Audit Modal Dan Laba Rugi

16
PEMERIKSAAN PERMODALAN/EKUITAS DAN PERKIRAAN LABA RUGI Disusun O L E H Nama NIM Dedi Noviandi Pasaribu 071277110125 Ameilia Dwi Amzia Putri 071277110132 Dini Sri Riami Pangaribuan 071277110146 Rahmad Soehedi Simatupang 071277110157 Aryanti Siska Dewi 071277110168 Kelas A-Reguler Pendidikan Akuntansi FAKULTAS EKONOMI

Transcript of Audit Modal Dan Laba Rugi

Page 1: Audit Modal Dan Laba Rugi

PEMERIKSAAN PERMODALAN/EKUITAS DAN PERKIRAAN LABA RUGI

Disusun

O

L

E

H

Nama NIM

Dedi Noviandi Pasaribu 071277110125

Ameilia Dwi Amzia Putri 071277110132

Dini Sri Riami Pangaribuan 071277110146

Rahmad Soehedi Simatupang071277110157

Aryanti Siska Dewi 071277110168

Kelas A-Reguler

Pendidikan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2010

Page 2: Audit Modal Dan Laba Rugi

PEMERIKSAAN PERMODALAN/EKUITAS

A. Sifat dan Contoh Permodalan

Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik

perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian dari hak

pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).

Didalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri dari modal pemilik tunggal,

laba yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah

saldo modal, kerugian yang diderit adalam suatu periode dan pengambilan prive akan

mengurangi saldo modal.

Didalam suatu firmamodal terdiri dari modal lebih dari satu fatner. Modal masing-

masing fatner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau tambahan modal setor

akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau pengambilan prive.

Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan

pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat

seseorang anggota mengundurkan diri.

B. Pemeriksaan Permodalan PT

1. Modal menurut akte pendirian à harus disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM

UUPT No.1 1995 (berlaku 7 Maret 1996), jika belum, maka transaksi/ perjanjian

perusahaan belum dianggap sah, terdiri dari :

a. Modal dasar (authorized capital)

b. Modal ditempatkan (issued capital) à tidak dapat melebihi modal dasar

c. Modal disetor (paid up/paid in capital)

Modal disetor (paid up/paid in capital) merupakan :

Jumlah yang harus tercantum di Neraca

Modal dari sumbangan (donated capital)

Dilaporkan sebagai tambahan modal disetor

Tidak dapat melebihI modal dasar

Jika melebihi modal dasar, harus dilakukan perubahan akte pendirian yang

disahkan

Page 3: Audit Modal Dan Laba Rugi

Selama perubahan akte belum disahkan, kelebihan modal dasar dilaporkan

sebagai hutang pemegang saham

Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 50% dari modal disetor à harus

melapor ke Pengadilan Negeri untuk diumumkan dalam Berita Negara

Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor :

o Secara hukum harus dibubarkan

o Jika diteruskan, manajer yang bertanggungjawab atas kewajiban kepada

pihak ketiga

o Terkait dengan kelangungan hidup perusahaan (going concern), maka

mempengaruhi opini yang diberikan KAP

2. Treasury stock à saham perusahaan yang sudah beredar dibeli kembali oleh perusahaan

• Tujuan:

o Meningkatkan harga pasar saham perusahaan

o Dibagikan sebagai saham bonus kepada manajer dan pegawai

• Tidak berhak atas pembagian dividen

3. Premium (Agio) atau Discount (Disagio)à dari penjualan saham (saham biasa/common

stock maupun saham preferen/preferred stock)

4. Selisih kurs atas modal disetor à Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng) harus

menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai

appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa

Efek, atau nilai yang disepakati oelh Dewan Komisaris dan penyetor bentuk barang

5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap :

• Untuk perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan peratuan

pemerintah

• Nilai aktiva tetap akan meningkat, dan dicatat sebagai “Selisih Penilaian Kembali

Aktiva Tetap” (Kredit)

• Atas persetujuan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dikonversikan sebagai modal

(selisih yang terjadi dikenakan PPh 10%).

6. Retained earning (Laba Ditahan/Sisa Laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated losses

(Sisa rugi tahun lalu) :

Page 4: Audit Modal Dan Laba Rugi

• Adjustment yang dilakukan hanya menyangkut laba rugi tahun lalu yang

jumlahnya material (besar) dan pembayaran pajak dari STP (Surat Tagihan

Pajak) atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) walaupun

jumlahnya kecil

C. Tujuan Pemeriksaan Permodalan/Ekuitas

Untuk memeriksa :

1. Keberadaan internal control permodalan/ekuitas, termasuk transaksi jual beli

saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham

2. Kesesuaian struktur ekuitas yang tercantum di neraca dengan akte pendirian

perusahaan

3. Kepemilikan izin yang diperlukan dari pemerintah (dari Departemen Kehakiman

dan HAM, BKPM, BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden)

4. Otorisasi perubahan permodalan dari pejabat yang berwenang (direksi, dewan

komisaris), RUPS maupun instansi pemerintah

5. Bukti yang sah setiap perubahan Retained Earnings atau Accumulated Losses

6. Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal

penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan

D. Prosedur Pemeriksaan Permodalan/Ekuitas

1. Pelajari dan evaluasi internal control permodalan transaksi jual beli saham,

pembayaran dividen dan sertifikat saham (Exhibit 17-1)

2. Minta copy akte pendirian, SK Pengesahan MenKeh dan HAM, SK

BKPM/BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden untuk disimpan dalam

permanent file

3. Cocokkan data akte pendirian dengan modal yang tercantum di neraca dan

penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan

4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan yang mempunyai tambahan setoran

modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran, dan pembukuan

lainnya,otorisasi dari pejabat berwenang dan instansi pemerintah

5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan (Exhibit 17-2 dan 17-3) :

Page 5: Audit Modal Dan Laba Rugi

• Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan

discount dari penjualan saham

• Jenis saham yang dimiliki (jumlah lembar dan nominal)

• Rincian pemegang saham

6. Periksa dokumen pendukung setiap ada perubahan dalam perkiraan retained

earnings deficit (lihat Exhibit 17-4)

7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa :

• Bentuk pembagian dividen (cash, stock, atau property dividen)

• Kebenaran pencatatan

• Otorisasi pejabat yang berwenang

• Kesesuaian aspek perpajakan dengan peraturan perpajakan

8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sudah

melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan

9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemgang saham atau Biro

Aministrasi Efek (Stock Transfer Agent)

10. Seandainya ada treasury stock, periksa :

• Bukti pembelian dan otorisasinya

• Bukti penjualan dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali)

• Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock

• Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian deviden.

11. Periksa penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

12. Buat kusimpulan mengenai kewajaran permodalan.

Page 6: Audit Modal Dan Laba Rugi

PEMERIKSAAN PERKIRAAN LABA RUGI

A. Sifat Dan Contoh Perkiraan Laba Rugi

Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri dari : Perkiraan pendapatan

operasi, Harga pokok penjualan, Beban operasi, Pendapatan dan beban diluar operasi, dan

Pos luar biasa.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 23, IAI, 2002:23.1) :

“Penghasilan di definisikan berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan Penyajian

Laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi

tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang

mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Penghasilan (income) meliputi à baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).

Pendapatan à penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal

dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,

royalti dan sewa.”

• Keuntungan (gain) berasal dari à penjualan aktiva tetap (gain on sale of fixed asset),

tukar tambah aktiva tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs

(foreign exchange gain)

• Pos Luar Biasa à kerugian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang bersifat tidak

normal dan tidak sering terjadi

• Harga Pokok Penjualan à jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi

barang yang terjual (cost of goods sold).

• Perhitungan Cost of merchandise sold (physical system) :

Persediaan awal barang dagangan Rp. xxx

+/+Pembelian bersih Rp. xxx

Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp. xxx

-/-Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx

Harga Pokok Penjualan Rp. xxx

(cost of merchandise sold)

Page 7: Audit Modal Dan Laba Rugi

• Perhitungan Cost of goods sold (physical system) :

Persediaan awal bahan baku Rp. xxx

+/+ Pembelian bersih RP. xxx

Bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp. xxx

-/- Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx

Pemakaian bahan baku Rp. xxx

Upah langsung Rp. xxx

Overhead pabrik Rp. xxx

Biaya produksi (cost of production) Rp. xxx

+/+ Persediaan awal Barang Dalam Proses Rp. xxx

-/- Persediaan akhir Barang Dalam Proses Rp. xxx

Biaya Pabrikasi (cost of good manufactured) Rp. xxx

+/+ Persediaan awal Barang Jadi Rp. xxx

-/- Persediaan akhir Barang Jadi Rp. xxx

Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) Rp. xxx

• Beban operasi (operating expenses) à beban penjualan (selling expenses) dan beban

umum dan administrasi (general and administrative expenses)

Contoh Selling Expenses à gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya iklan,

promosi, entertainment, transposrt dll

Contoh General dan administrative expenses à gaji bagian akuntansi dan keuangan,

personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon, entertainment, perjalanan dinas,

penyusutan inventaris kantor dll

B. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemeriksaan atas Perkiraan

Laba Rugi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi

adalah:

1. Prinsip konservatisme ( conservatism ) dalam pengakuan pendapatan dan beban .

Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan

pada periode yang diperiksa, jumlahnya bias diestimasi dan cukup material, harus

Page 8: Audit Modal Dan Laba Rugi

dicatat sebagai beban. Misalnya garansi untuk penjualan produk perusahaan

(barang-barang elektronik) harus di accured per tanggal neraca.

Pendapan yang pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan.

Pengecualian :

o Pengakuan saat penerimaan uang (penjualan tunai dan kredit)

o Untuk perusahaan kontraktor, ada 2 metode : metode kontrak selesai

(completed contract method) dan metode presentase penyelesaian (percentage

of completion method)

o Untuk barang jenis tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti

terjual atau cepat rusak, pendapatan diakui saat selesainya produksi.

Menurut pernyataan SAK No.23:

Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat

diterima.

Penjualan barang

Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan

manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.

b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang

yang dijual.

c. Jumlah tersebut dapat diukur.

d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan

mengalir kepada perusahaan tersebut.

e. Biaya yang trjadi dan yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan

dapat di ukur dengan andal.

Penjualan jasa

Hasil dari suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini

dipenuhi:

a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan

diperoleh perusahaan.

c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi peda tanggal neraca dapat diukur dengan

andal.

Page 9: Audit Modal Dan Laba Rugi

d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi

tersebut dapat diukur dengan andal.

Bunga, royalti, dan dividen

Bunga, royalti, dan dividenn harus diakui atas dasar yan diatur dalam paragraf berikut,

bila:

a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan

diperoleh perusahaan

b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

Pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai berikut:

a. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif

aktiva tersebut.

b. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi penyajian yang

relevan.

c. Dalam metode biaya, dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk

menerima pembayaran yang ditetapkan.

2. Konsep matching cost against revenue

• Harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam periode yang

diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama

(tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima untuk pendapatan dan

dibayarkan/belum untuk biaya.

• Menurut PSAK/PABU, pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual

(accrul basis) bukan dasar kas (cash basis).

• Periksa pendapatan/biaya, perhatikan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam

pengakuan pendapatan dan beban.

3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan pendapatan dan bebas (pos Laba

Rugi) tidak sebanyak waktu untuk pos Neraca, karena :

a. Pada waktu memeriksa pos neraca, sekaligus sudah diperiksa (dikaitkan dengan)

pos laba rugi yang bersangkutan.

b. Pada waktu melakukan test transaksi, sekaligus diperiksa pos laba rugi

c. Prosedur audit atas perkiraan laba rugi yang biasa disajikan :

Page 10: Audit Modal Dan Laba Rugi

Analytical review procedure

Analisa beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada kaitannya

dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal)

Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran sesudah

tanggal neraca) dan subsequent collection (penagihan sesudah tanggal neraca)

C. Tujuan Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi

Untuk memeriksa :

1. Keberadaan internal control pendapatan dan beban, termasuk pencatatan secara

accrual basis terhadap pendapatan dan beban

2. Pencatatan pendapatan dan biaya yang menjadi hak perusahaan dengan

menggunakan cut-off tepat

3. Apakah biaya yang menjadi beban perusahaan telah dicatat dibuku perusahaan

telah dicatat dibuku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat merupakan

betuk-betul hak perusahaan, dengan menggunakan cut-off tepat .

4. Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika

dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran

pendapatan dan beban

5. Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal

penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan

D. Prosedur Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi

1. Pelajari dan evaluasi internal control pendapatan dan biaya, termasuk transaksi jual

beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham (lihat Exhibit )

2. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka

perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedure

(analisa rasio, ROI dan ROE) dengan membandingkan rasio tahun lalu dan rasio

industri

3. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa, bandingkan

dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance (dalam Rp. maupun %)

4. Minta rincian penjualan per jenis barang/area yang mencantumkan quantity barang

yang dijual dan nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Bandingkan

Page 11: Audit Modal Dan Laba Rugi

quantity yang dijual (secara test basis) dengan pengeluaran barang pada kartu

persediaan

5. Periksa cut-off penjualan (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan penjualan)

dan cut –off pembelian (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan pembelian)

6. Periksa subsequent payment (ada tidaknya unrecorded liabilities) dan subsequent

collection (ada tidaknya unrecorded receivables)

7. Buat analisa perkiraan biaya/pendapatan yang kemungkinan ditanyakan pihak

pajak atau untuk keperluan pengisian SPT, koreksi fiskal dan kemungkinan

timbulnya contingent liability.

8. Periksa kepatuhan peraturan perpajakan tentang biaya dan pendapatan

9. Periksa daftar gaji, test kesesuaian perhitungan PPh 21 dengan peraturan pajak

10. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan Laba Rugi dengan

SPT PPh 21

11. Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji, secara test basis, dengan personnel

file

12. Lakukan observasi saat pembayaran gaji

13. Periksa keseusian penyajian pos laba rugi dengan PSAK