Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

20
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KASUS MENINGITIS DIAH RETNANI (P1337420114061)

description

cool

Transcript of Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

Page 1: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KASUS MENINGITIS

DIAH RETNANI (P1337420114061)

Page 2: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

KONSEP TEORI

Meningitis adalah Peradangan pada susunan saraf, Radang umum pada araknoid dan piameter, disebabkan oleh bakteri, virus, riketsia atau protozoa, yang dapat terjadi secara akut dan kronis. (Arief Mansjoer, 2000).

1.Definisi Meningitis adalah inflamasi akut pada meninges dan CSF

(Wong, 2003).

Page 3: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

2. ETIOLOGI (short,J Rendle.1994)

Bakteri:Jamur dan parasit.Faktor predisposisi: laki-laki lebih sering disbanding dengan wanita.Faktor imunologi: usia muda, defisiansi mekanisme imun, defek lien karena penyakit sel sabit atau asplenia (rentan terhadap Streptococcus Pneumoniae dan Haemophilus influenzae type B), anak-anak yang mendapat obat-obat imunosupresi.Toksisitas Terutama disebabkan oleh lipopolisakarida atau endotoksin.Anak dengan kelainan system saraf pusat, pembedahan atau injuri yang berhubungan dengan system persarafan.Faktor yang berkaitan dengan status sosial-ekonomi rendah: lingkungan padat, kemiskinan, kontak erat dengan individu tang terkena (penularan melalui sekresi pernapasan).

Page 4: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

3. KLASIFIKASI

Klasifikasi meningitis berdasarkan etiologinya

Meningitis Bakterial•Streptococcus pneumoniae (pneumococcus), bakteri ini penyebab tersering meningitis akut dan paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak.

Meningitis Virus•Sering terjadi akibat lanjutan dari bermacam-macam penyakit akibat virus, meliputi : measles, mumps, herpes simplek, dan herpes zoster (A.L.Speirs, 1992).

Meningitis Jamur•Infeksi jamur dan parasit pada susunan saraf pusat merupakan penyakit oprrtunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa sehingga penanganannya sulit.

Page 5: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :

Meningitis serosa.Adalah radang selaput otak araknoid dan

piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium

tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.

Meningitis purulentaAdalah radang bernanah arakhnoid dan piameter

yang meliputi otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus, disebabkan

oleh kuman non spesifik dan non virus.

Page 6: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

4.PATHWAY

Page 7: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis
Page 8: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

7. KOMPLIKASI(Arief Mansjoer : 2000)

•KOMPLIKASI(Arief Mansjoer : 2000)Komplikasi yang bisa terjadi adalah :•Hidrosefalus obstruktif.•Meningococcus Septicemia (mengingocemia).•Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral).•SIADH (Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone).•Efusi subdural.•Kejang.•Edema dan herniasi serebral.•Cerebral palsy.•Gangguan mental.•Gangguan belajar.•Attention deficit disorder.•Gangguan pembekuan darah.•Syok septic.•Demam yang memanjang.

Page 9: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

PEMERIKSAAN PENUNJANG(A.H. Markum, 1981)

1. Pungsi lumbal dan kultur CSS : pemeriksaan ini dapat di tunda pada bayi yang sakit berat dan jika pemeriksaan ini mengganggu pernapasan.

2. Kultur darah, merupakan bagian dari evaluasi karena 70-85% neonates dengan meningitis memiliki biakan darah positif.

3. Kultur urin, untuk menetapkan organisme penyebab.4. Kultur nasofaring, untuk menetapkan organisme penyebab5. Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi ; Na+ naik dan K+ turun.6. Osmolaritas urin, meningkat dengan sekresi ADH.

Page 10: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

PENATALAKSANAAN(Short,J Rendle,1994)

Isolasi :Anak ditempatkan dalam ruang isolasi pernapasan sedikitnya selama 24-48 jam setelah mendapatkan antibiotik IV yang sensitif terhadap organisme penyebab. Terapi antimikrobaTerapi anti mikroba pada meningitisbakteri harusterdiri dari ampisilin dan sefotaksim atau ampisilin dan gentamisin, kecuali kalau kemungkinannya stafilokokus yang merupakan indikasi untuk vankomisin. antibiotik yang diberikan didasarkan pada hasil kultur, diberikan dengan dosis tinggi.Mempertahankan hidrasi optimum.mengatasi kekurangan cairan dan mencegah kelebihan cairan yang dapat menyebabkan edema serebral. Pemberian plasma perinfus mungkin diperlukan untuk rejatan dan untuk memperbaiki hidrasinya.Mencegah dan mengobati komplikasi.aspirasi efusi subdural (pada bayi), terapi heparin pada anak yang mengalami DICMengontrol kejangpemberian anti epilepsy atau anti konvulsan untuk anak yang kejang-kejang.Mempertahankan ventilasi memberikan O2 bila perlu.Mengurangi meningkatnya tekanan intra kranialPenatalaksanaan syok bakterialMengontrol perubahan suhu lingkungan yang ekstrimMemperbaiki anemia.

Page 11: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

•ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN MENINGITIS

1. PENGKAJIAN1.Identitas pasien.Keluhan utama: sakit kepala dan demam.

2.Riwayat penyakit sekarang.Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti sakit kepala, demam, dan keluhan kejang. Kapan mulai serangan, sembuh atau bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering menimbulkan kejang.

3.Riwayat penyakit dahulu.Riwayat sakit TB paru, infeksi jalan napas bagian atas, otitis media, mastoiditis, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh immunologis pada masa sebelumnya perlu ditanyakan pada pasien. Pengkajian pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien, seperti pemakaian obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan reaksinya (untuk menilai resistensi pemakaian antibiotic).

4. Riwayat psikososialRespon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya .dan perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat. serta respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat.

Page 12: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

5. Pemeriksaan fisik•Aktivitas / istirahat.Gejala : Perasaan tidak enak (malaise), keterbatasan yang ditimbulkan kondisinya.Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter, kelemahan secara umum, keterbatasan dalam rentang gerak.•Sirkulasi.Gejala : Adanya riwayat kardiologi, seperti endokarditis, beberapa penyakit jantung conginetal (abses otak).Tanda : Tekanan darah meningkat, nadi menurun dan tekanan nadi berat (berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh dari pusat vasomotor), takikardi, distritmia seperti distrimia sinus (pada meningitis).•EliminasiTanda : Adanya inkotinensia dan retensi.•Makanan dan Cairan.Gejala : Kehilangan napsu makan, kesulitan menelan (pada periode akut).Tanda : Anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.

Page 13: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

Hygiene.Tanda : Ketergantungan terhadap semua kebutuhan perawatan diri (pada periode akut).Neurosensori.Gejala : Sakit kepala (mungkin merupakan gejala pertama dan biasanya berat), Pareslisia, terasa kaku pada semua persarafan yang terkena, kehilangan sensasi (kerusakan pada saraf cranial). Hiperalgesia/meningkatnya sensitifitas.Timbul kejang (minimitis bakteri atau abses otak) gangguan dalam penglihatan, seperti diplopia (fase awal dari beberapa infeksi).Fotopobia..Ketulian maupun hipersensitifitas terhadap kebisingan.Adanya halusinasi penciuman/sentuhan.

Page 14: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

DIAGNOSA KEPERAWATAN•Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema serebral/penyumbatan aliran darah.•Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.•Resiko cidera berhubungan dengan kejang. •Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi.•Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual, muntah.

Page 15: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

INTERVENSI KEPERAWATAN

Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan edema serebral/penyumbatan aliran darah.

1. Tujuan : perfusi jaringan serebral maksimal.

2. Kriteria hasil :• Tanda-tanda vital normal(TD : 110/70

mmHg, nadi : 100-120 x/menit).• Tekanan intrakranial normal yaitu dalam

rentang dari 12-15 mmHg.• Tidak ada tanda-tanda peningkatan

tekanan intrakranial seperti nyeri kepala hebat, vomitus proyektil dan penurunan kesadaran.

• Klien menunjukkkan fungsi sensori dan motori kranial yang utuh ditamndai dengan tingkat kesadaran membaik, tidak ada gerakan-gerakan involunter.

• Tidak terdapat edema serebral.

3. Intervensi :• Monitor tanda-tanda vital.• Observasi tingkat kesadaran dan nilai

status neurologi setiap 1-2 jam.• Kaji adanya regiditas nukal, gemetar,

kegelisahan yang meningkat dan kejang.• Kaji tanda-tanda peningkatan tekanan

intrakanial.• Pantau pola nafas dan irama pernapasan.• Berikan waktu istirahat antara aktivitas

perawatan dan batasi lamanya tindakan.• Kolaborasi pemberian

steroid,asetaminofen.

Page 16: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.

1. Tujuan : nyeri kepala terkontrol dan tidak terjadi peningkatan tekanan intrakranial

2. Kriteria hasil : • tekanan intrakranial normal(12-15

mmHg).

3. Intervensi/rasional :• kaji nyeri secara komprehensif termasuk

lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.

• Kaji adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakanial.

• Ajarkan manajemen nyeri yaitu teknik relaksasi dengan nafas dalam.

• Ciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi manajemen nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, dan kebisingan.

• Dukung untuk menentukan posisi yang nyaman untuk klien, seperti kepala agak tinggi sedikit dan tanpa bantal.

• Hindari tindakan mengangkat kepala klien.• Kolaborasi : pemberian analgetik.

Page 17: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

• Resiko cidera berhubungan dengan kejang.

• Tujuan : anak (klien) tidak terjadi cidera dan kejang.

• Kriteria hasil : klien tidak mengalami cidera.

• Intervensi :• Lakukan Healt Education

tentang penyebab kejang.• Pertahankan penghalang

tempat tidur tetap terpasang.• Berikan tirah baring dengan

pengawasan penuh.• Observasi adanya resiko

terjadinya cidera.• Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian terapiseperti : venitoin, diaepam, venobarbital.

Page 18: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

• Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.

• Tujuan : Tidak terjadi hipertermi dan suhu badan anak dalam rentang normal(36,8° C-38,5° C).

• Kriteria hasil : suhu tubuh normal (36,8 °C-38,5°C).

• Intervensi /rasional :• Ukur suhu badan anak

setiap 4 jam.• Pantau suhu lingkungan.• Berikan kompres hangat.• Berikan selimut

pendingin.• Kolaborasi dengan tim

medis : pemberian antipiretik.

Page 19: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah

• Tujuan : masukan nutrisi adekuat dan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan berat badan naik 1 kg dalam 1 bulan.

• Kriteria hasil : • adanya peningkatan berat badan

sebanyak 1 kg dalam 1 bulan.• Berat badan ideal sesuai dengan

tinggi badan.• Klien dan keluarga mampu

mengidentifikasikan kebutuhan nutrisi.

• Tidak ada tanda malnutrisi.• Menunjukkan peningkatan fungsi

pengecapan dan menelan.

• Intervensi :• Kaji kemampuan pasien untuk

mengunyah, menelan, batuk dan mengatasi sekresi.

• Timbang BB setiap hari• Auskultasi bising usus.• Anjurkan kepada orang tua

untuk memberikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.

• Kolaborasi dengan tim gizi dalam penentuan diit untuk klien.

Page 20: Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Kasus Meningitis

•EVALUASIHasil yang diharapkan

•Mencapai masa penyembuhan tepat waktu, tanpa bukti penyebaran infeksi endogen atau keterlibatan orang lain.•Mempertahankan tingkat kesadaran biasanya/membaik dan fungsi motorik/sensorik, mendemonstrasikan tanda-tanda vital stabil.•Tidak mengalami kejang/penyerta atau cedera lain.•Melaporkan nyeri hilang/terkontrol dan menunjukkan postur rileks dan mampu tidur/istirahat dengan tepat.•Mencapai kembali atau mempertahankan posisi fungsional optimal dan kekuatan.• Meningkatkan tingkat kesadaran biasanya dan fungsi persepsi.• Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang dan mengungkapkan keakuratan pengetahuan tentang situasi.