Asuhan Keperawatan Kanker

70
Asuhan Keperawatan Kanker (CA) Colon A. Pengertian 1. Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005). 2. Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998). 3. Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id). 4. Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. (Brunner and Suddarth, 2001).

description

innn

Transcript of Asuhan Keperawatan Kanker

Page 1: Asuhan Keperawatan Kanker

Asuhan Keperawatan Kanker (CA) Colon

A.  Pengertian 1.      Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).2.      Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).3.      Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat). (www.republika.co.id).4. Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen. (Brunner and Suddarth, 2001).

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces.

B.  Patofisiologi Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya

Page 2: Asuhan Keperawatan Kanker

interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui : 1.      Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria). 2.      Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon. 3.      Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Gejala klinis kanker usus besar yang paling sering adalah perubahan pola defekas adanya perdarahan per anus, nyeri, anemia, anoreksia dan penurunan berat badan tanda dan gejala penyakit ini bervariasi sesuai dengan letak kanker, dan sering  menjadi kanker yang mengenai bagian kanan dan kiri usus besar .

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya: 1.     Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa). 2.      Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa. 3.      Pada stadium III sel kanker sudah menyebur ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.4.      Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

Klasifikasi Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah bening regional, M =jarak metastese).

T          Tumor primer TO       Tidak ada tumor TI        Invasi hingga mukosa atau sub mukosa T2        Invasi ke dinding otot T3        Tumor menembus dinding otot N         Kelenjar limfa N0       tidak ada metastaseN1       Metastasis ke kelenjar regional unilateral N2       Metastasis ke kelenjar regional bilateral N3       Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional

Page 3: Asuhan Keperawatan Kanker

M         Metastasis jauh MO      Tidak ada metastasis jauh MI       Ada metastasis jauh

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:1.      Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap. 2.      Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.3.      Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang

menyebabkan hemorragi. 4.      Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses. 5.      Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

  Pencegahan Kanker Kolon. 1.      Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.

2.      Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu. 3.      Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin. 4.      Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.

5.      Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.

6.      Hidup rileks dan kurangi stress.

C.  Penatalaksanaan (Medis, Keperawatan, Diet) Penatalaksanaan Medis

1.   Pengobatan. Bila sudah pasti ditemukan karsinoma kolorektal, maka kemungkinan pengobatannya adalah:

a.   Pembedahan Reseksi. Satu-satunya pengobatan definitif adalah pembedahan reseksi dan biasanya diambil sebanyak mungkin dari kolon, batas minimal adalah 5 cm di sebelah distal dan proksimal dari tempat kanker. Untuk kanker di sekum dan kolon asendens biasanya dilakukan hemikolektomi kanan dan dibuat anastomosis ileo-transversal. Untuk kanker di kolon transversal dan di pleksura lienalis, dilakukan kolektomi subtotal dan dibuat anastomosis ileosigmoidektomi. Pada kanker di kolon desendens dan sigmoid dilakukan hemikolektomi kiri dan dibuat anastomosis kolorektal transversal. Untuk kanker di rektosigmoid dan rektum atas dilakukan rektosigmoidektomi dan dibuat anastomosis. Desenden kolorektal. Pada kanker di rektum bawah dilakukan proktokolektomi dan dibuat anastomosis kolorektal.

b.   Kolostomi Kolostomi merupakan tindakan pembuatan lubang (stoma) yang dibentuk dari pengeluaran sebagian bentuk kolon (usus besar) ke dinding abdomen (perut), stoma ini dapat bersifat sementara atau permanen.

Tujuan Pembuatan Kolostomi adalah. Untuk tindakan dekompresi usus pada kasus sumbatan / obstruksi usus. Sebagai anus setelah tindakan operasi yang membuang rektum karena adanya tumor atau penyakit lain. Untuk

Page 4: Asuhan Keperawatan Kanker

membuang isi usus besar sebelum dilakukan tindakan operasi berikutnya untuk penyambungan kembali usus (sebagai stoma sementara).

Jenis-Jenis Kolostomi. 1.      Jenis kolostomi berdasarkan sifatnya: a.       Sementara

Indikasi untuk kolostomi sementara : 1).  Hirschprung disease 2).  Luka tusuk atau luka tembak 3).  Atresia ani letak tinggi 4). Untuk mempertahankan kelangsungan anastomosis distal usus setelah tindakan operasi (mengistirahatkan usus). 5). Untuk memperbaiki fungsi usus dan kondisi umum sebelum dilakukan tindakan operasi anastomosis.

b.      Permanen Indikasi untuk kolostomi permanen : Penyakit tumor ganas pada kolon yang tidak memungkinkan tindakan operasi reseksi-anastomosis usus.

2. Jenis kolostomi berdasarkan letaknya : Colostoy Asendens Colostomy

TransversalColostomi Desendens

Lokasi Colon Asendens Colon Tansversum Colon DesendensKonsistensi feses Cair atau lunak Lunak PadatIritasi kulit Mudah terjadi,

karena kontak dengan enzim pencernaan

Mungkin terjadi karena lembab terus menerus

Kadang terjadi

Komplikasi Striktur atau retraksi stoma

3. Jenis kolostomi berdasarkan tekhnik pembuatan : a.       Single Barreled Colostomy b.      Double Barreled Colostomy c.       Loop Colostomy

Perawatan Pasca Operasi Kolostomi 1.   Keseimbangan cairan dan elektrolit.

Asenden colostomy atau colostomy yang diikuti dengan reseksi mungkin faecesnya cair diperlukan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.

2.   Perawatan kulit. Jika ada iritasi kulit harus dikaji secara tepat guna sehingga tindakan yang diambil tepat.

Prinsip pencegahan kulit sekitar stoma : a.       Pencegahan primer bertujuan untuk proteksi : Bersihkan dengan perlahan- lahan, gunakan skin barier, ganti segera kantong bila terjadi kebocoran / rembes atau penuh.

Page 5: Asuhan Keperawatan Kanker

b.      Pencegahan sekunder / penanganan kulit yang sudah terjadi kerusakan. Kulit dengan eritema : ganti kantong kolostomi setiap 24 jam, bersihkan ku1it dengan air hangat pakai kapas dan keringkan, gunakan kantong kolostomi yang tidak menimbulkan alergi ku1it yang erosi, sama dengan eritema tetapi setelah dibersihkan olesi daerah erosi dengan zalf misalnya zinksalf.

3.   Diet. Dianjurkan mengkonsurnsi diet yang seimbang terutama dengan stoma permanen. Diet yang dikonsurnsi sifatnya individual asal tidak menyebabkan diare, konstipasi dan menimbu1kan gas.

4.   Irigasi kolostomi bertujuan untuk: a. Mengeluarkan faeses, gas dan lendir/mukus yang memenuhi kolon. b. Membersihkan saluran pencernaan bagian bawah. c. Menetapkan suatu pengeluaran sehingga dapat melakukan aktivitas normal.

5.  Membantu pasien stoma. a. Pertemuan grup b. Penyuluhan untuk pasien dan keluarga serta, support mental

c. RadioterapiSetelah dilakukan tindakan pembedahan perlu dipertimbangkan untuk melakukan radiasi dengan dosis adekuat. Memberikan radiasi isoniasi pada neoplasma. Karena pengaruh radiasi yang mematikan lebih besar pada sel-sel kanker yang sedang proliferasi, dan berdiferensiasi buruk, dibandingkan terhadap sel -sel normal yang berada di dekatnya, maka jaringan normal mungkin mengalami cidera da1am derajat yang dapat ditoleransi dan dapat diperbaiki, sedangkan sel-sel kanker dapat dimatikan, selanjutnya dilakukan kemoterapi.

d.      KemoterapiKemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi.

Penatalaksanaan Keperawatan 1.      Dukungan adaptasi dan kemandirian. 2.      Meningkatkan kenyamanan. 3.      Mempertahankan fungsi fisiologis optimal. 4.      Mencegah komplikasi. 5.      Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

Penatalaksanaan Diet 1.      Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.

2.      Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari) 3.      Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.

Page 6: Asuhan Keperawatan Kanker

4.      Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.

5.      Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan. 6.      Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

Prognosis pasien yang terkena kanker kolon lebih baik bila lesi masih terbatas pada mukosa dan submukosa pada saat operasi; dan jauh lebih buruk bila telah terjadi penyebaran di luar usus (metastasis) ke kelenjar limfe, hepar. paru, dan organ-organ lain.

D.   Pengkajian Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon menurut Marilynn E. Doenges (1999) diperoleh data sebagai berikut sbb: Aktivitas/istirahat Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan keluhan nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur. Sirkulasi Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah. Integritas ego Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual) Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa bersalah, kehilangan. Tanda : Kontrol, depresi. Menyangkal, menarik diri, marah.

Eliminasi Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, konstipasi dan diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya. Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah. Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi adanya distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal, pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut, dan colok dubur. Makanan/cairan Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi setiap kali makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh (begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun. Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

Neurosensori

Page 7: Asuhan Keperawatan Kanker

Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi darah ke otak tidak lancar.

Nyeri/kenyamanan Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)

Pernapasan Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).

Pemajanan asbes

Keamanan Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan. Tanda: Demam.

Ruam ku1it, ulserasi

Seksualitas Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan peruhahan pada tingkat kepuasan. Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

Interaksi sosial Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan) Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan memberikan informasi penting untuk mencari metastatik. Riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

Pemeriksaan Penunjang. 1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi. 2.  Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura. 3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati. 4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.

Page 8: Asuhan Keperawatan Kanker

5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.

6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan. 7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya. 8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang. 9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

E.  Diagnosa Keperawatan. Diagnosa keperawatan berdasarkan analisa data menurut Marilynn E. Doenges (1999), Brunner and Suddarth (2001), dan Lynda Juall Carpenito (1997).

1.      Ansietas / ketakutan berhubungan dengan krisis situasi (kanker) 2.      Nyeri (akut) berhubungan dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat kanker usus besar.3.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipometabolik berkenaan dengan kanker. 4.      Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kurang masukan cairan 5.      Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia tubuh: efek samping obat- obatan, kemoterapi. 6.      Risiko tinggi terhadap kerusakan kulit / jaringan berhubungan dengan insisis bedah, pembentukan stoma dan kontaminasi.

7.      Risiko tinggi terhadap konstipasi / diare berhubungan dengan karsinoma kolon.

F. Perencanaan 1.  Diagnosa Keperawatan 1 : Ansietas/ ketakutan berhubungan dengan krisis

situasi (kanker) Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan ansietas dapat berkurang atau dapat dikontrol Kriteria Evaluasi : (1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut, (2) Dapat mengungkapkan rasa takutnya, (3) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang, ( 4) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif, ( 5) Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Intervensi : 1.      Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. 2.      Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman. 3.      Pertahankan kontak sering dengan pasien.4.      Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali rasa takut

Page 9: Asuhan Keperawatan Kanker

5.      Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang

2.   Diagnosa Keperawatan 2 : Nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan kulit sekunder terhadap tindakan pembedahan.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan penghilangan nyeri maksimal/kontrol dengan pengaruh minimal Kriteria Evaluasi: (1) Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara bertahap, (2) Mengungkapkan rasa nyerinya, (3) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan, (4) Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi, (5) Dapat melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan tekhnik pengalihan lainnya.

Intervensi1.      Tentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas, serta tindakan penghilang yang dilakukan.

2.      Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan. 3.      Dorong ketrampilan manajemen nyeri misalnya teknik relaksasi napas dalam (dengan cara tarik nafas melalui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan pelan -pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik, dan sentuhan terapetik.

4.      Evaluasi penghilangan nyeri/ kontrol.

3.  Diagnosa Keperawatan 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker . Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mendemonstrasikan berat badan stabil. Kriteria Evaluasi: (1) Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat, (2) Berpartisipasi dalam intervensi spesifik, (3) Menunjukkan peningkatan berat badan secara bertahap, ( 4) Tidak menunjukkan gejala mual dan muntah.

Intervensi : 1.      Pantau masukan setiap hari. 2.      Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.

3.      Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat.

4.      Dorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tetapi sering. 5.      Ciptakan suasana makan yang menyenangkan. 6.      Identifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.

4.  Diagnosa Keperawatan 4 : Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan  berhubungan dengan kurang adekuatnya masukan cairan. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan kekurangan volume cairan tidak terjadi. Kriteria Evaluasi: (1) Menunjukkan keseimbangan adekuat dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab. turgor kulit baik, (2) TTV dalam batas normal : TD 120/80 mmHg N 80-88 x/mnt RR 16-24 x/mnt S 36-37oC. (3) intake dan out put seimbang.

Intervensi :

Page 10: Asuhan Keperawatan Kanker

1.      Pantau masukan dan keluaran dan berat jenis.2.      Timbang berat badan sesuai indikasi 3.      Pantau TTV 4.      Dorong peningkatan masukan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi individu. 5.      Kaji turgor kulit dan membran mukosa

5.   Diagnosa Keperawatan 5: Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia A tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapi. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat melaporkan perbaikan rasa berenergi.Kriteria Evaluasi: ( 1) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuan, (2) Melakukan aktivitas secara bertahap, (3) Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Intervensi :

1.      Rencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat. 2.      Buat tujuan aktivitas realistis dengan pasien. 3.      Dorong pasien untuk melakukan apa saja bila mungkin. 4.      Pantau respons fisiologis terhadap aktivitas5.      Dorong masukan nutrisi.

6. Diagnosa keperawatan 6 : Risiko tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologisTujuan: Setelah dilakukan tindakan  keperawatan diharapkan pasien dapat mengidentifikasi pelaksanaan yang tepat untuk kondisi khusus.Kriteria Evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi/meningkatkan penyembuhan cepat, (2) Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit.

Interverensi :1.      Kaji keadaan kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker.2.      Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.3.      Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering.4.      Baliklah/ubah posisi dengan sering.5.      Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali diizinkan

dokter.

7. Diagnosa Keperawatan 7 : Risiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan karsinoma kolon.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien dapat mempertahankan konsistensi/pola defekasi umum.Kriteria Evaluasi : (1) Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi yang tepat berkenaan dengan situasi individu, (2) BAB dalam batas normal 1-2 x/hari, (3) Menghindari makanan yang dilarang misalnya tinggi lemak, tinggi protein dan rendah seratInterverensi :

1.      Pastikan kebiasaan eliminasi umum.2.      Kaji bising usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi dan konsistensi.3.      Pantau masukan dan keluaran serta berat badan.

4.      Dorong masukan adekuat, berikan makanan sedikit tapi sering dengan makanan rendah serat.

Page 11: Asuhan Keperawatan Kanker

5.      Pastikan diet yang tepat; hindari makanan tinggi lemak.

G.  PelaksanaanPekasanaan atau tindakan keperawatan yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Pelaksanaan merupakan rencana tindakan yang telah dilakukan, dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal. Pelaksanaan mencakup: melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja aktifitas kehidupan sehari-hari, memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang berpusat pada pasien, menyelia dan mengevaluasi kerja anggota staf, dan mencatat serta melakukan pertukaran informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan pasien yang berkelanjutan. Komponen pelaksanaan dari proses keperawatan klien dengan Ca Kolon:Untuk Diagnosa Keparawatan Pelaksanaannya adalah : Mendorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, memberikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman, mempertahankan kontak sering dengan pasien, membantu pasien/orng yang terdekat mengenali rasa takut, meningkatkan rasa tenang dan lingkungan yang tenang. Diagnosa Keperawatan Pelaksanaannya adalah : Menentukan riwayat nyeri, misalnya lokasi nyeri, frekuensi, durai, dan intensitas, serta tindakan yang dilakukan, mendorong keterampilan manajemen nyeri misalnya tehnik relaksasi nafas dalam (dengan cara tarik nafas melelui hidung tahan sampai hitungan sepuluh lalu hembuskan pelan-pelan melalui mulut sambil dirasakan), tertawa, musik dan sentuhan terampik, evaluasi penghilangan nyeri/kontrol. Diagnosa Keperawatan Pelaksanaannya adalah : Memantau masukkan setiap hari, menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori dan kaya nutrien dengan masukkan cairan adekuat, mendorong pasien untuk makan dengan porsi kecil tapi sering, menciptakan suasana makan yang menyenangkan, mengidentifikasi pasien yang mengalami mual/muntah yang diantisipasi.Diagnosa Keperawatan Pelaksanaannya adalah : Memantau masukkan dan keluaran berat jenis, menimbang berat badan sesuai indikasi, memantau TTV, mendorong peningkatan masukkan cairan sampai 3000 ml/hari sesuai toleransi individu, mengkaji turgor kulit dan membran mukosa.

Diagnosa Keperwatan Pelaksanaannya adalah : Merencanakan perawatan untuk memungkinkan periode istirahat, membuat tujuan aktivitas realistis dengan pasien, mendorong pasien untuk melekukan apasaja bila mungkin, memantau respon fisiologis terhadap aktivitas, mendorong masukan nutrisi.Diagnosa Keperwatan Pelaskanaannya adalah: Mengkaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker, memandikan dengan air hangat dan sabun ringan, mendorong pasien untuk menghindari, menggaruk dan menepuk kulit yang kering, merubah posisi dengan sering, menganjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep dan bedak kecuali diijinkan dokter. Diagnosa Keperwatan

Page 12: Asuhan Keperawatan Kanker

Pelaksanaannya : adalah memastikan kebiasaan eliminasi umum, mengkaji bising usus dan pantau gerakan usus termasuk frekuensi dan konsistensi, memantau masukan dan keluaran serta berat badan, mendorong masukan adekuat, berikan makanan sedikit tapi sering dengan makanan rendah sisa, memastikan diet yang tepat, hindari makanan tinggi lemak.

H.  EvaluasiEvaluasi adalah proses penilaian tujuan serta pengkajian ulang rencana keperawatan. Evaluasi juga merupakan proses yang mengukur seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai berdasarkan standar / kriteria yang telah ditetapkan. Selama evaluasi perawat kearah terbaik untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Perawat harus menyadari bahwa evaluasi adalah dinamis dan berubah terus, bergantung pada diagnosa keperawatan dan kondisi pasien.

Prinsip evaluasi diantarnya adalah obyektifitas : mengukur keadaan yang sebenarnya, dimana keputusannya sama dengan keputusan orang banyak. Realibilitas : ketepatan, hasil ukuran yang diperoleh bila diulang oleh orang lain hasil itu tetap sama. Validitas : mengukur dengan tepat, mengukur apa yang akan diukur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan menggunakan kriteria pengukur yang tepat.Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan : Ansietas/ketakutan berhubungan dengan krisis    situasi (kanker)Kriteria evaluasi : (1) Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut, (2) Dapat mengungkapkan rasa takutnya, (3) Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang, (4) Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif, (5) Dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan nyeri (akut) berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan skunder terhadap tindakan pembedahan. Kriteria evaluasi: (1) Mengungkapkan nyeri hilang atau berkurang secara bertahap, (2) Mengungkapkan rasa nyerinya, (3) Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan, (4) Mendemonstrasikan ketrampilan relaksasi, (5) Dapat melakukan tekhnik relaksasi nafas dalam jika nyeri timbul dan tekhnik pengalihan lainnya.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik berkenaan dengan kanker.Kriteria evaluasi: (1) Pengungkapan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat, (2) Berpartisipasi dalam intervensi spesifik, (3) Menunjukkan peningkatan berat badan secara bertahap, ( 4) Tidak menunjukkan gejala mual dan muntah.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan  berhubungan dengan kurang masukan cairan. Kriteria evaluasi: (1) Menunjukkan keseimbangan adekuat dibuktikan oleh tanda-tanda vital stabil, membran mukosa lembab. turgor kulit baik, (2) TTV dalam batas normal : TD 120/80 mmHg N 80-88 x/mnt RR 16-24 x/mnt S 36-37oC. (3) intake dan out put seimbang.

Page 13: Asuhan Keperawatan Kanker

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keparawatan: Keletihan berhubungan dengan perubahan kimia A tubuh: efek samping obat-obatan, kemoterapi. Kriteria evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan pada tingkat kemampuan, (2) Melakukan aktivitas secara bertahap, (3) Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Evaluasi terhadap tindakan diagnosa keperawatan: Risiko tinggi terhadap kerusakan kulit/jaringan berhubungan dengan penurunan imunologisKriteria evaluasi: (1) Berpartisipasi dalam teknik untuk mencegah komplikasi/meningkatkan penyembuhan cepat, (2) Tidak terdapat tanda-tanda kerusakan integritas kulit.

Diagnosa Keperawatan 7 : Risiko tinggi terhadap konstipasi/diare berhubungan dengan karsinoma kolon.Kriteria evaluasi: (1) Mengungkapkan pemahaman tentang faktor dan intervensi/solusi yang tepat berkenaan dengan situasi individu, (2) BAB dalam batas normal 1-2 x/hari, (3) Menghindari makanan yang dilarang misalnya tinggi lemak, tinggi protein dan rendah serat.

BAB II

PEMBAHASAN

 

2.1 Definisi

Neoplasma / Kanker adalah pertumbuhan baru (atau tumor) massa yang tidak normal akibat

proliferasi sel-sel yang beradaptasi tanpa memiliki keuntungan dan tujuan. Neoplasma terbagi atas jinak

atau ganas. Neoplasma ganas disebut juga sebagai kanker (cancer). (SylviaA Price, 2005).

Karsinoma atau kanker kolon ialah keganasan tumbuh lambat yang paling sering ditemukan

daerah kolon terutama pada sekum, desendens bawah, dan kolon sigmoid. Prognosa optimistik; tanda

dan gejala awal biasanya tidak ada. (Susan Martin Tucker, 1998).

Kanker kolorektal adalah tumbuhnya sel-sel ganas dalam tubuh di dalam permukaan usus besar

atau rektum. Kebanyakan kanker usus besar berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas biasa

disebut adenoma yang dalam stadium awal membentuk polip (sel yang tumbuh sangat cepat).

(www.republika.co.id).

Page 14: Asuhan Keperawatan Kanker

Dari beberapa pengertian diatas penulis menyimpulkan kanker kolon adalah tumbunhya sel-sel

ganas di permukaan dalam usus besar (kolon) atau rektum. Lokasi tersering timbulnya kanker kolon

adalah di bagian sekum, asendens, dan kolon sigmoid, salah satu penatalaksanaannya adalah dengan

membuat kolostomi untuk mengeluarkan produksi faeces. Kanker colon adalah penyebab kedua

kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998 )

Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat

yang lebih parah.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker Colon.

2.2 Etiologi

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada

usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat

dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.

Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :

- Usia lebih dari 40 tahun

- Darah dalam feses

- Riwayat polip rektal atau polip kolon

- Adanya polip adematosa atau adenoma villus

- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga

- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis

- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker

pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang

mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak

Page 15: Asuhan Keperawatan Kanker

hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya

kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang

menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang

banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet

yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day

Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :

- Daging merah

- Lemak hewan

- Makanan berlemak

- Daging dan ikan goreng atau panggang

- Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)

- Makanan yang harus dikonsumsi:

- Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti

brokoli,brussels sprouts )

- Butir padi yang utuh

- Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan

terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan

tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari

adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial

tinggi untuk menjadi manigna.

Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang

bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada

permulaan adematus polip pada colon dan rektum. Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis

mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 – 30 tahun.

Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohn’s juga mempunyai resiko

terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi

Page 16: Asuhan Keperawatan Kanker

terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota

keluarga menderita penyakit tersebut.

 

2.3 Manifestasi Klinis

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat

kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam

feses gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksi,

atau penurunan berat badan dan keletihan. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan

adalah nyeri dangkal abdomen dan melena (feses hitam, seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan

dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kram,

penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang

dihubungakan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi

dan diare bergantian, serta feses berdarah.

2.4 Patofisiologi

Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan

faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang

mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara

bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh

minuman yang beralkohol, khususnya bir.

Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan

epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian

dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur

sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat

meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi

rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Page 17: Asuhan Keperawatan Kanker

Tumor dapat menyebar melalui :

1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).

2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.

3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:

1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan

mukosa).

2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.

3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar

usus.

4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-

organ lain.

2.5 Klasifikasi

Klasifikai kanker kolon dapat ditentukan dengan sistem TNM (T = tumor, N = kelenjar getah

bening regional, M =jarak metastese).

T Tumor primer

TO Tidak ada tumor

TI Invasi hingga mukosa atau sub mukosa

T2 Invasi ke dinding otot

T3 Tumor menembus dinding otot

N Kelenjar limfa

Page 18: Asuhan Keperawatan Kanker

N0 tidak ada metastase

N1 Metastasis ke kelenjar regional unilateral

N2 Metastasis ke kelenjar regional bilateral

N3 Metastasis multipel ekstensif ke kelenjar regional

M Metastasis jauh

MO Tidak ada metastasis jauh

MI Ada metastasis jauh

Karsinoma Colon sebagian besar menghasilkan adenomatus polip. Biasanya tumor ini tumbuh

tidak terditeksi sampai gejala-gejala muncul secara berlahan dan tampak membahayakan. Penyakit ini

menyebar dalam beberapa metode. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan

dalam di perut,mencapai serosa dan mesenterik fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang

ada disekitarnya,kemudian meluas kedalam lumen pada usus besar atau menyebar ke limpa atau pada

sistem sirkulasi. Sistem sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utama melewati pembuluh darah pada

usus besar melalui limpa,setelah sel tumor masuk pada sistem sirkulasi,biasanya sel bergerak menuju

liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh kemudian metastase ke paru-paru.

Tempat metastase yang lain termasuk:

- Kelenjar Adrenalin

- Ginjal

- Kulit

- Tulang

- Otak

Penambahan untuk infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan sistem

sirkulasi,tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritonial sebelum pembedahan tumor belum

Page 19: Asuhan Keperawatan Kanker

dilakukan. Penyebaran terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor pecah menuju ke

rongga peritonial.

2.6 Komplikasi

Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:

1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.

2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.

3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan

hemorragi.

4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.

5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.

6. Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh

darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan. Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara

berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor

melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan

ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

2.7 Pencegahan

Pencegahan Kanker Kolon.

1. Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman,

kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.

Page 20: Asuhan Keperawatan Kanker

2. Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.

3. Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.

4. Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.

5. Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.

6. Hidup rileks dan kurangi stress.

 

2.8 Penatalaksanaan

a) Penatalaksanaan medis

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik.

Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.

Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan.

Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pilihan mencakup kemoterapi, terapi radiasi

dan atau imunoterapi.

Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan

leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam

kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan

sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi

b) Penatalaksanaan bedah

Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan

dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan

kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru

dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan

sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus

diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang

dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif.

Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe

pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.

Page 21: Asuhan Keperawatan Kanker

Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.

- Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan,

pembuluh darah dan nodus limfatik)

- Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsi sigmoid

dan semua rektum serta sfingter anal)

- Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari

kolostomi

- Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi)

c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum

Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari

sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara

bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase

atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi

yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.

d) Penatalaksanaan Keperawatan

1. Dukungan adaptasi dan kemandirian.

2. Meningkatkan kenyamanan.

3. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.

4. Mencegah komplikasi.

5. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

e) Penatalaksanaan Diet

1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan

pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna

di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel

kanker.

Page 22: Asuhan Keperawatan Kanker

2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)

3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat

pada daging hewan.

4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel

karsinogen / sel kanker.

5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

6. Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.9    Pemeriksaan penunjang

1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupun kolonoskopi.

Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk

menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.

2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon

(barium enema).

Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan

mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut,

dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak

teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dan

colonoscopy.

Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan

liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yang sudah metastasis.

Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa

digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling

defect pada suatu tempat atau suatu striktura.

3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker

kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.

4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk

pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal

ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.

Page 23: Asuhan Keperawatan Kanker

5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap

pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa

dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah

lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma

kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien

dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella

dan juga amoeba.

6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi

metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.

7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan

dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.

8. Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada

sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.

9. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KANKER KOLON

Page 24: Asuhan Keperawatan Kanker

3.1 Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Biodata :

Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 35 th

Agama : Islam

Pendidikan : Sarjana

Pekerjaan : PNS

Status Pernikahan : Menikah

Alamat : Kalirejo, Lampung Tengah

Tanggal Masuk RS : Sabtu, 05 Mei 2012

Diagnosa Medis : Ca. Colon

2. Keluhan utama :

Nyeri hebat pada bagian perut

3. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat Penyakit Sekarang :

Klien masuk ke Rumah Sakit tanggal 5 Mei 2012 akibat mengalami penyakit Ca. Colon. Klien datang ke

RSUD Pringsewu diantar oleh keluarganya melalui IGD, pada tanggal 5 Mei 2012, dengan keluhan nyeri

Page 25: Asuhan Keperawatan Kanker

pada abdomen, kram perut, pola defekasi bermasalah, sering sembelit, feses berwarna kehitaman dan

kadang disertai darah merah segar, tidak nafsu makan, penurunan berat badan, dan cepat letih.

b. Riwayat Penyakit Dahulu :

Klien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan atau obat-obatan, hanya saja tidak terlalu

suka sayuran. + 4 tahun yang lalu klien pernah terkena penyakit thypoid sampai diopname. Klien pernah

mengalami kecelakaan motor namun tidak fatal. Keluarga klien mengatakan bahwa klien hampir setiap

hari mengkonsumsi daging hewan, jarang makan sayur, dan klien mempunyai riwayat peminum /

alkoholic.

c. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga klien menjelaskan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit keturunan yang

umumnya menyerang, seperti DM, Asma, Hipertensi.

GENOGRAM

Page 26: Asuhan Keperawatan Kanker

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Meninggal

= Garis Pernikahan

= Garis Keturunan

= Klien

4. Basic Promoting physiology of Health

1. Aktifitas dan latihan

Pekerjaan Tn. A yaitu seorang PNS dan waktu luangnya diisi dengan beristirahat di rumah dan

berkumpul bersama keluarga. Klien jarang berolahraga. Saat sakit, klien hanya bisa berbaring di tempat

tidur, aktifitas terbatas, dan klien dibantu oleh keluarganya.

2. Tidur dan istirahat

Sebelum sakit lama tidur klien 7-8 jam/hari, hanya dipergunakan untuk tidur malam karena klien jarang

sekali tidur siang dan tidak ada gangguan dalam tidur. Saat sakit lama tidur klien hanya 5 jam dengan

Page 27: Asuhan Keperawatan Kanker

tidur siang selama 1 jam. Klien kadang-kadang kesulitan tidur di rumah sakit karena nyeri yang dialami

klien, klien tampak lemah.

3. Kenyamanan dan nyeri

Klien merasakan nyeri pada perutnya dalam 2 bulan belakangan ini. Nyeri akan lebih terasa menyakitkan

jika beraktifitas dan saat defekasi, dan akan berkurang saat klien beristirahat. Region nyeri yaitu pada

abdomen bagian bawah (dessendens bawah). Skala nyeri klien 8, raut muka klien tampak menahan

nyeri.

4. Nutrisi

Sebelum sakit, frekuensi makan Tn. A tidak teratur dikarenakan kesibukan jam kerja yang

mengakibatkan sering telat makan. Berat badan klien 68 kg. Berat badan dalam 2 bulan terakhir turun

drastis menjadi 57 kg. Jenis makanan yang paling sering dikonsumsi klien yaitu daging hewan dan

makanan cepat saji (sate & gulai). Klien tidak suka sayuran, dan tidak memiliki pantangan terhadap

makanan apapun. Klien tidak pernah mengalami operasi gastrointestinal. Saat sakit, klien hanya

mengkonsumsi nasi lembek, sayuran hijau, buah tapi jarang habis karena klien mual, tidak nafsu makan,

& klien tidak makan yang pedas & berminyak. Diet di rumah sakit adalah diet rendah lemak hewani dan

tinggi serat. Kebutuhan pemenuhan nutrisi dibantu oleh keluarganya.

5. Cairan, elektrolit, dan asam basa

Sebelum sakit frekuensi minum klien 7-8 gelas/hari. Saat sakit, frekuensi minum klien + 2-3 gelas/hari.

Turgor kulit tidak elastis. Klien mendapat support IV Line jenis RL 20 tetes/menit

6. Oksigenasi

Klien tidak mengalami sesak, tidak ada keluhan saat bernafas, irama teratur, klien tidak batuk, klien tidak

merokok, klien tidak terpasang oksigen.

7. Eliminasi fekal/bowel

Frekuensi BAB klien sebelum sakit 1x sehari di pagi hari. Feses berwani kuning, konsistensi padat, berbau

khas, warna kuning kecoklatan, dan tidak ada keluhan.

Saat sakit, klien kesulitan BAB, mengalami sembelit, baru 1x selama dirawat di RS, feses berwarna

kehitaman, konsistensi keras, kadang disertai darah merah segar, berbau anyir.

Page 28: Asuhan Keperawatan Kanker

8. Eliminasi urin

Frekuensi BAK klien 2x sehari. Klien tidak mengalami perubahan pola berkemih. Klien tidak

menggunakan kateter, kebutuhan pemenuhan ADL dengan bantuan keluarga.

9. Sensori, persepsi, dan kognitif

Klien tidak memiliki gangguan dan riwayat penyakit yang menyangkut sensori, persepsi, dan kognitif

5. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

a. Keadaan Umum

Kesadaran klien composmentis, Vital Sign TD 110/90 mmHg, Nadi 70x/menit, irama reguler kekuatan

sedang, Respirasi 26x/menit, irama regular, Suhu 36,50 C

b. Kepala : kulit kepala normal, tidak ada hematoma, lesi atau kotor. Rambut mudah patah saat dicabut,

hitam tanpa uban, dan bersih.

Mata : mata klien secara umum normal, bentuk simetris, konjungtiva tampak anemis, sklera tidak

ikterik, pupil dapat merespon terhadap cahaya, palpebra normal, tidak ada oedema. Lensa mata normal,

jernih, visus mata kanan dan kiri normal. Tampak garis kehitaman pada kelopak mata klien bagian

bawah.

Hidung : Hidung klien simetris, tidak ada septum deviasi, polip, epistaksis, gangguan indera pencium,

atau secret.

Mulut : Mulut klien normal, dimana gigi klien normal, tidak ada lubang, dan tidak ada gigi palsu. Bibir

klien kering, tidak stomatitis, dan tidak sianosis. Gusi klien berwarna merah, lidah klien tampak kotor.

Telinga : telinga klien simetris, bersih, dan tidak ada gangguan pendengaran.

Leher : leher klien normal, tidak ada pembesaran thyroid, tidak ada kaku kuduk, tidak ada hematoma,

tida ada lesi.

Tenggorokan klien normal, tidak ada nyeri tekan, tidak hipremis, dan tidak ada pembesaran tonsil.

Page 29: Asuhan Keperawatan Kanker

c. Dada : bentuk dada klien normal

Pulmo : Inspeksi : pengembangan dada simetris. Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri. Perkusi

: pulmo kanan dan kiri sonor. Auskultasi : vesikuler pada pulmo kanan dan kiri

Cor : Inspeksi: ictus cordis tidak nampak. Palpasi : Ictus cordis teraba pada mid clavicula sic 5, Perkusi :

menunjukkan batas jantung normal.

Auskultasi : Bunyi jantung I (SI) di ruang intercosta V sebelah kiri, Bunyi jantung II (SII) di ruang intercosta

II sebelah kanan, Bunyi jantung III (SIII) tidak ada, murmur tidak ada.

d. Abdomen : inspeksi : bentuk agak cembung. Palpasi : adanya nyeri tekan pada perut bawah.

Auskultasi : peristaltik permenit.

e. Genetalia : Laki-laki : normal, tidak ada perdarahan.

f. Rektum : Normal, tidak ada hemoroid, tidak ada prolaps, dan tidak ada tumor.

g. Ekstremitas :

- atas : Kekuatan otot ka/ki : 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

- bawah : kekuatan otot ka/ki: 6/6, ROM ka/ki : aktif/aktif

Psiko sosio budaya dan spiritual :

Psikologis :

Perasaan klien setelah mengalami masalah ini adalah gelisah. Cara mengatasi gelisahnya klien dihibur

keluarga. Dukungan yang diberikan oleh keluarga sangat baik, keluarga memberikan semangat kepada

klien agar klien selalu berdo’a supaya cepat sembuh.

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah istirahat di rumah. Klien juga mengatakan sedikit

cemas dengan penyakitnya. Klien takut akan perubahan status kesehatannya.

Sosial :

Page 30: Asuhan Keperawatan Kanker

Aktivitas atau peran di masyarakat adalah sebagai anggota RT 5 Kalirejo. Kebiasaan lingkungan yang

tidak disukai adalah lingkungan yang kotor. Cara mengatasinya dengan melakukan kegiatan kerja bakti.

Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah budaya jawa. Kebudayaan yang dianut tidak merugikan kesehatannya.

Spiritual :

Aktivitas ibadah sehari-hari sholat 5 waktu. Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan adalah yasinan.

Keyakinan klien tentang masalah kesehatan yang sekarang sedang dialami : klien yakin akan dirinya pasti

sembuh.

6. Pemeriksaan Penunjang

Tes Diagnostik : (05 Mei 2012)

Hematologi Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb 11,5 12-18 g/dL Turun

Ht/PVC 42 40-52% Normal

Leukosit 7.000 4.000-10.000 /uL Normal

Trombosit 253.000 150.000-450.000 /uL Normal

Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal

Radiologi :

Foto colon ( Barium Enema)

Colonoscopy

Page 31: Asuhan Keperawatan Kanker

7. Terapi Medis

Bed rest

IVFD RL 20 tetes/menit

Th/oral :

Th/inj :

Kemoterapi

Leukovorin

5-FU, Levamisol, Leuvocorin

Pembedahan / Laparaskop

Page 32: Asuhan Keperawatan Kanker

3.2 Proses Keperawatan

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. A No. Register : 123

Umur : 35 tahun Diagnosa Medis : Ca. Colon

Ruang Rawat : Paviliun Asri 3 Alamat : Kalirejo

TGL/JAM DATA FOKUS PROBLEM ETIOLOGI

05/05/12

08.00 WIB

DS :

Klien mengatakan perutnya

sangat sakit bagian bawah

Klien mengatakan perutnya

bertambah sakit saat bergerak

Klien mengatakan nyeri hilang

timbul

DO :

Klien tampak meringis kesakitan

Klien tampak gelisah

Skala nyeri klien 8

Klien tampak tidak nyaman

dengan perutnya

Nyeri akut Obstruksi tumor pada

usus dengan

kemungkinan

menekan organ yang

lain

06/05/12

13.00 WIB

DS :

- Klien mengatakan nyeri pada

Nyeri akut Agen cedera fisik (insisi

pembedahan)

Page 33: Asuhan Keperawatan Kanker

daerah yang di insisi

- Klien mengatakan tubuhnya

masih lemah

DDO :

- Klien tampak lemah

- Klien tampak menahan nyeri

- Ekspresi wajah klien cemberut

- Tampak kemerahan pada daerah

bekas operasi

06/05/12

13.30 WIB

DS :

- Klien mengatakan gatal pada

daerah yang di insisi

- Keluarga klien mengatakan

badan klien hangat

DO :

- Daerah pembedahan tampak

masih baru dan terfiksasi

- Leukosit : 15.000 /Ul

- Suhu : 37,5 C

Risiko infeksi Tindakan invasif, insisi

post pembedahan

06/05/12

14.00 WIB

DS

- Klien mengatakan punggungnya

terasa panas

- Klien mengatakan susah

bergerak

- Klien mengatakan tidak mampu

beraktifitas secara mandiri

DDO :

Intoleransi aktifitas Kelemahan fisik

Page 34: Asuhan Keperawatan Kanker

06/05/12

15.00 WIB

- Klien terlihat berbaring di

tempat tidur

- Klien tampak terpasang kateter

- Aktifitas klien terlihat dibantu

keluarga

- Klien tampak lemah

- Tampak adanya luka insisi pada

perut klien

DDS :

- Klien mengatakan tidak nafsu

makan

- Klien mengatakan tubuhnya

lemas

- Keluarga klien mengatakan klien

belum memakan apapun pasca

operasi

- Klien mengatakan lidahnya

terasa pahit

DDO :

- Klien tampak lemas

- Bibir klien tampak kering & pucat

- BB turun + 11 kg selama sakit

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh Ketidakmampuan

untuk mencerna

makanan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul (NANDA):

Pre Operasi

Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

Page 35: Asuhan Keperawatan Kanker

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna

makanan

3.3 Pengkajian

Pengkajian pada pasien dengan kanker kolon diperoleh data sebagai berikut sbb:

Aktivitas/istirahat

Pasien dengan kanker kolorektal biasanya merasakan tidak nyaman pada abdomen dengan keluhan

nyeri, perasaan penuh, sehingga perlu dilakukan pengkajian terhadap pola istirahat dan tidur.

Sirkulasi

Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pergerakan kerja. Kebiasaan: perubahan pada tekanan darah.

Integritas ego

Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress ( misalnya merokok,

minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/ spiritual)

Masalah tentang perubahan dalam penampilan misalnya, alopesia, lesi, cacat, pembedahan.

Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak merasakan, rasa bersalah,

kehilangan.

Tanda : Kontrol, depresi.

Menyangkal, menarik diri, marah.

Eliminasi

Adanya perubahan fungsi kolon akan mempengaruhi perubahan pada defekasi pasien, konstipasi dan

diare terjadi bergantian. Bagaimana kebiasaan di rumah yaitu: frekuensi, komposisi, jumlah, warna, dan

Page 36: Asuhan Keperawatan Kanker

cara pengeluarannya, apakah dengan bantuan alat atau tidak adakah keluhan yang menyertainya.

Apakah kebiasaan di rumah sakit sama dengan di rumah.

Pada pasien dengan kanker kolerektal dapat dilakukan pemeriksaan fisik dengan observasi adanya

distensi abdomen, massa akibat timbunan faeces.

Massa tumor di abdomen, pembesaran hepar akibat metastase, asites, pembesaran kelenjar inguinal,

pembesaran kelenjar aksila dan supra klavikula, pengukuran tinggi badan dan berat badan, lingkar perut,

dan colok dubur.

Makanan/cairan

Gejala: kebiasaan makan pasien di rumah dalam sehari, seberapa banyak dan komposisi setiap kali

makan adakah pantangan terhadap suatu makanan, ada keluhan anoreksia, mual, perasaan penuh

(begah), muntah, nyeri ulu hati sehingga menyebabkan berat badan menurun.

Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema

Neurosensori

Gejala: Pusing; sinkope, karena pasien kurang beraktivitas, banyak tidur sehingga sirkulasi darah ke otak

tidak lancar.

Nyeri/kenyamanan

Gejala: Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misalnya ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat

(dihubungkan dengan proses penyakit)

Pernapasan

Gejala: Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seorang perokok).

Pemajanan asbes

Keamanan

Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan matahari lama/berlehihan.

Tanda: Demam.

Ruam ku1it, ulserasi

Seksualitas

Page 37: Asuhan Keperawatan Kanker

Gejala: Masalah seksual misalnya dampak pada hubungan perubahan pada tingkat kepuasan.

Multigravida lebih besar dari usia 30 tahun

Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital.

Interaksi sosial

Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung

Riwayat perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan, atau bantuan)

Masalah tentang fungsi/ tanggungjawab peran penyuluhan/pembelajaran

Gejala: Riwayat kanker pada keluarga misalnya ibu atau bibi dengan kanker payudara

Sisi primer: penyakit primer, tangga ditemukan didiagnosis

Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat; bila tidak ada, riwayat alamiah dari primer akan

memberikan informasi penting untuk mencari metastatik.

Riwayat pengobatan

Pengobatan sebelumnya untuk tempat kanker dan pengobatan yang diberikan.

3.4 Diagnosa Prioritas

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Kami mengambil diagnosa ini sebagai diagnosa utama karena didasarkan pada keluhan utama klien yaitu

mengalami nyeri perut. Pada kasus ini, nyeri abdomen tersebut karena adanya obstruksi tumor pada

usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berakibat

fatal pada klien.

Page 38: Asuhan Keperawatan Kanker

2. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

Nyeri disebabkan karena adanya insisi post pembedahan. Nyeri yang dirasakan oleh klien dalam kasus ini

sangat hebat yaitu skala 8 yang menyebabkan klien kesulitan dalam melakukan aktifitas dan istirahat.

3. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

Resiko infeksi pada klien disebabkan karena adanya luka heacting pasca operasi. Pada kasus tersebut

luka pada perut klien mengalami gatal dan kemerahan, dimana hal tersebut merupakan tanda terjadinya

infeksi.

4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

Intoleransi aktifitas terjadi karena adanya luka insisi post operasi menyebabkan diskontuinitas jaringan

sehingga fungsinya terganggu. Pada kasus klien mengalami luka insisi sehingga kesulitan dalam

beraktifitas. Klien mengatakan apabila bergerak perutnya terasa amat nyeri, sehingga aktifitas klien

perlu dibantu baik oleh keluarga maupun perawat.

5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna

makanan

Ketidakseimbangan nutrisi pada klien terjadi karena fungsi digestif klien belum berfungsi secara optimal

pasca operasi, sehingga klien belum mampu mencerna makanan dengan baik.

Page 39: Asuhan Keperawatan Kanker

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kanker kolon adalah suatu kanker yang berada di colon. Kanker kolon merupakan penyakit yang bukan

sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kanker kolon adalah penyebab

kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS 1998). Penyakit ini termasuk penyakit

yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah. Kanker usus

bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar

peluangnya. Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kanker kolon.

Dari kasus diagnosa keperawatan yang muncul di antaranya :

Pre Operasi

1. Nyeri akut b.d obstruksi tumor pada usus dengan kemungkinan menekan organ yang lain

Post Operasi

1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (insisi pembedahan)

2. Risiko infeksi b.d tindakan invasif, insisi post pembedahan

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d ketidakmampuan untuk mencerna makanan

5.2 Saran

Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita

tentang asuhan keperawatan klien dengan Kanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun

dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.

Page 40: Asuhan Keperawatan Kanker

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin

Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan

dan pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC,

Jakarta

.

McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year

book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005, Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001, Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.

University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA

Manfaat Kemoterapi pada Pasien Penderita Kanker Usus

 

L M Carethers menulis hal berikut dalam Internation Journal of Gastroenterology & Hepatology, Gut 2006;55:759-761doi:10.1136/gut.2005.085274:

Saat ini standar emas dalam mengobati pasien penderita kanker kolon lanjut adalah kemoterapi dengan rangkaian terapi berbasis 5-fluorouracil (5-FU). Standar ini dibuat berdasarkan

Page 41: Asuhan Keperawatan Kanker

percobaan klinis menarik yang memanfaatkan 5-FU dan levamisole, dan menunjukkan manfaat kelangsungan hidup bagi pasien dengan kanker kolon stadium 3 (Duke C).

Meski tidak ada standar pasti untuk mengobati pasien stadium 2, beberapa dari pasien itu menerima kemoterapi 5-FU.

Pasien stadium 1 penderita kanker kolorektal tidak menerima 5-FU karena prognosis mereka baik dengan cukup mengangkat tumornya.

Pasien stadium 4 dimungkinkan menerima 5-FU untuk meringankan saja (catat: bukan penyembuhan).

Membedah Standar Emas Pengobatan Kanker Kolon (Usus Besar)

Pada tahun 1975, Dr. Charles Moetel, onkologis terkenal  dari Mayo Clinic , sebuah  klinik yang ternama di Minnesota, Amerika Serikat, menemukan bahwa kelangsungan hidup pasien kanker kolon Duke C dapat diperpanjang ketika diobati dengan kombinasi 5-FU dan levamisole (sebuah obat yang digunakan pada domba, babi dan ternak untuk mengendalikan cacing-cacing perut dan usus dan infeksi parasit nematoda).

Dalam penelitian ini, 971 pasien penderita kanker kolon Duke C yang telah menjalani operasi dibagi ke dalam tiga kelompok dan diberikan salah satu dari tiga pengobatan ini. Masa waktu kelangsungan rata-rata sebenarnya adalah 6,5 tahun.

 

Referensi:  Moertel, C. G. et al. Fluorouracil plus levamisole as effective adjuvant therapy after resection of stage III colon carcinoma. Annals of Internal Medicine. March 1995. Vol: 122: 321-326. http://www.annals.org/content/122/5/321.full.pdf  

Penulis menyimpulkan bahwa 5-FU + levamisole adalah terapi penyembuhan yang lumayan sesuai dengan operasi; telah dibenarkan banyak meningkatkan angka penyembuhan bagi pasien penderita kanker kolon risiko tinggi (stadium 3). Pengobatan tersebut seharusnya dianggap sebagai standar pengobatan bagi semua pasien.

RawatanJumlah pasien

Jumlah kambuh kembali

Jumlah meningal

Operasi / Bedah saja315 177   (56.19%) 168  (53.33%)

Levamisole310   172   (55.48%) 158   (50.96%)

Levamisole + 5-FU304    119   (39.14%) 121   (39.80%)

Manfaat Levamisole + 5-FU atas

bedah saja (kemoterapi tidak) Kurang persentase kekambuhan 17.05%

Kurang persentase kematian 13.53%

Page 42: Asuhan Keperawatan Kanker

Terapi dengan 5-FU + levamisole: menyebabkan mual, beberapa kali muntah, stomatitis, diare, dermatitis, kelelahan dan alopecia ringan. Kira-kira setengah dari jumlah pasien menderita leucopenia (sel darah putih rendah). 

Reaksi racun yang tidak terantisipasi terhadap 5-FU + levamisole: 40% pasien memiliki hasil tes fungsi hati abnormal selama rangkaian terapi. Toksisitas mereka direfleksikan dalam tingkat fosfatase alkali yang tinggi (yang memuncak sekitar 7 bulan setelah permulaan terapi), tingkat aminotransferase tinggi (AST), dan bilirubin serum yang tinggi selain itu juga menyebabkan lemak hati. 

Pertanyaan:

1. Apakah hasilnya menunjukkan bahwa jika Anda tidak menjalani kemoterapi setelah operasi, Anda tidak akan selamat?

2. Tidakkah hasil ini menunjukkan bahwa tanpa kemoterapi hanya 53,3% pasien meninggal, tetapi bahkan jika Anda menjalani kemoterapi hampir 40% meninggal?

3. Tidakkah hasil ini juga menunjukkan bahkan dengan kemoterapi 39% pasien masih mengalami kambuhnya penyakit?

4. Tidakkah bijaksana untuk menimbang-nimbang keuntungan ini terhadap persoalan kualitas hidup, memperihtungkan efek samping yang diakui dari kemoterapi?

Dari data di atas jelas bahwa kemoterapi mengurangi kambuhnya penyakit sebesar 17% dan mengurangi kematian sebesar 13,5% tetapi dengan efek samping yang kerap kali diabaikan sebagai hal yang tidak signifikan.

Kemoterapi terbukti bermanfaat hanya untuk margin kecil (13% sampai 17%). Memang, dari sudut pandang akademis, hasilnya secara statistik signifikan. Hal ini akan menyenangkan para ahli statistik dan ilmuan, tetapi saya tidak yakin jika ini menyenangkan pasien-pasien kanker. Saya yakin hal ini bukanlah apa yang para pasien cari (khususnya mereka yang berasal dari negara tertinggal). Mereka mencari penyembuhan NYATA.  Jika tidak mungkin, setidaknya mereka mengharapkan kesempatan yang jauh lebih besar untuk mencapainya. Saya bertanya-tanya apakah manfaat kurang dari 20% itu cukup baik?

Kemoterapi menyebabkan efek samping berbahaya bagi banyak pasien. Kemoterapi tidak seperti “gigitan semut” seperti kata onkologis kepada beberapa pasien. Dengan manfaat yang kurang dari 20%, apakah kemoterapi sebuah perjudian yang berharga?

Satu pertanyaan melintas di pikiran. Tidak bisakah margin kecil dari manfaat kemoterapi ini dicapai melalui cara-cara non invasif dan non racun lainnya? Contohnya, pernahkah terjadi pada orang-orang yang hanya melakukan perubahan pola makan atau meminum obat-obatan herbal, mungkin kita juga dapat meningkatkan kesempatan menyembuhkan kanker kolorektal dan hasilnya dapat lebih baik dibanding kemoterapi?

Di CA Care kami telah menampilkan banyak studi kasus yang menunjukkan bahwa memang hipotesis ini valid dan memiliki kebaikan – obat-obatan herbal dan perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperpanjang kelangsungan hidup lebih baik dibanding kemoterapi!

Page 43: Asuhan Keperawatan Kanker

Standar Emas Tambah Terapi yang Ditargetkan

Saat ini, onkologis memiliki cukup banyak campuran-campuran obat kemo untuk pasien penderita kanker kolon stadium lanjut. Generasi baru “bom pintar” atau obat-obatan terapi yang ditargetkan juga dapat ditambahkan ke dalam campuran itu untuk membantu pengendalian kanker (ah, bukan penyembuhan?). Contoh-contoh cara terapi ini adalah:

FOLFOX (leucovorin [folinic acid], 5-FU, dan oxaliplatin) FOLFIRI (leucovorin, 5-FU, dan irinotecan) CapeOX (capecitabine dan oxoliplatin) Semua kombinasi di atas ditambah salah satu (tidak keduanya) dari Avastin (bevacizumab) atau

Erbitux (cetuximab) 5-FU dan leucovorin, dengan atau tanpa Avastin Capecitabine, dengan atau tanpa Avastin FOLFOXIRI (leucovorin, 5-FU, oxaliplatin, dan irinotecan) Irinotecan, dengan atau tanpa Avastin Erbitux saja Vectibix (panitumumab) saja

Avastin dan Ertibux saat ini pada umumnya ditawarkan kepada pasien kanker di Malaysia. Vetibix masih belum dikenal di sini. Namun akan segera muncul. Tetapi apa yang mereka katakan tentang Avastin dan Ertibux? Dua hal yang jelas: Obat-obatan mahal. Dan tidak menyembuhkan kanker kolon !

Perawatan kanker kolon berdasarkan stadium

Bagi semua stadium kanker kolon, kecuali stadium IV, operasi pengangkatan tumor merupakan

perawatan standar. Pada beberapa tipe kanker, perawatan tambahan (terapi adjuvant) mungkin

direkomendasikan.

Stadium 0

Kanker hanya ditemukan pada dinding kolon yang paling dalam.

Perawatan yang biasa dilakukan :

Polypectomy atau eksisi lokal untuk membuang tumor dan sejumlah kecil jaringan di sekitarnya. Reseksi untuk membuang kanker kolon yang lebih besar dan anastomosis untuk membuang

bagian kolon yang rusak serta melekatkan kembali jaringan yang sehat untuk memelihara fungsi saluran pencernaan.

Page 44: Asuhan Keperawatan Kanker

Operasi pengangkatan seluruh kanker dianggap sebagai pengobatan yang efektif.

Stadium I

Tumor telah menyebar dari dinding kolon yang paling dalam ke lapisan kedua dan ketiga. Namun, belum

menyebar ke dinding luar kolon.

Perawatan standar melibatkan operasi pengangkatan kanker dan sejumlah kecil jaringan di sekitar

tumor. Perawatan tambahan biasanya tidak dibutuhkan.

Operasi yang bersifat agresif untuk membuang seluruh jaringan tumor menawarkan potensi

penyembuhan yang tinggi.

Survival rate (angka harapan hidup) 5 tahun untuk stadium ini dapat mencapai 93%.

Stadium II

Kanker berukuran lebih besar dan telah meluas sampai dinding otot kolon, namun belum ditemukan

kanker pada limfe/kelenjar getah bening (struktur kecil yang ditemukan di seluruh tubuh yang berfungsi

untuk memproduksi dan menyimpan sel-sel yang berperan dalam melawan infeksi)

Perawatan standar meliputi operasi pengangkatan kanker dan jaringan di sekitarnya. Kemoterapi

mungkin juga diberikan sebagai tindakan kewaspadaan untuk mencegah rekurensi (kekambuhan) dan

biasanya terbatas hanya bagi mereka yang beresiko tinggi saja. Onkologi (ahli dalam bidang kanker) akan

membantu membuat keputusan apakah kemoterapi dibutuhkan atau tidak, karena pada stadium ini

keuntungan diberikannya kemoterapi adalah minimal.

Survival rate (angka harapan hidup) 5 tahun untuk stadium ini sekitar 78%.

Page 45: Asuhan Keperawatan Kanker

Stadium III

Kanker telah menyebar keluar dari kolon ke 1 atau lebih limfe (kelenjar getah bening).

Stadium IIIA : tumor masih berada di antara dinding kolon dan juga melibatkan limfe.

Stadium IIIB : tumor telah menyebar keluar dari kolon dan melibatkan 1 – 4 kelenjar getah bening.

Stadium IIIC : tumor telah melibatkan lebih dari 4 kelenjar getah bening.

Perawatannya meliputi :

Operasi pengangkatan kanker dan seluruh limfe yang terlibat jika memungkinkan. Setelah operasi, pasien akan menerima obat-obatan kemoterapi 5 – flurouracil, leucovorin dan

oxaliplatin, atau capecitabine yang dikombinasikan dengan oxaliplatin. Radiasi mungkin dibutuhkan jika tumor berukuran besar dan menginvasi jaringan di sekitarnya.

Survival rate (angka harapan hidup) 5 tahun untuk stadium ini sekitar 64%. Pasien dengan 1 – 4 limfe

yang terlibat kanker memiliki survival rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang memiliki

lebih dari 4 limfe yang terlibat kanker.

Stadium IV

Kanker telah menyebar keluar dari kolon ke bagian tubuh lainnya seperti hati atau paru-paru.

Perawatannya meliputi :

Page 46: Asuhan Keperawatan Kanker

Operasi pengangkatan kanker atau prosedur lainnya yaitu bypass dan menghubungkan kolon yang sehat (anastomosis)

Operasi untuk mengangkat sebagian organ tubuh lain yang telah terlibat kanker seperti hati, paru-paru, dan ovarium.

Kemoterapi untuk meringankan gejala dan meningkatkan survival rate. Erbitux, Avastin atau Vectibix yang dikombinasikan dengan kemoterapi standar, tergantung

pada karakteristik tumor. Zaltrap merupakan obat yang juga diterima penggunaannya sebagai kemoterapi pada kasus

dimana kanker telah berkembang luas atau resisten terhadap perawatan. Radiasi untuk meringankan gejala. Terapi imunologi

Survival rate (angka harapan hidup) 5 tahun untuk stadium ini hanya mendekati 8%.

Kanker kolon yang rekuren

Kanker yang rekuren adalah jika kanker terjadi kembali setelah dilakukannya operasi diiringi dengan

atau tanpa disertai kemoterapi sebagai terapi adjuvant. Rekurensi (kekambuhan) dapat terjadi di sekitar

area kanker pertama maupun di organ yang jauh dari kolon.

Hati terlibat sekitar 2/3 bagian pada pasien yang meninggal akibat kanker kolorektum.

Rekurensi cenderung terjadi pada pasien dengan stadium lanjut pada saat pertama kali didiagnosis.

Perawatannya meliputi :

Operasi untuk membuang rekurensi kanker, yang mungkin akan memperpanjang harapan hidup dan pada beberapa kasus dapat memberi kesembuhan jika dilakukan bersama pemberian kemoterapi.

Jika metastasis kanker tidak dapat dihilangkan, kemoterapi menjadi perawatan yang utama.

Page 47: Asuhan Keperawatan Kanker

Mengatasi dan Menangani Efek Samping Kanker

Memahami Kanker

Kanker adalah penyakit dimana kondisi selsel abnormal tumbuh membelah tak terkontrol dan dapat menyerang jaringan lain pada tubuh. Selsel kanker dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya melalui aliran darah dan sistem kelenjar getah bening. Penyebaran ini disebut dengan ‘metastasis’ atau ‘ metastic disease’.

Kanker bukan hanya satu jenis penyakit. Terdapat lebih dari 100 jenis kanker yang berbeda. Kategori pokok kanker antara lain:

Carcinoma – kanker berawal dari kulit atau jaringan yang menyelubungi organ dalam. Sarcoma – Sarcoma Leukemia – kanker yang berawal pada darah – membentuk jaringan seperti tulang sumsum dan

menyebabkan sejumlah besar produksi selsel darah abnormal yang masuk ke dalam darah. Limfoma dan myeloma – kanker yang berawal pada selsel pada sistim kekebalan. Central nervous system cancers – kanker yang berawal pada jaringan otak dan sumsum tulang

belakang.

Kelelahan

Kelelahan dapat menjadi masalah yang sangat penting dalam hidup seseorang yang mengidap kanker. Hal ini dapat mempengaruhi perasaan seseorang tentang dirinya sendiri sehari-harinya dan hubungannya dengan orang lain, dan bagaimana dia melanjutkan pengobatan kanker. Kelelahan ini terjadi pada 14% sampai 96% pasienpasien kanker, terutama mereka yang sedang menjalankan pengobatan kanker. Gejala-gejala khususnya terlihat secara fisik, psikologis dan emosional. Untuk mendapatkan pengobatan yang efektif, kelelahan yang berhubungan dengan kanker dan pengobatannya harus dibedakan dengan kelelahan karena hal lain.

Perawatan untuk mengatasi Kelelahan

Kebanyakan pengobatan untuk kelelahan pada pasien kanker adalah dengan mengendalikan gejalanya dan dengan memberikan dukungan emosional karena penyebab kelelahan yang berhubungan dengan kanker belum diketahui dengan pasti. Beberapa pengobatan dari gejala yang berhubungan dengan kelahan termasuk mengatur dosis pengobatan rasa sakit, melakukan transfusi sel darah merah atau faktor pemicu tumbuhnya sel darah merah, makan makanan suplemen yang mengandung zat besi dan vitamin-vitamin serta anti depresi dan psycostimulan.

Rasa Sakit

Rasa sakit karena kanker dapat diatasi secara efektif pada kebanyakan pasien dengan kanker maupun mereka yang mempunyai riwayat kanker dalam keluarga. Meskipun rasa sakit akibat kanker tidak dapat selalu dihilangkan sepenuhnya,namun terapi dapat mengurangi rasa sakit pada

Page 48: Asuhan Keperawatan Kanker

sebagian besar pasien. Karena setiap pasien mempunyai diagnosa, stadium penyakit dan respon yang berbeda terhadap rasa sakit dan pengobatannya serta kesukaan dan ketidak sukaan yang berbeda, cara mengatasi rasa sakit yang diakibatkan oleh kanker harus ditangani secara individual. Pasien, keluarga pasien dan perawat harus bekerja sama dengan baik untuk mengatasi rasa sakit si pasien secara efektif.

Mengatasi Rasa Sakit

Mengatasi rasa sakit dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menjalani tahapan-tahapan penyakit yang dideritanya. Badan Kesehatan Dunia telah mengembangkan 3 Langkah pendekatan untuk mengatasi rasa sakit berdasarkan pada tingkat keparahan rasa sakitnya:

Untuk sakit yang ringan hingga sedang, dokter dapat menggunakan Langkah 1, yakni mengobati rasa sakit dengan memberikan aspirin, acetaminophen, atau nonsteroidal antiinflammatory drug (NSAID). Efek samping terhadap obatobat tersebut harus di monitor, terutama yang disebabkan oleh obatobatan NSAIDs, seperti pada ginjal, liver dan pembuluh darah, atau masalah-masalah yang timbul pada perut dan usus.

Bila rasa sakit tetap tidak berkurang atau malah bertambah, dokter dapat mengubah cara pengobatan ke Langkah 2 atau Langkah 3. Sebagian besar pasien dengan rasa sakit akibat kanker akan membutuhkan Langkah 2 atau Langkah 3. Dokter dapat langsung melewati pengobatan Langkah 1 apabila dari awal sudah diketahui bahwa rasa sakit yang dirasakan pasien merupakan tahapan sedang atau parah.

Komplikasi dan efek samping lain:

1. Gangguan kognitif dan Keresahan

Gangguan kognitif dan keresahan adalah kondisi dimana pasien mengalami kebimbangan mental dan perubahan perilaku. Orang dengan gangguan kesadaran atau keresahan dapat jatuh pingsan dan kemudian sadar kembali, dan mengalami masalah-masalah pada: perhatian, daya ingat, berpikir, mengontrol otot, respon, tidur dan bangun serta emosi.

Keresahan dapat terjadi kapan saja dan datang secara tiba-tiba. Gejala ini dapat datang dan pergi pada pasien kanker, terutama pasien kanker pada stadium lanjut.

Pengobatan Penyebab Keresahan (Delirium)

Pendekatan standar untuk mengatasi keresahan adalah dengan mengetahui dan mengobati penyebabnya. Gejala dapat diobati pada saat yang bersamaan.

Beberapa pengobatan termasuk dibawah ini:

Berhenti atau mengurangi pengobatan yang dapat mengakibatkan keresahan. Memberikan cairan ke dalam aliran darah untuk mengurangi dehidrasi. Memberikan obat untuk mengurangi hypercalcemia (terlalu banyak Kalsium dalam darah).

Page 49: Asuhan Keperawatan Kanker

Memberikan antibiotik untuk infeksi.

2. Demam

Penyebab utama dari demam pada pasien kanker adalah

Infeksi, penyebab umum yang dapat mengakibatkan demam pada pasien kanker dan dapat mengakibatkan kematian.

Sel-sel tumor, yang dapat memproduksi berbagai zat yang dapat menyebabkan demam. Graft-versus-host-disease, terjadi ketika tulang sumsum yang telah ditransplantasikan atau sel-

sel induk periferal menyerang jaringan pada pasien. Pengobatan seperti obat-obatan kemoterapi, biological response modifiers, dan antibiotik

seperti vancomycin dan amphotericin.

Pengobatan Umum untuk Menghilangkan Demam

Sejalan dengan pengobatan untuk penyebab demam, memberikan rasa nyaman juga dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan yang timbul karena demam, menggigil dan berkeringat dingin. Selama masa demam berikan banyak-banyak cairan pada pasien, mengganti pakaian atau selimut yang berlebihan, mandikan atau basuh pasien dengan air hangat dapat melegakan pasien.

Selama pasien merasa kedinginan, ganti selimut yang basah dengan selimut yang hangat dan kering, serta jauhkan pasien dari udara luar dan atur suhu ruangan untuk meningkatkan kenyamanan pasien.

3. Komplikasi Saluran Pencernaan

Komplikasi saluran pencernaan seperti sembelit, sulit buang air, gangguan usus besar, diare, dan radiasi radang usus adalah merupakan masalah yang umum pada pasien kanker, yang disebabkan oleh kanker itu sendiri maupun pengobatan kanker.

a) Sembelit

Bagi pasien kanker, sembelit bisa merupakan gejala akibat kanker, dikarenakan oleh pertumbuhan tumor atau dari pengobatan kanker. Sembelit juga dapat terjadi sebagai efek samping dari pengobatan kanker atau rasa sakit karena kanker dan dapat juga menyebabkan perubahan-perubahan lain pada tubuh (gagal organ, kehilangan kemampuan untuk bergerak, dan depresi).

Pengobatan untuk Sembelit

Pencegahan adalah obat terbaik untuk sembelit dengan mengurangi factor yang mungkin menjadi penyebab dan membatasi penggunaan obat pencuci perut.

b) Impaction (sembelit yang berat)

Page 50: Asuhan Keperawatan Kanker

Pasien dengan impaction dapat memiliki gejala yang sama dengan pasien sembelit, atau mereka dapat merasakan sakit punggung atau kesulitan buang air kecil. Gejala lain yang terjadi adalah perut yang membesar yang menyebabkan kesulitan bernafas, detak jantung yang cepat, pusing-pusing dan tekanan darah rendah.

Pengobatan Impaction

Melembabkan dan lembutkan pembuangan dengan enema (memasukkan cairan ke dalam dubur)

Secara manual memindahkan kotoran dari anus setelah lubang anus melunak Gunakan glycerin suppositories Memberikan enema dan pencuci perut (masukkan dengan berhati-hati agar menghindari

kerusakan pada usus)

c) Gangguan Usus

Kanker yang paling umum mengakibatkan gangguan pada usus adalah kanker pada usus besar, perut dan indung telur. Gangguan usus dapat disebabkan oleh penyempitan usus akibat peradangan atau kerusakan pada perut, tumor, jaringan bekas luka, hernia, usus yang melintir, atau tekanan pada usus perut yang berasal dari luar area usus. Ini juga dapat terjadi karena faktor-faktor yang mengganggu fungsi otot, syaraf, dan aliran darah ke dalam usus.

d) Diare

Faktor-faktor utama penyebab diare antara lain

Pengobatan kanker (seperti kemoterapi, terapi radiasi, transplantasi sumsum tulang belakang, atau pembedahan)

Terapi antibiotik dapat menyebabkan peradangan pada bagian dalam usus Infeksi yang mungkin disebabkan oleh virus-virus, bakteri, jamur, dan mikroorganisme

berbahaya lainnya Stres dan kegelisahan ketika terdiagnosa mengidap kanker dan saat menjalani pengobatan

Perawatan Diare

Diare dapat disembuhkan dengan mengidentifikasi dan mengobati penyebab terjadinya diare. Contohnya, diare bisa disebabkan oleh stool impaction (jenis konstipasi yang lebih berat) dan pengobatan untuk mencegah konstipasi/sembelit. Dokter mungkin akan mengganti pengobatan, asupan pola makan (seperti makan makanan porsi kecil dengan sering atau pantangan terhadap makanan tertentu) dan mengkonsumsi lebih banyak cairan.

3) Radiasi Radang Usus

Terapi radiasi (Radioterapi) dapat menghentikan pertumbuhan selsel yang membelah dengan cepat, seperti selsel kanker. Karena selsel normal yang terdapat pada lapisan usus besar juga membelah secara cepat, pengobatan dengan radiasi juga dapat menghentikan pertumbuhan sel-

Page 51: Asuhan Keperawatan Kanker

sel tersebut, yang dapat menghambat jaringan usus besar untuk memperbaiki sel-selnya. Selama sel-sel usus besar mati dan tidak tergantikan, maka akan terjadi masalah pada usus dan lambung.

Pengobatan untuk Radang Usus

Pengobatan radang usus termasuk mengobati diare, menggantikan cairan yang hilang, meningkatkan kemampuan penyerapan usus besar, meringankan rasa sakit pada perut atau pada dubur. Gejalagejala tersebut biasanya akan membaik setelah mendapatkan pengobatan, mengganti pola makan, dan istirahat yang cukup. Apabila gejala memburuk meskipun telah diobati, maka pengobatan kanker harus dihentikan, paling tidak untuk sementara waktu.

4. Hypercalcaemia

Terjadi pada 10-20% penderita kanker. Kanker yang diasosiasikan dengan Hypercalcaemia antara lain kanker payudara dan paru-paru, dan jenis-jenis kanker darah tertentu, terutama multiple myeloma Diagnosa dini dan perawatan tidak hanya akan menyelamatkan hidup dalam waktu singkat, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan pasien untuk menjalani seluruh terapi kanker dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

Mengatasi Hypercalcaemia

Cairan diberikan untuk mengatasi dehidrasi. Pengobatan diberikan untuk menghentikan kerusakan pada tulang.

Tingkat keparahan Hypercalcaemia, akan mempengaruhi jumlah perawatan yang diperlukan. Hypercalcaemia yang berat tentunya memerlukan pengobatan segera secara agresif. Hypercalcaemia yang tidak parah harus dirawat sesuai dengan gejala yang timbul. Respon dari pengobatan yang akan terlihat dari hilangnya gejalagejala Hypercalcaemia dan menurunnya kadar kalsium dalam darah.

5. Mual dan Muntah-muntah

Mual adalah perasaan tidak menyenangkan yang terasa pada tenggorokan dan/atau di bagian perut yang dapat mengakibatkan muntah-muntah. Muntah-muntah adalah terbuangnya isi perut melalui mulut. Meskipun pengobatan telah dilakukan, mual dan muntah-muntah tetap merupakan efek samping yang dikhawatirkan dari terapi kanker.

Tindakan untuk mengantisipasi mual dan muntah-muntah

Pengobatan untuk mengatasi rasa mual dan muntah-muntah seringkali berhasil apabila gejala diketahui dan diberi pengobatan lebih awal. Meskipun obat anti mual tidak terlalu efektif, berikut ini adalah beberapa hal yang dapat mengurangi gejala:

Panduan bergambar Hipnotis Relaksasi

Page 52: Asuhan Keperawatan Kanker

Teknik-teknik terhadap perubahan perilaku Melakukan selingan yang menyenangkan seperti dengan bermain video games

Perawatan untuk rasa mual akut yang datang kemudian

Mual akut dan terlambat serta muntah-muntah pada umumnya diobati dengan menggunakan obat anti mual. Beberapa obat hanya bertahan dalam tubuh untuk beberapa saat, dan perlu diberikan lebih sering; obat yang lain yang dapat bertahan lebih lama dalam tubuh diberikan lebih jarang. Kadar darah yang dalam pengobatan, harus selalu konstan untuk memastikan kefektifan pengendalian mual dan muntah-muntah.

Yang tersebut diatas merupakan efek-efek samping dan adalah bagian dari buku saku yang lebih lengkap. Untuk membaca lebih lanjut mengenai efek samping dan berbagai jenis pengobatan Anda dapat memperoleh buku mengenai ’Coping with Cancer and its Side Effects’ dari Parkway Cancer Centre.

Jenis dukungan apa saja yang tersedia?

CanHOPE adalah sebuah tim pendukung hasil inisiatif ParkwayHealth bersama dengan tim dokter multi-disiplin yang berupaya menjalankan metode holistik untuk merawat kanker tanpa ada biaya tambahan. Para penasehat menjalankan layanan konseling kanker melalui telepon hotline dan email, untuk memberikan dukungan emosi dan psiko-sosial kepada semua pasien dan perawatnya, agar mereka bisa mengatasi kanker dengan efektif. Layanan konseling temu muka juga bisa diselenggarakan.

Pasien, profesional kesehatan & publik juga bisa mendapatkan informasi kanker terbaru, tes skrining yang terkait, pengobatan dan rujukan ke layanan kanker yang tepat, informasi untuk layanan rehabilitasi dan layanan dukungan lanjutan, saran-saran tentang efek samping pengobatan kanker, strategi mengatasi kanker, pola makan serta gizi.