Autakoid

20
AUTAKOID

Transcript of Autakoid

Page 1: Autakoid

AUTAKOID

Page 2: Autakoid

Autos = Sendiri, Akos = ObatYaitu zat aktif yang dibuat oleh tubuh sendiri

Golongan zat ini tidak dapat dikelompokan dalam kelompok hormon maupun Neorohormon/ Neorotransmitter

Digambarkan sebagai “Local Hormon”/Autopharmacological Agent atau sejenisnya

KMD Populer sebagai Autakoid, yang termasuk antara lain : Histamin Serotonin Polipeptida2; Bradikinin / Kallidin ; Plasmakinin ; Angiotensin; Prostaglandin As. Arachidonat Leukotrein ECF-A (Eosinophyl Chemotacting Factor of Anophylaxis PAF (Platelat Activating Factor) Dll.

Page 3: Autakoid

HISTAMIN

KIMIA :

Histamin ialah beta-imidazoliletilamin atau 4 (2-aminoetil)-imidazol

Histamin banyak terdapat pada berbagai tumbuhan dan hewan. Baru pada awal abad ke 19 histamin dapat diisolasi dari jaringan hati dan paru-paru segar.

Histamin juga ditemukanpada berbagai jaringan tubuh, oleh karena itu diberi nama histamin (Histos = jaringan)

HISTAMIN dibentuk dari asam amino histidin oleh pengaruh enzim histidin dekarboksilase

HN

N

CH2 – CH2 – N

H

H

Page 4: Autakoid

FARMAKODINAMIK

Histamin menimbulkan efek biologisnya melalui ikatannya dengan reseptor spesifik yang berada di permukaan membran

Tergantung dari kerja antagonis histamin. Reseptor histamin dibagi menjadi reseptor histamin 1 (RH1) dan reseptor histamin 2 ( RH2)

Kedua tipe reseptor ini akan mempengaruhi perubahan permeabilitas membran sel terhadap kalsium atau pelepasan penyimpanannya.

Histamin juga berperan sebagai neurotransmiter dalam susunan saraf pusat

Page 5: Autakoid

Aktivasi reseptor H1, menyebabkan kontraksi otot polos, meningkatkan permeabilitas pembuluh darah, dan sekresi mukus. Sebagian dari efek tersebut mungkin diperantarai oleh peningkatan cyclic guanosine monophosphate (cGMP) di dalam sel.

Aktivasi reseptor H2, terutama menyebabkan sekresi asam lambung. Selain itu juga berperan dalam menyebabkan vasodilatasi dan Flushing. Histamin menstimulasi sekresi asam lambung, meningkatkan kadar cAMP dan menurunkan kadar cGMP, sedangkan antihistamin H2 memblokade efek tersebut.

Selain itu telah ditemukan pula reseptor H3, berfungsi menghambat saraf kolinergik dan non kolinergik yang merangsang saluran napas. Blokade terhadap reseptor ini membatasi terjadinya bronkokonstiksi yang diinduksi oleh histamin.

Page 6: Autakoid

Sistem Organ ReseptorSistem Kardiovaskuler

Otot polos- Lambung- Bronkhus- Uterus

Glandula Eksokrin- Lambung

Sistem Saraf Perifer

Sistem Saraf Pusat

Sistem Hematopoetik- Neutrophyl- T. Lymphocyt- B. Lymphocyt- Sel Mast

H1, H2

H1

H1, H2

H2

H2

H1, H2

H1, H2, (H3)

H2

H2

H2

H2

Page 7: Autakoid

HISTAMIN EKSOGEN

Histamin terdapat pada hewan antara lain pada bisa ular, zat beracun, bakteri dan tanaman.

Hampir semua jaringan mamalia mengandung prekursor histamin. Kadar histamin paling tinggi di temukan pada kulit, mukosa usus dan paru-paru.

Histamin eksogen bersumber dari daging bakteri dilumen usus atau kolon yang membentuk histamin dan histidin.sebagian diserap dan sebagian besar akan dihancurkan dalam hati, sebagian kecil masih ditemukan di arteri dalam jumlah terlalu rendah untuk merangsang sekresi asam lambung.

Pada pasien sirosis hepatis, kadar histamin dalam darah arteri akan meningkat setelah makan daging, sehingga meningkatkan kemungkinanterjadinya tukak peptik.

Page 8: Autakoid

FARMAKOKINETIK

Pemberian SK atau IM Histamin diserap secara baikEfeknya tidak ada karena cepat dimetabolisme dan mengalami difusi ke jaringan.

Yang diberikan oral tidak efektif karena diubah oleh bakteri usus (E.coli) menjadi N-asetil-histamin yang tidak aktif.Sedangkan histamin yang diserap diinaktivasi dalam dinding usus atau hati.

Pada manusia ada dua jalan utama dalam metabolisme histamin, yaitu : (1) metilasi oleh histamin-N-metiltranferase menjadi N-metilhistamin, yang oleh MAO diubah menjadi N-metil-Imidazol asetat. (2) Deaminasi oleh histaminase atau diaminoksidase yang nonspesifik menjadi asam imidazol asetat, dan mungkin juga dalam bentuk konjugasinya dengan ribosa. Metabolit yang terbentuk akan diekskresi dalam urin. Sebagian kecil histamine diekskresi tanpa perubahan.

Histamin stabil dalam asam, seperti HCL, histamin dapat dimasak lebih dari 2 jam tanpa mengurangi aktifitasnya.

Page 9: Autakoid

HISTAMIN ENDOGEN

Histamin berperan penting dalam fenomena fisiologis dan patologis terutama pada anafilaksis, alergi, trauma dan syok.

SUMBER, DISTRIBUSI DAN PENYIMPANAN

Histamine didapatkan pada sebagian besar jaringan, tetapi distribusinya tidak merata Sebagian besar histamine jaringan dipisahkan dan diikat pada granula di sel mast atau basofil, secara biologis tidak aktif (terikat dalam bentuk kompleks dengan sulfated polysaccharide, heparin, atau chondroitin sulfate, dan suatu protein asam) Dengan adanya stimulus, dapat memicu rilis histamine dari sel mast amine bebas terikat pada reseptor jaringan di sekitarnya.

Pada jaringan yang mempunyai potensi terjadinya jejas khususnya kaya akan kandungan sel mast-hidung, mulut, dan kaki permukaan di dalam tubuh dan pembuluh darah, khususnya pada titik tekanan dan bifurkasio / percabangan.

Page 10: Autakoid

Histamine yang bukan berasal dari sel mast ditemukan pada beberapa jaringan, termasuk otak, berfungsi sebagai neurotranmiter diduga memainkan peran pada berbagai fungsi otak seperti kontrol neuroendoktrin, regulasi-kardiovaskular, pengaturan suhu, dan pembangkitan gairah (arousal).

Tempat penyimpanan dan rilis histamine nonneuronal lain yang penting adalah sel yang menyerupai - enterokromafin (enterochromaffin - like, ECL) pada fundus lambung. Sel tersebut merilis histamine, satu dari sekretagog asam utama, untuk mengaktifkan sel parietal yang menghasilkan asam pada mukosa lambung.

Page 11: Autakoid

PERAN HISTAMIN ENDOGEN(1) RILIS IMUNOLOGIS :

Mekanisme patofisiologis penting dari rilis histamine sel mast dan basofil adalah imunologis Reaksi anafilaksis dan alergi.

Alergi (Lat. = berlaku berlainan) adalah kepekaan berbeda terhadap suatu intigen exogen atas dasar proses imunologi.

Pada dasarnya, reaksi imun tersebut berfungsi

melindungiorganisme terhadap zat-zat asing yang menyerang tubuh.

Bila suatu protein asing (antigen) masuk berulangkali ke dalam aliran darah seorang yang berbakat hipersensitif,

maka limfosit-B akan membentuk antibodies dari tipe IgE

(disamping IgG dan IgM)

IgE (reagin), mengikatkan diri pada membran mast-cells tanpa menimbulkan gejala.

Page 12: Autakoid

Apabila kemudian antigen (alergen) yang sama atau yang mirip rumus bangunan memasuki darah lagi,

maka IgE akan mengenali dan mengikat padanya.membran mast – cells pecah (degranulasi).

sejumlah zat perantara (mediator) dilepaskan, yakni histamin bersama serotonin, bradikinin, dan asam arachidonat, yang kemudian diubah menjadi prostaglandin dan leukotrien.

Zat-zat itu menarik makrofag dan neutrofil ke tempat infeksi untuk memusnahkan antigen.

Di samping itu juga timbul reaksi tubuh antara lain broncho konstriksi, vasodilatasi dan pembengkakan jaringan

Page 13: Autakoid

Gejala Reaksi Alergi

Page 14: Autakoid

Anafilaksis

Dalam keadaan gawat dapat timbul suatu reaksi anafilaksasi ( Yun. Ana = tanpa, phylaxis = perlindungan).

Pada shock anafilaktis, masuknya antigen pertama membuat tubuh tanpa perlindungan terhadap pemasukan antigen berikut.

Kadar histamin dapat meningkat dengan drastis, seperti pada :

- Peristiwa kecelakaan dengan banyak kehilangan darah

- Cedera bakar hebat

Reaksi anafilaksis hebat dapat timbul pada kelompok orang tertentu yang telah disensibilisasi, terhadap satu atau beberapa jenis alergen. Misalnya, alergen dalam makanan (kacang-kacangan, buah kiwi, arbai dan lain-lain) atau obat-obat seperti kelompok penisilin.

Page 15: Autakoid

(2) Rilis Mekanis dan Kimiawi :

Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenik sehingga akan melepaskan histamin dari mast cell dan basofil. Zat-zat tersebut ialah :

a) Enzim : kimotripsin, fosfolipase dan tripsin.

b) Beberapa surfaceactive agents : detergent, garam empedu dan lisolesitin.

c) Racun dan endotoksin

d) Polipeptida alkali dan ekstrak jaringan.

e) Zat dengan berat molekul tinggi : zimosan, ovomukoid, serum kuda, ekspander plasma dan polivinilpirolidon.

f) Zat bersifat basa misalnya morfin, kodein, antibiotik, meperidin, stilbamidin, propamidin, dimetlltubokurarin, d-tubikurarin, dan

g) Media kontras

Page 16: Autakoid

Senyawa 48/80, sebuah polymer diamine eksperimental, secara spesifik merilis histamine dari jaringan sel mast dengan proses degranulasi eksositosis yang membutuhkan energi dan kalsium. Proses fisik sepertimekanik, termal atau radiasi cukup untuk merusak sel mast cell melepaskan histamin. terjadi pada cholinergic urticaria, solar urticaria dan cold urticaria.

(3) Penglepasan Histamin oleh sebab lain.pertumbuhan dan Perbaikan Jaringan. Histamin banyak dibentuk di jaringan yang sedang bertumbuh cepat atau sedang dalam proses perbaikan (jaringan embrio, regenerasi hati, sumsum tulang, luka, jaringan granulasi dan perkembangan keganasan) disebut nascent histamine, (tidak ditimbun tetapi berdifusi bebas). di duga juga berperan dalam proses anabolik.

Page 17: Autakoid

INDIKASI

Manfaat histamin untuk tujuan terapeutik masih kontroversial, klinis digunakan untuk beberapa prosedural diagnostik :

1) Penetapan kemampuan sekresi asam lambung.

2) Tes integritas serabut saraf sensoris.

3) Inhalasi histamin juga digunakan untuk menilai reaktivitas bronkus.

4) Diagnosis feokromositoma.

KONTRAINDIKASI Asma bronkiale Hipotensi

EFEK SAMPING Hipotensi Ortostatik

Pada tes sekresi asam lambung (diberikan dosis kecil histamin 0,01 mg / kg BB, SC) menimbulkan kemerahan di wajah, sakit kepala dan penurunan tekanan darah yang biasanya bersifat postural dan pulih sendiri bila pasien dibaringkan.

Page 18: Autakoid

Keracunan HistaminJarang terjadi dan bila terjadi karena takar lajak.pengobatan keracunan dengan memberikan adrenalin.

SEDIAANHistamin fosfat tersedia sebagai obat suntik yang mengandung 0,275 atau 0,55 mg/ml (sesuai dengan 0,1,0,2 mg dan 2,75 mg/ml histamin basa).

Agonis Histamin 2- methylhistamine agonis H1

4- methilhistamine agonis H2

Betazole (Ilistalog) agonis H2

Impromidine agonis H2 dan antagonis H3

R--methylhistamine agonis H3

Imetit dan Imepip agonis H3

Page 19: Autakoid

R--methylhistamine agonis H3

Imetit dan Imepip agonis H3

Betaserc agonis H1 dan antagonis H3

(Telah digunakan di klinik Menurunkan serangan vertigo

dan mencegah timbulnya

serangan vertigo kembali)

ANTAGONIS HISTAMINEAntagonis fisiologis

1. Khususnya epinephrine, digunakan, karena :a) Mempunyai efek otot polos yang berlawanan dengan

histamine,

b) Bekerja pada reseptor yang berbeda.

Secara klinis penting, dapat menyelamatkan jiwa pada anafilaksis sistemik danm kondisi lain karena terjadinya rilis histamine dalam jumlah besar – dan mediator lain.

Page 20: Autakoid

2. Rilis Penghambat

Dapat mengurangi degranulasi sel mast yang dihasilkan dari pemicuan imunologi oleh interaksi antigen IgE. (Cromolyn dan nedocromil).

Menghambat penglepasan histamin dan autakoid lain termasuk leukotrien dari paru-paru manusia pada proses alergi yang diperantarai IgE. Untuk profilaksis asma bronkial dan kasus atopik tertentu.

3. Antagonis Reseptor Histamine

Antihistamine ini bekerja secara kompetitif, yaitu dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor histamin H1 atau H2. Antagonis H3 selektif belum tersedia untuk penggunaan klinis