asuhan keperawatan ulkus kornea

23
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan ganguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma pada oleh benda asing, dan dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus kornea merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri, menurunkan kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea. Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata sebab kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan. Kekeruhan kornea ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas. Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di Indonesia, sedangkan predisposisi 1

Transcript of asuhan keperawatan ulkus kornea

Page 1: asuhan keperawatan ulkus kornea

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan

ganguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat

dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati

secara memadai.

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas

cahaya menuju retina.

Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma pada oleh benda asing, dan

dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke dalam

kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus kornea merupakan luka

terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri, menurunkan kejernihan

penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.

Di Indonesia kekeruhan kornea masih merupakan masalah kesehatan mata sebab

kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaan. Kekeruhan kornea

ini terutama disebabkan oleh infeksi mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dan virus dan

bila terlambat didiagnosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan kerusakan

stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas.

Insiden ulkus kornea tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di

Indonesia, sedangkan predisposisi terjadinya ulkus kornea antara lain terjadi karena

trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya.

1

Page 2: asuhan keperawatan ulkus kornea

B. TUJUAN UMUM

Untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang pelaksanaan ASKEP pada klien

dengan ulkus kornea dengan menggunakan metode proses keperawatan.

C. TUJUAN KHUSUS

1. Mendapatkan gambaran yang nyata tentang konsep penyakit ulkus kornea

2. Mampu membuat pengkajian keperawatan pada klien dengan ulkus kornea

3. Mampu membuat Dx keperawatan berdasarkan anamnesa

4. Mampu membuat rencana keperawatan berdasakan teori keperawatan.

2

Page 3: asuhan keperawatan ulkus kornea

BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu terdapatnya

destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea. (Darling,H Vera, 2000, hal 112).

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibatkematian

jaringan kornea. (Arif mansjoer, DKK, 2001, hal 56)

2. Etiologi

Faktor penyebabnya antara lain:

a. Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air mata,

sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya

b. Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena trauma,

penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka

c. Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik,

exposure-keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis karena

defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis superfisialis virus.

d. Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-Jhonson,

sindrom defisiensi imun. bat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun,

misalnya : kortikosteroid, IUD, anestetik lokal dan golongan imunosupresif1.

Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :

1 Obat penurunan jumlah sel darah putih

3

Page 4: asuhan keperawatan ulkus kornea

a. Bakteri : Kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah streptokok

pneumoniae, sedangkan bakteri lain menimulkan ulkus kornea melalui faktor-

faktor pencetus diatas.

b. Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola

c. Jamur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium

d. Reaksi hipersensifitas : Reaksi terhadap stapilokokus (ulkus marginal), TBC

(keratokonjungtivitis flikten), alergen tak diketahui (ulkus cincin)

(Sidarta Ilyas, 1998, 57-60).

3. Patofisiologi

Bila pertahanan normal pada mata seperti epitel kornea mengalami gangguan,

resiko  terjadinya infeksi sangat tinggi. Penyebab yang mungkin seperti trauma

langsung pada kornea, penyakit alis mata yang kronis, abnormalitas tear film yang

mengganggu keseimbangan permukaan bola mata dan trauma hipoksia akibat

pemakaian lensa kontak.

Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan

melepaskan enzim dan toksin. Hal ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang

mengawali proses inflamasi. Sel-sel PMN pada kornea akan membentuk infiltrat.

PMN berfungsi memfagosit2 bakteri. Lapisan kolagen stroma dihancurkan oleh

bakteri dan enzim leukosit dan proses degradasi berlanjut meliputi nekrosis dan

penipisan. Karena penipisan lapisan ini, dapat terjadi perforasi menyebabkan

endoftalmitis. Bila kornea telah sembuh, dapat timbul jaringan sikatrik yang

menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Bakteri gram positif lebih banyak

menjadi penyebab infeksi bakterialis di dunia bagian  selatan. Psaeudomonas

aeruginosa paling banyak ditemukan pada ulkus kornea dan keratitis karena lensa

kontak.

Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya

kolagenase3 yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang.  Dikenal ada 2 bentuk

tukak pada kornea, yaitu sentral dan marginal/perifer.

2 Menelan 3 Penghancuran kolagen

4

Page 5: asuhan keperawatan ulkus kornea

Tukak kornea sentral disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, dan virus.

Sedangkan perifer umumnya disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun, dan

infeksi.  Infeksi pada kornea perifer biasanya disebabkan oleh kuman Stafilokok

aureus, H. influenza, dan M. lacunata.

PATH WAY (WOC)

1. Kelainan pada bulumata dan system air mata 1. Bakteri

2. Trauma mata 2. Virus

3. Kelainan kornea 3. Jamur

4. Kelainan sistemik 4. Hipersensitivitas

5. Obat penurun mekanisme imun

5

Terpajannya reseptor nyeri

Menginfeksi kornea

nyeri

Ulkus

Perforasi korneaTumpukan pus di camera oculi

Rupture kornea

Pengelihatan terganggu

TIO meningkat

Resiko cideraPerubahan persepsi sensori : pengelihatan

Gangguan body image

Harga diri rendah

Page 6: asuhan keperawatan ulkus kornea

4. Klasifikasi Ulkus kornea

Ulkus kornea dibagi dalam bentuk :

a. Ulkus kornea sentral meliputi:

1) Ulkus kornea oleh bakteri

Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak

ada faktor pencetusnya (kornea yang sebelumnya betul-betul sehat) adalah :

a) Streptokokok pneumonia

b) Streptokokok alfa hemolitik

c) Pseudomonas aeroginosa

d) Klebaiella Pneuumonia

e) Spesies Moraksella

Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah

bakter=]patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit,

periokular, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan sistem

barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi. Bakteri pada kelompok ini

adalah :

a) Stafilokukkus epidermidis

b) Streptokokok Beta Hemolitik

c) Proteus

2) Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokok

Bakteri kelompok ini yang sering dijumpai pada kultur dari infeksi ulkus

kornea adalah :

a) Streptokok pneumonia (pneumokok)

b) Streptokok viridans (streptokok alfa hemolitik0

c) Streptokok pyogenes (streptokok beta hemolitik)

d) Streptokok faecalis (streptokok non-hemolitik)

Walaupun streptokok pneumonia adalah penyebab yang biasa terdapat

pada keratitis bakterial, akhir-akhir ini prevalensinya banyak digantikan oleh

stafilokokus dan pseudomonas.

Ulkus oleh streptokok viridans lebih sering ditemukan mungkin

disebabkan karena pneumokok adalah penghuni flora normal saluran

pernafasan, sehingga terdapat semacam kekebalan. Streptokok pyogenes

6

Page 7: asuhan keperawatan ulkus kornea

walaupun seringkali merupakan bakteri patogen untuk bagian tubuh yang lain,

kuman ini jarang menyebabkan infeksi kornea. Ulkus oleh streptokok faecalis

didapatkan pada kornea yang ada faktor pencetusnya.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokok

Ulkus berwarna kuning keabu-abuan, berbetuk cakram dengan tepi ulkus

menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi

kornea, karen aeksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia

Pengobatan : Sefazolin, Basitrasin dalam bentuk tetes, injeksi subkonjungtiva

dan intra vena.

3) Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus

Infeksi oleh Stafilokokus paling sering ditemukan. Dari 3 spesies

stafilokokus Aureus, Epidermidis dan Saprofitikus, infeksi oleh Stafilokokus

Aureus adalah yang paling berat, dapat dalam bentuk : infeksi ulkus kornea

sentral, infeksi ulkus marginal, infeksi ulkus alergi (toksik).

Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila

ada faktor penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa4, infeksi herpes

simpleks dan lensa kontak yang telah lama digunakan.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus

Pada awalnya berupa ulkus yang berwarna putih kekuningan disertai infiltrat

berbatas tegas tepat dibawah defek epithel. Apabila tidak diobati secara

adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai oedema stroma dan infiltrasi

sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion5 ulkus sering kali indolen yaitu reaksi

radangnya minimal. Infeksi kornea marginal biasanya bebas kuman dan

disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap Stafilokokus Aureus.

4) Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas

Berbeda dengan ulkus kornea sebelumnya, pada ulkus pseudomonas

bakteri ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri pseudomonas

bersifat aerob obligat dan menghasilkan eksotoksin yang menghambat sintesis

protein. Keadaan ini menerangkan mengapa pada ulkus pseudomonas jaringan

4 Pembengkakan kornea5 Kumpulan dari sel darah putih

7

Page 8: asuhan keperawatan ulkus kornea

kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan. Bakteri pseudomonas dapat

hidup dalam kosmetika, cairan fluoresein, cairan lensa kontak.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri pseudomonas

Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian sentral kornea dengan infiltrat

berwarna keabu-abuan disertai oedema epitel dan stroma. Ulkus kecil ini

dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan perforasi kornea.

Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna kuning kehijauan.

Pengobatan : gentamisin, tobramisin, karbesilin yang diberikan secara lokal,

subkonjungtiva serta intra vena.

b. Ulkus kornea oleh virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk

khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang bila

pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk disiform

bila mengalami nekrosis di bagian sentral.

c. Ulkus kornea oleh jamur

Ulkus kornea oleh jamur banyak ditemukan, hal ini dimungkinkan oleh :

1) Penggunaan antibiotika secara berlebihan dalam jangka waktu yang lama atau

pemakaian kortikosteroid jangka panjang

2) Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma yang

disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang yang terbang

mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea oleh benda atau binatang

yang melukai kornea dan bukan dari adanya defek epitel dan jamur yang

berada di lingkungan hidup.

3) Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim tropik,

maka faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.

Fusarium dan sefalosporium terdapat dimana-mana, ditanah, di udara

dan sampah organik. Keduanya dapat menyebabkan penyakit pada tanaman

dan pada manusia dapat diisolasi dari infeksi kulit, kuku, saluran kencing.

Aspergilus juga terdapat dimana-mana dan merupakan organisme

oportunistik , selain keratitis aspergilus dapat menyebabkan endoftalmitis

eksogen dan endogen, selulitis orbita, infeksi saluran lakrimal.

8

Page 9: asuhan keperawatan ulkus kornea

Kandida adalah jamur yang paling oportunistik karena tidak mempunyai

hifa (filamen) menginfeksi mata yang mempunyai faktor pencetus seperti

exposure keratitis, keratitis sika, pasca keratoplasti, keratitis herpes simpleks

dengan pemakaian kortikosteroid.

Pengobatan : Pemberian obat anti jamur dengan spektrum luas, apabila

memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes sensitifitas untuk

dapat memilih obat anti jamur yang spesifik.

d. Ulkus marginal

Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk

bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan terdapat

daerah kornea yang sehat dengan limbus. Ulkus marginal dapat ditemukan pada

orang tua dan sering dihubungkan dengan penyakit rematik atau debilitas. Dapat

juga terjadi ebrsama-sama dengan radang konjungtiva yang disebabkan oleh

Moraxella, basil Koch Weeks dan Proteus Vulgaris. Pada beberapa keadaan dapat

dihubungkan dengan alergi terhadap makanan. Secara subyektif ; penglihatan

pasien dengan ulkus marginal dapat menurun disertai rasa sakit, lakrimasi dan

fotofobia. Secara obyektif : terdapat blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat

atau ulkus yang sejajar dengan limbus.

Pengobatan : Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3 hingga

4 hari, tetapi dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi stafilokok atau

kuman lainnya. Disensitisasi dengan toksoid stafilokkus dapat memberikan

penyembuhan yang efektif.

1) Ulkus cincin

Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh lingkaran

kornea, bersifat destruktif dan biasaya mengenai satu mata.

Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan bersama-sama penyakit

disentri basile, influenza berat dan penyakit imunologik. Penyakit ini bersifat

rekuren.

Pengobatan bila tidak erjad infeksi adalah steroid saja.

2) Ulkus kataral simplek

9

Page 10: asuhan keperawatan ulkus kornea

Letak ulkus peifer yang tidak dalam ini berwarna abu-abu dengan subu

terpanjag tukak sejajar dengan limbus. Diantara infiltrat tukak yang akut

dengan limbus ditepiya terlihat bagian yang bening.

Terjadi ada pasien lanut usia. Pengobatan dengan memberikan antibiotik,

steroid dan vitamin.

3) Ulkus Mooren

Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer kornea

berjalan progresif ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan untuk perforasi.

Gambaran khasnya yaitu terdapat tepi tukak bergaung dengan bagan sentral

tanpa adanya kelainan dalam waktu yang agak lama. Tukak ini berhenti jika

seluuh permukaan kornea terkenai.

Penyebabya adalah hipersensitif terhadap tuberkuloprotein, virus atau

autoimun.

Keluhannya biasanya rasa sakit berat pada mata.

Pengobatan degan steroid, radioterapi. Flep konjungtiva, rejeksi konjungtiva,

keratektomi dan keratoplasti. (Sidarta Ilyas, 1998, 57-60).

5. Manifestasi klinis

a. Pada ulkus yang menghancurkan membran bowman dan stroma, akan

menimbulkan sikatrik6 kornea.

b. Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis.

c. Gejala obyektif berupa injeksi silier, hilangnya sebagian jaringan kornea dan

adanya infiltrat.

d. Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion.

e. Fotofobia

f. Rasa sakit dan lakrimasi

(Darling,H Vera, 2000, hal 112)

6. Komplikasi

Komplikasi yang paling sering timbul berupa:

a. Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat

b. Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis

c. Prolaps iris

6 Penojolan kulit

10

Page 11: asuhan keperawatan ulkus kornea

d. Sikatrik kornea

e. Katarak

f. Glaukoma sekunder

7. Pemeriksaan penunjang

a. Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral

penglihatan )

b. Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 15 - 20 mmHg

c. Pemeriksaan oftalmoskopi

d. Pemeriksaan Darah lengkap, LED

e. Pemeriksaan EKG

f. Tes toleransi glukosa

8. Penatalaksanaan

Pasien dengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian berseri

(kadang sampai tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan berkala oleh

ahli opthalmologi. Cuci tangan secara seksama adalah wajib. Sarung tangan harus

dikenakan pada setiap intervensi keperawatan yang melibatkan mata. Kelopak mata

harus dijaga kebersihannya, dan perlu diberikan kompres dingin. Pasien dipantau

adanya peningkatan tanda TIO. Mungkin diperlukan asetaminofen untuk mengontrol

nyeri. Siklopegik dan midriatik mungkin perlu diresep untuk mengurangi nyeri dan

inflamasi. Tameng mata (patch) dan lensa kontak lunak tipe balutan harus dilepas

sampai infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat pertumbuhan

mikroba. Namun kemudian diperlukan untuk mempercepat penyembuhan defek

epitel.

B. PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian :

a. Aktifitas / istirahat : perubahan aktifitas

b. Neurosensori : penglihatan kabur, silau

c. Nyeri : ketidaknyamanan, nyeri tiba-tiba/berat menetap/

tekanan pada & sekitar mata

d. Keamanan : takut, ansietas

(Doenges, 2000)

11

Page 12: asuhan keperawatan ulkus kornea

2. Diagnose keperawatan

a. Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya

pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat

b. Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan

c. Nyeri yang berhubungan dengan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi

bedah atau pemberian tetes mata dilator

d. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan

penglihatan

e. Perubahan persepsi sensori: visual b.d kerusakan penglihatan

f. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses

penyakit

3. Intervensi Keperawatan :

a. Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan kerusakan sensori dan kurangnya

pemahaman mengenai perawatan pasca operatif, pemberian obat.

Intervensi :

1) Kaji derajat dan durasi gangguan visual

2) Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru

3) Jelaskan rutinitas perioperatif

4) Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampu

5) Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.

b. Risiko terhadap cedera yang berhubungan dengan kerusakan penglihatan

Intervensi :

1) Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pasca operasi sampai stabil

2) Orientasikan pasien pada ruangan

3) Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperlukan

4) Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma

5) Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata

c. Nyeri yang berhubungan dengan trauma, peningkatan TIO, inflamasi intervensi

bedah atau pemberian tetes mata dilator.

12

Page 13: asuhan keperawatan ulkus kornea

Intervensi :

1) Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep

2) Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul

3) Kurangi tingkat pencahayaan

4) Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat

d. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan

penglihatan

Intervensi :

1) Beri instruksi pada pasien atau orang terdekat mengenai tanda dan gejala,

komplikasi yang harus segera dilaporkan pada dokter

2) Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berarti

mengenai teknik yang benar dalam memberikan obat

3) Evaluasi perlunya bantuan setelah pemulangan

4) Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan

e. Perubahan persepsi sensori: visual b.d kerusakan penglihatan

Tujuan: Pasien mampu beradaptasi dengan perubahan

Kriteria hasil :

1) Pasien menerima dan mengatasi sesuai dengan keterbatasan penglihatan

2) Menggunakan penglihatan yang ada atau indra lainnya secara adekuat

Intervensi:

1) Perkenalkan pasien dengan lingkungannya

2) Beritahu pasien untuk mengoptimalkan alat indera lainnya yang tidak

mengalami gangguan

3) Kunjungi dengan sering untuk menentukan kebutuhan dan menghilangkan

ansietas

4) Libatkan orang terdekat dalam perawatan dan aktivitas

5) Kurangi bising dan berikan istirahat yang seimbang

f. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi mengenai perawatan diri dan proses

penyakit

Tujuan: Pasien memiliki pengetahuan yang cukup mengenai penyakitnya

Kriteria hasil:

13

Page 14: asuhan keperawatan ulkus kornea

1) Pasien memahami instruksi pengobatan

2) Pasien memverbalisasikan gejala-gejala untuk dilaporkan

Intervensi:

1) Beritahu pasien tentang penyakitnya

2) Ajarkan perawatan diri selama sakit

3) Ajarkan prosedur penetesan obat tetes mata dan penggantian balutan pada

pasien dan keluarga

4) Diskusikan gejala-gejala terjadinya kenaikan TIO dan gangguan penglihatan

BAB III

14

Page 15: asuhan keperawatan ulkus kornea

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibatkematian

jaringan kornea.

Ulkus kornea dapat terjadi akibat adanya trauma pada oleh benda asing, dan

dengan air mata atau penyakit yang menyebabkan masuknya bakteri atau jamur ke

dalam kornea sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Ulkus kornea

merupakan luka terbuka pada kornea. Keadaan ini menimbulkan nyeri, menurunkan

kejernihan penglihatan dan kemungkinan erosi kornea.

Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala keratitis. Gejala

obyektif berupa injeksi silier, hilangnya sebagian jaringan kornea dan adanya infiltrat.

Pada kasus yang lebih berat dapat terjadi iritis disertai hipopion, Fotofobia danRasa

sakit dan lakrimasi.

Pasien dengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian berseri

(kadang sampai tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan berkala oleh

ahli opthalmologi.

B. Saran

1. Hendaknya kita selalu waspada dengan kebersihan mata kita

2. Hendaknya sebagai perawat kita perlu mewaspadai adanya infeksi berlanjut dari

ulkus kornea ini .

DAFTAR PUSTAKA

15

Page 16: asuhan keperawatan ulkus kornea

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2 Ed. III, media Aeuscualpius,

Jakarta.

Sidarta, Ilyas. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. Cet. 5. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 1998.

Darling, Vera H & Thorpe Margaret R. Perawatan Mata. Yogyakarta : Penerbit Andi;

1995.

Doenges, Marilynn E. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan

pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa I Made Kariasa. Ed. 3. Jakarta,

2000.

16