Asuhan Keperawatan CA Colon

38
ASUHAN KEPERAWATAN CA COLON D I S U S U N OLEH: Kelompok 5: 1) DARNIA 2) AHMAD PRIYANI 3) YULIANI GULO 4) IRA WIDIA SUSANTI 5) JEFRY SIMANULANG 6) MARTHA JULIANA SITORUS PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA MEDAN

description

a

Transcript of Asuhan Keperawatan CA Colon

ASUHAN KEPERAWATAN CA COLONDISUSUN

OLEH:Kelompok 5:1) DARNIA2) AHMAD PRIYANI3) YULIANI GULO4) IRA WIDIA SUSANTI5) JEFRY SIMANULANG6) MARTHA JULIANA SITORUS

PROGRAM STUDY ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEBIDANAN DAN KEPERAWATANUNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIAMEDANBAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Usus besar adalah bagian dari sistim pencernaan (digestive system) dimana materi yang dibuang (sampah) disimpan. Rektum (rectum) adalah ujung dari usus besar dekat dubur (anus). Bersama, mereka membentuk suatu pipa panjang yang berotot yang disebut usus besar. Tumor-tumor usus besar dan rektum adalah pertumbuhan-pertumbuhan yang datangnyadaridindingdalamdariususbesar.Tumor-tumor ramah dari usus besar disebut polip-polip (polyps). Tumor-tumor ganas dari usus besar disebut kanker-kanker. Polip-polip ramah tidak menyerang jaringan yang berdekatan dengannya atau menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Polip-polip ramah dapat diangkat dengan mudah sewaktu colonoscopy dan adalah bukan ancaman nyawa. Jika polip-polip ramah tidak diangkat dari usus besar, mereka dapat menjadi ganas (bersifat kanker) melalui waktu. Kebanyakan dari kanker-kanker usus besar dipercayai telah berkembang dari polip-polip. Kanker usus besar dan rektum, juga dirujuk sebagai kanker kolorektal ( colorectal cancer), dapat menyerang dan merusak jaringan-jaringan dan organ-organ yang berdekatan. Sel-sel kanker juga dapat pecah dan keluar dan menyebar pada bagian-bagian lain tubuh (seperti hati dan paru-paru) dimana tumor-tumor baru terbentuk. Penyebaran kanker usus besar ke organ-organ yang terletak jauh darinya disebut metastasis dari kanker usus besar. Sekali metastasis telah terjadi pada kanker kolorektal (colorectal cancer), suatu penyembuhan yang penuh dari kanker adalah tidak mungkin.1.2 TUJUAN PENULISANTujuan Umum1.Untuk memahami Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker kolonTujuan Khusus1.Mahasiswa dapat memahami tentang Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker kolon2.Mahasiswa mampu menerapkan perawatan yang baik bagi pasien dengan penyakit kanker kolon

1.3 METODE PENULISANDalam pembuatan makalah ini, kami mengumpulkan data-data yang diambil dari sumber internet, referensi penunjang dan diskusi kelompok.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 PENGERTIANKanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis). Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya.(Gale, 2000 : 177)Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus besar).(Brooker, 2001 : 72)Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di dalam permukaan usus besar atau rektum(Boyle & Langman, 2000 : 805).Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya(Tambayong, 2000 : 143).

2.1 ETIOLOGIPenyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.Faktor resiko telah teridentifikasi.Faktor resiko untuk kanker kolon :- Usia lebih dari 40 tahun- Darah dalam feses- Riwayat polip rektal atau polip kolon- Adanya polip adematosa atau adenoma villus- Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga- Riwayat penyakit usus inflamasi kronis- Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.

Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam danbakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).

Makanan yang harus dihindari :-Daging merah-Lemak hewan-Makanan berlemak-Daging dan ikan goreng atau panggang-Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)-Makanan yang harus dikonsumsi:-Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari golongan kubis ( seperti brokoli,brussels sprouts )-Butir padi yang utuh-Cairan yang cukup terutama air

Karena sebagian besar tumor Colon menghasilkan adenoma,faktor utama yang membahayakan terhadap kanker Colon menyebabkan adenoma. Ada tiga type adenoma Colon : tubular,villous dan tubulo villous ( akan di bahas pada polips ).Meskipun hampir besar kanker Colon berasal dari adenoma,hanya 5% dari semua adenoma Colon menjadi manigna,villous adenoma mempunyai potensial tinggi untuk menjadi manigna.Faktor yang menyebabkan adanya adenoma benigna atau manigna tumor tidak diketahui poliposis yang bergerombol bersifat herediter yang tersebar pada gen autosom dominan. Ini di karakteristikkan pada permulaan adematus polip pada colon dan rektum.Resiko dari kanker pada tempat femiliar poliposis mendekati 100 % dari orang yang berusia 20 30 tahun.Orang-orang yang telah mempunyai ucerative colitis atau penyakit Crohns juga mempunyai resiko terhadap kanker Colon. Penambahan resiko pada permulaan usia muda dan tingkat yang lebih tinggi terhadap keterlibatan colon. Resiko dari kanker Colon akan menjadi 2/3 kali lebih besar jika anggota keluarga menderita penyakit tersebut.

2.3 MANIFESTASI KLINISGejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.1.Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang kadang pada epigastrium.2.Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah..2.4 PATOFISIOLOGIPenyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup, serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.

Tumor dapat menyebar melalui :1.Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam kandung kemih (vesika urinaria).2.Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon dan mesokolon.3.Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon mengalirkan darah balik ke sistem portal.

Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:1.Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan dinding usus besar (lapisan mukosa).2.Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di bawah lapisan mukosa.3.Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe yang banyak terdapat di sekitar usus.4.Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

PATHWAY CA COLONMerokokFaktor genetik

Kolitis ulseratif , penyakit kolonKangker payudara , rahim atau ovarium sekarang atau masa laluobesitasKonsumsi makanan yang rendah serat , banyak lemak dan protein

Kontak agenPolip adenomatosa

Perubahan metaplasia pada dinding kolon

MK : Intelorensi aktivitas

Kerusakan jaringan vaskular lokalKANKER KOLON

anemia

Pendarahan intestinal vaskuler bercampur darahInvasi jaringan dan efek kompresi oleh tumorMK : resiko tinggi injuriMK : ganguan konsep diri ( gambaran diri )

Kompresi saraf lokal

anoreksia

Intervensi radiasi dan kemoterapiRespon psikologis

Intervensi bedah kolektomiKolostomi permanen

Nyeri dangkal

Asupan nutrisi tidak adekuat

MK : Kecemasan pemenuhan informasi

preoperatif

MK : nyeri

MK : aktual/resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Perubahan intake nutrisi

pascabedah

Respon serabut lokal

Kerusakan jaringan lunak pascabedah

Luka pasca bedah

Port de entree

MK : resiko infeksi

2.4 KLASIFIKASIKlasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut (FKUI, 2001 : 209) :KELASA:kanker hanyaterbataspadamukosadanbelumada metastasis.KELAS B: penetrasi melalui dinding ususB1:kankertelahmenginfiltrasilapisanmuskularismukosa.B2: kanker telah menembus lapisan muskularissampai lapisan propria.KELAS C: invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regionalC1:kanker telahmengadakan metastasis ke kelenjar getah bening sebanyak satu sampai empat buah.C2: kankertelahmengadakanmetastasiskekelenjargetah bening lebih dari 5 buah.KELASD:kanker telah mengadakan metastasisregional tahap lanjut dan penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi.

2.5 KOMPLIKASIKomplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:1.Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.2.Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran langsung.3.Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang menyebabkan hemorragi.4.Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.5.Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.6.Pembentukan abses

Pembentukan fistula pada urinari bladder atau vagina. Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan pendarahan.Tumor tumbuh kedalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu usus besar dan pada akirnya tidak bisa sama sekali. Perluasan tumor melebihi perut dan mungkin menekan pada organ yang berada disekitanya ( Uterus, urinary bladder,dan ureter ) dan penyebab gejala-gejala tersebut tertutupi oleh kanker.

2.6 PENCEGAHANPencegahan Kanker Kolon.1.Konsumsi makanan berserat. Untuk memperlancar buang air besar dan menurunkan derajat keasaman, kosentrasi asam lemak, asam empedu, dan besi dalam usus besar.2.Asam lemak omega-3, yang terdapat dalam ikan tertentu.3.Kosentrasi kalium, vitamin A, C, D, dan E dan betakarotin.4.Susu yang mengandung lactobacillus acidophilus.5.Berolahraga dan banyak bergerak sehingga semakin mudah dan teratur untuk buang air besar.6.Hidup rileks dan kurangi stress.2.7 PENATALAKSANAANa)PenatalaksanaanmedisPasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatanbedah. Pilihan mencakup kemoterapi,terapiradiasidanatauimunoterapi.Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU). Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3 macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi dan kemoterapi

b)PenatalaksanaanbedahPembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengankolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa kasus.Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakanlesi kelas A dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumorsudah menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.-Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan,pembuluhdarahdannoduslimfatik)-Reseksi abominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan tumor dan porsisigmoiddansemuarektumsertasfingteranal)-Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anastomosis serta reanastomosis lanjutdarikolostomi-Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi)

c)DifersivekaluntukkankerkolondanrektumBerkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasipadajaringansekitar.

d)Penatalaksanaan Keperawatan1.Dukungan adaptasi dan kemandirian.2.Meningkatkan kenyamanan.3.Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.4.Mencegah komplikasi.5.Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan kebutuhan pengobatan.

e)Penatalaksanaan Diet1.Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun yang memicu sel kanker.2.Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)3.Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.4.Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.5.Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.6.Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur.

2.8Pemeriksaan penunjang1.Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik sigmoidoskopi maupunkolonoskopi. Gambaran yang khas karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan biopsi.2.Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain adalah : foto dada dan foto kolon (barium enema).Pemeriksaan dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopydancolonoscopy.Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan tempat yang jauh yangsudahmetastasis.Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada suatu tempat atau suatu striktura.3.Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen dan di hati.4.Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi sel.5.Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor) yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut. Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.6.Scan (misalnya,MR1.CZ:gallium)dan ultrasound: Dilakukan untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi respons pada pengobatan.7.Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.8.Jumlah darah lengkap dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia, perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit meningkat atau berkurang.9.Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer.

BAB IIITINJAUAN TEORITIS KEPERAWATAN3.1 PENGKAJIAN Pada pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker kolon , keluhan sangat ditentukan oleh lokasi kanker , tahap penyakit sekarang dan fungsi segmen usus tempat kanker kolon berlokasi.Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang , akan didapatkan perubahan kebiasaan defekasi dan pasase darah dalam feses , gelaja dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya , anoreksia , penurunan berat badan dan keletihanPengkajian riwayat penyakit penting untuk diketahui adanya riwayat infeksi pada kolon , kanker payudara, rahim atau ovarium . pengkajian riwayat keluarga . terutama pada generasi terdahulu yang memiliki riwayat kanker . pengkajian kebiasaan yang mendukung peningkatan resiko , seperti merokok , komsumsi makanan rendah serat atau tinggi lemak dan protein . perawat juga mengkaji selama ada riwayat penyakit tersebut apakah disertai adanya penurunan berat badan,\Pemeriksaan fisik yang didapakansesuai dengan manifestasi klinik . pada survei umum terlihat lemah , TTV biasanya normal tetapi dapat berubah sesuai dengan kondisi klinik , pada pemeriksaan fisik fokus pada area abdomen dan rektum akan didapatkan :Inspeksi : tanda khas didapatkan adanya distensi abdominal , pemeriksaan rektum feses akan didapatkan adanya perubahan bentuk dan warna feses . sering didapatkan bentuk feses dengan kaliber kecil seperti pita . gejala yang sering muncul dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adanya nyeri dangkal abdomen dan melena ( feses hitam seperti ter ) . gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi ( nyeri abdomen dan kram , penipisan feses , konstipasi , dan distensi ) . serta adanya darah merah segar dalam feses.Auskultasi : biasanya normalPerkusi : timpani akibat abdominal mengalami kembungPalpasi : nyeri tekan abdomen pada area lesi .

Pengkajian dianostik yang dapat membantu adalah dengan pemeriksaan abdomen dan rektal . prosedur pemeriksaan diagnostik paling penting untuk kanker kolonadalah pengujian darah samar , enema barium ,proktosigmoidoskopi dan kolonoskopi . sebannyak 60% dari kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasidengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau asupan sitologi3.2 DIANOGSIS KEPERAWATAN1. pemeriksaan informasi b/d adanya intervensi kemoterapi , radioterapi ,rencana pembedahan dam rencanan perawatan rumah2. resiko tinggi injuri b/d anemia , pascaprosedur bedah kolektomi.3. nyeri b/d kerusakan integritas jaringan , respons pembedahan4. gangguan konsep diri ( gambaran diri ) b/d kolostomi permanen5. intoleransi aktivitas b/d cepat lelah , kelemahan fisik umum sekunder dari anemia6. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang kurang adekuat 7. resiko tinggi infeksi b/d adanya port de entree luka pascabedah8. kecemasan pasien dan keluarga b/d prognosis penyakit ,rencana pembedahan

3.3 RENCANA KEPERAWATANDX 1 pemeriksaan informasi b/d adanya intervensi kemoterapi , radioterapi ,rencana pembedahan dam rencanan perawatan rumah. Tujuan : dalam waktu 1 x 24 jam informasi kesehatan terpenuhi .Kriteria hasil : Pasien mampu menjelaskan kembali pendidikan kesehatan yang diberikan Pasien termotivasi untuk melaksanakan penjelasan yang telah diberikan

NoIntervensiRasional

1Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang prosedur diagnostik ,pembedahan kolostomi sementara dan rencana perawatan rumahTingkat pengetahuan dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi pasien , perawat menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kondisi individu pasien . dengan mengetahui tingkat pengetahuan tersebut . perawat dapat lebih terarah dalam memberikan pendidikan yang sesuai dengan pasien secara efesien dan efektif

2Cari sumber yang meningkatkan penerimaan informasiKeluarga terdekat dengan pasien perlu dilibatkan dalam pemenuhan informasi untuk menurunkan resiko misinterpretasi terhadap informasi yang diberikan

3Jelaskan tentang terapi dengan kemoterapiPasien perlu mengetahui bahwa kemoterapi diberikan sebagai pelengkap terapi bedah dan terapi radiasi

4Jelaskan tentang terapi radiasiPengetahuan tentang karsinoma kolon walaupun tidak bersifat radiosensitif dan pada kebanyaan pasien , radiasi eksternal memberikan efek penyusutan tumor sehingga akan menambah semangat pasien untuk melakukan terapi

5Jelaskan dan lakukan pemenuhan atau persiapan pembedahan , meliputi : Diskusikan jadwal pembedahan

Persiapan administrasi dan informed consent

Konfirmasi kepada pasien tentang penjelasan yang telah dijelaskan oleh ahli bedah

Pasien dan keluarga haru diberi tahu waktu dimulainya pembedahan , apabila rumah sakit mempunyai jadwal kamar operasi yang padat , lebih baik pasien dan keluarga diberitahukan tentang banyaknya jadwal operasi yang telah ditetapkan sebelum pasien

Pasien sudah menyelesaikan administrasi dan mengetahui secara finansial biaya pembedahan. Pasien sudah mendapat penjelasan tentang pembedahan kolektomi atau kolostomi oleh tim bedah dan menandatangai informed consent

Perawat menginformasikan penjelasan ahli bedah tentang akan dilakukannya kolostomi , hal ini penting dilakukan karna pada beberapa pasien bisa terkejut pascabedah terdapat anus buatan pada dinding perut yang memberikan manisfestasi sedih pada pasien

6 Lakukan pendidikan kesehatan praoperatif

Programkan intruksi yang didasarkan pada kebutuhan individu direncanakan dan diimplementasikan pada waktu yang tepatManfaat dari intruksi preoperatif telah dikenal sejak lama , setiap pasien diajarkan sebagi seorang individu , dengan mempertimbangkan segala keunikan ansietas , kebutuhan dan harapan harapannya .

Jika sesi penyuluhan dilakukan beberapa hari sebelum pembendahan , pasien mungkin tidak ingat tentang apa yang telah dikatakan , jika intruksi diberikan terlalu dekat dengan waktu pembedahan , pasien mungkin tidak dapat berkonsentrasi atau belajar karena ansietas atau efek dari medikasi praanestasi

7Beritahu persiapan pembedahan meliputi : Persiapan intestinal

Persiapan puasa

Persiapan kulit

Pada persiapan untuk pembedahan , penting untuk menghindari pengiritasi kolon , biasanasensitif dan rentang terhadap perforasi . pagi hari sebelum pembedahan lakukan pemberian laktasif salin ringan dan pemberian dengan hati-hato enema pembersih mungkin cukup diberikan pada pasien.

Puasa dilakukan minimal 6-8 jam sebelum dilakukan pembedahan

Tujuan dari persiapan kulit preoperatif adalah untuk mengurangi sumber bakteri tanpa mencederai kulit

8Pencukuran daerah operasiPencukuran area operasi dilakukan apabila protokol lembaga atau ahli bedah mengharuskan kulit untuk dicukur ,pasien diberitahukan tentang prosedur mencukur . dibaringkan dalam posisi nyaman , dan tidak memajan bagian yang tidak perlu .

9Beritahu persiapan pembedahan , meliputi : Persiapan istirahat dan tidurIstirahat merupakan hal yang penting untuk menyembuhkan normal .kecemasan tentang pembedahan dapat dengan mudah menunggu kemampuan untuk istirahat atau tidur

10Ajarkan aktifitas pada postoperasi meliputi : Latihan nafas diafragmaSalah satu tujuan dari askep preoperatif adalah untuk mengajarkan pasien caraa untuk mningkatkan ventilasi paru dan oksigenisasi darah setelah anestasi umum.hal ini dicapai dengan memperagakan pada pasien bagaimana melakukan nafas dalam , nafas lambat dan bagaimana menghembuskan napas dengan lambat . pasien diletakkan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru yang maksimal

11Ajarkaan akttifitas pada postoperasi Latihan tungkaiTujuan peningkatan pergerakan tubuh secara hati-hati pada pascaoperatif adalah untuk memperbaiki sirkulasi , untuk mencegah stasis vena , dan untuk menunjang fungsi pernapasan yang optimal.Pasien ditunjukkan bagaimana cara berbalik dari satu sisi khe sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral .posisi ini akan digunakan pada pascaoperatif dan dipertahankan setiap 2 jam

12Beritahu pasien dan keluarga kapan pasien sudah bisa dikunjungiPasien akan mendapat manfaat bila mengetahui kapan keluarga mendapat manfaat bila mengetahui kapan keluarga dan temannya dapat berkunjung setelah pembedahan

13Beri informasi tentang manajemen nyeri keperawatanManajemen nyeri dilakukan untuk meningkatkan kontrol nyeri pada pasien

14Berikan informasi pada pasien dan keluarga akan menjalani perawatan rumah , meliputi :

Ajarkan cara merawat stoma

Ajarkan cara membuat kantung dan memasang kantung drainaseKeterlibatan keluarga dan pasien dalam melakukann perawatan rumah pascabedah dapat menurunkan resiko komplikasi dan dapat meningkatkan kemandirian dalam melakukan masalah yang sedang dihadapi.

Pasien dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan mencuci area tersebut menggunakan sabun ringan . memberikan barier kulit proefektid disekitar stoma , dan mengamankannya dengan melekatkan kantung drainase . bedak nistatin dapat ditebarkan sedikitpada kulit peristoma bila terdapat iritasi atau pertumbuhan jamur . kulit dibersihkan dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembap serta lembutSabun bertindak sebagai agen abrasif ringan untuk mengangkat residu enzim dari tetesan fekal . selama kulit dibersihkan . kasa dapat digunakan untuk menutupi stoma atau tampon vagina dapat dimasukkan dengan perlahan untuk mengabsorpsi kelebihan drainase

Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat ,pada kondisi klinik banyak bungkus es panjang yang dapat digunakan sebagai kantung stoma . untuk membuat bundaran atau cincin penahan perawat bisa mengidentifikasi bekas selang infus , sedangkan untuk mengikat atau menfiksasi kantung bisa memodifikasi kasa gulungLubang Kantung harus sekitar 0.3 cm lebih besar dari stoma kulit harus dibersihkan sesuai prosedur diatas . bundaran peristoma dipasang , iritasi kulit ringan memerlukan taburan bedak sebelum kantung diletakkan

15Ajarkan cara mengirigasi kolostomiStoma pada abdomen tidak mempunyai otot kontrol volunter sehingga pengosongannya dapat terjadi pada interval waktu yang tidak teratur . pengaturan pasase materi fekal dicapai dengan irigasi kolostomi atau membiarkan usus mengevakuasi secara alami tanpa irigasi.Perawat memperagakanpada awal pertama dilakukan irigasi biarkan pasien dan keluarga memperhatikan dan bertanya

16 Anjurkan mengonsumsi diet serat tinggi

Anjurkan untuk menghindari makanan yang bisa meningkatkan bau feses

Anjurkan untuk intervensi pencegahan

Anjurkan untuk semampunya melakukan manajemen nyeri nonfarmakologi pada saat nyeri munculDiet tinggi serat dapat meningkatkan pasase feses sehingga konsistensi feses lembek padat berbentuk dan mudah serta tidak menstimulasi apabila melewati lumen intestinal pascabedah

Makanan yang menyebabkan bau dan gas berlebihan dihindari , makanan ini termasukkol , telur , ikan , kacang polong dan produk selulosa seperti kacang tanah

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan resiko meliputi : Berhenti merokok , merokok telah jelas dikaitkan dengan resiko tinggi kanker usus Minum aspirin setiap hari , tetapi karena terhadap potensi efek samping , hal ini tidak dianjurkan untuk semua orang bicaralah dengan dokter terlebih dahulu Terlibat dalam aktifitas fisik setiap hari Makanlah berbagai jenis buah dan sayuran setiap hari Beberapa agen nyeri farmakologik biasanya memberikan reaksi negatif pada gastrointeritis

17Anjurkan kunjungan berkala pascabedahKunjungan tindak lanjut harus minimal mencakup hal sebagai berikut : Colonscopy dala waktu 3 bulan sekali Colonscopy 1 tahun pembedahan dan setiap 3 tahun setelah itu Tes untuk okultisme darah dalam feses setiap tahun diikuti oleh kolonscopi jika hasil tes positif Pengukuran tingkat carcinoembryonic antigen (CEA) untuk menguji kambuhnya kanker setelah operasi

18Anjurkan untuk masuk kelompok pendukung dan konselingHidup dengan kondisi kanker memberikan banyak tantangan baru . baik untuk pasien dan keluarga . pasien mungkin mempunyai banyak kekhawatarin tentang bagaimana kanker akan berpengaruh anda dan kemampuan anda untuk normal hidup , yaitu untuk merawat keluarga dan rumah anda , untuk menyimpan pekerjaan anda , dan untuk melanjutkan persahabatan dan aktivitas yang anda nikmati . banyak orang merasa cemas dan depresi . beberapa orang merasa marah dan kesal .orang lain merasa tak berdaya dan kalahBanyak orang dengan kanker sangan dibantudengan berbicara kepada orang lain yang menderita kanker , berbagi keprhatinan dengan orang lain yang telah mengalami hal yang sama dapat sangat menenangkan

19Diskusikan pola fungsi seksualPasien dengan pasangannya ddilakukan dalam membina pola seksual pasca kolostomi.Beberapa pasien mungkin mengajukan pertanyaan tentang aktifitas sexsualnya secara langsung atau memberi petunjuk tak langsung mengenaii rasa takut mereka . Beberapa individu dapat memandang pembedahan sebagai perusakan dan suatu ancaman terhadap sesksualitas mereka beberapa mereka takut impoten , sementara itu , yang lain mengekspreisikan kekhawatiran terhadap bau dan adanya kebocoran dari kantung selamaaktivitas sexsual . anjurkan posisi sesksual alternatif , serta metode stimulasi alternatif untuk memuaskan keinginan seksual

20Berikan motivasi dan dukungan moralIntervensi untuk meningkatkan keinginan pasien dalam pelaksananan prosedur pengembalian fungsi pascabedah kolostomi

DX 2 Resiko nyeri b/d pasca prosedur reseksi kolon.Tujuan : Dalam waktu 2 x 4 jam pascaintervensi reseksi kolon ,pasien tidak mengalami injury Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal Kondisi kepatenan selang dada optimal Tidak terjadi infeksi pada insisiNo INTERVENSIRASIONAL

1Kaji faktor-faktor yang meningkatkan resiko injuriPascabedah pasien sksn terdapat drain pada tubuh pasien , keterampilan keperawatan kritis diperlukan agar pengkajian vital dapat sistematis dilakukan

2Monitor adanya komplikasi pascabedahPerawat memonitor adanya komplikasi pascabedah seperti kebocoran dari sisi anastomosis ,prolaps stoma , perforasi , retraksi stoma , impaksi fekal dan iritasi kulit , serta komplikasi paru yang dihubungkan dengan bedah abdomen . abdomen dipantau terhadap tanda kembalinya peristaltik dan kaji karakteristik feses

3Bantu ambulasi diriPasien yang menjalani kolostomi dibantu turun dari tempat tidur pada hari pertama pascaoperatif dan didorong untuk mulai berpartispasi dalam menghadapi kolostomi

4Beri perhatian khusus pada pasien usia lanjutPasien lansia dapat mengalami penurunan penglihatan sampai beberapa derajat dan kerusakan pendengaran , serta kesulitan melakuakan keterampilan yang memerlukan koordinasi motorik halus . oleh karenanya , membantu pasien memegang alat ostomi pada periode preoperatif dan simulasi pembersihan kulit pariostomal , serta irigasi stoma akan membantu pasien . Jatuh akibat ketidaksengajaan sering terjadi pada lansia . oleh karena itu , penting untuk memastikan apakah pasien dapat berjalan tanpa bantuan ke kamar mandi

5Pertahankan status homodinamik yang optimalPasien akan mendapat cairan intravena sebagai pemeliharaan status hemodinamik

6Monitor kondisi selang nasogastrikSecara umum pasien pasca-esofagektomi akan terpasang selang nasogastrik . perawat berusaha untuk tidak mengubah posisi . menggangkat , memanipulasi , atau mengirigasi selang kecuali memang diperlukan untuk terapi

7Kolaborasi untuk pemberian antibiotik pascabedahAntibiotik menurunkan resiko infeksi yang akan menimbulkan reaksi inflamasi lokal dan dapat memperlama proses penyembuhan pasca-funduplikasi lambung

DX 3 nyeri b/d intestinal , respon pembedahanTujuan : dalam waktu 2 x 24 jam pasca bedah nyeri berkurang atau berpartisipasiKriteria Hasil : Secara subjektif pernyataan nyeri berkurang atau beradaptasi Skala nyeri 0-1 ( 0-4 ) TTV dalam batas normal ,wajah pasien rileksNo INTERVENSIRASIONAL

1Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri nonfarmakologi dan noninvasifPendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lainnya telah menunjukkan keefektifan dalam mengurangi nyeri

2Lakukan manajemen nyeri keperawatan , meliputi : Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST

Beri oksigen nasal apabila skala nyeri 3 ( 0-4)

Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul

Atur posisi fisiologis

Ajarkan teknik relaksasi pernafasan dalam pada saat nyeri muncul

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri

Lakukan manajemen sentuhan

Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi nyeri pasien , apabila pasien mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , keadaan ini merupakan yang perlu perawat waspadai karena memberikan manifestasiklinik yang bervariasi dari komplikasi pascabedah reseksi kolon

Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada saat pasien mengalami nyeri pascabedah yang dapat mengganggu kondisi hemodinamik

Istirahatkan secara fisiologis akan menurunkan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal

Pengaturan posisi semiflower dapat membantu merelaksasi oto-otot abdomen pascabedah sehingga dapat menurunkan stimulas nyeri dari luka pascabedah

Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen lokal

Distraksi dspst menurunkan stimulus internal

Manajemen sentuhan pada saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri

3Tingkatkan pengetahuan tentang : sebab-sebab nyeri dan menghubungkan berapa lama nyeri akan berlangsung

4Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian : Analgetik melalu intravena

Analgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri dikonteks serebri sehingga nyeri berkurang

DX 4 resiko tinggi kurang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang kurang adekuatTujuan : setelah 3 x 24 jam pada pasien nonbedah dan setelah 7 x 24 jam pascabedah , intake nutrisi dapat optimal dilaksanakanKriteria Hasil : Pasien dapat menunjukkan metode menelan makanan yang tepat Terjadi penurunan gejala refluks esofagus , meliputi : odinofagia berkurang , pirosis berkurang , RR dalam batas normal 12-20 x /menit Berat badan pada hari ke 7 pascabedah meningkat 0,5 kgNo INTERVENSIRASIONAL

1Intervensi nonbedah Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan mengunyah makanan dengan seksama

Sajikan makanan dengan cara yang menarik

Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa dengan kandungan serat tinggi

Pantau intake dan output anjurkan untuk timbang berat badan secara periodik Makanan dapat lewat dengan mudah kelambung

Mebanntu merangsang nafsu makan

Kandungan serat tinggi dapat membentuk massa feses yang optimal dan menurunkan kondisi diverkulosis menjadi divertikulitis , komponen buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan asupan serat tinggi

Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan

2Intervensi dengan pembedahan Berikan diet prabedah

Kaji kondisi dan toleransi gastrointestinal pasca reseksi kolon

Lakukan perawatan mulut

Lakukan kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang akan digunakan pasienDiet tinggi kalori , rendah residu biasanya diberikan beberapa hari sebelum pembedahan , bila waktu dan kondisi pasien memungkinkanApabila tidak terdapat situasi kegawatdaruratan , tindakan praoperatif dilakukan serupa dengan pembedahan abdomen umumnya

Parameter penting adalah dengan melakukan auskultasi bising usus . apabila didapatkan bising usus artinya fungsi gastrointestinal sudah pulih pasca-anastesi umumKembalinya diet ke pola normal berlangsung sangat cepat sedikitnya 2 liter cairan/hari dianjurkan

Intervensi ini untuk menurunkanresiko infeksi oral

Ahli gizi harus terlibat dalam penentuan komposisi dan jenis makanan yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan individu

DX 5 resiko tinggi infeksi b/d adanya port de entree dari luka pembedahan Tujuan : dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi , terjadi perbaikan pada integritas jaringan lunakKriteria Hasil : Jahitan dilepas pada hari khe 12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan peradangan pada area luka pembedahan Leukosit dalam batas normal TTV dalam batas normal No INTERVENSIRASIONAL

1Kaji jenis pembedahan dan apakah adanya order khusus dari tim dokter bedah dalam melakukan perawatan lukaMengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari tujuan yang diharapkan

2Buat kondisi balutan dalam keadaan bersih dan keringKondisi bersih dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan menyebabkan respons inflamasi lokal , serta akan memperlama penyembuhan

3Lakukan perawatan luka Lakukan perawatan luka steril pada hari kedua pasca bedah dan diulang setiap 2 hari sekali pada luka abdomen Lakukan perawatan luka pada sekitar drain

Bersihkan luka dan drainase dengan cairan antiseptik jenis iodine providum dengan cara dengan cara swobbing dari arah dalam keluarPerawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurukan kontak tindakan dengan luka yang kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman keluka bedah

Drain pascabedah merupakan material yang menjadi jalan masuk kuman . perawat melakukan perawatan luka setiap hari atau disesuaikan dengan kondiai pembalut drain , apabila kotor maka harus diganti

Pembersihan debris dan kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan dari iodine providum sebagai antiseptik dan dengan arah dari dalam keluar sehinga dapat mencegah kontaminasi kuman kejaringan luka

4Bersihkan bekas sisa iodine providium dengan alkohol 70 % atau normal salin dengan cara swobbing dari arah dalam keluarAntiseptik iodine providum mempunyai kelemahan dalam menurunkan proses epilesasi jaringan sehingga memperlambat pertumbuhan luka , maka harus dibersihkan dengan alkohol atau normal salin

5Tutup luka dengan kain kasa steril dan tutup dengan plester adhesif yang menyeluruh menutupi kasaPenutupan secara menyeluruh dapat menghindari kontaminasi dari benda atau udara yang bersentuhan dengan luka bedah

6Angkat drainase pascabedah sesuai pesanan medisPelepasan sesuai indikasi bertujuan untuk menurunkan resiko infeksi

7Kolaborasi penggunaan antibiotikAntibiotik injeksi diberikan selamatiga hari pascabedah yangkemudian dilanjutkan antibiotik oral sampai jahitan dilepas.Peran perawat mengkaji adanya reaksi dan riwayat alergi antibiotik , serta memberikan antibiotik sesuai pesanan dokter

DX 6 kecemasan b/d prognosis penyakit , misinterpretasi informasiTujuan : dalam waktu 1 x 24 jam pasien secara subjektif melaporkan rasa cemas berkurangKriteria Hasil : Pasien mampu mengungkapkan perasaannya kepada perawat Pasien dapat mendemontrasikan keterampilan pemecahan masalaahnya dan perubahan koping yang digunakan sesuai situasi yang dihadapi Pasien dapat mencatat penurunan kecemasan/ketakutan dibawah sadar Pasien dapat rileks dan tidur/istirahat dengan baikNo INTERVENSIRASIONAL

1Monitor respons fisik , seperto kelemahan , perubahan tanda-tanda vital , gerakan yang berulang-ulang serta catat kesesuaian verbal dan nonverbal selama komunikasiDigunakan dalam mengevaluasi derajat/tingkat kesadaran/konsentrasi , khususnya ketika melakukan kominkasi verbal .pada kondisi klinik , pasien biasanya merasa sedih sedih akibat diagnosis penyakit dan rencana pembedahan .

2Anjurkan pasien dan keluarga untuk mengungkapkan dan mengekspresikan rasa takutkanMemberikan kesempatan untuk berkonsentrasi , kejelasa dari rasa takut dan mengurangi cemas yang berlebihan

3Berikan dukungan prabedahHubungan emosional yang baik antar perawat dan pasien akan memperngaruhi penerimaan pasien dengan pembedahan , aktif mendengar semua khekawatiran dan keprihatinan pasien adalah bagian penting dari evaluasi praoperatif . Keterbukaan mengenai tindakan bedah yang akan dilakukan ,pilihan anastesi , daj perubahan atau kejadian pascaoperatif yang diharapkan akan menghilangkan banyak ketakutan tak berdasar terhadap anastesi

4Bantu pasien meningkatkan citra tubuh dan beri kesempatan pasien mengungkapkan perasaannyaPerubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya hidup sering sangat mengganggu , oleh karena itu pasien memerlukan dukungan empatis dalam mencoba menyesuaikannya, oleh karena stoma ditempatkan pada abdomen , pasien dapat berfikir bahwa setiap orang akan melihat ostomi. Perawat dapat membantu mengurangi ketakutan ini dengan memberikan informasi aktual tentang prosedur pembedahan dam pembentukan , serta penatalaksanaan ostomi.

5Hadirkan pasien yang pernah dilakukan kolostomiBerdiskusi dengan individu yang berhasi menghadapi kolostomi sering membantu menurunkan kecemasan pasien prabedah

6Berikan privasi untuk pasien dan orang terdekatMemberi waktu untuk mengekspresikan perasaan menghilangkan cemas dan prolaku adaptasi , adanya keluarga dan teman-teman yang dipilih pasien melayani aktivitas dan pengalihan akan menurunkanperasaan terisolasi

7Kolaaborasi :Beriksn anticemas sesuai kondisinya , contohnya diazepamMeningkatkan relaksasi dan menurunkan kecemasan

3.4 EVALUASIHasil yang diharapkan setelah melakukan tindakan keperawatan adalah sebagai berikut1. Infromasi kesehatan terpenuhi2. Tidak mengalami injuri pascaprosedur bedah reseksi kolon3. Nyeri berkurang atau teradaptasi4. Intake nutrisi optimal sesuai tingkat toleransi individu5. Infeksi luka operasi tidak terjadi6. Kecemasan berkurang7. Peningkatan konsep diri atau gambaran diri8. Peningkatan aktivitas

BAB IVTINJAUAN KASUS

KASUSNy T masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2010 pukul 08.00 WIBdengan keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV, tidak nafsu makan dan juga nyeri sedang BAB .Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 19 Juli 2010. Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3% , Pasien mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik kesadaran Composmentis, TD 120/80 mmHg , Nadi 80 x/menit ,Suhu 37 C via aksila , RR 24 x/menit ), Nyeri dirasakan pada skala 5, conjungtiva anemis,distensi abdomen, nyeri tekan di abdomen

A.PENGKAJIANTanggal Pengkajian : 21 maret 2014Jam Pengkajian: 12.00 WIBRuang : Bedah

I.BIODATAa.Identitas PasienNama : Ny.TUmur :45 tahunJenis Kelamin :PerempuanSuku/Bangsa :IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SDPekerjaan : PedagangAlamat: Jl. Mawar no.2SemarangTanggal Masuk RS : 21 maret 2014Jam Masuk RS : 08.00 WIBDiagnosa Medis : CA Colon post operasiNo. Registrasi : B314977

b.Identitas Penanggung JawabNama : Tn.TJenis Kelamin : Laki-laki Suku/Bangsa :IndonesiaAgama : IslamPendidikan : SMPPekerjaan : WiraswastaHub.dgn Pasien : Anak kandungAlamat : Jl. Mawar no.2Semarang

II. Keluhan Utama Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IV III. Riwayat Keperawatana.Riwayat keperawatan sekarangPasien masuk RS Harapan Kita tanggal 21 maret 2014 pukul 08.00 WIBdengan keluhan nyeri pada perut bagian kuadran IV .Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Colon Pasien akan dilakukan operasi Colostomy pada tanggal 22 maret 2014. Pasien mengalami pendarahan sebanyak 400cc dan HB pre-operasi 12,3%b.Riwayat Keperawatan DahuluPasien mengatakan nyeri kurang lebih 5 bulan yang lalu. Dan tanggal 21 maret 2014 pasien dirujuk ke RS Harapan Kitac.Riwayat Kperawatan KeluargaPasien mengatakan keluarga tidak ada yang menderita atau mempunyai penyakit seperti pasien dan penyakit menular lainnya.

IV. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDONa.Persepsi terhadap kesehatan Manajemen KesehatanPasien dan keluarga mengatakan apabila ada salah satu anggota keluarganya yang sakit biasanya dibelikan obat diwarung atau dibawa ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas atau dokter rumah

b.Pola aktivitas dan latihanSebelum sakit pasien mengatakan dapat melakukan aktivitas sehari hari sebagai pedagang dan ibu rumah tangga. Akan tetapi selama dirawat dirumah sakit pesien mengatakan tidak dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri dan segala aktivitasnya dilakukan ditempat tidur.Pola aktivitas selama pasien sakit adalah sbb :Aktivitas01234

MandiV

BerpakaianV

EliminasiV

MakanV

MobilisasiV

Keterangan0: mandiri1: dibantu sebagian2: perlu bantuan orang lain3:perlu bantuan orang lain dan alat4: tergantung dan tidak mampuPasien terlihat lemah karena efek dr anestesi

c.Pola istirahat tidurTidak terkaji

d.Pola nutrisi dan metabolicSebelum sakit pola makan pasien teratur 3x sehari dengan menu nasi,lauk,sayur satu porsi habis dan pasien minum kurang lebih 6-8 gelas/hari.Selama dirawat diRS, pasien mengatakan makan 3x sehari dengan menu lunak(bubur,lauk, sayur)dan hanya menghabiskan porsi saya. Pasien minum kurang lebih 5-6gelas/hari. Saat dikaji pasien mengatakan sedang puasa.

e.Pola eliminasiSebelum sakit pasien mengatakan BAB 3hari sekali dan pasien mengatakan sebelum dirawat di RS sejak 5bulan yg lalu pasien mengalami kesulitan BAB. Saat BAB pasien merasakan sakit pada anusnya. Fesesnya berbentuk kecil tipis berwarna coklat tua dengan kosistensi keras.Pasien mengatakan BAK tidak mengalami gangguan. Pasien BAK 4-5 x/hari dengan warna kuning jernih. Jumlah urine sekali BAK 500cc. Setelah dirawat diRS pasien mengatakan belum BAB sejak 5hari yang lalu pasien BAK 4-5x/hari dengan warna kuning jernih,jumlah urine sekali BAK kurang lebih 470cc.

f.Pola kognitif dan perseptualSebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pada indra pendengaran,penglihatan, perasaan dan penciuman. Semua fungsi indra masih berfungsi dengan baik. Pasien mengatakan nyeri dengan managejemen nyeri sbb:P : Luka post operasiQ: nyeri dirasa cekit-cekitR : Nyeri dirasakan pada perut kuadran ke-IVS : Nyeri dirasakan pada skala 5T : Nyeri dirasakan terus-menerus

g.Pola konsep diriPasien mengatakan ingin cepat sembuh

h.Pola kopingTidak terkaji

i.Pola sexual reproduksiPasien mengatakan sudah lupa usia berapa pertama kali menstruasi.Pasien sudah menikah dan memiliki 2 orang anak.Sebelum sakit pola seksual pasien baik.Pasien mengatakan saat mulai merasakan sakit pada anusnya pasien tidak nyaman saat berhubungan seksual dengan suaminya.

j.Pola Peran dan HubunganHubungan pasien dan keluarga baik dan harmonis

k.Pola Nilai dan KepercayaanPasien beragama islam

PEMERIKSAAN FISIKa.Keadaan Umum: Lemahb.Tingkat kesadaran: Composmentisc.TTV: TD 120/80 mmHg Nadi 80 x/menit Suhu 37 C via aksila RR 24 x/menitd.Anthropometri: TB 150 cm BB 44 kge.Kepala: Bentuk kepala mesoshepal, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut hitam bergelombangf.Mata: Konjungtiva tidak anemisg.Hidung: Bentuk simetris, fungsi penciuman baik, tidak ada epitaksis,tidak ada pernafasan cuping hidungh.Mulut: Mulut bibir tidak sianosis, mukosa mulut lembab berwarna merahmuda, tidak ada stomatitis, susunan gigi rapi, lengkap dan bersihi.Leher: Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid,trakea lurus fungsi menelan baikj.Abdomen : Bentuk perut datar, terdapat stoma pada kuadran kiri bawah, warna merah mudaAu : bising usus 4 x/menitPa : Tidak teraba pengerasan VU, tidak teraba pembesaran hepar dan lienPe : TymphaniEkstremitas Atas : Tangan kiri terpasang infuse RL 20 tpm, capillary refill ka=ki 2 detik, tangan kanan dan kiri tidak ditemukan edema dan sianosisGenetalia : Terpasang dower chateter ukuran 16, pada anus teraba benjolan

VI. DATA PSIKOLOGISStatus Emosi : Pasien kooperatif

VII. DATA SPIRITUALTidak terkaji

VIII. PEMERIKSAAN PENUNJANGTanggal pemeriksaan : 21 maret 2014HEMATOLOGY Parameter Hasil SatuanNormal Hemoglobin 12,20 % 13-16 Hematrokit 37,3 % 35-47 Eritrosit 4,26 juta/mmk 3,5-5,6 MCH 28,6 Pg 27-32 MCV 87,5 Fl 75-96 MCHC 32,7 g/dl 29-36 Lekosit 12,9 ribu/mmk 4-11LAJU ENDAP DARAH LED 1 jam 23 mm LED 2 jam 49 mm Trombosit 372 ribu/mmk Albumin 3,3 gr/dl

PROGRAM TERAPI ( 21 maret 2014) Instruksi post operasi :a.Diit lunak 1900 kkalori (bubuk,lauk,sayur)b.Infuse RL 20 tpmc.Injeksi cefotaxine 2x1 gramd.Tramadol 3x30 grame.Bising Usus+: boleh makan

IX. ANALISA DATANama : Ny. TNo CM : B 31 49 77NoTanggal/JamDATA FOKUSMASALAHETIOLOGITtd

122 maret 201412.00 WIBDS: Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian kuadran IVManajemen nyeri:P : Pasien mengatakan nyeri post op.Q : Pasien mengatakan nyeri terasa cekit-cekitR : Pasien mengatakan nyeri pada perut bag.kuadran IVS: skala nyeri 5T : nyeri terus menerusDO : Pasien mengatakan memegangi perut bag.yang nyeri dan merintih kesakitanNyeri akutTrauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi

222 maret 201412.00 WIBDS : Pasien mengatakan tidak nafsu makanPasien mengatakan hanya menghabiskan porsi makanDO :A TB : 150cm BB : 44kg IMT : 19,56B HB : 12,20 % Albumin : 3,3 gr/dlD Diit lunak 1900 kkalori (bubur, lauk, sayur)Keseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhPemenuhan nutrisi yang tidak adekuat

322 maret 201412.00 WIBDS : Pasien mengatakan ingin menggaruk-garuk daerah sekitar stomaDO : Didapatkan luka stoma yang terlihat basah dan merah (H1)Lekosit : 12,9 ribu /mmkResiko infeksiPasca pembedahan

422 maret 201412.00 WIBDS : Pasien mengatakan perlu bantuan orang lain untuk melakukan aktivitas dan tidak leluasa bergerakDO : aktivitas : 2 Beepakaian : 2 Eliminasi : 2 Makan : 2Mobilisasi : 2 Pasien bedrest totalKeterangan pasien perlu bantuan orang lainDefisit perawatan diriKelemahan atau nyeri post operasi

X. Diagnosa Keperawatan :Nama : Ny. TNo CM : B 31 49 77

1.Nyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasi2.Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi sekunder akibat kanker3.Resiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahan4.Defisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasi

XI. RENCANA TINDAKANNama : Ny.TNo CM : B 31 49 77No.Tanggal /JamDIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN &KRITERIA HASILINTERVENSIRASIONALIMPLEMENTASIEVALUASI

1.22 maret 201415.00 WIBNyeri akut b.d trauma jaringan dan reflek spasme otot sekunder akibat operasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 24 jam nyeri berkurang dengan KH :1. Skala nyeri berkurangdari 5 menjadi 3

2. Pasien mengatakan lebih nyaman

3. Pasien terlihat tidak memegangi bag.yang nyeri

4. Pasien mampu untuk melakukan tehnik relaksasi dengan latihan nafas dalam dan tehnik distraksi

5. TTV 110-140/80-90 mmHg

6. Nadi 80-100x/menit1. Memonitor TTV

2. Kaji ulang memanajemen nyeri dan lakukan pengkajian ulang nyeri P,Q,R,S,T

3. Posisikan pasien senyaman mungkin

4. Ajarkan tehnik relaksasi dengan latihan nafas dalam

5. Ajarkan teknik distraksi

6. Berikan obat analgetik (tramadol) 3x30 gr sesuai advice dokter

Dapat mengindikasikan rasa sakit akutdan ketidaknyamanan

Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif menggali kondisi nyeri pasien , apabila pasien mengalami skala nyeri 3 ( 0-4) , keadaan ini merupakan yang perlu perawat waspadai karena memberikan manifestasiklinik yang bervariasi dari komplikasi pascabedah reseksi kolonPengaturan posisi semiflower dapat membantu merelaksasi oto-otot abdomen pascabedah sehingga dapat menurunkan stimulas nyeri dari luka pascabedah

Meningkatkan intake oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen lokal

Distraksi dapat menurunkan stimulus internal Anlgetik diberikan untuk membantu menghambat stimulus nyeri khe pusat persepsi nyeri dikonteks serebri sehingga nyeri berkurang

06.00WIB1. Memonitor TTV

07.00 WIB2. Memberikan obat analgetik (tramadol 3x30 g) sesuai advisDokter

07.10 WIB3. Memposisikan klien senyaman mungkin

07.20 WIB4.Mengajarkan teknik relaksasi dengan cara latihan nafas dalam

S: Pasien mengatakan nyerinya sudah berkurang dan merasa lebih nyaman, dengan pengkajian ulang nyeri

P: pasien mengatakan nyeri terasa cekit-cekit

Q: pasien mengatakan nyeri karena post op

R: pasien mengatakan nyeri pada perut kuadran IV S: Skala nyeri3 T: pasien mengatakan nyeri kadang-kadangO: Pasien tampak lebih nyaman dan terlihat tidak memegangi perut bagian perut yang nyeriTD : 120/80 mmhg N : 20 x / menitA: masalah nyeri akut teratasi sebagianP: Lanjutkan intervensi

2.22 maret 201415.00 WIBKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d peningkatan kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori yang mencukupi sekunder akibat kankerSetlah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam. Kebutuhan nutrisi klien ter[enuhi dengan criteria hasil:1. Nafsu makan pesien meningkat ditandai dengan pasien mampu menghabiskan 1 porsi makan.

2. BB klien meningkat 0,3kg 2 hari

3. Nilai albumin dan hb normal (albumin 3,5-5,0 gr/dl, Hb 13-16 %)1. Berikan porsi makan sedikit tapi sering

2. Anjurkan untuk makan selagi makanan masih hangat

3. Memonitor BB tiap hari

4. Berikan penkes ttg pentingnya nutrisi bagi tubuh

5. Monitor pemberian diit

6. Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mengandung protein (telur,daging,tempe, tahu) dan makanan yang mengandung zat besi (sayuran hijau,daging,dll)

Makanan dapat lewat dengan mudah kelambung , dan membuat lambung tidak bekerja lebih kerasDapat merangsang nafsu makan

Agar mengetahui peningkatan atau penurunan dari tindakan yang kita lakukanSebagian pasien tidak tahu pentingnya nutrisi bagi pasien , dan pasein mau makan sesuai dengan waktunya dan porsinya

Agar kebutuhan nutrisi terpenuhiAgar kebutuhan protein dan zat besi terpenuhi. 06.301. Menganjurkan pasien makan dengan porsi sedikit tapi sering

06.452. Menganjurkan makan selagimakanan masih hangat

09.003. memonitor BB /hari

11.004.memberikan penkes tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh

12.005.memonitor pemberian diit

15.006.Menganjurkan pasien untuk makan makanan yang mengandung protein dan zat besi.S: pasien mengatakan mau makan dan mampu menghabiskan 1 porsi makanan.O : TB : 150 cm, BB : 44,1 kg , IMT : 19,6 Albumin : 3,7 gr/dl Hb : 14,6 %A : masalah teratasi sebagianP : pertahankan intervensi 1, 5, 6

3.22 maret 201415.00 WIBResiko infeksi b.d tempat masuknya organism sekunder akibat pembedahanSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam diharapkan klien tidak terjadi infeksi di area luka post operasi dengan KH :1. Luka bersih,tidak ada kemerahan di sekitar luka

2. Tidak ada pus di sekitar luka

3. Suhu normal 36-37,5C

4. Lekosit 4-11 ribu/mmk1. Monitoring tanda-tanda infeksi

2. Proteksi infeksi dengan cara lingkungan sekitar harus bersih,luka tidak boleh kena air sampai jahitan di angkat

3. Lakukan perawatan luka dengan arsetif

4. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan

Dapat mengetahui perkembangan penyakit

Kondisi bersih dan kering akan menghindari kontaminasi komensal dan akan menyebabkan respons inflamasi lokal , serta akan memperlama penyembuhan

Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari untuk menurukan kontak tindakan dengan luka yang kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman keluka bedahAgar luka tidak terkontaminasi oleh tangan kita . dan tidak terjadi resiko infeksi08.001. Memonitor tanda tanda infeksi

08.152. Memproteksi dengan cara lingkungan sekitar harus bersih, luka tidak boleh kena air selama jahitan tidak diangkat

08.203. Melakukan perawatan luka

08.304.mencuci tangan sebelum melakukan tindakan

S : pasien mengatakan nyerinya berkurang dan tidak gatal.O : disekitar area luka terlihat kemerahan tetapi tidak timbul pushA : masalah teratasiP : pertahankan intervensi 1, 2 , 3, 4,5

4.22 maret 201415.00 WIBDefisit perawatan diri b.d kelemahan atau nyeri post operasiSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi dg KH:1.pasien mandi 1 X dengan bantuan

2. kulit pasien terlihat bersih dan wangi

3.gigi pasien terlihat bersih dan tidak berbau dg menggosok gigi 2 X sehari

4. pasien mampu makn 3X sehari tanpa bantuan orang lain1.monitor kemampuan aktifitas klien

2.bantu klien dalam melakukan aktifitas secara mandiri

3. lakukan mobilisasi secara bertahap

4. motivasi klien untuk melakukan aktifitas kebutuhan sehari hari secara mandirimemonitor kemampuan aktifitas klien seperti makan, mandi, dan eliminasi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan

untuk meningkatkan keinginan pasien untuk melakukan aktifitas kebutuhan sehari-hari secara mandiri

membantu dalam melakukan aktifitas secara mandiri dapat mempercepat pasien beratifitas secara mandiri

agar pasien terbiasa melakukan dan tidak menyebabkan kelelahan

untuk meningkatkan keinginan pasien untuk melakukan aktifitas kebutuhan sehari-hari secara mandiri06.301.memonitor kemampuan aktifitas klien seperti makan, mandi, dan eliminasi

06.302.membantu klien dalam melakukan aktifitasnya secara mandiri.

06.303. melakukan mobilisasi secara bertahap dimulai dalam aktifitas ringan seperti ganti baju dan ROM

06.304. memotivasi klien untuk melakukan aktivitas secara mandiri.S : pasien mengatakan mampu memenuhi kebutuhan sehari hari secara mandiri meskipun kadang masih memerlukan bantuan orang lain.O : pasien mempu makan sendiri tanpa bantuan orang lain.A : masalah teratasi sebagianP : lanjutkan intervensi 1, 2 , 3 ,4

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanKanker kolonadalahsuatukankeryangberadadicolon.Kankerkolonmerupakan penyakit yang bukan sembarangan namun bukan pula penyakit yang tidak bisa disembuhkan.Kankerkolon adalah penyebab kedua kematian di Amerika Serikat setelah kanker paru-paru ( ACS1998).Penyakit ini termasuk penyakit yang mematikan karena penyakit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.Kanker usus bila dideteksi dan ditangani dengan cepat maka peluang untuk sembuh total pun akan semakin besar peluangnya.Pembedahan adalah satu-satunya cara untuk mengubah kankerkolon.Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu peredaran pada usus besar (aliran depan feces) yang meliputi faktor kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan olehAmerika Cancer Society (The National Cancer Institute), dan organisasi kanker lainnya.

5.2 SaranDemikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan klien denganKanker kolon. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Terima Kasih,,.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993,Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien,Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta.McCloskey&Bulechek, 1996,Nursing Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year book.Inc,Newyork

NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis: Definitions and classification, Philadelphia, USA

Sjamsuhidayat & wong,2005,Buku ajar ilmu bedah, EGC , Jakarta

Suyono,dkk, 2001,Buku ajar ilmu penyakit dalam, jilid II, edisi 3, Balai penercit FKUI, Jakarta.University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing outcome Classifications, Philadelphia, USA