Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

30
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT KELOMPOK POSYANDU Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anak I Dosen Pengampu: Ns. Dini Kurniawati, S.Kep.,M.Psi. oleh:

Transcript of Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK SEHAT

KELOMPOK POSYANDU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anak I

Dosen Pengampu: Ns. Dini Kurniawati, S.Kep.,M.Psi.

oleh:

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2010

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan

Pada Anak Sehat Kelompok Posyandu. Makalah ini disusun untuk memenuhi

salah satu tugas mata kuliah Anak I.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. dr. Sudjono Kardis, Sp. KJ., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Jember,

2. Ns. Dini Kurniawati, S.Kep.,M.Psi., selaku dosen pembimbing dan

penanggung jawab mata kuliah Anak I,

3. Teman-teman Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember

angkatan 2008 yang telah memberikan dorongan semangat, serta

4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Saya menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi

kesempurnaan makalah ini. Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini

dapat bermanfaat.

Jember, November 2010

Penulis

ii

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

DAFTAR ISI

JUDUL..............................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................

2

1.3 Tujuan......................................................................................................................2

1.4 Manfaat....................................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Imunisasi pada Anak................................................................................................3

2.2 Antropometri pada Anak....................................................................................... . .

10

BAB 3 PEMBAHASAN

3.1 Askep pada Anak Sehat terkait dengan Program Imunisasi dan Pemenuhan Gizi..

11

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................15

4.2 Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

iii

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka

pembangunan dilakukan disegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan

yang merupakan bagian integral dari penbangunan nasional yamg secara

keseluruhannya perlu digalakkan pula. Hal ini telah digariskan dalam sistem

kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan

pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi

setiap penduduk atau individu agar dapat menwujudkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan pembangunan nasional. Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatan

mempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalam

memelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan

tersebut erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusia sebagai modal dasar pembangunan nasional.

Pengembangan sumber daya manusia merupakan suatu upaya yang besar,

sehingga tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja tanpa adanya

keterlibatan masyarakat. Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian

bayi dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia

dan sejahtera, pelaksanaannya tidak saja melalui, program-program kesehatan

melainkan berhubungan erat dengan program keluarga berencana. Upaya

menggerakkan masyarakat dalam keterpaduan ini digunakan pendekatan

melalui pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD), yang

pelaksanaanya secara operasional dibentuklah pos pelayanan terpadu

(posyandu). Pos pelayanan terpadu ini merupakan wadah titik temu antara

pelayanan professional dari petugas kesehatan dan peran serta masyarakat

iv

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

dalam menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, terutama dalam upaya

penurunan angka kematian bayi dan angka kelahiran.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam makalah ini,

yakni:

1. Bagaimana pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

dengan usia 0-2 tahun?

2. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak sehat terkait dengan

program imunisasi?

3. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak sehat terkait dengan

pemberian gizi atau status nutrisi?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini, yakni:

1. untuk mengetahui pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan pada

bayi dengan usia 0-2 tahun,

2. untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak sehat terkait dengan

program imunisasi, dan

3. untuk mengetahui asuhan keperawatan pada anak sehat yang terkait

dengan pemberian gizi atau status nutrisi.

1.4 MANFAAT

Manfaat dari penulisan makalah ini, yakni:

1. dapat mengetahui pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan pada

bayi dengan usia 0-12 tahun,

2. dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak sehat terkait dengan

program imunisasi, dan

3. dapat mengetahui asuhan keperawatan pada anak sehat yang terkait

dengan pemberian gizi atau status nutrisi.

v

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Di dalam posyandu balita dilakukan tindakan preventif. Diantaranya

imunisasi dan pengukuran tumbuh kembang anak untuk mengetahui status nutrisi

anak. Berikut ini merupakan penjelasan dari kedua hal tersebut:

2.1 IMUNISASI PADA ANAK

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan

terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi

terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi

pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain

diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena

sistem kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa,

sehingga rentan terhadap serangan penyakit berbahaya. Imunisasi tidak

cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara bertahap

dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan

kesehatan dan hidup anak. Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari

imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderita suatu penyakit yang

sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan kematian

pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan

imunisasi yaitu seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk

rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan lain sebagainya.

Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan

terlindung dari beberapa penyakit berbahaya dan akan mencegah

vi

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya. Imunisasi akan

meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan

penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Anak yang telah

diimunisasi bila terinfeksi oleh kuman tersebut maka tidak akan

menularkan ke adik, kakak, atau teman-teman disekitarnya. Jadi, imunisasi

selain bermanfaat untuk diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah

penyebaran ke adik, kakak dan anak-anak lain disekitarnya.

Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak

mempunyai kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Bila

kuman berbahaya yang masuk cukup banyak maka tubuhnya tidak mampu

melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan sakit berat, cacat

atau meninggal.

Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman

tersebut ke adik, kakak dan teman lain disekitarnya sehingga dapat

menimbulkan wabah yang menyebar kemana-mana menyebabkan cacat

atau kematian lebih banyak. Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau

anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan keselamatan anaknya dan

anak-anak lain disekitarnya, karena mudah tertular penyakit berbahaya

yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau kematian.

Berdasarkan jenis, cara dan macam imunisasi, maka imunisasi

pada anak mempunyai karakteristik masing-masing, yakni:

1. Imunisasi BCG

Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang memberikan perlindungan

terhadap penyakit TB. Vaksin TB tidak mencegah infeksi TB, tetapi

mencegah infeksi TB berat (meningitis TB dan TB milier), yang

sangat mengancam nyawa. Vaksin BCG dapat memakan waktu 6-12

minggu untuk menghasilkan efek (perlindungan) kekebalannya.

Vaksinasi BCG memberikan proteksi yang bervariasi antara 50%-80%

terhadap tuberculosis.

Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan

keberadaan virus tubercle bacii yang hidup didalam darah. Itulah

vii

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

mengapa agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkan jenis basil tak

berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Celmette-

Guerin). Di Indonesia, vaksin BCG merupakan vaksin yang

diwajibkan pemerintah. Vaksin ini diberikan pada bayi yang baru lahir

sebaiknya diberikan pada umur sebelum 2 bulan. Vaksin BCG juga

diberikan pada anak usia 1-15 tahun yang belum divaksinasi (tidak ada

catatan atau tidak skar), imigran, komunitas travelling, dan pekerja di

bidang kesehatan yang belum divaksinasi (tidak ada catatan atau skar).

Setelah vaksinasi, papul (bintik) merah yang kecil timbul dalam waktu

1-3 minggu. Papul ini akan semakin lunak, hancur, dan menimbulkan

parut. Luka ini mungkin memakan waktu sampai 3 bulan untuk

sembuh. Biarkan tempat vaksinasi sembuh sendiri dan pastikan agar

tetap bersih dan kering. Jangan menggunakan krim atau salep, plester

yang melekat, band aid, kapas atau kain langsung pada tempat

vaksinasi. Vaksin BCG tidak terlepas memberikan efek samping, maka

perlu diketahui bahwa vaksin ini dianjurkan pada seseorang yang

mengalami penurunan status kekebalan tubuh dan uji tuberkulin

positif. Vaksin BCG dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain,

misalnya Dtap/IPV/Hib. Saat memberikan vaksin BCG, imunisasi

primer lain juga diberikan. Lengan yang digunakan untuk imunisasi

BCG jangan digunakan usntuk imunisasi lain selama minimal 3 bulan,

agar tidak terjadi lymphadenitis. Kontraindikasi pemberian vaksin

BCG antara lain adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti

eksim, furunkulosis dan sebagainya dan mereka yang sedang

menderita TBC.(Depkes RI, 2005). Efek samping imunisasi BCG tidak

menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu

kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang

berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak

perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan

tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di

ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak menimbulkan

viii

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan

menghilang dengan sendirinya ( Depkes RI, 2005).

ix

Page 10: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

2. Imunisasi Hepatitis B

Di Indonesia vaksinasi hepatitis B merupakan vaksinasi wajib bagi

bayi dan anak karena pola penularannya bersifat vertikal. Imunisasi ini

merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB, yaitu

virus penyebab penyakit hepatitis B. Hepatitis B dapat menyebabkan

sirosis atau pengerutan hati, bahkan lebih buruk lagi mengakibatkan

kanker hati .Imunisasi Hepatitis B untuk mencegah penyakit yang

disebabkan virus hepatitis B yang berakibat pada hati. Penyakit itu

menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang

terinfeksi. Vaksin ini diberikan 3 kali hingga usia 3-6 bulan.

Kontraindikasi hipersensitifitas terhadap komponen vaksin. Sama

halnya seperti vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan

kepada penderita infeksi berat yang disertai kejang (Depkes RI, 2005).

Efek samping yang muncul reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan

dan pembenkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi

bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari (Depkes RI, 2005).

3. Imunisasi Polio

Imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus

polio. Penyakit akibat virus ini dapat menyebabkan kelumpuhan.

Vaksin oral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari

suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (Starin Sabin) yang sudah

dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan

dengan sukrosa. Imunisasi polio memberikan kekebalan terhadap

penyakit polio. Penyakit ini disebabkan virus, menyebar melalui

tinja/kotoran orang yang terinfeksi. Anak yang terkena polio dapat

menjadi lumpuh layuh. Vaksin polio ada dua jenis, yakni vaccine polio

inactivated (IPV) dan vaccine polio oral (OPV). Vaksin ini diberikan

pada bayi baru lahir, 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun.

Kontraindikasi pada individu yang menderita “immune deficiency”.

Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio

x

Page 11: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya

sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah

sembuh (Depkes RI, 2005). Efek samping, pada umumnya tidak

terdapat efek samping. Efek samping berupa paralisis yang disebabkan

oleh vaksin sangat jarang terjadi ( kurang dari 0,17 : 1000.000; Bull

WHO 66 : 1988) (Depkes RI, 2005).

4. Imunisasi DPT

Dengan pemberian imunisasi DPT, diharapkan penyakit difteri,

tetanus, dan pertusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil.

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3-in-1 yang melindungi terhadap

difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang

menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang

serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah inteksi bakteri pada

saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta

bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama

beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat

sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum. Pertusis juga

dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan

kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan

kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1

yang bisa diberikan kepada anak yang berumur kurang dari 7 tahun.

Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan, yang

disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT diberikan

sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan

(DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari 4

minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan 1 tahun setelah DPT III dan

pada usia prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi

terhadap vaksin pertusis, maka sebaiknya diberikan DT, bukan DPT

(Medicastore.com). Setelah mendapatkan serangkaian imunisasi awal,

sebaiknya diberikan booster vaksin TD pada usia 14-16 tahun

kemudian setiap 10 tahun (karena vaksin hanya memberikan

xi

Page 12: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

perlindungan selama 10 tahun, setelah 10 tahun perlu diberikan

booster). Hampir 85% anak yang mendapatkan minimal 3 kali suntikan

yang mengandung vaksin difteri, akan memperoleh perlindungan

terhadap difteri selama 10 tahun. Jika anak sedang menderita sakit

yang lebih serius dari pada flu ringan, imunisasi DPT bisa ditunda

sampai anak sehat. Jika anak pernah mengalami kejang, penyakit otak

atau perkembangannya abnormal, penyuntikan DPT sering ditunda

sampai kondisinya membaik atau kejangnya bisa dikendalikan.

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin yang melindungi terhadap difteri,

pertusis dan tetanus. Difteri disebabkan bakteri yang menyerang

tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau

fatal. Penyakit ini mudah menular melalui batuk atau bersin. Pertusis

(batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai

dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang

melengking. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius,

seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi

bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

Vaksin ini diberikan 5 kali pada usia 2,4,6,18 bulan dan 5 tahun . Efek

Samping yang muncul seperti gejala-gejala yang bersifat sementara

seperti lemas, demam, kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-

kadang terjadi gejala berat seperti demam tinggi, iritabilitas, dan

meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah imunisasi.

5. Imunisasi Campak

Sebenarnya bayi sudah mendapatkan kekebalan campak dari ibunya.

Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin

menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin

campak. Penyakit ini disebabkan oleh virus Morbili.

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada

saat anak berumur 9 bulan dan vaksin kedua 6 tahun. Reaksi imunisasi

Campak biasanya timbul seminggu kemudian berupa demam, diare,

xii

Page 13: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

atau keluar bintik-bintik merah di kulit. Namun efek ini tergolong

ringan sekali sehingga tak perlu ada yang dikhawatirkan sebab

biasanya akan sembuh sendiri .

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective

unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu

kanamycin dan 30 mcg residu erytromicin.

6. Imunisasi HIB

Imunisasi Hib membantu mencegah infeksi oleh haemophilus

influenza tipe b yang disebabkan oleh bakteri. Organisme ini bisa

menyebabkan meningitis (radang selaput otak), pneumonia (radang

paru) dan infeksi tenggorokan. Vaksin ini diberikan 4 kali pada usia

2,4,6 dan 15-18 bulan.

7. Imunisasi MMR

MMR merupakan pengulangan vaksin campak, ditambah dengan

Gondongan dan Rubela (Campak Jerman). Diberikan saat anak usia 15

bulan dan diulang saat anak berusia 6 tahun. Reaksi dari vaksin ini

biasanya baru muncul tiga minggu setelah diberikan, berupa bengkak

di kelenjar belakang telinga. Untuk mengatasinya, berikan anak obat

penghilang nyeri. Patut diperhatikan, jangan langsung membawa

pulang anak setelah ia diimunisasi MMR. Tunggu hingga 15 menit,

sehingga jika timbul suatu reaksi bisa langsung ditangani.

8. Imunisasi Typhus

Imunisasi untuk mencegah Typus. Imunisasi ini dapat diulang setiap 3

tahun.

9. Imunisasi Varicella

Berfungsi memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air

ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, komplikasinya

infeksi kulit dan bisa infeksi di otak. Vaksin ini diberikan pada anak

usia 1-13 tahun 1 kali dan lebih dari 13 tahun 2 kali.

10. Imunisasi Hepatitis A

xiii

Page 14: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

Imunisasi ini dapat diberikan pada anak usia di atas 2 tahun.

2.2 ANTROPOMETRI PADA ANAK

Antropometri dilakukan pada anak-anak untuk menilai tumbuh kembang

anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh kembang anak berjalan normal

atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat penting dalam menilai

pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara pengukuran

akan mempengaruhi hasil pengamatan. Adapun cara pengukurannya adalah

sebagai berikut:

1. Pengukuran berat badan

Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat timbangan yang harus

ditera secara berkala. Jenis alat timbangan sesuai dengan umur anak.

2. Pengukuran tinggi badan atau panjang badan

Pada anak dibawah usia lima tahun dilakukan secara berbaring.

Pengukuran dilakukan dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala. Jika

pengukuran dilakukan saat berdiri maka posisi anak harus berdiri tegak

lurus, sehingga tumit, bokong dan bagian atas punggung terletak pada

dalam 1 garis vertical, sedangkan liang telinga dan bagian bawah orbita

membentuk satu garis horizontal.

3. Pengukuran lingkar kepala

Pengukuran ini terutama dilakukan pada bayi sampai umur 3 tahun. Pada

anak lebih dari 3 tahun bukan merupakan pemeriksan yang rutin. Pita ukur

diletakkan pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela.

4. Pengukuran lingkar dada

Dilakukan pada bayi/anak dalam keadaan bernafas biasa dengan titik ukur

pada areola mammae.

5. Pengukuran lingkar perut

Pengukuran dimulai dari umbilicus melingkar kearah punggung sehingga

membentuk bidang yang tegak lurus pada poros tubuh bayi/anak.

BAB III

xiv

Page 15: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

PEMBAHASAN

3.1 ASKEP PADA ANAK SEHAT TERKAIT DENGAN PROGRAM

IMUNISASI DAN PEMENUHAN GIZI

A. PENGKAJIAN

Sebelum melakukan imunisasi pada anak, diperlukan adanya pengkajian

terhadap:

1. Keadaan umum anak

2. Pemeriksaan fisik pada anak

3. Usia anak

4. Jadwal imunisasi sebelumnya

5. Ada tidaknya penyakit imunosupresi pada anak

Hal-hal yang perlu dikaji dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada anak,

yakni:

1. Keadaan umum anak

2. Pemeriksaan fisik pada anak

3. Intake dan output nutrisi pada anak

4. Kebutuhan kalori pada anak sesuai dengan umur

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa yang dapat diangkat dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada

anak, yakni:

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan gizi sesuai dengan usia anak.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

gizi pada anak.

Diagnosa yang dapat diangkat dalam pemberian imunisasi pada anak,

yakni:

xv

Page 16: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

pencegahan penyakit ditandai dengan keluarga mengatakan “Sus,

hari ini jadwal pemberian imunisasi bagi anak saya.”

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tindakan pencegahan

penyakit.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya tempat masuk

organisme akibat prosedur invasif.

4. Gangguan kenyamanan: nyeri akut berhubungan dengan adanya

trauma jaringan ditandai dengan anak menangis dan meringis

kesakitan.

C. INTERVENSI KEPERAWATAN

Intervensi yang dapat diberikan terkait dengan diagnosa keperawatan

terkait dengan pemenuhan kebutuhan gizi, yakni:

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan gizi sesuai dengan usia anak.

Intervensi:

1) Hitung kebutuhan kalori anak sesuai dengan usia anak.

2) Berikan makanan seimbang sesuai dengan kebutuhan kalori

anak.

3) Berikan pendidikan kesehatan tentang jenis makanan yang sesuai

dengan usia anak.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan gizi

pada anak.

Intervensi:

1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga terkait dengan pemenuhan

kebutuhan gizi yang seimbang pada anak.

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang

pada anak.

Intervensi yang dapat diberikan terkait dengan diagnosa keperawatan

yang telah diangkat pada pemberian imunisasi, yakni:

xvi

Page 17: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

1. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan

pencegahan penyakit

Intervensi:

1) Periksa jadwal pemberian imunisasi sebelumnya.

2) Lakukan tindakan imunisasi sesuai dengan jadwal pemberian

imunisasi pada anak.

3) Berikan pendidikan kesehatan terkait dengan efek samping

pemberian imunisasi.

2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tindakan pencegahan

penyakit.

Intervensi:

1) Kaji tingkat pengetahuan keluarga terkait dengan pencegahan

penyakit pada anak.

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya pemberian

imunisasi.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya tempat masuk organisme

akibat prosedur invasif.

Intervensi:

1) Kaji adanya manifestasi klinis infeksi pada anak akibat

pemberian imunisasi.

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda infeksi dan

penanganannya.

4. Gangguan kenyamanan: nyeri akut berhubungan dengan trauma

jaringan akibat prosedur invasive.

Intervensi:

1) Kaji tingkat nyeri pada anak.

2) Berikan kompres hangat pada daerah yang diinjeksi.

3) Berikan pendidikan kesehatan bahwa nyeri merupakan hal yang

normal pada anak setelah pemberian imunisasi.

D. EVALUASI

xvii

Page 18: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

Setelah dilakukan pemberian imunisasi pada anak, hal-hal yang perlu

diperhatikan, yakni:

1. Status kesehatan anak pasca imunisasi

2. Adanya tanda-tanda infeksi pada daerah yang diinjeksi.

3. Efek samping dari pemberian imunisasi, seperti demam, kejang,

nyeri, bengkak, kemerahan, dan reaksi alergi.

Sementara itu, dalam pemenuhan kebutuhan gizi pada anak, jika hasil

pengukuran pertumbuhan (BB, TB, lingkar lengan, dll) menunjukkan

adanya resiko atau ketidaknormalan hasil pengukuran, maka segera

lakukan penanganan lebih lanjut.

xviii

Page 19: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Pada anak sehat kelompok posyandu, terdapat beberapa intervensi

yang dilakukan oleh petugas kesehatan, dalam hal ini perawat untuk

melakukan promosi kesehatan ataupun tindakan preventif dalam pencegahan

penyakit tertentu. Program pokok Posyandu yang terkait dengan bayi yakni

pemberian imunisasi, gizi, dan penanggulangan diare. Cakupan intervensi

untuk bayi sehat sendiri yakni tindakan pemberian imunisasi dan hal yang

terkait dengan pemenuhan kebutuhan gizi pada bayi. Tentunya hal inilah yang

dijadikan pedoman dalam pembuatan asuhan keperawatan pada anak sehat

kelompok Posyandu.

Tahapan proses keperawatan dalam pemberian asuhan keperawatan

pada anak sehat kelompok Posyandu yang meliputi pengkajian, diagnosa,

intervensi, implementasi dan evaluasi semuanya berpedoman pada program

pokok Posyandu (dalam hal ini imunisasi dan gizi) serta bagaimana status

kesehatan bayi (pengukuran tumbuh kembangnya). Evaluasi yang diberikan

yakni tentang dampak atau efek samping pemberian imunisasi pada anak,

status kesehatan anak pasca imunisasi, serta adakah tanda-tanda infeksi.

Sementara itu, untuk evaluasi dalam pemenuhan kebutuhan gizi yakni tetap

melakukan pengukuran antropometri pada anak, jika diketahui ada suatu

ketidaknormalan hasil pengukuran, maka perlu ada penanganan lebih lanjut.

4.2 SARAN

1. Bagi mahasiswa keperawatan, perlu untuk mengetahui prinsip pemberian

imunisasi pada anak, baik itu waktu pemberian, cara, dosis, rute, dll yang

terkait.

xix

Page 20: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

2. Bagi kader Posyandu, sebaiknya mengetahui bagaimana penerapan askep

pada anak sehat terkait dengan imunisasi maupun pemenuhan kebutuhan

gizi sehingga kesehatan anak pun dapat lebih ditingkatkan.

xx

Page 21: Asuhan Keperawatan Anak Sehat Posyandu(By_Muhammad Ulul AMrie)

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

www.wartawarga.ac.id. [ Serial Online. Diakses pada tanggal 23 Nopember 2010 pukul 04.05 WIB].

xxi