ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

26
ASUHAN KEPERAWATAN TUAN “O” DENGAN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR I. IDENTITAS KLIEN Nama : Tn “O” Usia : 28 Tahun Informan : Pasien, Keluarga dan Rekam Medik No. RM : 12.19.60.84 Agama : Kristen Suku Bangsa : Jawa, Indonesia Alamat : Surabaya Diagnosa : Gangguan Afek Bipolar Episode Manik. Tanggal : 08 Desember 2012 II. ALASAN MASUK Pasien masuk di R.Sejahtera RSDS pertama dengan alasan periksaa kejiwaan untuk kepentingan Pekerjaan. Akan tetapi hasilnya positif, Pasien mengalami gangguan kejiwaan.Pasien suka marah dan mengatakan kalau teman-teman kerjanya tidak suka dan iri pada dirinya dan posisinya di perusahaan.Pasien suka ngomong sendiri dan menjadi lebih aktif, lebih suka main musik dan menjadi lebih agresif. III. FAKTOR PRESDISPOSISI

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

ASUHAN KEPERAWATAN TUAN “O”

DENGAN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR

I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn “O”

Usia : 28 Tahun

Informan : Pasien, Keluarga dan Rekam Medik

No. RM : 12.19.60.84

Agama : Kristen

Suku Bangsa : Jawa, Indonesia

Alamat : Surabaya

Diagnosa : Gangguan Afek Bipolar Episode Manik.

Tanggal : 08 Desember 2012

II. ALASAN MASUK

Pasien masuk di R.Sejahtera RSDS pertama dengan alasan periksaa kejiwaan untuk

kepentingan Pekerjaan. Akan tetapi hasilnya positif, Pasien mengalami gangguan

kejiwaan.Pasien suka marah dan mengatakan kalau teman-teman kerjanya tidak suka dan iri pada

dirinya dan posisinya di perusahaan.Pasien suka ngomong sendiri dan menjadi lebih aktif, lebih

suka main musik dan menjadi lebih agresif.

III. FAKTOR PRESDISPOSISI

Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pasien dipekerjaanya tidak

disukai oleh temannya karena pasien merupakan orang baru dan langsung diberi kesempatan

untuk menjadi supir yang gajinya lebih besar dari pada rekan lainnya.Pasien tidak pernah

mengalami aniaya fisik, tindak criminal, pelecehan seksual, kekerasan dalam keluarga.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

IV. Fisik

TD : 120/80 mmHg TB : 165 cm

N : 78x/menit BB : 56 Kg

P : 20x/menit S : 36°C

GCS : 456

IV. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

KETERANGAN :

: Laki – Laki X : Meninggal

: Perempuan ----- : Tinggal Serumah

: Pasien : Orang Terdekat Pasien

XX X

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

2. Konsep Diri

a. Gambaran Diri : Pasien tidak ada bagian tubuh yang special semua bagian tubuh

pasien sama-sama baik

b. Identitas : Pasien mengatakan sebagai orang dewasa dan belum menikah.

c. Peran : Pasien bekerja sebagai supir trailer. Dia berperan sebagai anak

yang mengabdi pada orang tua.

d. Ideal Diri : Pasien berharap bisa nyaman di pekerjaannya dan segera

berrumah tangga seperti saudaranya yang lain.

e. Harga Diri : Pasien mengatakan jika dirinya dianggap orang – orang

disekitarnya orang bodoh karena SMP dia tidak lulus-lulus.

Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Hubungan Sosial

Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Pasien mengatakan

jarang ikut kegiatan yang diadakan di sekitar rumah/ lingkungannya. Pasien mengatakan

akrab dengan teman-temannya sesama supir trailer dan jarang berinteraksi dengan orang

dekat rumahnya.

Masalah Keperwatan :

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan

Pasien berambut panjang tidak disisir.Pasien jarang mandi.Kuku panjang hitam. Kulit

kusam.Pasien jarang gosok gigi.

Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri

2. Pembicaraan

Pasien dengan cepat tapi dengan suara yang pelan.Suatu saat Pasien berbicara dengan

keras dan lantang dengan nada emosi

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

3. Aktivitas Motorik

Pasien sangat aktif dalam kegiatan.Pasien selalu ingin menjadi sosok yang penting dalam

kegiatan.Pasien ingin menang sendiri.Pasien suka mondar-mandir.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

4. Alam Perasaan

Pasien jarang terlihat sedih. Pasien jarang di tempat tidur. Pasien sibuk dengan kegiatannya

sendiri seperti menggambar, bermain gitar dan melukis.

Masalah Keperawatan : Peningkatan Aktivitas Motorik

5. Afek

Pasien terlihat senang dan tertawa saat ikut kegiatan, tetapi pasien tiba-tiba meninggalkan

kegiatan dengan wajah tidak suka/emosi saat pasien kalah/tersudut dalam

kegiatan/permainan.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.

6. Interaksi Selama Wawancara

Kontak mata dengan perawat minim.cenderung tidak kooperatif dan tidak menerima

kehadiran perawat. Pasien mudah tersinggung saat ditanya tentang pekerjaan keluarga dan

hoby.

Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan

7. Persepsi

Pasien mengatakan tidak mendengar bisikan tanpa wujud. Tidak melihat suatu wujud yang

tidak nyata. Pasien tidak salah mempersepsikan suatu benda menjadi wujud lain.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

8. Proses Pikir

Pasien jika diajak bicara dapat menjawab sesuai pertanyaan. Tapi tiba-tiba meninggalkan

perawat. Pasien bersedia kembali diajak berinteraksi. Pasien sering menghentikan

pembicaraan dan melanjutkan kembali pembicaraan.

Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Blocking.

9. Isi Pikir

Pasien mengalami waham curiga. Pasien mengatakan sangat tidak suka dengan rekan

kerjanya yang jabatannya dibawahnya yang katanya merasa iri dengannya.

Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga.

10. Tingkat Kesadaran

Pasien tahu kalau dia sedang berada di RSU Dr. Soetomo, dia bisa mengenai dirinya dan

tahu kalau saat ditanya ketika pagi hari.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

11. Memori

Pasien dapat mengingat kejadian sebelum dia disini hingga dibawa disini.Pasien dapat

mengingat keluarganya.

Masalah Keperwatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung

Pasien mampu berhitung perkalian, Pengurangan, Penambahan dan pembagian. Pasien

mampu tetapi focus saat diajak bicara..

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

13. Kemampuan Penilaian

Pasien dapat melakukan pemilihan keputusan dengan baik. Contohnya pasien memilih

olahraga dulu daripada mandi dulu, karena olah raga itu berkeringat. Baru setelah itu pasien

mandi. Pasien terkadang tidak mau minum obat.

Masalah Keperawatan : Regiment Inefektif

14. Daya Tilik Diri.

Pasien menerima keadaannya sebagai pasien jiwa di RSU Dr.Soetomo Surabya.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

VI. KEBUTUHAN PULANG

1. Kemampuan Pasien memenuhi kebutuhan

Pasien memiliki pekerjaan, sehingga pasien menyediakan kebutuhan pangan, sandang dan

papan. Pasien memiliki kedaraan dan penghasilan. Pasien mampu untuk periksa ke

pelayanan kesehatan jika pasien sembuh.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

2. Kegiatan Sehari-hari

a. Perawatan Diri

Pasien mampu mandi, BAB/BAK, makan, ganti pakaian sendiri. Kebutuhan pasien

mandiri.

b. Nutrisi

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

Pasien mengatan puas atas makanan dan udapan dari RS.Pasien makan 3x sehari.Pasien

makan di tempat tidur.Pasien mengatakan nafsu makannya menurut saat masuk Rs. BB

pasien stabil pada nilai 56 Kg. Pasien tidak mendapat diet khusus.

c. Tidur

Pasien tidak punya kebiasaan tidur siang.Pasien tidur malam biasanya pukul 22.00-

05.00.Kadang-kadang terbangun malam hari.Pasien tidak mengkonsumsi obat tidur.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

3. Antisipasi Pasien terhadap kebutuhan.

Pasien bisa menentukan kebutuhannya sendiri misalnya saat sembuh dia harus bekerja

sebagai apa dan harus control setiap berapa hari sekali dan control dimana.Tetapi pasien

terkadang tidak mau minum obat.

Masalah Keperawatan : Regimen Inefektif.

4. Support System

Pasien mendapat dukungan dari keluarga dan terapis untuk kesembuhan pasien.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

5. Pekerjaan dan Hobi

Pasien sangat menikmati pekerjaannya dan merasa cocok. Pasien gemar melukis dan

bermain musik.

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

VII. MEKANISME KOPING

1.Adaptif : Pasien jarang berbicara dengan orang lain.Pasien senang bermain music,

melukis, olah raga dan mengikuti kegiatan yangdijadwalkan ruangan.

2. Maladaptif : Pasien memiliki kebiasaan minum alcohol, menyendiri, merokok,

bekerja/berktivitas berlebihan dan reaksi berlebih.

Masalah Keperawatan : Koping Individu tidak efektif.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN.

- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan kelompok sosialnya.

- Pasien merasa tidak disukai rakan kerjanya karena dia dianggap di anak emaskan.

- Keluarga di rumah memiliki permasalahan dengan Perekonomian

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

- Pasien mengatakan mengerti tentang sisitem pelayanan kesehatan

- Di rumah pasien memiliki ayah yang ingin serba sempurna.Pasien belum menikah

Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.

IX. PENGETAHUAN

Pasien tidak tahu tentang pengobatan , Penyakit, sistem Pendukung penyakit dan juga

kebiasaan minum alkohol.

Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan

X. TERAPI MEDIK

- Ikalep 2 x 250 mg

- CPZ 25-0-50 mg

- Meriopam 0-0-1 mg

Pemeriksaan Psikologis 22 November 2012

Kecerdasan :

Taraf di ambang, IQ =72 / Taraf borderline. Terdapat penurunan pada aspek :

Pemahaman.Abstraksi dan logika.

Kepribadian :

- Penyesuaian diri tebatas

- Emosi tabil, mudah kacau reaksinya

- Reaktif dengan kontrol diri kurang

- Kaku, bertahan pada kemauannya sendiri

- Paranoid.

Kesimpulan

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

- Dasar Kepribadiaan yang reaktif saat dia terganggu keseimbangan dirinya.Terutama bila

sikap paranoidnya berperan dalam aktivitasnya.Hal tersebut membuatnya kehilangan control

diri dalam penyelesaian tugas – tugas sosialnya, sehingga tampak psikotik

- Saat ini pasien dalam keadaan psikotik.

Pemeriksaan Kimia Klinik (20 November 2012)

- GDA 76 mg/dl Normal ( 100, DM ) 126

- SGOT 15 ]U/L 15-37

- SGPT 27 U/L 30-65

- BUN 7 mg/dl 7-18

- Kreatinin Serum 0.8 mg/dl 0.6-1.3

- Kalium 3.5 mmol/l 3.5-5.1

- Klorida 104 mmol/l 98-107

- HDL Kolestrol 38 mg/dl 40-60

- LDL Kolestrol 103 mg/dl 00-99

Pemeriksaan Hemotologi ( 20 November 2012 )

- WBC 11.7 10³/Ul 3.70-10.1

- NEU 7.14 10³/Ul 1.63-6.96

- LYM 3.59 10³/Ul 1.09-2.99

- MONO 0.582 10³/Ul 0.240-0.790

- EOS 0.283 10³/Ul 0.030-0.440

- BASO 0,98 10³/Ul 0.00-0.080

- RBC 4.69 10⁶/Ul 4.06-4.69

- HGB 14.0 g/dl 12.9-4.69

- HCT 42.9 % 37.7-53.7

- MCV 91.4 Fl 81.1-96.0

- MCH 30.0 pg 27.0-31.2

- RDW 12.2 % 11.5-14.5

- MCHC 32.8 g/dl 31.8-35.4

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

- PLT 215.0 10³/Ul 155.0-366.0

- MPV 8.68 Fl 6.90-10.6

XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

1. Resiko Perilaku Kekerasan

2. Regiment Inefektif

3. Koping Indifidu Tidak Efektif

4. Defisit Perawatan Diri

5. Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga

6. Harga Diri Rendah

7. Peningkatan Aktifitas Motorik

8. Kurang Pengetahuan

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

POHON MASALAH

Risiko Perilaku Kekerasan

Gangguan isi pikir: Waham curiga

Koping individu inefektif

ANALISA DATA

No PENGELOMPOKKAN DATA KEMUNGKINAN

PENYEBAB

MASALAH

1 DS:

Pasien mengatakan tidak suka kepada

teman kerjanya yang iri terhadap posisinya

di perusahaan dan itu membuat pasien

marah

DO:

- Kontak mata kurang

- Pasien maunya menang sendiri

- Berbicara dengan nada keras

- Waham curiga

- Pasien tidak mau menerima kehadiran

Risiko Perilaku

Kekerasan

Gangguan isi pikir:

Waham curiga

Koping individu

inefektif

Risiko Perilaku Kekerasan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

perawat

- Pasien mudah tersinggung

III. Perencanaan Tindakan Keperawatan

Pasien

SP 1

Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara latihan napas dalam.

Kriteria Hasil:

- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab PK

- Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala PK

- Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan

- Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK

- Pasien mampu menyebutkan cara mengontrol PK

- Pasien mampu mendemontrasikan latihan napas dalam.

Intervensi:

1. Mengidentifikasi penyebab PK

2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK

3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan

4. Mengidentifikasi akibat PK

5. Menyebutkan cara mengontrol PK

6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol marah dengan cara napas

dalam.

7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.

SP 2

Tujuan: Pasien mampu mengendalikan PK dengan cara melampiaskan terhadap bantal dan kasur.

Kriteria Hasil:

- Pasien mampu mendemontrasikan memukul bantal dan kasur untuk mengendalikan PK.

Intervensi:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara melampiaskan terhadap bantal dan kasur.

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

SP 3

Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara mengungkapkan perasaan marah.

Kriteria hasil:

- Pasien mampu mendemontrasikan cara mengungkapkan marah.

Intervensi:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 4

Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara beribadah.

Kriteria Hasil:

- Pasien mampu mendemonstrasikan cara beribadah untuk mengontrol marah.

Intervensi:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual

3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian

SP 5

Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara minum obat secara teratur, baik dan benar.

Kriteria Hasil:

- Pasien mampu menyebutkan kapan waktunya minum obat, jenis- jenis obat (warna obat),

kegunaan obat.

Intervensi:

1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien

2. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum obat

3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan harian.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

IV. PELAKSANAAN

SP 1 P : Tanggal/Jam : Sabtu, 8 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

ORIENTASI:

“Selamat pagi Mas, perkenalkan, nama saya MCS, panggil saya C. Saya yang dinas di ruangan

sejahtera ini. Hari ini, saya yang akan merawat Mas selama Mas di rumah sakit. Nama Mas siapa

dan senang dipanggil siapa?”

“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Maaf, masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang

terjadi di kantor? Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah Mas.

Berapa lama kita bisa bicara Mas? Bagaimana jika 20 menit? Bagaimana jika kita berbincang-

bincang di taman saja?”

KERJA:

“Apa yang menyebabkan Mas O marah? Apakah sebelumnya Mas O pernah marah? Terus

penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Oh, jadi Mas cuma marah ini saja. Apakah

Mas merasa kesal dengan teman-teman Mas? Kalau Mas merasa kesal, apa yang Mas rasakan?”

(Tunggu respon pasien)

“Apakah kalau mas merasa kesal dengan teman-teman Mas, Mas merokok, terus Mas marah-

marah di rumah. Marah-marah dengan ibu dan ayah? Apakah dengan marah, Mas bisa

menyelesaikan masalah? Apa Mas tidak kasihan dengan ibu dan bapak yang kena marah oleh

Mas. Padahal mereka tidak ikut camur dalam masalah Mas?”

“Bagus, bapak dan ibu menjadi takut dan masalah tidak akan selesai. Malah makin bertambah

banyak. Menurut Mas, adakah cara lain yang lebih baik untuk meneyelesaikan masalah Mas?

Maukah Mas belajar bersama untuk cara mengungkapkan kemarahan yang baik. Sambil Mas

main gitar juga boleh.”

“Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan Mas. Salah satunya adalah dengan cara

fisik. Jadi melalui fisik, amarah kita disalurkan. Ada cara fisik untuk mengalihkan amarah. Tapi

sekarang kita akan belajar cara pertama dulu. Cara selanjutnya akan kita pelajari besok.”

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

“Begini Mas, kalau Mas mau marah, coba Mas berdiri lalu tarik napas dengan hidung, tahan

sebentar, lalu keluarkan/hembuskan melalui mulut. Nah, saya contohkan lalu Mas peragakan

sebanyak 5 kali. Nah, Mas sudah bisa. Itu Mas lakukan rutin ya! Terus kalau Mas mau marah

sewaktu-waktu, Mas pakai cara itu.”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Mas O setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Mas? Iya Mas, jadi

Mas marah itu disebabkan oleh adanya perasaan benci Mas dengan teman kerja Mas. Dan

akibatnya, Mas memarahi bapak dan ibu Mas yang tidak terlibat.”

“Sesuai janji saya tadi, besok kita akan mengontrol kemarahan Mas dengan cara fisik kedua

yaitu memukul bantal/kasur.”

EVALUASI:

S:

- Pasien mengatakan lebih nyaman setelah latiahan napas dalam

O:

- Pasien dapat mendemonstrasikan latihan napas dalam

- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab PK

- Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala PK

- Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan

- Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK

- Ada kontak mata.

- Komunikasi tidak ada blocking.

- Pasien menerima kehadiran perawat.

A:

- Tujuan tercapai.

P:

- Lanjutkan ke SP II p.

SP 2 P : Tanggal/ jam : Minggu, 9 Desember 2012 pukul 09.00 WIB

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

ORIENTASI:

“Selamat pagi Mas O, sesuai dengan janji saya kemarin, saya datang lagi. Bagaimana perasaan

Mas saat ini, adakah hal yang ingin Mas sampaikan? Kalau tidak, apakah ada suatu hal yang

membuat Mas masih merasa marah? Baik Mas, sekarang kita akan mengendalikan perasaan

marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Mau berapa lama Mas? Bagaimana kalau

25-30 menit? Kita bicara di taman saja Mas.”

KERJA:

“Kalau ada yang menyebabkan Mas marah dan muncul perasaan kesal dan emosi, selain Mas

bisa melakukan pelampiasan terhadap bantal atau kasur. Apa masih perlu latihan untuk memukul

kasur? Tentunya Mas sudah bisa memukul bantal dan kasur. Nah, cara ini juga bisa digunakan

untuk menyalurkan kemarahan. Tapi, sehabis itu, tentunya Mas harus merapikan tempat tidur

lagi.”

TERMINASI:

“Bagaimana Mas tanggapannya setelah kita belajar cara mengontrol marah dengan

melampiaskan pada bantal dan kasur?. Coba Mas sebutkan cara mengontrol marah yang sudah

kita pelajari, termasuk kemarin! Bagus, ada 2 cara. Kalau Mas marah, Mas bisa menarik napas

dalam dan memukul bantal atau kasur.”

“Besok jam 10 pagi kita bertemu di taman untuk belajar lagi cara menahan/ mengontrol marah

yang baik dengan cara verbal. Sampai jumpa.”

EVALUASI:

S:

- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah memukul bantal/ kasur.

O:

- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan memukul

bantal/ kasur.

- Ada kontak mata.

- Komunikasi tidak ada blocking.

- Pasien menerima kehadiran perawat.

A:

- Tujuan tercapai.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

P:

- Lanjutkan ke SP III p.

SP 3 P: Tanggal/ jam : Senin, 10 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

ORIENTASI:

“Selamat pagi Mas, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi. Bagaimana

Mas, sudah dilakukan latihan napas dalam dan pukul bantal? Bagaimana? Apakah berkurang

perasaan marah Mas sudah berkurang? Bagus Mas, dilanjutkan ya latihan itu. Coba Mas, saya

lihat jadwal hariannya! Bagus, kalau Mas lakukan sendiri ditulis M/ mandiri. Kalau diingatkan

sama perawatnya, tulis B/ Bantuan. Kalau tidak dilakukan, tulis T/ belum bisa melakukan.”

“Bagaimana jika kita belajar bersama cara berbicara yang baik dan penuh sopan santun? Dimana

kita bisa belajar? Bagaimana jika di taman? Paling lama 30 menit ya kita bicara?

KERJA:

“Sekarang kita belajar cara berbicara yang baik dan sopan. Karena apa, ada pepatah lidah itu

lebih tajam daripada pedang. Kalau marah sudah dilampiaskan melalui memukul bantal dan

napas dalam. Selanjutnya kita harus bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 cara

Mas:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak

menggunakan kata-kata kasar. Kemarin katanya Mas marah karena teman-teman Mas

suka ngomongin Mas dan iri terhadap Mas. Daripada Mas marah sama Bapak dan Ibu,

lebih baik Mas bilang seperti ini sama teman Mas. “Maaf teman, apakah ada yang salah

dengan saya? Kita ini teman, satu tim, satu perusahaan dan kita ini keluarga. Jika ada

masalah, ayo kita bicarakan dengan baik. Jika saya ada salah sama kalian, tolong kalian

jelaskan sama saya.” Coba Mas praktikan dengan cara Mas sendiri. Bagus Mas.”

2. Menolak dengan baik jika Mas ada yang menyuruh, tetapi Mas tidak ingin

melakukannya, katakan “Maaf saya tidak bisa melakukannya, saya sedang ada kerjaan.”

Coba Mas praktikan. Bagus.”

3. Mengungkapkan perasaan kesal jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, Mas

dapat mengatakan “saya jadi ingin marah karena perkataanmu. Jadi maaf, tolong lebih

sopan lagi kalau berkata.” Coba Mas praktikan. Bagus.”

TERMINASI:

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

“Bagaimana perasaan Mas setelah bercakap-cakap tentang cara mengendalikan marah yang

baik? Coba Mas sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. Bagus sekali.

Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal latihan. Berapa kali Mas mau latihan berbicara

yang baik dan sopan? Coba dimasukkan ke dalam jadwal dan dipraktikkan bagaimana bicara

yang baik misalnya saat meminta obat, meminta makanan, bermain, berolahraga dll. Besok kita

akan bertemu lagi. Tapi di sore hari, bagaimana? Tempatnya disini lagi ya? Kita akan

mempelajari cara mengendalikan marah dengan cara ibadah. Sampa jumpa.”

EVALUASI:

S:

- Pasien mengatakan lebih lega dan nyaman setelah mengungkapkan perasaan marah.

O:

- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan

mengungkapkan perasaan marah.

- Komunikasi tidak ada blocking.

- Ada kontak mata.

- Pasien menerima kehadiran perawat.

A:

- Tujuan tercapai.

P:

- Lanjutkan ke SP IV p.

SP 4 P : Tanggal/ Jam : Selasa, 11 Desember 2012 pukul 15.30 WIB

ORIENTASI:

“ Selamat sore Mas, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. Bagaimana,

sudah latihan apa saja? Bagus sekali kalau sudah dilakukan semuanya. Bagaimana apakah masih

marah? Oh sangat luar biasa kalau tidak marah lagi. Bagaimana kalau sekarangkita belajar cara

mengendalikan emosi dengan cara ibadah sesuai agama Mas? Bagaimana kalau kita bicara di

taman? Sesuai kemarin. Plaing lama 30 menit kok.”

KERJA:

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

“Coba sebutkan ibadah apa saja yang biasa Mas lakukan? Bagus. Baik, apa kegiatan ibadah yang

biasa Mas lakukan? Kegiatan ibadah mana yang mau/ bisa Mas lakukan di rumah sakit? Pilih

satu saja Mas, tetapi Mas bisa melakukannya rutin. Baik Mas, Mas bisa lakukan itu secara teratur

untuk mencegah/ merdakan kemarahan.”

TERMINASI:

“Bagaimana perasaan Mas setelah kita bercakap-cakap tentang cara ini? Berapa cara Mas yang

sudah kita pelajari untuk mengendalikan marah? Bagus, mari kita masukkan kegiatan ibadah ke

dalam jadwal harian Mas. Coba Mas sebutkan jadwal ibadah Mas!.”

EVALUASI:

S:

- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah melakukan kegiatan ibadah.

O:

- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan cara

beribadah.

- Komunikasi tidak ada blocking.

- Ada kontak mata.

- Pasien menerima kehadiran perawat.

A:

- Tujuan tercapai.

P:

- Lanjutkan ke SP V p.

SP 5 P: Tanggal/ Jam : Rabu, 12 Desember 2012 pukul 10.00 WIB

ORIENTASI :

“Selamat pagi mas. Bagaimana keadaannya hari ini. Apakah mas masih ingat cara apa saja kah

yang bisa mas lakukan saat mas mau marah. Bagus mas,tetap dilakukan ya cara-cara itu dan

dicatat dalam jadwal harian mas. Seperti janji saya kemarin, saya datang kesini untuk mengajak

mas belajar bersama tentang cara mencegah amarah atau emosi dengan cara minum obat dengan

baik dan teratur. Bagaimana kalau kita bicara ditaman saja.”

KERJA :

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc

“Begini mas, kita kan sudah belajar empat cara mencegah marah. Sekarang kita belajar cara

mencegah marah dengan cara yang kelima yaitu dengan minum obat. Sekarang coba sebutkan

warna obatnya mas. Benar mas, kalau yang warna biru itu namanya haloperidol untuk

menenangkan, kalau yang warna merah muda itu namanya clorpromazine atau CPZ itu untuk

mencegah marah. Nah,sekarang sudah tau kan obatnya dan apa gunanya. Obat itu penting sekali

untuk mas. Memang harus diminum terus menerus dan jangan bosan ya. Anggap saja obat itu

sebagai teman setia mas setiap hari jadi harus teratur diminum ya.”

TERMINASI:

“Sekarang tolong sebutkan apa saja cara untuk mencegah marah atau emosi yang telah kita

pelajari. Bagus, jadi ada lima cara untuk mencegah marah atau emosi. Yang pertama tarik napas

dalam, yang kedua memukul bantal atau kasur, yang ketiga mengungkapkan perasaan ingin

marah dengan baik dan sopan, yang ke empat dengan cara beribadah dan yang kelima adalah

cara yang baru saja kita pelajari sekarang yaitu teratur minum obat. Supaya mas tidak mudah

terpancing emosinya, mas lakukan semua cara itu tadi.”

EVALUASI:

S:

- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah memukul bantal/ kasur.

O:

- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan minum obat

dengan baik, benar dan teratur.

- Pasien mampu menyebutkan warna- warna obat.

- Pasien mampu menyebutkan fungsi- fungsi obat.

- Komunikasi tidak ada blocking.

- Ada kontak mata.

- Pasien menerima kehadiran perawat.

A:

- Tujuan tercapai.

- Pasien KRS.

P:

- Pertahankan SP V p.