Audit Modal Dan Laba Rugi
-
Upload
dini-pangaribuan -
Category
Documents
-
view
2.430 -
download
22
Transcript of Audit Modal Dan Laba Rugi
PEMERIKSAAN PERMODALAN/EKUITAS DAN PERKIRAAN LABA RUGI
Disusun
O
L
E
H
Nama NIM
Dedi Noviandi Pasaribu 071277110125
Ameilia Dwi Amzia Putri 071277110132
Dini Sri Riami Pangaribuan 071277110146
Rahmad Soehedi Simatupang071277110157
Aryanti Siska Dewi 071277110168
Kelas A-Reguler
Pendidikan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2010
PEMERIKSAAN PERMODALAN/EKUITAS
A. Sifat dan Contoh Permodalan
Dari segi perusahaan, modal merupakan kewajiban perusahaan kepada pemilik
perusahaan. Sedangkan dari segi pemilik perusahaan, modal adalah bagian dari hak
pemilik atas kekayaan bersih perusahaan (harta dikurangi kewajiban).
Didalam suatu perusahaan perorangan modal terdiri dari modal pemilik tunggal,
laba yang diperoleh dalam suatu periode dan tambahan setoran modal akan menambah
saldo modal, kerugian yang diderit adalam suatu periode dan pengambilan prive akan
mengurangi saldo modal.
Didalam suatu firmamodal terdiri dari modal lebih dari satu fatner. Modal masing-
masing fatner akan bertambah dengan adanya pembagian laba atau tambahan modal setor
akan berkurang dengan adanya pembagian kerugian atau pengambilan prive.
Dalam badan hukum yang berbentuk koperasi, modal pokoknya adalah simpanan
pokok anggota yang tidak dapat dipindahtangankan dan dapat diambil kembali pada saat
seseorang anggota mengundurkan diri.
B. Pemeriksaan Permodalan PT
1. Modal menurut akte pendirian à harus disahkan oleh Menteri Kehakiman dan HAM
UUPT No.1 1995 (berlaku 7 Maret 1996), jika belum, maka transaksi/ perjanjian
perusahaan belum dianggap sah, terdiri dari :
a. Modal dasar (authorized capital)
b. Modal ditempatkan (issued capital) à tidak dapat melebihi modal dasar
c. Modal disetor (paid up/paid in capital)
Modal disetor (paid up/paid in capital) merupakan :
Jumlah yang harus tercantum di Neraca
Modal dari sumbangan (donated capital)
Dilaporkan sebagai tambahan modal disetor
Tidak dapat melebihI modal dasar
Jika melebihi modal dasar, harus dilakukan perubahan akte pendirian yang
disahkan
Selama perubahan akte belum disahkan, kelebihan modal dasar dilaporkan
sebagai hutang pemegang saham
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 50% dari modal disetor à harus
melapor ke Pengadilan Negeri untuk diumumkan dalam Berita Negara
Jika akumulasi kerugian perusahaan mencapai 75% dari modal disetor :
o Secara hukum harus dibubarkan
o Jika diteruskan, manajer yang bertanggungjawab atas kewajiban kepada
pihak ketiga
o Terkait dengan kelangungan hidup perusahaan (going concern), maka
mempengaruhi opini yang diberikan KAP
2. Treasury stock à saham perusahaan yang sudah beredar dibeli kembali oleh perusahaan
• Tujuan:
o Meningkatkan harga pasar saham perusahaan
o Dibagikan sebagai saham bonus kepada manajer dan pegawai
• Tidak berhak atas pembagian dividen
3. Premium (Agio) atau Discount (Disagio)à dari penjualan saham (saham biasa/common
stock maupun saham preferen/preferred stock)
4. Selisih kurs atas modal disetor à Setoran saham dalam bentuk barang (inbreng) harus
menggunakan nilai wajar aktiva bukan kas yang diserahkan (disetor), yaitu nilai
appraisal yang disetujui Dewan Komisaris untuk PT yang sahamnya terdaftar di Bursa
Efek, atau nilai yang disepakati oelh Dewan Komisaris dan penyetor bentuk barang
5. Selisih penilaian kembali aktiva tetap :
• Untuk perusahaan yang melakukan revaluasi aktiva tetap berdasarkan peratuan
pemerintah
• Nilai aktiva tetap akan meningkat, dan dicatat sebagai “Selisih Penilaian Kembali
Aktiva Tetap” (Kredit)
• Atas persetujuan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dikonversikan sebagai modal
(selisih yang terjadi dikenakan PPh 10%).
6. Retained earning (Laba Ditahan/Sisa Laba tahun lalu) atau Deficit/Accumulated losses
(Sisa rugi tahun lalu) :
• Adjustment yang dilakukan hanya menyangkut laba rugi tahun lalu yang
jumlahnya material (besar) dan pembayaran pajak dari STP (Surat Tagihan
Pajak) atau SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) walaupun
jumlahnya kecil
C. Tujuan Pemeriksaan Permodalan/Ekuitas
Untuk memeriksa :
1. Keberadaan internal control permodalan/ekuitas, termasuk transaksi jual beli
saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham
2. Kesesuaian struktur ekuitas yang tercantum di neraca dengan akte pendirian
perusahaan
3. Kepemilikan izin yang diperlukan dari pemerintah (dari Departemen Kehakiman
dan HAM, BKPM, BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden)
4. Otorisasi perubahan permodalan dari pejabat yang berwenang (direksi, dewan
komisaris), RUPS maupun instansi pemerintah
5. Bukti yang sah setiap perubahan Retained Earnings atau Accumulated Losses
6. Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal
penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan
D. Prosedur Pemeriksaan Permodalan/Ekuitas
1. Pelajari dan evaluasi internal control permodalan transaksi jual beli saham,
pembayaran dividen dan sertifikat saham (Exhibit 17-1)
2. Minta copy akte pendirian, SK Pengesahan MenKeh dan HAM, SK
BKPM/BKPMD, BAPEPAM, KPP dan SK Presiden untuk disimpan dalam
permanent file
3. Cocokkan data akte pendirian dengan modal yang tercantum di neraca dan
penjelasan dalam catatan atas laporan keuangan
4. Untuk perusahaan yang baru didirikan dan yang mempunyai tambahan setoran
modal dalam periode yang diperiksa, periksalah bukti setoran, dan pembukuan
lainnya,otorisasi dari pejabat berwenang dan instansi pemerintah
5. Jelaskan dalam kertas kerja pemeriksaan (Exhibit 17-2 dan 17-3) :
• Berapa modal dasar, modal ditempatkan, modal disetor serta premium dan
discount dari penjualan saham
• Jenis saham yang dimiliki (jumlah lembar dan nominal)
• Rincian pemegang saham
6. Periksa dokumen pendukung setiap ada perubahan dalam perkiraan retained
earnings deficit (lihat Exhibit 17-4)
7. Seandainya ada pembagian dividen, periksa :
• Bentuk pembagian dividen (cash, stock, atau property dividen)
• Kebenaran pencatatan
• Otorisasi pejabat yang berwenang
• Kesesuaian aspek perpajakan dengan peraturan perpajakan
8. Periksa apakah akumulasi kerugian perusahaan (accumulated losses/deficit) sudah
melebihi modal disetor, kalau ini terjadi pertimbangan going concern perusahaan
9. Pertimbangkan untuk mengirim konfirmasi ke pemgang saham atau Biro
Aministrasi Efek (Stock Transfer Agent)
10. Seandainya ada treasury stock, periksa :
• Bukti pembelian dan otorisasinya
• Bukti penjualan dan otorisasinya (jika treasury stock dijual kembali)
• Tanyakan kepada manajemen tujuan pembelian treasury stock
• Perhatikan bahwa treasury stock tidak berhak atas pembagian deviden.
11. Periksa penyajian ekuitas di neraca dan catatan atas laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
12. Buat kusimpulan mengenai kewajaran permodalan.
PEMERIKSAAN PERKIRAAN LABA RUGI
A. Sifat Dan Contoh Perkiraan Laba Rugi
Perkiraan Laba Rugi (Profit and Loss Accounts) terdiri dari : Perkiraan pendapatan
operasi, Harga pokok penjualan, Beban operasi, Pendapatan dan beban diluar operasi, dan
Pos luar biasa.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 23, IAI, 2002:23.1) :
“Penghasilan di definisikan berdasarkan kerangka dasar penyusunan dan Penyajian
Laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan (income) meliputi à baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gain).
Pendapatan à penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal
dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa (fees), bunga, dividen,
royalti dan sewa.”
• Keuntungan (gain) berasal dari à penjualan aktiva tetap (gain on sale of fixed asset),
tukar tambah aktiva tetap tidak sejenis (gain on trade-in), keuntungan selisih kurs
(foreign exchange gain)
• Pos Luar Biasa à kerugian yang timbul dari kejadian atau transaksi yang bersifat tidak
normal dan tidak sering terjadi
• Harga Pokok Penjualan à jumlah yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memperoleh barang yang terjual (cost of merchandise sold) atau untuk memproduksi
barang yang terjual (cost of goods sold).
• Perhitungan Cost of merchandise sold (physical system) :
Persediaan awal barang dagangan Rp. xxx
+/+Pembelian bersih Rp. xxx
Barang dagangan yang tersedia untuk dijual Rp. xxx
-/-Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan Rp. xxx
(cost of merchandise sold)
• Perhitungan Cost of goods sold (physical system) :
Persediaan awal bahan baku Rp. xxx
+/+ Pembelian bersih RP. xxx
Bahan baku yang tersedia untuk dipakai Rp. xxx
-/- Persediaan akhir barang dagangan Rp. xxx
Pemakaian bahan baku Rp. xxx
Upah langsung Rp. xxx
Overhead pabrik Rp. xxx
Biaya produksi (cost of production) Rp. xxx
+/+ Persediaan awal Barang Dalam Proses Rp. xxx
-/- Persediaan akhir Barang Dalam Proses Rp. xxx
Biaya Pabrikasi (cost of good manufactured) Rp. xxx
+/+ Persediaan awal Barang Jadi Rp. xxx
-/- Persediaan akhir Barang Jadi Rp. xxx
Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods Sold) Rp. xxx
• Beban operasi (operating expenses) à beban penjualan (selling expenses) dan beban
umum dan administrasi (general and administrative expenses)
Contoh Selling Expenses à gaji bagian penjualan, komisi salesman, biaya iklan,
promosi, entertainment, transposrt dll
Contoh General dan administrative expenses à gaji bagian akuntansi dan keuangan,
personalia dan umum, biaya sewa, listrik, air, telepon, entertainment, perjalanan dinas,
penyusutan inventaris kantor dll
B. Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pemeriksaan atas Perkiraan
Laba Rugi
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan atas perkiraan laba rugi
adalah:
1. Prinsip konservatisme ( conservatism ) dalam pengakuan pendapatan dan beban .
Beban yang belum pasti terjadi tetapi diperkirakan akan menjadi beban perusahaan
pada periode yang diperiksa, jumlahnya bias diestimasi dan cukup material, harus
dicatat sebagai beban. Misalnya garansi untuk penjualan produk perusahaan
(barang-barang elektronik) harus di accured per tanggal neraca.
Pendapan yang pasti terjadi, belum boleh dicatat sebagai pendapatan perusahaan.
Pengecualian :
o Pengakuan saat penerimaan uang (penjualan tunai dan kredit)
o Untuk perusahaan kontraktor, ada 2 metode : metode kontrak selesai
(completed contract method) dan metode presentase penyelesaian (percentage
of completion method)
o Untuk barang jenis tertentu yang harga jualnya sudah pasti, barangnya pasti
terjual atau cepat rusak, pendapatan diakui saat selesainya produksi.
Menurut pernyataan SAK No.23:
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima.
Penjualan barang
Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:
a. Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan
manfaat kepemilikan barang kepada pembeli.
b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
c. Jumlah tersebut dapat diukur.
d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut.
e. Biaya yang trjadi dan yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat di ukur dengan andal.
Penjualan jasa
Hasil dari suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila seluruh kondisi berikut ini
dipenuhi:
a. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
b. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan.
c. Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi peda tanggal neraca dapat diukur dengan
andal.
d. Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.
Bunga, royalti, dan dividen
Bunga, royalti, dan dividenn harus diakui atas dasar yan diatur dalam paragraf berikut,
bila:
a. Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan
b. Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan harus diakui dengan dasar sebagai berikut:
a. Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aktiva tersebut.
b. Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi penyajian yang
relevan.
c. Dalam metode biaya, dividen tunai harus diakui bila hak pemegang saham untuk
menerima pembayaran yang ditetapkan.
2. Konsep matching cost against revenue
• Harus dibandingkan pendapatan yang menjadi hak perusahaan dalam periode yang
diperiksa dengan biaya yang menjadi beban perusahaan untuk periode yang sama
(tanpa memperhatikan apakah uangnya sudah diterima untuk pendapatan dan
dibayarkan/belum untuk biaya.
• Menurut PSAK/PABU, pendapatan dan beban harus dicatat dengan dasar akrual
(accrul basis) bukan dasar kas (cash basis).
• Periksa pendapatan/biaya, perhatikan jangan sampai ada pergeseran waktu dalam
pengakuan pendapatan dan beban.
3. Waktu yang digunakan untuk memeriksa perkiraan pendapatan dan bebas (pos Laba
Rugi) tidak sebanyak waktu untuk pos Neraca, karena :
a. Pada waktu memeriksa pos neraca, sekaligus sudah diperiksa (dikaitkan dengan)
pos laba rugi yang bersangkutan.
b. Pada waktu melakukan test transaksi, sekaligus diperiksa pos laba rugi
c. Prosedur audit atas perkiraan laba rugi yang biasa disajikan :
Analytical review procedure
Analisa beberapa perkiraan laba rugi yang penting atau yang ada kaitannya
dengan perhitungan pajak (untuk koreksi fiskal)
Melakukan pemeriksaan atas subsequent payment (pembayaran sesudah
tanggal neraca) dan subsequent collection (penagihan sesudah tanggal neraca)
C. Tujuan Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi
Untuk memeriksa :
1. Keberadaan internal control pendapatan dan beban, termasuk pencatatan secara
accrual basis terhadap pendapatan dan beban
2. Pencatatan pendapatan dan biaya yang menjadi hak perusahaan dengan
menggunakan cut-off tepat
3. Apakah biaya yang menjadi beban perusahaan telah dicatat dibuku perusahaan
telah dicatat dibuku perusahaan, dan apakah semua biaya yang dicatat merupakan
betuk-betul hak perusahaan, dengan menggunakan cut-off tepat .
4. Adanya fluktuasi yang besar dalam perkiraan pendapatan dan beban jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, bulan per bulan atau dengan anggaran
pendapatan dan beban
5. Penyajian permodalan/ekuitas di Neraca sudah sesuai dengan PSAK/PABU dan hal
penting diungkapkan dalam catatan laporan keuangan
D. Prosedur Pemeriksaan Perkiraan Laba Rugi
1. Pelajari dan evaluasi internal control pendapatan dan biaya, termasuk transaksi jual
beli saham, pembayaran dividen dan sertifikat saham (lihat Exhibit )
2. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa dengan angka
perbandingan untuk periode sebelumnya, dan lakukan analytical review procedure
(analisa rasio, ROI dan ROE) dengan membandingkan rasio tahun lalu dan rasio
industri
3. Minta rincian Laporan Laba Rugi untuk periode yang diperiksa, bandingkan
dengan budget untuk periode yang sama. Hitung variance (dalam Rp. maupun %)
4. Minta rincian penjualan per jenis barang/area yang mencantumkan quantity barang
yang dijual dan nilai uangnya selama setahun (dibuat per bulan). Bandingkan
quantity yang dijual (secara test basis) dengan pengeluaran barang pada kartu
persediaan
5. Periksa cut-off penjualan (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan penjualan)
dan cut –off pembelian (ada tidaknya pergesaran waktu pencatatan pembelian)
6. Periksa subsequent payment (ada tidaknya unrecorded liabilities) dan subsequent
collection (ada tidaknya unrecorded receivables)
7. Buat analisa perkiraan biaya/pendapatan yang kemungkinan ditanyakan pihak
pajak atau untuk keperluan pengisian SPT, koreksi fiskal dan kemungkinan
timbulnya contingent liability.
8. Periksa kepatuhan peraturan perpajakan tentang biaya dan pendapatan
9. Periksa daftar gaji, test kesesuaian perhitungan PPh 21 dengan peraturan pajak
10. Bandingkan total biaya gaji yang tercantum dalam perhitungan Laba Rugi dengan
SPT PPh 21
11. Bandingkan data yang ada dalam daftar gaji, secara test basis, dengan personnel
file
12. Lakukan observasi saat pembayaran gaji
13. Periksa keseusian penyajian pos laba rugi dengan PSAK