ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT...

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : DHIMAS ENGGAR YUDHANTO J200.100.006 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT

PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA RUMAH SAKIT

JIWA DAERAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

Diajukan Guna Melengkapi Tugas – Tugas dan Memenuhi

Syarat – Syarat Untuk Menyelesaikan Program

Pendidikan Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh :

DHIMAS ENGGAR YUDHANTO

J200.100.006

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami
Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI DI BANGSAL AMARTA

RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

(Dhimas Enggar Yudhanto, 2013, 45 Halaman)

Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya

terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh

semua orang. Tekanan hidup yang semakin berat membuat banyaknya orang yang

mengalami sakit jiwa. Selain itu keadaan ekonomi juga turut andil dalam

mempengaruhi banyaknya jumlah penderita sakit jiwa.

Berdasarkan laporan dari RSJD Surakarta, defisit perawatan diri cukup tinggi,

maka dari itu perlu dilakukan asuhan keperawatan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan defisit perawatan diri meliputi pengkajian, intervensi, implementasi,

evaluasi keperawatan dan membandingkan teori dan praktek serta memberikan

pengetahuan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien dengan

gangguan defisit perawatan diri.

Dan setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam didapatkan hasil

klien dapat membina hubungan saling percaya, klien dapat menyebutkan dan

mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

pentingnya kebersihan diri, klien dapat melakukan kebersihan diri di dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk itu klien mengambil kesimpulan bahwa kerja sama

antar tim kesehatan dan pasien atau keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan

asuhan keperawatan pada klien, komunikasi terapeutik dapat mendorong pasien

lebih kooperatif.

Kata kunci : gangguan jiwa, defisit perawatan diri.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

ABSTRACT

NURSING CARE AT MR. M WITH

SELF-CARE DEFICIT IN AMARTA WARD

REGIONAL MENTAL HOSPITAL OF SURAKARTA

(Dhimas Enggar Yudhanto, 2013, 45 Pages)

Mental health is an integral part of health, mental healthy is not just limited from a

mental disorder, but it is something that is needed by everyone. Life increasingly

heavy pressure makes many people who experience mental illness. Besides

economic circumstances also contribute to influencing the large number of

mentally ill patients. Based on reports from RSJD Surakarta, self-care deficit is

quite high, therefore it is necessary for nursing care. This study aims to determine

nursing care to clients with self-care deficit disorder include assessment,

intervention, implementation, evaluation and comparing nursing theory and

practice as well as provide knowledge to the readers of nursing care to clients with

self-care deficit disorder. And after 3x24 hour nursing care for clients results

obtained can build a trusting relationship, the client can mention and learn about

personal hygiene and the signs, the client can understand the importance of

personal hygiene, the client can perform personal hygiene in daily life. For the

client to the conclusion that the cooperation between the healthcare team and the

patient or family is indispensable for the success of the client's nursing care,

therapeutic communication can encourage more cooperative patient.

Keywords : psychiatric disorder, self-care deficit.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami
Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut data dari WHO (World Health Organization) tahun 2011,

yang di kutip dari Ikrar (2012), penderita gangguan jiwa berat telah

menempati tingkat yang luar biasa. Lebih 24 juta mengalami gangguan jiwa

berat. Jumlah penderita gangguan jiwa di dunia, seperti fenomena gunung es

di lautan, yang kelihatannya hanya puncaknya, tetapi dasarnya lebih banyak

lagi yang belum terlacak.

Menurut data dari Departemen Kesehatan tahun 2007, kasus gangguan

jiwa di Indonesia yaitu 11,6% dari seluruh penduduk Indonesia (19,6 jt orang

dari 241 jt). Pada laporan riset kesehatan dasar tahun 2007, ditemukan bahwa

sebanyak 11,6% individu yang berumur 15 tahun keatas melaporkan bahwa

mereka memiliki gangguan emosional (Dimyati, 2010).

Widowati (2013) mengungkapkan bahwa tekanan hidup diduga

membuat semakin banyak orang depresi dan gila. Setidaknya saat ini yang

terdata saja di Jawa Tengah terdapat 30.000 orang yang mengidap gangguan

jiwa. Dari angka tersebut, hanya 20.000 orang yang mendapat perawatan

intensif di rumah sakit kejiwaan..

Penderita gangguan jiwa di wilayah Surakarta berdasarkan data yang

penulis dapat dari studi kasus yang dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta selama 3 bulan terakhir, telah di peroleh data tentang jumlah

penderita gangguan jiwa dengan masalah defisit perawatan diri sejumlah 992

orang. Sedangkan untuk jumlah penderita defisit perawatan diri di bangsal

Amarta selama 1 bulan terakhir sebanyak 262 orang.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan

gangguan defisit perawatan diri dan memberi pengetahuan kepada

pembaca tentang asuhan keperawatan kepada klien dengan gangguan

defisit perawatan diri.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pada pengkajian klien dengan gangguan defisit

perawatan diri.

b. Mampu membuat analisa data pada klien dengan gangguan defisit

perawatan diri.

c. Mampu membuat intervensi keperawatan pada klien dengan

gangguan defisit perawatan diri.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien dengan

gangguan defisit perawatan diri.

e. Mengetahui teori dan konsep gangguan defisit perawatan diri.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Defisit perawatan diri menurut Fitria (2009) merupakan suatu kondisi

pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan

atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi

(hygiene), berpakaian / berhias, makan dan BAB / BAK (toileting).

Sedangkan perawatan diri menurut Riyadi. S dan Harmoko (2012)

adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Sedangkan menurut Nurjannah (2004)

bahwa defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktivitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting).

Personal hygiene menurut Potter dan Perry (2006), adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana

seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya.

Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa Defisit

Perawatan Diri (Personal Hygiene) adalah kurangnya kebersihan dan

kesehatan diri pada seseorang.

III. TINJAUAN KASUS

A. Biodata

1. Identitas klien

Nama : Tn. M

Umur : 31 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Alamat : Blora

No. RM : 049547

Tanggal dirawat : 24-04-2013

B. Alasan Masuk

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

Kurang lebih 2 bulan pasien bingung, klien jalan-jalan di sekitar

kampung dan bicara sendiri, kadang-kadang bicara kotor. Kurang lebih 1

minggu klien tidak bisa tidur, dan tidak mau makan minum selama 3 hari dan

lebih banyak menyendiri.

C. Mekanisme koping

Termasuk koping maladaptive. Klien mengatakan setiap ada masalah

klien menghindar kadang-kadang klien membanting gelas plastik ke lantai.

D. Data Fokus

Data subyektif : klien mengatakan mandi 1x sehari, klien mengatakan

malas mandi, klien mengatakan jarang keramas kadang-kadang 1x seminggu,

klien mengatakan jarang gosok gigi, ganti baju 1x sehari. Dan untuk data

obyektifnya : rambut tidak rapi, badan bau, pakaian kotor, nafas bau, klien

tidak mau mandi. Berdasarkan data tersebut penulis menegakkan diagnosa

keperawatan, Defisit perawatan diri : berpakaian dan mandi berhubungan

dengan menurunnya motivasi klien untuk melakukan perawatan diri.

Analisa data yang kedua, penulis mendapatkan data subyektif : klien

mengatakan mau mandi ketika disuruh perawat, kllien mengatakan malas

mandi. Sedangkan untuk data obyektifnya, yaitu : klien tampak kotor, klien

tampak tidak rapi, badan bau, klien tampak lemas, lesu berjalan tidak tegap,

menyendiri sehingga ini menyebabkan klien malas untuk melakukan

perawatan diri, klien kurang bisa berinteraksi dengan orang lain, klien tampak

mondar-mandir di dalam ruangan. Dari data tersebut maka penulis

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

menegakkan diagnosa keperawatan, Menurunnya motivasi perawatan diri

berhubungan dengan isolasi sosial : menarik diri.

E. Hasil Penelitian

Dari diagnosa defisit perawatan diri : berpakaian dan mandi

berhubungan dengan menurunnya motivasi klien untuk melakukan perawatan

diri didapatkan evaluasi sebagai berikut : TUK I didapatkan hasil Subyektif :

klien mengatakan, “nama saya Tn. M umur 31 th, biasa di panggil Tn. M.

rumah saya Blora”. Sedangkan Obyektifnya: klien mau berkenalan dan

menjabat tangan, klien mau duduk berdampingan dengan perawat, kontak

mata klien kurang. Assesment : masalah TUK I tercapai. Planning : Lanjut

TUK 2 (Kontrak waktu untuk pertemuan berikutnya, dan pertahankan BHSP).

TUK II didapatkan hasil, Subyektif : Klien mengatakan tanda kebersihan diri

adalah badan bersih, tidak bau, penampilan rapi. Obyektif : klien tampak

sudah lebih mengerti tantang kebersihan diri. Assesment : TUK 2 teratasi.

Planning : lanjut ke TUK III. Validasi tanda kebersihan diri. Siapkan TUK III

(pentingnya kebersihan diri) TUK III didapatkan hasil, Subyektif : klien

mengatakan kebersihan diri biar badan seger, klien mengatakan biar bersih.

Obyektif : Klien setelah diajarkan TUK 3 lebih memahami tentang kebersihan

diri. Assesment : TUK III teratasi. Planning : lanjut ke TUK IV, Validasi TUK

III tentang pentingnya kebersihan diri. Persiapkan untuk TUK 4 (cara

kebersihan diri). TUK IV didapatkan hasil, Subyektif : klien mengatakan cara

makan dengan sendok, mandi dengan sabun dan air. Obyektif : klien tampak

lebih paham setelah dilakukan TUK 4. Assesment : TUK IV teratasi. Planning

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

: lanjut ke TUK V ( demonstrasi cara kebersihan diri dengan menggunakan

alat), Validasi TUK IV (cara kebersihan diri). TUK V didapatkan hasil,

Subyektif : klien mengatakan akan menerapkan kebersihan diri secara teratur

sesuai yang telah di pelajari. Obyektif : klien mampu memperagakan cara

kebersihan diri, klien masih belum melakukan kebersihan diri secara mandiri

dan teratur. Assesment : TUK V teratasi sebagian. Planning : Ulangi TUK V

(Anjurkan klien untuk melakukan kebersihan diri teratur di kesehariannya).

Kriteria evaluasi untuk TUK I sampai TUK IV sudah sesuai dengan teori dan

sudah teratasi. Sedangkan untuk TUK V masalah hanya teratasi sebagian

sehingga harus di atasi terlebih dahulu sebelum ke TUK selanjutnya. Hal ini

dikarenakan keterbatasan waktu dalam melakukan studi kasus dan klien masih

belum bisa melakukan kebersihan mandiri secara teratur dalam kegiatan

sehari-hari.

IV. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Tn. M dengan

gangguan defisit perawatan diri, maka dapat disimpulkan :

1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 30 April 2013 klien dengan diagnosa

keperawatan defisit perawatan diri, diperoleh data subjektif klien

mengatakan malas mandi dan keramas jika rambutnya bau, jarang

menyisir rambut dan memotong kukunya, tidak pernah mencuci tangan

saat makan, sulit menggerakan anggota tubuhnya. Data obyektifnya

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

penampilan klien tidak terawat, rambut klien terlihat kotor dan tercium bau

kurang enak, kuku klien masih panjang, klien tampak lemas.

2. Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada klien adalah : defisit

perawatan diri.

3. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien

dengan defisit perawatan diri adalah membina hubungan saling percaya,

klien mampu menjelaskan pentingnya perawatan diri, klien dapat

melaksanakan cara makan, mandi, berhias, toileting dengan benar, mandiri

dan memasukan dalam kegiatan harian klien.

4. Implementasi pada klien dengan defisit perawatan diri yaitu

mendiskusikan pentingnya perawatan diri, mengajarkan klien makan,

mandi, berhias, toileting dengan benar dan mandiri, mengajarkan klien

untuk memasukan ke jadwal kegiatan harian.

5. Evaluasi pada klien dengan defisit perawatan diri adalah masalah teratasi

sebagian, ini dikarenakan klien masih belum mampu untuk melakukan

perawatan diri secara mandiri dan teratur.

6. Faktor penghambat yang dialami penulis selama proses keperawatan yaitu

klien kurang kooperatif, klien lebih terlihat banyak diam, kontak mata

dengan perawat kurang, dan verbal klien ketika dilakukan pengkajian

tampak kacau, klien suka mengalihkan pembicaraan.

7. Faktor pendukung bagi penulis saat proses keperawatan yaitu klien

terkadang bisa kooperatif terhadap penulis. Selain itu pasien juga

mempunyai kemauan untuk sembuh dan berharap segera pulang.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

B. SARAN

1. Bagi pasien

Hendaknya klien sering berlatih untuk meningkatkan perawatan diri

dan melakukan perawatan diri secara mandiri dan teratur.

2. Bagi institusi pendidikan

a. Penyediaan lahan praktek yang memadahi memudahkan penulis

untuk mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi

yang tepat, sehingga ketika penulis melaporkan hasil pengkajian

tidak terjadi kerancuan.

b. Hendaknya dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan jiwa

di berbagai institusi pendidikan.

3. Bagi rumah sakit

Hendaknya meningkatkan komunikasi terapeutik terhadap klien

sehingga asuhan keperawatan dapat tercapai. Selain itu juga

ditingkatkan hubungan kerjasama antara pihak rumah sakit dan

keluarga dalam perawatan baik dirumah sakit maupun sesudah pasien

pulang ke rumah.

4. Bagi keluarga

Hendaknya sering mengunjungi klien di rumah sakit, sehingga

keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat

membantu perawat dalam pemberian asuhan keperawatan bagi klien.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, Vien. 2010. Penderita_Gangguan_Jiwa_Meningkt Tiap_Tahunnya.

Diakses pada tanggal 08-05-2013.

http://www.jurnas.com/news/10188/Penderita_Gangguan_Jiwa_Meningkt

Tiap_Tahunnya/1/Sosial_Budaya/Kesehatan.

Fitria, Nita. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan

dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika

Ikrar, Taruna. 2012. kesehatan-pencegahan-penyakit-jiwa menahun/50206.

Diakses tanggal 08-06-2013. http://kabarinews.com/kesehatan

pencegahan-penyakit-jiwa menahun/50206

Keliat, B. A, dkk. 2006. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2.

Jakarta : EGC

Keliat, B. A, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas

(CMHN). Jakarta : EGC

Nanda. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.

Jakarta: EGC

Nurjannah, Intansari. 2004. Pedoman Penanganan pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta: Mocomedia

Perry & Potter, 2006. Fundamental Perawatan. Edisi IV. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Riyadi, S dan H. Harmoko. 2012. Standar Operating Procedure Dalam Praktik

Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wartonah, Tarwoto. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan.

Edisi 3. Jakarta : Salemba Medika

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN DEFISIT …eprints.ums.ac.id/25691/12/NASKAH_PUBLIKASI_ILMIAH.pdf · mengetahui tentang kebersihan diri dan tanda-tandanya, klien dapat memahami

Widowati, Trilastiti. 2011. Sekarang, 30.000 Orang Gila Ada di Jawa Tengah.

Diakses tanggal 09-06-2013. Dikutip dari

http://www.tribunnews.com/2011/03/19/sekarang-30.000-orang-gila-ada

di-jawa-tengah

Wilkinson, J. M dan Ahern, R. N. 2012. Diagnosis Keperawatan. Edisi 9.

Jakarta. EGC

Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama