Asuransi
-
Upload
panggih-basuki -
Category
Business
-
view
111 -
download
2
Transcript of Asuransi
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-
benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang
diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Hal ini diakibatkan karena
meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan demand
masyarakat, peningkatan pertumbuhan dan perkembangan teknologi / industri
kedokteran, peran swasta lebih tinggi, jumlah penduduk lebih banyak, dan masalah
kesehatan semakin besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Ini merupakan
respon atas peningkatan biaya kesehatan karena kemampuan yang dimiliki
pemerintah terbatas maka perlu mobilisasi dana dari masyarakat yang biayanya
dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan yaitu dengan sistem kontribusi
terorganisir yang dilaksanakan secara pra-upaya.
2. Rumusan Masalah
a. Pengertian Asuransi
b.Tujuan Asuransi
c. Prinsip-Prinsip Hukum dalam asuransi
d.Kontrak Asuransi
e. Manfaat Asuransi
f. Polis Asuransi
g.Struktur dan macam-macam polis
3. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan
manfaatnya. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan
asuransi yang berlaku di Indonesia
2
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asuransi
Dari segi ekonomi, asuransi dapat dipandang sebagai suatu lembaga keuangan
sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk
membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang
berpartisipasi dalam bisnis asuransi , karena sesungguhnya asuransi bertujuan
memberikan perlindungan atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa
yang tidak diduga sebelumnya. berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut
beberapa sumber :
a. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang
penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi untuk memberikan penggantian kepada nya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tak tentu.
b. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Asuransi
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
c. Menurut Paham Ekonomi
Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat
dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,
disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis
asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas
kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya (fortuitious event).
3
3
d. Asuransi syariah (Ta`min, Takaful, Tadhamun)
Adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah
orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru` yang
memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad
(perikatan) yang sesuai dengan syariah. (Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)).
2. Tujuan Asuransi
Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga
memiliki berbagai tujuan yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai
berikut:
Fungsi Utama (Primer)
a. Pengalihan Resiko
Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian
(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu
atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian
(uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu
peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti
(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan
syarat pembayaran premi.
b. Penghimpun Dana
Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan
dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun
tersebut berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh tertanggung
kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut
berkembang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian
yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.
c. Premi Seimbang
Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang
dilakukan oleh masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar
dibandingkan dengan resiko yang dialihkan nya kepada penanggung (equitable
premium). Dan besar kecil nya premi yang harus dibayarkan tertanggung
dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai
Pertanggungan.
4
4
Tujuan Asuransi
Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :
a. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu
pihak.
b. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan
pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan
banyak tenaga, waktu dan biaya
c. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang
jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang
timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti
d. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan
jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
e. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk
asuransi jiwa.
3. Prinsip-prinsip hukum dalam asuransi
3.1 Prinsip Utmost Good Faith (Dasar hukum; pasal 251 KUHD)
Yang dimaksudkan adalah bahwa tertanggung berkewajiban memberitahukan
sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan
obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan resiko-resiko yang dijamin
maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara
jelas serta teliti
Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku:
a. Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak
asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat penanggung menyetujui kontrak tersebut.
b. Pada saat perpanjangan kontrak asuransi
c. Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada
kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.
d. Tidak menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas dan benar yang
dibutuhkan masing-masing pihak.
Bila perjanjian asuransi di ibaratkan suatu bangunan, maka prinsip Utmost Good
Faith adalah fondasinya, artinya kalau fondasi tersebut tidak dikonstruksi dengan
5
5
baik, dikhawatirkan bangunan perjanjian asuransi itu akan ambruk atau gagal
mencapai tujuannya. Dalam beberapa kasus asuransi, masalah prinsip Utmost Good
Faith sering menjadi pokok permasalahan.
Prinsip Utmost good Faith atau prinsip itikad sangat baik mengandung
pengertian kedua belah pihak, yaitu tertanggung dan penanggung secara timbal balik
harus mendasari kesepakatan/perjanjian asuransi dengan itikad sangat baik. Artinya:
tidak menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas dan benar yang dibutuhkan
masing-masing pihak.
Lebih dari itu, kata sangat yang tercantum dalam prinsip Utmost Good Faith,
cenderung ditujukan kepada tertanggung, dengan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
Tertanggung akan mengalihkan resiko kepada perusahaan Asuransi atau penanggung,
mengetahui segala sesuatu tentang obyek yang akan di asuransikan, sedangkan
penanggung tidak mengetahui apapun. Memang penanggung bisa melakukan survey
atas resiko tersebut tetapi pada saat surveypun masih ada beberapa informasi data
yang sangat penting diketahui penanggung, misalnya: Pernahkah obyek
pertanggungan tersebut mengalami peristiwa kerugian? Kapan dan berapa jumlah
kerugiannya, apakah polis asuransi lain yang sudah atau pernah menutup
pertanggungan asuransi atas obyek yang bersangkutan?
Perbandingan antara premi asuransi dengan harga pertanggungan atau beban
resiko yang akan ditanggung perusahaan asuransi, sangat jauh. Dalam keadaan yang
demikian. Posisi antara tertanggung dan penanggung menjadi tidak seimbang.
Tertanggung mengetahui segalanya tentang obyek pertanggungan akan mengalihkan
risiko yang dihadapi kepada penanggung yang tidak tahu banyak mengenai obyek
yang bersangkutan harus menampung beban resiko yang jauh lebih berat dibanding
dengan premi asuransinya.
Pengertian Definitif
Secara definitif kewajiban beritikad sangat baik (Utmost Good Faith) dapat
diartikan: “Kewajiban positif yang harus dilakukan dengan sukarela untuk
mengungkapkan semua fakta-fakta material secara lengkap jelas dan benar mengenai
resiko yang akan dialihkan kepada penanggung, baik yang ditanyakan ataupun tidak.
6
6
Apa yang dimaksud dengan fakta material atau material facts?
Material facts adalah keterangan-keterangan penting mengenai obyek
pertanggungan dan risiko-risiko yang akan dialihkan dari tertanggung kepada
penanggung, keterangan-keterangan tersebut diperlukan penanggung untuk
menetapkan kebijakan akseptasi, penetapan tarip premi dan menyusun syarat-syarat
pertanggunganya (Terms & Conditions)
Fakta-fakta apa saja yang harus di ungkapkan calon tertanggung
Fakta-fakta tentang situasi atau kondisi obyek pertanggungan yang secara
internal maupun eksternal memperbesar risiko. (Bangunan dengan konstruksi kayu,
Barang-barang stok yang terdiri dari bahan-bahan mudah terbakar, lingkungan
bangunan yang rapat).
a. Fakta-fakta tentang pengalaman klaim yang pernah ada.
b. Pengalaman penutupan asuransi sebelumnya.
c. Fakta-fakta lainnya yang berkaitan dengan obyek pertanggungan itu sendiri
(Konstruksi, Lokasi, Okupasi, dll)
Bagaimana Dengan kewajiban penanggung?
Melalui para agen atau secara langsung, penanggung juga harus menunjukkan itikad
sangat baik sebagai timbal balik antara lain:
a. Menjelaskan apa saja yang termasuk jaminan asuransi, bagaimana dengan
pengecualian-pengecualiannya.
b. Memberikan pelatihan mengenai pengetahuan produk secara berkesinambungan
bagi para agen untuk menghindari kesalahan penyampaian informasi agen
kepada nasabah.
c. Menangani dengan baik setiap permasalahan yang dihadapi oleh para agen
termsuk menindak tegas agen-agen yang bermasalah.
Fakta-fakta material dan penjelasan-penjelasan penting lainnya dapat diberikan
dalam bentuk lisan melalui konsultasi/ interview atau secara tertulis melalui surat
atau pengisian SPPA (Surat permintaan penutupan asuransi)
Contoh: A Mengasuransikan bangunan rumahnya pada perusahaan asuransi,
terutama salah satunya mengenai masalah roboh apabila kena bencana gempa. (tetapi
A menyembunyikan pada perusahaan asuransi bahwa tembok rumahnya telah retak)
lalu suatu saat terjadi gempa kecil, lalu rumah A roboh dan A mengajukan klaim
7
7
asuransi. Perusahaan asuransi menolaknya karena A menyembunyikan informasi
bahwa dinding rumah A telah retak sebelumnya.
3.2 Prinsip Insurable Interest
(Dasar hukum; pasal 250 KUHD)
Anda dikatakan memiliki kepentingan atas proyek yang diasuransikan apabila
anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan
kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut. Kepentingan keuangan ini
memungkinkan anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda. Apabila
terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa anda tidak
memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka anda tidak berhak
menerima ganti rugi.
Pengertian secara definitif
Walaupun tidak ada definisi yang tepat secara universal, tetapi dari uraian
tersebut di atas dapat disimpulkan suatu pengertian definitif, bahwa insurable interest
adalah: “Hak untuk mengasuransikan yang timbul dari adanya hubungan keuangan
antara tertanggung dengan obyek pertanggungan, yang dilindungi hukum atau sah
menurut hukum yang berlaku”.
Dari pengertian dan definisi di atas, dapat dirinci elemen-elemen atau unsur-
unsur yang ada di dalam Insurable Interest terdiri dari 4 hal:
a. Harus ada harta benda, hak, kepentingan, jiwa dan raga serta beban
tanggungjawab hukum, yang dapat diasuransikan
b. Benda, jiwa dan raga dan beban tanggung jawab hukum itu harus menjadi obyek
pertanggungan atau obyek asuransi.
c. Tertanggung harus berada dalam suatu keadaan bahwa ia akan mendapatkan
manfaat apabila tidak terjadi apa-apa atas obyek pertanggungan, tetapi akan
mengalami. Menderita kerugian keuangan apabila obyek pertanggungan
mengalami sesuatu musibah atau peristiwa kerugian, berarti tertanggung harus
mempunyai hubungan atau kepentingan keuangan atas obyek pertanggungan
yang bersangkutan.
d. Hubungan atau kepentingan tertanggung dengan obyek pertanggungan yang
bersangkutan harus hubungan yang sah menurut hukum.
8
8
Contoh: A mengasuransikan gudang tetangganya (B), pada saat terjadi musibah atas
gudang tersebut, A mengajukan klaim ke perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi
pasti akan menolak klaim tersebut.
3.3 Prinsip Indemnity
(Dasar hukum pasal 268 KUHD)
Metode atau cara-cara dan sistem yang diperlukan dalam proses penggantian
kerugian, juga mempunyai berbagai permasalahan, terutama karena banyaknya jenis-
jenis asuransi kerugian yang dipasarkan di dalam masyarakat, untuk mengakomodasi
pengalihan risiko-risiko yang dihadapinya. Maksudnya:
Proteksi asuransi tidak bisa dijadikan obyek mencari keuntungan finansial !!
Aplikasi prinsip indemnity merupakan salah satu upaya untuk pengendalian adanya
itikad-itikad buruk. Mencari atau memanfaatkan asuransi untuk tujuan mencari
keuntungan financial, melalui manipulasi jumlah-jumlah pengganti kerugian. Prinsip
indemnity diartikan sebagai kompensasi keuangan yang pasti dan cukup untuk
mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah peristiwa kerugian, sama
dengan posisi keuangan sesaat sebelum terjadi peristiwa kerugian tersebut.
Penggantian kerugian dari asuransi tidak mungkin akan melampaui jumlah kerugian
sebenarnya (pelaksanaan prinsip subrogasi dan prinsip kontribusi akan menjadi
pendukung/ cololtary prinsip indemnity ini) penggantian kerugian akan sama dengan
jumlah kerugian real yang di alami tertanggung. Kalaupun jumlah penggantian lebih
kecil, hal itu pasti disebabkan oleh aplikasi syarat-syarat pertanggungan yang
tercantum dalam dokumen perjanjian yaitu polis.
Adapun metode atau cara pembayaran/ penggantian kerugian:
a. Pembayaran secara cash
b. Dengan cara repair yaitu perbaikan-perbaikan dilakukan oleh perusahaan
asuransi.
c. Dengan cara reinstate yaitu membangun kembali bangunan yang rusak akibat
peristiwa kerugian. Pembangunan kembali tersebut dilakukan oleh perusahaan
asuransi. Dalam asuransi harta benda, harga pertanggungan seharusnya
dilakukan sesuai dengan harga sehat dari obyek pertanggungan yang
bersangkutan. Pertanggungan di bawah harga sehat mengakibatkan penggantian
kerugian secara prorate.
9
9
Contoh; A memiliki mobil yang telah di asuransikan, lalu suatu saat mobil A
tergores sedikit dan A berniat untuk mengganti mobilnya dengan yang sempurna,
dengan cara mengajukan klaim ke perusahaan asuransi agar mobilnya diganti secara
utuh. Maka perusahaan asuransi pasti akan menolaknya karena A ingin mencari
keuntungan.
d. Dengan cara replace yaitu penggantian dengan benda sejenis .
3.4 Prinsip Subrogasi
(Dasar hukum; pasal 284 KUHD)
Prinsip subrogasi berkaitan dengan suatu keadaan dimana: kerugian yang di
alami tertanggung merupakan akibat dari kesalahan pihak ke III (orang lain).
Menunjuk pasal 1365 KUH perdata, pihak ke III yang bersalah tersebut harus
membayar ganti rugi kepada tertanggung, padahal tertanggung mempunyai polis
asuransi. Dalam keadaan yang demikian mekanisme atau aplikasi subrogasi adalah,
tertanggung harus memilih salah satu sumber penggantian kerugian, dari pihak ke III
atau dari asuransi. Tidak boleh dari keduanya, karena tertanggung akan mendapatkan
penggantian melampaui semestinya (ini tidak sejalan dengan prinsip Indemnity).
Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ke III ia tidak
akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi (kecuali apabila jumlah kerugian
penggantian dari pihak ke III tidak sepenuhnya). Demikian pula bila tertanggung
sudah mendapatkan penggantian dari asuransi, ia tidak boleh menuntut ke pihak ke
III, bahkan hak menuntut pihak ke III yang bersalah tersebut (berdasar pasal 1365
KUH perdata) harus diserahkan kepada perusahaan asuransi, dimana perusahaan
asuransi akan menuntut ganti rugi kepada pihak ke III (menggunakan hak
tertanggung yang sudah dilimpahkan)
Contohnya: kendaraan S ditabrak oleh B, kendaraan S diasuransikan ke XYZ.
Setelah XYZ membayar klaim ke pihak A, maka XYZ bertindak atas pihak A dapat
mengajukan klaim ke pihak B.
3.5 Prinsip Sebab Akibat
(Dasar hukum; pasal 1247 dan 1248 KUHD)
Prinsip berkaitan erat dengan masalah terjadinya peristiwa-peristiwa (perils)
yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian keuangan bagi tertanggung. Pengganti
kerugian oleh perusahaan asuransi hanya akan di bayarkan apabila peristiwa yang
10
10
efisien atau dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam jaminan polis
asuransi yang bersangkutan. Dalam praktek asuransi, kadang-kadang sangat sulit
menetapkan sesuatu peristiwa yang dianggap sebagai sebagai penyebab yang paling
dominan atau paling efisien menimbulkan kerugian, karena adakalanya peristiwa
tersebut tidak merupakan peristiwa tunggal (single perils) tetapi merupakan
rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Sehingga sering terjadi kontroversi dan
perdebatan-perdebatan dalam menetapkan kerugian. Misalnya:
Kapal kandas terkena batu karang di laut dan mengalami kebocoran. Untuk
sementara dilakukan tindakan darurat dengan menambal kebocoran tersebut supaya
kapal bisa segera menuju ke pelabuhan darurat. Di tengah jalan, tambalan terlepas
dan kapal tenggelam. Manakah yang menyebabkan kapal tenggelam, kandasnya
kapal terkena batu karang atau karena tambalan kebocoran yang ada lepas?
Seorang mengidap penyakit jantung terjatuh di kamar mandi dan meninggal
dunia. Penyebab utama meninggalanya orang tersebut: karena terjatuh (Accident)
atau karena penyakit jantungnya (Sickness)
Dalam keadaan yang khusus, sering diperlukan bantuan penetapan oleh ahli atau
profesional terkait, misalnya: Profesional klaim surveyor kebakaran atau visum dari
dokter bahkan berperan aktif dari para ahli penyidikan bidang forensik.
Concurrent cause (Penyebab yang bersamaan)
Sering terjadi ada 2 (dua) peristiwa yang berlangsung secara bersamaan, secara
independen (tidak berkaitan) yang menimbulkan suatu kerugian/kerusakan.
Contoh:
Terjadinya angin topan bersamaan dengan kebakaran, yang tidak berkaitan
menimbulkan 2 jenis kerugian, akibat kebakaran dan akibat angin topan. Ada juga
suatu peristiwa kebakaran yang terjadi saat ada huru hara (riots), yang masing-masing
tidak berkaitan. Problematika akan timbul apabila salah satu dari peristiwa yang
bersamaan itu tidak dijamin polis asuransi, misalnya: Polis asuransi kebakaran hanya
menjamin kerusakan/ kerugian akibat kebakaran saja, tidak termasuk angin topan dan
huru-hara.
Solusi asuransi
Kalau terjadi kedua peristiwa yang bersamaan terjadi tersebut tidak dikecualikan
polis, atau kerugian yang terjadi tidak bisa dipisahkan, mana akibat kebakaran dan
mana akibat angin topan, maka kerusakan/ kerugian tersebut terjamin oleh asuransi.
11
11
Namun bila dapat dipisahkan, maka hanya yang tidak dikecualikan, yang dijamin
asuransi. Kalau ada salah satu peristiwa yang dikecualikan polis yang bersangkutan
dan jumlah kerusakan. Kerugian tidak dapat dipisahkan, maka kerusakan/ kerugian
tersebut tidak di jamin asuransi. Namun bila dapat dipisahkan, maka hanya yang
tidak dikecualikan yang dijamin asuransi.
4. Kontrak asuransi
4.1 Definisi Kontrak Asuransi
Banyak definisi mengenai asuransi. Salah satu yang populer adalah asuransi
ialah subsitusi suatu biaya kecil tertentu dengan suatu kerugian besar yang tidak
tertentu.
Dari pandangan hukum, kontrak dengan mana satu pihak dengan menerima
sesuatu nilai yang dikenal sebagai premi, memikul suatu risiko kerugian atau
tanggung jawab yang menimpa pihak lain, sesuai dengan suatu rencana (plan) untuk
mendistribusikan risiko tersebut, adalah kontrak asuransi apapun bentuk atau nama
yang dipakainya. Banyak kontrak yang sepintas lalu tampak seperti tampak asuransi,
tetapi jika diteliti menurut definisi ini ternyata tidak memenuhi syarat.
4.2 Unsur-unsur Esensi Dari Kontrak Asuransi
Walaupun kontrak asuransi mempunyai beberapa ciri khas, namun ia harus
memenuhi bentuk dan syarat umum yang ditetapkan oleh hukum untuk setiap
kontrak. Antara lain :
a. Perjanjian (penawaran dan penerimaan)
Perjanjian terdiri dari penawaran yang dilakukan oleh atau pihak dan
penerimaannya oleh pihak kedua. Dalam segala macam asuransi, jenis
penawaran terpenting adalah aplikasi asuransi dari calon yang ditanggung.
Aplikasi ini dapat secara lisan. Misalnya seseorang yang memutuskan hendak
mengasuransikan rumahnya terhadap kerugian akibat kebakaran dapat menelpon
seorang agen asuransi. Kontrak lainnya ini orang ini dengan agen tersebut adalah
penerimaan polis dan rekening premi. Dengan demikian berarti telah terjadi
penawaran dan penerimaan atau perjanjian antara pihak yang ditanggung dengan
perusahaan asuransi itu karena agen asuransi telah diberi wewenang oleh
perusahaan asuransi tersebut.
12
12
b. Pihak-pihak yang Kompeten
Untuk sahnya suatu kontrak asuransi seperti juga halnya dengan segala
kontrak lain, adalah itu harus dibuat oleh pihak-pihak yang kompeten (mampu).
Ada tiga kelompok orang yang dianggap tidak kompeten yaitu anak-anak yang
belum dewasa, orang dewasa, orang-orang yang secara mental tidak kompeten
(mampu), dan dewasa bersuami. Usia dewasa tidak sama di setiap negara. Di
New York usia legal itu adalah 141/2 tahun.
Seseorang yang telah dinyatakan secara resmi tidak waras adalah tidak
kompeten melakukan perbuatan hukum dan tidak mampu membuat kontrak
asuransi yang sah.
c. Obyek yang Sah atau Legal
Suatu kontrak asuransi biasanya dianggap bertentangan dengan
kebijaksanaan negara dan dengan demikian tidak legal adalah jika pihak yang
ditanggung tidak mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan dalam objek
yang diasuransikan itu. Jika tidak ada kepentingan yang dapat diasuransikan
maka kontrak itu adalah perjudian.
Sebuah contoh lain dari kontrak yang bertentangan dengan kebijaksanaan
negara adalah kontrak yang dibuat oleh pihak musuh.
Pasal 208 kitab Undang-undang Hukum Perniagaan mengatakan bahwa
yang dapat menjadi obyek asuransi ialah semua kepentingan yang :
a) Dapat dinilai dengan sejumlah uang
b) Dapat tertimpa macam-macam bahaya
c) Tidak dilarang oleh undang-undang
d. Imbalan (Consideration)
Suatu kontrak hanya sah jika masing-masing pihak memberikan nilai atau
memikul sesuatu kewajiban terhadap pihak lainnya. Kontrak asuransi seringkali
menyatakan bahwa imbalan dari pihak yang ditanggung adalah "ketentuan-
ketentuan dan ketetapan-ketetapan yang tersebut di sini dan premi tertentu". Ini
13
13
tidak berarti bahwa premi harus dibayar sebelum polis berlaku. Kenyataannya
banyak polis asuransi harta sudah berlaku sebelum diterimanya pembayaran
premi. Janji membayar adalah imbalan (consideration). Sebaliknya pada asuransi
jiwa, premi pertama harus dibayar sebelum berlakunya polis.
Perusahaan asuransi juga memberikan imbalan yang berupa janji akan
melakukan pembayaran jika terjadi peristiwa tertentu yang telah ditetapkan.
4.3 Ciri-Ciri Kontrak Asuransi
Ada beberapa ciri khas tertentu dalam kontrak asuransi :
a. Kontrak Untung-untungan (Aleatory Contract)
Kebanyakan kontrak bersifat commutative artinya masing-masing pihak
menyerahkan barang-barang atau jasa-jasa yang dianggap sama nilainya. Akan
tetapi, kontrak asuransi adalah bersifat aleatory artinya pihak-pihak yang
membuat kontrak menyadari bahwa jumlah uang yang akan diserahkan oleh
masing-masing pihak tidak akan sama.
Dalam polis asuransi, pihak yang ditanggung menyerahkan jumlah premi.
Jika ia menderita kerugian, ia mungkin menerima jumlah uang yang jauh lebih
besar daripada premi yang dibayarkannya kepada perusahaan asuransi. Dan jika
ia tidak menderita kerugian (yang lebih besar kemungkinannya demikian), ia
tidak akan menerima apa-apa dari perusahaan asuransi. Bagi perusahaan
asuransi, ada kemungkinan ia akan harus melaksanakan pembayaran yang jauh
lebih besar daripada premi yang diterimanya atau (lebih besar kemungkinannya)
ia tidak akan membayar sama sekali. Ciri-ciri khas dari aleatory contract adalah
adanya untung-untungan (chance).
b. Kontrak Adhesi
Kebalikan dari kontrak tawar-menawar, kontrak asuransi biasanya
merupakan suatu kontrak adhesi. Perjanjian pada umumnya dibuat oleh para
pengacara dan wakil-wakil lain dari perusahaan asuransi, atau barangkali oleh
wakil-wakil pemerintah. Biasanya kontrak ini diberikan kepada calon yang
ditanggung dalam semangat "terima atau tolak". Calon pembeli asuransi tidak
bisa mengajukan usul, agar perusahaan asuransi mengubah sedikit pasal ini atau
mengganti suatu perkataan.
14
14
Ciri-ciri ini sebetulnya menguntungkan pihak yang ditanggung jika kontrak
itu menjadi perkara pengadilan. Pengadilan menentukan bahwa karena
perusahaan asuransi yang menyusun kontrak itu, maka setiap kekaburan arti
(ambiguity = arti dua, kemenduaan) dalam kontrak itu harus ditafsirkan yang
menguntungkan pihak yang ditanggung terhadap perusahaan asuransi.
c. Kontrak Sepihak (Unilateral)
Kontrak dapat bilateral atau unilateral. Pertukaran suatu janji dengan suatu
janji adalah bilateral (belah dua pihak), sedangkan pertukaran suatu tindakan
dengan suatu janji adalah unilateral (sepihak). Kontrak asuransi pada umumnya
adalah kontrak unilateral artinya pihak yang ditanggung sudah membayar premi,
hanya satu pihak terbuka terhadap janji sah yang berlaku untuk melaksanakan
sesuatu selanjutnya. Perusahaan asuransi menjanjikan pelaksanaan
(performance).
d. Kontrak Bersyarat (Conditional)
Kontrak asuransi adalah kontrak bersyarat. Memang benar kontrak itu telah
terpenuhi seluruhnya oleh pihak yang ditanggung dengan telah dibayarnya premi
dan tinggal perusahaan asuransi saja yang berkewajiban memenuhi janjinya.
Akan tetapi, ini tidak berarti tidak ada lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi
pihak yang ditanggung jika ia ingin memperoleh penggantian atas kerugiannya.
Perbedaan antara janji (promise) dengan syarat (condition) adalah bahwa janji
itu dapat dipaksakan berlakunya secara hukum, sedangkan syarat (condition)
tidak. Pengaruh dari dilanggarnya suatu syarat adalah pihak yang ditanggung
tidak memperoleh penggantian kerugian dari perusahaan asuransi. Contoh, pada
suatu kontrak asuransi kebakaran, perusahaan berjanji akan mengganti kerugian
yang diderita pihak yang ditanggung karena kebakaran. Pihak yang ditanggung
perlu memenuhi beberapa syarat yang berhubungan dengan pengajuan bukti
kerugian karena suatu kebakaran. Akan tetapi, ia secara hukum tidak wajib
mengajukan bukti-bukti kerugian yang diminta oleh syarat-syarat itu. Ia hanya
perlu mengajukannya kalau ia ingin memperoleh penggantian kerugian tersebut.
Sebaliknya, perusahaan asuransi kebakaran dapat dipaksa oleh hukum untuk
memenuhi janjinya membayar ganti rugi, jika pihak yang ditanggung telah
15
15
memenuhi semua syarat-syarat yang dicantumkan dalam kontrak.
e. Sepenuhnya Berdasarkan Kepercayaan
Pada umumnya, kontrak-kontrak apa saja adalah berdasarkan kepercayaan
(bonafide, contract, good-faith contract). Akan tetapi, kontrak asuransi adalah
kontrak yang sepenuhnya berdasarkan kepercayaan. Dibutuhkan tingkat tertinggi
bonafiditas dalam negosiasi sebelum dikeluarkannya polis. Dalam mengambil
keputusan pertanggungan, perusahaan asuransi harus mempercayai benar
informasi yang diberikan oleh applicant (pelamar, pembeli asuransi).
f. Kontrak Pribadi
Orang-orang mengatakan bahwa asuransi harta itu adalah kontrak pribadi
seperti halnya kontrak perkawinan. Baik pihak yang ditanggung maupun
penanggung (perusahaan asuransi) tidak saja memperhatikan kontrak itu tetapi
juga watak, prilaku, dan bonafiditas, dari masing-masing pihak. Dalam bahasa
biasa dikatakan sesuatu barang diasuransikan. Tetapi sesungguhnya yang
diasuransikan adalah si pemilik barang itu. Kontrak asuransi tidak terikat kepada
barang itu dan tidak berpindah kepada pembeli barang itu. Persetujuan
penanggung diperlukan untuk memindahkan sesuatu kontrak asuransi sebelum
terjadi suatu kerugian kecuali dalam hal asuransi jiwa dan beberapa polis
asuransi kesehatan. Oleh karena asuransi jiwa bukan suatu kontrak pribadi, maka
ia dapat dipindahkan tanpa izin perusahaan asuransi.
Jika telah terjadi kerugian, maka kontrak asuransi mana saja akan menjadi
tidak lebih dari suatu klaim uang dan karena itu ia dapat dipindah-tangankan.
g. Prinsip Ganti Rugi (Principle of Indemnity)
Kontrak asuransi harta dan asuransi tanggung jawab (liability
insurance) pada umumnya adalah kontrak ganti rugi, artinya ia menyatakan
akan mengganti kerugian atas kerusakan yang diderita oleh pihak yang
ditanggung. Penggantian lebih rendah (undercompensate) dibolehkan tetapi
penggantian lebih tinggi tidak. Salah satu masalah utama penerapan prinsip
ganti rugi ini adalah bagaimana mengukur kompensasi yang tepat agar tidak
menimbulkan laba atau rugi. Sehingga di sini, dibutuhkan tiga doktrin
penting yang timbul dari prinsip indemnity ini adalah: kepentingan yang
16
16
dapat diasuransikan, pembatasan jumlah penggantian atas suatu polis
asuransi, dan subrogation.
5. Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara
lain:
a. Rasa aman dan perlindungan
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman
dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian
tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai
kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara
tertanggung dan penanggung.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh
besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.
Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang
harus dibayar oleh tertanggung.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
e. Alat penyebaran risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga
pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas
nilai pertanggungan.
f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian
yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran,
17
17
kecelakaan, dan lain-lain).
6. Polis Asuransi
Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut polis. Surat perjanjian itu
dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian,
didalam perjanjian itu disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang
diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sangsi atas
pelanggaran perjanjian, dan sebagainya. Redaksinya harus disusun sedemikian
rupa sehingga dengan mudah dapat ditangkap maksud dari perjanjian itu, juga
tidak memberi peluang untuk menyalahtafsirkan. Dengan adanya polis asuransi
perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis
asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan
nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.
6.1 Secara umum polis asuransi memiliki beberapa fungsi, yaitu :
a. Perjanjian pertanggungan.
Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti
kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak
diduga sebelumnya dengan prinsip :
untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukan semula sebelum
mengalami kerugian atau
untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan
b. Bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung
sebagai balas jasa atas jaminan pertanggungan
18
18
6.2 Fungsi Polis bagi tertanggung
a. Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian
yang mungkin dideritanya yang ditanggung oleh polis.
b. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung
c. Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak
memenuhi jaminannya
6.3 Fungsi Polis Bagi penanggung
a. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung
b. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung
untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung
c. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (kalim) bial yang
menyebabkan kerugian tidak memenuhi syarat-syarat polis
7. Struktur dan macam-macam Polis
7.1 Macam-macam Polis
a. Polis Perjalanan. Menjamin insurable interest dalam perjalanan dari tempat
pemberangkatan sampai ketempat tujuan. Kedua tempat harus disebutkan
didalam polis perjalanan, misalnya dari tg priok ke London
b.Polis Pelabuhan. Atau port policy menanggung risiko yang mungkin menipa
kapal selama berada di pelabuhan
c. Polis Waktu, biasanya pemilik kapal menutup asuransi atas kapalnya dengan
polis waktu yaitu pertanggungan yang berlaku selama waktu tertentu, misalnya 6
bulan. Yang lazim adalah untuk waktu 12 bulan. Yang ditanggung adalah tubuh
kapal (hull) termasuk lunas kapal, mesin kapal dan semua peralatan kapal yg
19
19
dirangkum dalam hull & machinery insurance
d.Polis Veem. Polis ini menanggung barang selama di dalam gudang dari
kemungkinan risiko kerusakan, risiko kebakaran dan risiko kehilangan
e. Polis Risiko Perang
7.2 Pokok-pokok umum dalam Polis
a. Mukadimah. Setiap polis mempunyai judul yang meliputi nama dan alamat
perusahaan, logo, kode dan keterangan lain
b.Syarat Uraian.polis berikhtisar antara lain berisikan nama para pihak, periode
pertanggungan, uraian atau keterangan dari yang ditanggung, fakta nyata dan
uraian lain
c. Syarat Operatif. Menguraikan syarat penutupan. Untuk macam-macam polis
luasnya penutupan berbeda satu sama lain
d.Kondisi-kondisi. Yang mengatur perlindungan dan jaminan berupa implied
condition dan express condition
e. Pengecualian-pengecualian merupakan hal-hal atau peristiwa peristiwa yang
dikecualikan, misalnya risiko yang tidak dijamin
f. Syarat tanda tangan.
g.Program Ikhtisar mencakup nama dan alamat tertanggung dan nama agen, syarat
perpanjangan berlakunya polis, premi dasar dan premi tambahan, reduksi, dsb
h.Informasi lain, nomor dan tanggal polis, syarat khusus di atas pembayaran
normal.
20
20
21
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap
kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang biayanya
dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan dalam mengatasi pembiayaan
kesehatan oleh masyarakat yaitu dengan sistem konstribusi terorganisir yang
dilaksanakan secara pra-upaya.
Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :
Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara
hukum.
Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan
diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan
jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari
asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar
atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.
Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian
kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan
secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia
miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam
pasal 278).
Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.
Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang
sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung
untuk ikut memberikan indemnity.
22
22
B. Saran
Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini
memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung,