Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

41
LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PERILAKU KEKERASAN I. Kasus ( Masalah Utama) Perilaku Kekerasan/ Amuk II. Proses Terjadinya Masalah A. Definisi Perilaku Kekerasan Prilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol ( Yosep, 2010 ). Pengertian marah adalah perasaan jengkel yang timbul karena adanya kecemasan seseorang yang dianggapnya sebagai ancaman yang akan datang (Stuart & Sundeen, 2005), sedangkan menurut Patricia (dalam Yosep, 2010) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain. B. Faktor Predisposisi Ada beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan. a. Faktor Psikologi Psychoanalytical Theory; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan naluri. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekpresikan dengan seksualitas, Dan kedua insting kematian yang diekpresikan dengan agresivitas. Frustation-aggresion theory; Teori yang dikembangkan pengikut Freud ini ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau obyek yang menyebabkan frustasi.

description

Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Transcript of Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Page 1: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

LAPORAN PENDAHULUANDENGAN PERILAKU KEKERASAN

I.           Kasus ( Masalah Utama)   Perilaku Kekerasan/ Amuk

II.        Proses Terjadinya Masalah               A.    Definisi Perilaku Kekerasan

Prilaku Kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering juga di sebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol ( Yosep, 2010 ).

Pengertian marah adalah perasaan jengkel yang timbul karena adanya kecemasan seseorang yang dianggapnya sebagai ancaman yang akan datang (Stuart & Sundeen, 2005), sedangkan menurut Patricia (dalam Yosep, 2010) perilaku kekerasan adalah suatu keadaan emosi yang merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah.

Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari marah atau ketakutan (panik). Perilaku agresif dan perilaku kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu rentang, dimana agresif verbal di suatu sisi dan perilaku kekerasan di sisi yang lain.

B. Faktor PredisposisiAda beberapa teori yang berkaitan dengan timbulnya perilaku kekerasan.

a.    Faktor PsikologiPsychoanalytical Theory; Teori ini mendukung bahwa perilaku agresif merupakan naluri. Freud berpendapat bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua insting. Pertama insting hidup yang diekpresikan dengan seksualitas, Dan kedua insting kematian yang diekpresikan dengan agresivitas.Frustation-aggresion theory; Teori yang dikembangkan pengikut Freud ini ini berawal dari asumsi, bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami hambatan maka akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau obyek yang menyebabkan frustasi.

b.    Faktor Sosial BudayaSocial-Learning Theory; Teori yang dikembangkan oleh Bandura (1977) ini memgemukakan bahwa agresi tidak berbeda dengan respon-respon yang lain. Agresi dapat dapat dipelajari melalui observasi atau imitasi, dan semakin sering mendapatkan penguatan maka semakin besar kemungkinan untuk terjadi. Jadi seseorang akan berespon terhadap keterbangkitan emosionalnya secara agresif sesuai dengan respon yang dipelajari.Kultural dapat pula mempengaruhi perilaku kekerasan. Adanya norma dapat membantu mendefinisikan ekpresi agresif mana yang dapat diterima atau tidak dapat diterima, sehingga dapat membantu individu untuk mengekpresikan marah dengan cara yang asertif.

c.    Faktor BiologisNeorobilogical Faktor (Montague, 1979) bahwa dalam susunan persyarafan ada juga yang berubah pada saat orang agresif. Sistem limbik berperan penting dalam meningkatkan dan menurunkan agresifitas. Neurotransmitter yang sering dikaitkan dengan perilaku agresif yaitu; serotonin, dopamim, norepinephrin, acetikolin, dan asam amino GABA (gamma aminobutiric acid). GABA dapat menurunkan agresifitas, norepinephrin dapat meningkatkan agresifitas, serotonin dapat menurunkan agresifitas dan orang yang epilepsi.

Page 2: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

C. Faktor PresipitasiSecara umum, sesorang akan berespon dengan marah apabila merasa dirinya

terancam. Ancaman tersebut dapat berupa injury secara psikis, atau lebih dikenal dengan adanya ancaman terhadap konsep diri seseorang. Ketika seseorang marasa terancam, mungkin dia tidak menyadari sama sekali apa yang menjadi sumber kemarahanya. Ancaman dapat berupa internal ataupun eksternal. Contoh stressor internal adalah tidak berprestasi kerja, kehilangan orang yang dicintai, respon terhadap penyakit kronis. Contoh stressor ekternal adalah serangan fisik, putus hubungan, dikritik orang lain. Marah juga bisa disebabkan perasaan jengkel yang menumpuk di hati atau kehilangan kontrol terhadap situasi. Marah juga bisa timbul pada orang yang dirawat inap.

         C.    Tanda dan Gejala Perilaku Kekerasan

Menurut Fitria, (2006), tanda dan gejala dari perilaku kekerasan, adalah sebagai berikut:

1.    Fisik: pandangan tajam, tangan mengepal, rahang mengatup, wajah memerah, serta postur tubuh kaku.

2.    Verbal: mengancam, mengumpat dengan kata-kata kotor, bicara dengan nada keras dan kasar, sikap ketus.

3.    Perilaku: menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, merusak lingkungan, sikap menentang, dan amuk/agresif.

4.    Emosi: jengkel, selalu menyalahkan, menuntut, perasaan terganggu, dan ingin berkelahi.5.    Intelektual: mendominasi, cerewet atau bawel, meremehkan, suka berdebat, dan

mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.6.    Sosial: penolakan untuk didekati, mengasingkan diri, melakukan kekerasan, suka mengejek,

dan mengkritik.7.    Spiritual: merasa diri berkuasa, tidak realistik, kreatifitas terlambat, ingin orang lain

memenuhi keinginannya, dan merasa diri tidak berdosa.      D. AKIBAT DARI PERILAKU KEKERASAN

Klien dengan perilaku kekerasan dapat menyebabkan resiko tinggi mencederai diri,

orang lain dan lingkungan. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan

dapat melukai/ membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

E. POHON MASALAH

III.Masalah keperawatan yang perlu dikaji :1.      Risiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

a)      Data subjektif

         Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Page 3: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

         Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusik jika sedang kesal/ marah.

         Riwayat perilaku kekerasan/ gangguan jiwa lainnya.

b)      Data objektif

         Mata merah, wajah agak merah.

         Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai : berteriak, menjepit, memukul diri sendiri/

orang lain.

         Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

         Merusak dan memlempar barang-barang.

       2.      Perilaku kekerasan/ amuk

a)      Data subjektif

         Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

         Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal/ marah.

         Riwayat perilaku kekerasan/ gangguan jiwa lainnya

b)      Data Objektif

         Mata merah, wajah agak merah.

         Nada suara tinggi dank eras, bicara menguasai : berteriak, menjerit.

         Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

         Merusak dan melempar barang-barang.

  3.      Gangguan konsep diri dan harga diri rendah

a)      Data subjektif

         Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik diri

sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

b)      Data Objektif

         Klien tampak lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative tindakan, ingin

mencederai diri/ ingin mengakhiri hidup.

IV.        Diagnosa Keperawatan                1.      Perilaku kekerasan/ amuk.

                2 .      Gangguan konsep diri : harga diri rendah.

                3.      Risiko menceedarai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

V.        Rencana Keperawatan

Page 4: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANPADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASANTgl No.Dx Dx.

KeperawatanPerencanaanTujuan Kriteria hasil Intervensi

Risiko perilaku kekerasan

TUM : Klien tidak melakukan tindakan kekerasan

TUK 1 :Klien dapat membina hubungan saling percaya

1.   Setelah …x pertemuan klien menunjukkan tanda – tanda percaya pada perawat :

       Wajah cerah, tersenyum

       Mau berkenalan       Ada kontak mata       Bersedia

menceritakan perasaan

1.      Bina hubungan saling percaya dengan :

       Beri salam setiap berinteraksi

       Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berinteraksi.

       Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien, tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

       Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien

       Buat kontrak interaksi yang jelas

       Dengarkan dengan penuh perhatian, ungkapan perasaan klien.

TUK 2 :Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya.

2.      Setelah …x pertemuan, klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya:

       Menceritakan penyebab perasaan

2.      Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya:

       Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa

Page 5: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

jengkel atau kesal baik dari diri sendiri maupun lingkungannya.

kesal atau jengkelnya

       Dengarkan tanpa menyela atau member penilaian setiap ungkapan perasaan klien

TUK 3 :Klien dapatmengidentifikasi tanda – tanda perilaku kekerasan

3.      Setelah … x pertemuan, klien menceritakan tanda – tanda saat terjadi perilaku kekerasan :

       Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dll

       Tanda emosional : perasaan marah, jengkel, bicara kasar.

       Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan

3.      Bantu klien mengungkapkan tanda – tanda perilaku kekerasan yang dialaminya:

       Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda – tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi

       Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda – tanda emosional) saat terjadi perilaku kekerasan.

       Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda – tanda social) saat terjadi perilaku kekerasan.

TUK 4 :Klien dapatmengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.

4.      Setelah … x pertemuan, klien menjelaskan :

       Jenis - jenis ekspresi kemarahan yangselama ini telah dilakukannya

       Perasaannya saat melakukan

4.      Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini :

       Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang

Page 6: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

kekerasan       Efektifitas cara

yang dipakai dalam menyelesaikan masalah

selama ini pernah dilakukannya.

       Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi

       Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya, masalah yang dialami teratasi.

TUK 5 : Klien dapatmengidentifikasi akibat perilaku kekerasan

5.      Setelah … x pertemuan klien menjelaskan akibat tindak kekerasan yang dilakukannya :

       Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dll

       Orang lain/keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dll

       Lingkungan : barang atau benda rusak, dll

5.      Diskusikan dengan klien akibat negative (kerugian) cara yang dilakukan pada :

       Diri sendiri       Orang lain/

lingkungan       Lingkungan

TUK 6 :Klien dapatmengidentifikasi carakonstruktif dalammengungkapkan kemarahan

6.      Setelah … x pertemuan klien :

       Menjelaskan cara – cara sehatmengungkapkan marah

6.      Diskusikan dengan klien:

       Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat

       Jelaskan berbagai alternative pilihan untuk mengungkapkan marah selain perilaku kekerasan yang diketahui klien.

       Jelaskan cara – cara sehat untuk mengungkapkan marah :

Page 7: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

-       Cara fisik : nafas dalam,. Pukul bantal/ kasur, olah raga

-       Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain

-       Social : latihan asertif dengan orang lain

-      

Spiritual :sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing – masing.

TUK 7 :Klien dapatmendemonstrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan

7.      Setelah … x pertemuan klien memperagakan cara mengontrol perilaku kekerasan :

       Fisik : nafas dalam,. Pukul bantal/ kasur, olah raga

       Verbal: mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal kepada orang lain

       Social : latihan asertif dengan orang lain

      

Spiritual:sembahyang / doa, zikir, meditasi, dsb sesuai keyakinan agamanya masing – masing.

7.1     Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

7.2     Latih klien memperagakan cara yang dipilih :

       Peragakan cara melaksanakan cara yang dipilih

       Jelaskan manfaat cara tersebut

       Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukan

       Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurna

7.3     Anjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah

Page 8: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

/ jengkelTUK 8 :Klien

8.      Setelah … x pertemuan keluarga :

       Menjelaskan cara merawat klien dengan perilaku kekerasan.

       Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klien.

8.1     Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.

8.2     Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan

8.3     Jelaskan pengertian, penyebab, akibat, dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga

8.4     Peragakan cara merawat klien (menangani petilaku kekerasan)

8.5     Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang.

8.6     Beri pujian kepada keluarga setelah peragaan

8.7     Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang dilatihkan

TUK 9 :Klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan :

9.1 Setelah … x pertemuan klien menjelaskan :

       Manfaat minum obat

       Kerugian tidak minum obat

       Nama obat       Bentuk dan warna

9.1 Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak menggunakan obat

9.2 Jelaskan kepada

Page 9: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

obat       Dosis yang

diberikan kepadanya

       Waktu pemakaian       Cara pemakaian       Efek yang

dirasakan

9.2 Setelah … x pertemuan klien menggunakan obat sesuai program

klien:        Jenis obat

(nama, warna, dan bentuk obat)

       Dosis yang tepat untuk klien

       Waktu pemakaian

       Cara pemakaian       Efek yang akan

dirasakan klien

9.3 Anjurkan klien :

       Minta dan menggunakan obat tepat waktu

       Lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa

       Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat

 

DAFTAR PUSTAKA

Fitria, N. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Page 10: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Nurjannah, I. 2008. Penangan Klien Dengan Masalah Psikiatri Kekerasan. Yogyakarta: MocoMedika.

Maramis, W.F. 2005 Catatan Ilmu Keperawatan Jiwa. Surabaya: Airlangga Universitas Press.

Stuart, G.W. and Laraia. 2005. Principles and Praktice of Psychiatric Nursing, St. Louis: Mosby Year B

Stuart dan Sundeen, 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Videbeck, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Yosep, I. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Bandung: PT Refika Aditama.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Sdr. A DENGAN PERILAKU KEKERASAN

DI RUANG ARJUNA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Page 11: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Ruang Rawat  : Arjuna 

Tanggal di rawat :  12 Oktober 2015

I. Identitas klien Inisial : Sdr. AUmur : 23 tahunJenis kelamin : laki lakiTanggal  pengkajian : 21 Oktober 2015No. RM :05513Informan  : RM pasien, wawancara

II. Alasan Masuk Pasien   3   hari   ini   mengamuk,  merusak   barang   barang   rumah   dan   marah-marah   pada ayahnya. Pasien dibawa ke RSJ Surakarta pada tanggal 12 Oktober 2015 jam 16.50 WIB. Yang membawa pasien ke RSJ ayahnya, sebelum pasien dibawa keluarga bertanya dengan pasien kenapa seperti ini namunpasien tidak menjawab dan hanya diam gelisah.

III. Faktor PredisposisiPasien  mengatakan  pernah  dirawat  di  RSJ  Surakarta.   Ini  adalah  yang  ketiga  kali,  pasien melakukan   pengobatan   teratur   ,   pasien   tidak  mengalami   aniaya   fisik,   tidak  mengalami aniaya seksual, tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.

IV. Pemeriksaan Fisik1. TTV 

N :  88x/menitTD : 110/70 mmHgRR : 27x/menitS : 36,60C

2. UkuranTB : 165 cmBB : 56 kg

3. Keluhan Fisik : pasien mengatakan saat ini badannya tidak ada yang sakit.

V. Psikososial1. Genogram

Page 12: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Keterangan : 

: perempuan

: laki laki

: laki laki meninggal

: perempuan meninggal

: klien

2. Konsep Diria. Citra Tubuh 

Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota badannyab. Identitas Diri

Pasien mengatakan seorang laki-laki 23 tahun, pendidikan lulusan SMAc. Peran

Pasien mengatakandirinya bekerjad. Ideal diri

Pasien mengatakan ingin segera pulang dan ingin berkumpul dengan keluarganya e. Harga Diri

Pasien mengatakan tidak mau dirawat di rumah sakit jiwa 

3. Hubungan Sosiala. Orang terdekat 

Pasien mengatakanorang yang dekat dengannya adalah kedua orangtua nya b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat

Pasien   mengatakan   kurang   aktif   dalam   kegiatan   masyarakat,   lebih   sering dirumah

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Pasien banyak diam dan jarang berbincang-bincang dengan teman 1 bangsal

4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan

Pasien mengatakan beragama islam, pasien mau menjalankan sholat5 waktub. Kegiatan beribadah

Pasien mengatakan selama di rumah sakit melakukan sholat 5 waktu

VI STATUS MENTAL

23

23

Page 13: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

1. PenampilanPasien mengatakan Susana di RSJ mandi 2x sehari, setiap habis mandi menyisir rambut, wajah bersih, dang anti baju.

2. PembicaraanPasien banyak diam, pasien bicara lambat, suara pelan, dan kadang tidak mau menjawab pertanyaan.

3. Aktivitas motorikPasien tampak gelisah.

4. Alam perasaanPasien mengatakan sedih, ingin cepat pulang.

5. AfekRespon pasien terhadap pernyataan yang diajukan datar.

6. Instensitas selama wawancaraSaat diajak bicara pasien tidak kooperatif, kontak mata kurang.

7. PersepsiPasien tidak mendengarkan bisikan-bisikan atau bayangan.

8. Prinsip pikirBlocking.  Saat  diberi  pertanyaan  klien  menjawab namun tiba-tiba  terdiam kemudian dilanjutkan kembali.

9. Isi pikirPasien  tidak   takut   terhadap  benda/objek   secara  berlebih   dan  pasien  tidak  memiliki luaham.

10. Tingkat kesadaranPasien bingung, mengalami gangguan kesadaran.

11. MemoriPasien tidak mengalami gangguan dengan ingatan.

12. Tingkat konsentrasi dan berhitungPasien tidak mampu konsentrasi.

13. Kemampuan penilaianPasien mampu mengambil keputusan untuk hal yang sederhana missal : mandi, makan.

14. Daya tilik diriPasien sadar bahwa dia sedang di RSJ. Pasien sadar kalau sedang mengalami gangguan jiwa.

VII KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG1. Makan

Pasien mampu makan secara teratur dan mandiri dengan frekuensi 2x sehari.2. BAB/BAK

pasien mampu BAB dan BAK secara mandiri di kamar mandi dengan BAB 1x/hari. BAK ± 2-3x/hari.

3. MandiPasien mengatakan sehari  mandi  2x dengan memakai  sabun dan menggosok gigi  2x sehari.

4. Berpakaian/berhiasPasien mampu berpakaian sendiri dan berhias mandiri.

Page 14: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

5. Istirahat dan tidurPasien beristirahat ditempat tidur. Tidur siang ± 1jam. Tidur malam ± 8jam dari pukul 21.00 sampai 05.00.

6. Penggunaan obatPasien selalu minum obat, pasien minum obat secara teratur.

7. Pemeliharaan kesehatanPasien mengatakan sebelum sakit setiap hari  minggu pagi  jalan-jalan pagi. Saat sakit setiap pagi malkukan aktivitas senam pagi.

8. Aktivitas didalam rumahPasien mengatakan setiap hari membantu orang tua.

9. Aktivitas diluar rumahPasien mengatakan kurang aktif dalam masyarakat, lebih sering dirumah.

VIII MEKANISME KUPING

Pasien mengatakan jika ada masalah hanya dipendam sendiri tanpa ada orang lain yang tahu masalahnya.

IX MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Pasien  mengatakan  bahwa  hanya  berinteraksi  dengan   teman   ruangan.   Jika  pasien   ingin berinteraksi dan di ganggu temannya pasien marah.

X. Pengetahuan Kurang Tentang

Pasien   mengatakan   tidak   mengarti   tentang   pengetahuan   penyakit   jiwa   (   perilaku kekerasan)

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik :

Terapi Medik : 

Resperidone 2x2 g Hexymer 2x2 g Chlorpomazine 1x50 mg

Daftar Masalah Keperawatan

1. Perilaku kekerasan2. Hambatan interaksi sosial 

ANALISA DATA

Nama : Sdr.A Dx medis : F.23.2

Page 15: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Umur : 23 th Ruang : Arjuna

No Hari / tanggal Data fokus Masalah keperawatan

1

2

Rabu 21-10-2015

Rabu 21-10-2015

Ds :-pasien mengatakan bingung -pasien mengatakan mengamuk dan marah Do : - pasien tampak mondar mandir - pasien tampak gelisah - pasien tampak mengamuk temanya

Ds :-pasien tidak mau berinteraksi dengan semua orang atau hanya sebagian orang saja Do :-pasien tampak diam -berbicara tampak lambat -sulit menjawab pertanyaan

Perilaku kekerasan

Hambatan interaksi sosial

POHON MASALAH Resiko mencederai diri, orang lain, dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Perubahan persepsi sensori : halusinasi

Menarik diri

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku kekerasan 2. Hambatan interaksi social

INTERVENSI

Nama: Sdr.A Dx.Medis: F.23.2

Umur: 23 Tahun Ruang : Arjuna

Page 16: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Hari/tanggal

Dx.Kep Tujuan Intervensi

Rabu, 21-10-2015

Perilaku Kekerasan

TUM: klien tidak melakukan tindakan kekerasanTUK:

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengingat cara mengontrol pk dengan tarik nafas dalam. Klian mampu mengontrol cara kedua dengan pukul bantal

3. Klien dapat melakukan cara mengontrol pk yang ke 3 yaitu berbicara dengan baik

4. Klien dapat melakukan cara mengontrol pk yang

SP 1 Pasien1. Identifikasi penyebab PK2. Identifikasi tanda dan

gejala pk3. Identifikasi pk yang di

lakukan4. Identifikasi akibat pk5. Sebutkan cara mengontrol

pk 6. Bantu pasien

mempraktekan latihancara mengontrol pk

7. Anjurkan pasien memasukan dalam jadwal harian

Sp 2 pasien1. Ucap salam2. Tanyakan ingatan pasien

tentang pertemuan sebelumnya

3. Evaluasi pasien jadwal kegiatan harian klien

4. Latih klien mengontrol pk dengan pukul bantal

5. Anjurkan klien memasukan terjadwal harian

6. Evaluasi dan validasi perasaan klien

7. Pamitan

Sp 31. Ucapkan salam2. Tanyakan akan ingatan

klien tentang pertemuan sebelumnya

3. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

4. Latih klien mengontrol dengan cara ke 3 dengan berbicara baik

5. Anjurkan klien memasukan ke jadwal harian

6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan

Page 17: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

ke 4 dengan cara spiritual

5. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik

Sp 4 pasien1. Ucapan salam2. Tanyakan akan ingatan

klien tentang pertemuan sebelumnya

3. Evaluasi jadwal kegiatan harian klien

4. Latihan mengontrol pk dengan cara ke 4 yaitu dengan cara spiritual

5. Anjurkan klien memasukan ke jadwal harian

6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan

Sp 5 pasien1. Ucap salam2. Tanyakan ingatan klien

tentang pertemuan sebelumnya

3. Evalidasi jadwal harian4. Ajarkan klien tentang

penggunaan obat secara benar

5. Ajarkan pasien memasukan dalam jadwal harian

6. Evaluasi dan validasi7. Pamitan

CATATAN PERKEMBANGAN / EVALUASI

Nama :Sdr.A dx. Medis : F.23.2

Umur : 23 Tahun Ruangan : Arjuna

Page 18: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Hari/tgl/

jam

dx.

kep

SP Implementasi Evaluasi ttd

Rabu

21-10-2015

09.30

1 1 1. Membina

hubungan saling

percaya

2. Mengidentifikasi

penyebab PK

3. Mengidentifikasi

tanda-tanda dan

gejala PK

4. Mengidentifikasi

PK yang

dilakukan

5. Mengidentifikasia

kibat PK

6. Mengajarkan cara

mengontrol

marah SP 1 tarik

nafas dalam

7. Menganjurkan

pasien

memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian

S :

- Pasien

mengatakan

mengamuk dan

marah-marah pada

temannya

- Pasien

mengatakan

bingung

- Pasien

mengatakan mau

diajarkan cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam

O :

- Pasien tampak

kooperatif

- Kontak mata

kurang

- Bicara lambat

- Pasien melakukan

nafas dalam

dengan baik

A : pasien mampu

melakukan cara

mengontrol marah dengan

cara tarik nafas dalam

P : 1. Perawat

- Validasi SP 1

( tarik nafas dalam

Page 19: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Kamis

21-10-2015

09.00

1 2 1. Mengucap salam

2. Menanyakan

perasaan pasien

3. Menanyakan

ingatan pasien

tentang

pertemuan

sebelumnya

4. Mengevaluasi

jadwal kegiatan

harian pasien

5. Melatih pasien

mengontrol

marah dengan

pukul bantal

6. Menganjurkan

pasien

memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian

)

- Lanjutkan SP 2

( pukul bantal )

2. pasien

- anjurkan pasien

untuk mempraktekan

dan mengingat

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam

- anjurkan pasien

untuk memasukan

kegiatan kedalam

jadwal harian.

S :

- Pasien

mengatakan

perasaan tenang

- Pasien

mengatakan masih

ingat dengan yang

diajarkan kemarin

mengenai melatih

cara mengontrol

marah dengan

tarik nafas dalam

- Pasien

mengatakan mau

diajarkan cara

mengontrol marah

yang kedua yaitu

pukul bantal dan

mau

mempraktekannya

Page 20: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

O :

- Pasien tampak

kooperatif

- Pasien tampak

mengulang cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam

- Pasien tampak

mempraktekan

cara mengontrol

marah dengan

pukul bantal

- Pasien tampak

tenang

A : pasien mampu

mempraktekan cara

mengontrol marah dengan

cara yang kedua yaitu

pukul bantal

P : 1. Perawat

- Validasi SP 1 dan

SP 2 ( tarik nafas

dalam dan pukul

bantal )

- Lanjut SP 3

( verbal berbicara

baik )

2. pasien

- anjurkan pasien

untuk melakukan cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam dan pukul

Page 21: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Jumat

23-10-2015

09.00

1 3 1. Mengucap salam

2. Menanyakan

perasaan pasien

3. Menanyakan

ingatan pasien

tentang

pertemuan

sebelumnya

4. Mengevaluasi

jadwal kegiatan

harian pasien

5. Melatih pasien

mengontrol

marah dengan

berbicara baik

(verbal)

6. Menganjurkan

pasien

memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian

bantal

- anjurkan pasien

untuk memasukan

kegiatan kedalam

jadwal hariaan

S :

- Pasien

mengatakan

perasaan tenang

- Pasien

mengatakan masih

ingat dengan yang

diajarkan kemarin

mengenai melatih

cara mengontrol

marah dengan

tarik nafas dalam

dan pukul bantal

- Pasien

mengatakan mau

diajarkan cara

mengontrol marah

yang ketiga yaitu

berbicara baik

(verbal) dan mau

mempraktekannya

O :

- Pasien tampak

kooperatif

- Pasien tampak

mengulang cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

Page 22: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Senin

26-10-2015

1 4 1. Mengucap salam

2. Menanyakan

dalam dan pukul

bantal

- Pasien tampak

mempraktekan

cara mengontrol

marah dengan

berbicara baik

- Pasien tampak

tenang

A : pasien mampu

mempraktekan cara

mengontrol marah dengan

cara yang ke tiga yaitu

berbicara baik (verbal)

P : 1. Perawat

- ValidasiSP 1, SP

2 dan SP 3( tarik

nafas dalam,

pukul bantal, dan

berbicara baik)

- LanjutSP 4

( spiritual )

2. pasien

- anjurkan pasien

untuk melakukan cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam, pukul bantal,

dan berbicara baik

- anjurkan pasien

untuk memasukan

kegiatan kedalam

jadwal hariaan

S :

Page 23: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

09.00 perasaan pasien

3. Menanyakan

ingatan pasien

tentang

pertemuan

sebelumnya

4. Mengevaluasi

jadwal kegiatan

harian pasien

5. Melatih pasien

mengontrol

marah dengan

spiritual

6. Menganjurkan

pasien

memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian

- Pasien

mengatakan

perasaan tenang

- Pasien

mengatakan masih

ingat dengan yang

diajarkankemarin

mengenai melatih

cara mengontrol

marah dengan

tarik nafas

dalam,pukul

bantal,dan

berbicara baik

- Pasien

mengatakan mau

diajarkan cara

mengontrol marah

yang keempat

yaitu spiritual dan

mau

mempraktekannya

O :

- Pasien tampak

kooperatif

- Pasien tampak

mengulang cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam,pukul

bantal, dan

berbicara baik

- Pasien tampak

mempraktekan

Page 24: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

Senin 1 1. Mengucap salam

cara mengontrol

marah dengan

cara spiritual

- Pasien tampak

tenang

A : pasien mampu

mempraktekan cara

mengontrol marah dengan

cara yang keempat yaitu

spiritual ( istiqfar, berdoa,

dan melakukan sholat 5

waktu )

P : 1. Perawat

- Validasi SP 1, SP

2, SP 3dsn SP 4

( tarik nafas

dalam, pukul

bantal,berbicara

baik, dan spiritual)

- LanjutSP 5

( minum obat

dengan benar)

2. pasien

- anjurkan pasien

untuk melakukan cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam, pukul

bantal,berbicara

baik,dan spiritual

- anjurkan pasien

untuk memasukan

kegiatan ke dalam

jadwal hariaan

Page 25: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

26-10-2015

12.30

5 2. Menanyakan

perasaan pasien

3. Menanyakan

ingatan pasien

tentang

pertemuan

sebelumnya

4. Mengevaluasi

jadwal kegiatan

harian pasien

5. Melatih pasien

mengontrol

marah dengan

minum obat

dengan benar

6. Menganjurkan

pasien

memasukan

dalam jadwal

kegiatan harian

S :

- Pasien

mengatakan

perasaan tenang

- Pasien

mengatakan masih

ingat dengan yang

diajarkan kemarin

mengenai melatih

cara mengontrol

marah dengan

tarik nafas

dalam,pukul

bantal,berbicara

baik, dan spiritual

- Pasien

mengatakan mau

diajarkan cara

mengontrol marah

yang ke lima yaitu

minum obat

dengan benar dan

mau

mempraktekannya

O :

- Pasien tampak

kooperatif

- Pasien tampak

mengulang cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam, pukul

bantal,berbicara

baik, dan spiritual

Page 26: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

- Pasien tampak

mempraktekan

cara mengontrol

marahdengancara

minum obat

dengan benar

- Pasien tampak

tenang

A : pasien mampu

mempraktekan cara

mengontrol marah dengan

cara yang ke lima yaitu

minum obat dengan benar

P : 1. Perawat

- Validasi SP 1, SP

2, SP 3,SP 4, dan

SP 5 ( tarik nafas

dalam, pukul

bantal, berbicara

baik, spiritual, dan

minum obat

dengan benar)

2. pasien

- anjurkan pasien

untuk melakukan cara

mengontrol marah

dengan tarik nafas

dalam, pukul bantal,

berbicara baik,

spiritual, dan minum

obat dengan benar

- anjurkan pasien

untuk memasukan

kegiatan kedalam

Page 27: Asuhan Keperawatan Jiwa Mon

jadwal hariaan