Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

11
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KKP I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM ) Secara klinik dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan marasmus. Diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “ Marasmus Kwasiorkor “ a. Marasmus yaitu keadaan kurang kalori b. Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang. c. Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan kwashiorkor. B. ETIOLOGI 1. Marasmus a) Masukkan kalori yang kurang akibat kesalahan pemberian b) makanan. c) Penyakit metabolik d) Kelaian kongenital e) Infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lainnya. 2. Kwashiorkor a) Diare yang kronik b) Malabsorbsi protien c) Sindrom nefrotik d) Infeksi menahun e) Luka bakar f) Penyakit hati.

Transcript of Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

Page 1: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KKP

I KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN Nama internasional KKP yaitu Calori Protien Malnutrition atau CPM adalah suatu penyakit difisiensi gizi dari keadaan ringan sampai berat, disebut juga Protien Energi Malnutrisi ( PEM )Secara klinik dibedakan dalam bentuk yaitu Kwashiorkor dan marasmus. Diantara kedua bentuk tersebut terdapat bentuk antara atau “ Marasmus Kwasiorkor “a. Marasmus yaitu keadaan kurang kalorib. Kwashiorkor yaitu keadaan kekurangan protein yang parah dan pemasukan kalori yang kurang.c. Marasmus kwashiorkor yaitu keadaan peralihan antara marasmus dan kwashiorkor.

B. ETIOLOGI1. Marasmusa) Masukkan kalori yang kurang akibat kesalahan pemberianb) makanan.c) Penyakit metabolikd) Kelaian kongenitale) Infeksi kronik atau kelainan organ tubuh lainnya.

2. Kwashiorkora) Diare yang kronikb) Malabsorbsi protienc) Sindrom nefrotikd) Infeksi menahune) Luka bakarf) Penyakit hati.

C. PATOFISIOLOGI1. Marasmus

Page 2: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

Untuk kelangsungan hidup jaringan diperlukan sejummlah energi yang dalam keadaan normal dapat dipenuhhi dari makanan yang diberikan. Kebutuhan ini tidak terpenuhi pada masukan yang kurang, karena itu untuk pemenuhannya digunakan cadangan protein senagai sumber energi. Pengahancuran jaringan pada defesiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan energi, tetapi juga memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya, seperti berbagai asam amino. 

2. Kwashiorkor.Pada defesiensi protein murni tidak terjadi katabolisme jaringan yang sangat lebih, karena persediaan energi dapat dipenuhi oleh jumlah kalori dalam dietnya.kelianan yang mencolok adalah gangguan metabolik dan perubahan sel yang meyebabkan edem dan perlemakan hati. Karena kekurangan protein dalam diet, akan terjadi kekurangan berbagai asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sentesis dan metabolisme. Makin kekurangan asam amnino dalam serum ini akan menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hepar yang kemudian berakibat edem.perlemakan hati terjadi karena gangguan pembentukan beta-lipoprotein, sehingga transport lemak dari hati kedepot terganggu, dengan akibat terjadinya penimbunan lemah dalam hati.

D. GEJALA KLINIS1. Marasmusa) Perubahan psikis , anak menjadi cengeng, cerewet walaupun mendapat minum.b) Pertumbuhan berkurang atau tehenti.c) Berat badan anak menurun, jaringan subkutan menghilang ( turgor jelek dan kulit keriput.d) Vena superfisialis kepala lebih nyata, frontal sekung, tulang pipi dan dagu terlihat menonjol, mata lebih besar dan cekung.e) Hipotoni akibat atrofi ototf) Perut buncitg) Kadang-kadang terdapat edem ringan pada tungkaih) Ujung tangan dan kaki terasa dingin dan tampak sianosis.

2. Kwashiorkora) Secara umum anak tampak sembab, latergik, cengeng dan mudah terangsang, pada tahap lanjut anak menjadi apatus dan koma.b) Pertumbuhan terlambat

Page 3: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

c) Udemad) Anoreksia dan diare.e) Jaringan otot mengecil, tonus menurun, jaringan subcutis tipis dan lembek.f) Rambut berwarna pirang , berstruktur kasar dan kaku serta mudah dicabut.g) Kelainan kulit, tahap awal kulit kering, bersisik dengan garis-garis kulit yang dalam dan lebam, disertai defesiensi vitamin B kompleks, defesiensi eritropoitin dan kerusakan hati.h) Anak mudah terjangkit infeksii) Terjadi defesiensi vitamin dan mineral

E. PEMERIKSAAN LABORATORIUM.1. Pada kwashiorkor ;penurunan kadar albumin, kolesteron dan glukosa.2. Kadar globulin dapat normal atau meningkat, sehingga perbandingan albumin dan globulin serum dapat terbalik3. Kadar asam amino essensial dalam plasma relatif lebih rendah dari pada asam amino non essiensial.4. Kadar imunoglobulin normal, bahkan dapat menigkat.5. Kadar IgA serim normal, namun kadar IgA sekretori rendah.

F. PENGOBATANPrinsip pengobatan adalah pemberian makanan yang banyak mengandung protein bernilai biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan miniral. Makan tersebut dalam bentuk mudah cerna dan diserap, diberikan secara bertahap.Dalam keadaan dehidrasi dan asidosis pedoman pemberian perenteral adalah sebagai berikut:1) Jumlah cairan adalah ; 200 ml / kgBB/ hari untuk kwasiorkor atau marasmus kwashiorkor.2) 250 ml/kgBB/ hari untuk marasmus.3) Makanan tinggi kalori tinggi protien 3,0-5,0 g/kgBB4) Kalori 150-200 kkal/ kgBB/hari5) Vitamin dan mineral , asam folat peroral 3x 5 mg/hari pada anak besar 6) KCL oral 75-150mg /kgBB/hari.7) Bila hipoksia berikan KCL intravena 3-4 mg/KgBB/hari.

Page 4: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

II ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN KKP

A. PENGKAJIAN1. Identitas pasien:Nama, alamat, umur, jemis kelamin, alamat dst.

2. Keluhan utama Kwashiorkor: ibu mengatakan anaknya mengalami bengkak pada kaki dan tangan, kondisi lemah dan tidak mau maka, BB menurun dll. Marasmus : ibu pasien mengatakan anaknya rewel, tidak mau makan, badan kelihatan kurus dll.

3. Riwayat kesehatan;a. Riwayat penyakit sekaranga) Kapan keluhan mulai dirasakanb) Kejadian sudah berapa lama.c) Apakah ada penurunan BBd) Bagaimanan nafsu makan psiene) Bagaimana pola makannyaf) Apakah pernah mendapat pengobatan, dimanan, oleh siapa, kapan, jenis obatnya.

b. Pola penyakit dahulua) Apakah dulu pasien dulu pernah menderita penyakit seperti sekarang

c. Riwayat penyakit keluargaa) Apakah anggota keluarga pasien pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan kekurangan gizi atau kurang protein.

d. Riwayat penyakit sosiala) Anggapan salah satu jenis makanan tertentu.b) Apakah kebutuhan pasien tepenuhi.c) Bagaimanan lingkungan tempat tinggal pasiend) Bagaimana keadaan sosial ekonomi keluarga.e. Riwayat spirituala) Adanya kepercayaan yang melarang makanan tertentu.

B. PENGKAJIAN FISIK.1. Inspeksi:Meliputi observasi sistemik keadaan pasien sehubungan dengan status gizi

Page 5: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

pasien meliputi :b) Pemampilan umum pasien menunjukkan status nutrisi atau gizi pasienc) Pada kwashiorkor; apakah ada edema, rambut rontok, BB menurun, muka seperti bulan.d) Pada marasmus : badan kurus, atrofi otot, rambut kemerahan dan kusam, tampak siannosis, perut membuncit.2. PalpasiPada marasmus terdapat tugor kulit yang jelek.Pada kwashiorkor terdapat pembesaran hati.

C. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKData laboratorium;- feses, urine, darah lengkap- pemeriksaan albumin.- Hitung leukosit, trombosit- Hitung glukosa darah.

III DIAGNOSA KEPERAWATAN.A. Pada Kwashiorkor1. Gangguan nutrisi s/d intake yang kurang ( protien ) ditandai dengan pasien tidak mau makan, anoreksia, makanan tidak bervariasi, BB menurun, tinggi badan tidak bertambah.

Tujuan :Kebutuhan nutrisi pasein terpenuhi dengan kreteria timbul nafsu makan, BB bertambah ½ kg per 3 hari.

Intervensi :a. Mengukur dan mencatat BB paseinb. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi seringc. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makand. Memberikan makanan tinggi TKTPe. Memberi motivasi kepada pasien agar mau makan.f. Memberi makan lewat parenteral ( D 5% )

Rasional:a. BB menggambarkan status gizi pasienb. Sebagai masukan makanan sedikit-sedikit dan mencegah muntah

Page 6: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

c. Sebagai alternatif meningkatkan nafsu makan pasiend. Protein mempengaruhi tekanan osmotik pembuluh darah.e. Alternatif lain meningkatkan motivasi pasein untuk makan.f. Mengganti zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral

Evaluasi :Pasien mau makan makanan yang TKTP, BB bertambah ½ kg tiap 3 hari.

2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.Tujuan :Aktivitas pasien dapat maksimal dengan kreteria pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa dibantu orang lain.

Intervensi :a. Kaji aktivitas pasien sehari-hari b. Bantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.c. Melatih dan membimbing dalam merubah posisi.d. Membantu pasien melekukan aktivitas / gerakan-gerakan yang ringan.

Rasional :a. Aktivitas mengambarkan kekuatan fisik pasienb. Meningkatkan motivasi pasien untuk beraktivitas walau dalam keterbatasan / sesuai kemampuannya.c. Salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas.d. Sebagai support mental bagi pasien.

Evaluasi :Kebutuhan aktivirtas pasien dapat maksimal. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa bantuan orang lain.

3. Potensial terjadinya komplikasi b.d rendahnya daya tahan tubuhTujuan :a. Mencegah komplikasi

Page 7: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

Intervensi :a. Memberikan makanan cukup gizi (TKTP)b. Menjaga personal hygiene pasienc. Memberikan penkes tentang pentingnya gizi untuk kesehatan.d. Kolaborasi pemberian cairan parenteral.

Rasional :a. Makanan yang cukup gizi mempengaruhi daya tahan tubuh.b. Personal hygiene mempengaruhi status kesehatan pasien.c. Pendidikan gizi menentukan status gizi dan status kesehatan pasien.d. Mengganti/ memenuhi zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral.

Evaluasi :Komplkasi dapat tehindar atau tidak terjadi.

B. Pada marasmus.1. gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurang adekuat ditandai dengan pasien tidak mau makan, BB menurun, anoreksia, rambut merah dan kusam, fisik tampak lemah.Tujuan :Kebutuhan nutisi pasien terpenuhi dengan kreteria; BB bertambah ½ kg / 3 hari , rambut tidak kusam, penderita mau makan.

Intervensi :a. Mengukur dan mencatat berat badan pasien.b. Menyajikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.c. Menyajikan makanan yang dapat menimbulkan selera makan.d. Memberi makanan TKTPe. Memberi motivasi kepada penderita agar mau makan.f. Memberikan makanan lewat parenteral ( D 5% )

Rasional :a. BB menggambarkan status gizi pasienb. Sebagai masukan makanan sedikit-sedikit dan mencegah muntahc. Sebagai alternatif meningkatkan nafsu makan pasiend. Kalori dan protien sangat berpengaruh terhadap gizi pasien.e. Mengganti zat-zat makanan secara cepat melalui parenteral

Page 8: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

Evaluasi :Pasien mau makan makanan TKTP , BB bertambah ½ kg tiap 3 hari.

2. gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d intake yang kurang adekuat ditandai dengan turgor kulit yang jelek, bibir pecah-pecah. Pasien merasa haus ,nadi cepat 120 / menit.Tujuan :Keseimbangan cairan dan elektrolit terpenuhi dengan kreteria ; turgor kulit normal, bibir lembab, pasien tidak mengeluh haus, nadi normal.

Intervensi :a. mengukur tanda vital pasien.b. Menganjurkan agar minum yang banyak kepada pasienc. Mengukur input dan output tiap 6 jam.d. Memberikan cairan lewat parenteral 

Rasional :a. Tanda vital ( nadi dan tensi ) menggambarkan keseimbangan cairan dan elektrolit pasien.b. Alternative penggantian cairan secara cepat.c. Input dan output menggambarkan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh pasien.d. Sebagai alternatif penggantian cairan cepat melalui parenteral.

Evaluasi :Keseimbangan cairan dan elektrolit pasien terpenuhi ditandai dengan turgor kulit normal, mokusa bibir lembab, pasien tidak mengeluh haus , Td dan nadi normal.

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik.Tujuan :Aktivitas pasien dapat maksimal dengan kriteria pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa dibantu orang lain.

Page 9: Asuhan Keperawatan Anak Dengan Kkp

Intervensi :a. Kaji aktivitas pasien sehari-hari.b. Membantu pasien melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.c. Melatih dan membimbing pasien dalam ,merubah posisi.d. Membantu pasien melakukan gerakan-gerakan ringan.

Rasional :a. Aktivitas menggambarkan kekuatan fisik pasien.b. Meningkatkan motivasi pasien untuk beraktivitas sesuai dengan kemampuannya.c. Salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas pasien.d. Sebagai support mental bagi pasien.

EvaluasiKebutuhan aktivitas pasien dapat maksimal. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain.

DAFTAR PUSTAKA :

Klaus & Fanaroff. 1998. Penata Laksanaan Neonatus Resiko Tinggi. Edisi4 EGC. Jakarta.

Nelson. 2000. Ilmu kesehatan Anak,volume 2 Edisi 15. EGC. Jakarta.

Wong. Donna. L. 1990. Wong & Whaley’s Clinical Manual of Pediatric Nursing,Fourth Edition,Mosby-Year Book Inc, St. Louis Missouri.