi. Satuan SI untuk konduktansi adalah siemens
(S), 1 A/V. Satuan lainnya yang lebih tua dan tidak resmi adalah mho, yang
merupakan pengucapan dari huruf omega besar yang dibalik. Daya yang
diserap sekali lagi akan bernilai positif dan dapat dinyatakan dalam bentuk
konduktansi sebagai,
GiGvvip
22 [8]
25
Maka resistor 2 akan memiliki konduktansi 21 S, dan jika arus sebesar 5 A
mengalir melalaui resistor ini, muncullah tegangan terminal sebesar 10 V dan
terseraplah daya sebesar 50 W.
Semua ungkapan yang diberikan sejauh ini ditulis dalam bentuk arus,
tegangan, dan daya sesaat seperti misalnya v = i R dan p = v i. Ini merupakan
notasi sinkat untuk v(t) = i(t) R dan p(t) = v(t) i(t). Kedua arus (yang melalui
resistor dan tegangan pada terminal-terminalnya) haruslah berubah terhadap
waktu dalam cara yang sama. Jadi, jika R = 10 dan v = 2 sin 100t V, maka iI
= 0,2 sin 100t A. Perhatikan bahwa daya diberikan oleh persamaan 0,4 sin2
100t W, dan sebuah sketsa sederhana dapat mengilustrasikan perbedaan
karakteristik dari kuantitas-kuantitas ini terkait dengan variasinya terhadap
waktu. Meskipun arus dan tegangannya masing-masing bernilai negatif dalam
interval waktu tertentu, daya yang terserap tidak pernah bernilai negatif.
Resistansi dapat digunakan sebagai dasar untuk mendefinisikan dua
istilah umum yaitu hubung singkat dan hubung terbuka. Kita mendefinisikan
hubung singkat sebagai resistansi nol ohm, sehingga karena v =iR maka
tegangan hubung singkat haruslah sama dengan nol meskipun arusnya dapat
bernilai apapun. Analogi terhadap ini, kita definisikan hubung terbuka sebagai
resistansi tak-berhingga sehingga berdasar hukum Ohm arusnya haruslah sama
dengan nol tanpa mempertimbangkan berapapun besarnya tegangan hubung
terbuka. Walaupun kawat riil memiliki resistansi yang kecil, kita selalu
mengasumsikan bahwa kawat-kawat ini memiliki resistansi yang sama dengan
nol, kecuali jika dinyatakan secara khusus. Jadi, dalam semua skematik
rangkaian kita, kawat-kawat yang digunakan dianggap berada dalam kondisi
hubung singkat sempurna.
26
1.3 Penutup
SOAL-SOAL LATIHAN
1. Daya yang disuplai oleh sebuah baterai tertentu adalah konstan sebesar 6
W dalam 5 menit pertama, nol dalam 2 menit berikutnya, meningkat
secara linear dari nol samapai dengan 10 W selama 10 menit berikutnya,
serta berkurang secara linear dari 10 W sampai dengan nol pada 7 menit
selanjutnya. (a) Berapakah energi total (dalam joule) yang dilepaskan
selama interval waktu 24 menit ini?
2. Sebuah resistor 4 memiliki arus i = 2,5 sin ωt (A). Carilah tegangan dan
dayanya!
3. Muatan total yang dapat diakumulasi oleh sebuah piranti tertentu diberikan
oleh persamaan fungsi waktu q = 18t2 – 2t4. (a) Berapakah muatan total
yang terakumulasi pada t = 2 detik ? (b) Berapakah muatan maksimum
yang terakumulasi dalam interval waktu 0 ≤ t ≤ 3 detik, dan kapankah
kondisi ini tercapai?