b. perjanjian kinerja tahun 2015

122
i Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Berdasarkan Peraturan Presiden No.29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan No.53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap instansi pemerintah diwajibkan untuk melaporkan pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya selama satu tahun dalam Laporan Kinerja (LKj). Melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia tersebut dan sebagai wujud penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu instansi pemerintah berkewajiban juga untuk menyusun Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015. Laporan Kinerja (LKj) tersebut dimaksudkan sebagai Laporan dari Kinerja yang telah dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan selama Tahun 2015. Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini telah didukung dengan sistem pengelolaan data kinerja di lingkungan BPKP melalui penggunaan New IPMS (New Integrated Performance Management System), serta sistem pengelolaan data keuangan melalui penggunaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja (LKj) 2015 mencakup realisasi kinerja tahun 2015 yang meliputi output dan outcome serta perbandingan-perbandingan yang relevan. Tahun 2015 ini merupakan periode pertama pelaksanaan Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2019. KATA PENGANTAR

Transcript of b. perjanjian kinerja tahun 2015

Page 1: b. perjanjian kinerja tahun 2015

i Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Berdasarkan Peraturan Presiden No.29 Tahun 2014

tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan

Permenpan No.53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap instansi

pemerintah diwajibkan untuk melaporkan pertanggungjawaban

atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya selama satu tahun dalam Laporan Kinerja

(LKj).

Melaksanakan Peraturan Presiden Republik Indonesia tersebut dan sebagai wujud

penerapan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance) dan akuntabel,

maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu instansi pemerintah

berkewajiban juga untuk menyusun Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2015. Laporan Kinerja (LKj) tersebut dimaksudkan sebagai

Laporan dari Kinerja yang telah dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan selama Tahun 2015.

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) ini telah didukung dengan sistem pengelolaan

data kinerja di lingkungan BPKP melalui penggunaan New IPMS (New Integrated

Performance Management System), serta sistem pengelolaan data keuangan melalui

penggunaan Sistem Akuntansi Instansi (SAI).

Informasi yang disajikan dalam Laporan Kinerja (LKj) 2015 mencakup realisasi

kinerja tahun 2015 yang meliputi output dan outcome serta perbandingan-perbandingan

yang relevan. Tahun 2015 ini merupakan periode pertama pelaksanaan Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015-2019.

KATA PENGANTAR

Page 2: b. perjanjian kinerja tahun 2015

ii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, selain sebagai

media pertanggungjawaban atas mandat yang diemban dan kinerja yang telah

ditetapkan, juga menjadi media pemantauan atas pencapaian kinerja serta memberikan

umpan balik bagi upaya perbaikan kinerja pada masa yang akan datang.

Semoga Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun

2015 ini menjadi bagian dari kecukupan Akuntabilitas Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan, serta bermanfaat bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam

rangka meningkatkan kinerja di masa-masa mendatang dan bagi BPKP secara

keseluruhan serta pihak yang berkepentingan dalam menilai Akuntabilitas Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

Makassar, 31 Desember 2015 Kepala Perwakilan,

Deni Suardini NIP 19650621 198703 1 001

Page 3: b. perjanjian kinerja tahun 2015

iii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................. iii

RINGKASAN EKSEKUTIF...............................................................................

vi

Bab I. PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. TUGAS DAN FUNGSI...................................................................................... 1

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI..................................................................... 3

1. ASPEK STRATEGIS EKSTERNAL......................................................... 3

2. ASPEK STRATEGIS INTERNAL........................................................... 6

C. KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI.......................................................... 11

D. STRUKTUR ORGANISASI................................................................................ 12

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN.............................................................................. 13

Bab II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA................................. 15

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019.................................................................. 15

1. PERNYATAAN VISI............................................................................ 15

2. PERNYATAAN MISI.......................................................................... 16

3. TUJUAN........................................................................................... 16

4. SASARAN STRATEGIS....................................................................... 18

5. SASARAN PROGRAM....................................................................... 19

6. INDIKATOR KINERJA UTAMA........................................................... 19

Page 4: b. perjanjian kinerja tahun 2015

iv Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

7. PROGRAM DAN KEGIATAN.............................................................. 19

B. PERJANJIAN KINERJA 2015............................................................................ 21

Bab III. AKUNTABILITAS KINERJA............................................................ 23

A. CAPAIAN KINERJA 2015............................................................................... 23

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2015............................................................... 24

1. Sasaran I : Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara.............. 24

2. Sasaran II : Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta

Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi .................................... 95

3. Sasaran III : Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern

K/L/P................................................................................................ 102

4. Sasaran IV : Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis

pengawasan....................................................................................

106

C. REALISASI KEUANGAN 2015....................................................................... 108

Bab IV. PENUTUP.................................................................................... 110

LAMPIRAN

Lampiran I Tapkin 2015

Lampiran II Capaian Output Tahun 2015

Lampiran III Perbandingan Capaian Output Tahun 2015 dengan

Tahun 2014

Lampiran IV Capaian Outcome Tahun 2015

Lampiran V Perbandingan Capaian Outcome Tahun 2015 dengan

Tahun 2014

Lampiran VI Hasil Assessment Tata Kelola APIP

Page 5: b. perjanjian kinerja tahun 2015

v Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Lampiran VII Opini BPK atas LKPD Tahun 2014

Lampiran VIII Opini dan Nilai Kinerja PDAM Tahun 2014

Lampiran IX Daftar Atensi Tahun 2015

Lampiran X Rekapitulasi Penyelenggaraan Diklat di Kantor

Pengelola Diklat Pusdiklatwas BPKP di Makassar

Page 6: b. perjanjian kinerja tahun 2015

vi Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah menyusun Rencana Strategis

(Renstra) Tahun 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran dan kegiatan,

dilengkapi dengan indikator kinerja dan target yang akan dicapai, untuk selanjutnya

menjadi acuan dalam penyusunan Perjanjian Kinerja setiap tahun.

Pencapaian target dan indikator kinerja setiap tahunnya diungkapkan dalam

Laporan Kinerja (LKj). Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2015 ini merupakan salah satu media yang menunjukkan kesiapan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam menjawab pertanyaan atas kinerja tahun 2015.

Selain itu, Laporan Kinerja (LKj) ini juga sebagai alat kendali dan alat pengukuran kinerja

secara kuantitatif menuju terwujudnya akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.

Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2015 menunjukkan bahwa rata-

rata sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah tercapai.

Keberhasilan capaian sasaran strategis diukur dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

menggambarkan peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam memberikan

nilai tambah bagi stakeholders.

Realisasi pencapaian empat sasaran program tersebut di atas, adalah sebagai

berikut:

1. Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

Capaian sasaran sasaran program ini ditunjukkan oleh capaian satu IKU outcome dan

satu indikator output. Capaian outcome untuk tahun 2015 sebanyak 41,38% atau

mencapai 103,45% dari target tahun 2015 sebesar 40%. Sedangkan capaian output

untuk tahun 2015 sejumlah 145 rekomendasi atau mencapai 100% dari target

sebesar 145 rekomendasi.

Page 7: b. perjanjian kinerja tahun 2015

vii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan

Korupsi

Capaian sasaran sasaran program ini ditunjukkan oleh capaian satu IKU outcome dan

satu indikator output. Capaian outcome untuk tahun 2015 sebanyak 50% atau

mencapai 100% dari target tahun 2015 sebesar 50%. Sedangkan capaian output untuk

tahun 2015 sejumlah 2 rekomendasi atau mencapai 100% dari target sebesar 2

rekomendasi.

3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

Capaian sasaran sasaran program ini ditunjukkan oleh capaian satu IKU outcome dan

satu indikator output. Capaian outcome untuk tahun 2015 sebanyak 0% atau

mencapai 0% dari target tahun 2015 sebesar 5%. Sedangkan capaian output untuk

tahun 2015 sejumlah 2 rekomendasi atau mencapai 100% dari target sebesar 2

rekomendasi.

Belum tercapainya Kondisi existing kapabilitas APIP tahun 2014 di Provinsi Sulawesi

Selatan, adalah empat APIP PEMDA berada pada Level “2 Dengan Catatan” dan

sisanya sebanyak 21 APIP PEMDA masih berada pada Level “1”. Hal ini menunjukkan

masih jauh dari target RPJMN 2015 – 2019 yaitu sebanyak 85,00% dari APIP PEMDA.

Dalam tahun 2015 target pencapaian kapabilitas APIP PEMDA di Provinsi Sulawesi

Selatan belum ada, namun Pewakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sudah

mencanangkan target Kapabalitas APIP PEMDA Level 3 dalam tahun 2016 sebanyak

25,00% dari jumlah 25 Pemerintah Daerah atau enam Pemerintah Daerah.

4. Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis pengawasan

Capaian sasaran sasaran program ini ditunjukkan oleh capaian satu IKU outcome dan

tiga indikator output. Capaian outcome untuk tahun 2015 sebanyak 7,2 atau

mencapai 102,86% dari target tahun 2015 sebesar 7. Sedangkan capaian output

untuk tahun 2015 sejumlah 86 laporan dan 61 unit sarana prasarana atau mencapai

229,69% dari target sebesar 60 laporan dan 4 unit sarana prasarana.

Selain pencapaian sasaran program, beberapa hal yang merupakan hasil konkrit

dari peran pengawasan oleh Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan selaku Internal Auditor

Presiden selama tahun 2015 antara lain:

Page 8: b. perjanjian kinerja tahun 2015

viii Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

1. Nilai penyelamatan uang negara dari temuan hasil audit dan monitoring sebesar

Rp19.083.820.857,00.

2. Dari 21 Pemda yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2015, sebanyak 8 Pemda berhasil memperoleh opini WTP, 11 Pemda

mendapatkan opini WDP, dan 2 Pemda memperoleh opini TMP dari hasil Audit BPK-

RI.

3. Sebanyak 2 PDAM berkinerja baik, 14 PDAM berkinerja cukup, 6 PDAM berkinerja

kurang, dan 1 Pemda berkinerja tidak baik.

4. Nilai koreksi penyesuaian harga dan klaim sebesar Rp9.819.330.191,10.

5. Jumlah kerugian negara dari hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian

Keuangan Negara yang diserahkan ke Instansi Penyidik sebesar

Rp124.259.878.312,24.

Keberhasilan lain yang diperoleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

dalam tahun 2015 berupa penghargaan-penghargaan yang terdiri dari:

a. Juara I Lomba Karya Tulis dalam rangka HUT BPKP ke - 32;

b. Juara II Lomba Eco Office;

c. Juara I Kategori Video Profil Unit Kerja Terbaik;

d. Juara II Kategori Majalah Internal Terbaik;

e. Juara II Kategori Unit Kerja Pengirim Berita Harian Teraktif;

f. Juara III Kategori Unit Kerja Pengunggah Berita Harian Teraktif;

Hasil evaluasi penyelenggaraan SPIP Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

yang dilakukan oleh Inspektorat BPKP. Tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada

pada level terdefinisi atau tingkat 4 dari 6 tingkat maturitas SPIP. Penilaian maturitas ini

menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 3,28 dari pengukuran terhadap 25 fokus

penilaian.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah mengirimkan atensi kepada

beberapa stakeholders sebagai upaya memberikan rekomendasi kebijakan yang bersifat

strategis. Atensi yang telah dikirimkan selama tahun 2015 se banyak 121 atensi yang

ditujukan kepada Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, para Bupati/Walikota se-Sulawesi

Page 9: b. perjanjian kinerja tahun 2015

ix Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Selatan, Direksi PT Pelindo (Persero), Kepala Perwakilan Ombudsman Sulawesi Selatan

serta Direksi RSUD Andi Makkasau. Rincian dari 122 atensi dapat dilihat pada lampiran 9.

Pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan selama tahun 2015

menghasilkan temuan pemeriksaan sebanyak 270 kejadian dengan nilai

Rp19.083.820.857,00.

Keseluruhan program yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan pada tahun 2015 menggunakan dana sebesar Rp33.868.275.250,00 yang terdiri

dari dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp32.126.164.000,00

dan dana pihak ketiga sebesar Rp1.914.804.250,00.

Keberhasilan ini dicapai berkat dukungan seluruh pegawai organisasi dan kerja

sama dengan pihak-pihak lain (stakeholders) dalam memberikan layanan jasa

pengawasan kepada pemerintah daerah, instansi penyidik, dan pemangku kepentingan

lainnya. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma BPKP sebagai auditor internal

pemerintah yang dapat memberikan jasa konsultasi perbaikan manajemen, khususnya

sebagai auditor yang mendukung akuntabilitas Presiden.

Dalam pencapaiannya, seluruh sasaran output program telah tercapai, namun

masih terdapat IKU outcome yang belum mencapai target yang ditentukan. Untuk itu,

diperlukan upaya dan kerja yang lebih keras lagi untuk mengoptimalkan pencapaian

semua sasaran strategis di masa mendatang. Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh

BPKP dalam upaya memperbaiki kinerja antara lain:

1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”,

penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya, komprehensif,

berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi (Goals

Congcruence).

2. Melakukan internalisasi perencanaan pengawasan berbasis resiko dan anggaran

berbasis kinerja sehingga lebih berorientasi pada hasil.

3. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang

mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern

kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu

Page 10: b. perjanjian kinerja tahun 2015

x Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional.

4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja/value-for-money

audit serta kualitas advisory services.

Page 11: b. perjanjian kinerja tahun 2015

1 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

A. TUGAS DAN FUNGSI

BAB I

PENDAHULUAN

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan unit perwakilan dari Badan

Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). BPKP merupakan Lembaga Pemerintah

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.

Tugas dan fungsi BPKP, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk

BPKP, struktur organisasi serta sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP

Provinsi lebih lanjut diuraikan sebagai berikut :

Melalui Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan, BPKP mempunyai tugas menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan

nasional. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BPKP menyelenggarakan dua fungsi utama

yaitu fungsi pengarahan dan pengoordinasian pengawasan intern dan fungsi pengawasan

intern.

Tugas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah melaksanakan

pengawasan keuangan dan pembangunan serta penyelenggaraan akuntabilitas di daerah

sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk menyelenggarakan tugas tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan mempunyai fungsi yaitu :

1) Fungsi Pengarahan dan Pengoordinasian Pengawasan Intern

Fungsi pertama meliputi (a) fungsi perumusan kebijakan nasional pengawasan

intern terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional

Page 12: b. perjanjian kinerja tahun 2015

2 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara

berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara,

dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan (b) fungsi

pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern terhadap

akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional bersama-sama

dengan aparat pengawasan intern pemerintah lainnya.

2) Fungsi Pengawasan Intern

Fungsi kedua berupa pengawasan intern yang terdiri dari:

1. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan

lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban

akuntabilitas penerimaan negara/daerah dan akuntabilitas pengeluaran keuangan

negara/daerah serta pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh

atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau

subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang di dalamnya terdapat

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah, serta akuntabilitas pembiayaan keuangan negara/daerah;

2. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan asset

negara/daerah;

3. Pemberian konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern,

dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan

program/kebijakan pemerintah yang strategis;

4. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau kegiatan

yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas penyesuaian

harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang

berindikasi merugikan keuangan negara/daerah, audit perhitungan kerugian

keuangan negara/daerah, pemberian keterangan ahli dan upaya pencegahan

korupsi;

5. Pelaksanaan reviu atas laporan keuangan dan laporan kinerja pemerintah pusat;

dan

Page 13: b. perjanjian kinerja tahun 2015

3 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI

6. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi penyelenggaraan sistem

pengendalian intern kepada instansi pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan

badan lainnya.

Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Menteri/Pimpinan Lembaga, Gubernur,

Dan Bupati/Walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan

pemerintahan. Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilias keuangan negara dan melakukan

pembinaan penyelenggaraan SPIP. Berdasarkan PP tersebut, BPKP mempunyai tugas dan

fungsi, yaitu melakukan :

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilias keuangan negara atas kegiatan tertentu

(Pasal 49 ayat 2), meliputi :

a. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN);

c. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Pasal 59 ayat

2);

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan ke Menteri

Keuangan kepada Presiden (pasal 57 ayat 4);

4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil

5. pengawasan BPKP dan APIP lainnya (pasal 54 ayat 3).

Dengan teknik analisis SWOT, analisis lingkungan eksternal menghasilkan peluang dan

tantangan pengawasan BPKP. Peluang lengkapnya sebagai berikut:

1. ASPEK STRATEGIS EKSTERNAL

Page 14: b. perjanjian kinerja tahun 2015

4 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

a. Adanya dukungan yang jelas dari Presiden, termasuk beberapa stakeholders,

menunjukkan bahwa BPKP diharapkan berperan sesuai dengan mandat yang

diberikan oleh pemerintah;

b. Tingginya komitmen pemerintah untuk menyelenggarakan negara yang bersih, tertib,

dan bertanggung jawab (clean government and good governance), menjadi peluang

BPKP untuk dapat berperan dalam pengawasan intern;

c. Meningkatnya permintaan jasa assurance dan consultancy dari instansi pemerintah,

membuat BPKP berpeluang melaksanakan pengawasan intern;

d. Reputasi dan kinerja BPKP dari hasil pengawasan yang telah dilakukan selama ini

memberikan kepercayaan bagi instansi pemerintah yang memerlukan jasa

pengawasan yang tidak dapat dilakukan oleh APIP-nya sendiri;

e. Dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 dan Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014, semakin menguatkan BPKP di dalam menjalankan perannya;

f. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula harapan instansi

penyidik meminta BPKP untuk melakukan audit investigatif atas kasus TPK;

Wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan mencakup wilayah

Provinsi Sulawesi Selatan yang terdiri atas:

1. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

2. Pemerintah Kota Makassar

3. Pemerintah Kota Palopo

4. Pemerintah Kota Parepare

5. Pemerintah Kabupaten Gowa

6. Pemerintah Kabupaten Maros

7. Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

8. Pemerintah Kabupaten Takalar

9. Pemerintah Kabupaten Jeneponto

10. Pemerintah Kabupaten Bantaeng

11. Pemerintah Kabupaten Bulukumba

12. Pemerintah Kabupaten Sinjai

Page 15: b. perjanjian kinerja tahun 2015

5 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

13. Pemerintah Kabupaten Bone

14. Pemerintah Kabupaten Wajo

15. Pemerintah Kabupaten Barru

16. Pemerintah Kabupaten Pinrang

17. Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar

18. Pemerintah Kabupaten Enrekang

19. Pemerintah Kabupaten Tana Toraja

20. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara

21. Pemerintah Kabupaten Luwu

22. Pemerintah Kabupaten Luwu Timur

23. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara

24. Pemerintah Kabupaten Soppeng

25. Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang

Keduapuluh lima pemerintah daerah tersebut telah menandatangani Nota

Kesepahaman (MoU) pengelolaan keuangan daerah dengan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan. Di luar pemerintah daerah, juga terdapat 5 BUMN yang berkantor

pusat di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan 29 BUMD serta 30 Rumah Sakit Umum

Daerah, dimana BUMN/BUMD tersebut telah mendatangani nota kesepahaman (MoU)

tentang Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga telah berkerja sama dengan

beberapa Perguruan Tinggi Negeri (Universitas Negeri Makassar, Universitas Hasanuddin,

Politeknik Negeri Ujung Pandang, Politeknik Kesehatan Makassar dan UIN Alauddin),

Pengadilan Tinggi Agama, KPU Provinsi Sulawesi Selatan, dan beberapa Instansi vertikal

yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.

Guna mendukung pelaksanaan kepemerintahan yang bersih, BPKP juga telah

menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan instansi penyidik untuk membantu

penyidik dalam menangani kasus-kasus berindikasi TPK.

Page 16: b. perjanjian kinerja tahun 2015

6 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. ASPEK STRATEGIS INTERNAL

Dengan teknik analisis SWOT, analisis lingkungan internal menghasilkan identifikasi

potensi dan permasalahan pengawasan BPKP. Potensi pengawasan internal BPKP antara

lain sebagai berikut:

a. BPKP memiliki SDM pengawasan yang kompeten, berpengalaman, berintegritas,

inovatif, adaptif, dan terpercaya sehingga cukup untuk melaksanakan pengawasan

sesuai dengan mandat yang dimilikinya;

b. BPKP memiliki core competency unggulan di bidang pengawasan yang dapat

diandalkan untuk melakukan pengawasan intern terhadap seluruh stakeholders;

c. Adanya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP dan Peraturan Presiden Nomor 192

Tahun 2014 menandakan bahwa BPKP memiliki mandat untuk melakukan lingkup

penugasan yang bersifat makro dan strategis, pembinaan penyelenggaraan SPIP,

penyedia laporan pengawasan yang berskala nasional ke Presiden, dan pembinaan

penyelenggaraan JFA;

d. BPKP mempunyai peran melakukan pengawasan intern dan bertanggungjawab

langsung kepada Presiden;

e. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders (GCG, KPI, PE,

FCP, SAKD, MR, SIMDA) yang memungkinkan BPKP melakukan penugasan sesuai

dengan kebutuhan stakeholders;

f. BPKP memiliki sistem informasi dan infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi

(TIK) yang cukup mumpuni, sehingga BPKP dapat memberikan data yang terkait

dengan hasil pengawasan intern;

g. BPKP memiliki pengalaman berupa task force yang melaksanakan evaluasi kebijakan

atau evaluasi program.

Pelaksanaan pengawasan intern BPKP mengalami beberapa tantangan. Perubahan

paradigma pengawasan intern dari watchdog menjadi quality assurance atau consultant ,

memerlukan pengelolaan perubahan yang memadai karena beberapa kelemahan antara

lain:

Page 17: b. perjanjian kinerja tahun 2015

7 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

a. Berkaitan dengan penugasan pengawasan intern baik assurance maupun consulting,

BPKP belum memiliki komposisi SDM yang ideal baik kuantitas maupun kualitas;

b. Untuk memotivasi SDM agar mempunyai kinerja yang baik perlu didukung dengan

adanya reward and punishment system, namun dalam hal ini BPKP belum dapat

mengimplementasikannya secara optimal;

c. Dalam melaksanakan peran BPKP dalam hal melakukan pengawasan lintas sektoral,

metodologi pengawasan lintas sektoral yang digunakan oleh BPKP masih perlu

ditingkatkan;

d. Peran pengawasan intern yang dilakukan BPKP saat ini membutuhkan kompetensi

pengetahuan makro yang harus dimiliki oleh SDM BPKP, namun kompetensi

pengetahuan makro tersebut kurang dimiliki oleh SDM BPKP;

e. Dalam mendukung peran BPKP saat ini, organisasi, tatalaksana dan SDM BPKP belum

sepenuhnya memenuhi kebutuhan peran yang dimandatkan oleh pemerintah; dan

f. Belum terbangunnya sistem informasi hasil pengawasan intern nasional yang

terintegrasi.

Guna mendukung tugas pokok dan fungsi, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan memiliki tiga aspek strategis internal yang berasal dari sumber daya manusia,

sarana dan prasarana serta sumber dana.

1. SUMBER DAYA MANUSIA

Pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember 2015

berjumlah 160 orang yang dapat diklasifikasikan berdasarkan jabatan dan golongan

kepangkatan sebagai berikut :

a. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2015

Komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember

2015 menurut jabatan tercermin pada tabel 1.1.

Page 18: b. perjanjian kinerja tahun 2015

8 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Tabel 1.1. Komposisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2015

b. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Per 31 Desember 2015

Komposisi pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan per 31 Desember

2015 menurut golongan sebagaimana tertuang dalam tabel 1.2.

No. Jenjang Jabatan

Posisi per

31-12-2014

(Orang)

Mutasi selama 2015 Posisi per

31-12-2015

(Orang) Tambah Kurang

I. Struktural 10 2 2 10

1. Eselon II 1 - - 1

2. Eselon III 5 1 1 5

3. Eselon IV 4 1 1 4

II. Fungsional Tertentu 162 38 19 149

A. Fungsional Auditor 125 38 16 115

1. Auditor Madya 18 3 3 18

2. Auditor Muda 28 5 8 25

3. Auditor Pertama 7 14 1 20

4. Auditor Penyelia 14 3 2 15

5. Auditor Pelaksana Lanjutan

22 1 1 22

6. Auditor Pelaksana 28 3 17 14

7. Calon Auditor 8 10 16 2

B. Fungsional Tertentu Lainnya

4 - - 4

1. Analis Kepegawaian Pelaksana

1 - - 1

2. Arsiparis Pelaksana Lanjutan

3 - - 3

3. Prakom Pelaksana - - - -

III. Fungsional Umum 33 - 3 30

1. Fungsional Umum 33 - 3 30

Jumlah 172 41 53 160

Page 19: b. perjanjian kinerja tahun 2015

9 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Tabel 1.2. Komposisi Pegawai Menurut Golongan Per 31 Desember 2015

No. Uraian

Posisi per

31-12-2014

(Orang)

Mutasi selama 2015 Posisi per

31-12-2015

(Orang) Tambah Kurang

1. Golongan IV 24 4 4 24

2. Golongan III 103 24 15 112

3. Golongan II 37 3 18 22

4. Golongan I - - - -

5. CPNS 8 10 16 2

Jumlah 172 41 53 160

Jumlah pegawai tersebut menurut jenjang pendidikan dapat terlihat pada grafik 1.1.

Grafik 1.1.

Komposisi pegawai menurut jenjang pendidikan per 31 Desember 2015

Disamping itu, untuk membantu kelancaran pelaksanaan tugas, dipekerjakan tenaga

harian lepas sebanyak 33 orang yang ditempatkan disetiap Subbagian pada Bagian Tata

Usaha.

2. SARANA DAN PRASARANA

Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas fungsi Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Selatan meliputi tanah, bangunan, peralatan dan mesin (termasuk

2%

16%

29%49%

4%

SMP SMA DIII S1/DIV S2

Page 20: b. perjanjian kinerja tahun 2015

10 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

didalamnya kendaraan dinas), irigasi dan jaringan. Sarana dan prasarana terlihat pada

tabel 1.3.

Tabel 1.3. Sarana dan Prasarana

No Uraian Jumlah Satuan

1. Tanah 35.982 m2

2. Bangunan 67 unit

3. Peralatan dan Mesin 1.522 unit

4. Irigasi 2 unit

5. Jaringan 1 unit

6. Mobil 9 Unit

7. Sepeda Motor 4 unit

Selain ruang untuk bekerja, bangunan kantor yang ada telah dilengkapi dengan

sarana olah raga, ruang untuk poliklinik, perpustakaan, arsip, aula, dan sarana ibadah.

3. SUMBER DANA

Dana tersedia untuk melaksanakan tugas dan fungsi pada tahun 2015 sebesar

Rp35.778.921.000,00 yang bersumber dari DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan tahun 2015 dengan rincian sebagaimana yang disajikan dalam tabel 1.4.

Tabel 1.4. Rincian dana DIPA Perwakilan BPKP Provinsi Selawesi Selatan tahun 2015 per program

No Program Anggaran

1

Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

4.695.593.000

2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

31.083.328.000

Jumlah 35.778.921.000

Page 21: b. perjanjian kinerja tahun 2015

11 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

C. KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI

Sesuai dengan Renstra, BPKP telah merubah paradigmanya sebagai pengawas

internal pemerintah dengan menjalankan dua jenis jasa, yaitu memberikan jasa

assurance dan consultative yang diharapkan dapat memberikan perbaikan dan nilai

tambah terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan membantu pemerintah mencapai

tujuannya. Jasa assurance dilakukan melalui kegiatan audit, evaluasi, reviu, sedangkan

consultative dilakukan dengan sosialisasi, asistensi/bimbingan teknis, pengembangan

sistem.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan turut mengembangkan beberapa

produk BPKP yang bermanfaat bagi manajemen perubahan. Selain produk untuk

pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menurut PP 60

tahun 2008, BPKP juga menghasilkan produk unggulan antara lain :

1. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan

2. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)

3. Good Governance di Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

4. Program Peningkatan Kinerja Sektor Korporat

5. Sistem Informasi Akuntansi PDAM

6. Program Pengembangan Manajemen Risiko Sektor Korporat dan Sektor Publik

7. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD

8. Program Pengembangan Internal Control BUMN/BUMD berbasis COSO

9. Program Implementasi Penerapan PPK BLU/BLUD

10. Program Anti Korupsi (PAK)

11. Fraud Control Plan (FCP)

12. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan (HKP)

13. Management Assessment Center (MAC)

14. Sistem Informasi Manajemen Keuangan Desa (Simkeu-Desa)

15. Program Peningkatan Kapabilitas APIP

16. Program Peningkatan Tingkat Kematangan SPIP

Page 22: b. perjanjian kinerja tahun 2015

12 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SULAWESI SELATAN

Bagian Tata

Usaha

Sub Bagian

Keuangan

Sub Bagian

Kepegawaian

Sub Bagian

Umum

Sub Bagian

Program dan

Pelaporan

Kepala

Perwakilan

Bidang

Pengawasan

Instansi

Pemerintah

Pusat

Bidang

Akuntabilitas

Pemerintah

Daerah

Bidang

Akuntan

Negara

Bidang

Investigasi

Kelompok Jabatan Fungsional

D. STRUKTUR ORGANISASI

Sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP Nomor Kep 06.00.00-286/K/2001 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan BPKP sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Kepala BPKP Nomor 13 Tahun 2014 tanggal 26 Agustus 2014, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan yang dalam melaksanakan

tugasnya dibantu oleh:

1). Bagian Tata Usaha

2). Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

3). Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

4). Bidang Akuntan Negara

5). Bidang Investigasi

6). Kelompok Jabatan Fungsional

Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan terurai pada

gambar 1.1.

Gambar 1.1. Bagan Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

Page 23: b. perjanjian kinerja tahun 2015

13 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

E. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Selama tahun 2015 terdapat perubahan manajemen pada Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan sebagaimana termuat dalam tabel 1.5.

Tabel 1.5. Perubahan manajemen Perwakilan BPKP Provinsi Sulsel pada tahun 2015.

No Jabatan Pejabat Lama Pejabat Baru Tanggal

Pelantikan

1 Kepala Bidang Akuntan Negara

Yuler Bastian Anto hendrarto 06 Oktober 2015

2 Kepala Subbagian Program dan Pelaporan

Wahyu Utomo Achmad Karsono 22 Juni 2015

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2015 dapat diikhtisarkan sebagai berikut ini :

Kata Pengantar Berisi Kata Pengantar Kepala Perwakilan

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

Daftar Isi Berisi daftar isi Laporan Kinerja

Ringkasan Eksekutif Menguraikan rangkuman capaian kinerja

organisasi secara ringkas.

Bab I Pendahuluan Menjelaskan secara ringkas gambaran umum

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

Bab II

Perencanaan dan

Perjanjian

Kinerja

Menjelaskan muatan Rencana dan Perjanjian

Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan Tahun 2015.

Bab III Akuntabilitas

Kinerja

Menjelaskan analisis pencapaian kinerja dan

realisasi keuangan Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2015.

Bab IV Penutup Menjelaskan simpulan menyeluruh dari

Page 24: b. perjanjian kinerja tahun 2015

14 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan Tahun 2015 dan strategi

perbaikan kinerja pada Tahun 2016.

Lampiran Berisi capaian kinerja outcome dan output dan

lampiran lainnya

Page 25: b. perjanjian kinerja tahun 2015

15 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

A. RENCANA STRATEGIS 2015-2019

BAB II

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

Perencanaan strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan periode Tahun

2015-2019 telah disusun dalam bentuk dokumen Rencana Strategis (Renstra) yang

mengacu pada Rencana Strategis BPKP tahun 2015-2019 dan telah digunakan sebagai

acuan dalam menyusun Perencanaan Kinerja Tahun 2015. Lebih lanjut Renstra

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan untuk tahun 2015 - 2019 dapat diuraikan

sebagai berikut:

1. PERNYATAAN VISI Sejalan dengan perubahan lingkungan strategis, termasuk terbitnya mandat baru

sesuai Perpres Nomor 192 Tahun 2014 Tentang Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan, BPKP menegaskan jati dirinya sebagai Auditor Presiden. Konsekuensinya,

BPKP dituntut untuk dapat memberikan informasi yang berharga bagi Presiden dari hasil

pengawasan yang dilakukan dan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang

dihadapi pemerintah. Kontribusi BPKP tersebut dimaksudkan untuk membantu

pemerintah mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance).

Akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas merupakan tujuan akhir yang ingin

dicapai BPKP agar BPKP dapat bermanfaat bagi stakeholder.

Perubahan lingkungan strategis tersebut, berpengaruh terhadap harapan dan

arahan organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk mengakomodasi dan mengantisipasi

hal-hal yang terjadi dan akan terjadi akibat dari perubahan tersebut. Komitmen tersebut

Page 26: b. perjanjian kinerja tahun 2015

16 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

VISI “Auditor Internal Pemerintah RI Berkelas Dunia untuk

Meningkatkan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional di Wilayah Provinsi Sulawesi

Selatan”

selanjutnya dituangkan dalam pernyataan visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan,

sebagai berikut:

Pernyataan visi ini sekaligus mengartikan bahwa visi BPKP ini telah konsisten dengan visi

Presiden yang telah berwujud menjadi visi pembangunan nasional. Terwujudnya visi

merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran BPKP

baik di tingkat pusat maupun tingkat perwakilan. Sebagai penjabaran dari visi tersebut,

ditetapkanlah misi BPKP.

2. PERNYATAAN MISI

Misi yang ditetapkan untuk mencapai visi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

MISI

1. Menyelenggarakan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional guna Mendukung Tata Kelola Pemerintahan dan Korporasi yang Bersih dan Efektif;

2. Membina Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah yang Efektif; dan

3. Mengembangkan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

Page 27: b. perjanjian kinerja tahun 2015

17 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Misi Pertama berkaitan dengan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan di Provinsi Sulawesi Selatan serta

manfaatnya yaitu mendukung tata kelola pemerintahan dan korporasi yang bersih dan

efektif. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014, serta peraturan

perundang-undangan lainnya tentang fungsi pengawasan, Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan menjadi mitra kerja Menteri dan Kepala Lembaga/Pemerintah

Daerah/Korporasi melalui jasa assurance dan jasa consultative. Jasa assurance mencakup

pemberian informasi kepada Presiden tentang capaian pelaksanaan tugas dari para mitra

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan jasa consultative berwujud

rekomendasi yang mempunyai daya ungkit dalam peningkatan kinerja KLPK sebagai mitra

kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Fungsi lain yang sejalan dengan peran

BPKP adalah memberikan rekomendasi perbaikan penerapan tata kelola kepemerintahan

yang baik (good governance) dan membantu pemerintah dalam mencapai tujuannya.

Misi Kedua terkait dengan tugas pembinaan penyelenggaraan SPIP terhadap

seluruh instansi pemerintah yang diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 50 PP

Nomor 60 Tahun 2008. Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam

pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah

Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja

Presiden yang merupakan suatu kesatuan akumulatif-integratif dari kinerja berbagai

Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah. Untuk itu perlu dipastikan efektifitas

penyelenggaraan SPIP pada seluruh instansi pemerintah baik di pusat maupun daerah.

Misi Ketiga ditetapkan dalam rangka perwujudan pengawasan yang terpadu,

terarah, dan memberi nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan

yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan

masyarakat. Kinerja APIP yang maksimal dapat diperoleh jika pemberdayaan APIP

dijalankan dalam semangat profesionalitas dan kesetaraan antar APIP. Namun, efektifitas

sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan

yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Oleh karena itu,

Page 28: b. perjanjian kinerja tahun 2015

18 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

SASARAN STRATEGIS

1. Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan Nasional

2. Meningkatnya Maturitas Sistem Pengendalian Intern pada Kementerian, Lembaga,

Pemerintah Daerah dan Korporasi dan Program Prioritas Pembangunan Nasional

3. Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah pada Kementerian, Lembaga

dan Pemerintah Daerah serta Korporasi

misi ketiga diperlukan sebagai dasar dalam menetapkan strategi pemberdayaan,

pembelajaran, dan pertumbuhan kapasitas Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

sendiri maupun kapasitas APIP secara umum di Provinsi Sulawesi Selatan.

3. TUJUAN

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan serta

berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau

impelementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka

waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut :

a. Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan

Nasional yang Bersih dan Efektif;

b. Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah;

c. Peningkatan Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten.

4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan

secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari

tujuan. Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam

kurun waktu tertentu, sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan.

Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Selatan yang diharapkan dicapai tahun 2015 adalah sebagai

berikut:

Page 29: b. perjanjian kinerja tahun 2015

19 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Arah kebijakan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan akan

dilaksanakan dengan program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan

pembangunan nasional, pembinaan SPIP serta program dukungan manajemen dan

pelaksanaan tugas teknis lainnya. Program pertama dilaksanakan dengan kegiatan utama

pengawasan intern atas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan pembangunan

nasional, pembinaan penyelenggaraan SPIP serta pembinaan kompetensi aparat

pengawasan intern pemerintah, sasaran yang akan dicapai dari program-program

tersebut antara lain:

1) Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara;

2) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta Meningkatnya Upaya

Pencegahan Korupsi;

3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P/K;

4) Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis Pengawasan.

6. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Keberhasilan pencapaian program dan kegiatan diukur dengan menggunakan

indikator kinerja yang terdiri dari indikator hasil (outcome) dan indikator keluaran

(output). Indikator kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan

indikator kinerja yang berada pada perspektif manfaat bagi stakeholders yang

menunjukkan peran utama Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam

pengawasan akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara dan pembangunan nasional,

pembinaan SPIP dan pembinaan APIP. Rincian atas indikator kinerja tersebut tertuang

dalam Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan periode tahun 2015–

2019 sebagaimana termuat dalam Lampiran 1.

7. PROGRAM DAN KEGIATAN

Program BPKP merupakan penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi

BPKP yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi BPKP dan berisikan kegiatan

untuk mencapai hasil pengawasan dengan indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-

5. SASARAN PROGRAM

Page 30: b. perjanjian kinerja tahun 2015

20 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kegiatan ini sekaligus penjabaran tugas dan fungsi BPKP untuk mewujudkan sasaran

strategis yang telah ditetapkan sebelumnya.

Rincian program dan kegiatan pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

adalah sebagai berikut :

a. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara Dan Pembangunan

Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintah (Program 06)

Kegiatan yang mendukung program ini yaitu pengawasan akuntabilitas pelaporan

keuangan, pengawasan kebendaharaan umum negara, pengawasan korporasi

(BUMN/D/BLU/D/BUL), pengawasan pengelolaan keuangan daerah, pengawasan

infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, serta fokus pembangunan nasional lainnya,

pengawasan keinvestigasian & penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan,

Pembinaan SPIP Program Prioritas Nasional (Infrastruktur, Pendidikan dan Kesehatan

serta Fokus Pembangunan Nasional Lainnya), pembinaan SPIP K/L, pencegahan

korupsi pada K/L, pembinaan penyelenggaraan SPIP pemerintah daerah, pencegahan

korupsi pada pemerintah daerah, pembinaan penyelenggaraan SPI pada korporasi,

pencegahan korupsi pada korporasi, pembinaan kapabilitas pengawasan intern K/L,

dan pembinaan kapabilitas pengawasan intern Pemda.

b. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya (Program

01)

Kegiatan yang mendukung program ini yaitu Penyusunan Perencanaan, Koordinasi,

Pemantauan dan Evaluasi, Pengelolaan dan Pengembangan SDM dan Organisasi Tata

Laksana, Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana BPKP, Fasilitasi Dukungan

Manajemen BPKP, Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis BPKP,

Penyelenggaraan dan Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan dan

Penyelenggaraan, Penelitian dan Pengembangan Pengawasan dan Pengelolaan Data

Sistem Informasi Pengawasan.

Page 31: b. perjanjian kinerja tahun 2015

21 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

Perjanjian kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Melalui

perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah dan kesepakatan antara

penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi

dan wewenang serta sumber daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi

pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan tahun bersangkutan, tetapi termasuk kinerja

(outcome) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun sebelumnya. Dengan

demikian target kinerja yang diperjanjikan juga mencakup outcome yang dihasilkan dari

kegiatan tahun-tahun sebelumnya, sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap

tahunnya.

Perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015

merupakan periode awal Renstra 2015-2019, dengan demikian target kinerja yang ada

pada tahun ini tidak dapat dibandingkan dengan target kinerja tahun lalu. Untuk

penyajian target kinerja tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Penetapan Kinerja Tahun 2015 Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

PROGRAM SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET

SATUAN JUMLAH

Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah (Program 06)

1) Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara

Rekomendasi Hasil Pengawasan

Rekomendasi 145

2) Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI KLPK serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi

Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI

Rekomendasi 2

3) Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P

Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP

Rekomendasi 2

Page 32: b. perjanjian kinerja tahun 2015

22 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya (Program 01)

Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis pengawasan

Jumlah Layanan Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

Laporan 60

Tersedianya sarana dan prasarana BPKP

Unit 1

Terlaksananya Rehabilitasi Berat Rumah Negara Perwakilan BPKP

Unit 3

Page 33: b. perjanjian kinerja tahun 2015

23 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

A. CAPAIAN KINERJA 2015

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari

pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayai kepada setiap instansi pemerintah atas

penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja

adalah pengukuran dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil

analisis terhadap pengukuran kinerja.

Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam

pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output

dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya

organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan antara

target kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan. Pengukuran

kinerja tersebut menggambarkan posisi kinerja instansi pemerintah.

Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

menggambarkan capaian tujuan, sasaran strategis dan sasaran program, dengan

pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja. Indikator kinerja tujuan

mencerminkan benefit/impact sedangkan sasaran mencerminkan manfaat/hasil dari

output yang pada umumnya dikaitkan dengan capaian kegiatan yang dianggap sebagai

penggerak kinerja terdekat atau mempunyai kontribusi terbesar untuk pencapaian

program. Sedangkan indikator kinerja kegiatan terdiri atas indikator input dan output,

indikator kinerja input terdiri atas jumlah dana yang digunakan dan pemakaian sumber

daya manusia (SDM) yang dihitung dengan penggunaan orang hari (OH) dan indikator

kinerja output berupa hasil yang diperoleh dari kegiatan yang dilaksanakan.

Page 34: b. perjanjian kinerja tahun 2015

24 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA 2015

• Perbaikan Pengelolaan Keuangan NegaraSasaran 1

Laporan kinerja tahun 2015 merupakan laporan kinerja pertama periode Renstra

2015-2019, oleh karenanya perbandingan dengan tahun sebelumnya belum dapat

dilakukan karena indikator kinerja yang ditetapkan dalam periode 2015-2019 berbeda

dengan Renstra BPKP periode sebelumnya.

Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja yang disajikan menurut sasaran

program beserta realisasinya dapat dilihat pada table berikut, sedangkan rincian realisasi

beserta penggunaan dana dan OH dapat dilihat pada lampiran 3.

Capaian Kinerja per Sasaran Program

No Sasaran Program Capaian

1 Perbaikan Pengelolaan Keuangan Negara 100

2 Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta Meningkatnya

Upaya Pencegahan Korupsi 100

3 Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P 0

4 Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan Teknis pengawasan 100

Analisis capaian kinerja dilakukan terhadap capaian kinerja sasaran program,

terutama terhadap indikator kinerja pada tiap-tiap sasaran program. Indikator kinerja

untuk tiap sasaran program terdiri dari indikator kinerja outcome dan indikator kinerja

output.

Secara rinci capaian kinerja masing-masing sasaran program dapat dijelaskan

sebagai berikut:

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Pembangunan akan

bermuara pada pemberian informasi assurance dan rekomendasi atas penyelenggaraan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Prinsip

Page 35: b. perjanjian kinerja tahun 2015

25 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

dari akuntabilitas adalah kesiapan pemerintah untuk merespon pertanyaan masyarakat

dan stakeholder lainnya tentang pelaksanaan mandat dan penggunaan sumber daya yang

diamanatkan kepada penyelenggara pemerintahan.

Sasaran program “Perbaikan pengelolaan keuangan negara” merupakan

perwujudan peran pengawasan intern oleh BPKP dalam rangka memberikan keyakinan

yang memadai melalui informasi assurance atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan

efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah dan

sasaran pembangunan nasional di samping consultancy sebagai pengungkit bagi

peningkatan tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian intern. BPKP

bertekad untuk berperan aktif dalam memberikan peringatan dini terhadap kemungkinan

terjadinya penyimpangan atau kecurangan, inefektivitas manajemen risiko, dan kurang

memadainya kualitas proses tata kelola penyelenggaraan pemerintahan dan risiko tidak

tercapainya Sasaran Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015-2019.

Sasaran program “Perbaikan pengelolaan keuangan negara” dilengkapi satu

indikator kinerja yaitu “Persentase perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan

pengendalian intern pengelolaan keuangan negara” yang diukur dengan menghitung

persentase perbaikan yang telah terjadi dari hasil pengawasan BPKP terhadap

rekomendasi yang disampaikan.

Realisasi indikator kinerja sasaran program “Perbaikan Pengelolaan Keuangan

Negara” sampai dengan tahun 2015 sebesar 41,38% atau mencapai 103,45% dari target

periode yang sama sebesar 40%.

Realisasi sebesar 100% merupakan perbaikan yang terjadi atas 60 rekomendasi

tindak lanjut dari 145 rekomendasi yang disampaikan.

Realisasi indikator kinerja program didukung dengan dana sebesar

Rp3.610.743.895,00 atau 98,06% dari anggaran sebesar Rp3.682.045.000,00 dan dengan

SDM sebanyak 18.948 OH atau 87,86% dari rencana tahun 2015 sebanyak 21.567 OH.

Dari sisi penggunaan dana, indikator kinerja sasaran program “Perbaikan

Pengelolaan Keuangan Negara” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari

Page 36: b. perjanjian kinerja tahun 2015

26 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 98,06% lebih rendah dibandingkan dengan

anggaran yang tersedia.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), kinerja program “Perbaikan

Pengelolaan Keuangan Negara” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari

capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 87,86% lebih rendah dibandingkan dengan

rencana penggunaan OH.

Sasaran program “Perbaikan pengelolaan keuangan negara” dihasilkan melalui

pencapaian sasaran kegiatan “Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai

perbaikan tatakelola, perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan

negara/daerah, dan peningkatan kapabilitas APIP” dengan indikator kinerja

“Rekomendasi hasil pengawasan”. Realisasi indikator kinerja “Rekomendasi hasil

pengawasan” sebanyak 145 rekomendasi atau mencapai 100% dari target tahun 2015

sebanyak 145 rekomendasi.

Perbaikan tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern yang terjadi di tahun

2015 adalah sebagai berikut:

Penugasan Pengawaan dari Bidang IPP:

1. Laporan Auditor Independen atas PNPM Mandiri Perdesaan pada BPMPDK Provinsi

Sulawesi Selatan untuk Tahun Anggaran yang berakhir 31 Desember 2014 telah

ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp3.754.960,00 atas

kelebihan pembayaran honorarium dan tunjangan fasilitator serta penyerahan 2

buah laptop ke kepada Bagian Umum Kantor Badan Pemberdayaan Masyarakat

Pemerintahan Desa dan Kelurahan Provinsi Sulawesi Selatan untuk dicatat dalam SA-

BMN sebagai aset Satker;

2. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan WISMP-2 Loan IBRD

No. 8027-ID pada Bappeda Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk TA 2014

telah ditindaklanjuti dengan penyeteron ke Kas Negara sebesar Rp12.140.000,00

atas pembayaran biaya pelatihan/sosialisasi dan honor pelatihan TPM/KTPM yang

tidak sesuai ketentuan serta penyetoran PPh Pasal 21 yang belum dipungut;

3. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan WISMP-2 Loan IBRD

No. 8027-ID pada KPIU Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten

Page 37: b. perjanjian kinerja tahun 2015

27 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Pangkajene dan Kepulauan TA 2014 telah ditindaklanjuti sebagian dengan

penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp12.000.000,00 atas Pengeluaran/Biaya yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan;

4. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan Project Implementing Unit - Unit Pelaksana

Teknis (PIU-UPT) COREMAP-CTI (Loan IBRD 8336-ID/Credit Grant TF 015470) pada

Balai Pengelolaan Sumber daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar Tahun Anggaran

yang berakhir 31 Desember 2014 telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas

Negara sebesar Rp6.912.000,00 atas Pertanggungjawaban Perjalanan Dinas Dalam

Negeri yang tidak sesuai ketentuan;

5. Laporan Auditor Independen Dukungan atas FMR WISMP 2 for PIU pada Dinas PU

dan Kimpraswil Kab. Bantaeng TA 2014 telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke

Kas Negara sebesar Rp7.500.000,00 atas kelebihan pembayaran honor dan biaya

transportasi;

6. Laporan Auditor Independen Dukungan atas FMR WISMP 2 for PIU pada Dinas PSDA

Kab. Pinrang TA 2014 telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Negara sebesar

Rp3.200.000,00 atas kelebihan pembayaran biaya dokumentasi;

7. LAI Dukungan atas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Program PAMSIMAS) Kabupaten Selayar (Grant TF 094792) Tahun Anggaran 2014

telah ditindaklanjuti dengan penyerahan kembali dana oleh pihak ketiga kepada KKM

yang bersangkutan sebesar Rp19.652.000,00 atas Kemahalan harga dan kekurangan

fisik pengadaan serta Rp40.655.500,00 atas double pembayaran biaya angkutan

pipa dan aksesorisnya;

8. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IBRD No.

8213-ID) Kabupaten Bulukumba TA 2014 telah ditindaklanjuti dengan penarikan

dana sebesar Rp1.300.000,00 dari rekening KSM kemudian disetorkan kembali ke

rekening BKM untuk selanjutnya digunakan sesuai dengan hasil musyarawah;

9. LAI Dukungan atas Lap Keu PNPM Mandiri Perkotaan (Loan IBRD 8213-ID) pada Dinas

Tata Ruang dan Permukiman Kab Toraja Utara TA 2014 telah ditindaklanjuti dengan

penyetoran kembali ke Kas UPK BKM sebesar Rp55.508.000,00, kemudian digunakan

untuk menambah pekerjaan yang dilaksanakan;

Page 38: b. perjanjian kinerja tahun 2015

28 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

10. LAI Dukungan atas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Program PAMSIMAS) Kabupaten Bantaeng Grant TF-094792 Tahun Anggaran 2014

telah ditindaklanjuti dengan melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan pada

Laporan Penyelesaian Hasil Pekerjaan dan segera melakukan uji fungsi;

11. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan Kab. Bantaeng Loan IBRD

Number 8213-ID untuk Tahun Anggaran yang Berakhir 31 Desember 2014 telah

ditindaklanjuti menarik kelebihan dana pada KSM kemudian disetorkan kembali ke

rekening BKM untuk dipergunakan kembali sesuai hasil musyawarah sebesar

Rp9.647.800,00;

12. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan Eastern Indonesia

National Roads Improvement Project (Einrip) Ausaid Loan No. L-002 Pada Satker

Pelaksnaan Jalan Nasional Wilayah II Prov Sulsel Untuk Tahun Anggaran Yang

Berakhir 31 Desember 2014 telah ditindaklanjuti dengan pengurangan nilai

pembayaran pada interim payment certificate (IPC) payment no. 29 sebesar

Rp250.106.117,08;

13. Laporan Hasil Audit Program Pamsimas II Grant TF 094792 Dinas Pekerjaan Umum

TA 2014 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan telah ditindaklanjuti menarik

kelebihan dana pada KSM kemudian disetorkan kembali ke rekening BKM untuk

dipergunakan kembali sesuai hasil musyawarah sebesar Rp13.416.000,00;

14. LAI Dukungan atas Lap Keu Program Pamsimas II Kabupaten Wajo Loan IDA No .

4202 - IND grant TF094792 Tahun Anggaran 2014 dengan melengkapi pekerjaan

dengan nilai Rp30.718.000,00;

15. PNPM-Perkotaan Kota Makassar telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi

administratif;

16. Audit Dukungan atas Laporan Keuangan PNPM - Mandiri Perkotaan Loan IBRD

No8213-ID Kabupaten Wajo Tahun anggaran 2014 telah ditindaklanjuti sesuai

dengan rekomendasi administratif;

17. Laporan Hasil Audit atas Laporan Keuangan PNPM-PISEW (Pengembangan

Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah) JICA IP-564 pada Dinas PU Kab. Enrekang TA

Page 39: b. perjanjian kinerja tahun 2015

29 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

2014 dengan pengembalian ke Kas LKD sebesar Rp25.385.465,31 dan

Rp6.126.000,00 dan dipergunakan kembali sesuai hasil musyawarah;

18. Audit Operasional Paket EINRIP ESS-06 (Bulukumba Tondong Sinjai) Provinsi Sulawesi

Selatan pada Satker Pelaksanaan Jalan Nasional Wil II Prov. Sulsel utk periode Januari

s.d Mei 2015 telah ditindaklanjuti dengan kelebihan pembayaran sebesar

Rp16.342.896,00 diperhitungkan pada IPC 31, terbaca pada huruf F point 4 summary

progress payment sebesar Rp266.449.013,08 dengan rincian: Koreksi hasil audit TA

2015 = Rp16.342.896,00, TA 2014 = Rp250.106.117,08;

19. Laporan Hasil Audit Kinerja Program Jaminan Kesehatan Nasional Tahun 2014 pada

kabupaten Pangkajene dan Kepulauan per 31 Desember 2014 telah ditindaklanjuti

sebagaian dengan menyalurkan dana klaim non kapitasi ke masing-masing

puskesmas sebesar Rp433.425.000,00 serta penyetoran dana klaim non kapitasi ke

Kas Daerah sebesar Rp6.000.000,00;

20. LAI Dukungan atas Coremap CTI Kabupaten Kepulauan Selayar TA 2014 telah

ditindaklanjuti sebagian dengan penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp9.500.000,00

atas pembebanan biaya ganda (double) dalam RAB kontrak serta Rp3.200.000,00

atas kelebihan pembayaran honor tim survey;

21. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan atas laporan keuangan WISMP-2 Loan IBRD-

8027 ID pada Bappeda Kabupaten Luwu Utara untuk TA yang berakhir per 31

Desember 2014 telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi administratif;

22. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan WISMP-2 pada PIU

Bappeda Kab. Wajo (IBRD Loan No.8027-ID) untuk Tahun yang Berakhir 31 Des 2014

telah ditindaklanjuti sesuai dengan rekomendasi administratif;

23. Laporan Hasil Audit Dukungan atas Laporan Keuangan COREMAP-CTI Kabupaten

Pangkep untuk Tahun Anggaran Yang berakhir 31 Desember 2014 telah

ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp7.429.000,00 atas

Kelebihan Pembayaran Kegiatan Monitoring dan Kelebihan Pembayaran Honor

Narasumber;

24. Laporan Hasil Audit Keuangan atas laporan keuangan WISMP-2 Loan IBRD-8027 ID

pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Utara untuk tahun anggaran yang

Page 40: b. perjanjian kinerja tahun 2015

30 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

berakhir per 31 Desember 2014 telah ditindaklanjuti sebagian dengan penyetoran ke

Kas Negara sebesar Rp5.960.000,00 atas Kelebihan Pembayaran Honor Moderator;

25. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources

and Irrigation Sector Management Program Phase II (WISMP-2) Loan IBRD Number

8027-ID pada Provincial Project Implemen-tation Unit (PPIU) Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Provinsi Sulawesi Selatan untuk Tahun Anggaran yang Berakhir 31

Desember 2014 telah ditindaklanjuti dengan menambahkan kekurangan pekerjaan

yang dilaksanakan senilai Rp17.522.839,00;

26. Laporan Auditor Independen Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources

and Irrigation Sector Management Program Phase 2 (WISMP-2) Loan IBRD Number

8027-ID pada Kabupaten Project Implementation Unit (KPIU) Dinas Pengelolaan

Sumber Daya Air Kabupaten Luwu untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2014

telah ditindaklanjuti dengan melakukan penambahan pekerjaan irigasi senilai

Rp12.738.171,00;

27. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan Water Resources and Irrigation Sector

Management Project (WISMP)-2 Loan IBRD No.8027-ID pada Dinas Pekerjaan Umum

dan Tata Ruang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk Tahun yang Berakhir

tanggal 31 Desember 2014 telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Daerah

sebesar Rp15.271.081,96 atas pekerjaan fisik yang tidak sesuai ketentuan serta

Rp1.350.000,00 atas kelebihan pembayaran biaya pengawasan teknis;

28. LAI Dukungan Atas laporan Keuangan Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Berbasis Masyarakat (Pamsimas II) pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Maros

Tahun 2014 telah ditindaklanjuti dengan menyetorkan kembali dana ke rekening

masing-masing KKM sebesar Rp10.127.800,00 dan dipergunakan kembali sesuai hasil

musyawarah;

29. LAI Dukungan atas Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat

(Program PAMSIMAS II) pada Dinas Pekerjaan Umum Kab. Barru Grant TF-094792

Tahun Anggaran 2014 telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi administratif;

Page 41: b. perjanjian kinerja tahun 2015

31 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

30. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan Program PAMSIMAS (Grant TF-094792) pada

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Sidenreng Rappang TA 2014 telah

ditindaklanjuti sesuai rekomendasi administratif;

31. LHA atas Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan

Loan IBRD Nomor-8213-IND Kota Palopo Tahun Anggaran 2014 telah ditindaklanjuti

sesuai rekomendasi administratif;

32. LAI Dukungan atas Laporan Keuangan Health Professional Education Quality Project

(HPEQ) Loan IBRD No. 7737-ID pada Universitas Muslim Indonesia untuk Tahun

Anggaran yang Berakhir 31 Desember 2014 telah ditindaklanjut sebagian dengan

penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp50.000.000,00 atas sisa dana Loan HPEQ;

33. Audit atas Laporan Keuangan Health Professional Education Quality (HPEQ) Loan

IBRD 7737-ID pada Universitas Muhammadiyah Makassar Tahun Anggaran 2014

telah ditindaklanjuti dengan penyetoran ke Kas Negara sebesar Rp16.762.000,00

atas kelebihan pembayaran peralatan.

Penugasan Pengawasan dari Bidang APD:

1) Evaluasi Program Strategis – Local Content Daerah

Capaian Kinerja Evaluasi atas program strategis atau local content di daerah

wilayah Sulawesi Selatan, dilaksanakan melalui :

Kajian atas rencana penyerahan Barang Milik Daerah (BMD) berupa satu

Unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) senilai

Rp8.705.477.000,00 kepada Perusahaan Daerah sebagai Penyertaan

Modal Pemerintah Kota Palopo yang selanjutnya akan dikerjasamakan

dengan PT PLN (Persero). Sebelum proses kerjasama dilaksanakan terlebih

dahulu berkoordinasi dengan Instansi terkait untuk memproses penerbitan

IUPTL, serta harga jual yang akan disepakati dengan PT PLN (Persero)

benar-benar telah memenuhi persyaratan menguntungkan daerah, dapat

dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 42: b. perjanjian kinerja tahun 2015

32 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Pendampingan Addendum Naskah Perjanjian Kerja Sama antara

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan - PT Yasmin Bumi Asri atas

Pelaksanaan Reklamasi Kawasan Center Point of Indonesia (CPI)yang

merupakan Kawasan Bisnis Global Terpadu. Pengembangan kawasan CPI

seluas 157 Ha, dimana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan

mendapat bagian lahan seluas 50 Ha yang akan diperuntukkan untuk

berbagai fasilitas umum, area terbuka hijau, kantor pemerintahan, pantai

buatan dan lain-lain.

2) Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah

Capaian Kinerja Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah, diperoleh

melalui :

Asistensi Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah, melalui

kegiatan narasumber diklat/bimtek/asistensi/review Penyusunan

RPJMD,Renstra,Lakip dan Tapkin pada Provinsi Sulawesi Selatan,

Kabupaten Selayar, Luwu Timur, Soppeng, Bulukumba, Toraja Utara dan

Kota Makassar,

Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional,menyatakan perencanaan adalah suatu proses

untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan

pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia.

Perencanaan pembangunan di daerah masih belum memadai karena :

Lemahnya komitmen pemerintah daerah dalam perencanaan

pembangunan karena keterbatasan data.

Lemahnya konsistensi antara visi, misi, tujuan, sasaran, strategi,

kebijakan, program dan kegiatan,

Perlunya reviu untuk memastikan konsistensi dari visi sampai ke

kegiatan

Tidak konsistennya perencanaan pembangunan yaitu jangka panjang

(RPJPD), menengah (RPJMD) maupun tahunan (RKPD), dan

Page 43: b. perjanjian kinerja tahun 2015

33 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Perlunypengawasan pengawalan dari semua pihak yang terkait dalam

setiap penyusunan dokumen perencanaan.

Kebijakan perencanaan bersifat sektoral dan tidak terkoordinasi,

Perlunya keselarasan dalam penyusunan perencanaan sehingga tidak

ada lagi kebijakan perencanaan yang bertentangan dan tumpang tindih

Perencanaan hanya mengandalkan data historis (masa lalu),

Perlu dibuatnya proyeksi terkait dengan perancanaan

Kurangnya keterlibatan publik dalam proses perencanaan sehingga

proses penyusunan perencanaan hanya bersifat top-down.

Perencanaan pembangunan daerah yang belum memadai tersebut, telah

di diperbaiki melalui fungsi konsultansi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan dengan kegiatan diklat/bimtek/asistensi/review terhadap

Pemerintah Kabupaten/Kota yang ada di wilayah kerjanya, sehingga dalam

Tahun 2015 nilai EKPPD terhadap LPPD Tahun 2014 mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya, sebagaimana dapat dilihat pada

grafik berikut :

Grafik 3.1 Nilai EKPPD Terhadap LPPD Tahun 2014

Sedangkan nilai LPPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam dua

tahun terakhir yang penilaiannya dilakukan oleh Kementerian Dalam

Sangat TinggiTinggi

SedangRendah

10

14

00

8

14

2

0

Tahun 2014 Tahun 2013

Page 44: b. perjanjian kinerja tahun 2015

34 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Negeri berpredikat “Sangat Tinggi”. Oleh karena itu kondisi LPPD

Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan tahun 2014 yang

penilaiannya dilakukan dalam tahun 2015 menunjukkan capaian nilai LPPD

Pemerintah Daerah di Provinsi Sulawesi Selatan telah melampui target

RPJMN 2015 – 2019 sebesar 85,00% dari jumlah Pemerintah Daerah

dengan predikat minimal “Tinggi”.

3) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Progras Prioritas Pemerintah

Daerah

Perbaikan Penyelenggaran SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah,

dilaksanakan dengan mengacu kepada Program Prioritas Nasional yang dibagi

kedalam tiga Program Wajib (Pendidikan, Kesehatan dan Kemiskinan); empat

Program Prioritas (Infrastruktur, Maritim, Energi dan Pangan) serta satu

Program Pendukung (Reformasi Birokrasi).

Capaian kinerja indikator kegiatan ini, dilaksanakan melalui :

Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan pada

Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Barru

Salah satu misi Presiden RI adalah mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Upaya yang akan dilakukan

untuk melaksanakan misi tersebut diantaranya dengan menetapkan

Program Kartu Indonsia Sehat melalui layanan kesehatan masyarakat.

Pelayanan kesehatan menjadi urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh

pemerintah daerah.

Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kesehatan pada

Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan dan Barru, adalah sebagai

berikut :

o Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, seluruh masyarakat

miskin telah tercakup jaminan kesehatan, belum sepenuhnya menaati

Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dari 18 indikator kinerja bidang

Page 45: b. perjanjian kinerja tahun 2015

35 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kesehatan baru diterapkan tujuh indikator, telah memenuhi

penyediaan anggaran kesehatan sebesar 11,57% dari APBD (minmal

10,00%), belum menyusun rencana kebutuhan SDMK, prasarana

kesehatan telah memadai, kualitas pelayanan kesehatan pada

puskesmas dan RSUD yang di sampling sudah baik dan layanan

kesehatan adalah sangat baik dengan nilai IKM 3,64 dari 4,00.

o Pemerintah Kabupaten Barru, seluruh masyarakat miskin telah tercakup

jaminan kesehatan, telah menaati Peraturan Pemerintah Nomor 65

Tahun 2005 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, dari

20 indikator kinerja bidang kesehatan telah diterapkan seluruhnya,

telah memenuhi penyediaan anggaran kesehatan sebesar 10,67% dari

APBD (minmal 10,00%), telah menyusun rencana kebutuhan SDMK,

prasarana kesehatan telah memadai, kualitas pelayanan kesehatan

pada puskesmas dan RSUD yang di sampling sudah baik dan dalam hal

layanan kesehatan Pemerintah Kabupaten belum menyusum IKM.

Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan pada

Pemerintah Kabupaten Bone dan Sidenreng Rappang

Salah satu misi Presiden R I adalah mewujudkan kualitas hidup manusia

Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. Upaya yang akan dilakukan

untuk melaksanakan misi tersebut diantaranya dengan menetapkan

Program Kartu Indonsia Pintar melalui. Pelayanan pendidikan menjadi

urusan wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah, sehingga

tidak terdapat lagi anak usia sekolah (7 - 18 tahun) yang tidak dapat

menikmati pendidikan formal karena kurangnya daya tampung pada

sekolah yang ada di wilayah pemukiman dan tersedianya akses pendidikan

serta diterapkannya SPM bidang pendidikan.

Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Pendidikan pada

Pemerintah Kabupaten Bone dan Sidenreng Rappang Tahun 2014, adalah

sebagai berikut :

Page 46: b. perjanjian kinerja tahun 2015

36 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Pemerintah Kabupaten Bone, belum sepenuhnya mentaati Peraturan

Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan

Penerapan Standar Pelayanan Minimal, Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional No. 129a/U/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Standar

Pelayanan Minimal Pendidikan Menengah dan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 tentang perubahan

atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2010

tanggal 9 Juli 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan

Dasar. dari 27 indikator spm bidang pendidikan belum seluruhnya

dituangkan dalam RPJMD dan belum dituangkannya target tahunan

pencapaian SPM Bidang Pendidikan dalam RKPD. Disamping itu juga

belum menuangkan dan menetapkan rencana 5 tahun pencapaian SPM,

target tahunan dalam Renja SKPD dan target tahunan pencapaian SPM

dalam RKA/DPA-SKPD tahun 2014.

o Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang, belum sepenuhnya

mentaati Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar

Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidkan dasar yang

diimplementasikan dengan 27 indikator yang ditetapkan dengan

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.23 Tahun 2013

tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

15 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di

Kabupaten/Kota. SPM bidang pendidikan menengah masih

menggunakan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

129a/U/2004 tanggal 14 Oktober 2004 tentang Standar Pelayanan

Minimal Bidang Pendidikan dan RPJMD tahun 2014 telah disusun Dari

27 indikator SPM tersebut baru dituangkan tujuh Indikator dan telah

menetapkan target capaian 5 tahunan. SPM bidang pendidikan

menengah belum menuangkan indikator dalam RPJMD dan belum

menetapkan target capaian 5 tahunan, sedangkan Renstra–SKPD Tahun

2014-2018 telah disusun dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala

Page 47: b. perjanjian kinerja tahun 2015

37 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Dinas Pendidikan Kabupaten Sidenreng Rappang No. 90/2014 tanggal

20 oktober 2014 namun baru menuangakan tujuh indikator dari 27

indikator dan menetapkan target capaian 5 tahunan.

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan melalui kegiatan diklat/bimtek/

asistensi/review telah melakukan fasilitasi dalam peningkatan capaian nilai

LPPD yang ada di wilayah Sulawesi Selatan. Hasil Evaluasi Kinerja

Penyelenggaraan Pemerintaha Daerah (EKPPD) tahun 2014 yang dilakukan

tahun 2015 menunjukkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan

sepuluh Pemerintah Kabupaten/Kota memperoleh skor dengan predikat

“Sangat Tinggi” serta 14 Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya memperoleh

skor dengan predikat “Tinggi”, sebagaimana dapat dilihat pada garfik

berikut :

Grafik 3.2 Hasil Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintaha Daerah (EKPPD) tahun 2014

Hasil ini menunjukkan bahwa capaian nilai LPPD Pemerintah Daerah di

Provinsi Sulawesi Selatan telah melampui target RPJMN 2015 – 2019 yaitu

0 2 4 6 8 10 12 14

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

0

0

14

10

0

2

14

8

Tahun 2013 Tahun 2014

Page 48: b. perjanjian kinerja tahun 2015

38 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

sebesar 85,00% dari jumlah Pemerintah Daerah dengan predikat minimal

“Tinggi”.

Pencegahan/Pemberantasan Korupsi dalam PBJ dan Peningkatan Kinerja

Probity audit atas pengadaan barang dan jasa yang dilakukan Perwakilan

BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dengan hasi terciptanya efisiensi anggaran

sebesar 25,27% dari nilai HPS, terus didorong sebagai upaya pencegahan

dan pemberantasan korupsi sekaligus untuk peningkatan kinerja

pemerintah daerah. Probity audit dilakukan melalui pendampingan pada

Inspektorat Kota Parepare dan Kabupaten Tana Toraja sebagai media

transfer knowledge. Pemerintah Kota Parepare melalui Walikota telah

membuat kebijakan dengan mewajibkan pengadaan barang dan jasa yang

bernilai di atas Rp1,00 Milyar agar terlebih dahulu di lakukan probity audit

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan bersama dengan

Inspektorat Kota Parerpare.

Sedangkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memintakan

pendampingan Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam proses

pembangunan Wisma Negara. Disamping itu pemerintah daerah melalui

Kepala Daerah didorong membuat kebijakan mengenai probity audit

dengan menerbikan Peraturan Kepala Daerah, sebagaimana telah

dilakukan oleh Pemerintah Kota Palopo.

Audit Kinerja Pelayanan Pemda Bidang Perhubungan/Kemaritiman

Pembangunan kelautan/kemaritiman Indonesia belum optimal,

dicerminkan masih lemahnya kedaulatan maritim (lemahnya armada

tangkap nasional, maraknya aksi illegal fishing/pencurian ikan serta

lemahnya penegakkan hukum), masih minimnya infrastruktur transportasi

kelautan, serta birokrasi yang berbelit-belit dalam pelayanan perizinan

usaha perikanan. Oleh karena itu penyediaan/perbaikan infrastruktur

pelabuhan yang terintegrasi dengan prasarana transportasi darat yang

memadai serta pengembangan teknologi kelautan, penetapan dan

Page 49: b. perjanjian kinerja tahun 2015

39 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pengawasan batas wilayah laut antar negara tetangga sebagai upaya

pengamanan dan optimalisasi hasil laut (dengan menerapkan kebijakan

yang tegas) dan penyederhanaan birokrasi perijinan usaha perikanan

Hasil Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah Bidang Kemaritiman pada

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten

Pangkajene Kepulauan, adalah sebagai berikut :

o Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, secaraumum kinerja pemerintah

daerah bidang kemaritiman menunjukkan kategori “Baik” dengan skor

kinerja 72,50. Penilaian upaya peningkatan potensi kelautan dan

perikanan melalui pemberdayaan nelayan denganpemberian bantuan,

penyelenggaraan pelatihan dan penyuluhan serta penyusunan dan

pengembangan data informasi statistik perikanan menunjukkan

kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 86,00. Sedangkan kinerja

pemerintah daerah dalam perizinan bidang kelautan dan perikanan

menunjukkan kategori “Kurang Baik” dengan skor kinerja sebesar

60,00.

o Pemerintah Kabupaten Pangkajene Kepulauan, secara umum kinerja

pemerintah daerah bidang kemaritiman menunjukkan kategori “Baik”

dengan skor kinerja 73,28. Penilaian keberadaan dan kelayakan

infrastruktur pelabuhan yang terintegrasi dengan sasaran transportasi

darat menunjukkan kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 83,75.

Penilaian penanganan permasalahan illegal fishing menunjukkan

kategori “Baik” dengan skor kinerja sebesar 73,13. Penilaian

penanganan upaya peningkatan potensi kelautan dan perikanan melalui

pemberdayaan nelayan dengan pemberian bantuan, penyelenggaraan

pelatihan dan penyuluhan serta penyusunan dan pengembangan data

informasi statistik perikanan menunjukkan kategori “Baik” dengan skor

kinerja sebesar 73,75. Sedangkan kinerja pemerintah daerah dalam

perizinan bidang kelautan dan perikanan menunjukkan kategori “Baik”

dengan skor kinerja sebesar 62,50.

Page 50: b. perjanjian kinerja tahun 2015

40 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Peningkatan Kualitas LAKIP

Capaian nilai hasil evaluasi LAKIP masih rendah, oleh karena itu perlu ada

kegiatan reviu yang memungkinkan dilakukannya peningkatan kualitas

LAKIP guna keakuratan informasi yang disajikan dalam LAKIP dapat diyakini

kewajarannya. Kegiatan untuk peningkatan kualitas LAKIP dilakukan dalam

bentuk :

o Pendampingan/asistensi penyusunan dan reviu LAKIP, Renja

SKPDlingkup Pemerintah Kabupaten Soppeng,

o Pendampingan Penyusunan dan reviu LAKIP Kabupaten Toraja Utara,

o Asistensi Penyusunan RTP LAKIP, Penyusunan Penetapan Kinerja, Renja

SKPD dan LAKIP Tahun 2015 serta Pendampingan Evaluasi pada

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur,

o Sosialisasi Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 pada

Pemerintah Kabupaten Bulukumba dan Soppeng,

o Asistensi Perjanjian Kinerja dan pendampingan evaluasi LAKIP SKPD

Lingkup Pemerintah Kota Makassar Tahun 2015.

Pemantauan Transparansi Pengadaan Barang dan Jasa

Sebagai bagian dari transparansi dalam Pengadaan Barang dan Jasa,

Pemerintah Daerah mempunya kewajiban untuk mengumumkan Rencana

Umum Pengadaan pada seluruh SKPD/PA/KPA lingkung Pemerintah Daerah

masing. Hasil pemantauan RUP per 29 Januari 2015 diperoleh data bahwa

jumlah paket pekerjaan yang akan dilakukan pelelangan umum sebanyak

653 paket. Dari jumlah paket tersebut jumlah RUP-nya yang di umumkan

pada LPSE/Portal Pengadaan Nasional sebanyak 76 paket atau baru

mencapai 11,64% dan belum di umumkan pada website Pemerintah

Daerah. Disamping itu dari hasil pemantauan tersebut tidak tersedia data

jumlah paket yang telah di umumkan pada papan pengumuman resmi.

Oleh karena itu telah sampaikan kepada Gubernur Sulawesi Selatan agar

para Kepala Daerah mengeluarkan Instruksi kepada seluruh SKPD untuk

Page 51: b. perjanjian kinerja tahun 2015

41 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

mengumumkan RUP dan pelelangan paket pengadaan pada Papan

Pengumuman resmi, website Pemerintah dan Portal Nasional melalui LPSE

dan APIP memantau pengumuman tersebut dengan menggunakan

indikator.

Kajian Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa

Permasalahan yang paling sering terjadi adalah pada tahapan

penyelesaian akhir tahun. Apalagi dengan adanya penafsiran dapat

dilakukan addendum perpanjangan selama 50 hari. Disamping itu masih

tingginya temuan dan permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa oleh

Auditor Internal, Eksternal, Aparat Penegak Hukum, Legislatif dan

Masyarakat, sehingga diperlukan kajian permasalahan dalam Pengadaan

Barang dan Jasa. Kegiatan kajian ini dilaksanakan melalui Kajian

Permasalahan Pengadaan Barang dan Jasa pada Pemerintah Kabupaten

Enrekang Tahun Anggaran 2014, dengan hasil “penyebab” sebagai berikut

:

o Kelemahan pengawasan internal yakni satuankerja/pejabat yang

diberitang-gungjawab menguji jalannya system dan prosedur tidak

berfungsi denganbaik,

o Pada Dinas Kesehatan adalah tidak efektifnya pengawasan pekerjaan

oleh masing-masing SKPD dan konsultan pengawas tidak melaksanakan

tugasnya sesuai ketentuan, serta rekanan tidak melaksanakan

peklerjaan sesuai Surat Perjanjian,

o Ketidakmampuan dari rekanan dalam menyelesaikan pekerjaan serta

terdapat upaya dari Kepala SKPD untuk mencairkan anggaran tanpa

melihat realisasi fisik sesungguhnya.

Probity Audit Pengadaan Barang dan Jasa

Salah satu upaya untuk meningkatkan peran Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) dalam melakukan pengawasan adalah dengan

melaksanakan audit selama proses pengadaan barang/jasa berlangsung

Page 52: b. perjanjian kinerja tahun 2015

42 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

(real time) yang disebut probity audit. Probity audit adalah sebagai

kegiatan penilaian (independen) untuk memastikan bahwa

prosespengadaan barang/jasa telah dilaksanakan secara konsisten sesuai

dengan prinsip penegakan integritas, kebenaran, dan kejujuran dan

memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku yang

bertujuan meningkatkan akuntabilitas penggunaan dana sektor publik.

Untuk kegiatanprobity audit ini, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

selaku pembina APIP di wilayah Sulawesi Selatan telah melakukan

pendampingan sebagai bentuk quality assurance dalam pelaksanaan

Probity Audit pada Inspektorat Kota Parepare. Disamping itu Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan dalam Pembangunan Wisma Negara mewajibkan

dalam proses pembayaran kepada rekanan dharuskan melalui tahapan

probity audit Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Dan Walikota

Parepare yang mewajibkan kepada para Kepala SKPD/PA/KPA untuk

pengadaan barang dan jasa bernilai diatas 1 Milyar harus dilakukan probity

audit oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan.

4) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah terkait Pendapatan dan

Penerimaan Daerah

Perbaikan Kebijakan Daerah terkait pendapatan dan penerimaan daerah

difokuskan kepada pengawasan atas Optimalisasi Pendapatan Daerah, yang

bertujuan untuk mendorong peningkatan ruang fiskal guna kemandirian

keuangan daerah, mendorong perencanaan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang didukung oleh database potensi perencanaan yang memadai, mendorong

terciptanya ketaatan hukum atas penyusunan peraturan daerah terkait PAD,

serta perbaikan Sistem Pengendalian Intern atas pengelolaan PAD. Parameter

kinerja PAD, adalah elastisitas PAD, konstribusi PAD, derajat desentraslisasi

fiskal, kemampuan keuangan daerah serta ketersediaan ruang fiskal.

Capaian kinerja indikator kegiatan ini, dilaksanakan melalui :

Page 53: b. perjanjian kinerja tahun 2015

43 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Pengawasan PAD pada pada Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Jeneponto,

Pinrang, Maros dan Toraja Utara.

Hasil Pengawasan PAD pada lima Pemerintah Kabupaten tersebut, adalah

sebagai berikut :

o Pemerintah Kabupaten Bantaeng, belum melakukan update database

dan data potensi PAD secara berkala, penetapantarget PAD dalam

APBD belum seluruhnya didasarkan pada potensi PAD;

o Pemerintah Kabupaten Jeneponto, belum pernah menyusun data

potensi PAD sehingga dari tahun ke tahun proses perhitungan

penetapan target PAD menggunakan realisasi PAD tahun sebelumnya

yang dihitung berdasarkan incremental realisasi PAD yang tidak

didukung oleh perhitungan yang memadai. Target PAD tahun 2014

hanya tercapai sebesar 86,98% karena banyaknya wajib retribusi yang

menunggak dalam melakukan pembayaran retribusi, terbatasnya

jumlah petugas pemungut dan potensi atas pendapatan retibusi belum

digali secara optimal, namun meskipun demikian realisasi pendapatan

atas pajak daerah melebihi target yang ditetapkan dikarenakan

penetapan target pendapatan pajak daerah relatif rendah sehingga

mudah dicapai;

o Pemerintah Kabupaten Pinrang, belum pernah menyusun data potensi

PAD sehingga dari tahun ke tahun proses perhitungan penetapan target

PAD menggunakan realisasi PAD tahun sebelumnya yang dihitung

berdasarkan incremental dan atau penetapan target PAD relatif rendah

sehingga mudah dicapai. Realisasi PAD tahun 2014 melebihi target

sebesar 107,49%, namun apabila realisasi PAD dibandingkan dengan

realisasi belanja daerah tahun 2014 hanya sebesar 9,87% yang artinya

bahwa kemampuan kontribusi PAD didalam membiayai belanja daerah

masih sangat rendah sehingga Pemerintah Kabupaten Pinrang masih

perlu menggali secara optimal pajak dan retribusi daerah

Page 54: b. perjanjian kinerja tahun 2015

44 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Pemerintah Kabupaten Maros, dalam menentukan target penerimaan

pajak tahun berikutnya masih berdasarkan pada data penerimaan pajak

atau Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-D) tahun sebelumnya dengan

memperhitungkan kemungkinan kenaikan skala produksi sekitar 2% -

5%;

o Pemeintah Kabupaten Toraja Utara, belum pernah menyusun data

potensi PAD sehingga dari tahun ke tahun proses perhitungan

penetapan target PAD menggunakan realisasi PAD tahun sebelumnya

yang dihitung berdasarkan incremental realisasi PAD yang tidak

didukung oleh perhitungan yang memadai. Penetapan target

Pendapatan Asli daerah. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara relatif

rendah sehingga mudah dicapai. Hal ini dapat lihat dari realisasi

Pendapatan Asli Daerah tahun 2014 yang melebihi dari target

Pendapatan Asli Daerah sebesar 126,70%, namun apabila realisasi PAD

dibandingkan dengan realisasi belanja daerah tahun 2014 hanya

sebesar 4,47% yang artinya bahwa kemampuan kontribusi Pendapatan

Asli Daerah (PAD) didalam membiayai belanja daerah masih sangat

rendah sehingga Pemerintah Kabupaten Toraja Utara masih perlu

mengali secara optimal pajak dan retribusi daerah.

5) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah – Perbaikan Kebijakan

Bendahara Umum Negara

Kebijakan Dana transfer kepada daerah terkadang tidak menyentuh kebutuhan

masyarakat berupa penciptaan lapangan kerja dan mengurangi penduduk

miskin. Disamping itu kebijakan dana transfer dalam bentuk DAU, DAK, DBH

dan lain-lain, mulai dari perumusan kebijakan sampai dengan penyaluran dan

pemanfaatannya oleh Pemerintah Daerah tidak tepat. Oleh karena itu

dilakukan monitoring untuk memberika informasi kepada Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara dan Kementerian Teknis sebagai bahan

masukan/pertimbangan dalam rangka penyempurnaan kebijakan

Page 55: b. perjanjian kinerja tahun 2015

45 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawan dan pelaporan dana transfer di

masa mendatang.

Capaian kinerja indikator kegiatan ini, dilaksanakan melalui :

Verifikasi Advance Payment atas Penyaluran Dana Alokasi Khusus (DAK)

Bidang Infrastruktur Triwulan I Tahun 2015,

Reviu Proposal DAK Tambahan Usulan Daerah (TUD) Tahun Anggaran 2015

pada 22 Pemerintah Daerah, serta

Monitoring DAK Tahun 2014 pada Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan

Gowa masing 18 dan 14 Bidang.

Hasil reviu proposal DAK TUD Tahun Anggaran 2015 pada 22 Pemerintah

Daerah, menunjukkan adanya DAK TUD yang not elegible senilai

Rp798.900.000,00. Atas hasil reviu tersebut telah disampaikan atensi kepada

para Kepala Daerah penerima DAK TUD dimaksud agar dalam pelaksanaan

anggaran DAK Tambahan Usulan Daerah Tahun 2015 memperhatikan prinsip

efisiensi; efektifitas; akuntabel; berorientasi pada hasil (outcomes); jelas

pekerjaan yang akan dilaksanakan; spesifikasi jelas dan lengkap; satuan

pembiayaan terukur dan wajar dalam satuan/jumlah, waktu dan tempat; serta

bebas dari campur tangan pihak manapun yang diduga atau patut diduga

berpotensi korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) terutama terhindar dari

kemungkinan terjadinya mark up harga, fiktif dan gratifikasi.

Sedangkan hasil monitoring DAK Tahun 2014 pada Pemerintah Kabupaten

Jeneponto dan Gowa masing 18 dan 14 Bidang, adalah sebagai berikut :

o Pemerintah Kabupaten Jeneponto, terdiri 18 Bidang DAK Reguler dan 4

Bidang DAK Tambahan). Dari realisasi DAK Reguler sebesar

Rp59.325.090.000,00 dan DAK Tambahan Rp12.697.950.000,00 masih

terdapat sisa DAK Reguler dan DAK Tambahan di BUD per 31 Desember

2014 masing-masing sebesar Rp4.482.678.579,00 dan Rp36.090.000,00.

Permasalahan yang dijumpai dalam proses monitoring, adalah kekurangan

volume pekerjaan sebanyak 21 kejadian senilai Rp267.821.605,00;

Page 56: b. perjanjian kinerja tahun 2015

46 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kelebihan pembayaran melebihi nilai kontrak 17 kejadian senilai

Rp150.647.822,00 serta pekerjaan tidak sesuai spesifikasi lima kejadian

senilai Rp4.3842.155,00. Disamping itu terdapat ketidaktepatan sasaran

kegiatan DAK Reguler dan Tambahan masing-masing sebesar

Rp472.452.000,00 dan Rp256.480.000,00 serta kegiatan yang belum

dimanfaatkan masing-masing sebesar Rp2.315.375.190,00 dan

Rp267.185.000,00.

o Pemerintah Kabupaten Gowa dengan 14 Bidang DAK Reguler, dari realisasi

DAK Reguler sebesar Rp80.227.530.000,00 masih terdapat sisa DAK di BUD

per 31 Desember 2014 sebesar Rp9.050.379.713,00. Permasalahan yang

dijumpai dalam proses monitoring, adalah kekurangan volume pekerjaan

sebanyak 11 kejadian senilai Rp150.406.724,42,00; denda keterlambatan

Rp1.060.840,00; kewajiban perpajakan yang belum disetorkan ke kas negara

sebesar Rp89.993.884,27;pekerjaan tidak sesuai spesifikasi satu kejadian

senilai Rp33.786.098,04 dan kelebihan perhitungan volume RAB sebanyak

lima kejadian senilai Rp72.560.521,14. Disamping itu terdapat

ketidaktepatan sasaran kegiatan DAK sebesar Rp217.251.164,00 serta

kegiatan yang belum dimanfaatkan sebesar Rp722.173.452,00.

6) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah – Pengelolaan Aset

Daerah

Capaian kinerja indikator kegiatan perbaikan kebijakan keuangan daerah

terkait pengawalan akuntabilitas sset daerah dilaksanakan melalui

pengawasan atas pengelolaan Kerja Sama Daerah (KSD) pada Pemerintah

Kota Palopo dan Kabupaten Barru, dan pengawasan atas pengelolaan

pinjaman daerah pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan

Pemerintah Kabupaten Bulukumba.

Hasil pengawasan KSD menunjukkan pada Pemerintah Kota Palopo dan

Kabupaten Barru, menunjukkan pemerintah daerah tersebut “belum

memiliki :

Page 57: b. perjanjian kinerja tahun 2015

47 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Regulasi yang mengatur tentang pengelolaan Kerjasama

pemanfaatan aset,

o Identifikasi risiko, analisis atas perhitungan dan penerimaan

konstribusi serta masa konsesi kerjasama,

o Penatausahaan dan pengawasan atas pengolahan dan pelaksanaan

kerjasama, dan

o Masukan kepada masyarakat serta sarana penyampaian masukan

penerima manfaat.

Sedangkan hasil pengawasan atas pengelolaan pinjaman, yang bertujuan

untuk mengidentifikasi permasalahan berserta penyebabnya berkaitan

kelembagaan dan kebijakan pengelolaan pinjaman daerah pada

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Kabupaten

Bulukumba, menunjukkan:

o Kelembagaan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah

membentuk dan menetapkan tim/unit pelaksana teknis

penatausahaan pinjmana daerah, namun tidak membentuk tim

pemantau pemanfaatan. Sedangkan Pemerintah Kabupaten

Bulukumba tidak memberntuk tim perencana dan tim pemantau

pemanfaatan pinjaman.

o Kebijakan, untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sektor yang

dibiaya dari pinjaman dimaksud adalah merupakan sektor prioritas

yaitu sektor pekerjaan umum yang merupakan sektor prioritas

dengan tujuan percepatan pembangunan infrastruktur jalan.

Sektor/kegiatan tersebut telah tertuang dalam RPJMD Provinsi

Sulawesi Selatan tahun 2013 – 2018. Pemerintah Kabupaten

Bulukumba juga menggunakan pinjaman tersebut untuk pembiayaan

sektor prioritas, yaitu sektor kesehatan.

o Perencanaan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah

merencanakan dan membahas dengan SKPD terkait, namun pada

tahapan ini tidak dibentuk tim perencanaan untuk pinjaman ini,

Page 58: b. perjanjian kinerja tahun 2015

48 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

sehingga perencanaan atas usulan pinjaman tersebut tidak dikelola

secara memadai. Sedangkan pada Pemerintah Kabupaten

Bulukumba, salinan berita acara pelantikan bupati tidak dilampirkan.

o Penatausahaan pinjaman daerah, Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan telah menyelenggarakan penatausahaan pinjaman daerah

sesuai ketentuan yang berlaku, namun belum menyusun laporan

keuangan untuk dijadikan laporan dukungan penyusunan LKPD

Provinsi Sulawesi Selatan. Sedangkan Pemerintah Kabupaten

Bulukumba menerbitkan Perda No. 5/2014 tanggal 25 Juli 2014

tentang pinjaman daerah dan petunjuk pelaksanaanya No. 54/2014

tanggal 30 September 2014.

o Publikasi Pinjaman, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan telah

dilaporkan ke Kemeterian Dalam Negeri namu pelaporan ke

Kementerian Keuangan belum dilaporkan serta belum

menyelenggarakan publikai informasi mengenai manfaat dan

dampak ekonomis pinjaman daerah secara berkala. Sedangkan

Pemerintah Kabupaten Bulukumba belum melaporkan sebagai

hutang daerah dalam LKPD.

o Pemanfaatan pinjaman daerah pada Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan telah digunakan sesuai dengan perjanjian investasi dan telah

dimanfaatkan kecuali satu kegiatan pembangunan jalan karena

masih dalam proses pelaksanaan. Sedangkan pada Pemerintah

Kabupaten Bulukumba belum dimanfaatkan karena masih dalam

proses pelaksanaan pekerjaan.

7) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah – Perbaikan Kinerja

Program Lintas Sektoral

Capaian kinerja indikator kegiatan perbaikan kebijakan keuangan daerah

terkait perbaikan kinerja program lintas sektotal, dilaksanakan melalui

evaluasi program lintas sektor pembangunan daerah atas

Page 59: b. perjanjian kinerja tahun 2015

49 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

penyelenggaraan penanggulangan penyakit menular (PPM) Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kabupaten Bantaeng, Bulukumba,

Bone, Wajo dan Luwu.

Tujuan kegiatan ini, adalah mengidentifikasi permasalahan dan penyebab

berkaitan sikronisasi dan efektifitas koordinasi program lintas sektor

pembangunan daerah atas penyelenggaraan penanggungan penyakit

menular di daerah serta mengidentifkasi permasalahan beserta penyebab

dalam implementasi program lintas sektor pembangunan daerah atas

penyelenggaraan penanggungan penyakit menular.

Hasil evaluasi program lintas sektor pembangunan daerah atas

penyelenggaraan penanggungan penyakit menular pada tingkat

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten, menunjukkan antara

lain :

o Kebijakan, dalam bentuk strategi penyelenggaraan hanya untuk

penyakit HIV/AIDS, sedangkan untuk jenis penyakit menular lainnya

menggunakan strategi yang tertuang dalam buku Pedoman

Penanggulangan Nasional PPM.

o Perencanaan, telah mengikuti kriteria yang diatur dalam Peraturan

Menteri Kesehatan No. 82/2014 dan penetapan sasaran, indikator

sasaran dan target PPM pada APBD-Provinsi telah mengakomodir dari

RPJMN.

o Penganggaran, dibebankan ke DPA Dinsa Kesehatan Provinsi Sulawesi

Selatan dengan memanfaatkan data suveilens, namun alokasi

anggaran dimaksud belum memadai.

Pelaksanaan, promosi kesehatan tidak efektif, surveilans telah

mampu menyediakan data, terdiri dari :

Pemberian imunisasi, pemeliharaan terhadap kualitas vaksin dan

distribusi vaksin ke Kabupaten/Kota.

Penemuan kasus/pasien baru, Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan bertindak sebagai koordinasi dan fasilitasi.

Page 60: b. perjanjian kinerja tahun 2015

50 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Penanganan/pengobatan PPM belum cukup memadai.

Mitigasi dampat, tidak dilakukan dalam rangka mengurangi

dampak kesehatan, sosial dan ekonmi akibat penyakit menular

yang di alami penderita.

o Pencatatan dan pelaporan penyakit menular dan penanggulangannya

telah dilakukan secara memadai.

o Monitoring dan evaluasi, telah dilakukan secara memadai.

8) Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan

Salah satu indikator yang dapat menjadi ukuran keberhasilan good

governance dan clean government yaitu opini BPK RI atas hasil audit

terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Pengelolaan dan

pertanggungjawaban keuangan daerah dapat dikatakan memadai apabila

dari hasil audit BPK RI Laporan Keuangan mendapat predikat opini Wajar

Tanpa Pengecualian (WTP). Laporan Keuangan yang merupakan salah satu

wujud pertanggungjawaban pemerintah atas penggunaan keuangan

daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah dan penyelenggaraan

operasional pemerintahan, merupakan tolok ukur pemerintahan yang

dipertanggungjawabkan pada setiap akhir tahun anggaran. Selain itu

laporan keuangan pemerintah daerah dapat digunakan untuk mengetahui

nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan

kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,

mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas laporan dan

membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Terwujudnya “Kepemerintahan yang baik (Good Governance)” bukanlah

suatu ungkapan yang asing lagi bagi para penyelenggara negara. Ungkapan

ini telah menjadi salah satu tujuan dari agenda reformasi yang merupakan

tuntutan dari masyarakat Indonesia untuk mendapatkan perubahan

Page 61: b. perjanjian kinerja tahun 2015

51 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kearah yang lebih baik. Pemerintahan yang baik ditandai dengan tiga pilar

elemen dasar yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu :

Transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Transparan pada

proses perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan, program, kegiatan,

dan juga transparan dalam proses/prosedur pencapaian hasil.

Pemerintahan yang Partisipatif dan akomodatif bagi masyarakat dalam

pelaksanaan pembangunan.

Akuntabilitas, yaitu setiap instansi pemerintah berkewajiban

mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi

dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui

media pertanggungjawaban secara periodik, sehingga dapat beroperasi

secara efisien, efektif dan responsif terhadap aspirasi masyarakat, yang

pada akhirnya dapat meningkatkan dan terpeliharanya kepercayaan

masyarakat kepada Pemerintah.

Kualitas akuntabilitas pelaporan dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pertanggungjawaban sampai dengan saat dilakukan

penilaian oleh BPK dalam bentuk audit LKPD untuk pemberian opini. Siklus

pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Page 62: b. perjanjian kinerja tahun 2015

52 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.1. Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Capaian kualitas pelaporan keuangan, diukur dari capaian kinerja indikator

kegiatan, melalui :

Evaluasi penyusunan dan penetapan APBD

Kualitas pelaporan keuangan mempunyai hubungan yang positif

dengan kelemahan dalam perencanaan daerah, yang ditandai dengan

:

o APBD belum disusun secara tepat waktu namun tahapannya belum

sesuai dengan tahapan dan jadwal yang ditetapkan.

o Keterlambatan penyerapan.

o Belum dilakukan penetapan target kinerja tahunan dalam rangka

mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan,

dan akuntabel serta berorientasi pada hasil

Page 63: b. perjanjian kinerja tahun 2015

53 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Asistensi dan bimtek pengelolaan keuangan oleh Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Selatan dalam tahun 2014 mulai dari proses

perencanaan sampai dengan pertanggungjawaban telah menghasilkan

capaian kinerja dalam tahun 2015. Capaian tersebut, adalah seluruh

pemerintah daerah dari 25 pemerintah daerah di wilayah Provinsi

Sulawesi Selatan atau 100,00 telah melakukan penyusunan dan

penetapan APBD secara “tepat waktu”.

Sehubungan dengan seluruh pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi

Selatan telah melakukan penyusunan dan penetapan APBD secara

tapat waktu, maka Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

melakukan evaluasi atas struktur APBD tahun 2015 dihubungkan

dengan target-target RPJMN 2015 – 2019 dalam “Penguatan Tata

Kelola Pemerintah Daerah” dengan indikator “Kinerja Keuangan

Daerah”, antara lain :

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

Indikator kinerja keuangan daerah Pemerintah Provinsi Sulawesi

Selatan sesuai APBD 2015, dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.3 Indikator kinerja keuangan daerah Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan sesuai APBD 2015

50.80%45.04%

26.68%

15.07%

40.00%

50.00%

13.00%

30.00%

Pendpt Pjk -Retribsui of Tot.

Pendapatan

Rasio Pendpt Transfer of Jlh Pendapatan

B.Pegawai of Total Belanja

B.Modal of Total Belanja

Sulsel RPJMN 2015 - 2019 (2019)

Page 64: b. perjanjian kinerja tahun 2015

54 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, bahwa rasio rata-

rata pajak retribusi provinsi terhadap total pendapatan sebesar

50,80% telah melampaui target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2019

sebesar 40,00. Sedangkan rata-rata ketergantungan dana transfer,

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 50,00 masih berada

di atas target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2015 sebesar 45,04%

namun sudah berada di bawah baseline-2014 RPJMN 2015 – 2019

sebesar 53,9%. Disamping itu rata-rata persentase belanja pegawai

sebesar 20,68 masih berada di atas target akhir (2019) RPJMN 2015

– 2019 sebesar 13% dan baseline-2014 sebesar 15%. Demikian

halnya untuk rata-rata belanja modal provinsi sebesar 15,07%

masih berada di bawah target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2019

sebesar 30,0% dan baseline-2014 sebesar 16,2%.

Rata-rata pajak retribusi kabupaten/kota terhadap total

pendapatan

Indikator kinerja keuangan daerah rata-rata pajak retribusi

kabupaten/kota terhadap total pendapatan pada 24 Pemerintah

Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

Page 65: b. perjanjian kinerja tahun 2015

55 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.4 Rata-Rata Pajak Retribusi Total Pendapatan Pada 24

Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, bahwa rata-rata

pajak retribusi kabupaten/kota terhadap total pendapatan baru

Pemerintah Kota Makassar yang telah melampui target akhir (2019)

RPJMN 2015 – 2019 yaitu sebesar 31,13% sedangkan tujuh

pemerintah daerah lainnya, yaitu Pemerintah Kabupaten Gowa

(7,82%), Luwu Timur (7,78%), Maros (8,67%), Pangkep (9,51%),

Sidrap (7,37%), Takalar (7,82%) dan Tana Toraja (6,84%) telah

berada diatas target baseline-2014 RPJMN 2015 – 2019 sebesar

5,9%.

Rata-rata ketergantungan dana transfer kabupaten/kota

Indikator kinerja keuangan daerah rata-rata ketergantungan dana

transfer kabupaten/kota pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota se-

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

31.13%

2.83%4.38%4.97%

2.74%2.71%2.62%3.20%

7.82%5.35%

1.97%3.90%

7.78%

2.69%

8.67%9.51%

1.69%

7.37%

1.76%2.08%

7.82%6.84%

2.58%3.81%

Pendpt Pjk -Retribsui of Tot. Pendapatan RPJMN 2019 (11,00%) Baseline 2014 (5,90%)

Page 66: b. perjanjian kinerja tahun 2015

56 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.5 Rata-Rata Ketergantungan Dana Transfer

Kabupaten/Kota Pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi

Sulawesi Selatan

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, bahwa rata-rata

ketergantungan dana transfer kabupaten/kota baru Pemerintah

Kota Makassar yang telah berada dibawah target akhir (2019)

RPJMN 2015 – 2019 yaitu sebesar 67,92%, sedangkan 23

pemerintah kabupaten/kota lainnya masih berada di atas target

akhir (2019) dan baseline-2014 RPJMN 2015 – 2019.

Rata-rata persentase belanja pegawai kabupaten/kota

Indikator kinerja keuangan daerah rata-rata persentase belanja

pegawai kabupaten/kota pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota se-

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

67.52%

88.50%84.28%

93.22%94.03%91.50%

88.03%

94.62%90.17%

92.95%94.56%93.94%

78.84%

90.45%88.15%88.66%

91.21%90.96%93.14%93.70%

89.45%91.42%

83.37%

92.74%

Rasio Pendpt Transfer of Jlh Pendapatan RPJMN 2019 (70,00%)

Baseline 2014 (72,20%)

Page 67: b. perjanjian kinerja tahun 2015

57 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.6 Rata-Rata Persentase Belanja Pegawai Kabupaten/Kota

Pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, bahwa persentase

belanja pegawai kabupaten/kota se-Provinsi Sulawesi Selatan baru

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur yang telah berada dibawah

target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2019 yaitu sebesar 32,49%,

sedangkan 23 pemerintah kabupaten/kota lainnya masih berada di

atas target akhir (2019) dan baseline-2014 RPJMN 2015 – 2019.

Rata-rata persentase belanja modal kabupaten/kota

Indikator kinerja keuangan daerah rata-rata persentase belanja

modal kabupaten/kota pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota se-

Provinsi Sulawesi Selatan dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

46.01%

61.36%

51.15%55.19%56.45%56.15%55.18%54.85%

59.75%

52.67%55.85%56.77%

32.49%

51.30%51.81%50.50%

60.31%55.97%

61.03%65.15%

69.64%

57.69%54.18%

62.27%M

akas

sar

Pal

op

o

Par

epar

e

Ban

taen

g

Bar

ru

Bo

ne

Bu

luku

mb

a

Enre

kan

g

Go

wa

Jen

epo

nto

Sela

yar

Luw

u

Luti

m

Lutr

a

Mar

os

Pan

gkep

Pin

ran

g

Sid

rap

Sin

jai

Sop

pen

g

Taka

lar

Tato

r

Toru

t

Waj

o

B.Pegawai of Total Belanja RPJMN 2019 (35,00%) Baseline 2014 (42,00%)

Page 68: b. perjanjian kinerja tahun 2015

58 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.7 Rata-Rata Persentase Belanja Modal Kabupaten/Kota

Pada 24 Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, bahwa persentase

belanja modal Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (39,12%) dan

Sidrap (30,35%) telah berada di atas target akhir (2019) RPJMN

2015 – 2019 sebesar 30,00% dan sepuluh pemerintah kabupaten

yaitu Pemerintah Kabupaten Barru (19,93%), Bulukumba (23,48%),

Enrekang (23,64%), Gowa (22,71%), Jeneponto (21,30%), Selayar

(22,46%), Maros (28,23%), Pangkep (29,48%, Tana Toraja (24,48%)

serta Toraja Utara (23,37%) telah berada di atas target baseline-

2014 RPJMN 2015 – 2019 sebesar 19,90%. sedangkan 12

pemerintah kabupaten/kota lainnya masih berada di bawah target

akhir (2019) dan baseline-2014 RPJMN 2015 – 2019.

Di samping itu dalam struktur APBD 2015, juga dapat dilihat

persentase belanja urusan wajib dan pilihan dari total masing-

masing belanja pemerintah daerah, sebagai mana dapat dilihat

pada grafik dibawah ini:

19.72%

14.18%

18.78%

12.31%

19.93%

14.00%

23.49%23.64%22.71%21.30%22.46%

17.00%

39.12%

19.75%

28.23%29.48%

18.03%

30.35%

17.32%17.64%

11.39%

24.48%23.37%

18.57%

B.Modal of Total Belanja RPJMN 2019 (30,00%) Baseline 2014 (19,90%)

Page 69: b. perjanjian kinerja tahun 2015

59 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.8 Persentase Belanja Urusan Wajib Dan Pilihan Dari Total

Masing-Masing Belanja Pemerintah Daerah

Asistensi/bimtek pengelolaan keuangan dengan aplikasi SIMDA

Salah satu upaya konkret untuk mewujudkan transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah adalah penyampaian

laporan pertanggungjawaban keuangan pemerintah yang tepat waktu

dan disusun dengan mengikuti standar akuntansi pemerintahan

(SAP). SAP adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah atau

merupakan pernyataan yang mempunyai kekuatan hukum dalam

92.24%

97.47%

94.07%

96.83%

93.62%

94.31%

95.66%

96.25%

91.60%

96.15%

93.13%

90.81%

93.73%

93.61%

95.30%

93.77%

92.22%

92.38%

98.17%

93.09%

96.52%

96.35%

95.24%

95.57%

94.94%

7.76%

2.53%

5.93%

3.17%

6.38%

5.69%

4.34%

3.75%

8.40%

3.85%

6.87%

9.19%

6.27%

6.39%

4.70%

6.23%

7.78%

7.62%

1.83%

6.91%

3.48%

3.65%

4.76%

4.43%

5.06%

Sulsel

Makassar

Palopo

Parepare

Bantaeng

Barru

Bone

Bulukumba

Enrekang

Gowa

Jeneponto

Selayar

Luwu

Lutim

Lutra

Maros

Pangkep

Pinrang

Sidrap

Sinjai

Soppeng

Takalar

Tator

Torut

Wajo

B. Ur.Pilihan of Tot. Belanja B. Ur.Wajib of Tot. Belanja

Page 70: b. perjanjian kinerja tahun 2015

60 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di

Indonesia.

Asistensi/bimtek pengelolaan keuangan, diarahkan kepada perbaikan

atas permasalahan umum LKPD se-Provinsi Sulawesi Selatan, yaitu :

Sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah belum

sepenuhnya mengacu pada Permendagri 64 Tahun 2013 dan

Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)

Penatausahaan Barang Milik Daerah belum tertib

Pengendalian Intern belum memadai

Pengelolaan Belanja SKPD belum tertib

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan

Permasalahan tersebut disebabkan kelemahan dalam perencanaan

daerah, tugas dan fungsi organisasi, akuntabilitas keuangan,

akuntabilitas pengelolaan aset tetap, proses pengadaan barang dan

jasa, sumber daya manusia.

Kondisi akuntabilitas pelaporan keuangan berupa opini LKPD hasil

audit BPK dil wilayah Provinsi Sulawesi Selatan mengalami

perkembangan dengan trend positif dari LKPD Tahun 2011 sampai

dengan LKPD 2014. Kondisi tersebut sebagaimana dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

Grafik 3.9 Kondisi Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Berupa Opini LKPD

3

12.007

28.00

8

32.00

10

40.00

16

64.00

12

48.00

13

52.00

13

52.00

6

24.00

6

24.00

4

16.00

28.00

LKPD 2011 % LKPD 2012 % LKPD 2013 % LKPD 2014 %

WTP WDP TMP

Page 71: b. perjanjian kinerja tahun 2015

61 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Capaian akuntabilitas pelaporan keuangan dihubungkan dengan

Target RPJMN 2015 – 2019 dengan indikator Penguatan Tata Kelola

Pemerintahan khususnya rata-rata nasional WTP Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.10 Penguatan Tata Kelola

Berdasarkan grafik tersebut di atas dapat dilihat, rata-rata nasional

WTP pemerintah provinsi telah sama dengan target akhir (2019)

RPJMN 2015 – 2019 sebesar 85,00% (dibulatkan = 1) atau satu

pemerintah provinsi, di mana Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan

telah meraih opini WTP lima kali berturut-turut. Pemerintah Provinsi

Sulawesi Selatan telah mengimplementasi SIMDA BMD yang

dikembangakan BPKP dalam pengelolaan asetnya.

Capaian WTP pemerintah kabupaten sebanyak sembilan pemerintah

kabupaten melebihi target baseline 2014 RPJMN 2015 – 2014 untuk

rata-rata nasional WTP pemerintah kabupaten sebesar enam

pemerintah kabupaten (30% x 21 pemerintah kabupaten = 6,3 atau 6

pemerintah kabupaten) namun masih dibawah target akhir (2019)

RPJMN 2015 – 2019 (60% x 3 pemerintah kabupaten = 12,65 atau 13

1 -

1 -

1 2

9 9

14

Opin WTP 2014 Baseline - 2014 RPJMN 2019

Provinsi Kota Kabupaten

Page 72: b. perjanjian kinerja tahun 2015

62 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pemerintah kabupaten) atau capaian target WTP pemerintah

kabupaten baru mencapai 69,23% dari target akhir (2019) RPJMN

2015 – 2019. Adapun pemerintah kabupaten yang telah

mengimplementasi SIMDA Keuangan dan BMD dan atau salah satu

yang dikembangkan BPKP dalam pengelolaan keuangan dan asetnya

sebanyak tujuh pemerintah kabupaten. Sementara dua pemerintah

daerah yang lain difasilitasi melalui kegiatan asistensi/bimtek melalui

penugasan lain berupa pendampingan reviu LKPD.

Sedangkan rata-rata nasional WTP pemerintah kota belum tercapai

sesuai target baseline 2014 (41% x 3 pemerintah kota = 1,2 atau 1

pemerintah kota) dan target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2019 (65% x 3

pemerintah kota = 1,95 atau 2 pemerintah kota). Adapun pemerintah

kota yang telah mengimplementasi SIMDA Keuangan dan BMD yang

dikembangkan BPKP dalam pengelolaan keuangan dan asetnya adalah

Pemerintah Kota Palopo yang berhasil meraih opini WDP dari opini

TMP pada LKPD tahun 2013.

Adapun pengguna aplikasi SIMDA Keuangan, BMD dan Lainnya dapat

dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.11 Grafik Pengguna Aplikasi SIMDA Keuangan, BMD dan

Lainnya

SIMDA-BMD, 5

SIMDA KEU + BMD, 13

Aplikasi LAIN, 7

Page 73: b. perjanjian kinerja tahun 2015

63 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Asistensi/bimtek pengelolaan keuangan dengan aplikasi SIMDA baik

SIMDA Keuangan maupun SIMDA BMD, untuk meminimalisir,

kelemahan :

Akuntabilitas Keuangan, antara lain kelemahan :

- Pengelolaan kas, berupa pencairan kas daerah tidak sesuai

SP2D, penumpukan pencairan pada akhir tahun anggaran,

pertanggungjawaban dana TU yang terlambat

- Pengelolaan pendapatan dan belanja tidak sesuai dengan

ketentuan antara lain ..pembayaran tidak sesuai dengan

standar biaya, pembayaran belanja dinas ganda/rangkap yang

disebabkan overlapping tanggal hari keberangkatan,

pengadaan barang/jasa yang menjadi objek pajak, belum

dipungut pajaknya oleh Bendahara Pengeluara, pemungutan

Pajak yang belum disetorkan ke Kas Negara, pembayaran

tunjangan kepada pegawai yang tidak berhak.

- Ketidakcukupan bukti pertanggungjawaban belanja.

- Dokumen bukti belanja tidak lengkap.

Akuntabilitas pengelolaan aset tetap, antara lain :

- Aset tetap tidak dapat diyakini kewajarannya karena, tidak

dapat ditelusuri nilainya dan keberadaan aset tetap dalam

neraca tidak jelas, Pencatatan aset tetap tidak akurat, Data aset

tetap tidak didukung dengan bukti-bukti kepemilikan, Belum di

reklasifikasi atas Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP) dan

pembayaran utang atas aset tetap

- Aset daerah masih banyak yang dikuasai oleh pihak yang tidak

berhak (pegawai yang sudah pensiun)

- Aset daerah belum jelas kepemilikannya, Belum adanya serah

terima asset dari Kabupaten Biak ke Kabupaten Pemda, Belum

jelas dokumen kepemilikannya (sertifikat atas tanah).

Page 74: b. perjanjian kinerja tahun 2015

64 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Tantangan tahun 2015 dengan implementasi SAP Berbasis Akrual

makin besar. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah

melakukan pemetaan dalam bentuk monitoring kesiapan 25

pemerintah daerah dalam implementasi akuntansi berbasis akrual,

dengan hasil dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.12 Monitoring Kesiapan 25 Pemerintah Daerah Dalam

Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual

Asistensi/bimtek Reviu LKPD Berbasis Akrual

Reformasi pengelolaan keuangan negara mewajibkan kepala daerah

untuk menyusun dan menyampaikan rancangan peraturan daerah

tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa

laporan keuangan yang disajikan sesuai Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Terbitnya PP Nomor 71 Tahun 2010 merupakan

tindak lanjut dari pasal 36 ayat 1 UU Nomor 17 Tahun 2003 yang

menyatakan bahwa pengakuan dan pengukuran pendapatan dan

belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5

tahun. Mendasarkan pada ketentuan-ketentuan tersebut di atas maka

7

28

9

36

7

28

2

8

2

8

1

4

1

4

21

84

6

24

5

20

1

4

13

52

2

8

-

-

-

-

23

92

Tidak Siap

%

Kurang Siap

%

Cukup Siap

%

Siap

%

Kesiapan SDM Kesiapan REGULASI Kesiapan DATA Kesiapan APLIKASI

Page 75: b. perjanjian kinerja tahun 2015

65 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

akuntansi berbasis akrual pada instansi pemerintah seharusnya sudah

diterapkan pada tahun 2008, namun dalam strategi penerapan PP

Nomor 71 Tahun 2010 dinyatakan basis akrual paling lambat tahun

2015 wajib diimplementasikan secara penuh.

Sebagai regulator keuangan daerah, Kementerian Dalam Negeri

menerbitkan Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan

Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah

Daerah, yang mengatur bahwa pemerintah daerah harus sudah

mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual paling lambat mulai

tahun anggaran 2015. SAP merupakan acuan bagi instansi pemerintah,

baik pusat maupun daerah dalam menyusun laporan keuangan.

Dengan mengacu pada SAP, laporan keuangan yang dihasilkan

diharapkan akan berkualitas dan dapat dibandingkan, baik antar

entitas maupun antar periode pelaporan. Disinilah diperlukan peran

APIP untuk melakukan reviu atas LKPD dalam rangka meyakinkan

keandalan informasi yang disajikan sebelum disampaikan kepala

daerah kepada BPK sebagaimana dinyatakan dalam dalam PP Nomor 8

Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi

Pemerintah.

Penerapan akuntansi berbasis akrual memerlukan kesiapan yang

memadai, baik dari sisi sarana dan prasarana maupun SDM pemda.

SDM yang terkait dengan penerapan tersebut terutama SDM yang

berhubungan dengan pengelolaan keuangan dan aset, juga SDM yang

berhubungan dengan pengawasan, yaitu APIP. Dalam hal reviu LKPD

berbasis akrual, diperlukan APIP yang mengerti laporan keuangan

yang disusun dengan basis akrual serta proses penyusunannya,

sehingga APIP mampu memberikan keyakinan terbatas bahwa

akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan SAPD dan LKPD telah

Page 76: b. perjanjian kinerja tahun 2015

66 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

disajikan sesuai dengan SAP dalam upaya membantu kepala daerah

untuk menghasilkan LKPD yang berkualitas.

Review LKPD, adalah penelaahan atas penyelenggaraan akuntansi dan

penyajian LKPD oleh inspektorat untuk untuk memberikan keyakinan

terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan berdasarkan Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) dan LKPD telah disajikan sesuai

SAP dalam upaya membantu kepala daerah untuk menghasilkan LKPD

yang berkualitas. Review LKPD bertujuan membantu terlaksananya

penyelenggaraan akuntansi dan penyajian LKPD dan memberikan

keyakinan terbatas bahwa akuntansi telah diselenggarakan

berdasarkan SAPD dan LKPD telah disajikan sesuai dengan SAP.

Review atas LKPD Berbasis Akrual akan dilakukan oleh Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota dalam tahun 2016 untuk LKPD 2015. Sampai

saat Kementerian Dalam Negeri sebagai regulator keuangan daerah,

belum menerbitkan Pedoman Pelaksanaan Review LKPD Berbasis

Akrual yang akan digunakan oleh Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

telah melakukan asistensi/ bimtek review LKPD berbasis akrual pada

Inspektorat Kota Makassar, Kabupaten Takalar, Sidrap dan Luwu Utara

dengan mengunakan Pelaksanaan Review LKPD Berbasis Akrual yang

diterbitkan Deputi Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah.

Asistensi/bimtek Reviu Rencana Aksi Hasil Temuan BPK

Rencana Aksi disusun sesuai standar normatif pemeriksaan BPK, yaitu

difokuskan untuk memperbaiki SPI, temuan tentang ketaatan

terhadap peraturan perundang-undangan, kecukupan pengungkapan

(disclosure) dan kesesuaian dengan SAP. Selain itu rencana aksi

merupakan langkah-langkah penyelesaian temuan pada tahun yang

akan datang, berupa langkah perbaikan kebijakan, sistem dan

prosedur lainnya. Salah satu faktor penting untuk peningkatan opini

Page 77: b. perjanjian kinerja tahun 2015

67 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

adalah konsisten, konsekuen dan kontinue dalam melaksanakan

rencana aksi tersebut.

Asistensi/bimtek reviu rencana aksi hasil temuan BPK, telah dilakukan

pada Pemerintah Kota Parepare, Palopo, Pemerintah Kabupaten

Bantaeng, Wajo, Sidrap, Bone, Takalar, Sinjai, Luwu dan Takalar.

Rencana aksi yang dibuat berisikan langkah-langkah penyelesaian

temuan yang akan dilakukan, yang menyangkut temuan BPK RI tahun

sekarang dan tahun-tahun sebelumnya serta langkah-langkah

perbaikan kebijakan, sistem dan prosedur. Pembuatan rencana aksi ini

agar seluruh jajaran pemerintah daerah dapat mengetahui prasyarat

apa saja yang dipenuhi untuk menuju Opini WTP berikut jadwal

pelaksanaannya.

Adapun rencana aksi atas temuan BPK, antara lain :

Membuat action plan peningkatan kualitas LKPD Tahun 2015

tindak lanjut rekomendasi BPK-RI atas Sistem Pengendalian Intern

tahun sebelumnya

Membuat action plan peningkatan kualitas LKPD Tahun 2015

tindak Lanjut Rekomendasi BPK-RI atas Kepatuhan terhadap

Peraturan Perundang-undangan Tahun sebelumnya

Kompilasi LKPD dan Analisis Keuangan pemerintah Daerah.

Dalam rangka mendukung terwujud good governance dalam

penyelenggaraan negara/daerah, pengelolaan keuangan

negara/daerah perlu diselenggarakan secara secara professional,

transparan dan bertanggungjawab sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

LKPD dapat dieksplorasi dan ditelaah, sehingga diperoleh berbagai

informasi penting, antara lain :

Informasi keuangan untuk memonitor kinerja keuangan daerah,

kesesuaian dengan ketentuan yang berlaku, kontrak kerja yang

telah disepakati dan ketentuan yang disyaratkan.

Page 78: b. perjanjian kinerja tahun 2015

68 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Informasi untuk perencanaan dan penganggaran.

Informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan

organisasional, yaitu :

- Untuk menentukan biaya program, fungsi dan aktivitas

sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan

dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan

kineja periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja unit

pemerintah lain.

- Untuk mengevaluasi tingkat efisiensi dan efektivitas operasi,

program, aktivitas dan fungsi tertentu pemerintahan.

Adapun tujuan dari penyusunan kompilasi laporan keuangan dan

analisis kinerja pemerintah daerah, adalah :

Memberikan informasi mengenai total kekayaan pemerintah

daerah di Provinsi Sulawesi Selatan,

Menganalisis dan membandingkan kinerja keuangan pemerintah

daerah.

Berdasarkan kompilasi laporan keuangan dan analisis kinerja

pemerintah daerah maka dapat dilihat pertumbuhan total aset dan

aset tetap pada 25 pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan,

sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Page 79: b. perjanjian kinerja tahun 2015

69 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.13 Pertumbuhan Total Aset Dan Aset Tetap Pada 25 Pemerintah

Daerah Di Provinsi Sulawesi Selatan

Dari grafik tersebut terlihat rata-rata pertumbuhan total aset 25

pemerintah daerah se-Provinsi Sulawesi Selatan hanya sebesar 1,44%.

Pemerintah daerah yang tingkat pertumbuhan total asetnya adalah

Kabupaten Toraja Utara sebesar sebesar 24,13% dan yang terendah adalah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar -30,01%. Pemerintah daerah

lainnya yang juga mengalami pertumbuhan total aset negatif adalah

Kabupaten Sidrap. Adapun rata-rata pertumbuhan total aset tetap adalah

sebesar -1,42% artinya secara umum terjadi penurunan total aset tetap

pemerintah daerah dalam tahun 2014. Pertumbuhan aset tetap tertinggi

adalah Kabupaten Toraja Utara 22,49% dan yang terendah Provinsi

Sulawesi Selatan -38.41%.

-30.01%

5.54%4.51%5.87%9.67%8.47%

12.32%16.90%14.91%

9.72%10.83%10.90%7.96%

12.64%

5.87%

23.84%

15.63%9.40%

-0.70%5.12%

15.22%

1.56%

14.29%

24.13%

10.41%

-38.41%

4.24%

-3.79%-8.69%

10.41%

4.52%

10.59%

16.33%11.87%

12.00%8.27%9.26%

6.35%

9.29%

1.31%

22.28%

17.40%

7.05%

-2.11%

1.72%

16.65%

6.56%

13.74%

22.49%

9.53%

Suls

el

Mak

assa

r

Pal

op

o

Par

epar

e

Ban

taen

g

Bar

ru

Bo

ne

Bu

luku

mb

a

Enre

kan

g

Go

wa

Jen

epo

nto

Sela

yar

Luw

u

Luti

m

Lutr

a

Mar

os

Pan

gkep

Pin

ran

g

Sid

rap

Sin

jai

Sop

pen

g

Taka

lar

Tato

r

Toru

t

Waj

o

Pertumbuhan Total Aset Pertumbuhan Aset Tetap

Page 80: b. perjanjian kinerja tahun 2015

70 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Adapun pertumbuhan SiLPA yang menunjukkan sebesar besar anggaran

belanja yang telah disetujui, dapat dilaksanakan atau direalisasikan,

sehingga makin besar SiLPA berarti lebih banyak anggaran belanja yang

tidak terealisasi atau lebih banyak kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan.

Indikator pertumbuhan SiLPA dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.14 Pertumbuhan SiLPA

Dari grafik tersebut, terlihat rata-rata tingkat pertumbuhan SiLPA 25

pemerintah daerah se-Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 38,35%.

Pertumbuhan SiLPA tertinggi dicapai Kabupaten Sidrap 527,88% dan yang

terendah Kabupaten Pangkep -37,90%. Pemerintah daerah lain yang juga

108.00%

7.48%

397.89%419.12%

18.70%

57.57%45.15%

34.16%

183.64%

-20.21%

40.73%33.37%35.67%27.26%

298.07%

207.82%

-37.90%

68.26%

527.88%

47.54%

-5.82%

60.11%

26.71%43.32%

20.51%

Suls

el

Mak

assa

r

Pal

op

o

Par

epar

e

Ban

taen

g

Bar

ru

Bo

ne

Bu

luku

mb

a

Enre

kan

g

Go

wa

Jen

epo

nto

Sela

yar

Luw

u

Luti

m

Lutr

a

Mar

os

Pan

gkep

Pin

ran

g

Sid

rap

Sin

jai

Sop

pen

g

Taka

lar

Tato

r

Toru

t

Waj

o

Pertumbuhan SiLPA

Page 81: b. perjanjian kinerja tahun 2015

71 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

mengalami pertumbuhan SiLPA negatif adalah Kabupaten Soppeng (-5,82)

dan Kabupaten Gowa (-20,21).

Analisis lain, adalah analisis rasio keuangan atas laporan realisasi anggaran,

antara lain :

Rasio derajat desentraliasi yang menunjukkan derajat konstribusi PAD

terhadap total pendapatan daerah. Semakin tinggi konstribusi PAD

maka semakin tinggi kemampuan pemerintah daerah dalam

penyelenggaraan desentralisasi.

Rasio derajat kemandirian dihitung dari rasio total PAD terhadap total

pendapatan transfer dan penerimaan pinjaman dalam negeri.

Rasio derajat ketergantungan dihitung dari rasio pendapatan transfer

terhadap total pendapatan.

Rasio derajat kemandirian dan ketergantungan mempunyai makna yang

berkebalikan. Semakin besar angka rasio PAD terhadap total pendapatan

transfer dan penerimaan pinjaman dalam negeri maka kemandirian

keuangan daerah semakin besar, sebaliknya semakin besar angka rasio

pendapatan transfer terhadap total pendapatan semakin kecil

kemandirian daerah dalam mendanai belanja daerah. Oleh karena itu,

daerah yang mempunyai kemandirian tinggi adalah daerah yang

mempunyai rasio PAD tinggi sekaligus pendapatan transfer yang rendah.

Derajat desentralisasi, kemandirian dan ketergantungan atas pemerintah

daerah yang ada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada

grafik dibawah ini :

Page 82: b. perjanjian kinerja tahun 2015

72 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.15 Derajat Desentralisasi, Kemandirian Dan Ketergantungan

Atas Pemerintah Daerah

Dari grafik diatas terlihat bahwa secara rata-rata derajat desentralisasi 25

pemerintah daerah se-Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebesar 19,81%.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan lebih mampu menyelanggarakan

desentralisasi denga rasio 55,04% dibandingkan dengan kabupaten kota

yang ada yang lain. Pada tingkat kabupaten/kota kemampuan untuk

menyelenggarakan desentralisasi paling tinggi Kota Makassar (27,80%) dan

paling rendah Kabupaten Toraja Utara (4,47%).

55.04%

27.80%

11.59%

15.74%

6.95%

6.49%

10.13%

8.15%

4.75%

12.04%

5.72%

5.31%

6.81%

13.39%

14.61%

11.87%

12.60%

9.39%

7.87%

5.93%

7.15%

8.88%

10.89%

4.47%

9.03%

44.78%

69.82%

86.23%

83.13%

92.82%

91.85%

88.11%

86.24%

95.17%

85.32%

92.07%

93.72%

90.90%

80.38%

83.86%

86.67%

85.83%

88.59%

90.40%

92.17%

91.29%

89.12%

87.49%

95.53%

89.25%

111.70%

39.81%

13.45%

18.93%

7.49%

7.07%

11.49%

9.45%

4.99%

14.11%

6.22%

5.67%

7.49%

16.65%

17.42%

13.70%

14.68%

10.59%

8.71%

6.43%

7.84%

9.96%

12.45%

4.68%

10.12%

Sulsel

Makassar

Palopo

Parepare

Bantaeng

Barru

Bone

Bulukumba

Enrekang

Gowa

Jeneponto

Selayar

Luwu

Lutim

Lutra

Maros

Pangkep

Pinrang

Sidrap

Sinjai

Soppeng

Takalar

Tator

Torut

Wajo

Derajat Desentralisasi Derajat Ketergantungan Derajat Kemandirian

Page 83: b. perjanjian kinerja tahun 2015

73 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Sedangkan rasio derajat ketergantungan rata-rata 78,47%, artinya tingkat

ketergantungan pemerintah daerah di Sulawesi Selatan cukup tinggi

terhadap pendapatan transfer dari pemerintah pusat dan atau provinsi.

Pemerntah daerah yang paling tinggu derajat ketergantungannya adalah

Kabupaten Toraja Utara sebesar 95,53% dan paling rendah Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan 44,78%. Adapun derajat kemandirian rata-rata

24,97% artinya tingkat kemandirian pemerintah daerah di Provinsi

Sulawesi Selatan masih “Sangat Rendah” terhadap pendapatan transfer

dari pemerintah pusat/ provinsi dan penerimaan pinjaman daerah.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai tingkat kemandirian

keuangan daerah paling tinggi sebesar 111,70% dan yang paling rendah

adalah Kabupaten Toraja Utara 4,68%.

Atas kondisi tersebut, telah sampaikan atensi kepada pemerintah provinsi/

Kabupaten/Kota agar meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah

dalam rangka peningkatan derajat desentralisasi, ketergantungan daerah

dan kemnadirian daerah dalam rangka mewujudkan otonomi daerah.

Sedangkan analisis belanja melalui rasio belanja operasional terhadap total

belanja, rasio belanja modal terhadap total belanja dan rasio belanja

pegawai terhadap total belanja, dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Page 84: b. perjanjian kinerja tahun 2015

74 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Grafik 3.16 Derajat desentralisasi, kemandirian dan ketergantungan atas

pemerintah daerah

Rasio belanja operasi terhadap total belanja paling tinggi Kabupaten Luwu

Utara sebesar 86,19% dan paling rendah Kabupaten Luwu Timur 63,15%.

Semakin tinggi rasio belanja operasi terhadap total belanja

menggambarkan semakin sedikitnya porsi belanja yang dialokasikan untuk

investasi. Rasio belanja moda terhadap total belanja yang paling tinggi

adalah Kabupaten Luwu Timur sebesar 36,85% dari total belanja

dialokasikan untuk investasi yaitu untuk belanja modal dan yang terendah

Kabupaten Luwu Utara dengan proporsi 13,77%. Semakin tinggi rasio ini

semakin besar porsi belanja daerah yang dialokasikan untuk investasi

84.95%

82.22%

85.13%

84.16%

79.43%

80.24%

85.25%

78.87%

81.98%

69.73%

81.17%

74.15%

81.44%

63.15%

86.19%

68.51%

70.72%

79.42%

75.81%

78.92%

79.89%

81.31%

73.91%

72.98%

73.81%

15.03%

17.78%

14.87%

15.79%

20.38%

19.76%

14.75%

21.06%

17.83%

30.27%

18.83%

25.79%

18.56%

36.85%

13.77%

31.45%

29.26%

20.52%

23.69%

20.96%

20.11%

18.68%

26.09%

27.02%

26.09%

22.68%

50.22%

53.15%

48.15%

48.78%

58.79%

60.78%

58.09%

59.60%

53.28%

52.43%

48.92%

50.41%

34.84%

50.51%

48.66%

52.56%

56.05%

60.41%

55.14%

61.95%

57.59%

56.22%

48.88%

51.41%

Sulsel

Makassar

Palopo

Parepare

Bantaeng

Barru

Bone

Bulukumba

Enrekang

Gowa

Jeneponto

Selayar

Luwu

Lutim

Lutra

Maros

Pangkep

Pinrang

Sidrap

Sinjai

Soppeng

Takalar

Tator

Torut

Wajo

Rasio Belanja Operasional terhadap total belanja

Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja

Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja

Page 85: b. perjanjian kinerja tahun 2015

75 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

belanja modal. Sedangkan rasio belanja pegawai terhadap total belanja

paling tinggi Kabupaten Soppeng sebesar 61,95% dan paling rendah

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 22,68%. Semakin tinggi

persentase belanja pegawai menggambarkan semakin sedikitnya porsi

belanja yang dialokasikan untuk investasi.

Keterkaitan pencapaian indikator keuangan tahun 2014 dengan target

RPJMN 2015 – 2019untuk Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, adalah

rasio pendapatan pajak – retribusi dari total pendapatan (50,19%) dan

ketergantungan dana transfer (44,78%) telah melampaui target akhir 2019

RPJMN 2015 – 2019 (40,00% dan 50,00%). Sedangan rasio belanja pegawai

terhadap total belanja (22,68%) dan belanja modal terhadap total belanja

(15,03) masih diatas dan dibawah target baseline 2014 RPJMN 2015 – 2019

(15,00% dan 16,2105) sebagaimana dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.17 Derajat Desentralisasi, Kemandirian Dan Ketergantungan

Atas Pemerintah Daerah

Sedangkan rasio pendapatan pajak – restribusi dari total pendapatan atas

24 Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat

pada grafik berikut :

50.19%44.78%

22.68%

15.03%

33.60%

53.90%

15.00% 16.20%

40.00%

50.00%

13.00%

30.00%

Pendpt Pjk -Retr. of Tot. Pendptn

Ketergantungan Dana Transfer

B. Pegawai of Tot. Belanja Belanja Modal of Total Belanja

SULSLEL RPJMN 2015 - 2019 (Baseline 2014) RPJMN 2015 - 2019 (2019)

Page 86: b. perjanjian kinerja tahun 2015

76 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.18 Rasio Pendapatan Pajak – Restribusi Dari Total Pendapatan

Atas 24 Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Provinsi Sulawesi Selatan

Berdasarkan grafik tersebut, persentase rata-rata pajak retribusi

kabupaten/kota terhadap total pendapatan Pemerintah Kota Makassar

(26,52%) telah berada di atas target akhir (2019) RPJMN 2015 – 2019

(11,00%) dan enam pemerintah kabupaten yaitu Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur (8,31%), Maros (9,83%), Pangkep (10,53%), Sidrap (6,07%),

Takalar (6,26%) dan Tana Toraja (8,78%) telah berada di atas target

baseline-2014 RPJMN 2015 (5,90%).

Adapun rasio ketergantungan dana transfer dari 24 Pemerintah

Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan hanya

Pemerintah Kota Makassar (69,82%0 yang telah mencapai atau telah

berada dibawah target akhir RPJMN 2015 – 2019 (70,00%). Sedangkan 23

Pemerintah Kabupaten/Kota yang lain masih berada diatas target baseline-

2014 RPJMN 2015 – 2019 (72,00%), sebagaimana dapat dilihat pada grafik

berikut :

26.52%

3.25%4.42%

5.37%3.55%3.37%2.79%2.64%

9.38%

4.40%

1.72%

4.48%

8.31%

2.24%

9.83%10.53%

2.18%

6.07%

2.10%2.36%

6.26%

8.78%

2.32%3.82%

Pendpt Pjk -Retribsui of Tot. Pendapatan RPJMN 2015 - 2019 (BL. 2014 = 5,90%)

RPJMN (2019 = 11%)

Page 87: b. perjanjian kinerja tahun 2015

77 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.19 Rasio Ketergantungan Dana Transfer

Sedangkan rasio belanja pegawai terhadap total belanja dari 24

Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan, menunjukkan

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur (34,84%) telah mencapai atau berada

di bawah target akhir 2019 RPJMN 2015 – 2019 (35,00%), sedangkan 23

Pemerintah Kabupaten/Kota lainnya masih berada diatas baseline 2014

RPJMN 2015 -2019 (42,00%) , sebagaimana dapat dilihat pada grafik

berikut :

69.82%

86.23%83.13%

92.82%91.85%88.11%86.24%

95.17%

85.32%92.07%93.72%

90.90%

80.38%83.86%

86.67%85.83%88.59%90.40%92.17%91.29%89.12%87.49%

95.53%89.25%

Ketergantungan Dana Transfer (Baseline 2014 = 72,20% RPJMN (2019 = 70%)

Page 88: b. perjanjian kinerja tahun 2015

78 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.20 Rasio Belanja Pegawai Terhadap Total Belanja

Adapun rasio belanja modal terhadap total belanja dari 24 Pemerintah

Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan, dapat dilihat pada grafik

berikut:

50.22%53.15%

48.15%48.78%

58.79%60.78%

58.09%59.60%

53.28%52.43%48.92%50.41%

34.84%

50.51%48.66%

52.56%56.05%

60.41%

55.14%

61.95%

57.59%56.22%

48.88%51.41%

Mak

assa

r

Pal

op

o

Par

epar

e

Ban

taen

g

Bar

ru

Bo

ne

Bu

luku

mb

a

Enre

kan

g

Go

wa

Jen

epo

nto

Sela

yar

Luw

u

Luti

m

Lutr

a

Mar

os

Pan

gkep

Pin

ran

g

Sid

rap

Sin

jai

Sop

pen

g

Taka

lar

Tato

r

Toru

t

Waj

o

Belanja Pegawai of Total Belanja (Baseline 2014 = 42% RPJMN (2019 = 35%)

Page 89: b. perjanjian kinerja tahun 2015

79 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.21 Rasio Belanja Modal Terhadap Total Belanja

Berdasarkan grafik tersebut, rasio belanja modal terhadap total belanja

dari 24 Pemerintah Kabupaten/Kota se-Provinsi Sulawesi Selatan,

menunjukkan tiga Pemerintah Kabupaten, yakni Pemerintah Kabupaten

Luwu Timur (36,85%), Gowa (30,27%) dan Maros (31,45%) telah mencapai

atau berada di atas target akhir 2019 RPJMN 2015 – 2019 (30,00%),

sedangkan sembilan Pemerintah Kabupaten/Kota yaitu Pemerintah

Kabupaten Bantaeng (20,38%), Bulukumba (21,06%), Selayar (25,79%),

Pangkep (29,26%), Pinrang (20,56%),Sidrap (23,69%), Sinjai (20,96%), Tana

Toraja (26,09%) Toraja Utara (27,02%) dan Wajo (26,09%) telah berada di

atas target baseline 2014 RPJMN 2015 - 2019 (19,90%) dan 11 Pemerintah

Kabupaten/Kota masih berada dibawah target baseline 2014 RPJMN 2015

– 2019.

17.78%

14.87%15.79%

20.38%19.76%

14.75%

21.06%

17.83%

30.27%

18.83%

25.79%

18.56%

36.85%

13.77%

31.45%29.26%

20.52%

23.69%

20.96%20.11%18.68%

26.09%27.02%26.09%

Mak

assa

r

Pal

op

o

Par

epar

e

Ban

taen

g

Bar

ru

Bo

ne

Bu

luku

mb

a

Enre

kan

g

Go

wa

Jen

epo

nto

Sela

yar

Luw

u

Luti

m

Lutr

a

Mar

os

Pan

gkep

Pin

ran

g

Sid

rap

Sin

jai

Sop

pen

g

Taka

lar

Tato

r

Toru

t

Waj

o

Belanja Modal of Total Belanja Baseline 2014 = 19,90% RPJMN 2019

Page 90: b. perjanjian kinerja tahun 2015

80 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

9) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah

Kebijakan keuangan daerah terkadang tidak menyentuh Aset/BMD daerah

dan hibah/bansos yang dikelola tidak secara transparan dan akuntabel

sehingga banyak menjadi 'pengecualian' dari opini hasil pemeriksaan BPK.

Apalagi dalam tahun 2015 pemerintah sudah diwajibkan menerapkan SAP

Berbasi Akrual dalam pengelolaan keuangannya yang memerlukan

kesiapan sumber daya manuasi, regulasi, data dan aplikasi pengelolaan

keuangan berbasis akrual. Dalam konteks regulasi diperlukan revisi

Peraturan Kepala Daerah terkait kebijakan akuntansi, sistem akuntansi dan

bagan akun standar dari berbasis Cash to Accrual menjadi Accrual Basis.

Disamping penyerapan anggaran pemerintah daerah yang terukur dan

tepat sasaran juga memegang peranan penting terhadap pertumbuhan

ekonomi suatu daerah.

Capaian kinerja indikator kegiatan ini, dilaksanakan melalui :

Penyusunan database permasalahan aset.

Database permasalahan aset yang disusun berdasarkan hasil audit

LKPD tahun 2014 oleh BPK, menunjukkan seluruh pemerintah daerah

di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai catatan atas

pengelolaan asetnya dan hanya sepuluh pemerintah daerah yang tidak

mempengaruhi opini. Permasalahan aset yang ditemukan dibagi

kedalam 38 kode permasalahan dengan 209 kejadian. Adapun lima

permasalahan utama yang paling banyak diungkapkan, adalah sebagai

berikut :

o Kode 3.2 - penatausahaan, pengelolaan serta penilaian aset yang

belum dilakukan secara memadai,

o Kode 3.5 - penyajian aset tetap yang belum memadai

o Kode 7.1 - keberadaan dan dokumen kepemilikan yang belum

memadai,

o Kode 7.5 - aset tetap dikuasai dan dimanfaatkan oleh pihak lain,

Page 91: b. perjanjian kinerja tahun 2015

81 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Kode 11.1 - perhitungan dan penyusutan aset tetap.

Lima permasalahan utama diatas dihubungkan dengan jumlah kejadian

dan jumlah pemerintah daerah tempat terjadinya permasalahan

dimaksud serta persentase dari jumlah total kejadian, dapat dilihat

pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.22 Permasalahan Aset

Penyusunan database permasalahan hibah dan bansos.

Database permasalahan hibah dan bansos yang disusun berdasarkan hasil

audit LKPD tahun 2014 oleh BPK, menunjukkan 76,00% dari 25 Pemerintah

Daerah di wilayah Provinsi Sulawesi masih terdapat permasalahan terkait

hibah dan bansos dengan total 26 kejadian. Permasalaha hibah dan bansos

yang diungkap BPK, antara lain mekanisme penganggaran penyaluran,

penatausahaan dan pertanggungjawaban tidak sesuai ketentuan, penerima

hibah dan bantuan partai politik belum menyampaikan

pertanggungjawaban, realisasi belanja hibah yang akan diserahkan tidak

didukung NPHB dan hibah berupa uang dan barang tidak sesuai ketentuan.

Secara garis besar permasalahan hibah dan bansos tersebut, dapat

dikelompokkan kedalam empat golongan (kode) besar, yaitu :

o Kode 1.1 – Belanja bantuan sosial dan hibah belum sesuai ketentuan

(misalnya tidak ada NPHD) empat kejadian,

Kode 3.2Kode 3.5

Kode 7.1Kode 7.5

Kode 11.1

179 22 18

13

59

13

41

2618

28.23% 6.22%19.62%

12.44% 8.61%

Jumlah Pemda Kejadian % of Total Kejadian

Page 92: b. perjanjian kinerja tahun 2015

82 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Kode 1.2 Mekanisme penganggaran bantuan sosial dan hibah belum

sesuai ketentuan empat kejadian,

o Kode 1.3 Mekanisme penyerahan bantuan sosial dan hibah baik

berupa uang maupun barang belum sesuai ketentuan 11 kejadian,

o Kode 1.4 Bantuan sosial dan hibah belum dipertanggungjawabkan

tujuh kejadian,

Secara rinci berdasarkan tempat, jumlah dan kode permasalahan dapat

dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.23 Permasalahan Aset Berdasarkan Tempat, Jumlah Dan Kode

Permasalahan

Selayar

Bulukumba

Jeneponto

Sinjai

Maros

Pangkep

Palopo

Makassar

Sulsel

Barru

Bone

Soppeng

Wajo

Sidrap

Pinrang

Enrekang

Luwu Utara

Luwu Timur

Toraja Utara

1.00

1.00

3.00

2.00

1.00

1.00

1.00

1.00

2.00

1.00

1.00

2.00

1.00

1.00

1.00

2.00

1.00

1.00

2.00

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

Kejadian Kode 1.1 Kode 1.2 Kode 1.3 Kode 1.4

Page 93: b. perjanjian kinerja tahun 2015

83 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Pendampingan Penyusunan PERKADA Kebijakan Akuntansi

Seiring dengan penerapan Standa Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis

Akrual sesuai dalam tahun 2015, maka pemerintah daerah perlu

mempersiapkan sumber daya manuasi, regulasi, data dan aplikasi pengelolaan

keuangan berbasis akrual. Dalam konteks regulasi Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi telah melakukan sosialiasi, pendamping dan asistensi penyusunan

revisi Peratuaran Kepala Daerah terkait kebijakan akuntansi, sistem akuntansi

dan bagan akun standar dari berbasis Cash to Accrual menjadi Accrual Basis

pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terkait kebijakan akuntansi

tentang pendapatan dan penyusutan aktiva retap, Pemerintah Kabupaten

Jeneponto, Luwu, Selayar, Sidrap, Barru, Wajo, Toraja Utara, Luwu Timur,

Luwu Utara, Bulukumba, Gowa, Pangkep dan Kota Palopo.

Kesiapan regulasi pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan dalam

implementasi akuntansi berbasis akrual sesuai hasil konfirmasi ke masing-

masing pemerintah daerah, dapat dilhat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.24 Kesiapan Regulasi Pemerintah Daerah Di Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual

Tidak SiapKurang Siap

Cukup SiapSiap

21

1

21

Jumlah Pemda

Page 94: b. perjanjian kinerja tahun 2015

84 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Secara rinci berdasarkan kesiapan jenis regulasi yang terdiri dari Kebijakan

Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan Bagan Akun Standar

dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.25 Kesiapan Jenis Regulasi

Sulsel

Makassar

Parepare

Palopo

Maros

Pangkep

Barru

Gowa

Takalar

Jeneponto

Bantaeng

Bulukumba

Selayar

Sinjai

Soppeng

Bone

Wajo

Enrekang

Pinrang

Sidrap

Tator

Torut

Luwu

Lutra

Lutim

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

-

1

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

-

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

-

1

1

1

1

1

1

1

Kebijakan Akuntansi SAPD BAS

Page 95: b. perjanjian kinerja tahun 2015

85 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Penyerapan Anggaran Pemerintah Daerah

Penyerapan anggaran pemerintah daerah yang terukur dan tepat sasaran

memegang peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan evaluasi

penyerapan anggaran pemerintah daerah semester I tahun anggaran 2015

pada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Pemerintah Kota Palopo,

Pemerintah Kabupaten Barru, Bulukumba, Luwu, Luwu Timur, Luwu Utara,

Pangkep, Sidrap dan Wajo. Evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah

dilakukan untuk memperoleh informasi tentang penyerapan anggaran

pemerintah daerah, mengidentifikasi permasalahan yang menghambat

penyerapan anggaran, dan memberikan saran serta langkah-langkah strategis

percepatan penyerapan anggaran pemerintah daerah.

Berdasarkan hasil evaluasi, persentase penyerapan APBD, belanja barang dan

jasa (B.BJ), belanja modal, belanja hibah dan belanja bansos pada sepuluh

pemerintah daerah yang disampling dapat dillihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.26 Persentase Penyerapan APBD, Belanja Barang Dan Jasa (B.BJ),

Belanja Modal, Belanja Hibah Dan Belanja Bansos

28.76 30.34 31.17

19.37 25.75

31.46 29.01 34.33 30.67 26.61

21.45 21.73 13.07

12.05

30.26 19.14

38.57

17.64 25.46

16.88

17.37 9.70

23.61

10.64

14.03 25.24 6.88

11.31 8.32 21.40

19.10

40.67 34.78

4.49

5.92

42.42 49.50

12.89 8.77

23.19

21.80 0.50 18.39

0.62

-

--

1.79

83.24

-

APBD B. Barang & Jasa B. Modal B. Hibah B. Bansos

Page 96: b. perjanjian kinerja tahun 2015

86 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Rendahnya penyerapan anggaran pemerintah daerah pada semester I tahun

anggaran 2015, disebabkan :

o Kesalahan dalam proses penganggaran,

o Perencanaan pekerjaan terlambat, sehingga proses pelelangan terlambat,

o Pelelangan ulang,

o Keterlambatan penetapan DPA SKPD,

o Kegiatan tidak dilaksanakan sesuai rencana dan target yang ditetapkan,

o Tidak ada atau sedikit yang mau berperan sebagai anggota ULP,

o Terdapat revisi kegiatan, dan lain-lain.

Atas segala permasalahan tersebut telah disampaikan saran kepada para

Kepala Daerah untuk melakukan dapat melaksanakan percepatan

pelaksanaan dan penyerapan anggaran secara tertib dan penuh keteraturan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

10) Perbaikan Kinerja Pembangunan Daerah

Dengan disahkannya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, desa

diberikan kesempatan yang besar untuk mengurus tata pemerintahannya

sendiri serta melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan

kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat desa melalui pemberina

dana desa. Alokasi dana ke desa yang begitu besar menuntut tanggung

jawab yang besar pula. Besarnya dana yang harus dikelola jangan sampai

menjadi bencana khususnya bagi aparatur pemerintah desa. Fenomena

pejabat daerah yang tersangkut kasus hukum jangan sampai terjadi dalam

skala pemerintahan desa. Oleh karena itu pemerintah desa harus bisa

menerapkan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa,

dimana semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan desa harus dapat

dipertanggungjawabkan dan atau dipertanggung gugatkan kepada

masyarakat desa sesuai dengan ketentuan sehingga terwujud tata kelola

pemerintahan desa yang baik.

Page 97: b. perjanjian kinerja tahun 2015

87 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Hasil kajian Komisi Pemberantasan Korupsi, menyatakan “Laporan

pertanggungjawaban yang dibuat desa belum mengikuti standar dan

rawan manipulasi”. Dan disaran kepada BPKP dan Kemendagri untuk

segera menyusun sistem keuangan desa yang sesuai kondisi dan

kemampuan desa, termasuk komponen pelaporan pertanggungjawaban

keuangan desa. BPKP termasuk Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

melakukan pengawalan atas akuntabilitas pengelolaan keuangan desa

yang bertujuan

o Memastikan seluruh ketentuan dan kebijakan dalam implementasi UU

Desa khususnya keuangan desa dapat dilaksanakan dengan baik untuk

seluruh tingkatan pemerintahan, dan

o Pemerintah desa dapat melaksanakan siklus pengelolaan keuangan

desa secara akuntabel mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

penatausahaan, pelaporan, per-tanggungjawaban dan pengawasan.

Tujuan pengawalan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa dimaksudkan

untuk menciptakan kepemerintahan desa yang baik, dengan :

o Tata kelola keuangan dengan yang baik,

o Perencanaan desa yang partisipatif, terintegrasi dan selaras dengan

perencanaan daerah dan nasional,

o Berkurangnya penyalahgunaan kekuasaan/kewenangan yang

mengakibatkan permasalahan hukum, serta

o Mutu pelayanan kepada masyarakat meningkat.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka pengawalan

pengelolaan keuangan desa, mengambil peran dalam fasilitasi peningkatan

kompetensi SDM pada pemerintah daerah dan desa serta bimbingan dan

konsultas pengelolaan keuangan desa termasuk implementasi aplikasi

SIMDA-Desa. Wujud dari peran itu dilakukan melalui kegiatan :

o Bimbingan teknis penguatan kapasitas aparatur desa pada Pemerintah

Kabupaten Gowa, Luwu Timur, Bantaeng, Enrekang, Bulukumba, Sidrap,

Takalar, Tana Toraja, Bone, Wajo dan Barru.

Page 98: b. perjanjian kinerja tahun 2015

88 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Sosialisasi Pengelolaan Pertanggungjawaban dan Pelaporan Dana Desa

dengan Aplikasi SIMDA-DESA pada Kepala BPMD se-Provinsi Sulawesi

Selatan serta Pengurus dan Anggota Ikatan Akuntan Negara Wilayah

Sulawesi Selatan.

Sampai dengan per tanggal 19 Desember 2015, dari total alokasi dana desa

untuk 21 pemerintah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan sebesar

Rp635.355.795.000,00 telah diterima dari Rekening Kas Umum Negara

(RKUN) di Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) sebesar

Rp537.689.891.800,00 atau 84,63% dan telah disalurkan ke Rekening Kas

Desa sebesar Rp506.387.426.990,00 atau 94,18%. Secara grafis persentase

pencairan dana desa dari RKUN ke RKUD dan dari RKUD ke RKD dapat

dilihat dibawah ini :

Grafik 3.27 Persentase Pencairan Dana Desa Dari RKUN Ke RKUD Dan

Dari RKUD Ke RKD

100%

80%

100%

80%

100%

80%

80%

80%

80%

100%

80%

80%

80%

80%

100%

80%

100%

80%

80%

80%

80%

88%

100%

82%

100%

73%

100%

100%

100%

99%

93%

99%

100%

94%

100%

90%

100%

80%

100%

100%

91%

100%

Selayar

Bulukumba

Bantaeng

Jenepont0

Takalar

Gowa

Sinjai

Maros

Pangkep

Barru

Bone

Soppeng

Wajo

Sidrap

Pinrang

Enrekang

Luwu

Tator

Luwu Utara

Luwu Timur

Toraja Utara

RKUN to RKUD RKUD to RKD

Page 99: b. perjanjian kinerja tahun 2015

89 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Dari grafik di atas dapat kita lihat bahwa sampai dengan per tanggal 19

Desember 2015 baru enam pemerintah kabupaten yang memperoleh

pencairan dana desa tahap ke-III dari RKUN serta atas seluruh dana desa

yang telah masuk ke RKUD baru 11 pemerintah kabupaten yang telah

menyalurkan 100,00% ke RKD.

Pengawalan dana desa oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

telah dilakukan penatausahan melalui SIMDA Desa, pada lima pemerintah

kabupaten dengan 447 desa atau 19,96% dari total jumlah desa yang

mendapat alokasi (2.239 Desa), dengan rincian dapat dilihat pada grafik

dibawah ini :

Grafik 3.28 Pengawalan Dana Desa

Adapun permasalahan yang mengemuka dalam pengelolaan dana desa,

adalah :

o Pencairan dana desa ke RKD tidak tepat waktu (terlambat),

o Regulasi di daerah yang kurang jelas, terkait belum adanya kesamaan

persepsi antar BPMD, Keuangan, Bappaeda dan Inspektorat,

o Kemampuan sumber daya manusia aparatur desa yang belum

memadai,

WajoGowa

BantaengTana Toraja

Barru

128121

46

112

40

5.72 5.40

2.05 5.00

1.79

Jumlah Desa % of Total Desa

Page 100: b. perjanjian kinerja tahun 2015

90 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

o Tunjangan TPKPD yang belum ada dan atau masih kurang,

o Tenaga pendamping desa yang belum maksimal atau masih kurang

efektif menjalankan fungsinya, dan

o Kemampuan dalam perencanaan pembangunan dan atau pekerjaaan

fisik masih kurang.

11) Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah – Perbaikan SPIP

Pemerintah Daerah Wilayah 3

Capaian perbaikan kebijakan keuangan daerah terkait perbaikan SPIP

pemerintah daerah wilayah 3 dilaksanakan melalui kegiatan koordinasi dan

supervisi pencegahan korupsi (Korsupgah) tahun 2015 pada Pemerintah

Kabupaten Pinrang dan Bantaeng, dengan tujuan untuk :

Mendorong pengelolaan APBD sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku,

Memastikan prosedur perencanaan, pengadaan dan pemanfaatan

barang dan jasa telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku,

Mendorong optimalisasi pendapatn asli daerah melalui pencegahan

terhadap potensi kebocoran penerimaan daerah,

Mengindentifikasi kelemahan sistem pengendalian intern dan risiko pada

unit kerja terkait sebagai dasar penyusunan rencana aksi pencegahan

korupsi dan peningkatan pelayanan publik.

Sedangkan sasaran dan ruang lingkup Korsupgah tahun 2015, sebagaimana dapat

dilihat pada gambar dibawah ini :

Page 101: b. perjanjian kinerja tahun 2015

91 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.2 Sasaran Dan Ruang Lingkup Korsupgah Tahun 2015

Adapun permasalahan yang mengemuka dalam Korsupgah tahun 2015, antara

lain :

Penyusunan dokumen RKPD, Renja SKPD dan KUA/PPAS belum sesuai

ketentuan,

Penyusunan RAPBD belum sepenuhnya berdasarkan SHS dan ASB,

Pemecahan paket PBJ dalam RKA SKPD,

Mekanisme penyaluran hibah belum sesuai ketentuan,

Penetapan penerima Bansos belum sesuai ketentuan,

RUP belum didukung dokumen indentifikasi kebutuhan barang,

HPS yang ditetapkan PPK tidak didukung survey harga pasar,

Pekerjaan yang tida efisien dan efektif, dan

Penetapan target penerimaan tidak berdasarkan potensi

Page 102: b. perjanjian kinerja tahun 2015

92 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Atas permasalahan yang ditemukan dalam kegiatan Korsupgah tersebut,

Pemerintah Kabupaten Pinrang dan Bantaeng dengan fasilitasi Tim Korsupgah

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan identifikasi risiko atas

permasalahan pengelolaan APBD, PBJ serta Pendapatan. Indentifikasi risiko

tersebut telah menghasilkan Rencana Aksi Tindak Lanjut. Risiko atas

permasalahan pengelolaan APBD, PBJ dan Pendapatan pada kedua pemerintah

kabupaten dimaksud dapat dilihat pada grafik dibawah ini :

Grafik 3.29 Risiko Atas Permasalahan Pengelolaan APBD, PBJ Dan Pendapatan

Kabupaten Bantaeng Dan Pinrang

12) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

Capaian indikator perbaikan penyelenggraan SPIP, dilaksanakan melalui kegiatan

Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian Aset pada Pemerintah Kabupaten

Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Sidrap, Selayar, Luwu Timur, Sinjai dan Wajo.

Secara umum, RTP meliputi pernyataan tujuan dan sasaran unit kerja dan

tingkatan kegiatan yang terkonfirmasi, rencana penguatan lingkungan

pengendalian, peta risiko yang dihadapi dalam pencapaian tujuan dan

sasaran,rencana penguatan struktur, kebijakan, dan prosedur organisasi untuk

mengendalikan risiko, rencana pengkomunikasian informasi keseluruhan unsur

Pinrang

Banteng

Pengelolaan APBD

PBJ Pendapatan Total

21

811

43

118

12

32

Pinrang Banteng

Page 103: b. perjanjian kinerja tahun 2015

93 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pengendalian termasuk hasil penguatannya, dan rencana pemantauan

keseluruhan unsur pengendalian termasuk hasil penguatannya. Tahapan

penyusunan RTP dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.23 Tahapan Penyusunan RTP

Kegiatan penyusunan (RTP) aset tahun 2015, didasarkan pada temuan hasil audit

BPK atas LKPD tahun 2014 pada Pemerintah Kabupaten Takalar, Jeneponto,

Bantaeng, Sidrap, Selayar, Luwu Timur, Sinjai dan Wajo. Setiap kejadian dari

permasalahan aset yang disampaikan BPK, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi

Selatan memfasilitas pemerintah daerah terkait untuk pembuatan Rencana

Tindak Pengendalian. Fasilitasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam

pembuatan RTP aset pemerintah daerah dapat dilihat pada grafik di bawah ini :

Grafik 3.30 Fasilitasi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Pembuatan RTP Aset Pemerintah Daerah

4 7 6 6 7 4 5 5

6 9 12 13 11 819

9

Permasalahan Jumlah Kejadian

Page 104: b. perjanjian kinerja tahun 2015

94 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Penugasan Pengawasan Bidang AN:

1. Penugasan evaluasi kinerja PDAM, Kompilasi Laporan evaluasi PDAM, bimtek

penyusunan laporan keuangan dengan aplikasi SIA PDAM dan billing system.

Rekomendasi yang diberikan meliputi:

Dari hasil evaluasi kinerja terhadap 23 PDAM, 2 PDAM berkinerja baik, 14 PDAM

berkinerja Cukup, 6 PDAM berkinerja Kurang dan satu PDAM berkinerja Tidak baik.

Sedangkan dari sisi tingkat kesehatan PDAM, 10 PDAM Sehat, 5 PDAM Kurang Sehat,

dan 8 PDAM tingkat kesehatannya Sakit.

Berdasar MDGs target cakupan layanan penduduk adalah 40 % perdesaan dan 80%

perkotaan. Dari hasil evaluasi, tingkat Cakupan layanan penduduk dari 20 PDAM

Kabupaten yang diatas 40% hanya 2 PDAM yaitu PDAM Kabupaten Bantaeng dan

PDAM Kabupaten Enrekang, sedangkan 18 PDAM cakupan layanannya dibawah 40%.

Cakupan layanan penduduk dari 3 PDAM Kota yang di atas 80% hanya PDAM Kota

Pare Pare, sedangkan PDAM Kota Makassar dan PDAM Kota Palopo masih dibawah

80%.

Dari 23 PDAM, dalam tahun 2015 yang mendapat opini WTP atas laporan keuangan

tahun 2014, 6 PDAM, opini WDP 4 PDAM, dan 13 PDAM belum dilakukan audit oleh

KAP.

2. Bimtek penyusunan pedoman tata kelola RSUD, dari rekomendasi yang diberikan

telah direncanakan untuk menuju tata kelola RS dengan pola BLUD .

3. audit tujuan tertentu Clearance Aset, pengawasan peran korporasi dalam mendukung

ketahanan pangan, bimtek penyusunan code of Corporate Governance, bimtek

manajemen aset dan raker bidang Akuntan Negara. Dari hasil audit tujuan tertentu

clearance Aset PT Berdikari (Persero) menunjukkan adanya aset belum tercatat dalam

daftar aktiva tetap PT Berdikari (Persero) Pusat, aset tercatat dalam daftar Aktiva

Tetap Bangunan PT Berdikari (Persero) Pusat namun fisik bangunan tidak ada,

sertifikat HGB telah habis namun belum diperpanjang, aset tidak dimanfaatkan, serta

aset rusak berat.

4. Pengawasan terhadap peran korporasi dalam mendukung ketahanan pangan, bahwa

produksi benih PT Pertani manupun PT SHS tidak mencapai target.

Page 105: b. perjanjian kinerja tahun 2015

95 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

• Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta Meningkatnya Upaya Pencegahan KorupsiSasaran 2

5. Reviu proses pelelangan pengadaan barang pada PT Pelindo IV (Persero), secara

umum terdapat kelemahan dalam penyusunan HPS yaitu belum disusun secara

profesional, dan telah disampaikan atensi kepada Direktur Utama PT Pelindo IV

(Persero) terkait dengan proses pelaksanaan pelelangan pengadaan new ship to shore

crane.

Penugasan Pengawasan Bidang Investigasi:

Penugasan audit investigasi, Audit PKKN, Pemberian Keterangan Ahli, Hasil Evaluasi

hambatan kelancaran Pembangunan, Audit Penyesuaian Harga, semua hasil

penugasan bidang Investigasi telah ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang berlaku.

Sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta

Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi” merupakan turunan dari misi ke dua

“membina penyelenggaraan SPIP yang efektif” secara kualitatif dan kuantitatif perlu

diukur. Ukuran kualitatif pencapaian misi ini adalah adanya “Peningkatan Efektifitas

Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah”. Peningkatan kualitas

pembinaan penyelenggaraan SPIP dan korporasi inilah yang diharapkan tercapai. Ukuran

kualitas tujuan ini linear dengan ukuran sasaran strategisnya yaitu “Meningkatnya

Maturitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Pemerintah Daerah, Korporasi dan

Program Prioritas Pembangunan Nasional”.

Terkait dengan misi dan sasaran strategis di atas, sasaran program yang ada di

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan adalah Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI

K/L/P/K serta Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi. Hasil dari kegiatan yang

dihasilkan mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari

berbagai kegiatan pembinaan SPIP terhadap Pemerintah Daerah, Korporasi dan Program

Prioritas Pembangunan Nasional di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk dapat

mengelola secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran program di atas, disusun

indikator Peningkatan Efektifitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern

Page 106: b. perjanjian kinerja tahun 2015

96 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Pemerintah, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud. Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Selatan menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat

Maturitas SPIP. Tingkat Maturitas SPIP ini merupakan kerangka kerja yang menunjukkan

karakteristik dasar kematangan penyelenggaraan SPIP yang terstruktur dan

berkelanjutan yang dapat digunakan sebagai instrumen evaluatif dan panduan generik

peningkatan efektifitas SPIP.

Pembinaan penyelenggaraan SPIP pada program prioritas pembangunan nasional

merupakan sarana untuk mewujudkan tujuan nasional yaitu untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan akan melakukan

pembinaan SPI kepada pemerintah daerah dan korporasi yang terlibat dalam

pembangunan nasional. Fokus pembangunan nasional yang akan menjadi prioritas

perhatian BPKP adalah program pembangunan di bidang pendidikan, kesehatan,

infrastruktur, kedaulatan pangan, kemaritiman, kedaulatan energi, perhubungan,

perlindungan sosial dan pariwisata. Penyelenggaraan ini mencakup:

a) Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada Kementerian,

Lembaga, Pemerintah Daerah dan upaya pencegahan korupsi. Tujuan

penyelenggaraan SPIP di Kementerian, Lembaga dan Pemerintah Daerah adalah

untuk memberikan keyakinan yang memadai atas tercapainya tujuan organisasi

melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan,

pengamanan aset negara/daerah, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Terkait dengan upaya pencegahan korupsi, BPKP akan secara aktif menawarkan

antara lain kegiatan fraud control plan dan sosialisasi pemahaman anti korupsi.

b) SPI Korporasi dan Upaya Pencegahan Korupsi pada Korporasi.

SPI korporasi sebagaimana layaknya internal auditor diharapkan dapat meningkatkan

peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola dan

pengelolaan risiko korporasi di Indonesia. Di samping hal tersebut, peran SPI

korporasi diharapkan dapat mendorong upaya pencegahan korupsi di sektor

korporasi, sehingga dapat meningkatkan kontribusi korporasi terhadap APBN.

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan sesuai dengan perannya akan berperan

Page 107: b. perjanjian kinerja tahun 2015

97 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

aktif dalam membantu dan bekerjasama dengan korporasi di wilayah Provinsi

Sulawesi Selatan untuk meningkatkan kapabilitas SPI korporasi sehingga peran

korporasi semakin nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Sulawesi

Selatan.

Sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta

Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi” dilengkapi satu indikator kinerja yaitu

“Persentase penerapan kelima Unsur SPIP pada K/L/Pemda dan Efektivitas SPI Korporasi

secara memadai” dengan target pada tahun 2015 sebesar 50%. Realisasi tersebut

diwujudkan melalui kegiatan audit, evaluasi, bimtek, asistensi pada satu pemprov,

sepuluh kabupaten, dan lima korporasi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang

dilaksanakan dengan 16 PP sesuai target.

Sasaran program “Meningkatnya Kualitas Penerapan SPI K/L/P/K serta

Meningkatnya Upaya Pencegahan Korupsi” dihasilkan melalui pencapaian sasaran

kegiatan “Tersedianya informasi hasil pengawasan dalam mencapai perbaikan tatakelola,

perbaikan sistem pengendalian intern pengelolaan keuangan negara/daerah, dan

peningkatan kapabilitas APIP” dengan indikator kinerja “Rekomendasi Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP/SPI”. Realisasi indikator kinerja “Rekomendasi Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP/SPI” sebanyak 2 rekomendasi atau mencapai 100% dari target

tahun 2015, sebanyak 2 rekomendasi.

Realisasi indikator kinerja “Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI”

didukung dengan dana sebesar Rp57.590.000,00 atau 65,33% dari anggaran sebesar

Rp88.156.000,00 dengan penggunaan SDM sebanyak 605 OH atau 100% dari rencana

tahun 2015 sebanyak 605 OH.

Dari sisi penggunaan dana, untuk sasaran program ini telah tercapai secara

efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 100% lebih

tinggi jika dibandingkan dengan capaian dana sebesar 65,33%.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), indikator kinerja

“Rekomendasi Pembinaan Penyelenggaraan SPIP/SPI” telah tercapai secara efisien.

Page 108: b. perjanjian kinerja tahun 2015

98 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Capaian kinerja tersebut diperoleh dari capaian indikator kinerja kegiatan :

1) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Pemerintah Daerah

Capaian Kinerja Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Program Prioritas Pemerintah

Daerah, dilaksanakan melalui sistem pengendalian intern pengadaan barang dan jasa

melalui probity audit serta evaluasi Sistem Akuntansi Kinerja Instansi Pemerintah

(SAKIP). Probity audit pengadaan barang/jasa diarahkan untuk meminimalisasi

permasalahan pengadaan barang dan jasa yang mengarah pada korupsi. Di sisi lain

APIP belum melaksanakan perannya secara optimal melakukan audit PBJ

berdasarkan pasal 116 Perpres 70 Tahun 2012. Sedangkan evaluasi SAKIP diarahkan

untuk memastikan bahwa instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam

memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan visi, misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan

satu kesatuan, yaitu perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, pelaporan kinerja,

evaluasi internal dan pencapaian sasaran/kinerja organisasi telah sesuai.

Dari enam paket kontrak dengan total nilai HPS sebesar Rp24.049.205.000,00 yang

dilakukan probity audit atas pengadaan barang dan jasa diperoleh efisiensi anggaran

sebesar Rp6.081.184.469,39,00 atau 25,27% dari nilai HPS. Probity audit dilakukan

melalui pendampingan pada Inspektorat Kota Parepare dan Kabupaten Tana Toraja

sebagai media transfer knowledge. Pemerintah daerah melalui Kepala Daerah

didorong untuk membuat kebijakan mengenai probity audit dengan menerbikan

Peraturan Kepala Daerah, sebagai telah dilakukan oleh Pemerintah Kota Palopo.

Evaluasi SAKIP yang dimaksudkan untuk memberikan umpan balik yang obyektif

guna meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah serta

"Penyelenggaraan SAKIP dilaksaksanakan secara selaras dan sesuai dengan

penyelenggaraan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan Tata Cara

Pengendalian serta evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan" sesuai Perpres

Nomor 29 tahun 2014 pasal 2 ayat 2. Evaluasi LAKIP tahun 2015 telah dilakukan pada

Pemerintah Kota Palopo dengan predikat “Kurang”. Disamping itu kepada

Pemerintah Daerah di wilayah Sulawesi Selatan, melalui fungsi konsultansi

Page 109: b. perjanjian kinerja tahun 2015

99 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dengan kegiatan diklat/bimtek/asistensi/

review terhadap Pemerintah Daerah yang ada di wilayah kerjanya.

2) Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah

Capaian Kinerja Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah, dilaksanakan

melalui penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) penyusunan LAKIP dan

penilaian risiko tertentu di tingkat pemerintah daerah.

Hasil evaluasi LAKIP menunjukkan bahwa nilai LAKIP hampir seluruh Pemerintah

Daerah belum memuaskan. Oleh karena itu perlu dirumuskan kerangka penyusunan

LAKIP dalam format RTP SPIP untuk meningkatkan kualitas SAKIP dan nilai hasil

evaluasi LAKIP. Kegiatan dimaksud dilakukan melalui pendampingan reviu

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Soppeng, Pendampingan

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Toraja

Utara dan Aisistensi Penyusunan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) LAKIP Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP ) pada Pemerintah Kabupaten Luwu

Timur. Atas pelaksanaan kegiatan tersebut, telah di rekomendasikan rencana aksi

perbaikan dalam penerapan SAKIP untuk mendukung pengumpulan data untuk

penyusunan LAKIP yang lebih berkualitas.

Hampir 80,00% kasus tindak pidana korupsi atau penyimpangan yang ditangani

Aparat Penegak Hukum bersumber dari penyimpangan dalam pengadaan barang

dan jasa. Oleh karena itu diperlukan kegiatan penilaian risiko tertentu khususnya

dalam proses pengadaan barang dan jasa. Kegiatan dimaksud telah dilakukan

melalui pemetaan risiko atas kegiatan proses pengadaan barang dan jasa pada

Pemerintah Kabupaten Maros, dengan tahapan sebagaimana gambar berikut :

Page 110: b. perjanjian kinerja tahun 2015

100 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Gambar 3.4 Tahap Penyusunan Profil Risiko

Permasalahan pengadaan barang dan jasa tersebut antara lain disebabkan

kelemahan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam melaksanakan pengadaan barang

dan jasa serta rendahnya pemahaman SDM terhadap aspek hukum pengadaan PBJ.

Oleh karena itu telah direkomendasikan untuk memetakan risiko kurangnya

kapasitas dan kapabiltas SDM dan strategi peningkatan SDM yang kompeten dalam

pengadaan barang dan jasa

Perbaikan Penyelenggaraan SPIP Pemerintah Daerah tidak hanya terbatas pada

kegiatan Rencana Tindak Pengendalian (RTP) penyusunan LAKIP dan penilaian risiko

tertentu di tingkat pemerintah daerah, namun diarahkan kepada tingkat

kematangan pemerintah daerah dalam mengimplementasikan SPIP dalam proses

bisnisnya sebagaimana di targetkan kedalam RPJMN 2015 – 2019 sebesar 85,00%

dari jumlah pemerintah daerah.

Atas target tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan telah melakukan

beberapa kegiatan antara lain, sosialisasi, bimbingan teknis penyusunan RTP dan

Control Self Assesment (CSA) pada Provinsi/ Kabupaten/Kota. Adapun kondisi tingkat

kematangan (maturitas) SPIP pada pemerintah daerah, baru diperoleh data pada

dua kabupaten yang dilakukan evaluasi dalam tahun 2014, yaitu Pemerintah

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan serta Bone dengan kategori tingkat

Page 111: b. perjanjian kinerja tahun 2015

101 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

kematangan masih pada tahap “Rintisan”. Penilaian tingkat maturitas SPIP tidak

sekedasar dimaksudkan untuk pemberian nilai level maturitas, tetapi hasil penilaian

maturitas tersebut diharapkan dapat menjadi dasar bagi penguatan efektifitas

penyelenggaraan SPIP. Adapun strategi tahapan implementasi penyelenggaraan

SPIP, guna menghasilkan level maturitas yang diinginkan, dapat dilihat pada gambar

berikut:

Gambar 3.5 Strategi Tahapan Implementasi Penyelenggaraan SPIP

Dengan strategi implementasi SPIP pada Pemerintah Daerah sebagaimana

digambarkan diatas, maka tahapan penyelenggaran SPIP sebagaimana gambar

dibawah ini, akan dilaksanakan untuk mencapai tingkat maturitas SPIP Level 3.

Page 112: b. perjanjian kinerja tahun 2015

102 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

• Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/PSasaran 3

Gambar 3.6 Tahapan Penyelenggaraan SPIP

Sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” diarahkan

pada perluasan peran dan layanan pengawasan intern BPKP dengan sasaran (1)

peningkatan kualitas pengawasan terhadap ketaatan; (b) peningkatan kualitas

pengawasan terhadap kinerja/value-for-money audit; dan (3) peningkatan kualitas

advisory services. Capaian keberhasilan sasaran ini, perlu diukur secara kualitatif dan

kuantitatif. Ukuran kualitatif adalah adanya peningkatan kapabilitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten. Peningkatan kapabilitas pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten inilah yang diharapkan tercapai pada level 3

secara gradual hingga akhir tahun 2019 sesuai target nasional sebesar 85%.

Sasaran meningkatnya kapabilitas pengawasan intern pemerintah pada K/L/P

oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan merupakan kondisi yang akan dicapai

Page 113: b. perjanjian kinerja tahun 2015

103 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

secara nyata oleh APIP K/L/P pada tahun 2019 yang mencerminkan pengaruh yang

ditimbulkan oleh adanya hasil dari berbagai kegiatan pembinaan APIP. Hal ini, sekaligus

menjadi indikator untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan “Peningkatan

Kapabilitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional dan Kompeten”.

Untuk dapat mengelola secara efektif pencapaian tujuan dan sasaran strategis di

atas, disusun indikator peningkatan kapabilitas pengawasan intern pemerintah yang

profesional dan kompeten, sebagai ukuran kuantitatif peningkatan kualitas dimaksud.

BPKP menetapkan indikator pengukuran sasaran ini, yaitu Tingkat Kapabilitas APIP.

Tingkat Kapabilitas APIP ini merupakan suatu kerangka kerja untuk memperkuat atau

meningkatkan pengawasan intern melalui langkah-langkah untuk maju dari tingkat

pengawasan intern yang kurang kuat menuju kondisi yang kuat, efektif dengan organisasi

yang lebih matang dan kompleks.

Dalam PP 60 Tahun 2008 dinyatakan bahwa peran Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) yang efektif merupakan perwujudan dari unsur lingkungan

pengendalian. Peran tersebut sekurang-kurangnya harus:

a) Memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan

efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah;

b) Memberikan peringatan dini dan meningkatkan efektifitas manajemen risiko dalam

penyelenggaraan tugas dan fungsi Instansi Pemerintah; dan

c) Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi

Instansi Pemerintah.

Dengan sasaran, peningkatan kualitas pengawasan terhadap ketaatan

(compliance) maka peningkatan kapabilitas pengawasan intern diharapkan mampu

menghasilkan informasi assurance kepada pimpinan K/L/P bahwa kegiatan telah

dilaksanakan sesuai dengan standar, peraturan atau dengan rencana, atau informasi yang

disajikan mitra telah sesuai dengan realitasnya. Pengawasan terhadap ketaatan dan

kinerja telah menjadi kegiatan utama BPKP selama ini, namun masih berfokus pada

individual kegiatan. Fokus ini perlu diperluas dan ditingkatkan sesuai dengan tuntutan

manajemen akan assurance atau ketaatan pelaksanaan seluruh kegiatannya dengan

tuntutan standar, target atau aturan.

Page 114: b. perjanjian kinerja tahun 2015

104 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” dilengkapi

satu indikator kinerja yaitu “Persentase Tingkat Kapabilitas APIP Pemda pada Level 3”

yang diukur dengan menghitung jumlah K/L/P yang IACM nya level 3 dibagi jumlah K/L/P

yang sudah dinilai IACM-nya. Di wilayah kerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan,

kondisi yang ada saat ini kedudukan APIP pada tingkat kapabilitas paling tinggi masih

berada pada “Level 2 Dalam Catatan”, hal ini menggambarkan capaian realisasi indikator

kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” sampai

dengan tahun 2015 bukan dikatakan tidak memenuhi target karena secara nasional

dalam RPJMN target kapabilitas APIP pada level 3 baru dimunculkan di tahun 2016, untuk

wilayah Provinsi Sulawesi Selatan target tersebut setara dengan 6 pemerintah daerah.

Realisasi capaian indikator output “Rekomendasi Pembinaan Kapabilitas APIP”

sebanyak 2 rekomendasi atau mencapai 100% dari target tahun 2015 sebanyak 2

rekomendasi. Realisasi tersebut diwujudkan melalui kegiatan self assesment dan re-self

assesment serta peningkatan kapabilitas yang dilaksanakan pada APIP Kabupaten

Sidenreng Rappang, Sinjai, Toraja Utara, Jeneponto, Enrekang, Bantaeng, Bulukumba,

Pinrang, Maros, Luwu Utara, Kota Makassar dan Palopo.

Kondisi existing kapabilitas APIP tahun 2014 di Provinsi Sulawesi Selatan, adalah 8

APIP PEMDA berada pada “Level 2 Dengan Catatan” dan sisanya sebanyak 17 APIP

PEMDA masih berada pada “Level 1”.

Pada Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, upaya perbaikan peningkatan

level kapabilitas APIP agar sesuai target, sebenarnya sudah dirintis dan dilakukan di tahun

2015, kegiatan-kegiatan tersebut antara lain meliputi pemberian bimbingan teknis

peningkatan kapabilitas APIP dan melakukan self assesment peningkatan kapabiltas APIP

secara on line melalui website masing-masing pada 6 APIP Pemerintah Daerah. Adapun

outcome dari kegiatan tersebut adalah diketahuinya kondisi awal “data existing”

kapabilitas APIP PEMDA tahun 2015, yang nantinya akan menjadi acuan dalam

pelaksanaan peningkatan kapabilitas APIP PEMDA pada tahapan/periode berikutnya.

Kondisi yang mempengaruhi tingkat kapabilitas APIP dimana saat ini masih berada di

bawah level 3 secara umum disebabkan oleh hal-hal berikut ini:

1. Independensi dan objektivitas APIP belum dapat diterapkan sepenuhnya.

Page 115: b. perjanjian kinerja tahun 2015

105 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

2. Lemahnya manajemen APIP.

3. Tidak terpenuhinya kebutuhan formasi Auditor.

4. Kurangnya alokasi anggaran belanja APIP dibandingkan dengan total belanja dalam

APBN/APBD.

5. Struktur organisasi dan pola hubungan kerja belum sepenuhnya sesuai dengan

strategi dalam mencapai tujuan APIP yang efektif.

6. Kurangnya kegiatan pengembangan kompetensi dan lemahnya manajemen SDM APIP

terutama rekrutmen, pola karier, dan pola mutasi/rotasi.

Realisasi indikator kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas

Pengawasan Intern K/L/P” didukung dengan dana sebesar Rp46.966.000,00 atau 100%

dari anggaran sebesar Rp46.966.000,00 dan dengan SDM sebanyak 143 OH atau 75,26%

dari rencana tahun 2015 sebanyak 190 OH. Ditinjau dari sisi penggunaan dana, indikator

kinerja sasaran program “Meningkatnya Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” telah

mancapai efisiensi.

Dari sisi penggunaan sumber daya manusia (OH), kinerja program “Meningkatnya

Kapabilitas Pengawasan Intern K/L/P” telah tercapai secara efisien. Kondisi ini terlihat

dari capaian indikator kinerja tahun 2015 sebesar 24,74% lebih rendah dibandingkan

dengan rencana penggunaan OH sebesar 190 OH.

Kondisi kapabilitas APIP PEMDA di Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2015,

sebagaimana dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.31 Kapabilitas APIP PEMDA Tahun 2015

0

5

10

15

20

12

34

5

8 PEMDA

17 PEMDA

Page 116: b. perjanjian kinerja tahun 2015

106 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

• Meningkatnya Kualitas Layanan Dukungan TeknispengawasanSasaran 4

Untuk mendukung kelancaran penugasan dalam mencapai sasaran-sasaran program

diperlukan kualitas layanan dukungan teknis pengawasan yang memadai, pada

Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan hal itu diwujudkan dengan pemberian layanan

dukungan manajemen berupa kegiatan-kegiatan rutin ketatausahaan, penyediaan sarana

dan prasarana dan pelaksanaan rehabilitasi berat rumah Negara BPKP. Dalam tahun 2015

dari target output 60 laporan terealisasi sebanyak 86 laporan atau mengalami

peningkatan sebesar 43,33%, dengan anggaran yang tersedia Rp30.760.281.000,00

penggunaan dana Rp27.170.672.105,00 atau 88,33% dari anggaran menunjukkan tingkat

efisien karena capaian output juga melebihi target.

Kegiatan dukungan lainnya yang diberikan oleh bagian tata usaha adalah

penyediaan sarana dan prasarana layanan perkantoran sebagai sarana pendukung untuk

menciptakan suasana nyaman dalam menjalankan kegiatan sehari-hari di kantor, seperti

pengadaan AC, LCD Projector, PC, printer, rak arsip besi, mesin jilid spiral, lensa camera,

dental unit, dll. Target ouput sesuai RKA KL 53 unit, terealisasi sebanyak 53 unit. Dana

yang tersedia Rp436.598.000,00 dengan penyerapan Rp407.918.000,00 atau 93,43% dari

anggaran. Hal ini menujukkan capain kinerja yang baik dan efisien baik dari sisi

penggunaan dana atau pencapaian target output. Untuk target output yang ada di DIPA

hanya 1 unit, diperjalanan waktu ada tambahan dana/revisi anggaran namun tidak diikuti

perubahan output, sehingga jumlah target menjadi terlalu kecil.

Guna mendukung kelancaran penugasan dan rasa nyaman tinggal di rumah dinas

pegawai, Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan juga mendapatkan amanah dalam

bentuk penyediaan anggaran untuk kegiatan rehabiltasi berat rumah negara yang telah

dilaksanakan dengan baik. Anggaran yang tersedia untuk kegiatan dimaksud sebesar

Rp764.875.000,00 dengan penyerapan Rp748.962.000,00 atau 97,92% dari anggaran

yang tersedia, dengan target output 8 unit dan terlaksana sebanyak 8 unit. Hal ini

menujukkan capain kinerja yang baik dan efisien baik dari sisi penggunaan dana atau

Page 117: b. perjanjian kinerja tahun 2015

107 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

pencapaian target output. Untuk target output yang ada di DIPA hanya 3 unit,

diperjalanan waktu ada tambahan dana/revisi anggaran namun tidak diikuti perubahan

output, sehingga jumlah target menjadi terlalu kecil.

Untuk memberikan penilaian terkait persepsi dari pengguna, berkenan dengan

layanan ketatausahaan, kami telah menyebarkan kuesioner kepada sejumlah pegawai

yang dipilih secara acak. Berdasarkan tabulasi hasil penyebaran kuesioner:

1. Layanan kepegawaian diperoleh skor 7,03 (skala likert 1-10) atau 100,43% dari target

yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan

kepegawaian yang diberikan kepada seluruh pegawai memuaskan, sehingga

memenuhi ekspektasi pengguna.

2. Layanan keuangan diperoleh skor 7,24 (skala likert 1-10) atau 103,43% dari target

yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan keuangan

yang diberikan kepada seluruh pegawai memuaskan, sehingga memenuhi ekspektasi

pengguna.

3. Layanan umum/sarpras diperoleh skor 6,54 (skala likert 1-10) atau 93,43% dari target

yang ditetapkan sebesar 7,00 skala likert. Hal ini menggambarkan layanan umum

yang diberikan kepada seluruh pegawai belum memuaskan pada sebagian pengguna,

sehingga belum memenuhi harapan pengguna .

Tidak tercapainya tingkat persepsi pengguna atas layanan umum/penyediaan sarpras,

antara lain menyangkut hal-hal sebagai berikut:

1. Perawatan gedung kantor dirasa masih kurang

2. Pemeliharaan sarana dan prasarana perlu ditingkatkan.

3. Rendahnya kepedulian atas masukan dan keluhan pengguna layanan.

Kedepan upaya-upaya perbaikan terhadap layanan umum/sarpras akan ditingkatkan

dengan lebih memperhatikan kebutuhan pengguna baik terkait kenyamanan di dalam

kantor, perawatan gedung, kebersihan fasilitas KM, dll. dan mengusulkan penyediaan

dana untuk menambah anggaran belanja modal guna pengadaan, perawatan dan

pemeliharaan sarana dan prasarana.

Page 118: b. perjanjian kinerja tahun 2015

108 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

C. REALISASI KEUANGAN 2015

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya di tahun 2015, Perwakilan BPKP

Provinsi Sulawesi Selatan mendapatkan amanah dalam bentuk penyediaan dana dalam

DIPA yaitu sebesar Rp35.778.921.000,00 dengan realisasi sebesar Rp32.126.164.000,00

atau 89,79%. Untuk kepentingan pelaporan kinerja dan akuntabilitas, data keuangan

yang ada, sampai dengan berakhirnya penyusunan Laporan Kinerja belum dilakukan

rekonsiliasi dengan Biro Keuangan BPKP, namun sudah diverifikasi pada tingkat intern

oleh jajaran keuangan di kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk data

anggaran dan realisasi sesuai rincian per program dan per jenis belanja dapat dilihat pada

Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.

Tabel 3.1 Realisasi Keuangan per Program

No Program Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1

Program pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah

4.695.593.000 4.545.058.000

2 Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya

31.083.328.000 27.581.106.000

JUMLAH 35.778.921.000 32.126.164.000

Tabel 3.2 Realisasi Keuangan per MAK

No MAK Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

1 Belanja Pegawai 25.653.206.000 22.629.002.000

2 Belanja Barang 8.924.242.000 8.340.282.000

3 Belanja Modal 1..201.473.000 1.156.880.000

TOTAL 35.778.921.000 32.126.164.000

Page 119: b. perjanjian kinerja tahun 2015

109 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Dalam rangka meningkatkan kinerja, maka upaya strategis yang akan

dilakukan antara lain:

1. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”,

penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya, komprehensif,

berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi (Goals

Congcruence).

2. Melakukan internalisasi perencanaan pengawasan berbasis resiko dan anggaran

berbasis kinerja sehingga lebih berorientasi pada hasil.

3. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang

mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern

kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu

bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik

(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional.

4. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja/value-for-money

audit serta kualitas advisory services.

Page 120: b. perjanjian kinerja tahun 2015

110 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan, di samping

merupakan pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis

tahun 2015, juga mencerminkan sejauh mana Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (AKIP) telah diimplementasikan. Dalam pelaporan kinerja ini, disajikan

informasi kinerja yang telah diperjanjikan disertai evaluasi dan analisis yang memadai

sehingga dapat dimanfaatkan untuk perbaikan kinerja ke depan. Upaya perbaikan yang

dilakukan dalam tahun 2015 yaitu (a) melakukan rekonsiliasi data kinerja secara periodik,

(b) melakukan reviu mandiri atas pencapaian kinerja, (c) melaksanakan evaluasi program

untuk mengawal pencapain tujuan program.

Dalam tahun 2015, sasaran program Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan

telah mencapai target. Meskipun masih ada satu IKU masih belum mencapai 100%,

namun sebagian besar IKU telah mencapai target 100%.

Selain pencapaian sasaran strategis, beberapa hal yang merupakan hasil konkrit

dari peran pengawasan oleh Perwakilan BPKP Sulawesi Selatan selaku Internal Auditor

Presiden selama tahun 2015 antara lain:

1. Nilai penyelamatan uang negara dari temuan hasil audit dan monitoring sebesar

Rp19.083.820.857,00.

2. Dari 21 Pemda yang diasistensi oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan pada

tahun 2015, sebanyak 8 Pemda berhasil memperoleh opini WTP, 11 Pemda

mendapatkan opini WDP, dan 2 Pemda memperoleh opini TMP dari hasil Audit BPK-

RI.

3. Sebanyak 2 PDAM berkinerja baik, 14 PDAM berkinerja cukup, 6 PDAM berkinerja

kurang, dan 1 Pemda berkinerja tidak baik.

4. Nilai koreksi penyesuaian harga dan klaim sebesar Rp9.819.330.191,10.

BAB IV

PENUTUP

Page 121: b. perjanjian kinerja tahun 2015

111 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

5. Jumlah kerugian negara dari hasil Audit Investigasi dan Penghitungan Kerugian

Keuangan Negara yang diserahkan ke Instansi Penyidik sebesar

Rp124.259.878.312,24.

Keberhasilan lain yang diperoleh Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam

tahun 2015 berupa penghargaan-penghargaan yang terdiri dari:

1. Juara I Lomba Karya Tulis dalam rangka HUT BPKP ke - 32;

2. Juara II Lomba Eco Office;

3. Juara I Kategori Video Profil Unit Kerja Terbaik;

4. Juara II Kategori Majalah Internal Terbaik;

5. Juara II Kategori Unit Kerja Pengirim Berita Harian Teraktif;

6. Juara III Kategori Unit Kerja Pengunggah Berita Harian Teraktif;

Keberhasilan-keberhasilan ini dicapai berkat dukungan seluruh pegawai dan kerja

sama dengan pihak-pihak lain (stakeholders) dalam memberikan layanan jasa

pengawasan kepada pemerintah daerah, instansi penyidik, dan pemangku kepentingan

lainnya. Hal ini sejalan dengan perubahan paradigma BPKP sebagai auditor internal

pemerintah yang dapat memberikan jasa konsultasi perbaikan manajemen, khususnya

sebagai auditor yang mendukung akuntabilitas Presiden.

Dalam rangka meningkatkan kinerja, maka upaya strategis yang akan

dilakukan antara lain:

a. Meningkatkan kualitas Perencanaan Pengawasan dengan Pendekatan “BPKP Sentris”,

penetapan skala prioritas/strategi fokus, terukur dan jelas tahapannya, komprehensif,

berkesinambungan sehingga terwujud keselarasan tujuan organisasi (Goals

Congcruence).

b. Melakukan internalisasi perencanaan pengawasan berbasis resiko dan anggaran

berbasis kinerja sehingga lebih berorientasi pada hasil.

c. Meningkatkan kapabilitas pengawasan intern melalui peningkatan IA-CM APIP yang

mampu mendorong pemantapan penerapan sistem pengendalian intern

kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan korporasi (K/L/P/K) dan mampu

bersinergi dengan APIP lain dalam membangun tata kelola pemerintahan yang baik

Page 122: b. perjanjian kinerja tahun 2015

112 Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015

(good governance) dan dalam melakukan pengawasan keuangan negara/daerah dan

pembangunan nasional.

d. Meningkatkan kualitas pengawasan terhadap ketaatan dan kinerja/value-for-money

audit serta kualitas advisory services.

Akhirnya, dengan disusunnya Laporan Kinerja (LKj) ini, diharapkan tersedia

informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas fungsi

BPKP, sehingga dapat memberikan umpan balik guna peningkatan kinerja pada tahun-

tahun mendatang. Secara internal Laporan Kinerja (LKj) ini telah menjadi motivator untuk

lebih meningkatkan kinerja organisasi terhadap perkembangan tuntutan stakeholders,

sehingga kontribusi Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Selatan dalam pembangunan

dapat lebih dirasakan.