ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

18
ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI PENGERTIAN Disentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air besar. Buang air besar ini berulang- ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan dan darah. KLASIFIKASI Ada 2 macam disentri, yaitu 1. Disentri Amoebica 2. Disentri Bacilaris Perbedaan disentri Amoebica dan Basilaris Disentri Amoebica Disentri Bacilaris Penyebab Dimulai Panas Berak Berjangkitn ya Diagnosa Prognosis Entamoeba Histolitika Tidak dengan tiba-tiba dan hebat Tidak ada Tidak sering kali, tidak banyak darah dan lender dan baunya amat busuk Tidak berat dan tidak secara wabah Shigela Disentri Dengan hebat dan tiba- tiba Ada Terlalu sering, lebih banyak darah, lender dan nanah, tidak bau busuk. Hebat dan sering secara wabah

description

disentri

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

PENGERTIANDisentri adalah peradangan usus besar yang ditandai dengan sakit perut dan buang air

besar. Buang air besar ini berulang-ulang yang menyebabkan penderita kehilangan banyak cairan

dan darah.

KLASIFIKASIAda 2 macam disentri, yaitu

1. Disentri Amoebica

2. Disentri Bacilaris

Perbedaan disentri Amoebica dan Basilaris

Disentri Amoebica Disentri Bacilaris

Penyebab

Dimulai

Panas

Berak

Berjangkitnya

Diagnosa

Prognosis

Entamoeba Histolitika

Tidak dengan tiba-tiba dan hebat

Tidak ada

Tidak sering kali, tidak banyak

darah dan lender dan baunya

amat busuk

Tidak berat dan tidak secara

wabah

Dapat dengan mikroskop

Pada penyakit endokrin

tergantung pada penyakit

dasarnya. Pada penyebab obat-

obatan tergantung kemampuan

menghindari pemakaian obat.

Shigela Disentri

Dengan hebat dan tiba-tiba

Ada

Terlalu sering, lebih banyak darah,

lender dan nanah, tidak bau

busuk.

Hebat dan sering secara wabah

Menghendaki pemeriksaan lebih

lanjut di laboratorium.

Pada bentuk berat angka

kematian tinggi, kecuali

mendapat pengobatan dini. Pada

bentuk sedang angka kema

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

ANATOMI FISIOLOGIUsus Besar (Intestinum Mayor)

Panjangnya ± 1 ½ m, lebar 5-6 cm, lapisan-lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah :

a. Selaput lender

b. Lapisan otot melingkar

c. Lapisan otot memanjang

d. Jaringan ikat.

Fungsi Usus Besar

a. Menyerap air dari makanan

b. Tempat inggal bakteri koli

c. Tempat feses

ETIOLOGI1.      Bakteri (Disentri basiler) Shigella, penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus

disentri yang dirujuk serta hampir semua kasus disentri yang berat dan mengancam jiwa

disebabkan oleh Shigella

o Escherichia coli enteroinvasif (EIEC)

o Salmonella

o Campylobacter jejuni, terutama pada bayi

2. Amoeba (Disentri amoeba), disebabkan Entamoeba hystolitica, lebih sering pada anak

usia > 5 tahun.

PATOFISIOLOGI

Trofozoid

Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

patogen

Mukosa Usus

Radang

Ulkus

Perdarahan

Akut Sub Akut

Mukosa usus Hiperemix Ulkus dangkal + kecil

Perporasi Sembuh

Komplikasi karena penyebaran kuman

Trofozoit yang mula-mula hidup sebagai komensal di lumen usus besar dapat berubah

menjadi patogen sehingga dapat menembus mukosa usus dan menimbulkan ulkus. Akan tetapi

faktor yang menyebabkan perubahan ini sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Diduga

baik faktor kerentanan tubuh pasien, sifat keganasan (virulensi) amoeba, maupun lingkungannya

mempunyai peran.

Amoeba yang ganas dapat memproduksi enzim fosfoglukomutase dan lisozim yang dapat

mengakibatkan kerusakan dan nekrosis jaringan dinding usus. Bentuk ulkus amoeba sangat khas

Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

yaitu di lapisan mukosa berbentuk kecil, tetapi di lapisan submukosa dan muskularis melebar

(menggaung). Akibatnya terjadi ulkus di permukaan mukosa usus menonjol dan hanya terjadi

reaksi radang yang minimal. Mukosa usus antara ulkus-ulkus tampak normal. Ulkus dapat terjadi

di semua bagian usus besar, tetapi berdasarkan frekuensi dan urut-urutan tempatnya adalah

sekum, kolon asenden, rektum, sigmoid, apendiks dan ileum terminalis.

TANDA dan GEJALADisentri basiler

Diare mendadak yang disertai darah dan lendir dalam tinja. Pada disentri shigellosis, pada

permulaan sakit, bisa terdapat diare encer tanpa darah dalam 6-24 jam pertama, dan

setelah 12-72 jam sesudah permulaan sakit, didapatkan darah dan lendir dalam tinja.

Panas tinggi (39,50 – 400 C), appear toxic.

Muntah-muntah.

Anoreksia.

Sakit kram di perut dan sakit di anus saat BAB.

Kadang-kadang disertai dengan gejala menyerupai ensefalitis dan sepsis (kejang, sakit

kepala, letargi, kaku kuduk, halusinasi).

Disentri amoeba

Diare disertai darah dan lendir dalam tinja.

Frekuensi BAB umumnya lebih sedikit daripada disentri basiler (≤10x/hari)

Sakit perut hebat (kolik)

Gejala konstitusional biasanya tidak ada (panas hanya ditemukan pada 1/3 kasus).

TEST DIAGNOSTIK  Pemeriksaan tinja

         Makroskopis : suatu disentri amoeba dapat ditegakkan bila ditemukan bentuk trofozoit dalam

tinja

         Benzidin test

         Mikroskopis : leukosit fecal (petanda adanya kolitis), darah fecal .

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

  Biakan tinja

         Media : agar MacConkey, xylose-lysine deoxycholate (XLD), agar SS.

  Pemeriksaan darah rutin : leukositosis (5.000 – 15.000 sel/mm3), kadang-kadang dapat ditemukan

leucopenia.

  Endoscopy : memberikan visualisasi area yang terlibat.

KOMPLIKASI1. Disentri Basiler

Stenosis

Peritonetis

Hemoroid

Neuritis perifer

artritis

2. Disentri Amoebica

Perdarahan usus

Perforasi

Ameboma

Striktura

PENULARANDiare dapat ditularkan melalui tinja yang mengandung kuman diare. Air sumur atau air

tanah yang telah tercemar kuman diare, atau makanan dan minuman yang telah terkontaminasi

kuman diare, atau tidak mencuci tangan sebelum memberikan makan/minum pada bayi/anak,

memasak dll yang tanpa disadari sebenarnya tangan telah terkontaminasi kuman diare yang tak

tampak oleh mata telanjang.

PENCEGAHAN  Buang airlah ditempatnya dan tidak disembarang tempat, latih anak untuk buang air dikakus

  Cuci tangan sebelum makan dan sesudah makan.

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

  Cuci tangan sebelum memasak makanan dan pastikan tangan anda selalu bersih ketika

memberikan makan pada bayi atau balita. Pastikan peralatan makan dan minum anak bersih dan

tidak terkontaminasi kuman apapun juga. Untuk bayi usahakan

  Selalu memasak/merebus peralatan makan dan minumnya terlebih dahulu.

  Minum dan makanlah makanan yang sudah dimasak. Hindari memberikan makanan setengah

masak/setengah matang pada anak.

  Pastikan air yang dimasak benar-benar mendidih.

  Berikanlah ASI selama mungkin kepada anak, disamping pemberian makanan lainnya.

  Bayi yang minum susu botol lebih mudah terserang diare dari pada bayi yang disusui ibunya.

  Tetap menyusui anak walaupun anak terserang diare.

  Pastikan tangan sipengasuh tetap bersih ketika mengasuh anak atau memberikan makan dan

minum pada anak.

  Jaga kebersihan diri dan kebersihan lingkungan tempat tinggal.

PENATALAKSANAAN1. Perhatikan keadaan umum anak, bila anak appear toxic, status gizi kurang, lakukan

pemeriksaan darah (bila memungkinkan disertai dengan biakan darah) untuk mendeteksi adanya

bakteremia. Bila dicurigai adanya sepsis, berikan terapi sesuai penatalaksanaan sepsis pada anak.

Waspadai adanya syok sepsis.

2. Komponen terapi disentri

a. Koreksi dan maintenance cairan dan elektrolit

Seperti pada kasus diare akut secara umum, hal pertama yang harus diperhatikan dalam

penatalaksanaan disentri setelah keadaan stabil adalah penilaian dan koreksi terhadap status

hidrasi dan keseimbangan elektrolit.

 b. Diet

Anak dengan disentri harus diteruskan pemberian makanannya. Berikan diet lunak tinggi

kalori dan protein untuk mencegah malnutrisi. Dosis tunggal tinggi vitamin A (200.000 IU)

dapat diberikan untuk menurunkan tingkat keparahan disentri, terutama pada anak yang diduga

mengalami defisiensi. Untuk mempersingkat perjalanan penyakit, dapat diberikan sinbiotik dan

preparat seng oral. Dalam pemberian obat-obatan, harus diperhatikan bahwa obat-obat yang

memperlambat motilitas usus sebaiknya tidak diberikan karena adanya risiko untuk

memperpanjang masa sakit.

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

c. Antibiotika

• Anak dengan disentri harus dicurigai menderita shigellosis dan mendapatkan terapi yang

sesuai. Pengobatan dengan antibiotika yang tepat akan mengurangi masa sakit dan menurunkan

risiko komplikasi dan kematian.

• Pilihan utama untuk Shigelosis (menurut anjuran WHO) : Kotrimoksazol (trimetoprim

10mg/kbBB/hari dan sulfametoksazol 50mg/kgBB/hari) dibagi dalam 2 dosis, selama 5 hari.

• Alternatif yang dapat diberikan : o Ampisilin 100mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis o

Cefixime 8mg/kgBB/hari dibagi dalam 2 dosis o Ceftriaxone 50mg/kgBB/hari, dosis tunggal IV

atau IM o Asam nalidiksat 55mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis.

• Perbaikan seharusnya tampak dalam 2 hari, misalnya panas turun, sakit dan darah dalam

tinja berkurang, frekuensi BAB berkurang, dll. Bila dalam 2 hari tidak terjadi perbaikan,

antibiotik harus dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.

• Terapi antiamebik diberikan dengan indikasi : o Ditemukan trofozoit Entamoeba

hystolistica dalam pemeriksaan mikroskopis tinja. o Tinja berdarah menetap setelah terapi

dengan 2 antibiotika berturut-turut (masing-masing diberikan untuk 2 hari), yang biasanya efektif

untuk disentri basiler.

• Terapi yang dipilih sebagai antiamebik intestinal pada anak adalah Metronidazol 30-

50mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis selama 10 hari. Bila disentri memang disebabkan oleh E.

hystolistica, keadaan akan membaik dalam 2-3 hari terapi.

d. Sanitasi

Beritahukan kepada orang tua anak untuk selalu mencuci tangan dengan bersih sehabis

membersihkan tinja anak untuk mencegah autoinfeksi.

ASUHAN KEPERAWATANA.PENGKAJIAN

1. Identitas

Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.

Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang

kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insidence penyakit pada

anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan

kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enteric menyebar terutama klien tidak

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan

dan perawatannya .

2. Keluhan Utama

BAB lebih dari 3 x

3. Riwayat Penyakit Sekarang

BAB warna kuning kehijauan, bercamour lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi

encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari

( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis).

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka

panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK,

OMA campak.

1.      Riwayat Nutrisi ASI

Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang

diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. kekurangan gizi pada anak usia

toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi

makanan, kebiasan cuci tangan.

2.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada salah satu keluarga yang mengalami diare.

3.      Riwayat Kesehatan Lingkungan

Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat

tinggal.

8. Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan

a. Pertumbuhan

o Kenaikan BB karena umur 1 –3 tahun berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2 kg), PB 6-10 cm

(rata-rata 8 cm) pertahun.

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

o Kenaikan linkar kepala : 12cm ditahun pertama dan 2 cm ditahun kedua dan seterusnya.

o Tumbuh gigi 8 buah : tambahan gigi susu; geraham pertama dan gigi taring, seluruhnya

berjumlah 14 – 16 buah

o Erupsi gigi : geraham perama menusul gigi taring.

b. Perkembangan

o Tahap perkembangan Psikoseksual menurut Sigmund Freud

B.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare atau output

berlebihan dan intake yang kurang

2. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan skunder

terhadap diare.

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi skunder terhadap diare

4. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekwensi diare.

5. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan BB menurun terus menerus.

6. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

1.  Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan

skunder terhadap diare

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam keseimbangan dan elektrolit

dipertahankan secara maksimal

Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : < 40 x/mnt )

o Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin.

Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat untuk

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

membersihkan sisa metabolisme.

3) Timbang berat badan setiap hari

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi :

- Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

- Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur

R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.

- Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)

R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar simbang, antispasmolitik

untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai anti bakteri berspektrum luas untuk

menghambat endotoksin.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya

intake dan out put

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria : – Nafsu makan meningkat

- BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat tinggi, berlemak dan air

terlalu panas atau dingin)

R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang mengiritasi lambung dan

sluran usus.

2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau sampah, sajikan makanan

dalam keadaan hangat

R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.

3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan

R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam

R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

5) Kolaborasi dengan tim kesehtaan lain :

a. terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu

b. obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

3. Resiko peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak sekunder

dari diare

Tujuan : Stelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x 24 jam tidak terjadi peningkatan suhu

tubuh

Kriteria hasil : suhu tubuh dalam batas normal ( 36-37,5 C)

Tidak terdapat tanda infeksi (rubur, dolor, kalor, tumor, fungtio leasa)

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam

R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya infeksi)

2) Berikan kompres hangat

R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas tubuh

3) Kolaborasi pemberian antipirektik

R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak

4. Resiko gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan frekwensi

BAB (diare)

Tujuan : setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit integritas kulit tidak

terganggu

Kriteria hasil : – Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga

- Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan benar

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur

R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman

2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila basah dan mengganti

pakaian bawah serta alasnya)

R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena kelebaban dan keasaman

feces

3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga tak terjadi iskemi dan

irirtasi .

5. Kecemasan anak berhubungan dengan tindakan invasive

Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, klien mampu beradaptasi

Kriteria hasil : Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel

Intervensi :

1) Libatkan keluarga dalam melakukan tindakan perawatan

R/ Pendekatan awal pada anak melalui ibu atau keluarga

2) Hindari persepsi yang salah pada perawat dan RS

R/ mengurangi rasa takut anak terhadap perawat dan lingkungan RS

3) Berikan pujian jika klien mau diberikan tindakan perawatan dan pengobatan

R/ menambah rasa percaya diri anak akan keberanian dan kemampuannya

4) Lakukan kontak sesering mungkin dan lakukan komunikasi baik verbal maupun non verbal

(sentuhan, belaian dll)

R/ Kasih saying serta pengenalan diri perawat akan menunbuhkan rasa aman pada klien.

5) Berikan mainan sebagai rangsang sensori anak.

D.IMPLEMENTASI

1.Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

agar Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekataj urin.

Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan segera untuk memperbaiki deficit

2.Memantau intake dan output

agar Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat keluaran tak aadekuat

untuk membersihkan sisa metabolisme.

3. Menimbang berat badan setiap hari

untuk Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan kehilangan cairan 1 lt

4. Menganjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien, 2-3 lt/hr

untuk Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN DISENTRI

5. Berkolaborasi :

dalam Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)

untuk koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal ginjal (kompensasi).

E.EVALUASI

         Masalah dikatakan teratasi apabila Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-

37,50 c, RR : < 40 x/mnt )

         Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB tidak cekung.

         Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

http://odasunrisenurse.blogspot.com/2011/05/disentri.html