ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc
-
Upload
mohammad-choirul-shodikin -
Category
Documents
-
view
92 -
download
2
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN TUAN.doc
ASUHAN KEPERAWATAN TUAN “O”
DENGAN GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn “O”
Usia : 28 Tahun
Informan : Pasien, Keluarga dan Rekam Medik
No. RM : 12.19.60.84
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Jawa, Indonesia
Alamat : Surabaya
Diagnosa : Gangguan Afek Bipolar Episode Manik.
Tanggal : 08 Desember 2012
II. ALASAN MASUK
Pasien masuk di R.Sejahtera RSDS pertama dengan alasan periksaa kejiwaan untuk
kepentingan Pekerjaan. Akan tetapi hasilnya positif, Pasien mengalami gangguan
kejiwaan.Pasien suka marah dan mengatakan kalau teman-teman kerjanya tidak suka dan iri pada
dirinya dan posisinya di perusahaan.Pasien suka ngomong sendiri dan menjadi lebih aktif, lebih
suka main musik dan menjadi lebih agresif.
III. FAKTOR PRESDISPOSISI
Pasien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya, pasien dipekerjaanya tidak
disukai oleh temannya karena pasien merupakan orang baru dan langsung diberi kesempatan
untuk menjadi supir yang gajinya lebih besar dari pada rekan lainnya.Pasien tidak pernah
mengalami aniaya fisik, tindak criminal, pelecehan seksual, kekerasan dalam keluarga.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
IV. Fisik
TD : 120/80 mmHg TB : 165 cm
N : 78x/menit BB : 56 Kg
P : 20x/menit S : 36°C
GCS : 456
IV. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
KETERANGAN :
: Laki – Laki X : Meninggal
: Perempuan ----- : Tinggal Serumah
: Pasien : Orang Terdekat Pasien
XX X
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri : Pasien tidak ada bagian tubuh yang special semua bagian tubuh
pasien sama-sama baik
b. Identitas : Pasien mengatakan sebagai orang dewasa dan belum menikah.
c. Peran : Pasien bekerja sebagai supir trailer. Dia berperan sebagai anak
yang mengabdi pada orang tua.
d. Ideal Diri : Pasien berharap bisa nyaman di pekerjaannya dan segera
berrumah tangga seperti saudaranya yang lain.
e. Harga Diri : Pasien mengatakan jika dirinya dianggap orang – orang
disekitarnya orang bodoh karena SMP dia tidak lulus-lulus.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan Sosial
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam hidupnya adalah ibunya. Pasien mengatakan
jarang ikut kegiatan yang diadakan di sekitar rumah/ lingkungannya. Pasien mengatakan
akrab dengan teman-temannya sesama supir trailer dan jarang berinteraksi dengan orang
dekat rumahnya.
Masalah Keperwatan :
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Pasien berambut panjang tidak disisir.Pasien jarang mandi.Kuku panjang hitam. Kulit
kusam.Pasien jarang gosok gigi.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Pasien dengan cepat tapi dengan suara yang pelan.Suatu saat Pasien berbicara dengan
keras dan lantang dengan nada emosi
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas Motorik
Pasien sangat aktif dalam kegiatan.Pasien selalu ingin menjadi sosok yang penting dalam
kegiatan.Pasien ingin menang sendiri.Pasien suka mondar-mandir.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Alam Perasaan
Pasien jarang terlihat sedih. Pasien jarang di tempat tidur. Pasien sibuk dengan kegiatannya
sendiri seperti menggambar, bermain gitar dan melukis.
Masalah Keperawatan : Peningkatan Aktivitas Motorik
5. Afek
Pasien terlihat senang dan tertawa saat ikut kegiatan, tetapi pasien tiba-tiba meninggalkan
kegiatan dengan wajah tidak suka/emosi saat pasien kalah/tersudut dalam
kegiatan/permainan.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan.
6. Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata dengan perawat minim.cenderung tidak kooperatif dan tidak menerima
kehadiran perawat. Pasien mudah tersinggung saat ditanya tentang pekerjaan keluarga dan
hoby.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Persepsi
Pasien mengatakan tidak mendengar bisikan tanpa wujud. Tidak melihat suatu wujud yang
tidak nyata. Pasien tidak salah mempersepsikan suatu benda menjadi wujud lain.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
8. Proses Pikir
Pasien jika diajak bicara dapat menjawab sesuai pertanyaan. Tapi tiba-tiba meninggalkan
perawat. Pasien bersedia kembali diajak berinteraksi. Pasien sering menghentikan
pembicaraan dan melanjutkan kembali pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Blocking.
9. Isi Pikir
Pasien mengalami waham curiga. Pasien mengatakan sangat tidak suka dengan rekan
kerjanya yang jabatannya dibawahnya yang katanya merasa iri dengannya.
Masalah Keperawatan : Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga.
10. Tingkat Kesadaran
Pasien tahu kalau dia sedang berada di RSU Dr. Soetomo, dia bisa mengenai dirinya dan
tahu kalau saat ditanya ketika pagi hari.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
11. Memori
Pasien dapat mengingat kejadian sebelum dia disini hingga dibawa disini.Pasien dapat
mengingat keluarganya.
Masalah Keperwatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Pasien mampu berhitung perkalian, Pengurangan, Penambahan dan pembagian. Pasien
mampu tetapi focus saat diajak bicara..
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
13. Kemampuan Penilaian
Pasien dapat melakukan pemilihan keputusan dengan baik. Contohnya pasien memilih
olahraga dulu daripada mandi dulu, karena olah raga itu berkeringat. Baru setelah itu pasien
mandi. Pasien terkadang tidak mau minum obat.
Masalah Keperawatan : Regiment Inefektif
14. Daya Tilik Diri.
Pasien menerima keadaannya sebagai pasien jiwa di RSU Dr.Soetomo Surabya.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
VI. KEBUTUHAN PULANG
1. Kemampuan Pasien memenuhi kebutuhan
Pasien memiliki pekerjaan, sehingga pasien menyediakan kebutuhan pangan, sandang dan
papan. Pasien memiliki kedaraan dan penghasilan. Pasien mampu untuk periksa ke
pelayanan kesehatan jika pasien sembuh.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
2. Kegiatan Sehari-hari
a. Perawatan Diri
Pasien mampu mandi, BAB/BAK, makan, ganti pakaian sendiri. Kebutuhan pasien
mandiri.
b. Nutrisi
Pasien mengatan puas atas makanan dan udapan dari RS.Pasien makan 3x sehari.Pasien
makan di tempat tidur.Pasien mengatakan nafsu makannya menurut saat masuk Rs. BB
pasien stabil pada nilai 56 Kg. Pasien tidak mendapat diet khusus.
c. Tidur
Pasien tidak punya kebiasaan tidur siang.Pasien tidur malam biasanya pukul 22.00-
05.00.Kadang-kadang terbangun malam hari.Pasien tidak mengkonsumsi obat tidur.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
3. Antisipasi Pasien terhadap kebutuhan.
Pasien bisa menentukan kebutuhannya sendiri misalnya saat sembuh dia harus bekerja
sebagai apa dan harus control setiap berapa hari sekali dan control dimana.Tetapi pasien
terkadang tidak mau minum obat.
Masalah Keperawatan : Regimen Inefektif.
4. Support System
Pasien mendapat dukungan dari keluarga dan terapis untuk kesembuhan pasien.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
5. Pekerjaan dan Hobi
Pasien sangat menikmati pekerjaannya dan merasa cocok. Pasien gemar melukis dan
bermain musik.
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
VII. MEKANISME KOPING
1.Adaptif : Pasien jarang berbicara dengan orang lain.Pasien senang bermain music,
melukis, olah raga dan mengikuti kegiatan yangdijadwalkan ruangan.
2. Maladaptif : Pasien memiliki kebiasaan minum alcohol, menyendiri, merokok,
bekerja/berktivitas berlebihan dan reaksi berlebih.
Masalah Keperawatan : Koping Individu tidak efektif.
VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN.
- Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan kelompok sosialnya.
- Pasien merasa tidak disukai rakan kerjanya karena dia dianggap di anak emaskan.
- Keluarga di rumah memiliki permasalahan dengan Perekonomian
- Pasien mengatakan mengerti tentang sisitem pelayanan kesehatan
- Di rumah pasien memiliki ayah yang ingin serba sempurna.Pasien belum menikah
Masalah Keperawatan : Tidak Ditemukan Masalah Keperawatan.
IX. PENGETAHUAN
Pasien tidak tahu tentang pengobatan , Penyakit, sistem Pendukung penyakit dan juga
kebiasaan minum alkohol.
Masalah Keperawatan : Kurang Pengetahuan
X. TERAPI MEDIK
- Ikalep 2 x 250 mg
- CPZ 25-0-50 mg
- Meriopam 0-0-1 mg
Pemeriksaan Psikologis 22 November 2012
Kecerdasan :
Taraf di ambang, IQ =72 / Taraf borderline. Terdapat penurunan pada aspek :
Pemahaman.Abstraksi dan logika.
Kepribadian :
- Penyesuaian diri tebatas
- Emosi tabil, mudah kacau reaksinya
- Reaktif dengan kontrol diri kurang
- Kaku, bertahan pada kemauannya sendiri
- Paranoid.
Kesimpulan
- Dasar Kepribadiaan yang reaktif saat dia terganggu keseimbangan dirinya.Terutama bila
sikap paranoidnya berperan dalam aktivitasnya.Hal tersebut membuatnya kehilangan control
diri dalam penyelesaian tugas – tugas sosialnya, sehingga tampak psikotik
- Saat ini pasien dalam keadaan psikotik.
Pemeriksaan Kimia Klinik (20 November 2012)
- GDA 76 mg/dl Normal ( 100, DM ) 126
- SGOT 15 ]U/L 15-37
- SGPT 27 U/L 30-65
- BUN 7 mg/dl 7-18
- Kreatinin Serum 0.8 mg/dl 0.6-1.3
- Kalium 3.5 mmol/l 3.5-5.1
- Klorida 104 mmol/l 98-107
- HDL Kolestrol 38 mg/dl 40-60
- LDL Kolestrol 103 mg/dl 00-99
Pemeriksaan Hemotologi ( 20 November 2012 )
- WBC 11.7 10³/Ul 3.70-10.1
- NEU 7.14 10³/Ul 1.63-6.96
- LYM 3.59 10³/Ul 1.09-2.99
- MONO 0.582 10³/Ul 0.240-0.790
- EOS 0.283 10³/Ul 0.030-0.440
- BASO 0,98 10³/Ul 0.00-0.080
- RBC 4.69 10⁶/Ul 4.06-4.69
- HGB 14.0 g/dl 12.9-4.69
- HCT 42.9 % 37.7-53.7
- MCV 91.4 Fl 81.1-96.0
- MCH 30.0 pg 27.0-31.2
- RDW 12.2 % 11.5-14.5
- MCHC 32.8 g/dl 31.8-35.4
- PLT 215.0 10³/Ul 155.0-366.0
- MPV 8.68 Fl 6.90-10.6
XI. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Regiment Inefektif
3. Koping Indifidu Tidak Efektif
4. Defisit Perawatan Diri
5. Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga
6. Harga Diri Rendah
7. Peningkatan Aktifitas Motorik
8. Kurang Pengetahuan
POHON MASALAH
Risiko Perilaku Kekerasan
Gangguan isi pikir: Waham curiga
Koping individu inefektif
ANALISA DATA
No PENGELOMPOKKAN DATA KEMUNGKINAN
PENYEBAB
MASALAH
1 DS:
Pasien mengatakan tidak suka kepada
teman kerjanya yang iri terhadap posisinya
di perusahaan dan itu membuat pasien
marah
DO:
- Kontak mata kurang
- Pasien maunya menang sendiri
- Berbicara dengan nada keras
- Waham curiga
- Pasien tidak mau menerima kehadiran
Risiko Perilaku
Kekerasan
Gangguan isi pikir:
Waham curiga
Koping individu
inefektif
Risiko Perilaku Kekerasan
perawat
- Pasien mudah tersinggung
III. Perencanaan Tindakan Keperawatan
Pasien
SP 1
Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara latihan napas dalam.
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab PK
- Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala PK
- Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan
- Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK
- Pasien mampu menyebutkan cara mengontrol PK
- Pasien mampu mendemontrasikan latihan napas dalam.
Intervensi:
1. Mengidentifikasi penyebab PK
2. Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
3. Mengidentifikasi PK yang dilakukan
4. Mengidentifikasi akibat PK
5. Menyebutkan cara mengontrol PK
6. Membantu pasien mempraktekan latihan cara mengontrol marah dengan cara napas
dalam.
7. Menganjurkan pasien memasukkan dalam kegiatan harian.
SP 2
Tujuan: Pasien mampu mengendalikan PK dengan cara melampiaskan terhadap bantal dan kasur.
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mendemontrasikan memukul bantal dan kasur untuk mengendalikan PK.
Intervensi:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara melampiaskan terhadap bantal dan kasur.
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
SP 3
Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara mengungkapkan perasaan marah.
Kriteria hasil:
- Pasien mampu mendemontrasikan cara mengungkapkan marah.
Intervensi:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara verbal
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara beribadah.
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu mendemonstrasikan cara beribadah untuk mengontrol marah.
Intervensi:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih pasien mengontrol PK dengan cara spiritual
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP 5
Tujuan: Pasien mampu mengontrol PK dengan cara minum obat secara teratur, baik dan benar.
Kriteria Hasil:
- Pasien mampu menyebutkan kapan waktunya minum obat, jenis- jenis obat (warna obat),
kegunaan obat.
Intervensi:
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Menjelaskan cara kontrol PK dengan minum obat
3. Menganjurkan pasien memasukkan jadwal kegiatan harian.
IV. PELAKSANAAN
SP 1 P : Tanggal/Jam : Sabtu, 8 Desember 2012 pukul 10.00 WIB
ORIENTASI:
“Selamat pagi Mas, perkenalkan, nama saya MCS, panggil saya C. Saya yang dinas di ruangan
sejahtera ini. Hari ini, saya yang akan merawat Mas selama Mas di rumah sakit. Nama Mas siapa
dan senang dipanggil siapa?”
“Bagaimana perasaan Mas hari ini? Maaf, masih ada perasaan kesal atau marah? Apa yang
terjadi di kantor? Baiklah, sekarang kita akan berbincang-bincang tentang perasaan marah Mas.
Berapa lama kita bisa bicara Mas? Bagaimana jika 20 menit? Bagaimana jika kita berbincang-
bincang di taman saja?”
KERJA:
“Apa yang menyebabkan Mas O marah? Apakah sebelumnya Mas O pernah marah? Terus
penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang? Oh, jadi Mas cuma marah ini saja. Apakah
Mas merasa kesal dengan teman-teman Mas? Kalau Mas merasa kesal, apa yang Mas rasakan?”
(Tunggu respon pasien)
“Apakah kalau mas merasa kesal dengan teman-teman Mas, Mas merokok, terus Mas marah-
marah di rumah. Marah-marah dengan ibu dan ayah? Apakah dengan marah, Mas bisa
menyelesaikan masalah? Apa Mas tidak kasihan dengan ibu dan bapak yang kena marah oleh
Mas. Padahal mereka tidak ikut camur dalam masalah Mas?”
“Bagus, bapak dan ibu menjadi takut dan masalah tidak akan selesai. Malah makin bertambah
banyak. Menurut Mas, adakah cara lain yang lebih baik untuk meneyelesaikan masalah Mas?
Maukah Mas belajar bersama untuk cara mengungkapkan kemarahan yang baik. Sambil Mas
main gitar juga boleh.”
“Ada beberapa cara untuk mengendalikan kemarahan Mas. Salah satunya adalah dengan cara
fisik. Jadi melalui fisik, amarah kita disalurkan. Ada cara fisik untuk mengalihkan amarah. Tapi
sekarang kita akan belajar cara pertama dulu. Cara selanjutnya akan kita pelajari besok.”
“Begini Mas, kalau Mas mau marah, coba Mas berdiri lalu tarik napas dengan hidung, tahan
sebentar, lalu keluarkan/hembuskan melalui mulut. Nah, saya contohkan lalu Mas peragakan
sebanyak 5 kali. Nah, Mas sudah bisa. Itu Mas lakukan rutin ya! Terus kalau Mas mau marah
sewaktu-waktu, Mas pakai cara itu.”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Mas O setelah berbincang-bincang tentang kemarahan Mas? Iya Mas, jadi
Mas marah itu disebabkan oleh adanya perasaan benci Mas dengan teman kerja Mas. Dan
akibatnya, Mas memarahi bapak dan ibu Mas yang tidak terlibat.”
“Sesuai janji saya tadi, besok kita akan mengontrol kemarahan Mas dengan cara fisik kedua
yaitu memukul bantal/kasur.”
EVALUASI:
S:
- Pasien mengatakan lebih nyaman setelah latiahan napas dalam
O:
- Pasien dapat mendemonstrasikan latihan napas dalam
- Pasien mampu mengidentifikasi penyebab PK
- Pasien mampu mengidentifikasi tanda dan gejala PK
- Pasien mampu mengidentifikasi PK yang dilakukan
- Pasien mampu mengidentifikasi akibat PK
- Ada kontak mata.
- Komunikasi tidak ada blocking.
- Pasien menerima kehadiran perawat.
A:
- Tujuan tercapai.
P:
- Lanjutkan ke SP II p.
SP 2 P : Tanggal/ jam : Minggu, 9 Desember 2012 pukul 09.00 WIB
ORIENTASI:
“Selamat pagi Mas O, sesuai dengan janji saya kemarin, saya datang lagi. Bagaimana perasaan
Mas saat ini, adakah hal yang ingin Mas sampaikan? Kalau tidak, apakah ada suatu hal yang
membuat Mas masih merasa marah? Baik Mas, sekarang kita akan mengendalikan perasaan
marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang kedua. Mau berapa lama Mas? Bagaimana kalau
25-30 menit? Kita bicara di taman saja Mas.”
KERJA:
“Kalau ada yang menyebabkan Mas marah dan muncul perasaan kesal dan emosi, selain Mas
bisa melakukan pelampiasan terhadap bantal atau kasur. Apa masih perlu latihan untuk memukul
kasur? Tentunya Mas sudah bisa memukul bantal dan kasur. Nah, cara ini juga bisa digunakan
untuk menyalurkan kemarahan. Tapi, sehabis itu, tentunya Mas harus merapikan tempat tidur
lagi.”
TERMINASI:
“Bagaimana Mas tanggapannya setelah kita belajar cara mengontrol marah dengan
melampiaskan pada bantal dan kasur?. Coba Mas sebutkan cara mengontrol marah yang sudah
kita pelajari, termasuk kemarin! Bagus, ada 2 cara. Kalau Mas marah, Mas bisa menarik napas
dalam dan memukul bantal atau kasur.”
“Besok jam 10 pagi kita bertemu di taman untuk belajar lagi cara menahan/ mengontrol marah
yang baik dengan cara verbal. Sampai jumpa.”
EVALUASI:
S:
- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah memukul bantal/ kasur.
O:
- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan memukul
bantal/ kasur.
- Ada kontak mata.
- Komunikasi tidak ada blocking.
- Pasien menerima kehadiran perawat.
A:
- Tujuan tercapai.
P:
- Lanjutkan ke SP III p.
SP 3 P: Tanggal/ jam : Senin, 10 Desember 2012 pukul 10.00 WIB
ORIENTASI:
“Selamat pagi Mas, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang kita ketemu lagi. Bagaimana
Mas, sudah dilakukan latihan napas dalam dan pukul bantal? Bagaimana? Apakah berkurang
perasaan marah Mas sudah berkurang? Bagus Mas, dilanjutkan ya latihan itu. Coba Mas, saya
lihat jadwal hariannya! Bagus, kalau Mas lakukan sendiri ditulis M/ mandiri. Kalau diingatkan
sama perawatnya, tulis B/ Bantuan. Kalau tidak dilakukan, tulis T/ belum bisa melakukan.”
“Bagaimana jika kita belajar bersama cara berbicara yang baik dan penuh sopan santun? Dimana
kita bisa belajar? Bagaimana jika di taman? Paling lama 30 menit ya kita bicara?
KERJA:
“Sekarang kita belajar cara berbicara yang baik dan sopan. Karena apa, ada pepatah lidah itu
lebih tajam daripada pedang. Kalau marah sudah dilampiaskan melalui memukul bantal dan
napas dalam. Selanjutnya kita harus bicara dengan orang yang membuat kita marah. Ada 3 cara
Mas:
1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar. Kemarin katanya Mas marah karena teman-teman Mas
suka ngomongin Mas dan iri terhadap Mas. Daripada Mas marah sama Bapak dan Ibu,
lebih baik Mas bilang seperti ini sama teman Mas. “Maaf teman, apakah ada yang salah
dengan saya? Kita ini teman, satu tim, satu perusahaan dan kita ini keluarga. Jika ada
masalah, ayo kita bicarakan dengan baik. Jika saya ada salah sama kalian, tolong kalian
jelaskan sama saya.” Coba Mas praktikan dengan cara Mas sendiri. Bagus Mas.”
2. Menolak dengan baik jika Mas ada yang menyuruh, tetapi Mas tidak ingin
melakukannya, katakan “Maaf saya tidak bisa melakukannya, saya sedang ada kerjaan.”
Coba Mas praktikan. Bagus.”
3. Mengungkapkan perasaan kesal jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal, Mas
dapat mengatakan “saya jadi ingin marah karena perkataanmu. Jadi maaf, tolong lebih
sopan lagi kalau berkata.” Coba Mas praktikan. Bagus.”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Mas setelah bercakap-cakap tentang cara mengendalikan marah yang
baik? Coba Mas sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari. Bagus sekali.
Sekarang mari kita masukkan ke dalam jadwal latihan. Berapa kali Mas mau latihan berbicara
yang baik dan sopan? Coba dimasukkan ke dalam jadwal dan dipraktikkan bagaimana bicara
yang baik misalnya saat meminta obat, meminta makanan, bermain, berolahraga dll. Besok kita
akan bertemu lagi. Tapi di sore hari, bagaimana? Tempatnya disini lagi ya? Kita akan
mempelajari cara mengendalikan marah dengan cara ibadah. Sampa jumpa.”
EVALUASI:
S:
- Pasien mengatakan lebih lega dan nyaman setelah mengungkapkan perasaan marah.
O:
- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan
mengungkapkan perasaan marah.
- Komunikasi tidak ada blocking.
- Ada kontak mata.
- Pasien menerima kehadiran perawat.
A:
- Tujuan tercapai.
P:
- Lanjutkan ke SP IV p.
SP 4 P : Tanggal/ Jam : Selasa, 11 Desember 2012 pukul 15.30 WIB
ORIENTASI:
“ Selamat sore Mas, sesuai dengan janji saya kemarin, sekarang saya datang lagi. Bagaimana,
sudah latihan apa saja? Bagus sekali kalau sudah dilakukan semuanya. Bagaimana apakah masih
marah? Oh sangat luar biasa kalau tidak marah lagi. Bagaimana kalau sekarangkita belajar cara
mengendalikan emosi dengan cara ibadah sesuai agama Mas? Bagaimana kalau kita bicara di
taman? Sesuai kemarin. Plaing lama 30 menit kok.”
KERJA:
“Coba sebutkan ibadah apa saja yang biasa Mas lakukan? Bagus. Baik, apa kegiatan ibadah yang
biasa Mas lakukan? Kegiatan ibadah mana yang mau/ bisa Mas lakukan di rumah sakit? Pilih
satu saja Mas, tetapi Mas bisa melakukannya rutin. Baik Mas, Mas bisa lakukan itu secara teratur
untuk mencegah/ merdakan kemarahan.”
TERMINASI:
“Bagaimana perasaan Mas setelah kita bercakap-cakap tentang cara ini? Berapa cara Mas yang
sudah kita pelajari untuk mengendalikan marah? Bagus, mari kita masukkan kegiatan ibadah ke
dalam jadwal harian Mas. Coba Mas sebutkan jadwal ibadah Mas!.”
EVALUASI:
S:
- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah melakukan kegiatan ibadah.
O:
- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan cara
beribadah.
- Komunikasi tidak ada blocking.
- Ada kontak mata.
- Pasien menerima kehadiran perawat.
A:
- Tujuan tercapai.
P:
- Lanjutkan ke SP V p.
SP 5 P: Tanggal/ Jam : Rabu, 12 Desember 2012 pukul 10.00 WIB
ORIENTASI :
“Selamat pagi mas. Bagaimana keadaannya hari ini. Apakah mas masih ingat cara apa saja kah
yang bisa mas lakukan saat mas mau marah. Bagus mas,tetap dilakukan ya cara-cara itu dan
dicatat dalam jadwal harian mas. Seperti janji saya kemarin, saya datang kesini untuk mengajak
mas belajar bersama tentang cara mencegah amarah atau emosi dengan cara minum obat dengan
baik dan teratur. Bagaimana kalau kita bicara ditaman saja.”
KERJA :
“Begini mas, kita kan sudah belajar empat cara mencegah marah. Sekarang kita belajar cara
mencegah marah dengan cara yang kelima yaitu dengan minum obat. Sekarang coba sebutkan
warna obatnya mas. Benar mas, kalau yang warna biru itu namanya haloperidol untuk
menenangkan, kalau yang warna merah muda itu namanya clorpromazine atau CPZ itu untuk
mencegah marah. Nah,sekarang sudah tau kan obatnya dan apa gunanya. Obat itu penting sekali
untuk mas. Memang harus diminum terus menerus dan jangan bosan ya. Anggap saja obat itu
sebagai teman setia mas setiap hari jadi harus teratur diminum ya.”
TERMINASI:
“Sekarang tolong sebutkan apa saja cara untuk mencegah marah atau emosi yang telah kita
pelajari. Bagus, jadi ada lima cara untuk mencegah marah atau emosi. Yang pertama tarik napas
dalam, yang kedua memukul bantal atau kasur, yang ketiga mengungkapkan perasaan ingin
marah dengan baik dan sopan, yang ke empat dengan cara beribadah dan yang kelima adalah
cara yang baru saja kita pelajari sekarang yaitu teratur minum obat. Supaya mas tidak mudah
terpancing emosinya, mas lakukan semua cara itu tadi.”
EVALUASI:
S:
- Pasien mengatakan tidak marah/ emosi setelah memukul bantal/ kasur.
O:
- Pasien dapat mendemonstrasikan cara mengendalikan marah/ emosi dengan minum obat
dengan baik, benar dan teratur.
- Pasien mampu menyebutkan warna- warna obat.
- Pasien mampu menyebutkan fungsi- fungsi obat.
- Komunikasi tidak ada blocking.
- Ada kontak mata.
- Pasien menerima kehadiran perawat.
A:
- Tujuan tercapai.
- Pasien KRS.
P:
- Pertahankan SP V p.