Awan santosa praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

20
REVOLUSI KEUANGAN MIKRO DI SEKTOR PERTANIAN INDONESIA Awan Santosa, S.E, M.Sc Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Direktur Sekolah Pasar (www.sekolahpasar.org) Direktur MercuFund (www.mercufund.com)

description

Presentasi dalam Temu Nasional IV Keuangan Mikro

Transcript of Awan santosa praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Page 1: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

REVOLUSI KEUANGAN MIKRO DI SEKTOR PERTANIAN INDONESIA

Awan Santosa, S.E, M.ScPeneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM

Direktur Sekolah Pasar (www.sekolahpasar.org)Direktur MercuFund (www.mercufund.com)

Page 2: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Bangsa Indonesia dapat mengangkat dirinya keluar dari lumpur, tekanan dan hisapan, apabila ekonomi rakyat disusun sebagai usaha bersama berdasarkan kooperasi....Cita-cita kooperasi Indonesia menentang individualisme dan kapitalisme secara fundamentil. (Muhammad Hatta)

Page 3: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

KOPERASI INDONESIA VS KOPERASI NEGARA MAJU

Koperasi yang berkembang di Indonesia kebanyakan koperasi simpan pinjam, beda dengan koperasi di negara maju, di mana koperasi produksi yang berkembang;

Koperasi Pertanian di Jepang menduduki peringkat 3 dan 5 dunia dengan total aset mencapai lebih dari Rp. 1200 trilyun. Demikian pula koperasi tani di Prancis, Denmark, Korea, dan AS

Kredit mikro di koperasi maju tersebut hanya menjadi satu bagian (sub-sistem) dari sistem besar yang sesuai khittah koperasi yang berbasis pembangunan manusia, kelembagaan, dan jaringan.

Page 4: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

PONDASI DAN PILAR KOOPERASI TANI Majunya sistem OVOP di Jepang karena

bertumpu pada tiga pilar; lokalitas, kemandirian, dan pengembangan sumber daya manusia.

Di setiap desa mengembangkan produk berbasis sumber daya lokal, mulai dari sektor hulu, pengolahan, sampai hilirnya.

Di setiap desa terdapat “sekolah desa” yang disebut Juku, yang telah meluluskan banyak angkatan yang berjaringan. Mereka bertani dengan rasional, karena nilai tambah yang begitu besar.

Page 5: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

KOPERASI KOMODITI

Di sana koperasi tani yang berkembang adalah koperasi berbasis komoditi; karena sesuai dengan prinsip pertama keterbukaan keanggotaan maka koperasi harus mampu menghimpun anggota dalam jumlah yang besar.

Hal ini agar mampu mencapai skala ekonomi. Jumlah anggota yang banyak, dengan pendidikan yang benar, maka akan menjadi pilar tumbuh membesarnya usaha koperasi tani.

Page 6: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

KOPERASI TANI INDONESIA Di Indonesia koperasi alat politik meredam

resistensi petani, tidak sesuai dengan ruh dan prinsip dasar koperasi.

Koperasi tidak memenuhi syarat tumbuh kembang karena sekat-sekat geografis yang tidak sejalan dengan mata rantai produksi danpemasaran hasil pertanian.

Koperasi seperti ini tidak menjadikan dirinya sebagai wahana membangun kemandirian finansial dan produksi petani, sehingga tidak mempu membendung ekspansi pemburu rente (bunga) dan korporasi.

Page 7: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

PERTANIAN MANDIRI DAN BERKOPERASI Sekali lagi kredit mikro menjadi bagian

dalam menjalankan sistem pertanian berbasis koperasi yang berorientasi pada kemandirian ini.

Kemandirian harus menjadi cita-cita bersama anggota koperasi. Mandiri dalam hal produksi, pengolahan, dan pemasaran.

Penghimpunan modal mikro dari anggota diarahkan untuk tujuan ini.

Page 8: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

AKIBAT TIDAK BERKOPERASI TANI SEJATI Karena petani tidak berkoperasi sejati,

maka masalah klasik selalu terjadi. Di mana petani tidak sejahtera karena terhisap oleh sistem bunga, ijon, dan pengambilan untung oleh perusahaan penyedia saprodi.

Pun harga dari petani selalu tertekan rendah, karena sistem di atas dan juga karena paksaan petani untuk mensubsidi korporasi dengan politik upah murah bagi para buruh di perkotaan.

Page 9: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

KREDIT MIKRO DAN KOPERASI TANI?

Kredit mikro dalam bentuk kredit program maupun komersil sudah banyak, dan selama ini menjadikan petani sebagai sasaran, objek, dan pasar.

Tidak dikaitkan dengan pembangunan manusia dan kelembagaan petani. Seperti Bimas, KUT. BPLM. PPABK. BLM. PMUK. KKP. SP3. LKMA. P4K, DPM-LUEP, PUAP, dan KUR.

Bagaimana nasib koperasi dan petani??

Page 10: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

PETANI BUKAN TUAN DI NEGERI SENDIRI Petani masih terhisap, di mana lahan

pertanian makin menyusut, jumlah rumah tangga petani gurem bertambah, jumlah rumah tangga buruh tani (petani penggarap) juga bertambah.

Petani terpukul karena massifnya ekspansi produk pertanian luar negeri.

Petani belum lagi menjadi tuan di negeri sendiri, meskipun sudah berjibun Lembaga Keuangan Mikro.

Satu hal lagi, pertanian makin ditinggalkan anak-anak negeri.

Page 11: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

DISTRIBUSI KEPEMILIKAN LAHAN PETANI

1983 1993 2003

Kelompok Luas (ha)

Usaha Tani (%)

Rata-rata Luas (ha)

Usaha Tani (%)

Rata-rata Luas (ha)

Usaha Tani (%)

Kelompok Luas (ha)

< 0.5 40.8 0.26 48.5 0.17 55.1 < 0.5

0.5 – 1.99 44.9 0.94 39.6 0.90 33.3 0.5 – 1.99

2.0 – 4.99 11.9 2.72 10.6 3.23 6.4 2.0 – 2.99

≥ 5 2.4 8.11 1.3 11.90 5.2 ≥ 3

Sumber: BPS, “Sensus Pertanian Indonesia 1983, 1993, dan 2003”.

Kecenderungan distribusi penguasaan lahan memburuk

Page 12: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

RUMAH TANGGA PETANI GUREM

Tahun

Jawa Luar Jawa Jumlah Kota Desa

(Ribu RT) (%)(Ribu

RT) (%)(Ribu

RT) (%)(Ribu RT)

(Ribu RT)

1983 7,304 77.83 2,081 22.17 9,385 100 715 17,924

1993 8,067 75.43 2,628 24.57 10,695 100 939 19,464

2003 9,842 74.26 3,411 25.74 13,253 100 2,704 21,141

Pertambahan 1983 – 2003 10.45% 26.29% 13.96% 31.33% 8.59%

Pertambahan 1993 – 2003 22.00% 29.79% 23.92% 187.97% 8.62%

Keterangan: Tidak termasuk NADSumber: BPS (Diolah).

Jumlah RT Petani Gurem semakin banyak. Demikian pula dengan RT Buruh pertanian.

Page 13: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

RUMAH TANGGA BURUH PERTANIAN

Tahun

Jawa Luar Jawa Jumlah Kota Desa

(Ribu RT) (%)

(Ribu RT) (%)

(Ribu RT)

(%)

(Ribu RT)

(Ribu RT)

1983 4,244 84.85 758 15.15 5,002 100 219 4,783

1993 6,732 75.37 2,200 24.63 8,932 100 582 8,350

2003 9,178 68.53 4,214 31.47 13,392 100 2,000 11,393

Pertambahan 1983 – 2003 58.62% 190.24% 78.57%

165.75% 74.58%

Pertambahan 1993 – 2003 36.33% 91.55% 49.93%

243.64% 36.44%

Keterangan: Tidak termasuk NADSumber: BPS (Diolah).

Page 14: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

BANYAK KOPERASI ZONDER KOOPERASI, PETANI TERCERAI BERAI

Organisasi tani menjadi alat kepentingan politik. Cirinya tidak ada rajutan jejaring antarpetani dan antara petani (plus nelayan) dengan pedagang, buruh, dan organisasi ekonomi rakyat lainnya.

Petani dan ekonomi rakyat jalan sendiri-sendiri, tidak terpikir “amalgamasi koperasi”.

Banyak koperasi zonder kooperasi. Petani tercerai berai, bahkan justru dengan

makin banyaknya kredit mikro.

Page 15: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

SOLUSI KOPERASI UNTUK KEUANGAN MIKRO PETANI

Keuangan mikro di sektor pertanian diletakkan dalam kerangka pengembangan kelembagaan sosial-ekonomi koperasi tani sejati. Ia semestinya ditempatkan sebagai bagian dari agenda pembangunan lokalitas, kemandirian, dan sumber daya petani.

Page 16: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Kredit mikro hendaknya dijadikan alat untuk kembali merebut kedaulatan petani atas benih, pupuk, modal, teknogi, tanah, pabrik, dan pasar di negeri sendiri. Hal ini hanya bisa diraih dengan kebersatuan petani dalam koperasi, serta kebersatuan antarkoperasi tani sejati.

.

Page 17: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Keuangan mikro dikembangkan dari pola-pola tradisional yang sudah mengakar sepertihalnya “gaduh” (investasi/penyertaan modal) dan “arisan”, tidak selalu pinjaman (kredit uang). Saat ini di Universitas Mercu Buana Yogyakarta sedang diinisiasi MercuFund, yang akan menjadi ‘Pasar Modal UMKM” Indonesia.

Page 18: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Koperasi pertanian dikembangkan dengan sesuai prinsip koperasi dan kaidah manajemen bisnis modern, menarik anak-anak muda desa dan kota untuk bertani modern dan berkoperasi.

Page 19: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Keuangan mikro mengelola sedekah dan zakat pertanian, dengan berbagai produk usaha/jasa sepertihalnya ritel kebutuhan pokok, tabungan, investasi mikro, dana talangan (pinjaman), dan jaminan sosial (pendidikan, kesehatan, dan bantuan sosial), yang menjangkau hingga petani kecil dan buruh tani (petani penggarap)

Page 20: Awan santosa   praktek, pengalaman dan kinerja keuangan mikro dalam pertanian

Terima Kasih