B A B II AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI...
Transcript of B A B II AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI...
B A B II
AGEN ASURANSI DAN PERUSAHAAN ASURANSI DALAM
PERJANJIAN KEAGENAN ASURANSI
A. Pengertian Pedagang Perantara
Dalam dunia perdagangan selalu kita jumpai orang-orang atau badan hukum
yang melakukan perbuatan dagang ( handles daden ). Pelaku perbuatan dagang ini
selalu disebut pedagang. Menurut Pasal 2 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (
KUHD ) pedagang adalah mereka yang melakuan perbuatan dagang sebagai
pekerjaannya sehari-hari. Kemudian Pasal 3 memberikan pengertian perbuatan
dagang yaitu pada umumnya adalah membeli barang untuk dijual kembali dalam
jumlah banyak atau sedikit, masih bahan mentah atau sudah jadi, atau hanya untuk
disewakan saja pemakainya. Dan dalam pasal 4 merinci lebih lanjut perbuatan dagang
yaitu perbuatan-perbuatan antara lain : perdagangan kimisi, perdagangan wesel, cek
dan surat sanggup, perbuatan para pedagang, banker, kasir, makelar, pemborongan,
pembangunan, perbaikan dan memperlengkapi kapal, jual beli kapal, makanan dan
minuman keperluan kapal, ekspedisi dan pengangkutan barang dagangan, dan
menyewakan dan mencarterkan kapal, perbuatan agen, bongkar muat kapal,
pemegang buku, pelayan pedagang, urusan dagang para pedagang, dan seluruh
asuransi.
Sedangkan Pasal 5 KUHD mengatur tentang kewajiban yang timbul dari antara lain
tabrakan kapal atau penyentuh kapal lain, pertolongan dan penyimpanan barang dari
kapal karam, kandas atau penemuan barang di laut serta membuang barang ke laut.
Universitas Sumatera Utara
Akan tetapi pasal-pasal yang disebut di atas yaitu Pasal 2 sampai dengan Pasal 5
KUHD telah dicabut oleh Stb. 1938 No. 27610
1. Memperdagangkan barang, artinya membeli barang dan menjualnya lagi
dengan tujuan untuk memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba;
.
Dalam KUHD tidak dijumpai pengertian perusahaan. Rumusan pengertian
perusahaan terdapat dalam Pasal 1 Undang-Undang No.3 Tahun 1983 tentang
Undang-Undang Wajib Daftar Perusahaan. Selain itu para ahli hukum juga
merumuskan pengertian perusahaan antara lain : Molengraaff mengatakan :
Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus,
bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan, dengan cara memperdagangkan
atau menyerahkan barang, atau mengadakan perjanjian perdagangan.
Rumusan Molengraaff ini tinjauannya dari sudut ekonomi karena tujuan
memperoleh penghasilan dilakukan dengan cara :
2. Menyerahkan barang, artinya melepaskan penguasaan atas barang dengan
memperhitungkan memperoleh penghasilan misalnya menyewa barang;
3. Perjanjian dagang, yaitu menghubungkan pihak yang satu dengan pihak lain
dengan perhitungan memperoleh penghasilan berupa keuntungan atau laba bagi
pemberi kuasa, dan upah bagi penerima kuasa, misalnya makelar, komisioner,
agen perusahaan.
Jadi yang dimaksud perbuatan ekonomi itu merupakan mata pencaharian.
Artinya perbuatan itu dilakukan terus menerus, tidak temporer dalam bertindak keluar
menghadapi pihak luar ( pihak lain ). Selanjutnya Polak, sarjana ini memandang
perusahaan dari sudut komersial, dalam arti baru dikatakan perusahaan apabila
diperlukan perhitungan laba rugi yang dapat diperkirakan ( dihitung ) dan dimasukan
10 Abdul Muis,Kedudukan Keagenan Dalam Transaksi Bisnis ( The Position of a Broker in Business Transactions), op.cit, hal.48.
Universitas Sumatera Utara
dalam pembukuan. Sarjana Polak melengkapi rumusan Molengraaff dengan
menambahkan unsure pembukuan untung rugi, dan dilakukan secara terang-terangan
dan bukan dijalankan secara gelap. Sedangkan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982,
yang dikenal dengan Undang-Undang Tentang Wajib Daftar Perusahaan, menentukan
bahwa perusahan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha
yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan
dalam wilayah Negara Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba
(Pasal 1 (b)). Dalam undang-undang itu diberikan juga pengusaha dan usaha.
Pengusaha adalah setiap orang perseorangan atau pesekutuan atau badan hukum yang
menjalankan sesuatu jenis perusahaan (pasal 1 (c)). Dan Usaha adalah setiap tindakan
perbuatan atau kegiatan apapun dalam bidang perekonomian, yang dilakukan oleh
setiap pengusaha untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba.
Kalau dilihat undang-undang ini lebih lengkap kalau dibandingkan dengan
Pasal 92 bis Kitab Undang-Undang HukumPidana (KUHP). Pasal 92 bis KUHP :
Yang disebut pengusaha ( koopman ) ialah tiap-tiap orang yang menjalankan
perusahaan. KUHP tidak merinci pula apa itu perusahaan. Demikian juga rumusan
sarjana Molengraaff dan Polak, maka rumusan Undang-Undang No. 3 Tahun 1982
dirasakan lebih sempurna dan lengkap11
Sedangkan pengertian sempit daripada pengertian perusahaan. Perdagangan
merupakan salah satu kegiatan perusahaan, yaitu kegiatan dalam bidang ekonomi
yang berupa membeli barang dan menjualnya lagi atau menyewakannya dengan
maksud memperoleh keuntungan. Karena perdagangan merupakan salah satu kegiatan
perusahaan, maka selalu juga disebut Perusahaan perdagangan. Orang yang
menjalankan perusahaan perdagangan disebut pengusaha dagang. Contohnya
.
11 Ibid, hal. 49.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan perdagangan ekspor-impor yang dijalankan oleh pengusaha ekspor-impor,
perusahaan toko swalayan dijalankan pengusaha took swalayan, perusahaan jual beli
mobil dijalankan oleh pengusaha jual beli mobil, dan sebagainya.
Perusahaan perdagangan ternyata bukan hanya dilakukan oleh pengusaha
dagang saja, tetapi juga bisa dilakukan dengan bantuan pedagang perantara. Pedagang
perantara ini diperlukan untuk menghubungkan antara pembeli barang / jasa dengan
penjual barang / jasa. Pedagang perantara ini dapat dilakukan oleh : makelar,
komisioner, agen, penyalur, pialang, dan sebagainya. Munculnya kegiatan mereka
karena makin berkembangnya perdagangan antara lokal, antar pulau, antar Negara
yang semua itu perlu perantara.
Dalam KUHD dikenal dua jenis pedagang perantara ini : yaitu Makelar dan
Komisioner. Menurut Pasal 62 KUHD, makelar adalah pedagang perantara yang
diangkat oleh Gubernur Jenderal ( sekarang Menteri Kehakiman ) atau pembesar yang
dinyatakan berwenang. Mereka mengusahakan pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud
dalam Pasal 64, dengan mendapat upah tertentu atau provisi, atas pesanan dan atas
nama orang-orang terhadap siapa mereka tidak dalam hubungan tetap. Sebelum
diperbolehkan melakukan pekerjaan mereka harus mengangkat sumpah di Pengadilan
Negeri yang berwenang.
Dalam melakukan usahanya Makelar mendapat upah dari pengusaha yang
disebut provisi ( courtage ). Makelar diatur dalam pasal 62 sampai dengan Pasal 72
KUHD. Sebagai orang yang menjalankan perusahaan, makelar diwajibkan membuat
pembukuan. Makelar seperti yang diatur dalam KUHD ini tidak pernah dijumpai lagi
dalam praktek.
Sedangkan komisioner diatur dalam pasal 76 sampai dengan Pasal 85a
KUHD. Menurut Pasal 76 KUHD, komisioner adalah orang yang perusahaannya
Universitas Sumatera Utara
terdiri atas pembuatan perjanjian-perjanjian atas nama sendiri atau firma, atas perintah
dan untuk tanggungan orang lain, dengan mendapat upah tertentu atau provisi12
Menurut Abdulkadir Muhammad, agen perusahaan adalah orang yang
mewakili pengusaha untuk mengadakan dan melaksanakan perjanjian dengan pihak
ketiga dan sebagai wakil pengusaha. Agen Perusahaan merupakan perusahaan yang
berdiri sendiri dan mewakili kepentingan pengusaha yang diageninya di suatu tempat.
Agen perusahaan mempunyai hubungan tetap dengan pengusaha dan dapat mewakili
.
Orang yang memberi perintah itu disebut komiten. Sedangkan menurut Pasal
77 KUHD, komisioner tidak wajib memberitahukan kepada pihak ketiga nama
komitennya, dan ia langsung terikat kepada pihak lain dalam perjanjian itu, seakan-
akan itu urusannya sendiri. Komiten tidak berhak menuntut pihak lain dalam
perjanjian, sebaliknya pihak lain itu tidak dapat menuntut komiten ( Pasal 78 KUHD
).
Komisioner yang dalam hal ini melaksanakan perintah harus memberikan
pertanggungjawaban secepat mungkin kepada komiten sebagai layaknya pemegang
kuasa ( Pasal 1802 KUH Perdata ). Karena beratnya tanggung jawabnya selaku
komisioner maka oleh undang-undang diberikan hak privilege dan hak retensi ( Pasal
80 sampai dengan Pasal 85 KUHD ).
Dalam KUHD tidak kita jumpai ketentuan tentang agen atau keagenan ini, tetapi
kalau dibuat perjanjian maka sesuai dengan pasal 1391 KUH Perdata, maka perjanjian
itu tunduk pada buku ktiga KUH Perdata. Di samping itu kalau lahirnya kewenangan
menjadi agen berdasarkan surat kuasa, maka ketentuan tentang kuasa yang diatur
dalam bab keenambelas buku ketiga KUH Perdata, yaitu dari Pasal 1792 sampai
dengan Pasal 1819 menjadi berlaku.
12 Ibid, hal.50.
Universitas Sumatera Utara
lebih dari satu perusahaan. Agen perusahaan biasanya didirikan pada suatu tempat
yang diageninya itu mempunyai banyak relasi, tetapi perusahaan itu sendiri tidak
mempunyai cabang di sana.
Agen perusahaan ini melayani kepentingan perusahaan yang diwakilinya,
kadang-kadang juga dapat diwakilinya lebih dari satu perusahaan. Tetapi agen tidak
boleh merugikan kepentingan perusahaan yang diageninya. Dalam praktek dijumpai
juga agen perusahaan itu di samping sebagai agen dari suatu perusahaan tertentu, ia
juga menjalankan perusahaan untuk kepentingannya sendiri. Walaupun demikian
agen ini tidak boleh merugikan perusahaan yang diageninya itu dan menjadi saingan
bagi perusahaan yang diwakilinya.
Agen perusahaan biasanya dalam menjalankan usahanya itu bergerak dalam
bidang yang sama dengan perusahaan yang diageninya, seperti agen perusahaan
peternakan, agen mobil merek tertentu, agen pelayaran, agen barang kosmetik, agen
barang-barang elektronik, dan sebagainya. Dalam menjalankan keagenan. Agen
perusahaan bertindak dengan kuasa penuh melakukan perbuatna seperti yang sudah
mereka perjanjikan dalam perjanjian keagenan itu13
1. Perusahaan pertanggungan yang bersangkutan
.
Bila seseorang ingin mempertanggungkan sesuatu, maka dia harus datang
kepada :
2. Makelar asuransi / pertanggungan atau pialang ( broker ).
Orang yang datang di kantor perusahaan pertanggungan tersebut, bila
mengenai pertanggungan kerugian disebut: tertanggung, sedangkan bila mengenai
pertanggungan jumlah disebut: penutup pertanggungan. Dalam hal ini perusahaan
pertanggungan yang bersangkutan berkedudukan sebagai: penanggung, sedangkan
13 Ibid, hal. 52
Universitas Sumatera Utara
makelar pertanggungan berkedudukan sebagai “ perantara “. Mengenai makelar ada
peraturan umum, yaitu Pasal 62 sampai dengan Pasal 73 KUHD, sedangkan mengenai
makelar pertanggungan laut diatur dalam Pasal 681 sampai dengan Pasal 685 KUHD.
Peraturan tentang makelar selain itu tidak ada.
Dalam bidang hukum pertanggungan ada beberapa jenis perantara, yaitu:
1. Agen pertanggungan, ada tiga bentuk, yakni:
a. Agen pertanggungan bentuk pertama. Agen pertanggungan bentuk pertama ini
pada taraf pertama dia bertindak bagi kepentingan perusahaan pertanggungan,
yakni mencari langganan bagi perusahaannya. Tetapi dia dapat juga bertindak
untuk kepentingan calon tertanggung dan menerima amanatnya.
b. Agen pertanggungan bentuk kedua. Agen pertanggungan bentuk ini dibayar
oleh perusahaan pertanggungan, jadi semacam “pekerja keliling” (
handelsreiziger ). Agen semacam ini di Indonesia ada, meskipun tidak banyak.
c. Agen pertanggungan bentuk ketiga. Agen pertanggungan ini berdiri sendiri,
yang mempunyai hubungan tetap dengan beberapa perusahaan pertanggungan
berdasarkan perjanjian keagenan. Perbedaannya dengan agen pertanggungan
bentuk kedua ialah: kalau agen pertangguangan bentuk kedua biasanya
mempunyai surat kuasa yang mengikat majikannya, sedangkan agen
pertanggungan bentuk ketiga tidak mempunyai surat kuasa, dia hanya memberi
bantuan saja. “ Bagi Indonesia mengenai keagenan ini sudah ada peraturannya
yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan, yaitu Surat keputusan Menteri
Keuangan RI No.979 / KMK.011 / 1985, tanggal 14 Desember 1985 “.
2. Pemeriksa ( Insperktur ). Pemeriksa ini merupakan petugas yang dibayar oleh
perusahaan pertanggungan. Pemeriksa memimpin organisasi agen dan dapat
bertindak sendiri sebagai agen bayaran ( bentuk kedua ). Pemeriksa juga bertugas
Universitas Sumatera Utara
untuk meneliti data-data yang diajukan oleh calon tertanggung dan juga memeriksa
benda pertanggungan dari tertanggung. Kedudukan inspektur ini di Indonesia tidak
ada, yang ada di negeri Belanda. Peraturan mengenai petugas ini di Indonesia juga
tidak ada. Kedudukan semacam ini perlu diadakan, yang tugas pentingnya ialah
untuk mengontrol keadaan benda pertanggungan sebelum perjanjian pertanggungan
ditutup dan bila terjadi evenemen, atas dasar mana penanggung berkewajiban untuk
mengganti kerugian tertanggung.
3. Makelar pertanggungan. Pejabat ini dalam praktek merupakan kuasa langsung dari
tertanggung atau penutup pertanggungan, terutama di bursa. Bursa pertanggungan
ini di Indonesia belum ada. Sebagai seorang makelar dalam artian Pasal 62, maka
dia sebelum melakukan tugasnya harus mengangkat sumpah dulu di muka Hakim
Pengadilan Negeri. Makelar pertanggungan itu adalah perantara yang berdiri
sendiri. Dia tidak ada hubungan tetap dengan satu atau beberapa perusahaan
pertanggungan tertentu. Dia hanya melaksanakan amanat penberi kuasanya.
Menurut Pasal 62 KUHD makelar mendapat provisi dari pemberi amanat, tetapi
menurut Wery di negeri Belanda makelar pertanggungan itu mendapat provisi dari
penanggung, bukan mdari tertanggung yang memberi amanat. Makelar
pertanggungan ini di Indonesia ada peraturannya, yang umum pada Pasal 62 sampai
dengan Pasal 73 KUHD, sedangkan khusus mengenai makelar pertanggungan laut
diatur dalam Pasal 681 sampai dengan Pasal 685 KUHD.
4. Assurantiebezorger, ialah perantara pertanggungan yang bersedia untuk
mengusahakan suatu pertanggungan yang baik bagi pemberi amanat. Kedudukan
ini adalah serupa dengan makelar pertanggungan. Assurantiebezorger bertindak
sebagai pemegang kuasa calon tertanggung dan terutama bertindak di bursa
Amsterdam, jadi di Indonesia tidak ada. Keistimewaannya ialag bahwa
Universitas Sumatera Utara
Assurantiebezorger dalam bursa sering mewakili perusahaan pertanggungan asing
tertentu, yang atas namanya turut menandatangani polis, di samping para
penanggung lainnya. Kedudukan ini di Indonesia tidak ada14
Menurut J.T. Sianipar, Agen Asuransi merupakan perantara dari perusahaan
asuransi dengan pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggungan maupun
dalam penyelesaian klaim. Agen bias suatu badan hukum dan bias juga orang
perseorangan, yang melakukan tugasnya untuk dan atas nama penanggung (
principalnya ) sesuai dengan surat kuasa yang diberikan oleh penanggung kepadanya.
Kalau Brokers adalah agen dari tertanggung, maka agen asuransi adalah wakil dari
penanggung. Dengan demikian apabila agen merupakan perantara dalam penutupan
asuransi, maka agen menutup asuransi tersebut bukan untuk namanya sendiri, akan
tetapi untuk dan atas nama principalnya. Sebagai balas jasa dari tugasnya melakukan
perantara tadi, agen memperoleh komisi dari premi, jumlah mana diperolehnya dari
.
Di dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 yaitu Undang-Undang
tentang Usaha Perasuransian dikenal beberapa istilah tentang perusahaan perantara di
bidang perasuransian yang merupakan usaha penunjang usaha asuransi. Istilah-istilah
tersebut seperti : Perusahaan Pialang Asuransi adalah perusahaan yang memberikan
jasa keperantaraan dalam penutupan asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
asuransi dengan bertindak untuk kepentingan tertanggung.
Perusahaan Pialang Reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa
keperantaraan dalam penempatan reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi
reasuransi dengan bertindak untuk kepentingan perusahaan asuransi. Agen asuransi
adalah seorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan jasa dalam
memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
14 H.M.N.Purwosutjipto. Pengertian Poko Hukum Dagang Indonesia Jilid 6 Hukum Pertanggungan. Djambatan, Jakarta, 1996, hal.27
Universitas Sumatera Utara
penanggung atau principalnya. Karena tugasnya hanya sebagai perantara. Maka
khusus perantara dalam penutupan, agen asuransi ini tidak perlu harus seorang yang
ahli di dalam bidang perasuransian. Agen asuransi ada yang agen tetap dan ada yang
agen lepas. Agen tetap mempunyai ikatan ( hubungan kerja ) tertentu, sehingga
dengan demikian semua pos-pos asuransi yang didapatkan wajib diberikan kepada
pihak penanggung yang telah menunjukan sebagai Agen. Penunjukan sebagai agen ini
biasanya ditegaskan dengan pemberian Surat Kuasa sebagai Agen. Agen tetap yang
demikian ini biasanya disebut dengan istilah handling agent, sedangkan Agen Lepas
tidak mempunyai ikatan apa-apa dengan principalnya, karena itu pos-pos asuransi
yang didapatkannya tidak harus diberikan kepada penanggung.
Di bidang hukum pengangkutan, pedagang perantara juga dikenal, yaitu
ekspeditur yang diatur dalam title V bagian kedua, Buku Ke I ( pasal 86 sampai
dengan Pasal 90 KUHD ). DalamPasal 86 KUHD disebutkan Ekspeditur adalah orang
yang pekerjaannya menyuruh mengangkat barang-barang dagangan dan barang-
barang di darat atau di perairan.
Dalam kaitannya dengan masalah tersebut Sukardono, mengemukakan ada
persamaan antar Ekspeditur dengan Pengusaha Pengangkutan, yaitu mereka keduanya
memberikan perantaraan dalam hal pengangkutan barang-barang antara pengirim dan
penerima, meliput jarak dari tempat pemberangkatan hingga sampai tempat tujuan,
hanya saja ekspeditur mencarikan pengangkutan bagi pengirim biasanya bertindak
atas nama sendiri ( ingatlah pada komisioner terhadap Komiten ). Akan tetapi
biasanya tidak mengangkut sendiri, jadi biasanya ekspeditur tidak mengadakan
perjanjian pengangkutan melakukan perjanjian pengangkutkan dengan pengirim
untuk sejumlah biaya angkurtan sekaligus, hanya saja ekspeditur tidak menjanjikan
Universitas Sumatera Utara
bahwa ekspediturlah sendiri (sebagai pengusaha ) akan menyelenggarakan seluruh
pengangkutan itu walaupun sarangkali ekspeditur tidak mengangkut sendiri15
B. Dasar Hukum Agen Asuransi
.
Banyak istilah dalam teori hukum maupun praktek ditujukan untuk pengertian
agen atau distributor ini. Misalnya adalah sebagai berikut : Agen, Distributor, Broker,
Pialang, Dealer, Makelar, Komissioner, Ekspeditur, Representative, Perantara, Calo.
Meskipun banyak istilah yang digunakan untuk pengertian agen ini, tetapi istilah “
agen “ ( dalam bahasa Inggris disebut “ agent “) lebih sering digunakan dalam
literature dan lebih mempunyai karakteristik yang umum.
Di samping itu, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang memperkenalkan
istilah “ makelar “ dan “ komisioner “, yang dalam praktek sudah tidak populer lagi.
Sedangkan dalam bidang property dan real estate lebih dikenal dengan istilah broker
atau agen. Selanjutnya, dalam bidang jual beli saham di pasar modal, yang lebih
dikenal adalah pialang ( broker ) atau dealer. Sedangkan, yang dimaksud dengan agen
adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mewakili pihak lainnya ( yang disebut
dengan principal ) untuk melakukan kegiatan bisnis ( misalnya menjual produk )
untuk dan atas nama principal kepada pihak ketiga dalam suatu wilayah pemasaran
tertentu, di mana sebagai imbalan atas jerih payahnya itu, agen akan mendapatkan
komisi tertentu. Apabila dalam wilayah tertentu hanya ditunjuk 1 ( satu ) agen, maka
untuk hal seperti itu disebut dengan agen tunggal ( sole agent ).
Masalah hukum keagenan ini juga banyak bersentuhan dengan hukum bisnis
internasional, mengingat karena keterbatasannya produsen luar negeri, seringkali
menunjuk agen pemasaran dari produk-produknya di suatu Negara tujuan pemasaran.
15 Abdul Muis, op.cit, hal. 53
Universitas Sumatera Utara
Bagi kebanyakan produsen, hal ini jauh lebih menguntungkan dan praktis daripada dia
membuka cabangnya sendiri di Negara wilayah pemasaran produknya itu16
Agen perusahaan pada dasarnya dalam menjalankan usahanya bergerak dalam
bidang yang sama dengan perusahaan yang diageninya. Dalam dunia asuransi dikenal
juga istilah agen asuransi yang merupakan perantara dari perusahaan asuransi dengan
pihak tertanggung baik dalam penutupan pertanggungan dan penyelesaian klaim
asuransi. Apalagi bila diperbandingkan perusahaan keagenan ini dengan makelar dan
komisioner maka perusahaan keagenan lebih mendekati sifat perusahaannya kepada
Komisioner
.
Usaha keagenan selalu dijumpai dalam praktek perdagangan walaupun
undang-undangnya secara khusus tidak atau belum ada. Peraturan dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Dagang hanya mengenal dua jenis pedagang perantara yaitu
Makelar dan Komisioner. Disamping itu dalam hukum pengangkutan dikenal
ekspeditur. Usaha keagenan dapat timbul dari perjanjian dan dapat berdasarkan surat
kuasa. Agen perusahaan merupakan perusahaan yang berdiri dan mewakili
kepentingan pengusaha dan dapat mewakili lebih dari satu perusahaan. Namun tidak
boleh merugikan kepentingan perusahaan yang diageninya.
17
1. Dalam KUH Perdata tentang Kebebasan Berkontrak.
.
Dasar hukum pengaturan keagenan terdapat dalam ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :
2. Dalam KUH perdata tentang Kontrak Pemberian Kuasa.
3. Dalam KUH Dagang tentang Makelar.
4. Dalam KUH Dagang tentang Komosioner.
16 Munir Fuady. Pengantar Hukum Bisnis, Menata Bisnis Modern di Era Global. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2002, hal. 244. 17 Abdul Muis, op.cit, hal. 53.
Universitas Sumatera Utara
5. Dalam bidang-bidang hukum khusus, seperti dalam perundang-undangan di
bidang pasar modal yang mengatur tentang dealer atau pialang saham.
6. Dalam peraturan administrative, semisal peraturan dari departemen
perdagangan atau perindustrian, yang mengatur masalah administrasi dan
pengawasan terhadap masalah keagenan itu18
.
C. Fungsi Agen Asuransi Dan Syarat-Syarat Agen Asuransi
Menurut Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Republik
Indonesia No. 2 Tahun 1992 Tanggal 11 Februari 1992 Tentang Usaha Perasuransian,
Agen Asuransi adalah seseorang atau badan hukum yang kegiatannya memberikan
jasa dalam memasarkan jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
Peran para agen dalam industri perasuransian sangat penting. Profesi agen
asuransi adalah suatu profesi yang membutuhkan orang-orang dengan integritas tinggi
dan mempunyai kemampuan serta kemauan untuk melayani masyarakat secara
efektif. Di Negara- Negara yang sudah maju seperti Amerika, Negara-negara Aropa,
Australia, dan Jepang, memiliki polis asuransi sudah menjadi suatu kebutuhan bagi
masyarakatnya. Bahkan di Jepang, bila dirata-ratakan setiap orang diproteksi oleh
lebih kurang dua atau tiga polis.
Di Indonesia pada dasawarsa terakhir terjadi perkembangan kepemilikan polis
yang menggembirakan karena ditunjang oleh tingkat kemajuan ekonomi dan
pendapatan per kapita. Dengan semakin meningkatnya perkembangan ekonomi suatu
bangsa maka kesadaran beransuransi pun akan semakin meningkat. Konsekuensinya,
jumlah perusahaan asuransi akan semakin meningkat, demikian juga kualitas tenaga
18 Munir Fuady, op.cit, hal. 246.
Universitas Sumatera Utara
penjualnya19
1. Menyingkirkan ketidakselarasan pandangan ( cognitive dissonance ) nasabah atau
pelanggan dengan memastikan kembali kepada pemilik polis / tertanggung dan
anggota keluarga lainnya tentang keputusan mereka untuk membeli produk
asuransi tersebut.
. Seorang agen asuransi adalah penjual perorangan ( personal selling ).
Personal selling merupakan alat promosi yang paling efektif jika produk yang
dipasarkan itu kompleks, memerlukan biaya atau modal yang besar, jarang dibeli,
harus disesuaikan dangan kebutuhan pembeli, dan memerlukan pelayanan purnajual.
Perusahaan-perusahaan yang menggunakan system distribusi personal selling
menggunakan dua jenis kegiatan dalam bauran promosi ( promotion mix ) mereka.
Pertama, perusahaan tersebut menggunakan personal selling untuk mempromosikan
perusahaannya sendiri dan produk-produk yang akan dijualnya. Kedua , personal
selling digunakan dengan menempatkan tenaga agen sebagai wakil perusahaan atau
organisasi.
Dalam menyampaikan polis asuransi, diberikan kesempatan kepada para agen
untuk melakukan tujuh fungsi penting berikut ini :
2. Menjadikan dasar bagi penjualan berikut atau pembelian ulang dengan
mengingatkan pemilik polis tntang kebutuhan asuransi lain yang belum dipenuhi
saat ini atau di masa yang akan datang.
3. Menegaskan kembali bahwa agen akan senantiasa memberikan pelayangan yang
berkualitas bagi pemilik polis.
4. Mendorong dan mengingatkan pemilik polis untuk menelepon jika di kemudian
hari mendapat masalah atas polisnya dan memerlukan suatu jawaban atau
penjelasan.
19 Ketut Sendra. Panduan Sukses Menjual Asuransi..PPM, Jakarta, 2002, hal. 119.
Universitas Sumatera Utara
5. Menjelaskan ketentuan-ketentuan dalam polis yang menjadi hak dan kewajiban
pemegang polis serta pengecualiannya.
6. Memperoleh nama-nama dari “ reffered lead “ sebagai prospek selanjutnya.
7. Memperkuat hubungan atau relasi dengan nasabah ( client ) dan membantu agar
kesinambungan pertanggungan tercapai ( persistency )
Tenaga agen dan cara melaksanakan upaya personal selling sangat tergantung
dan benar-benar mewakili perusahaan asuransi. Oleh karena itu, tenaga agen harus
dilatih dengan optimal agar dapat memahami produk-produk perusahaan, falsafah
penjualan, dan kontrak pertanggungan.
Telah diketahui sebelumnya bahwa produk asuransi yang dipasarkan
merupakan komoditi atau barang tidak nyata (intangible goods ). Oleh karena itu,
profesionalisme seorang agen dalam mendistribusikan atau memasarkan produk
asuransi sangat diperlukan. Selain intangible, masih banyak spesifikasi lain dari
produk asuransi yang berbeda dengan produk intangible lainnya, misalnya produk
asuransi pada umumnya menjual janji, dan janji tersebut baru dapat direalisasikan
apabila risiko yang diperjanjikan itu terjadi.
Dalam perusahaan asuransi AIA financial terdapat beberapa syarat untuk
dapat menjadi agen asuransi, diantaranya adalah :
1. Agen harus berpengalaman dibidang asuransi
2. perusahaan menyetujui dibukanya suatu agency termasuk pelatihan dan izin agen
yang disyaratkan telah dipenuhi
3. Agen hanya mewakili perusahaan
Seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen, harus diserahkan
kepada Perusahaan dan seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh
agen harus terlebih dahulu diserahakn kepada perusahaan. Apabila perusahaan
Universitas Sumatera Utara
menolak atau tidak menyetujui permohonan tersebut, maka permohonan tersebut
akan diserahkan kepada perusahaan lain yang merupakan anggota dari AIA
GROUP. Selama perjanjian ini berlaku, agen setuju untuk mengikatkan diri untuk
tidak memasarkan atau menjual, baik langsung maupun tidak langsung dan
dengan cara apapun, produk asuransi dari perusahaan lain atau perseorangan
kecuali dengan izin tertulis dari perusahaan.
4. Agen sebagai wali
Seluruh uang, barang-barang maupun jaminan yang diterima oleh agen untuk dan
atas nama perusahaan dikuasai oleh agen hanya sebagai wali. Agen dilarang
menggunakan, memanfaatkan atau menjual dengan cara apapun uang, barang-
barang atau jaminan tersebut, dan agen wajib ,melaporkan dan menyerahkan
kepada perusahaan seluruh uang, barang-barang atau jaminan yang berada dalam
penguasaan agen tersebut, paling lambat 1 ( satu ) hari kerja sejak uang, barang-
barang atau jaminan tersebut diterima.
5. Laporan agen
Agen, pada saat diminta oleh perusahaan, wajib untuk memberikan laporan
terperinci kepada perusahaan mengenai polis-polis, surat permohonan asuransi,
tanda terima, atau catatan yang berada dalam penguasaannya untuk diserahkan
kepada atau diambil oleh pemegang polis, mengenai polis-polis, surat
permohonan asuransi, tanda terima yang dikembalikan oleh pemegang polis
kepada agen untuk dibatalkan oleh perusahaan, dan mengenai setiap transaksi
yang dilakukan oleh agen. Agen, pada saat diminta oleh perusahaan, juga harus
memberikan secara terperinci atas seluruh uang, barang-barang atau jaminan milik
perusahaan yang berada dalam penguasaan agen. Seluruh laporan dan
pertanggung jawaban yang diberikan agen kepada perusahaan wajib ditanda-
Universitas Sumatera Utara
tangani sendiri oleh agen. Apabila laporan dan pertanggung jawaban tersebut
menunjukan bahwa agen telah menguasai uang, barang-barang atau jaminan milik
perusahaan, maka pada saat diminta oleh perusahaan, agen wajib segera
menyerahkan uang, barang-barang atau jaminan tersebut kepada perusahaan.
6. Penyerahan polis
Agen dilarang menyerahkan polis yang diterbitkan oleh perusahaan kepada
siapapun kecuali jika orang yang yang menjadi dasar diterbitkan polis asuransi
jiwa itu dalam keadaan sehat, dan dalam hal apapun, kecuali dengan persetujuan
perusahaan, dilarang menyerahkan kepada orang lain atau wakil seseorang atau
perusahaan, polis atau tanda terima perpanjangan dari perusahaan sampai premi
yang jatuh tempo benar-benar telah dibayar penuh kepada perusahaan.
7. Larangan perubahan dokumen
a. Agen dilarang mengubah, menambah dan/atau menghapus data-data yang
tercantum dalam dokumen milik perusahaan, atau surat permohonan asuransi
atau data pemegang polis dan tertanggung yang , dari waktu ke waktu, berada
dalam penguasaan agen.
b. Agen dilarang menggunakan atau menyediakan ilustrasi, surat pemahaman,
brosur, bahan pemasaran atau dokumen apapun baik dalam bentuk tertulis
ataupun elektronik kepada calon pemegang polis atau pihak manapun selain
ilustrasi, surat pemahaman, brosur, bahan pemasaran atau dokumen lain yang
telah disediakan atau diberikan oleh perusahaan kepada agen untuk digunakan.
c. Agen harus memastikan bahwa setiap perubahan yang dibuat/ dilakukan
dalam asli surat permohonan asuransi ditandatangani oleh pemegang polis dan
agen. Ketentuan ini tidak berlaku apabila surat permohonan asuransi
dikirimkan dalam bentuk elektronik
Universitas Sumatera Utara
8. Batas kewenangan agen
a. Agen dilarang untuk melakukan negosiasi, mengikatkan diri ke dalam kontrak
dan/atau perjanjian untuk dan atas nama perusahaan, dan oleh karena itu
perusahaan tidak akan terikat oleh kontrak dan atau perjanjian apapun yang
dibuat oleh agen. Namun demikian, ketentuan dalam pasal ini tidak
mempengaruhi atau mengurangi hak agen untuk memasarkan atau menjual
produk asuransi dan/atau anuitas dengan tujuan untuk mewujudkan perjanjian
asuransi antara perusahaan dengan seseorang atau suatu badan usaha yang
berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum.
b. Agen tidak mempunyai kewenangan untuk membuat, mengubah atau
membatalkan perjanjian apapun, atau menghapuskan atau menimbulkan
kewajiban atau hutang atau piutang perusahaan; atau menerima ung yang
menjadi atau akan menjadi jatuh tempo kepada perusahaan, kecuali atas dasar
tanda terima premi yang telah ditandatangani oleh petugas perusahaan yang
berwenang yang hanya diberikan kepada agen untuk ditagihkan apabila telah
mematuhi syarat dan ketentuan yang tercantum dalam tanda terima tersebut.
Agen tidak berwenang untuk mengkredit atau memotong premi yang belum
secara sah diterima menurut perjanjian dan instruksi perusahaan. Kewenangan
agen hanya sebatas yang telah dinyatakan secara tegas dalam perjanjian ini.
c. Agen wajib untuk segera melaporkan kepada perusahaan atas klaim yang
diajukan oleh pemegang polis atau yang ditunjuk untuk menerima manfaat
asuransi (beneficiary ), dan agen, dalam keadaan apapun, dilarang untuk
mengakui suatu kewajiban atau menawarkan jasa untuk menyelesaikan klaim
atas nama perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
d. Agen dilarang untuk membuat dan atau menyampaikan pernyataan, gambaran,
perbandingan apapun baik secara tertulis maupun lisan, yang menurut
sepengetahuan agen tidak benar, palsu atau belum dibuktikan kebenarannya,
yang berkaitan dengan produk asuransi atau informasi keuangan. Agen akan
mematuhi atau tunduk pada setiap peraturan dalam bentuk apapun baik yang
dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun asosiasi perusahaan.
9. Kerahasiaan informasi
a. Agen mengakui dan menyetujui bahwa semua informasi pemegang polis
termasuk data pemegang polis atau calon pemegang polis atau tertanggung
yang diberikan kepada atau yang diperoleh oleh agen, untuk tujuan perjanjian
ini, merupakan rahasia dan semua informasi tersebut, dari waktu ke waktu,
merupakan milik perusahaan. Selanjutnya agen menyetujui untuk menjaga
kerahasiaan informasi tersebut dan tidak akan mengungkapkan ( kecuali
diperintahkan oleh pengadilan ), memberikan, menjual atau dengan cara apapun
baik langsung maupun tidak langsung menyebabkan informasi tersebut
diketahui dan berpindah kepada pihak ketiga kecuali telah mendapatkan
persetujuan tertulis dari pihak perusahaan. Agen dengan ini menyetujui tidak
akan menggunakan informasi tersebut selain untuk kepentingan perusahaan.
b. Apabila selama terikat dalam perjanjian ini, agen memperoleh informasi rahasia
yang berhubungan degan bisnis perusahaan, termasuk tapi tidak terbatas pada
rahasia dagang, pengetahuan tentang metode bisnis, nasabah, penentuan premi,
maka agen dengan ini tidak akan menggunakan atau mengungkapkan rahasia
tersebut kepada pihak ketiga kecuali atas perintah pengadilan.
10. Pengembalian data dan dokumen oleh agen
Universitas Sumatera Utara
a. Agen pada saat diminta oleh perusahaan, wajib dengan segera mengembalikan
kepada perusahaan semua polis dan tanda terima premi yang belum diserahkan
kepada pemegang polis atau sebaliknya, yang ada dalam penguasaan agen.
b. Dalam hal perjanjian ini berakhir oleh sebab apapun, maka agen wajib untuk
mengembalikan kepada perusahaan semua dokumen dan data ( baik yang
tercetak, tertulis maupun elektonis ) atau dalam bentuk perangkat lunak yang
masih berada dalam penguasaan atau kepemilikan agen sehubungan dengan
perjanjian ini, maupun yang menjadi milik perusahaan, dan agen dengan ini
menjamin bahwa tidak ada salinan dalam bentuk apapun yang dibuat, disimpan
atau didistribusikan kecuali yang telah dibuat sebelumnya dengan seizin
perusahaan.
11. Larangan penerbitan atau pemasangan iklan oleh agen
Agen dilarang untuk menerbitkan atau menyebabkan diterbitkannya iklan apapun
mengenai perusahaan atau perusahaan asuransi yang lain di surat kabar, majalah
atau jenis media lainnya ( baik tercetak, tertulis maupun dalam bentuk elektronis )
tanpa mendapatkan ijin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Agen juga
dilarang untuk membagikan, mendistribusikan atau menyebabkan diterbitkannya
atau didistribusikannya surat edaran atau tulisan, atau menyebabkan dituliskannya
suatu berita di surat kabar, majalah, publikasi, media lain atau kepada pihak yang
berwenang, tentang perusahaan atau perusahaan asuransi lainnya tanpa
mendapatkan izin tertulis terlebih dahulu dari perusahaan. Dalam hal terjadi
tuntutan hukum terhadap perusahaan sebagai akibat tindakan atau pernyataan agen
yang melebihi batas kewenangannya, maka seluruh biaya dan kerugian yang
timbul akan menjadi tanggung jawab agen secara pribadi.
12. Perjumpaan hutang
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan sepenuhnya berhak untuk dari waktu ke waktu, dan agen dengan ini
memberi kewenangan dan kuasa kepada perusahaan untuk melakukan perjumpaan
hutang antara uang yang harus dibayarkan oleh perusahaan ( termasuk tapi tidak
terbatas pada kompensasi yang telah dibayar, bonus, insentif, atau apapun
namanya ) kepada agen dengan kewajiban atau saldo pinjaman agen kepada
perusahaan atau pinjaman agen kepada pihak ketiga manapun yang memiliki
tuntutan kepada perusahaan. Perjumpaan hutang ini tidak dapat menimbulkan
tuntutan hukum apapun kepada perusahaan sehubungan dengan adanya sejumlah
uang yang ditahan oleh perusahaan selama agen masih memiliki hutang atau
kewajiban lain yang sah kepada perusahaan atau pihak ketiga lainnya. Apabila
terjadi pengakhiran perjanjian ketentuan ini akan tetap berlaku untuk jangka
waktu 1( satu) tahun sejak perjanjian berakhir.
13. Larangan pemberian potongan harga atau bujukan
a. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang
untuk membayarkan atau memberikan, atau menawarkan untuk membayarkan
atau memberikan potongan premi sebagai bujukan terhadap seseorang untuk
mengikuti asuransi. Agen dilarang untuk berupaya atau mencoba untuk
membujuk, baik secara lansung maupun tidak langsung, agen lainnya atau
wakil perusahaan untuk menghentikan kerjasamanya dengan perusahaan atau
mengakhiri perjanjian keagenannya dengan perusahaan ( sebagaimana berlaku
).
b. Agen, selama perjanjian berlaku atau setelah perjanjian berakhir, dilarang
untuk turut serta dalam suatu rencana atau membujuk pemegang polis atau
siapapun, untuk membuat klaim asuransi apapun yang tidak wajar dan tidak
sah dan agen dilarang untuk menerima atau berusaha untuk menerima
Universitas Sumatera Utara
pembayaran uang apapun baik sebagian atau sepenuhnya, dari klaim yang
dibayarkan oleh perusahaan yang terbukti sah maupun dari hasil penyelesaian
atas klaim.
c. Tanpa mengesampingkan butir (a) dan (b), jika seorang agen sebelum menjadi
agen dari perusahaan adalah agen dari perusahaan asuransi lain, maka agen
dilarang secara sadar menyebabkan seorang pemegang polis dari perusahaan
asuransi lain untuk mengubah, menghentikan, membatalkan atau mengganti
polis yang dimilikinya.
d. Selama jangka waktu 1 ( satu ) tahun sejak perjanjian ini berakhir, agen
dilarang untuk membujuk atau menerima atau berusaha membujuk, baik
secara langsung maupun tidak langsung, agen lainnya, agency leader,
karyawan atau wakil perusahaan untuk meninggalkan atau mengakhiri
perjanjiannya atau perjanjian lainnya dengan perusahaan ( apabila ada ).
14. Kewajiban agen untuk mengungkapkan informasi dengan benar dan mengganti
kerugian
a. Agen wajib untuk mengungkapkan secara benar kepada perusahaan setiap fakta
dan keadaan calon pemegang polis dan tertanggung yang berkaitan dengan
penerimaan risiko yang akan dilakukan oleh perusahaan dan secara akurat
memberitahu perusahaan mengenai semua fakta yang diberikan kepadanya oleh
calon pemegang polis atau tertanggung dan/ atau orang lain yang berkaitan
dengan penerimaan risiko tersebut oleh perusahaan.
b. Agen harus bertanggung jawab atas segala kerugian financial dan/ atau non
financial yang dialami oleh perusahaan sebagai akibat kelalaian agen untuk
menyampaikan fakta yang diketahuinya dan/ atau kelalaian dalam
Universitas Sumatera Utara
mengungkapkan secara akurat fakta yang diterima oleh agen yang berkaitan
dengan penerimaan risiko oleh perusahaan.
15. Keseluruhan perjanjian
a. Perjanjian ini, termasuk memorandum atau surat-surat yang ditandatangani atau
ketentuan target, evaluasi, dan kompensasi agen, dan segala perubahannya
merupakan keseluruhan perjanjian antara para pihak dalam perjanjian ini.
Kecuali perusahaan menyatakan sebaliknya secara tertulis, perjanjian ini
menggantikan, mencabut dan membatalkan perjanjian atau kesepakatan apapun
atau hubungan apapun yang telah ada sebelumnya antara perusahaan dengan
agen, baik dalam kedudukannya sebagai agen, perantara atau apapun.
b. Kecuali perubahan sebagai akibat dari hak perusahaan untuk mengubah,
mancabut atau membatalkan ketentuan target, evaluasi dan kempensasi agen
baik secara keseluruhan atau sebagian sabagaimana dimaksud dalam perjanjian
ini, apabila terdapat perubahan yang diwajibkan oleh undang-undang yang
mengakibatkan bagian dari perjanjian ini menjadi tidak berlaku atau sebaliknya,
maka perubahan tersebut tidak akan berlaku atau tidak berpengaruh secara
hukum kecuali jika perubahan tersebut dibuat secara tertulis dan ditandatangani
oleh perusahaan dan agen.
16. Pengakhiran perjanjian
Perjanjian ini berakhir saketika tanpa adanya pemberitahuan dari perusahaan
kepada agen, dalam hal :
a. Agen tidak memenuhi syarat dan ketentuan kegiatan, pelatihan, target produksi,
persistensi, atau persyaratan lain sehubungan dengan kegiatan usaha selaku
agen yang ditetapkan dari waktu ke waktu oleh perusahaan, asosiasi asuransi
atau oleh instansi pemerintah Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
b. Jika terjadi suatu pelanggaran atas perjanjian ini atau pelanggaran atas
pedoman/ petunjuk, persyaratan, kebijakan, pengarahan atau surat edaran dari
perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada Pedoman Etika Berbisnis (
“Market Conduct Guidelines”) perusahaan yang berlaku beserta perubahannya
yang dikeluarkan oleh perusahaan dari waktu ke waktu.
c. Agen menjalankan kegiatan penjualan efek, unit trust, atau produk keuangan
yang bertentangan dengan perjanjian ini.
d. Upaya sukarela atau paksa oleh atau terhadap agen dalam hal kepailitan atau
agen diputuskan pailit berdasarkan hukum kepailitan.
e. Jika agen melanggar ketentuan, persyaratan atau pasal-pasal manapun dari
perjanjian ini atau dengan cara apapun ( baik sengaja maupun tidak sengaja )
tidak memenuhi ketentuan, persyaratan, atau pasal-pasal dari perjanjian ini.
f. Agen melakukan penipuan, tidak jujur atau pelanggaran kepercayaan.
g. Agen terbukti terlibat tindakan criminal yang dapat mempengaruhi posisinya
sebagai agen asuransi, atau dinyatakan bersalah berkelakuan tidak baik oleh
lembaga professional dimana agen menjadi anggotanya.
h. Ketentuan target, evaluasi dan kompensasi agen sebagaimana dimaksud dalam
perjanjian ini dicabut.
Selain hal yang telah disebutkan diatas, maka perjanjian dapat diakhiri :
a. Dengan penarikan diri perusahaan dari wilayah usaha agen.
b. Oleh salah satu pihak tanpa alas an apapun dengan pemberitahuan secara
tertulis 15 ( lima belas ) hari sebelumnya.
c. Dengan meninggalnya agen.
17. Hak agen untuk menjual produk keuangan
Universitas Sumatera Utara
a. Agen hanya berhak untuk memasarkan atau menjual efek, unit trust, dana atau
rencana investasi ( “ Produk Keuangan”) dari suatu perusahaan atau orang jika
perusahaan telah memberikan persetujuan tertulis terlebih dahulu kepada agen
untuk melakukannya. Agen harus memenuhi semua persyaratan hukum dan
sesuai peraturan serta persyaratan selanjutnya atau syarat-syarat yang akan
ditetapkan oleh perusahaan atas kebijaksanaannya sendiri.
b. Kecuali perusahaan secara tegas menyatakan lain, agen hanya berhak untuk
mempromosikan, memasarkan dan menyalurkan Produk Keuangan yang
disponsori dan/ atau disetujui oleh perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam hal
ini, perusahaan setiap saat berhak untuk menarik dan mencabut Produk
Keuangan tersebut.
c. Untuk tujuan perjanjian ini dan tanpa membatasi hak-hak para pihak
sebagaimana diuraikan dalam perjanjian ini, akan berlaku juga terhadap
penjualan Produk Keuangan oleh agen. Semua acuan kepada “pemegang polis”
akan mengacu kepada “klien”, “premi” berkenaan dengan setiap polis asuransi
akan mengacu kepada jumlah kepesertaan yang dapat dibayarkan berkenaan
dengan Produk Keuangan dan “polis-polis” akan mengacu kepada “Produk
Keuangan”, sesuai keadaannya.
18. Kepatuhan terhadap perjanjian
Agen wajib untuk selalu mematuhi syarat-syarat dan ketentuan- ketentuan yang
diuraikan dalam perjanjian ini. Apabila perusahaan tidak segera mengambil
tindakan terhadap pelanggaran atas ketentuan dan persyaratan perjanjian yang
dilakukan oleh agen, maka hal ini tidak dapat dianggap sebagai pengesampingan
atas hak-hak perusahaan untuk dengan segera mengakhiri perjanjian ini atau
melakukan upaya hukum menurut hukum yang berlaku dari waktu ke waktu, atau
Universitas Sumatera Utara
ditafsirkan sebagai suatu pemberian persetujuan kepada agen untuk tidak
bertindak sesuai dengan perjanjian ini. Agen selanjutnya menyetujui untuk
mematuhi semua aturan, garis-garis pedoman, persyaratan, kebijakan dan instruksi
atas pedoman/petunjuk, persyaratan, kebijakan, pengarahan atau surat edaran dari
perusahaan termasuk tetapi tidak terbatas pada Market Conduct Guidelines
perusahaan apabila terjadi pengakhiran perjanjian yang berlaku beserta
perubahannya yang dikeluarkan oleh perusahaan dari waktu ke waktu.
19. Kepatuhan terhadap hukum, undang-undang dan pedoman
Agen wajib mematuhi semua peraturan, perundang-undangan dan garis-garis
pedoman industri asuransi, termasuk tetapi tidak terbatas pada pengumuman-
pengumuman, instruksi-instruksi dan surat-surat edaran, yang diterbitkan oleh
instansi pemerintah yang berwenang termasuk Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia
(“AAJI”), sebagaimana diubah dari waktu ke waktu. Agen selanjutnya wajib
mematuhi pedoman, persyaratan, kebijaksanaan, instruksi atau edaran dari
perusahaan termasuk Market Conduct Guidelines yang berlaku dan dikeluarkan
oleh perusahaan dari waktu ke waktu, dan memenuhi syarat-syarat kegiatan,
pelatihan, target produksi, persistensi atau persyaratan lainnya sehubungan dengan
kegiatan usaha agen yang telah ditentukan oleh perusahaan atau instansi
pemerintah yang berwenang termasuk AAJI dengan segala perubahannya dari
waktu ke waktu.
20. Penghentian hak-hak agen pada saat berakhirnya perjanjian
Hak agen atas kompensasi, bonus ataupun pembayaran lain dalam bentuk apapun
atas semua premi yang diterima perusahaan akan berakhir dengan berakhirnya
perjanjian oleh sebab apapun, kecuali perjanjian ini berakhir karena meninggalnya
agen sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini.
Universitas Sumatera Utara
21. Pengalihan perjanjian
Perusahaan dapat mengalihkan perjanjian ini baik secara keseluruhan atau
sebagian kepada penggantinya atau kepada perusahaan lain yang merupakan
afiliasi dari perusahaan. Namun demikian, agen dilarang untuk mengalihkan, atau
mengklaim telah mengalihkan setiap hak atau kepentingan agen yang mungkin
ada tanpa persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan. Perusahaan dapat
mengalihkan perjanjian ini baik secara keseluruhan atau sebagian kepada
penggantinya atau kepada perusahaan lain yang merupakan afiliasi dari
perusahaan. Namun demikian, agen dilarang untuk mengalihkan, atau mengklaim
telah mengalihkan setiap hak atau kepentingan agen yang mungkin ada tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari perusahaan. Persetujuan perusahaan atas
pengalihan tidak dapat ditafsirkan atau menyiratkan pengakuan atau pertanggung-
jawaban perusahaan atas keabsahan, keberlakuan dan kelengkapan pengalihan
tersebut.
22. Agen bukan karyawan perusahaan
Para pihak sepakat dan setuju bahwa hubungan antara agen dan perusahaan
sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini tidak dapat ditafsirkan dengan cara
apapun sebagai hubungan karyawan-majikan atau pekerja-pengusaha, baik secara
tersurat maupun tersirat, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku dibidang ketenagakerjaan.
23. Hak perusahaan untuk mengumumkan berakhirnya perjanjian
Agen dengan ini menyatakan setuju dan memberi hak kepada perusahaan untuk
membuat pengumuman dikoran-koran, media elektronik apapun atau dengan
agen, dan oleh karena itu agen sudah tidak berwenang lagi untuk memasarkan
atau menjual asuransi apapun atas nama perusahaan ataupun menagih premi-
Universitas Sumatera Utara
premi dan pembayaran lainnya dengan cara apapun atas nama perusahaan yang
bersifat mengikat terhadap perusahaan.
24. Hak perusahaan untuk menghentikan sementara kegiatan agen.
Agen menyetujui bahwa perusahaan berdasarkan kewenangan yang dimiliki
perusahaan semata-mata mempunyai hak menghentikan untuk sementara waktu
kegiatan agen dalam memasarkan produk asuransi sesuai dengan Market Conduct
Guidelines yang dapat diubah dari waktu ke waktu. Penghentian sementara waktu
ini dapat berpengaruh terhadap kewajiban perusahaan untuk membayar bonus,
tunjangan ,kompensasi apapun baik yang sudah menjadi haknya sekarang maupun
dikemudian hari.
25. Kartu identitas agen
a. Agen wajib, setiap waktu selama perjanjian ini berlaku, memiliki kartu lisensi
yang sah (“Kartu Lisensi”) yang diterbitkan oleh AAJI yang memberikan
kewenangan kepada agen untuk melakukan pemasaran asuarnsi atas nama
perusaahan dan agen wajib menunjukan kartu lisensi tersebut untuk diperiksa
bila diminta oleh pemegang polis perusahaan ataupun publik pada umumnya
yang berminat untuk membeli asuransi dari perusahaan.
b. Agen harus menggunakan kartu lisensi ini guna kepentingan sebagaimana
dimaksud pada Pasal 25 paragraf (a) perjanjian ini dan tidak akan
menggunakan kartu lisensi tersebut untuk tujuan lain.
26. Perilaku usaha perasuransian
a. Agen harus memastikan bahwa ia layak untuk melaksanakan perjanjiaan ini
dan selalu berperilaku secara profesional, adil, dapat dipercaya dan jujur
dalam melaksanakan kewajibannya sebagai agen asuransi.
Universitas Sumatera Utara
b. Agen harus bertindak yang terbaik untuk kepentingan calon pemegang polis,
menempatkan kepentingan klien diatas kepentingan pribadi. Agen wajib
memberitahukan secara lengkap dan jelas setiap fakta yang dibutuhkan oleh
calon pemegang polis untuk membuat keputusan yang tepat, memberikan
pertimbangan – pertimbangan atas tujuan investasi calon pemegang polis
keadaan keuangan, dan hal lain yang dibutuhkan, dan secara berkesinabungan
memberikan layanan purna kepada pemegang polis dan ahli warisnya.
27. Pemberitahuan
Setiap pemberitahuan yang diberikan oleh masing-masing pihak dalam perjanjian
ini dianggap telah disampaikan secara patut jika dilakukan melalui surat/pos
tercatat ke alamat terakhir agen yang diketahui perusahaan, atau sebagaimana
tercantum dalam perjanjian ini, atau ke alamat kantor perusahaan dimana agen
ditugaskan (sebagaimana berlaku). Dalam hal pengiriman dilakukan melalui
faksimili atau media elektronik, suatu pemberitahuan dianggap telah diterima oleh
pihak penerima pada tanggal pengiriman itu asalkan setelah itu salinan asli dari
faksimili atau berita elektronik yang telah dibubuhi tandatangan dikirimkan.
Dalam hal pengiriman dilakukan melalui surat/pos tercatat maka pemberitahuan
dianggap telah diterima pada tanggal 2 (dua) hari kalender sesudah pemberitahuan
tersebut dikirimkan.
28. Judul perjanjian
Judul yang dipergunakan dalam perjanjian ini hanya merupakan referensi saja dan
tidak berpengaruh terhadap konstruksi perjanjian dan tidak memiliki akibat
hukum.
29. Lain-lain
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal perjanjian ini diterjemahkan atau ditandatangani dalam bahasa selain
bahasa Indonesia, maka jika terjadi perselisihan maka yang berlaku adalah versi
bahasa Indonesia.
30. Hukum yang berlaku dan penyelesaian sengketa
a. Perjanjian ini ditafsirkan dan diatur menurut hukum Negara Republik
Indonesia.
b. Segala sengketa yang timbul sehubungan dengan perjanjian ini sedapat
mungkin akan diselesaikan secara musyawarah untuk mencapai mufakat oleh
para pihak dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak tanggal diterimanya
pemberitahuan tertulis oleh salah satu pihak kepada pihak lainnya mengenai
adanya sengketa tersebut.
c. Apabila penyelesaian secara musyawarah untuk mencapai mufakat tersebut
gagal, maka para pihak setuju untuk menyelesaikan sengketa tersebut dilakukan
melalui dan memilih tempat kedudukan hukum yang tetap dan tidak berubah di
Pengadilan Negeri Tangerang, Banten.
D. Hubungan Agen Asuransi dan Perusahaan Asuransi
Dalam suatu perusahaan asuransi, sifat dasar asuransi yaitu kerja sama.
Kenyataan bahwa perusahaan asuransi dan cabang-cabangnya dengan penuh
semangat bersaing dengan perusahaan lain. Di dalam beberapa hal keadaan ini
timbul dari kepentingan ekonomi. Banyak kerja sama organisasi dibentuk dan
didukung oleh kelompok perusahaan asuransi yang berarti melipatgandakan
kemampuan pertanggungan dibandingkan jika setiap perusahaan asuransi
melaksanakan secara sendiri-sendiri. Kerja sama seperti itu biasanya disebut
konsorsium. Agency system dapat timbul karena memberikan keuntungan bagi
Universitas Sumatera Utara
perusahaan asuransi. Sebagian besar perusahaan asuransi berpendapat bahwa
tidaklah ekonomis mempunyai agen sendiri yang ditempatkan di wilayah tertentu
yang dilakukan dalam asuransi jiwa dengan harapan agar agen tersebut hanya
mewakili satu perusahaan saja. Ada sejumlah hal yang mendukung pernyataan
tersebut :
1. Kapasitas financial perusahaan asuransi terbatas untuk menangani seluruh
aktivitas yang ditawarkan kepadanya dalam satu wilayah tertentu, karena
kekhawatiran terkonsentrasinya risiko. Dengan kekhawatiran itu, perusahaan
asuransi akan menolak tawaran tersebut dan para agen akan kehilangan
komisi. Disamping itu, konsumen akan mencari keuntungan kesana kemari
untuk menentukan perusahaan asuransi mana yang bersedia memberikan
penutupan kepadanya. Hal itu dapat disederhanakan apabila agen mewakili
beberapa asuransi. Dengan demikian, agen akan dapat memasarkan produk-
produk yang ditanganinya.
2. Sekalipun perusahaan asuransi menerima seluruh transaksi yang ditawarkan,
tetapi masih diragukan apakah seorang agen akan dapat memperoleh gaji yang
memadai untuk menopang hidupnya seperti apabila dia menangani beberapa
perusahaan asuransi. Potensi konsumen yang mencari pelayanan asuransi
dalam suatu wilayah adalah terbatas dan akan terbagi diantara beberapa
perusahaan asuransi. Oleh karena itu, agen yang mewakili satu perusahaan
asuransi saja tidak akan dapat memperoleh pendapatan yang memadai, dan
karena itu tidak akan bersedia untuk melakukan hal tersebut.
3. Jika perusahaan asuransi memasuki wilayah baru, harus menyediakan
sejumlah servis minimal kepada konsumen, klaim-klaim harus ditangani,
pengumpulan premi, pemberian kredit dan emnjawab pertanyaan-pertanyaan
Universitas Sumatera Utara
yang diajukan oleh para konsumen. Perusahaan asuransi diharapkan
melakukan sejumlah hal secara mendetil yang sangat mungkin tidak akan
dilakukannya secara langsung. Perusahaan asuransi belum mampu
melaksanakan tugas itu melalui wakilnya yang digaji tetap sehingga volume
usaha diwilayah tersebut cukup besar untuk menutup biaya-biaya yang
diperlukan. Dengan demikian, untuk menangani hal-hal tersebut diperlukan
jasa agen.20
Dalam perusahaan asuransi AIA Financial hubungan agen asuransi dengan
perusahaan asuransi adalah sebagai partner kerja. Hal itu tercantum dalam syarat-
syarat agen asuransi yaitu :
1. Agen hanya mewakili perusahaan
Seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh agen, harus diserahkan
kepada Perusahaan dan seluruh surat permohonan asuransi yang diterima oleh
agen harus terlebih dahulu diserahakn kepada perusahaan. Apabila perusahaan
menolak atau tidak menyetujui permohonan tersebut, maka permohonan
tersebut akan diserahkan kepada perusahaan lain yang merupakan anggota dari
AIA GROUP. Selama perjanjian ini berlaku, agen setuju untuk mengikatkan
diri untuk tidak memasarkan atau menjual, baik langsung maupun tidak
langsung dan dengan cara apapun, produk asuransi dari perusahaan lain atau
perseorangan kecuali dengan izin tertulis dari perusahaan.
2. Agen sebagai wali
Seluruh uang, barang-barang maupun jaminan yang diterima oleh agen untuk
dan atas nama perusahaan dikuasai oleh agen hanya sebagai wali. Agen
dilarang menggunakan, memanfaatkan atau menjual dengan cara apapun uang,
20 Herman Darmawi, Drs. Manajemen Asuransi. Jakarta, Bumi Aksara, 2004, Hal. 199
Universitas Sumatera Utara
barang-barang atau jaminan tersebut, dan agen wajib ,melaporkan dan
menyerahkan kepada perusahaan seluruh uang, barang-barang atau jaminan
yang berada dalam penguasaan agen tersebut, paling lambat 1 ( satu ) hari
kerja sejak uang, barang-barang atau jaminan tersebut diterima.
E. Perjanjian keagenan asuransi
Dalam usaha perasuransian, kedudukan agen asuransi sangatlah penting
karena selain berperan memasarkan produk asuransi yang pada akhirnya akan
meningkatkan penghasilan perusahaan, agen asuransi juga bertindak sebagai mediator
antara kepentingan tertanggung dan penanggung, baik ketika dalam proses klaim
ataupun jika terdapat permasalahan.
Secara hukum, berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah No. 73 Tahun 1992
tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian, agen asuransi dilarang terikat lebih
dari satu perjanjian keagenan dengan satu perusahaan asuransi. Oleh karena itu, agen
asuransi hanya diperkenankan terikat dengan satu perusahaan asuransi.
Meskipun terikat dengan suatu perusahaan asuransi dan mendapatkan
penghasilan dari satu perusahaan asuransi, agen bukanlah pekerja/ karyawan
perusahaan asuransi. Kedudukan agen asuransi tetap sebagai pihak diluar perusahaan
asuransi yang bertindak untuk dan atas nama perusaaan asuransi.
Satu hal yang menarik dari perjanjian keagenan asuransi, meskipun
kedudukannya adalah sebagai pihak diluar perusahaan asuransi (mitra perusahaan),
yang sekilas dapat disimpulkan memiliki hubungan sama tinggi atau sederajat dengan
perusahaan asuransi, pada umumnya, perjanjian keagenan asuransi dibuat secara
sepihak oleh perusahaan asuransi dalam suatu perjanjian standar (perjanjian baku)
Hukum memang tidak menegaskan larangan diadakannya perjanjian baku atau
perjanjian standar, namun karena isi atau klausul perjanjian tersebut dibuat secara
Universitas Sumatera Utara
sepihak, tentunya kedudukan agen asuransi berada dibawah kedudukan perusahaan
asuransi. Dalam hal ini, kedudukan perusahaan asuransi lebih bersifat apriori,
berkuasa untuk menentukan isi klausul perjanjian dan agen asuransi tertutup untuk
melakukan negoisasi atas klausul-klausul perjanjian tersebut sehingga dengan
demikian perusahaan asuransi cenderung lebih diuntungkan dalam banyak hal.
Contoh nyata, banyak ditemukan dalam perjanjian keagenan terdapat klausul yang
pada pokoknya perusahaan asuransi dapat melakukan pemutusan hubungan keagenan
secara sepihak tanpa harus membayar apa yang seharusnya menjadi hak-hak seorang
agen. Klausul ini, dalam hukum perjanjian disebut dengan klausul eksenorasi yaitu
klasula perjanjian yang memuat alasan salah satu pihak guna menghindari diri dari
kewajiban membayar ganti rugi seluruhnya atau terbatas yang terjadi karena ingkar
janji atau perbuatan melanggar hukum. Dengan klausul eksenorasi ini, dimunkinkan
hanya dengan alasan kinerja agen tidak memuaskan, perusahaan asuransi dapat
melakukan pemutusan hubungan keagenan secara sepihak tanpa membayar/
memberikan kompensasi yang seharusnya menjadi hak seorang agen.
Lalu, apakah dengan dimuatnya klausul eksenorasi tersebut seorang agen
asuransi yang diputuskan secara sepihak masih dapat menuntut hak-haknya ?
Jawabnya, agen asuransi tersebut tetap dapat menuntut perusahaan asuransi selama
agen asuransi tersebut dapat membuktikan bahwasanya :
1. Klausul pemutusan sepihak hubungan keagenan tersebut bertentangan dengan
kesusilaan, sehingga klausul tersebut batal menurut hukum
2. Klausul pemutusan sepihak dibuat dengan menyalahgunakan keadaan perjanjian,
sehingga klausul tersebut secara hukum dapat dibatalkan.
3. Pelaksanaan pemutusan sepihak hubungan keagenan tersebut tidak diberitahukan
secara patut dan pantas.
Universitas Sumatera Utara