Asuransi

22
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar- benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Hal ini diakibatkan karena meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan demand masyarakat, peningkatan pertumbuhan dan perkembangan teknologi / industri kedokteran, peran swasta lebih tinggi, jumlah penduduk lebih banyak, dan masalah kesehatan semakin besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Ini merupakan respon atas peningkatan biaya kesehatan karena kemampuan yang dimiliki pemerintah terbatas maka perlu mobilisasi dana dari masyarakat yang biayanya dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan yaitu dengan sistem kontribusi terorganisir yang dilaksanakan secara pra-upaya. 2. Rumusan Masalah a. Pengertian Asuransi b. Tujuan Asuransi c. Prinsip-Prinsip Hukum dalam asuransi d. Kontrak Asuransi e. Manfaat Asuransi f. Polis Asuransi g. Struktur dan macam-macam polis 3. Tujuan Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan manfaatnya. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan asuransi yang berlaku di Indonesia

Transcript of Asuransi

Page 1: Asuransi

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada

tertanggung apabila terjadi risiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-

benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang

diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Hal ini diakibatkan karena

meningkatnya pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan peningkatan demand

masyarakat, peningkatan pertumbuhan dan perkembangan teknologi / industri

kedokteran, peran swasta lebih tinggi, jumlah penduduk lebih banyak, dan masalah

kesehatan semakin besar baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Ini merupakan

respon atas peningkatan biaya kesehatan karena kemampuan yang dimiliki

pemerintah terbatas maka perlu mobilisasi dana dari masyarakat yang biayanya

dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan yaitu dengan sistem kontribusi

terorganisir yang dilaksanakan secara pra-upaya.

2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Asuransi

b.Tujuan Asuransi

c. Prinsip-Prinsip Hukum dalam asuransi

d.Kontrak Asuransi

e. Manfaat Asuransi

f. Polis Asuransi

g.Struktur dan macam-macam polis

3. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui tentang asuransi dan

manfaatnya. Juga untuk mengetahui tentang prinsip-prinsip asuransi dan peraturan

asuransi yang berlaku di Indonesia

Page 2: Asuransi

2

2

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Asuransi

Dari segi ekonomi, asuransi dapat dipandang sebagai suatu lembaga keuangan

sebab melalui asuransi dapat dihimpun dana besar yang dapat digunakan untuk

membiayai pembangunan, di samping bermanfaat bagi masyarakat yang

berpartisipasi dalam bisnis asuransi , karena sesungguhnya asuransi bertujuan

memberikan perlindungan atas kerugian keuangan yang ditimbulkan oleh peristiwa

yang tidak diduga sebelumnya. berikut adalah beberapa definisi asuransi menurut

beberapa sumber :

a. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seseorang

penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima

suatu premi untuk memberikan penggantian kepada nya karena suatu kerugian,

kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi

karena suatu peristiwa tak tentu.

b. Menurut Undang-undang No. 2 Th. 1992 tentang Asuransi

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,

dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan

menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.

c. Menurut Paham Ekonomi

Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat

dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,

disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis

asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas

kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak

diduga sebelumnya (fortuitious event).

Page 3: Asuransi

3

3

d. Asuransi syariah (Ta`min, Takaful, Tadhamun)

Adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah

orang/pihak melalui investasi dalam bentuk asset dan atau tabarru` yang

memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad

(perikatan) yang sesuai dengan syariah. (Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI)).

2. Tujuan Asuransi

Disamping sebagai bentuk pengendalian risiko (secara finansial), asuransi juga

memiliki berbagai tujuan yang diklasifikasikan ke dalam beberapa fungsi sebagai

berikut:

Fungsi Utama (Primer)

a. Pengalihan Resiko

Sebagai sarana atau mekanisme pengalihan kemungkinan resiko / kerugian

(chance of loss) dari tertanggung sebagai ”Original Risk Bearer” kepada satu

atau beberapa penanggung (a risk transfer mechanism). Sehingga ketidakpastian

(uncertainty) yang berupa kemungkinan terjadinya kerugian sebagai akibat suatu

peristiwa tidak terduga, akan berubah menjadi proteksi asuransi yang pasti

(certainty) merubah kerugian menjadi ganti rugi atau santunan klaim dengan

syarat pembayaran premi.

b. Penghimpun Dana

Sebagai penghimpun dana dari masyarakat (pemegang polis) yang akan

dibayarkan kepada mereka yang mengalami musibah, dana yang dihimpun

tersebut berupa premi atau biaya berasuransi yang dibayar oleh tertanggung

kepada penanggung, dikelola sedemikian rupa sehingga dana tersebut

berkembang, yang kelak akan akan dipergunakan untuk membayar kerugian

yang mungkin akan diderita salah seorang tertanggung.

c. Premi Seimbang

Untuk mengatur sedemikian rupa sehingga pembayaran premi yang

dilakukan oleh masing-masing tertanggung adalah seimbang dan wajar

dibandingkan dengan resiko yang dialihkan nya kepada penanggung (equitable

premium). Dan besar kecil nya premi yang harus dibayarkan tertanggung

dihitung berdasarkan suatu tarip premi (rate of premium) dikalikan dengan Nilai

Pertanggungan.

Page 4: Asuransi

4

4

Tujuan Asuransi

Adapun tujuan asuransi adalah sebagai berikut :

a. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu

pihak.

b. Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan

pengamanan dan pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan

banyak tenaga, waktu dan biaya

c. Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang

jumlahnya tertentu dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang

timbul yang jumlahnya tidak tentu dan tidak pasti

d. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan

jaminan perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.

e. Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan

dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini khusus berlaku untuk

asuransi jiwa.

3. Prinsip-prinsip hukum dalam asuransi

3.1 Prinsip Utmost Good Faith (Dasar hukum; pasal 251 KUHD)

Yang dimaksudkan adalah bahwa tertanggung berkewajiban memberitahukan

sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-fakta penting yang berkaitan dengan

obyek yang diasuransikan. Prinsip inipun menjelaskan resiko-resiko yang dijamin

maupun yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara

jelas serta teliti

Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku:

a. Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak

asuransi selesai dibuat, yaitu pada saat penanggung menyetujui kontrak tersebut.

b. Pada saat perpanjangan kontrak asuransi

c. Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada

kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.

d. Tidak menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas dan benar yang

dibutuhkan masing-masing pihak.

Bila perjanjian asuransi di ibaratkan suatu bangunan, maka prinsip Utmost Good

Faith adalah fondasinya, artinya kalau fondasi tersebut tidak dikonstruksi dengan

Page 5: Asuransi

5

5

baik, dikhawatirkan bangunan perjanjian asuransi itu akan ambruk atau gagal

mencapai tujuannya. Dalam beberapa kasus asuransi, masalah prinsip Utmost Good

Faith sering menjadi pokok permasalahan.

Prinsip Utmost good Faith atau prinsip itikad sangat baik mengandung

pengertian kedua belah pihak, yaitu tertanggung dan penanggung secara timbal balik

harus mendasari kesepakatan/perjanjian asuransi dengan itikad sangat baik. Artinya:

tidak menyembunyikan keterangan-keterangan yang jelas dan benar yang dibutuhkan

masing-masing pihak.

Lebih dari itu, kata sangat yang tercantum dalam prinsip Utmost Good Faith,

cenderung ditujukan kepada tertanggung, dengan pertimbangan-pertimbangan

sebagai berikut:

Tertanggung akan mengalihkan resiko kepada perusahaan Asuransi atau penanggung,

mengetahui segala sesuatu tentang obyek yang akan di asuransikan, sedangkan

penanggung tidak mengetahui apapun. Memang penanggung bisa melakukan survey

atas resiko tersebut tetapi pada saat surveypun masih ada beberapa informasi data

yang sangat penting diketahui penanggung, misalnya: Pernahkah obyek

pertanggungan tersebut mengalami peristiwa kerugian? Kapan dan berapa jumlah

kerugiannya, apakah polis asuransi lain yang sudah atau pernah menutup

pertanggungan asuransi atas obyek yang bersangkutan?

Perbandingan antara premi asuransi dengan harga pertanggungan atau beban

resiko yang akan ditanggung perusahaan asuransi, sangat jauh. Dalam keadaan yang

demikian. Posisi antara tertanggung dan penanggung menjadi tidak seimbang.

Tertanggung mengetahui segalanya tentang obyek pertanggungan akan mengalihkan

risiko yang dihadapi kepada penanggung yang tidak tahu banyak mengenai obyek

yang bersangkutan harus menampung beban resiko yang jauh lebih berat dibanding

dengan premi asuransinya.

Pengertian Definitif

Secara definitif kewajiban beritikad sangat baik (Utmost Good Faith) dapat

diartikan: “Kewajiban positif yang harus dilakukan dengan sukarela untuk

mengungkapkan semua fakta-fakta material secara lengkap jelas dan benar mengenai

resiko yang akan dialihkan kepada penanggung, baik yang ditanyakan ataupun tidak.

Page 6: Asuransi

6

6

Apa yang dimaksud dengan fakta material atau material facts?

Material facts adalah keterangan-keterangan penting mengenai obyek

pertanggungan dan risiko-risiko yang akan dialihkan dari tertanggung kepada

penanggung, keterangan-keterangan tersebut diperlukan penanggung untuk

menetapkan kebijakan akseptasi, penetapan tarip premi dan menyusun syarat-syarat

pertanggunganya (Terms & Conditions)

Fakta-fakta apa saja yang harus di ungkapkan calon tertanggung

Fakta-fakta tentang situasi atau kondisi obyek pertanggungan yang secara

internal maupun eksternal memperbesar risiko. (Bangunan dengan konstruksi kayu,

Barang-barang stok yang terdiri dari bahan-bahan mudah terbakar, lingkungan

bangunan yang rapat).

a. Fakta-fakta tentang pengalaman klaim yang pernah ada.

b. Pengalaman penutupan asuransi sebelumnya.

c. Fakta-fakta lainnya yang berkaitan dengan obyek pertanggungan itu sendiri

(Konstruksi, Lokasi, Okupasi, dll)

Bagaimana Dengan kewajiban penanggung?

Melalui para agen atau secara langsung, penanggung juga harus menunjukkan itikad

sangat baik sebagai timbal balik antara lain:

a. Menjelaskan apa saja yang termasuk jaminan asuransi, bagaimana dengan

pengecualian-pengecualiannya.

b. Memberikan pelatihan mengenai pengetahuan produk secara berkesinambungan

bagi para agen untuk menghindari kesalahan penyampaian informasi agen

kepada nasabah.

c. Menangani dengan baik setiap permasalahan yang dihadapi oleh para agen

termsuk menindak tegas agen-agen yang bermasalah.

Fakta-fakta material dan penjelasan-penjelasan penting lainnya dapat diberikan

dalam bentuk lisan melalui konsultasi/ interview atau secara tertulis melalui surat

atau pengisian SPPA (Surat permintaan penutupan asuransi)

Contoh: A Mengasuransikan bangunan rumahnya pada perusahaan asuransi,

terutama salah satunya mengenai masalah roboh apabila kena bencana gempa. (tetapi

A menyembunyikan pada perusahaan asuransi bahwa tembok rumahnya telah retak)

lalu suatu saat terjadi gempa kecil, lalu rumah A roboh dan A mengajukan klaim

Page 7: Asuransi

7

7

asuransi. Perusahaan asuransi menolaknya karena A menyembunyikan informasi

bahwa dinding rumah A telah retak sebelumnya.

3.2 Prinsip Insurable Interest

(Dasar hukum; pasal 250 KUHD)

Anda dikatakan memiliki kepentingan atas proyek yang diasuransikan apabila

anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan

kerugian atau kerusakan atas obyek tersebut. Kepentingan keuangan ini

memungkinkan anda mengasuransikan harta benda atau kepentingan anda. Apabila

terjadi musibah atas obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa anda tidak

memiliki kepentingan keuangan atas obyek tersebut, maka anda tidak berhak

menerima ganti rugi.

Pengertian secara definitif

Walaupun tidak ada definisi yang tepat secara universal, tetapi dari uraian

tersebut di atas dapat disimpulkan suatu pengertian definitif, bahwa insurable interest

adalah: “Hak untuk mengasuransikan yang timbul dari adanya hubungan keuangan

antara tertanggung dengan obyek pertanggungan, yang dilindungi hukum atau sah

menurut hukum yang berlaku”.

Dari pengertian dan definisi di atas, dapat dirinci elemen-elemen atau unsur-

unsur yang ada di dalam Insurable Interest terdiri dari 4 hal:

a. Harus ada harta benda, hak, kepentingan, jiwa dan raga serta beban

tanggungjawab hukum, yang dapat diasuransikan

b. Benda, jiwa dan raga dan beban tanggung jawab hukum itu harus menjadi obyek

pertanggungan atau obyek asuransi.

c. Tertanggung harus berada dalam suatu keadaan bahwa ia akan mendapatkan

manfaat apabila tidak terjadi apa-apa atas obyek pertanggungan, tetapi akan

mengalami. Menderita kerugian keuangan apabila obyek pertanggungan

mengalami sesuatu musibah atau peristiwa kerugian, berarti tertanggung harus

mempunyai hubungan atau kepentingan keuangan atas obyek pertanggungan

yang bersangkutan.

d. Hubungan atau kepentingan tertanggung dengan obyek pertanggungan yang

bersangkutan harus hubungan yang sah menurut hukum.

Page 8: Asuransi

8

8

Contoh: A mengasuransikan gudang tetangganya (B), pada saat terjadi musibah atas

gudang tersebut, A mengajukan klaim ke perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi

pasti akan menolak klaim tersebut.

3.3 Prinsip Indemnity

(Dasar hukum pasal 268 KUHD)

Metode atau cara-cara dan sistem yang diperlukan dalam proses penggantian

kerugian, juga mempunyai berbagai permasalahan, terutama karena banyaknya jenis-

jenis asuransi kerugian yang dipasarkan di dalam masyarakat, untuk mengakomodasi

pengalihan risiko-risiko yang dihadapinya. Maksudnya:

Proteksi asuransi tidak bisa dijadikan obyek mencari keuntungan finansial !!

Aplikasi prinsip indemnity merupakan salah satu upaya untuk pengendalian adanya

itikad-itikad buruk. Mencari atau memanfaatkan asuransi untuk tujuan mencari

keuntungan financial, melalui manipulasi jumlah-jumlah pengganti kerugian. Prinsip

indemnity diartikan sebagai kompensasi keuangan yang pasti dan cukup untuk

mengembalikan posisi keuangan tertanggung setelah peristiwa kerugian, sama

dengan posisi keuangan sesaat sebelum terjadi peristiwa kerugian tersebut.

Penggantian kerugian dari asuransi tidak mungkin akan melampaui jumlah kerugian

sebenarnya (pelaksanaan prinsip subrogasi dan prinsip kontribusi akan menjadi

pendukung/ cololtary prinsip indemnity ini) penggantian kerugian akan sama dengan

jumlah kerugian real yang di alami tertanggung. Kalaupun jumlah penggantian lebih

kecil, hal itu pasti disebabkan oleh aplikasi syarat-syarat pertanggungan yang

tercantum dalam dokumen perjanjian yaitu polis.

Adapun metode atau cara pembayaran/ penggantian kerugian:

a. Pembayaran secara cash

b. Dengan cara repair yaitu perbaikan-perbaikan dilakukan oleh perusahaan

asuransi.

c. Dengan cara reinstate yaitu membangun kembali bangunan yang rusak akibat

peristiwa kerugian. Pembangunan kembali tersebut dilakukan oleh perusahaan

asuransi. Dalam asuransi harta benda, harga pertanggungan seharusnya

dilakukan sesuai dengan harga sehat dari obyek pertanggungan yang

bersangkutan. Pertanggungan di bawah harga sehat mengakibatkan penggantian

kerugian secara prorate.

Page 9: Asuransi

9

9

Contoh; A memiliki mobil yang telah di asuransikan, lalu suatu saat mobil A

tergores sedikit dan A berniat untuk mengganti mobilnya dengan yang sempurna,

dengan cara mengajukan klaim ke perusahaan asuransi agar mobilnya diganti secara

utuh. Maka perusahaan asuransi pasti akan menolaknya karena A ingin mencari

keuntungan.

d. Dengan cara replace yaitu penggantian dengan benda sejenis .

3.4 Prinsip Subrogasi

(Dasar hukum; pasal 284 KUHD)

Prinsip subrogasi berkaitan dengan suatu keadaan dimana: kerugian yang di

alami tertanggung merupakan akibat dari kesalahan pihak ke III (orang lain).

Menunjuk pasal 1365 KUH perdata, pihak ke III yang bersalah tersebut harus

membayar ganti rugi kepada tertanggung, padahal tertanggung mempunyai polis

asuransi. Dalam keadaan yang demikian mekanisme atau aplikasi subrogasi adalah,

tertanggung harus memilih salah satu sumber penggantian kerugian, dari pihak ke III

atau dari asuransi. Tidak boleh dari keduanya, karena tertanggung akan mendapatkan

penggantian melampaui semestinya (ini tidak sejalan dengan prinsip Indemnity).

Kalau tertanggung sudah menerima penggantian kerugian dari pihak ke III ia tidak

akan mendapatkan ganti rugi dari asuransi (kecuali apabila jumlah kerugian

penggantian dari pihak ke III tidak sepenuhnya). Demikian pula bila tertanggung

sudah mendapatkan penggantian dari asuransi, ia tidak boleh menuntut ke pihak ke

III, bahkan hak menuntut pihak ke III yang bersalah tersebut (berdasar pasal 1365

KUH perdata) harus diserahkan kepada perusahaan asuransi, dimana perusahaan

asuransi akan menuntut ganti rugi kepada pihak ke III (menggunakan hak

tertanggung yang sudah dilimpahkan)

Contohnya: kendaraan S ditabrak oleh B, kendaraan S diasuransikan ke XYZ.

Setelah XYZ membayar klaim ke pihak A, maka XYZ bertindak atas pihak A dapat

mengajukan klaim ke pihak B.

3.5 Prinsip Sebab Akibat

(Dasar hukum; pasal 1247 dan 1248 KUHD)

Prinsip berkaitan erat dengan masalah terjadinya peristiwa-peristiwa (perils)

yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian keuangan bagi tertanggung. Pengganti

kerugian oleh perusahaan asuransi hanya akan di bayarkan apabila peristiwa yang

Page 10: Asuransi

10

10

efisien atau dominan menimbulkan kerugian itu termasuk dalam jaminan polis

asuransi yang bersangkutan. Dalam praktek asuransi, kadang-kadang sangat sulit

menetapkan sesuatu peristiwa yang dianggap sebagai sebagai penyebab yang paling

dominan atau paling efisien menimbulkan kerugian, karena adakalanya peristiwa

tersebut tidak merupakan peristiwa tunggal (single perils) tetapi merupakan

rangkaian peristiwa yang saling berkaitan. Sehingga sering terjadi kontroversi dan

perdebatan-perdebatan dalam menetapkan kerugian. Misalnya:

Kapal kandas terkena batu karang di laut dan mengalami kebocoran. Untuk

sementara dilakukan tindakan darurat dengan menambal kebocoran tersebut supaya

kapal bisa segera menuju ke pelabuhan darurat. Di tengah jalan, tambalan terlepas

dan kapal tenggelam. Manakah yang menyebabkan kapal tenggelam, kandasnya

kapal terkena batu karang atau karena tambalan kebocoran yang ada lepas?

Seorang mengidap penyakit jantung terjatuh di kamar mandi dan meninggal

dunia. Penyebab utama meninggalanya orang tersebut: karena terjatuh (Accident)

atau karena penyakit jantungnya (Sickness)

Dalam keadaan yang khusus, sering diperlukan bantuan penetapan oleh ahli atau

profesional terkait, misalnya: Profesional klaim surveyor kebakaran atau visum dari

dokter bahkan berperan aktif dari para ahli penyidikan bidang forensik.

Concurrent cause (Penyebab yang bersamaan)

Sering terjadi ada 2 (dua) peristiwa yang berlangsung secara bersamaan, secara

independen (tidak berkaitan) yang menimbulkan suatu kerugian/kerusakan.

Contoh:

Terjadinya angin topan bersamaan dengan kebakaran, yang tidak berkaitan

menimbulkan 2 jenis kerugian, akibat kebakaran dan akibat angin topan. Ada juga

suatu peristiwa kebakaran yang terjadi saat ada huru hara (riots), yang masing-masing

tidak berkaitan. Problematika akan timbul apabila salah satu dari peristiwa yang

bersamaan itu tidak dijamin polis asuransi, misalnya: Polis asuransi kebakaran hanya

menjamin kerusakan/ kerugian akibat kebakaran saja, tidak termasuk angin topan dan

huru-hara.

Solusi asuransi

Kalau terjadi kedua peristiwa yang bersamaan terjadi tersebut tidak dikecualikan

polis, atau kerugian yang terjadi tidak bisa dipisahkan, mana akibat kebakaran dan

mana akibat angin topan, maka kerusakan/ kerugian tersebut terjamin oleh asuransi.

Page 11: Asuransi

11

11

Namun bila dapat dipisahkan, maka hanya yang tidak dikecualikan, yang dijamin

asuransi. Kalau ada salah satu peristiwa yang dikecualikan polis yang bersangkutan

dan jumlah kerusakan. Kerugian tidak dapat dipisahkan, maka kerusakan/ kerugian

tersebut tidak di jamin asuransi. Namun bila dapat dipisahkan, maka hanya yang

tidak dikecualikan yang dijamin asuransi.

4. Kontrak asuransi

4.1 Definisi Kontrak Asuransi

Banyak definisi mengenai asuransi. Salah satu yang populer adalah asuransi

ialah subsitusi suatu biaya kecil tertentu dengan suatu kerugian besar yang tidak

tertentu.

Dari pandangan hukum, kontrak dengan mana satu pihak dengan menerima

sesuatu nilai yang dikenal sebagai premi, memikul suatu risiko kerugian atau

tanggung jawab yang menimpa pihak lain, sesuai dengan suatu rencana (plan) untuk

mendistribusikan risiko tersebut, adalah kontrak asuransi apapun bentuk atau nama

yang dipakainya. Banyak kontrak yang sepintas lalu tampak seperti tampak asuransi,

tetapi jika diteliti menurut definisi ini ternyata tidak memenuhi syarat.

4.2 Unsur-unsur Esensi Dari Kontrak Asuransi

Walaupun kontrak asuransi mempunyai beberapa ciri khas, namun ia harus

memenuhi bentuk dan syarat umum yang ditetapkan oleh hukum untuk setiap

kontrak. Antara lain :

a. Perjanjian (penawaran dan penerimaan)

Perjanjian terdiri dari penawaran yang dilakukan oleh atau pihak dan

penerimaannya oleh pihak kedua. Dalam segala macam asuransi, jenis

penawaran terpenting adalah aplikasi asuransi dari calon yang ditanggung.

Aplikasi ini dapat secara lisan. Misalnya seseorang yang memutuskan hendak

mengasuransikan rumahnya terhadap kerugian akibat kebakaran dapat menelpon

seorang agen asuransi. Kontrak lainnya ini orang ini dengan agen tersebut adalah

penerimaan polis dan rekening premi. Dengan demikian berarti telah terjadi

penawaran dan penerimaan atau perjanjian antara pihak yang ditanggung dengan

perusahaan asuransi itu karena agen asuransi telah diberi wewenang oleh

perusahaan asuransi tersebut.

Page 12: Asuransi

12

12

b. Pihak-pihak yang Kompeten

Untuk sahnya suatu kontrak asuransi seperti juga halnya dengan segala

kontrak lain, adalah itu harus dibuat oleh pihak-pihak yang kompeten (mampu).

Ada tiga kelompok orang yang dianggap tidak kompeten yaitu anak-anak yang

belum dewasa, orang dewasa, orang-orang yang secara mental tidak kompeten

(mampu), dan dewasa bersuami. Usia dewasa tidak sama di setiap negara. Di

New York usia legal itu adalah 141/2 tahun.

Seseorang yang telah dinyatakan secara resmi tidak waras adalah tidak

kompeten melakukan perbuatan hukum dan tidak mampu membuat kontrak

asuransi yang sah.

c. Obyek yang Sah atau Legal

Suatu kontrak asuransi biasanya dianggap bertentangan dengan

kebijaksanaan negara dan dengan demikian tidak legal adalah jika pihak yang

ditanggung tidak mempunyai kepentingan yang dapat diasuransikan dalam objek

yang diasuransikan itu. Jika tidak ada kepentingan yang dapat diasuransikan

maka kontrak itu adalah perjudian.

Sebuah contoh lain dari kontrak yang bertentangan dengan kebijaksanaan

negara adalah kontrak yang dibuat oleh pihak musuh.

Pasal 208 kitab Undang-undang Hukum Perniagaan mengatakan bahwa

yang dapat menjadi obyek asuransi ialah semua kepentingan yang :

a) Dapat dinilai dengan sejumlah uang

b) Dapat tertimpa macam-macam bahaya

c) Tidak dilarang oleh undang-undang

d. Imbalan (Consideration)

Suatu kontrak hanya sah jika masing-masing pihak memberikan nilai atau

memikul sesuatu kewajiban terhadap pihak lainnya. Kontrak asuransi seringkali

menyatakan bahwa imbalan dari pihak yang ditanggung adalah "ketentuan-

ketentuan dan ketetapan-ketetapan yang tersebut di sini dan premi tertentu". Ini

Page 13: Asuransi

13

13

tidak berarti bahwa premi harus dibayar sebelum polis berlaku. Kenyataannya

banyak polis asuransi harta sudah berlaku sebelum diterimanya pembayaran

premi. Janji membayar adalah imbalan (consideration). Sebaliknya pada asuransi

jiwa, premi pertama harus dibayar sebelum berlakunya polis.

Perusahaan asuransi juga memberikan imbalan yang berupa janji akan

melakukan pembayaran jika terjadi peristiwa tertentu yang telah ditetapkan.

4.3 Ciri-Ciri Kontrak Asuransi

Ada beberapa ciri khas tertentu dalam kontrak asuransi :

a. Kontrak Untung-untungan (Aleatory Contract)

Kebanyakan kontrak bersifat commutative artinya masing-masing pihak

menyerahkan barang-barang atau jasa-jasa yang dianggap sama nilainya. Akan

tetapi, kontrak asuransi adalah bersifat aleatory artinya pihak-pihak yang

membuat kontrak menyadari bahwa jumlah uang yang akan diserahkan oleh

masing-masing pihak tidak akan sama.

Dalam polis asuransi, pihak yang ditanggung menyerahkan jumlah premi.

Jika ia menderita kerugian, ia mungkin menerima jumlah uang yang jauh lebih

besar daripada premi yang dibayarkannya kepada perusahaan asuransi. Dan jika

ia tidak menderita kerugian (yang lebih besar kemungkinannya demikian), ia

tidak akan menerima apa-apa dari perusahaan asuransi. Bagi perusahaan

asuransi, ada kemungkinan ia akan harus melaksanakan pembayaran yang jauh

lebih besar daripada premi yang diterimanya atau (lebih besar kemungkinannya)

ia tidak akan membayar sama sekali. Ciri-ciri khas dari aleatory contract adalah

adanya untung-untungan (chance).

b. Kontrak Adhesi

Kebalikan dari kontrak tawar-menawar, kontrak asuransi biasanya

merupakan suatu kontrak adhesi. Perjanjian pada umumnya dibuat oleh para

pengacara dan wakil-wakil lain dari perusahaan asuransi, atau barangkali oleh

wakil-wakil pemerintah. Biasanya kontrak ini diberikan kepada calon yang

ditanggung dalam semangat "terima atau tolak". Calon pembeli asuransi tidak

bisa mengajukan usul, agar perusahaan asuransi mengubah sedikit pasal ini atau

mengganti suatu perkataan.

Page 14: Asuransi

14

14

Ciri-ciri ini sebetulnya menguntungkan pihak yang ditanggung jika kontrak

itu menjadi perkara pengadilan. Pengadilan menentukan bahwa karena

perusahaan asuransi yang menyusun kontrak itu, maka setiap kekaburan arti

(ambiguity = arti dua, kemenduaan) dalam kontrak itu harus ditafsirkan yang

menguntungkan pihak yang ditanggung terhadap perusahaan asuransi.

c. Kontrak Sepihak (Unilateral)

Kontrak dapat bilateral atau unilateral. Pertukaran suatu janji dengan suatu

janji adalah bilateral (belah dua pihak), sedangkan pertukaran suatu tindakan

dengan suatu janji adalah unilateral (sepihak). Kontrak asuransi pada umumnya

adalah kontrak unilateral artinya pihak yang ditanggung sudah membayar premi,

hanya satu pihak terbuka terhadap janji sah yang berlaku untuk melaksanakan

sesuatu selanjutnya. Perusahaan asuransi menjanjikan pelaksanaan

(performance).

d. Kontrak Bersyarat (Conditional)

Kontrak asuransi adalah kontrak bersyarat. Memang benar kontrak itu telah

terpenuhi seluruhnya oleh pihak yang ditanggung dengan telah dibayarnya premi

dan tinggal perusahaan asuransi saja yang berkewajiban memenuhi janjinya.

Akan tetapi, ini tidak berarti tidak ada lagi syarat-syarat yang harus dipenuhi

pihak yang ditanggung jika ia ingin memperoleh penggantian atas kerugiannya.

Perbedaan antara janji (promise) dengan syarat (condition) adalah bahwa janji

itu dapat dipaksakan berlakunya secara hukum, sedangkan syarat (condition)

tidak. Pengaruh dari dilanggarnya suatu syarat adalah pihak yang ditanggung

tidak memperoleh penggantian kerugian dari perusahaan asuransi. Contoh, pada

suatu kontrak asuransi kebakaran, perusahaan berjanji akan mengganti kerugian

yang diderita pihak yang ditanggung karena kebakaran. Pihak yang ditanggung

perlu memenuhi beberapa syarat yang berhubungan dengan pengajuan bukti

kerugian karena suatu kebakaran. Akan tetapi, ia secara hukum tidak wajib

mengajukan bukti-bukti kerugian yang diminta oleh syarat-syarat itu. Ia hanya

perlu mengajukannya kalau ia ingin memperoleh penggantian kerugian tersebut.

Sebaliknya, perusahaan asuransi kebakaran dapat dipaksa oleh hukum untuk

memenuhi janjinya membayar ganti rugi, jika pihak yang ditanggung telah

Page 15: Asuransi

15

15

memenuhi semua syarat-syarat yang dicantumkan dalam kontrak.

e. Sepenuhnya Berdasarkan Kepercayaan

Pada umumnya, kontrak-kontrak apa saja adalah berdasarkan kepercayaan

(bonafide, contract, good-faith contract). Akan tetapi, kontrak asuransi adalah

kontrak yang sepenuhnya berdasarkan kepercayaan. Dibutuhkan tingkat tertinggi

bonafiditas dalam negosiasi sebelum dikeluarkannya polis. Dalam mengambil

keputusan pertanggungan, perusahaan asuransi harus mempercayai benar

informasi yang diberikan oleh applicant (pelamar, pembeli asuransi).

f. Kontrak Pribadi

Orang-orang mengatakan bahwa asuransi harta itu adalah kontrak pribadi

seperti halnya kontrak perkawinan. Baik pihak yang ditanggung maupun

penanggung (perusahaan asuransi) tidak saja memperhatikan kontrak itu tetapi

juga watak, prilaku, dan bonafiditas, dari masing-masing pihak. Dalam bahasa

biasa dikatakan sesuatu barang diasuransikan. Tetapi sesungguhnya yang

diasuransikan adalah si pemilik barang itu. Kontrak asuransi tidak terikat kepada

barang itu dan tidak berpindah kepada pembeli barang itu. Persetujuan

penanggung diperlukan untuk memindahkan sesuatu kontrak asuransi sebelum

terjadi suatu kerugian kecuali dalam hal asuransi jiwa dan beberapa polis

asuransi kesehatan. Oleh karena asuransi jiwa bukan suatu kontrak pribadi, maka

ia dapat dipindahkan tanpa izin perusahaan asuransi.

Jika telah terjadi kerugian, maka kontrak asuransi mana saja akan menjadi

tidak lebih dari suatu klaim uang dan karena itu ia dapat dipindah-tangankan.

g. Prinsip Ganti Rugi (Principle of Indemnity)

Kontrak asuransi harta dan asuransi tanggung jawab (liability

insurance) pada umumnya adalah kontrak ganti rugi, artinya ia menyatakan

akan mengganti kerugian atas kerusakan yang diderita oleh pihak yang

ditanggung. Penggantian lebih rendah (undercompensate) dibolehkan tetapi

penggantian lebih tinggi tidak. Salah satu masalah utama penerapan prinsip

ganti rugi ini adalah bagaimana mengukur kompensasi yang tepat agar tidak

menimbulkan laba atau rugi. Sehingga di sini, dibutuhkan tiga doktrin

penting yang timbul dari prinsip indemnity ini adalah: kepentingan yang

Page 16: Asuransi

16

16

dapat diasuransikan, pembatasan jumlah penggantian atas suatu polis

asuransi, dan subrogation.

5. Manfaat Asuransi

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara

lain:

a. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman

dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian

tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai

kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara

tertanggung dan penanggung.

b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai

pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara

periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh

besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak

penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Semakin besar nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang

harus dibayar oleh tertanggung.

c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.

d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan

tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang

dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).

e. Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga

pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas

nilai pertanggungan.

f. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risiko kerugian

yang bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran,

Page 17: Asuransi

17

17

kecelakaan, dan lain-lain).

6. Polis Asuransi

Bukti tertulis untuk perjanjian asuransi disebut polis. Surat perjanjian itu

dibuat dengan itikad baik dari kedua belah pihak yang mengadakan perjanjian,

didalam perjanjian itu disebutkan dengan tegas dan jelas mengenai hal-hal yang

diperjanjikan kedua belah pihak, hak-hak masing-masing pihak, sangsi atas

pelanggaran perjanjian, dan sebagainya. Redaksinya harus disusun sedemikian

rupa sehingga dengan mudah dapat ditangkap maksud dari perjanjian itu, juga

tidak memberi peluang untuk menyalahtafsirkan. Dengan adanya polis asuransi

perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis

asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Nomor polis

2. Nama dan alamat tertanggung

3. Uraian risiko

4. Jumlah pertanggungan

5. Jangka waktu pertanggungan

6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain

7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan

8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan

nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

6.1 Secara umum polis asuransi memiliki beberapa fungsi, yaitu :

a. Perjanjian pertanggungan.

Sebagai bukti jaminan dari penanggung kepada tertanggung untuk mengganti

kerugian yang mungkin dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak

diduga sebelumnya dengan prinsip :

untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukan semula sebelum

mengalami kerugian atau

untuk menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan

b. Bukti pembayaran premi asuransi oleh tertanggung kepada penanggung

sebagai balas jasa atas jaminan pertanggungan

Page 18: Asuransi

18

18

6.2 Fungsi Polis bagi tertanggung

a. Sebagai bukti tertulis atas jaminan penanggung untuk mengganti kerugian

yang mungkin dideritanya yang ditanggung oleh polis.

b. Sebagai bukti (kwitansi) pembayaran premi kepada penanggung

c. Sebagai bukti otentik untuk menuntut penanggung bila lalai atau tidak

memenuhi jaminannya

6.3 Fungsi Polis Bagi penanggung

a. Sebagai bukti (tanda terima) premi asuransi dari tertanggung

b. Sebagai bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung

untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung

c. Sebagai bukti otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi (kalim) bial yang

menyebabkan kerugian tidak memenuhi syarat-syarat polis

7. Struktur dan macam-macam Polis

7.1 Macam-macam Polis

a. Polis Perjalanan. Menjamin insurable interest dalam perjalanan dari tempat

pemberangkatan sampai ketempat tujuan. Kedua tempat harus disebutkan

didalam polis perjalanan, misalnya dari tg priok ke London

b.Polis Pelabuhan. Atau port policy menanggung risiko yang mungkin menipa

kapal selama berada di pelabuhan

c. Polis Waktu, biasanya pemilik kapal menutup asuransi atas kapalnya dengan

polis waktu yaitu pertanggungan yang berlaku selama waktu tertentu, misalnya 6

bulan. Yang lazim adalah untuk waktu 12 bulan. Yang ditanggung adalah tubuh

kapal (hull) termasuk lunas kapal, mesin kapal dan semua peralatan kapal yg

Page 19: Asuransi

19

19

dirangkum dalam hull & machinery insurance

d.Polis Veem. Polis ini menanggung barang selama di dalam gudang dari

kemungkinan risiko kerusakan, risiko kebakaran dan risiko kehilangan

e. Polis Risiko Perang

7.2 Pokok-pokok umum dalam Polis

a. Mukadimah. Setiap polis mempunyai judul yang meliputi nama dan alamat

perusahaan, logo, kode dan keterangan lain

b.Syarat Uraian.polis berikhtisar antara lain berisikan nama para pihak, periode

pertanggungan, uraian atau keterangan dari yang ditanggung, fakta nyata dan

uraian lain

c. Syarat Operatif. Menguraikan syarat penutupan. Untuk macam-macam polis

luasnya penutupan berbeda satu sama lain

d.Kondisi-kondisi. Yang mengatur perlindungan dan jaminan berupa implied

condition dan express condition

e. Pengecualian-pengecualian merupakan hal-hal atau peristiwa peristiwa yang

dikecualikan, misalnya risiko yang tidak dijamin

f. Syarat tanda tangan.

g.Program Ikhtisar mencakup nama dan alamat tertanggung dan nama agen, syarat

perpanjangan berlakunya polis, premi dasar dan premi tambahan, reduksi, dsb

h.Informasi lain, nomor dan tanggal polis, syarat khusus di atas pembayaran

normal.

Page 20: Asuransi

20

20

Page 21: Asuransi

21

21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuransi adalah suatu upaya untuk memberikan perlindungan terhadap

kemungkinan yang dapat mengakibatkan kerugian ekonomi yang biayanya

dipikul bersama melalui prinsip kegotongroyongan dalam mengatasi pembiayaan

kesehatan oleh masyarakat yaitu dengan sistem konstribusi terorganisir yang

dilaksanakan secara pra-upaya.

Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu :

Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu

hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara

hukum.

Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan

lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan

diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah : si penanggung harus dengan

jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari

asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar

atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian

kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan

secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi

finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia

miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam

pasal 278).

Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung

setelah klaim dibayar.

Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang

sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung

untuk ikut memberikan indemnity.

Page 22: Asuransi

22

22

B. Saran

Sebaiknya masyarakat mengikuti program asuransi, karena program ini

memiliki banyak manfaat bagi pihak tertanggung,