ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN...

34
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN...

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

Selasa, 29 Mei 2012

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal

ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai

faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan

yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup

sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi

ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab

berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit

infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia.

Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang

hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama

dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90

mmHg(Anindya,2009).

            Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,

serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa

terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat

mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah

perifer dan retina.

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu

memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti

hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat

lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan

tindakan atau program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan

pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan

atau saat periksa ke dokter.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Apakah definisi hipertensi ?

2.      Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?

3.      Apakah manifestasi klinis hipertensi ?

4.      Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?

5.      Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?

6.      Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?

7.      Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3 Tujuan

Tujuan Umum

  Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.

Tujuan Khusus

  Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.

  Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.

  Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.

  Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.

  Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.

  Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.

  Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  KONSEP KELUARGA

2.1 Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang

bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga ,Duvall dan Logan ( 1986 )

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya

hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,

mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. Bailon

dan Maglaya ( 1978 )

 Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan

beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan

saling ketergantungan. Departemen Kesehatan RI ( 1988 )

Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah :

1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi

2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu

sama lain

3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial :

suami, istri, anak, kakak dan adik

4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan

fisik, psikologis, dan sosial anggota.

2.2 Struktur Keluarga

1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,

dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi

dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa

sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

2.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga

2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai

keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya

masing-masing.

2.4 Macam-Macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga

1. Tradisional :

a. The nuclear family (keluarga inti)

Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.

b. The dyad family

Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu

rumah

c. Keluarga usila

Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri

d. The childless family

Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat

waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita

e. The extended family (keluarga luas/besar)

Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti

nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)

f. The single-parent family (keluarga duda/janda)

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi

biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)

g. Commuter family

Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai

tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga

pada saat akhir pekan (week-end)

h. Multigenerational family

Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam

satu rumah

i. Kin-network family

Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling

menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,

telpon, dll)

j. Blended family

Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan

anak dari perkawinan sebelumnya

k. The single adult living alone / single-adult family

Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau

perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati

2. Non-Tradisional

a. The unmarried teenage mother

Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa

nikah

b. The stepparent family

Keluarga dengan orangtua tiri

c. Commune family

Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang

hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,

sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama

d. The nonmarital heterosexual cohabiting family

Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

e. Gay and lesbian families

Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-

istri (marital partners)

f. Cohabitating couple

Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan

tertentu

g. Group-marriage family

Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa

telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan

membesarkan anaknya

h. Group network family

Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain

dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung

jawab membesarkan anaknya

i. Foster family

Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu

sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan

kembali keluarga yang aslinya

j. Homeless family

Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis

personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental

k. Gang

Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan

emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan

kriminal dalam kehidupannya.

2.5 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga

Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara

umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 199:

1.    Pasangan baru (keluarga baru)

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk

keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :

a. Membina hubungan intim yang memuaskan

b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial

c. Mendiskusikan rencana memiliki anak

2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)

Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak

pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan :

a. Persiapan menjadi orang tua

b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan

keluarga

c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3. Keluarga dengan anak pra-sekolah

Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia

5 tahun :

a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa

aman

b. Membantu anak untuk bersosialisasi

c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus

terpenuhi

d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain

dan lingkungan sekitar)

e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot)

f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga

g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak

4. Keluarga dengan anak sekolah

Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia

12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga

keluarga sangat sibuk :

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan

untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga

5. Keluarga dengan anak remaja

Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun

kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah

melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :

a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah

bertambah dewasa dan meningkat otonominya

b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan,

kecurigaan dan permusuhan

d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga

6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat

anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam

keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

b. Mempertahankan keintiman pasangan

c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua

d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

7. Keluarga usia pertengahan

Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat

pensiun atau salah satu pasangan meninggal :

a. Mempertahankan kesehatan

b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak

c. Meningkatkan keakraban pasangan

8. Keluarga usia lanjut

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun,

berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal :

a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan

b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan

c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat

d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat

e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).

B. KONSEP DASAR HIPERTENSI

2.1 Definisi Hipertensi          

Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama). Hipertensi merupakan

kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui

hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.

        Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan

tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-

kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan

mempunyai keadaan darah tinggi.        

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi

diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat

jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai

"normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua

lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

2.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :

1. Hipertensi esensial atau primer

Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui. Namun,

berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi

tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.

2. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan

pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal

(hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah

hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita

hipertensi esensial.

Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam

arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

  Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya

  Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan

kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung

memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa

untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.

  Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini

terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan

air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga

meningkat.

Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran,

dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih

kecil.

Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol

seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan

riwayat hipertensi di dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang

tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita

kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi. Dugaan ini

menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga,

merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap

timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi

saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf

parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten

(tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan

lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh

stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.

Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan

dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi

dikemudian hari. Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi

esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume

darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang

mempunyai berat badan normal.

2.3 Manifestasi Klinis Hipertensi

Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka

merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dan

lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan

pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.

2.4 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

1.      Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas)

dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.

2.      BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3.      Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh

peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4.      Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau

menjadi efek samping terapi diuretik.

5.        Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

6.      Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/

adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler)

7.      Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.

8.      Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).

9.      Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya

diabetes.

10.  VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma

(penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi

hilang timbul.

11.   Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.

12.  Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau

disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.

13.  IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal

dan ureter.

14.  Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG

atau takik aorta; perbesaran jantung.

15.  CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.

16.  EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan :

Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.5 Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis.

1. Diet

         Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam. Penurunan BB dapat menurunkan

tekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan

kadar adosteron dalam plasma.

2. Aktivitas.

       Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan dengan

batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

bersepeda atau berenang.

b. Penatalaksanaan Farmakologis.

        Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau

pemilihan obat anti hipertensi yaitu:

1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.

2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.

3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.

4. Tidak menimbulakn intoleransi.

5. Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.

6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.

        Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan

diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi

rennin angitensin.

2.6 Komplikasi

          Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan

retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya

pembuluh darah otak.

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Contoh Kasus

            Ny.S (45th) istri dari Tn.A (50th) mempunyai dua orang anak An. Z (13 th)  seorang laki-

laki bersekolah di SMP dan anak kedua, An.D (6 th) laki-laki, bersekolah di SD. Dalam keluarga

Tn.A salah satu anggota keluarga, yaitu Ny.S istri Tn.A menderita penyakit Hipertensi pasien

nampak lemas dan mengeluh pusing.2 tahun yang lalu asien pernah MRS karena pingsan dan di

diagnosa penyakit yang sama dan dulu ibu Ny.S juga memiliki riwayat penyakit yang sama.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Untuk mengatasi masalah tersebut, keluarga Tn.A hanya membiarkan saja di rumah karena

menurutnya masih bisa di tangani dirumah, dan keluarga merawat Ny.S sendiri dengan berbekal

pengetahuan seadanya, keluarga hanya membantu dalam memenuhi aktifitas sehari-hari Ny.S

keluarga Tn.A termasuk keluarga yang kurang memperhatikan kesehatan, meskipun mereka

mengaku pernah ke dokter tapi jika hanya ada keadaan yang sangat berbahaya dan keluarga

Tn.A juga jarang memeriksakan tekanan darah Ny.S meskipun pernah ada riwayat MRS karena 

Hipertensi sebelumnya.

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

A.  Pengkajian Keluarga

      I.    Data Umum :

1.      Nama Kepala Keluarga                 :  Tn. A

epon                      :   Tuban

la Keluarga           :  pedagang toko

pala Keluarga        :  SMP

uarga                      :  Ayah, ibu, dan dua orang anak

N

o

Nama Jenis

Kelami

n

Hubungan

dengan KK

Umur Pendidikan

1.

2.

3.

4.

 Tn. A

 Ny. S

 Nn. Z

 An. D

L

P

P

L

Suami

Istri

Anak

Anak

50 th

45 th

13 th

6 th

SMA

SMP

SMP

SD

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Genogram :

                        

Keterangan :

        :  Laki-Laki                                                   : Hub. Perkawinan

: Perempuan                                                 : Menikah               

        :  Klien                                                    ____ : Garis Keturunan

        :  Meninggal Laki-laki

        :  Meninggal Perempuan

----- : Tinggal serumah

      Keluarga inti terdiri dari Tn. A , Ny.S dan kedua anak kandung.

      Jawa – Indonesia. Tn. A  berasal dari Tuban dan Ny.S dari Tuban.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

      Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang berdampak buruk pada

status kesehatan keluarga Ny.S

konomi Keluarga.

      Penghasilan keluarga kurang lebih 700.000/ bln itupun jika dagangan Tn.A habis tepat waktu

karena Tn. A adalah pedagang roti keliling yang tiap 2 minggu di kirim barang oleh pabrik roti,

sedangkan Ny.S merupakan pedagang toko kebutuhan sehari-hari dipasar. Tn. A dan Ny. S

mengatakan penghasilan yang mereka dapat lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan setiap

hari dan untuk membiayai kedua orang anknya yang masih sekolah.

si Keluarga.

         Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman

sebayanya dan menonton TV dirumah.

         Kadang- kadang keluarga mereka pergi ke rumah neneknya yang ada di Tuban  jika musim

liburan panjang atau sekedar makan diluar bersama.

II.  Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1.      Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2.      Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia

13 th  dan yang kedua berusia 6 th masih bersekolah masing-masing SMP dan SD. Tn. A dan

Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak

tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.

3.      Riwayat keluarga inti :

Ny.S  mengatakan mempunyai riwayat penyakit keturunan yaitu darah tinggi karena ayah Ny.S

 juga mengalami tekanan darah tinggi dan terkena stoke ringan yang telah meninggal 4 tahun

yang lalu. Ny.S  juga pernah MRS karena kolestrol yang tinggi sekitar 2 th yang lalu, sedangkan

Tn.A dan kedua anaknya tidak pernah mengalami penyakit yang parah. (sembuh dengan obat

yang dibeli di toko).

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga:

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

No Nama Umur BB

Kg

Keadaan

Kesehatan

Imunisasi

(BCG/Polio/

DPT/HB/

Campak

Masalah

kesehatan

Tindakan

Yang telah

dilakukan

1.

2.

3.

4.

Tn. A

Ny. S

An.Z

An. D

50 th

45 th

13 th

6 th

 60

 48

 27

 25

Baik

Sakit

Baik

Baik

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Lengkap

-

Gangguan

nutrisi

-

--

Membantu

pemenuhan

nutrisi  Ny.S

tanpa

membawa ke

pelayanan

kesehatan

-

4.      Riwayat keluarga sebelumnya :

Ny.S adalah anak dari dua  bersaudara, semua saudara Ny.S masih hidup dan dalam keadaan

sehat. Tn.A adalah anak kedua dari tiga bersaudara kakak Tn.A meninggal karena demam

berdarah ketika masih kecil.

III.    Lingkungan

1.      Karakteristik rumah :

Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang

tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur dan gudang

tempat penyimpanan roti dan motor box untuk menjual Roti,merupakan rumah permanent dan

milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga

tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air

dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari

jarak belakang rumah.             

2.      Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Ny.S  bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai negeri sipil. Semua

tetangga Ny.S beragama islam dan besuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan

tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke

musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.

3.      Mobilitas geografis keluarga :

Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S dan Tn.A tidak pernah bepindah-pindah tempat, saat

Ny.S sakit Tn.A  jarang berjualan roti karena anak-anaknya beraktivitas dan bersekolah pada

pagi sampai siang hari sehingga hanya saat anaknya pulang dari sekolah Tn.A dapat berjualan

roti keliling.

4.      Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn. A  tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan

kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S

 aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan Pengajian rutin

yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji

di mushola dekat rumah.

5.      Sistem pendukung keluarga :

Selama Ny.S sakit Tn.A dan anak-anaknya yang merawat, meskipun kadang-kadang Tn.A harus

meninggalkan pekerjaanya berdagang keliling mengantar roti sehingga pemasukan keuangan

keluarga berkurang. Ny.S dan Tn.A  mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan

mendadak dan untuk biaya sekolah anaknya nanti sehingga ketika berobat keluarga Ny.S dapat

membiayai sendiri, meskipun kadang-kadang saudara Ny.S dan Tn.A juga membantu serta

mencarikan pengobatan baik alternatif maupun secara medis (puskesmas,dokter serta layanan

kesehatan yang mendukung). Terdapat dokter desa yag letaknya sekitar 50 m dari rumah Ny.S

dan puskesmas yang letaknya cukup jauh yaiti 100 m dari rumah sehingga keluarga lebih

memilih ke dokter desa.

IV.    Struktur Keluarga

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Pola Komunikasi Keluarga :

Keluaga Ny.S dan Tn.A melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga ank-anaknya dapat

memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap

orang tua, Ny.S adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat

tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memaraahi ana-anaknya ketika mereka salah.

2.      Struktur Peran Keluarga :

Ny.S adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.A menjadi seorang

ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.

3.      Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :

Tn. A sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga

Ny. S sebagai istri yang bekerja sebagai pedagang di pasar.

An. D sebagai anak pertama sekolah di SMP kelas 2.

An. Z sebagai anak kedua sekolah di SD kelas 1.

4.      Nilai dan Norma Keluarga :

Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka.

Ny.S  sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal

tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau

dengan obat-obat tradisional.

V.     Fungsi Keluarga

1.      Fungsi Afektif :

Ny.S dan Tn.A menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling

menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak

mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.

2.      Fungsi Sosial :

Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun

tidak mengikuti organisasi.

3.      Fungsi Perawatan Kesehatan :

keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat Ny.S kelelahan atau

sedang memikirkan sesuatu tentang anakny.sehingga keluarga dapat mengambil keputusan

dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi masih belum mampu meningkatkan status kesehatan

keluarga.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

4.      Fungsi Reproduksi :

Ny.S dan Tn.A mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi mereka sudah bersyukur

mempunyai dua orang anak yang baik-baik, Ny.S masih mengikuti program KB dikarenakan

masih haid dan melakukan hubungan suami istri. Mereka sepakat untuk membesarkan anaknya

dengan baik dan memberi pendidikan yang baik.

5.      Fungsi Ekonomi :

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S  sakit dan Tn.A

jarang berjualan karena mereka mempunyai tabungan keluarga yang dapat digunakan kapan saja.

VI.    Stres dan Koping Keluarga

1.      Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya dan ank-

anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan, sedangkan Tn.A hanya bisa

bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk kesembuhan istrinya.

2.      Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi

anak yang berguna.

3.      Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama

anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.

4.      Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.

VII.     Pemeriksaan Fisik.

         Keluhan utama Ny.S : agak kurus, mengeluh pusing.

No Pemeriksaan

Fisik

Tn. A Ny.S An. Z An. D

1 Kepala Simetris, rambut

berwarna hitam,

tidak ada ketombe.

Simetris,tidak ada

ketombe,Rambut

sedikit kusut

Simetris, rambut

berwarna hitam,

tidak ada ketombe.

Simetris, rambut

berwarna hita

tidak ada ketombe

2. Leher leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

leher tidak nampak

adanya peningkatan

tekanan vena

jugularis dan arteri

leher tidak nampa

adanya peningkat

tekanan ve

jugularis dan art

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

carotis, tidak teraba

adanya pembesaran

kelenjar tiroid

(struma).

carotis, tidak tera

adanya pembesara

kelenjar tiroi

(struma).

3. Mata Konjungtiva tidak

terlihat anemis,

tidak ada katarak,

penglihatan jelas

Konjungtiva tidak

terlihat anemis,

tidak ada katarak,

penglihatan jelas

Konjungtiva tidak

terlihat anemis,

tidak ada katarak,

penglihatan jelas

Konjungtiva tida

terlihat anem

tidak ada katara

penglihatan jelas

4. Telinga Simetris, keadaan

bersih,Fungsi

pendengaran baik

Simetris, keadaan

bersih,Fungsi

pendengaran baik

Simetris, keadaan

bersih,Fungsi

pendengaran baik

Simetris, keada

bersih,Fungsi

pendengaran baik

5. Hidung Simetris,keadaan

bersih,Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

Simetris,keadaan

bersih,Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

Simetris,keadaan

bersih,Tidak ada

kelainan yang

ditemukan

Simetris,keadaan

bersih,Tidak a

kelainan ya

ditemukan

6. Mulut Mukosa mulut

lembab,keadaan

bersih,Tidak ada

kelainan

Mukosa mulut agak

sedikit

kering,Mulut

sedikit kotor,

makan 1x/hari porsi

habis ½.

Mukosa mulut

lembab,keadaan

bersih,Tidak ada

kelainan

Mukosa mul

lemb,keadaan

bersih,Tidak a

kelainan

7. Dada Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1

dan S2

tunggal,tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-),

wheezing (-)

Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1

dan S2

tunggal,tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-),

wheezing (-)

Pergerakan dada

terlihat simetris,

suara jantung S1

dan S2

tunggal,tidak

terdapat palpitasi,

suara mur-mur (-),

ronchi (-),

wheezing (-)

Pergerakan da

terlihat simetri

suara jantung

dan

tunggal,tidak

terdapat palpita

suara mur-mur (-),

ronchi (-),

wheezing (-)

8. Abdomen Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

Pada pemeriksaan

abdomen tidak

didapatkan adanya

Pada pemeriksa

abdomen tida

didapatkan adanya

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus 35x/

mnt, tidak ada

bekas luka operasi

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus 35x/

mnt, tidak ada

bekas luka operasi

pembesaran hepar,

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus 35x/

mnt, tidak ada

bekas luka operasi

pembesaran hepa

tidak kembung,

pergerakan

peristaltik usus 35x/

mnt, tidak a

bekas luka operas

9. TTV dan

ekstremitas

 TD : 120/80

mmHg,

N : 74x/m,

S : 360C

R: 20x/m

  5     5

5     5

TD :

160/100mmHg,  N :

100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

     4  4

    5   5

TD: 110/80 mmHg

R: 18 x/mnt

N: 84 x/mnt

S: 37,2OC

5   5

5   5

TD: 105/63 mmH

R: 18 x/mnt

N: 72 x/mnt

S: 370C

 

5   5

       

5   5

Perawat

 

NIM.

VIII.    Harapan Keluarga.

            Keluarga berharap Ny.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi pelayanan

kesehatan dengan baik.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

  Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan

Data Etiologi Masalah

DS:

       Ny.S mengatakan

mual,muntah,lemas, nafsu

makan menurun.

DO:

       Ny.S terlihat lemas

       Ny.S makan 1x/hari habis

½ porsi dengan bantuan,

dan kadang tidak makan.

       Mukosa bibir kering.

Kenaikan tekanan darah

Kompensasi tubuh

(pusing)

mempengaruhi

hipothalamus

kurang nafsu makan

Kurang nutrisi

Gangguan

pemenuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh.

DS:

       Pasien mengatakan pusing

dan lemas.

       Ny.S mengatakan

menderita penyakit

hipertensi sejak 2 th yang

lalu dan sempat MRS d

RSUD selama 3 hari.

       Karena merasa sudah sehat

Ny.S jarang lagi periksa ke

dokter meskipun hanya

sekedar periksa.

       Ny.S bekerja berdagang di

pasar dari pagi sampai

hampir sore sehingga

Riwayat hipertensi, gaya

hidup

Penumpukan kolesterol

dalam pemb.darah

Vasokontriksi vaskular

Tekanan darah meningkat

Hipertensi

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

kurang istirah

       Ny.S mengatakan jarang

berolah raga

       Ny.S tidak merokok

       Ny.S suka mengkonsumsi

makanan berlemak, seperti

gorengan dan bumbu

santan.

       Tn.A mengatakan bahwa

ibu sudah biasa seperti ini.

DO:

       Ny.S tampak lemas dan

berbaring di tempat tidur.

TD : 160/100mmH,  N :

100x/m, S : 36,50C

R: 20x/m

       Kekuatan otot:

             

4        4

              5        5

Diagnosa keperawatan.

1.    Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d

kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi anggota keluarga

yang sakit.

2.    Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal

karakteristik penyakit dan perawatannya.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

B.  Perencanaan

Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan keluarga Tn. A

terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sebagai berikut :

1.      Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S keluarga Tn.A b.d

kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota keluarga yang sakit.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah

1.aktual (3)

2. resiko tinggi (2)

3. potensial (1)

3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan yang

sudah terjadi dan perlu di lakukan

tindakan segera.

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

1.tinggi (2)

2. sedang (1)

3. rendah (0)

1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada dan

tindakan untuk me-mecahkan

masalah dapat dijangkau keluarga.

3. Potensi untuk mence-gah

masalah

1.      Mudah (3)

2.       Cukup (2)

3.      Tidak dapat (1)

3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk tidak

memper-buruk keadaan dapat

dilakukan Ny.S dan keluarga

dengan memperbaiki perilaku

hidup sehat.

4. Menonjolnya masalah

1.      Masalah dirasakan dan perlu

penanganan segera. (2)

2.      Masalah di rasakan, tidak perlu

di tangani segera (1)

2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya

masalah tetapi tidak didukung

dengan pemahaman yang ade-kuat

tentang karakteristik penyakit .

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

3.      Masalah tidak dirasakan (0)

Total Skor 3        3/3

2.      Hipertensi pada Ny.S keluarga Tn.A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

karakteristik penyakit dan perawatannya.

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan

1. Sifat masalah

1.      Actual (3)

2.      Resiko tinggi (2)

3.      Potensial (1)

3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-tan tetapi

tidak perlu ditangani segera.

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

1.      Tinggi (2)

2.      Sedang (1)

3.      Rendah (0)

1/2 x 2 1  membawa Ny.S ke pelayanan

kesehatan untuk mendapatkan

pengobatan dan perawatan.

3. Potensi untuk mence-gah

masalah

1.      Mudah (3)

2.      Cukup (2)

3.      Tidak dapat (1)

2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan dengan

menjaga pola hidup dan pola

makan.

4. Menonjolnya masalah

1.      Masalah dirasakan dan perlu

penanganan segera (2)

2.      Masalah dirasakan, tidak perlu

di tangani segera (2)

3.      Masalah tidak di rasakan (0)

2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa menerima

keadaan mereka saat ini meskipun

belum stabil.

Total Skor 3 2/3

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

RENCANA PERAWATAN KELUARGA Ny.S

TANGGAL 10 April 2012

No Diagnosis Kep.

Keluarga

Tujuan Kriteria Evaluasi

Umum Khusus Kriteria Standart

1 Gangguan pemenuhan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh pada

Ny.S keluarga Tn.A b.d

kekurangefektifan

keluarga dalam

membantu memenuhi

kebutuhan nutrisi

keluarga yang sakit.

Setelah di

lakukan tindakan

diharapkan

kebutuhan

nutrisinya pasien

terpenuhi secara

sembang

.

Setelah di lakukan

kunjungan sampai 1

hari selama 30

menit diharapkan

pasien dan keluarga

mampu memahami

tentang pentingnya

nutrisi.

Verbal  

Pasien dan keluarga

bisa memahami

materi yang di

berikan.

       Mengetahui tentang

pentingnya nutrisi bagi tubuh.

       Megetahui komposisi nutri

yang seimbang.

Setelah di lakukan

kunjungan sampai

1-2 hari selama 30

menit diharapkan

pasien mampu

makan 3x/hari porsi

habis  dan minum 8

gelas air / hari.

Perilaku

Pasien mampu

makan dan minum

Secara seimbang

       Makan 3x sehari porsi habi

tanpa bantuan

       Minum air putih 8 gel

perhari tanpa bantuan

2. Hipertensi pada Ny.S

keluarga Tn.A

berhubungan dengan

ketidakmampuan

keluarga mengenal

karakteristik penyakit

dan perawatannya

Setelah dilakukan

kunjungan

keperawatan,

keadaan penyakit

Ny.S berangsur

membaik

1. setelah dilakukan

kunjungan 2-3 hari

selama 30 menit

Keluarga dapat

mengenal ka-

rakteristik pen-yakit

hipertensi

Verbal Pasien

dapat menyebutkan

dengan jelas dan

benar

a.   Pengertian hipertensi

b.   Penyebab :

Keturunan

     Kelelahan

     Kurang olah raga

     Penyakit tekanan darah tinggi

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Menjawab pertanyaan denga

baik dan benar.

2. setelah dilakukan

kunjungan 2-3 hari

selama 30menit

Keluarga dapat

membuat kepu-

tusan yang tepat

tentang upaya

pengobatan Ny.S ke

sarana kesehatan

dan bersedia

memberikan

perawatan yang

baik dan benar.

Verbal

Pasien

memperhatikan

dengan baik

Keputusan yang dibua

keluarga dan Ny.S sendiri

3.  pada akhir

pertemuan

Keluarga sepakat

jika diadakan

evaluasi sewaktu-

waktu.

Perilaku

Pasien melaksanakn

apa yang sudah di

ajarkan dengan baik

- melakukan olah raga yang

cukup

- makan teratur

- meluangkan waktu untuk

istirahat dan refreshing.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN
Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

EVALUASI

No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu

1 Gangguan

pemenuhan

nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh pada

Ny.S keluarga

Tn.A b.d

kekurangefekti

fan keluarga

dalam

membantu

memenuhi

kebutuhan

nutrisi

keluarga yang

sakit.

Tgl 11-04-2012 Jam 08.30-

09.00

       Mengucapkan salam

       Memvalidasi keadaan

keluarga

       Mengingatkan kontrak

       Menjelaskan tujuan

TUK

1.      Memberitahu kepada pasien

dan keluarga betapa

pentingnya menjaga

keseimbangan nutrisi 

walaupun saat sakit.

2.      Memberitahu pasien dan

keluarga tentang komposisi

nutrisi yang seimbang.

3.      Memberikan kesempatan

pada keluarga untuk

bertanya dan mengulangi

penjelasan apa yang sudah

kita ajarkan.

4.      Memberitahu keluarga

untuk lebih aktif dalam

membantu pemenuhan

kebutuhan nutrisi secara

parsial.

5.      Memberikan motivasi

pasien dan membantu 

anggota keluarga untuk

membantu Ny.S perlahan-

S:

       Keluarga menjawab salam

       Tn.A mengatakan Ny.S

masih mual, pahit di mulut,

dan belum bisa sepenuhnya

menghabiskan porsi

makannya.

       Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini selama

30 menit tentang pentingnya

pemenuhan nutrisi dan

komposisi seimbangnya.

       Keluarga mengatakan sudah

faham tentang proses

membantu pemenuhan

nutrisi Ny.S.

O:

       Keluarga kooperatif dan

aktif saat dijelaskan.

       Keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan.

       Keluarga membantu proses

pemenuhan kebutuhan

nutrisi Ny.S sampai

akhirnya bisa makan dan

minum.

       Ny.S belum menghabiskan

seluruh porsi, tapi 2/3 porsi 

dan minum kurang lebih 5

gelas/hari.

       A:

Tgl 11-04-

2012 Jam

08.30-

09.00

Sampai

Tgl. 12-04-

2012 jam

08.30-

09.00

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

lahan memenuhi kebutuhan

nutrisi sampai tujuan

tercapai.

Masalah teratasi sebagian

P:

Lanjutkan intervensi.

2 Hipertensi

pada Ny.S

keluarga Tn.A

berhubungan

dengan

ketidakmampu

an keluarga

mengenal

karakteristik

penyakit dan

perawatannya

Tgl 11-04-2012 Jam 08.30-

09.00

       Mengucapkan salam

       Memvalidasi keadaan

keluarga

       Mengingatkan kontrak

       Menjelaskan tujuan

TUK

1.      Memberikan pendidikan

kesehatan tentang Hipertensi

yang meliputi:

        Pengertian hipertensi

        Tanda dan gejala

        Penyebab dan pencegahan

2.      Memeberikan masukan

/saran kepada keluarga

untuk membawa Ny.S untuk

berobat ke pelayan

kesehatan sebagai keputusan

yang baik.

3.      Mengajukan kontrak waktu

pada akhir pertemuan untuk

di lakukan evaluasi keadaan

Ny.S dan keluarga.

                                  

S:

       Keluarga menjawab salam

       Tn.A mengatakan Ny.S

masih sedikit pusing dan

belum bisa sepenuhnya

melakukan aktifitas.

       Keluarga menyetujui

pertemuan saat ini selama

30 menit tentang pentingnya

aktifitas sehari-hari.

       Keluarga dan pasien

mengatakan belum

sepenuhnya memahami apa

itu yang berkaitan dengan

hipertensi.

       Keluarga sudah membawa

Ny.S ke dokter yang biasa

di kunjungi.

O:

       Keluarga kooperatif dan

aktif saat dijelaskan.

       Keluarga mendengarkan

penjelasan yang diberikan.

       Ny.S masih terlihat sedikit

lemas , tapi sudah agak

lebih baik.

       TD: 130/90mmHg

A:

Masalah teratasi sebagian

P:

Tgl 13-04-

2012 Jam

08.30-

09.00

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

Lanjutkan intervensi.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

           Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang

abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak

faktor risiko.

Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan

hipertensi sekunder.

          Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90%

dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari

langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami

hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua

kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat

diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

4.2 Saran

        Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya

melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup

sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSIasuhankeperawatan.info/wp-content/uploads/2020/04/... · ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN HIPERTENSI Selasa, 29 Mei 2012 ASUHAN KEPERAWATAN

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC

Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan

Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC

Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC

http://catur-cribo.blogspot.com/