AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di...

108
AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI ( Studi Komparatif Penafsiran Thantāwī Jauhārī dan Zaghlul Al-Najjār) Skripsi : Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag) Oleh: NANI NIM: 1110034000025 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/ 1439 H

Transcript of AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di...

Page 1: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGAKESEIMBANGAN EKOLOGI

( Studi Komparatif Penafsiran Thantāwī Jauhārī dan Zaghlul Al-Najjār)

Skripsi :

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

NANI

NIM: 1110034000025

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/ 1439 H

Page 2: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

ii

Page 3: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

iii

Page 4: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

iv

Page 5: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

v

ABSTRAK

Dewasa ini krisis ekologi merupakan tantangan global umat manusia padaawal abad 21 yang belakangan telah marak diperbicangkan. Pemerintah danmasyarakat dunia, dimanapun berada, merasakan keprihatinan mendalammengenai krisis lingkungan ini. Karena krisis tersebut meliputi seluruh sistemekologi alami di bumi, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan manusia; sepertiudara yang kita hirup, makanan yang kita makan, air yang kita minum, termasuksistem organ di dalam tubuh kita.

Krisis lingkungan yang secara ilmiah-filosofis disebut krisis ekologi inimerupakan refleksi krisis spiritual manusia modern yang telahmenghilangkanTuhan dalam hubungannya terhadap alam. Kesalahpahaman dankegagalan manusia dalam memahami hakikat serta realitas alam menyebabkansikap eksploitatif terhadapnya. Manusia telah mereduksi makna alam. Alamdipahami sebagai sesuatu yang tidak memiliki nilai intrinsik dan spiritual kecualisemata-mata nilai yang dilekatkan oleh manusia terhadapnya. Alam hanyadipandang sebagai obyek pemuas nafsu yang tidak berkesadaran, pelayan nafsusyahwat eksploitatif manusia. Sehingga alam telah menjadi layaknya pelacur yangdimanfaatkan tanpa rasa kewajiban dan tanggung jawab terhadapnya.

Dalam penelitian ini penulis mengambil dua tokoh tafsir yang bercorakilmy Syaikh Thantāwī Jauharī dan Zaghlul al-najjār. Dengan nama Kitab al-jawahīr fī tafsīr al-quran al-karim karya Thantawi Jauhari dan āyātul Kaunīyah fītafsir al-qurān al-karīm karya Zaghlul al-najjār. Tafsir ini memberi warna barudalam sejarah penafsiran al-quran Pendapat yang dikemukakanya adalah bahwa al-quran mengandung lebih dari 750 ayat yang berhubungan dengan sains dan hanya150 ayat yang berkenaan dengan fiqh. Namun kebanyakan ulama membuat karyatafsir yang berhubungan dengan ilmu fiqh. Ia berkeyakina bahwa jika al-quran dijadikan petunjuk dan pendorong perkembangan ilmu pengetahuan maka orangIslam dapat memperbaiki nasibnya.

Penulis merumuskan dalam penelitian ini pertama; bagaimana penafsiranThantāwī Jauharī dan Zaghlul al-najjār dalam menafsirkan ayat-ayat kauniyahtentang keseimbangan ekologi dan perbedaan penafsiran keduanya. Dan penelitianini merupakan penelitian kepustakaan ( library research ) dengan menggunakanmetode komparasi. Sebuah metode memperbandingkan atau memeriksa dua halbaik untuk mengetahui persamaan dan perbedaan

Hasil dari penelitian ini mengatakan bahwa berdasarkan penafsiran keduatokoh tersebut terhadap ayat kauniyah tentang keseimbangan ekologi terlihat jelaskeduanya dipengaruhi oleh pemikiran ilmu pengetahuan dan sains modern.Didalam penafsiranya beliau kedua toko tersebut menyandingkan dengan teori-teori ilmiah yang telah berkembang sampai saat ini

Page 6: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji saya panjatkan hanya kepada Allah swt. Tuhan semesta alam.

Dialah yang Maha Pengasih kepada seluruh makhluk di dunia. Dialah yang Maha

Penyayang kepada umat Islam kelak di akhirat. Salawat dan salam kami haturkan

kepada junjungan Nabi Muhammad saw. Rasa syukur atas rahmat yang Allah

berikan, terutama bagi saya hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Selesainya penulisan skripsi ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.

Kesalahan dan kekurangan merupakan bukti dari keterbatasan saya sebagai

manusia. Penelitian ini juga tidak lepas dari peran beberapa pihak seperti

keluarga, dosen, kerabat dekat dan teman baik berupa bantuan pikiran, motivasi,

materil serta moral baik batin atau pun zikir. Oleh karena itu, saya ucapkan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada pihak yang terlibat dalam penyelesaian

skripsi ini, diantaranya:

1. Segenap civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof Dr. Dede

Rosyada, MA ( Rektor) Prof. Dr. Masri Mansoer, MA ( Dekan Fakultas

Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

2. Drs. Muhammad Rifqi Muchtar, MA. Selaku Pembimbing yang telah

memberikan waktu luangnya untuk bimbingan, memberikan arahan, kritik dan

masukan pada karya ini secara cermat demi kesempurnaan skripsi ini.

3. Terima kasih kepada Ibu Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA selaku Ketua Jurusan

Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan Ibu Dra. Banun Binaningrum, M.Pd selaku

Sekretaris Jurusan Ilmu al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin

Page 7: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

vii

4. Terima kasih juga kepada segenap dosen yang telah mengajarkan penulis

banyak hal. dan staf administrasi di lingkungan Fakultas Ushuluddin yang

telah memberikan dukungan dengan berbagai fasilitas.

5. Kedua orang tua Penulis, yang telah memberikan dukungan, Motivasi kepada

penulis dalam proses belajar, baik berupa materil atau pun non-materil. Serta,

merekalah yang mengasuh, mendidik, mengajarkan banyak hal dan selalu

mendoakan dengan tulus serta penuh kasih sayang.

Tidak semua nama yang berjasa penulis sebutkan di sini, karena

keterbatasan ruang. Oleh karena itu, penulis ucapkan banyak terima kasih kepada

semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini. Semoga Allah membalas

perbuatan baik kalian semua. Amiin.

Ciputat, 25 Agustus 2017

Nani

Page 8: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN

Penulisan transliterasi aksara Arab dan padanannya dalam aksara Latin merujuk

kepada Turabian ala-lc-romanization-tables.

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

h{ = ح

kh = خ

d = د

dz = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

s{ = ص

d{ = ض

t{ = ط

z{ = ظ

‘ = ع

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

h = ه

w = و

y = ي

Page 9: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

ix

Short: a = ´ ; i = ◌ ; u = ◌

Long: a< = ا ; i> = ي ; ū = وi

Diphthong: ay = ي ا ; aw = و ا

Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis Rangkap

عدة ditulis ‘iddah

Ta’ Marbutah

1. Bila dimatikan ditulis h

ھبةجزیة

ditulisditulis

hibahjizyah

(ketentuan ini tidak diperlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke

dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagainya, kecuali bila

dikehendaki lafal aslinya).

Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah,

maka ditulis dengan h.

الأولیاءكرامة ditulis Karāmah al-awliyā’

2. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harkat, fathah, kasrah dan dammah

ditulis t.

الفطرزكاة ditulis Zakātul fitri

Page 10: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………...i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………………..….………iv

ASBSRAK...............................................................................................................v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………...……vi

PEDOMAN TRANSLITERASI.........................................................................viii

DAFTAR ISI ...........................................................................................................x

BAB I PENDAHULUAN.

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................9

C. Tujuan Penelitian.................................................................................10

D. Tinjauan Pustaka.................................................................................11

E. Metode Penelitian................................................................................15

F. Sistematika Penulisan..........................................................................17

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG KESEIMBANGAN EKOLOGI

A. Pengertian Keseimbangan ekologi.....................................................18

B. Pandangan terhadap Keseimbangan ekologi

1. Perspektif Ahli Sains..........................................................................23

2. Perspektif Ahli tafsir..........................................................................26

3. Perspektif Tasawuf.............................................................................27

Page 11: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

xi

BAB III. PROFIL, DAN KARYA THANTHĀWĪ JAUHARI DAN

ZAGHLUL AN-NAJJĀR

A. Mengenal Thantawi Jauhari

1. Biografi .......................................................................................34

2. Karya- karya Thantawi Jauhari...................................................38

3. Latar belakang Penulisan Kitab Tafsir Al-Jawāhīr Fī Tafsīr Al-

Qur’ān al-Karīm..........................................................................40

4. Metode dan Corak Tafsir ............................................................42

5. Penilaian Ulama terhadap Tafsir Al-Jawāhīr Fī Tafsīr Al-Qur’ān

al-Karīm......................................................................................44

B. Mengenal Zaghlul al-Najjār

1. Biografi Zaghlul al Najjār........................................................46

2. Karya –karya Zaghlul al-Najjār..............................................47

3. Latar belakang Penulisan Tafsīr Ayātul Kaunīyah Fī Tafsīr Al-

Qurān al-Karīm.........................................................................50

4. Metode dan corak ....................................................................53

C. Penilaian Ulama Pada Tafsir ilmy.............................................54

Page 12: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

xii

BAB IV PENAFSIRAN THANTHĀWĪ JAUHARĪ DAN ZAGHLUL AL-

NAJJĀR TERHADAP AYAT-AYAT KAUNĪYAH TENTANG

KESEIMBANGAN EKOLOGI

A. Kerusakan ekosistem Alam

1. Penafsiran Thanthāwī Jauhārī...................................................57

2. Penafsiran Zaghlul al-Najjār....................................................63

B. Proses terjadinya turun Hujan.

1. Penafsiran Thanthāwī Jauhārī..................................................66

2. Penafsiran Zaghlul al-Najjār.....................................................72

C. Pembentukan sarang lebah.

1. Penafsiran Thanthāwī jauhārī...................................................78

2. Penafsiran Zaghlul al-Najjār....................................................82

D. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Thanthāwī Jauharī dan

Zaghlul Al-Najjār

1. Perbedaan penafsiran................................................................85

2. Persamaan penafsiran................................................................89

BAB V Penutup

A. Kesimpulan...................................................................................91

B. Saran-saran...................................................................................92

Page 13: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an telah menyatakan bahwa bumi dan seisinya diciptakan untuk

manusia. Artinya, bumi merupakan lingkungan yang disediakan oleh Allah untuk

Manusia. Di lingkungan inilah manusia hidup, baik sebagai tempat tinggal,

mengembangkan keturunan, bahkan bersenang-senang sampai batas waktu yang

telah ditentukan. Di sisi lain, bumi sebagai lingkungan hidup untuk manusia juga

satu kesatuan dari jalinan alam raya yang jauh lebih besar, yang dinyatakan oleh

Al-Quran tercipta atas asas keseimbangan. Oleh karena itu, posisi manusia

menjadi cukup penting dan strategis dalam rangka memelihara lingkun hidupnya

demi kepentingan yang lebih besar, yaitu menjaga dan memelihara keseimbangan

alam raya tersebut.1

Belakangan ini masalah lingkungan terus menjadi agenda pembicaraan

banyak negara. Laporan penelitian tentang pencemaran dan kerusakan lingkungan

dimuka bumi telah menjadi suatu hal yang menakutkan terhadap keberlanjutan

kehidupan manusia.2Padahal, Allah menciptakan bumi dan isinya di maksudkan

untuk kemakmuran masyarakat banyak, pengelolaan sepenuhnya diserahkan

kepada manusia, pengelolaan dalam pendayaan sumber daya alam selain untuk

memajukan kesejahteraan umum juga untuk mencapai kebahagiaan hidup. Alam

1Kementerian Agama RI, Tafsir al-Quran tematik, (Jakarta: Lajnah Pentashihan MushafAl-Qur’an, 2012 ),h. 209

2 Kementrian agama RI, Tafsir IlmiPenciptaan Jagat Raya, (Jakarta: Lajnah PentashihanMushaf Al-Qur’an, 2012 ),h.122

Page 14: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

2

semesta ini termasuk bumi diciptakan oleh Allah SWT untuk manusia, agar ia

mampu memakmurkannya atau mengelolanya3

Krisis lingkungan hidup yang melanda dunia dewasa ini bukan hanya

persoalan teknis, ekonomis, sosial-budaya, dan teologis semata, melainkan juga

sangat terkait dengan pilihan ideologi pembangunan yang dikembangkan oleh

sebuah negara. Maraknya berbagai bencana alam, banjir, tanah longsor, limbah,

dan pencemaran di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan tingkat pemahaman,

kebijakan dan kepedulian terhadap krisis lingkungan sangat rendah. Banyak

kebijakan, aturan, dan instrumen untuk menjaga dan melestarikan lingkungan

hanya basa-basi politik. Faktanya, sejumlah peraturan dari tingkat UU, PP,

Perpres, Perda, hingga SK Walikota/Bupati terus dikeluarkan negara guna

menjamin mulusnya investasi dan proyek-proyek mega-properti yang merusak

ekologi manusia4

Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi

manusia juga belum mampu menggerakkan langkah konstruktif dalam

memperlakukan alam, menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai investasi

kehidupan masa depan. Ada problem keyakinan, cara pandang, dan cara perlakuan

masyarakat Indonesia terhadap lingkungan.5 bahwa sistem kepercayaan dapat

3 Syukri Hamzah,Pendidikan Lingkungan, Cet ke 1, (Bandung:Refika Aditama,2013),h.4

4Erwin Usman, Gerakan Lingkungan Hidup: Jangan Hilang Perspektif Politik-Kerakyatannya”, Makalah Seminar “Membangun Gerakan Sosial Lingkungan Hidup untukPenyelamatan Sumber-sumber Kehidupan Rakyat Demi Terwujudnya Perdamaian di KalimantanBarat” yang diselenggarakan oleh Walhi Kalimantan Barat di Gedung PSE Pontianak, 4 Oktober2011. hal. 3.

5Daniel B, Batkin. dan Edward A, Keller.Environmental Studies: The Earth as LivingPlanet. Columbus Ohio: Charles E. Marriel Publishing Company 1982. h. 97.

Page 15: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

3

menjadi dasar seseorang dalam memandang dan bersikap, termasuk pada alam.

Ada problem internal rakyat Indonesia, baik problem pengaruh agama, budaya,

maupun tradisi dalam memanfaatkan sumberdaya alam. Artinya, ada problem

struktur dan budaya. Pada ranah struktural, krisis ekologi yang terjadi di belahan

bumi pertiwi disebabkan oleh negara, pemilik modal, dan sistem pengetahuan

modern yang telah mereduksi alam menjadi komoditas yang bisa direkayasa dan

dieksploitasi untuk memperoleh keuntungan ekonomi jangka pendek. Pada

wilayah budaya, krisis ekologi6 bersumber pada mentalitas, keyakinan, sistem

nilai dan pemahaman masyarakat tentang hak atas lingkungan hidup yang masih

minim.

Problem ekologi merupakan masalah global-universal yang dialami semua

penduduk dunia, bukan hanya bangsa Indonesia. Berbagai studi menyimpulkan

bahwa masalah lingkungan (environment) yang dihadapi manusia di berbagai

belahan dunia merupakan akumulasi dari persoalan kemanusiaan yang lain.

Persoalan ledakan penduduk (population explosion), dampak ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK), dan bahkan kehampaan spiritual Selain itu, pengaruh

industrialisasi berdampak signifikan pada krisis ekologi7

Industrialisasi sebagai dampak perkembangan IPTEK yang dikembangkan

oleh negara, pada faktanya telah menjadi pintu masuk kerusakan-demi kerusakan

lingkungan. Perkembangan industri yangsemakin mereduksi kualitas lingkungan

hidup dan mengancam kehidupan rakyat tak mampu menggoyahkan pendirian

pemerintah untuk keluar dari jeratan industrialisasi ala kapitalis. Industrialisasi

6Ekologi adalah ilmu tentang hubungan mahluk hidupdengan lingkungannya. KamusBahasa Indonesia KBI Pustaka Mandiri Surakarta.

7Ahmad, al-Dardiri Al-Syarh Al-Saghir, Juz IV.( Kairo: Dar al-Ma‘rifah. 2007.)h. 4-10.

Page 16: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

4

yang sedang dibangun bangsa Indonesia merupakan jeratan dari skenario global

yang dilancarkan oleh sistem ekonomi kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme,

sumberdaya alam memegang faktor penting dalam proses pembangunan. Teori

ekonomi kapitalis menjelaskan bahwa sumberdaya alam merupakan salah satu

dari tiga faktor produksi yang utama, selain human resources (manusia) dan

financial resources (dana)8

Sebagai ideologi, kapitalisme sangat tergantung pada tiga pilar, yaitu

sumberdaya alam, manusia, dan finansial. Kapitalisme tidak segan-segan

melakukan berbagai praktik yang merusak, demi memenuhi kebutuhan produksi.

Berawal dari eksploitasi alam demi memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak

terbatas, sumberdaya alam semakin berkurang, bahkan dapat melahirkan krisis

dan kerusakan lingkungan. Kapitalisme, neo-kapitalisme, dan neo-liberalisme

yang menjadi pendorong bagi pemerintah untuk merampas hak-hak rakyat

Indonesia secara pelan dan pasti. Demi memenuhi kebutuhan industri, perusahaan

melakukan eksploitasi sumberdaya alam seperti hutan,tanah, pantai pesisir,

pertambangan, dan migas.9 Akibat pola pembangunan yang berorientasi pada

produktivitas yang dilakukan untuk menggenjot pemasukan uang negara, maka

keseimbangan alam terganggu, hutan alam tropis beralih fungsi menjadi hutan

produksi. Hutan ditebang untuk diolah menjadi kayu bahan mebel10

8Mansour, Fakih. Refleksi Gerakan Lingkunga dalam pengantar Ton Dietz, PengakuanHak atas Sumberdaya Alam: Kontur Geografi Lingkungan Politik .( Yogyakarta: Insist Press.2005,) h.7.

9 Abū Zahw, al-Ḥadīts wa al-Muḥadditsūn, h. 364

Page 17: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

5

Jika dicermati, setiap tahun tak kurang dari 4,1 juta hektar hutan di

Indonesia berganti menjadi areal pertambangan, perkebunan besar, dan kawasan

industri. Hutan yang selama ini menjadi tempat berburu, sumber obat-obatan dan

sumber kehidupan bagi komunitas lokal semakin banyak yang dikuasai oleh

pemodal. Sungai-sungai yang selama ini menjadi pemasok air bagi pertanian dan

kebutuhan hidup harian rakyat sudah semakin banyak yang tercemar, bahkan

beberapa telah mengering.11 Udara negeri ini semakin panas dan tak sehat untuk

dihirup.Akibat yang lebih berbahaya dengan hancurnya hutan-hutan di Indonesia

memiliki andil cukup besar dalam memicu perubahan iklim dan pemanasan global

akibat’bolongnya’ ozon. bumi ini seperti manusia telanjang yang kepanasan

karena payung ozonnya bocor. Payungnya yang berupa pepohonan di hutan tropis

telah habis ditebang.Indonesia diharapkan memiliki peran penting dalam

mengantisipasi dampak negatif perubahan iklim dan pemanasan global karena

negeri yang dilalui garis khatulistiwa ini memiliki 126,8 juta hektar hutan.

Sayangnya, sampai detik ini, perilaku destruktif terhadap hutan belum juga

berhenti, maka pemanasan global menjadi tak terelakkan.12

Lambat atau cepat perilaku tersebut akan menimbulakan malapetaka bagi

manusia itu sendiri. Eksploitasi yang dilakukan oleh manusia terhadap alam tanpa

adanya kepedulian untuk menjaga keseimbangan dan kelestarian lingkungan

11 Nūr al-Dīn ‘Itr, Manhāj al-Naqd fī ‘Ulūm al-Ḥadīts, (Damaskus : Dar al-Fikr, 1979), cet.II, h. 201

11M. Syuhudi Ismail, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis; Telaah Kritis dan Tinjauan denganPendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), cet. III, h. 119

Page 18: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

6

hidup serta hanya menguntungkan sekelompok kecil orang saja. Akan berbalik

menjadi kesengsaraan panjang bagi manusia lainnya yang tak berdosa.

Masalah ini memerlukan kesadaran semua umat manusia untuk

mengembalikan dunia pada ekosistem ekologi yang normal berdasarkan hukum

alam.13 Dengan dimasukkannya aspek perilaku manusia sebagai salah satu

penyebab bencana alam, hingga kesehatan global dan kemiskinan yang

keseluruhannya merupakan akibat perbuatan manusia.14Jika alam tidak dijaga

keharmonisan dan keseimbangannya, maka secara hukum alam (Sunnatullah)

keteraturan yang ada pada alam akan terganggu dan dapat berakibat munculnya

bencana alam. Al-Qur’an selalu menegaskan akan perlunya keselarasan karena

alam ini diciptakan secara teratur.

Krisis ekologis merupakan dampak dari pengerukan kekayaan alam yang

berkepanjangan. Dan bencana dapat terjadi dari krisis ekologis yang sangat akut.

Padahal, kerusakan atas alam sangat kontras dengan ajaran Islam. Sebagai salah

satu agama samawi, Islam memiliki peran besar dalam rangka mencegah dan

menanggulangi krisis tersebut15 Di dalam al-Qur’an dijelaskan dalam surat Al-

Rum ayat 41

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan

tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

13Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, h. 13-14.14 Agus Indiyanto dan Arqom Kuswanjono, Agama, Budaya, dan Bencana, h. 8.15Ahmad Suhendra, “Ajaran Nabi SAW. tentang Menjaga Keseimbangan Ekologis”

dalam Jurnal Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur’an dan Hadis, Vol. 12, No. 1, Januari 2011, hlm. 134.

Page 19: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

7

Di dalam ayat tersebut di atas, sangat jelas bahwa berbagai kerusakan yang

terjadi di muka bumi adalah akibat ulah tangan manusia yang tidak bertanggung

jawab. Allah swt. telah memperingatkan tentang kerusakan yang terjadi di alam

dunia ini, baik di darat, laut maupun udara, bukan semata-mata bersifat alami.

Namun karena ulah perbuatan manusia itu sendiri.

Kerusakan di darat seperti membangun perumahan di daerah-daerah

tempat penyerapan air, sehingga ketika musim hujan tiba menyebabkan terjadinya

banjir, tanah longsor, hilangnya mata air, tertimbunnya danau-danau penyimpan

air, penebangan pohon secara liar, pembakaran hutan dan lain sebagainya, itu

semua merupakan bencana karena ulah tangan manusia.16

Demikian pula kerusakan di laut seperti pendangkalan pantai,

menghilangkan tempat-tempat sarang ikan, pencemaran air laut karena tumpahan

minyak, dan lain sebagainya. Allah telah menghamparkan bumi beserta seluruh

isinya sebagai sumber kehidupan. Dijadikannya gunung-gunung dengan iklim

yang cocok untuk pertanian, laut dijadikan sebagai sumber pencarian bagi para

nelayan. Begitu pula dengan sungai-sungai yang mengalir, udara yang segar,

tumbuh-tumbuhan yang hijau semuanaya itu diciptkan untuk Manusia.

Manusia tidak bisa lepas dari udara, tanah dan air. Ketika udara, tanah dan

air yang dijadikan sebagai tumpuan hidup makhluk hidup di bumi telah

mengalami polusi, sehingga tidak dapat dikendalikan lagi, maka unsur-unsur yang

ada di dalamnya pun dapat masuk ke dalam tubuh manusia yang

16Hernedi Ma’ruf, Bencana Alam dan Kehidupan Manusia dalam Perspektif al-Qur’an,(Yogyakarta: ElsaQ Press, 2011), hlm. 203.

Page 20: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

8

mengkonsumsinya. Sehingga akan terikat di dalam aliran darah dan inilah yang

memicu munculnya berbagai macam penyakit17.

Berangkat dari fenomena di atas, mendorong Penulis untuk melakukan

penelitian terhadap Ayat-ayat kauniyah tentang keseimbangan Ekokolgi dengan

mengambil Tokoh Thantâwȋ Jauhari dan Zaghlul an-Najar. Kedua toko tersebut

bermulah dari ketertarikannya terhadap fenomena-fenomena keajaiban alam yang

ada di langit dan bumi, sebagaimana ayat-ayat al-Qur’an juga berbicara tentang

fenomena-fenomena tersebut. Menurutnya, dalam al-Qur’an terdapat 750 ayat

yang berbicara tentang berbagai ilmu pengetahuan dan hanya 150 ayat yang

berbicara tentang fiqih secara jelas. Bahkan, menurut Zaghlul al-Najjar terdapat

1000 ayat yang sarih dan ratusan lainnya yang secara tidak langsung terkait

dengan fenomena alam semesta. Sayangnya perhatian intelektual Islam terhadap

pemikiran-pemikiran tersebut sangat minim, sementara di sisi lain kebutuhan

terhadap ilmu pengetahuan seperti yang ditunjukkan dalam ayat- ayat yang

berbicara tentang hewan, tumbuh-tumbuhan, langit dan bumi juga tidak bisa

dinafikan disamping kebutuhan terhadap hukum dan sebagainya.

Adapun Penulis memilih Thantawi Jauhari dengan karya besarnya al-

Jawāhir fī tafsīr al-Qur’an al-Karīm. dan Zaghlul an-Najjār dengan Karya

NyaTafsīr ayatul kauniyah fī tafīr al-Qur’an al-Karīm dengan beberapa alasan :

Pertama, Thantawi Jauhari termasuk salah satu mufasir yang penafsirnaya

bercorak ilmi, sedangkan Zaglul an-Najar seorang Ahli Sains dalam bidang

Geologi namun beliau punya banyak tafsir salah satunya adalah tafsir Tafsīr

17 Awang Jauharul Fuad, Global Warming dalam Pandangan Islam, (Yogyakarta:eLSAQ Press, 2001), hlm. 224.

Page 21: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

9

āyatul kauniyah fī tafīr al-Qur’an al-Karīmyang membahs ayat-ayat Kauniyah

tentang ekologi

KeduaThantāwī Jauharī dan Zaghlul an-Najjār dalam menafsirkan ayat-

ayat kauniyah tentang kerusakan lingkungan sangat panjang lebar dibandingkan

dengan mufasir lain

Ketiga,Thantāwī Jauharīdan Zaglul an-Najjār dalam penafsiranya memuat

kajian-kajian ilmiah yang merupakan kajian baru dalam penafsiran, di dalamnya

termasuk pengetahuan-pengetahuan kontemporer, sehingga kajian-kajianya tidak

terbatas pada masalah-masalah Fiqih dan tauhid saja, melainkan juga masalah

kerusakan lingkungan.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Mayoritas kajian akademik pada masalah keseimbangan ekologi banyak

yang telah mengkaji,baik dikaji dari sudut etika, hukum hingga Agama, namun

masih minim yang membahas masalah keseimbangan ekologi dari seorang Ahli

Sains dan tafsir. Penulis belum menemukan kajian keseimbangan ekologi dari

seorang ahli tafsir yang mempuni dalam bidang tafsir dan sains. Banyak penulis

temukan kajian karya ilmiah yang membahas ayat tentang keseimbangan ekologi

namun kajiannya hanya terbatas pada tafsiran al-Quran itu sendiri, dan ahli tafsir

yang bukan bercorak Ilmi, Sehingga kajiannya tidak sampai pada isi kandungan

ayat yang di maksud.

Mengingat banyaknya Ayat al-Qur’an yang membahas mengenai Ekologi

Penulis membatasi pada pada tiga surat yaitu surat al-Rum, surat al-Hijr dan surat

Page 22: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

10

An-Nahl. Dan Untuk mencari ayat al-Quran yang akan penulis kaji dalam

penelitian ini penulis merujuk pada kitab Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfāz Al-

QurânKarya Muhammad Fuad Abdul baqi18dengan kata Fasad yang artinya

kerusakan, dan kata Assamâwât yang artinyalangitdan kata Ardhi yang artinya

bumi dan penulis menemukan ayat Qur’an : QS. al-Rūm : 41, dan 48, QS. al-

Nahl : 68-69

Berdasarkan permasalahan yang telah diungkapkan diatas mengenai

kerusakkan alam Akibat eksploitasi sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan

(Alam) yang asri dan ramah, kini berubah menjadi sumber bencana. maka penulis

Merumuskan Permasalahanya tentang Bagaimana kedua Ahli tafsir Thantāwīi

Jauhārī dan Zaghlul Al-Najjār dalam menafsirkan ayat al-Qur’an tentang

keseimbangan ekologi ? Apa persamaan dan perbedaan dalam penafsiran

Keduanya ?

C. . Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memiliki tujuan diantaranya

1. Memberikan gambaran umum kepada masyarakat maupun akademisi

mengenai keseimbngan ekologi dari penafsiran Thantawi Jauhari dan

Zaghlul an-Najjar

2. Menggali bagaimana al-Qur’an memberikan solusi mengenai kerusakan

alam

18Muhammad Fuad Abdul baqi Al-Mu’jam Al-Mufahras Li Alfâz Al-Qurân, (al-Azhar :Maktabah Wahbah, 1996,) h. 630

Page 23: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

11

3. Untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata Satu (SI ) di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ushuluddin Jurusan

Ilmu Al-Quran dan Tafsir

Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam masalah

keseimbangan ekologi

2. Bagi pihak akademis dan masyarakat luas, hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan masukkan yang bermanfaat dalam masalah

keseimbngan ekologi

3. Bagi dunia pustaka, penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai

sumbangsih yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang

lingkup karya-karya penelitian

D. Kajian Pustaka

Penelitian tentang ekologis telah banyak dilakukan dan Referensi-

referensi tentang ekologis juga tidak sedikit jumlahnya, mulai dari melihat ekologi

dari sudut etika, hukum, hingga agama. Mempertimbangkan begitu banyaknya

referensi tentang ekologi. Penulis hanya mengkaji buku-bukudan karya ilmiah

dalam bentuk skripsi yang sekiranya memiliki signifikansi dalam tema besar

yang penulis kaji. Buku-buku atau karya ilmiah tersebut diantaranya, skripsi yang

yang ditulis oleh Nurul inayah19 dengan judul Nilai-nilai Pendidikan ekologi

Dalam al-Qur’an.dalam skripsinya beliau hanya meneliti menspesifikkan tentang

19Nurul inayah, Nilai-nilai pendidikan dalam al-quran Skripsi Mahasisiwi UIN SyarifHidayatullah Jakarta fakultas Ushuluudin , 2001.

Page 24: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

12

ekologiManusia yakni Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara

Mahluk Hidup dengan lingkunganya. Nilai pendidikan yang di maksud beliau

adalah hal penting bagi manusia dari proses mengarahkan atau mendidik manusia

mengenai hubungan timbal balik mahluk dengan lingkungan agar tercapai tujuan

yang dicita-citakan.20

Skripsi yang ditulis oleh Nasrullah.21 Dengan Judul Konsep Keseimbangan

Alam Dalam Perspektif Al-Qur’andalam skripsinya beliau menjelaskan bahwa

alam semesta dengan segala isinya saling berkaitan satu sama lain bagaikan satu

badan dalam keterkaitanya pada rasa sakit jika manusia merusak Alam maka tidak

mungkin kalo kita sendiri yang menerima akibat kerusakan itu. Skripsi yang

ditulis oleh Muhammad Muhtar22 dengan Judul Kerusakkan Lingkungan

Perspektif Al-Quran. Studi tentang Pemanasan Global. Dalam skripsinya beliau

menjeaskan bahwa akar krisis ekologi bersifat aksiomatik dan multi dimensi,

yakni terletak pada kepercayaan dan struktur Nilai yang membentuk hubungan

manusia dengan alam, dengan yang lain, dan dengan gaya hidup manusia.

Kemudian Muhirdan dalam Tesis nya dengan judul “Etika Lingkungan

Hidup Dalam Al-Qur’an” yang diajukan kepada program pascasarjana UIN

Syarif Hidatullah Jakarta Dalam pembahasannya yaitu term-term lingkungan

hidup dalam al-Qur’an, seperti term langit dan bumi dan sebagainya. Tesis ini

juga membahas pengertian etika dan lingkungan serta persepsi al-Qur’an yang

20Widuri, Rachma Tri dan Moehayat, Praminto. “Perubahan Iklim dan RestorasiEkosistem” dalam Kompas, 27 September 2007. h. 35

21Nasrullah, Konsep Keseimbangan Alam Dalam Perspektif Al-Qur’an SkripsiMahasiswa UIN Syarif HidayatullahJakarta Fakultas Ushuluddin, 1998.

22Muhammad Muhtar, Kerusakkan Lingkungan Perspektif Al-Quran. (Studi tentangPemanasan Global), Mahasisiwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta fakultas Ushuluudin, 2010.

Page 25: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

13

menganjurkan pentingnya penerapan etika lingkungan langit, air, lautan, tanaman,

binatang, manusia dan tanah

Kemudian dalam karya ilmiah sodara Ubaidillah, dengan tema “ Konsep

Pelestarian Lingkungan dalam Perspektif Al-Qur’an”, dalam pembahasan karya

ilmiah ini mengenai tinjauan umum pelestarian lingkungan, dan didalamnya

mengumpulkan ayat-ayat tentang pelestarian lingkungan dengan membedakan

ayat Makiyah dan Madaniyah, serta penafsiran ayat-ayat pelestarian lingkungan

Otto Soemarwoto seorang pakar ekologi dalam bukunya yang berjudul

Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan. buku tersebut mengenalkan apa

yang disebut dengan ekologi, lingkungan hidup dan yang berhubungan dengan

ekologi secara umum. Dia juga memberikian pengetahuan bagaimana cara

pengelolaan terhadap lingkungan hidup. Mulai dari analisis dampak lingkungan

sampai pada kelestarian keseimbanagn lingkunan.Permasalahan ekologi yang

dialami oleh dunia dewasa ini telah dijelaskan secara tuntas oleh wisnu Arya

Wardhana dalam bukunya yang berjudulDampak Pencemaran Lingkungan.

Dalam buku ini wisnu mengatakan permasalahan permasalahan ekologi yang

terjadi pada alam disebabkan oleh penggunaan manusia terhadap zat-zat kimiadan

tehnologi yang berlebihan. Untuk dapat menanggulangi dampak pencemaran

tersebut menurutnya adalah dengan cara melakukan analisi dampak lingkungan

yakni mengatur dan mengawasi kegiatan industri dan tehnologi, menanamkan

perilaku disiplin, mengelolah limbah dan menambah alat bantu seperti filter udara.

Page 26: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

14

Relasi Manusia Dan Lingkungan Dalam Al-Qur’an. telah dikaji olehAgus

Syaiful bahri,23 yang menjadi titik fokus kajian agus syaiful Bahri adalah pada

ayat-ayat tashir ( penunudukan) lebih jauh,rumusan yang singkat seputar konsep

penundukan lingkungan hidup dalam al-quran dan urgensi beserta implikasinya

terhadap manusia. menurutnya ketundukan alam terhadap ketentuan Allah

merupakan manifestasi dari kepatuhan mahluk terhadap penciptaan Allah, dengan

kata lain merupakan ibadah dan tasbih alam kepada Allah

Yūsuf al-Qardhāwi dalam bukunya Ri’ayāt al-Baiah fî syariah al-islām

yang telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia oleh Abdullah Hakam Syah,

dkk. Dengan Judul. Islam Agama Ramah Lingkungan.buku ini mencoba

membahas permasalahan permaslahan lingkungan dari perspektif agama (Islam).

Yakni pemeliharaan lingkungan dari segala sesuatu yang nerusak dan mencemari

serta pemelihraan yang mengarah kepada pengembangan, memperbaiki dan

melestarikan alam.Penelitian mengenai lingkungan dari sudut etika telah

dilakukan oleh ahmad Ali Fauzi. Pembahasanya mengenai Etika Lingkungan Dari

Perspektif Filosofis Dan Teologi24 sebagaimana dalam artikel S. Parvez Manzoor,

dia juga menguraikan dengan gamblang bahwa persoalan lingkungan dewasa ini

pada akhirnya terkait erat dengan kesadaran moral dan etika kebudayaan.

23Agus syaiful Bahri, Manusia dan lingkungan dalam al-quran ( Studi tematik terhadapayat-ayat taskhir)’ Skripsi Fakultas Ushuluddin, UIN sunan kalijaga, yogyakarta, 2000.

24Ahmad Ali Fauzi studi Komparatif antara pandangan etis filosofis dalam etikalingkungan. Skripsi, fakultas Ushuluddin UIN Sunan kalijaga, yogyakarta. 2006.

Page 27: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

15

E. Metodologi Penelitian

Ada bebrapa metode yang penulis gunakan dalam penulisan Skripsi ini

baik yang berkaitan dengan jenis penelitian, pendekatan yang dipakai dalam

penelitian sumber data dan analisa data, sebagai berikut:

1. Jenis penelitian

Jenis peneltian skripsi ini adalah penelitian Pustaka ( library research)

dengan mengumpulkan data dan meneliti dari buku-buku kepustakaan dan

karya-karya dalam bentuk lainya

2. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan historis faktual yang berkaitan

dengan pemikitran toko. Pendekatan ini di gunakan karena obyek skripsi

berkaitan dengan penafsiran seorang tokoh, yakni Thantawi Jauhari dan

Zaghlul an-Najar, Walaupun hanya membahas satu topik dari seluruh

penafsiran keduanya dalam tafsir mereka

3. Sumber Data

Pengumpulan data skripsi ini diperoleh dari literatur-literatur yang

berkaitan dengan obyek penelitian skripsi. Obyek penelitian ini adalah

ayat al-Qur’an tentang ekologi dalam Tafsȋr al-Jawaâhȋr fȋ tafsȋr al-

Qur’an al-Karȋm dan tafsȋr Ayâtul Kaunȋyah25

Literatur –litertur yang dijadikan sebagi data dalam penulisann skripsi ini

ini terbagi pada dua sumber, sumber primer dan sekunder. Yang menjadi

data-data primer dala penelitian ini adalah karya thantawi Jauhari dan

25Mardalis Meode Penelitian. Suatu Pendekatan proposal( Jakarta : Bumi aksara Persada,1999), h.28

Page 28: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

16

Jaghlul an-Najar dalam Tafsȋr al-Jawaâhȋr fȋ tafsȋr al-Qur’an al-Karȋm

dan tafsȋr Ayâtul Kaunȋyah yang mengulas tentang ekologi. Sementara,

sumber data Sekunder yang di gunakan adalah buku-buku yang relevan

dengan Judul pembahasan, seperti Jurnal ensiklopedi, majalah, surat kabar,

dan bentuk karya Ilmia lainya.

4. Metode analisa Data

Melalui penelusuran dan penelitian secara mendalam terhadap literatur-

literatur Primer dan Sekunder sebagaimana topik dalam skripsi ini,

diharapakan bisa mendapatkan sebuah data yang akurat dan jelas. Untuk

mencapai maksud tersebut maka diperlukan metode sebagi berikut :

a. Metode Deskripsi.

Adapun yang dimaksud dengan Deskripsi adalah menguraikan secara

teratur dari kedua toko tersebut yakni Thantawi Jauhari dan Zaghlul an-

Najjar. Kemudian Penulis mencoba untuk mendeskripsikan dan meredaksikan

penafsiran mereka tentang ayat-ayat Kauniyah tentang ekologi secara

sitematis

b. Metode Interpretasi.

Metode ini penulis gunakan dalam mengkaji serta mengalaborasi

Penafsiran-penafsiran Thantowi Jauhari dan Jaghlul Al-Najjar. terkait

dengan Masalah keseimbngan ekologi.

c. Metode Komparasi Yaitu sebuah usaha memperbandingkan atau

memeriksa dua hal. Baik untuk mengetahui persamaan dan perbedaan

Page 29: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

17

maupun kekuatan antara Keduanya. Dalam hal ini Penulis hendak

memperbandingkan kedua toko Thantawi Jauhari dan Zaghlul an-Najar

F. Sistematika Penulisan

Agar penulisan Skripsi lebih terarah dan sistematis, di sini penulis akan

memberikan gambaran umum tentantang tahapan-tahapan penelitian dengan

sistematika sebagai berikut

Bab I latar belakang Masalah, Rumusan Masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan

Bab II Tinjauan Teoritis tentang ekologi. Pengertian keseimbangan

ekologi, Pandangan terhadap keseimbangan ekologi perspektif ahli sains, dan ahli

tafsir, perspektif Sufi, perspektif Tasawuf

Bab III Profil, dan Karya Thantawi Jauhari dan Zaghlul an-Najjār,biografi

Thantawi Jauhari, Karya-karya Thantawi Jauhari, latar belakang Tafsir Al-

Jawāhîr FīTafsîr Al-Qur’ān al-Karīm, Metode dan corak, penilaian Ulama

terhadap Tafsir. Biografi Zaghlul an-Najjar, Karya-karya Zaglul an-Najjar, latar

belakang penulisan Tafsīr Ayātul Kaunîŷah Fī Tafsīr Al-Qurān al-Karīm

Bab IV Penafsiran Thantawi Jauhari dan Zaghlul al-Najjar pada ayat-ayat

Kauniyah, tentang Menjaga keseimbangan Alam. ekosistem Alam, proses

terjadinya turun Hujan dan pembuatan sarang lebah.

Bab V Penutup, Kesimpulan dan Saran–saran

Page 30: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

18

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG KESEIMBANGAN EKOLOGI

A. Pengertian Keseimbangan Ekologi

Pada beberapa buku diungkapkan bahwa kata ekologi pertama kali

dikenalkan oleh Ernst Haeckel pada tahun 1866, seorang Biolog Jerman.1 Namun,

versi lain menyebutkan bahwa Reiter adalah orang yang pertama kali

mengemukakan istilah tersebut. Pada tahun 1865 Reiter menggabungkan dua kata

dari bahasa Yunani yakni kata oikos dan logos. Kata pertama dari asal kata

ekologi, yakni kata oikos,2 berarti rumah tangga atau tempat tinggal3 dan kata

etimologi adalah ilmu tentang kerumah tanggaan atau tempat tinggal dan yang

hidup di dalamnya. Berangkat dari pengertian etimologi, dapat dikatakan bahwa

istilah ekologi ini mempunyai arti yang luas

Namun, Haeckle memberikan definisi yang cukup komprehensip terkait

ekologi, yakni sebagai suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan

hubungan-hubungan total antara organisme dengan lingkungannya yang bersifat

organik maupun anorganik.4 Bahkan Mujiyono mendefinisikan ekologi sebagai

1Di antaranya yaitu dalam, Stephen Croall dan William Rankin, Ecology for Beginners,terj. Zulfahmi Andri dan Nelly Nurlaeli Hambali, (Bandung: Mizan, 1997), hlm. 16, bandingkandengan N. Daldjoeni, “Ekologi dan gama” dalam Amin Abdullah, dkk, Restrukturisasi MetodologiIslamic Studies Mazhab Yogyakarta (Yogyakarta: SUKA-Press, 2007), hlm. 151. D.Dwidjoseputro, Ekologi Manusia dengan Lingkungannya (Jakarta: Erlangga, 1990), hlm. 1. DanOtto soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan (Jakarta: Djambatan, 1994),hlm. 19

2 Dari kata oikos ini, ekologi satu rumpun dengan kata ekonomi. Ekonomi membicarakanhubungan antara orang, tetapi terbatas pada hubungan mereka demi pemenuhan kebutuhan-kebutuhan praktis, dan demi pertukaran dan pembagian ‘barangbenda’ di dalam masyarakat. Olehkarena itu, akhirnya, ekologi berusaha melindungi dan melestarikan alam dunia ini sebagailingkungan manusia. Lebih lanjutnya baca, Anton Bakker, Kosmologi & Ekologi; Filsafat TentangKosmos Sebagai Rumahtangga Manusia(Yogyakarta: Kanisisus, 1995), hlm, 34.

3 Dalam bahasa ilmu biologi dikenal dengan istilah habitat4 Dikutip oleh S.J. Mcnaughton & Larry. L, Ekologi Umum, terj. Sunaryono

Pringgoseputro, (Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press, 1992), hlm. 1.

Page 31: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

19

suatu ilmu yang mempelajari tentang beberapa hal, yaitu: (1) seluk beluk

organisme atau makhluk hidup di habitatnya, (2) proses dan pelaksanaan fungsi

makhluk hidup dan habitatnya, dan (3) hubungan antar komponen secara

keseluruhan.

Sejalan dengan waktu yang terus berubah istilah ekologi ini pun

berkembang. Pengertian ekologi secara terminologi yang dikonsepsikan oleh para

pakar dan pemerhati lingkungan begitu banyak dan beragam. Misalnya, Eugene P.

Odum yang mendefinisikan ekologi sebagai ilmu yang mengkaji tentang proses

interelasi dan interpedensi antar organisme dalam satu wadah lingkungan tertentu

secara keseluruhan.5Hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan

lingkungannya inilah yang dibidik ekologi. Dengan demikian, lingkungan dan

makhluk yang ada di dalamnya merupakan objek kajian ekologi.

Otto Soemarwoto mendefinisikan ekologi dengan bahasa yang sederhana,

yakni ilmu tentang hubungan timbal-balik makhluk hidup dengan lingkungan

hidupnya.Dengan definisi itu, Otto Soemarwoto menjelaskan bahwa

permasalahan lingkungan hidup pada hakikatnya adalah permasalahan ekologi.

Amsyari mendefinisikan ekologi sebagai sebuah ilmu yang mempelajari

hubungan antara satu organisme dengan yang lainnya dan antara organisme

5 Dikutip oleh Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan: Perspektif al-Qur’an(Jakarta: Paramadina, 2001), hlm. 1. Koesnadi Hadjosoemantri menuliskan beberapa argumentperihal ekologi yang diambil dari beberapa tokoh ekolog Barat, yakni ekolog DeBel, William H.Matthews et. Al. dan Joseph Van Bieck. Ketiga tokoh tersebut memberikan perumusan yangberbeda terhadap ekologi. Perbedaan itu dapat dilihat dalam aspekpenekanan yang diberikan tokohtersebut. De Bel, misalnya, menfokuskan aspek keseimbangan alam, William H. Matthews et. Al.yang lebih terfokus pada hubungan makhluk hidup dan Joseph Van Bieck yang merumuskanekologi pada penekanan isi danaktivitas hubungan makhluk hidup.Untuk lebih jelas mengenaipembahasan ini, lihat Koesnadi Hadjosoemantri, Hukum Tata Lingkungan (Yogyakarta: GadjahMada UniversityPress, 1993), hlm. 2

Page 32: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

20

tersebut dengan lingkungannya.6 Di samping itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia

mendefinisikan ekologi sebagai ilmu tentang hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dan (kondisi) alam sekitarnya.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, terdapat tiga kata kunci

untuk merumuskan ekologi, yakni hubungan timbal-balik, hubungan antara

sesama organisme dan hubungan organisme dengan lingkungannya. Sebagai suatu

ilmu yang sistematik dan tersetruktur, ekologi berkembang pesat setelah tahun

1900-an, kemudian lebih pesat lagi dalam dua dasawarsa terakhir ini.7

Setelah melihat paparan dan uraian dari para tokoh di atas, ekologi secara

sederhana dapat dikatakan studi tentang ekosistem8, studi tentang keadaan

lingkungan hidup atau studi tentang hubungan makhluk hidup dengan

lingkungannya. ekologi merupakan kajian tentang proses dan interrelasi

kehidupan suatu organisme dengan organisme lain dan organisme dengan

lingkungannya.

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari proses timbal-balik antar

sesama makhluk hidup dan makhluk hidup dengan lingkungannya. Sementara itu,

ekosistem merupakan proses timbal-balik itu sendiri atau sistem ekologis,

6 Dikutip oleh Koesnadi Hadjosoemantri, Hukum Tata Lingkungan, hlm. 1 – 2.7 Soedjiran Resosoedarmo, dkk., Pengantar Ekologi (Bandung: Rosda, 1993), hlm. 1.8 Ekosistem secara etimologis berasal dari bahasa Yunani oikos dan system, yangberarti

tatanan dan aturan. Secara terminologis ekosistem berarti hubungan timbal-balik antar komponenhidup (organik) dan tak hidup (anorganik) dala m suatu tempat yang bekerja secara teratur sebagaisatu kesatuan. Dapat juga diartikan sebagai unit fungsional antara komunitas dengan lingkunganabiotiknya. Lihat Pius A. Partanto & M. Dahlan al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya:Arkola, t.th.t), hlm. 131.

Page 33: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

21

sehingga ekosistem9 berkaitan dengan ekologi. Keseimbangan dalam ekosistem

menjadi landasan dari keseimbangan ekologi.

Hal lain yang berkaitan dengan ekologi adalah istilah lingkungan.

Lingkungan berarti semua faktor eksternal yang bersifat biologis dan fisika yang

langsung mempengaruhi kehidupan, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi

organisme. Habitat dalam arti luas, berarti tempat di mana organisme berada, serta

faktor-faktor lingkungannya.10 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata

Lingkungan berarti daerah atau kawasan, dan yang termasuk di dalamnya.

Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang

mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusiaserta makhluk hidup

lainnya.11

Menurut Otto Soemarwoto, lingkungan hidup merupakan ruang yang

ditempati manusia bersama tumbuhan, hewan dan jasad renik. Selain makhluk

hidup, dalam ruang itu terdapat juga benda takhidup, seperti misalnya udara yang

terdiri atas bermacam gas, air dalam bentuk uap, cair dan padat, tanah dan batu.12

Salah satu tokoh lingkungan Indonesia, Emil Salim, menyatakan bahwa secara

umum, lingkungan hidup diartikan sebagai segala benda, kondisi dan keadaan

9 Istilah ekosistem awalnya diperkenalkan oleh pakar lingkungan Inggris, A.G. Tansley(1935). Selanjutnya dirumuskan secara konseptual oleh pakar lingkungan Bertanfy (1950). Dikutipoleh Mujiyono Abdillah, Agama Ramah Lingkungan, hlm. 2

10S.J. Mcnaughton & Larry. L, Ekologi Umum, hlm. 1 – 2.11 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa, hlm. 675.12 Dengan kata lain, ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda

hidup dan takhidup di dalamnya disebut lingkungan hidup makhluk tersebut. Otto Soemarwoto,Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, hlm. 51 – 52.

Page 34: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

22

serta pengaruh yang terdapat dalam ruang yang ditempati dan mempengaruhi

perihal hidup, termasuk di dalamnya kehidupan manusia.13

Jadi, lingkungan adalah suatu wadah bagi makhluk hidup, baik berbentuk

benda, kondisi atau keadaan, yang menjadi tempat makhluk hidup berproses dan

berinteraksi. Di samping itu, lingkungan merupakan objek ekologi dan bagian dari

ekosistem. Dengan demikian, ekologi, ekosistem dan lingkungan hidup

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan. Keteraturan ekosistem

menunjukkan ekosistem tersebut berada pada suatu keseimbangan. Keberadaan

keseimbangan itu tidaklah statis, melainkan dapat berubah-ubah (dinamis).

Kadang-kadang perubahan itu besar, kadangkadang kecil. Perubahan itu dapat

terjadi secara alamiah,maupun sebagai akibat perbuatan manusia.14

Ada dua bentuk ekosistem yang penting, yaitu ekosistem alamiah (natural

ecosystem) dan ekosistem buatan (artificial ecosystem) hasil kerja manusia

terhadap ekosistemnya. Di dalam ekosistem lamiah akan terdapat heterogenitas

(keanekaragaman) yang tinggi dari organisme hidup di sana, sehingga mampu

mempertahankan proses kehidupan di dalamnya dengan sendirinya.15 Sedangkan

kosistem buatan akan mempunyai ciri kurang sifat heterogenitasnya, hal ini

menjadikan ekosistem buatan bersifat labil dan untuk membuat ekosistem tersebut

tetap stabil, perlu diberikan bantan energy dari luar yang juga harus diusahakan

13 Harun M. Husein, Lingkungan Hidup, hlm. 7.14 Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup, hlm. 24.15 Koesnadi Hadjosoemantri, Hukum Tata Lingkungan, hlm. 3.

Page 35: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

23

oleh manusianya, agarberbentuk suatu usaha maintenance atau perawatan

terhadap ekosistemyang dibuat itu.16

Perlu diusahakannya untuk menjaga ekosistem agar menjadi stabil, hal ini

dimaksudkan demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dari generasi

ke generasi. Di samping itu perlu disadari pula, bahwa manusia harus berfungsi

sebagai subjek dari ekosistemnya, walaupun tidak boleh mengabaikan arti

pentingnya menjadi kestabilan ekosistemnya sendiri. Perubahan-perubahan yang

terjadi di dalam daerah lingkungan hidupnya akan mempengaruhi eksistensi

manusianya karena manusia akan banyak sekali bergantung pada ekosistemnya.17

Akibat perbuatan eksploitasi lingkungan hidup hingga menimbulkan kerusakan,

lingkungan (alam) yang asri dan ramah, kini berubah menjadi sumber bencana

ketika sudah tidak sanggup lagi mengemban fungsinya18

B. Pandangan Terhadap Keseimbangan Ekologi

1. Perspektif ahli Sains

Krisis ekologi ini tidak dapat dikatakan sebagai sebuah peristiwa alami

yang terjadi di alam ini, karena manusia tidak bisa melepaskan diri dari saling

hubungannya terhadap lingkungan. Manusia tergantungi akan dinamika

kehidupan lingkungan. Ketika lingkungan tumbuh kembang dengan baik, maka ia

akan memberikan nilai kebaikan pula untuk kehidupan manusia. Sebaliknya,

16 Penjelasan lebih lanjut perihal pembagian ekosistem, lihat KoesnadiHadjosoemantri,Hukum Tata Lingkungan, hlm. 3 – 4.

17 Dikutip oleh Koesnadi Hadjosoemantri, Hukum Tata Lingkungan, hlm. 4.18 Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan: Konsep dan Strategi dalam

Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Penyelamatan Lingkungan (Jakarta: Grasindo, 2007), hlm.92

Page 36: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

24

ketika ritmik lingkungan mengalami ketidak seimbangan, maka ia akan

mengganggu sistem keseimbangan kehidupan, tidak hanya dalam kehidupan

manusia atau hewan melulu, melainkan keseluruhan kehidupan itu sendiri. Hal ini

sejalan dengan teori para filosof seperti al-Farābī, Ibn Sīnā, Khawājah Nasīruddin

at-Thūsī19, yang meyakini adanya sebuah doktrin kausalitas dan menganggap

semua fenomena di alam semesta merupakan akibat dari serangkaian sebab akibat.

Dengan kata lain, bencana-bencana ekologi yang terjadi di bumi ini berkorelasi

erat dengan tindak-tanduk tingkah laku manusia sebagai makhluk bumi.

Banyak para sarjana mulai menyadari bahwa kompleksitas krisis ekologi

ini tidak dapat dipisahkan dari pandangan manusia modern. Hal ini dapat

dibuktikan dan dilihat dari pernyataan-pernyataan para sarjana berikut ini:

Osman Bakar menyatakan, “Penyebab utama dari berkembangnya kerusakan

lingkungan dewasa ini adalah pengabaian modernitas terhadap visi spiritual alam

semesta”Seyyed Hossein Nasr menyatakan Manusia modern telah

mendesakralisasi alam. Alam telah dipandang sebagai sesuatu yang harus

digunakan dan dinikmati semaksimal mungkin. Bukannya seperti seorang wanita

yang menikah, dimana laki-laki mendapat kebaikan dan sekaligus memikul

tanggung jawab, alam, bagi manusia modern, telah menjadi seperti seorang

pelacur – dimanfaatkan namun tanpa ada arti kewajiban dan tanggung jawab

terhadapnya. Langdon Gilkey menyatakan, “relasi-relasi modern terhadap alam

19 Lihat Seyyed Hossein Nasr, Islamic Life and Thought, (London: George Allen, danUnwin Ltd, 1981), 97

Page 37: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

25

semesta, bahkan sikap dan pandangan manusia modern terhadap alam, telah

mendorong berbagai bencana yang terjadi dewasa ini”20

Gregory Bateson dalam steps to An Ecology of Mind menyatakan sudah

jelas bagi banyak orang bahwa banyak bahaya mengerikan telah tumbuh dari

kekeliruan epistemologi Barat. Mulai insektisida sampai polusi, malapetaka

atomik, ataupun kemungkinan mencairnya topi es antartika. Di atas segalanya,

dorongan fantastik kita untuk menyelamatkan kehidupan-kehidupan perorangan

telah menciptakan kemungkinan bahaya kelaparan dunia di masa

mendatang.21Fritjof Capra menyatakan, “krisis-krisis global dimuka bumi dapat

dilacak pada cara pandang dunia manusia modern”.22John F. Haught, seorang

guru besar teologi Universitas Georgetown AS menyatakan Sekulerisme modern

telah menyingkirkan Tuhan sebagai gantinya, merebaklah rasionalisme,

humanisme, dan saintisme yang mengisi ruang hampa yang telah ditinggalkan

Tuhan. kesemuanya ini tumbuh subur di atas pengandaian bahwa manusia

menempati posisi supremasi di atas alam

Krisis ini pada kenyataannya bukanlah krisis ekologi belaka, melainkan

juga krisis nilai dan pemaknaan dari manusia itu sendiri mengenai perayaan hidup

secara menyeluruh. Dengan demikian, krisis tersebut juga tidak bisa dilepaskan

dari kosmos. Karena prinsip kosmos adalah keseimbangan dan ke saling

melengkapi, maka krisis ekologis lebih tepat disebut sebagai krisis keseimbangan

dan teralienasinya manusia dengan entitas lainnya.

20 Langdon Gilkey, Nature, Reality and the Sacred the Nexus of Science and Religion,(Minneapolis: Augsburg Fortress, 1993), 79

21 Mehdi Ghulsyani, Filsafat Sains menurut Al Qur’an, (Jakarta: Mizan), 722Fritjof Capra, Jaring-Jaring Kehidupan: Visi Baru Epistemologi dan Kehidupan, di

iterjemahkan oleh Saut Pasaribu, (Yogyakarta: Fajar Pustaka, 2001), 32

Page 38: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

26

2. Perspektif Ahli Tafsir

bencana alam yang terjadi tidak hanya menjadi sebuah takdir Ilahi semata,

tetapi hal itu lebih banyak disebabkan hukum keseimbangan alam yang tidak

terjaga. Jika alam tidak dijaga keharmonisan dan keseimbangannya, maka secara

hukum alam (sunnatullah) keteraturan yang ada pada alam akan terganggu dan

dapat berakibat munculnya bencana alam.23 Al-Qur’an selalu menegaskan akan

perlunya keselarasan karena alam ini diciptakan secara teratur.

Krisis ekologis merupakan dampak dari pengerukan kekayaan alam yang

berkepanjangan. Dan bencana dapat terjadi dari krisis ekologis yang sangat akut.

Padahal, kerusakan atas alam sangat kontras dengan ajaran Islam. Sebagai salah

satu agama samawi, Islam memiliki peran besar dalam rangka mencegah dan

menanggulangi krisis tersebut. Di dalam al-Qur’an dijelaskan dalam surat Al-Rum

(30): 41, sebagai berikut

Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karenaperbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagiandari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Penafsiran ayat di atas dalam lintasan tafsir klasik cenderung seragam.

Misalnya, Ibnu Katsir, dalam Tafsir Ibn Katsir, dan Abu Bakr al-Jaza`iri, dalam

Aisir al-Tafasir,24 ketika menafsirkann ayat di atas, keduanya menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan kerusakan (fasad) dengan perbuatan syirik, pembunuhan,

maksiat, dan segala pelanggaran terhadap Allah. Hal ini disebabkan, pada saat itu

23Fitria Sari Yunianti “Wawasan al-Qur`an Tentang Ekologi; Arti Penting Kajian,Asumsi Pengelolaan, dan Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Lingkungan”, dalam Jurnal StudiIlmu-Ilmu al-Qur`an dan Hadis, Vol. 10, No. 1, Januari 2009, hlm. 94 – 95.

Page 39: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

27

belum terjadi kerusakan lingkungan seperti sekarang, sehingga fasad dimaknai

sebagai kerusakan sosial dan kerusakan spiritual semata.

Sedikit berbeda dari kedua ahli tafsir di atas, Quraish Shihab memaknai

fasad sebagai kerusakan alam yang akan menimbulkan penderitaan kepada

manusia.25Di dalam salah satu karya fenomenalnya, Tafsir al-Misbah, dijelaskan

bahwa terjadinya kerusakan merupakan akibat dari dosa dan pelanggaran yang

dilakukan oleh manusia, sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan di

darat dan di laut.26

3. Perspektif tasawuf

Tasawuf secara keseluruhan adalah ajaran tentang akhlak atau etika, baik

etika terhadap sang Pencipta maupun terhadap manusia dan alam semesta.

Kedalaman reflektif tradisi tasawuf akan mendorong seseorang untuk lebih arif

terhadap semua hal, termasuk terhadap lingkungan. Dalam pandangan Ibnu al-

Qayyim, etika bahkan menjadi esensi agama. Ia mengatakan bahwa semua isi

agama adalah etika dan barangsiapa bertambah etikanya, maka bertambah pula

agamanya. Hal ini memperoleh legitimasi dari hadis Nabi yang menegaskan

bahwa Rasulullah diutus adalah untuk menyempurnakan akhlak.27

Sebagai pandangan hidup, tauhid memandang alam semesta berasal dari

Allah, dalam genggaman Allah, dan akan kembali kepada-Nya, segala sesuatu

berpusat kepada-Nya. Dengan demikian, memperbaiki (konservasi) alam sama

25 Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, hlm. 20-21..26 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm. 78.27Hadis dari Abi Hurairah terdapat dalam Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, Juz 10 (al-

Maktabah asy-Syamilah, Vol. 2, 2000), hlm. 192.

Page 40: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

28

dengan berbuat baik kepada Tuhan dan berbuat baik kepada dirinya sendiri,

sebaliknya setiap tindakan destruktif terhadap alam sama dengan berbuat zalim

kepada Tuhan dan kepada dirinya sendiri. Term kufr dengan berbagai kata

turunannya yang tersebar dalam banyak ayat Al-Qur’an sama dengan tidak

bertanggung jawab atau membiarkan karunia Allah, termasuk nikmat lingkungan

hidup. Dari sinilah titik- titik tauhid memandang relasi antara manusia dan Tuhan.

Dimensi ekologi dalam teologi dalam perspektif yang lebih ekstrim dapat

dilihat dalam pemikiran Ibnu Arabi. Ibnu Arabi mengatakan bahwa alam adalah

tajalli (manifestasi) Tuhan. Sebagai manifestasinya, alam adalah penampakan

Tuhan yang teraktualkan. Pengagungan terhadap alam bukanlah sebagai suatu

sikap kufur atau syirik, tetapi pengejawantahan dari paham dan sikap tauhid.28

Terlepas dari keabsahan panteisme Ibnu Arabi dalam teologi konvensional, faham

ini dapat dijadikan sebagai pijakan etik untuk keharusan melindungi alam, karena

posisinya sebagai manifestasi Tuhan. Pandangan panteisme bukan untuk

menyajikan struktur keyakinan syirik, tetapi sebagai alat untuk menumbuhkan

rasa hormat kepada alam sebagai bagian dari diri sendiri dan Tuhan. Dengan

demikian, pandangan ini memiliki kontribusi positif bagi konservasi lingkungan.29

Dalam pandangan Yûsuf al- Qardâwȋ dalam menggagas konsep Islam

sebagai agama ramah lingkungan berpijak pada konsep al-ihsan. Istilah ini

menurutnya mempunyai dua arti. Pertama, berarti melindungi dan menjaga

dengan sempurna. Definisi tersebut berdasarkan hadis Jibril, yaitu bahwa al-ihsan

28Lihat Kautsar Azhari Nur, “Wahdatul Wujud Ibn al-„Arabi dan Pan Teisme” DisertasiProgram Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 1993, hlm. 31 – 36.

29 Wisnu Arya Wardhana, Al-Qur’an dan Nuklir, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), h.54

Page 41: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

29

adalah hendaknya Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihatNya,

dan sekiranya engkau tidak melihat-Nya maka Dia melihatmu. Pengertian pertama

ini bisa dipahami dalam konteks ibadah. Kedua, al-ihsan berarti menyayangi,

memperhatikan, merawat serta menghormati.30 Definisi ini berdasarkan firman

Allah dalam surat al-Nisa ayat 30.31 Menurut Yûsuf al- Qardâwȋ kedua definisi

tersebut pada kenyataannya diperlukan manusia dalam konteks interaksi dengan

lingkungan. Oleh karena itu, wajib bagi setiap Muslim untuk memperlakukan

lingkungan dengan cara melindungi dan menjaganya dengan ramah dan penuh

perhatian.

Untuk mendukung penerapan konsep al-ihsan dalam hubungan manusia

dengan lingkungannya, Yûsuf al- Qardâwȋ juga berdasar pada hadis sahih yang

diriwayatkan oleh Muslim dari Syadad bin Aus: “Sesungguhnya Allah

mewajibkan untuk berbuat baik terhadap segala sesuatu”. Berdasarkan hadis ini,

Yûsuf al- Qardâwȋ berpendapat bahwa konsep berbuat baik (al-ihsan) berlaku bagi

semua komponen lingkungan, baik makhluk hidup maupun makhluk tidak hidup,

serta yang berakal maupun yang tidak berakal. Atau, dengan kata lain, prinsip

tersebut berlaku mencakup manusia, hewan, tumbuhan, dan benda mati.32

Untuk mewujudkan konsep Islam agama ramah lingkungan, Yûsuf al-

Qardâwȋ memandang perlu adanya tuntunan etis dalam berperilaku terhadap

lingkungan. Tuntunan-tuntunan etis ini mencakup Untuk mewujudkan konsep

Islam agama ramah lingkungan, Yûsuf al- Qardâwȋ memandang perlu adanya

30Yûsuf al- Qardâwȋ, Islam Agama Ramah Lingkungan, hlm 184-185.31 Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu (ibu dan bapak), karibkerabat,anak-

anak yatim, dan orang-orang miskin”.32 Yusuf al-Qaradawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, hlm. 185.

Page 42: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

30

tuntunan etis dalam berperilaku terhadap lingkungan. Tuntunan-tuntunan etis ini

mencakup empat hal pokok yang merupakan proposisi bagi konsepsi Islam agama

ramah lingkungan.

a. Etika terhadap Sesama Manusia

Yûsuf al-Qardâwȋ berpendapat bahwa di antara refleksi perilaku peradaban

adalah tuntutan Islam dari setiap Muslim agar setiap hari yang dijalani tidak luput

dari mengerjakan kebaikan serta melakukan amal sosial dengan ikhlas tanpa

paksaan. Menurutnya, berbuat kebaikan merupakan amal yang lebih tinggi

tingkatannya dari berlaku adil. Jika berlaku adil adalah memberikan sesuatu

sesuai dengan hakhaknya, maka berbuat baik adalah menambah dari sekedar hak

yang memang sudah semestinya diperoleh. Adapun berbuat baik tersebut,

menurutnya, dapat dilakukan kepada siapa saja, baik kepada Muslim maupun non-

Muslim, terlebih lagi kepada kaum yang lemah, termasuk anak yatim, fakir

miskin, ibnu sabil, para janda, serta para budak.33

b. Etika Terhadap Tumbuhan

Etika terhadap Tumbuhan Kekayaan nabati telah memberikan kepada man

usia buahbuahan yang segar, tempat bernaung yang teduh, pemandangan yang

indah, dan manfaat-manfaat lain yang dapat dinikmati. Itulah nikmat Allah yang

harus disyukuri dengan terus-menjaga dan memeliharanya dengan baik dalam

kondisi dan situasi tertentu

Mengenai pemeliharaan kekayaan nabati dalam Islam, Yûsuf al- Qardâwȋ

mengutip hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud yang berisi konsep tentang

33 Yûsuf al- Qardâwȋ, Islam Agama Ramah Lingkungan, hlm. 186.

Page 43: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

31

larangan penebangan pohon, yaitu: “Barang siapa yang menebang pohon sidrah,

maka Allah akan mencelupkan kepalanya ke dalam Neraka” berteduh dan diambil

buahnya jika mereka sedang dalam perjalanan atau ketika mencari rerumputan

dan tempat tinggal serta tempat gembalaan dan tujuan-tujuan lainnya

Menurut Yûsuf al- Qardâwȋ, ancaman keras tentang penebangan pohon

tersebut secara eksplisit merupakan upaya untuk menjaga kelestarian pohon. Baik

pohon yang ada di sepanjang jalan, hutan atau di mana saja. Memang keberadaan

pohon-pohon tersebut memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Itulah

makanya Islam melarang untuk menebangnya secara sembarangan dan zalim,

kecuali penebangan tesebut dilakukan dengan perhitungan yang cermat, yakni

dengan cara menanam pepohonan baru dan merawatnya agar bisa mengganti

fungsi pohon yang ditebang tersebut34

c. Etika Pemeliharaan Hewan

Menjaga kekayaan hewani (konservasi biodiversiti). Salah satu tema

penting yang dibahas oleh syari’at Islam dalam hubungannyadengan pemeliharaan

dan pengembangan lingkungan adalah perhatian terhadap kekayaan hewani.

Dalam hal ini, Yûsuf al- Qardâwȋ berpendapat bahwa alasan perhatian Islam

terhadap kekayaan hewani dapat dilihat dari dua sisi.35Pertama, Bagaimanapun

hewan merupakan makhluk hidup yang dapat merasakan sakit dan perih. Hewan

memiliki kebutuhan, keperluan dan hajat hidup yang harus dipenuhi. Oleh karena

itu, tidak selayaknya bagi siapa pun untuk mengurangi atau menghalang-halangi

pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya. Ketika seseorang memelihara hewan apa

34 Isnati, Siaga Menghadapi Bencana Gunung Api, (Klaten: CV Sahabat, 2008), h. 2835Yûsuf al- Qardâwȋ, Islam Agama Ramah Lingkungan,.hlm. 149.

Page 44: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

32

pun, niat dasarnya haruslah semata-mata demi memperoleh ridla dan pahala dari

Allah. Kedua, hewan harus tetap dipandang sebagai aset kekayaan umat manusia,

serta salah satu produksi alam atau lingkungan yang penting, terutama yang

berasal dari berbagai jenis hewan yang jinak dan perlu dilindungi. Jadi,

seandainya jenis-jenis hewan tersebut punah, berarti punah pula sebagian dari

asetkekayaan manusia.36

d. Etika Pemeliharaan Air

Al-Qur’an menegaskan bahwa air merupakan sumber kehidupan bagi

semua makhluk hidup.37 Pada hakikatnya, air adalah kekayaan yang mahal dan

berharga. Akan tetapi, karena Allah menyediakannya di laut, sungai, bahkan hujan

secara gratis, dan kondisi air dapat terjadi secara tetap karena adanya siklus

hidrology, maka manusia seringkali tidak menghargai air sebagaimana mestinya.

Kondisi krisis air mulai terasa di zaman sekarang, disebabkan jumlah penduduk

bumi yang semakin meningkat sehingga menyebabkan peningkatan kebutuhan

kuantitas air, namun kondisi tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan

kualitasnya. Kegiatan industri, pertanian, transportasi, energi, dan pemukiman,

yang membuang limbahnya ke sungai, tanah dan laut, menyebabkan

meningkatnya kadar pencemaran air. Jikasebelumnya air yang mengalir di sungai-

sungai ataupun di danau-danau aman untuk dikonsumsi, sekarang manusia pun

enggan dan khawatir untuk mengkonsumsinya, sehingga air (bersih) semakin

lama terasa semakin berkurang.

e. Etika Pemeliharaan Tanah

36 Nicholas Harris, (terj. Hilda Kitti), Atlas Lautan,( Gelora Pratama Aksara, 2007), h. 1737Lihat Q.S. al-Anbiya: 30.

Page 45: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

33

Konsep ihyâ al-mawât yang merupakan salah satu ajaran Islam dalam

usaha menghidupkan lahan mati dipandang tepat oleh Yûsuf al- Qardâwȋ sebagai

salah satu cara memperlakukan tanah atau lahan. Menurutnya, tanah mati adalah

tanah yang rusak dan tidak diolah, tidak ada bangunan ataupun tanaman

didalamnya. Tanah perlu dihidupkan kembali pemanfaatannya.38 Anjuran tersebut

berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud; “Barang siapa yang

menghidupkan lahan-lahan yang mati maka ia menjadi miliknya”. Dapat

dikatakan bahwa termasuk lahan atau tanah mati di sini adalah lahan kritis yang

hilang kesuburan tanahnya, mungkin akibat erosi yang merubah lapisan tanah atau

akibat pencemaran tanah yang menurunkan kualitas tanah. Adapun cara untuk

menghidupkan lahan mati tersebut menurut Yûsuf al- Qardâwȋ dapat dilakukan

dengan bertani, bercocok tanam, serta penghijauan. Usaha ini tidak akan

terlaksana kecuali setelah dialiri air dari sungai, danau, sumber mata air atau

lubang-lubang sumur. Menurutnya, ada dua pertimbangan endasar dari upaya

penghijauan sebagaimana dijelaskan al-Qur’an. Pertama adalah pertimbangan

manfaat yang diperoleh dari penghijauan,39 dan kedua adalah pertimbangan

keindahan yang merupakan jawaban bagi sebagian orang yang mengatakan bahwa

Islam tidak begitu memperhatikan masalah keindahan. Selain al-Qur’an, hadis

Nabi juga banyakmengandung anjuran kepada Muslim untuk bercocok tanam.

38 Yusuf al-Qaradawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, hlm. 154.39 Al-Qur’an menuturkan: “Kemudian Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur

dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan sertarerumputan untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu” (QS. ‘Abasa: 27-32).

Page 46: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

34

BAB III

PROFIL DAN KARYA THANTHĀWĪ JAUHARĪ

DAN ZAGHLUL AL-NAJJĀR

A. Mengenal Thanthāwī Jauharī

1. Biografi

Syeikh Thantāwī bin Jauhārī al-Misri lahir pada tahun 1287 H/ 1862 M, di

desa’Iwadhillah Hijazi bagian Timur Mesir.1Adapun kondisi social ekonomi desa

tersebut berjalan sebagaimana layaknya desa di sekitar kota Mesir, begitu juga

aktifitas yang dilakukan oleh penduduknya, yaitu dengan bekerja keras

membanting tulang untuk mencukupi kehidupan mereka masing-masing. Di

antara mata pencarian yang menonjol pada saat itu adalah profesi sebagai petani.

Thanthawi Jauhari dilahirkan dalam sebuah keluarga petani, sehingga aktifitas

masa kecilnya sering membantu oaring tuanya sebagai petani. dan wafat pada

tahun 1358/1940 M, ia adalah salah seorang pemikir dan cendekiawan Mesir ada

yang menyebutnya sebagai seorang filosof Islam.2

Dalam kehidupannya, sejak kecil beliau dikenal sebagai sosok yang sangat

rajin dan juga mencintai agamanya. Meskipun dilahirkan dari kalangan keluarga

petani yang bisa dikatakansangat sederhana, namun tidak mengundurkan

semangatnya untuk terus berjuang dalam menuntut ilmu. Pendidikannya dimulai

di Desa al-Ghar, dan bahkan semangat untuk belajarnya dari waktu ke waktu

semakin menggebu. Di sisi lain beliau juga turut membantu orang tuanya sebagai

1Shohibul Adib dkk, Profil Para Mufassir Al-Qur’an dan Para Pengkajinya, (TangerangSelatan: Pustaka Dunia, 2001), h. 169

2 Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam di Indonesia, (Jakarta: Anda Utama, 1992/1993),hlm. 1187

Page 47: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

35

petani di desanya. Thanthawi tidak hanya belajar di sekolahnya saja, melainkan

juga belajar kepada orang tuanya sendiri beserta pamannya, yakni Syaikh

Muhammad Syalabi3

Selain sebagai petani, orang tua Thanthawi merupakan seorang tokoh

agama di desanya, sehingga orang tuanya sangat memperhatikan pendidikan yang

ditempuh anaknya. Tidak cukup sampai di situ, orang tuanya juga sangat

mendorong anaknya agar menjadi orang yang terdidik dan terpelajar. Sehingga

orang tuanya menyuruh anaknya, Thanthawi, agar melanjutkan pendidikannya di

Al-Azhar Kairo, Mesir.

Di jenjang pendidikan inilah, Thanthawi Jauhari dipertemukan dengan

berbagai tokoh pembaharu terkemuka di Mesir. Dan di antara sekian banyak

tokoh pembaharu tersebut, yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan

kepribadiannya adalah Muhammad Abduh, atau yang dikenal sebagai salah satu

pengarang Tafsir Al-Manar. Bagi Thanthawi Jauhari, Abduh tidak hanya

dianggap sekedar guru saja, melainkan juga sebagai mitra dialog. Sebab,

pemikiran Abduh sangat berpengaruh besar terhadap pemikiran Thanthawi

selanjutnya, terutama keilmuannya dalam bidang tafsir

Sebagai akademisi, Thanthawi selalu aktif untuk mencermati serta

meneliti setiap perkembangan ilmu pengetahuan dan dilakukan secara massif

dengan menggunakan cara yang beragam, mulai dari membaca buku, menelaah

artikel di media massa, sampai menghadiri berbagai seminar keilmuan pada masa

3 Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm, (al-Qāthirah:Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007), jil. 3, h. 467.

Page 48: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

36

itu. Dari sekian banyak jenis keilmuan yang dipelajari, Thanthawi Jauhari lebih

tertarik dan tergila-gila dengan ilmu tafsir

Oleh sebab itu, ia terus belajar ilmu tafsir dengan sangat cermat dan teliti.

Dan pada gilirannya, bentuk kecintaan dan kepeduliannya terhadap ilmu tafsir

tersebut kemudian dibuktikan dengan memunculkan sebuah karya tafsir, yaitu Al-

Jawāhir Fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Karīm. Karena memang Thanthawi mahir di

bidang sains atau ilmu pengetahuan, tafsir yang dihasilkannya pun lebih bercorak

ilmu pengetahuan (tafsir ilmy). Dengan segenap kemampuannya, ia berusaha

menafsirkan al-Qur‘an dengan corak khasnya tersebut yang memang sangat

dibutuhkan seluruh umat Islam pada masa kini4

Setelah menyelesaikan pendidikannya di al-Azhar, kemudian Thanthāwī

melanjutkan pendidikannya di Dar al- Ulum, dan menyelesaikannya pada tahun

1311 H atau 1893 M. Atas bimbingan Muhammad Abduh, yang telah membuka

cakrawala pemikirannya sehingga demikian luas ketika menempuh studi di Al-

Azhar. Setelah menyelesaikan pendidikannya, Thanthāwī Jauhārī memulai

perjuangannya sebagai pendidik. Pada awalnya, beliau menjadi guru madrasah

ibtida‘iyyah dan tsanawiyyah, kemudian juga memberi kuliah di Universitas Dar

al-Ulum, tempat belajarnya duhulu5

Pada tahun 1912, Thanthāwī Jauhārī diangkat sebagai dosen di al-Jami‘ah

al-Mishriyyah dalam mata kuliah filsafat Islam. Selain itu, dia juga aktif menulis

4 Zaghlul an-Najjar (terj. Zainal Abidin, dkk), Sains dalam hadits, Mengungkap FaktaIlmiah dan Kemukjizatan Hadits Nabi, (Jakarata: Amzah, 2011), h. 288.

5 Andi Rosadisastra, Metode Tafsir Ayat-Ayat Sains dan Sosial, (Jakarta: Amzah, 2007),h. 152-157

Page 49: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

37

dalam rangka menunjang dan memberikan semangat terhadap gerakan

kebangkitan dan kehidupan umat, dan tulisan-tulisannya tersebut banyak dimuat

di Koran Al-Liwa.6

Sebagai cendekiawan, beliau pun terus berupaya untuk selalu mencermati

setiap perkembangan keilmuan. Banyak hal yang diupayakan untuk menambah

khazanah keilmuannya, yakni dengan membaca buku-buku literatur, membaca

majalah dan artikel di media massa, serta mengikuti berbagai seminar dan

pertemuan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini, yang menjadi fokus utama

Thanthawi Jauhari adalah dalam ilmu tafsir. Di sisi lain, dia juga belajar tentang

ilmu fisika. Hal ini dilakukan sebagai upaya Thanthawi untuk memberikan

pandangan dan pengetahuannya dengan berusaha menangkal kesalahpahaman

yang kerap kali menuding Islam sebagai agama dan ajaran yang menentang ilmu

pengetahuan dan teknologi modern.7

Karena kecerdasannya tentang dua fokus disiplin ilmu yang dipelajari dan

selanjutnya dipadukan itu, kemudian dibarengi dengan penguasaan kedua ilmu

tersebut, akhirnya pemikiran tafsirnya yang dengan menggunakan berbagai

argumentasi dan bantahan-bantahan yang sangat ilmiah, cukup membuat dan

menggemparkan Mesir pada waktu itu.

Selama bertahun-tahun, segala perhatiannya dicurahkan sebagai upaya

untuk meningkatkan kepedulian umat terhadap pentingnya meningkatkan kualitas

6 Shohibul Adib dkk, Profil Para Mufassir Al-Qur‟an dan Para Pengkajinya, (TangerangSelatan: Pustaka Dunia, 2001), h. 169

7 Mochammad Nor Ichwan, Tafsir ‘Ilmiy; Memahami Al-Qur’an Melalui PendekatanSains Modern, (Yogyakartra: Menara Kudus Jogja, 2004), h. 137-138

Page 50: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

38

sumber daya manusia dengan cara menguasai ilmu pengetahuan. Dan lambat laun,

gagasan pemikirannya mulai diperhitungkan dan menjadikannya termasuk dalam

salah satu jajaran pemikir Islam terkemuka. Karena kepandaiannya itu, setidaknya

terdapat tiga hal mendasar yang perlu dicatat dari pemikiran Thanthawi Jauhari.

Pertama, obsesinya untuk memajukan daya pikir umat. Kedua, pentingnya ilmu

bahasa dalam menguasai idiom-idiom modern. Dan ketiga, pengkajiannya

terhadap al-Qur‘an sebagai satu-satunya kitab suci yang memotivasi

pengembangan ilmu tersebut.8

2. Karya-Karya Thanthāwī Jauharī

Berdasarkan literatur yang terdapat di dalam Kitab Al- Mufassirūn

Hayātuhum wa Manhajuhum karya Sayyid Muhammad Ali Iyazi, selain

menghasilkan kitab tafsir yang luar biasa yaitu Al-Jawāhir Fī Tafsīr Al-Qur‟an

Al-Karīm,setidaknya ada sembilan karya lain yang dihasilkan oleh Thanthawi

Jauhari, di antaranya adalah

a. Jawāhir al-Ulūm.

b. Al-Nidhām wa al-Islam.

c. Al-Tāj wa al-Marsha.

d. Nidhām al-Ālam wa al-Umam.

e. Aina al-Insān.

8 Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia, (Jakarta; CV Anda Utama,1993), h. 1187

Page 51: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

39

f. Ashlu al-Ālam.

g. Al-Hikmah wa al-Hukamā.

h. Bahjat al-ulūm fi al-Falsafat al-Arabiyyati waMuwāzanatuhā bi al-ulūm al-

Ashriyyah.

i. Al-Farāid al-Jauhariyyah fi at-Thariq an-Nahwiyyah.9

Di antara berbagai karya yang dihasilkan Thanthawi Jauhari, karya yang

paling fenomenal adalah kitab tafsir yang diberi nama “Al-Jawāhir Fī Tafsīr Al-

Qur‟an Al-Karīm”. Karena di dalam tafsir ini mengandung berbagai informasi

secara lebih komprehensif. Selain menyajikan penafsiran ayatayat al-Qur‘an

secara tahlili (urutan penafsiran berdasarkan urutan mushaf), penjelasannya juga

sangat bagus, yang memadukan tafsir al-Qur‘an dengan penjelasan ilmu

pengetahuan modern (sains). Bahkan di dalam tafsirnya dijelaskan pula

gambargambar tumbuhan, hewan, pemandangan-pemandangan alam, eksperimen

ilmiah, dan semacamnya sebagai pendukung atas tafsir yang dikemukakannya

Sumber Penafsiran Tafsir Al-Jawāhir

Pada bagian sebelumnya sudah diterangkan latar belakang, deskripsi, dan

juga cara yang digunakan oleh Thanhthawi Jauhari dalam menafsirkan al-Qur‘an.

Jika kita mencermati secara detail, semua yang digunakan oleh Thanthawi dalam

menafsirkan al-Qur‘an adalah dengan menggunakan penalaran atau pemikiran

(tafsir bi al-ra’y). Kita tahu bahwa cara beliau dalam menafsirkan al-Qur‘an

9 Sayyid Muhammad Ali Iyazi, Al-Mufassirun Hayatuhum wa Manhajuhum, (Beirut: Daral-Fikr, 1373 H), h. 429

Page 52: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

40

adalah dengan menyuguhkan dan memberi keterangan berupa gambar-gambar dan

penjelasan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Selain itu, dalam

menafsirkan suatu ayat, Thanthawi murni menggunakan pemikirannya sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya, kecuali hanya sedikit yang mengutip

pendapat para ulama. Selain sebagai mufassir, beliau juga ahli dalam ilmu

pengetahuan, ilmu fisika dan juga biologi.

Tafsir bi al-ra’yi adalah jenis penafsiran al-Qur‘an melalui pemikiran atau

ijtihad. Bentuk tafsir ini banyak berkembang pesat dan muncul di kalangan ulama-

ulama mutaakhkhirin, sehingga abad modern ini lahir tafsir menurut tinjauan

sosiologis dan sains, di antaranya adalah tafsir al-Manār dan al-Jawāhir. Berbeda

dengan penafsiran al-Qur‘an dengan bentuk al-ma‟tsur, karena bentuk penafsiran

al-ma‟tsur sangat bergantung dengan riwayat.10

3. Latar belakang penulisan Kitab

Nama kitab al-Jawāhīr fī Tafsīr al-Qur’an al- Karīm. Karya Thanthāwī

Jauhārī beliau memberi nama dengan istilah ‘’mutiara’’ (Jawahir).11Kitab al-

Jawāhīr fī Tafsīr al-Qur’an al- Karīm. adalah sebuah karya tafsir yang disusun

oleh Thanthawi Jauhari pada abad ke 20, di mana kecanggihan teknologi semakin

memperkaya wacana keilmuan di bidang eksak. Thanthāwī Jauharī yang memiliki

semangat tinggi untuk melakukan rasionalisasi ilmiah terhadap wacana tafsir,

tidak sedikit mengadopsi perkembangan ilmu-ilmu mutakhir untuk mengungkap

10Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta:PustakaPelajar, 2005), h. 376

11 Abdul Majid Abd as -salam al Muhtasim, hlm. 273-274

Page 53: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

41

kandungan al-Qur’an sehingga kitab inimemuat demikian banyak macam

pembahasan, dan tentunya sangat logis jika kandungan isi kitab ini mempunyai

informasi lebih dibandingkan kitab tafsir ilmi yang beredar sebelumnya.

Ada beberapa faktor yang mendorong Thanthawi Jauhari menulis kitab

tafsir ini, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Minimnya orang-orang yang berfikir tentang alam dan keajaiban-keajaiban

yang terdapat di dalamnya.12

2. Al-Qur’an meng-cover segala sesuatu yang ada di permukaan bumi.13

3. Dalam al-Qur’an terdapat ayat-ayat tentang sains lebih dari 750 ayat sementara

ilmu-ilmu yang berkaitan dengan hukum fiqih tidak lebih dari 150 ayat.14

Tujuan dari penulisan kitab ini adalah untuk menghilangkan kejumudan

umat Islam dari ilmu pengetahuan serta mendorong agar umat Islam bangkit dan

mampu mengungguli Eropa di bidang argaris, medis, pertambangan, matematika,

arsitetur, astronomi serta sains dan perindustrian.

Dalam isi kitab tafsir ini terkandung pembahasan - pembahasan unik yang

menjadikanya berbeda denagn kebiasaan pembahasan kitab tafsir yang lain.

Misalnya di dalam menafsirkan ayat-ayat yang berhubungan dengan alamiah,

Thanthāwī perlu melengkapinya dengan foto- foto dan gambar tumbuh-

tumbuhan, hewan, pemandangan alam, eksperimen ilmiah, table-tabel ilmiah

12Thanthawi Jauahari, op.cit., hlm. 213 Q.S. Al-An’am (6): 38.14 Thanthawi Jauahari, op.cit., hlm. 3

Page 54: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

42

spesialis dengan tujuan untuk memberikan gambaran yang transparan kepada

pembaca seolah fakta tersebut benar-benar riil di depanya layaknya fakta empiris

4. Metode dan corak Tafsir Al-Jawahir

Tafsir Al-Jawāhir ditulis sebanyak 13 jilid atau 26 juz. Kemudian dilihat

dari cara penafsirannya, tafsir ini dijelaskan oleh Thanthawi dengan sangat runtut

dan secara detail. Maka dapat disimpulkan bahwa Thanthawi dalam tafsirnya ini

menggunakan metode tahlili (analitis),yang menyusun tafsir berdasarkan urutan

mushaf secara luas.

Tafsir tahlili adalah suatu metode tafsir yang bermaksud untuk

menjelaskan kandungan ayat-ayat al- Qur‘an dari seluruh aspeknya. Di dalam

tafsirnya, penafsir mengikuti runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun rapi

di dalam mushhaf. Penafsir memulai uraiannya dengan mengemukakan arti

kosakata diikuti dengan penjelasan mengenai arti global ayat. Ia juga

mengemukakan munasabah (korelasi) ayat-ayat serta menjelaskan hubungan

maksud ayat-ayat tersebut satu sama lain. Pada intinya, segala hal yang bertautan

dengan al-Qur‘an bisa dimasukkan dalam tafsir, dan penafsirannya runtut dan

rinci.15

Demikian halnya dengan metode yang digunakan Thanthawi, yang di

dalam analisisnya sebagai orang mufassir sekaligus seorang yang menguasai dan

15 Thanthawi Jauhari, Al-Jawāhir fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Karīm, Jilid I, Juz I ,lampiran,(Beirut: Dar al-Fikr, 1350 H), h. 2

Page 55: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

43

mahir di bidang ilmu pengetahuan alam, kemudian memberikan penafsiran secara

rinci dengan ruang lingkup yang amat luas.16

Dilihat dari isinya, tafsir ini tergolong sebagai tafsir ilmy. Sebab, di dalam

tafsir ini banyak pembahasanpembahasan tentang ayat dengan menggunakan

teori-teori ilmu pengetahuan modern dan hasil penelitian ilmiah untuk

menjelaskan ayat yang ada.

Pada awalnya, tafsir ini muncul karena ajakan al- Qur‘an adalah ajakan

ilmiah, yang berdiri di atas prinsip pembebasan akal dari tahayul dan

kemerdekaan berpikir. Al-Qur‘an menyuruh manusia untuk memperhatikan alam,

di samping anjuran untuk memperhatikan wahyunya. Meskipun ayat-ayat kauniah

secara tegas dan khusus ditujukan kepada para ilmuan, namun pada hakikatnya

mereka itulah yang diharapkan mampu memahami dan meneliti ayat-ayat kauniah

tersebut.

Yang perlu digarisbawahi, al-Qur‘an bukanlah suatu kitab ilmiah

sebagaimana kitab-kitab ilmiah yang ada selama ini. Namun, al-Qur‘an adalah

kitab petunjuk bagi umat untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Maka tidak khayal

jika di dalamnya terdapat petunjuk tersirat dari Allah yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan. Pada intinya, Thanthawi Jauhari dalam menafsirkan al-Qur‘an

dengan corak ini bertujuan baik bagi semua umat, agar mampu memahami ilmu

pengetahuan modern dengan baik, dan mengetahui bahwa al-Qur‘an juga

16Thanthawi Jauhari, Al-Jawāhir fī Tafsīr Al-Qur’an Al-Karīm, Jilid I, Juz I ,lampiran,(Beirut: Dar al-Fikr, 1350 H), h. . 22.

Page 56: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

44

berbicara tentang ilmu pengetahuan. Karena memang di dalam al- Qur‘an terdapat

banyak ayat yang membahas tentang ilmu pengetahuan.17.

5. Penilaian Ulama terhadap Tafsir Al-Jawāhîr FîTafsīr Al-Qur’an al-Karīm

Al-Suyuti dalam kitabnya al-Itqân fî ‘Ulûm Al-Qur’ân, al-Iklîl fî Istimbât

al-Tanzîl dan al-Mumtarikh al-Aqran fî I’jâzi Al-Qur’ân mengungkapkan secara

luas berbagai argumentasi yang mendukung sikap serta pendapatnya bahwa

semua ilmu yang berkembang hari ini sampai hari kiamat telah diungkap di dalam

Al-Qur’an dan dapat dieksplorasi dari Al-Qur’an

Al-Zahabi di dalam kitab al-Tafsîr wa al-Mufassirîn menjelaskan bahwa

metode yang dipergunakan oleh Tantawi Jauhari di dalam tafsîr annya adalah

memberikan tafsiran-tafsiran secara lafdzi dan kemudian dilanjutkan dengan

kajian-kajian yang bersifat ilmiah yang lazim disebutnya sebagai latâ’if atau

jawâhir. Pembahasan-pembahasan tersebut menurut al-Zahabi merupakan

akumulasi dari pendapat para pemikir Barat dan Timur zaman modern.18 Kajian-

kajian yang bersifat keilmuan menurut al-Zahabi juga ditransfer oleh Tantawi

Jauhari dari Injil Barnabas yang dianggap sebagai injil yang paling sahih, juga

dari Plato dan Ikhwan al-Safa dalam risalahnya. Tantawi Jauhari juga

menggunakan teori-teori ilmiah modern pada saat menafsirkan ayat-ayat Al-

Qur’an, dimana teori-teori tersebut belum pernah ada di Arab pada masa

sebelumnya.

17 Abdul Hayy Al-Farmawi, Metode Tafsir Maudhui, terj. Suryan A. Jamran, (Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada, 1996), h. 2218Al-Zahabi, al-Tafsîr wa al-Mufassirûn, hal. 508-509.

Page 57: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

45

Berbeda dengan Tantawi Jauhari, Mahmud Syaltut (mantan Rektor

Universitas al-Azhar Mesir) yang menolak kehadiran tafsîr bi al-ilmi. Di dalam

muqaddimah tafsirnya ia mengemukakan berbagai corak tafsir yang berkembang

sepanjang sejarahnya. Ada tafsir yang menitikberatkan uraiannya pada

penggunaan kaidah-kaidah gramatikal (nahwu), segi balaghah dan i’jâz Al-

Qur’ân. Bahkan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

modern, ada sebagian mufasir yang cenderung menulis tafsir dengan corak ilmiah

atau tafsîr bi al-ilmi. Dari beberapa corak penafsiran ini Syaltut memberi catatan

penting yang sekaligus dapat dilihat sebagai sikapnya dalam menafsirkan Al-

Qur’an.

Pertama, hendaknya seorang mufasir menghindarkan diri dari pentakwilan

Al-Qur’an menurut pendirian berbagai aliran, karena hal ini menurut Syaltut akan

menyebabkan pemaksaan penafsiran sesuai dengan para fuqaha’, para

mutakallimin, maupun ahli tasawuf yang cenderung fanatik terhadap kelompok

masing-masing.

Kedua, hendaknya menjauhkan diri dari upaya menafsirkan Al-Qur’an

dengan menggunakan teori-teori ilmiah.19Namun di sisi lain, perkembangan sains

dan teknologi tidak sedikit memberikan andil dalam mengungkap berbagai

kenyataan yang disinyalir di dalam Al-Qur’an melalui ayat-ayatnya. Berbagai

penemuan ilmiah tersebut oleh sebagian mufasir dihubungkan dengan teks-teks

yang terdapat di dalam Al-Qur’an. Sebagai contoh, ketika Al-Qur’an

19 Mahmud Syaltut, Tafsîr Al-Qur’ân al-Karîm al-Ajzâ’ al-Asyarah al-‘Ulâ, (Beirut: Daral-Syuruq,1974), hal. 9-10.

Page 58: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

46

mengemukakan fenomena alam, seperti hujan, petir dan sebagainya, mereka

mengklaim bahwa Al-Qur’an berbicara tentang kosmologi.Demikian pula ketika

Al-Qur’an menyebut matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet, mereka

mengatakan bahwa Al-Qur’an berbicara tentang astronomi dan lain sebagainya.

Mereka menggunakan ayat 38 surat al-An’am sebagailandasan formal untuk

memperkuat pendapat mereka. Berbagai pendapat di atas,ditolak oleh Mahmud

Syaltut dengan menunjukkan sisi-sisi kesalahan yangdilakukan oleh para mufasir

bi al-Ilmi ketika menafsirkan ayat-ayat kauniyah.

B. Mengenal Zaghlul Al-Najjār

1. Biografi

Prof. Dr. Zaghlul al-Najjar yang bernama lengkap Zaghlul Raghib

Muhammad an-Najjar adalah seorang pakar geologi asal Mesir yang lahir pada

tanggal 17 November 1933 di salah satu desa di Provinsi al-Gharbiyyah (Thanta).

Beliau lahir dari keluarga muslim yang taat. kakeknya menjadi imam tetap di

masjid kampungnya. Ayahnya adalah penghafal al-Qur’an. Beliau sendiri telah

menghatamkan hafalan al-Qur’annya sebelum genap usia 10 tahun. Pada usia

itulah Zaghlul cilik ikut ayah hijrah ke Cairo, dan masuk sekolah dasar di ibukota

Negara para nabi itu.

Setelah dewasa, ia belajar di Fakultas Sains Jurusan Geologi, Cairo

University dan lulus pada 1955 dengan yudisium Summa Cum Laude. sebagai

lulusan terbaik, ia meraih “Baraka Award” untuk kategori bidang geologi. Ia

kemudian meraih gelar Ph.D bidang geologi dari Walles University of England

Page 59: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

47

pada 1963. Pada 1972, ia dikukuhkan sebagai guru besar geologi. pada 2000-

2001, Zaghlul dipilih sebagai Rektor Markfield Institute of Higher Education

England dan sejak tahun 2001 menjadi ketua Komisi Kemukjizatan Sains al-

Qur’an dan Sunnah di Supreme Council of Islamic Affairs Mesir.

Dengan kepiawaiannya di bidang tafsir al-Qur’an berbasis sains, ia rutin

menulis artikel tetap rubric “Min Asrar al-Qur’an” (Rahasia al-Qur‟an) setiap

Senin di Harian Al-Ahram Mesir yang bertiras 3 juta eksemplar setiap harinya.

Hingga kini, telah dimuat lebih dari 250 artikelnya tentang kemukjizatan sains dan

al-Qur’an.20

Kemampuan beliau tidak terhenti disitu itu, pada tahun 1963 beliau telah

menamatkan pengajian dalam bidang PhD Kajian Bumi dan Geologi di Universiti

Walse England dan memperolehi gelaran Professor pada tahun 1972 dari

Universiti Kuwait. Sehing beliau telah menghasilkan lebih daripada 150 artikel

dan lebih dari pada 50 buah buku yang meliputi berbagai kajian ilmu antaranya

ilmu saintifik Islam, al-Quran sains, sains dalam hadith, I’jaz ‘Ilmi dan banyak

lagi. Namun kajian yang telah meningkatkan autoriti sebagai saintis Islam pada

abad moderen ini ialah kajian yangmeliputi asimilasi penemuan saintifik dalam

mengintrepretasikan ayat al-Quran.

2. Karya Zaghlul Al-Najjār

Zaghlul Al-Najjar telah memiliki karya lebih dari 150 artikel dan lebih

dari 50 buah buku yang meliputi berbagai kajian ilmu diantaranya ilmu

20Zaghlul an-Najjar, (Terj, Yodi Indrayadi dkk,) Buku Induk Mukjizat Ilmiah Hadits NabiJakarta: Zaman, 2013), h. 9-10.

Page 60: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

48

saintifik Islam, al-Quran sains, sains dalam hadits, i’jaz „ilmi dan banyak lagi.

Namun kajian yang telah meningkatkan autoritas Zaghlul sebagai pakar sains

Islam pada abad modern ini ialah kajian yang meliputi penemuan ilmiah

dalam menginterpretasikan ayat al-Quran. Kebanyakan karya yang telah

berhasil melalui kajian ini bukan saja ditulis dalam Bahasa Arab, bahkan juga

diterbitkan dalamBahasa Inggris dan Perancis. Diantara beberapa karya

Zaghlul an-Najjar adalah;

a. Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm.

b. I’jazul ‘Ilmy fīs Sunnah Nabawiyyah

c. Nazhārat fī ‘Azmati at-Ta’līm al-Muashir wa Hululihal Islāmiyah.

d. Haqā'iq `Ilmiyah fil Qur'ānil Karim: Namāzij min Ishāratil Qur'āniyah ilā`

Ulumil Ard..

e. Qadiyyatul I’jaz ‘Ilmi li al-Qur’īnil Karīm wa Dawībitut Ta’amul Ma’aha.

f. Min Ayātil-`Ijaz `Ilmi al-Hayawan fīl Qur'ānil Karīm.

g. Min Ayātil-`Ijaz `Ilmi al-Sama' fīl Qur'ānil Karīm.

Selain beberapa karya di atas, Zaghul juga pernah mendapatkan beberapa

anugrah dan jabatan yang disandangkan kepada dirinya. Diantaranya adalah

sebagai:

a. Penasihat Pusat Kajian Robertson Britain (1963) dan Muzium

Pembangunan Islam Switzerland (2001).

h. Ahli dalam Journal of Foramimifeeral Research New York (1966) dan

Journal of African Earth Science (1981).

Page 61: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

49

i. Penasehat bagi Majalah Muslim di Washington (1970), Penasehat Majalah

Islamic Sciences di India (1978), Penasehat Majalah al-Rayyan Qatar (1978).

j. Antara pengasas Jabatan Geologi University Malik Sa’ud (1959) dan

University Kuwait (1967).

k. Di antara penggasas al-Haiah al-„Alamiyyah lil I‟jaz al-Ilmi fil Qur‟anil

Karim dan as-Sunnatul Mutahharah di Makkah al-Mukarramah (1981).

l. Pengarah Komunitas Pengajian Tinggi Markfield Britain (2001).

m. Pengurus Badan „Ijaz Ilmi Qur‟an, Majlis Tertinggi Hal Ihwal Islam Mesir

n. Profesor Geologi, King Fahd University of Petroleumm dan Minerals,

Dhahan, Saudi Arabia (1979-1996).

o. Profesor Geologi dan Chairman, Departemen of Geology, Qatar University,

Doha, Qatar (1978-1979).

Hasil usaha gigih Zaghlul dalam menterjemahkan al-Quran dan hadits melalui

pendekatan saintifik membuahkan hasil sehingga Zaghlul menerima anugerah

tertinggi dari kerajaan Sudan pada tahun 2005 dan anugerah sebagai Ikon

Islam di Dubai pada tahun 2006. Usaha dakwah beliau bukan hanya melalui

penulisan, Zaghlul juga aktif menjadi pembicara seminar

berkenaankemukjizatan al-Quran di pejuru dunia. Sebab ceramahnya itulah

yang akhirnya mendorong kalangan masyarakat yang menghadiri acara

seminar Zaghlul tersebut memilih Islam sebagai panduan hidup.21

21Ishak Sulaiman et.all, Metodologi Penulisan Zaghlul Al-Najjar Dalam MenganalisisTeks Hadith Nabawi Melalui Data-Data Saintifik, (Malaysia: Akademi Pengajian Islam UniversitiMalaya Kuala Lumpur, 2001), hal. 280.

Page 62: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

50

3. Latar belakang Penulisan Tafsīr Ayātul Kaunīyah Fī Tafsīr Al-Qurān

al-Karīm

Sejarah penulisan kitab Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm

tidak terlepas dari latar belakang pendidikan ditekuni mufassirnya sendiri.

Sebagaimana Zaghlul an-Najjar, seorang yang ahli dalam bidang ilmu alam

terutama dalam bidang Geologi. Sehingga Zaghlul memahami bahwa, di

dalam al-Qur‟an terdapat ayat-ayat yang berisi tentang ajakan ilmiah yang

berdiri di atas prinsip pembebasan akal dari tahayul dan kemerdekaan

berpikir. Al-Qur‟an menyuruh manusia untuk memperhatikan segala wilayah

yang ada di bumi dan pada diri mereka sendiri.

Menurut Zaghlul an-Najjar, tidak kurang ada 1000 ayat yang secara tegas

(shārih) dan ratusan lainnya yang tidak langsung terkait dengan fenomena

alam semesta. Selanjutnya, Zaghlul berpendapat bahwa ayat–ayat kauniyyah

itu tidak akan mungkin dapat kita pahami secara sempurna jika hanya

dipahami dari sudut pandang bahasa arab saja. Untuk mengetahui secara

sempurna, maka perlu mengetahui hakikatnya secara ilmiah22

Sebagaimana yang telah Zaghlul sampaikan pula dalam mukadimahnya,

Zaghlul berkeyakinan penuh bahwa al-Qur‟an adalah kitab yang memiliki

mukjizat dari aspek bahasa dan sastranya, akidah-ibadah-akhlaknya (tasyri’),

informasi kesejarahannya, dan tak kalah pentingnya adalah dari sudut aspek

isyarat ilmiahnya. Dimensi kemukjizatan yang disebut terakhir ini maksudnya

adalah keunggulan kitab ini yang memberikan informasi menakjubkan dan

22Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fil Qur’ānil Karīm, (al-Qāhirah:Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007), Jil. 1. h. 6.

Page 63: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

51

akurat tentang hakikat alam semesta dan fenomenanya, di mana tidak

seorangpun manusia pada saat diturunkannya al-Qur‟an dapat mengetahuinya

dan ilmu terapan belum sampai hakikat itu kecuali setelah berabad-abad

turunnya al-Qur’an.23hari senin di Harian Al-Ahram Mesir yang berjumlah 3

juta eksemplar setiap harinya. Hingga kini telah dimuat lebih dari 250 artikel

tentang kemukjizatan sains dalam Al-Qur'an, yang semua itu terangkum dalam

kitab Tafsīr Al-āyātul Kawniyyah Fil Qur’ānil Karīm.24

Dari hasil penyelidikan Penulis, Kitab Tafsir ini telah diperkenalkan oleh

Zaghlul dengan kitab Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm terbitan

Maktabah al-Syuruq al-Dawliyyah yang telah diterbitkan pada tahun 2007,

terdiri atas 4 jilid. Dari segi penyusunan, Zaghlul menyusunnya berdasarkan

pada metode penulisan klasikal dan modern. Metode dari segi penyusunan

klasikal yang digunakan oleh beliau ialah menyusun ayat atau surat mengikut

susunan seperti yang terdapat di dalam al-Qur‟an, yaitu dimulai dari Surat al-

Baqarah (juz 1) hingga Surat al-Qāriah (juz 30). Namun kitab ini

memfokuskan kepada ayat-ayat kauniyyah yang terdapat dalam al-Qur‟an.

Hal ini berdasarkan bidang kepakaran utama Zaghlul yang meliputi

penemuan saintifik melalui dimensi alam semesta, penciptaan makhluk dan

kesehatan.Adapun yang menarik dalam metode penulisan tafsir ini ialah

Zaghlul hanya mentafsirkan ayat-ayat tertentu saja. Tidak membahas topik

yang tidak berkaitan sama sekali dengan sains natural. Maka tidak

23 Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fil Qur’ānil Karīm, (al-Qāhirah:Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007), Jil. 1. h. 26.

24Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fil Qur’ānil Karīm,h.34

Page 64: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

52

mengherankan jika tafsir ini merangkum sebuah ensiklopedia tafsir penemuan

saintifik qurani terkini.25

Kitab Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm yang terdiri dari 4

jilid ini terdiri dari: Jilid pertama, yang dimulai dari surat al-Baqarah hingga

surat al-Isra yang terdiri dari 56 pembahasan ayat. Jilid kedua, dimulai dari

surat al-Kahfi hingga Surat Luqman yang terdiri dari 42 pembahasan, Jilid

ketiga, dimulai dari Surat al-Sajadah hingga Surat al-Qamar yang terdiri 38

pembahasan, dan pada jilid keempat dimulai dari Surat ar-Rahman hingga

Surat al-Qari‟ah yang terdiri 40 pembahasan. Sehingga jumlah seluruh

pembahasan yang terdapat dalam kitab ini adalah 176 dalam 66 surat.

Pada awal penulisan, Penulis mendapati biografi Zaghlul an-Najjar dan

mukadimah setebal 31 halaman pada setiap jilidnya. Adapun mukadimah

tersebut berisi 4 pokok pembahasan, yaitu: (1) definisi literal I‟jaz serta

pembagiannya,6 (2) Sejarah perkembangan I‟jaz danmetode dalam

menafsirkan ayat yang berdimensi saintifik,7 (3) ajakan Zaghlul kepada para

ilmuwan islam khususnya para ahli tafsir untuk menafsirkan al-Qur‟an sesuai

dengan perkembangan masa, (4) penjelasan penolakan sebagian golongan

yang menolak al-Qur‟an ditafsirkan berdasarkan penemuan saintifik.26

Adapun cara Zaghlul dalam menerangkan tafsirnya, di setiap awal surat,

beliau terlebih dahulu menjelaskan poin-poin kandungan isyarat ilmiah yang

terdapat dalam surat dan yang berkaitan dengan ayat yang akan dibahas.

Selanjutnya, belia Zaghlul menafsirkan ayat tertentu dengan memaparkan

25 Dewan Redaksi, Ensiklopedi Islam, Jilid II (Jakarta:Ikhtiyar Van Hoeve, 1993), hlm.307

26Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fil Qur’ānil Karīm,h.46

Page 65: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

53

pandangan secara umum yang berdasarkan tafsir lafdzi atau yang berkaitan

dengan kebahasaan. Setelah itu, Zaghlul menafsirkan berdasarkan pandangan

ilmiah sebagaimana dengan latar belakang Zaghlul. Dalam beberapa

pembahasan Zaghlul juga mencantumkan hadits-hadits yang mendukung, dan

dalam akhir pembahasan beliau juga menyuguhkan dan memberi

keterangannya dengan menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan ayat

yang dibahas. Diantaranyaberupa gambar tumbuhan, binatang, fenomena

alami, dan sebagainya yang bertujuan agar pembaca lebih mudah

memahaminya

4. Metode dan Corak

Adapun bentuk penafsiran Zaghlul sudah sangat jelas bahwa penafsirannya

menggunakan penalaran atau pemikiran (bir ra’y)27 kita ketahui bahwa cara

Zaghlul dalam menafsirkan al-Qur‟an adalah dengan memberikan keterangan

yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Selain itu, Zaghlul juga menyuguhkan

keterangan berupa gambar-gambar dengan penelitian-penelitian ilmiah sains

modern.

Metode penulisan tafsir ini adalah maudhūi, yang menafsirkan ayat-ayat

tertentu berdasarkan tema dalam setiap surat. Tafsir ini disusun sesuai dengan

susunan seperti yang terdapat di dalam al-Qur‟an yang di awali dari surat al-

27Tafsir bi al-ra’yi adalah jenis penafsiran al-Qur’an melalui pemikiran atau ijtihad.Bentuk tafsir ini banyak berkembang pesat dan muncul di kalangan ulama-ulamamutaakhkhirin, sehingga abad modern ini lahir tafsir menurut tinjauan sosiologi dansains,di antaranya adalah tafsir al-Manār dan al-Jawāhir. Berbeda dengan penafsiran al-Qur‟andengan bentuk al-ma’tsur, karena bentuk penafsiran al-ma’tsur sangat bergantung denganriwayat. Lihat Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2005), h. 376

Page 66: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

54

Baqarah (juz 1) hingga surat al-Qāriah (juz 30). Pemilihan ayat dalam tafsir ini

lebih menjurus kepada ayat-ayat al-Qur‟an yang berkaitan denganpenemuan

ilmiah. Hal ini karena, berdasarkan latar belakang Zaghlul dalam bidang saintifik

melalui dimensi alam semesta

Adapun corak tafsir ini tergolong sebagai tafsir ilmi, sebab di dalam tafsir ini

membahas tantang ayat-ayat dengan menggunakan teori-teori ilmu pengetahuan

modern dan hasil penelitian ilmiah untuk menjelaskan sebuah ayat.

C. Penilaian Ulama pada Tafsīr yang bercorak ilmy

Sejatinya, tujuan utama setiap usaha menafsirkan Al-Qur'an, sejak dahulu

hingga kini, adalah menjelaskan kehendak Allah swt dan operasionalisasi

kehendak itu di bidang akidah dan hukum-hukum syar'i yang dikandungnya, serta

nilai-nilai etis dan keadaban yang dibawa oleh Al-Qur'an untuk perbaikan dan

pembersihan jiwa manusia. Di era puncak keemasan peradaban Islam, ilmu-ilmu

bahasa, filsafat dan sains telah dikodifikasi

Begitu juga dengan mazhab-mazhab fikih dan aliran kalam.

Perkembangan yang sangat maju dirasakan juga di bidang penerjemahan karya-

karya klasik dari peradaban pra-Islam seperti Yunani, Persia, dan India. Pada fase

peradaban inilah, muncul pelbagai metode dan aliran tafsir Al-Qur'an. Selain

ditemukan corak-corak tafsir yang berorientasi seperti: fiqhi, kalami, balaghi, dan

isyari/shufi, bahkan falsafi, maka ditemukan pula metode tafsir 'ilmi yang

berorientasi pada pemanfaatan hasil temuan di bidang sains untuk membuktikan

berbagai kebenaran fakta ilmiah yang pernah disebutkan oleh Al-Qur'an. Tokoh-

Page 67: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

55

tokoh seperti Fakhr al-Din al-Razi (w 606 H), Hanafi Ahmad, Ibnu Abi al-Fadl

al-Mursi (570-655 H) adalah representasi pemikir muslim klasik yang

menandakan gelombang pertama berupa isyarat keharusan menafsirkan Al-Qur'an

dengan bantuan penemuan sains di zamannya. Tesis penafsiran sains juga

diperkuat dalam literatur 'Ulum Al-Qur'an, terutama dua karya yang fenomenal

yaitu 'al-Burhan fi 'Ulum al-Qur'an' yang disusun oleh Badr al-Din al-Zarkasyi (w

794 H) dan 'al-Itqan fi 'Ulum al-Qur'an' yang ditulis oleh Jalal al-Din al-Suyuthi

(w 911 H).28

Maksud dari pada sains di sini adalah ilmu-ilmu pengetahuan tentang alam

semesta seperti ilmu teknik, astronomi, matematika, biologi, kimia, ekonomi-

sosial, flora-fauna, geologi dan lain sebagainya. Ada beberapa definisi yang

diberikan beberapa pakar tentang tafsir ilmi atau saintifik ini, diantaranya:

Definisi yang diajukan oleh Prof. Amin al-Khuli adalah: "Tafsir yang

memaksakan istilah-istilah keilmuan kontemporer atas redaksi Al-Qur'an, dan

berusaha menyimpulkan berbagai ilmu dan pandangan-pandangan filosofis dari

redaksi Al-Qur'an itu."

Definisi yang diajukan oleh Dr. 'Abdul Majid 'Abdul Muhtasib adalah:

"Tafsir yang mensubordinasikan redaksi Al-Qur'an ke bawah teori dan istilah-

istilah sains-keilmuan dengan mengerahkan segala daya untuk menyimpulkan

pelbagai masalah keilmuan dan pandangan filosofis dari redaksi Al-Qur'an itu

28 Ibnu Manẓur, Tafsir Saintifik Isyarat-Isyarat Ilmiah Dalam Al-Quran, ( al-Qahirah:Dar al-Ma‟arif, 1119 H), h. 42.

Page 68: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

56

Kedua definisi diatas tampak mirip, dan dapat kita berikan catatan dalam

dua hal yaitu: yang pertama, kedua definisi tersebut mendiskreditkan model tafsir

saintifik, sebab memberi kesan bagi orang awam yang membaca definisi itu

bahwa corak tafsir itu agar dihindari karena dinilai telah "menundukkan redaksi

Al-Qur'an" ke dalam teori-teori sains yang kerap berubah-ubah. Lagi pula sosok

Amin Khuli dan Abdul Muhtasib ini dikenal berada di barisan ulama yang kontra

dan tak merestui corak tafsir ini. Kedua, definisi tersebut tak mampu

menggambarkan konsep yang sebenarnya diinginkan para pendukung tafsir ilmi.

Para pendukungnya tak pernah berkeinginan untuk memaksakan istilah-istilah

keilmuan modern kepada redaksi Al-Qur'an, atau menundukkan redaksi Al-Qur'an

itu kepada teori-teori sains yang selalu berubah. Apa yang dimaksudkan para

ulama pendukung corak tafsir ini adalah berupaya menjelaskan salah satu aspek

kemukjizatan Al-Qur'an agar mudah difahami oleh manusia modern, terlebih di

saat rasa dan cita kebahasaan Arab sudah sangat melemah, di kalangan orang

Arab sekalipun. Apalagi kini, ilmu dan sains telah menyerbu seluruh sendi

kehidupan umat manusia.29

29 Sujiat Zaubaidi Saleh, “Epistimologi Penafsiran Ilmiah Al-Qur‟an”, Jurnal Tsaqofah,VII 1 (April, 2011), h. 111

Page 69: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

57

BAB IV

PENAFSIRAN THANTĀWĪ JAUHARĪ DAN ZAGHLUL AL-NAJJĀR

TERHADAP AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA

KESEIMBANGAN EKOLOGI

A. Kerusan ekositem Alam

1. Penafsiran Thantāwī Jauharī

Diantara term-term dalam Al-Qur’an yang terkait langsung dengan

kerusakan lingkungan adalah term Fasad. Dalam bahasa, kata فسد yang berarti

rusak. Dan المفسد isim fail لافسد yaitu sumber, sebab kerusakan.1

Dan secara terminology Menurut Ar-Raghib, fasad mengandung arti

terjadinya ketidak seimbangan atau disharmoni, Term fasad dengan segala kata

jadiannya disebut dalam Al-Qur‟an sebanyak 50 kali. Term ini seringkali

digunakan untuk menunjuk perbuatan orang-orang kafir yang menimbulkan

kerusakan dan keonaran di tengah-tengah masyarakat. Menurut At-Thaba’i,

pengertian fasad itu mencakup semua kerusakan berupa hilangnya tatanan yang

baik di dunia ini, baik yang dikaitkan dengan kehendak manusia maupun yang

tidak. Karena pada perinsipnya segala bentuk instabilitas serta disharmoni yang

mengganggu kehidupan manusia, dianggap sebagai hasil ulah manusia, baik

langsung atau tidak langsung.2 Sedangkan menurut Ahmad Syakir, kata Al-Fasad

(kerusakan) dalam ayat ini, bermakna Al-Kufr (kekafiran) dan berbuat

kemaksiatan. Ibnu Jarir berkata, “Pelaku kemunafikan adalah orang-orang yang

1Ahmad Warson Munawwir, Kamus Al-Munawir Arab Indonesia Terlengkap, Cet ke 14,Surabaya: Pustaka Progressif, 1997),p. 1055.

2 Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Amzah, 2008),p.72.

Page 70: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

58

berbuat kerusakan dimuka bumi dengan perbuatan kemaksiatan yang mereka

lakukan kepada Rabb mereka, mereka menumpuk-numpuk perbuatan terlarang,

menyia-nyiakan kewajiban, merasa ragu terhadap agama Allah yang mana amalan

seseorang tidak akan diterima kecuali dengan mempercayainya dan meyakini

hakekatnya. Mereka juga melakukan kedustaan terhadap kaum muminin dengan

dakwaan yang tidak sebenarnya, mereka tetap dalam keraguan dan kebimbangan.

Itulah kerusakan yang dilakukan oleh kaum munafikin dimuka bumi, namun

mereka menyangka bahwa mereka sedang melakukan perbaikan didalamnya.3

ظھر الفساد في البر والبحر بما كسبت أیدي الناس لیذیقھم بعض الذي عملوا

لعلھم یرجعون Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Dengan ayat ini beliau mengaitkan penyakit-penyakit, tugas manusia

sebagai khalifah dan kesabaran. dalam penafsirannya Thanthawi membagi

kerusakan dalam dua bentuk pertama Kerusakan yang berasal dari manusia.Yang

dimaksud dengan kerusakan yang berasal dari manusia yakni kerusakan-

kerusakan akibat hawa nafsu manusia. Bagi Thanthawi manusia sebagai khalaifah

di bumi seharusnya dapat bersikap adil terhadap sesamanya maupun terhadap

makhluk lainnya, adil yang bagaimana yang dimaksud? Adil maksudnya seperti

apabila manusia mengambil manfaat dari makhluk lainnya maka ia harus

memberikan timbal balik sehingga terjadi keseimbangan antara keduanya. Karena

3Ahmad Syakir, Mukhtasar Tafsir Ibnu Katsir, Jilid 1, Cet ke 2, (Jakarta:DarusSunnah),2014),p. 117.

Page 71: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

59

sesungguhnya antara manusia dan makhluk lain serta alam ini sama-sama saling

membutuhkan. Jika keadilan tersebut sudah dapat tercapai maka manusia baru

dapat dikatakan berhasil dalam tugasnya sebagai khalifah di muka bumi.4

Kedua Kerusakan yang berasal dari alam Yakni hewan kecil seperti

mikroba dan virus yang membawa penyakit. Oleh karena itulah, dalam

penafsirannya ia menjelaskan mengenai penyakit.Menurut Thanthawi dalam

menghadapi kerusakan-kerusakan alam yang semakin banyak terjadi, manusia

harus bersabar, akan tetapi sabar yang bagaimana yang dimaksud? Sabar yang

dimaksud adalah sabar yang berarti menahan hawa nafsu. Dan dengan bersabar

berarti telah mencegah banyaknya kerusakan yang terjadi. Akan tetapi sabar

tersebut juga harus diikuti dengan beberapa tindakan penanggulangan terhadap

kerusakan-kerusakan yang terjadi. Jadi, begitu penting tugas manusia sebagai

khalifah untuk selalu menjaga dan melestarikan alam dan bukan berarti

memanfaatkan secara berlebihan atau mengeksploitasinya, yang berakibat

semakin banyaknya kerusakan-kerusakan yang terjadi.5

Thanthawi Jauhari lebih lanjut menjelaskan Terjadinya kerusakan dibumi

akibat peperangan dan agresi penyerangan angkatan bersenjata pesawat tempur,

sedangkan di laut kerusakan akibat peperangan kapal-kapal perang dengan

menggunakan rudal torpedo. yang dilakukan oleh manusia di bumi yang justru

menjadi bencana bagi manusia itu sendiri dan menjadi kerugian bagi mansuia itu

4Thantawi jauhari Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Yogyakarta, 2008).h.37

5 Thanthawi Jauhari, Al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an, (Kairo: Mathba’ah al-Bab al-Halabi,thn), juz 14, h. 77

Page 72: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

60

sendiri dan di akhirat nanti akan mendapat balasan apa yang telah diperbuatnya.

Seperti yang sering kita temui, di antaranya adalah pembuangan limbah-limbah

perusahaan tanpa penyaringan terlebih dahulu. Selain itu, pengambilan ikan yang

tidak memperhatikan etika yang baik. Banyak sekali manusia (nelayan)

mengambil ikan dengan cara yang kasar sekali, yakni dengan menggunakan bom

ikan. Hal ini akan berimbas pada pengrusakan ekosistem di dalam laut, yakni

pengrusakan terumbu karang yang memperindah laut.6

Ayat di atas menyebut darat dan laut sebagai tempat terjadinya fasad atau

kerusakan .Ini berarti daratan dan laut menjadi arena kerusakan, misalnya dengan

terjadinya pembunuhan dan perampokan di kedua tempat itu.Dan dapat berarti

juga bahwa darat dan laut sendiri telah mengalami kerusakan, ketidakseimbangan

serta kekurangan manfaat.Laut telah tercemar, sehingga ikan mati dan hasil laut

berkurang.Daratan semakin panas sehingga terjadi kemarau panjang. Alhasil,

keseimbangan lingkungan menjadi kacau

Kerusakan lainnya yang dapat kita jumpai, di darat adalah pengrusakan

terhadap tumbuh-tumbuhan.Banyak kita temukan tangan-tangan jahil yang tak

bertanggungjawab menebangi pohon-pohon yang ada di hutan hanya untuk

mendapatkan keuntungan sepihak, yakni untuk dirinya sendiri.Akibatnya hutan

menjadi gundul dan bila hujan tiba, tanah tidak mampu menyerap air. Sehingga

terjadi banjir yang berimbas pula pada orang lain. Selain itu, penebangan hutan

akan merusak ekosistem yang ada di dalamnya. Hewan-hewan menjadi resah

6 Tafsir al-Jawahir fi Tafsir al-Qur’an al-Karim, (Yogyakarta, 2008).h. 78

Page 73: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

61

karena tidak ada pepohonan untuk dijadikan tempat tinggal sekaligus sumber

makanan bagi mereka.7

Kadang kita termenung kagum memikirkan ayat ini. Sebab ia bisa saja

ditafsirkan sesuai dengan perkembangan zaman sekarang ini. Misalnya tentang

kerusakan yang terjadi di darat karena bekas perbuatan manusia, ialah asap dari

zat-zat pembakar, minyak tanah, bensin, solar dan sebagainya. Bagaimana bahaya

dari asap-asap pabrik yang besar bersama asap kendaraan yang digunakan

manusia untuk bepergian kemana-mana. Udara kotor yang telah dihisap setiap

saat, sehingga paru-paru manusia penuh kotoran.

Kemudian diperhitungkan pula kerusakan yang terjadi di lautan.Air laut

yang rusak karena air tangki yang besar membawa bahan bakar (minyak tanah

ataupun bensin) pecah di laut.Demikian pula air dari pabrik-pabirk kimia yang

mengalir melalui sungai menuju lautan, lama kelamaan kian banyak.Hingga air

laut penuh racun yang mengakibatkan ikan-ikan mati8.

Ahmad Mustafa Al-Maraghi, dalam Tafsir al-Maragi memberi komentar

terhadap surat Ar-Rum ayat 41, bahwa ayat itu menjadi isyarat bahwa telah

muncul berbagai kerusakan di dunia ini sebagai akibat dari peperangan dan

penyerbuan pasukan-pasukan, pesawat-pesawat terbang, kapal-kapal perang dan

kapal-kapal selam. Hal itu tiada lain karena akibat dari apa yang dilakukan oleh

umat manusia berupa kezaliman, banyaknya lenyapnya perasaan dari pengawasan

7Ahmad Mahmud Sulaiman, Tuhan dan Sains (Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta,2001), Hal. 30.

8 Achmad Baichuni, Al-Quran dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Yogyakarta : PT. DanaBhakti Prima Yasa, 1997), hal. 273.

Page 74: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

62

Yang Maha Pencipta. Mereka melupakan sama sekali akan hari hisab, hawa nafsu

terlepas bebas dari kalangan sehingga menimbulkan berbagai macam kerusakan di

muka bumi. Karena tidak ada lagi kesadaran yang timbul dari dalam diri mereka,

dan agama tidak dapat berfungsi lagi untuk mengekang kebinalan hawa nafsunya

serta mencegah keliarannya. Akhirnya Allah SWT. Merasakan kepada mereka

balasan dari sebagian apa yang telah mereka kerjakan berupa kemaksiatan dan

perbuatan-perbuatan lalu yang berdosa. Barangkali mereka mau kembali dari

kesesatannya lalu bertaubat dan kembali kepada jalan petunjuk. Mereka kembali

ingat bahwa setelah kehidupan ini ada hari yang pada hari itu semua manusia akan

menjalani penghisaban amal perbuatannya. Maka apabila ternyata perbuatannya

buruk, maka pembalasannya pun buruk pula. Sehingga keadilan menaungi

masyarakat semuanya, orang kuat merasa kasih sayang kepada orang yang lemah,

dan adalah manusia mempunyai hak yang sama di dalam menggunakan fasilitas

fasilitas yang bersifat umum dan masyarakat semuanya bekerja dengan

kemampuan yang seoptimal mungkin9

Penafsiran ayat di atas dalam lintasan tafsir klasik cenderung seragam.

Misalnya, Ibnu Katsir, dalam Tafsir Ibn Katsir, dan Abu Bakr al-Jaza`iri, dalam

Aisir al-Tafasir,10 ketika menafsirkann ayat di atas, keduanya menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan kerusakan (fasad) dengan perbuatan syirik, pembunuhan,

maksiat, dan segala pelanggaran terhadap Allah. Hal ini disebabkan, pada saat itu

9Ahmad Mustafâ Al-Marâgî, Tafsîr al-Marâgî, jilid 21, (Mesir: Mustafa Al-BabiAl-Halabi, 1394 H/1974 M), hlm. 101

10 al-Kutub al-Tis'ah, Global Islamic Software, 1997. Jilid II, hlm. 237.

Page 75: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

63

belum terjadi kerusakan lingkungan seperti sekarang, sehingga fasad dimaknai

sebagai kerusakan sosial dan kerusakan spiritual semata.

Sedikit berbeda penafsiran ahli tafsir di atas, Quraish Shihab memaknai

fasad sebagai kerusakan alam yang akan menimbulkan penderitaan kepada

manusia.11 Di dalam salah satu karya fenomenalnya, Tafsir al-Misbah, dijelaskan

bahwa terjadinya kerusakan merupakan akibat dari dosa dan pelanggaran yang

dilakukan oleh manusia, sehingga mengakibatkan gangguan keseimbangan di

darat dan di laut.12

2. Penafsiran Zaghlul al-Najjār

ظھر الفساد في البر والبحر بما كسبت أیدي الناس لیذیقھم بعض الذي عملوا

یرجعون لعلھم Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatantangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).

Setelah melakukan rilis pada gas cair dan padat ilmuan menemukan

perbedaan berbeda dengan yang ada di tanah dan udara. zat padat adalah beberapa

jenis logam, seperti besi, emas, dan seng. Sedangkan Air, minyak dan bensin

merupakan contoh wujud cair. Contoh zat berwujud gas adalah udara, asap dan

uap air gas dioksida nitrogen dan sulfur. Gas ini bereaksi cepat dalam sel darah

merah dan mengnai paru-paru sehingga senyawa kimia ini menghambat darah

merah dan merusak kesehatan tubuh akibatnya sesak nafas, dan lebih bahaya lagi

merusak otak dan saraf sehingga menyebabkan kematian

11 Nadjamuddin Ramly, Islam Ramah Lingkungan, hlm. 20-21..12 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah, hlm. 78.

Page 76: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

64

Gas cair yang menyebabkan kerusan pada tanah yang disebabkan oleh

pembuangan limbah deterjen industri yang berwarna-warni dan lainnya, Hal ini

seperti penggunaan berlebihan dari air limbah yang diolah secara kimia untuk

mengairi tanaman, Sebagai hasil dari pabrik-pabrik ekstrusi, rumah sakit dan air

limbah lainnya ke sungai, yang mengakbat danau dan limbah laut, sehingga

mengarah ke pencemaran air dan lingkungan.13

Karbon monoksida mempunyai kapasitas yang sangat besar untuk

menyerap sinar matahari yang datang untuk meningkatkan suhu gas di permukaan

bumi. Gas ini sangat mengganggu pernafasan manusia dan hewan. gass oksida ini

memeiliki kerentatan yang tinggi dan cepat larut dalam sulfat. Dan asam inilah

yang sangat kuat dan memiliki kemampuan besar untuk memecahkan gas organik

dan anorganik yang bisa merusak jaringan organ manusia. jika terpapar oleh gas

ini pada tubuh akan mengakibatkan Aerosal reaksi senyawa kimia yang

berbahaya. Hal ini secara ilmia bahwa gas polutan meneyebar langsung

kemanusia seperti kanker, tumor dan penyakit pernafasan lainya 14

Peran berbagai pabrik kegian industri ( mobil pesawat, kapal yang

memiliki kebisingan mempunyai efek negatif. Dan Ulama tidak mengukur tingkat

pencemaran lingkungan terutama pada kota-kota industri padat penduduk, pada

tahun 1952 dimana kabut asap indusrti mengganggu lingkungan dan manusia

akibat dari asap pabrik industri. Akibat dari kabut asap ini menyebabkan banyak

13Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim (Jakarta:AMZAH, 2006), hal. 453

14 Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim , hal. 454

Page 77: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

65

kematian lebih dari empat ribu orang. Hal yang yang sama juga terjadi pada

tahun 1962 di kota indusrti eropa dan Amerika

Polusi gas yang terdapat pada AC dan gas pada kaleng bekas pun berbeda.

Bahaya gas yang terdapat pada kaleng mempunya pengaruh pengurangan pada

ozon tanah yang akan nampak pada pada kerusakan tanah itu sendir. Kebocoran

bahan kimia yang sama dari pabrik seperti yang terjadi pada bencana popal di

india yang merenggut ribuan nyawa manusia dan hewan 15

Jutaan ton batu bara minyak dan gas alam perhari di berbagai Negara

menghasilkan gas beracun dan uap polutan padat,cair gas tersebut mempengaruhi

menaiknya suhu udara di permukaan bumi yang disebabkan fenomena pemanasan

global yang akhirnya berdampak pada keseimbangan iklim bumi yang

mengakibatkan gelombang kekeringan yang mematikan. Lebih dari enam juta

hektar lahan pertanian setiap tahun sejak di mulainya revolusi indusrti di eropa

barat dan menghancurkan lebih dari sepuluh juta hektar lahan hutan petani

menjadi miskin16

15 Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim, hal. 45416Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim (Jakarta: AMZAH,

2006), hal. 457

Page 78: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

66

B. Proses Turunya Hujan Menurut Thantāwī Jauhārī

1. Penafsiran Thantāwī Jauhārī

Hujan merupakan anugerah yang diberikan Allah SWT bagi semua

makhluk di alam semesta. Tetesan air yang turun dari langit menjadi sumber

kehidupan bagi semua makhluk hidup. Berkat kekuasaan Sang Khalik, setiap saat

miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu kembali lagi menuju

daratan. Kehidupan pun bergantung pada daur air ini. 17

Hujan merupakan proses alam yang mendapat perhatian dari para ilmuan selama

bertahun-tahun. Selama penelitian berjalan, proses terbentuknya hujan begitu

sulit dipecahkan karena kurangnya tehnologi mutakhir pada saat itu. Barulah

setelah radar cuaca ditemukan, para ilmuan menemukan titik terang tentang proses

pembentukan hujan. 18

Temuan tentang proses turunya hujan ini menjadi hal yang mengagumkan

bagi ilmu pengetahuan modern. Selain karena waktu yang panjang dalam proses

penelitiannya, ilmuan ini juga membutuhkan peralatan mutakhir dalam melakukan

penelitian ini. Namun penelitian ini begitu sederhana dimata Allah SWT.

Pasalnya proses terjadinya hujan tertulis jelas dalam Al-Qur'an sejak 1400 tahun

silam, yakni dalam Al-Qur'an QS Ar-Ruum ayat 48.

17Manna Basunni, Tafsir-Tafsir al-Qur’an, Bandung, 1997, h. 8018 Manna Khalil al-Qaththan, StudiIlmu al- Qur’an, terj.Mudzakir. AS., LiteraAntar Nusa, Jakarta,1992, 529.

Page 79: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

67

ماء كیف یشاء ویجعلھ كسفا یاح فتثیر سحابا فیبسطھ في الس الذي یرسل الر الله

ا أصاب بھ من یشاء من عباده إذا ھم فترى الودق یخرج من خلالھ فإذ

یستبشرون Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah

membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya

bergumpal-gumpal; lalu kamu Lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka

apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba- Nya yang dikehendaki-Nya,

tiba-tiba mereka menjadi gembira.(Q.S. Ar- Ruum: 48)

Menurut Thantawi Jauhari, firman Allah“ mengarahkan” maknanya adalah

mengarakkannya perlahan lahan dan lembut, seperti pengembala mengarak

ontanya, dia mengaraknya dengan lembut, dan angin menggerakkan awan.19

Kemudian sesudah itu antara yang satu dengan yang lainnya bersambung satu

sama lain, dan berkumpul satu sama lain kemudian Dia “menjadikannya betindih

tindih” antara satu sama lain layaknya pasir yang saling bertindih maksudnya

terkumpul. Imam al qurtubi berkata dalam makna kata “al wadqu” ada dua

pendapat ; salah satunya bermakna ‘ gemuruh’ dan yang kedua bermakna ‘hujan’.

Dan dia ini merupakan pendapat yang jumhur atau masyhur; dan dimisalkan‘

awan berbunyi, dan hujan berbunyi maksudnya dia menetes.

Allah menurunkan hujan dari awan raksasa ini untuk member kehidupan

bagi bumi.Dengan demikian setiap sudut bumi dapat menerima cukup air.Selain

itu, hujan yang turun dari langit murni dan bersih.Ia juga mengandung sejumlah

19 Thantawi Jauhary, Al-Jawaahir fi Tafsir Al-Qur’anil Kariim (Dar al-Fikr: Beirut, tt.),hal. 214

Page 80: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

68

kecil garam dan mineral-mineral. Hal ini sungguh merupakan rahmat dari Allah

Swt., karena tanah menerima garam dan mineral yang ia perlukan dari air hujan.

Di dalam ayat di atas, Allah Swt. memberikan gambaran sikap orang

musyrik terhadap tanda-tanda yang diperlihatkan-Nya dengan perantaraan

gumpalan-gumpalan awan.Dari ayat ini, Allah Swt. menjelaskan bahwa begitu

sombongnya orang-orang musyrik yang tidak mau menerima kebenaran. Lalu jika

mereka melihat ada bagian dari langit yang jatuh, mereka hanya berkatasemua itu

hanyalah awan yang bertumpuk-tumpuk. Padahal, awan itu dapat mendatangkan

bencana bagi mereka

Setelah awan yang bergerak itu terkumpul, timbullah mega yang mendung

dan hitamlah dia karena mengandung hujan, maka keluarlah hujan dari celah-

celah awan itu.Turunlah segumpalan awan raksasa laksana gunung, mengandung

air.Ditumpahkannya ke suatu tempat yang Dia kehendaki. Memang, apabila kita

menaiki kapal udara dalam perjalanan yang jauh, awan-awan yang besar dan

tinggi tersebut memang terlihat seperti gunung, bahkan lebih besar dari gunung,

awan-awan laksanan gunung itulah persediaan yang disediakan Allah untuk

kehidupan bumi dan seisinya, karena kita senantiasa memerlukan air.20

Awan hujan merupakan gumpalan besar yang luasnya bisa berkisar 20

hingga 260 m² dan memiliki ketebalan antara 9.000 hingga 12.000 m. Akibat

dimensi yang luar biasa ini, bagian bawah awan hujan gelap. Sinarmatahari tidak

bisa menembusnya karena kandungan air dan partikel es di dalamnya sangat

20Thantawi Jauhary, tafsirAl-Jawaahir fi Tafsir Al-Qur’anil Kariim (Dar al-Fikr: Beirut,tt.), hal 276

Page 81: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

69

rapat.Akibatnya, sangat sedikit energi surya yang mencapai bumi melalui awan-

awan tampak gelap bagi orang yang memandang dari bawah.Muatan listrik

terbentuk di dalam awan hujan.Muatan listrik ini dihasilkan oleh proses-proses

seperti pembekuan, pemecahan tetesan hujan, dan pembentukan muatan ketika

kontak terjadi. Kenaikan tiba-tiba dalam muatan listrik di sepanjang garis kilat

menimbulkan panas tinggi yang mencapai 10.000°C. Akibatnya, terjadi

pengembangan udara secara mendadak yang kemudian menimbulkan bunyi

menggelegar yang kita kenal sebagai petir (halilintar), guntur atau geledek.10

Dalam ayat di atas, Allah Swt. memberi peringatan kepada orangorang munafik

dengan perantaraan suara menggelegar dari petir.Ini merupakan salah satu ayat al-

qur’an yang mengandung kritik dan kecamankeras dalam rangka menyembuhkan

penyakit-penyakit jiwa manusia.21

Menurut Ibnu Katsir, Dan Allah (juga) menurunkan (butiranbutiran) es

dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, yakni,

sebagian ahli nahwu mengatakan kata min yang pertama untuk menunjukkan

permulaan, sedang min yang kedua untuk menunjukkan bagian, sementara min

yang ketiga untuk menunjukkan jenis. Pendapat ini berdasarkan kepada pendapat

sebagian ahli tafsir, bahwa firman Allah min jibaalin fiiha min barodin maknanya

di atas langit terdapat gunung-gunung es, dari situlah Allah menurunkan butiran

es.Adapun yang mengartikannya sebagai kinayah(arti kiasan) dalam gumpalan

21Agus Purwanto, Ayat-ayat semesta Sisi Al-Qur’an yang Terlupakan (Bandung: PT.Mizan Pustaka, 2008), cet. I, hal. 193 Mizan Pustaka, 2008), cet. I, hal. 193

Page 82: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

70

awan, maka min yang kedua untuk menunjukkan permulaan, dan kedudukannya

adalah badal bagi min yang pertama.22

Lebih lanjut lagi menurut Ibnu Katsir, Maka ditimpakan-Nya (butiran-

butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa

yang dikehendaki-Nya.”Kemungkinan maksud dari firman Allah, yaitu Allah

menurunkan dua jenis hujan dari langit, yakni hujan es dan hujan salju.

Menurut Thantawi Jauhari, “Dan Kami turunkan air dari langit menurut

suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami

benar-benar berkuasa menghilangkannya” maksudnya kami turunkan untuk

kamu – wahai sekalian manusia – dengan kekuasaan kami dan kasih sayang kami,

air menurut satu ukuran. Maksudnya kami turunkan dengan ukuran tertentu, yang

mana dia bukan berupa banjir bandang yang menenggelamkan kamu, dan bukan

pula sedikit yang membuat kamu gersang, kelaparan dan kehausan. Hanya saja

kami menurunkannya dengan ukuran yang sesuai untuk memberikan manfa’at dan

menghilangkan kepayahan, sebagaimana Allah berfirman dalam ayat yang lain

“Dan kami tidak menurunkannya kecuali dengan ukuran yang tertentu ; dan

firmannya “Dan kami jadikan air itu menetap di bumi” maksudnya air yang turun

dari langit ini dengan ukuran tertentu sebagai nikmat yang kami berikan, kami

jadikan dia menetap di bumi supaya kamu memperoleh nikmat dengannya

mengeluarkannya dari berbagai sumur dan mata air dan lain lain.23

22Abdullah bin Muhammad, Jil. VI, hal. 70-7123 Thantawi Jauhari, .,hal.187

Page 83: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

71

Menurut Fakhruddin Ar-Razi, Adapun firmannya “kami menetapkannya di

Bumi” dikatakan bahwa maknanya kami menjadikannya tetap di bumi. Ibn Abbas

RA berkata “ Allah menurunkan dari surga itu lima sungai yaitu sungai Sihun,

Wajihun, Dajlah, Al Farat dan Nil) kemudian akan mengangkatnya ketika Ya’juj

dan Ma’juj bangkit dan Al-Qur an juga akan diangkat.24

Menurut Thantowi Jauhari Allah sesungghunya berkuasa dengan air yang

turun yang sudah Allah tetapkan di dalam bumi, dan Allah jadikan air tersebut itu

meresap kedalam lapisan bumi yang paling rendah yang mana mereka tidak

sanggup untuk sampai kesana ataukami hilangkan ia dari bumi secara total.

Karena yang berkuasamenurunkannya itu adalah orang yang kuasa menghapuskan

dan menghilangkannya. Akan tetapi kami tidak melakukan itu karena sayangnya

Allah kepada kalian dan karena kemurahan bagi kalian, maka oleh sebab itu

bersyukurlah kalian atas nikmat nikmat kami, dan pergunakanlah nikmat itu di

jalan yang benar.25

Menurut Buya Hamka, turunnya hujan tersebut dengan jangka waktu

tertentu, tidak seturun-turunnya saja. Dijangkanya ruang dan

waktunya.Dijangkanya pula kekuatan yang terkandung dalam air itu, lalu

diendapkan ke bawah kulit bumi. Tetapi kadang-kadang tidak terendapkan

(tersimpan) air itu ke bawah, melainkan ke lorong – pondong sehingga bumi

tempatnya singgah menjadi gundul, lalu menjadi padang pasir dan tidak dapat

24Thantawi Jauhari,ayat-ayat kauniyah hal.18725 Thantowi Jauhari, ayat-ayat kauniyah hal. 321

Page 84: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

72

ditanami lagi, airnya terus mengalir dengan deras ke hilir, tidak ada yang

menahan.26

Dengan adanya endapan air ke dalam tanah, bumi menjadi subur,

tumbuhlah disana apa yang dinamai hidup itu. Hiduplah tumbuh-tumbuhan karena

adanya bunga tanah.Apabila tumbuh-tumbuhan telah hidup, dapat pulalah

binatang-binatang hidup pula disana, sejak dari cacing dan ulat, jangkrik dan

kumbang, sampai kepada burung-burung, binatang berkaki empat, dan manusia

sendiri.

Menurut Fakhruddin Ar-Razi, Adapun firman Allah, Kami turunkan dia

dari langit dengan ukuran tertentu. Sungguh mereka berpendapat dalam

memberikan maknaAs-Samaa’Kebanyakan mufassir berpendapat“ hakikatnya air

itu turun darilangit. Dan maknanya jelas dalam lafadznya, dan ini dikuatkan

dengan firman Allah“Dan dilangit ada rezkimu dan apa yang dijanjikan

kepadamu”(Az-Dzaariyat ayat 22). Sebagian mereka mengatakan tentang yang

dimaksud itu adalah awan.27

2. Penafsiran Zaghlul al- Najjār

Hujan adalah anugerah dan karunia dari Allah sebagaimana yang telah

diungkapkan di dalam al-Qur’an dan Hadis. Karunia tersebut tidak lain

diperuntukkan bagi manusia di bumi. Manusia diperintahkan Allah untuk selalu

berpikir dan menghayati ciptaan-Nya. Sebagaimana proses terbentuknya hujan

26 Abdul Malik Abdul Karim, tafsir al-Azhar jakarta : Gema Insani ,Jilid. VI, hal. 477527 Fakhruddin Ar-Razi, Mafaatih al-Ghaib (Beirut: Dar el-Fikr, t.t), Jil. XII, hal. 80

Page 85: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

73

yang baru diketahui oleh manusia setelah ditemukan berbagai alat dan teknologi

modern. Ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai proses

terjadinya hujan, hal ini telah diungkapkan oleh al-Qur’an dan Hadis Nabi.

Siklus hujan yang di dalam kajian ilmiah sering disebut proses hidrologi

senantiasa tetap dan tidak berubah. Air di permukaan bumi yang menguap

ternyata jumlahnya sama dengan air yang diturunkan ke bumi melalui hujan.

Peristiwa alam ini membuktikan bahwa tidak ada seorangpun yang bisa

menciptakan hujan selain Allah. Di era kecanggihan teknologi, manusia bisa

menciptakan hujan buatan sebagai hasil dari proses berpikir tentang alam ini.

Proses hujan menajadi inspirasi bagi manusia untuk bisa berkarya demi

kepentingan manusia juga. Berdasarkan hadis dan penjelasan sains di atas, tidak

diragukan lagi bahwa hujan membawa manfaat yang besar bagi manusia. Hujan

adalah karunia dan rahmat dari Allah untuk hamba-Nya.28

Hujan merupakan proses yang sangat kompleks. Faktor-faktor yang

menyebabkannya pun termasuk hal-hal yang tidak dapat dikontrol oleh makhluk,

dan hujan terjadi melalui sejumlah reaksi ilmiah dan kimia yang belum diketahui

sepenuhnya, di antaranya perkisaran angin, penguapan air dari titik-titik air,

kemudian pengumpulan uap air yang dari berbagai aktivitas kehidupan. Juga

pemindahannya melalui angin menggerakkan awan, memadukannya dan

membentangkannya di langit, menggumpalkannya di atas ruang reaksi tertinggi

lapisan gas bumi. Angin terus-menerus menyuplainya dengan uap air yang

28 Syukri Hamzah,” Pendidikan Lingkungan”, Cet ke 1, (Bandung:Refika Aditama,2013),p.4

Page 86: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

74

semakin memperkayanya dengan partikel-partikel debu yang bekerja seperti benih

untuk yang menebalkannya, sehingga membentuk butiran-butiran kecil air hingga

pada volume yang sesuai untuk menimbulkan hujan deras atau es. Selama proses

berlangsung, awan terus bergerak sehingga tidak ada yang bisa diketahui dimana

hujan akan turun, berapa kadarnya, dan kapan hujan ini turun kecuali hanya Allah

SWT29

الذي یرس ماء كیف یشاء ویجعلھ كسفا الله یاح فتثیر سحابا فیبسطھ في الس ل الر

فترى الودق یخرج من خلالھ فإذا أصاب بھ من یشاء من عباده إذا ھم

یستبشرون Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allahmembentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannyabergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, makaapabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya, tiba-tiba mereka menjadi gembira

Hujan terjadi akibat adanya pengaruh konveksi di atmosfer bumi dan

lautan. Konveksi merupakan sebuah proses pemindahan panas oleh gerak massa

suatu fluida dari suatu daerah ke daerah yang lainnya. Massa atmosfer bagian

bawah dihangatkan oleh radiasi matahari dan oleh panas yang diradiasikan dari

bumi. Air akan menjadi uap melalui penguapan (evaporasi). Uap air juga bisa

berasal dari transpirasi tumbuhan, dan respirasi hewan dan manusia. Uap air di

atmosfer dibawa oleh angin dalam jarak yang jauh. Uap air yang naik terkumpul

di udara menjadi dingin dan mengalami proses pemadatan (kondensasi). Dari

hasil kondensasi akan menghasilkan awan. Awan-awan itu akan bergerak ke

29 Andi Rosadisastra, “Tafsir Kauniyah”Relasi Metode Saintifik dengan Tafsir Al-Qur’an”, Cet ke ,(Serang; Dinas Pendidikan Provinsi Banten, 2014),p. 211-212

Page 87: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

75

tempat yang berbeda dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal,

diagonal, maupun horizontal.30

Gerakan angin vertikal ke atas menyebabkan awan bergumpal. Gerakan

angin tersebut menyebabkan gumpalan awan semakin membesar dan saling

bertumpang-tindih. Akhirnya gumpalan awan berhasil mencapai atmosfer yang

bersuhu lebih dingin. Di sinilah butiran-butiran air dan es mulai terbentuk. Karena

terlalu berat dan tidak mampu lagi ditopang oleh angin dan akhirnya awan yang

sudah berisi air ini mengalami presipitasi (proses jatuhnya air kepermukaan

bumi). Karena semakin rendah, mengakibatkan suhu semakin naik maka es/salju

akan mencair, namun jika suhunya sangat rendah, maka akan turun tetap menjadi

salju. hubungan antara angin dan hujan yang diketahui bahwa angin yang

menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah

menunjukkan peran mengawinkan oleh angin dalam pembentukan hujan.31

Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yang tak terhitung

jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung

ini pecah ribuan partikel kecil terlempar ke udara. Partikel-partikel ini yang

dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu-debu daratan yang terbawa oleh

angin dan selanjutnya terbawa ke lapisan atas atmosfer. Partikel-partikel ini

dibawa naik lebih tinggi oleh angin dan bertemu dengan uap air disana. Uap air

mengembun disekitar partikel ini dan berubah menjadi butiran air. Butiran air ini

mula-mula berkumpul membentuk awan kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk

30Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim,h.46431Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim ,466

Page 88: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

76

hujan. Jadi angin berperan mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan

partikel-partikel yang dibawanya dari laut sehingga membantu pembentukan awan

hujan32.

Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus

hidrologi. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk

hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Air

hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk.

“Dialah Allah Yang mengirimkan angin…” یاح الذي یرسل الر الله

Gelembung-gelembung udara yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan

pembuihan di lautan, pecah terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air

tersembur menuju langit. Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu

diangkut oleh angin dan bergerak ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang

disebut aerosol, membentuk awan dengan mengumpulkan uap air di

sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai titik-titik kecil dengan mekanisme

yang disebut “perangkap air”.

Air pada umumnya mengalami proses penguapan atau evaporasi akibat

adanya bantuan panas matahari. Air yang menguap atau menjadi uap melayang

ke udara dan akhirnya terus bergerak menuju langit yang tinggi bersama uap-uap

air yang lain. Di langit yang tinggi uap tersebut mengalami proses pemadatan atau

kondensasi sehingga membentuk awan.

32 Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim (Jakarta: amzah,2006), hal. 464

Page 89: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

77

ماء كیف یشاء ویجعلھ كسفا فتثیر سحابا فیبسطھ في الس

Lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit

menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal

Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir

garam atau partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat

kecil (dengan diamter antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di

udara dan terbentang di langit. Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.

Dengan bantuan angin, awan-awan tersebut dapat bergerak kesana-kemari

baik vertikal, horizontal dan diagonal. Akibat angin atau udara yang bergerak pula

awan-awan saling bertemu dan membesar menuju langit atau atmosfer bumi yang

suhunya rendah atau dingin dan akhirnya membentuk butiran es dan air.

فترى الودق یخرج من خلالھ “lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya”

Karena berat dan tidak mampu ditopang angin akhirnya butiran-butiran air

atau es tersebut jatuh ke permukaan bumi (proses presipitasi). Karena suhu udara

semakin tinggi maka es atau salju yang terbentuk mencair menjadi air, namun jika

suhunya sangat rendah maka akan turun tetap sebagai salju.

Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan

menguap ke angkasa atmosfer dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan

jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan

turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

Page 90: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

78

C. Pembentukan Sarang Lebah

1. Penafsiran Thnantāwī Jauhārī

ا یعرشون وأوحى ربك إلى النحل أن اتخذي من الجبال بیوتا ومن الشجر ومم

من بطونھا شراب ) ثم كلي من كل الثمرات فاسلكي سبل ربك ذللا یخرج 68(

رون ( 69مختلف ألوانھ فیھ شفاء للناس إن في ذلك لآیة لقوم یتفك )

Artinya: Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang dibukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia." [QS. An-Nahl : 68]. "Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dantempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itukeluar minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obatmenyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan." [QS. An-Nahl : 6933

Penafsiran Lebah dalam Kitab Jawahir fi Tafsir al-Qur’an

Allah berfirman: (Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah

sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin

manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah

jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar

minuman yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat

menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar

terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan. Maka lihatlah

bagaimana lebah membangun rumahnya digunung, dipohon-pohon, dan ditempat

33 Al-Qur’an terjemah perkata, hal. 274

Page 91: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

79

yang disediakan manusia yang disebut “الخلایا”, ia menghasilkan minuman yang

bermacam-macam warnanya dan dapat menyembuhkan segala penyakit.34

Tantowi jauhari menyatakan lebah adalah hewan yang sangat gigih dalam

membangun rumah mereka dengan susunan yang sangat rapi dan menakjubkan.

Allah mengilhamkan kepadanya agar membangun rumahnya dalam bentuk

persegi enam, supaya tidak rusak dan tidak berlubang. Para pekerja itu juga

bertugas membersihkan rumah dan mengibaskan sayapnya untuk membantu

menguatkannya, disamping memperhatikan kerajaan dan melindunginya dari

serangan musuh, seperti semut, lalat dan sebagian burung.35

Penjelasan tentang “الخلایا” yakni tempat yang disediakan manusia, yakni tempat

yang disebut dengan “المربع” yakni potongan kayu yang berbentuk segi empat

panjang ( berbentuk balok) dan kemudian disusun dengan susunan bertingkat-

tingkat.

Beliau mengatakan bahwa dalam sarang lebah atau “ itu ada yang namanya ”الشكل

“ lilin lebah (propolis). yang dimaksud dengan ”الشمع“ ,madu ”العسل“ sarang ”الشكل

lebah adalah garis dari atas kebawah yang mengambil berbetuk segi enam, dan

membentuk Rumah/bangunan yang dapat menyimpan semuannya. Propolis adalah

material lengket berwarna gelap tedapat pada sarang lebah. Ia dibuat oleh lebah

dari hasil pencarian dan usaha mereka dalam mengumpulkan intisari/getah dari

semua tumbuhan. Propolis ini berguna untuk membangun sarang lebah. Dengan

34Tantowi Jauhari, tafsir al-jawahir Jilid 4. Hal 14735 Tantowi Jauhari, tafsir al-jawahir Jilid 4. Hal 148

Page 92: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

80

bangunan yang bersegi enam dan bertingkat-tingkat, Sarang lebah ini dapat di

qiyaskan kepada hal yang lebih besar yakni susunan langit dan bumi.

Lebah-lebah pekerja menghisap serbuk bunga-bunga, lalu serbuk itu turun

dan berkumpul dalam sebuah kantong yang ada di dalam perutnya. Disanalah

serbuk itu bercampur dengan cairan khusus, lalu berubah menjadi madu. Lebah

memetik nektar lalu mengeluarkannya melalui air liurnya sebagai madu murni

(yang belum diperas dari lilinnya). Kemudian lebah kembali kerumahnya untuk

mengeluarkannya untuk mengeluarkan madu dari mulutnya di rumah-rumah lilin

yang dikhususkan untuk menyimpan madu. Setiap kali rumah itu penuh, lebah

menutupinya dengan lapisan lilin, dan berpindah kerumah lain.

Penjelasan "خناثى النحل" yaitu lebah yang tidak perempuan dan juga tidak

laki-laki. Jumlah mereka sangat banyak dari 20.000-30.000 dalam satu qobilah

atau sarang. Tugasnya adalah menjaga telur, menetaskannya, dan memetik intisari

bunga dan menyimpannya dalam perutnya, dan mengeluarkan madu dari

mulutnya untuk memberi makan lebah muda.

Penjelasan selanjutnya mengenai lebah pekerja “الشغالة” Lebah pekerja

adalah kelompok yang jumlahnya paling banyak dalam koloni atau dalam sarang.

Lebah pekerja juga berasal dari sel telur yang dibuahi. Ovariumnya tidak

berkembang sempurna sehingga tidak dapat bertelur. Lebah pekerja

bertanggungjawab kesejahteraan koloni. Kecuali tugas reproduksi, semua

pekerjaan pada koloni lebah madu sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja.

Tugas lebah pekerja sesuai dengan perkembangan umur. Dari mulai menetas

Page 93: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

81

sampai umur tiga hari sebagai petugas kebersihan. Umur 3-12 hari bertugas

sebagai perawat larva. Sejak hari ke 13-18 bertugas membuat dan memoles sisiran

sarang. Dari umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal dan menjaga

kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian

lebah bertugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air. Dimasa tuanya

lebah pekerja berperan sebagai pemandu bagi lebah muda untuk mencari lokasi

pengumpulan nektar, polen, propolis dan air.

Penjelasan tentang ) (الیعسوب النحل. Sesungguhnya ia ((الیعسوب hinggap dan

memakan intisari dari segala bunga dari pohon-pohon. Apa yang disimpan

didalam perutnya itu menghasilkan minuman yang sangat manis dan didalamnya

terdapat obat bagi manusia sebagaimana firman Allah diatas. bentuknya, berbadan

sedang, dan mempunyai dua sayap agak pendek.36 Lebah ratu merupakan

pemimpin koloni dan bertanggung jawab terhadap keutuhan dan kekompakkan

koloni. Tugas utamanya adalah menghasilkan telur untuk perkembangan koloni

yang telur itu menghasilkan “الشغالة” atau “"العاملة. Di dalam satu koloni hanya ada

seekor ratu yang mampu yang mana ia bertelur setiap 3 minggu sekali, jumlah

telurnya 6000-12000 telur. Pada satu musim kawin, ratu kawin dengan beberapa

lebah jantan. Perkawinan terjadi beberapa kali dengan lebah jantan yang lain

sampai ratu merasa cukup memperoleh spermatozoa dan menyimpannya di dalam

spermateka (kantong sperma pada serangga). Dua sampai tiga hari kemudian ratu

mulai bertelur secara terus menerus sampai umur 3 - 5 tahun atau sampai habisnya

simpanan sperma.

36Thantawi Jauhary, tafsirAl-Jawaahir fi Tafsir Al-Qur’anil Kariim (Dar al-Fikr: Beirut,tt.), hal 150

Page 94: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

82

Penjelasan tentang al-dzakar ( atau Lebah jantan, ia berasal dari telur (الذكر

yang tidak dibuahi. Lebah ini berfungsi sebagai lebah pemacek, yakni mengawini

ratu muda. Jika beruntung, seekor lebah jantan hanya dapat kawin sekali selama

hidupnya, karena setelah berhasil mengawini ratu, lebah ini akan mati. Karena

sifatnya yang pemalas, pada saat krisis makanan, banyak lebah jantan dibunuh

oleh lebah pekerja. Jumlah mereka dalam satu qobilah sekitar 500-1.000 ekor

tidak lebih.37

2. Penafsiran Zaghlul-al-Najjār

ا یعرشون وأوحى ربك إلى النحل أن اتخذي من الجبال بیوتا ومن الشجر ومم

) ثم كلي من كل الثمرات فاسلكي سبل ربك ذللا یخرج من بطونھا شراب 68(

رون (مختلف ألوانھ 69فیھ شفاء للناس إن في ذلك لآیة لقوم یتفك )

Artinya:

Dan Tuhamu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit,di pohon-pohonkayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia." (16: 68)Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalanTuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yangmenyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan. (16:69)

Artinya: “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: "Buatlah sarang-

sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin

manusia". Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut lebah itu

37Thantawi jauhari ayat-ayat kauniyah ,h 145

Page 95: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

83

ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat

obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu

benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang

memikirkan”.(Al-Qur’an, al-Nahl 16: 68)

Dalam ayat di atas terdapat ungkapan “awha” (diwahyukan). Perkataan

wahyu memiliki dua makna yang asli, yaitu tersembunyi dan cepat. Karena itu,

ada yang mengatakan bahwa wahyu adalah memberi petunjuk secara tersembunyi

dan cepat, yang khusus kepada penerima wahyu itu, tanpa diketahui oleh yang

lain. Secara bahasa, wahyu mempunyai beberapa makna, di antaranya: ilham,

isyarat yang cepat sebagai petunjuk, bisikan, perintah-perintah yang diberikan

Allah S.W.T. kepada para malaikatNya untuk dilaksanakan.38

ibn Kathir mengemukakan bahwa wahyu dalam ayat tersebut bermaksud

ilham, petunjuk atau irshad (bimbingan). Sedangkan menurut al-Qurtubi bahwa

semua hewan pun mendapat ilham daripada Allah S.W.T. supaya mereka dapat

mencari maslahahnya, mengatur hidupnya secara berdisiplin dan tertib

danmenjauhi sesuatu yang akan memudaratkannya dengan kata lain agar mereka

dapat mempertahankan hidupnya. Selain itu, benda yang tidak bernyawa pun

mendapat ilham dari Allah S.W.T., sebagaimana yang berlaku kepada bumi. Jadi

perkataan wahyu dalam ayat 68 surah al-Nahl, bermakna ilham, petunjuk atau

bimbingan, maksudnya Allah S.W.T. memberi ilham dan petunjuk kepada lebah

madu dan menetapkan dalam dirinya, supaya membuat sarang di sebagian bukit-

38Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim (Jakarta:AMZAH, 2006), hal. 495

Page 96: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

84

bukit, pohon-pohon dan juga di sebagian tempat-tempat yang dibangun oleh

manusia. Selain itu, diilhamkan juga untuk memakan semua al- Thamarat (buah-

buahan) sesuai dengan yang dikehendakinya, dan menghasilkan madu yang dapat

berfungsi sebagai obat bagi manusia. zaghlul an-Najar mengemukakan bahwa

Allah S.W.T. telah memberikan ilham kepada lebah dengan cara menetapkan

dalam hatinya dan mengajarkannya dalam bentuk yang hanya Allah S.W.T. saja

yan lebih mengetahuinya, tidak ada seseorang pun yang dapat melakukannya

sehingga lebah sangat cermat dalam binaannya dan sangat cerdas dalam mengurus

urusannya serta melakukan apa yang menjadi masalah baginya, sebagai bukti

yang sangat jelas bahwa Allah S.W.T. yang telah memberikan ilmu dan

kecerdasan tersebut kepadanya. Sedangkan menurut Sayyid Qutub, lebah-lebah

itu bekerja secara fitrah sesuai dengan ilham yang diberikan oleh Allah S.W.T.

Ilham itu mendorong lebah bekerja mengikut perintahNya. Proses kerjanya yang

sistematis dan berkualitas tinggi, melemahkan akal yang berfikir untuk bekerja

sehalus itu, baik di dalamcara-cara pembagian kerja di antara kumpulan-kumpulan

atau cara ia mengeluarkan madu yang bersih.39

Dalam kamus Lisan Arab, kata al-Nahl (bentuk mufradnya al-Nahlah) adalah

serangga penghasil madu. Abu Ishaq al-Zajjaj mengatakan, dinamakan dengan al-

Nahl (lebah madu), karna Allah S.W.T. telah mengkurniakan madu kepada

manusia yang keluar dari perutnya. Sedangkan yang lain mengatakan bahwa al-

Nahl boleh menjadi mudhakkar dan mu`annath. Ia menjadi mu`annathdalam

bahasa Hijaz, kerana itu ia dimu`annathkan oleh Allah S.W.T.Lebah madu yang

39Zaghlul an-Najjar, Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm, (al-Qāthirah:Maktabah as-Syarqiyyah ad-Dauliyyah, 2007), jil. 3, h. 467.

Page 97: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

85

dimaksudkan dalam Al-Qur’an, hidup di dalam kelompok atau masyarakat yang

berdisiplin, rapi dan tertib. Kerana itu, nama surat tersebut yakni al-Nahl, dengan

menggunakan lafaz jama (yang menunjukkanbanyak). Lebah madu memiliki

penduduk yang banyak, bahkan kadangkala di dalam satu koloni dapat mencapai

40,000 hingga 80,000 lebah madu betina, lebih kurang 200 lebah madu jantan dan

seekor lebah ratu. Jadi kehidupan lebah dan aktivitasnya mengandung hikmah dan

berbagaikeajaiban yang menakjubkan, yang apabila mau dikaji dan difahami

maka akan ditemukan lebih banyak lagi keajaiban yang terungkap dan diketahui

sifat-sifat yang yang dimiliki oleh lebah yang dapat dijadikan sebagai pengajaran

bagi manusia di dalam menjalani kehidupan.40

D. Perbedaan dan Persamaan Penafsiran Thantāwī Jauharī Dan Zaghlul

Al-Najjār

1 . Perbedaan Penafsiran

Salah satu nama besar ahli tafsir di era modern yang menggunakan corak

ilmu pengetahuan dan sains ialah syaikh Thantawi Jauhari dan Zaghlul al-Najjar

kedua toko tersebut ketika menafsirkan al-quran dengan menggunakan

pendekatan menjurus pada sains modern. Hal ini terbukti pada karyakaryanya

yaitu al-jawahir fi tafsir al-quran al-karim dan tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-

quran al-karim karya zaghlul al-najar. Dalam kitab tafsirnya beliau menunjukkan

40 Zaghlul an-Najjar Tafsir ayatul kauniyah fi tafsir al-quran al-karim (Jakarta:AMZAH, 2006), hal. 498

Page 98: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

86

bahwa pengetahuan sains pada hakekatnya merujuk pada al-quran, namun

keduanya mempunyai perbedaan penafsiran masing masing. Hal ini terlihat pada

saat menafsirkan ayat al-quran surat al-rum ayat 41

Perbedaan penafsiran thantawi jauhari pada surat al-rum ayat 41. Beliau

membagi bentuk kerusakan yang berasal dari manusia dan alam lalu menguraikan

keduanya; dan menjelaskan macam-macam penyakit yang ditimbulkan akibat

kerusan alam. Lebih lanjut thantawi Jauhari menjelaskan akibat kerusakan yang

terjadi di laut akibat serangan kapal-kapal perang dengan menggunakan rudal

torpedo. angkatan bersenjata pesawat tempur, sedangkan kerusan di darat atau

bumi di sebakan angkatan bersenjata pesawat tempur.

Sedangkan Zaglul al-Najjar ketika menafsirkan surat al-rum ayat 41 lebih

cenderung terlihat kajian ilmu sainsya . hal ini terlihat ketika menjelaskan Gas

yang ada di darat, laut dan udara lalu menjelaskan bahaya gas dari masing –

masing tempat.

Penafsiran thantawi Jauhari dan zaghlul al-najar Surat al-rum ayat 48

Penafsiran Thantawi Jauahri pada surat al-rum ayat 48 beliau memulai

penafsiranya dengan kata سحابا yang artinya menggerakkan kemudian menjelaskan

dengan pendekatan sains hal ini terlihat Setelah awan yang bergerak itu

terkumpul, timbullah mega yang mendung dan hitamlah dia karena mengandung

hujan, maka keluarlah hujan dari celah-celah awan itu. Turunlah segumpalan

awan raksasa laksana gunung, mengandung air.Ditumpahkannya ke suatu tempat

yang Dia kehendaki. hujan merupakan gumpalan besar yang luasnya bisa berkisar

Page 99: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

87

20 hingga 260 m² dan memiliki ketebalan antara 9.000 hingga 12.000 m. Akibat

dimensi yang luar biasa ini, bagian bawah awan hujan gelap. Sinar matahari tidak

bisa menembusnya karena kandungan air dan partikel es di dalamnya sangat rapat.

Akibatnya, sangat sedikit energi surya yang mencapai bumi melalui awan-awan

tampak gelap bagi orang yang memandang dari bawah.

Penafsiran zaghlul al-najjar Surat al-rum ayat 48

Zaghlul al-najar sebelum menafsirka ayat یاح الذي یرسل الر الله terlebih dahulu

menjelaskan proses turunya hujan dengan pendekatan sains. Hujan terjadi akibat

adanya pengaruh konveksi di atmosfer bumi dan lautan. Konveksi merupakan

sebuah proses pemindahan panas oleh gerak massa suatu fluida dari suatu daerah

ke daerah yang lainnya. Massa atmosfer bagian bawah dihangatkan oleh radiasi

matahari dan oleh panas yang diradiasikan dari bumi. Air akan menjadi uap

melalui penguapan (evaporasi). Uap air juga bisa berasal dari transpirasi

tumbuhan, dan respirasi hewan dan manusia. Uap air di atmosfer dibawa oleh

angin dalam jarak yang jauh. Uap air yang naik terkumpul di udara menjadi

dingin dan mengalami proses pemadatan (kondensasi). Dari hasil kondensasi akan

menghasilkan awan. Awan-awan itu akan bergerak ke tempat yang berbeda

dengan bantuan hembusan angin baik secara vertikal, diagonal, maupun

horizontal

Lalu menafsirkan kalimat یاح الذي یرسل الر الله Gelembung-gelembung udara

yang jumlahnya tak terhitung yang dibentuk dengan pembuihan di lautan, pecah

terus-menerus dan menyebabkan partikel-partikel air tersembur menuju langit.

Page 100: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

88

Partikel-partikel ini, yang kaya akan garam, lalu diangkut oleh angin dan bergerak

ke atas di atmosfir. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, membentuk awan

dengan mengumpulkan uap air di sekelilingnya, yang naik lagi dari laut, sebagai

titik-titik kecil dengan mekanisme yang disebut “perangkap air

Penafsiran surat al-Nahl ayat 58-59

Thantawi Jauhari dalam menafsirkan ayat tentang sarang ini sangat detail

sekali yang dimulai dengan pembentukan sarang lebah dalam segi enam yang

menggambarkan seperti langit selanjutnya Thantawi Jauhari menjelaskan tentang

pembagian tugas lebah masing masing sesuai umur. Umur 3-12 hari bertugas

sebagai perawat larva. Sejak hari ke 13-18 bertugas membuat dan memoles sisiran

sarang. Dari umur 18 sampai 20 bertindak sebagai pengawal dan menjaga

kesegaran udara di dalam sarang. Mulai hari ke-20 sampai datangnya kematian

lebah bertugas mengumpulkan nektar, polen, propolis dan air.. Ada yang mencari

atau mengumpulkan intisari atau getah dari tumbuhan lalu dikumpulkanlah. Lebih

lanjut thantawi menjelaskan bahwa dalam satu sarang lebah terdapat 20.000-

30.000 Qabilah. Tugasnya menjaga telur, menetaskanya dan memetik intisari

bumi dan menyimpanya di perut.

Sedang Zaghlul al-Najjar ketika menafsirkan ayat tersebut bahwa Allah

S.W.T. telah memberikan ilham kepada lebah dengan cara menetapkan dalam

hatinya dan mengajarkannya dalam bentuk yang hanya Allah S.W.T. saja yan

lebih mengetahuinya, tidak ada seseorang pun yang dapat melakukannya sehingga

lebah sangat cermat dalam binaannya dan sangat cerdas dalam mengurus

Page 101: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

89

urusannya serta melakukan apa yang menjadi maslahah baginya, sebagai bukti

yang sangat jelas bahwa Allah S.W.T. yang telah memberikan ilmu dan

kecerdasan tersebut kepadanya.

Lebah madu memiliki penduduk yang banyak, bahkan kadangkala di

dalam satu koloni dapat mencapai 40,000 hingga 80,000 lebah madu betina, lebih

kurang 200 lebah madu jantan dan seekor lebah ratu. Jadi kehidupan lebah dan

aktivitasnya mengandung hikmah dan berbagai keajaiban yang menakjubkan,

2. Persamaan

Sebagaimana dalam kitab Tafsīr Al-āyātul Kauniyyah fīl Qur’ānil Karīm,

dan tafsīr al-jawāhīr fī tasīr al-qurān al-karīm. ketika keduanya menafsirkan

sebuah ayat, pertama kali yang di jelaskan adalah dari segi kebahasaan. Dalam

bahasa, kata فسد yang berarti rusak. Dan المفسد isim fail لافسد yaitu sumber, sebab

kerusakan.

Adapun cara keduanya dalam menerangkan tafsirnya, di setiap awal surat,

beliau terlebih dahulu menjelaskan poin-poin kandungan isyarat ilmiah yang

terdapat dalam surat dan yang berkaitan dengan ayat yang akan dibahas.

Selanjutnya, keduanya menafsirkan ayat tertentu dengan memaparkan pandangan

secara umum yang berdasarkan tafsir lafdzi atau yang berkaitan dengan

kebahasaan. Setelah itu, keduanya menafsirkan berdasarkan pandangan ilmiah

sebagaimana dengan latar belakang masing-masing. Dalam beberapa pembahasan

keduanya juga mencantumkan hadits-hadits yang mendukung, dan dalam akhir

Page 102: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

90

pembahasan beliau juga menyuguhkan dan memberi keterangannya dengan

menggunakan gambar-gambar yang sesuai dengan ayat yang dibahas.

Page 103: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

91

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia telah diperingatkan Allah swt dan Rasul-Nya agar jangan

melakukan kerusakan di bumi, akan tetapi manusia mengingkarinya. Allah swt

berfirman “Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah membuat kerusakan di

muka bumi, mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang

mengadakan perbaikan.” (Keingkaran mereka disebabkan karena keserakahan

mereka dan mereka mengingkari petunjuk Allah swt dalam mengelola bumi ini.

Sehingga terjadilah bencana alam dan kerusakan di bumi karena ulah tangan

manusia. Allah swt berfirman :

Setelah mengikuti uraian panjang pemikiran Thanthāwī Jauharī dan Zaglul

al-Najjār dalam menafsirkan ayat-ayat tentang ekologi yang penulis jadikan objek

penelitian dalam skripsi ini dan kontekstualisasi penafsirannya dalam sistem

keseimbangan alam, Thanthāwī Jauharī dan Zaglul al-Najjār dalam menafsirkan

ayat-ayat tentang kerusakan alam , keduanya menjelaskan hal-hal berbeda terkait

ilmu sains, baik dalam satu ayat tertentu maupun gabungan antar ayat yang

berbeda. Mengenai penafsiran kerusakan ekosistem alam zaglul al-Najjar terlihat

lebih kental pada sains sedangkan, Thanthawi Jauhari ketika menafsirkan

ekositem alam beliau lebih banyak menjelaskan mengenai penyakit yang di

timbulkan, sehingga menekankan satu hal yang penting, bagaimana manusia bisa

menjaga dan melestarikan alam. Begitu juga ketika keduanya menafsirkan ayat

tentang proses terjadinya turun hujan. Kedua tokoh tersebut terlihat menggunakan

Page 104: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

92

pendekatan sains nya untuk menafsirkan ayat. Namun Zaglul al-Najjar lebih

terlihat ilmu sainsnya di banding Thanāwī Jauharī

Thanāwī Jauahrī juga menjelaskan tentang tugas manusia sebagai Khalifah

di bumi untuk menjaga dan melestarikan alam, bahwa setiap manusia diharuskan

menjaga dan melestarikan alam supaya tidak terjadi kerusan alam dan

menimbulkan berbagai penyakit yang di akibatkan kerusan lingkungan

B. Saran-saran

Berdasarkan dari kesimpulan di atas dan guna meningkatkan kajian-kajian

di bidang tafsir ilmy di masa mendatang, maka perlu kiranya diperbanyak kajian-

kajian tentang naskah kitab-kitab tafsir baik yang klasik maupun yang

kontemporer yang jumlahnya sangat banyak, sehingga pembahasan mengenai ayat

–ayat kauniyah tentang lingkungan tersebut dapat di pahami dengan muda dan di

buktikan dengan ilmu sains dengan sebaik-baiknya, dan menjadi sumber kajian

yang tidak ada habisnya di masa yang akan datang.

Terlebih lagi karya-karya ulama nusantara, sehingga ketokohan dan buah

pemikiran mereka dapat diangkat ke permukaan, baik di lingkup kawasan regional

dan internasional. Ulama nusantara yang punya kiprah internasional jumlahnya

sangat banyak, akan tetapi sumber bacaan atau informasi yang membahas tentang

mereka sangat sedikit. Pada gilirannya hal ini akan memberikan motivasi yang

sangat besar terhadap para pelajar dan mahasiswa lokal yang menekuni bidang ini.

Page 105: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

93

DAFTAR PUSTAKA

Asākir, ‘Abdurraḥmān bin. Kitāb al-Arba‘īn al-Buldānīyah. Beirut: Dār al-Fikr,

1992.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rinneka Cipta, 2002), 114

Asy‘arī, Hasyim, Arba‘īn Ḥadītsan Tata‘allaq bi Mabādī‘ Jam‘iyyah Nahḍah al-

‘Ulamā, t.t.

Azami, MM. Metodologi Kritik Hadis. Jakarta:Pustaka Hidayah, 1992.

Azra, Azyumardi, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara

Abad XVII dan XVIII. Bandung: Penerbit Mizan, 1995.

Alavi, Khālid. A Brief Survey of Arba’in Literature. In Journal Islamic Studies,

Azra, Azyumardi. Ulama Indonesia di Haramain. Ulumul Qur’an, III, 3, 1992.

al Qur’an dari Abad XVII Sekarang), Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an-Hadis,

Vol. 05, No. 01, (Januari 2004).

Bakry, Shadruddîn. Al-Arba‘ūn Ḥadīthan, al-Arba‘ūn min Arba‘īn ‘an Arba‘īn.

Beirut: Dār al-Gharb al-Islāmī, 2005.

Bruinnesen, Martin Van. Kitab Kuning, Pesantren, dan Tarekat. Bandung: Mizan,

1995.

Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1994,

Dimyati, Ayat. Hadits Arba’in, Masalah Aqidah, Syariah dan Ahklaq. Bandung:

Penerbit Marja, 2001.

Al-Fādānī, Muḥammad Yāsīn. al-Arba‘ūn al-Buldānīyah. Beirut: Dār al-Basyā`ir

al-Islāmīyah, 1986.

------------. al-Arba‘ūn Ḥadīthan. Beirut: Dār al-Basyā’ir al-Islāmīyah, 1983.

------------. Iṭāf al-Mustafīd bi Gharar al-Asānid. Beirut: Dār al-Basyā`ir al-

Islāmīyah, 1983.

Page 106: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

94

------------. Kifayah al-Mustafīd Lima ‘Alā min al-Asānīd. Beirut: Dār al-Basyā`ir

al-Islāmiyah, 1987.

Al-Falimbani, Mukhtāruddin. Bulūgh al-Amānī. Beirut: Dār al-Qutaybah, 1988.

Al-Fathani, Ibnu. “Syaykh Yasin Isa al-Fadani (1916-1990),” (Online),

http://ibnufathani.blogspot.com, diakses: 21 Oktober 2009

Fathullah, Ahmad Lutfi, 40 Hadis Mudah Dihafal Sanad dan Matan, Jakarta: al-

Mughni Press, 2014.

Hartati, Membumikan Hadits Dan Meningkatkan Pemahaman Agama, Ciputat:

Cinta Buku Media, 2015.

Hāsyim, ‘Umar, Al-Sunnah al-Nabawiyyah. Mesir: Maktabah Gharib, t.t. 1984.

Ismail, Hasan, Ke-hujjah-an Hadis Dasar-dasar NU (Nahdhatul ‘Ulama) dalam

kitab; Arba‘īn Ḥadīthan Tata‘allaq bi Mabādī‘ Jam‘iyyah Nahḍah al-

‘Ulamā: Karya KH. Hasyim Asy‘ari, (Skripsi Ushuluddin, UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta; 2013).

Hernedi Ma’ruf, Bencana Alam dan Kehidupan Manusia dalam Perspektif al-Qur’an,

Ikhtiyar Van Hoeve, 1993),

------------. The Concept of Arba’in and Its Basis in The Islamic Tradition. In

Journal Islamic Studies, 1983.

Ismail, M. Syuhudi, Kaedah Kesahihan Sanad Hadis; Telaah Kritis dan Tinjauan

dengan Pendekatan Ilmu Sejarah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005)

Itr, Nur al-Dīn Manhaj al-Naqd fī ‘Ulūm al-Ḥadīth, Beirut: Dār al-Fikr, 1979.

Al-Kattānī, Muḥammad Ibn Ja’far. Al-Risālah al-Mustaṭrafah. Beirut: Dār al-

Basyā’ir al-Islāmīyah, 1986.

Khalīfah, Hāji, Kasyf Al-Zhunūn. Istanbul: 1941.

Makluf, Louis, Qāmus al-Munjid fi al-‘Ilmi wa al-A‘lam. Beirut: Dār al-Masyariq,

t.t.

Masyhuri, Ahmad Aziz, 99 Kiai Kharismatik Indonesia, Yogyakarta; Kutub,

2008.

Page 107: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

95

Muhajirin, Transmisi Hadis Di Nusantara; Peran Ulama Hadis Muhammad

Mahfūzh al-Tarmasi, (Disertasi sekolah pasca sarjana UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta: 2009).

Nasution, Harun, Pembaharuan dalam Islam; Sejarah Pemikiran dan Gerakan,

Jakarta: Bulan Bintang, 2003.

Nata, Abuddin , Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.

Nawadi, Solah, “Syaykh Yasin Isa al-Fadani (1916-1990),” (Online)

http://solahnawadi.blogspot.com, diakses: 21 Oktober 2009.

Al-Nawawī, Yaḥya & Ibnu Rajab, Sejarah Hadits Khomsin Nawawījah dan

Syihabiyah, terj.Moh. Abdai Rathomy. Bandung: PT Alma’arif, 1969.

Al-Nawawī, Yahya, Al-Arba‘īn Al-Nawawīyah. Surabaya: Penerbit Miftah, t.t.

Rahmadi dan Husaini Abbas, Islam Banjar Genealogi dan Referensi Intelektual

Dalam Lintasan Sejarah, Banjarmasin: IAIN Antasari Press, 2012.

Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.

Bandung: Alfabeta, 2008.

Rosyad, Sabilur, “Syaykh Yasin Al-Fadani.”(Online), http://sabilurrosyad.

blogspot.com, diakses 21 Januari 2009.

Sachrony, “Syech Yasin Al-Fadani Ulama Mekkah Keturunan Indonesia,”

(Online) http://sachrony.wordress.com, diakses 05 Agustus 2009.

Sumantri, Jujun Suria. Penelitian Ilmiah, Kefilsafatan dan Keagamaan: Mencari

Paradigma Kebersamaan. Jakarta: 1992.

Suparta, Munzir & Ranuwijaya, Utang. Ilmu Hadis. Jakarta: Rajawali Pers, 1993.

Syariati, Ali. Sosiologi Islam. Yogyakarta: Ananda, 1982.

Ṭaḥḥān, Maḥmūd, Ushūl al-Takhrīj wa Dirāsat al-Asānīd, Riyadh: Maktabah al-

Rusyd, 1978.

Tasrif, Muhammad, Studi al-Quran di Indonesia (Telaah Historis terhadap Studi

Shaukat, Jamila, “Classification of Hadits Literature,” Islamic Studies 3 (Autumn

1985).

Page 108: AYAT-AYAT KAUNIYAH TENTANG MENJAGA KESEIMBANGAN EKOLOGI · 2017. 12. 14. · ekologi manusia4 Di sisi lain, sistem nilai dan kepercayaan sebagai basis perilaku ekologi manusia juga

96

Al-Tirmasī, Muḥammad Maḥfūẓ, al-Minḥah al-Khairiyah, (Demak: Hafîdz al-

Mu’allif Harir Ibn Muhammad Maḥfūẓ al-Tirmasī, 1990.

Unus, Syukeri, 40 Hadis Kelebihan Ilmu dan Ulama, Banjar: Yayasan Islam

Nurul Hidayah Yasin.

Ya’kub, Ali Mustafa, Kritik Hadis, Jakarta : Pustaka Firdaus, 1995.

Yūsuf al-Nabhāni, Risālah al-Ahādīth al-Arba‘īn min Amthāl Afṣah al-‘Ālamīn.

Kuwait: Maktabah Dār al-Ghurūbah, 1988.

Zahroh, Abu. Al-Hadīth wa al-Muḥaddithūn. Riyadh: Idārat al-Buhūts al-

‘Ilmīyah, 1984.