ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”F” P 10001 POST …journal.unisla.ac.id/pdf/19522013/1. Asuhan...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”F” P 10001 POST …journal.unisla.ac.id/pdf/19522013/1. Asuhan...
47 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny”F” P 10001 POST PARTUM HARI
KE-23DENGAN SUB INVOLUSI UTERUS
Sumiyati*
Yayuk Dwi Hamidah**
*Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
**Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan
ABSTRAK
Nifas adalah kembalinya semua alat kandungan ke keadaan semula dan ini
semua harus diimbangi dengan asuhan atau perawatan yang sesuai sehingga
proses pengembalian atau involusi dapat berlangsung dengan normal tanpa
adanya komplikasi. Metode studi kasus ini adalah pendekatan observasional,
pengamatan dan pengobatan. dan berdasarkan buku register kunjungan ibu nifas
BPS Ninul Harmawati, Amd.Keb., Hasil Studi Kasus ini terdapat kesenjangan
antara tinjauan teori dan tinjauan kasus. Sehingga tenaga kesehatan harus lebih
mengetahui tentang tanda bahaya ibu nifas dan cara penatalaksanaan ibu nifas
dengan sub involusi uteri sesuai dengan standar.
Kata Kunci : Sub involusi, Nifas.
PENDAHULUAN
Pada masa ini semua alat
kandungan akan kembali ke keadaan
semula dan ini semua harus
diimbangi dengan asuhan atau
perawatan yang sesuai sehingga
proses pengembalian atau involusi
dapat berlangsung dengan normal
tanpa adanya komplikasi. Nifas
adalah masa sesudah persalinan yang
diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6
minggu (Sulaeman, 2005). Asuhan
masa nifas diperlukan dalam periode
ini karena merupakan masa kritis
baik ibu maupun bayinya.
Diperkirakan bahwa 60% kematian
ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian nifas
terjadi dalam 24 jam pertama.
(Saifudin, Abdul Bari, 2007).
Di Indonesia yang menjadi
tolak ukur kesehatan ibu adalah
angka kematian ibu (AKI). Angka
kematian ibu adalah kematian
sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya
kehamilan. Tidak tergantung dari
lama lokasi kehamilan, disebabkan
oleh apapun yang berhubungan
dengan kehamilan atau
penanganannya, tetapi tidak secara
kebetulan atau oleh penyebab
tambahan lainnya. (Wiknjosastro,
2008).
Subinvolusi adalah kegagalan
uterus untuk mengikuti pola normal
involusi, dan keadaan ini merupakan
salah satu dari penyebab umum
perdarahan pascapartum. Penyebab
dari sub involusi uterus adalah
diantaranya karena usia, paritas,
status gizi, menyusui, komplikasi
persalinan, nutrisi, anastesi dan
kebiasaan negatif ibu, tidak menutup
kemungkinan faktor lingkungan juga
sangat mempengaruhui terjadinya
sub involisi uterus (Manuaba, 2010),
dampak bila ibu nifas mengalami sub
48 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
involusi uterus akan terjadi infeksi
puerpuralis yang jika tidak ditngani
akan menyebabkan kematian pada
ibu.
TUJUAN PENULISAN
Penulis mendapatkan gambaran
tentang teori dan kasus yang nyata
dengan melakukan pengkajian,
penatalaksanaan dan evaluasi. Untuk
mengembangkan pola pikir dalam
melaksanakaan asuhan kebidanan
sesuai standart dengan mengunakan
manejemen kebidanan (Hellen
Varney) pada Ny. „„F” PI000I post
partum hari ke 23 dengan sub involusi
uterus
PEMBAHASAN
Pengkajian
Data Subyektif
1. Biodata atau identitas
Dari biodata yang dikaji
diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang klien.
1) Umur : 20 th
2) Pekerjaan : IRT
2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan melhirkan
anak pertama pada tanggal 15-04-
2012 dan sampai saat ini hari ke
23 ibu masih mengeluarkan darah
berwarna merah kecoklatan dan
kadang seperti flek.
3. Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu
Pada kasus Ny”F” ini jelas
terdapat kesenjangan, yaitu paritas
Ny”F” yang relatif masih rendah
yaitu 1, hal ini dipengaruhi oleh
riwayat persalinan Ny”F” yang
relatif lama dan Ny”F” juga tidak
menyusui bayinya secara
eksklusif karena pengeluaran ASI
nya yang tidak lancar.
Persalinan
Ibu mengatakan datang ke
bidan dengan keluhan kenceng-
kenceng pada tanggal 14-03-
2012 jam 08.00 wib, dengan
pembukaan 3 cm dan dirujuk di
rumah sakit pada tanggal 14-03-
2012 jam 17.00 wib dengan
pembukaan 3 cm, dan di Rumah
sakit ibu di beri obat pendorong.
Pada tanggal 15-03-2012 jam
01.45 wib bayi lahir dengan BB
3000 jenis kalamin
perempuan(♀)
Nifas
Ibu mengatakan selama nifas
ini merasa cemas dan khawatir
karena pengeluaran ASI yang
tidak lancar dan mengeluarkan
darah berwarna merah
kecoklatan sampai coklat seperti
flek, selama nifas ini ibu juga
melakukan aktifitas.
4. Pola kebiasaan sehari- hari
1) Pola makan /nutrisi
Ibu mengatakan makan ± 3-
4x/hari porsi sedang lauk
sayur, minum ±3-4 gelas/hari
dan tidak diperbolehkan oleh
keluarga minum air putih
terlalu banyak.
2) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAB
±1x/hari kadang keras dan
tidak ada keluhan, BAK ±2-3
kali /hari warna kuning biasa,
tidak ada keluhan
3) Pola aktifitas
Ibu mengatakan selama
nifas ini tidak melakukan
pekerjaan rumah, hanya
mencuci popok bayi.
4) Pola istirahat
Ibu mengatakan selama
nifas tidak di perbolehkan
tidur siang oleh keluarga,
tidur malam ±7jam /hari.
Pada Kasus Ny”F” ibu
melakukan kebiasaan negatif
yaitu dengan melakukan
pantangan dalam hal minum
49 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
karena tidak diperbolehkan
oleh keluarga, dan tidak
istirahat secara cukup, pada
kasus ini tidak terdapat
kesenjangan yang berarti, di
karenakan faktor yng
mempengaruhi sub involusi
adalah salah satunya faktor
kebiasaan negatif ibu, pada
kasus ini terdapat
kesenjangan dalam hal pola
aktifitas, ibu tidak melakukan
kebiasaan negatif dalam hal
pola aktifitas hal ini di
karenakan masa nifas ibu
sudah mencapai 23 hari
sehingga memungkinkan ibu
untuk melakukan aktifitas
yang ringan.
5. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan bahwa saat
ini minum jamu bersalin sehari
1x dan tidak diperbolehkan
minum air terlalu banyak oleh
keluarga. Pada kasus ini terdapat
persamaan dikarenakan pada
pola sosial budaya ibu
melakukan kebiasaan negatif
seperti minum jamu.
Data Obyektif
Data obyektif meliputi:
1. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : TD:110/ 70
mmHg. S :36,6°C. N:80x / mnt.
RR : 20x / mnt.
2 . Pemeriksaan Fisik khusus
1) Inspeksi muka : ibu terlihat
cemas. Mata: berhubungan
dengan anemia, pada ibu
dengan sub involusi uterus
cenderung Hb menurun
dikarenakan masih adanya
pengeluaran darah atau
lochea yang tidak di imbangi
dengan pola konsumsi yang
seimbang, pada kasus Ny”F”
terdapat kesenjangan yaitu
pada konjugtiva tidak terlihat
anemia, hal ini dikarenakan
pola konsumsi ibu yang
cukup seimbang dan
pengeluaran lochea yang
tidak cukup banyak. Mulut:
untuk melihat tingkat
dehidrasi, Pada kasus ini ibu
tidak dehidrasi yang berarti,
meskipun pola minum ibu
terbatas atau dibatasi tapi
tidak serta merta dapat
menimbulkan dehidrasi yang
berat . Mamae : terdapat
hyperpigmentasi areola
mamae, puting susu tidak
begitu menonjol. Genetalia:
terdapat pengeluaran lochea
berwarna kecoklatan pada
softek dan berbau anyir. jelas
pada kasus ini tidak terdapat
kesenjangan, meskipun
lochea tidak terdapat pada
genetalia tetapi pada softek
dapat menjadi data atau
indikasi adanya sub involusi
uterus, tidak adanya darah
pada genetalia dikarenakan
volume lochea relatif sedikit
dan jarang keluar sehingga
sulit untuk di lihat pada
genetalia.
2) Palpasi
Mamae :terdapat nyeri tekan,
pada payudara kanan terdapat
pengeluaran ASI, Pada
payudara kiri tidak, teraba
tegang dan panas pada
payudara. Abdomen : TFU
2 jari atas simpisis. Dilakukan
untuk mengetahui keadaan
abdoment dan untuk
melengkapi pemeriksaan
inspeksi sehingga dapat
menegakkan diagnosa yang
ada, pada ibu dengan sub
50 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
involusi uterus lazimnya TFU
masih teraba pada usia post
partum 10 hari, dan pada
kasus Ny”F” dengan post
partum hari ke 23 ternyata
fundus uteri masih teraba 2
jari di atas simpisis, jelas
pada kasus Ny”F” tidak
terdapat kesenjangan
melainkan terdapat kesamaan
sehingga diagnosa dapat
ditentukan yaitu SUB
INVOLUSI UTERUS.
Kesimpulan
Ny. “F” PIoooI Post Partum hari
ke-23 Dengan TFU 2 jari atas
simpisis, K/U ibu baik, pengeluaran
ASI tidak lancar, Lochea berwarna
kecoklatan, pola nutrisi minum ±3-4
gelas/hari, ibu tidak tidur siang, saat
nifas ini ibu minum jamu.
Identifikasi diagnosa, masalah dan
kebutuhan
Tanggal: 07-04-2012Jam:09.25WIB
Dx : P10001 Post Partum hari ke-
23 Dengan Sub involusi
uterus
Ds : Ibu mengatakan
melahirkan anak pertama
pada tgl 15 maret 2012,
dan sampai saat ini hari ke
23, ibu masih
mengeluarkan darah
berwarna merah
kecoklatan dan kadang
berwarna coklat seperti
flek.
Do : Keadaan umum :
Cukup
Tanda-tanda Vital
TD : 110/ 70 mmHg
S : 36,6°C
N : 80 x/ mnt
RR : 20 x/ mnt
Mamae : Pengeluaran ASI tidak
lancar, puting tidak begitu
menonjol, terdapat nyeri
tekan
Abdoment:TFU 2 jari atas simpisis
Genetalia : Jahitan perinium
sudah kering, pada softek terdapat
pengeluaran lochea berwarna
kecoklatan bau anyir.
Masalah :Ny ”F” Didapatkan
masalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan cairan
Ds : Ibu tidak di perbolehkan
minum air putih terlalu
banyak oleh keluarga
Do : -
Berdasarkan data S dan O
yang diperoleh penulis
berpendapat bahwa masalah
pertama yang terjadi pada Ny”F”
adalah pemenuhan kebutuhan
cairan, hal ini karena pada data S
ibu tidak diperbolehkan
mengkonsumsi air putih terlalu
banyak oleh keluarga, sehingga
pada masalah 1 terdapat
kesenjangan hal ini karena
penulis berpendapat bahwa
mengkonsumsi air yang cukup
dapat mengatasi dehidrasi dan
memberikan kesegaran pada ibu,
serta perlu adanya KIE yang
intensif pada keluarga sehingga
kebiasaan yang tidak bermanfaat
atau bahkan memperburuk
keadaan ibu dapat di
minimalisir.
2. Pola istirahat
Ds : Ibu mengatakan selama
nifas ini tidak
diperbolehkan oleh
keluarga tidur siang.
Do : -
Berdasarkan data S dan
O yang diperoleh penulis
berpeendapat bahwa pola istirah
juga menjadi salah satu masalah
yang di hadapi oleh Ny”F”
dengan kasus sub involusi
uterus. Pada masalah 2 ini
51 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
terdapat kesenjangan hal ini
dikarenakan penulis berpendapat
jika pola istirahat ibu terganggu
maka dapat mempengaruhi
produksi ASI sehingga dapat
mempengaruhi proses menyusui
yang akhirnya dapat
memperhambat pengeluaran
hormon oksitosin sehingga
menjadi salah satu faktor
terjadinya sub involusi uterus.
2) Cemas
Ds : Ibu mengatakan merasa
cemas dengan
keadaannya saat ini,
karena ibu masih
mengeluarkan darah.
Do : Muka terlihat cemas
Berdasarkan data S dan O
yang diperoleh masalah yang ke
3 yaitu cemas, cemas merupakan
keadaan yang lazim terjadi pada
ibu dengan sub involusi uterus
sehingga pada masalah 3 ini
terdapat persamaan hal ini
dikarenakan cemas merupakn
suatu keadaan psikologis yang
wajar.
3) Pengeluaran ASI tidak lancar
Ds : Ibu mengatakan
pengeluaran ASInya tidak
lancar
Do : Terdapat nyeri tekan,
puting susu menonjol,
pada payudara kiri
terdapat pengeluaran ASI
dan pada patudara kanan
tidak ada pengeluaran
ASI, teraba tegang dan
panas
S : 36,60C
Berdasarkan data S dan O
yang diperoleh penulis berpendapat
bahwa pengeluaran ASI yang tidak
lancar, sehingga masalah
pengeluaran ASI yang tidak lancar
merupakan masalah yang dihadapi
oleh Ny”F”, pada masalah 4 jelas
terdapat kesenjangan hal ini
dikarenakan merupak suatu masalah
yang harus diatasi hal ini karena
pengeluaran ASI yang tidak lancar
dapat menghambat proses
pengeluaran Hormon oksitosin.
Kebutuhan :
1. Informasi yang jelas tentang
masa nifas
Informasi yang jelas tentng masa
nifas sangat diperlukan untuk
diantaranya mengurangi
kecemasan pada ibu
2. HE tentang perawatan masa nifas
HE tentang masa nifas sangat
diperlukan karena agar ibu dapat
melakukan perawatan
masa nifas
Antisipasi masalah potensial
1. Terjadi infeksi puepuralis
Dasar suhu ibu cenderung
naik sampai dengan lebih dari
38oc dan lochea yang dikeluarkan
cenderung berbau busuk.
2. Anemia ringan hingga berat
Dasar pemeriksaan penunjang
ditemukan Hb Ibu yang ≤
11gr/dl%
Pada langkah ini terdapat
persamaan yang terjadi antara
tinjauan kasus dan tinjauan teori, hal
ini di karenakan keterlambatan
deteksi dini pada ibu dengan sub
involusi uterus dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya masa nifas dan perawatan
masa nifas
Identifkasi kebutuhan segera
Pada langkah 4 ini terdapat
persamaan antara teori dan kasus hal
ini dikarenakan penulis berpendapat
bahwa penanganan dari sub involusi
uterus dapat dilakukan oleh bidan
dan belum perlu adanya kolaborasi
maupun rujukan dikarenakan
penanganan dari sub involusi uterus
52 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
merupakn penanganan yang
komprehensif
Intervensi
Berdasarkan data yang di
peroleh baik dari data S dan O maka
diagnosa yang di peroleh adalah
Ny”F” P10001 Post partum hari ke 23
dengan sub involusi uterus. Dalam
langkah ke 5 ini terdapat tujuan yang
harus di capai untuk mengatasi
masalah yang ada, sehingga perlu
adanya suatu batasan agar terdapat
pembuktian dari tercapai atau tidak
suatu tujuan dengan adanya suatu
kriteria yang ditentukan oleh
petugas. Intervensi yang dilakukan
pada ibu dengan kasus sub involusi
uterus yaitu:
1. Informasi yang jelas tentang masa
nifas
2. HE mengenai perawatan masa
nifas
3. Pemberian terapi
Pada kasus Ny”F” P10001 Post
partum hari ke 23 dengan sub
involusi uterus, intervensi yang
dilakukan oleh petugas adalah:
1. Beritahu hasil pemeriksaan
R/ Informasi yang jelas dapat
mengurangi kecemasan ibu
2. Beritahu sebab keluarnya darah
R/ Informasi yang jelas dapat
mengurangi kecemasan ibu
3. Anjurkan ibu untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi,minum,istirahat
R/ Memberikan kenyamanan dan
mempercepat proses involusi
uterus
4. Anjurkan pada ibu untuk
memberikan ASI eksklusif
R/ kebutuhan nutrisi bayi
terpenuhi
5. Ajari ibu cara perawatan
payudara
R/ dapat mempercepat
pengeluaran ASI dan
mempercepat proses involusi
6. Beri terapi injeksi oksitosin 1
ampul dan metil ergometil 0,2
mg
R/ membantu mempercepat
proses involusi uterus
Pada langkah 5 jelas tidak
terdapat kesenjangan yang berarti
meskipun pada tinjauan pustaka
intervensi yang dilakukan pada ibu
dengan sub involusi uterus adalah :
1. Informasi yang jelas tentang
masa nifas
2. HE mengenai perawatan masa
nifas
3. Pemberian terapi
Tapi pada kenyataannya
intervensi yang diberikan oleh
petugas telah mencakup 3 aspek
intervensi yang di berikan pada ibu
dengan sub involusi uterus. Sehingga
penulis berpendapat bahwa
intervensi yang diberikan oleh
petugas sesuai dengan apa yang di
butuhkan oleh pasien dan sesuai
dengan keterampilan dan wewenang
bidan
Implementasi
Pada kasus Ny”F”
implementasi yang dilakukan sesuai
dengan intervensi dan tidak terdapat
kesenjangan pada implementasi
dikarenakan petugas melakukan
implementasi sesuai dengan
kemampuan dan intervensi yang
dilakukan.
Evaluasi
untuk menunjang tanggung jawab
dan tanggung gugat dalam
mengevaluasi menggunakan format
SOAP Yaitu:
S :Data yang diperoleh dari
wawancara
O : Data yang diperoleh dari
observasi pemeriksaan
A : pernyataan yang terjadi atas
data subyektif dan obyektif
53 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
P : Perencanaann yang di tentukan
sesuai dengen masalah (Helen
Varney,2007)
Catatan perkembangan ini
adalah merupakn suatu runtutan dari
konsep asuhan yang dilakukan pada
Ny”F” dikarenakan penanganan dari
sub involusi uterus memerlukan
penanganan yang
berkesinambunagan serta evaluasi
dengan langkah SOAP secara terus
menerus sampai dengan masalah
teratasi dan tidak adanya komplikasi.
Pada kasus Ny”F” perlu
adanya catatan perkembangan yang
harus dikaji oleh petugas guna untuk
memberikan Asuhan yang
menyeluruh dan komprehensif
sehingga pasien dapat mengatasi
masalah yang dialami
Dalam catatan perkembangan
ini waktu penyembuhan yang di
perlukan oleh Ny”F” P10001 Post
partum hari ke 23 dengan sub
involusi uterus adalah 4 hari dari
pengkajian yang dilakukan dan
masalah sudah teratasi. Sedangkan
pada awal pengkajian petugas
memberikan kriteria masalah teratasi
pada waktu 7 x 24 jam, dan sebelum
waktu yang ditargetkan selesai
masalah sudah teratasi dikarenakan
ibu kooperatif dengan petugas, dan
ibu mau melakukan apa yang
dianjurkan oleh petugas, meskipun
ada berbagai faktor yaitu diantaranya
ibu tidak menyusui secara eksklusif,
dan ibu melakukan kebiasaan
negatif dan kurangnya deteksi dini
pada kasus sub involusi uterus dan
kurangnya pengetahuan ibu tentang
tanda bahaya masa nifas. Tetapi
semua itu dapat teratasi tanpa adanya
komplikasi.
SIMPULAN
Dalam pengkajian pada kasus
Ny. “F” P10001 Post Partum hari ke-
23 Dengan TFU 2 jari atas simpisis,
K/U ibu baik, pengeluaran ASI tidak
lancar , Lochea berwarna kecoklatan,
pola nutrisi minum ±3-4 gelas/hari,
ibu tidak tidur siang, saat nifas ini
ibu minum jamu.
Berdasarkan data subyektif
dan data obyektif yang ada maka
diagnose yang ditemukan adalah Ny.
Ny. “F” PIoooI Post Partum hari ke-
23 Dengan Sub involusi uterus.
Sedangkan masalah yang muncul
adalah Kebutuhan cairan, pola
istirahat, cemas, pengeluaran ASI
yang tidak lancar.
Antisipasi masalah potensial
yang terjadi pada ibu dengan dengan
sub involusi Uterus adalah terjadinya
infeksi puepuralis sampai dengan
anemi ringan hingga berat
Identifikasi kebutuhan segera
pada kasus ini tidak ada di karenakan
penulis sub involusi yang dialami ibu
belum menuju ke infeksi purpuralis
yang parah dan juga dikarenakan
penulis berpendapat bahwa
penanganan dari sub involusi uterus
dapat dilakukan oleh bidan dan
belum perlu adanya kolaborasi
maupun rujukan dikarenakan
penanganan dari sub involusi uterus
merupakn penanganan yang
komprehensif .
Adapun tujuan asuhan
kebidanan pada Ny. “F” adalah
setelah dilakukan asuhan kebidanan
selama 7 x 24 jam diharapkan
terdapat pengeluaran lochea alba dan
sub involusi teratasi, Intervensi yang
disusun sesuai dengan diagnosa dan
masalah yang ada.
Pada pelaksanaan asuhan
kebidanan Ny. “F” P10001 Post partun
hari ke 23 dengan partus sub involusi
uterus, sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan Setelah dilakukan
asuhan kebidanan pada Ny. “F” P10001
Post partun hari ke 23 dengan partus
54 Jurnal Midpro, edisi 2 /2013
sub involusi uterus maka pada Post
partum hari ke 27 sub involusi dan
masalah teratasi, hal ini sesuai dengan
tujuan yang dikarenakan ibu kooperatif
dengan petugas dan mau melakukan
apa yang dianjurkan oleh petugas.
Meskiopun salah satunya dikarenakan
ibu tidak menyusui secara eksklusif,
dan ibu melakukan kebiasaan negatif
dan kurangnya deteksi dini pada kasus
sub involusi uterus dan kurangnya
pengetahuan ibu tentang tanda bahaya
masa nifas, tetapi masalah dapat
teratasi dan tidak ada komplikasi yang
terjadi pada ibu. Meskipun begitu
Asuhan kebidanan yang komprehensif
tetap harus dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Abadi, Agus, dkk. 2008. Pedoman
Diagnosis dan Terapi
BAG/SMF Ilmu Kebidanan
dan Penyakit Kandungan.
Surabaya: RSU Dr.
Soetomo.
Manuaba, Prof. dr. Ida Bagus Gde,
DSOG. 2010. Ilmu
Kebidanan, Penyakit
kandungan, dan KB. Jakarta :
EGC.
Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri
Dan Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK).
2008. Jakarta.
Saifuddin, A.B., & Wiknjosastro,
G.H. 2007. Pelayanan
Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Sastrawinata, Sulaeman. 2005.
Obstetric Patologi Unpad,
Bandung : Elstar Offset.
Varney, Hellen, 2007. Asuhan
Kebidanan Hallen Varney.
Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, G.H. & Madjid, O.A.
2008. Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta : JNPK-
KR/POGI dan JILPIGIO
Corporation.