AVOmeter.pdf

download AVOmeter.pdf

of 15

Transcript of AVOmeter.pdf

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    1/15

    1. AVOmeter

    Avometer adalah alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarnya

    besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian, baik itu tegangan, arus, maupun nilai hambatan /

    tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere, Volt dan Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3

    komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter. Terdapat dua jenis AVOmeter, yaitu AVOmeter

    Analog dan AVOmeter Digital.

    1.1 AVOmeter Analog

    A. Bagian-bagian Avometer Analog

    1. Scale (Skala Maksimum / SM) adalah batas nilai tertinggi yang dapat diukur oleh

    AVOmeter.

    - Skala Maksimum untuk mengukur resistansi, nilainya dari kanan ke kiri

    - Skala Maksimum untuk mengukur arus dan tegangan AC atau DC, nilainya dari kiri ke

    kanan

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    2/15

    2.

    3. Jarum Penunjuk, berfungsi menunjukkan hasil pengukuran. Dalam mengamati angka yangditunjukkan jarum kita harus melihatnya secara tegak lurus terhadap jarum, dengan tujuan

    mencegah terjadinya kesalahan dalam pembacaan nilai.

    4. Sekrup Pengatur Jarum / Zero Adjusment, berfungsi mengatur jarum agar kembali pada

    posisi 0 (nol) yang letaknya paling kiri pada skala. Sebelum melakukan pengukuran, cek

    terlebih dahulu apakah sudah pada posisi 0. Jika belum, atur posisi jarum ke kanan atau ke

    kiri hingga berada pada posisi 0

    5. Tombol Pengatur Nol Ohm / Ohm Zero Adjusment, berfungsi membuat jarum menunjuk

    kan angka nol saat saklar pemilih diposisikan menunjuk skala Ohm.

    6. Saklar Pemilih / Selector Switch. Saklar ini di posisikan sesuai besaran yang akan diukur.

    Kiri atas : mengukur DC Volt (DCV)

    Kanan atas : mengukur AC Volt (ACV)

    Kiri bawah : mengukur arus DC (DcmA)

    Kanan bawah : mengukur hambatan (OHM)

    Pada tiap bagiannya terdapat nilai-nilai yang merupakan range/batas ukur arus

    tegangan maupun hambatan yang akan diukur.

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    3/15

    7. Measuring Terminal / Probe ( + / - ) adalah kontektor yang menghubungkan AVO meter

    dengan apa yang mau diukur. Probe ini terdiri dari probe positif yang berwarna merah

    untuk kutub positif (+) dan probe negatifyang berwarna hitam untuk kutub negatif (-)

    B. Posisi Alat Ukur

    1. Posisi Alat Ukur saat Mengukur Tegangan

    Pada saat mengukur tegangan, alat ukur harus dipasang paralel terhadap rangkaian. Pada

    saat mengukur tegangan DC (searah), kabel merah disambungkan pada bagian positif (+) dan

    kabel hitam disambungkan pada bagian negative (-). Apabila pemasangan kabel polaritasnya

    terbalik, maka jarum akan bergerak ke kiri.

    Sedangkan untuk tegangan AC (bolak-balik), kabel merah dan kabel hitam dapat bebas

    disambungkan pada sumber tegangan karena tegangan AC tidak mempunyai polaritas (+/-).

    2. Posisi alat ukur saat mengukur arus (Ampere)

    Saat pengukuran arus, posisi terminal harus dalam kondisi berderetan dengan beban

    (seri), sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti dibuka / diputus

    dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut.

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    4/15

    3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)

    Saat pengukuran hambatan jangan pernah mengukur nilai hambatan suatu komponen

    saat terhubung dengan sumber (saat rangkaian masih bertegangan). Ini akan merusak alat

    ukur. Pengukurannya dengan cara mengatur saklar pemilih ke posisi Skala Ohm dan

    kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

    Cara Mengukur Tegangan Listrik

    1. Atur sekrup pengatur jarum agar jarum menunjukkan angka nol.

    2. Atur saklar pemilih pada posisi skala tegangan yang ingin diukur (ACV untuk tegangan AC

    dan DCV untuk tegangan DC).

    3. Pilih batas ukur yang sama atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur, misalkan

    tegangan yang akan diukur 12 v maka batas ukur yang harus dipilih adalah 50 (Jika tidak

    tahu tegangan maksimal pada rangkaian, pilih batas ukur yang paling besar dahulu)

    4. Menghubungkan probe dengan rangkaian yang akan diukur. Pasangkan alat ukur paralel

    terhadap komponen yang akan di ukur.

    5. Baca alat ukur

    Tegangan terukur =Batas ukur

    Skala maksimum.Angkayangditunjuk jarum

    Contoh :Batas ukur yang dipilih = 250 Volt

    Skala maksimum yang dipilih = 250

    JP (Jarum Penunjukan) = 220

    Jadi, besar tegangan terukur adalah

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    5/15

    Cara Mengukur Arus Listrik

    1. Atur sekrup pengatur jarum agar jarum menunjukkan angka nol

    2. Atur saklar pemilih pada posisi DCmA

    3. Posisikan saklar pemilih pada batas ukur yang lebih tinggi dari arus yang akan diukur (Jika

    tidak tahu arus maksimal pada rangkaian, pilih batas ukur yang paling besar dahulu)

    4. Menghubungkan probe dengan rangkaian yang akan diukur. Pasangkan alat ukur seri

    terhadap komponen yang akan diukur.

    5. Baca alat ukur

    Cara Mengukur Nilai Tahanan / Resistansi Resistor

    1. Atur selektor switch pada posisi ohm

    2. Nolkan jarum tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur

    Nol Ohm

    3. Pilih batas ukur (range) apakah: x1,x10,x100,atau x1K (sesuaikan dengan nilai resistor)

    4. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan diukur (jangan dipasang saat komponen

    masih bertegangan)

    5. Baca Alat ukur. Perhatikan nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dan kemudian

    mengalikannya dengan nilai perkalian skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.

    Contoh :

    Saklar pemilih menunjukkan x 10k maka nilai resistansi resistor adalah:

    Nilai yang ditunjuk jarum : 26

    Kuat arus terukur =Batas ukur

    Skala maksimum.Angkayangditunjuk jarum

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    6/15

    Skala pengali : 10 k

    Jadi nilai resitansinya : 26 x 10 k = 260 k = 260.000 Ohm.

    1.2. AVOmeter Digital

    Pada AVOmeter digital, hasil pengukurannya dapat langsung dilihat pada layar display

    berupa angka-angka. Kita dapat langsung menggunakannya tanpa perlu melakukan kalibrasi

    terlebih dahulu. Selain itu, AVOmeter digital juga memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi

    dibandingkan AVOmeter analog serta mudah dalam penggunaannya.

    Pada AVOmeter digital, hasil pengukurannya dapat

    langsung dilihat pada layar display berupa angka-angka. Kita

    dapat langsung menggunakannya tanpa perlu melakukan

    kalibrasi terlebih dahulu. Selain itu, AVOmeter digital juga

    memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi dibandingkan

    AVOmeter analog serta mudah dalam penggunaannya.

    Cara Mengukur Tegangan Listrik

    1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV untuk tegangan AC atau DCV untuk tegangan DC.

    2. Pilih skala pengukuran (batas ukur), sesuaikan dengan tegangan komponen yang diukur.

    3. Untuk tegangan DC, kabel merah disambungkan pada bagian positif (+) dan kabel hitam

    disambungkan pada bagian negative (-). Apabila pemasangan kabel polaritasnya terbalik,

    maka hasilnya bernilai negatif. Sedangkan untuk tegangan AC (bolak-balik), kabel merah

    dan kabel hitam dapat bebas disambungkan pada komponen.

    4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

    NB : jika Multitester ada tombol DH, artinya Data Hold. Jika ditekan maka hasilnya akan freeze,

    dan bisa dicatat hasilnya.

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    7/15

    Cara Mengukur Hambatan / resistensi Resistor

    1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm ()

    2. Pilih skala pengukuran (batas ukur) pada Ohm Meter (200, 2k, 20k, 200k, 2m omh),

    sesuaikan dengan hambatan komponen yang akan diukur.

    3. Kabel merah disambungkan pada bagian positif (+) dan kabel hitam disambungkan pada

    bagian negative (-). Kabelnya boleh terbalik.

    4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

    Cara Mengukur Kuat Arus Listrik

    1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA

    2. Pilih skala (batas ukur) sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur.

    3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan tersebut. Probe

    Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input Tegangan (+) Beban

    ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.

    5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

    3. Resistor

    Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau membatasi

    aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika atau sirkuit elestronik dan juga untuk

    mengendalikan tegangan listrik Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif

    dan termasuk salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau nilai

    resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol Omega (). Sesuai hukum

    Ohm, bahwa resistansi berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain

    nilai resistansinya (Ohm) resistor juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas

    daya yang mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut pentinguntuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh karena itu pabrikan resistor

    selalu mencantumkannya dalam kemasan resistor tersebut.

    a. Jenis-jenis Resistor

    Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan menjadi

    resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor metal film.

    1. Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    8/15

    Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan bahat

    kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari panjangnya kawat

    yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.

    2. Resistor Arang (Carbon Resistor)

    Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan

    utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang banyak

    digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat kita jumpai

    dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.

    3. Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    9/15

    Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film merupakan

    resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang memiliki karakteristik lebih

    baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik

    resistor metal film ini mirip denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna

    yang digunakan dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal

    film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.

    Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran, perangkat industri

    dan perangkat militer.

    Berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

    a. Resistor tetap(Fixed Resistor)

    Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau

    tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai pembatas arus

    dalam suatu rangkaian elektronika. Yang termasuk dalam resistor jenis ini antara lain :

    Resistor kawat

    Resistor batang karbon (arang)

    Resistor keramik atau porselin

    Resistor Film karbon

    Resistor film Metal

    b. Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)

    Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiri dari 4 tipe, yaitu :

    Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara langsung

    karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri dari 2 jenis yaitu

    Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis

    Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng)

    dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah

    Trimer Potensiometer atau VR

    Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah mengikuti suhu

    disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. Untuk lebih detilnya

    thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.

    LDR(Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai resistansinya akan

    berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.

    b. Simbol Resistor

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    10/15

    Berikut adalah simbol resistor dalam bentukgambar ynag sering digunakan dalam suatu

    desain rangkaian elektronika.

    Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan resistor

    disimbolkan dengan huruf R. Kemudian pada desain skema elektronika resistor tetap disimbolkan

    dengan huruf R, resistor variabel disimbolkan dengan huruf VR dan untuk resistorjenis

    potensiometer ada yang disimbolkan dengan huruf VR dan POT.

    c. Menghitung Nilai Resistor

    Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor. Resistor

    dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan pada resistor tetap dengan

    kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui

    pada resistor tetap daya besar dan resistor variable.

    d. Kode Warna Resistor

    Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin

    warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi

    resistor dengan kode warna yaitu :

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    11/15

    1. Resistor dengan 4 cincin kode warna

    Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3

    merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai toleransi

    resistor.

    2. Resistor dengan 5 cincin kode warna

    Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 4

    merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai toleransi

    resistor.

    3. Resistor dengan 6 cincin warna

    Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5 cincin

    warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan koefisien temperatur

    yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor tersebut.

    e. Cara membaca Nilai Resistor

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    12/15

    Resitor dengan 4 cincin/gelang:

    Resistor 4 cincin umumnya digunakan untuk presisi rendah dengan toleransi 5%,

    10% dan 20%. cincin pertama dan kedua mewakili angka resistor. cincin ketiga

    mengindikasi perkalian (multiplier) berapa nol yang ditambahkan. Jika multiplier band

    adalah emas (gold) atau perak (silver) kemudian desimal digeser ke kiri satu atau dua

    (dibagi dengan 10 or 100). cincin toleransi (tolerance band) deviasi dari nilai spesifik,

    biasanya terdapat jarak dari cincin lain.

    Sebagai contoh, untuk resistor dengan nilai 330 ohm, 5% maka cincin warnanya

    adalah orange, orange, coklat dan emas. Penjelasan: orange dan orange mewakili angka

    (33); sedangkan coklat adalah pengali (multiplier) (10) dan emas adalah toleransi (5%).

    Sedemikian sehingga nilainya 33*10 = 330?.

    Jika gelang ke tiga diubah ke warna merah, maka pengali (multiplier) akan menjadi

    100, sehingga nilainya 33100 = 3300 ohm = 5.6 k ohm. = 5k6 ohm

    Jika cincin pengali (multiplier band) adalah emas atau perak, kemudian desimal

    poin akan digeser ke kiri satu atau dua tempat (dibagi dengan 10 atau 100).

    Sebagai contoh, sebuah resistor dengan cincin hijau, biru, perak dan emas

    mempunyai nilai 56*0.01 = 0.56?.

    Catatan: 20% resistors hanya mempunyai 3 cincin artinya, cincin toleransi (cincin ke

    empat tanpa warna).

    Resitor dengan 5 cincin:

    Resistor dengan tipe seperti ini digunakan untuk rangkaian elektronika dengan

    presisi tinggi, resistor dengan presisi 2%, 1% atau bertoleransi lebih rendah. Cara membaca

    cincin mirip dengan sistem sebelumnya (4 cincin); hanya saja ada perbedaan nomor dari

    angka. cincin pertama, kedua dan ketiga mewakili nilai angka, cincin ke empat adalah

    pengali (multiplier) dan cincin ke lima adalah toleransi.

    Berikut adalah standar tabel kode warna resistor:

    Warna cincin ke 1 Cincin ke 2 cincin 3 * Pengali

    (Cincin 4)

    Toleransi

    (cincin ke 5)

    Koefisien

    Suhu

    (cincin ke 6)

    Fail Rate

    Hitam 0 0 0 10

    Coklat 1 1 1 10 1% (F) 100 ppm/K 1%

    Merah 2 2 2 10 2% (G) 50 ppm/K 0.1%

    Orange 3 3 3 10 15 ppm/K 0.01%

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    13/15

    Kuning 4 4 4 10 25 ppm/K 0.001%

    Hijau 5 5 5 10 0.5% (D)

    Biru 6 6 6 10 0.25%(C)

    Ungu 7 7 7 10 0.1% (B)

    Abu-abu 8 8 8 10 0.05% (A)

    Putih 9 9 9 10

    Emas 0.1 5% (J)

    Perak 0.01 10% (K)

    Tanpa Warna 20% (M)

    * cincin ke-3 hanya untuk resistor 5 cincin dan 6 cincin

    Cara membaca :

    a. Gelang I angka puluhan

    b. Gelang II angka satuan

    c. Gelang III faktor pengali

    d. Gelang IV toleransi

    Contoh:

    Resistor dengan 4 cincin:

    Cincin 1 (coklat) = digit pertama / nilai = 1

    Cincin 2 (ungu) = digit kedua / nilai = 7

    Cincin 3 (merah) = faktor pengali = x 102

    Cincin 4 (emas) = toleransi = 5%

    Jadi nilai resistor tersebut adalah:

    = 17 x 100 dengan toleransi 5%

    = 1700 dengan toleransi 5%

    Rentang nilai minimum dan maksimum resistor

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    14/15

    1700 x 5% = 85

    Nilai minimum = 1700 - 85 = 1615

    Nilai maksimum = 1700 + 85 = 1785

    Jadi rentang nilai tahanan dari resistor tersebut jika terjadi perubahan suhu adalah 1615-

    1785. Semakin kecil nilai toleransi maka semakin kecil pula rentang-nya perubahan nilai tahanan

    suatu resistor, atau dengan kata lain semakin kecil nilai toleransi semakin baik pula kualitas resistor

    tersebut.

    Untuk kode angka cara pembacaannya hampir sama sama dengan kode warna hanya

    tampilannya langsung berupa angka.

    CATATAN :Agar mudah dalam mengingat kode warna, Anda cukup hafalkan Hi-Co-Me-O-Ku-

    Hi-Bi-U-A-Pu

    f. Kode Huruf Resistor

    Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah karenanilia

    resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode hurufmemiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf

    digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.

    Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :

    R, berarti x1 (Ohm)

    K, berarti x1000 (KOhm)

    M, berarti x 1000000 (MOhm)

    Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :

    F, untuk toleransi 1%

    G, untuk toleransi 2%

  • 7/21/2019 AVOmeter.pdf

    15/15

    J, untuk toleransi 5%

    K, untuk toleransi 10%

    M, untuk toleransi 20%

    Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu rangkaian elektronika yang harus diingat

    selain menentukan nilai resistansinya adalah menentukankan kapasitas daya dan toleransinya. Hal

    ini berkaitan dengan harga jual resistor dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan

    resistor pada rangkaian elektronika.