Attachment_1428029259233_proposal Pengajuan Judul Tugas Akhir

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi yang mampu menghubungkan siapapun, kapanpun, dan di manapun, maka untuk memfasilitasi hal tersebut dibutuhkan sebuah perangkat pendukung komunikasi seperti, radio, televisi, ponsel, internet, dan lain-lain. Semua perangkat tersebut membutuhkan sarana penghubung yaitu tiang pemancar. Dalam hal ini, konstruksi tiang pemancar menggunakan salah satu komponen berupa kawat baja sebagai penguat atau penahan pondasi dari konstruksi tersebut, yang mana dalam pemasangan kawat baja tersebut harus mampu untuk menjaga dan menyeimbangkan konstruksi. Untuk menjaga kestabilan konstruksi dan menjaga dari pengaruh alam dan efek dari kekuatan bahan, maka pemasangan kawat baja tersebut haruslah diberikan kekuatan atau gaya yang sama besar pada tiap kawatnya. Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa besarnya tegangan yang bekerja pada kawat. Untuk memfasilitasi hal tersebut kami membuat sebuah alat yang dapat mengindikasikan besaran kawat dan 1

Transcript of Attachment_1428029259233_proposal Pengajuan Judul Tugas Akhir

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi komunikasi dan telekomunikasi yang mampu menghubungkan siapapun, kapanpun, dan di manapun, maka untuk memfasilitasi hal tersebut dibutuhkan sebuah perangkat pendukung komunikasi seperti, radio, televisi, ponsel, internet, dan lain-lain. Semua perangkat tersebut membutuhkan sarana penghubung yaitu tiang pemancar.Dalam hal ini, konstruksi tiang pemancar menggunakan salah satu komponen berupa kawat baja sebagai penguat atau penahan pondasi dari konstruksi tersebut, yang mana dalam pemasangan kawat baja tersebut harus mampu untuk menjaga dan menyeimbangkan konstruksi. Untuk menjaga kestabilan konstruksi dan menjaga dari pengaruh alam dan efek dari kekuatan bahan, maka pemasangan kawat baja tersebut haruslah diberikan kekuatan atau gaya yang sama besar pada tiap kawatnya.Oleh karena itu, untuk mengetahui berapa besarnya tegangan yang bekerja pada kawat. Untuk memfasilitasi hal tersebut kami membuat sebuah alat yang dapat mengindikasikan besaran kawat dan karenanya dapat pula menentukan tegangan kawat lainnya dengan indikasi kekuatan tegangan yang sama.1.2 Perumusan Masalah

Dalam rancang bangun alat pengukur ketegangan kawat pada kontruksi tiang pemancar tunggal ini banyak sekali permasalahan yang akan kami hadapi selama proses perancangan dan pembuatan. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi yaitu :

1. Bagaimana desain spesifikasi dari alat yang mampu membaca atau mengindikasi kan besaran gaya bekerja pada seutas kawat?

2. Bagaimana merancang dan membangun setiap komponen utama pada alat tersebut?

3. Membuat alat dengan biaya rendah agar dapat di pasarkan dengan harga murah.

4. Bagaimana membuat suatu alat bantu yang dapat mempermudah dan mempersingkat pengerjaan atau pemasangan suatu alat di lapangan.

1.3 Pembatasan Masalah Pokok pembahasan utama permasalahan ini dibatasi oleh hanya bagaimana membuat suatu alat yang dapat mempermudah dalam pemberian tegangan pada kawat dan sebagai acuan dalam pemberian pembebanan terhadap seutas kawat yang lain dalam suatu konstruksi. Dengan harapan semakin mudahnya pembacaan tegangan yang bekerja pada seutas kawat akan semakin cepat dalam pengerjaan suatu konstruksi yang telah selesai di bangun.1.4 Tujuan1.4.1 Tujuan Umum Membuat alat yang bermanfaat untuk membantu pemasangan dan kalibrasi pada tiang pemancar. Meningkatkan efisiensi waktu dalam pemasangan konstruksi tiang pemancar.

1.4.2 Tujuan Khusus

Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Diploma III Politeknik Negeri Jakarta.

Menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah didapat selama kuliah di Politeknik Negeri Jakarta.

1.5 Ruang Lingkup PenelitianPerusahaan jasa pemasangan antena radio pemancar.1.6 Lokasi Objek Tugas Akhir

Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Jakarta.

1.7 Garis Besar Metode Penyelesaian Masalah Dalam menyelesaikan masalah kami akan melakukan observasi dan mendesain serta melakukan bimbingan ke dosen.1.8 Manfaat Yang Akan Didapat Pembuatan tugas akhir ini mempunyai banyak manfaat diantaranya manfaat untuk mahasiswa dan manfaat untuk para pengguna alat ini. Manfaat dari pembuatan tugas akhir ini untuk mahasiswa agar para mahasiswa mampu mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama belajar di Politeknik Negeri Jakarta. Sedangkan manfaat untuk produsen yaitu, produsen dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu dalam proses pemasangan konstruksi dengan menggunakan alat yang telah dibuat oleh para mahasiswa.1.9 Sistematika Penulisan Keseluruhan Tugas Akhir

Secara garis besar pembahasan didalam penulisan Tugas Akhir ini disusun dalam beberapa bab, yaitu :

BAB 1. Pendahuluan

Menguraikan latar belakang pemilihan topik, perumusan masalah, tujuan umum dan khusus, ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah, lokasi objek tugas akhir, garis besar metode penyelesaian masalah, manfaat yang akan didapat, dan sistematika penulisan keseluruhan tugas akhir.

BAB 2. Tinjauan Pustaka

Berisi studi pustaka/literatur, memaparkan rangkuman kritis atas pustaka yang menunjang penyusunan tugas akhir, meliputi pembahasan tentang topik yang akan dikaji lebih lanjut dalam tugas akhir.

BAB 3. Metode Pelaksanaan

Menguraikan tentang metodelogi, yaitu metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah, meliputi prosedur, pengambilan sampel dan pengumpulan data, pengumpulan data, teknik analisis data atau teknis perancangan.

BAB 4. Biaya dan Jadwal Kegiatan

Ringkasan anggaran biaya sebagai berikut :

1. Peralatan penunjang, ditulis sesuai kebutuhan.

2. Bahan habis pakai, ditulis sesuai dengan kebutuhan.

3. Perjalanan, jelaskan kemana dan untuk tujuan apa.

4. Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya.

Jadwal Kegiatan

Berisi urutan kegiatan pembuatan tugas akhir mulai dari pengajuan proposal sampai dengan pengajuan sidang dalam satuan minggu perkuliahan (menggunakan standar format Timeline).

Daftar Pustaka

Lampiran

Biodata Mahasiswa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pemesinan

Proses pemesinan adalah proses pemotongan material menjadi bentuk benda kerja dengan menggunakan perkakas potong yang dipasang pada mesin perkakas. Sedangkan mesin perkakas adalah suatu mesin atau alat di mana energi yang diberikan digunakan untuk mendeformasikan dengan selanjutnya memotong material ke dalam bentuk dan ukuran dengan kekasaran yang sesuai dengan yang diinginkan.

Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dengan pahat harus membuanag sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram sebelum terpotong dan selain itu setelah berbagai aspek teknologi ditinjau maka kecepatan pembuangan geram dapat dipilih agar waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Situasi ini timbul pada perencanaan proses pemesinan, dengan demikian dapat ditentukan lima eleman dasar proses pemesinan yaitu :

1. Kecepatan potong (Cutting Speed), v = .d.n/1000: m/ menit

2. Kecepatan makan (Feeding Speed), vf = f . n : mm/min

f = fz . z: mm/gigi

3. Kedalaman pemotongan (Depth of Cut), tc = lt/vf: menit

lt = lv + lw + ln

lv a (d a ) ; untuk mengefrais datar

lv 0 ; untuk mengefrais tegak

ln 0 ; untuk mengefrais datar

ln d/2 ; untuk mengefrais tegak

4. Waktu pemotongan (Cutting Time) : tc (menit)

5. Kecepatan penghasilan geram (Rate of Metal Removal)

Z = vf . a. w/ 1000:cm3/min

Elemen proses pemesinan dihitung berdasarkan dimensi benda kerja, alat potong serta jenis mesin tersebut.

2.2 Klasifikasi Proses Pemesinan

Proses pemesinan dilakukan dengan cara memotong bagian benda kerja yang tidak digunakan dengan menggunakan pahat (cutting tool), sehingga terbentuk permukaan benda kerja menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat yang digunakan pada satu jenis mesin perkakas akan bergerak dengan gerakan yang relatif tertentu (berputar atau bergeser) disesuaikan dengan bentuk benda kerja yang akan dibuat.

Pahat, dapat diklasifikasikan sebagai pahat bermata potong tunggal (single point cutting tool) dan pahat bermata potong jamak (multiple point cutting tool). Pahat dapat melakukan gerak potong (cutting) dan gerak makan (feeding). Proses pemesinan dapat diklasifikasikan dalam dua klasifikasi besar yaitu proses pemesinan untuk membentuk benda kerja silindris atau konis dengan benda kerja/pahat berputar, dan proses pemesinan untuk membentuk benda kerja permukaan datar tanpa memutar benda kerja. Klasifikasi yang pertama meliputi proses bubut dan variasi proses yang dilakukan dengan menggunakan mesin bubut, mesin gurdi (drilling machine), mesin frais (milling machine), mesin gerinda (grinding machine). Klasifikasi kedua meliputi proses sekrap (shaping,planing), proses slot (sloting), proses menggergaji (sawing), dan proses pemotongan roda gigi (gear cutting).

Pahat yang bergerak relatif terhadap benda kerja, akan menghasilkan geram dan sementara itu permukaan benda kerja secara bertahap akan membentuk menjadi komponen yang dikehendaki. Pahat menurut klasifikasinya dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Pahat bermata potong tunggal (Single Point Cutting Tool).

2. Pahat bermata potong jamak (Multiple Point Cutting Tool).

Gerak relatif pahat terhadap benda kerja dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Gerak potong (Cutting Movement)

2. Gerak makan (Feeding Movement)

Jika melihat hal tersebut di atas maka proses pemesinan dapat di kelompokkan menjadi tujuh macam (gambar 1)

Gambar 1.Klasifikasi Proses Pemesinan menurut jenis gerakan relatif pahat terhadap benda kerja

1. Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin Bubut. Prinsip dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan luar benda silindris atau bubut rata :

-Dengan benda kerja yang berputar

-Dengan satu pahat bermata potong tunggal (with a single-point cutting tool)

-Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja .

2.2.1 Kecepatan Putar

Kecepatan putar, n (speed), selalu dihubungkan dengan sumbu utama (spindel) dan benda kerja. Kecepatan putar dinotasikan sebagai putaran per menit (rotations per minute, rpm). Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah kecepatan potong (cutting speedatau v) atau kecepatan benda kerja dilalui oleh pahat/keliling benda kerja . Secara sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :

Di mana :

V = (3,14xdxn)/1000

v = kecepatan potong (m/menit)

d = diameter benda kerja (mm)

n = putaran benda kerja (putaran/menit)

2.2.2 Kecepatan potong bahan teknik

No Bahan Benda kerja Vc (m/menit)

1 Kuningan, Perunggu keras30 45

2 Besi tuang14 21

3 Baja >7010 14

4 Baja 50-7014 21

5 Baja 34-50 20 30

6 Tembaga, Perunggu lunak 40 70

7 Alumunium murni 300 500

8 plastik40 - 60

Kecepatan Potong Untuk Beberapa Jenis Bahan.

Bahan Pahat HSS Pahat Karbida

Halus Kasar Halus Kasar

Baja Perkakas 75 100 25 - 45 185 - 230 110 - 140

Baja Karbon Rendah 70 - 90 25 - 40 170 - 215 90 - 120

Baja karbon Menengah 60 - 85 20 - 40 140 - 185 75 - 110

Besi Cor Kelabu 40 - 45 25 - 30 110 - 140 60 - 75

Kuningan 85 - 110 45 - 70 185 - 215 120 - 150

Alumunium 70 - 110 30 - 45 140 - 215 60 90

2. Proses pemesinan frais (milling) adalah proses penyayatan benda kerja menggunakan alat potong dengan mata potong jamak yang berputar. Proses penyayatan dengan gigi potong yang banyak yang mengitari pisau ini bisa menghasilkan proses pemesinan lebih cepat. Permukaan yang disayat bisa berbentuk datar, menyudut, atau melengkung.

3. Proses pembuatan lubang bulat dengan menggunakan mata bor (twist drill) yang disebut dengan Proses Gurdi (Drilling). Mesin Sekrap yang ada meliputi Mesin Sekrap datar atau horizontal (shaper), Mesin Sekrap vertical (slotter), dan Mesin Sekrap eretan (planner). Untuk elemen proses sekrap pada dasarnya sama dengan proses pemesinan lainnya, yaitu kecepatan potong, kecepatan pemakanan, waktu pemotongan, dan kecepatan pembentukan beram.

4. Mesin Gerinda terdiri dari Mesin Gerinda datar, dan Mesin Gerinda silindris. Untuk batu asah dipaparkan mengenai jenis-jenis butir asahan, ukuran butiran asahan, tingkat kekerasan (grade), macam-macam perekat, susunan butiran asah, bentuk-bentuk batu gerinda, klasifikasi batu gerinda, spesifikasi batu gerinda dan pemasangan batu gerinda.

2.3 PROSES PENGELASAN

Proses pengelasan dibagi dalam dua kategori utama, yaitu pengelasan lebur dan pengelasan padat. Pengelasan lebur menggunakan panas untuk melebur permukaan yang akan disambung, beberapa operasi menggunakan logam pengisi dan yang lain tanpa logam pengisi. Pengelasan padat proses penyambungannya menggunakan panas dan/atau tekanan, tetapi tidak terjadi peleburan pada logam dasar dan tanpa penambahan logam pengisi.

Pengelasan lebur dapat dikelompokkan sebagai berikut :

-pengelasan busur (arc welding, AW);

-pengelasan resistansi listrik (resistance welding, RW);

-pengelasan gas (oxyfuel gas welding, OFW);

2.3.1 Pengelasan Busur

Pengelasan busur adalah pengelasan lebur dimana penyatuan logam dicapai dengan menggunakan panas dari busur listrik, secara umum ditunjukkan dalam gambar 1.1

Gambar 2.Konfigurasi dan rangkaian listrik dasar proses pengelasan busur

Busur listrik timbul karena adanya pelepasan muatan listrik melewati celah dalam rangkaian, dan panas yang dihasilkan akan menyebabkan gas pada celah tersebut mengalami ionisasi (disebut plasma). Untuk menghasilkan busur dalam pengelasan busur, elektrode disentuhkan dengan benda kerja dan secara cepat dipisahkan dalam jarak yang pendek. Energi listrik dari busur dapat menghasilkan panas dengan suhu 10.000oF (5500oC) atau lebih, cukup panas untuk melebur logam. Genangan logam cair, terdiri atas logam dasar dan logam pengisi (bila digunakan), terbentuk di dekat ujung elektrode. Kebanyakan proses pengelasan busur, logam pengisi ditambahkan selama operasi untuk menambah volume dan kekuatan sambungan las-an. Karena logam pengisi dilepaskan sepanjang sambungan, genangan las-an cair membeku dalam jaluran yang berombak.

Pergerakan elektrode relatif terhadap benda kerja dapat dilakukan secara manual atau dengan bantuan peralatan mekanik (pengelasan mesin, pengelasan automatik, pengelasan robotik). Kelemahan bila pengelasan busur dilakukan secara manual, kualitas las-an sangat tergantung kepada ketrampilan pengelas.

Produktivitas dalam pengelasan busur sering diukur sebagai waktu busur (arc time), yaitu :

WAKTU BUSUR = WAKTU BUSUR TERBENTUK : JAM KERJA

Untuk pengelasan manual, waktu busur biasanya sekitar 20 %. Waktu busur bertambah sekitar 50 % untuk pengelasan mesin, automatik, dan robotik.

2.3.2 Teknologi Pengelasan Busur

Sebelum menjelaskan proses pengelasan busur secara individual, terlebih dulu akan dibahas elemen-elemen dasar yang menyertai proses ini, seperti :

-elektrode,

-pelindung busur (arc shielding), dan

-sumber daya dalam pengelasan busur.

2.3.3 Elektroda

Elektroda adalah konduktor yang digunakan untuk bersentuhan dengan bagian atau media non-logam dari sebuah sirkuit (misal semi konduktor, elektrolit atau vakum). Ungkapan kata ini diciptakan oleh ilmuwan Michael Faraday dari bahasa Yunani elektron (berarti amber, dan hodos sebuah cara), dalam proses las elektroda yang dipakai dapat diklasifikasikan sebagai :

-elektrode terumpan (consumable electrodes), dan

-elektrode tak terumpan (nonconsumable electrodes).

BAB III

METODE PELAKSANAAN

3.1Bagan metode pelaksanaan

Mulai

Selesai

Uji coba Alat

Pembuatan Alat

Perancangan Alat

Masalah

Pengumpulan Data dan Referensi

3.2 Uraian Bagan Metode Pelaksanaan

3.2.1 Mulai

Menemukan dan menentukan ide untuk Tugas Akhir.

3.2.2 Pengumpulan Data dan Referensi

Mengumpulkan dan mencari informasi melalui berbagai media yang berhubungan dengan pembuatan alat dan melalui buku-buku.

3.2.3 Masalah

Karena selama ini pemasangan kawat sling pada kontruksi tiang pemancar tunggal cenderung menggunakan kira-kira sehingga pembebanan pada kawat tidak merata pada setiap slingnya.

3.2.4 Perancangan Alat

Perancangan alat ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Solidwork, dikarenakan pada aplikasi tersebut terdapat fitur-fitur yang dapat mempermudah dan mendukung kami dalam merancang alat pengukur ketegangan kawat pada kontruksi tiang pemancar tunggal tersebut.

1.2.4.1 Gambar Alat

3.2.5 Pembuatan Alat

Seluruh kegiatan pembuatan alat pengukur ketegangan kawat pada kontruksi tiang pemancar tunggal dibuat di workshop dan lingkungan masyarakat.

3.2.6 Uji Coba Alat

Setelah alat dibuat, maka dilakukan pengujian untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses ketegangan kawat pada kontruksi tiang pemancar tunggal.

3.3 Metode Pelaksanaan

3.3.1 Metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data

Metode Literatur

Yaitu mencari informasi melalui buku-buku dan berbagai media untuk ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tegangan dan regangan pada kawat sling.

Metode Wawancara

Yaitu mencari dan mengumpulkan data dari semua pihak yang memahami tentang tegangan dan regangan pada kawat sling.

Metode Observasi

Yaitu mencari dan mengumpulkan data-data yang ada di lapangan seperti informasi tentang bahan-bahan yang dipergunakan baik jenis maupun harganya serta segala sesuatu yang berhubungan dengan rancang bangun alat ini.

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Biaya

Perkiraan biaya yang akan keluar dalam rancang bangun Alat pengukur ketegangan kawat pada kontruksi tiang pemancar tunggal yang akan kami buat ini adalah sebagai berikut :

No

Nama

Jumlah

Harga

Total

MATERIAL

1

Besi hollo kotak

1 batang

Rp.200.000

Rp.200.000

2

Strain Gauge

1pcs

Rp.400.000

Rp.400.000

3

Alumunium rood

0.5 m

Rp.150.000

Rp.150.000

4

Modul Strain Gauge digital

1 pcs

Rp.1.500.000

Rp.1.500.000

5

Bearing

3 pcs

Rp.50.000

Rp.150.000

6

Battery

1 pcs

Rp.100.000

Rp.100.000

7

Mur dan baut

Rp 100.000

PABRIKASI

1

Pengelasan

Rp.250.000

2

Bubut

Rp.200.000

3

Milling

Rp.100.000

LAIN LAIN

1

Transportasi

Rp. 250.000

2

Pembuatan Makalah

Rp. 400.000

3

Biaya Tak Terduga

Rp. 500.000

Jumlah

Rp. 4.300.000

Tabel 1.Biaya pembuatan Tugas Akhir

4.2 Jadwal Kegiatan

No

Kegiatan

November

Desember

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

2

3

4

1

Perencanaan konsep

2

Pengumpulan data

3

Perencanaan desain

4

Pembuatan desain

5

Survey bahan

6

Pembuatan proposal

7

Pengumpulan proposal

8

Presentasi proposal

9

Bimbingan

10

Pelaksanaan TA

11

Penyusunan laporan TA

12

Seminar TA

13

Pendaftaran ujian

14

Ujian sidang I

Daftar Pustaka

http://degeshouse.blogspot.com/2012/03/pernahkah-anda-berfikir-untuk-siapa.html

http://portal-locomotiva.blogspot.com/2010/03/mengenal-proses-bubut-turning.html

http://allweld.blogspot.com/2012/10/proses-pengelasan-smaw.html

http://camprung.blogspot.com/2010/02/proses-pemesinan-proses-pemotongan.html

http://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/09/12/cnc-milling-makanan-apa-itu/

LAMPIRAN

DAFTAR BIODATA

Ketua Tim Tugas Akhir

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Identitas Pribadi

Nama Lengkap: Sumaryono

Jenis Kelamin: Laki-laki

Tempat Lahir: Jakarta

Alamat: Jl. Jambu 5 No.119 Perumnas Depok

Kode Pos. 16432

Agama: Islam

Golongan Darah: O

Tinggi dan Berat Badan: 164 cm dan 71kg

Nomor Telepon: 08785851217

E-mail: [email protected]

Demikian Daftar Biodata Ini Dengan sebenar-benarnya.

Depok, 21 Januari 2015

Sumaryono

NIM. (3211110068)

Anggota 1

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Identitas Pribadi

Nama Lengkap: Imam Mahmuddin

Tempat/Tanggal Lahir: Bekasi, 17 Januari 1993

Alamat: Jl. Tawes 3 No.3 Rt07/02 Harapan Baru 2 , Bekasi Barat

Agama: Islam

Golongan Darah: AB

Tinggi dan Berat Badan: 178 cm dan 85 kg

Nomor Telepon: 082111047568

E-mail: [email protected]

Demikian Daftar Biodata Ini Dengan sebenar-benarnya.

Depok, 21 Januari 2015

Imam Mahmuddin

NIM. (3211110015)

Anggota 2

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Identitas Pribadi

Nama Lengkap: Taufik Hidayat

Tempat/Tanggal Lahir: Bogor, 29 Agustus 1993

Alamat : Lingkungan Pala Manis Rt.02/05

Blok.B No.29 Cibinong, Bogor

Agama: Islam

Golongan Darah: O

Tinggi dan Berat Badan: 168 cm dan 92 kg

Nomor Telepon: 085693608973

E-mail: [email protected]

Demikian Daftar Biodata Ini Dengan sebenar-benarnya.

Depok, 21 Januari 2015

Taufik Hidayat

NIM. (3211110087)

23