ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

64
KEPERAWATAN KELUARGA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN DEWASA OLEH : KELOMPOK 6 1. Anik Dwi Laningtyas (010109a008) 2. Irma Ariani (010109a055) 3. Ida Bagus Gde Eke Y (010109a0) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO Jl. Gedongsongo, Candirejo – Ungaran Tahun Ajaran 2011/2012

description

irma

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN

DEWASA

OLEH :

KELOMPOK 6

1. Anik Dwi Laningtyas (010109a008)

2. Irma Ariani (010109a055)

3. Ida Bagus Gde Eke Y (010109a0)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO

Jl. Gedongsongo, Candirejo – Ungaran

Tahun Ajaran 2011/2012

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmatnya kita dapat menyusun laporan Asuhan Keperawatan . Asuhan

Keperawatan ini adalah berisi mengenai tentang Asuhan Keperawatan Keluarga

Dengan Dewasa yang akan mempermudah dalam penyusunan laporan kasus

sesuai dengan keadaan pasien. Selain itu asuhan keperawatan keluarga ini juga

digunakan sebagai acuan pencapaian target praktek Keperawatan Keluarga. Ilmu

keperawatan kini telah berkembang sangat pesat, oleh karena itu pembaca atau

pembimbimng dengan rendah hati diharapkan dapat memberikan bimbingan

untuk perbaikan.

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tingkah laku seseorang dipelajari sepanjang proses kehidupannya

ketika menghadapi krisis dan kecemasan akibat stressor. Menurut teori

keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang sangat

dinamis dari kehidupan seseorang.

Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa

mereka dimana sudah memiliki tanggung jawab  serta sudah menyadari

makna hidup. Menyiapkan diri menjadi dewasa, karena menjadi dewasa

adalah sebuah pilihan, maka tentunya harus direkayasa atau disiapkan. Tidak

bisa dibiarkan alami. Karena memang menjadi dewasa dalam cara berpikir itu

bukan kebetulan, tapi merupakan pilihan.

2. Tujuan Penulisan

Makalah ini ditulis agar pembaca :

1. Mengetahui dan memahami teori perkembangan keluarga dan unsur-

unsur yang ada didalamnya

2. Mengetahui dan memahami teori proses keperawatan keluarga dan

unsur-unsur yang ada didalamnya.

3. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan keluarga dengan

dewasa.

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. TEORI PERKEMBANGAN KELUARGA

1.1.1. pengertian perkembangan keluarga dewasa

Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah

berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang

penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana

mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia

pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya keturunan

dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi kerja di

masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa kebal,

masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan .

Masa dewasa ditandai kemampuan produktif dan kemandirian.

Menurut Prof. Dr. A.E Sinolungan (1997), masa dewasa dapat di bagi dalam

beberapa fase yaitu:

1. Fase dewasa awal

Fase dewasa awal (20/21-24 tahun), seorang mulai bekarya dan

mulai melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas

perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:

a. mereka mendapat pengawasan dari orang tua

b. mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan

hubungan yang intim di luar

c. mereka membentuk seperangkat nilai pribadi

d. mereka mengembangkan rasa identitas pribadi

e. mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

2. Fase Dewasa tengah

Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap

memilih teman hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

menggunakan energy sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep

diri dan citra tubuh terhadap realita fisiologis dan perubahan pada

penampilan fisik. Harga diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan

sikap posiif terhadap perubahn fisiologis muncul jika orang dewasa

mengikuti latihan fisik diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan

melakukan hygiene yang baik.

a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah

1) Teori Erikson

Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan

yang utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas

(Erikson, 1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat

dan membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai

generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam

interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah

gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini

ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau

perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

2) Teori Havighurst

Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam

tujuh perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst,

1972). Tugas perkembangan tersebut meliputi:

a) Pencapaian tanggung jawab social orang dewasa

b) Menetapkan dan mempertahankan standar kehidupan

c) Membantu anak-anak remaja tanggung jawab dan bahagia

d) Mengembangkan aktivitas luang

e) Berhubungan dengan pasangannya sebagai individu

f) Menerima dan menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia

pertengahan

g) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

b. Tahap-tahap perkembangan

1) Perkembangan fisiologis

Perubahan ini umumnya terjadi antara usia 40-65

tahun. Perubahan yang paling terlihat adalah rambut beruban,

kulit mulai mengerut dan pinggang membesar. Kebotakan

biasanya terjadi selama masa usia pertengahan, tetapi juga

dapat terjadi pada pria dewasa awal. Penurunan ketajaman

penglihatan dan pendengaran sering terlihat pada periode ini.

2) Perkembangan kognitif

Perubahan kognitif pada masa dewasa tengah jarang

terjadi kecuali karena sakit atau trauma. Dewasa tengah dapat

mempelajari keterampilan dan informasi baru. Beberapa

dewasa tengah mengikuti program pendidikan dan kejuruan

untuk mempersiapkan diri memasuki pasar kerja atau

perubahan pekerjaan.

3) Perkembangan psikosial

Perubahan psikososial pada masa dewasa tengah

dapat meliputi kejadian yang diharapkan, perpindahan anak

dari rumah, atau peristiwa perpisahan dalam pernikahan atau

kematian teman. Perubahan ini mungkin mengakibatkan stress

yang dapat mempengaruhi seluruh tingkat kesehatan dewasa.

3. Fase dewasa akhir

Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif,

sukses-sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan,

pada masa ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang

sudah mantap.

Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:

a. Menurunnya keadaan jasmaniah

b. Perubahan susunan keluarga

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam

bidang pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu

d. Penurunan fungsi tubuh

Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi

pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun. Biasanya

ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa seseorang menjabat

kemudian tidak, rasanya ada perasaan down sindrom.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengawasan tugas

perkembangan ini, individu mengalami PPS. Misalnya penghalangnya

adalah:

1. Tingkat perkembangan yang mundur

2. Tidak ada kesempatan untuk mempelajari tugas-tugas

perkembangan

3. Tidak ada motivasi

4. Kesehatan yang buruk

5. Cacat tubuh

6. Tingkat kecerdasan yang rendah

7. Tingkat adaptasi yang jelek

8. Selain itu, masa dewasa akhir adalah masa pensiun bagi bagi

pegawai menghadapi sepi dan masa masamemasuki pensiun.

Biasanya ada PPS ( Post Power Sindrom) misalnya biasa

seseorang menjabat kemudian tidak, rasanya ada perasaan down

sindrom, adanya penyakit kronis. Tingkat ketidakmampuan dan

persepsi klien pada penyakit dan ketidakmampuan menentukan

sampai mana perubahan gaya hidup akan terjadi.

9. Tingkat kesejahteraan

Perawat mengkaji status kesehatan pada klien dewasa

tengah. Pengkajian tersebut member arah untuk merencanakan

asuhan keperawatan dan berguna dalam mengevaluasi keefektifan

intervensi keperawatan.

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

10. Membentuk kebiasaan sehat yang positif

Kebiasaan adalah sikap atau perilaku seseorang yang biasa

dilakukan. Pola perilaku ini didorong oleh seringnya pengulangan

sehingga menjadi cara perilaku individu yang biasa.

1.1.2. Tahap Perkembangan Keluarga dengan Dewasa

Menurut Erikson, tugas perkembangan yang utama pada usia

baya adalah mencapai generatifitas (Erikson, 1982). Generatifitas

adalah keinginan untuk merawat dan membimbing orang lain. Dewasa

tengah dapat mencapai generatifitas dengan anak-anaknya melalui

bimbingan dalam interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika

dewasa tengah gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal

ini ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau

perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas

yang harus diselesaikan individu pada fase-fase atau periode

kehidupan tertentu; dan apabila berhasil mencapainya mereka akan

berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal akan kecewa dan

dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga

akan mengalami kesulitan

Masa Usia Dewasa

1. Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan

fisiologis

2. Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai

individu

3. Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang

bertanggung jawab dan berbahagia

4. Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam

karir pekerjaan

5. Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang

dewasa

6. Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

7. Menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

1.2. TEORI PROSES KEPERAWATAN KELUARGA

1.2.1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya.

Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan

metode:

a. Wawancara keluarga

b. Observasi fasislitas rumah

c. Pemeriksaan fisik dari anggta keluarga dari ujung rambut ke ujung

kaki.

d. Data sekunder, contoh: hasil laboratorium, hasil X-ray, pap smear

dan sebagainya.

Hal hal yang perlu dikaji dalam keluarga meliputi :

a. Data umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

5) Komposisi keluarga

Genogram

Simbol-simbol yang biasa digunakan:

Laki-laki Perempuan Identifikasi klien meninggal

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Menikah Pisah Cerai Cerai

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga

tersebut.

7) Tipe bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan

kesehatan.

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan

yang dapat mempengaruhi kesehatan.

9) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik

dari kepela keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain

itu status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta

barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu

namun denganmenonton TV dan mendengarkan radio juga

merupakan aktivitas rekreasi.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan ke;luarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditenrukan dengan anak tertua

dari keluarga inti.

Contoh : keluarga bapak A mempunyai 2 orang anak, anak

pertama berumur 7 tahun dan anak ke dua berumur 4 tahun,

maka keluarga bapak A beradapada tahapan perkembangan

keluarga dengan usia anak sekolah.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembngan yang belum

terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti,

yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan

masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan

kesehatanyang biasa digunakan keluarga serta pengalaman-

pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari

pihak suami istri.

c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentiikasi dengan melihat luas rumah,

tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela pemanfaatan

ruangan, peletakan perabotan rumah tangga, jenis septik tank,

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

jarak septik tank dengan sumber air, air minum yang digunakan

serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan

komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkunagan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geigrafis keluarga ditentukan dengan kebiasaan

keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Mennjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh

mana keluarga interkasinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalh jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga

untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik,

fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota

keluarga.

Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai isi dan

instruksi ?

Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-

kebutuhan dan perasaan-perasaan mereka dengan jelas ?

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Apakah anggota keluarga memperoleh dan memeriksakan

respons dengan baik terhadap pesan ?

Apakah anggota keluarga medengar dan mengikuti pesan ?

Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga ?

Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak

langsung ?

Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) dismapaikan

dalam keluarga ? (langsung atau tidak langsung)

Jenis-jenis emosi apa yang di sampaikan dalam keluarga ?

Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif,

positif atau keduanya ?

Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-

pesan penting ? (langsung atau tidak langsung)

Jenis-jenis disfunggsional komunikasi apa yang nampak

dalam pola-pola komunikasi keluarga ?

Adakah hal-hal atau masalah dalam keluarga yang tertutup

untuk didiskusikan ?

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

memepengaruhi otang lain untuk mengubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

Struktur peran formal: posisi peran formal apa pada setiap

anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota

keluarga melakukan peran-peran formal mereka. Adakah

konflik peran dalam keluarga

Struktur peran informal: adakah peran-peran informal

dalam keluarga, siapa yang memainkan peran-peran

tersebut, berapa kali peran-peran tersebut sering dilakukan

atau bagaimana peran tersebut dilaksanakan secra

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

konsisten? Tujuan peran-peran informal yang dijalankan

keluarga apa?

4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan nor

Ma yang dianut oleh keluarga yang berhubungna dengan

kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi efektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukunga

keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana

kehangtan tercipta pada anggota keluarga, dan bagaimana

keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungandalam

keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanaa,

pakaian, perlindungan serta merawat anggota keluargayang

sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.

Kesanggupa keluarga didalam melaksanakan perawata

kesehatan dapat dilihat dari kemampuankeluaraga melaksanakan

5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluaraga mampu mengenal

maslah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melkaukan perawatan terhadap anggota keluarga yang

sakit, menciptakan lingkungan yang dpat meningkatkan

kesehatan, danmkeluarga mampu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdapa dilingkungan setempat.

Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuha

tuegas perawtan keluarga adalah:

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal maslah

kesehata, yang perlu dikaji adalah sejuahmana keluarga

mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah kesehatan

yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab

dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap

masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil

keputusan mengenai tindakan kesehata yang tepat, hal yang

perlu dikaji adalah:

Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai

sifat dan luasnya masalah

Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga

Apakah keluarga merasa meyerah terhadap masalah yang

dialami

Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan

pentakit

Apakah kelurga mempunyai sikap negatif terhadap

masalah kesehatan

Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan

yang ada

Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga

kesehatan

Apakah keluarga mendapat informasi yang salah

terhadap tindakan dalam megatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji

adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakit

(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa, dan cara

perawatannya)

Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sikap dan

perkembangan perawatan yang dibutuhkan.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

yang diperlukan untuk perawatan.

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang

ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, sumber keuangan/financial, fasilitas fisik,,

psikososial)

Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang pelu

dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber

keluarga yang dimiliki

Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat

pemeliharaan lingkungan

Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygene

sanitasi

Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan

penyakit

Sejauhmana sikap/pandangan keluarga terhadap hygene

sanitasi

Sejauhmana kekompakan antar anggot keluarga

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat ,

hal yang perlu dikaji adalah :

Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas

kesehatan

Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-

keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan

Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap

petugas dan fasilitas kesehatan

Apakah fasilitas kesehataan yang ada terjangkau oleh

keluarga.

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga

adalah :

a) Berapa jumlah anak

b) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga

c) Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga

5) Fungs ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga

adalah:

a) Sehauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,

pangan, dan papan

b) Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan

keluarga

a. Fungsi pendidikan

Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam

pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau

masyarakat sekitar.

b. Fungsi religius

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari

dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan.

c. Fungsi rekreasi

Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan

keluarga untuk melakukan rekreasi secara bersama baik

di luar dan di dalam rumah, juga tentang kuantitas yang

dilakukan.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

f. Stress dan koping keluarga

1) Stessor jangka pendek dan panjang

a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kuran lebih 2

bulan

b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga

yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6

bulan

2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon

terhadap situasi/stressor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang digunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan

pemeriksaan fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga

terhadap petugas kesehatan yang ada.

1.2.2. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,

keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan

dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggng

adalah pernyataan yang menjelaskan status atau masalah kesehatan

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan

berdasarkan data yang didapatkan pada pengkajian.

Diagnosa keperawatan keluarga dianalisis dari hasil pengkajian

terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,

lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan

koping keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya

keluarga.

a. Perumusan diagnosa keperawatan

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada

sasaran idividu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda

(sign).

Tipologi dari diagnosis keperawatan:

1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dn gejala

dari gangguan kesehatan.

Contoh:

Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak

N), keluarga bapak Y “berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga

dengan gangguan mobilisasi”.

Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga

Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

(rematik).

Perubahan peran dalam keluarga (Bapak A) berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah peran

sebagai suami.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

2. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang namun belum terjadi gangguan, misalnya :

lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak

adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

Contoh:

Risiko terjadi konflik pada bapak I berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah komunikasi

Risiko gangguan perkembangan pada balita (Anak N)

keluarga bapak Y berhubungan dengan dengan

ketidakmampuan keluarga melakukan stimulasi terhadap

balita

Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga

Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak

3. Potensial (keadaan sejahtera/”wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera

sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

Contoh:

Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada ibu hamil

(Ibu M) keluarga Bapak K.

Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga

Bapak X.

Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru

menikah keluarga Bapak I.

Daignosa yang sering muncul dalam asuhan keperawatan kelurga

menurut NANDA:

a. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah

Adalah suatu kondisi dimana keluarga mengalami atau berisiko

mengalami kesulitan mempertahankan kebersihan dan menjaga

lingkungan rumah.

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

2) Risiko cedera

Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang

merugikan yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap

bahaya lingkungan atau usia maturasi.

3) Resiko infeksi

Kondisi dimana keluarga beresiko menularkan agen-agen

patogen ke anggota yang lain.

b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi

1) Komunikasi keluarga disfungsional

Keadaan dimana keluarga mengalami atau beresiko terhadap

penurunan untuk mengirim atau menerima pesan.

c. Diagnosa keperawatan keluarga pada maslah struktur peran

1) Berduka dan diantisipasi

2) Berduka disfungsional

3) Isolasi sosial

4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang

sakit terhadap keluarga)

5) Proses keluarga terhenti

6) Resiko terhadap kerusakan kedekatan orang tua/bayi/anak

7) Resiko ketegangan peran pemberi perawatan

8) Penampilan peran tidak efektif

d. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi sosial

1) Perubahan perkembangan

2) Kurang pengetahuan

3) Isolassi sosial

4) Kerusakan interaksi sosial

5) Resiko kekerasan terhadap orang lain

6) Resiko kekerasan terhadap diri

7) Konflik peran orang tua

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

e. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

1) Manajemen regimenterapeutik keluarg tidak efektif

2) Kerusakan pemeliharaan rumah

3) Perilaku mencari kesehatan

4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

f. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping

1) Koping keluarga melemah

2) Kesiapan dalam peningkatan koping keluarga

3) Koping keluarga cacat

4) Resiko berduka disfungsional.

1.2.3. Perencanaan keperawatan keluarga

Apabila masalah kesehatan ataupun masalah keperawatan telah

teridentifikasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana

keperawatan sesuai dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana

keperawatan keluarga adalah merupakan kumpulan tindakan yang

direncanakan oleh perawat untuk dilsksankan dalam menyelesaikan

atau mengatasi masalah keshatan/ maslah keperawatan yang telah

diidentifikasi. Rencana keperawatan yang berkualitas akan menjamin

keberhasilan dalam mencapai tujuan serta penyeleaian masalah.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengenbangkan

keperawatan kluarga :

1) Rencana keperawatan harus didasarkan atas analisa yang

menyeluruh tentang masalahatau situasi keluarga.

2) Rencana yang baik harus realistik, artinya dapat dilaksanakandan

dapat menghasilkan apa yang diharapkan.

3) Rencana keperawatan harus sesuai dengan tujuan dan falsafah

instansi kesehatan. Misalnya bila instansi kesehatan pada daerah

tersebut tidak memungkinkan pemberian pelayanan cuma-Cuma

maka perawat harus mempertimbangkan hal tersebut dalam

menyususn perencanaan

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

4) Rencana keperawatan dibuat bersama dengan keluarga. Hal ini

sesuai dengan prinsip bahwa perawat perawat bekerja bersama

keluarga bukan untuk keluarga.

5) Sebaiknya rencana keperawatan dibuat secara tertulis hal ini selain

berguna untuk perawat juga berguna untuk anggota tim kesehatan

lainnya, khususnya dalam mengingat perencanaan yang telah

disusun untuk keluarga tersebut. Disamping itu juga dapat

membantu dalam mengevaluasi perkembangan masalah keluarga.

Langkah-langkah dalam menembangkan rencana keperawatan keluarga:

1. Menentukan sasaran atau goal

Sasaran adalah tujuan umum yang merupakan tujuan akhir yang

akan dicapai melalui segala upaya. Jika keluarga mengerti dan

menerima sasaran yang telah ditentukan diharapkan mereka dapat

berpartisipasi secara aktif dalam mencapai sasaran tersebut. Contoh:

setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mampu merawat

anggota kelaurga yang menderita hipertensi

2. Menentukan tujuan atau objektif

Objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik atau lebih

terperinci tentang hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan

yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah :

spesifik, dapat di ukur, dapat dicapai, realistik dan ada batasan

waktu. Contoh: seteleh dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

anggota keluarga yang sakit hipertensi mengerti tentang cara

pencegahan dan pengobatan hipertensi dan tekanan darah : 120/80

mmHg.

3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan

dilakukan

Dalam menilih tindakan keperawatan sangat tergantung kepeda sifat

masalahdan sumber-sumber yang tersedia untuk memecahkan

masalah. Dalam perawatan kesehatan keluarga tindakan

keperawatan yang dilakukan ditujukan untuk mengurangi atau

mnghilangkan sebab-sebab yang mengakibatkan timbulnya

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

ketidaksanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas

kesehatan. Perawat dapat melekukan tindakan keperawatan dalam

rangka menstimulasi kesadaran dan penerimaanterhadap masalah

atau kebutuhan kesehatan keluarga dengan jalan :

a. Memperluas informasi atau pengetahuan keluarga

b. Membantu keluarga untuk melihat dampak atau akibat dari situasi

yang ada

c. Menghubungkan antara kebutuhan kesehatan dengan sasaran yang

telah ditentukan

d. Menunjang sikap atau emosi yang sehat dalam menghadapi

masalah.

Perawat dalam menolong keluarga agar dapat menentukan keputusan

yang tepat dalam rangka menyelesaikan masalahnya, dapat melakukan

tindakan antara lain :

a. Mendiskusikan tentang konsekuensi yang akan timbul jika tidak

melakukan tindakan

b. Memperkenalkan kepada keluarga tentang alternatif kemungkinan

yang dapat diambil serta sumber-sumber yang diperlukan untuk

melaksanakan alternatif tersebut

c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang manfaat dari masing-

masing alternatif atau tindakan.

Untuk meningkatkan kepercayaan diri keluarga dalam memberikan

keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, perawat dapat

melakukan tindakan antara lain :

a. Mendemonstrasikan tindakan yang dipperlukan

b. Memanfaatkan fasilitas atau sarana yang ada dirumah keluarga

c. Menghindarkan hal-hal yang mengganggu keberhasilan keluarga

dalam merujuk pasien pasien atau mencari pertolongan kepada tim

kesehatan yang ada.

Perawat dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam rangka

menciptakan lingkungan yang menunjang kesehatan keluarga antara

lain dengan cara :

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

a. Membantu mencari cara untuk menghindarkan adanya

ancaman kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota

keluarga

b. Membantu keluarga dalam rangka memperbaiki fasilitas fisik

yang sudah ada

c. Menghindarkan ancaman psikologis dalam keluarga antara lain

dengan cara memperbaiki pola komunikasi keluarga,

memperjelas masing-masing anggota dan lain-lain.

d. Mengembangkan kesanggupan keluarga dalam rangka

penemuan kebutuhan psikososial.

Agar dapat membantu keluarga dalam rangka memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ada, maka perawat harus mempunyai pengetahuan

yang luas dan tepat tentang sumber daya yang ada dimasyarakat dan cara

memanfaatkannya. Sumber-sumber yang terdapat dimasyarakat antara lain

: instansi-instansi kesehatan, program-program peningkatan kesehatan,

organisasi-organisasi masyarakat.

4. Menentukan kriteria dan standart kriteria

Kriteria merupakan tanda atau indikator yang digunakan untuk

mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standart menunjukan

tingkat perfomance yang diinginkan untuk membandingkan bahwa

perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan telah tercapai.

Pernyataan tujuan yang tepat akan menentukan kejelasan kriteria

dan standart evaluasi. Sebagai contoh :

a. Tujuan

Sesudah perawat kesehatan masyarakat melakukan kunjungan

rumah, keluarga akan memanfaatkan puskesmas atau poliklinik

sebagai tempat mencari pengobatan.

b. Kriteria

Kunjungan ke puskesmas atau poliklinik.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

c. Standart

Ibu memeriksakan kehamilannya ke puskesmas atau poliklinik,

keluarga membawa berobat anaknya yang sakit ke puskesmas.

5. Tahapan pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan

keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk

membangkitkan minat keluarga untuk mengadakan perbaikan

kearah perilaku hidup sehat. Adanya kesulitan, kebingungan,

ketidakmampuan yang dihadapi keluarga, hal tersebut harus

menjadikan suatu perhatian, sehingga perawat diharapkan dapat

memberikan kekuatan dan membantu mengembangkan potensi-

potensi yang ada sehingga keluarga dapat mempunyai kepercayaan

diri dan mandiri dalam menyelesaikan masalah. Dalam kondisi ini

untuk membangkitkan minat keluarga dalam berperilaku hidup

sehat, maka perawat harus memahami teknik-teknik motivasi.

Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal dibawah ini :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai

masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara : memberikan

informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang

kesehatan dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap

masalah.

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara cara perawatan

yang tepat dengan cara : mengidentifikasi konsekuensi tidak

melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-sumber yang

dimiliki keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap

tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga

yang sakit dengan cara : mendemonstrasikan cara perawatan,

menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah dan mengawai

keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat

lingkungan menjadi sehat dengan cara : menemukan sumber-

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan

lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang

ada, dengan cara : mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada

dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan

fasilitas kesehatan yang ada.

Faktor penyulit dari keluarga yang dapat menghambat minat

keluarga untuk bekerjasama melakukan tindakan kesehatan :

a. Keluarga kurang memperoleh informasi yang jelas atau

mendapatkan informasi tetapi keliru

b. Keluarga mendapatkan informasi tidak lengkap, sehingga mereka

melihat masalah hanya sebagian.

c. Keliru tidak dapat mengkaitkan antara informasi yang diterima

dengan situasi yang dihadapi

d. Keluarga tidak mau menghadapi situasi.

e. Anggota keluarga tidak mau melawan tekanan dari keluarga atau

sosial

f. Keluarga ingin mempertahankan suatu pola tingkah laku

g. Keluarga gagal mengkaitkan tindakan dengan sasaran atau tujuan

upaya keperawatan.

h. Kurang percaya dengan tindakan yang diusulkan perawat.

Kesulitan dalam tahap pelaksanaan dapat pula diakibatkan oleh

faktor-faktor yang berasal dari petugas, antara lain :

1. Petugas cenderung menggunakan satu pola pendekatan atau

petugas kaku dan kurang fleksibel

2. Petugas kurang memberikan penghargaan atau perhatian

terhadap faktor-faktor sosial budaya

3. Petugas kurang mampu dalam mengambil tindakan atau

mengguanakan bermacam-macam teknik dalam mengatasi

masalah yang rumit.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

6. Tahap Evaluasi

Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian

untuk melihat kebersihannya. Bila tidak/belum berhasil perlu di

susun rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan

mungkin tidak dapat di lakukan dalam satu kali kunjungan

kekeluarga. Untuk itu dapat dilaksanakan secara bertahap sesuai

dengan waktu dan kesediaan keluarga. Langkah-langkah dalam

mengevaluasi pelayanan keperawatan yang diberikan baik kepada

individu maupun keluarga adalah :

1) Tentukan garis besar masalah kesehatan yang dihadapi dan

bagaimana keluarga mengatasi masalah tersebut

2) Tentukan bagaimana rumusan tujuan perawatan yang akan dicapai

3) Tentukan kriteria dan standart untuk evaluasi. Kriteria dapat

berhubungan dengan sumber-sumber proses atau hasil, tergantung

kepada dimensi evaluasi yang diinginkan

4) Tentukan metodeatau teknik evaluasi yang sesuai serat sumber-

sumber data yang diperlukan

5) Bandingkan keadaan yang nyata (sesudah perawatan) dengan

kriteria dan standart untuk evaluasi

6) Identifikasi penyebab atau alasan penampilan yang tidak optimal

atau pelaksanaan yang kurang memuaskan

7) Perbaiki tujuan berikutnya. Bila tujuan tidak tercapai perlu

ditentukan alasan : mungkin tujuan tidak realistik, mungkin

tindakan tidak tepat, atau mungkin ada faktor lingkungan yang

tidak dapat diatasi.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Macam-macam evaluasi : evaluasi kuantitatif dan evalusi kualitatif.

1) Evaluasi kuantitatif

Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas atau jumlah

pelayanan atau kegiatan yang telah dikerjakan. Contoh : jumlah

keluarga yang dibina, jumlah imunisasi yang telah diberikan. Evaluasi

kuantitatif sering dipakai dalam kesehatan karena lebih mudah

dikerjakann bila dibandingkan dengan evaluasi kualitatif. Pada

evaluasi kuantitatif jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil

yang memuaskan.

2) Evaluasi kualitatif

Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan

pada salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait yaitu :

a. Struktur atau sumber

Evaluasi struktur atau sumber terkait dengan tenaga manusia,

bahan-bahan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dalam

upaya keperawatan hal ini menyangkut antara lain :

- Kecakapan atau kualifikasi perawat

- Minat atau dorongan

- Waktu atau tenaga yang dipakai

- Macam dan banyaknya peralatan yang dipakai

- Dana yang tersedia

b. Proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang

dilakukan untk mencapai tujuan. Misalnya mutu penyuluhan

kesehatan yang diberikan kepada keluarga lansia dengan masalah

nutrisi.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

c. Hasil

Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya kesanggupan

keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

a. Luasnya Evaluasi

Evaluasi sebagai proses dipusatkan pada pencapaian tujuan dengan

memperhatikan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah

diberikan. Evaluasi dapat dipusatkan pada tiga dimensi :

1) Efisiensi atau ketepatgunaan

Evaluasi ini dikaitkan dengan sumber daya yang digunakan

misalnya : uang, waktu, tenaga, atau bahan.

2) Appropriateness atau kecocokan

Evaluasi ini dikaitkan dengan adakah kesesuaian antara

tindakan keperawatan yang dilakukan dengan pertimbangan

profesional.

3) Adequacy atau kecukupan

Evaluasi ini dikaitkan dengan kelengkapan tindakan

keperawatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil

yang diinginkan.

b. Kegiatan dan Evaluasi

Kegiatan adalah tindakan untuk mencapai tujuan. Dalam

keperawatan kegiatan adalah hal-hal yang dikerjakan oleh perawat

untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Sedangkan hasil

adalah akibat dari kegiatan yang telah dilakukan. Hasil dari

keperawatan pasien dapat diukur melalui 3 bidang :

1) Keadaan baik

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Pada keadaan fisik baik dapat diobservasi melalui suhu tubuh

turun, berat badan naik, perubahan tanda klinik.

2) Psikologik sikap

Seperti perasaan cemas berkurang, keluarga bersikap positif

terhadap petugas kesehatan.

3) Pengetahuan perilaku

Misalnya keluarga dapat menjallankan petunjuk yang

diberikan keluarga, dapat menjelaskan manfaat dari tindakan

keperawatan.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif.

Wvaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses

asuhan keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi

akhir.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Bp.Mj

DENGAN ANGGOTA KELUARGA(Bp. Mj) MENDERITA ASAM URAT

1.1. PENGKAJIAN, Senin 23 April 2012

a. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Bp.Mj

2. Jenis kelamin : Laki-laki

3. Umur : 43 tahun

4. Alamat : Mijen, Ungaran

5. Pekerjaan Kepala Keluarga : Tani

6. Pendidikan Kepala Keluarga: SD

7. Agama : Islam

8. Suku bangsa : Jawa

9. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub dgn

KK

Umur Pendidikan Agama Pekerjaan

1. Ny. R P Istri 41 th SD islam Ibu Rumah

tangga

2. An. N P Anak 26 th SMA Islam Swasta

3. An. P L Anak 23 th SMA Islam Swasta

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

10. Genogram

Keterangan: Laki-laki

Perempuan

Klien sakit

Meninggal

Menikah

Pisah

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Tinggal serumah

11. Tipe keluarga: Nuclear Family

12. Status sosial ekonomi keluarga: Cukup

13. Aktifitas rekreasi keluarga: Keluarga jarang pergi ketempat-tempat

rekreasi, terutama Bp. Mj, karena kondisi kesehatannya. untuk

melepaskan pikiran yang suntuk biasanya dengan mendengarkan radio.

b. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini: Keluarga dengan anak

dewasa, karena anak tertua berusia 26 tahun.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi: Kedua anak Bp.

Mj belum menikah.

3. Riwayat keluarga inti: Bp. Mj menderita asam urat sudah lama

(sekitar lebih dari 10 tahun). Saat ini kondisi sudah lebih baik, tetapi

jika digunakan untuk beraktivitas berlebihan kaki masih terasa nyeri .

Istri Bp. Mj menderita sakit Ginjal dan sekitar 5 bulan yang lalu

meninggal. Kedua anak Bp.Mj dalam kondisi sehat.

4. Riwayat keluarga sebelumnya: Kakak laki-laki Bp.Mj menderita

asma. Sedangkan riwayat penyakit keturunan maupun penyakit kronis

yang lain seperti Jantung, DM dan hipertensi tidak ditemukan.

c. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

a. Denah rumah :

Ruang belakang

Dapur

Kamar tidur

Ruang tamu kamar tidur

Sumur

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

d. Keadaan lingkungan dalam rumah

Rumah keluarga Bp.Mj merupakan rumah permanen dengan status

kepemilikan pribadi. Dinding terbuat dari tembok dengan lantai

semen. Penerangan yang digunakan adalah listrik. Kondisi rumah

rapi dan bersih.

c. Keadaan lingkungan di luar rumah

Halaman rumah cukup luas, ditanami pohon pisang. Untuk Sumber

air bersih dan air minum keluarga memiliki sumur gali yang

digunakan bersama-sama dengan keluarga kakaknya yang tinggal

disebelah rumah Bp. Mj. Air bekas mandi dan cucian hanya

disalurkan ke pekarangan di belakang rumah dan terbuka. Untuk

pengelolaan sampah rumah tangga keluarga membuat lubang

sampah terbuka dan jika sudah penuh sampah dibakar.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas: Jarak antar rumah saling dekat

masing-masing halaman tidak dipagar. Antar tetangga saling toleransi

dan mengenal satu sama lain.

3. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga tinsggal menetap dirumah, tidak

berpindah-pindah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat: Keluarga tidak

memiliki acara khusus pertemuan keluarga yang rutin tetapi hanya

sewaktu-sewaktu jika ada acara di salah satu keluarga, atau saat lebaran.

5. Sistem pendukung keluarga: Saat ini anggota keluarga yang lain( An.P

dan An.n) dalam keadaan sehat, sehingga bisa merawat Bp.Mj dan

bekerja untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

e. Struktur Keluarga

1. Pola komunikasi keluarga: Menurut Bp.Mj, Komunikasi dalam

keluarganya lancar tidak ada hambatan. Mereka terbiasa saling

berkomunikasi secara terbuka, terutama bila sedang berkumpul. Bahasa

yang dipergunakan sehari-hari adalah bahasa jawa.

2. Struktur kekuatan keluarga: Sebagai kepala keluarga, pengambilan

keputusan dipegang oleh Bp.Mj. tetapi mengingat kondisi

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

kesehatannya, Bp.Mj mempercayakan segala sesuatu kepada anaknya,

termasuk juga hal-hal yang terkait dengan hubungan kemasyarakatan.

kedudukan masing-masing anggota keluarga seimbang, tidak ada yang

mendominasi atau mempengaruhi.

3. Struktur peran (formal dan informal): Kepala keluarga tetap dipegang

oleh Bp.Mj, tetapi sebagai pencari nafkah digantikan oleh anak laki-laki

Bp.Mj. Tugas rumah tangga dikerjakan oleh An. N. Selain sudah tua,

kondisi kesehatan Bp. Mj tidak memungkinkan lagi untuk bekerja.

4. Nilai dan norma keluarga: Nilai/norma yang dianut adalah nilai dan

norma suku Jawa, tidak ada norma-norma khusus yang berlaku di

keluarga dan tidak ada norma yang bertentangan dengan kesehatan.

f. Fungsi Keluarga

1. Fungsi biologis keluarga:

a. Kebersihan perorangan

Keluarga memiliki kebiasaan mandi 2 kali sehari, keramas 2 hari

sekali, sikat gigi 2 kali sehari.

b. Pola makan dan minum

Keluarga biasa makan 3 kali sehari dengan makanan beraneka

ragam. Bp.Mj menghindari jenis makanan yang menyebabkan

penyakitnya kambuh, seperrti daun so, emping dan mlinjo, juga

menghindari makan lele, karena jika makan lele Bp.Mj merasakan

kakinya nyeri-nyeri. Jarang minum susu.

c. Bp. Mj terbiasa istirahat lebih awal, dibandingkan anak-anaknya

yaitu, dari pukul 20.00 sampai dengan pukul 4.30 pagi, sedangkan

An.p biasanya tiduur arut malam sekitar pukul 22.00 WIB, apalagi

jika mendapat dinas sore dan pulang kerumah sudah malam.

2. Fungsi psikologis keluarga:

a. Keadaan emosi

Hubungan antar anggota keluarga baik dan cukup harmonis. Kedua

anak Bp.Mj sangat menyayanggi Bapaknya, mengingat mereka

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

hanya tinggal memiliki Bp.Mj. Selama ini tidak ada masalah yang

menyebabkan hubungan antar anggota keluarga menjadi renggang.

Keadaan emosi semua anggota keluarga stabil.

b. Pengambilan keputusan

Dalam pengambilan keputusan dibicarakan bersama, biasanya Bp.

Mj lebih menurut apa yang menjadi pendapat anak-anaknya.

c. Mencari pelayanan kesehatan

Dalam mencari pelayanan kesehatan, keluarga berobat ke Puskesmas

atau Dokter praktek tetapi disamping itu juga terbiasanya minum

jamu-jamuan jawa/ramuan tradisional, dalam upaya pencarian

pengobatan tradisional ini Bp. Mj dibantu oleh kakaknya yang

tinggal disebelah rumah.

3. Fungsi sosial keluarga:

Hubungan dalam keluarga baik, hubungan dengan orang lain baik,

Keluarga Bp.Mj juga selalu aktif mengikuti kegiatan di masyarakat,

seperti kerjabakti, ronda dll. Tetapi tugas-tugas tersebut digantikan oleh

An.P.

4. Fungsi spiritual:

a. Ketaatan beribadah: Keluarga Bp.Mj taat dalam menjalankan

ibadah.

b. Keyakinan kesehatan: Keluarga Bp Mj yakin bahwa kesehatan

adalah nikmat dari Tuhan dan merupakan hal yang sangat penting

agar aktivitas sehari-hari dapat berjalan lancar.

5. Fungsi kultural:

a. Pengambilan keputusan: Dalam pengambilan keputusan berdasar

musyawarah, tidak berdasarkan pada adat tertentu.

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

b. Adat yang berpengaruh terhadap kesehatan: Dalam keluarga Bp Mj

tidak ada adat yang mempengaruhi serta tidak ada hal yang

dianggap tabu dalam masalah kesehatan.

6. Fungsi ekonomi:

Sumber penghasilan keluarga adalah dari kerja An.P dan An.N, karena

mereka belum menikah maka uang gaji digunakan untuk membantu

kebutuhan hidup sehari-hari. Dahulu sewaktu ibu masih ada, ibu

berdagang warung kecil-kecilan, tetapi sekarang warung tersebut

diteruskan oleh keluarga kakak Bp.Mj.

8. Fungsi perawatan kesehatan:

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah

Keluarga sudah mengetahui jika Bp.Mj menderita Asam urat dan

sudah mengupayakan berbagai macam usaha pengobatan tetapi

belum mengetahui tentang bagaimana perawatan dan pencegahan

agar tidak semakin parah.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Keluarga merasakan adanya masalah kesehatan dan menyadari jika

penyakit asam urat sangat dipengaruhi oleh pola makanan sehari-

hari, oleh karena itu keluarga berusaha untuk menghindari jenis

makanan yang dipantang. Jika merasakan gejala-gejala yang cukup

serius keluarga segera membawa Bp. Mj ke Dokter untuk periksa.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

An.P dan An.n sangat telaten merawat ayahnya, jika mendapat

masukan baik dari tetangga ataupun dari saudara-saudaranya, segera

dipraktekkan untuk perbaikan kondisi Bp.Mj. Keluarga juga

melarang Bp.Mj untuk bekerja lagi.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah

Keluarga memahami bahwa kebersihan rumah penting untuk

kesehatan. Rumah tampak rapi dan bersih. Tidak ada sampah

berserakan.

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

e. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan

Keluarga selalu membawa anggota keluarga yang sakit ke

Puskesmas atau langsung ke Dokter praktek. Tidak ada pengalaman

yang kurang baik dengan petugas kesehatan.

g. Stres Dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang: Bp.Mj merasa kondisinya

saat ini membebani kedua anaknya, padahal saat ini mereka

seharusnya bisa memikirkan diri mereka dan hasil kerjanya untuk

kebutuhan-kebutuhan mereka. Tetapi Bp.Mj sangat bersyukur

memiliki anak yang sangat menyayanginya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor: Menurut

Bp.Mj, masalah yang terjadi sudah menjadi kehendak Tuhan.

Keluarga sudah terbiasa dengan kehidupan yang penuh cobaan

sehingga mudah beradaptasi jika mendapat masalah.

3. Strategi koping yang digunakan: Jika ada masalah dihadapi bersama-

sama, berusaha untuk diselesaikan dengan berbagai usaha dan

apapun akhirnya diserahkan kepada Allah yang Maha Berkehendak.

h. Pemeriksaan Fisik

Bp.Mj :

KU baik, Postur tubuh kurus, tinggi. Berat Badan : 45 Kg, TB: 166

cm

Tekanan darah : 130/80 mmHg, Nadi : 96x/mnt, Respirasi : 20x/mnt.

Konjuctiva tak tampak anemis,

Gerak reflek :positif

Paru-paru: suara paru bersih, rreguler, tidak ada ronchi,

Persendian kaki tampak mengkilap dan kemerahan, tidak

membengkak.

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

i. Harapan Keluarga

1. Persepsi keluarga terhadap masalah

Bp.Mj mengatakan bahwa masalah dalam kehidupan adalah hal

yang lumrah, dan sudah menjadi kehendak dari Tuhan. Sebagai

manusia diberi kemampuan untuk memecahkan setiap masalah

yang dihadapi.

2. Harapan Keluarga terhadap Masalah

Keluarga mengharapkan agar kondisi kesehatan Bp.Mj semakin

membaik, meskipun tidak bisa sembuh total karena keluarga

menyadari penyakit Bp.Mj memang sudah kronis dan keluarga

juga sangat mengharapkan tenaga kesehatan yang saat ini

berkunjung ke rumah bisa memberikan pengetahuan-pengetahuan

atau informasi kesehatan yang bermanfaat untuk meningkatkan

status kesehatan keluarga.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

Skala Prioritas Masalah

a. Nyeri Kronis pada Bp. Mj b.d ketidakmampuan keluarga melakukan

perawatan pada anggota keluarga yang sakit

No Kriteria Hitungan Skor Pemberian

1. Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 1 Saat ini Bp. Mj masih

sering merasakan

nyeri, terutama kalau

malam hari atau

setelah beraktivitas.

meskipun tidak

separah dahulu

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah: mudah

2/2 x 2 2 Dana ada, ada

tindakan untuk

mengatasi, fasilitas

ada, pengetahuan

keluarga cukup

3. Potensi masalah untuk

dicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama,

ada upaya-upaya yang

telah dilakukan, tidak

ada kelompok high

risk.

4. Menonjolnya masalah:

masalah berat harus

segera ditangani

2/2 x 1 1 Bp. Mj menyatakan

nyeri yang dirasakan

sangat mengganggu

dan ingin diberi tahu

bagaimana cara

mengatasi.

Jumlah 4 2/3

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

b. Kurang Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada keluarga Bp. Mj

b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit

asam urat)

No Kriteria Hitungan Sko

r

Pemberian

1. Sifat masalah : aktual 3/3 x 1 1 Saat ini Keluarga

belum mengetahui

bagaiman perawatan

yang benar bagi

penderita asam urat.

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah: mudah

2/2 x 2 2 Dana ada, ada

tindakan untuk

mengatasi, fasilitas

ada, pengetahuan

keluarga cukup,

keluarga sangat

tertarik dengan

infformasi-informasi

kesehatan

3. Potensi masalah untuk

dicegah: cukup

2/3 x 1 2/3 Masalah sudah lama,

ada upaya-upaya yang

telah dilakukan

4. Menonjolnya masalah:

masalah berat harus

segera ditangani

1/2 x 1 1/2 Keluarga belum

mengetahui cara

perawatan yang benar

tetapi selama sudah

berusaha merawat

sesuai dengan saran-

saran yang diberikan

saudara dan para

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

tetangga.

Jumlah 4 1/6

1.2. Diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas masalah

1. Nyeri Kronis pada Bp. Mj Keluarga Bp. Mj b.d ketidakmampuan

keluarga melakukan perawatan pada anggota keluarga yang sakit

2. Kurang Pengetahuan tentang perawatan penyakit pada keluarga Bp. Mj

b.d ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan (penyakit

asam urat)

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN dewasa.docx

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L J.1997.Nursing Diagnosis: Aplication to Clinical Practice.

Philadelphia:Lippincott

Hurlock, E B.1980.Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang

Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Marilyn M. Friedman1998.Keperawatan Keluarga Teori dan Praktik.Jakart:EGC

Mubarak, Wahid Iqbal.2006.Ilmu Keparawatan Komunitas 2 Teori da Aplikasi

dalam Praktik: Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan Komunitas,

Gerontik dan Keluarga.Jakarta:Sagung Seto