Atrial Flutter 1

22
BAB I PENDAHULUAN Atrial flutter merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan irama jantung (aritmia). Pada kondisi ini, atrium memompa dengan sangat cepat, atrium sendiri berperan dalam mengontrol irama jantung, sehingga kondisi ini biasanya menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat. Terkadang seseorang tidak merasakan gejala walaupun telah terjadi perubahan irama jantung seperti pada atrial flutter, biasanya terdeteksi saat pasien datang ke dokter. Beberapa menunjukkan gejala seperti palpitasi, sulit bernafas, nyeri dada, mudah lelah maupun fatigue. 1 Atrial flutter berkaitan dengan kondisi kardiovaskular dan dapat menyebabkan kematian. Angka insidensi atrial flutter tidak diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan sekitar 1 dari 1.000 orang. 1 Prevalensi atrial flutter meningkat sesuai usia dan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Di Amerika Serikat, 70.000 orang mengalami kondisi ini, sehingga angka prevalensinya diperkirakan mencapai 0,15 juta pada tahun 2050. Diperkirakan juga 7,56 milyar orang mengalami atrial fibrilasi sebagai efek dari atrial flutter setiap tahunnya. Meningkatnya prevalensi ini diperkirakan berdasarkan peristiwa 1

description

bvhv

Transcript of Atrial Flutter 1

BAB I

PENDAHULUAN

Atrial flutter merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan gangguan

irama jantung (aritmia). Pada kondisi ini, atrium memompa dengan sangat cepat,

atrium sendiri berperan dalam mengontrol irama jantung, sehingga kondisi ini

biasanya menyebabkan denyut nadi menjadi lebih cepat. Terkadang seseorang

tidak merasakan gejala walaupun telah terjadi perubahan irama jantung seperti

pada atrial flutter, biasanya terdeteksi saat pasien datang ke dokter. Beberapa

menunjukkan gejala seperti palpitasi, sulit bernafas, nyeri dada, mudah lelah

maupun fatigue.1

Atrial flutter berkaitan dengan kondisi kardiovaskular dan dapat

menyebabkan kematian. Angka insidensi atrial flutter tidak diketahui secara pasti,

tetapi diperkirakan sekitar 1 dari 1.000 orang.1 Prevalensi atrial flutter meningkat

sesuai usia dan lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan wanita. Di

Amerika Serikat, 70.000 orang mengalami kondisi ini, sehingga angka

prevalensinya diperkirakan mencapai 0,15 juta pada tahun 2050. Diperkirakan

juga 7,56 milyar orang mengalami atrial fibrilasi sebagai efek dari atrial flutter

setiap tahunnya. Meningkatnya prevalensi ini diperkirakan berdasarkan peristiwa

meledaknya angka populasi manusia dan meningkatnya prevalensi obesitas yang

disebabkan kondisi kardiovaskular.2

Atrial flutter tidak mengancam nyawa, namun jika tidak ditangani atrial

flutter dapat mengancam nyawa. Atrial flutter mengakibatkan jantung sulit

memompa darah secara efektif. Aliran darah akan bergerak sangat lambat

sehingga dapat membentuk bekuan darah (trombus). Jika trombus dipompa keluar

oleh jantung, maka trombus dapat bergerak ke otak dan mengakibatkan stroke.

Tanpa pengobatan, atrial flutter juga dapat menyebabkan denyut jantung yang

cepat dalam jangka waktu yang lama, kondisi ini mengakibatkan otot jantung

kelelahan dan berpotensial menyebabkan gagal jantung. Tanpa pengobatan, atrial

flutter juga dapat menyebabkan jenis aritmia lainnya seperti atrial fibrilasi.3

1

Atrial flutter dilihat dari aspek klinis hampir sama dengan atrial fibrilasi

dan kedua aritmia ini sering terjadi pada pasien yang sama. Walaupun demikian,

terdapat perbedaan elektrik dari gangguan irama yang ditemukan.1 Diagnosis

atrial flutter dan atrial fibrilasi biasanya berdasarkan pengawasan irama jantung

secara berkala dan berbagai tes diagnostik lainnya.2

BAB II

2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI ATRIAL FLUTTER

Atrial flutter merupakan gangguan irama jantung (aritmia) yang terjadi

jika impuls elektrik tidak sesuai dengan alur listrik jantung. Sinyal elektrik

“terperangkap” di atrium kanan sehingga sinyal di atrium kanan langsung

diteruskan melalui nodus AV ke ventrikel. Hal ini menyebabkan atrium berdenyut

lebih cepat dibandingkan ventrikel. Pada atrial flutter denyut jantung sekitar 200-

350 kali per menit.1,2,3

Atrial flutter merupakan aritmia yang disebabkan oleh satu atau lebih

sirkuit yang cepat di atrium. Atrial flutter biasanya lebih terorganisir dan teratur

dibandingkan dengan atrial fibrilasi. Aritmia ini terjadi paling sering pada orang

dengan penyakit jantung, dan selama minggu pertama setelah bedah jantung.

Aritmia ini sering berubah menjadi atrial fibrilasi.2,3

2.2. ANATOMI DAN FISIOLOGI

Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang terletak di

rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke sebelah kiri sternum.

Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-

kira 250-300 gram. Jantung mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium

kiri, ventrikel kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas

jantung dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah bawah

jantung dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus memompa darah ke

seluruh tubuh.4,5

Atrium kanan berfungsi sebagai penampung darah rendah oksigen dari

seluruh tubuh. Atrium kiri berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari

paru-paru dan mengalirkan darah tersebut ke paru-paru. Ventrikel kanan berfungsi

menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-paru.ventrikel

kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya oksigen keseluruh tubuh. 4

Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan

selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti

3

dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan terluar

yang terdiri jaringan endotel disebut endokardium.4

Gambar 2.1. Anatomi Jantung

Siklus jantung

Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung selama

peredaran darah. Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu kontraksi (sistolik) dan

relaksasi (diastolik). Sistolik merupakan sepertiga dari siklus jantung. Kontraksi

dari ke-2 atrium terjadi secara serentak yang disebut sistolik atrial dan

relaksasinya disebut diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap

relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan

kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong ventrikel kiri harus

lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk

mempertahankan tekanan darah sistemik. Meskipun ventrikel kanan juga

memompakan darah yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar

paru-paru ketika tekanannya lebih rendah.4,5

Curah jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap ventrikel per

menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah yang dipompakan oleh

4

ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi

penimbunan darah di tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap

kali sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung = volume

sekuncup x frekuensi denyut jantung per menit. Umumnya pada tiap sistolik

ventrikel tidak terjadi pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi

ventrikel yang dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume

residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama, bergantung pada

keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa pada keadaan istirahat lebih

kurang 5 liter dan dapat meningkat atau menurun dalam berbagai keadaan.4,5

Denyut Jantung dan Daya pompa Jantung

Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka pengaruh sistem

parasimpatis dominan dalam mempertahankan kecepatan denyut jantung sekitar

60 hingga 80 denyut per menit. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat

dipengaruhi oleh pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada

waktu banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan pengeluaran

karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga kecepatan jantung bisa mencapai

150 x/ menit dengan daya pompa 20-25 liter/menit.4,5

Pada keadaan normal jumlah darah yang dipompakan oleh ventrikel kanan

dan ventrikel kiri sama sehingga tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian

dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya

pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak berisi darah

sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu lama, bisa menjadi

edema.4,5

Aktivitas Listrik Jantung4

Kontraksi otot jantung untuk mendorong darah dicetuskan oleh potensial

aksi yang menyebar melalui membran sel-sel otot. Jantung berkontraksi secara

berirama akibat potensial aksi yang ditimbulkannya sendiri, suatu sifat yang

dikenal dengan otoritmisitas.

Terdapat dua jenis sel otot jantung yaitu, sel kontraktil merupakan sel

yang melakukan kerja mekanis yaitu memompa. Sel-sel pekerja ini dalam keadaan

normal tidak menghasilkan sendiri potensial aksi, 99% sel jantung merupakan sel

kontraktil. Sebaliknya, sebagian kecil sel sisanya yaitu sel otoritmik, tidak

5

berkontraksi tetapi mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan

potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel kontraktil.

Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmitas ditemukan dilokasi

berikut ini :

Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan

lubang (muara) vena kava superior.

Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus

di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan

ventrikel.

Berkas His (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal

dari nodus AV dan masuk ke septum antarventrikel, tempat berkas

tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke

bawah melalui septum, melingkari ujung bilik ventrikel, dan kembali ke

atrium di sepanjang dinding luar.

Serat purkinje, serat-serat terminal halus yang berjalan dari berkas His dan

menyebar ke seluruh miokardium ventrikel.

Sebuah potensial aksi yang dimulai dari nodus SA pertama kali menyebar

ke kedua atrium. Penyebaran impuls tersebut dipermudah oleh dua jalur

penghantar atrium khusus, jalur antaratrium dan jalur antarnodus. Nodus AV

adalah satu-satunya titik tempat potensial aksi dapat menyebar dari atrium ke

ventrikel. Dari nodus AV, potensial aksi menyebar cepat ke seluruh ventrikel,

diperlancar oleh sistem penghantar khusus yang terdiri dari berkas His dan serat

purkinje.

2.3. ETIOLOGI ATRIAL FLUTTER

Atrial flutter disebabkan karena adanya gangguan (abnormalitas) dan

penyakit jantung itu sendiri, penyakit yang ada pada tubuh yang berefek pada

jantung maupun mengkonsumsi substansi yang dapat mengubah impuls elektrik

pada jantung. Pada beberapa orang, tidak ditemukan adanya penyakit yang

mendasari.1,3

6

Penyakit jantung maupun abnormalitas pada jantung yang dapat

menyebabkan atrial flutter sebagai berikut1,3 :

Menurunnya aliran darah ke jantung (iskemik) karena penyakit jantung

koroner, aterosklerosis, maupun terdapat trombus

Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard

(miokarditis karena infeksi)

Hipertensi

Penyakit pada otot jantung (Kardiomyopati)

Abnormalitas pada katup jantung (terutama katup mitral)

Hipertropi pada ruang jantung

Post-operasi jantung

Penyakit pada tubuh yang menimbulkan efek pada jantung antara lain :

Hipertiroidisme

Bekuan darah pada pembuluh darah paru-paru (embolisme paru)

Penyakit paru obstruktif kronik, seperti emfisema

Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)

Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi

kerja dan irama jantung

Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat

Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)

Substansi yang dapat menyebabkan atrial flutter, antara lain :

Alkohol

Stimulan seperti kokain, amfetamin, pil diet, kafein, dan lain sebagainya

Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat

antiaritmia lainnya.

2.4. MEKANISME ATRIAL FLUTTER

Mekanisme dasar atrial flutter merupakan proses makroreentri yang

menentukan waktu revolusi laju atrium. Terdapat aktivitas listrik yang terus-

menerus sepanjang siklus atrium. Durasi siklus rata-rata 200-350 kali. Pada atrial

re-entri, peran sumbatan anatomi tipe apa pun (struktur atrium maupun fibrosis)

merupakan hal yang penting. Sistem konduksi atrioventrikular biasanya memblok

7

impuls atrial dengan cepat, kemudian terjadi penurunan respon ventrikel. Hal ini

biasanya dikompensasi dengan peningkatan hemodinamik. Kondisi ini dapat

memicu terjadinya atrial fibrilasi. Adanya perubahan dari atrial flutter ke atrial

fibrilasi diikuti dengan meningkatnya denyut atrial selalu memicu meningkatnya

tonus simpatik.6

Kelainan ini mengakibatkan terjadinya depolarisasi atrium cepat dan

teratur, dan gambarannya terlihat baik di sadapan II, III, aVF, seperti gambaran

gigi gergaji. Gelombang inilah yang disebut dengan gelombang F. Bila laju atrium

sekitar 200 per menit bisa terjadi konduksi 1:1, namun pada laju yang lebih cepat

paling sering terjadi blok AV derajat kedua di tingkat nodus AV sehingga

konduksi menjadi 2:1. Pada laju 300 per menit, laju QRS adalah 150 per menit.5

Terdapat dua bentuk umum dari atrial flutter yang dapat diobservasi

dengan karakteristik yang dapat dilihat melalui gambaran EKG. Terdapat

gelombang negatif yang lebih dominan (Atrial Flutter Tipikal) dan gelombang

positif (Atrial Flutter Atipikal). Bentuk gelombang negatif dan positif terjadi

berdasarkan lokasi jalur re-entri, yang dapat terjadi di atrium kanan maupun

atrium kiri. Untuk membedakannya dengan atrial fibrilasi, biasanya interval RR

pada atrial fibrilasi reguler, sedangkan interval RR pada atrial flutter dapat juga

reguler, namun lebih sering ireguler (sebagai contoh : pendek-pendek-panjang,

pendek-pendek-panjang, dan seterusnya).2,7,8

Gambar 2.2. Kiri : aktivasi atrial pada atrial flutter tipikal. Kanan : aktivasi atrial pada atrial flutter atipikal. Atrium direpresentasikan secara skematik pada gambaran anterior kiri oblik, dari katup trikuspid (kiri) dan mitral. Endokardium

8

yang berwarna gelap dan terbukanya vena kava superior (SVC) dan vena kava inferior (IVC), sinus koroner (CS), dan vena pulmonal (PV). Hubungan aktivasi ditunjukkan oleh tanda panah. Daerah yang bergaris-garis menunjukkan lokasikonduksi yang lambat dan zona blok. Huruf di sisi kanan panel menandakan kondisi rendah (LPS), sedang (MPS) dan tinggi (HPS) pada dinding posterolateral.

Gambar 2.3. EKG pada pasien Atrial Flutter menunjukkan segmen panjang dan pendek dari interval RR yang konsisten. Terdapat juga gambaran gelombang gigi gergaji.

Gambar 2.4. EKG pada pasien Atrial Flutter yang menunjukkan interval RR reguler2.5. MANIFESTASI KLINIS ATRIAL FLUTTER

Terdapat beberapa tanda dan gejala atrial flutter, diantaranya perubahan

tekanan darah ( hipertensi atau hipotensi ), nadi mungkin tidak teratur, bunyi

jantung irama tak teratur, bunyi ekstra, kulit pucat, sianosis, berkeringat, edema

(trombosis superfisial), produksi urin menurun bila curah jantung menurun berat,

sinkop, pusing, sakit kepala, disorientasi, bingung, letargi, perubahan pupil, rasa

tidak nyaman pada dada dapat berupa nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang

atau tidak dengan obat antiangina, gelisah, pernafasan pendek, bunyi nafas

tambahan (krekels, ronki, mengi) mungkin ada menunjukkan komplikasi

pernafasan seperti pada gagal jantung kiri (edema paru) atau fenomena

tromboembolitik pulmonal, kehilangan tonus otot/kekuatan, palpitasi.1,3,6,7,8

2.6. DIAGNOSA ATRIAL FLUTTER

9

Terdapat beberapa pemeriksaan untuk menentukan denyut jantung yang

cepat maupun ireguler. Dokter akan melakukan pemeriksaan apabila terdapat

tanda dan gejala. Beberapa pemeriksaannya antara lain :

1. Elektrokardiogram (EKG)

Gambaran EKG menunjukkan laju atrium antara 220-350 per menit,

dengan irama atrium teratur. Irama ventrikel (QRS) biasanya teratur atau sedikit

tidak teratur bila rasio konduksi tetap (misalnya 2:1). Irama menjadi tidak teratur

bila ada rasio konduksi yang bervariasi. Gelombang P atrium menyerupai

gambaran gigi gergaji dan terlihat baik di sadapan II, III, aVF. Bila gambaran

gelombang tersebut tidak jelas (gelombang F), dengan melakukan masase karotis

masa konduksi AV meningkat sementara sehingga timbul blok AV dengan derajat

lebih tinggi. Dengan cara ini dapat dilihat gelombang F lebih jelas untuk

diidentifikasi. Interval PR biasanya teratur tapi dapat juga bervariasi. Masa QRS

biasanya normal, tetapi bisa terjadi konduksi ventrikuler yang aberan berbentuk

blok cabang berkas kanan atau kiri.1,3,5

Gambar 2.5. Gambaran EKG pada Atrial Flutter

2. Monitor Holter3

10

Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk menentukan dimana

disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila pasien aktif (di rumah/kerja). Juga

dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat antidisritmia.

Gambar 2.6. Monitor Holter

3. Ekokardiogram3

Ekokardiogram menggunakan gelombang suara untuk menilai gambaran

jantung. Pemeriksaaan ini digunakan untuk melihat otot jantung dan kemampuan

jantung memompa darah.

11

Gambar 2.7. Gambaran Ekokardiogram

Terdapat beberapa macam ekokardiogram, diantaranya sebagai berikut :

Ekokardiogram transthorakal

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan standar yang non-invasif

(tidak ada insisi), ekokardiogram ini akan memperlihatkan gambaran denyut

jantung. Dari alat ini dapat diketahui gambaran ukuran jantung, kemampuan

kerja jantung, kondisi katup jantung dan memperlihatkan trombus jika ada.

Ekokardiogram transesofageal

Ekokardiogram transesofageal digunakan jika ingin melihat gambaran

dari belakang jantung. Untuk mendapatkan hasil yang bagus, transduser

diletakkan ke dalam esofagus. Pemeriksaan ini membuat pasien tidak nyaman

sehingga diperlukan anestesi secara intravena maupun disemprotkan pada

tenggorokan. Gambaran yang diperlihatkan sama dengan ekokardiogram

transthorakal.

12

Gambar 2.8. Gambaran Ekokardiogram Transesofageal

2.7. PENATALAKSANAAN ATRIAL FLUTTER

Terdapat beberapa pilihan terapi untuk atrial flutter. Terapi biasanya

dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti usia, gejala klinis dan penyebab atrial

flutter. Tujuan pemberian terapi antara lain3 :

Mengembalikan denyut jantung ke irama normal jika memungkinkan

Mengontrol denyut jantung

Mencegah terbentuknya trombus

Mengobati penyebab irama abnormal dan komplikasi

Mengurangi faktor risiko yang dapat mencetuskan atrial flutter

Berikut terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan atrial flutter1,3,5,6,7,8 :

Terapi Medikamentosa

Pilihan terapi tergantung pada frekuensi atrial flutter, penyakit penyerta,

dan kondisi medis serta kondisi pasien. Pembagian obat-obatan yang

digunakan pada atrial flutter antara lain :

Anti-aritmia : obat ini digunakan untuk mengembalikan irama ke

irama normal, mengurangi frekuensi dan durasi episode atrial

flutter, dan mencegah episode berulang. Sering diberikan setelah

dilakukan kardioversi. Obat-obatannya antara lain amiodaron,

sotalol, ibutilide, propafenone, dan fleicainide.

13

Digoxin (Lanoxin) : obat ini digunakan untuk menurunkan

konduksi impuls elektrik yang melalui nodus SA dan AV, dan

memperlambat denyut jantung.

Beta blocker : obat ini digunakan untuk menurunkan denyut

jantung dengan memperlambat konduksi melalui nodus AV dan

memiliki efek anti-aritmia langsung pada atrium.

Calsium channel blocker : obat ini juga digunakan untuk

memperlambat denyut jantung dengan memperlambat konduksi

melalui nodus AV.

Anti-koagulan : obat ini digunakan untuk mengurangi trombus di

jantung maupun pembuluh darah. Atrial flutter memiliki risiko

tinggi membentuk trombus yang dapat menimbulkan berbagai

komplikasi.

Terapi Mekanis

Kardioversi : mencakup pemakaian arus listrik untuk

menghentikan disritmia yang memiliki kompleks GRS, biasanya

merupakan prosedur elektif.

Defibrilasi : kardioversi asinkronis yang digunakan pada

keadaan gawat darurat.

Ablasi kateter : ablasi kateter dilakukan di laboratorium

elektrofisiologi di rumah sakit, dilakukan oleh dokter spesialis

dan tenaga kesehatan terlatih. Prosedur ini dilakukan dengan

memasukkan kateter yang dimasukkan ke vena di leher. Kateter

dimasukkan dipandu dengan X-ray, kemudian dimasukkan

elektroda. Elektroda digunakan untuk mendeteksi sinyal elektrik

dari bagian jantung yang berbeda. Ablasi kateter biasanya

dilakukan selama dua sampai enam jam.

14

ALUR PENATALAKSANAAN ATRIAL FIBRILASI/ATRIAL FLUTTER

15

Onset baru AF/AFL dengan gejala < 48 jam atau hemodinamik tidak stabil

Stratifikasi Risiko Stroke/tromboprofilaksis untuk semua pasien atau gunakan skor CHA2DS2VASc

Pemeriksaan selanjutnya : TFT,FBC, U&E, glukosa, TD manual

Semua penyakit klinis maupun penyakit yang dicurigai sebagai penyebab AFL:

- Anamnesis dan pemeriksaan- Jika denyut nadi tidak reguler, konfirmasi dengan EKG- Pertimbangkan diagnosa gagal jantung echo (bukan

BNP) jika EKG dengan gambaran QRS atau gelombang T abnormal tetapi tetap kontrol denyut jantung

Pertimbangkan kontrol irama jika < 65 tahun atau AF simptomatik, sekonder sebaiknya diobati/dikoreksi segeraSebaiknya gunakan monitor denyut jantung

ParoksismalEpisode berulang terakhir biasanya < 48 jam, max 7 hari

Berlangsung lama atau menetapTidak dapat diatasi, terakhir > 7 hari-12 bulan (atau lebih dengan kardioversi yang berhasil sebelumnya

Kontrol iramaIdentifikasi faktor pencetus (misalnya alkohol)

MenetapDiterima dan berlangsung lama

- Kardioversi farmakologi- Kardioversi elektrikal- Ablasi flutter

Direkomendasikan di rawat di RS

Usakakan hanya kontrol irama

Manajemen yang disarankan :Mulai dengan beta blocker standar (bisoprolol atau carvedilol) atau penggunaan antagonis kalsium (verapamil atau diltiazem ) jika tidak ada LVSD- titrasi sampai laju ventrikel mencapai < 80 x per

menit atau < 110 kali per menit dengan latihan- tambahkan digoxin untuk mengontrol lju jantung

saat istirahat

Manajemen yang disarankan :Mulai dengan beta blocker standar (bisoprolol atau carvedilol) atau penggunaan antagonis kalsium (verapamil atau diltiazem ) jika beta blocker tidak dapat ditoleransi atau tidak ada LVSD- Rencanakan kardioversi elektrikal gunakan

warfarin3-4 minggu sebelumnya dan 3 minggu sesudahnya

Rujuk ke dokter spesialis jika pasien masih menunjukkan gejala.Sarankan hal berikut :

- Kardioversi elektrikal /ablasi EPS membutuhkan inisiasi warfarin dengan rujukan. Amiodaron (AF permanen) atau Dronedaron (AF non-permanen) dapat digunakan (jangka pendek < 6/12) untuk meningkatkan kesuksesan ECV)

- Terapi Farmakologi “pill in the pocket” mungkin bermanfaat untuk paroksismal

Primary Care

Primary Care and Secondary Care

Secondary Care