B. Indonesia - PKM BAB 1-4

8
1 BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Dengan kondisi fisik yang sehat, seseorang dapat menjalankan kegiatannya dengan baik. Termasuk juga kesehatan gigi dan mulut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa gigi dan mulut merupakan organ penting yang membantu berkomunikasi dengan orang lain dan juga membantu kita dalam proses pencernaan makanan sebagai sumber energi tubuh kita. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang memedulikan kesehatan gigi dan mulut, tidak terkecuali siswa-siswi sekolah dasar. Salah satu masalah dalam rongga mulut yang sering dijumpai pada siswa-siswi sekolah dasar adalah karies gigi. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009, sebanyak 89% anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita karies gigi. Tingginya permasalahan gigi anak oleh karies juga menunjukkan tingginya tingkat risiko karies pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Untuk mengindari karies gigi, WHO menetapkan usia rentan saat seseorang berpotensi mengalami karies gigi. WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa, yaitu kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen (Karjati, 2010). Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa

description

n

Transcript of B. Indonesia - PKM BAB 1-4

Page 1: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

1

BAB 1PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Dengan kondisi fisik yang sehat, seseorang dapat menjalankan kegiatannya dengan baik. Termasuk juga kesehatan gigi dan mulut. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa gigi dan mulut merupakan organ penting yang membantu berkomunikasi dengan orang lain dan juga membantu kita dalam proses pencernaan makanan sebagai sumber energi tubuh kita. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang memedulikan kesehatan gigi dan mulut, tidak terkecuali siswa-siswi sekolah dasar.

Salah satu masalah dalam rongga mulut yang sering dijumpai pada siswa-siswi sekolah dasar adalah karies gigi. Menurut data Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tahun 2009, sebanyak 89% anak Indonesia dibawah 12 tahun menderita karies gigi. Tingginya permasalahan gigi anak oleh karies juga menunjukkan tingginya tingkat risiko karies pada gigi permanen saat mereka dewasa nanti. Untuk mengindari karies gigi, WHO menetapkan usia rentan saat seseorang berpotensi mengalami karies gigi. WHO merekomendasikan kelompok umur tertentu untuk diperiksa, yaitu kelompok umur 5 tahun untuk gigi susu dan 12, 15, 35-44 dan 65-74 tahun untuk gigi permanen (Karjati, 2010).

Usia sekolah merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik anak. Periode ini juga disebut sebagai periode kritis karena pada masa ini anak mulai mengembangkan kebiasaan yang biasanya cenderung menetap sampai dewasa (Hariyanti, 2008). Salah satunya adalah kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut. Menurut Sondang (2008) perilaku anak Indonesia di dalam menjaga kesehatan rongga mulut masih rendah. Perawatan gigi dianggap tidak terlalu penting, padahal manfaatnya sangat vital dalam menunjang kesehatan dan penampilan (Pratiwi, 2007). Perilaku tersebut timbul karena kurangnya pengetahuan anak mengenai pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut, sehingga mereka mengabaikan kebersihan gigi dan mulut. Hal ini menjadi penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak usia sekolah (Fankari, 2004).

Luaran dari program ini berupas video interaktif dengan visual menarik mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini. Pelaksanaan program ini dilakukan melalui penyuluhan yang memfokuskan pada penyampaian informasi dengan cara yang menyenangkan dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Page 2: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

2

Manfaat dari program ini adalah meningkatnya pengetahuan siswa-siswi sekolah dasar mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dengan adanya program ini, diharapkan kesadaran para siswa untuk menjalankan kebiasaan-kebiasaan baik yang dapat menunjang kesehatan gigi dan mulut dapat terus dilaksanakan sehingga angka masyarakat dengan masalah kesehatan gigi dan mulut dapat berkurang.

Page 3: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

3

BAB 2GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang sering kali diabaikan oleh berbagai lapisan masyarakat. Konsumsi makanan manis yang berlebihan serta kurangnya kesadaran tentang arti penting perawatan gigi yang sederhana, seperti menyikat gigi secara baik dan benar menyebabkan masyarakat memiliki kondisi gigi yang tidak terawat, terutama pada anak-anak di usia sekolah dasar.

Tersedianya makanan atau jajanan dengan warna-warna menarik dan kandungan gula tinggi dengan harga terjangkau yang dapat diperoleh dengan mudah menjadi salah satu alasan anak-anak atau siswa sekolah dasar menggemari jajanan yang tidak sehat tersebut. Siswa sekolah dasar sering melupakan tentang bahaya yang ditimbulkan jika terlalu banyak mengkonsumsinya. Selain itu, minimnya edukasi dari orang-orang terdekat seperti orang tua, guru, ataupun ligkungan sekitar juga menyebabkan ketidakpedulian ini menjadi semakin marak. Alhasil, banyak anak-anak yang memiliki gigi berlubang.

Gigi berlubang merupakan hal yang banyak kita temui pada berbagai usia, tidak terkecuali anak-anak. Mulanya berasal dari plak yang timbul karena sisa makanan yang tidak dibersihkan. Jika plak ini dibiarkan berada pada lapisan gigi dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan gigi berlubang. Gigi berlubang ini dapat terus berkembang dan menyebabkan sakit gigi jika tidak dilakukan penambalan atau perawatan lain yang sesuai. Permasalahan ini bukanlah hal yang patut dibiarkan berlarut-larut. Terganggunya kesehatan gigi dan mulut dapat menghambat aktivitas para siswa sekolah dasar baik dalam kegiatan akademik maupun nonakademik seperti olahraga, seni, dan lain-lain.

Page 4: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

4

BAB 3METODE PELAKSANAAN

Sebelum melaksanakan program ini diperlukan tahapan–tahapan pembuatan program terlebih dahulu. Hal yang harus di lakukan pertama kali adalah membuat konsep program. Konsep diperlukan untuk mencapai poin-poin penting dari program ini, seperti kondisi kesehatan gigi anak–anak saat ini, informasi makanan bergizi, pentingnya ke dokter gigi, dan poin poin tentang cara merawat gigi.

Setelah membuat konsep yang berisi poin–poin, tahapan selanjutnya adalah membuat media penyampaian program, berupa video interaktif. Video interaktif ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Adobe Flash yang berisi tentang materi sederhana, seperti informasi makanan bergizi dan makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi, pengertian gigi sehat dan yang kurang sehat, cara menyikat gigi, cara merawat gigi, dan menginformasikan pentingnya pergi ke dokter gigi minimal enam bulan sekali. Design dari video interaktif dirancang dengan animasi-animasi yang dapat menarik perhatian anak–anak agar tidak bosan tetapi tetap dapat mendapat pesan kesehatan yang ingin disampaikan. Selain itu, para siswa sekolah dasar juga diajak untuk berinteraksi melalui pertanyaan-pertanyaan dan komunikasi yang dibangun melalui video ini.

Teknik yang digunakan untuk menyampaikan program ini berupa sosialisasi dan penyuluhan. Sosialisasi dan penyuluhan dirasa lebih efektif untuk menyampaikan materi karena target program ini bisa dalam jumlah banyak dibandingkan dengan metode lainnya. Pencapaian program ini, yaitu diharapkan para siswa sekolah dasar dapat mengetahui dengan jelas cara merawat gigi dan mulut, serta dapat mengaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.

Pelaksanaan program kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode perangkaian yang sistematis melalui beberapa tahapan. Program ini akan dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap pra pengajuan proposal dan tahap proposal disetujui. Pada tahap pertama, yakni pra pengajuan proposal terdapat dua langkah kegiatan. Langkah kegiatan tersebut meliputi pengumpulan data dan perencanaan program. Pada tahap kedua, yakni setelah persetujuan proposal terdapat tujuh kegiatan yang akan dilaksanakan seperti pada tabel di bawah.

Page 5: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

5

1. Pengumpulan Data dan Perencanaan Program

2. Perijinan

3. Pemantapan Materi yang akan Disampaikan pada Video Penyuluhan

4. Persiapan Media dan Alat

5. Pembuatan Video dan Materi Penyuluhan

6. Latihan Presentasi Video

Penyuluhan

7. Pelaksanaan Penyuluhan

8. Laporan Kegiatan

dan Evaluasi

Page 6: B. Indonesia - PKM BAB 1-4

6

BAB 4BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya

No Uraian Volume Harga Satuan Jumlah1 Sewa proyektor 1 buah Rp250.000,00 Rp 250.000,002 Fotokopi modul

materi100 kali Rp 400,00 Rp 40.000,00

3 Konsumsi peserta 100 orang Rp 5.000,00 Rp 500.000,004 Transportasi Rp150.000,00 Rp 150.000,005 Peralatan dan media

penyuluhanRp200.000,00 Rp 200.000,00

6 Sewa sound system 1 buah Rp250.000,00 Rp 250.000,007 Pembuatan laporan Rp 50.000,00 Rp 50.000,00

Total Rp1.440.000,00

4.2 Jadwal Kegiatan

KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Perencanaan Program

Perizinan

Pemantapan Materi

Persiapan Media dan Alat

Penyuluhan dan Pelatihan

Peninjauan Ulang dan Perbaikan Metode

Laporan Pasca Kegiatan

Evaluasi Program