Avian Influenza n Campak
-
Upload
syafitri-nur-burhani -
Category
Documents
-
view
13 -
download
2
Transcript of Avian Influenza n Campak
Avian Influenza (Flu Burung)
Definisi
Suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan oleh unggas.
Epidemiologi
Vector utama transmisi influenza adalah anak usia sekolah. Kepadatan di sekolah membantu penularan melalui udara dan anak itu membawa pulang virus itu dan dapat menularkan pada keluarganya.
Avian influenza memiliki tingkat fatalitas kasus tertinggi di antara orang berusia 10-39 tahun. <20 th (50%), 20-40 th (40%).Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, kamboja, Laos, China, Indonesia (>Jawa Barat).insidensi influenza meningkat pada musim dingin.Angka kejadian di IndonesiaThn 2005 17 kasus, 11 mati, Thn 2006 43 kasus, 35 mati.
Etiologi
Avian influenza disebabkan oleh virus influenza subtype H5N1, yg tergolong ke dlm Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI).
Virus Influenza
Virus Influenza termasuk virus RNA, dengan famili Orthomyxoviridae.o Asam nukleat virus ini beruntai tunggal, terdiri dari 8 segmen sel yang mengkode
sekitar 11 jenis protein.Virus ini mempunyai selubung yang terdiri dari protein dan karbohidrat.Virus ini mempunyai tonjolan (spikes) untuk menempel pada reseptor spesifik pada permukaan sel-sel hospesnya saat menginfeksi sel.
o Terdapat 2 jenis spikes yaitu yg mengandung Hemaglutinin (HA) , terdapat 15 macam protein H (H1-H15) dan Neuraminidase (NA), terdapat 9 macam protein N (N1-N9) yang terdapat pd bagian terluar dari virion.
Virus influenza mempunyai 4 jenis antigen, yaitu protein nukleokapsid (NP), hemaglutinin (HA), neuraminidase (NA), dan Protein Matriks (MP) .
o Berdasarkan jenis antigen MP dan NP , virus influenza digolongkan dalam virus influenza A, B, dan C.
Virus influenza terdiri dari 3 tipe (A,B,C), o Influenza A dapat meluas ke seluruh benua & dunia dlm epidemi masif yang
disbt pandemi.o Influenza B kadang-kadang dapat menimbulkan epidemi.
o Influenza C signifikasi paling rendah, menyebabkan penyakit pernapasan sporadis yg ringan tetapi bukan influenza epidemi.
Virus influenza A ini sangat pathogen pada manusia dan binatang,dan menyebabkan pandemi karena mudahnya bermutasi, baik secara antigenic shift ataupun antigenic drift.Beberapa subtype virus influenza yang telah menyebabkan wabah pandemi , antara lain : H1N1 (1918), H2N2(1957), H3N2(1968).
Penularan
Secara umum penularan/transmisi virus influenza dapat terjadi melalui inhalasi, kontak langsung, kontak tidak langsung. >> kasus infeksi HPAI pd manusia disebabkan penularan virus dari unggas ke manusia.
Transmisi dari manusia ke manusia sangat jarang ditemukan.
Masa inkubasi : unggas 1 minggu, manusia 1-3 hari
Masa infeksi : manusia 1 hari sebelum sampai 3-5 hari sesudah timbul gejala, anak : 21 hari
Gejala klinis
Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia.
a. Gejala pada unggas
Jengger berwarna biru
Borok di kaki
Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia
Demam ( suhu >380C)
Batuk dan nyeri tenggorokan
Radang saluran pernapasan atas
Pneumonia
Nyeri otot
Kelainan/keluhan GIT ; diare
Konjungtivitis
Patogenesis
Kontak dengan unggas yang terinfeksi virus influenza H5N1
↓
Virus memasuki sel hospes (attachment) dengan cara penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik (yang mengandung Sialic Acid <SA>) yang ada di permukaan sel hospesnya secara
endositosis ke dalam vakuol sel.
Pada manusia SA α-2,6-galactose (SA α-2,6-gal)
Pada unggas N-acetylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3-gal)
↓
Di dalam vakuol sel terjadi asidifikasi progresif kemudian terjadi fusi kedalam membrane endosom & pelepasan RNA virus ke dalam sitoplasma sel pejamu
↓
Di dalam sitoplasma,RNA ditransport ke nucleus dan ditranskripsi
↓
RNA baru yang terbentuk kemudian dikembalikan ke sitoplasma & diterjemahkan ke dalam bentuk protein yang kemudian dibawa ke membrane sel, yang diikuti penonjolan virus
menembus membrane sel pejamu (replikasi 10-14 hari)
↓
Virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel disekitarnya
↓
Respon imun protektif belum terbentuk (sitokin : TNF-α dan INF), karena masa inkubasi influenza hanya 48-72 jam
↓
Infeksi influenza ini menyebabkan :
Lisis epitel respiratori
Hilangnya fungsi silia
Turunnya produksi mucus
Deskuamasi lapisan epitel
Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan.Fisik
Pemeriksaan Penunjang Diagnostik
o Kultur dan identifikasi virus H5N1
o Uji Real Time Nested PCR utk H5
o Uji serologi
IFA Ag (+)
Uji netralisasi kenaikan titer Ab spesifik influenza A/H5N1 sebanyak 4x dlm paired serum
Uji Penapisan Rapid test, ELISA
Pemeriksaan Lain
Hematologi : Leukopenia, limfositopenia, trombositopenia
Kimia : Penurunan albumin, peningkatan SGOT/SGPT, peningkatan ureum & kreatinin, AGD normal/abnormal
Radiologi : gambaran infiltrat
Definisi Kasus
Mengingat potensi pandemic avian influenza A/H5N1 maka dalam penentuan diagnosis diperlukan pembakuan definisi kasus untuk berbagai keperluan;diagnosis; dan tatalaksana medis. Sampai fase 3 kewaspadaan pandemic, DepKes RI membuat criteria definisi kasus yang akan terkait dengan manajemennya.
a. Kasus Suspek
Seseorang yang menderita demam/panas > 380C disertai satu/lebih gejala di bawah ini dalam 7 hari sebelum timbulnya gejala :
a)batuk, b)sakit tenggorokan, c)pilek, d)napas pendek/sesak napas, e)pneumonia dan diikuti satu atau lebih keadaan di bawah ini :
1. Pneumonia kontak dgn unggas (ayam, itik, burung) sakit/mati mendadak yang belum diketahui penyebabnya dan produk mentahnya
2. Pernah tinggal di daerah yg terdapat kematian unggas yang tidak biasa dalam 14 hari terakhir sebelum timbul gejala di atas
3. Pernah kontak dengan penderita AI
4. Pernah kontak dengan specimen AI H5N1(bekerja di lab untuk AI)
5. Ditemukan leukopeni ≤ 3000/µl
6. Ditemukan adanya titer antibody thdp H5 dgn px.HI test menggunakan eritrosit kuda/tes ELISA
Atau
Kematian akibat ARDS dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :
Leucopenia atau limfopenia (relative/diff.count) dengan/ tanpa trombositopenia
Foto toraks menggambarkan pneumonia atipikal/infiltrate di kedua sisi paru yang makin meluas pada serial.
b. Kasus Probabel AI H5N1
Criteria kasus suspek ditambah dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :
Ditemukannya adanya kenaikan titer Ab minimum 4x thdp H5 dgn pemeriksaan HI test menggunakan eritrosit kuda atau ELISA test.
Hasil laboratorium terbatas untuk influenza H5 (dideteksi antibody spesifik H5 dlm specimen serum tunggal) menggunakan neutralisasi tes.
Dalam waktu singkat menjadi pneumonia berat/gagal napas/meninggal dan terbukti tidak ada penyebab lain.
c. Kasus terkonfirmasi
Kasus suspek atau probable dengan satu atau lebih keadaan di bawah ini :
Kultur virus positif influenza A/H5N1
PCR positif influenza A/H5N1
Pd IFA test ditemukan Ag positif dengan menggunakan antibody monoclonal influenza A H5N1
Kenaikan titer Ab spesifik influenza A/H5N1 sebanyak 4x dalam paired serum dengan uji netralisasi.
Kelompok Resiko tinggi
Peternak
Pekerja laboratorium
Pengunjung peternakan
Pernah kontak dengan unggas sakit/mati mendadak
Pernah kontak dengan penderita AI konfirmasi dalam 7 hari terakhir
Kriteria Rawat
- Suspek flu dgn gajala klinis berat
Sesak napas dgn frekuensi napas ≥ 30x/mnt
Nadi ≥ 100x/mnt
Kondisi umum lemah
- Suspek dgn leukopeni
- Suspek dgn gambaran radiologi pneumonia
- Kasus probable dan confirm
Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaan avian influenza adalah :
- Istirahat
- Peningkatan daya tahan tubuh
- Perawatan respirasi
- Antiinflamasi
- Imunomodulators
Antiviral sebaiknya diberikan pada awal infeksi yakni pada 48 jam pertama. Adapun pilihan obat
1. Penghambat M2
- Amantadin (symandine)
- Rimantidin (flu-madin)
Dengan dosis 2x/hari 100mg atau 5mg/kgBB selama 3-5 hari
2. Penghambat Neuraminidase
- Zanamivir (relenza)
- Oseltamivir (tami-flu)
Dengan dosis 2x75 mg selama 1 minggu
Depkes RI dalam pedomannya memberikan petunjuk sbg brkt :
- Pada kasus suspek flu burung diberikan oseltamivir 2x75mg 5 hari, simptomatik dan antibiotic jika ada indikasi.
- Pada kasus probable flu burung diberikan oseltamivir 2x75mg 5 hari, antibiotic spectrum luas yg mencakup kuman tipik dan atipikal, dan steroid jika perlu (ARDS). Respiratory care di ICU sesuai indikasi.
Prognosis
Prognosis untuk avian influenza, utamanya A/H5N1 prognosisnya tidak baik. Banyak kasus yang berakhir dengan kematian (60%).
Pencegahan
1. Vaksin influenza
2. Antivirus
Profilaksis
Obat yang digunakan : Amantadin, Rimantadin, Oseltamivir
Indikasi untuk orang dengan atau tanpa imunisasi influenza selama wabah influenza, pada orang yang mengalami kontak erat dengan pasien, petugas kesehatan selama masa wabah, orang yg kontak dgn pasien A/H5N1 (suspek,probable, atau terkonfirmasi).
Dosis sama dengan terapi, namun hanya diberikan satu kali sehari selama 10 hari.
Campak
Definisi
Campak adalah penyakit akut sangat menular yang disebabkan oleh virus
Etiologi
Family : Paramyxoviridae
Genus : Morbilivirus
Morfologi: bulat dengan tepi kasar diameter 140 nm, selubung luar terdiri atas lemak dan protein, memiliki nukleokapsid berbentuk bulat lonjong terdiri dari bagian protein yang memiliki asam nukleat (RNA)
Epidemiologi
Merupakan penyakit endemis dinegara berkembang Angka kesakitan 5-10 kasus/ 10000 dengan kematian 1-3 kasus /1000 orang Di Indonesia merupakan ke 5 dari 10 penyakit utama pada bayi dan anak balita (1-4
tahun) Di Indonesia tercatat 30000 kasus/ tahun
Manifestasi klinis
Campak memiliki tiga stadium :
a. Stadium masa tunas 10-12 harib. Stadium prodormal (2-4 hari) pilek, batuk, malaise, konjungtivitis dengan lakrimasi,
demam yang tinggi (±40,6oC), eritem pada mukosa pipi (bercak koplik 1-2 mm, titik bitu putih dengan latar merah terang, berada didekat molar II)
c. Stadium akhir ruam mulai di belakang telinga menyebar ke muka, badan, lengan, dan kaki, suhu badan meningkat, selanjutnya ruam menjadi menghitam dan mengelupas. Ruam berupa kemerahan, tidak gatal, makulopapular
Trias Campak : Cough (batuk), Coryza (pilek), Conjunctivitis
Diagnosis
Sesuai dengan manifestasi klinis Pemeriksaaan sitologis : sel raksasa (sel Warthin) pada lapisan mukosa hidung dan pipi Serologis : IgM (+) 1-2 hari setelah rash (+), IgG setelah 10 hari Laboratorium : limfopenia dan neutropenia
Diagnosis banding
Toxoplasmosis Drug eruption Mycoplasma pneumonia infection Kawasaki disease
Komplikasi
Laryngitis Bronkopneumonia Kejang demam Ensefalitis Otitis media Enteritis Konjungtivitis Gangguan system kardiovaskular perubahan pada gelombang T, kontraksi premature
aurikel dan perpanjangan interval A-V Subacute Sclerosing Panencepalitis (SSPE) Pada ibu hamil dapat terjadi abortus, partus prematurus, kelainan congenital pada bayi Apendisitis
Pengobatan
Tanpa penyulit dapat berobat jalan Pengobatan yang diberikan bersifat simptomatik Jika terdapat penyulit diterpi sesuai indikasi Pemberian vitamin A terutama untuk anak < 2 tahun