aturan berfikir

9
Aturan cara berfikir yang benar Untuk berfikir baik, yakni berfikir benar,yakni berfikir logis- dialektis, juga dibutuhkan kondisi- kondisi tertentu, yaitu: a) Mencintai kebenaran, sikap ini sangat fundamental untuk berfikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan pemikiran untuk mencari,mengusut, meningkatkan mutu penalarannya. Kecenderungan sikap manusiauntuk siap sedia menerima sesuatu sebagai yang benar hal yang dikehendakinyasebagai benar. Kewajiban mencari kebenaran adalah tuntutan instrinsik manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itulah, kepicikan apalagi kesenjanganpenyempitan perspektif, hakikatntatidak sesuaidengan keluhuran insani. b) Mengetahui (dengan sadar)apa yang sedang kerjakan, kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berfiki. Seluruh aktifitas yang dilakukan adalh suatu usaha terus menerus mengejr kebenaran yang diselingi dengan diperolehnyapengetahuan tentang kebenaran tetapi parsial sifatnya. c) Mengetahui (dengan sadar) apa yang sedang dikatakan, pikiran diungkapkan ke dalam kecermatan kata-kata. Oleh karena itu kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi. d) Membuat distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya, jika ada dua hal yang tidk mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi bnyak kejadian di mana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidak identik. Disinilah perlunya dibuat suatu distingsi,suatu pembedaan. Menghindari pandangan untuk memukul rata, karena realitas begitu luas dan perlu diadakan pembagin (klasifikasi). e) Cintailh definisi dengan tepat, pembatasan, yakni membuat jelas batas-batas membuat sesuatu. Menghindari kata-kata yang tidak jelas strutruknya dan tidak jelas artinya. f) Mengetahui (dengan sadar) mengapa menyimpulkan begini begitu. g) Menghindari kesalahan- kesalahan dengan segala usaha dantenaga, dengan mengenali jenis, macam dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran. Cara-cara berfikir logis dalam rangka mendapatkan pengetahuan baru yang benar: a. Penalaran deduktif (rasionalisme) Penalaran Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang bersifat umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Sedengkan kesimpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis

description

Pendidikan

Transcript of aturan berfikir

Page 1: aturan berfikir

Aturan cara berfikir yang benar

Untuk berfikir baik, yakni berfikir benar,yakni berfikir logis- dialektis, juga dibutuhkan kondisi- kondisi tertentu, yaitu:

a)      Mencintai kebenaran, sikap ini sangat fundamental untuk berfikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan pemikiran untuk mencari,mengusut, meningkatkan mutu penalarannya. Kecenderungan sikap manusiauntuk siap sedia menerima sesuatu sebagai yang benar hal yang dikehendakinyasebagai benar. Kewajiban mencari kebenaran adalah tuntutan instrinsik manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itulah, kepicikan apalagi kesenjanganpenyempitan perspektif, hakikatntatidak sesuaidengan keluhuran insani.

b)      Mengetahui (dengan sadar)apa yang sedang kerjakan, kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berfiki. Seluruh aktifitas yang dilakukan adalh suatu usaha terus menerus mengejr kebenaran yang diselingi dengan diperolehnyapengetahuan tentang kebenaran tetapi  parsial sifatnya.

c)      Mengetahui (dengan sadar) apa yang sedang dikatakan, pikiran diungkapkan ke dalam kecermatan kata-kata. Oleh karena itu kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi.

d)     Membuat distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya, jika ada dua hal yang tidk mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi bnyak kejadian di mana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidak identik. Disinilah perlunya dibuat suatu distingsi,suatu pembedaan. Menghindari pandangan untuk memukul rata, karena realitas begitu luas dan perlu diadakan pembagin (klasifikasi).

e)      Cintailh definisi dengan tepat, pembatasan, yakni membuat jelas batas-batas membuat sesuatu. Menghindari kata-kata yang tidak jelas strutruknya dan tidak jelas artinya.

f)       Mengetahui (dengan sadar) mengapa menyimpulkan begini begitu.

g)      Menghindari kesalahan- kesalahan dengan segala usaha dantenaga, dengan mengenali jenis, macam dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran.

Cara-cara berfikir logis dalam rangka mendapatkan pengetahuan baru yang benar:

a.      Penalaran deduktif (rasionalisme)Penalaran Deduktif adalah cara berfikir yang bertolak dari pernyataan yang  bersifat

umum untuk menarik kesimpulan yang bersifat khusus, dengan demikian kegiatan berfikir yang berlawanan dengan induksi. Penarikan kesimpulan secara deduktif ini menggunakan pola berpikir yang disebut silogisme. Silogisme terdiri atas dua pernyataan dan sebuah kesimpulan. Kedua pernyataan itu disebut premis mayor dan premis minor. Sedengkan kesimpulan diperoleh dengan penalaran deduktif dari kedua premis tersebut. Misalnya: Misalnya; (1) Semua kendaraan bermesin menggunakan bahan bakar bensin. (2) motor adalah kendaraan bermesin. Jadi dapat disimpulkan ”motor juga menggunakan bahan bakar bensin. Kesimpulan yang diambil dalam penalaran deduktif ini hanya benar, bila kedua premis yang digunakan benar dan cara menarik kesimpulannya juga benar. Jika salah satu saja dari ketiga hal ini salah berarti kesimpulan yang diambil juga tidak benar.

Penalaran deduktif merupakan salah satu cara berpikir logis dan analitis, berkat pengamatan yang semakain sestimatis dan kritis, serta makin bertambahnya pengetahuan yang

Page 2: aturan berfikir

diperoleh, lambar laun manusia berusaha menjawad masalah dengan cara rasional dengan meninggalkan cara irasional atau mitos. Pemecahan secara rasional berarti menggunakan rasio (daya pikir) dalam usaha memperoleh pengetahuan yang benar. Faham yang mendasarkan rasio untuk memperoleh kebenaran itu disebut faham rasionalisme. Dalam menyusun pengetahuan kaum rasionalis sering menggunakan penalaran deduktif.

b.      Penalaran induktif (empirisme)Penganut  empirme mengembangkan pengetauan bedasarkan pengalaman konkrit.

Mereka menganggap bahwa pengetahuan yang benar adalah pengetahuan yang diperoleh langsung dari pengalaman nyata. Penganut ini menyusun pengetauan menggunakan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah cara berfikir untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Penalaran ini diawali dari kenyataan-kenyataan yang bersifat khusus dan terbatas lalu diakhiri dengan pernyataan yang  bersifat umum. Misalnya; dari pengamatan atas logam besi, tembaga, alumunium dan sebagainya, jika dipanaskan akan mengembang (bertambah panjang) dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa semua logam jika dipanaskan akan bertambah panjang.

c.       AnalogiAnalogi adalah cara berfikir dengan cara membuktikan dengan hal yang serupa dan sudah

diketahui sebelumnya. Disini penyimpulan dilakukan secara tidak langsung, tetapi dicari suatu media atau penghubung yang mempunyai persamaan dan keserupaan dengan apa yang akan dibuktikan.

d.      KomparasiKomparasi adalah cara berfikir dengan cara membandingkan dengan sesuatu yang

mempunyai kesamaan apa yang dipikirkan. Dasar pemikiran ini sama dengan analogi yaitu tidak langsung, tetapi penekanan pemikirannya ditujukan pada kesepadanan bukan pada perbedaannya.

e.       Kegunaan logika 1)      Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional, kritis, lurus,

tetap, tertib, metodis dan koheren.2)      Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.3)      Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan mandiri. 4)      Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-asas

sistematis

Sarana berfikir ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana berfikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah. Untuk dapat berfikir ilmiah

Page 3: aturan berfikir

dengan baik, maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika. Oleh karena itu, kemampuan berfikir ilmiah yang baik harus di dukung oleh penguasaan sarana berfikir yang baik pula. 

Pengertian Berfikir IlmiahBerfikir merupakan kegiatan mengolah otak untuk menghasilkn sebuah pemikiran  yang tepat dan tepat. Sedangkan ilmiah adalah ilmu. Jadi berfikir ilmiah adalah suatu poses kegiatan yang telah dilakukan oleh otak untuk mencapai pemikiran yang tepat dan baik berdasarkan bukti atau fakta. Untuk menguatkan pernyataan diatas ada beberapa pendapat dari para ahli dalam mengartikan berfikir ilmiah yaitu:

Berfikir ilmiah adalah berfikir yang logis dan empiris. Logis: masuk akal,empiris: dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung  jawabkan.(Hillway:1956)

Berfikir ilmiah, yaitu berfikir dalamhubungan yang luas. Dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian – pembuktian.(menurut Kartono 1996, dalam Khodijah 2006:118)

Berfikir ilmiah adalah pola penalaran berdasarkan sasaran tertentu secara teratur dan cermat.(Jujun  S. Suria Sumantri,1984) 

Sarana Berfikir Ilmiah BahasaBahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk makna. Sedangkan dalam KBBI(Kamus Besar Bahasa Indonesia), diterakan bahwa bahasa ialah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Jadi bahasa menekankan bunyi, lambang, sistematika, komunikasi, dan alat. 

1.1. Fungsi bahasa

Aliran filsafat bahasa dan psikolinguistik melihat fungsi bahasa sebagai sarana untuk menyampaikanpikiran, perasaan bdan emosi.sedangkan sosiolinguistik berpendapat bahwa fungsi bahasa adalah sarana untuk perubahan masyarakat. Secara umum dapat dinyatakan bahwa funggsi bahasa adalah:

1)      Koordinator kegiatan- kegiatan masyarakat.

2)      Penetapan pemikiran dan pengungkapan.

3)      Penyampaian pikiran dan perasaan

4)      Penyenangan jiwa.

5)      Pengurangan penggoncangan jiwa

 

1.2.Ciri –ciri bahasa ilmiah

Bahasa ilmiah memiliki ciri-ciri tersendiri, yaitu informatif, reproduktif atau intersubjektif, dan antiseptik.

Page 4: aturan berfikir

Informatif berarti bahwa bahasa ilmiah mengungkapan informasi atau pengetahuan. Informasi atau pengetahuan ini dinyatakan secara eksplisit dan jelas untuk menghindari kesalahpahaman.

Reproduktif adalah bahwa pembicara atau penulis menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang diterima oleh pendengar atau pembacanya.

Menurut Kemeny, antiseptik berarti bahwa bahasa ilmiah itu objektif dan tidak memuat unsur emotif, kendatipun pada kenyataannya unsur emotif ini sulit dilepaskan dari unsur informatif.1.3. Bahasa Sebagai Sarana Ilmiah

Berbicara masalah ilmiah, ada dua hal yang harus diperhatikan,yaitu pertama,sarana ilmiah itu merupakan ilmu dalam pengertian bahwa ia merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah, seperti menggunakan pola berfikir induktif dan deduktif  dalam mendapatkan pengetahuan. Kedu tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

Dengan demikian,jika hal tersebut dikaitkan dengan berfikir ilmiah, secara ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang pengetahuan untuk mengembang kan materi pengetahuan berdasarkan metode ilmiah. Sarana berfikir ini juga mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkanpengetahuan. Ini disebabkan sarana ini adalah alat bantu proses metode ilmiah dan bukan merupakan ilmu itu sendiri.

Ketika bahas disifatkan dengan ilmiah, fungsinya untuk komunikasi disiftkan dengan ilmiah juga, yakni komunikasi ilmiah. Komunikasi ilmiah ini merupakan proses penyampaian informasiberupa pengetahuan. Untuk mencapai komunikasi ilmia, maka bahasa yang digunakanharus terbebas dari unsur emotif.

 

1.4. Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu :

Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konotatif, representasional, informatif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar untuk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor emotif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya. Kata-kata mengandung makna atau arti yang tidak seluruhnya jelas dan eksak. Bahasa sering kali bersifat sirkular (berputar-putar).

Bahasa menjadikan manusia sebagai makhluk yang lebih maju ketimbang makhluk-makhluk lainnya. Bahasa sebagai sarana berpikir ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang sangatbermanfaat bagi aktivitas-aktivitas ilmiah. Di sisi lain, bahasa tidak alpa dari kelemahan-kelemahannya yang merintangi pencapaian tujuan dari aktivitas-aktivitas ilmiah. Kelemahan-kelemahan bahasa ini barangkali akan ditutupi oleh kelebihan-kelebihan dari dua sarana berpikir ilmiah lainnya, yaitu matematika dan statistika. MatematikaMatematika merupakan alat yang dapat memperjelas dan menyederhanakan suatu keadaan atau situasi melalui abstraksi, idealisasi, atau generalisasi untuk suatu studi ataupun pemecahan masalah. Pentingnya matematika tidak lepas dari perannya dalam segala jenis dimensi kehidupan. Mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa matematika justru lebih praktis, sistematis, dan efisien. Begitu pentingnya matematika sehingga bahasa matematika merupakan bagian dari bahasa yang digunakan dalam masyarakat.

1.5.Matematika mempunyai beberapa sifat yaitu:

§ Jelas

Page 5: aturan berfikir

§ Spesifik § Informatif § Tidak emosional

1.6.Matematika sebagai sarana berfikir deduktif

Nama ilmu deduktif diperoleh karena penyelesaian masalah – masalah yang dihadapi tidak dihadapi atas pengalaman  seperti halnya yang terdapat  didalam ilmu – ilmu empirik, melainkan berdasarkan deduksi – deduksi(penjabaran – penjabaran). Dalam penalaran deduktif,bentuk penyimpulan yang banyak digunakan adalah sistem silogisme, dan bahkan silogisme ini disebut juga sebagai perwujudan pemikiran deduktif yang sempurna.

1.7. Kelebihan dan kekurangan matematika

Adapun kelebihan matematika antara lain sebagai berikut :

v  Tidak memiliki unsur emotif

v  Bahasa matematika sangat universal

Adapun kelemahan dari matematika yaitu:

v  Bahwa matematika tidak mengandung bahasa emosional (tidak mengandung estetika) artinya bahwa matematika penuh dengan simbol yang bersifat artifersial dan berlaku dimana saja

 LogikaPengertian dari logika adalah sarana untuk berpikir sistematik, valid dan dapat dipertanggungjawabkan. Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah. Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan aturan-aturan berpikir. Berpikir membutuhkan jenis-jenis pemikiran yang sesuai. Namun pengertian lain dari logika adalah:

Bahasa Indonesia(2003:628) logika disebut jugasebagai penalaran. Salam (1997:140) penalaran adalah suatu proses penemuan kebenarannya masing – masing.

1.8.Logika dapat di sistemisasi dalam beberapa golongan:

Menurut Kualitas dibagi dua, yakni Logika Naturalis (kecakapan berlogika berdasarkan kemampuan akal bawaan manusia) dan Logika Artifisialis (logika ilmiah) yang bertugas membantu Logika Naturalis dalam menunjukkan jalan pemikiran agar lebih mudah dicerna, lebih teliti, dan lebih efisien.

Menurut Metode dibagi dua yakni Logika Tradisional yakni logika yang mengikuti aristotelian dan Logika Modern

Menurut Objek dibagi dua yakni Logika Formal (deduktif dan induktif) dan Logika Material.1.9. Aturan cara berfikir yang benar

Untuk berfikir baik, yakni berfikir benar,yakni berfikir logis- dialektis, juga dibutuhkan kondisi- kondisi tertentu, yaitu:

a)      Mencintai kebenaran, sikap ini sangat fundamental untuk berfikir yang baik, sebab sikap ini senantiasa menggerakkan pemikiran untuk mencari,mengusut, meningkatkan mutu penalarannya. Kecenderungan sikap manusiauntuk siap sedia menerima sesuatu sebagai yang benar hal yang dikehendakinyasebagai benar. Kewajiban mencari kebenaran adalah tuntutan instrinsik manusia untuk merealisasikan manusia menurut tuntutan keluhuran keinsaniannya. Oleh karena itulah, kepicikan apalagi kesenjanganpenyempitan perspektif, hakikatntatidak sesuaidengan keluhuran insani.

Page 6: aturan berfikir

b)      Mengetahui (dengan sadar)apa yang sedang kerjakan, kegiatan yang sedang dikerjakan adalah kegiatan berfiki. Seluruh aktifitas yang dilakukan adalh suatu usaha terus menerus mengejr kebenaran yang diselingi dengan diperolehnyapengetahuan tentang kebenaran tetapi  parsial sifatnya.

c)      Mengetahui (dengan sadar) apa yang sedang dikatakan, pikiran diungkapkan ke dalam kecermatan kata-kata. Oleh karena itu kecermatan ungkapan pikiran kedalam kata merupakan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi.

d)     Membuat distingsi (pembedaan) dan pembagian (klasifikasi) yang semestinya, jika ada dua hal yang tidk mempunyai bentuk yang sama, hal itu jelas berbeda. Tetapi bnyak kejadian di mana dua hal atau lebih mempunyai bentuk yang sama, namun tidak identik. Disinilah perlunya dibuat suatu distingsi,suatu pembedaan. Menghindari pandangan untuk memukul rata, karena realitas begitu luas dan perlu diadakan pembagin (klasifikasi).

e)      Cintailh definisi dengan tepat, pembatasan, yakni membuat jelas batas-batas membuat sesuatu. Menghindari kata-kata yang tidak jelas strutruknya dan tidak jelas artinya.

f)       Mengetahui (dengan sadar) mengapa menyimpulkan begini begitu.

g)      Menghindari kesalahan- kesalahan dengan segala usaha dantenaga, dengan mengenali jenis, macam dan nama kesalahan, demikian juga mengenali sebab-sebab kesalahan pemikiran.

 StatistikaSecara etimologi, kata “statistik” bersal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti dengan kata state (bhasa inggris), yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan negara. Pada mulanya, kata “statistik” diartikan sebagai “kumpulan bahan keterangan (data), baik yang tidak berwujud angka( data kuantitatif), maupun yang tidak berwujud angka(kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara”. Pada perkembangan selanjutnya , arti kata statistik hanya dibatasi pada kumpulan bahan keterangan yang berwujud angka saja.Ditinjau dari segi terminologi, statistik adalah:

ü  Data statistik, yaitu kumpulan bahan keterangan berupa angka atau bilangan.

ü  Statistik adalah kegiatan perstatistikan.

ü  Metode statistik, yaitu cara- cara tertentu yang perlu ditempuh dalam rangka mengumpulkan, menyusun atau mengatur, menyajikan, menganalisis, dan memberikan interpretasi erhadap sekumpulan bahan keterangan yang berupa angka itu dapat berbicara atau dapat memberikan pengertian makna tertentu.

ü  Statistik sebagai ilmu statistik, yaitu ilmu pengetahuanyang mempelajari dan memperkembangkan secara ilmiah tahap – tahap yang ada dalamkegiatan statistik.

1.10.                    Tujuan statitiska dalam tahap- tahap metode keilmuan

Statistika bukan merupakan sekumpulan pengetahuan mengenai objek tertentu melainkan merupakan sekumpulan metode dalam memperoleh pengetahuan. Metode keilmuan, sejauh apa yang menyangkut metode, sebenarnya tak lebih dari apa yang dilakukan dalam mempergunakan pikirannya,tanpa ada sesuatu yang membatasinya. Terdapat beberapa langkah yang dapat digunakan dalam kegiatan keilmuan, yaitu:

1. Obsevasi. Peranan statistika dalam hal ini, statistika dapat mengemukakan secara terperinci tentang analisis mana yang akan dipakai dalam observasi dan tafsiranapa yang akan dihasilkan dari observasi

Page 7: aturan berfikir

tersebut. Tafsiran ini akan menitikberatkan pada tingkat kepercayaan kesimpulan yang ditarik dari berbagai kemungkinan dalam membuat kesalahan.

2. Hipotesis. Statistika membantu kita dalam mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan menyajikanhasil observasi dalam bentuk yng dapat dipahami dan memudahkan kita dalam mengembangkan hipotesis.cabang statistika yang berhubungan dalam hal ini dinamakan deskripsi (yang berlainan dengan statistika), yakni cabang statistika yang mencangkup berbagai metode dalam merencanakan observasi, analisis, dan penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah ada.

3. Ramalan. Dari hipotesis atau teori dikembangkan deduksi. Jika teori yang dikemukakan itu memenuhi syarat deduksi akan merupakansesuatu pengetahuan baru, yang belum diketahui sebelumnya secara empiris, tetapi dideduksikan dari teori. Nilai dari suatu teori tergantung dari kemampuan ilmuan untuk menghasilkan pengetahuan baru tersebut. Fakta baru ini disebut ramalan,bukan dalam pengertian menuju hari depan, namun menduga apa yang akan terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu.

4. Pengujian kebenaran. Yaitu,pengumpulan fakta untuk menguji kebenaran yang dikembangkan dari teori. Mulai dari tahap ini, keseluruhan tahap-tahap sebelumnya berulang seperti siklus. Jika teori didukung sebuah data, teori tersebut mengalami pengujian dengan lebih berat, dengan jalan membuat ramalan yang lebih spesifik dan mempunyai jangkauan lebih jauh,dimana ramalan ini kebenarannya diuji kembali sampai akhirnya menemukn beberapa penyimpangan yang memerlukan beberapa perubahan dalam teorinya. Sebaliknya, jika dikemukakan bertentangan dengan fakta, maka dapat menyusun hipotesis baru yang sesuai dengan fakta-faktayang telah dikumpulkan. Dalam tahap ini sebuah hipotesis dianggap teruji kebenarannyajika ramalan yang dihasilkan berupa fakta. Penalaran konsep statistika modern telah memberikan arti yang pasti kepada pengujian kebenaran terhadap hipotesis. Sebuah hipotesis telah sah teruji apabila pengaruh unsur kebetulan dalam pembuktian telah ditafsiran dengan benar.Keempat tahapan ini sangat penting dan membatu dalam memfokuskandiskusi tentang metode keilmuan.

 Pentingnya Berfikir Secara IlmiahDalam kehidupan nyata sangat diperlukan pemikiran yang benar dan baik, dapat diterima oleh pemikiran manusia, sesuai dengan kenyataan yang ada ,dan berdasarkan bukti. Agar dapat melakukan kegiatan berfikir ilmih dengan baik, diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Dari ke empat sarana tersebut jika digunakan dengan baik, meskipun terkadang tidak smua yang dipergunakan (karena ada batasan tertentu) maka fakta itu akan bisa diterima dalam masyarakat umum.

 

KesimpulanSarana berfikir ilmiah sangat diperlukan dalam kehidupan. Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika, dan statistika. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh proses berpikir ilmiah dan untuk menyampaikan jalan pikiran tersebut kepada orang lain. Dilihat dari pola berpikirnya maka ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dan induktif. Untuk itu maka penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan induktif. Matematika mempunyai peranan yang penting dalam berpikir deduktif ini sedangkan statistik mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif. Proses pengujian dalam kegiatan ilmiah mengharuskan kita menguasai metode penelitian ilmiah yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk menolak atau menerima hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh penguasaan sarana berpikir ini dengan baik pula.

 

Page 8: aturan berfikir