Asuhan Keperawatan Diare Cair Akut Dengan Nanda
Transcript of Asuhan Keperawatan Diare Cair Akut Dengan Nanda
ASUHAN KEPERAWATAN DIARE CAIR AKUT DENGAN NANDA, NOC, NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi
1. Pengertian Diare
Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal ( > 3 kali/hari ), serta
perubahan isi/volume ( > 200 gr/hari) dan konsistensi feces cair (Brunner & Suddarth, 2002).
Diare adalah peningkatan jumlah, volume, keenceran dan frekuensi buang air besar
(medistore.com)
2. Klasifikasi Diare sbb :
a. Diare akut
Diare akut merupakan penyebab awal penyakit pada anak dengan umur < 5 tahun, dehidrasi
dapat terjadi dan dapat mengakibatkan kefatalan kira-kira pada 400 anak tiap tahun di Amerika
Serikat ( Kleinman, 1992 dalam Wholey & Wong's, 1994).
Diare akut adalah BAB dengan frekuensi meningkat > 3 kali /hari dengan konsistensi tinja cair,
bersifat mendadak dan berlangsung dalam waktu kurang dari 1 minggu. Diare akut lebih banyak
disebabkan oleh agent infectius yang mencakup virus, bakteri dan patogen parasit.
b. Diare Kronik
Kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan konsistensi cair dengan
durasi 14 hari atau lebih ( Wholey & Wong's, 1994)
3. Penyebab Diare , Penyakit diare dapat disebabkan oleh :
a. Infeksi oleh karena Penyebaran kuman yang menyebabkan diare
Terdiri atas : Virus (rotavirus), Bakteri ( E.colli, Salmonella, Shigella, Vibrio, Campylobacter
jejuni, dll) dan penyebab lain seperti parasit (Entamuba hystolitica).
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan /
miniman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita.
b. Malabsorsi : Gangguan dalam pencernaan makananan
c. Alergi makanan dan keracunan makanan
d. Imunodefisiensi / imunosupresi(kekebalan menurun)
Keadaan ini biasanya berlangsung sementara setelah infeksi virus (campak) dan mungkin
berlangsung lama seperti pada penderita AIDS
e. Faktor lingkungan dan perilaku
4. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Usia
Anak dengan umur lebih muda mempunyai kemungkinan terjadi diare lebih besar dan
kemungkinan diare berat juga lebih besar. Diare lebih banyak pada usia infant.
2. Penurunan status kesehatan
Anak dengan kondisi yang lemah lebih tinggi kemungkinan terjadi diare dan lebih banyak diare
berat.
3. Lingkungan
Diare lebih banyak terjadi dimana kondisi sanitasi kurang, fasilitas kesehatan kurang memadai,
persiapan dan penyajian makanan, pendidikan tentang perawatan kesehatan tidak adekuat.
5. PATOFISIOLOGI
Mikroorganisme masuk GIT
Berkembang biak setelah berhasil melewati swar asam lambung
Membentuk toksin (endotoksin)
Rangsangan untuk membuang mikroorganisme / makanan tersebut DIARE
Peningkatan cairan intra luminal menyebabkan terangsangnya usus secara mekanis karena
meningkatnya volume, sehingga motilitas usus meningkat. Sebaliknya bila waktu henti makanan
di usus terlalu cepat akan menyebabkan waktu sentuh makanan dengan mukosa usus sehingga
penyerapan elektrolit, air dan zat-zat lain terganggu. Sehingga transport cairan dan elektrolit
intestinal tidak normal.
6. GEJALA & MANIFESTASI KLINIS DIARE.
Gejala Klinis :
Anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang sampai tidak ada sama
sekali.
Tinja/ feces menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare.
Bila sudah banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka timbulah dehidrasi bahkan syok
hipovolemik.
Manifestasi Klinis
No Agen Penyebab Karakteristik1 Viral agent
a. Rotavirus
b. Norwalk
Fever 38 atau lebihNausea, vomitingAbdominal painDiare bisa lebih dari 1 mingguFever, loss of apetitAbdominal painDiare dan malaise.
2. Bacterial agenta. E. Colli
b. Salmonella group gram positif
c. S. Thypi
d. Shigella group gram negatif
e. Campylobacter jejuni
f. Vibrio cholera group
Diare cair disertai mukus dan darahVomiting, abdominal distention, diare dqn fever.Nausea, vomiting, colic abdominal, diare disertai darah dan mukus.Fever, hiperaktif peristaltic and mild abdominal tenderness.Headache and cerebral manifestation.Ireguler fever, headache, malaise, letargi, fatigue, abdominal pain, anoreksia, weight loss develop.Fever 40 derajat and cramping, abdominal pain, konvulsi, headache, delirium, diare disertai mukus bisa bercampur darah, abdominal pain, inright lower quadrant, vomiting.Fever, abdominal cramping periumbilical, diare disertai darah, vomitingDiare cair dengan cramp, iritasi anal, feces disertai darah dan mukus.
3 Food Poisoninga. Staphylococcus Nausea, vomiting, severe abdominal
cramps, shok dapat terjadi pada kasus berat, demam ringan.
b. Clostridium perfringens
c. Clostridium botulinum
Moderate to severe crampy, mid epigastric pain.Nausea, vomiting, diare, dry mouth dan disfagia.
7. KOMPLIKASI
Kehilangan air dan elektrolit: dehidrasi, asidosis metabolik, hipoklasemia dan syok
Masalah gizi : maldigesti, malabsorbsi, kehilangan zat gizi langsung katabolisme
Aritmia jantung
8. DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada definisi di atas, akan tetapi perlu dilakukan pengkajian tentang
a. Riwayat diare sekarang
Meliputi: lama kurang dari 1 mg, frekuensi, konsistensi, muntah, demam, BAK 6 jam terakhir,
tindakan yang telah dilakukan.
b. Riwayat diare sebelumnya
c. Riwayat penyakit penyerta saat ini
d. Riwayat Imunisasi
e. Riwayat makanan sebelum diare
f. Pemeriksaan laboratorium
- Specimen feces : Plymorfonuklear leukosit sebagai gambaran infeksi
- ELISA : untuk mengkonfirmasi infeksi parasit
- pH < 6 dan penurunan substansi menunjukan malabsorbsi KH dan deficiency laktose sekunder.
- Test urine : menentukan dehidrasi
- Peningkatan Hmt, Hb, creatinin dan BUN umumnya ditemukan pada DCA.
9. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
Berat badan dan panjang badan untuk menentukan status gizi
Tanda-tanda dehidrasi
Pemeriksaan chepalo caudal : ubun-ubun besar pada bayi, turgor kulit, kelembaban mukosa, air
mata, konjungtiva, dada : jantung dan paru, abdomen ; persitaltik usus, integritas kulit area
perianal dll
Kemungkinan komplikasi lain
10.TATALAKSANA PEMBERIAN MAKANAN
Makanan sangat penting untuk penderita diare. Makanan diberikan sesegera mungkin termasuk
susu, susu buatan khusus ( rendah lactose ) hanya diberikan atas indikasi yang jelas. Prinsip
pemberian makanan untuk penderita diare antara lain:
ASI tidak dihentika seoptimal mungkin
Kualitas dan kuantitas mencukupi
Mudah diabsorbsi
Tidak merangsang
Diberikan dalam porsi kecil tapi sering
11.TATALAKSANA DIARE
Dasar-dasar penatalaksanaan terdiri atas 5 D:
Dehidrasi
Diagnosis
Diit
Defisiensi disakarida
Drugs
Management terapeutik langsung untuk koreksi keseimbangancairan dan elektrolit dan
mencegah terjadinya malnutrisi. Untuk infant dan anak dengan DCA disertai dehidrasi, yang
pertama harus dilakukan adalah ORT (Oral Rehidrasi Therapy). Pada kasus dehidrasi berat dan
syok diberikan caiaran parenteral.
12. DEHIDRASI
Akibat dari diare yang terus menerus adalah kekurangan cairan ( dehidrasi ).
Tanda-tanda Dehidrasi Berat :
- Letargis atau tidak sadar dan Mata cekung
- Tidak bisa minum atau malas minum
- Cubitan kulit perut kemblinya sangat lama.
Tanda-tanda Dehidrasi ringan/sedang :
- Gelisah,rewel/mudah marah
- Mata cekung
- Haus,minum dengan lahap
- Cubitan kulit perut kembalinya lambat
Tanpa dehidrasi : tidak ditemukan tanda-tanda seperti diatas
Penanganan Dehidrasi Ringan :
a. Beri cairan tambahan (sebanyak anak mau)
- ASI tetap diberikan bagi anak yang masih menyusu
- Oralit
- Larutan gula garam
- Cairan makanan( air tajin,kuah sayur atau air matang)
b. Lanjutkan pemberian makan
c. Pergi ke pusat pelayanan kesehatan
Penanganan Dehidrasi Sedang/Ringan:
a. Pemberian cairan tambahan seperti penanganan dehidrasi ringan
b. Pemberian Oralit secara intensif selama periode 3 jam
c. Ulangi penilaian dan klasifikasikan derajat dehidrasinya.
Penanganan Dehidrasi Berat :
- Rujuk segera ke pusat pelayanan kesehatan untuk pengobatan IV / lanjutan
13.REHIDRASI
Dasar-dasar rehidrasi:
a. Jumlah cairan yang hilang
Dehidrasi ringan : 0 – 5 % atau rata-rata 25 ml/kg BB
Dehidrasi sedang : 5 – 10 % atau rata-rata 75 ml/kg BB
Dehidrasi berat: 10- 15 % atau rata-rata 125 ml/ kg BB
b. Tonisitas caiaran
Isotonis : Kadar Na + : 131 – 150 mEq/L
Hipertonis : Kadar Na+ : > 150 mEq/L
Hipotonik : < 131 mEq/L
Oral Rehidrasi Solution (ORS) diberikan pada kasus lebih lanjut misalnya pada infant dengan
dehidrasi isotonik, hipotonik dan hipertonik. Nutrient based solution ini dapat menurunkan
vomiting, penurunan kehilangan volume cairan (Wong, 1994). Komposisi ORS tampak pada
tabel-2. Setelah rehidrasi pada infant, ORS dapat digunakan selama mempertahankan terapi
cairan dan sebagai solution alternative dengan cairan rendah sodium seperti ASI dan susu
formula bebas lactose.
Setiap kali BAB diganti dengan 1:1 ORS. Jika feces tidak diketahui, perkiraan ORS adalah 10
ml/kgBB atau 0,5 sampai 1 gelas ORS setiap kali BAB. ORS berguna untuk kasus dehidrasi dan
muntah. Seorang anak dengan muntah harus diberikan tambahan cairan 1 sendok kecil atau 5 –
10 cc setiap 1-5 menit, lebih jelasnya tampak pada tabel –3.
Tabel-2
Formula Na+
(mEq/L)
K+
(mEq
/L)
Cl-
(mEq/L)
Base
(mEq/L)
Glukose
(g/L)
Pedialyte (Ross) 45 20 35 30 (citrate) 25
Rehydralyte 75 20 65 30 25
Infalyte (M.Johnson) 50 25 45 34 (citrat) 30
WHO 90 20 80 30
(bikarbonat)
20
Tabel-3
DEGREE OF
DEHYDRATIO
N
SIGN -
SYMPTOM
REHYDRATIO
N THERAPY
REPLACEMEN
T OF STOOL
LOSSES
MAINTENANC
E THERAPY
Mild (5-6%) Peningkatan
rasa haus
ORS 50ml/kgBB
Selama 4 jam
ORS 10ml/kgBB
(for infant)/150-
250ml(for older
children
ASI,formula
bebas lactosa
Moderate (7-9%) Penurunan
turgor kulit,
membrane
mukosa
ORS 100ml/kgBB
selama 4 jam
ORS
10ml/kgBB(for
older children)
setiap x BAB
ASI, formula
bebas lactosa
kering, mata
cekung
Severe (>9%) Tanda sm dg
moderat
dehydrasi di+
peningkatan
nadi,
sianosis, RR,
lethargy,com
a
Intravena fluit
(RL) 40ml/kgBB?
hr smp nadi
normal, kmd 50-
100ml/kgBB
ORS
10ml/kgBB(for
infant)/ 150-
250ml(for older
children) setiap x
BAB
ASI,formula
bebas lactosa
14. PENCEGAHAN DIARE
a. Meningkatkan pemberian ASI
b. Memperbaiki pemberian makanan pendamping ASI
c. Menggunakan air bersih yang cukup
d. Mencuci tangan dengan sabun
e. Menggunakan jamban yang benar
f. Membuang tinja bayi dan anak-anak yang tepat
g. Imunisasi campak
15. PRINSIP PENATALAKSANAAN DIARE
a. Mencegah terjadinya dehidrasi
Mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah dengan memberikan minuman
lebih banyak cairan rumah tangga yang dianjurkan, bila tidak mungkin berikan air matang
b. Mengobati Dehidrasi
Bila terjadi Dehidrasi (terutama pada anak), penderita harus segera dibawa ke petugas kesehatan
atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat
c. Memberi makanan
Berikan makanan selama serangan diare untuk memberikan gizi pada penderita terutama anak
agar tetap kuat dan tumbuh serta mencegah berkurangnya berat badan. Anak yang masih minum
ASI harus lebih sering diberi ASI. Anak yang minum susus formula diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapatkan makanan padat
harus diberikan makanan yang mudah dicerna sedikit-sedikit tetapi sering. Setelah diare
berhenti,pemberian ekstra makanan diteruskan selama 2 minggu untuk membantu memulihkan
berat badan anak
d. Mengobati masalah lain
Apabila diketemukan penderita diare disertai dengan penyakit lain, maka diberikan pengobatan
sesuai indikasi, dengan tetapmengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif
untuk menghentikan diare.
RENPRA DCA
No Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Deficit volume cairan b/d diare
Setelah dilakukan askep .. jam terjadi peningkatan keseimbangan cairan dg KH:
Urine 30 ml/jam V/S dbn Kulit lembab dan tidak ada
tanda-tanda dehidrasi
Manajemen cairan Monotor diare, muntah Awasi tanda-tanda
hipovolemik (oliguri, abd. Pain, bingung)
Monitor balance cairan Monitor pemberian cairan
parenteral Monitor BB jika terjadi
penurunan BB drastis Monitor td dehidrasi Monitor v/s Berikan cairan peroral sesuai
kebutuhan Anjurkan pada keluarga agar
tetap memberikan ASI dan makanan yang lunak
Kolaborasi u/ pemberian terapinya
2 Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake nutrisi inadekuat b.d faktor biologis
Setelah dilakukan askep .. jam terjadi peningkatan status nutrisi dg KH:
Mengkonsumsi nutrisi yang adekuat.
Identifikasi kebutuhan nutrisi.
Bebas dari tanda malnutrisi.
Managemen nutrisi Kaji pola makan klien Kaji kebiasaan makan klien
dan makanan kesukaannya Anjurkan pada keluarga
untuk meningkatkan intake nutrisi dan cairan
kelaborasi dengan ahli gizi
tentang kebutuhan kalori dan tipe makanan yang dibutuhkan
tingkatkan intake protein, zat besi dan vit c
monitor intake nutrisi dan kalori
Monitor pemberian masukan cairan lewat parenteral.
Nutritional terapi kaji kebutuhan untuk
pemasangan NGT berikan makanan melalui
NGT k/p berikan lingkungan yang
nyaman dan tenang untuk mendukung makan
monitor penurunan dan peningkatan BB
monitor intake kalori dan gizi
3 Risiko infeksi b/d penurunan imunitas tubuh, prosedur invasive, penyakitnya
Setelah dilakukan askep … jam infeksi terkontrol, status imun adekuat dg KH:
Bebas dari tanda dangejala infeksi.
Keluarga tahu tanda-tanda infeksi.
Angka leukosit normal.
Kontrol infeksi. Batasi pengunjung. Bersihkan lingkungan pasien
secara benar setiap setelah digunakan pasien.
Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat pasien, dan ajari cuci tangan yang benar.
Lakukan dresing infus tiap hari
Anjurkan pada keluarga untuk selalu menjaga kebersihan klien dan menjaga pantat selalu kering u/ hindari iritasi.
Tingkatkan masukkan gizi yang cukup.
Tingkatkan masukan cairan yang cukup.
Anjurkan istirahat. Berikan therapi antibiotik
yang sesuai, dan anjurkan untuk minum sesuai aturan.
Ajari keluarga cara
menghindari infeksi serta tentang tanda dan gejala infeksi dan segera untuk melaporkan keperawat kesehatan.
Pastikan penanganan aseptic semua daerah IV (intra vena).
Proteksi infeksi. Monitor tanda dan gejala
infeksi. Monitor WBC. Anjurkan istirahat. Ajari anggota keluarga cara-
cara menghindari infeksi dan tanda-tanda dan gejala infeksi.
Batasi jumlah pengunjung. Tingkatkan masukan gizi dan
cairan yang cukup
4 Kurang pengetahuan keluarga berhubungan dengan kurang paparan dan keterbatasan kognitif keluarga
Setelah dilakukan askep … jam pengetahuan keluarga klien meningkat dg KH:
Keluarga menjelaskan tentang penyakit, perlunya pengobatan dan memahami perawatan
Keluarga kooperativedan mau kerjasama saat dilakukan tindakan
Mengajarkan proses penyakit
Kaji pengetahuan keluarga tentang proses penyakit
Jelaskan tentang patofisiologi penyakit dan tanda gejala penyakit
Beri gambaran tentaang tanda gejala penyakit kalau memungkinkan
Identifikasi penyebab penyakit
Berikan informasi pada keluarga tentang keadaan pasien, komplikasi penyakit.
Diskusikan tentang pilihan therapy pada keluarga dan rasional therapy yang diberikan.
Berikan dukungan pada keluarga untuk memilih atau mendapatkan pengobatan lain yang lebih baik.
Jelaskan pada keluarga
tentang persiapan / tindakan yang akan dilakukan
5 Cemas berhubungan dengan krisis situasional, hospitalisasi
Setelah dilakukan askep … jam kecemasan terkontrol dg KH: ekspresi wajah tenang , anak / keluarga mau bekerjasama dalam tindakan askep.
Pengurangan kecemasan Bina hubungan saling
percaya. Kaji kecemasan keluarga
dan identifikasi kecemasan pada keluarga.
Jelaskan semua prosedur pada keluarga.
Kaji tingkat pengetahuan dan persepsi pasien dari stress situasional.
Berikan informasi factual tentang diagnosa dan program tindakan.
Temani keluarga pasien untuk mengurangi ketakutan dan memberikan keamanan.
Anjurkan keluarga untuk mendampingi pasien.
Berikan sesuatu objek sebagai sesuatu simbol untuk mengurang kecemasan orangtua.
Dengarkan keluhan keluarga.
Ciptakan lingkungan yang nyaman.
Alihkan perhatian keluarga untuk mnegurangi kecemasan keluarga.
Bantu keluarga dalam mengambil keputusan.
Instruksikan keluarga untuk melakukan teknik relaksasi.
6 PK: hipovolemia Setelah dilakukan askep … jam perawat akan mengurangi terjadinya hipovolemia
Pantau status cairan (oral, parenteral)
Pantau balance cairan Pantau td syok ( v/s, urine
<30 ml/jam, gelisah, penurunan kesadaran, peningkatan respirasi, haus, penurunan nadi perifer, akral dingin, pucat, lembab)
Kolaborasi pemberian terapinya
Batasi aktivitas klien
7 PK; Ketidakseimbangan elektrolit
Setelah dilakukan askep … jam perawat akan mengurangi episode ketidakseimbangan elektrolit
Pantau td hipokalemia (poli uri, hipotensi, ileus, penurunan tingkat kesadaran,kelemahan, mual, muntah, anoreksia, reflek tendon melemah)
Dorong klien u/ meningkatkan intake nutrisi yang kaya kalium
Kolaborasi u/ koreksi kalium secara parenteral
Pantau cairan IV