Auditing Kelp 1

31
KELOMPOK 1 ADANI KHAIRINA - 125020300111008 RIANTI PRATIWI - 125020300111015 VITRIA ZHUANITA RANI - 125020300111018 AJI NUR AFIFATUL H. - 125020300111060 PENGERTIAN AUDITING Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan suatu perusahaan, karena dalam proses auditing akan diberitahukan kewajaran laporan-laporan keuangannya dari seseorang yang independen dan ahli. Auditing sendiri merupakan bentuk atestasi atau komunikasi dari seorang ahli mengenai kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang. Tapi akhir-akhir ini akuntan publik juga melakukan jasa assurance lainnya yaitu Assurance service. Assurance service ini memiliki ruang lingkup yang lebih luas yaitu memerhatikan soal (1) Realibilitas dari sistem informasi, (2) cukup tidaknya sistem manajemen resiko, (3) Efektivitas dari sistem pengukuran kinerja, (4) Cukup tidaknya keamanan atas transaksi komersial. Assurance service meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan. Auditing sendiri memiliki beberapa pengertian, diantaranya akan dibahas di paper ini. 1

description

pelajaran auditing

Transcript of Auditing Kelp 1

KELOMPOK 1

ADANI KHAIRINA - 125020300111008

RIANTI PRATIWI - 125020300111015

VITRIA ZHUANITA RANI - 125020300111018

AJI NUR AFIFATUL H. - 125020300111060

PENGERTIAN AUDITING

Audit memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan suatu perusahaan,

karena dalam proses auditing akan diberitahukan kewajaran laporan-laporan

keuangannya dari seseorang yang independen dan ahli. Auditing sendiri

merupakan bentuk atestasi atau komunikasi dari seorang ahli mengenai

kesimpulan tentang reabilitas dari pernyataan seseorang.

Tapi akhir-akhir ini akuntan publik juga melakukan jasa assurance lainnya

yaitu Assurance service. Assurance service ini memiliki ruang lingkup yang lebih

luas yaitu memerhatikan soal (1) Realibilitas dari sistem informasi, (2) cukup

tidaknya sistem manajemen resiko, (3) Efektivitas dari sistem pengukuran kinerja,

(4) Cukup tidaknya keamanan atas transaksi komersial. Assurance service

meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan.

Auditing sendiri memiliki beberapa pengertian, diantaranya akan dibahas

di paper ini.

Konrath (2002;5) mendefinisikan auditing sebagai “ suatu objektif

mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-kegiatan

dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menyakinkan tingkat keterkaitan antara

asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan

hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Menurut Alvin A.Arens dan James K. Loebbecke, auditing is the

accumulation and evaluation of evidence about in formation to determine and

1

report on the degree of correspondence between the in formation and established

criteria. Auditing should be done by a competent independent person.

Menurut WHITTINGTON, O RAY dan KURT PANNY, Auditing is

an examination of a company’s financial statements by a firm of independent

public accountants. The audit consists of a searching investigation of the

accounting records and other evidence supporting those financial statements. By

obtaining an understanding of the company’s internal control, and by inspecting

documents, observing of assets, making enquires within and outside the company,

and performing other auditing procedures, the auditors will gather the evidence

necessary to determine whether the financial statements provide a fair and

reasonably complete picture of the company’s financial position and its activities

during the period being audited.

Menurut Sukrisno Agoes, Auditing adalah: “ Suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap

laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat

memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”.

Ada beberapa hal penting dari pengertian tersebut

1. Yang diperiksa adalah laporan keuangan yang disusun oleh

manajemen beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti

pendukungnya.

Laporan keuangan yang harus diperiksa terdiri dari neraca, laporan

laba rugi komprehensif, laporan perubahan modal dan laporan arus

kas. Catatan pembukuan terdiri dari buku harian, buku besar, dan buku

pembantu. Bukti pendukung antara lain bukti penerimaan kas dan

pengeluaran kas, faktur penjualan, jurnal voucher dan lain-lain.

Dokumen lain yang perlu diperiksa antara lain notulen rapat direksi

dan pemegang saham, akte pendirian, kontrak, perjanjian kredit dan

lain-lain.

2

2. Pemeriksaan dilakukan secara kritis dan sistematis.

Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan publik berpedoman pada

SPAP (di Amerika GAAS).Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara

kritis, pemeriksaan harus dipimpin oleh seorang yang bergelar

akuntan dan mempunyai ijin praktek sebagai akuntan publik dari

Menteri Keuangan. Pelaksana pemeriksaan harus berpendidikan,

berpengalaman dan berkeahlian di bidang akuntansi, perpajakan,

sistem akuntansi dan pemeriksaan akuntansi.

Agar pemeriksaan dapat dilakukan secara sistematis, akuntan

publik harus merencanakan pemeriksaannya sebelum proses

pemeriksaan dimulai dengan membuat AUDIT PLAN yang memuat

kapan pemeriksaan dimulai, berapa lama, kapan laporan harus selesai,

berapa orang staf yang ditugaskan, masalah-masalah yang diperkirakan

akan dihadapi di bidang auditing, akuntansi dan perpajakan.

3. Pemeriksaan dilakukan oleh pihak yang independen, yaitu

akuntan publik.

Independen berarti tidak mempunyai kepentingan tertentu di

perusahaan tersebut (Misal sebagai pemegang saham, direksi) atau

mempunyai hubungan khusus (Misal keluarga dari pemegang saham,

direksi). Akuntan publik harus independen karena sebagai orang

kepercayaan masyarakat, harus bekerja secara objektif, tidak memihak

dan melaporkan apa adanya.

4. Tujuan pemeriksaan akuntan adalah untuk dapat memberikan

pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa.

Laporan keuangan yang wajar adalah yang disusun berdasarkan

PABU (di Indonesia: SAK, di Amerika: GAAP), diterapkan secara

konsisten, dan tidak mengandung kesalahan yang material. Akuntan

publik tidak menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut benar,

3

karena pemeriksaannya dilakukan secara sampling, sehingga mungkin

saja terdapat kesalahan dalam laporan keuangan tetapi jumlahnya tidak

material sehingga tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan

secara keseluruhan.

Auditing dan Asersi Manajemen

Asersi ialah representasi manajemen tentang kewajaran laporan keuangan.

Auditing Standards Board (ASB), suatu badan yang dibentuk AICPA untuk

memformulasikan standar auditing dan intrepretasinya, mengklasifikasikan asersi

laporan keuangan sebagai berikut :

1. Existence atau Occurance

Apakah semua aset, liabilitas, dan ekuitas yang tercantum dalam neraca

benar-benar ada, dan atau semua transaksi yang direpresentasikan dalam

laporan laba rugi benar-benar terjadi ?

2. Completeness

Apakah ada aset, liabilitas, dan ekuitas, atau transaksi yang dihilangkan

dari laporan keuangan ?

3. Rights and Obligation

Apakah aset yang tercantum di neraca dimiliki perusahaan, dan apakah

liabilitas yang tercantum di neraca merupakan liabilitas perusahaan per

tanggal yang dilaporkan ?

4. Valuation and Allocation

Apakah aset, liabilitas dan ekuitas dinilai dengan tepat sesuai dengan

standar akuntansi yang berlaku umum, dan apakah saldo-saldo sudah

dialokasikan secara wajar antara laporan posisi keuangan dan laba rugi

komprehensif.

5. Presentation and Disclosure

Apakah pengklasifikasian, seperti current versus noncurrent assets and

liabilities, dan operating versus nonoperating revenues and expenses,

sudah direfleksikan secara tepat di laporan keuangan, dan apakah

4

pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan sudah memadai agar

laporan keuangan itu tidak misleading.

Tugas auditing adalah untuk menentukan apakah asersi tersebut benar-

benar wajar. Untuk mengevaluasi kewajaran, auditor harus mengumpulkan bukti-

bukti yang mendukung atau menyangkal asersi tersebut. Dalam melakukan

aktivitas audit, auditor harus menaati seperangkat standar yang ditetapkan oleh

Auditing standards boards (ASB). Standar – standar tersebut disebut Standar

Auditing yang Diterima Umum (GAAS).

Auditing merupakan proses yang sistematik, yang terdiri atas langkah-

langkah yang berurutan, termasuk (1) evaluasi internal accounting control (2) tes

terhadap substansi transaksi-transaksi dan saldo. Auditor harus mengevaluasi

bukti-bukti yang dikumpulkan. Bukti-bukti tersebut harus sufficient (cukup) dan

competent. Auditor mengkomunikasikan hasil pekerjaan auditnya kepada pihak-

pihak yang berkepentingan dalam bentuk laporan audit.

Perbedaan Auditing dan Accounting

Perbedaan Auditing Accounting

Sifat Analitis

Memulai pemerikasaannya

dari laporan keuangan >

dicocokkan dengan neraca >

buku besar > buku harian >

bukti pembukuan

Konstruktif

Memulai dengan

mengumpulkan bukti

pembukuan > membuat

buku harian > buku besar >

neraca > dan menghasilkan

laporan keuangan

Pelaku Akuntan publik (financial audit) Pegawai perusahaan (bagian

akuntansi)

Pedoman SPAP / Kode etik profesi akuntan

publik / SPM

Standar Akuntansi Keuangan /

ETAP / IFRS

Tahapan - tahapan audit

5

1. KAP dihubungi oleh calon pelanggan (klien) yang membutuhkan jasa

audit

2. KAP membuat janji untuk bertemu dengan calon klien untuk mengajukan

beberapa pertanyaan

3. KAP mengajukan surat penawaran (audit proposal)

4. KAP melakukan audit field work (pemerikasaan lapangan) di kantor clien

5. Selain audit report, KAP juga diharapkan memberikan Management

Letter

Mengapa Diperlukan Audit?

Laporan keuangan perlu diaudit terutama untuk perusahaan yang

berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang pemiliknya adalah para pemegang

saham. Dalam satu tahun sekali biasanya para pemegang saham meminta

pertanggungjawaban manajemen perusahaan dalam bentuk laporan keuangan.

Laporan keuangan termasuk dalam tanggung jawab manajemen dan perlu diaudit

oleh KAP yang merupakan pihak ketiga yang independen, karena

a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan laporan keuangan tersebut

mengandung kesalahan yang disengaja ataupun yang tidak disengaja.

Oleh karena itu laporan keuangan yang belum diaudit biasanya

diragukan kewajarannya oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan

laporan tersebut.

b. Jika sudah diaudit dan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian

(unqualified) dari KAP, berarti pengguna dari laporan keuangan

tersebut dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah

saji material dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang

berlaku umum di Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).

c. Mulai tahun 2001 perusahaan yang total asetnya Rp 25 milyar ke atas

harus memasukkan audited financial statements nya ke Departemen

Perdagangan dan Perindustrian.

6

d. Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial

statements nya ke Bapepam-LK paling lama 90 hari setelah tahun

buku.

e. SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya

oleh pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan

keuangan yang belum diaudit.

Jenis-Jenis Audit

Dilihat dari luasnya pemeriksaan audit dibedakan menjadi:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)

Pemeriksaan umum yang pada laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP

independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Dilakukan sesuai dengan

Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau Panduan Audit Entitas

Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia, Kode Etik

Profesi Akuntan Pubilik serta Standar Pengendalian Mutu.

2. Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh

KAP yang independen dan pada akhir pemeriksaan auditor tidak perlu

memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan secara

keseluruhan. Pendapat hanya terbatas pada masalah tertentu karena prosedur

yang dilakukan juga terbatas. Contohnya, KAP diminta untuk memeriksa

apakah ada kecurangan pada penagihan piutang perusahaan. Dalam hal ini

penagihan terbatas untuk memeriksa piutang usaha, penjualan dan

penerimaan kas. KAP hanya memberikan pendapat apakah terdapat

kecurangan atau tidak, jika ada, berapa besar jumlahnya dan bagaimana

modus nya.

Dilihat dari jenis pemeriksaan, audit dibedakan menjadi:

1. Manajemen Audit (Operational Audit)

7

Pemeriksaan pada kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan

akuntansi dan opersaional yang telah ditentukan oleh manajemen, untuk

mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif,

efisien dan ekonomis. Pendekatan audit yang biasanya dilakukan adalah

menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan dari masing-masing fungsi

perusahaan. Prosedur audit yang dilakukan manajemen audit tidak seluas

audit prosedur dalam general audit. Audit prosedur terdiri dari

Analytical review procedures: membandingkan laporan

keuangan periode berjalan dengan periode yang lalu, budget

dengan realisasinya dan analisis rasio.

Evaluasi atas Management control system: untuk mengetahui

apakah terdapat sistem pengendalian manajemen dan

pengendalian internal perusahaan, menjamin keamanan harta

perusahaan, dapat dipercayai data keuangan dan mencegah

terjadinya pemborosan dan kecurangan.

Pengujian Ketaatan (Compliance Test): untuk menilai

efektivitas dari pengendalian internal dan system pengendalian

manajemen dengan melakukan pemeriksaan secara sampling

atas bukti-bukti pembukuan, jadi dapat diketahui apakah

transaksi bisnis perusahaan dan pencatatan akuntansinya sudah

sesuai dengan manajemen atau tidak.

Ada 4 tahapan dalam manajemen audit

a. Survei Pendahuluan (Preliminary Survey)

Dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran mengenai bisnis

perusahaan yang dilakukan melalui tanya jawab dengan

manajemen dan staf perusahaan dengan penggunaan

questionnaires.

b. Penelaahan dan Pengujian Atas Sistem Pengendalian Manajemen

(Review and Testing of Management Control System)

8

Untuk mengevaluasi dan menguji efektivitas dari pengendalian

manajemen yang terdapat di perusahaan. Biasanya digunakan

management control questionnaires (ICQ), flowchart dan

penjelasan narrative serta dilakukan pengetesan atas beberapa

transaksi (walk through the documents).

c. Pengujian Terinci (Detailed Examination)

Melakukan pemeriksaan terhadap transaksi perusahaan untuk

mengetahui apakah prosesnya sesuai dengan kebijakan yang telah

ditetapkan manajemen. Biasanya auditor melakukan observasi

terhadap kegiatan dari fungsi-fungsi yang ada di perusahaan.

d. Pengembangan Laporan (Report Development)

Saat menyusun laporam pemeriksaan auditor tidak memberi opini

tentang kewajaran laporan keuangan. Laporan yang dibuat mirip

dengan management letter yang berisi temuan pemeriksaan tentang

penyimpangan dan kelemahan dalam system pengendalian

manajemen yang ada di perusahaan. Dan auditor juga memberikan

saran-saran perbaikan.

Manajemen audit dapat dilakukan oleh Internal Auditor, Kantor Akuntan

Publik dan Mangement Consultant. Hal terpenting adalah tim manajemen

audit harus mencakup berbagai disiplin ilmu misalnya akuntan, ahli

manajemen produksi, pemasaran, keuangan sumber daya manusia dan

lain-lain. Menurut Aren et, all. (2011:825) ada 3 jenis operasional audit:

a. Functional Audits: untuk menilai 3E dari berbagai fungsi dalam

perusahaan seperti fungsi akuntansi, fungsi produksi dan lain-lain.

b. Organizational Audits: untuk menilai 3E dari keseluruhan

organisasi perusahaan. Perencanaan organisasi dan metode untuk

koordinasi aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam

jenis audit tersebut.

9

c. Special assignment: biasanya ada karena manajemen yang

meminta, contohnya mengaudit tidak efektifnya IT system,

investigasi ada tidaknya fraud di suatu bagian dan membuat

rekomendasi untuk mengurangi biaya produksi suatu produk.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit)

Dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah menataati

peraturan dan kebijakan yang berlaku yang diterapkan internal

perusahaan (manajemen, dewan komisaris) maupun eksternal seperti

(Pemerintah, Bapepam LK, BI dan lain-lain).

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit)

Dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, baik terhadap laporan

keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan pada

kebijakan manajemen. Biasanya pemeriksaannya lebih rinci daripada

yang dilakukan KAP tapi tidak memberikan opini terhadap kewajaran

laporan keuangan, karena pihak internal dianggap tidak independen.

Berisi penemuan tentang penyimpangan, kecurangan kelemahan yang

ditemukan dan saran-saran perbaikan.

4. Computer Audit

Pemeriksaan KAP pada perusahaan yang memproses data

akuntansinya dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP)

System

Ada dua metode yang dapat dilakukan auditor;

1. Audit Around The Computer

Auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP system tanpa

melakukan tes pada proses dalam EDP system tersebut.

2. Audit Through The Computer

10

Proses EDP juga dites oleh auditor dengan menggunakan

Generalized Audit Software, ACL dll dan memasukkan data palsu

untuk mengetahui apakah data yang diproses sesuai dengan sistem

yang seharusnya. KAP harus mempunyai Computer Audit

Specialist yang berpengalaman.

Dalam mengevaluasi Internal Control atas EDP system, auditor

menggunakan Internal Control Questionnaires untuk EDP system.

Internal control dalam EDP system terdiri atas:

a. General Control

Berkaitan dengan organisasi EDP Departement, prosedur

dokumentasi, testing dan otorisasi dari original system dan setiap

perusahaan yang akan dilakukan terhadap system tersebut dan

berkaitan juga dengan hardware-nya.

b. Application Control

Berkaitan dengan pelaksanaan tugas yang khusus oleh EDP

Departement dan dimaksudkan untuk meyakinkan data yang

diinput, processing data, output dalam bentuk print out dilakukan

secara akurat dan menghasilkan informasi yang akurat.

1.5 Profesi Akuntan di Indonesia dan Negara Lain

Di Indonesia pemakaian gelar akuntan sampai saat ini dilindungi oleh UU

Pemakaian Gelar Akuntan tahun 1954. Dan yang berhak memakai gelar akuntan

adalah lulusan Fakultas Ekonomi Negeri Jurusan Akuntansi (Universitas

Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas

Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sam Ratulangi, Universitas

Brawijaya, Unud, Andalas, Syah Kuala) lulusan STAN dan lulusan FE Swasta

Jurusan Akuntansi yang telah lulus ujian negara dan UNA Dasar serta UNA

Profesi.

11

Untuk mendapat gelar akuntan, harus mengikuti Pendidikan Profesi

Akuntan di Perguruan Tinggi tertentu dan mengambil antara 20-30 SKS. Dan

setelah mendapat gelar harus mendaftar ke Departemen Keuangan untuk

mendapat nomor register dimulai dengan A dan D. Untuk mendapat izin praktik

sebagai akuntan publik, seorang akuntan harus memenuhi syarat seperti

berpengalaman di KAP min. 3 tahun atau setara 4000 jam, mempunyai beberapa

orang staf, mempunyai kantor yang cukup representative dan lain-lain. Mulai awal

tahun 1998, untuk memperoleh izin praktik, terlebih dulu lulus Ujian Sertifikasi

Akuntan Publik (USAP) yang diadakan oleh IAI bekerjasama dengan Departemen

Keuangan. Ujian ini sekarang sudah diganti CPA yang boleh diikuti oleh mereka

yang sudah bergelar akuntan. Khusus untuk Akuntan Publik Senior diberikan

kesempatan untuk memperoleh CPA Recognition dengan pelatihan seminggu

penuh. Akuntan yang mempunyai nomor register dapat memilih profesi seperti,

Akuntan Publik, Pemeriksa Intern, Auditor Pemerintah, Financial Accountant,

Cost Accountant, Management Accountant, Tax Accountant dan Akuntan

Pendidik.

Di negara lain untuk mendapatkan gelar akuntan harus mengikuti ujian

profesi yang diselenggarakan oleh ikatan profesi akuntan di negara tersebut, dan

peserta paling tidak memiliki ijazah sardana muda, tapi saat ini harus berijazah

master. Di Amerika untuk mendapat gelar Certified Public Accountant (CPA)

harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh American Institute of Certified Public

Accountant (AICPA). Untuk mendapat gelar Certified Management Accountant

(CMA) harus lulus ujian yang diselenggarakan oleh Institute of Management

Accountant (IMA). Di Inggris, untuk mendapatkan gelar Chartered Accountant

(CA) harus lulus ujian yang diadakan oleh UK Accountant Association.

Sedangkan di Singapura diadakan oleh Singapore Accountant Association.

Peer Review

Peer review adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap Kantor Akuntan

Publik untuk menilai apakah Kantor Akuntan Publik tersebut telah

12

mengambangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

sebagaimana yang telah diisyaratkan dalam Pernyataan Srandar Auditing (PSA)

No. 20 yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

Bagi Akuntan Publik yang menjadi anggota Fotum Akuntan Pasar Modal,

peer review dilakukan minimal 1 kali dalam tiga tahun. Peer review sangat

bermanfaat bagi profesi akuntan public dan KAP. Dengan membantu KAP

memenuhi standar pengendalian mutu, profesi akuntan public memperoleh

keuntungan dari peningkatan kinerja dan mutu auditnya. KAP yang telah

melayani peer review juga memperoleh manfaat jika ia dapat meningkatkan mutu

praktik auditnya dan sekaligus dapat meningkatkan reputasinya dan mengurangi

kemungkinan timbulnya tuntutan hukum. Tentu saja biaya yang cukup mahal

namun selau ada trade-off antara cost and benefit.

Sampai dengan tahun 2000 Peer Review terhadap KAP Indonesia

dilakukan oleh BPKP. Sekarang ini Peer Review dilakukan oleh:

1. Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai (PPAJP) Departemen

Keuangan RI yang melakukan Compilance Review.

2. Tim Peer Review (sekarang Dewan Review Mutu) IAPI yang

melakukan Quality Review menjelaskan beberapa hal tentang

Compilance Review:

Compilance review adalah suatu proses pengujian untuk menilai

ketaatan Akuntan Publik (AP) dan Kantor Akuntan Publik (KAP)

terhadap peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku.

Tujuan compliance review adalah: (1) Menilai ketaatan AP dan

KAP terhadap peraturan dan standar yang berlaku, (2) memberikan

rekomendasi perbaikan, dan (3) menetapkan tindak lanjut (sanksi)

Jenis Compilance Review adalah:

1. Reguler review: berdasarkan rancana review tahunan

2. Investigate review:

Berdasarkan pengaduan masyarakat

Berdasarkan hasil regulasi review

Berdasarkan informasi yang layak ditindaklanjuti

13

Menurut Arens, Elder, dan Beasly

Peer review adalah penelaahan yang dilakukan akuntan public terhadap

ketaatan KAP pada system pengendalian mutu. Tujuan peer review adalah untuk

menentukan dan melaporkan apakah KAP yang ditelaah telah mengembangkan

prosedur dan kebijakan yang cukup atas kelima elemen pengendalian mutu dan

menerapkan dalam praktik.

Standar Pengendalian Mutu

Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) terdiri atas: Standar Auditing,

Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi dan Review, Standar Jasa Konsultasi,

Standar Pengendalian Mutu, dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Kodifikasi

Standar Pengendalian Mutu (SPM) terdiri atas:

SPM Seksi 100: Sistem Pengendalian Mutu Kantor Akuntan Publik.

SPM Seksi 200: Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu.

SPM Seksi 300: Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu.

Untuk lebih jelas lagi, unsur-unsur pengendalian mutu tersebut akan dibahas

seperti dibawah ini dengan pengelompokan sebagai berikut:

1. Independensi

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur untuk memberikan

keyakinan memadai bahwa, pada setiap tingkat organisasi, semua

personel mempertahankan independensi sebagaimana diatur oleh Kode

Etik Profesi Akuntan Publik. Secara rinci, Kode Etik Profesi Akuntan

Publik No.100, lndependensi, Integritas, dan Objektivitas memuat contoh-

contoh penerapan yang berlaku untuk akuntan publik.

2. Penugasan Personel

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai penugasan personel untuk memberikan keyakinan memadai

bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh staf profesional yang memiliki

tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan tersebut. Dalam

proses penugasan personel, sifat dan lingkup supervisi harus

14

dipertimbangkan. Umumnya, apabila personel yang ditugasi semakin

cakap dan berpengalaman, supervisi secara langsung terhadap personel

tersebut, semakin tidak diperlukan

3. Konsultasi

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai konsultasi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa

personel akan memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan

dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi, pertimbangan

(judgment), dan wewenang memadai. Sifat konsultasi akan tergantung

atas beberapa faktor tertentu, antara lain ukuran KAP dan tingkat

pengetahuan, kompetensi dan pertimbangan yang dimiliki oleh staf

pelaksana perikatan.

4. Supervisi

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai pelaksanaan dan supervisi perikatan untuk memberikan

keyakinan yang memadai bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar

mutu yang ditetapkan oleh KAP. Lingkup supervisi dan review yang

sesuai pada suatu kondisi tertentu tergantung atas beberapa faktor, antara

lain kerumitan masalah, kualifikasi staf pelaksana perikatan, dan lingkup

konsultasi yang tersedia dan yang telah digunakan. Tanggung jawab KAP

untuk menetapkan prosedur mengenai supervisi berbeda dengan tanggung

jawab staf secara individual untuk merencanakan dan melakukan

supervisi secara memadai atas perikatan tertentu

5. Pemekerjaan (Hiring)

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai pemekerjaan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa

semua orang yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya,

sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan secara kompeten.

Mutu pekerjaan KAP akhirnya tergantung atas integritas, kompetensi dan

motivasi personel yang melaksanakan dan melakukan supervisi pekerjaan.

Oleh karena itu, program pemekerjaan KAP menjadi salah satu unsur

penentu untuk mempertahankan mutu pekerjaan KAP.

15

6. Pengembangan Profesional

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

profesional untuk memberikan keyakinan memadai bahwa personel

memiliki pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka

memenuhi tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan

pelatihan memadai bagi personelnya sangat diperlukan untuk memenuhi

tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karir mereka di KAP.

7. Promosi (Advancement)

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

profesional untuk memberikan keyakinan memadai bahwa personel yang

terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan

untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi. Praktik promosi personel

akan berimplikasi terhadap mutu pekerjaan KAP. Kualifikasi personel

terseleksi untuk promosi harus mencakup. namun tidak terbatas pada,

karakter, intelejensi, pertimbangan (judgement), dan motivasi.

8. Penerimaan dan Keberlanjutan Klien

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

untuk menentukan apakah perikatan dari klien akan diterima atau

dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan

dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas. Adanya

keharusan bagi KAP dalam menetapkan prosedur untuk tujuan seperti

tersebut, tidak berarti bahwa KAP bertugas untuk menentukan integritas

atau keandalan klien, dan tidak juga bahwa KAP berkewajiban kepada

siapa pun, kecuali kepada dirinya, untuk menerima, menolak atau

mempertahankan kliennya. Namun, berdasarkan pada prinsip

pertimbangan kehati-hatian (prudence), KAP disarankan selektif dalam

menentukan hubungan profesionalnya.

9. Inspeksi

KAP harus merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu

mengenai inspeksi untuk memberikan keyakinan memadai bahwa

prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian mutu

16

telah diterapkan dengan efektif. Prosedur inspeksi dapat dirancang dan

dilaksanakan oleh individu yang bertindak mewakili kepentingan

manajemen KAP. Jenis prosedur inspeksi yang akan digunakan

tergantung pada pengendalian yang ditetapkan oleh KAP dan penetapan

tanggung jawab di KAP untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu.

Tahun 1978, AICPA membentuk Quality Control Standards Committee yang

diberi tanggung jawab untuk membantu KAP mengembangkan dan

mengimplementasikan standar pengendalian mutu. Untuk KAP quality control

terdiri atas metode-metode yang digunakan untuk meyakinkan bahwa KAP

memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien dan pihak lainnya,

Metode ini mencakup struktur organisasi KAP dan prosedur yang

ditetapkan KAP. Misalnya, sebuah KAP memiliki struktur organisasi untuk

meyakinkan bahwa terhadap setiap penugasan akan dilakukan penelaahan teknis

oleh partner yang memiliki pengalaman atau keahlian di jenis usaha klien

tersebut.

Quality control berkaitan erat namun berbeda dengan Generally Accepted

Audlting Standard (GAAS). KAP harus menaati GAAS dalam setiap pelaksanaan

auditnya. Quality Control adalah prosedur-prosedur yang diqunakan KAP agar

dapat memenuhi standar-standar tersebut secara konsisten dalam setiap

penugasan.

Karena itu quality control ditetapkan untuk seluruh KAP, sedangkan

GAAS berlaku untuk masinq-masinq penuqasan SAS 25 (AU) 161 mengharuskan

KAP untuk menetapkan kebuakan dan prosedur penqendalian mutu. Standar

tersebut menqakui bahwa sistem penqendalian mutu hanya dapat menyediakan

keyakinan memadai, bukan suatu jaminan bahwa GAAS dipatuhi.

AICPA belum menentukan prosedur penqendalian mutu yang khusus

untuk KAP. Prosedur tersebut tergantung pada besar kecilnya KAP, jumlah

kantor cabang KAP dan terus kliennya. Misalnya prosedur penqendalian mutu

untuk KAP lntemasionai yang memiliki 150 kantor cabang dan kebanyakan

17

kliennya adalah perusahaan multinasional yang kompleks, akan banyak berbeda

dengan KAP yang memiliki staf 5 orang dan kliennya kebanyakan perusahaan

kecil yang bergerak di satu atau dua bidang usaha.

Quality Control Standards Committee telah mengidentitikasikan lima

elemen pengendalian mutu yang harus dipertimbangkan KAP dalam menetapkan

prosedur dan kebijakan pengendalian mutunya. Kelima elemen penqendalian

mutu tersebut dapat dilihat ditabel berikut dengan penjelasan rinci mengenai

persyaratan dari masinq-masmq elemen dan contoh prosedur pengendalian mutu

yang harus diqunakan KAP untuk memenuhi persyaratan tersebut (Arens et et.,

2011. 35-37).

Elemen Persyaratan

Independensi, intergritas, dan objektivitas

Semua petugas audit harus memelihara sikap independen baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan, melaksanakan seluruh tanggung jawab profesional dengan integritas yang tinggi, dan memelihara objektivitas dalam menjalankan tanggung jawab profesionalnya.

Manajemen personalia

Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan memadai bahwa: Seluruh staf baru harus mempunyai kualifikasi yang cukup agar

dapat melaksanakan tugasnya dengan kompeten. Tugas diberikan kepada staf yang mempunyai pelatihan teknis dan

keahlian yang cukup. Semua staf semua staf harus mengikuti pendidikan profesi

berkelanjutan dan kegiatan pengembangan profesi agar dapat memenuhi tanggung jawab yang diberikan.

Staf yang dipromosikan dalam jabatan yang lebih tinggi, telah memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk memenuhi tanggung jawab yang diberikan.

Penerimaan dan keberlanjutan klien dan penugasan

Perusahaan harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memutuskan apakah akan menerima klien baru atau mempertahankan klien lama. Kebijakan dan prosedur ini harus bisa mengurangi resiko yang timbul dari klien yang manajemennya tidak memiliki integritas: Perusahaan sebaiknya hanya menerima penugasan yang sesuai dengan kemampuan profesionalnya.

Kinerja Penugasan

Harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf audit memnuhi standar professional yang berlaku, persyaratan perundang-undangan, dan standar pengendalian mutu perusahaan.

Pemantauan Harus ada kebijakan dan prosedur untuk meyakinkan bahwa keempat elemen pengendalian mutu lainnya diterapkan secara efektif

18

AICPA telah membentuk suatu DIVISI KAP yang terbagi atas dua bagian:

SEC PRACTICE SECTION dan PRIVATE COMPANY PRACTICE SECTION

(THE AICPA ALLIANCE FOR CPA FIRMS). Tujuannya adalah untuk

meningkatkan kualitas praktik dari KAP, konsisten dengan standar pengendalian

mutu AICPA. Masing-masing Practice Section memiliki persyaratan keanggotaan

dan otoritas untuk menetapkan sanksi bagi anggota yang melakukan pelanggaran.

Setiap KAP dapat memilih untuk menjadi anggota di salah satu seksi, di kedua

seksi atau sama sekali tidak menjadi anggota. Tetapi jika sebuah KAP memiliki

satu atau lebih klien yang go public, maka KAP tersebut harus menjadi anggota

SEC Practice Section.

Berikut ini adalah persyaratan untuk menjadi anggota SEC Practice

Section:

• Menaati Standar Pengendalian Mutu. KAP harus setuju dan

menaati standar pengendalian mutu.

• Kewajiban Peer Review. Setiap KAP harus menjalani peer review

atas pengendalian mutu, praktik audit dan akuntansi oleh KAP lain

yang qualified.

• Pendidikan Berkelanjutan. Setiap staf KAP harus mengikuti

pendidikan profesi berkelanjutan selama 120 jam setiap tiga tahun.

• Rotasi Partner. Partner in-charge untuk suatu penugasan audit di

perusahaan publik yang telah bertugas 7 tahun berturut-turut di klien

tersebut harus diganti oleh Partner in-charge yang lain. Partner

tersebut tidak boleh kembali menjadi partner in-charge di perusahaan

tersebut sebelum melampaui 2 tahun. Untuk KAP kecil dapat

dikecualikan dari persyaratan ini.

• Concurring Partner Review. Setiap penugasan audit di perusahaan

publik harus di-review oleh seorang partner lain, selain dari partner in-

charge.

• Proscription of certain services. KAP harus menolak untuk

memberikan jasa konsultasi manajemen tertentu kepada perusahaan

publik yang menjadi klien auditnya. Jasa tersebut termasuk tes

19

psikologis, public opinion polls, proses merger dan akuisisi,

rekruitmen untuk eksekutif, dan jasa aktuaria untuk perusahaan

asuransi.

Reporting on Disagreements. Seorang auditor diharuskan untuk

melaporkan kepada Komite Audit atau Board of Directors dari klien

perusahaan publik mengenai perbedaan pendapat yang terjadi dengan

manajemen mengenai masalah akuntansi, pengungkapan dan audit.

Auditor harus melaporkan kepada Komite Audit atau Board of Directors

jika dalam melaksanakan audit di suatu perusahaan publik ia juga memberikan

jasa konsultasi manajemen untuk periode yang sama. Yang harus dilaporkan

adalah jenis jasa konsultasi manajemen tersebut dan jumlah fee untuk jasa

tersebut.

Selanjutnya, pada akhir tahun 1998, Chairman SEC meminta Public

Oversight Board untuk membentuk panel yang terdiri atas delapan anggota untuk

melakukan penelaahan komprehensif dan evaluasi terhadap kualitas dari

independent audits. Panel on Audit Effectiveness tersebut memeriksa secara

sampling audit atas perusahaan publik untuk mengumpulkan data mengenai

kualitas audit, dan juga melakukan survey terhadap pihak-pihak yang mempunyai

kepentingan atas laporan keuangan.

Public Oversight Board (POB) adalah suatu badan independen yang

memonitor dan melaporkan kepada self-regulatory programs dari SEC Practice

Section. POB mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap praktik Akuntan

Publik dalam bidang tertentu seperti kewajiban hukum dan tanggung jawab

auditor untuk menemukan kecurangan (fraud) melalui rekomendasi yang terdapat

dalam laporan tahunan POB.

20