Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

38
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KARSINOMA LARING OLEH: AHMAD MUFTI A. Pengertian Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada plika ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda vokalis , Subglotis : tumor dibawah korda vokalis). B. Patofisiologi Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis

Transcript of Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Page 1: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN KARSINOMA LARING

OLEH: AHMAD MUFTI

A. Pengertian

Secara anatomi tumor laring dibagi atas tiga bagian yaitu supra glotik, tumor pada plika

ventrikularis, aritenoid, epiglotis dan sinus piriformis (Glotis : tumor pada korda vokalis ,

Subglotis : tumor dibawah korda vokalis).

B. Patofisiologi

Karsinoma laring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada

orang laki-laki.Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan

debu serbuk kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum

diketahui secara pasti oleh para ahli.Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari

semua penyakit keganasan.Terutama neoplasma laringeal 95% adalah karsinoma sel

skuamosa.Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat.Pita

suara miskin akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase kearah kelenjar

limfe.Bila kanker melibatkan epiglotis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi.Tumor

supraglotis dan subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga

mengakibatkan suara serak.Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada

waktu pita suara masih dapat digerakan.

C. Gambaran klinik

Paling dini adalah berupa suara parau atau serak kronik, tidak sembuh-sembuh walaupun

penderita sudah menjalani pengobatan pada daerah glotis dan subglotis. Tidak seperti

suara serak laringitis, tidak disertai oleh gejala sistemik seperti demam.Rasa tidak enak

Page 2: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

ditenggorok, seperti ada sesuatu yang tersangkut. Pada fase lanjut dapat disertai rasa

sakit untuk menelan atau berbicara.Sesak napas terjadi bila rima glotis tertutup atau

hampir tertutup tumor 80%. Sesak napas tidak timbul mendadak tetapi perlahan-lahan.

Karena itu penderita dapat beradaptasi, sehingga baru merasakan sesak bila tumor sudah

besar (terlambat berobat). Stridor terjadi akibat sumbatan jalan napas.Bila sudah

dijumpai pembesaran kelenjar berarti tumor sudah masuk dalam stadium lanjut.Bahkan

kadang-kadang tumornya dapat teraba, menyebabkan pembengkakan laring.

Bila tumor laring mengadakan perluasan ke arah faring akan timbul gejala disfagia, rasa

sakit bila menelan dan penjalaran rasa sakit kearah telinga.Apabila dijumpai kasus

dengan jelas diatas, khususnya dengan keluhan suara parau lebih dari dua minggu yang

dengan pengobatan tidak sembuh, diderita orang dewasa atau tua, sebaiknya penderita

segera dirujuk.

D. Stadium

Tergantung keadaan tumor (T), pembesaran kelenjar regional ( N ), dan metastasis jauh

( M ).

Stadium : I : T1 No Mo

II : T2 No Mo

III : T3 No Mo, T2 N1 Mo, T3 N1 Mo

IV : T4 No Mo, semua T N2 M1, semua T semua N dan M.

E. Diagnostic studies

Page 3: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Pemeriksaan laring dengan kaca laring atau laringoskopi langsung dapat menunjukkan

tumor dengan jelas.Tempat yang sering timbul tumor dapat dilihat pada gambar.Sinar X

dada,scan tulang, untuk mengidentifikasi kemungkinan metastase. Darah lengkap, dapat

menyatakan anemi yang merupakan masalah umum. Laringografi dapat dilakukan

dengan kontras untuk pemeriksaan pembuluh darah dan pembuluh limfe., Kemudian

laring diperiksa dengan anestesi umum dan dilakukan biopsi pada tumor.Gigi yang

berlubang, sebaiknya dicabut pada saat yang sama.

F. Medical Managament

Pada kasus karsinoma laring dapat dilakukan pengobatan dengan radiasi dan

pengangkatan laring (Laringektomi).Pengobatan dipilih berdasar stadiumnya.Radiasi

diberikan pada stadium 1 dan 4.Alasannya mempunyai keuntungan dapat

mempertahankan suara yang normal, tetapi jarang dapat menyembuhkan tumor yang

sudah lanjut,lebih-lebih jika sudah terdapat pembesaran kelenjar leher.Oleh karena itu

radioterapi sebaiknya dipergunakan untuk penderita dengan lesi yang kecil saja tanpa

pembesaran kelenjar leher.Kasus yang ideal adalah pada tumor yang terbatas pada satu

pita suara, dan masih mudah digerakkan. Sembilan dari sepuluh penderita dengan

keadaan yang demikian dapat sembuh sempurna dengan radioterapi serta dapat

dipertahankannya suara yang normal.Fiksasi pita suara menunjukkan penyebaran sudah

mencapai lapisan otot. Jika tumor belum menyebar kedaerah supraglotik atau subglotik,

lesi ini masih dapat diobati dengan radioterapi, tetapi dengan prognosis yang lebih buruk.

Penderita dengan tumor laring yang besar disertai dengan pembesaran kelenjar limfe

leher, pengobatan terbaik adalah laringektomi total dan diseksi radikal kelenjar

leher.Dalam hal ini masuk stadium 2 dan 3. Ini dilakukan pada jenis tumor supra dan

Page 4: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

subglotik.Pada penderita ini kemungkinan sembuh tidak begitu besar, hanya satu diantara

tiga penderita akan sembuh sempurna.Laringektomi diklasifikasikan kedalam :

1. Laringektomi parsial. Tumor yang terbatas pada pengangkatan hanya satu pita suara

dan trakeotomi sementara yang di lakukan untuk mempertahankan jalan napas.

Setelah sembuh dari pembedahan suara pasien akan parau.

2. Hemilaringektomi atau vertikal. Bila ada kemungkinan kanker termasuk pita suara

satu benar dan satu salah.Bagian ini diangkat sepanjang kartilago aritenoid dan

setengah kartilago tiroid.Trakeostomi sementara dilakukan dan suara pasien akan

parau setelah pembedahan.

3. Laringektomi supraglotis atau horisontal. Bila tumor berada pada epiglotis atau pita

suara yang salah, dilakukan diseksi leher radikal dan trakeotomi. Suara pasien masih

utuh atau tetap normal.Karena epiglotis diangkat maka resiko aspirasi akibat

makanan peroral meningkat.

4. Laringektomi total. Kanker tahap lanjut yang melibatkan sebagian besar laring,

memerlukan pengangkatan laring, tulang hihoid, kartilago krikoid,2-3 cincin trakea,

dan otot penghubung ke laring.Mengakibatkan kehilangan suara dan sebuah lubang (

stoma ) trakeostomi yang permanen. Dalam hal ini tidak ada bahaya aspirasi

makanan peroral, dikarenakan trakea tidak lagi berhubungan dengan saluran udara –

pencernaan.Suatu sayatan radikal telah dilakukan dileher pada jenis laringektomi

ini.Hal ini meliputi pengangkatan pembuluh limfatik, kelenjar limfe di leher, otot

sternokleidomastoideus, vena jugularis interna, saraf spinal asesorius, kelenjar salifa

submandibular dan sebagian kecil kelenjar parotis (Sawyer, 1990).Operasi ini akan

membuat penderita tidak dapat bersuara atau berbicara. Tetapi kasus yang dermikian

Page 5: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

dapat diatasi dengan mengajarkan pada mereka berbicara menggunakan esofagus

(Esofageal speech), meskipun kualitasnya tidak sebaik bila penderita berbicara

dengan menggunakan organ laring.Untuk latihan berbicara dengan esofagus perlu

bantuan seorang binawicara.

G. Dasar data pengkajian keperawatan

Data pre dan posoperasi tergantung pada tipe kusus atau lokasi proses kanker dan

koplikasi yang ada.

INTEGRITAS EGO

Gejala : Perasaan takut akan kehilangan suara,mati, terjadi atau berulangnya kanker.

Kuatir bila pembedahan mempengaruhi hubungan keluarga, kemampuan kerja dan

keuangan.

Tanda : Ansietas, depresi, marah dan menolak operasi.

MAKANAN ATAU CAIRAN

Gejala :Kesulitan menelan.

Tanda : Kesulitan menelan, mudah tersedak, sakit menelan, sakit tenggorok yang

menetap.Bengkak, luka. Inflamasi atau drainase oral, kebersihan gigi buruk.

Pembengkakan lidah dan gangguan gag reflek.

HIGIENE

Tanda : kemunduran kebersihan gigi. Kebutuhan bantuan perawatan dasar.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

NEUROSENSORI

Gejala : Diplopia (penglihatan ganda), ketulian.

Tanda : Hemiparesis wajah (keterlibatan parotid dan submandibular). Parau menetap atau

kehilangan suara (gejala dominan dan dini kanker laring intrinsik). Kesulitan menelan.

Kerusakan membran mukosa.

NYERI ATAU KENYAMANAN

Gejala : Sakit tenggorok kronis, benjolan pada tenggorok. Penyebaran nyeri ke telinga, nyeri

wajah (tahap akhir, kemungkinan metastase). Nyeri atau rasa terbakar dengan pembengkakan

(kususnya dengan cairan panas), nyeri lokal pada orofaring. Pascaoperasi : Sakit tenggorok

atau mulut (nyeri biasanya tidak dilaporkan kecuali nyeri yang berat menyertai pembedahan

kepala dan leher, dibandingkan dengan nyeri sebelum pembedahan).

Tanda : Perilaku berhati-hati, gelisah, nyeri wajah dan gangguan tonus otot.

PERNAPASAN

Gejala : Riwayat merokok atau mengunyah tembakau. Bekerja dengan debu serbuk kayu,

kimia toksik atau serbuk, dan logam berat. Riwayat penyakit paru kronik. Batuk dengan

atau tanpa sputum. Drainase darah pada nasal.

Tanda : Sputum dengan darah, hemoptisis, dispnoe ( lanjut ), dan stridor.

KEAMANAN

Gejala : Terpajan sinar matahari berlebihan selama periode bertahun-tahun atau

radiasi.Perubahan penglihatan atau pendengaran.

Page 7: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Tanda : Massa atau pembesaran nodul.

INTERAKSI SOSIAL

Gejala : masalah tentang kemampuan berkomunikasi, dan bergabung dalam interaksi sosial.

Tanda : Parau menetap,perubahan tinggi suara, bicara kacau, enggan untuk bicara,dan

menolak orang lain untuk memberikan perawatan atau terlibat dalam rehabilitasi.

H. Prioritas keperawatan pre dan post operasi

PREOPERASI

1. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang pra dan pascaoperasi

dan takut akan kecacatan.

Batasan Karakteristik : Mengungkapkan keluhan khusus, merasa tidak mampu,

meminta informasi, mengungkapkan kurang mengerti dan gelisah, menolak operasi.

Goal : Cemas berkurang atau hilang.

Kriteria Hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, melaporkan

berkurangnya cemas dan takut, mengungkapkan mengerti tentang pre dan posoprasi,

secara verbal mengemukakan menyadari terhadap apa yang diinginkannya yaitu

menyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya.

Rencana Tindakan :

1. Jelaskan apa yang terjadi selama periode praoperasi dan pascaoperasi, termasuk

tes laboratorium praoperasi, persiapan kulit, alasan status puasa,obat-obatan

Page 8: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

praoperasi,obat-obatan posoperasi, tinggal di ruang pemulihan, dan program

paskaoprasi. Informasikan pada klien obat nyeri tersedia bila diperlukan untuk

mengontrol nyeri.Rasional pengetahuan tentang apa yang diperkirakan

membantu mengurangi kecemasan dan meningkatkan kerjasama pasien.

2. Jika laringektomi total akan dilakukan, konsultasikan dulu dengan pasien dan

dokter untuk mendapatkan kunjungan dari anggota klub laringektomi.Atur

waktu untuk berdiskusi dengan terapi tentang alternatif metoda-metoda untuk

rehabilitasi suara.Rasional mengetahui apa yang diharapkan dan melihat hasil

yang sukses membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan pasien

berpikir realistik.

3. Izinkan pasien untuk mengetahui keadaan pascaoperasi : satu atau dua hari akan

dirawat di UPI sebelum kembali ke ruangan semula, mungkin ruangan penyakit

dalam atau ruangan bedah.Mungkin saja akan dipasang NGT. Pemberian makan

per sonde diperlukan sampai beberapa minggu setelah pulang hingga insisi luka

sembuh dan mampu untuk menelan (jika operasi secara radikal di leher

dilaksanakan).Alat bantu jalan napas buatan (seperti trakeostomi atau selang

laringektomi) mungkin akan terpasang hingga pembengkakan dapat

diatasi.Manset trakeostomi atau selang T akan terpasang di jalan napas buatan,

untuk pemberian oksigen yang telah dilembabkan atau memberikan udara

dengan tekanan tertentu. Rasional pengetahuan tentang apa yang diharapkan

dari intervensi bedah membantu menurunkan kecemasan dan memungkinkan

pasien untuk memikirkan tujuan yang realistik.

4. Jika akan dilakukan laringektomi horizontal atau supraglotik laringektomi,

ajarkan pasien dan latih cara-cara menelan sebagai berikut:

Page 9: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Ketika makan duduk dan tegak lurus ke depan dengan kepala fleksi, letakan

porsi kecil makanan di bagian belakang dekat tenggorok, tarik napas panjang

dan tahan (ini akan mendorong pita suara bersamaan dengan menutupnya jalan

masuk ke trakea), menelan dengan menggunakan gerakan menelan,batukan dan

menelan kembali untuk memastikan tidak ada makanan yang tertinggal di

tenggorok. Rasional karena epiglotis sudah diangkat pada jenis laringektomi

seperti ini, aspirasi karena makanan per oral merupakan komplikasi yang paling

sering terjadi. Belajar bagaimana beradaptasi dengan perubahan fisiologik dapat

menjadikan frustrasi dan menyebabkan ansietas.Berlatih secara terus – menerus

dapat membantu mempermudah belajar dan beradaptasi terhadap perubahan

tersebut

2. Menolak operasi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur pre

dan paskaoperasi, kecemasan, ketakutan akan kecacatan dan ancaman kematian.

Karakteristik data : kurang kerjasama dan menolak untuk dioperasi,menanyakan

informasi tentang persiapan pre dan prosedur posoperasi.

Goal : Klien akan bersedia dioperasi.

Kriteria hasil : Mengungkapkan perasaan dan pikirannya secara terbuka, mengatakan

mengerti pre dan posoperasi, mengatakan berkurangnya kecemasan, klien dioperasi.

Rencana tindakan :

1. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan klien menolak untuk dioperasi.

2. Anjurkan keluarga untuk memberikan suport seperti dukungan spiritual.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

3. Direncanakan tindakan sesuai diagnosa keperawatan no.1.

POST OPERASI

1. Mempertahankan jalan napas tetap terbuka, ventilasi adekuat.

2. Membantu pasien dalam mengembangkan metode komunikasi alternatif.

3. Memperbaiki atau mempertahankan integritas kulit.

4. Membuat atau mempertahankan nutrisi adekuat.

5. Memberikan dukungan emosi untuk penerimaan gambaran diri yang terganggu.

6. Memberikan informasi tentang proses penyakit atau prognosis dan pengobatan.

Tujuan Pemulangan

1. Ventilasi atau oksigenasi adekuat untuk kebutuhan individu.

2. Komunikasi dengan efektif.

3. Komplikasi tercegah atau minimal.

4. Memulai untuk mengatasi gambaran diri.

5. Proses penyakit atau prognosis dan program terapi dapat dipahami.

Diagnosa Keperawatan

Page 11: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

I. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan pengangkatan sebagian

atau seluruh glotis, gangguan kemampuan untuk bernapas, batuk dan

menelan, serta sekresi banyak dan kental.

Batasan karakteristik : sulit bernapas, perubahan pada frekwensi atau kedalaman

pernapasan,penggunaan otot aksesori pernapasan, bunyi napas tidak normal,sianosis.

Goal : Klien akan mempertahankan jalan napas tetap terbuka.

Kriteria hasil : bunyi napas bersih dan jelas, tidak sesak, tidak sianosis,frekwensi

napas normal.

Rencana tindakan :

Mandiri

1. Awasi frekwensi atau kedalaman pernapasan.Auskultasi bunyi napas. Selidiki

kegelisahan, dispnea, dan sianosis. Rasional perubahan pada pernapasan,

adanya ronki,mengi,diduga adanya retensi sekret.

2. Tinggikan kepala 30-45 derajat. Rasional memudahkan drainase sekret, kerja

pernapasan dan ekspansi paru.

3. Dorong menelan bila pasien mampu. Rasional mencegah pengumpulan sekret oral

menurunkan resiko aspirasi. Catatan : menelan terganggu bila epiglotis diangkat

atau edema paskaoperasi bermakna dan nyeri terjadi.

4. Dorong batuk efektif dan napas dalam. Rasional memobilisasi sekret untuk

membersihkan jalan napas dan membantu mencegah komplikasi pernapasan.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

5. Hisap selang laringektomi atau trakeotomi, oral dan rongga nasal. Catat jumlah,

warna dan konsistensi sekret. Rasional mencegah sekresi menyumbat jalan

napas, khususnya bila kemampuan menelan terganggu dan pasien tidak dapat

meniup lewat hidung.

6. Observasi jaringan sekitar selang terhadap adanya perdarahan. Ubah posisi pasien

untuk memeriksa adanya pengumpulan darah dibelakang leher atau balutan

posterior.Rasional sedikit jumlah perembesan mungkin terjadi. Namun

perdarahan terus-menerus atau timbulnya perdarahan tiba-tiba yang tidak

terkontrol dan menunjukkan sulit bernapas secara tiba-tiba.

7. Ganti selang atau kanul sesuai indikasi. Rasional mencegah akumulasi sekret dan

perlengketan mukosa tebal dari obstruksi jalan napas. Catatan : ini penyebab

umum distres pernapasan atau henti napas pada paskaoperasi.

Kolaborasi

8. Berikan humidifikasi tambahan, contoh tekanan udara atau oksigen dan

peningkatan masukan cairan.Rasional fisiologi normal ( hidung) berarti

menyaring atau melembabkan udara yang lewat.Tambahan kelembaban

menurunkan mengerasnya mukosa dan memudahkan batuk atau penghisapan

sekret melalui stoma.

9. Awasi seri GDA atau nadi oksimetri, foto dada. Rasional pengumpulan sekret atau

adanya ateletaksis dapat menimbulkan pneumonia yang memerlukan tindakan

terapi lebih agresif.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

II. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan defisit anatomi

(pengangkatan batang suara) dan hambatan fisik (selang trakeostomi).

Karakteristik data :Ketidakmampuan berbicara, perubahan pada karakteristik

suara.

Goal : Komunikasi klien akan efektif .

Kriteria hasil : Mengidentifikasi atau merencanakan pilihan metode berbicara yang

tepat setelah sembuh.

Rencana tindakan :

Mandiri

1. Kaji atau diskusikan praoperasi mengapa bicara dan bernapas terganggu,gunakan

gambaran anatomik atau model untuk membantu penjelasan.Rasional untuk

mengurangi rasa takut pada klien.

2. Tentukan apakah pasien mempunyai gangguan komunikasi lain seperti

pendengaran dan penglihatan.Rasional adanya masalah lain mempengaruhi

rencana untuk pilihan komunikasi.

3. Berikan pilihan cara komunikasi yang tepat bagi kebutuhan pasien misalnya papan

dan pensil, papan alfabet atau gambar, dan bahasa isyarat.Rasional

memungkingkan pasien untuk menyatakan kebutuhan atau masalah. Catatan :

posisi IV pada tangan atau pergelangan dapat membatasi kemampuan untuk

menulis atau membuat tanda.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

4. Berikan waktu yang cukup untuk komunikasi.Rasional kehilangan bicara dan stres

menganggu komunikasi dan menyebabkan frustrasi dan hambatan ekspresi,

khususnya bila perawat terlihat terlalu sibuk atau bekerja.

5. Berikan komunikasi non verbal, contoh sentuhan dan gerak fisik. Rasional

mengkomunikasikan masalah dan memenuhi kebutuhan kontak dengan orang

lain.

6. Dorong komunikasi terus-menerus dengan dunia luar contoh koran,TV, radio dan

kalender. Rasional mempertahankan kontak dengan pola hidup normal dan

melanjutkan komunikasi dengan cara lain.

7. Beritahu kehilangan bicara sementara setelah laringektomi sebagian dan atau

tergantung pada tersedianya alat bantu suara. Rasional memberikan dorongan

dan harapan untuk masa depan dengan memikirkan pilihan arti komunikasi dan

bicara tersedia dmungkin.

8. Ingatkan pasien untuk tidak bersuara sampai dokter memberi izin.Rasional

meningkatkan penyembuhan pita suara dan membatasi potensi disfungsi pita

permanen.

9. Atur pertemuan dengan orang lain yang mempunyai pengalaman prosedur ini

dengan tepat. Rasional memberikan model peran, meningkatkan motivasi untuk

pemecahan masalah dan mempelajari cara baru untuk berkomunikasi.

Kolaborasi

10. Konsul dengan anggota tim kesehatan yang tepat atau terapis atau agen

rehabilitasi (contoh patologis wicara, pelayanan sosial, kelompok laringektomi)

Page 15: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

selama rehabilitasi dasar dirumah sakit sesuai sumber komunikasi (bila ada).

Rasional Kemampuan untuk menggunakan pilihan suara dan metode bicara

(contoh bicara esofageal) sangat bervariasi, tergantung pada luasnya prosedur

pembedahan, usia pasien, dan motivasi untuk kembali ke hidup aktif. Waktu

rehabilitasi memerlukan waktu panjang dan memerlukan sumber dukungan

untuk proses belajar.

III. Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan bedah

pengangkatan, radiasi atau agen kemoterapi, gangguan sirkulasi atau suplai

darah,pembentukan udema dan pengumpulan atau drainase sekret terus-

menerus.

Karakteristik data : kerusakan permukaan kulit atau jaringan, kerusakan lapisan

kulit atau jaringan.

Goal : Menunjukkan waktu penyembuhan yang tepat tanpa komplikasi.

Kriteria hasil : integritas jaringan dan kulit sembuh tanpa komplikasi

Rencana tindakan :

1. Kaji warna kulit, suhu dan pengisian kapiler pada area operasi dan tandur

kulit.Rasional kulit harus berwarna merah muda atau mirip dengan warna kulit

sekitarnya. Sianosis dan pengisian lambat dapat menunjukkan kongesti vena,

yang dapat menimbulkan iskemia atau nekrosis jaringan.

2. Pertahankan kepala tempat tidur 30-45 derajat. Awasi edema wajah (biasanya

meningkat pada hari ketiga-kelima pascaoperasi).Rasional meminimalkan

Page 16: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

kongesti jaringan paskaoperasi dan edema sehubungan dengan eksisi saluran

limfe.

3. Lindungi lembaran kulit dan jahitan dari tegangan atau tekanan. Berkan bantal

atau gulungan dan anjurkan pasien untuk menyokong kepala atau leher selama

aktivitas. Rasional tekanan dari selang dan plester trakeostomi atau tegangan

pada jahitan dapat menggangu sirkulasi atau menyebabkan cedera jaringan.

4. Awasi drainase berdarah dari sisi operasi, jahitan dan drein.Rasional drainase

berdarah biasanya tetap sedikit setelah 24 jam pertama. Perdarahan terus-

menerus menunjukkan masalah yang memerlukan perhatian medik.

5. Catat atau laporkan adanya drainase seperti susu. Rasional drainase seperti susu

menunjukkan kebocoran duktus limfe torakal (dapat menyebabkan kekurangan

cairan tubuh dan elektrolit).Kebocoran ini dapat sembuh spontan atau

memerlukan penutupan bedah.

6. Ganti balutan sesuai indikasi bila digunakan. Rasional balutan basah

meningkatkan resiko kerusakan jaringan atau infeksi. Catatan : balutan tekan

tidak digunakan diatas lembaran kulit karena suplai darah mudah dipengaruhi.

7. Bersihkan insisi dengan cairan garam faal steril dan peroksida (campuran 1 : 1)

setelah balutan diangkat. Rasional mencegah pembetukan kerak , yang dapat

menjebak drainase purulen, merusak tepi kulit, dan meningkatkan ukuran luka.

Peroksida tidak banyak digunakan karena dapat membakar tepi dan menggangu

penyembuhan.

Page 17: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

8. Bersihka sekitar stoma dan selang bila dipasang serta hindari sabun dan

alkohol.Tunjukkan pada pasien bagaimana melakukan perawatan stoma atau

selang sendiri dalam membersihkan dengan air bersih dan peroksida,

menggunakan kain bukan tisu atau katun. Rasional mempertahankan area bersih

meningkatkan penyembuhan dan kenyamanan. Sabun dan agen kering lainnya

dapat menimbulkan iritasi stoma dan kemungkinan inflamasi.Bahan lain selain

kain dapat meninggalkan serat pada stoma yang dapat mengiritasi atau terhisap

ke paru.

Kolaborasi

9. Berikan antibiotik oral, topikal dan IV sesuai indikasi. Rasional mencegah atau

mengontrol infeksi.

IV. Perubahan membran mukosa oral berhubungan dengan dehidrasi, kebersihan

oral tidak adekuat, kanker oral, penurunan produksi saliva sekunder terhadap

radiasi atau prosedur pembedahan dan defisit nutrisi.

Karakteristik data : Xerostomia ( mulut kering ), ketidaknyamanan mulut, saliva

kental atau banyak, penurunan produksi saliva, lidah kering,pecah dan kotor,bibir

inflamasi, tidak ada gigi.

Goal : menunjukkan membran mukosa oral baik atau integritas membran mukosa

baik.

Kriteria Hasil : mulut lembab atau tidak kering, mulut terasa segar, lidah normal,

bersih dan tidak pecah, tidak ada tanda inflamasi pada bibir.

Rencana tindakan :

Page 18: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Mandiri

1. Inspeksi rongga oral dan perhatikan perubahan pada saliva.Rasional kerusakan

pada kelenjar saliva dapat menurunkan produksi saliva, mengakibatkan mulut

kering. Penumpukan dan pengaliran saliva dapat terjadi karena penurunan

kemampuan menelan atau nyeri tenggorok dan mulut.

2. Perhatikan perubahan pada lidah, bibir, geligi dan gusi serta membran mukosa.

Rasional pembedahan meliputi reseksi parsial dari lidah, platum lunak, dan

faring. Pasien akan mengalami penurunan sensasi dan gerakan lidah, dengan

kesulitan menelan dan peningkatan resiko aspirasi sekresi, serta potensial

hemoragi. Pembedahan dapat mengankat bagian bibir mengakibatkan pengaliran

saliva tidak terkontrol. Geligi mungkin tidak utuh ( pembedahan ) atau mungkin

kondisinya buruk karena malnutrisi dan terapi kimia. Gusi juga dapat

terinflamasi karena higiene yang buruk, riwayat lama dari merokok atau

mengunyah tembakau atau terapi kimia. Membran mukosa mungkin sangat

kering, ulserasi,eritema,dan edema.

3. Hisapan rongga oral secara perlahan atau sering. Biarkan pasien melakukan

pengisapan sendiri bila mungkin atau menggunakan kasa untuk mengalirkan

sekresi. Rasional saliva mengandung enzim pencernaan yang mungkin bersifat

erosif pada jaringan yang terpajan. Karena pengalirannya konstan, pasien dapat

meningkatkan kenyamanan sendiri dan meningkatkan higiene oral.

4. Tunjukkan pasien bagaimana menyikat bagian dalam mulut, platum, lidah dan

geligi dengan sering. Rasional menurunkan bakteri dan resiko infeksi,

meningkatkan penyembuhan jaringan dan kenyamanan.

Page 19: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

5. Berikan pelumas pada bibir; berikan irigasi oral sesuai indikasi. Rasional

mengatasi efek kekeringan dari tindakan terapeutik; menghilangkan sifat erosif

dari sekresi.

V. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, pembengkakan jaringan,adanya

selang nasogastrik atau orogastrik.

Karakteristik data : Ketidaknyamanan pada area bedah atau nyeri karena menelan,

nyeri wajah, perilaku distraksi, gelisah, perilaku berhati-hati.

Goal : Nyeri klien akan berkurang atau hilang.

Kriteria hasil : klien mengatakan nyeri hilang, tidak gelisah, rileks dan ekpresi

wajah ceria.

Rencana tindakan :

1. Sokong kepala dan leher dengan bantal.Tunjukkan pada pasienbagaimana

menyokong leher selama aktivitas.Rasional kelemahan otot diakibatkan oleh

reseksi otot dan saraf pada struktur leher dan atau bahu. Kurang sokongan

meningkatkan ketidaknyamanan dan mengakibatkan cedera pada area jahitan.

2. Dorong pasien untuk mengeluarkan saliva atau penghisap mulut dengan hati-hati

bila tidak mampu menelan. Rasional menelan menyebabkan aktivitas otot yang

dapat menimbulkan nyeri karena edema atau regangan jahitan.

3. Selidiki perubahan karakteristik nyeri, periksa mulut, jahitan tenggorok untuk

trauma baru.Rasional dapat menunjukkan terjadinya komplikasi yang

memerlukan evaluasi lanjut atau intervensi.Jaringan terinflamasi dan kongesti

Page 20: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

dapat dengan mudah mengalami trauma dengan penghisapan kateter dan selang

makanan.

4. Catat indikator non verbal dan respon automatik terhadap nyeri. Evaluasi efek

analgesik. Rasional alat menentukan adanya nyeri dan keefektifan obat.

5. Anjurkan penggunaan perilaku manajemen stres, contoh teknik relaksasi,

bimbingan imajinasi. Rasional meningkatkan rasa sehat, dapat menurunkan

kebutuhan analgesik dan meningkatkan penyembuhan.

6. Kolaborasi dengan pemberian analgesik, contoh codein, ASA, dan Darvon sesuai

indikasi. Rasional derajat nyeri sehubungan dengan luas dan dampak psikologi

pembedahan sesuai dengan kondisi tubuh.Diharapkan dapat menurunkan atau

menghilangkan nyeri.

VI. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

gangguan jenis masukan makanan sementara atau permanen, gangguan

mekanisme umpan balik keinginan makan, rasa, dan bau karena perubahan

pembedahan atau struktur, radiasi atau kemoterapi.

Karakteristik data : tidak adekuatnya masukan makanan,ketidakmampuan

mencerna makanan, menolak makan, kurang tertarik pada makanan,laporan

gangguan sensasi pengecap, penurunan berat badan, kelemahan otot yang diperlukan

untuk menelan atau mengunyah.

Goal : Klien akan mempertahankan kebutuhan nutrisi yang adekuat.

Page 21: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Kriteria hasil : Membuat pilihan diit untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam

situasi individu, menunjukkan peningkatan BB dan penyembuhan jaringan atau

insisi sesuai waktunya.

Rencana tindakan :

1. Auskultasi bunyi usus. Rasional makan dimulai hanya setelah bunyi usus

membik setelah operasi.

2. Pertahankan selang makan, contoh periksa letak selang : dengan mendorongkan

air hangat sesuai indikasi. Rasional selang dimasukan pada pembedahan dan

biasanya dijahit.Awalnya selang digabungkan dengan penghisap untuk

menurunkan mual dan muntah. Dorongan air untuk mempertahankan kepatenan

selang.

3. Ajarkan pasien atau orang terdekat teknik makan sendiri, contoh ujung spuit,

kantong dan metode corong, menghancurkan makanan bila pasien akan pulang

dengan selang makanan. Yakinkan pasien dan orang terdekat mampu

melakukan prosedur ini sebelum pulang dan bahwa makanan tepat dan alat

tersedia di rumah. Rasional membantu meningkatkan keberhasilan nutrisi dan

mempertahankan martabat orang dewasa yang saat ini terpaksa tergantung pada

orang lain untuk kebutuhan sangat mendasar pada penyediaan makanan.

4. Mulai dengan makanan kecil dan tingkatkan sesuai dengan toleransi. Catat tanda

kepenuhan gaster, regurgitasi dan diare.Rasional kandungan makanan dapat

mengakibatkab ketidaktoleransian GI, memerlukan perubahan pada kecepatan

atau tipe formula.

Page 22: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

5. Berikan diet nutrisi seimbang (misalnya semikental atau makanan halus) atau

makanan selang (contoh makanan dihancurkan atau sediaan yang dijual) sesuai

indikasi. Rasional macam-macam jenis makanan dapat dibuat untuk tambahan

atau batasan faktor tertentu, seperti lemak dan gula atau memberikan makanan

yang disediakan pasien.

VII. Gangguan citra diri berhubungan dengan kehilangan suara,perubahan

anatomi wajah dan leher.

Karakteristik data :perasaan negatif tentang citra diri, perubahan dalam

keterlibatan sosial, ansietas, depresi, kurang kontak mata.

Goal : Mengidentifikasi perasaan dan metode koping untuk persepsi negatif pada

diri sendiri.

Kriteria hasil : menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh sebagai bukti

dengan partisipasi aktivitas perawatan diri dan interaksi positip dengan orang

lain.Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah

terjadi.Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup. Berpartisipasi

dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.

Rencana tindakan :

1. Diskusikan arti kehilangan atau perubahan dengan pasien, identifikasi persepsi

situasi atau harapan yang akan datang.Rasional alat dalam mengidentifikasi atau

mengartikan masalah untuk memfokuskan perhatian dan intervensi secara

konstruktif.

Page 23: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

2. Catat bahasa tubuh non verbal, perilaku negatif atau bicara sendiri. Kaji

pengrusakan diri atau perilaku bunuh diri. Rasional dapat menunjukkan depresi

atau keputusasaan, kebutuhan untuk pengkajian lanjut atau intervensi lebih

intensif.

3. Catat reaksi emosi, contoh kehilangan, depresi, marah. Rasional pasien dapat

mengalami depresi cepat setelah pembedahan atau reaksi syok dan menyangkal.

Penerimaan perubahan tidak dapat dipaksakan dan proses kehilangan

membutuhkan waktu untuk membaik.

4. Susun batasan pada perilaku maladaptif, bantu pasien untuk mengidentifikasi

perilaku positip yang akan membaik. Rasional penolakan dapat mengakibatkan

penurunan harga diri dan mempengaruhi penerimaan gambaran diri yang baru.

5. Kolaboratif dengan merujuk pasien atau orang terdekat ke sumber pendukung,

contoh ahli terapi psikologis, pekerja sosial, konseling keluarga. Rasional

pendekatan menyeluruh diperlukan untuk membantu pasien menghadapi

rehabilitasi dan kesehatan. Keluarga memerlukan bantuan dalam pemahaman

proses yang pasien lalui dan membantu mereka dalam emosi mereka. Tujuannya

adalah memampukan mereka untuk melawan kecendrungan untuk menolak dari

atau isolasi pasien dari kontak sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, M. G. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3 EGC, Jakarta.

Page 24: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Dunna, D.I. Et al. (1995). Medical Surgical Nursing ; A Nursing Process Approach 2 nd

Edition : WB Sauders.

Lab. UPF Ilmu Penyakit Telinga, Hidung dan tenggorokan FK Unair, Pedoman Diagnosis

Dan Terapi Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetom FK Unair, Surabaya.

Makalah Kuliah THT. Tidak dipublikasikan

Prasetyo B, Ilmu Penyakit THT, EGC Jakarta

Rothrock, C. J. (2000). Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat & Wim De Jong. (1997). Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.

Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. (1998). Buku Ajar Ilmu penyakit THT.

FKUI : Jakarta.

One Response

1.

martina, on May 30, 2009 at 6:40 am Said:

terima kasih

Reply

Leave a Reply

Name (required)

E-mail (required)

Website

Page 25: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring

Notify me of follow-up comments via email.

Notify me of site updates

my profile

masuko Register o Log in o Entries RSS o Comments RSS o WordPress.com

rating

Pages | Comments

All | Today | This Week | This Month

o There are no rated items for this period.

Blog at WordPress.com. Theme: Digg 3 Column by WP Designer.

Submit Comment 29 0

1285741677

comment-form-te

Page 26: Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Karsinoma Laring