Atm (Asynchronous Transfer Mode)

50
Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode Page1 ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE) 1. DESKRIPSI Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching dan multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data, suara, video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalnya sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan / atau jam jaringan. transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel yang akan diposisikan di mana saja dalam data stream. ATM saat ini memiliki kecepatan 155Mbps (OC-3 port), 622Mbps (OC-12 port), 1,2 Gbps dan 2,5 Gbps. Karena sel-sel tetap dalam panjang (53 oktet atau byte) daripada variabel seperti frame Ethernet, mereka dapat diaktifkan pada perangkat keras daripada perangkat lunak dan ini mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi dari yang dapat dicapai oleh Ethernet, Token Ring dan FDDI. ATM sangat fleksibel dan memungkinkan berbagai jenis media seperti suara, video, file data transmisi dll, masing- masing dikelola oleh jaringan secara berbeda video, misalnya bisa sangat rentan terhadap penurunan mendadak dalam performa jaringan seperti kecepatan video yang bervariasi sangat mengganggu. ATM memungkinkan sirkuit dengan bandwidth terjamin dan persyaratan yang berbeda yang akan dibentuk secara bersamaan Layanan. Kualitas (QoS) dapat diatur dan ditetapkan pada tahap koneksi menggunakan parameter seperti delay, jitter delay dan tingkat kesalahan berdasarkan aplikasi dan negara jaringan pada saat koneksi. Dua prioritas untuk lalu lintas didefinisikan; prioritas tinggi dan prioritas rendah prioritas. lalu lintas rendah akan diabaikan jika ada masalah kemacetan saklar. ATM Meskipun bukan jenis jaringan broadcast, multicast didukung untuk aplikasi seperti suara dan video conferencing. ITU-T telah

description

Teknologi ATM (Asynchronous Transfer Mode)

Transcript of Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Page 1: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

ATM (ASYNCHRONOUS TRANSFER MODE)

1. DESKRIPSI

Asynchronous Transfer Mode (ATM) adalah teknologi switching dan

multiplexing, dimaksudkan untuk memindahkan berbagai jenis trafik (data,

suara, video, audio) dengan cepat dan efisien. Circuit switching umumnya

mensyaratkan bahwa paket di set ke posisi dalam frame berulang, misalnya

sinkron dalam waktu, langkah, sesuai dengan aplikasi dan / atau jam jaringan.

transmisi Asynchronous memungkinkan sel-sel yang akan diposisikan di mana

saja dalam data stream. ATM saat ini memiliki kecepatan 155Mbps (OC-3

port), 622Mbps (OC-12 port), 1,2 Gbps dan 2,5 Gbps. Karena sel-sel tetap

dalam panjang (53 oktet atau byte) daripada variabel seperti frame Ethernet,

mereka dapat diaktifkan pada perangkat keras daripada perangkat lunak dan

ini mendapatkan kecepatan yang lebih tinggi dari yang dapat dicapai oleh

Ethernet, Token Ring dan FDDI.

ATM sangat fleksibel dan memungkinkan berbagai jenis media seperti

suara, video, file data transmisi dll, masing- masing dikelola oleh jaringan

secara berbeda video, misalnya bisa sangat rentan terhadap penurunan

mendadak dalam performa jaringan seperti kecepatan video yang bervariasi

sangat mengganggu. ATM memungkinkan sirkuit dengan bandwidth terjamin

dan persyaratan yang berbeda yang akan dibentuk secara bersamaan

Layanan. Kualitas (QoS) dapat diatur dan ditetapkan pada tahap koneksi

menggunakan parameter seperti delay, jitter delay dan tingkat kesalahan

berdasarkan aplikasi dan negara jaringan pada saat koneksi.

Dua prioritas untuk lalu lintas didefinisikan; prioritas tinggi dan

prioritas rendah prioritas. lalu lintas rendah akan diabaikan jika ada masalah

kemacetan saklar. ATM Meskipun bukan jenis jaringan broadcast, multicast

didukung untuk aplikasi seperti suara dan video conferencing. ITU-T telah

Page 2: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

mengadopsi ATM sebagai metode transfer data dalam Broadband ISDN (B-

ISDN, I.121) karena kemampuan ini. Tidak ada media bersama atau protokol

yang berbasis di ATM, masing-masing perangkat memiliki 155Mbps semua itu

sendiri.. Dalam ATM Anda dapat multipleks 'sel stream' yang mungkin untuk

aplikasi yang berbeda, sistem bekerja di 'koneksi' berorientasi modus urutan

dengan demikian menjamin sel untuk sel-sel dalam sambungan tertentu.

ATM memiliki dua tingkat: transportasi dan switching.

Di tingkat transportasi, performa ATM mirip dengan komunikasi

teknologi digital lainnya. Dalam tingkat switching inilah di mana ATM

membawa hasil yang luar biasa. Biasanya, paket dan frame memerlukan

switch pintar yang dikendalikan oleh perangkat lunak yang bergerak lambat

untuk memindahkan mereka melalui jaringan. Bila menggunakan ATM,

bagaimanapun sel kecil berukuran seragam bergerak melalui switch tanpa

perlu bantuan software. Sel-sel sudah tahu rute yang akan diambil dan tidak

perlu memperlambat untuk mencari tanda-tanda jalan atau berhenti untuk

mendapatkan petunjuk.

2. NETWORK LAYER DI DALAM JARINGAN-JARINGAN ATM

Model layer pada ATM tidak memetakan pada layer-layer OSI dengan

baik, yang menyebabkan ambiguitas. Data link layer OSI berkaitan dengan

pembentukan frame dan protocol transfer di antara dua buah mesin pada

kabel (atau serat optik) yang secara fisik sama. Protokol data link layer

merupakan protokol ber-hop tunggal. Protokol-protokol ini tidak berkaitan

dengan koneksi end-to-end karena tidak dapat terdapat switching dan

routing pada data link layer. Tentang hal ini tidak ada yang meragukan.

Network layer merupakan layer paling bahwa yang menghubungkan

sumber ke tujuan, jadi layer ini melibatkan switching dan routing (yaitu,

merupakan multihop). ATM layer berfungsi untuk memindahkan sel dari

sumber ke tujuan dan melibatkan algortima routing dan protokol-protokol

yang terdapat pada switch-switch ATM. ATM layer juga berkaitan dengan

Page 3: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

pengalamatan global. Jadi berdasarkan fungsinya, ATM layer membentuk

tugas yang diharapkan network layer. ATM layer tidak menjamin 100 persen

reliable, tapi hal itu tidak diperlukan oleh protokol network layer.

Keadaaan yang membingungkan timbul karena banyak masyarakat

ATM menganggap ATM layer sebagai data link layer, atau pada saat

melakukan emulsi LAN, bahkan dianggap physical layer. Banyak orang di

masyarakat internet juga menganggap sebagai data link layer karena mereka

ingin menaruh IP di atas layer ini, dan membuat ATM layer sebagai data link

layer yang cocok dengan yang diinginkannya. (walaupun sebagai kelanjutan

dari alas an ini, bagi masyarakat internet, semua jaringan beroperasi pada

data link layer, apapun karakteristik fisiknya).

Satu-satunya masalah adalah bahwa ATM layer tidak memiliki

karakteristik protokol data link layer : protokol ber-hop tunggal yang

digunakan oleh mesin yang berada di ujung kabel lainnya. Sebaliknya, ATM

layer memiliki karakteristik protokol network layer: rangkaian virtual end-to-

end, switching, dan routing.

ATM layer adalah connection oriented, baik layanan yang ditawarkan

maupun cara beroperasinya secara internal. Elemen dasar ATM layer adalah

rangkaian virtual (resminya disebut saluran virtual). Rangkaian virtual

umumnya suatu koneksi dari sebuah sumber ke sebuah tujuan, walaupun

koneksi multicast juga diizinkan. Rangkaian virtual bersifat unidirectional, tapi

suatu pasangan rangkaian dapat dibuat pada saat bersamaan. Kedua bagian

pasangan itu diberi alamat oleh identifier yang sama, sehingga secara efektif

rangkaian virtual merupakan full duplex. Akan tetapi, kapasitas saluran dan

karkteristik lain pada masing-masing arahnya dapat berbeda dan bahkan

dapat menjadi nol bagi salah satu arahnya.

ATM layer tidak biasa dipakai untuk protokol connection-oriented

yang tidak menyediakan acknowledgment. Alasannya adalah bahwa ATM

layer dirancang untuk digunakan pada jaringan serat optik, yang bersifat

Page 4: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

sangat reliable. Terdapat anggapan bahwa meninggalkan error ke layer yang

lebih tinggi adalah adekuat. Akhirnya, pengirim acknowledgment pada data

link layer atau network layer benar-benar hanya merupakan suatu optimasi

saja. Bila suatu pesan yang dikirimkannya tidak di-ackowledge dalam waktu

yang tepat, maka transport layer dapat mengirimkan lagi seluruh pesannya.

Selain itu, jaringan ATM sering kali digunakan untuk lalu-lintas real-

time, seperti misalnya audio dan video. Untuk jenis lalu-lintas seperti ini,

pentransmisian ulang sel yang buruk merupakan hal yang lebih buruk

dibandingkan dengan hanya mengabaikannya. Untuk menutupi

kekurangannya dalam hal acknowledgment, ATM layer sangat menjamin sel

yang dikirimkan dengan suatu rangkaian virtual tidak pernah tiba tanpa

dalam keadaan terurut. Subnet ATM diizinkan membuang sel bila terjadi

kemacetan tapi harus mengurutkan kembali sel-sel yang dikirimkan pada

rangkaian sebuah rangkaian tunggal.

Disamping itu, tidak ada jaminan pengurutan bagi sel yang dikirimkan

pada rangkaian virtual yang berbeda. Misalnya bila sebuah host mengirimkan

sel pada rangkaian virtual 10 dan kemudian mengirimkan sel pada rangkaian

virtual 20 ke tujuan yang sama, mungkin saja yang sela yang dikirimkan kedua

akan tiba lebih dahulu. Bila dua buah sel dikirimkan pada sebuah rangkaian

virtual yang sama, sel pertama akan selalu tiba lebih dahulu.

3. KEUNTUNGAN ATM

Berikut beberapa di antara banyak manfaat ATM:

a. Skalabilitas pada jarak (cocok untuk kedua teknologi WAN dan LAN).

b. Skalabilitas dalam kecepatan (dari Mbs ke rasio GbS).

c. Cocok untuk beberapa jenis lalu lintas (data, suara, video, audio).

d. Mengaktifkan aplikasi baru.

e. Mendukung banyak pengguna.

f. Kompatibilitas untuk berbagai jaringan fisik - dapat diangkut melalui

berbagai jaringan fisik.

Page 5: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge5

g. Menyederhanakan manajemen jaringan- dengan menggunakan teknologi

yang sama untuk semua tingkat jaringan.

h. Tambahan kemampuan yang dapat ditingkatkan.

i. Berbasis standar, menghasilkan arsitektur yang berlaku lama.

4. KEKURANGAN ATM

Di sisi lain, ATM juga beberapa kelemahan:

a. Overhead sel header (5 byte per sel).

b. Mekanisme kompleks untuk mencapai QoS (Quality of Service).

c. High cost. Biaya tinggi.

5. DASAR POIN

ATM melibatkan beberapa konsep dasar:

a. Sel cukup kecil untuk masuk ke dalam ruang yang terlalu kecil untuk

paket yang lebih besar atau bingkai, sehingga memungkinkan kecepatan

dan efisiensi.

b. Rute lalu lintas yang direncanakan sebelumnya.

c. Switching dilakukan tanpa memerlukan perangkat lunak memakan waktu.

d. Payload pemeriksaan kesalahan dan koreksi dilakukan hanya pada node

tujuan, tidak pada setiap hop di sepanjang jalan.

6. KONEKSI ATM

Permanent Virtual Circuit (PVC) - koneksi logis antara dua end system

yang, seperti namanya, permanen. Artinya adalah bahwa hal itu biasanya

dibuat jauh sebelum digunakan dan tetap di tempat untuk waktu yang lama

sampai sambungan tidak diperlukan lagi. Path routing adalah permanen.

Bandwidth dialokasikan untuk PVC baik digunakan atau tidak. Secara

konseptual, PVC seperti layanan jalur pribadi.

Dua jenis PVC yang tersedia: Virtual Path Connection (VPC) dan Virtual

Channel Connection(VCC).

� Switched Virtual Circuit (SVC) - koneksi logis antara dua pelanggan yang

didirikan dan didekonstruksi dengan akses dan prosedur pensinyalan

Page 6: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge6

jaringan(call setup diperlukan). jalan Routing bersifat sementara (hanya

selama sambungan diperlukan). Bandwidth dialokasikan secara dinamis

seperti yang diperlukan.

� Signaling - Signaling adalah proses menyiapkan jalur routing sementara

sebelum sambungan dibuat (path routing berada di semua tabel routing

di sepanjang jalur tersebut).

Satu pihak menelepon meminta sambungan. Pihak yang dipanggil

harus melihat apakah itu mungkin. Jika mungkin, mengirim pesan kembali.

Switch mengatur tabel routing untuk membuat koneksi. Setelah koneksi

terakhir diakui diterima, tabel routing setup, dan siap untuk sambungan

tersebut.

Proses yang terjadi saat routing sel melalui switch ATM (fungsi yang

melakukan switching):

a. VPI / VCI Translation : Switch mengubah nilai di header untuk routing

yang tepat (VPI / VCI alamat ini hanya berlaku pada setiap link).

b. Routing: menentukan port output yang benar untuk sel dengan

menggunakan tabel routing untuk routing ke saklar berikutnya.

c. Buffer: dapat menyimpan sel sementara di buffer sampai dapat

disampaikan

Jalur Koneksi Virtual (VPC) yang diaktifkan tergantung pada VPI. Virtual

Channel Connections (VCC) didasarkan pada nilai-nilai VPI dan VCI dan dapat

ditugaskan dalam VPC. Sebuah Permanent Virtual Path (PVP) sudah diatur

secara manual menetapkan VCIs ke jalur yang unik.

Permanent Virtual Circuit (PVC) adalah sirkuit dikonfigurasi secara

manual sedangkan Switched Virtual Circuit (SVC) secara dinamis membuat

dan dihapus bila diperlukan. Langkah-langkah berikut ini menggambarkan call

setup SVC:

Page 7: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge7

a. Sambungan permintaan dengan mengirim stasiun.

b. Switch ATM Penerimaan Call Control (CAC) memverifikasi bahwa

panggilan dapat didukung.

c. Jika panggilan tidak dapat didukung maka panggilan tersebut akan

ditolak, dinyatakan jaringan ini membutuhkan stasiun penerima untuk

menverifikasi bahwa ia dapat menerima panggilan tersebut.

d. Jika penerima dapat menerima panggilan tersebut maka SVC

ditetapkan dinyatakan permintaan panggilan ditolak.

e. VPI/VCIs adalah setup untuk durasi panggilan.

Sebuah penyedia layanan biasanya menyediakan PVC untuk

pelanggan. Jika PVC telah ditetapkan, maka pelanggan akan disajikan

dengan sirkuit pada antarmuka yang dapat mampu E1, T1, OC-3 dll

dengan referensi sirkuit. Selain itu, operator akan memberikan rincian

virtual circuit misalnya VPI = 1, VCI = 31 serta rincian tentang lalu

lintas membentuk yang telah dibentuk di jaringan operator. Lalu lintas

membentuk rincian penting karena jika router klien telah dibentuk

salah maka arus lalu lintas sub-optimal akan menghasilkan. Sebuah

contoh akan menjadi sirkuit E1 dengan PVC dibentuk untuk

memberikan Diterima Cell Rate (SCR) dari 960kbps dan Peak Cell Rate

(PCR) dari 1920kbps. selular juga akan memberikan rincian ukuran

burst maksimum sel misalnya 100 sel diperbolehkan dalam setiap

meledak satu (480 Bytes max burst). Dalam hal aliran data riil

maksimum aliran data akan sesuatu di wilayah 800kbps (bukan

960kbps karena header sel). Jika pelanggan mencoba untuk memaksa

SCR sampai 1920kbps pada router, maka sel-sel yang membawa data

tambahan yang ditekan link akan subyek memiliki Rugi Cell Prioritas

(CLP) bit yang ditetapkan. Ini akan menghasilkan lalu lintas tambahan

pelanggan yang dibuang, yang mengarah ke protokol lapisan atas

seperti TCP untuk mengirim ulang sel. throughput yang bisa berakhir

Page 8: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge8

memburuk untuk sesuatu seperti 300-400kbps pada contoh di atas,

bukan 1800kbps yang seharusnya diharapkan. Jika pelanggan ingin

menggunakan 1920kbps kemudian mereka harus menegosiasikan

kesepakatan dengan penyedia untuk sampai SCR untuk 1920kbps dan

dengan demikian menghentikan CLP bit yang ditetapkan.

7. ATM LAYERS ARSITEKTUR

Tumpukan Lapisan protokol ATM terdiri dari 3 lapisan:

a. Adaptasi layer (AAL) - Berinteraksi dengan lapisan yang lebih tinggi untuk

mendapatkan informasi pengguna yang dapat dimasukkan/diekstrak ke

dari byte payload 48. Lapisan AAL ini kemudian dibagi lagi menjadi

Konvergensi dan Segmentasi dan reassembly (SAR) sub-lapisan.

SAR sub-layer bertanggung jawab atas mengiris sampai sedikit aliran

kontinyu ke dalam sel ATM (segmentasi) dan sebaliknya - merekonstruksi

aliran bit dari sel-sel ATM (reassembly).

Convergence Sub-layer menyediakan kelas pelayanan yang berbeda dan

berbagai tugas lainnya.

AAL segmen ini lebih besar dari paket Frame Relay, X.25, Ethernet dan

lain-lain ke dalam sel dan kembali lagi. Selain itu mengurus aplikasi yang

membutuhkan Bit Harga Konstan (CBR) dan Bit Tarif Variabel (VBR).

Kedua sub-lapisan dalam AAL yang melakukan fungsi-fungsi ini adalah

sublapisan Convergence (CS) dan sublapisan Segmentasi dan reassembly

(SAR). Ini adalah rinci di header lapisan adaptasi yang berada di antara

header sel ATM dan data payload.

CS menyediakan hubungan waktu antara sumber dan tujuan untuk RBM

dan VBRs, ditambah lagi menyediakan modus yang benar untuk koneksi

berorientasi jasa atau connectionless. Bagian Umum (CP) bekerja sama

dengan SAR dan memberikan informasi manajemen dan Layanan

Tertentu (SS) sublapisan khusus untuk jenis layanan.

Page 9: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge9

SAR memeriksa paket-paket, menentukan jumlah sel yang diperlukan

untuk setiap paket dan menciptakan SAR-PDUs yang merupakan muatan

dari 48-byte. Header 5-byte kemudian ditambahkan untuk membentuk

sel ATM. Tabel berikut ini menjelaskan kelas-kelas yang berbeda dalam

layanan B-ISDN:

b. lapisan ATM - Menambahkan / menghapus header 5 byte ke payload dan

multiplexes semua sel dari berbagai koneksi ke sungai-sel tunggal untuk

lapisan fisik. Ini juga menerjemahkan arah untuk sel untuk

memungkinkan mereka beralih melalui hubungan virtual.

c. Lapisan fisik - Mengubah sek ke format listrik atau optik yang sesuai,

sambil mengontrol pengiriman dan penerimaan bit pada medium fisik.

Hal ini juga melacak batas-batas sel sel ATM dan paket ke jenis frame

yang sesuai dengan media fisik.

Lapisan fisik lebih jauh dibagi lagi menjadi Transmisi Konvergensi dan Fisik

sub-lapisan menengah.

8. KATEGORI LAYANAN ATM

Setelah melakukan cukup banyak trial dan error pada spesifikasi ATM

versi 4.0, menjadi semakin jelas bahwa jenis lalu-lintas jaringan ATM

mempunyai bermacam-macam layanan yang diperlukan pelanggan.

Akibatnya, standard telah diubah secara eksplisit kedalam daftar kategori

layanan yang umum dipakai, sehingga memungkinkan vendor peralatan

dapat mengoptimasi papan adaptor dan switch-switch-nya bagi sebagian

atau seluruh ketegori layanan itu. Beberapa kategori layanan yang dianggap

penting ditunjukkan pada tabel 1.

Kelas CBR (Constant Bit Rate-Laju bit tetap) ditunjukan untuk

mengemulasi suatu kabel tembaga atau serat optik. Bit ditaruh pada salah

satu ujung dan bit-bit itu akan muncul di ujung lainnya. Tidak terdapat

pemeriksaan error, kontrol aliran, atau pemrosessan lainnya dilakukan.

Walaupun begitu, kelas ini cukup penting untuk membuat transisi yang halus

Page 10: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

0

antara sistem telepon saat ini dengan sistem B-ISDN di masa mendatang ,

karena seluruh PCM voice-grade, rangkaian T1, dan sebagaian sistem telepon

lainnya menggunakan transmisi bit yagn konstan dan sinkron. Pada kelas

CBR, seluruh lalu-lintas ini dapat di bawa secara langsung oleh sistem ATM.

CBR juga merupakan suite dengan aliran-aliran audio dan video interaktif

lainnya.

KELAS DESKRIPSI CONTOH

CBR Kelajuan bit konstan T1 circuit

RT-VBR Kelajuan bit variabel; real time Real-time

videoconferencing

NRT-VBR Kelajuan bit variabel; tidak real

time

Multimedia email

ABR Kelajuan bit bisa di peroleh Browsing the web

UBR Kelajuan bit tidak tertentu Background file transfer

Tabel 1. Kategori Layanan-Layanan ATM.

Kelas lainnya, yaitu VBR (Variable Bit Rate-Kelajuan bit yang

berubah-ubah), dibagi menjadi dua subkelas. Kedua subkelas itu adalah real-

time (RT) dan non real-time. RT-VBR ditunjukan untuk layanan khusus yang

mempunyai kelajuan bit yang berubah-ubah yang dikombinasikan dengan

persyaratan real time yagn ketat, seperti misalnya video terkompresi

interaktif (contohnya, videovonferencing). Sehubungan dengan cara

dilakukan MPEG dan karya-karya berpola terkompresi lainnya, dimana suatu

frame basis lengkap yang diikuti oleh sejumlah perbedaan antara frame saat

ini dengan frame basis, laju transmisi sangat berubah-ubah dengan waktu

(Pacha dan ElZarki, 1994).

Disamping adanya perubahan-perubahan ini, penting sekali bahwa

jaringan ATM tidak mangandung guncangan-guncangan pada pola sel yang

datang, karena hal ini akan menyebabkan tampilan menjadi terlihat

tersendat-sendat. Dengan kata lain, baik delay rata-rata maupun variasi delay

Page 11: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

1

sel harus secara ketat dikontrol. Sebaliknya, bit atau sel yang hilang dapat

ditolerir dan dapat diabaikan.

Subkelas VBR lainnya ditujukan bagi lalu-lintas yagn lebih

mengutamakan ketepatan waktu pengiriman dan sejumlah guncangan-

guncangan dalam kapasitas tertentu masih bisa di tolerir oleh aplikasi.

Misalnya email multimedia pada umumnya di-spool ke disk lokal terlebih

dahulu sebelum ditampilkan di layar, maka perubahan waktu yang terjadi

sewaktu pengiriman sel dapat dihilangkan sebelum email itu dibaca.

Kategori layanan ABR (Avaliable Bit Rate-Kelajuan Bit yang Tersedia)

dirancang untuk lalu-lintas yang meletup-letup yagn benadwidthnya secara

kasar dapat di ketahui. Sebuah contoh namun, yaitu perusahaan yang

mengkoneksikan kantor-kantornya dengan sejumlah saluran sewa. Biasanya,

perusahaan mempunyai sebuah pilihan dalam menempatkan kapasitas yagn

cukup untuk menangani beban puncak, yang menyebabkan sebagian saluran

akan merupakan bagian-bagian yang idle sepanjang harinya, atau dengan

menempatkan kapasitas yagn cukup bagi beban minimum, yang akan

menyebabkan kemacetan selama saat-saat sibuk.

Penggunaan layanan ABR menghindarkan pembuatan komitmen

jangka panjang untuk menggunakan bandwidth yang tetap. Dengan ABR

adalah mungkin untuk mengatakan, misalnya, bahwa kapasitas antara dua

titik harus selalu 5 Mbps, padahal memiliki puncak sampai 10 Mbps.

Kemudian sistem akan menjamin 5 Mbps setiap saat, dan akan menyediakan

10 Mbps bila diperlukan tetapi tidak dijamin.

ABR merupakan satu-satunya kategori layanan dimana jaringan

menyediakan umpan balik kelajuan ke pengirim. Yang meminta pengirim

untuk mengurangi kelajuan apabila terjadi kemacetan. Dengan

mengasumsikan bahwa pengirim memenuhi permintaan itu, kehilangan sel

pada ABR diperkirakan cukup rendah. Perjalanan dengan ABR mirip dengan

penumpang yang berstatus penumpang tunggu (standby): bila terdapat

Page 12: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

2

tempat duduk kosong yang tersisa, makan penumpang tersebut dapat

diangkut tanpa harus mengalami delay. Semua sel UBR juga diterima, dan

bila terdapat kapasitas yang tersisa, maka sel-sel itu juga akan diantarkan.

Akan tetapi bila terjadi kemacetan, sel-sel UBR akan di buang, tanpa umpan

balik ke pengirim dan tidak akan mengharapkan pengirim akan mengurangi

kecepatan.

Melanjutkan analogi standby diatas, pada UBR, seluruh penumpang

standby dapat dinaikan ke pesawat, akan tetapi apabila ditengah perjalanan

pilot mengalami kekurangan bahan bakar, maka para penumpang standby

tersebut tanpa basa-basi lagi akan dilempar keluar melalui pintu darurat,

agar UBR terasa lebih menarik, carrier membuat UBR lebih murah dibanding

kelas-keals lainnya.

Bagi aplikasi yang tidak memiliki kendala pengataran dan akan

melakukan kontrol error dan kontrol aliran sendiri, UBR merupakan sebuah

pilihan yang baik, transfer file, email, berita-beita USENET merupakan calon-

calon kuat bagi layanan UBR karena tidak satupun dari semua layanan itu

memiliki karakteristik real-time. Sifat-sifat berbagai kategori layanan diatas

dirangkum pada tabel 2.

KARAKTERISTIK LAYANAN CBR RT-VBR NRT-

VBR ABR

Jaminan bandwidth Ya ya Ya Optional

Cocok untuk lalu-lintas real

time

ya ya Tidak Tidak

Cocok untuk lalu-lintas yang

meletup-letup

Tidak Tidak ya ya

Umpan balik kemacetan Tidak Tidak Tidak Tidak

Tabel 2. Karakteristik kategori-kategori layanan ATM

Page 13: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

3

Kelas Layanan AAL

Atribut KELAS LAYANAN

Kelas A Kelas B Kelas C Kelas D

Timing Wajib Tidak diperlukan

Bit Rate Konstan Variabel

Connection

Mode Connection-oriented Connectionless

AAL AAL1 AAL2 AAL3/4 or

AAL5 AAL3/4 or AAL5

Tabel 3. Kelas Layanan AAL

9. PENGALAMATAN ATM

Alamat ATM dapat digunakan untuk tujuan menyiapkan koneksi

switch dan mempelajari pengalamatan switch tetangga. Forum ATM

mendefinisikan sebuah format alamat ATM sebagai alamat 20 byte disebut

Sistem Alamat ATM Akhir (AESA), dirancang untuk digunakan dengan jaringan

ATM swasta (jaringan ATM publik biasanya menggunakan alamat E.164,

nomor-seperti alamat telepon).

Format dari AESA terdiri dari:

a. 1 byte untuk mengidentifikasi alamat format (misalnya: DCC, ICD, dan

NSAP).

b. 2 byte untuk mengidentifikasi jaringan yang digunakan (misalnya: CISCO).

c. 4 byte untuk mengidentifikasi alamat jenis jaringan (khusus untuk

jaringan yang digunakan).

d. 6 byte untuk alamat MAC digunakan untuk mengidentifikasi ID switch di

jaringan tertentu.

e. 6 byte untuk alamat MAC yang digunakan untuk alamat standar untuk

router switch ATM.

f. 1 byte digunakan untuk mengidentifikasi komponen emulasi LAN.

Page 14: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

4

10. STRUKTUR ATM ADAPATION LAYER

AAL dibagi menjadi dua bagian utama, yang kemudian masing-masing

bagian tersebut dapat dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil lagi, seperti

di tunjukkan pada gambar 1. Bagian atas ATM Adaption Layer dikenal sebagai

convergence sublayer. Sublayer ini bertugas menyediakan interface bagi

aplikasi. Sublayer ini terdiri dari sub bagian yang umum bagian semua aplikas

(bagi protokol AAL tertentu) dan sub bagian spesifik aplikasi. Fungsi masin-

masing bagian ini tergantung pada protokol namun dapat melakukan

pembuatan frame pesan dan deteksi error.

Selain itu, pada sumber, convergence sublayer bertanggung jawab

dalam menerima aliran bit atau pesan yang panjangnya tidak tertentu dari

aplikasi dan memecahnya menjadi satuan 44 sampai 48 byte untuk transisi.

Ukuran yang pasti tergantung pada protokol, karena beberapa protokol

menggunakan bagian payload 48 byte ATM untuk header-nya sendiri. Di

tempat tujuan, sublayer ini menggabungakan kembali sel menjadi pesan-

pesan orisinil. Umurnya, batas-batas di cadangkan. Dengan kata lain, bila

sumber mengirimkan empat buah pesan 512 byte, maka pesan-pesan itu

akan tiba sebagai empat buah pesan 512 byte tidak akan sebagai sebuah

pesan berukuran 2048 byte. Bagi aliran data, tidak terdapat batas pesan,

karena itu batas-batasnya tidak perlu di cadangkan.

Bagian bawah AAL di sebut sebagai SAR ( Segmentation And

Reassembly) sublayer. Untuk membentuk payload sel, sublayer ini dapat

menambahkan header dan trailer ke satuan-satuan data yang di berikan

kepadanya oleh convergence sublayer. Payload ini kemudian diserahkan ke

ATM layer untuk di transmisikan. Pada tempat tujuan, SAR sublayer

menyusun kembali sel-sel menjadi pesan. Pada dasarnya SAR sublayer

berkepentingan dengan sel, sedangkan convergence sublayer

berkepentingan dengan pesan.

Page 15: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Operasi generik convergence sublayer dan SAR sublayer ditunjukkan

pada Gambar 2. Pada saat pesan memasuki AAL dari aplikasi, convergence

sublayer dapat memberikan header dan/atau trailer kepada AAL. Pesan

kemudian di pecah menjadi satuan

byte, yang di lewatkan ke SAR sublayer. SAR Sublayer dapat menambahkan

header dan trailernya sendiri ke masing

meneruskannya ke bawah ATM layer di transmisikan sebagai sel yang berdiri

sendiri. Perlu di catat

karna bagian protokol AAL memiliki header dan/atau trailer null.

Gambar 1. Model ATM yang menjalankan AAL Layer dan sublayernya

SAR sublayer juga memiliki beberapa fungsi tambahan bagi beberapa

(Tapi tidak seluruhnya) kelas layanan. Kadang

akses deteksi error dan multiplexing. SAR sublayer terdapat pada semua

kelas layanan namun tugasnya tidak kurang dan tidak lebih seperti diatas,

tergantung pada protokol tertentu.

Komunikasi antara aplikasi dengan AAL layer menggunakan primitive

request dan primitive indication OSI standart

memakai primitive

a. AAL 1

AAL 1 merupakan protokol yang di gunakan untuk pentransmisian

lalu-lintas kelas A, yaitu real

connection-oriented, seperti audio dan video tanpa kompresi. Bit

Asynchronous Transfer Mode

Operasi generik convergence sublayer dan SAR sublayer ditunjukkan

. Pada saat pesan memasuki AAL dari aplikasi, convergence

sublayer dapat memberikan header dan/atau trailer kepada AAL. Pesan

kemudian di pecah menjadi satuan-satuan yang berukuran 44 byte hingga 84

byte, yang di lewatkan ke SAR sublayer. SAR Sublayer dapat menambahkan

header dan trailernya sendiri ke masing-masing potongan pesan dan

meneruskannya ke bawah ATM layer di transmisikan sebagai sel yang berdiri

sendiri. Perlu di catat bahwa gambar menjelaskan kasus yang paling umum

karna bagian protokol AAL memiliki header dan/atau trailer null.

Gambar 1. Model ATM yang menjalankan AAL Layer dan sublayernya

SAR sublayer juga memiliki beberapa fungsi tambahan bagi beberapa

tidak seluruhnya) kelas layanan. Kadang-kadang sublayer ini menangani

akses deteksi error dan multiplexing. SAR sublayer terdapat pada semua

kelas layanan namun tugasnya tidak kurang dan tidak lebih seperti diatas,

tergantung pada protokol tertentu.

kasi antara aplikasi dengan AAL layer menggunakan primitive

imitive indication OSI standart. Komunikasi antara 2 sub layer

memakai primitive-primitive yang berbeda.

AAL 1 merupakan protokol yang di gunakan untuk pentransmisian

as kelas A, yaitu real-time, kelajuan bit yang konstan, lalu

oriented, seperti audio dan video tanpa kompresi. Bit

Pa

ge1

5

Operasi generik convergence sublayer dan SAR sublayer ditunjukkan

. Pada saat pesan memasuki AAL dari aplikasi, convergence

sublayer dapat memberikan header dan/atau trailer kepada AAL. Pesan

ran 44 byte hingga 84

byte, yang di lewatkan ke SAR sublayer. SAR Sublayer dapat menambahkan

masing potongan pesan dan

meneruskannya ke bawah ATM layer di transmisikan sebagai sel yang berdiri

bahwa gambar menjelaskan kasus yang paling umum

karna bagian protokol AAL memiliki header dan/atau trailer null.

Gambar 1. Model ATM yang menjalankan AAL Layer dan sublayernya

SAR sublayer juga memiliki beberapa fungsi tambahan bagi beberapa

kadang sublayer ini menangani

akses deteksi error dan multiplexing. SAR sublayer terdapat pada semua

kelas layanan namun tugasnya tidak kurang dan tidak lebih seperti diatas,

kasi antara aplikasi dengan AAL layer menggunakan primitive

. Komunikasi antara 2 sub layer

AAL 1 merupakan protokol yang di gunakan untuk pentransmisian

time, kelajuan bit yang konstan, lalu-lintas

oriented, seperti audio dan video tanpa kompresi. Bit-bit

Page 16: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

6

dimasukkan oleh aplikasi dengan kelajuan konstan dan harus diantaskan

pada sisi lainnya dengan kelajuan konstan yang sama, dengan delay,

getaran (jitter), dan overhead yang minimum. Input merupakan aliran bit,

tanpa batas pesan-pesan. Dalam lalu-lintas ini. Protokol pendeteksi error

seperti stop-an-wait tidak di gunakan karena delay yang disebabkan oleh

timeout dan transmisi ulang tidak dapat di terima. Akan tetap sel-sel yang

hilang di laporkam ke aplikasi, yang kemudian harus mengambil

tindakannya sendiri (bila ada) untuk memulihkan keadaan tersebut.

AAL 1 menggunakan convergence sublayer dan SAR sublayer.

Convergence sublayer mendeteksi sel yang hilang dan sel yang disisipkan

secara salah. (Sel yang disisipkan secara salah adalah sel yang diantarkan

ke tujuan yang salah sebagai akibat dari error yang tidak terdeteksi pada

identifier rangkaian virtual atau idntifier lintasan virtualnya). Convergence

sublayer juga menghaluskan lalu lintas yang masuk untuk menyediakan

pengiriman sel-sel dengan kelajuan yang konstan. Terakhir, convergence

sublayer memecah pesan-pesan input atau aliran menjasi satuan 46 atau

47 byte yang akan di berikan ke SAR sublayer untuk ditransmisikan. Pada

ujung lainnya. Convergence sublayer mengekstraksi byte-byte itu dan

merekonstruksinya menjadi input orisinil. Convergensi sublayer AAL 1

tidak mempunyai header pokoknya sendiri.

Sebaiknya, SAR sublayer AAL 1 memiliki protokol. Format sel-

selnya diberikan pada gambar 3. Kedua format diawali dengan header 1

byte yang berisi nomor urut 3 bit, S/N, (untuk mendeteksi sel-sel yang

hilang atau disisipkan secara salah). Field ini diikuti oleh proteksi nomor

urut 3 bit,, SNP, (yaitu checksum) untuk memungkinkan koreksi error

tunggal dan deteksi error ganda pada urutan field. Field ini menggunakan

cyclic redundancy check dengan polinominal x3 + x + 1. Bit parity genap

yang mencakup byte header kemudian mengurangi kemungkinan

terjadinya nomer urut yang buruk yang menyusup tanpa di ketahui.

Page 17: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Sel sel AAL 1 tidak perlu diisi dengan 47 byte secara penuh.

Misalnya, untuk mentransmisikan suara digitasi pada kelajuan 1 byte per

125 detik, pengisian satu sel dengan 47 byte be

dalam 5,875 milidetik. Bila delay sebelum transmisi ini tidak dapat di

terima, maka sel parsial akan di kirimkan. Pada kasus ini jumlah aktual

byte data per sel sama seperti pada semua sel dan telah disetujui

sebelumnya.

Gambar 2. Header dan Trailer yang dapat ditambahkan ke pesan di dalam Jaringan ATM

Sel-sel P digunakana apabila batas

cadangkan. Field pointer dipakai untuk memberikan offset awal pesan

berikutnya. Ha

karena itu pointer berada di dalam range 0 sampai 92, untuk menaruh sel

Asynchronous Transfer Mode

Sel sel AAL 1 tidak perlu diisi dengan 47 byte secara penuh.

Misalnya, untuk mentransmisikan suara digitasi pada kelajuan 1 byte per

125 detik, pengisian satu sel dengan 47 byte berarti pengumpulan sampel

dalam 5,875 milidetik. Bila delay sebelum transmisi ini tidak dapat di

terima, maka sel parsial akan di kirimkan. Pada kasus ini jumlah aktual

byte data per sel sama seperti pada semua sel dan telah disetujui

Gambar 2. Header dan Trailer yang dapat ditambahkan ke pesan di dalam Jaringan ATM

Gambar 3. Format sel AAL.1

sel P digunakana apabila batas-batas pesan harus di

cadangkan. Field pointer dipakai untuk memberikan offset awal pesan

berikutnya. Hanya sel-sel bernomer urut genap yang merupakan sel

karena itu pointer berada di dalam range 0 sampai 92, untuk menaruh sel

Pa

ge1

7

Sel sel AAL 1 tidak perlu diisi dengan 47 byte secara penuh.

Misalnya, untuk mentransmisikan suara digitasi pada kelajuan 1 byte per

rarti pengumpulan sampel

dalam 5,875 milidetik. Bila delay sebelum transmisi ini tidak dapat di

terima, maka sel parsial akan di kirimkan. Pada kasus ini jumlah aktual

byte data per sel sama seperti pada semua sel dan telah disetujui

Gambar 2. Header dan Trailer yang dapat ditambahkan ke pesan di dalam Jaringan ATM

batas pesan harus di

cadangkan. Field pointer dipakai untuk memberikan offset awal pesan

sel bernomer urut genap yang merupakan sel-sel P,

karena itu pointer berada di dalam range 0 sampai 92, untuk menaruh sel

Page 18: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge1

8

P di dalam payload selnya sendiri atau sel berikutnya. Perlu di catat

bahwa pola ini memungkinkan pesan mempunya panjang byte yang tidak

tertentu, sehingga pesan dapat di operasikan secara kontinu dan tidak

perlu di ratakan pada batas-batas selnya.

Bit ode tinggi field Pointer dicadangkan untuk keperluan dimasa

mendatang. Bit header seluruh sel bernomor ganjil membentuk aliran

data yang di gunakan untuk sinkronisasi pewaktu.

b. AAL 2

AAL 1 dirancang untuk aliran data yang sederhana, connection

oriented dan real time, kecuali untuk sel-sel yang hilang atau di sisipkan

secara salah. Bagi audio dan video yang tidak di kompresi secara murni,

atau aliran data lainnya yang memiliki bit-bit yang sedikit rusak AAL masih

cukup kuat.

Untuk audi dan video terkompresi, kelajuan dapat berubah-ubah

sesuai waktu. Misalnya, banyak pola kompresi mentransmisikan frame

dengan frame penuh terakhir dalam beberapa frame. Ketika kameranya

stasioner dan tidak ada sesuatu yang bergerak, perbedaan frame cukup

kecil, namun ketika kamera bergerak dengan cepat, maka perbedaanya

akan menjadi besar. Di samping itu, batas-batas pesan harus dicadangkan

sehingga awal frame penuh berikutnya dapat di ketahui, bahkan bila

terjadi sel-sel yang hilang atau data yang buruk sekalipun. Dengan alasan

ini, protokol yang baik sangat dibutuhkan. AAL 2 telah di rancang untuk

memenuhi kebutuhan seperti itu.

Seperti halnya pada AAL 1, CS sublayer tidak memiliki protokol

namun SAR sublayer memilikinys. Format sel SAR ditunjukkan pada

Gambar 4. Sel ini mempunya header 1 byte dan trailer 2 byte, yang

menyediakan ruang hingga 45 byte data persel.

Field SN (Sequence Number-Nomor Urut) digunakan untuk

penomoran sel supaya dapat mendeteksi sel-sel yang hilang atau yang

Page 19: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

disisipkan secara salah. Field IT (Information Type) digunakan untuk

mengindikasikan bahwa sel merupakan awal, tengah, atau akhir daripada

pesan. Field LI (Length Indicator) me

dinyatakan dalam byte (dapat lebih kecil dari 45 byte). Terakhir, field CRC

merupakan checksum bagi seluruh sel, sehingga error dapat di deteksi.

Aneh rasanya ukuran field tidak dimasukkan dalam standard.

Menurut seseoran

standarisasi komite menyadari bahwa AAL 2 memiliki masalah yang cukup

banyak sehingga AAL 2 tidak perlu di gunakan. Sayangnya, sudah

terlambat untuk menghentikan proses standarisasi ini. Komite mempunya

batas waktu untuk mengadakan pertemuan. Sebagai usaha terakhir,

komite membuang semua ukuran field sehingga standart format tidak

dapat di terbitkan tepat pada waktunya. Namun akibatnya tidak ada

serorangpun yang menggunakan protokol ini.

.

c. AAL 3/4

Pada awalnya, ITU mempunyai protokol kelas C dan D yang

berbeda. Layanan connection oriented dan connectionless untuk

transport data yang sensitif terhadap kehilangan atau error tapi tidak

tergantung pada waktu. Kemudian ITU

kebutuhan untuk membuat dua protokol ini, sehingga keduanya

dikombinasikan menjadi sebuah protokol, yang disebut AAL 3/4 .

AAL 3/4 dapat beroperasi dalam dua mode : aliran atau pesan.

Dalam mode pesan, setiap panggilan dari

rupa sehingga batas

batas tidak dicadangkan. Pembahasan dibawah ini akan memusatkan

Asynchronous Transfer Mode

disisipkan secara salah. Field IT (Information Type) digunakan untuk

mengindikasikan bahwa sel merupakan awal, tengah, atau akhir daripada

pesan. Field LI (Length Indicator) menyatakan seberapa besar payload,

dinyatakan dalam byte (dapat lebih kecil dari 45 byte). Terakhir, field CRC

merupakan checksum bagi seluruh sel, sehingga error dapat di deteksi.

Aneh rasanya ukuran field tidak dimasukkan dalam standard.

Menurut seseorang yang terlibat langsung, pada saat akhir proses

standarisasi komite menyadari bahwa AAL 2 memiliki masalah yang cukup

banyak sehingga AAL 2 tidak perlu di gunakan. Sayangnya, sudah

terlambat untuk menghentikan proses standarisasi ini. Komite mempunya

s waktu untuk mengadakan pertemuan. Sebagai usaha terakhir,

komite membuang semua ukuran field sehingga standart format tidak

dapat di terbitkan tepat pada waktunya. Namun akibatnya tidak ada

serorangpun yang menggunakan protokol ini.

Gambar 4. Sel Format AAL2

Pada awalnya, ITU mempunyai protokol kelas C dan D yang

berbeda. Layanan connection oriented dan connectionless untuk

transport data yang sensitif terhadap kehilangan atau error tapi tidak

tergantung pada waktu. Kemudian ITU menemukan bahwa tidak terdapat

kebutuhan untuk membuat dua protokol ini, sehingga keduanya

dikombinasikan menjadi sebuah protokol, yang disebut AAL 3/4 .

AAL 3/4 dapat beroperasi dalam dua mode : aliran atau pesan.

Dalam mode pesan, setiap panggilan dari aplikasi diantarkan sedemikian

rupa sehingga batas-batas pesan dicadangkan. Dalam mode aliran, batas

batas tidak dicadangkan. Pembahasan dibawah ini akan memusatkan

Pa

ge1

9

disisipkan secara salah. Field IT (Information Type) digunakan untuk

mengindikasikan bahwa sel merupakan awal, tengah, atau akhir daripada

nyatakan seberapa besar payload,

dinyatakan dalam byte (dapat lebih kecil dari 45 byte). Terakhir, field CRC

merupakan checksum bagi seluruh sel, sehingga error dapat di deteksi.

Aneh rasanya ukuran field tidak dimasukkan dalam standard.

g yang terlibat langsung, pada saat akhir proses

standarisasi komite menyadari bahwa AAL 2 memiliki masalah yang cukup

banyak sehingga AAL 2 tidak perlu di gunakan. Sayangnya, sudah

terlambat untuk menghentikan proses standarisasi ini. Komite mempunya

s waktu untuk mengadakan pertemuan. Sebagai usaha terakhir,

komite membuang semua ukuran field sehingga standart format tidak

dapat di terbitkan tepat pada waktunya. Namun akibatnya tidak ada

Pada awalnya, ITU mempunyai protokol kelas C dan D yang

berbeda. Layanan connection oriented dan connectionless untuk

transport data yang sensitif terhadap kehilangan atau error tapi tidak

menemukan bahwa tidak terdapat

kebutuhan untuk membuat dua protokol ini, sehingga keduanya

dikombinasikan menjadi sebuah protokol, yang disebut AAL 3/4 .

AAL 3/4 dapat beroperasi dalam dua mode : aliran atau pesan.

aplikasi diantarkan sedemikian

batas pesan dicadangkan. Dalam mode aliran, batas-

batas tidak dicadangkan. Pembahasan dibawah ini akan memusatkan

Page 20: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

perhatian pada mode pesan. Transport reliable dan tidak reliable (yaitu,

tidak dijamin) da

Feature AAL 3/4 yang tidak didapat pada protokol lainnya adalah

multiplexing. Aspek AAL 3/4 ini memungkinkan session yang banyak

(misalnya remote login) dari suatu host berjalan sepanjang rangkaian

virtual yang sama da

dijelaskan pada gamabar 5 dibawah.

Gambar

Alasan bahwa fasilitas ini diperlukan adalah bahwa carrier sering

kali membebankan biaya bagi setiap pemb

setiap session yang terbuka secara bersamaan. Dengan dimana masing

masing koneksi itu memberikan rangkaian virtualnya sendiri akan

menyebabkab lebih mahal dibandingkan dengan melakukan multiplexing

seluruh koneksi itu kedalam rangk

rangkaian virtual memilki bandwith yang cukup untuk menjalankan

tugasnya, maka tidak memerlukan rangkaian virtual lebih dari satu.

Seluruh session yang menggunakan rangkaian virtual tunggal

memperoleh kulaitas layanan y

per rangkaian virtual.

Masalah ini merupakan alasan nyata bahwa pada mulanya format

AAL 3 dan AAL 4 terpisah : orang Amerika menginginkan multiplexing

sedangkan orang Eropa tidak menginginkannya. Karena itu masing

masing kelompok berjalan sendiri

masing-masing. Tiba

Asynchronous Transfer Mode

perhatian pada mode pesan. Transport reliable dan tidak reliable (yaitu,

tidak dijamin) dapat diperoleh pada kedua mode itu.

Feature AAL 3/4 yang tidak didapat pada protokol lainnya adalah

multiplexing. Aspek AAL 3/4 ini memungkinkan session yang banyak

(misalnya remote login) dari suatu host berjalan sepanjang rangkaian

virtual yang sama dan dapat dipisahkan pada tempat tujuan

dijelaskan pada gamabar 5 dibawah.

Gambar 5. Multiplexing session kedalam sebuah rangkaian virtual

Alasan bahwa fasilitas ini diperlukan adalah bahwa carrier sering

kali membebankan biaya bagi setiap pembentukan koneksi dan bagi

setiap session yang terbuka secara bersamaan. Dengan dimana masing

masing koneksi itu memberikan rangkaian virtualnya sendiri akan

menyebabkab lebih mahal dibandingkan dengan melakukan multiplexing

seluruh koneksi itu kedalam rangkaian virtual yang sama. Bila sebuah

rangkaian virtual memilki bandwith yang cukup untuk menjalankan

tugasnya, maka tidak memerlukan rangkaian virtual lebih dari satu.

Seluruh session yang menggunakan rangkaian virtual tunggal

memperoleh kulaitas layanan yang sama, karena kualitas ini dinegosiasi

per rangkaian virtual.

Masalah ini merupakan alasan nyata bahwa pada mulanya format

AAL 3 dan AAL 4 terpisah : orang Amerika menginginkan multiplexing

sedangkan orang Eropa tidak menginginkannya. Karena itu masing

masing kelompok berjalan sendiri-sendiri dan membuat standardnya

masing. Tiba- tiba orang Eropa memutuskan bahwa menghemat

Pa

ge2

0

perhatian pada mode pesan. Transport reliable dan tidak reliable (yaitu,

Feature AAL 3/4 yang tidak didapat pada protokol lainnya adalah

multiplexing. Aspek AAL 3/4 ini memungkinkan session yang banyak

(misalnya remote login) dari suatu host berjalan sepanjang rangkaian

n dapat dipisahkan pada tempat tujuan, seperti

edalam sebuah rangkaian virtual

Alasan bahwa fasilitas ini diperlukan adalah bahwa carrier sering

entukan koneksi dan bagi

setiap session yang terbuka secara bersamaan. Dengan dimana masing-

masing koneksi itu memberikan rangkaian virtualnya sendiri akan

menyebabkab lebih mahal dibandingkan dengan melakukan multiplexing

aian virtual yang sama. Bila sebuah

rangkaian virtual memilki bandwith yang cukup untuk menjalankan

tugasnya, maka tidak memerlukan rangkaian virtual lebih dari satu.

Seluruh session yang menggunakan rangkaian virtual tunggal

ang sama, karena kualitas ini dinegosiasi

Masalah ini merupakan alasan nyata bahwa pada mulanya format

AAL 3 dan AAL 4 terpisah : orang Amerika menginginkan multiplexing

sedangkan orang Eropa tidak menginginkannya. Karena itu masing-

sendiri dan membuat standardnya

tiba orang Eropa memutuskan bahwa menghemat

Page 21: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

sepuluh 10 bit pada header tidak lebih penting dibandingkan dengan

resiko yang menyebabkan orang Amerika dan Eropa tidak dapat

berkomunikasi. Untuk jumlah uang yang sama, mereka akan mengalami

kebuntuan dan akan memilki empat standard AAL yang saling tidak

kompatibel.

Tidak seperti AAL 1 dan AAL 2. AAL 3/4 mempunyai protokol

convergence sublayer dan protokol SAR sublayer. Pesa

byte dari aplikasi memasuki convergence sublayer. Pertama

pesan diisikan kesejumlah kelipatan 4 byte. Kemudian header dan trailer

ditempelkan, seperti terlihat pada Gambar 6.

Field CPI (

perhitungan satuan filed

Etag digunakan membuat frame pesan

dan dinaikkan satu setiap kali pesan baru dikirimkan. Mekanisme ini

mengecek sel

Field BA

memberitahukan penerima jumlah ruang buffer yang akan dialokasikan

bagi pesan lebih dahulu sebelum ketibaannya. Field

lagi panjang payload. Pada mode pesan , field ini harus sama dengan BA

Asynchronous Transfer Mode

sepuluh 10 bit pada header tidak lebih penting dibandingkan dengan

resiko yang menyebabkan orang Amerika dan Eropa tidak dapat

berkomunikasi. Untuk jumlah uang yang sama, mereka akan mengalami

kebuntuan dan akan memilki empat standard AAL yang saling tidak

Tidak seperti AAL 1 dan AAL 2. AAL 3/4 mempunyai protokol

convergence sublayer dan protokol SAR sublayer. Pesan sebesar 65.535

byte dari aplikasi memasuki convergence sublayer. Pertama

pesan diisikan kesejumlah kelipatan 4 byte. Kemudian header dan trailer

ditempelkan, seperti terlihat pada Gambar 6.

Field CPI (Common Part Indicator) memberikan jenis pesan dan

perhitungan satuan filed-field BA size dan Length. Filed

digunakan membuat frame pesan-pesan. Kedua byte ini harus sama

dan dinaikkan satu setiap kali pesan baru dikirimkan. Mekanisme ini

mengecek sel-sel yang hilang atau yang disisipkan secara salah.

Gambar 6. Format pesan convergence sublayer AAL 3/4

Gambar 7. Format sel AAL 3/4

Field BA size digunakan untuk alokasi buffer. Field ini

memberitahukan penerima jumlah ruang buffer yang akan dialokasikan

bagi pesan lebih dahulu sebelum ketibaannya. Field Length

lagi panjang payload. Pada mode pesan , field ini harus sama dengan BA

Pa

ge2

1

sepuluh 10 bit pada header tidak lebih penting dibandingkan dengan

resiko yang menyebabkan orang Amerika dan Eropa tidak dapat

berkomunikasi. Untuk jumlah uang yang sama, mereka akan mengalami

kebuntuan dan akan memilki empat standard AAL yang saling tidak

Tidak seperti AAL 1 dan AAL 2. AAL 3/4 mempunyai protokol

n sebesar 65.535

byte dari aplikasi memasuki convergence sublayer. Pertama-tama peasn-

pesan diisikan kesejumlah kelipatan 4 byte. Kemudian header dan trailer

) memberikan jenis pesan dan

Filed Btag dan field

pesan. Kedua byte ini harus sama

dan dinaikkan satu setiap kali pesan baru dikirimkan. Mekanisme ini

atau yang disisipkan secara salah.

n convergence sublayer AAL 3/4

digunakan untuk alokasi buffer. Field ini

memberitahukan penerima jumlah ruang buffer yang akan dialokasikan

Length memberikan

lagi panjang payload. Pada mode pesan , field ini harus sama dengan BA

Page 22: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

2

size, namun pada mode aliran field ini dapat berbeda. Trailer juga berisi I

byte yang tidak dipakai.

Setelah convergence sublayer membuat dan menempeli header

serta trailer ke pesan, seperti ditunjukkan pada Gambar 6, sublayer ini

meneruskan pesan ke SAR sublayer, yang memotong-motong pesan

menjadi serpihan berukuran 44 byte. Perlu dicatat bahwa untuk

mendukung multiplexing, convergensi sublayer dapat mempunyai

sejumlah pesan yang dibuat secara internal sekaligus dan dapat

melewatkan serpihan 44 byte ke SAR sublayer pertama kali dari sebuah

pesan, kemudian dari pesan lainnya, dengan urutan yang sembarang.

SAR sublayer menyisipkan setiap potongan 44 byte kedalam

payload sel yang memiliki format seperti ditunjukkan pada Gambar 7. Sel-

sel itu kemudian ditransmisikan ke tempat yang dituju untuk disusun

kembali, setelah mana verifikasi checksum dibentuk dan tindakan diambil

bila diperlukan.

Filed-filed pada AAL 3/4 adalah sebagai berikut. Field ST (Segmen

Type) digunakan untuk pembuatan frame pesan. Field ini

mengindikasikan apakah sel berada diawal pesan, ditengah pesan, diakhir

pesan, atau pesan yang kecil (yaitu, sel tunggal). Kemudian terdapat

nomor urut 4 bit, SN, untuk mendeteksi sel-sel hilang dan disisipkan

secara salah. Field MID (Multiflexing ID) digunakan untuk mengetahui

kepemilikan session terhadap sel tertentu. Perlu diingat bahwa

convergence sublayer dapa memiliki beberapa pesan, yang merupakan

milik session yang berbeda, yang dibufferkan sekaligus, dan sublayer ini

dapat mengirim potongan-potongan pesan ini dengan sembarang urutan

yang diinginkannya. Semua potongan dari pesan yang dimiliki session I

akan membawa I didalam field MID, sehingga potongan-potongan ini

dapat secara benardisusun kembali di tempat tujuan. Trailer berisi

panjang payload dan checksum sel.

Page 23: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

3

Perlu dicatat bahwa AAL 3/4 mempunyai dua buah layer

overhead protokol : 8 byte ditambahkan kesetiap pesan dan 4 byte

ditambahkan kesetiap sel. Akhir kata, AAL 3/4 merupakan mekanisme

yang sangat besar, terutama bagi peasn-pesan yang pendek.

d. AAL 5

Protokol-protokol AAL 1 sampai AAL 3/4 sebagian besarnya

dirancang oleh industri telekomunikasi dan distandarisasi oleh ITU tanpa

banyak menerima masukan dari industri komputer. Ketika industri

komputer bangkit dan mulai memahami impilkasi Gambar 7, terjadi

kepanikan. Kerumitan dan ketidakefisienan yang dihasilkan oleh dua layer

protokol, ditambah dengan checksum yang sangat pendek (hanya 10 bit),

menyebabkan sebagian peneliti menemukan protokol yang dapat

melakukan adaptasi.

Protokol ini disebut SEAL ( Simple Efficient Adaption layer) yang

menganjurkan apa yang disebut perancang sebagai sesuatu yang kuno.

Setelah beberapa kali pembahasan, Forum ATM menerima SEAL dan

memberinya nama AAL 5. Untuk informasi lebih lanjut tentang AAL 5 dan

bagaimana protokol ini berbeda dengan AAL 3/4, lihat (Suzuki, 1994).

AAL menawarkan beberapa macam layanan bagi aplikasi-

aplikasinya. Salah satunya adalah layanan reliable, (yaitu, pengantaran

yang tidak dijamin), dengan option membiarkan sel-sel yang mempunyai

error checksum yang akan dibuang atau diteruskan ke aplikasi (tapi akan

dilaporkan sebagai sesuatu yang buruk). Unicast dan multicast-pun

didukung, namun multicast tidak menyediakan pengantaran yang

dijamin.

Bytes

Payload (1 to 65,535 bytes) UU

Length CRC

Gambar 8. Format pesan convergence sublayer AAL. 5

1 1 2 4

Page 24: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

4

Seperti AAL 3/4 , AAL 5 juga mendukung mode pesan dan

mode aliran. Dalam mode pesan, suatu aplikasi dapat melewatkan

datagram yang memiliki panjang 1 hingga 65.535 byte ke AAL layer dan

mengantarkannya ke tujuan, baik deangan jaminan maupun berdasarkan

sebatas kemampuan yang dimilikinya. Setibanya di convergence layer,

pesan diisi dan trailer ditambahkan, seperti ditunjukkan gambar 8.

Jumlah pengisian (0 sampai 47 byte) dipilih untuk membentuk pesan

secara keseluruhan, termasuk isian dan trailer, menjadi kelipatan 48 byte.

AAL 5 tidak memiliki header convergence sublayer, dan hanya memiliki

trailer 8 byte.

Field UU (User to User) tidak dipakai oleh AAL layer itu sendiri.

Melainkan disediakan bagi layer yang lebih atas untuk keperluannya,

misalnya pengurutan atau multiplexing. Layer yang lebih tinggi masih

dipertanyakan kemungkinannya sebagai bagian spesifik daripada

convergence sublayer. Field Length memberitahukan panjang payload

sebenarnya, dalam byte, nukannya jumlah pengisian. Nilai 0 digunakan

untuk membatalkan pesan saaat itu pada aliran. Field CRC merupakan

checksum 32 bit standard terhadap seluruh pesan, termasuk isian dan

trailer (dengan field CRC yang disetel ke 0). Sebuah field 8 bit dalam

trailer dicadangkan untuk kebutuhan di masa mendatang.

Pesan ditransmisikan dengan melewatkannya ke SAR sublayer,

yang tidak menambahkan header atau trailer sama sekali. Akan tetapi,

sublayer ini memecah pesan menjadi satuan 48 byte dan meneruskan

masing-masing potongan ini ke ATM layer untuk kemudian

ditransmisikan. Sublayer ini juga menyatakan bahwa ATM layer

menyetel bit field PTI pada sel terakhir, sehingga batas-batas pesan akan

dicadangkan.

Suatu kasus dapat dibuat bahwa hal ini merupakan pencampuran

yang salah daripada layer-layer protokol karena AAL layer tidak

Page 25: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

5

didiizinkan menggunakan bit pada header ATM layer. Dengan melakukan

hal tersebut melanggar prinsip yang sangat mendasar rekayasa protokol,

dan menganjurkan per-layer-an mungkin harus dikerjakan dengan cara

yang berbeda.

Kelebihan yang penting AAL 5 dibanding AAL 3/4 adalah

efisiensinya yang jauh lebih besar. Sementara AAL 3/4 hanya

menambahkan 4 byte per pesan, AAL 5 menambahkan 4 byte per sel.

Penambahan byte sperti ini mengurangi kapasitas payload sebesar 44

byte, kehilangan sebesar 8 persen pada pesan yang panjang. AAL 5

memiliki trailer per pesan yang sedikit lebih besar (8 byte) namun todak

mempunyai overhead pada setiap selnya. Kurangnya nomor urut pada sel

dikompensasi dengan checksum yang lebih panjang, yang dapat

mendeteksi sel-sel yang hilang, salah sisip tanpa memakai nomor urut.

Di dalam masyarakat Internet, terdapat ramalan bahwa cara yang

normal melakukan interfacing bagi jaringan ATM akan berupa

pengangkutan paket IP dengan field payload AAL 5. Berbagai macam isu

yang berkaitan dengan pendekatan ini dibahas dalam RFC 1483 dan RFC

1577.

11. PERBANDINGAN PROTOKOL-PROTOKOL AAL

Para pembaca diharapkan dapat memaafkan bila dirasakan bahwa

sejumlah protokol AAL terasa sangat banyak kemiripannya satu dengan yang

lainnya dan dirancang dengan kurang tuntas. Perbedaan antara convergence

sublaye dengan SAR Sublayer-pun masih dipertanyakan, khususnya karena

AAL tidak mempunyai apapun didalam SAR Sublayer. Sedikit perbaikan pada

header ATM layer harus dapat mampu melakukan pengurutan, multiplexing

dan framing yang adekuat.

Beberapa perbedaan antara bermacam-macam protokol AAL

diringkaskan pada tabel 4. Perbedaan-perbedaan ini berkaitan dengan

Page 26: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

6

efisiensi, penanganan error, multiplexing, dan hubungan antara dua buah

AAL sublayer.

Kesan secara keseluruhan AAL memberikan terlalu banyak varian

dengan terlalu banyak perbedaan yang kecil dan banyak hal uyang

dikerjakan secara setengah-setengah. Empat kelas layanan orisinil yaitu A,B,C

dan D secara efektif telah dibatalkan. AAL 1 mungkin tidak terlalu diperlukan;

AAL 2 terhenti; AAL 3 dan AAL 4 tidak mempunyai harapan; AAL 3/4 tidak

efisien dan memiliki checksum yang terlalu pendek.

Masa depannya terletak pada AAL 5, walaupun banyak celah yang

bisa diperbaiki lagi. Pesan-pesan AAL 5 harus memiliki nomor urut dan suatu

bit untuk membedakan data dengan pesan kontrol. Karena itu AAL 5 harus

digunakan sebagai protokol transfer yang reliable. Ruang yang tidak dipakai

pada trailer bisa dipakai untuk melakukan hal diatas.

Item AAL 1 AAL 2 AAL 3/4 AAL 5

Service Class A B C/D C/D

Multiplexing No No Yes No

Message delimiting None None Btag/Etag Bit in PTI

Advance buffer allocation No No Yes No

User bytes available 0 0 0 1

CS padding 0 0 32-Bit wors 0-47bytes

CS protocol overhead

(bytes)

0 0 8 8

CS checksum None None None 32 Bits

SAR payload bytes 46-47 45 44 48

SAR protocol overhead

(bytes)

1-2 3 4 0

SAR Checksum None None 10 Bits None

Tabel 4. Beberapa perbedaan yang terdapat pada berbagai protokol AAL

Page 27: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge2

7

Pada protokol reliable, overhead tambahan transport layer

diperlukan pada bagian atasnya, ketika overhead ini harus dihindarkan. Bila

komite AAL dipindahkan ke dalam sebuah kelas, maka dosen mungkin akan

meemberi instruksi pada komite untuk memperbaiki pekerjaannya dan akan

mengembalikan pekerjaannya apabila tugasnya telah diselesaikan. Kritik-

kritik lainnya tentang ATM dapat diperoleh pada (Sterbenz et al., 1995).

12. FORMAT SEL ATM

Dalam ATM layer, terdapat dua macam interface, UNI (User-Network

Interface) dan NNI (Network-Network Interface). UNI menentukan batas

antara sebuah host dengan sebuah jaringan ATM (dalam banyak kasus),

artinya antara pelanggan dengan carrier). Sedangkan NNI menyangkut antara

dua switch ATM (istilah ATM untuk router).

Pada kedua interface itu sel ATM terdiri dari header 5 byte dan diikuti

oleh payload 48 byte, akan tetapi pada kedua headernya terdapat sedikit

perbedaan. Seperti telah didefinisikan oleh Forum ATM, header dijelaslkan

pada gambar 10, sel ditransmisikan dengan cara pertama-tama byte paling

kiri dan bit paling kiri di dalam bit pertama.

Field GCF hanya akan terdapat pada sel-sel yang terletak di antara

sebuah host dan jaringan, maka field ini akan dtindih oleh switch pertama

yang dijumpainya. Karena itu GFC tidak memiliki signafikansi end-to-end dan

tidak diantarkan ke tujuan. Field ini pada awalnya disusun sebagai sarana

untuk kontrol aliran atau prioritas antara host dan jaringan, namun tidak ada

nilai yang ditentukan untuknya dan jaringan akan mengabaikannya. Cara

terbaik adalah dengan menganggapnya sebagai bug pada standard.

Field VPI merupakan integer kecil yang memiliki lintasan virtual

tertentu (lihat pada gambar 9). Demikian pula, field VPI memilih lintasan

virtual tertentu di dalam lintasan virtual yang dipilih. Karena pada teorinya

field VPI memiliki 8 bit (pada UNI) dan field VPI memiliki 16 bit, host akan

memiliki hingga 256 bundel VC, di mana setiap bundel dapat berisi sampai

Page 28: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

65.536 rangkaian virtual.

sedikit dari jumlah itu karena sebagai VPI dicadangkan

kontrol, seperti misalnya untuk pembentukan rangkaian virtual.

Field PTI mendefinisikan jenis payload sel yang berisi nilai

disebutkan pada

informasi kemacetan d

yang dikirimkan dengan PTI 000 mungkin sampai menjadi 101 untuk

mengingatkan tujuan akan terjadinya masalah selama dengan perjalanannya.

Bit CLP dapat disetel oleh host untuk membedakan antara lalu

berprioritas tinggi dengan lalu

kemacetan dan sel harus dibuang, pertama

membuang sel yang mempunyai CLP yang disetel ke 1 sebelum membuang

sel yang disetel ke 0.

Terakhir, field HEC mer

memeriksa payload. Kode Hamming pada bilangan 40 bit hanya memerlukan

5 bit, maka dengan 8 bit yang bisa dipakai akan jauh lebih baik lagi. Kode

yang dipilih dapat memperbaiki semua error bit tunggal dan dapat

mendeteksi sekitar 90 persen dari seluruh error ber

penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan error pada link optis merupakan

error bit tunggal

Gambar 9. Lintasan Transmisi dapat mencakup sejumlah lintasan virtual, dimana

masing-masing lintasan transmisi tersebut dapat berisi sejumlah rangkaian virtual

Asynchronous Transfer Mode

65.536 rangkaian virtual. Sebenarnya, jumlah yang bisa dipakai agar lebih

sedikit dari jumlah itu karena sebagai VPI dicadangkan untuk fungsi

kontrol, seperti misalnya untuk pembentukan rangkaian virtual.

Field PTI mendefinisikan jenis payload sel yang berisi nilai

disebutkan pada tabel 5. Disini jenis-jenis sel ditentukan oleh pengguna, tapi

informasi kemacetan ditentukan oleh jaringan. Dengan kata lain, sebuah sel

yang dikirimkan dengan PTI 000 mungkin sampai menjadi 101 untuk

mengingatkan tujuan akan terjadinya masalah selama dengan perjalanannya.

Bit CLP dapat disetel oleh host untuk membedakan antara lalu

berprioritas tinggi dengan lalu-lintas berprioritas rendah. Bila terjadi

kemacetan dan sel harus dibuang, pertama-tama switch akan berusaha

membuang sel yang mempunyai CLP yang disetel ke 1 sebelum membuang

sel yang disetel ke 0.

Terakhir, field HEC merupakan checksum pada header. Field ini tidak

memeriksa payload. Kode Hamming pada bilangan 40 bit hanya memerlukan

5 bit, maka dengan 8 bit yang bisa dipakai akan jauh lebih baik lagi. Kode

yang dipilih dapat memperbaiki semua error bit tunggal dan dapat

endeteksi sekitar 90 persen dari seluruh error ber-bit banyak. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan error pada link optis merupakan

Lintasan Transmisi dapat mencakup sejumlah lintasan virtual, dimana

masing lintasan transmisi tersebut dapat berisi sejumlah rangkaian virtual

Pa

ge2

8

rnya, jumlah yang bisa dipakai agar lebih

untuk fungsi-fungsi

kontrol, seperti misalnya untuk pembentukan rangkaian virtual.

Field PTI mendefinisikan jenis payload sel yang berisi nilai-nilai yang

jenis sel ditentukan oleh pengguna, tapi

itentukan oleh jaringan. Dengan kata lain, sebuah sel

yang dikirimkan dengan PTI 000 mungkin sampai menjadi 101 untuk

mengingatkan tujuan akan terjadinya masalah selama dengan perjalanannya.

Bit CLP dapat disetel oleh host untuk membedakan antara lalu-lintas

lintas berprioritas rendah. Bila terjadi

tama switch akan berusaha

membuang sel yang mempunyai CLP yang disetel ke 1 sebelum membuang

upakan checksum pada header. Field ini tidak

memeriksa payload. Kode Hamming pada bilangan 40 bit hanya memerlukan

5 bit, maka dengan 8 bit yang bisa dipakai akan jauh lebih baik lagi. Kode

yang dipilih dapat memperbaiki semua error bit tunggal dan dapat

bit banyak. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan error pada link optis merupakan

Lintasan Transmisi dapat mencakup sejumlah lintasan virtual, dimana

masing lintasan transmisi tersebut dapat berisi sejumlah rangkaian virtual

Page 29: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Gambar 10. (a) Header ATM Layer pada UNI. (b) Header ATM Layer pada NNI

JENIS PAYLOAD

000

001

010

011

100

101

110

111

Setelah header terdapat payload 48 bit. Walaupun begitu, tidak

seluruh 48 bit itu dapat dipakai oleh pengguna, karena beberapa protokol

AAL menaruh header dan trailer

Format NNI sama dengan format UNI, kecuali

ada dan keempat bit

lagi.

Asynchronous Transfer Mode

(a) Header ATM Layer pada UNI. (b) Header ATM Layer pada NNI

JENIS PAYLOAD ARTI

Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 0

Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 1

Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 0

Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 1

Informasi perawatan di antara switch yang berdekatan

Informasi perawatan di antara switch-

dan tujuan

Sel perawatan sumber daya (digunakan untuk kontrol

kemacetan ABR)

Dicadangkan untuk fungsi-fungsi di masa mendatang

Tabel 5. Nilai-nilai Field PTI

Setelah header terdapat payload 48 bit. Walaupun begitu, tidak

seluruh 48 bit itu dapat dipakai oleh pengguna, karena beberapa protokol

AAL menaruh header dan trailer-nya di dalam payload.

Format NNI sama dengan format UNI, kecuali bahwa field GFC tidak

ada dan keempat bit-nya digunakan untuk field VPI 12 bit, bukannya 8 bit

Pa

ge2

9

(a) Header ATM Layer pada UNI. (b) Header ATM Layer pada NNI

Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 0

Sel data pengguna, tidak ada kemacetan, type sel 1

Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 0

Sel data pengguna, terjadi kemacetan, type sel 1

Informasi perawatan di antara switch yang berdekatan

-switch sumber

Sel perawatan sumber daya (digunakan untuk kontrol

fungsi di masa mendatang

Setelah header terdapat payload 48 bit. Walaupun begitu, tidak

seluruh 48 bit itu dapat dipakai oleh pengguna, karena beberapa protokol

bahwa field GFC tidak

digunakan untuk field VPI 12 bit, bukannya 8 bit

Page 30: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

0

13. PEMBENTUKAN KONEKSI

ATM mendukung rangkaian virtual permanen dan rangkaian virtual

switch. Rangkaian virtual permanen selalu ada dan dapat digunakan apabila

diperlukan, seperti halnya saluran sewa. Sedangkan rangkaian virtual switch

harus dibentuk terlebih dahulu sebelum digunakan, seperti halnya panggilan

telepon. Pada bagian ini kita akan menerangkan cara pembentukan switch

rangkaian virtual.

Secara teknik, pembentukan koneksi bukan merupakan bagian dari

ATM layer tapi ditangani oleh bidang kontrol dengan menggunakan protokol

ITU yang sangat rumit yang disebut Q.2931 (Stiller, 1995). Akan tetapi tempat

logik untuk menangani pembentukan koneksi terletak di network layer, dan

protokol network layer yang serupa melakasanakan pembuatan koneksi di

sini. Karena itu kita akan membahas pembentukan koneksi pada Bab ini.

Terdapat beberapa cara untuk membentuk koneksi. Cara yang umum

dilakukan adalah dengan pertama-tama mendapatkan rangkaian virtual

untuk pensignalan dan kemudian menggunakannya. Untuk membentuk

rangkaian seperti itu, sel yang berisi request dikirimkan pada lintasan virtual

0, yang rangkaian virtual 5. Bila berhasil, rangkaian virtual baru akan dibuka

dimana request pembentukan koneksi dan jawabannya akan dikirimkan.

Alasan penggunaan prosedur dua langkah ini karena dengan cara ini

bandwith yang dicadangkan untuk rangkaian virtual 5 (yang hamper tidak

pernah digunakan sama sekali) dapat dijaga serendah mungkin. Cara lainnya

adalah dengan membentuk rangkaian virtual. Beberapa carrier mengizinkan

pengguna untuk memiliki lintasan virtual permanen diantara tujuan-tujuan

yang sebelumnya telah ditentukan, atau dengan mengizinkan pengguna

membentuk lintasan virtual secara dinamis. Sekali sebuah hist memiliki

lintasan virtual ke host yang lainnya, host tersebut dapat mengalokasi

rangkaian virtual pada dirinya sendiri, atau tanpa switch-switch yang

dilibatkan.

Page 31: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

1

Pesan Arti bila dikirimkan oleh host Arti bila dikirimkan oleh

jaringan

SETUP Memohon membentuk

rangkaian

Panggilan yang masuk

CALL

PROCEEDING

Saya melihat panggilan yang

datang

Permintaan panggilan anda

akan diusahakan

CONNECT Saya menerima panggilan yang

masuk

Permintaan panggilan anda

diterima

CONNECT ACK Terima kasih atas diterimanya

panggilan

Terima kasih untuk

panggilannya

RELEASE Memohon mengakhiri

panggilan

Pihak lain telah merasa

cukup

RELEASE

COMPLETE

ACK membentuk release ACK untuk RELEASE

Tabel 6. Pesan-pesan yang digunakan untuk penentuan dan pelepasan koneksi.

Pembentukan rangkaian virtual menggunakan enam macam pesan

seperti yang terlihat tabel 6. Setiap pesan menempati sebuah sel atau lebih

dan berisi jenis, panjang, dan parameter pesan. Pesan dapat dikirimkan oleh

jaringan (biasanya berupa respon bagi pesan yang berasal dari host lain) ke

sebuah host. Terdapat bermacam-macam pesan status dan pelaporan error

lainnya namun tidak ditunjukkan disini.

Prosedur normal untuk menetapkan sebuah panggilan adalah dimana

host mengirimkan pesan SETUP pada suatu rangkaian virtual khusus.

Kemudian jaringan akan memberikan respon dengan CALL PROCEEDING ke

tanda terima permintaan yang di-acknowledge. Setelah pesan SETUP

berpropagasi ke tujuan, pesan itu di-acknowledge pada setiap hop yang

dilewatinya dengan CALL PROCEEDING.

Bila pesan SETUP tiba, host tujuan dapat menjawabnya dengan

CONNECT untuk menerima panggilan tersebut. Jaringan kemudian

mengirimkan pesan CONNECT ACK untuk menandakan bahwa pesan itu

sudah diterima. Setelah pesan CONNECT berpropagasi kembali ke tempat

asalnya, setiap switch yang menerimanya memberikan acknowledgment

Page 32: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

2

dengan pesan CONNECT ACK. Urutan kejadian ini ditunjukkan dengan pesan

CONNECT ACK. Urutan kejadian ini ditunjukkan pada gambar 11(a).

Urutan untuk menghentikan sebuah rangkaian virtual cukup

sederhana. Host yang ingin memutuskan mengirimkan sebuah pesan

RELEASE, yang berpropagasi ke ujung lainnya dan menyebabkan rangkaian

akan dibebaskan. Setiap hop di sepanjang lintasan memberikan

acknowledgment pesan itu, seperti ditunjukkan pada gambar 11(b).

Jaringan ATM memungkinkan pembentukan saluran multicast.

Saluran multicast memiliki sebuah pengirim dan lebih dari sebuah penerima.

Hal ini dilakukan dengan cara pembentukan koneksi ke salah satu tujuan

seperti biasanya. Kemudian pesan ADD PARTY dikirimkan untuk

menghubungkan tujuan kedua ke rangkaian virtual yang dipanggil oleh

panggilan sebelumnya. Setelah itu pesan ADD PARTY tambahan dapat

dikirimkan untuk menambahkan ukuran kelompok multicast.

Supaya dapat membentuk koneksi ke tujuan, perlu terlebih dahulu

menspesifikasi tujuan yang dikehendaki, yaitu dengan memasukkan

alamatnya ke dalam pesan SETUP. Alamat-alamat ATM mempunyai tiga

bentuk. Alamat penerima memiliki panjang 20 byte dan didasarkan pada

alamat OSL. Byte pertama mengidentifikasikan salah satu dari tiga jenis

alamat yang digunakan. Pada format pertama, byte 2 dan 3

menspesifikasikan Negara, dan byte 4 memberikan format sisa alamat, yang

terdiri dari otoritas 3 byte, domain 3 byte, area 2 byte, dan alamat 6 byte,

ditambah item-item lainnya. Pada format kedua, byte 2 dan 3 untuk

menandakan organisasi inetrnasional. Sisanya digunakan untuk hal yang

sama seperti pada format alamat pertama. Sedangkan format terakhir,

merupakan bentuk pengalamatan lama (CCITT E.164) yang menggunakan

nomor telepon ISDN decimal 15 digit.

Page 33: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Gambar 11. (a) Pembentukan koneksi pada jaringan ATM. (b) Pelepasan Koneksi.

14. ROUTING DAN SWITCH

Pada saat rangkaian virtual terbentu, pesan SETUP berjalan

jaringan dari sumber ke tujuan. Algoritma routing menentukan lintasan yang

akan dipakai oleh pesan ini, jadi dapat diartikan oleh rangkaian virtual.

Strandar ATM tidak melakukan spesifikasi algoritma routing tertentu, karena

itu carrier mempunyai k

bahas dalam bab sebelumnya, atau memakai algoritma lainnya.

Pengalaman yang diperoleh pada saat menggunakan jaringan

connection-oriented, seperti X.25, telah menunjukkan bahwa diperlukan

daya komputer yang c

cara mengkonversi informasi rangkaian virtual pada setiap sel menjadi pilihan

saluran output. Para perancang ATM yang telah dibuat dapat melakukan

routing yang lebih efisien. Khususnya, dalam hal me

bukan field VCI, kecuali pada hop terakhir bagi masing

dikirimkan diantara switch dan host.

Asynchronous Transfer Mode

. (a) Pembentukan koneksi pada jaringan ATM. (b) Pelepasan Koneksi.

ROUTING DAN SWITCH

Pada saat rangkaian virtual terbentu, pesan SETUP berjalan

jaringan dari sumber ke tujuan. Algoritma routing menentukan lintasan yang

akan dipakai oleh pesan ini, jadi dapat diartikan oleh rangkaian virtual.

Strandar ATM tidak melakukan spesifikasi algoritma routing tertentu, karena

itu carrier mempunyai kebebasan memilih salah satu algoritma yang telah

bahas dalam bab sebelumnya, atau memakai algoritma lainnya.

Pengalaman yang diperoleh pada saat menggunakan jaringan

oriented, seperti X.25, telah menunjukkan bahwa diperlukan

daya komputer yang cukup besar di dalam switch-switch untuk menentukan

cara mengkonversi informasi rangkaian virtual pada setiap sel menjadi pilihan

saluran output. Para perancang ATM yang telah dibuat dapat melakukan

routing yang lebih efisien. Khususnya, dalam hal me-routt-kan pada field VPI,

bukan field VCI, kecuali pada hop terakhir bagi masing-masing arah, ketika sel

dikirimkan diantara switch dan host.

Pa

ge3

3

. (a) Pembentukan koneksi pada jaringan ATM. (b) Pelepasan Koneksi.

Pada saat rangkaian virtual terbentu, pesan SETUP berjalan melalui

jaringan dari sumber ke tujuan. Algoritma routing menentukan lintasan yang

akan dipakai oleh pesan ini, jadi dapat diartikan oleh rangkaian virtual.

Strandar ATM tidak melakukan spesifikasi algoritma routing tertentu, karena

ebebasan memilih salah satu algoritma yang telah

bahas dalam bab sebelumnya, atau memakai algoritma lainnya.

Pengalaman yang diperoleh pada saat menggunakan jaringan

oriented, seperti X.25, telah menunjukkan bahwa diperlukan

switch untuk menentukan

cara mengkonversi informasi rangkaian virtual pada setiap sel menjadi pilihan

saluran output. Para perancang ATM yang telah dibuat dapat melakukan

kan pada field VPI,

masing arah, ketika sel

Page 34: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

4

Dengan hanya menggunakan VPI di antara switch-switch memiliki

beberapa keuntungan. Sekali lintasan virtual telah dibentuk dari sumber ke

tujuan, maka rangkaian virtual sepanjang lintasan itu dapat mengikuti

lintasan yang telah ada. Penentuan routing yang baru tidak diperlukan.

Lintasan ini berupa sebuah bundel wisted pair yang merentang dari sumber

ke tujuan. pembentukan koneksi baru memerlukan pengalokasian salah satu

twisted pair yang tidak dipakai.

Kedua, routing sel individu akan lebih mudah bila semua rangkaian

virtual untuk suatu lintasan tertentu selalu berada pada bundel yang sama.

Keputusan routing hanya melihat sebuah bilangan 12 bit, bukannya sebuah

bilangan 12 bit dan sebuah bilangan 16 bit. Kita akan menerangkan cara

switching sel dilakukan di bawah ini, tapi walaupun tidak dibahas secara

mendalam, jelas bahwa pengindeksan ke dalam table yang mempunyai 212

entry adalah feasibl, sedangkan pengindeksan ke dalam table 228

tidak

feasible.

Ketiga, dengan mendasarkan semua routing pada lintasan virtual akan

memudahkan melakukan perpindahan di antara seluruh kelompok rangkaian

virtual. Ambil, misalnya, backbone ATM hipotesis Amerika Serikat yang

dijelaskan pada gambar 12. Biasanya, rangkaian virtual dari NY ke SF melalui

Omaha dan Denver. Anggap terjadi gangguan pada saluran Omaha-Dever.

Dengan mengubah route lintasan virtual Omaha-Denver ke LA dan kemudian

ke SF, maka semua rangkaian virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian

virtual) dapat di-switch menjadi sebuah operasi dan bukannya ratusan

operasi.

Page 35: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Gambar 12. Pengubahan route lintasan virtual meng

Sumber Saluran

Masuk

NY 1

NY 1

LA 3

DC 1

NY 1

SF 4

DC 1

NY 1

SF 4

NY 1

Tabel 7. Beberapa route yang melewat

Omaha-Denver ke LA dan

virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian virtual) dapat di

menjadi sebuah operasi dan bukannya ratusan operasi.

Terakhir, lintasan virtual memudahkan carrier untuk manawarkan

kelompok pengguna tertutup (jari

Asynchronous Transfer Mode

. Pengubahan route lintasan virtual mengubah semua rangkaian virtualnya

VPI

masuk

Tujuan Saluran

keluar

VPI

keluar

1 SF 4 1

2 Denfer 4 2

1 Minneapolis 0 1

3 LA 3 2

1 SF 4 1

3 DC 1 1

5 SF 4 4

2 Denver 4 2

5 Minneapolis 0 2

1 SF 4 1

7. Beberapa route yang melewati switch Omaha pada gambar

Denver ke LA dan kemudian ke SF, maka semua rangkaian

virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian virtual) dapat di

menjadi sebuah operasi dan bukannya ratusan operasi.

Terakhir, lintasan virtual memudahkan carrier untuk manawarkan

kelompok pengguna tertutup (jaringan pribadi) ke pelanggan perusahaan.

Pa

ge3

5

ubah semua rangkaian virtualnya

VPI

keluar

Lintasan

1 New

2 New

1 New

2 New

1 Old

1 New

4 New

2 Old

2 New

1 Old

i switch Omaha pada gambar 12

kemudian ke SF, maka semua rangkaian

virtual (dapat mencapai 65.535 buah rangkaian virtual) dapat di-switch

Terakhir, lintasan virtual memudahkan carrier untuk manawarkan

ngan pribadi) ke pelanggan perusahaan.

Page 36: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

6

Sebuah perusahaan dapat membantu jaringan lintasan virtual permanen di

beberapa kantornya, dan kemudian mengalokasi rangkaian virtual pada

lintasan ini berdasarkan kebutuhan. Tidak ada satupun suatu panggilan dari

luar dapat masuk ke jaringan dan tidak ada satupun panggilan bisa keluar

jaringan pribadi, kecuali melalui gateway khusus. Banyak perusahaan

menggunakan jenis keamanan seperti ini.

Apakah switch akan menggunakan field VPI untuk routing seperti

telah direncanakan sebelumnya, apakah memakai kombinasi field VPI dan

VCI (jadi dapat mengurangi kelebihan-kelebihan yang baru saja dibahas)

masih perlu dilihat.

Sekarang kita lihat bagaimana sel dapat di-route-kan didalam sebuah

switch interior (switch yang dihubungkan dengan switch lainnya dan bukan

dihubungkan ke sebuah host). Untuk menjelaskan masalahnya, kita ambil

switch Omaha pada gambar 12. Untuk kelima saluran masuknya, sebuah

saluran memiliki sebuah tabel, vpi_table, diindeks berdasarkan VPI yang

masuk yang menyatakan saluran mana di antara lima buah saluran keluar,

switch mempunyai pemetaan bit yang menyatakan VPI yang saat itu dapat

dipakai pada saluran yang bersangkutan.

Pada saat switch di-boot, semua entry didalam seluruh struktur

vpi_table diberi tanda sebagai belum terpakai. Demikian pula, semua

pemetaan bit ditandai untuk mengidentifikasi bahwa seluruh VPI dapat

dipakai (kecuali yang telah di cadangkan). Sekarang anggap bahwa panggilan-

panggilan terjadi seperti ditunjukan pada tabel 7.

Setelah setiap lintasan virtual (dan rangkaian virtual) terbentuk, entry-

entry dibuat di dalam tabel. Kita akan mengasumsikan rangkaian virtual

sebagai full-duplex, sehingga masing-masing rangkaian membentuk hasilnya

dalam dua buah query, sebuah untuk lalulintas maju dan sebuah lalulintas

balik dari tujuan.

Page 37: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Tabel yang berkaitan dengan route pada

Gambar 13. Misalnya, panggilan pertama menghasilkan entry (4,1) untuk VPI

1 pada tabel DC karena panggilan ini mengacu pada sel

saluran satu 1 dengan VPI 1 dan berangkat SF. Akan tetapi, sebuah entry juga

dapat dibuat dalam tabel Denver untuk V

masuk dari Denver dimana juga dapat di buat dalam tabel Denver untuk VPI

1 yang menunjukkan sel

keluar pada saluran 1 dengan VPI 1. Sel

dengan jalan yang lain (dari SF ke NY) pada lintasan virtual ini. Perlu dicatat

bahwa pada beberapa kasus dua atau tiga rangkaian virtual dipakai secara

bersama-sama. Tidak diperlukan entry tabel bagi rangkaian virtual tambahan

yang menghubungkan sumber de

lintasan.

Sekarang kita akan membahas cara sel

Anggap sebuah sel tiba pada saluran 1 (DC) dengan VPI 3. Hardware dan

software switch menggunakan 3 sebagai index pada tabel bagi saluran 1

melihat bahwa sel harus keluar pada saluran 3(LA) dengan VPI 2.

Gambar

Asynchronous Transfer Mode

Tabel yang berkaitan dengan route pada tabel 7 ditujukan pada

. Misalnya, panggilan pertama menghasilkan entry (4,1) untuk VPI

1 pada tabel DC karena panggilan ini mengacu pada sel-sel yang masuk pada

saluran satu 1 dengan VPI 1 dan berangkat SF. Akan tetapi, sebuah entry juga

dapat dibuat dalam tabel Denver untuk VPI 1 yang menunjukkan sel

masuk dari Denver dimana juga dapat di buat dalam tabel Denver untuk VPI

1 yang menunjukkan sel-sel yang masuk dari Denver dimana VPI 1 harus

keluar pada saluran 1 dengan VPI 1. Sel-sel merupakan sel-sel yang berangkat

engan jalan yang lain (dari SF ke NY) pada lintasan virtual ini. Perlu dicatat

bahwa pada beberapa kasus dua atau tiga rangkaian virtual dipakai secara

sama. Tidak diperlukan entry tabel bagi rangkaian virtual tambahan

yang menghubungkan sumber dengan tujuan yang sudah mempunyai

Sekarang kita akan membahas cara sel-sel diproses di dalam switch.

Anggap sebuah sel tiba pada saluran 1 (DC) dengan VPI 3. Hardware dan

software switch menggunakan 3 sebagai index pada tabel bagi saluran 1

lihat bahwa sel harus keluar pada saluran 3(LA) dengan VPI 2.

Gambar 13. Entry-entry tabel untuk route-route pada tabel 7

Pa

ge3

7

7 ditujukan pada

. Misalnya, panggilan pertama menghasilkan entry (4,1) untuk VPI

sel yang masuk pada

saluran satu 1 dengan VPI 1 dan berangkat SF. Akan tetapi, sebuah entry juga

PI 1 yang menunjukkan sel-sel yang

masuk dari Denver dimana juga dapat di buat dalam tabel Denver untuk VPI

sel yang masuk dari Denver dimana VPI 1 harus

sel yang berangkat

engan jalan yang lain (dari SF ke NY) pada lintasan virtual ini. Perlu dicatat

bahwa pada beberapa kasus dua atau tiga rangkaian virtual dipakai secara

sama. Tidak diperlukan entry tabel bagi rangkaian virtual tambahan

ngan tujuan yang sudah mempunyai

sel diproses di dalam switch.

Anggap sebuah sel tiba pada saluran 1 (DC) dengan VPI 3. Hardware dan

software switch menggunakan 3 sebagai index pada tabel bagi saluran 1 dan

lihat bahwa sel harus keluar pada saluran 3(LA) dengan VPI 2.

tabel 7

Page 38: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

8

Sel tersebut menindih field VPI dengan 2 dan mengambil nomor

saluran keluar, 3, di suatu tempat di dalam sel, misalnya, pada field HEC,

karena harus dihitung kembali pada suatu saat.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana mendapatkan sel dari buffer

inputnya ke saluran 3. Akan tetapi, isu ini (routing pada switch) telah dibahas

secara mendalam pada Bab 2, dan kita telah mengetahui cara

pelaksanaannya dengan switch-switch knockout dab Batcher-banyan.

Sampai disini kita dapat melihat jelas bagaimana keseluruhan bundel

rangkaian virtual dapat di belokkan route-nya, seperti dikerjakan pada

Gambar 12. Dengan mengubah entry VPI 1 pada tabel DC dari (4,1) ke (3, 3),

sel-sel dari NY yang menuju ke SF dapat dialihkan ke SF. Tentu saja, switch LA

harus diberitahu tentang kejadian ini, sehingga switch harus membuat pesan

dan mengirimkannya ke LA untuk membentuk lintasan baru dengan VPI 3.

Sekali lintasan ini terbentuk, seluruh rangkaian virtual dari NY ke SF akan

dialihkan melalui LA, walaupun sebenarnya terdapat ribuan rangkaian virtual

pada lintasan virtual itu. Bila lintasan-lintasan virtual tidak ada, setiap

rangkaian virtual akan memiliki entry tabelnya sendiri dan harus dibelokkan

secara terpisah.

Perlu ditegaskan secara eksplisit bahwa bahasan di atas adalah

tentang ATM pada WAN. Pada sebuah LAN, segala sesuatu lebih sederhana.

Misalnya, sebuah lintasan virtual dapat digunakan untuk seluruh rangkaian

virtual.

15. KUALITAS LAYANAN

Kualitas layanan merupakan hal penting bagi jaringan ATM,

diantaranya karena layanan-layanan ini digunakan untuk lalu-lintas real-time,

seperti misalnya audio dan video. Pada saat rangkaian virtual terbentuk,

transport layer (biasanya berupa suatu proses didalam mesin host,

“pelanggan”) dan ATM network layer (misalnya, operator jaringan, “carrier”)

harus sepakat mengenai kontrak yang menentukan layanan. Pada jaringan

Page 39: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge3

9

publik, kontrak ini mungkin memiliki implikasi hukum. Misalnya, apabila

carrier sepakat untuk tidak kehilangan lebih dari satu sel per milyar dan

ternyata carrier kehilangan dua sel per milyar, maka staf hukum pelanggan

akan gelisah dan mulai berteriak-teriak “pelanggaran kontrak”.

Kontrak antara pelanggan dengan jaringan memiliki tiga bagian :

a. Lalu-lintas yang ditawarkan.

b. Layanan yagn disepakati.

c. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi.

Perlu dicatat bahwa isi kontrak dapat berbeda artinya bagi masing-

masing pihak. Bagi aplikasi video on demand, bandwidth yang dibutuh dari

kontrol jarak jauh pengguna ke server video mungkin sekitar 1200 bps. Bagi

arah sebaliknya mungkin 5 Mbps. Perlu juga dicatat bahwa bila pelanggan

dan carrier tidak dapat menyediakan layanan yang diinginkan, maka

rangkaian virtual tidak akan dibentuk.

Bagian pertama dari kontrak adalah traffic descriptor. Traffic

descriptor dikarakterisasikan dengan beban yagn ditawarkan. Bagian kedua

kontrak menspesifikasikan kualitas layanan yang diinginkan oleh pelanggan

dana yang dapat diterima oleh carrier. Baik jumlah beban maupun kualitas

layanan harus diformulasikan dalam sesuatu yang kuantitasnya dapan diukur,

sehingga pemenuhan persyaratan dapat ditentukan secara obyektif. Tidak

cukup dengan menyatakan “beban berukuran sedang “ atau “layanan yang

baik”.

Agar kontrak lalu-lintas yang baik dapat dibuat, standar ATM

mendifinisikan sebuah bilangan parameter Q0S (Quality of Service). Bilangan

ini dapat dinegosiasikan oleh pelanggan dan carrier. Bagi masing-masing

parameter kualitas layanan, unjuk kerja kasus terburuk bagi setiap parameter

itu dispesifikasikan, dan diharuskan untuk memenuhi atau melebihi

spesifikasi tersebut. Dalam beberapa keadaan, parameternya minimum;

sedangkan pada kasus lainnya parameter maksimum. Lagi-lagi disini, kualitas

Page 40: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

0

layanan dispesifikasi secara terpisah bagi masing-masing pihak. Beberapa

kulaitas layanan yang lebih penting dtunjukkan pada Gambar 5-71, tapi tidak

semuanya dapat diterapkan bagi seluruh kategori layanan.

Tiga parameter pertama menspesifikasikan berpa cepat pengguna

akan mengirim. PCR (Peak Cell Rate-Kelajuan Sel Terbesar) adalah kelajuan

maksimum dimana pengguna akan mengirimkan sel. Parameter ini untuk

mengirim sebuah sel setiap 4 detik, maka PCR-nya sama dengan 250.000

sel/detik, walaupun waktu tranmisi sel aktual sama dengan 2,7 detik.

SCR (Susteined Cell Rate) adalah kelajuan sel yang di perlukan atau

yang diharapkan yang dirata-ratakan dalam waktu yang cukup lama. Bagi

lalu-lintas CBR, SCR akan sema dengan PCR, tapi bagi semua kategori layanan

lainnya, SCR akan dirasakan terlalu rendah. Ratio PCR/SCR merupakan salah

satu ukuran tingkat kesibukan lalu-lintas.

MCR (Minimum Cell Rate) merupakan jumlah minimum sel/detik

yang dapat diterima oleh pelanggan. Bila carrier tidak mampu menjamin

menyediakan bandwidth sebesar itu maka pelanggan dapat menolak koneksi.

Pada saat layanan ABR diminta, maka bandwidth aktual harus terletak

diantara MCR dan PCR, tetapi

PARAMETER AKRONIM ARTI

Kecepatan puncak sel PCR Kelajuan maksimum sewaktu sel akan

dikirimkan

Kecepatan sel yang

didukung

SCR Kelajuan rata-rata sel dalam selang waktu

yang lama

Kecepatan minimum sel MCR Kelajuan sel minimum yagn dapat diterima

Toleransi variasi delay

transfer sel

CDVT Getaran sel maksimum yang dapat diterima

Rasio kehilangan sel CLR Bagian sela yang hilang atau dikirm terlambat

Delay transfer sel CTD Lamanya waktu yang diperlukan pengiriman

(rata-rata dan maksimum)

Variasi delay sel CDV Varian pada waktu pengiriman sel

Page 41: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

1

Kelajuan error sel CER Bagian sel yang di antarkan tanpa error

Rasio blok sel yang

sangat rusak

SECBR Bagian blok yang rusak

Kelajuan kesalahan

penyisipan sel

CMR Bagian sel yang dikirimkan ke alamat yang

salah

Tabel 8. Beberapa kualitas dari pelayanan parameter-parameter

Bandwidopth dapat bervariasi secara dinamis selama berlangsungnya

koneksi. Bila pelanggan dana carrier setuju untuk menyetel MCR ke 0, maka

layanan ABR menjadi mirip dengan layanan UBR.

CVDT (Cell Variation Delay Tolerance) menyatakan jumalh variasi

yang dapat terjadi dalam waktu transmisi. CVDT menspesifikasi PCR dan SCR

seara terpisah. Untuk sumber yang sempurna yang beroperasi pada PCR,

setiap sel akan muncul secara pasti 1/PCR setelah sel sebelumnya. Tidak ada

sel yang datang lebih awal atau sel yang akan terlambat, bahkan tidak dalam

ukuran waktu picodeti-pun. Bagi sumber real yang beroperasi pada PCR,

beberapa variasi akan timbul pada waktu transmisinya. Pertanyaannya

adalah: berapa banyakkah variasi yang dapat diterima? Dapatkah sebuah sel

tiba 1 ndetik lebih awal? Bagaimana bila 30 detik? CVDT mengotrol jumlah

variabilitas yang dapat diterima dengan menggunakan algoritma ember

bocor.

Tiga parameter berikutnya menjelaskan karakteristik jaringan dan

diukur pada penerima, ketiganya dapat dinegosiasikan. CLR (Cell Loss Ratio)

bersifat langsung. CLR mengukur bagian sel yang ditransmisikan yang tidak

diantarkan sama sekali atau terlambat dikirimkan sehingga dianggap tidak

berguna lagi (misalnya, untuk lalu-lintas real-time). CTD (Cell Transfer Delay)

merupakan waktu transit rata-rata dari sumber ke tujuan. CDV (Cell Delay

Variation) mengukur sejauh mana kesamaan sel dikirimkan.

Model DT dan CDV ditunjukkan pada Gambar 14. Disini kita melihat

bahwa probabilitas sel membutuhkan waktu t untuk bisa tiba, sebagai fungsi

dari t. bagi suatu sumber, tujuan, dan route tertentu melalui swicth-swicth

Page 42: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

2

perantara, beberapa delay minimum selalu terjadi sehubungan dengan waktu

propagasi dan switching. Akan tetapi, tidak semua sel membuat delay dalam

waktu minimum; fungsi kerapatan probabilitas turut berpengaruh.

Gambar 14. Fungsi Kerapatan Probilitas Waktu Kedatangan Sel

Dengan memilih CDT, akibatnya pelangan dan carrier setuju tentang

sejauh mana keterlambatan sebuah sel dapat diantarkan dan masih dihitung

sebagai sel yang diantarkan dengan benar. Biasanya, CDV akan dipilih

sehingga, bagian sel yang ditolak karena keterlambatannya, akan berada

pada orde 10-10 atau kurang. CDV mengukur sebaran dalam waktu

kedatangan. Untuk lalulintas real-time, parameter ini sering sekali lebih

penting dibanding CDT.

Tiga parameter Qos menspesifikasikan karakteristik jaringan.

Parameter-parameter itu umumnya tidak dapat dinegosiasikan. CER (Control

Error Ratio) merupakan bagian sel yang dikirimkan dengan kesalahan satu bit

atau lebih. SECBR (Severely-Errored Cell Blok Ratio) merupakan fraksi blok N

buah sel yang dimana M buah sel atau lebih mengandung error. Terakhir,

CMR (Cell Misinsertion Rate) adalah jumalh sel/detik yang dikirimkan ke

tujuan yang salah karena error yang tidak dapat dideteksikan pada header.

Page 43: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

3

Bagian ketiga kontrol lalu-lintas menyatakan apa yang harus

dipatuhidalam peraturan. Bila pelanggan mengirimkan sel terlalu dini, apakah

dengan demikian dapat membatalkan kontrak? Bila carrier gagal memenuhi

salah satu target dalam periode I milidetik, apakah pelanggan dapat

menuntutnya? Pada dasarnya bagian dapat dinegosiasi antara kedua belah

pihak dana megatakan sejauh mana tingkat ketatan dua bagian pertama akan

dijalankan.

Model kualitas layanan ATM dan Internet memiliki sedikit perbedaan,

yang berpengaruh pada implementasinya masing-masing. Model ATM sangat

didasarkan pada koneksi, sedangkan model internet memakai datagram dana

aliran (misalnya, RSPV). Perbandingan kedua model ini diberikan pada

(Crowcroft et al., 1995).

16. KONTROL KEMACETAN (ADMISSION CONTROL)

Walaupun dengan melakukan pembentukan lalu-lintas,jaringan ATM

tidak secara otomatis memenuhi persyaratan unjuk kerja yang dinyatakan

dalam kontrak lalu-lintas. Misalnya, kemacetan pada switch-switch tengah

selalu merupakan masalah yang perlu diperhatikan, khususnya bila lebih dari

350.000 sel/detik dialirkan ke masing-masing saluran, dan sebuah switch

dapat memiliki 100 saluran. Akibatnya banyak perhatian yang dicurahkan ke

masalah unjuk kerja dan kemacetan pada jaringan ATM. Pada bagian ini, akan

dibahas beberapa pendekatan yang digunakan. Untuk informasi tambahan,

lihat (Eckberg, 1992; Eckberg et al, 1991; hong dan suda, 1991; jain, 1995;

dan Newman, 1994).

Jaringan ATM harus menghadapi kemacetan jangka panjang, yang

disebabkan oleh lebih banyaknya lalu lintas masuk dibanding dengan yang

ditangani sistem, dan kemacetan jangka pendek, yang beberapa strategi

perlu digunakan bersamaan. Strategi-strategi terpenting dapat digolongkan

menjadi tiga kategori:

Page 44: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

4

� Kontrol izin masuk

� Pencadangan sumber daya

� Kontrol kemacetan berbasis kelajuan

1. Kontrol Izin Masuk

Pada jaringan berkecepatan rendah, biasanya tindakan yang perlu

dilakukan cukup dengan menunggu kemacetan terjadi dan kemudian

bereaksi terhadapnya, dengan cara memberitahukan sumber paket untuk

menurunkan kecepatan pengirimannya. Pada jaringan berkecepatan

tinggi, pendekatan seperti ini tidak dapat berjalan dengan baik, karena

pada interval antara pemberitahuan pengiriman dan pemberitahuan

kedatangan pada sumber bisa terdapat paket tambahan.

Selain itu, banyak jaringan ATM memiliki sumber yang real time

yang memproduksi data dengan kecepatan seadanya. Permintaan agar

sumber memperlambat pengiriman mungkin tidak akan berfungsi

(bayangkan suatu telepon digital baru yang mempunyai lampu merah;

ketika kemacetan memberi signal, lampu merah tersebut hidup dan

pembicara diharuskan berbicara lebih lambat 25 persen).

Akibatnya, jaringan ATM menekankan pada pencegahan

terjadinya kemacetan pada kesempatan pertama. Akan tetapi, untuk lalu

lintas CBR,VBR,dan UBR tidak terdapat kontrol kemacetan dinamik sama

sekali. Karena itu disini sedikit saja tindakan pencegahan dapat diartikan

sebagai pengobatan yang sangat bermanfaat. Alat yang penting untuk

mencegah kemacetan adalah kontrol izin masuk. Pada saat host

memerlukan rangkaian virtual baru, host harus menerangkan lalu-lintas

yang ditawarkan dan layanan yang diharapkan. Kemudian jaringan dapat

memeriksa apakah host mampu menangani koneksi ini tanpa menggangu

koneksi yang telah ada. Sejumlah route penting harus diperiksa agar

menemukan salah satu route yang dapat melaksanakan tugas. Bila route

tidak dapat ditemukan maka panggilan akan ditolak.

Page 45: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

5

Penolakan izin masuk harus dilaksanakan secara adil. Bila tidak

ada kontrol yang diterapkan, sejumlah kecil bandwidth yang tinggi dapat

sangat mengganggu bandwitdh rendah pengguna. Untuk mencegah hal

ini para pengguna harus dibagi menjadi kelas-kelas yang didasarkan pada

pemakaiannya. Probabilitas penolakan layanan harus sama bagi semua

kelas (mungkin dapat memberikan pool sumber daya bagi setiap

kelasnya).

2. Pencadangan Sumber Daya (Resource Reservation)

Berkaitan erat dengan kontrol izin masuk adalah teknik

pemesanan sumber daya,biasanya dilakukan pada saat pembentukan

panggilan. Karena traffic descriptor memberikan kelanjutan sel puncak,

maka jaringan memiliki probabilitas pemesanan bandwitdh yang cukup

lintasan untuk menangani kelajuan sel di sepanjang lintasan. Bandwitdh

dapat dipesan dengan membiarkan pesan SETUP sampai disaluran yang

penuh, maka pesan tersebut akan kembali dan mencari lintasan lainnya.

Traffic descriptor dapat berisi tidak hanya bandwitdh puncak saja,

akan tetapi juga bandwitdh rata-rata. Bila sebuah host menginginkan.

Misalnya Bandwitdh puncak sebesar 100.000 sel/detik, tapi bandwitdh

rata-ratanya hanya 20.000 sel/detik, maka kelima rangkaian seperti itu

dapat di multiplex kan ke sebuah trunk. Masalahnya adalah kelima

koneksi tersebut bisa idle untuk setengah jam, dan kemudian melesat ke

kelajuan puncak, yang menyebabkan banyak sel yang hilang, Karena

secara statitisik lalu lintas VBR dapat dimultiplexkan, maka masih ada

kemungkinan untuk terjadinya masalah pada kategori ini. Kemungkinan

untuk mengatasinya masih dalam penelitian.

3. Kontrol Kemacetan Berbasis Kelajuan

Pada lalu lintas CBR dan VBR, umumnya pengirim tidak dapat

menurunkan kelajuannya,bahkan pada saat terjadi kemacetan sekalipun,

sehubungan dengan sifat sumber informasi yang real time atau semi real

Page 46: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

6

time. Sedangkan pada UBR, bila terdapat sel yang terlalu banyak, maka

sel-sel tambahan akan dibuang begitu saja.

Pada lalu lintas ABR, jaringan dapat memberikan signal ke sebuah

pengirim atau lebih dan meminta menurunkan kelajuannya beberapa

saat sampai jaringan pulih kembali. Hal ini dilakukan demi kepentingan

pengirim, karena jaringan akan selalu membuang sel bila pengirim tidak

menurunkan kelajuannya. Cara kemacetan harus dideteksi, diberi sinyal,

dan dikontrol pada lalu lintas ABR merupakan topik yang hangat selama

pembangunan standar ATM. Dalam hal ini terjadi perdebatan sengit

dalam mempertahankan masing masing proposalnya yang berjumlah

banyak. Kita lihat beberapa usulan yang ditolak sebelum membahas

usulan yang berhasil diterima.

Sebuah usulan menyatakan bahwa kapanpun pengiriman ingin

mengirimkan letupan data,maka pengirim harus mengirimkan sel yang

isinya pemesanan bandwitdh yang diperlukan terlebih dahulu. Setelah

acknowledgement diterima, maka pengiriman dapat dilakukan.

Keuntungannya dengan memesan terlebih dahulu adalah bahwa

kemacetan tidak pernah terjadi karena bandwitdh yang dibutuhkan selalu

tersedia. Forum ATM menolak usul ini sehubungan dengan delaynya yang

sangat panjang sebelum host dapat mulau mengirim sel-selnya.

Usulan kedua membiarkan switch mengirimkan kembali sel

peyumbat setiap kali kemacetan terjadi. Ketika sel tersebut diterima,

pengirim diharapkan untuk menurunkan separuh kelajuan transmisi

selnya. Bermacam-macam pola telah diajukan untuk memperoleh

kelajuan bisa naik kembali ke keadaan semula ketika kemacetan telah

berhasil diatasi.Pola ini ditolak karena sel-sel penyumbat dapat hilang

pada saat kemacetan berlangsung, dan karena pola ini bertindak tidak

adil pada pengguna yang kecil. Misalnya, ambil sebuah switch yang

mempunyai aliran 100 Mbps dan masing masing pengguna yang

Page 47: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

7

jumlahnya 5, dan aliran 100kbps dari pengguna lainnya. Banyak anggota

komite yang tidak setuju dengan meminta pengguna 100 Kbps

menyerahkan 50Kbps karena pengguna tersebut menyebabkan

kemacetan yang besar.

Usulan ketiga menggunakan fakta dimana batas paket ditandai

dengan suatu bit pada sel terakhirnya. Di sini idenya adalah membuang

sel dengan maksud penyelamatan sehingga kemacetan dapat

dihindarkan, akan tetapi dalam pelaksanaannya hal itu dilakukan dengan

cara yang selektif. Switch mencari akhir paket dari aliran sel masuk dan

kemudian membuang semua sel pada paket berikutnya. Tentu saja, nanti

paket ini harus ditransmisikan, akan tetapi pembuangan sejumlah k sel

didalam suat paket akan mengharuskan sebuah paket ditransmisikan.

Cara ini masih jauh lebih baik dibanding membuang k buah sel secara

random yang mengharuskan transmisi ulang sejumlah k karakter. Pola ini

ditolak karena ketidak adilannya,sebab tanda akhir paket berikutnya yang

terlihat mungkin bukan milik pengirim yang menyebabkan switch menjadi

kelebihan beban. Pola ini juga tidak perlu distandardisasikan. Setiap

vendor switch bebas untuk memilih sel mana yang akan dibuang pada

saat kemacetan terjadi.

Setelah terjadi diskusi yang cukup panjang, perang dilanjutkan

diantara dua buah kubu, yaitu penyelesaian berbasis kredit (Kung dan

Morris 1995) dan penyelesaian berbasis kelajuan (Ekonomi dan

Fendick,1995). Penyelesian berbasis credit pada dasarnya merupakan

protokol jendela geser dinamik. Metode ini mengharuskan setiap switch

mempertahankan, per rangkaian virtual, suatu credit—tepanya nilai ini

berupa sejumlah buffer yang dicadangkan bagi rangkaian yang

bersangkutan, selama setiap sel yang ditransmisikan memiliki buffer yang

dicadangkan untuknya, maka kemacetan tidak akan terjadi

Page 48: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

8

Pendapat yang menentangnya berasal dari vendor switch. Para

vendor tidak ingin melakukan semua tugas accounting untuk menjaga

nilai-nilai itu dan tidak ingin memesan buffer dalam jumlah besar terlebih

dahulu, karena jumlah overhead dan buangan uang diperlukan dianggap

terlalu besar, maka pola kontrol kemacetan berdasarkan kelajuan

digunakan. Pola ini bekerja sebagai berikut.

Model dasarnya adalah bahwa setiap k sel data, masing-masing

pengirim mentransmisikan sel RM (Resource Management) khusus. Sel ini

berjalan sepanjang lintasan yang sama dengan lintasan sel data, namun

sel ini diperlakukan secara khusus oleh switch disepanjang jalan

perjanannya. Ketika sel khusus ini tiba di tujuan, kemudian di uji,

diperbarui, dan dikirimkan kembali ke pengirim.

Selain itu, tersedia juga dua mekanisme kontrol kemacetan

lainnya, pertama switch yang kelebihan beban dapat secara spontan

membuat sel-sel RM dan mengirimkannya kembali ke pengirim, kedua

switch yang kelebihan beban dapat menyetel bit PTI tengah pada sel-sel

data yang berjalan dari pengirim ke tujuan. Akan tetapi tidak satupun

metode diatas sepenuhna reliable, Karena sel-sel ini dapat hilang di

dalam kemacetan dan tidak satupun diberitahu akan hal ini. Sebaliknya,

sel RM yang hilang akan diberitahukan oleh pengirim ketika pengirim

mengalami kegagalan mengembalikannya dalam interval waktu tertentu.

Terlepas dari semua itu. Bit CLP tidak dipakai pada kontrol kemacetan

ABR.

Kontrol kemacetan ABR didasarkan pada ide bahwa setiap

pengirim memiliki kelajuan sesaat. ACR (Actual cell rate – Kelajuan Sel

Aktual) yang berada diantara MCR dan PCR. Pada saat terjadi kemacetan.

ACR dikurangi (namun tidak sampai lebih kecil dari MCR). Pada saat tidak

terjadi kemacetan, ACR dinaikkan (namun tidak sampai melebihi PCR).

Setiap sel RM yang dikirimkan berisi kelajuan dimana pengirim akan

Page 49: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge4

9

mentransmisi pada saat itu, mungkin PCR, mungkin lebih rendah.Nilai ini

disebut ER (Explicit Rate). Pada saat sel RM melewati switch dalam

perjalanannya ke penerima, maka sel-sel yang macet dapat mengurangi

ER. Tidak ada satupun switch yang dapat menaikkan ER.

Pengurangan dapat dalam arah maju maupun pada arah balik.

Ketika pengirim mendapatkan kembali sel RM, pengirim dapat

mengetahui kelajuan minimum yang dapat diterima berkaitan dengan

seluruh switch sepanjang lintasan. Bila diperlukan, pengirim kemudian

menyesuaikan ACR, untuk membawanya ke saluran yang memiliki

kelajuan terendah yang dapat ditangani switch.

Mekanisme kemacetan yang menggunakan bit PTI tengah

diintegrasikan kedalam sel-sel RM dengan membiarkan penerima

memasukkan bit-bit ini (diambil dari sel data terakhir) disetiap sel RM

yang dikirimkan kembali. Bila tidak dapat diambil dari sel RM oleh dirinya

sendiri kerena semua sel RM memiliki setelan bit ini setiap saat.

Page 50: Atm (Asynchronous Transfer Mode)

Kelompok 1 - Asynchronous Transfer Mode

Pa

ge5

0

DAFTAR PUSTAKA

1. Tanenbaum, A. S. Jaringan Komputer, Edisi Bahasa Indonesia dari Computer

Network 3e, Vrije Universiteit, Amsterdam, The Netherlands.

Prenhillindo, Jakarta.

2. Trivedi, Carol. Wide Area Networks. EMCParadigm.2004

3. http://www.techfest.com/networking/atm/atm.htm

4. http://www.dit.upm.es/snh/arhelp/glossaries/atmf/gloss-a.html

5. http://www.rhyshaden.com/atm.htm

6. http://www.cisco.com/univercd/cc/td/doc/cisintwk/ito_doc/atm.htm