Audit of Hospital Waste Management_2

download Audit of Hospital Waste Management_2

of 122

Transcript of Audit of Hospital Waste Management_2

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KONSEP HASIL PEMERIKSAAN KINERJAPELAYANAN KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2005 2007 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR DI GIANYAR

PERWAKILAN BPK RI DI DENPASAR

DAFTAR ISIHalaman DAFTAR ISI BAB I RESUME HASIL PEMERIKSAAN BAB II HASIL PEMERIKSAAN A. GAMBARAN UMUM ... 1. Tujuan Pemeriksaan . 2. Sasaran Pemeriksaan 3. Metode Pemeriksaan . 4. Jangka Waktu Ppemeriksaan ................... 5. Uraian Singkat Mengenai Entitas Yang Diperiksa 6. Sistem Pengendalian Manajemen.. a. Organisasi.. b. Kebijaksanaan c. Perencanaan d. Prosedur Kerja e. Pencatatan.. f. Personalia g. Pelaporan h. Pengawasan Intern. 7. Cakupan Pemeriksaan............... B. HASIL PEMERIKSAAN... 1. Penilaian atas ketercapaian Key Performance Indikator (KPI) 2. Pemeriksaan Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar. a. 49 dan 39 Kegiatan pelayanan kesehatan Tahun Anggaran 2005 dan 2006 belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan b. Pencapaian Indikator BOR, ALOS, BTO Tahun Anggaran 2005 dan ALOS, BTO Tahun Anggaran 2006 belum optimal.. c. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani pada tingkat jabatan structural Wakil Direktur tidak sesuai dengan ketentuan untuk RSU Kelas B Non Pendidikan d. Penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 tidak sesuai ketentuan. e. Obat-obatan dan bahan habis pakai kadaluwarsa sebanyak 273 jenis serta 44 unit peralatan kesehatan yang rusak berat belum dihapuskan.. f. 86 unit peralatan kesehatan RSUD Sanjiwani belum diuji atau dikalibrasi sesuai yang dipersyaratkan 1 11 11 11 11 11 16 16 18 18 19 21 21 22 25 27 28 28 35 35

42

53

55

58

60 63

i

g. 478 unit alat kesehatan dan 7 komponen peralatan ambulance pada RSUD Sanjiwani belum dimanfaatkan secara optimal h. Penyediaan Peralatan Keperawatan pada RSUD Sanjiwani tidak sesuai standar yang ditetapkan i. Pengajuan klaim pembayaran Askes RSUD Sanjiwani kepada Askes (Persero) tidak tepat waktu j. Pemberian pelayanan kepada Keluarga Miskin Tahun Anggaran 2007 diluar penetapan sebesar Rp120.001.575,00 dan klaim peserta PT. Askes minimal sebesar Rp65.515.050,00 membebani RSUD Sanjiwani . k. Penggunaan Dana Operasional dan Pemeliharaan Unit Swadana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 melebihi ketentuan l. Realisasi atas Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obatobatan, listrik dan air tidak sesuai dengan pagu anggaran m. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar senilai Rp588.000.000,00 belum efektif n. Pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun sebesar Rp99.325.028,60 memboroskan keuangan RSUD Sanjiwani .. o. Pengadaan bahan makanan pasien RSUD Sanjiwani sebesar Rp256.529.000,00 tidak sesuai ketentuan LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran 1 : BOR, ALOS, BTO, TOI, GDR & NDR Tahun Anggaran 2005 dan 2006 Lampiran 2 a : Selisih antara Tunjangan Struktural Wakil Direktur Penunjang dengan Tunjangan Fungsional untuk Golongan IV pada Daftar Gaji Lampiran 2 b : Selisih Tambahan Penghasilan (Uang Kesejahteraan) antara Pejabat Struktural Wakil Direktur Penunjang dengan Pejabat Fungsional (Staf) Golongan IV berdasarkan DASK 2005 Lampiran 3 a : Daftar Obat Kadaluarsa yang belum diusulkan penghapusannya Lampiran 3 b : Daftar Obat Kadaluarsa yang sudah diusulkan penghapusannya Lampiran 3 c : Daftar Alat Medis yang Rusak Berat pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Lampiran 4 : Daftar Alat Kesehatan yang belum dikalibrasi pada RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Lampiran 5 : Daftar Alat Medis yang Belum dimanfaatkan pada RSUD Sanjiwani Gianyar

65 68 70

71

75

79

83

88 90

ii

Lampiran 6 a

:

Lampiran 6 b

:

Lampiran 6 c

:

Lampiran 6 d

:

Lampiran 7 a

:

Lampiran 7 b Lampiran 7 c Lampiran 7 d Lampiran 7 e Lampiran 7 f Lampiran 8 a Lampiran 8 b Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11

: : : : : : : : : :

Lampiran 12

:

Daftar Perbandingan Alat Keperawatan dengan Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas 30 orang pasien per ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD Sanjiwani Gianyar Daftar Perbandingan Alat Tenun dengan Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas 30 orang pasien per ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD Sanjiwani Gianyar Daftar Perbandingan Alat Tenun dengan Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas di bawah 30 orang pasien per ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD Sanjiwani Gianyar Daftar Perbandingan Alat Keperawatan dengan Standar Alat Keperawatan dengan kapasitas di bawah 30 orang pasien per ruangan yang terdapat pada Ruang Rawat Inap Pada RSUD Sanjiwani Gianyar Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan Askes Komersial ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan Askeskin ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pengajuan Klaim Pelayanan Kesehatan Sosial ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pengajuan Klaim Obat Komersial ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pengajuan Klaim Obat Askeskin ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pengajuan Klaim Obat Sosial ke KCU/KC PT Askes (Persero) Daftar Pelayanan kepada Peserta Askes di luar ketetapan Rekapan Pengajuan dan Persetujuan Klaim Obat ke PT. Askes Tahun Anggaran 2005 Daftar Realisasi Penerimaan Fungsional Swadana Tahun 2005 dan 2006 SiLPA Murni Swadana Tahun 2005 dan 2006 Daftar Tanda Terima Jasa Pelayanan untuk Dewan Penyantun Tahun 2005, Tahun 2006 dan Tahun 2007 Daftar Pengadaan Bahan Makanan Pasien Tahun Anggaran 2005 dan 2006

iii

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI PERWAKILAN BPK RI DI DENPASAR HASIL PEMERIKSAAN KINERJA PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT TAHUN ANGGARAN 2005 - 2007 PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SANJIWANI KABUPATEN GIANYAR DI GIANYAR SEMESTER II BAB. I RESUME HASIL PEMERIKSAAN Pemeriksaan Kinerja Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2005 2007 pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar adalah untuk mengetahui dan menilai apakah upaya pelayanan kesehatan oleh RSUD Sanjiwani telah dilaksanakan secara optimal sesuai dengan indikator pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan; sarana dan prasarana kesehatan pada RSUD Sanjiwani telah tersedia sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan telah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya; dan biaya kegiatan upaya pelayanan kesehatan tersebut telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif. Metode pemeriksaan yang digunakan mengacu pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, yaitu dilakukan secara uji petik (sampling) dengan analisa prosedur antara lain mereview sistem yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atas seluruh aktivitas yang diperiksa. Metode tersebut dilanjutkan dengan pengujian substantif yang dapat meliputi wawancara dengan pejabat-pejabat yang kompeten dan pengujian terhadap dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang ada, seperti: anggaran, laporan keuangan, program, rencana tahunan, prosedur tetap dan lain-lain. Kinerja RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 - 2007 tercermin dari pencapaian atas Indikator Kinerja Utama atau Key Performance Indicator (KPI). Hasil pencapaian atas KPI tersebut dan pengelompokannya ke dalam aspek positif dan aspek negatif dapat diuraikan sebagai berikut: TAHUN ANGGARAN 2007

A. Pencapaian KPI RSUD Sanjiwani pada Tahun Anggaran 2005 adalah Sedang dengan skor 70,10 dan Tahun Anggaran 2006 adalah Sedang dengan skor 76,19 dari skor maksimal 100. B. Aspek Positif Hasil pencapaian yang termasuk dalam aspek positif adalah tercapainya KPI atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada skor maksimal untuk Tahun Anggaran 2005 dan 2006 yang antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Waktu Jam Buka Pelayanan Gawat Darurat mencapai skor maksimal 1,38 berarti Pelayanan Gawat Darurat sudah sepenuhnya 24 jam; 2. Ketersediaan Pelayanan Rawat Jalan (Klinik Anak) mencapai skor maksimal 1,38 berarti telah tersedianya Klinik Anak pada RSUD Sanjiwani; 3. Dokter Penanggungjawab pasien Rawat Inap mencapai skor maksimal 1,38 berarti sudah sepenuhnya dokter tersebut bertanggungjawab terhadap pasien Rawat Inap; 4. Tidak Ada Kejadian Operasi Salah Orang mencapai skor maksimal 1,38 berarti operasi yang dilakukan kepada pasien selama ini tidak pernah salah orang; 5. Tidak Ada Kesalahan Pemberian Obat mencapai skor maksimal 1,38 berarti obat yang diberikan kepada pasien selama ini telah sesuai dengan resep.

Berdasarkan hasil positif tersebut, BPK RI merekomendasikan RSUD Sanjiwani untuk tetap dapat mempertahankan skor maksimal KPI yang sudah dicapai.

C.

Aspek Negatif Hasil pencapaian yang termasuk dalam aspek negatif adalah belum atau tidak tercapainya KPI atas Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada skor maksimal untuk Tahun Anggaran 2005 dan 2006 serta terdapat temuan pemeriksaan yang berkaitan dengan kinerja pelayanan kesehatan RSUD Sanjiwani untuk Tahun Anggaran 2005, 2006 dan sampai dengan berakhirnya pemeriksaan 5 November 2007, yaitu: 1. 49 dan 39 kegiatan pelayanan kesehatan masing-masing untuk Tahun Anggaran 2005 dan 2006 belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan oleh: a. Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dalam merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mengarah pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM);2

b. Kelalaian

Direktur

RSUD

Sanjiwani

Kabupaten

Gianyar

yang

tidak

melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program-program rumah sakit. c. Kelalaian Ketua Komite Medik yang tidak melakukan evaluasi internal tentang standar pelayanan minimal rumah sakit. Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada: a. Direktur dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya dalam merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan belum sepenuhnya mengarah pada pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM); dan selanjutnya memerintahkan untuk merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan agar tercapainya SPM; b. Direktur, Wadir Penunjang, Wadir Pelayanan, dan Wadir Umum dan Keuangan RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya tidak melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan program-program rumah sakit; dan selanjutnya memerintahkan untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan dan pelaporan program-program rumah sakit; c. Ketua Komite Medik RSUD Sanjiwani Gianyar atas kelalaiannya yang tidak melakukan evaluasi internal tentang standar pelayanan minimal rumah sakit; dan selanjutnya memerintahkan untuk melakukan evaluasi internal dan pelaporan tentang standar pelayanan minimal rumah sakit secara rutin.

2. Pencapaian Indikator BOR, ALOS, BTO Tahun Anggaran 2005 dan ALOS, BTO Tahun Anggaran 2006 belum optimal Hal tersebut disebabkan oleh belum adanya dokter yang terkait dan tidak tersedianya sarana yang memadai sesuai kebutuhan pasien pada waktu itu. Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar untuk memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani mengusulkan penambahan dokter yang terkait sesuai kebutuhan pasien dalam kondisi tertentu secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan menambah sarana yang diperlukan untuk mendukung kegiatan rumah sakit.

3. Struktur Organisasi RSUD Sanjiwani pada tingkat jabatan struktural Wakil Direktur tidak sesuai dengan ketentuan untuk RSU Kelas B Non Pendidikan3

Hal tersebut disebabkan oleh kebijakan Pemerintah Kabupaten Gianyar yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 yang menetapkan bahwa Direktur RSUD Sanjiwani dibantu oleh tiga Wadir, yaitu: Wadir Pelayanan, Wadir Penunjang, serta Wadir Umum dan Keuangan. Sehubungan dengan hal itu, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar mengusulkan kepada DPRD Kabupaten Gianyar untuk mereview kebijakan dan merevisi Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2001 sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Penempatan tenaga keperawatan di RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 tidak sesuai ketentuan Hal tersebut disebabkan oleh Kelalaian Ketua Komite Keperawatan Fungsional (KKF) yang menempatkan tenaga keperawatan tidak merata dan tidak membuat analisa terhadap kebutuhan tenaga keperawatan secara kuantitatif. Sehubungan denga hal itu, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada Ketua Komite Keperawatan Fungsional (KKF) atas kelalaiannya dalam menempatkan tenaga keperawatan yang tidak berimbang dan tidak membuat analisa terhadap kebutuhan tenaga keperawatan; dan selanjutnya memerintahkan Ketua KKF menempatkan tenaga keperawatan secara berimbang sesuai kebutuhan dan secara rutin membuat analisa kuantitatif terhadap kebutuhan tenaga keperawatan.

5. Obat obatan dan bahan habis pakai kadaluarsa sebanyak 273 jenis serta 44 unit peralatan kesehatan yang rusak berat belum dihapuskan Permasalahan tersebut disebabkan oleh kelalaian Wakil Direktur Penunjang dan Panitia Penghapusan Barang yang baru sebagian mengusulkan penghapusan obatobatan yang kadaluwarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada Wakil Direktur Penunjang dan Panitia Penghapusan Barang atas kelalaiannya yang baru sebagian mengusulkan penghapusan obat-obatan yang kadaluarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar dan selanjutnya memerintahkan untuk segera mengusulkan penghapusan obat-obatan yang kadaluarsa dan peralatan medis yang sudah rusak berat lainnya kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar.4

6. 86 unit peralatan kesehatan RSUD Sanjiwani belum diuji atau dikalibrasi sesuai yang dipersyaratkan Hal tersebut disebabkan oleh: a. Kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang memperhatikan penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan sehingga mutu dan fungsi alat kesehatan tersebut terjamin. b. Kelalaian Plt. Kepala IPSRS yang tidak membuat daftar peralatan medis yang sudah harus diklaibrasi. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada: a. Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang memperhatikan penganggaran untuk mengkalibrasi alat kesehatan dan selanjutnya segera menganggarkan kegiatan pengkalibrasian alat kesehatan sehingga mutu dan fungsi alat kesehatan tersebut terjamin; b. Plt. Kepala IPSRS atas kelalaiannya yang tidak membuat daftar peralatan medis yang sudah harus dikalibrasi dan selanjutnya segera membuat daftar peralatan medis yang sudah harus dikalibrasi.

7. 478 unit alat kesehatan dan 7 komponen peralatan ambulance pada RSUD Sanjiwani belum dimanfaatkan secara optimal Permasalahan tersebut antara lain disebabkan oleh : a. Kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap tidak segera memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat; b. Kurangnya koordinasi antara Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Instalasi Rawat Jalan dalam merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan; c. Kurangnya pemahaman dari petugas atas pemanfaatan peralatan yang ada dalam ambulance. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar: a. Memberi sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya tidak segera memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk5

pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan selanjutnya di masa akan datang segera memanfaatkan dan mendistribusikan bantuan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat; b. Memberi sanksi kepada Kepala Bagian Perencanaan, Kepala Instalasi Rawat Inap dan Kepala Instalasi Rawat Jalan atas kelalaiannya kurangnya koordinasi dalam merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan dan selanjutnya di masa akan datang melakukan koordinasi dalam merencanakan jumlah, jenis, dan spesifikasi kebutuhan alat kesehatan; c. Memerintahkan Direktur memberikan pemahaman kepada petugas atas

pemanfaatan peralatan yang ada dalam ambulance.

8. Penyediaan Peralatan Keperawatan pada RSUD Sanjiwani tidak sesuai Standar yang ditetapkan Hal tersebut disebabkan oleh kelalaian Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang kurang menganggarkan peralatan keperawatan secara memadai serta kelalaian Kepala Instalasi Rawat Inap yang tidak mendistribusikan peralatan keperawatan sesuai dengan kebutuhan jumlah, jenis dan spesifikasinya. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memerintahkan Direktur dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan untuk menganggarkan dan menyediakan peralatan yang memadai sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien rawat inap; serta memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Rawat Inap atas kelalaiannya yang tidak mendistribusikan peralatan sesuai kebutuhan, jumlah, jenis dan spesifikasinya dan selanjutnya memerintahkan untuk mendistribusikan peralatan keperawatan sesuai kebutuhan pada masing-masing ruangan.

9. Pengajuan Klaim Pembayaran ASKES RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ke PT. ASKES (Persero) Tidak Tepat Waktu Hal tersebut disebabkan kurangnya koordinasi antara petugas Askes pada RSUD Sanjiwani dengan pihak PT. Askes dan kurangnya pengawasan Direktur terhadap petugas tersebut sehingga terjadi keterlambatan pengajuan klaim pelayanan kesehatan dan obat oleh RSUD Sanjiwani kepada PT. Askes. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani atas kurangnya pengawasan6

terhadap klaim Askes dan memerintahkan petugas Askes pada RSUD Sanjiwani melakukan koordinasi dengan pihak PT. Askes sehingga dapat melakukan pengajuan klaim sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan.

10. Pemberian pelayanan kepada Keluarga Miskin Tahun Anggaran 2007 diluar penetapan sebesar Rp120.001.575,00 dan klaim peserta PT. Askes minimal sebesar Rp65.515.050,00 membebani RSUD Sanjiwani Hal ini disebabkan oleh: a. Kelalaian Direktur RSUD Sanjiwani yang terlambat untuk mengusulkan penggantian biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli sebesar Rp50.369.475,00 dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007 sebesar Rp69.632.100,00 kepada Pemda Kabupaten Gianyar; b. Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi yang tidak mengenakan pembebanan atas selisih obat kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar agar memberikan sanksi kepada: a. Direktur RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya yang terlambat untuk mengusulkan penggantian biaya subsidi RSUD Sanjiwani bagi Keluarga Miskin bulan Juli sebesar Rp50.369.475,00 dan belum mengajuan klaim untuk bulan Agustus 2007 sebesar Rp69.632.100,00 kepada Pemda Kabupaten Gianyar dan selanjutnya, memerintahkan untuk segera mengusulkan penggantian biaya jika ada subsidi untuk keluarga miskin; b. Kepala Instalasi Farmasi atas kelalaiannya yang tidak mengenakan pembebanan atas selisih obat kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial dan selanjutnya, memerintahkan pembebanan atas selisih obat tersebut kepada peserta PT Askes Wajib dan Sosial.

11. Penggunaan Dana Operasional dan Pemeliharaan Unit Swadana Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006 melebihi ketentuan Hal tersebut disebabkan oleh Kelalaian Direktur, Wakil Direktur Umum dan Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani dalam menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman pada perstandar yang berlaku. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar memberi7

sanksi kepada

Direktur RSUD Sanjiwani Gianyar, Wakil Direktur Umum dan

Keuangan dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD atas kelalaiannya dalam menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman pada standar yang berlaku. Dan selanjutnya di masa yang akan datang menyusun dan merencanakan penggunaan Dana Swadana yang berasal dari penerimaan fungsional kurang berpedoman pada standar yang berlaku.

12. Realisasi atas Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai dengan pagu anggaran Permasalahan tersebut disebabkan oleh: a. Kebijakan Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan yang tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi suatu belanja yang kemungkinan berlebih; b. Kelalaian Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran yang tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran pengeluaran untuk membayar hutang obat. Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar: a. Memberikan sanksi kepada Direktur RSUD Sanjiwani dan Wakil Direktur Umum dan Keuangan atas kelalaiannya tidak mengusulkan anggaran untuk

mengakomodir realisasi suatu belanja yang kemungkinan berlebih; b. Memberikan sanksi kepada Kepala Instalasi Farmasi dan Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran yang tidak mengusulkan dan menganalisa anggaran pengeluaran untuk membayar hutang obat

13. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) RSUD Sanjiwani senilai Rp588.000.000,00 belum efektif Hal tersebut disebabkan oleh: a. Kelalaian Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum dan Keuangan RSUD yang kurang dalam melakukan pengawasan atas pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian. b. Kelalaian petugas dari masing-masing Instalasi /Bagian yang kurang optimal dalam mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS.8

c. Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang tidak sesuai dengan kontrak

Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar memberi sanksi kepada: a. Direktur, Wadir Direktur Penunjang, Wadir Pelayanan, Wadir Umum dan Keuangan RSUD atas kelalaiannya yang kurang melakukan pengawasan atas pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian dan selanjutnya, memerintahkan untuk melakukan pengawasan atas pengoperasian Aplikasi SIMRS oleh masing-masing Instalasi/Bagian; b. Petugas dari masing-masing Instalasi /Bagian atas kelalaiannya yang kurang optimal dalam mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS dan selanjutnya,

memerintahkan untuk mengoperasionalkan Aplikasi SIMRS secara optimal; c. Kelalaian CV. Andika Prima Tech dalam melaksanakan pekerjaan tersebut yang tidak sesuai dengan kontrak dan selanjutnya, memerintahkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kontrak.

14. Pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun sebesar Rp99.325.028,60 memboroskan keuangan RSUD Sanjiwani Permasalahan tersebut disebabkan oleh kebijakan Direktur RSUD Sanjiwani yang mengalokasikan Insentif Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun. Sehubungan dengan hal tersebut, BPK RI menyarankan Bupati Gianyar memerintahkan Direktur RSUD Sanjiwani untuk meninjau kembali kebijakan pembagian jasa pelayanan tersebut kepada Dewan Penyantun, dan selanjutnya memerintahkan untuk tidak memberikan jasa pelayanan tersebut kepada Dewan Penyantun.

15. Pengadaan bahan makanan pasien RSUD Sanjiwani sebesar Rp256.225.000,00 tidak sesuai ketentuan Permasalahan tersebut terjadi karena: a. Kelalaian Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani yang mendasarkan pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan perkiraan harga dari Instalasi Gizi, b. Adanya kebijakan Direktur untuk mengadakan bahan makanan cito karyawan OK tidak sesuai ketentuan9

c. Kelalaian Panitia Pemeriksaan Pekerjaan/Barang Unit RSUD Sanjiwani dalam melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan dan adanya unsur kesengajaan rekanan/pelaksana kegiatan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) Sehubungan dengan hal tersebut di atas BPK RI menyarankan kepada Bupati Gianyar agar: a. Memberi sanksi kepada Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya yang menyetujui pengadaan bahan makanan pasien berdasarkan perkiraan harga dari Instalasi Gizi dan selanjutnya, memerintahkan Panitia Pengadaan Barang RSUD Sanjiwani dalam mengadakan bahan makanan pasien berdasarkan ketentuan yang berlaku; b. Memerintahkan Direktur dalam mengadakan bahan makanan cito karyawan OK sesuai ketentuan; c. Memberi sanksi kepada Panitia Pemeriksa Pekerjaan/Barang Unit RSUD Sanjiwani atas kelalaiannya yang tidak cermat dalam melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan dan selanjutnya, memerintahkan melakukan pemeriksaan barang/pekerjaan secara cermat; serta memberi sanksi kepada rekanan/pelaksana kegiatan atas kelalaiannya tidak melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak) dan selanjutnya di masa akan datang melaksanakan pekerjaan sesuai Surat Perjanjian Pekerjaan (Kontrak).

Untuk lebih jelasnya dipersilakan menelaah hasil pemeriksaan lengkap terlampir dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia mengharapkan RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dapat menindaklanjuti dan menyampaikan hasilnya dalam waktu satu bulan sejak laporan ini diterima.

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI KEPALA PERWAKILAN BPK RI DI DENPASAR

FACHRI ALUSY, SE, M.Si NIP. 240001220

10

BAB II. HASIL PEMERIKSAAN A. Gambaran Umum 1. Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui dan menilai apakah: a. Upaya pelayanan kesehatan oleh RSUD Sanjiwani telah dilaksanakan secara optimal sesuai dengan indikator pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan; b. Sarana dan prasarana kesehatan pada RSUD Sanjiwani telah tersedia sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dan telah dimanfaatkan sesuai dengan peruntukkannya; c. Biaya kegiatan upaya pelayanan kesehatan tersebut telah dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan efektif.

2. Sasaran Pemeriksaan Sasaran pemeriksaan diarahkan pada pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan pada RSUD Sanjiwani, yang meliputi kegiatan: a. Pengelolaan, penggunaan dan pertanggungjawaban dana kegiatan pelaksanaan pelayanan kesehatan; b. Penyedia dan pemanfaatan sarana, prasarana, dan peralatan kesehatan dan obatobatan yang menunjang upaya pelayanan kesehatan masyarakat; c. Pendapatan dari pelayanan kesehatan dengan Pihak Ketiga; d. Ketersediaan tenaga medis, paramedis, dan non medis.

3. Metode Pemeriksaan Pemilihan fokus pemeriksaan dilakukan melalui beberapa pendekatan untuk masing-masing pelaksanaan kegiatan yang terdiri dari kegiatan pelayanan rumah sakit. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menghitung realisasi hasil dari indikator pelayanan kesehatan masyarakat pada RSUD Sanjiwani atas empat sasaran pemeriksaan kinerja dan membandingkannya dengan standar indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Selanjutnya, dilakukan evaluasi atas hasil perbandingan tersebut serta dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menilai ekonomis, efektifitas, dan efisiensi pencapaian tujuan. Pemilihan dan pengumpulan bukti dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Untuk mengumpulkan bukti digunakan teknik pemeriksaan berupa observasi, inspeksi, konfirmasi, wawancara dan prosedur analitis untuk menguji dokumen atau bukti.11

Perhitungan kinerja dilakukan dengan menetapkan dan memberi bobot atas Key Performance Indicator (KPI) berdasarkan analisa terhadap Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dilaksanakan oleh RSUD Sanjiwani. KPI yang telah disepakati antara auditor dan auditee. Masing-masing indikator diuraikan menjadi beberapa variabel dan masing-masing variabel indikator kinerja tersebut diukur prosentase pencapaiannya. Untuk menentukan nilai bobot setiap variabel tersebut, auditor dan auditee terlebih dahulu menganalisa masing-masing variabel, kemudian mengelompokkannya ke dalam tiga kategori yaitu: Penting (P), Sedang (S) atau Kurang Penting (K). Pembobotan dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Terdapat 113 jenis kegiatan yang masuk dalam KPI dan akan dinilai secara keseluruhan dengan skor maksimal 100, sehingga jika skor maksimal dibagi jumlah kegiatan akan mendapatkan angka (100/113) = 0,88 yang diberikan untuk bobot kategori (S); b. Bobot (P) didapat dengan cara menaikkan bobot (S) sebanyak 0,50 sehingga menjadi (0,88 + 0,50) = 1,38; c. Bobot (K) didapat dengan cara menurunkan bobot (S) sebanyak 0,50 sehingga menjadi (0,88 0,50) = 0,38; d. Jumlah kegiatan yang dikelompokkan ke dalam (P) harus sama dengan jumlah kegiatan yang dikelompokkan ke dalam (S), sehingga bila keduanya dijumlahkan dan dibagi dua mendapatkan nilai tengah sebesar 0,88. Secara rinci variabel KPI yang akan diukur untuk menentukan tingkat kinerja dapat dilihat pada tabel berikut:

12

4. Jangka Waktu Pemeriksaan Pemeriksaan kinerja dilaksanakan berdasarkan Surat Tugas Kepala Perwakilan BPK RI di Denpasar Nomor 137/ST/XIV.5/09/2007 tanggal 03 September 2007, selama 55 hari dari tanggal 04 September s.d. 05 Nopember 2007. Rentang waktu pemeriksaan selama 55 hari tersebut termasuk Pemeriksaan atas Pengelolaan Limbah RSUD Sanjiwani Tahun 2005, 2006, dan 2007 yang laporannya telah diterbitkan secara terpisah oleh BPK RI dengan nomor laporan xx/xx/2007, tanggal xx Desember 2007.

5. Uraian Singkat Mengenai Entitas yang Diperiksa a. Data Umum Dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009 dinyatakan bahwa arah kebijaksanaan program kesehatan adalah: 1) Memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat agar mampu menumbuhkan prilaku hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat; 2) Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas-sektor berwawasan kesehatan; 3) Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling dan bidan di desa; 4) Meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan perorangan; 5) Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular; 6) Meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi dan anak balita; 7) Meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan; 8) Menjamin ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan rumah tangga dan kosmetik; 9) Menjamin terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan atau16

khasiat produk terapetik/obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, kosmetik, produk komplemen dan produk pangan dalam rangka perlindungan konsumen/masyarakat; 10) Meningkatkan pemanfaatan tanaman obat Indonesia; 11) Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan guna mendukung penyelenggaraan sistem kesehatan nasional; 12) Meningkatkan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program

pembangunan kesehatan. Gambaran keadaan masyarakat Indonesia dimasa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan dirumuskan dalam Indonesia Sehat 2010. Untuk dapat mewujudkan Indonesia Sehat 2010, ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan yakni: 1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan; 2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat; 3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau; dan 4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia Sehat 2010 di tingkat Provinsi Bali dijabarkan ke dalam Bali Sehat 2010 dan ditingkat Kabupaten Gianyar dijabarkan menjadi Gianyar Sehat. Untuk mewujudkan hal tersebut RSUD Sanjiwani menetapkan Visi dan Misi dengan uraian sebagai berikut: Visi adalah menjadikan RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan di Bali Timur dengan standar nasional berlandaskan Tri Hita Karana. Misi yaitu: 1) Mewujudkan pelayanan kesehatan prima; 2) Mewujudkan pelayanan kesehatan melalui program unggulan; 3) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang profesional 4) Mewujudkan sistem pembiayaan rumah sakit; 5) Mewujudkan kesejahteraan seluruh karyawan RSUD Sanjiwani Gianyar.

b. Tujuan RSUD Sanjiwani Agar visi dan misi dapat terwujud RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar dalam17

menetapkan tujuan di bidang kesehatan sebagai berikut: 1) Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pada Rawat Jalan, Rawat Inap, Gawat Darurat, bedah Sentral dan Penunjang Medis sesuai standar Rumah Sakit kelas B Non Pendidikan; 2) Meningkatkan kinerja unit Instalasi melalui implikasi inovasi proses; 3) Meningkatkan kinerja ketenagaan rumah sakit memalui komputerisasi Sistem Informasi Rumah Sakit; 4) Meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui pendidikan dan pelatihan; 5) Meningkatkan kepuasan pelanggan rumah sakit.

c. Jumlah Anggaran yang DiperiksaUraian Anggaran (Rp) 1 Badan Rumah Sakit Umum Sanjiwani APBD Prop APBD Kab a. Dana Dekon b. PJPKMM c. Bantuan Bencana Alam 3 BLN Total 17.018.983.000,00 2 Tahun Anggaran 2005 Realisasi (Rp) 3 Sisa (Rp) 4 (2-3) Anggaran (Rp) 5 Tahun Anggaran 2006 Realisasi (Rp) 6 Sisa (Rp) 7 (5-6) Anggaran (Rp) 5 Tahun Anggaran 2007 Realisasi (Rp) 6 Sisa (Rp) 7 (5-6)

1 2

-

16.227.848.530,00

791.134.470,00

25.640.939.842,00

23.961.802.528,00

1.679.137.314,00

264.700.000,00 25.664.828.106,00

192.982.000,00 6.945.556.204,00

71.718.000,00 18.719.271.902,00

3.000.000.000,00 20.018.983.000,00

2.994.667.220,00

5.332.780,00 -

3.500.000.000,00 29.140.939.842,00

3.497.575.750,00

2.424.250,00 -

1.100.000.000,00 27.029.528.106,00

15.620.400,00

1.084.379.600,00 -

19.222.515.750,00

796.467.250,00

27.459.378.278,00

1.681.561.564,00

7.154.158.604,00

19.875.369.502,00

6. Sistem Pengendalian Manajemen a. Organisasi Struktur organisasi RSUD Sanjiwani disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar. Susunan Organisasi RSUD Sanjiwani terdiri dari: 1) Dewan Penyantun 2) Direktur 3) Kelompok Jabatan Fungsional 4) Wakil Direktur Pelayanan, membawahi: a) Kepala Instalasi Gawat Darurat b) Kepala Instalasi Rawat Inap c) Kepala Instalasi Jalan18

d) Kepala Instalasi Bedah Sentral e) Kepala Instalasi Pemasaran Sosial f) Kepala Instalasi Rawat Khusus 5) Wakil Direktur Penunjang, membawahi: a) Kepala Instalasi Farmasi b) Kepala Instalasi Laboratorium c) Kepala Instalasi Rontgen d) Kepala Instalasi Gizi e) Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit f) Kepala Instalasi Pendidikan dan Latihan 6) Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi: a) Kepala Bagian Umum b) Kepala Bagian Sumber Daya Manusia c) Kepala Bagian Sistem Informasi Rumah Sakit d) Kepala Bagian Perbendaharaan e) Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran f) Kepala Bagian Akuntansi

Susunan organisasi RSUD Sanjiwani telah dilengkapi uraian tugas pokok dan fungsi masing-masing unit kerja, namun jika dibandingkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992, RSUD dengan Kelas B Non Pendidikan seharusnya paling banyak hanya memiliki dua wadir yaitu Wadis Pelayanan dan Wadir Umum dan Keuangan, sehinggga terdapat satu Wadir Penunjang yang tidak sesuai ketentuan.

b. Kebijaksanaan Pemerintah Kabupaten Gianyar telah menentukan kebijaksanaan yang ditempuh oleh RSUD Sanjiwani dalam bidang kesehatan yang tercermin dan tertuang dalam program-program yang dilaksanakan dan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009. Sejalan dengan Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2005-2009 tersebut, RSUD Sanjiwani telah melaksanakan beberapa program yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan dan sasaran bidang kesehatan yang ditetapkan dalam Rencana

Stratejik (Renstra) Pembangunan Kabupaten Gianyar dan Renstra RSUD Sanjiwani19

Tahun 2001-2005 dan 2007-2011. Dari Renstra tersebut, RSUD Sanjiwani menjabarkannya ke dalam program yang diselenggarakan yaitu:

T.A.2005 1) Program Intensif Jasa Pelayanan dan Tunggakan 2005; 2) Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien; 3) Program Biaya Bahan Makanan Rumah Sakit; 4) Program Biaya Pembelian Perlengkapan Dapur; 5) Program Biaya Pembelian Alat Medis; 6) Program Penambahan Biaya Pembangunan Gedung Santhi Graha Atas dan VIP Bawah; 7) Program Pengadaan Alat-Alat Kantor.

T.A. 2006 1) Program Intensif Jasa Pelayanan; 2) Program Biaya Bahan Obat-obatan; 3) Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien; 4) Program Biaya Bahan Makanan Rumah Sakit; 5) Program Biaya Bahan Pakai Laboratorium dan Rontgen; 6) Program Biaya Billing Sistem; 7) Program Pengadaan Alat-Alat Rumah Tangga; 8) Program Pembelian Meja dan Kursi;

T.A. 2007 1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 3) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 4) Program Peningkatan Disiplin Aparatur; 5) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 6) Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/ Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;

Disamping kebijakan-kebijakan tersebut, Direktur RSUD Sanjiwani menempuh kebijakan seperti tidak mengusulkan anggaran untuk mengakomodir realisasi suatu20

belanja yang kemungkinan berlebih atas biaya Insentif Jasa Pelayanan, Biaya Obatobatan, Listrik dan Air, dalam mengalokasikan pembagian Jasa Pelayanan kepada Dewan Penyantun dan mengadakan bahan makanan cito karyawan OK tidak sesuai ketentuan.

c. Perencanaan Dalam menyusun perencanaan anggaran dan kegiatan, RSUD Sanjiwani mengacu pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2001 tentang Pedoman Kelembagaan dan Pengelolaan Rumah Sakit Daerah dengan mekanisme yang diuraikan dalam paragraf berikut. Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran RSUD Sanjiwani masing-masing menyusun Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) dan RASK dimaksud diajukan kepada Panitia Anggaran untuk di bahas dan sebagai dokumen penyusunan APBD. Setelah APBD ditetapkan maka Bupati Gianyar mengeluarkan Surat Keputusan tentang Penetapan Dokumen Anggaran Satuan kerja (DASK) yang merupakan dokumen yang dipakai sebagai acuan untuk pelaksanaan kegiatan pada RSUD Sanjiwani. Adapun kegiatan-kegiatan yang dituangkan dalam DASK Tahun Anggaran 2005 pada RSU Sanjiwani diantaranya kegiatan Program Intensif Jasa Pelayanan dan Tunggakan 2005, Program Pengadaan Inventaris Ruang Pasien, Program Biaya Bahan Makanan Rumah Sakit dan Program Biaya Billing Sistem. Namun perencanaan yang dilakukan oleh RSUD Sanjiwani belum maksimal, terlihat bahwa kurang matangnya perencanaan dalam menganggarkan kegiatan/program sehingga Biaya Intensif Jasa Pelayanan, Biaya Obat-obatan, Listrik dan Air tidak sesuai dengan pagu anggaran serta kurangnya penganggaran dalam kegiatan kalibrasi bagi alat- alat kesehatan.

d. Prosedur Kerja Pada umumnya prosedur pelaksanaan kegiatan pada RSUD Sanjiwani sudah mengacu pada berbagai ketentuan yang telah ditetapkan, seperti Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Instansi Pemerintah, Kepmendagri dan Otonomi Daerah Nomor 11 Tahun 2001 tentang Pedoman Pengelolaan Barang Daerah, Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan21

Belanja Daerah, dan peraturan khusus lainnya di bidang kesehatan. Peraturan khusus di bidang kesehatan tersebut antara lain: Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 228/MENKES/SK/III/2002 tentang tentang

Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit yang Wajib Dilaksanakan Daerah; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Keputusan Nomor 679/MENKES/SK/V/2005 tentang Pedoman Umum Pengadaan Obat dan Perbekalan Kesehatan untuk Pelayanan Kesehatan Dasar; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 470/MENKES/SK/IV/2005 tentang Harga Jual Obat Generik; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit; Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2005 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit dan Pedoman Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJPKMM) Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2005. Disamping itu, untuk meningkatkan pelayanan administrasi pasien dengan cepat, tepat, dan akurat serta sebagai sumber informasi rumah sakit kepada masyarakat, RSUD Sanjiwani menggunakan Computerized Billing System (CBS) melalui kerjasama operasi (KSO) dengan CV. Andika Prima Tech. KSO tersebut dimulai Tahun 2003 dan akan berakhir Tahun 2008 mendatang. CBS tersebut mencakup 42 unit aplikasi terpasang, namun terdapat 36 aplikasi yang belum dimanfaatkan.

e. Pencatatan 1) Pencatatan pembukuan pada Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani telah melaksanakan pencatatan pembukuan sesuai dengan Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Buku-buku yang sudah dikerjakan oleh pemegang kas RSUD Sanjiwani adalah: T.A. 2005 a) Buku Kas Umum b) Buku Register SPP dan SPM22

c) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi d) Buku Status/Les Pasien Umum e) Buku Status/Les Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (PJPKMM) T.A. 2006 a) Buku Kas Umum b) Buku Bank c) Buku Pajak d) Buku Register SPP dan SPM e) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi f) Buku Status/Les Pasien Umum g) Buku Status/Les PJPKMM Bidang Kesehatan T.A. 2007 a) Buku Kas Umum b) Buku Bank c) Buku Pajak d) Buku Register SPP dan SPM e) Buku Pembantu Penerimaan Retribusi f) Buku Status/Les Pasien Umum g) Buku Status/Les PJPKMM Bidang Kesehatan Namun pada Tahun Anggaran 2005 pemegang kas RSUD Sanjiwani belum membuat Buku Bank dan Buku Pajak.

2) Pencatatan pendapatan dan biaya pada Instalasi Pendidikan dan Latihan (Diklat) RSUD Sanjiwani mempunyai Instalasi Diklat yang dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Diklat dengan dua orang staf. Laporan Tahunan Instalasi Diklat untuk Tahun 2005 hanya melaporkan anggaran belanja sebesar

Rp41.000.000,000,00, namun tidak melaporkan realisasinya. Sedangkan, Tahun 2006 anggaran dan realisasi belanja masing-masing adalah Rp55.000.000,00 dan Rp54.974.200,00; untuk Tahun 2007 sampai dengan bulan Juni, anggaran dan realisasi belanja adalah masing-masing sebesar Rp32.000.000,00 dan

Rp29.350.000.000,00. Instalasi Diklat melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan pihak ke tiga yaitu lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan kesehatan. Lembaga23

tersebut meggunakan fasilitas di RSUD Sanjiwani untuk praktik kerja lapangan mahasiswa. KSO tersebut menghasilkan pendapatan dan pengeluaran biaya yang dikelola sendiri dan hanya dilaporkan pada Buku Kas Diklat yang dipantau oleh Direktur dan Wakil Direktur Penunjang per 31 Desember 2005 dan 2006. Berdasarkan Laporan Tahunan Instalasi Diklat, pendapatan dan biaya untuk Tahun 2005 adalah Rp8.784.750,00 dan Rp7.737.230,00; serta Tahun 2006 adalah Rp13.505.500,00 dan Rp13.133.040,00. Untuk Tahun 2007 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2007 pendapatan dan biaya masing-masing adalah sebesar Rp22.063.530,00 dan Rp17.706.810,00. Permasalahan tersebut membuka peluang penyalahgunaan keuangan yang berasal dari Instalasi Diklat. Pendapatan dan biaya pada Instalasi Diklat seharusnya dilaporkan, dicatat, dan diakui sebagai pendapatan dan biaya fungsional RSUD Sanjiwani.

3) Pencatatan persediaan obat-obatan pada Instalasi Farmasi Instalasi Farmasi mengelola administrasi obat-obatan dengan Kartu Stock Obat, Buku Pembelian dan Penjualan Obat pada Gudang Besar. Setiap kartu stock hanya mencatat jumlah awal ditambah pembelian dikurangi pengeluaran untuk satu jenis obat tanpa menyertakan nilai rupiahnya. Catatan pengeluaran obat juga tidak merinci berapa jumlah obat yang didistribusikan: ke Gudang Kecil Bahan Habis Pakai; sebagai Bahan Habis Pakai Langsung; maupun ke Apotek Umum RSUD Sanjiwani. Masing-masing kartu stock tersebut tidak pernah direkapitulasi ke dalam Buku Besar Inventaris Obat. Buku Pembelian dan Penjualan hanya memuat kuantitas dan nilai rupiah pembelian/pengadaan, serta penjualan obat kepada pasien, namun tidak memuat catatan kronologis jumlah kebutuhan obat sebenarnya yang harus dibeli. Pengadaan obat hanya berdasarkan pada kebiasaan atau prediksi jumlah obat yang kira-kira dibutuhkan, namun tidak berdasarkan pada catatan yang sebenarnya. Permasalahan tersebut mengakibatkan; tidak dapat dilakukannya cross-check jumlah obat antara Gudang Besar dengan unit-unit pemakai; tidak dapat mengetahui kebutuhan obat sebenarnya; dan banyaknya obat yang kurang dibutuhkan (slow-moving goods) atau kadaluwarsa. Instalasi Farmasi seharusnya melakukan administrasi persediaan obat secara baik dan memadai.24

f. Personalia RSUD Sanjiwani memiki personil T.A. 2005 sebanyak 363 orang yang terdiri dari 281 orang PNS dan 225 orang Non PNS, T.A. 2006 sebanyak 525 orang yang terdiri dari 287 orang PNS dan 238 orang Non PNS dan T.A. 2007 sebanyak 521 orang yang terdiri dari 373 orang PNS dan 148 orang Non PNS. Formasi pegawai pada T.A. 2005 golongan IV sebanyak 33 orang, golongan III sebanyak 150 orang dan golongan II sebanyak 98 orang, T.A. 2006 golongan IV sebanyak 30 orang, golongan III sebanyak 162 orang dan golongan II sebanyak 95 orang dan 2007 golongan IV sebanyak 34 orang, golongan III sebanyak 169 orang dan golongan II sebanyak 170 orang, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:NO. KUALIFIKASI TENAGA 2005 Non PNS4

PNS

Jml

STATUS PEGAWAI 2006 PNS Non Jml PNS6 7 8(6+7)

PNS

2007 Non PNS10

Jml

1

2

3

5(3+4)

9

11(9+10)

I 1 2 3

TENAGA MEDIS Dokter Umum Dokter/Drg. S2 Dokter Spesialis : a. Anak b. Kebidanan c. T.H.T. d. Penyakit Dalam e. Anastesi f. Bedah g. Mata h. Jiwa i. Kulit Kelamin j. Paru k. Patologi Klinis l. Radiologi m. Saraf n. Rehabilitasi Medis o. Kardiologi p. Dr. Gigi q. Dr. Gigi Spesialis JUMLAH TENAGA PARAMEDIS PERAWATAN Sarjana Keperawatan ( S2 ) Sarjana Keperawatan ( SKP ) Ahli Madya Keperawatan ( AKPER ) AKPERNES Ahli Madya Kebidanan ( AKBID )/D.III Bidan ( D1 )/P2B Sekolah Perawat Kesehatan (SPK),SPR Penjenang Kesehatan(A/C) Juru Kesehatan JUMLAH TENAGA PARAMEDIS NON PERAWATAN

8 7 4 4 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 0 41

9 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11

17 7 4 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 0 52

9 7 4 4 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 43

9 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10

18 7 0 4 4 1 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 53

15 7 4 4 1 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 49

3 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5

18 7 0 4 4 2 3 2 3 1 1 1 1 1 1 2 0 0 2 1 54

II 4 5 6 7 8 9 10 11 12 III

0 0 53 3 7 16 59 2 1 141

0 0 48 1 8 8 24 0 0 89

0 0 101 4 15 24 83 2 1 230

0 0 56 3 7 16 62 2 1 147

0 0 48 1 8 8 25 0 0 90

0 0 104 4 15 24 87 2 1 237

0 0 85 3 11 24 87 2 1 213

0 0 12 1 2 0 4 0 0 19

0 0 97 4 13 24 91 2 1 232

25

NO.

KUALIFIKASI TENAGA

PNS

2005 Non PNS4

Jml

STATUS PEGAWAI 2006 PNS Non Jml PNS6 7 8(6+7)

PNS

2007 Non PNS10

Jml

1

2

3

5(3+4)

9

11(9+10)

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 IV 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68

Teknik Lingkungan (ST) Ahli Madya Kesehatan Lingkungan(APK) Pemb. Penilik Kesehatan ( SPPH ) Asisten Apoteker (SMF,SAA) Ahli Madya Gizi ( AKZI ) Pembantu Ahli Gizi ( SPAG ) Ahli Madya Penata Rontgen(AKPRO/ATRO) Pembantu Teknik Gigi (SPTG) Ahli Madya Kesehatan Gigi ( AKG ) Perawat Gigi ( SPRG ) Ahli Madya Analis Kesehatan(AMAK) Ahli Madya Ortetik Prostetik Pembantu Analis Kesehatan (SMAK) Ahli Madya Fisioterafi Occupational Therapist Ortotik Prostetik Dll JUMLAH TENAGA NON MEDIS Apoteker Sarjana Kesehatan Masyarakat Sarjana Kesmas ( S2 ) Sarjana Epidemilogi Sarjana Entomologi Sarjana Psikologi Pasca Sarjana (MBA) dan MM Sarjana Elektro Sarjana Biologi Penata Komputer Sarjana Ekonomi Sarjana Hukum Sarjana Sosial Sarjana Komunikasi Sarjana Administrasi Perumahsakitan Sarjana Muda Pencatatan medis Sarjana Kimia Sarjana biologi Sarjana Fisika Medis Sarjana Jiwa Sarjana Akun Sarjana tehnik Sarjana Akuntansi Sarjana Administrasi Sarjana Ilmu Sosial (S.Sos) Sarjana Muda Teknik Elektro Medis(ATEM) Sarjana Muda teknik sipil Sarjana Muda Fisika Kesehatan Sarjana Muda Stastistik Sarjana Lainnya / Sederajat Ahli Madya Statistik Ahli Madya Lainnya JUMLAH DIV Kesejahteraan Sosial DIII Akuntansi DIII Keuangan DIII Sekretaris DII Sekretaris DI Manajemen Pemasaran Apotik DI IMKI

2 3 7 8 4 1 3 1 0 5 1 0 8 2 0 0 0 45 2 8 0 0 0 0 2 0 0 0 7 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 24 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 2 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2 1 0 2 1 1 1

2 3 7 9 6 1 4 2 0 5 2 0 8 2 0 0 0 51 2 8 0 0 0 2 2 0 0 0 10 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 30 2 1 0 2 1 1 1

4 2 7 8 4 1 4 1 0 5 2 0 7 3 0 0 0 48 2 8 0 0 0 0 2 0 0 0 8 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 2 2 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 8 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 6 2 1 0 2 1 1 1

4 2 7 10 6 1 5 2 0 5 3 0 7 4 0 0 0 56 2 8 0 0 0 1 2 0 0 0 11 5 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 0 0 0 0 0 0 33 2 1 0 2 1 1 1

4 2 7 9 6 1 5 2 1 5 3 0 7 3 0 0 0 55 2 8 0 0 0 0 2 0 0 0 8 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 27 0 0 0 0 0 0 0

0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2 1 0 2 1 1 1

4 2 7 10 6 1 5 2 1 5 3 0 7 4 0 0 0 57 2 8 0 0 0 1 2 0 0 0 11 4 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 31 2 1 0 2 1 1 1

26

NO.

KUALIFIKASI TENAGA

PNS

2005 Non PNS4

Jml

STATUS PEGAWAI 2006 PNS Non Jml PNS6 7 8(6+7)

PNS

2007 Non PNS10

Jml

1

2

3

5(3+4)

9

11(9+10)

69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82

DI Komputer Sekolah Pem. Sosial Atas ( SPSA ) Pekarya Kesehatan Lulusan STM Pengatur Statistik Pekerjaan Sosial medis SMA SMEA SKKA KPAA SLTP Sekolah Pembantu Paramedis ( SPPM ) SD dll. JUMLAH JUMLAH TOTAL

0 0 9 0 0 0 14 0 0 1 2 1 3 0 30 281

1 0 0 4 0 0 72 1 21 0 0 0 6 0 113 225

1 0 9 4 0 0 86 1 21 1 2 1 9 0 143 363

0 0 10 0 0 0 3 3 0 1 2 1 2 0 22 287

2 0 0 4 0 0 78 6 1 0 20 0 5 0 124 238

2 0 10 4 0 0 81 9 1 1 22 1 7 0 146 525

0 0 10 1 0 0 5 3 0 1 5 1 3 0 29 373

2 0 0 3 0 0 75 6 1 0 17 0 6 0 118 148

2 0 10 4 0 0 80 9 1 1 22 1 9 0 147 521

Bila dilihat dari jumlah pegawai, RSUD Sanjiwani sudah cukup memadai, hanya saja masih terdapat permasalahan yaitu belum adanya dokter spesialis khusus dan penempatan tenaga perawat yang tidak merata antar ruangan.

g. Pelaporan Laporan pertanggungjawaban keuangan pada RSUD Sanjiwani berdasarkan sumber dana (APBD, APBN/ Dana Dekonsentrasi dan Dana PJPKMM Bidang Kesehatan) telah dibuat secara terpisah, dengan uraian sebagai berikut: 1) Dana APBD Pelaporan untuk dana APBD telah disampaikan kepada Bupati Gianyar c.q. Kepala Bagian Keuangan Setda Gianyar Sedangkan kemajuan fisik proyek dan keuangan dari Belanja Operasi dan Pemeliharaan dan Belanja Modal untuk dana yang bersumber dari APBD Tahun Anggaran 2005 telah dibuat dengan tertib dan telah disampaikan kepada Bupati c.q. Kepala Bappeda Kabupaten Gianyar secara rutin. 2) Dana APBN/ Dekonsentrasi Laporan pertanggungjawaban keuangan yang sumber dananya berasal dari Dana Dekonsentrasi (APBN) telah disampaikan secara rutin kepada Dinas Kesehatan Provinsi Bali. 3) Dana PJPKMM Bidang Kesehatan Laporan pertanggungjawaban keuangan PJPKMM yang dibuat oleh Direktur RSU Sanjiwani telah disampaikan secara rutin kepada kepala Bagian Program Informasi Up. Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan Sekretariat Direktorat jenderal Bina27

Pelayanan Medik, Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan pihak-pihak yang terkait.

h. Pengawasan Intern Pelaksanaan pengawasan intern dilaksanakan oleh atasan langsung (Direktur RSUD Sanjiwani) dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) atas

pertanggungjawaban keuangan baik yang dananya bersumber dari APBD maupun Dana Dekonsentrasi (APBN). Adapun pelaksanaan pengawasan intern tersebut sebagai berikut: 1) Pengawasan oleh atasan langsung Pemeriksaan kas oleh atasan langsung dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali yang dilengkapi dengan Berita Acara Pemeriksaan Kas, namun pemeriksaan kas tersebut dilakukan oleh Direktur RSUD bukan oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan sebagai atasan langsung Pemegang Kas. 2) Pengawasan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUD Sanjiwani Pada Tahun Anggaran 2006 dan 2007 pemeriksaan atas kegiatan disetiap Instalasi RSUD Sanjiwani dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) RSUD Sanjiwani, adapun pemeriksaan tersebut dilakukan pada Instalasi Gawat Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, Bedah Sentral, Pemasaran Sosial, Rawat Khusus, Farmasi, Radiologi, Laboratorium Patologi Klinik, Gizi, IPSRS, dan Diklat. Sedangkan untuk Tahun Anggaran 2005 tidak dilakukan hal tersebut dikarenakan Tim SPI tersebut baru terbentuk pada tanggal 1 Juni 2005. 3) Pengawasan oleh APIP a) LHP Inspektorat Jenderal Departemen Kesehatan RI, tanggal 2 April 2007 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Sementara pada RSUD Sanjiwani Gianyar Bali Tahun Anggaran 2006 ditemukan tiga masalah. b) LHP Bawasda Kabupaten Gianyar Nomor 740.04/40/LHP/Bawasda tanggal 28 Desember 2006 tentang Laporan Hasil Pemeriksaan Bidang Pengawasan Pembangunan dan Sosial Budaya di RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar ditemukan lima masalah.

7. Cakupan Pemeriksaan Pemeriksaan Kinerja pada RSUD Sanjiwani dengan mengukur dan menetapkan pencapaian nilai kinerja atau KPI atas 20 jenis pelayanan hanya dilaksanakan untuk Tahun Anggaran 2005 dan 2006 agar mendapatkan gambaran kinerja yang utuh. 20 jenis pelayanan tersebut adalah:28

a. Gawat Darurat b. Rawat Jalan c. Rawat Inap d. Bedah Sentral e. Persalinan f.Perawatan Intensif

g. Radiologi h. Laboratorium Patologi Klinik i. j. l.Rehabilitasi Medik Farmasi

k. GiziTranfusi Darah

m. Pelayanan GAKIN n. Rekam Medik o. Pengolahan Limbah p. Administrasi dan Manajemen q. Ambulance/Kereta Jenasah r. t.Pemulasaran Jenasah

s. Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah SakitPelayanan Laundry

Sedangkan, cakupan pemeriksaan untuk memenuhi tujuan dan sasaran pemeriksaan yang menilai apakah pelayanan kesehatan telah memenuhi prinsip-prinsip 3E (Ekonomi, Efisiensi dan Efektivitas) melingkupi Tahun Anggaran 2005, 2006 dan sampai dengan berakhirnya pemeriksaan 5 November 2007 seperti: a. Pengelolaan Intensif Jasa Pelayanan; b. Pengelolaan Bahan Obat-obatan; c. Pengadaan Inventaris Ruang Pasien; d. Pengadaan Bahan Makanan Rumah Sakit; e. Pengelolaan Bahan Pakai Laboratorium dan Rontgen; f. Kegiatan Biaya Pembelian Perlengkapan Dapur; g. Pengelolaan Computerized Billing System; h. Pengadaan Alat Medis; i. Kegiatan Penambahan Biaya Pembangunan Gedung Santhi Graha Atas dan VIP Bawah; j. Pengadaan Alat-Alat Kantor;29

k. Pengadaan Alat-Alat Rumah Tangga.

Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: a. T.A. 2005 Anggaran RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 Rp20.018.983.000,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp19.222.515.750,00 atau 96,02% dilakukan pemeriksaan sebesar Rp16.021.650.820,00 atau 83,35%, ditemukan penyimpangan sebesar Rp3.933.681.135,04 atau 24,55%. b. T.A. 2006 Anggaran RSUD Sanjiwani Rp29.140.939.842,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp27.459.378.278,00 Rp23.454.540.378,00 atau atau 94,23% 85,42%, dilakukan ditemukan pemeriksaan penyimpangan sebesar sebesar

Rp4.054.778.030,48 atau 17,29%. c. T.A. 2007 Anggaran RSUD Sanjiwani Rp27.029.528.106,00 dan telah direalisasikan sebesar Rp7.154.158.604,00 Rp5.888.021.204,00 atau atau 26,47% 82,30%, dilakukan ditemukan pemeriksaan penyimpangan sebesar sebesar

Rp317.659.357,16 atau 05,40%.

Daftar Rekapitulasi Hasil Pemeriksaan (DRHP) Kinerja pada RSUD Sanjiwani dimuat pada halaman berikut:

30

B. Hasil Pemeriksaan (halaman ini tidak di print) langsung ke Tabel KPI dg format EXCEL sebanyak 6 halaman. Setelah itu hal terakhir dari file ini HARUS di print Tabel 2005 1

35

Dengan demikian, nilai capaian atas Key Performance Indicator (KPI) atau Indikator Kinerja Utama untuk RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2005 dapat disimpulkan dengan predikat Sedang dengan skor 70,10 dari skor maksimal 100 dan Tahun Anggaran 2006 dengan predikat Sedang dengan skor 76,19 dari skor maksimal 100.

41

2. Pemeriksaan Kinerja pada Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar mengungkapkan temuan-temuan sebagai berikut:

a. 49 dan 39 kegiatan pelayanan kesehatan masing-masing untuk Tahun Anggaran 2005 2006 belum memenuhi target Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mewujudkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peranan penting yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan kinerja pelayanan kesehatan rumah sakit, diperlukan indikator yang menjadi tolok ukur keberhasilan kinerja pelayanan kepada masyarakat. Indikator tersebut secara umum mengacu kepada Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah Sakit yang wajib dilaksanakan daerah, yang ditetapkan dalam Kepmenkes RI Nomor 228/MENKES/SK/2002 tanggal 28 Maret 2002. SPM tersebut menyebutkan bahwa ada beberapa jenis pelayanan minimal yang wajib dilakukan yaitu: 1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan 2) Manajemen Rumah Sakit a) SDM b) Keuangan c) Sarana Prasarana/alat untuk mendukung pelayanan d) Perencanaan Administrasi e) Mutu f) Manajemen Sistem Informasi Rumah Sakit 3) Pelayanan Medik a) Rawat Jalan b) Rawat Inap c) Pelayanan penunjang Pada Tahun Anggaran 2005 dan 2006, RSUD Sanjiwani telah menyusun target untuk 113 kegiatan SPM sesuai Kepmenkes Tahun 2002 ditambah dengan hasil evaluasi sendiri, namun belum menghitung tingkat capaian kinerjanya. Hal tersebut disebabkan belum adanya standar yang baku untuk menghitung tingkat capaian kinerja. Pada Tahun 2007, Direktorat 42

Bina Pelayanan Medik Spesialistik dan Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI menerbitkan draft standar untuk menghitung capaian indikator kinerja. Berdasarkan kesepakatan dengan pihak RSUD Sanjiwani, Tim BPK mengacu pada draft standar tersebut untuk menghitung capaian kinerja RSUD Sanjiwani Tahun Anggaran 2005 dan 2006. Sebagai perwujudan pelaksanaan kewenangan wajib RSUD Sanjiwani, telah dialokasikan anggaran dan realisasi belanja sebagai berikut:Uraian Anggaran (Rp) 2 17.018.983.000,00 3.000.000.000,00 20.018.983.000,00 Tahun Anggaran 2005 Realisasi (Rp) 3 16.227.848.530,00 2.994.667.220,00 19.222.515.750,00 Sisa (Rp) 4 = (2-3) 791.134.470,00 5.315.780,00 796.450.250,00 Anggaran (Rp) 5 25.640.939.842,00 3.500.000.000,00 29.140.939.842,00 27.459.378.278,00 Tahun Anggaran 2006 Realisasi (Rp) 6 23.961.802.528,00 3.497.575.750,00 Sisa (Rp) 7 = (5-6) 1.679.137.214,00 2.424.250,00 1.681.561.464,00

1 RSUD Sanjiwani 1 APBD Prop 2 APBD Kab 3 APBN a. Dana Dekon b. PJPKMM 4 c. Hibah BLN Total

Pemeriksaan terhadap hasil pencapaian kinerja pelayanan RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar Tahun Anggaran 2005 dan 2006 berdasarkan Standar Pelayanan Minimal, diketahui bahwa pelayanan yang dilakukan adalah sebanyak 20 jenis pelayanan kesehatan yang telah disesuaikan berdasarkan kebutuhan RSUD Sanjiwani, yaitu: 1) Gawat Darurat 2) Rawat Jalan 3) Rawat Inap 4) Bedah Sentral 5) Persalinan 6) Intensif 7) Radiologi 8) Laboratorium Patologi Klinik 9) Rehabilitasi Medik 10) Farmasi 11) Gizi 12) Tranfusi Darah 13) Pelayanan GAKIN 14) Rekam Medik 15) Pengolahan Limbah 43

16) Administrasi dan Manajemen 17) Ambulance/Kereta Jenasah 18) Pemulasaran Jenasah 19) Pelayanan Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 20) Pelayanan Laundry

20 kegiatan pelayanan tersebut dijabarkan lagi menjadi 113 kegiatan pelayanan kesehatan. 113 kegiatan pelayanan kesehatan dalam indikator kinerja pelayanan pada T.A 2005 dan 2006 secara keseluruhan cukup, namun masih terdapat 49 kegiatan TA 2005 dan 39 kegiatan TA 2006 belum memenuhi target SPM, dengan rincian sebagai berikut:

Tahun Anggaran 2005 1) 19 kegiatan pelayanan pada indikator kinerja belum memenuhi target standar pelayanan dimana angka pencapaiannya di atas 0,00%: a) Gawat Darurat Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target Waktu Tanggap/Kecepatan Pelayanan di Gawat Darurat sebesar 5 menit, sedangkan pencapaiannya sebesar 6 menit. b) Rawat Jalan Dari 19 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) Target Pemberian Pelayanan di Poliklinik Spesialis sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 86,67%; (2) Target Waktu Tunggu Rawat Jalan sebesar 60 menit, sedangkan pencapaiannya sebesar 72,41 menit. c) Rawat Inap Dari 18 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) Target Pemberian pelayanan Rawat Inap (dokter dan tenaga perawat yang minimal berijasah D3) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 83,64%; (2) Target Kematian pasien lebih besar dari 48 jam sebesar 0,24%, sedangkan pencapaiannya sebesar 2,21%. d) Persalinan Dari 8 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) (2) Target Perdarahan sebesar 1%, sedangkan pencapaiannya 7,69%; Target Kemampuan menangani BBLR 1500gr - 2500gr sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 97,01%. 44

e) Intensif Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu: Target Pelayanan Unit Intensif (dokter Sp. An, perawat D3 dengan sertifikat perawat mahir ICU/setara) sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 31,25%. f) Radiologi Dari 4 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu: Target Pelaksanaan ekspertisi oleh dokter SP.Rad sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 98,48%. g) Laboratorium Patologi Klinik Dari 4 indikator yang ada, terdapat 2 indikator yang belum mencapai target yaitu: (1) Target Pelaksanaan Ekspertisi oleh dokter SP.PK sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 70,00%; (2) Target Kepuasan Pelanggan sebesar 80%, sedangkan pencapaiannya sebesar 27,96%. h) Farmasi Dari 5 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target Penulisan Resep sesuai Formularium sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 94,50%. i) Tranfusi Darah Dari 2 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target Kebutuhan Darah bagi Setiap Transfusi sebesar 100%, sedangkan pencapaiannya sebesar 67,00%. j) Pengolahan Limbah Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang belum mencapai target yaitu Target BOD48 Jam, dari target 2,00%; Pasien ditenangkan dalam waktu < 48 Jam, dari target 100%.

b) Rawat Jalan Dari 19 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang hasil capaiannya 0,00% yaitu: Kepuasan Pelanggan pada rawat jalan, dari target 90,00%. c) Rawat Inap Dari 18 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang mencapai 0,00% yaitu: (1) (2) (3) Jam Visite Dokter Spesialis (jam 08.00 14.00), dari target 100%; Kejadian Infeksi Nosokomial, dari target 1,50%; Kepuasan Pelanggan, dari target 90,00%

d) Bedah Sentral Dari 7 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang mencapai 0,00% yaitu: Waktu Tunggu Operasi Efektif, dari target 2 hari. e) Persalinan Dari 8 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu Kepuasan Pasien, dari target 80%. f) Rehabilitasi Medik Dari 3 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu: Kepuasan Pasien, dari target 80%.

46

g) Farmasi Dari 5 indikator yang ada, terdapat 1 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu: Kepuasan Pelanggan, dari target 80%. h) Gizi Dari 3 indikator yang ada, terdapat 3 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu: (1) (2) (3) Ketepatan waktu pemberian makanan kepada pasien, dari target 90%; Sisa makanan yang tidak dimakan oleh pasien, dari target 20%; Tidak adanya kejadian kesalahan pemberian diet, dari target 100%.

i) Rekam Medik Dari 4 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang angka pencapainnya 0,00 % yaitu: (1) Kelengkapan pengisian rekam medik 24 jam setelah selesai pelayanan, dari target 100%; (2) (3) Tersedianya Informed Consent yang lengkap dan akurat, dari target 100%; Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat jalan, dari target 10 menit; (4) Waktu penyediaan dokumen rekam medik pelayanan rawat inap, dari target 15 menit. j) Pengolahan Limbah Dari 8 indikator yang ada, terdapat 4 indikator yang angka pencapaiannya 0,00 % yaitu: (1) 3 indikator baku mutu limbah cair yang tidak diuji oleh tenaga penguji sendiri dari RSUD Sanjiwani atau pihak laboratorium lain yang kompeten, dan hasilnya dilaporkan secara formal: (a) COD