Autobiografi Monareza SMAN 70

92

description

it was my final project at school, i call this "aku dan cerita"

Transcript of Autobiografi Monareza SMAN 70

Page 1: Autobiografi Monareza SMAN 70
Page 2: Autobiografi Monareza SMAN 70

AKU &

CERITA

Page 3: Autobiografi Monareza SMAN 70

Aku

Dan

Cerita

Page 4: Autobiografi Monareza SMAN 70

15 tahun roda kehidupanku telah ku jalani,

waktu yang tidaklah sebentar untuk dapat mencicipi

sebagian asam manisnya kehidupan. Dari hari ke hari

aku berkembang, bertambah dewasa, sejak hari dimana

aku dilahirkan. Ketika untuk pertama kalinya aku

membuka mata dan terisak dalam dekapan dokter

kandungan hingga ibu yang memelukku. Tahun demi

tahun yang semakin membuat ku matang hingga ke

jenjang yang sedang ku tapaki jalannya ini.

Buku ini merupakan salah satu sarana untuk

mengilas jalan kehidupan yang telah kita lalui, meski

yang sebenar-benarnya buku ini merupakan project

tugas Bahasa Indonesia yang ku dedikasikan untuk

SMAN 70, khususnya Pak Yusuf .

Syukur Alhamdulillah, aku terlahir dengan

normal tak kurang suatu apapun, dengan ayah dan ibu

yang memberiku nama yang indah. Keluargaku, tahap

sosialisasi pertama dimana aku dikenalkan bagaimana

mengeja ‘mama’ ‘papa’. Tahun demi tahun berjalan

hingga tiba waktu ku berada di bangku sekolah. Taman

Page 5: Autobiografi Monareza SMAN 70

Kanak-Kanak, Sekolah dasar, SMP, hingga kini ku berada

dibangku SMA. Perjalanan yang penuh liku tapi sangat

menyenangkan apabila tiap-tiap dari kita dapat

mengilasnya.

Halaman ini, merupakan halaman pertama yang

sedang kutulis. Di tiap kata dan kalimatnya terasa

mengasah kemampuanku dalam menulis. Aku berusaha

merangkai kata indah yang pantas untuk aku tuangkan

. Sedikit banyak kenangan maupun pengalaman

telah terbesit dalam isi kepalaku untuk berbagi cerita

kepada kalian yang membaca buku ini. Semoga di

halaman pertama ini, kalian pun diberkati tekat untuk

mengenal liku kehidupanku hingga pada lembar

terakhir. Amin.

Perlu kita tahu bahwa kita disini merupakan

orang-orang yang beruntung telah diberi kehidupan

yang tiap lembarnya merupakan petualangan, tak

terlepas dari perlindungan dan kasih sayang-Nya, Tuhan

yang Maha Esa

Page 6: Autobiografi Monareza SMAN 70

Autobiografi ini telah

disahkan oleh:

Bapak Yusuf, S.Pd.

Autobiografi ini aku persembahkan

kepada keluarga kecil yang Ku cintai, atas

Page 7: Autobiografi Monareza SMAN 70

dukungan untuk segala aktivitas yang

kujalani, guru-guru yang telah

membimbingku hingga detik ini dan nantinya

akan tetap membagi ilmunya untuk anak

didiknya, teman dan kerabat dekat yang

sangat ku sayangi, teman-teman

seperjuangan yang selalu ada disampingku,

dan untuk Tuhan yang Maha Esa, karena

melalui buku ini aku dapat menikmati kilasan

kehidupan yang telah berhasil ku lalui, untuk

setiap perjalanan sulit dan kerikil yang ku

lewati, atas segala berkat yang Ia berikan di

tiap sela kehidupanku.

Sambutan Orang Tua

Page 8: Autobiografi Monareza SMAN 70

Kata PengantarPuji dan syukur penulis panjatkan atas rahmat

dan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan

rahmat-Nya, autobiografi ini akhirnya terselesaikan.

Page 9: Autobiografi Monareza SMAN 70

Autobiografi ini mengilas kehidupan penulis.

Autobiografi ini berjudul “Aku Dan Cerita”.

Autobiografi ini penulis tujukan untuk para

pembaca yang ingin mengetahui bagaimana lika-liku

hidupku atau hanya sekedar mengenalku. Tiap insan di

dunia memiliki cerita yang berbeda, baik berbeda nasib

atau hanya dengan penyampaian, hal itu menjadi

berbeda.

Semoga kalian para pembaca dapat menikmati

ceritaku dan dapat menjadi sebuah inspirasi yang dapat

bermanfaat untuk kalian ke depannya. Terima kasih atas

waktu dan kesempatannya.

Page 10: Autobiografi Monareza SMAN 70

Jakarta, Mei 2009Penulis

Gadis & Anak Laki-Laki

Gadis dan laki-laki itu bertemu di pertengahan,

karena jarak yang membentang antara kedua kampung

halaman mereka cukuplah jauh. Pasangan kecil ini

berasal dari pulau yang berbeda, dari dua pulau besar di

Indonesia.

Page 11: Autobiografi Monareza SMAN 70

Si Gadis bernama Sakinah, dilahirkan pada 31

Desember 1965 di Kebumen, Jawa Tengah. Orang

tuanya Ibu Marikem dan Alm. Bapak Sumiharjo. Paras

gadis itu terlihat feminin pada masa remajanya dari

foto-foto album yang sedang kulihat sekarang. Ia

merupakan gadis pribumi, keturunan asli Jawa. Ia anak

bungsu dari 5 bersaudara. ia mengawali pendidikannya

dari Taman Kanak-kanak hingga SMA – SDN Rangkah,

SMP PGRI Buayan, Sma Purnama Gombong (jurusan

IPA). Setelah lulus SMA, gadis ini merantau ke Jakarta

pada tahun 1988. Ia tinggal bersama kakak tertuanya

yang telah beristrikan gadis asal Bugis, di Tg. Priuk,

Jakarta Utara. Tepat disana lah ia berkenalan dengan

seorang laki-laki – masa pertemuan – umur laki-laki ini

terpaut 2 tahun di atasnya. Setelah 2 tahun saling

menjajaki, hubungan mereka berlanjut ke jenjang

pernikahan.

Laki-laki itu bernama Darwis Nur. Ia lahir di

Pangkep, 14 November 1963. Orangtuanya Bapak Muh.

Nuru dan Alm. Ibu Hamsiyah. Ketika remaja, ia bertubuh

Page 12: Autobiografi Monareza SMAN 70

tinggi dan sedikit berisi. Ia merupakan anak ke-3 dari 7

bersaudara(banyak ya ). Ia tinggal di tempat

kelahirannya bersama orang tuanya. Demikian, ia

melalui hari-hari masa pendidikanya – SDN no.17

Boddie (1971-1977), SMPN Segeri (1978-1980), SMA

Makassar (1981-1984).

Setelah menyelesaikan pendidikan di tingkat SLTA, ia

melanjutkan study nya ke Akademi Pelayaran tahun

1985-1986 di Ujung Pandang. Selesai tahap pendidikan

disana, ia mendapat pengalaman untuk berlayar 2

tahun ke luar negeri. Saat itu, jabatanya masih Mualim I.

Pada tahun 1988, ia kembali dan memutuskan untuk

merantau ke Jakarta guna melanjutkan study S2-nya

(master marine). Disana pulalah ia berkenalan dengan

seorang gadis, sesama perantau – masa pertemuan –

hingga 2 tahun kemudian mereka beranjak ke

pelaminan.

Kehidupan kedua remaja itu mengawali cikal

bakal Ayah dan Ibuku.

Page 13: Autobiografi Monareza SMAN 70

Masa Pertemuan

Mama dan Papa – begitu aku memanggil ayah

dan ibuku – bertemu 21 tahun yang lalu, tahun 1988.

Kala itu orangtuaku masih remaja, keduanya sama-sama

merantau ke Jakarta.

Pada bulan agustus tahun 1988, mereka

dipertemukan ketika sama-sama sedang berada di

rumah Bude dan Padeku di daerah Tg. Priuk, Jakarta

Utara. Mama, kala itu merantau untuk mencari

pekerjaan, sedangkan Papa memilih untuk merantau

melanjutkan study mastermarine-nya. Orangtuaku

berkenalan dan saling curi pandang, begitulah yang aku

dengar dari mereka.

Kala itu, di rumah Bude juga tinggal Om Agus

Kasad yang merupakan teman satu sekolah Papa. Selain

itu ada Mba Dewi dan Mas Agung, anak Bude dan Pade

yang juga kakak sepupuku. Mba Dewi kala itu masih TK

mungkin umurnya sekitar 5 tahun sedangkan Mas

Agung masih berumur 2 tahun – aku? Belom lahir

Page 14: Autobiografi Monareza SMAN 70

Awalnya, sebelum mama – gadis itu –

mendapatkan pekerjaan, bantu-bantu Bude dalam

pekerjaan rumahnya, terkadang malah Mama yang

antar jemput Mba Dewi ke sekolah. Waktu itu, Pade dan

Bude berumur sekitar 30-an – sekarang umur mereka

sudah menginjak kepala 5.

Dalam tahun itu juga, mama sudah kerja di

sebuah perusahaan garmen dan Papa mencari

pengalaman dengan berlayar setahun ke Taiwan. Papa

melanjutkan sekolahnya untuk mengambil S1 di AIP

Jakarta setelah mendapatkan modal dari hasil kerjanya

sendiri.

Ternyata, sebelumnya orangtuaku yang saat itu

masih berusia 20-an, sudah saling mencuri pandang –

berdasaran apa yang aku dengar dari Mama – dan tak

lama setelah masa perkenalan mereka berdua pun

pacaran. Saat itu mereka berdua terpisah jarak yang

cukup jauh – antara Taiwan dengan Jakarta -. Satu-

satunya cara mereka berkomunikasi adalah dngan

Page 15: Autobiografi Monareza SMAN 70

surat-menyurat, karena Mamaku mengaku handphone

belum beredar saat itu.

Ketika Papa pulang dari berlayar, beliau kembali

mengambil sekolah S2-nya (master marine). Sambil

menyelam minum air, 2 bulan setelah hari awal di study

lanjutnya, Papa menikahi mama. – Finally, they’ve got

married.

Page 16: Autobiografi Monareza SMAN 70
Page 17: Autobiografi Monareza SMAN 70

Masa penjajakan orang tuaku -_____-

Mama k Papa dan pernikahan mereka

KelahirankuIbu melahirkanku dengan segala perjuangan. Aku

merupakan anak kandung dari pasangan Sakinah dan

Muhammad Darwis. Namaku Monareza Restantia Shirly

Darwis. Berikut perbincangan mengenai asal-usul

namaku.

Percakapan dilakukan di mobil, aku duduk dibangku

depan berada di samping mama.

Page 18: Autobiografi Monareza SMAN 70

Mona : Ma, kenapa mama ngasih aku nama Monareza?

Mama : Gak tau sih, mama kira namanya cantik.

Mona : Hem, iseng aja Ma maksudnya?

Mama : Haha (tertawa kecil lebih mirip meringis).

Waktu itu papa gak mau ngasih nama, yasudah

mama waktu itu ga terlalu ngerti nama menurut

agama, yaudah mama mikirnya punya anak

namanya cantik, seneng.

Mona : Haha oh okee ..

Aku lahir di Rumah Sakit Islam PKU

Muhammadiyah Gombong. Aku dilahirkan vakum

secara normal. Dengan panjang 50 cm dan berat 3,3 kg

(ukuranku saat dilahirkan merupan yang terkecil

dibanding ke-2 adikku). Aku bergolongan darah O sama

seperti orangtua dan kedua adikku. Golongan darah

yang universal. Aku dapat berjalan pada umur 12 bulan.

Aku mendapatkan gigi pertamaku pada umur 10 bulan –

kata mama aku termasuk cepat memiliki gigi.

Page 19: Autobiografi Monareza SMAN 70

Masa kecilku yang tertera di album-album foto

mama dangat dipenuhi keceriaan. Dulu mama sering

membawaku keliling Nusantara ikut dengan papa yang

sedang berlayar. Hal-hal tersebut tentu aku lakukan

sebelum aku 5 tahun, sebelum TK. Di kenangan masa

kecilku, aku juga menemukan boneka-boneka yang kini

susah tak pernah aku lihat lagi, boneka beruang coklat

dan boneka Barbie-barbie an ku masa kecil. Entah

dimana keberadaan teman mainanku sekarang. Dan

fakta yang membuatku kagum adalah dahulu mama

adalah seorang yang kurus – berbeda dengan sekarang

badan mama sudah membesar jauh karena faktor

kelahiran. Begitu juga papa , beliau ganteng pas muda

hehe. Kita liat perbandingannya (maaf ya mah,pah).

Namun, bagaimanapun mereka dimanapun berada,

kedua orangtuaku tidak akan hilang jasa atas kasih

sayangnya di hati dan ingatanku.

Page 20: Autobiografi Monareza SMAN 70

TAMAN KANAK-KANAKPendidikan formal pertamaku, aku jalani di TK

Pertiwi semasa aku dan keluarga masih tinggal di Jawa

Tengah. Di tempat asal mamaku sembari menunggu

papa kembali dari berlayar. Ketika aku berumur 4 tahun,

orang tuaku mendaftarkanku masuk TK A. Namun

beberapa bulan bersekolah, aku berhenti karena mama

memutuskan untuk ikut dengan papa berlayar ke luar

negeri. Setelah beberapa bulan bersama papa di kapal,

kedua orang tuaku kembali pulang ke Indonesia,

kembali ke Jawa dan meneruskan masa TK-ku. Aku

melanjutkan ke TK B di TK yang sama.

Mama dan keluarga menilaiku seorang gadis

kecil yang lincah. Aku senang bergaya, menari,

Page 21: Autobiografi Monareza SMAN 70

berdandan, juga berfoto ria. Aku teringat ketika aku

berpura-pura mengantuk apabila sudah waktunya

belajar, tentunya agar mama menyuruhku untuk tidur

dan bebas dari kata belajar. Dan karena waktu itu TV

berada di ruang keluarga yang tepat terletak di

seberang kamarku, aku tak jarang mengintip agar bisa

turut menonton TV. Sering kali ya ketahuan Mama dan

2 pilihan dijatuhkan kepadaku: belajar atau tidur.

2 kawan kecilku bernama Eva dan Mela.

Layaknya 3 sekawan, kami saling menghampiri ketika

ingin berangkat sekokah, belajar, bermain bersama dan

banyak hal lagi yang kami lakukan. Kami sering mandi

bareng (hehe ya namanya anak kecil, mandi di rumah

orang tuh lebih terasa menyenangkan).

Oya aku mau mengakui suatu hal, di rumahku

yang dulu – di Jawa – terdapat 2 kamar mandi – satu di

kamar Mama dan satunya di dekat dapur. Kamar mandi

dekat dapur cukup besar dan di dalamnya terdapat bak

air besar yang cukup panjang sekitar panjang orang

Page 22: Autobiografi Monareza SMAN 70

dewasa dan cukup lebar. Karena hal tersebut, aku sering

asal nyemplung ke dalam bak air tersebut hehehe

(maklum ya dulu belum ada kolam renang dan bak

mandi modern – bath tub), yang notabene pasti setelah

aku mandi dan nyemplung di dalamnya kamar mandi

tersebut dipakai lagi oleh orang lain. Aku pikir lumayan

sambil renang.

Cerita selanjutnya, tahun-tahun masa papa

masih berlayar aku dan mama sering menyusul naik

pesawat dan tinggal untuk sementara waktu sandar

papa di kapal. Aku ingat mama sering marah-marah –

saking berlebihnya – ingatan masa kecilku bilang dulu

aku pernah liat satu kamar di kapal penuh Koran-koran

bekas robekan mama. Tapi aku akui, mamaku yang

Page 23: Autobiografi Monareza SMAN 70

langka dan satu-satunya ini kalau marah memang

seram.

Dulu aku ingat pernah diajarkan bikin orang-

orangan dari kertas warna-warni – yang aku lupa

namanya, kertas lipat pokoknya – sama Om Bule. Dulu

kebetulan kru di dalam kapal papa bercampur suku

budaya dan kewarganegaraan. Seingatku ada Filiphine

juga Vietnam dan papa sendiri mewakili Indonesia.

Untuk info aku sering kejedud ujung lemari di kapal

karena aku menangis sambil berjalan.

Page 24: Autobiografi Monareza SMAN 70

Dikapal

Page 25: Autobiografi Monareza SMAN 70

SEKOLAH DASARDi TK, aku dan teman-teman telah belajar

menulis dan membaca. Kini kami melanjutkan ke

jenjang Sekolah Dasar. Tahun pertama sekolah dasar,

aku menghabiskan hari-hariku untuk SDN Rangkah, di

satu kota di Jawa Tengah. Aku mulai mengenal banyak

orang. Jarak SD ke rumahku tidak terlalu jauh, cukup

dengan hanya berjalan kaki atau naik sepeda. Eva dan

Mela juga masuk ke SD yang sama denganku. Rutinitas

berangkat sekolah bersama pun masih berlanjut. Kami

juga berada di kelas yang sama. Prestasiku kala itu

terbilang cukup baik. Kami semua bersaing

mendapatkan juara kelas. Persaingan ketat membawa

aku, Eva dan Mela pada urutan 3 besar. Betapa

senangnya aku kala itumendapat juara pertama di kelas.

Kelas 2 orang tuaku memboyongku ke Jakarta.

kami membeli sebuah rumah di kawasan Perumahan

Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Rumahku bertempat

di Jln. Dahlia 1 no. 65. Aku dan keluarga kecilku

Page 26: Autobiografi Monareza SMAN 70

meninggalkan Rangkah dan seluruh teman-temanku.

Aku merindukan mereka namun aku siap untuk segala

kehidupan baru. Kelas 2 caturwulan I, aku terdaftar

menjadi siswi SDN Sukaresmi, Hyundai, Lippo Cikarang.

Namun karena SD tersebut dinilai kurang bagus

oleh orangtuaku, aku kembali dipindahkan. Caturwulan

2 di tahun ajaran yang sama, aku telah terdaftar

menjadi siswi SDS Karya Iman. Memang benar adanya

sekolah baruku ini dikenal dengan kualitas pengajaran

yang baik. Murid-murid disini sungguh dididik untuk

disiplin (terutama dalam mengerjakan PR segubraknya).

Kala itu aku dan teman-teman memakai seragam putih

merah lengkap dengan dasi dan sepatuh hitam

polosnya. Di SD-ku juga diwajibkan untuk menulis

menggunakan huruf tegak bersambung.

Lucunya dulu, ada hukuman berupa dasi botol

dan dasi daun bagi anak-anak yang tidak memakai

dasinya dengan alasan apapun. Suatu ketika aku sendiri

mengalaminya. Aku lupa akan dasiku dan yah,

Page 27: Autobiografi Monareza SMAN 70

hukumannya memakai dasi botol yang merupakan

kumpulan dari botol yakult dan disambung hanya

dengan tali rafia. Rasanya memalukan sekali jalan dan

bermain di koridor kelas dengan kalung tersebut. Lain

halnya dengan dasi daun lebih memalukan dan sangat

unik karena hanya bermodal dengan daun siap saji(dari

pohon palem) dan direkatkan hanya dengan lakban

coklat besar.

Aku berada di lingkup yang tidak terlalu besar

dan memungkinkan kami satu angkatan dekat satu

sama lain. Hanya terdiri dari 2 kelas yang masing-masing

kelasnya berjumlah 25-30 orang. Sebuah lingkup kecil

apabila aku bandingkan dengan lingkungan ku saat ini.

Tiap tahunnya sekolahku mengadakan pensi dan

wisata bersama. Prestasiku terbilang cukup baik,

dengan persaingan yang terbilang cukup ketat, aku

berhasil mendapatkan posisi 5 besar tiap semesternya.

Namun ketika di kelas 4 peringkatku menurun hingga

hanya berada di peringkat ke 6.

Page 28: Autobiografi Monareza SMAN 70

Mamaku sendiri tidak akan puas dengan nilai

yang kudapat hanya mencapai angka 7(pas-pasan). Aku

teringat dulu aku pernah menyembunyikan kertas

ulanganku yang mendapat nilai merah. Karena

prosedurnya setiap kertas ulangan yang diberikan harus

ditanda tangani oleh orangtua. Dan seketika mamaku

mengetahuinya, betapa “naas” diriku. Hahaha ketahuan

mama, kertasku dirobek seketika karena nilaiku(jujur)

hanya mendapat 5.

Pada tahun 2005, aku sempat mendapat

sertifikat dari City Musik, sebuah lembaga les musik

yang aku ikuti. Aku les piano disana namun berhenti di

kelas 6, dan tidak melanjutkannya lagi karena aku

tinggal di Jakarta, bersama bude ketika masuk SMP.

Saat itu, aku bermain music klasik. Aku jadi ingin

melanjutkan les lagi.

Memasuki kelas 5, elajaran yang kuterima

semakin sulit. Hingga menjelang kelas 6 aku sudah

memantapkan diriku untuk mengikuti bimbingan belajar

Page 29: Autobiografi Monareza SMAN 70

di kelas 6. Aku di ‘genjot’ belajar oleh mama. Naik kelas

6 aku mengambil bimbingan belajar Primagama di dekat

rumahku, masih di kawasan Lippo.

Ketika aku duduk di kelas 6, sosok guru wanita

yang disiplin mengajarku. Beliau merupakan wali

kelasku. Saking tegas dan disiplinnya aku dan teman-

teman takut sekali apabila tidak mengerjakan PR –

dengan cara bagaimanapun yang penting selesai, haha.

Begitu juga bila yang terjadi adalah buku PR tertinggal.

Kebetulan kelas 6 berada di seberang kantor kepsek.

Sekolahku ini ber-letter O kotak. Dulu aku pernah di

hukum mengerjakan PR di luar kelas dan apa yang

terjadi selanjutnya adalah Ibu Sulastri – kepala

sekolahku – mendatangi dan menegorku. Keringat

dingin terkadang muncul bila berdekatan dengannya

seiring dengan rasa bersalah atas kesalahan yang

kubuat.

Ujian Nasional pun tiba, ketika akhirnya perang

pun dimulai. Aku harus menyelesaikannya. Disusul

Page 30: Autobiografi Monareza SMAN 70

dengan ujian-ujian praktek yang sebelumnya telah

diawali dengan beberapa tryout kami dimatangkan.

Sehingga ketika waktunya…………

LULUS 100%

Wah dan dengan bangga NEM ku mencapai rata-rata

yang tinggi dengan segenap usaha yang telah ku

lakukan. Aku meraih peringkat ke-3 di jajaran NEM

tertinggi di SDku. Jumlah NEM-ku kala itu, 68,90 dengan

8 mata pelajaran yang di ujikan tertulis dan 53,80

dengan 7 mata pelajaran yang diujikan praktik. Dulu aku

belajar Bahasa Sunda loh hehehe karena sekolahku

termasuk dalam lingkup Jawa Barat. Aku kira foto-foto

kenanganku kala SD sudah tak bersisa, untungnya masih

ada dipegang mama hehe.

Fotonya di balik lembar ini…

Page 31: Autobiografi Monareza SMAN 70

Foto bersama – kenangan kala SD

SD kelas 5

Page 32: Autobiografi Monareza SMAN 70

SD kelas 6

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Setelah mendapat ijazah lulus dari sekolah dasar,

aku melanjutkan ke jenjang SMP. Kala itu, Karya Iman

adalah satu-satunya sekolah yang ku inginkan karena

yang ku ketahui, mayoritas teman-teman SD-ku

melanjutkan sekolah disana. H-3 tahun ajaran baru, aku

terkejut ketika mamaku memutuskan untuk

mendaftarkanku ke sebuah sekolah negeri di Jakarta.

Page 33: Autobiografi Monareza SMAN 70

Apa daya aku harus menurut – And nothing I can do when

My Mom have decided.

SMP Negeri 55 di bilangan Jakarta Utara, sekolah

dimana akhirnya aku menjalani tahun pertama masa

SMP-ku. Jauh dari rumah, aku tinggal bersama budeku

di kawasan Martadinata, Tg. Priuk. Lingkungan yang

kutemukan sangatlah baru bagiku. Sekolahku cukup

lbesar untuk menampung 3x360 anak.

Disana aku bertemu teman-teman baru,

beberapa menjadi semakin dekat layaknya sahabat kala

itu, Anindy, Nindy, Fani, Ijah, Ayu, Ririn, Elsa, dan Vera.

Kami bergabung dan membentuk sebuah kelompok,

kami namai Mavia Kids. Nama ini diturunkan dari senior

kami yang merupakan sepupu dari Fani.

Aku mengikuti eskul Paskibra kala itu. Ketika

mendekati bulan agustus tahun berikutnya aku sekolah

disanam aku bersama tim paskibraku berlatih keras

untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih hari

Page 34: Autobiografi Monareza SMAN 70

kemerdekaan nanti. Tapi sayangnya di tahun ajaran

berikutnya, kelas 8, aku pindah sekolah.

SEKOLAH BARUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU LAGI

SMPN 30 Jakarta, sekolah baru dimana aku

menghabiskan waktu belajar 2 tahun disini. Hari

pertama masuk sekolah baru, aku bertemu beberapa

temana – Lutfi, Dina, Anis, Indah, Vega – yang

sebelumnya telah ku kenal dari Nurul Fikri dadn LIA –

tempat lesku. Aku cukup sedih dan rindu akan SMP

lamaku tapi sudah dari lama juga aku menginginkan

untuk bersekolah disini. Kala pertamaku pindah sekolah,

aku seringkali mengunjungi teman-teman Mavia Kidsku.

Namun, lama kelamaan frekuensi bertemu kami

berkurang karena jarak. Sekali dua kali kesempatan

kami bertemu.

SMP adalh masa-masa suka tawa dan duka, tak

jarang terdapat perselisihan dari kecil-kecilan hingga

perselisihan besar baik antar teman, sahabat, begitu

juga antar kelompok.

Page 35: Autobiografi Monareza SMAN 70

Hari-hari awalku di sekolah ini ditemani Andani.

Ia sekelas dan sebangku denganku di awal kelas 8. Ia

gadis yang lincah dan bersuara sedikit melengking.

Andani yang ku kenal sangat menyukai kerropi kala itu.

Ia mengajakku berkeliling sekolah dan mengenalkanku

kepada seisi smpku yang dekat dengannya. Sebelumnya

aku sendiri telah memperkenalkan diri di depan kelas

dan kebetulan di kelas baruku terdapat 8 anak baru lain,

seingatku. Selain Andani, aku mengenal Mega – biasa

dipanggil urat karena marganya, Alvin – seorang anak

baru yang berparas ‘belagu’ tapi seorang teman yang

tak kalah asik, David – ia se-SMA denganku sekarang,

haha bukanlah seorang baru di SMP ku, ia baik dan

cukup troublemaker, Ichal – seorang sahabat dan

pendengar yang baik, Hana, Stella, Yandhi, dan kawan-

kawan lain.

Hari-hari awal yang menyenangkan dengan

lingkungan baru yang cukup luas untukku. Kelas 8-9

yang ku diami cukup di blacklist oleh guru-guru yang

sempat mengajar disini. Dari anggota-anggota kelas

Page 36: Autobiografi Monareza SMAN 70

yang terbilang tidak gampang diam sampai kelakuan-

kelakuan yang biasa membuat guru takjub – takjub

dalam berbagai makna.

David kala itu menjadi sorotan guru karena ia

terbilang cukup buruk – menurut pandangan guru.

Temanku yang satu ini pernah tidak sengaja melempar

seorang polisi dengan botol kosong. Seingatku ia pernah

melukai seorang teman sekelasku juga, tapi secara tidak

di sengaja. Alvin, David, Ichal, Yandhi, dkk tak jarang

robek celana sekolahnya – karena kebo bunting dan

untungnya mereka semua memakai boxer haha. Aku

sendiri pernah disindir guru karena ketahuan bohong –

menyalin jawaban peer yang jelas-jelas aku tidak

menulis soalnya.

Prestasiku di kelas 8 terbilang sangat buruk di

kalangan prestasiku. Kala itu, aku mengakui aku tidak

terlalu focus dengan pelajaran, kebanyakan main –

maklum kelas8, 3 bulan bolos les – kala itu aku les di

Nurul Fikri(NF) . Nilai Try Out NF yang dikirim via pos itu

Page 37: Autobiografi Monareza SMAN 70

sampai di tangan kedua waliku – Pade dan Bude –

hingga saatnya sampai di telinga orangtuaku, mereka

jatuh marah dan hampir memindahkan sekolahku lagi

dengan tujuan agar kedua oangtuaku dapat

mengontrolku. Tapi aku menolak tawaran orangtuaku

kali ini, dengan satu persayaratan yang diberikan,

prestasi ku harus naik.

Bersosialisasi di sekolah ini cukup sulit, di

angkatanku sendiriterbagi-bagi menjadi beberapa

kelompok. Seolah tiap kelompoknya berebut keeksisan.

Di pertengahan kelas 8, aku berteman dekat

dengan Karin, Eva, Jihan, Stella, Ayu, Dinda, Fia, dkk.

Ironisnya teman-teman dekatku terdahulu berubah dan

seiring waktu kami tidak dekat lagi. Aku cukup dekat

dengan yandhi kala itu dengan menghabiskan 2 tahun

sekelas.

Kenaikan kelas 9, tiap siswa datang ke sekolah

sehari sebelum masuk untuk mengetahui kelas dimana

setahun kelas 9 ia menjalani nantinya. Aku turut datang

Page 38: Autobiografi Monareza SMAN 70

karena di hari tersebut merupakan hari ulang tahunku

yang ke 14. Aku cukup kaget karena mengetahui diriku

berada sekelas dengan seseorang yang menjalin

hubungan tidak cukup baik denganku.

Kelas 9, aku mengejar nilai-nilaiku dan syukur

Alhamdulillah aku dapat mengejar bahan ujian nasional

yang ketinggalan akibat ulahku kelas 8. Aku mengambil

private di rumah – aku sudah berada di rumah

orangtuaku di Lippo Cikarang, ketika hasil Try Out ku

ketahuan. Karena hal tersebut juga jarak dari rumah ke

sekolahku cukuplah jauh dan berimbas kepadaku. Aku

naik bus umum sekarang karena tidak ada lagi yang

dapat mengantarku.

Cita-citaku kala itu adalah untuk dapat diterima

di sma yang kuinginkan – SMAN 70 saja yang kupikirkan.

Resah mendekati ujian nasional mengakibatkan aku dan

kawan-kawan harus belajar lebih giat dari Try Out yang

telah kami dapat di sekolah. Dari ketiga TO yang kami

dapat yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi yaitu

Page 39: Autobiografi Monareza SMAN 70

TO pertama. Dulu ketika hasil TO keluar pagi-pagi

keesokan harinya semua berlari ke arah dimana kertas

itu digenggam – pengalaman menyenangkan. Senang

sekali ketika tahu nilai kita sendiri terbilang tinggi dan

untukku pribadi aku cukup puas dengan hasil-hasil yang

kudapat karena aku bekerja sendiri dan merasa yakin

terhadap hasil yang kudapat.

Hasil NEM-ku keluar ketika usai perpisahan

sekolah. Aku yakin teman-teman merasakan hal sama

denganku, betapa berdebarnya jantung ketika

membuka nilai di secarik kertas di dalam sebuah

amplop putih berisi nilai yang menentukan jalan kami –

kemana kamu setelah ini. Aku mendapat nilai sempurna

dalam Bahasa Inggris, aku senang dengan hal itu walau

rasanya aku tak puas dengan hasil Matematika dan IPA-

ku. Hampir semua soal yang keluar dimata pelajaran IPA

pernah kudapat dan sudah berulangkali ku kerjakan.

Tapi ternyata apa daya, berikut hasil yang tertera di

lembar kertas tersebut

Page 40: Autobiografi Monareza SMAN 70

Bahasa Indonesia : 9, 50

Matematika : 9,25

Bahasa Inggris : 10,00

IPA : 7,25

Foto ini diambil kelas 8 akhir di Dufan dengan JJM

tersayang

Page 41: Autobiografi Monareza SMAN 70

Foto SMPku – SMPN 30 tercinta

Sekolah Menengah Atas

SMAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA

AAAA !!! Selepas pembagian hasil NEM tersebut, kakiku

terasa lemas. Aku sendiri merasa hopeless karena hasil

total nilai ujianku hanya cukup mencapai standard.

Tahun lalu batas nilai NEM yang diterima di SMAN 70

adalah 27,33 dengan rata-rata 9 ke atas. Aku hopeless

Page 42: Autobiografi Monareza SMAN 70

dan hampir menangis tapi aku merasakan ada peluang

untukku. Aku menelpon Mama untuk memberitahukan

nilai-nilaiku di perjalanan pulang dari kawasan

Sukabumi – kawasan dimana acara pelepasan

angkatanku dilaksanakan.

Pada tanggal 14 Juli 2008 aku memasuki

kawasan bulungan, sekolah baruku, SMAN 70 – finally

I’ve got it. Aku berdiri di tengah lapangan untuk upacara

sambutan bagi siswa-siswi baru di sekolah ini. Lama-

kelamaan lapangan dipenuhi dengan anak didik baru

yang berasal dari berbagi sekolah di Jakarta, ada juga

yang pindahan dari luar daerah dan pulau dengan

berbagai macam seragam yang ada. Di lapangan

tersebut aku bertemu dengan Meisya, ia dari Alazhar.

Kemudian aku juga mengenal Widya dan Neysha.

Setelah ketiga teman baruku ini, aku mulai banyak

mengenal teman yang lain. Namun apabila ku ingat

penilaian pertamaku tentang mereka sangat tidak

mewakili sifat-sifat teman yang telah jauh lebih ku kenal

sekarang. Seperti halnya Widya, gadis yang parasnya

Page 43: Autobiografi Monareza SMAN 70

terlihat cuek dan sedikit susah bersialisasi kala itu

adalah seorang teman dan pendengar yang baik –

dengan sifat cuek dan to the pointnya masih tetap

dominan. Ia juga seorang yang low profile.

Setelah sambutan, kami dilarikan ke lapangan

atas – merupakan lapangan bola dan dikenal dengan

lapangan TBC, acara MOS dikelola oleh Badan Pengurus

Harian (BPH) OSIS diketuai ketua MOS. Hari-hari MOS

disambut oleh tugas-tugas dan yel-yel pembawa

keceriaan.

Topi kerucut, segitiga Koran yang sekelilingnya

diberi pita kaset dengan ukuran 1,852cm seperti

rambut. Di tengah-tengah kerucut temple lingaran

karton hitam dengan diameter 9,573 sm dengan tulisan

kelas. Rambut harus dicepol, poni dejepit ke belakang,

tali topi dibuat dari kain perca, kerangka topi dari

sumpit.

Page 44: Autobiografi Monareza SMAN 70

1. Bawa Koran bekas, kertas hvs putih bekas,

atau buku putih tanpa sampul

2. Bikin essay tentang globalwarming – folio 2

halaman

3. Bawa snacks:

a. Minuman 6T

b. Snack sebuah mal terkenal di Jakarta

c. Roti murni

d. Minuman sari jeruk rasa apel

4. Bikin Nametag ½ Bola

5. Tugas/kelas

Bawa obat-obatan : lioron dicomlex, abotil 2,

visin 2, salep mata, oxygen, konterpain 1

6. Bawa makanan (brokoli, nasi, jagung, kacang

merah rebus, nugget dibentuk SMAN 70, dan

abon sapi sebagai batang pohon

Inilah tugas-tugas yang harus dikerjakan – haha

aku masih memiliki catatanya. Kakak-kakak MOS juga

sempat menugaskan kita untuk menulis 70 alasan

masuk 70 di belakang nametag yang dibuat – tapi untuk

Page 45: Autobiografi Monareza SMAN 70

kaliini aku hanya menulis beberapa alasan sekitar 15

tapi aku gak ketahuan.

Dalam hari pertama itu juga, tiap-tiap dari kami

semakin mengenal bagaimana sekolah ini. Ke-

senioritasan di sekolah ini terasa cukup kental. Tujuh

puluh disebut hujut hulup. Ayas Hujut Huluuuuuuuup!

Utas, aud, agit begitulah yang kami kenal. Oh ya,

bahasa ini cirri khas 70 disebut asahab kilab. Tebak apa?

Ya yang anak Bulungan oasti tahu, hehe namanya

bahasa balik. Di lingkungan baruku ini berlaku nama

angkatan. Dan pada 22 Oktober 2008 PASOPATI 70

terbentuk. Dan dilahirkan sebuah pasangan tak

ketinggalan PLAVETA 70 paad 27 Maret 2009.

Bulungan Cup (BULCUP) X merupakan projek

BPH tiap tahunnya. Semua saling bantu membantu

dalam pengumpulan dana. Aku menjadi salah satu utas

dana kala itu. Dari berjualan es buah – saat buka puasa -

di kawasan belakang Alazhar hingga mendatangi

seorang bule. Banyak cerita lucu, asik, memalukan juga

Page 46: Autobiografi Monareza SMAN 70

disini jadi dengan bermodal proposal kami harus

bersaha pasang muka tebal dan menggunakan kalimat-

kalimat yang baik dan benar.

Ketika aku dan Jeje, teman seperjuanganku dari

zaman Bulcup hingga sekarang, sedang berjualan es

buah selepas magrhib di kawasan Alazhar, kami

melangkahkan kaki kemana pembeli berada. Awal yang

baik kami mendapat sambutan yang baik dari pembeli

dan penjual sekitar. Namun ketika kami berpindah ke

tempat makan di seberangnya, aku dibentak oleh

seoang penjual minuman di dekat tempat makan

tersebut, ia melakukanya karena menurutnya kami

merebut kesempatannya mendapat pesanan minuman

dari pembeli sekitar. Haha aku dan jeje spontan kaget

dan langsung melarikan diri ke tempat semula – maaf ya

Pak. Lain lagi ceritanya, ketika aku, Jeje, dan Dila

mencari dana di sebuah mal besar di bilangan Jakarta

Selatan, kami berhadapan dengan bule. Ya syukur-

syukur bertemu alumni 70 yang ingin mendonorkan

Page 47: Autobiografi Monareza SMAN 70

dana lebih. Kami pun turut ikut senang mendapat

sambutan dalam penggalangan dana Bulungan Cup.

Oh ya, aku mengikuti eskul Band dan Trads 70.

Aku sangat ingin menjadi seorang vokalis tapi apadaya

karena kurangnya koordinasi pembentukan group,

sampai saat ini aku belum ditempatkan dan

menempatkan diriku di group tertentu. Teman bandku

yaitu Laras, Befa, Tessa, Kopong, Unyil, dkk. Aku sempat

menghadiri acara perkenalan (Peper Band di rumah

Laras) dengan senior band kala itu sekitar bulan

Agustus.

Di sisi lain, aku terbilang aktif di Trads 70, pada

awal-awal mendekti Gelar Kreatifitas (GK), aku menari

saman di event tersebut setelah melewati beberapa

penyaringan. Setelah audisi saman GK, terdapataudisi

tim Saman yang terbentuk dari 20 penari. Dulunya

ketika ada demo eskul di akhir MOS, aku sangat ingin

masuk tim betawi. Tapi aku merasa ingin mencoba

menari saman, modalku hanya kemauan dan

Page 48: Autobiografi Monareza SMAN 70

kemampuan menariku yangsudah jarang sekali diasah.

karena sebelumnya aku belum pernah menari saman.

Melewati beberapa audisi aku masuk ke 20besar yang

berarti tim saman telah terbentuk. Bersama yang

lainnya aku berusaha menjadi tim yang kompak dan

solid. Tak ketinggalan tim betawi yang akan menyusul

sebentar lagi.

Aku sempat menjadi peserta GA tahun ini, GA ke

21 pada tanggal 27 – 1 Maret. GA ke 21 ini merupakan

tanggung jawab BPH 2008-2009. GA singkatan dari Gladi

Anggota, yaitu tingkat kadarisasi pertama untuk

diarahkan menjadi seorang pemimpin mewakili BPH di

70. Aku pribadi ingin menjadi sorang Ketua Osis, ketika

SMP aku pasif dalam bidang ini. Namun semakin kesini,

aku semakin merasa mencintai SMA 70, dan hal

tersebutlah yang mendorong, memotivasiku untuk

mengikuti GA. Dan kini tahap kadarisasipun berlanjut ke

jenjang LDK, tahap kadarisasi kedua untuk mengarahkan

menjadi seorang pemimpin mewakili BPH dan ketua

Page 49: Autobiografi Monareza SMAN 70

eskul. LDK belum berlangsung namun diperkirakan

dalan bulan Mei ini.

Banyak sekali yang dapat didapat dari apapun yang kita

lakukan, termasuk dalam mencoba hal baru dimana kita

belum pernah turut berkecimpung. Segala sisi kehidupan

memiliki hikmah dan pesan yang tersembunyi hingga kau

dapat menyelesaikannya. Ikhlas, santa cekatan di

seimbangkan, tanggung jawab menjadi modal yang sangat

diperlukan agar diri kita dapat nyaman dengan apa yang kita

jalani.

Pembelajaran dari pengalaman-pengalaman tak

terlupakan, konflik, kesenangan menjadi modal untuk

apa yang akan kita jalani selanjutnya.

Cerita yang masih tertunda ………………….

Peper TRADS

Undangan-undangan agit -____- cukup menguras uang&tenaga! Langsung ke foto aja yaaa!

Page 50: Autobiografi Monareza SMAN 70
Page 51: Autobiografi Monareza SMAN 70

Cerita yang masih tertunda ………………….

Sebelum Pengukuhan TRADS

Tugasnya adalah foto di lampu merah saat lampu sedang

menyala kuning dan harus terlihat mobil-mobil yang berlalu

lalang dengan dandanan ibu gila menyusui – tidak boleh foto

di rumah. 1 …2….3

Page 52: Autobiografi Monareza SMAN 70

Cerita yang masih tertunda ………………….

Pengukuhan TRADS

Pengukuhan Trads gambar yang cerita aja, yang pasti ini

mengoyak iman – hehehe engga deng lebay. Yang pasti

banget ini menguras keringat, keberanian, dan kenekatan.

Hehe siapkan diri buat yang bakal dikukuhin nanti haha. Love

banget deh 70 ku sayang…..

Page 53: Autobiografi Monareza SMAN 70

Cerita yang masih tertunda ………………….

Pembentukkan PLAVETA 70

A:ayooooooooooooooo kumpul ayo

B:dimana-dimana, mencar

A:oke gue hubungin ya nanti

B & C:jangan lupa yang lain

Hahaha ayo tebak ini perbincangan singkat apa? Haha sama

seperti Pengukuhan Trads memerlukan keringat, tenaga,

keberanian, komunikasi, dan otak.

Dapeeeeeeeeeeeeeeeeeet nama! Wah senangnya tidak

ketulungan! Pelukan haru haha “makasiiii kaaaaaaaaaaaak!”.

PLAVETA 70 – Perempuan Andalan Seventy Milik Pasopati

Bulungan.

Page 54: Autobiografi Monareza SMAN 70

Harapan dan Cita-CitaCita-citaku dari dulu hingga sekarang masih

bervariativ. Aku ingin menjadi seorang dokter, penyanyi,

psikologi, dan orang yang berjiwa sosial. Namun di tiap

cita-cita yang kita impikan membutuhkan perjuangan,

pengorbanan, dan usaha. Sekarang ini aku ingin masuk

IPA, dan nantinya kemana pun aku akan mengarahkan

diri, aku ingin menjadi apa yang benar-benar

merupakan panggilanku. Masuk ke perguruan tinggi

yang diinginkan dan menjadi orang yang sukses.

Aku berharap dapat menjadi anak yang soleh,

dapat beradapatasi dengan baik, memiliki hidup yang

berwarna dan dapat melakukan yang terbaik untuk

diriku dan orangtua. Karena nantinya juga kewajibanku

adalah membahagiakan orangtua.

Aku sangat mencintai sekolahku ini – SMAN 70.

Page 55: Autobiografi Monareza SMAN 70

Cindy: hallo ini aku ade nya kak mona O iya aku mau cerita tentang sivat-sivat kak mona

::::: kak mona itu orangnya cerewet,manis,banyak ideGalak.suka marah-marah(sering banget)(hahahaha)

Ca(x-i)no

Mona itu orangnya gak bisa diem, kalo lagi jam pelajaran main’n rambut terus, kalo bercanda sama rea, nabila, mutia, oiya sering diledekin pacaran sama Chandra jadi salting berdua.. haha.. – akbar

Mona itu murah senyum, gak gampang marah, sering ngobrol, baik, anak Lippo Cikarang (bener gak sih? Luap gw) banyak temennya … - adhim

Mona itu cewe, sering senyum, pinter, sering ngobrol, jadi panutan gw sebagai orang yang baik… terus jadi orang yang ramah ya… - tito

Haha gue tau nih, yang punya ketawa yang khas, rajin, ramah, murah senyum juga ih. Tugas selalu dikerjain, ckck. Sukses ya Autobiografinya ye – Gazade

Page 56: Autobiografi Monareza SMAN 70

Mona itu rajin bgt, murah senyum, sering sapa tiap pagi atau kalo ketemu. Sumber catatan kalo gue gak nyatet. Baik juga lembut. – delfian

Mona itu cewe, rajin menabung dan soleha (loh). Sering sapa tiap ketemu, tugas selalu dikerjain, anak lippo cikarang, sering diledekkin pacar sama Chandra,nmain2 rambut terus, penutan sebagai orang baik, ga gampang marah, banyak temannya, suka klakson, ga bisa diem kalo jam pelajaran – Bona

Ni orang emang GA, LDK, fighter bgt deh. Haha. TOA juga, kalo ketawa cirri khas bgt. Yaa sukses ya autibiografi sm GA dan LDK nya. – kodung

Orang ini setia pada GA, LDK niat dah. Suaranya cempreng banget. Pinter bersemangat terus ye LDK nya. - Ageng

Mona itu murah senyum, suka ketawa, ramah, baik bgt, cantik, pinter bgt, rajin, pinter ngomong, CENGENG hehe, tukang makan, suka berisik, hehe oke? – Muthia

Gak pernah gak ketawa, mudah terharu sama nangis (kaya gue, hahaha), rajin ngerjain PR, heboh, berisik, cantik, pinter, bekel makan siang bawanya banyak banget, hahaha, bisa mensupport orang, Thx ya Mon !!! – Rea

Mona orang yang rajin sedunia! Hahaha. Rajin bawa bekel juga haha. Kadang repot, heboh, gak jelas tapi kocak. The best deh Mona! –Dita

Page 57: Autobiografi Monareza SMAN 70

Mona hobi ketawa! Haha murah senyum :D, pinter, rajin, TOA, heboh, gila! Tapi mona cantik kok (cieh cieh) TOP deh buat Mona – Neysha

Mona pinter, ramah, gampang nangis, heboh kalo baru dateng, ketawanya heboh juga, suka teriak2, genjot samanya HEBOH banget, Mona juga baik!! Asik deh pokoknya! Pipit

Mona itu heboh banget, cantik, rajin, baik, suka bantuin orang, suka ketawa dan senyum. Hehe. Asti

Mona??? Hemm… baik banget, lebai banget, rajin banget, PD, heboh, rajin… terus cengeng, gampang nangis sampe gw ikutan nangis… hihihi.. one message for you: jangan suka mukul2 orang lagi, SAKIT tau, gw korbannya huhu satu lagi ding, jgn suka kayak welas yak.. haha Deriqqa Mawwadah

Mona, si ejeng yang ketawa mulu terus suka banget senyum-senyum. Ngomong sambil senyum, makan sambil senyum, apa-apa sambil senyum jangan2 pipis aja sambil senyum haha. Mona rajin banget, PR sebanyak apa pasti dikerjain, kalo dia belum ngerjain rasanya aneh bgt. Rajin nyatet juga tapi gue ga mau minjem catetannya abis ga teratur haha... (komen widya dilanjutin) Mona, you’re one of angel yang ada disekitar gue haha. Lo itu sangat-sangatlah baik mon. Menurut gue malah lo itu sebenernya terlalu baik mon mau marah aja kayanya susah apa malah ngga bisa mon? Menurut gue juga lo itu terlalu lembek juga mon, lo selalu mengalah gitu mon dengan orang lain. Tapi lo itu gigih mon untuk mendapatkan sesuatu yang lo inginkan ya contohnya aja BPH, lo sangat gigih dan optimis buat menjadi

Page 58: Autobiografi Monareza SMAN 70

salah satu dari BPH. Gue juga suka semangat lo untuk pergi ke sekolah dari rumah lo yang sangat-sangat jauh. Ngga cuma pas hari sekolah, buat urusan-urusan diluar pelajaran kaya ekskul, macem-macem gitu juga. Lo juga kaya rela berkorban gitu ya mon, salut gue. Lo juga orang yang mau mendengarkan curhat orang dengan baik dan lo juga bisa jaga rahasia orang. Terus ya mon, lo kaya segenan (suka ngga enakan) gitu sama orang lain. Tetep jadi diri sendiri aja ya mon, ngga usah ngikutin orang lain okay. Love youuu, Widya oke tengab haha – Widya Oke!

Mona itu anknya heboh, suka cengengesan, jago ngomong, rambutnya bagus, suka toa, jago saman, kalo ketawa bikin orang pengen ketawa juga oiya, suka ngomong “ya udahlah..” haha – Fitya

Mona itu:- Heboh- Baek- Asik- PD- Optimis- Ceria- Senyum terus- Toa- Itu aja ya dari gw, pokonya Mona the best deh- Jana

Mona itu baik banget, rajin ngerjain PR walaupun PRnya banyak banget, seuka senyum-senyum, ramah, heboh.. hehe MegisMona itu baik, senyum selalu, PD, optimis, berani, rajin, pinter, selalu menghadapi apapun ds senyuman, manis,

Page 59: Autobiografi Monareza SMAN 70

cantik, hobi bantuin orang, heboh, toa, gw salut sama lo bisa survive sekolah di 70 dg rumah lo yang jauh banget itu. Mona Ok deh pokonyaaa Mega K

Mona itu gendut gak slim kaya gue hahaha. Mona baik kok, dewasa, kalo ngedip lama banget hahaha – Gemma

Mona si cereweeet woo haha optimis bgt tapi jadi orang, suka senyuum terus all saya Akaka pinter juga terus rajin hihi jangan nangis lagi Mon kalo lagi orasi hahaha udah ah byee mon semoga masuk IPA! – Riri

Mona.. cerewet, senyum terus, dayanya aga’ jowo-jowo gitu de… tapi optimis abis dan….heboh – Mia

Mona in energik, manis, suaranya lantang, pinter, aktif, exist… senyum terus… (dah bawaan lahir yaa?) Ahahaha.. segitu aja dulu dari gw.. ^_^ – Ika

Mona!!!!!! Orang yg pertama gue kenal di SMA ahaha baik, ramah banget, waktu pertama kali gue ketemu dia bilan “pokonya nanti kalo gue jadi OSIS, pasti gue berantas tuh tawuran2” hihi lucu deh haha sukses ya canteeeeks – Meisya

Mona tuh.. Rajin banget, manis, toa, terus yaudah deh itu aja ahaha – Amanda

Mona mona mona, manusia yg hobby senyum dimanapun dia berada, cantik kok, pinter, kalo ngomong lucu, hahaha baik, kulitnya mulus (haha lebay deh) ya.. pokonya mona itu baik deh, semangat ya! – Intan

Page 60: Autobiografi Monareza SMAN 70

Mona: Baik banget, suka senyum, rajin banget kata Widya, cengeng banget, suka heboh sendiri, kalo curhat pasti tentang Yandhi, pasrah, kalo saman hot banget, rumahnya jauh banget di Lippo Karawang, pulang pergi naik bus, katanya orangnya pinter, iket rambutnya selalu berbulu-bulu, orangnya sibuk banget, gooluck ya Mon semoga jadi Ketua OSIS, Mona itu suka banget sama Beyonce haha sama kayak gue. – Dian

monaa a.k.a. jeng mon mon adalah calon ketua osis yang baikkkk pintar berorganisasi dan memotivasi temannya, anaknya baik, manis, agak kaya bocah gituu hehehe. monmon adalah teman yang siap membantu temannyaa saat susahh(contohnya akuu) hehehe. love you monnnnnn! - Christy Titi Tita whatever hehe

Mona itu baik hati, terus pemberani, calon ketua osis. Walaupun terkadang suka nangis tapi dia strooong loh haha. Anak saman juga loh dia:D - Annisa Putri Riana

Page 61: Autobiografi Monareza SMAN 70

mona mona mona itu apa ya..yg aku tau sih baik banget, sopan, murah senyum gitu. yg aku liat pertama kali udah bagus samannya dr kelompok 4 tuh ya kamu mon, cepet nangkepnya.udah tau lah aku, keterima saman pasti nih anak ciee haha. ah tp udah lebih jago nih dari aku, males ah males hahhaha candaa. trus dewasa deh kynya ya km mon? hm bentar lagi aud nih, mdh2an msk alam ya. teeruus jd penerus aku deeeh di alam 5! hihi acik. pokoknya biar bzl pvt sering ribut, kt selon2 aja ya moooon yaa. hmm apa lagi ya, oiya mona tuh slh satu utas favorit aku laaah ihiiy :) oke2, gitu aja yaa mon hehehe - Atika Qisty Desmawan (BZL)

Monaa itu pinter terus cantik terus baik..Aaaah pokoknya seru deh hahhahahahaOiyaa ketinggalan..mona tuh OSIS banget deh hihi - Asita Dewi

" Anak Saman

Mona tuh tegas gt,paling rajin latian saman diantara yg lain (termasuk gw HAHA) terus paling berani ngomong di saat2 tertentu gt ckck berani amat hehe udah ah daaaa - Metrianda Lagita

mona itu pinter rajiiiiiin bijaksana trs paling rajin nyanyi, genjot kl saman. trs dia itu baik deh, hmm pkoknya mona pemimpin yg oke hahaha xoxo - Rianti Wulandari

Page 62: Autobiografi Monareza SMAN 70

mona suaranya lembut terus senyum terus hahahaha – Antya Ratri Hanjani

mona itu co capt di saman hahaha suaranay lembut lemah gemualai gitu hahahha – Seivara Dianda Prianggeta

mona itu anak saman yang gampang nangis, pengen banget jadi ketua osis, suka bawel klo lagi latian, hhaha suka nyemangatin kalo pas mau lomba, hmm apa lagi yaa? udah kayanya.. dadaaa – Zella Windia Pratiwi

Asam (anak saman), orangnya serem, kalo nyanyi suka kepanjangan, kalo nari paling HOT sendiri, mona geng kanan, kelas sebelah, ikut GA, kalo nyuruh gue gue merasa terancam haha maaf ya mona, mona tapi baik, putih, cantik, manis, imoetzz – Befalia Aisarahmadani

Mona baik,sabar,cengeng,kadang suka ketawa paling lebay sendiri gitu kalo lg ngumpul saman aja yg gue tau huehehehe trus mona itu mandiri bgt sumpah,good supporter hihi aaaaannnddddd samannya lebay mode on always saking semangatnya - Pia Annisa Putri

mona itu tadi bilangnya mau bp tp mn di mndawaiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii smpe sore bgt zzzzzzzzzzzzzzzzzzMonareza restantia shirly darwis (ya kalo ga salah gitu lah namanya hehe nyolot, abis panjang sih mon) sering gue panggil mon kalo ngga si gendut. Si gendut yg gue sayang ini (hem geer deh hehe) suka banget senyum dan ketawa tapi menurut gue ya mon itu berlebihan jd kurangin ya :). Lo juga suka lebay dan ga jelas gitu hehe mon maaf ya kalo gue sm yang lain suka ngatain freak sebenernya sih gue ga mau ngomong freak maunya ngomong aneh aja gitu tp udah ketularan anak anak jadi gmn dong? He. Oh iya akibat

Page 63: Autobiografi Monareza SMAN 70

kelebayan lo, waktu saman kita pernah fullteam terus yang 19 orang tuh udah gak genjot eh cuma lo mon yang genjot yah parah dah beda sendiri ditegor lagi sama ka tika haha. Eh mon pantat lu gede bgt dah hahaha (ups agak frontal nih) tapi emg bener coba deh kalian peratiin, fitness gih hehe. Nah ini dia penyakit lo yang paling parah lo itu orangnya melankolis bgt apa apa mewek apa apa nangis berkaca kaca kalo curhat ke gue aja kadang suka udah mau nagis gitu muke lo -_-“, gini ya mon terharu sih wajar tapi ya gausah gitu2 amat kayaknya lo mesti do it something deh tapi gue masih belum tau itu apa entar deh kalo udah dpt gue kasih tau ke lo tips2 menghilangkan sifat dikit dikit mewek. Oh iya mon nada suara lo diubah tuh biar ga kesel yg denger hihi. Sabar ya mon sama Bot pot hot yang makin hari makin aneh itu :). Mon gue lagi sedih nih. Dari tadi gue nyebutin yang negative mulu ye gantian ah yg positif tapi gada yg positif mon dr lo hehehe ngga deng becanda. MONA itu penyabar bgtt saking sabanya suka jadi kambing item, ga bisa marah orangnya. Mona ceriaaa. Gini mon menurut gue dengan umur kita yang masih segini dan dr semua temen yang pernah gue kenal lo itu termasuk wanita yang bisa gue kagumi soalnya…… lo udah jalan jauh bgt dari mabes sampe 70 hahahahahahahaha (gubrak), bener kok mon sumpeh deh kagum. Lo itu cantik ga cuma dr luar tapi lo juga cantik dr dalem (hayo jangan senyum2 bacanya hehe apa jgn2 sambil nagis lg nih?) tp serius nih mon gue, lg seriusss, lo innerbeauty, lo juga smart student dan mudah2an bakal jadi smart woman ya mon amiin :). Orang yang takut sama tuhan tp baru solat duha pas utas zzzz suka nemenin gue solat religious lah. Peserta terbaik gladi anggota tapi ga diperlakukan dengan baik setelah jd peserta terbaik, ya gak mon?. eh iya buruannnnnnnnn ganti telfon rumah lo, kayak orang budegg tau gak kalo ngobrol sama lo pake telfon yang itu!!! Mon

Page 64: Autobiografi Monareza SMAN 70

mudah2an aud kita sekelas lg ya, sampe agit juga amiin :). Pokoknya jadi diri sendiri, jangan lepas tanggung jawab, apa adanya aja, jangan suka senyum2 ga jelas sksd, jangan suka mewek lagi. Pertahanin ya mon sifat2 positif yang gue sebutin itu dan mungkin masih banyak lg sifat baik lo yang ga bisa gue sebutin satusatu terus sifat jelek nya dikurangin oke :D. PLAVETA makin kompakkkSukses ya buat autobigraph mu!! Pasti sukses lah ada comment dari gue hihi.

Love, jejePS : by the way lo udah ganti duit sweater yandi ke gue belom? Hah? Hehehe – Jelita Ratu Pertiwi Jeje

mona itu anak yang baik hati, terus penyabar abis. kalo lagi saman dia tuh yang paling semangat deeeh. apalagi ya oiya terus mona itu pinter ngomong apalagi kalo pas GA atau LDK gitu (kalo gw mah diem membisu hihi). ya intinya mona itu anak yg dewasa deh hihi love youuu – Anindya Ayu Natharina

mona itu anak yang paling powerfull dan ga santai banget genjot nya haha – Rabbania Hiksas

Page 65: Autobiografi Monareza SMAN 70

Snapshot