ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF CONTINUITY OF … · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF CONTINUITY OF...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF CONTINUITY OF … · ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF CONTINUITY OF...
ii
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSHIF CONTINUITY OF CARE/COC PADA NY “W” DI BIDAN PRAKTIK MANDIRI
NY “N” KECAMATAN GRUJUGAN KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2017
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan Dalam Rangka Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Ujian Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan
Akademi Kebidanan Dharma Praja
Oleh :
Fitriatin NIM : 14.01.0268
AKADEMI KEBIDANAN DHARMA PRAJA BONDOWOSO
2017
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Fitriatin
NIM : 14.01.0268
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Tugas Akhir yang saya
tulis ini, benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengambil alihan tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila di kemudian hari
terbukti atau dapat dibuktikan Laporan Tugas Akhir ini hasil plagiat maka saya
bersedia menerima sanksi dari perbuatan tersebut.
Bondowoso, 23 Oktober 2017
Yang Membuat Pernyataan
Fitriatin NIM.14.01.0268
Mengetahui,
Pembimbing I Pembimbing II Miftahus Saadah, SST. MPH Ninin Fitriyah, SST NIDN. 0727018801 NIP.19817030 200701 2006
iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan Tugas Akhir (LTA) Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuty Of
Care/COC) pada Ny “W” di BPM Ny “N” Kecamatan Grujugan Kabupaten
Bondowoso yang disusun oleh Fitriatin NIM.14.01.0268 telah kami setujui untuk
diseminarkan dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi Kebidanan
Dharma Praja Bondowoso pada tanggal 23 Oktober 2017.
Bondowoso, 23 Oktober 2017
Pembimbing I Pembingbing II
Miftahus Saadah, SST. MPH Ninin Fitriyah, SST
NIDN. 0727018801 NIP.19817030 200701 2006
Mengetahui
Akademi Kebidanan Darma Praja Bondowoso
Ketua Program Study,
Fany Yanuarti, SST, M.Keb. NIDN. 074115180189
v
LEMBAR PENGESAHAN I
Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan komprehensif (Continuity of
Care/COC) pada Ny “W” di BPM Ny “N” Kecamatan Grujugan Kabupaten
Bondowoso disusun oleh Fitriatin NIM.14.01.0268 telah diseminarkan pada
tanggal 23 Oktober 2017 dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi
Kebidanan Dharma Praja Bondowoso, dan telah diperbaiki.
Bondowoso, 23 oktober 2017
Mengesahkan
Tim Penguji
Mengetahui, Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso
Ketua Program Study,
Fany Yanuarti, SST, M.Keb. NIDN. 074115180189
Ketua Penguji
Anggota Penguji I Anggota Penguji II
Fany Yanuarti, SST, M.Keb Miftahus Saadah, SST.MPH Ninin Fitriyah, SST NIDN. 074115180189 NIDN. 0727018801 NIP.19817030 200701 2006
vi
LEMBAR PENGESAHAN II
Laporan Tugas Akhir Asuhan Kebidanan komprehensif (Continuity of
Care/COC) pada Ny “W” di BPM Ny “N” Kecamatan Grujugan Kabupaten
Bondowoso disusun oleh Fitriatin NIM.14.01.0268 telah diseminarkan pada
tanggal 23 Oktober 2017 dihadapan tim penguji Laporan Tugas Akhir Akademi
Kebidanan Dharma Praja Bondowoso, dan telah diperbaiki.
Bondowoso, 23 Oktober 2017
Mengesahkan
Tim Penguji
Mengetahui, Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso
Direktur
Mohammad Jupri, S.Kom NIK. 074115260179
Ketua Penguji
Anggota Penguji I Anggota Penguji II
Fany Yanuarti, SST, M.Keb Miftahus Saadah,SST.MPH Ninin Fitriyah, SST
NIDN. 074115180189 NIDN. 0727018801 NIP.19817030 200701 2006
vii
RINGKASAN
Fitriatin
Asuhan Kebidanan Komprehensif (Continuity Of Care/Coc) Pada Ny “W” di
BPM Ny “N” Kabupaten Bondowoso. Program studi D-III Akademi Kebidanan
Dharma Praja Bondowoso.
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir
(outcome) dari berbagai penyebab kematian langsung maupun tidak langsung.
Kejadian kematian di suatu wilayah dari waktu ke waktu dapat memberikan
gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat.Berdasarkan data Dinas
Kesehatan Kabupaten Bondowoso, Angka Kematian Ibu di Bnodowoso
mengalami kenaikan pada tahun 2015 memiliki AKI sebesar 187,95 per 100.000
KH dan pada tahun 2016sebesar 195,81 per 100.000 KH. Angka kematian ibu
sudah mengalami penurunan, namun masih jauh dari target, meskipun jumlah
persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan. Kondisi
ini kemungkinan disebabkan oleh antara lain kualitas pelayanan kesehatan ibu
yang belum memadai kondisi ibu hamil yang tidak sehat dan faktor determinan
lainnya. Upaya untuk menurunkan AKI yaitu dengan menerapkan unsur
pelayanan kesehatan mencakup dari kehamilan, persalinan, pengawasan nifas,
pengawasan Bayi Baru Lahir (BBL), pelaksanaan program Keluarga Berencana
(KB). Upaya tersebut dikenal dengan sebutan Continuity Of Care (COC). COC
bertujuan untuk pengobatan dan dilakukan kunjungan rutin oleh tenaga kesehatan
untuk menilai status penyakit, gangguan atau kondisi tertentu dan memberikan
pengobatan langsung.Jenis pendekatan yang digunakan adalah pendekatan secara
COC dan metode yang digunakan adalah metode studi kasus.Dimana peneliti
mendapatkan informasi langsung dari pasien dengan berbasis COC pada ibu hamil
Trimester III, persalinan, nifas, BBL, dan keluarga berencana (KB).Melalui
pendekatan varney dan SOAP. Asuhan kebidanan Ny “W” pada kehamilan
terdapat kesenjangan, sedangkan pada persalinan, nifas, BBL, dan keluarga
berencana tidak terdapat kesenjangan.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan
LTA ini sebagai persyaratan Pendidikan Akademik dalam menyelesaikan program
D-III Kebidanan di Akademi Kebidanan Dharma Praja Bondowoso.
Penulisan LTA ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini ucapan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kami sampaikan kepada :
1. Novita Sari Eka Diantini, SST. M.Keb selaku pembantu Direktur I Akademi
Kebidanan Dharma Praja Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Mohammad Jupri, S.Kom. selaku Pj Direktur Akademi Kebidanan Dharma
Praja Bondowoso yang telah memberikan ijin penelitian sehingga penulis
dapat menyelesaikan LTA ini.
3. Miftahus Saadah, SST. MPH selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan tepat waktu.
4. Ninin Fitriyah, SST selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
di Lapangan sehingga LTA ini dapat terselesaikan tepat waktu.
5. Institusi yang telah memberikan kemudahan dalam penyelesaian LTA ini
yaitu Akbid Dharma Praja Bondowoso.
Besar harapan penulis semoga LTA ini berguna bagi penulis selanjutnya
dan juga diharapkan mampu mencapai tujuan yaitu memberikan konstribusi bagi
kemajuan program kesehatan. Namun demikian penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu demi kesempurnaan, penulis mengharapkan
adanya kritik dan saran dari semua pihak, untuk menyempurnakannya.
Penulis
ix
PERSEMBAHAN
LTA ini di persembahkan untuk :
Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam sebagai agama yang
merahmati seluruh alam.
Kedua orang tua, Bapak Salaman dan Ibu Buyani.
Motivasimu adalah semangat dalam hidup ini…
Harapanmu adalah tujuan hidupku...
Terimakasih atas segala cinta, perhatian, semangat dan motivasi yang selalu
mengiringi setiap langkahku demi terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.
Adik tercinta Dian Ayu Okta Vianti
Yang telah menjadi salah satu semangat dan bertahannya saya dalam
menyelesaikan kuliah kebidanan ini.
Teman – teman seperjuangan Mahasiswi Akbid Dharma Praja Bondowoso
Angkatan ke-VI
Yang telah saling mendukung, berbagi ilmu, berbagi semangat, berbagi cinta dan
kasih sayang serta canda tawanya selama duduk di bangku kuliah selama 3 tahun
ini dalam menyelesaikan perkuliahan bersama.
Thank’s all
x
DAFTAR ISI
Halaman SAMPUL DEPAN ............................................................................. i
SAMPUL DALAM ........................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN I ............................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN II ........................................................... vi
RINGKASAN .................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................... viii
PEMBAHASAN ................................................................................. ix
DAFTAR ISI ..................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xv
DAFTAR SIMBOL, SUNGKATAN DAN ISTILAH ....................... xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................... 1
1.2. Batasan Masalah ............................................................. 3
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................ 3
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................... 3
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................... 3
1.4. Manfaat Penulisan .......................................................... 4
1.4.1. Manfaat Teoritis .................................................. 4
1.4.2. Manfaat Praktis ................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Teori Kehamilan ..................................... 5
2.1.1. Konsep Teori kehamilan ...................................... 5
2.1.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Kehamilan ..... 14
2.2. Konsep Dasar Teori Persalinan ...................................... 26
2.2.1. Konsep teori persalinan ........................................ 26
2.2.2. Konsep Asuhan kebidanan teori persalinan .......... 33
2.3. Konsep Dasar Teori Nifas ............................................... 45
xi
2.3.1. Konsep teori Masa Nifas ...................................... 45
2.3.2. Konsep Assuhan Kebidanan Teori Nifas .............. 49
2.4. Konsep Dasar Teori Bayi Baru Lahir .............................. 54
2.4.1. Konsep teori bayi baru lahir ................................ 54
2.4.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Bayi Baru Lahir 67
2.5. Konsep Teori Kb ............................................................ 70
2.5.1. Konsep teori KB .................................................. 70
2.5.2. Konsep Asuhan Kebidanan Teori Kb ................... 73
BAB 3 METODE PENDEKATAN STUDY KASUS 3.1. Jenis Pendekatan ............................................................ 77
3.2. Kerangka Operasional .................................................... 77
3.3. Subjek Studi Kasus ......................................................... 79
3.4. Fokus Studi .................................................................... 79
3.5. Definisi Operasional Fokus Studi ................................... 79
3.6. Kriteria Subjek ............................................................... 80
3.7. Instrumen Penelitian ....................................................... 80
3.8. Lokasi Dan Waktu Studi Kasus ...................................... 80
3.9. Metode Pengumpulan Data ............................................. 81
3.10. Etika Studi Kasus ........................................................... 81
BAB 4 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ...................................... 82
4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ....................................... 94
4.3 Asuhan Kebidanan Nifas ............................................... 101
4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................. 109
4.5 Asuhan Kebidanan KB .................................................. 117
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan ...................................... 119
5.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ....................................... 121
5.3 Asuhan Kebidanan Nifas ............................................... 122
5.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir .............................. 123
5.5 Asuhan Kebidanan KB .................................................. 124
xii
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan ................................................................... 125
6.2 Saran ............................................................................. 126
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 127
LAMPIRAN ...................................................................................... 128
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Ukuran fundus uteri sesuai usia kehamilan ........................ 6
Tabel 2.2 Kartu skor poedji rochjati ................................................... 17
Tabel 2.3 Derajat luka robekan ........................................................... 31
Tabel 2.4 Jadwal kunjungan masa nifas ............................................. 42
Tabel 2.5 Waktu yang dianjurkan untuk kontrasepsi pasca bersalin... 76
Tabel 2.6 Definisi operasional............................................................ 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 3.1 Kerangka Operasional Asuhan Kebidanan Komprehensif
Continuity Of Care (COC) ................................................
67
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penyusunan LTA .................................... 129
Lampiran 2 Curriculum Vitae .............................................................. 130
Lampiran 3 Pernyataan Kesediaan Pembimbing I................................. 131
Lampiran 4 Pernyataan Kesediaan Pembimbing II ............................... 132
Lampiran 5 Lembar Permohonan Ijin/Ethical Clearance penelitian ...... 133
Lampiran 6 Permohonan Persetujuan Menjadi Responden ................... 134
Lampiran 7 Lembar Persetujuan Setelah Mendapat Penjelasan............. 135
Lampiran 8 Surat Ijin dari Bankesbang ................................................ 136
Lampiran 9 Surat Ijin dari Dinas Kesehatan ......................................... 137
Lampiran 10 Data AKI dan AKB ......................................................... 138
Lampiran 11 Kartu Ibu ......................................................................... 139
Lampiran 12 Kartu Skor Poedji Rochjati ............................................... 141
Lampiran 13 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) .............................. 142
Lampiran 14 Menyambut Persalinan .................................................... 143
Lampiran 15 Lembar P4K .................................................................... 144
Lampiran 16 Catatan Kesehatan Ibu Hami ........................................... 145
Lampiran 17 Catatan Kesehatan Ibu Bersalin, Ibu Nifas & BBL .......... 146
Lampiran 18 Catatan Pelayanan Hasil Ibu Nifas................................... 147
Lampiran 19 Catatan Kesehatan Bayi Baru Lahir ................................. 148
Lampiran 20 Catatan Imunisasi Anak & Kesehatan Anak...................... 150
Lampiran 21 Penapisan Persalinan ....................................................... 151
Lampiran 22 Lembar Partograf ............................................................ 152
Lampiran 23 Asuhan Kebidanan ................................................... ........ 154
Lampiran 24 Manajeman Terpadu Bayi Muda (MTBM) ...................... 157
Lampiran 25 Penapisan Klien Suntik dan Pil Metode Nonoperatif ...... 163
Lampiran 26 Kartu Peserta KB ............................................................ 164
Lampiran 27 Lembar Dokumentas.................................................. ....... 165
Lampiran 28 Konsultasi Pembimbing I................................................. . 167
Lampiran 29 Konsultasi Pembimbing II ............................................... 169
Lampiran 30 Lembar Pengajuan Ujian ................................................. 170
xvi
Lampiran 31 Lembar Revisi Penguji Utama ......................................... 171
Lampiran 32 Lembar Revisi Penguji I ................................................... 172
Lampiran 33 Lebar Revisi Penguji II .................................................... . 173
xvii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
Daftar arti lambang
. : Titik
, : Koma
> : Lebih dari
< : Kurang dari
% : Persen
/ : Atau
xo : Derajat
± : Kurang lebih
“ : Tanda kutip
Daftar singkatan
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrom
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
APD : Alat Pelindung Diri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BCG : Bacillus Calmette-Guerin
BMK : Berat Masa Kehamilan
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan social
BPM : Bidan Praktik Mandiri
Cm : Centimeter
COC : Continuity Of Care
xviii
CPD : Cephalo Pelvic Disporpotion
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Mellitus
DMPA : Depo Medroksi Progesterone Asetat
DO : Data Objektif
DPT : Difteri, Pertusis, Tetanus
DS : Data Subjektif
DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi
DX : Diagnosa
G : Gravida
Hb : Hemoglobin
H/M : Hidup/Mati
HIV/AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome /Human Immuno
Deficiency Syndrom
HCG : Human Chorionic Gonadotrophin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HTP : Hari Tafsiraan Persalinan
HPP : Hemorrhagic Post Partum
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
IM : Intra Muscular
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IRT : Ibu Rumah Tangga
ISK : Infeksi Saluran Kencing
IU : International Unit
IUD : Intra Uterine Device
J/T/H : Janin/Tunggal/Hidup
JK : Jenis Kelamin
JNPKKR : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Rerproduksi
K/U : Keadaan Umum
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kekurangan Energi Kronik
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
xix
KIE : Konseling, Informasi, Edukasi
KN : Kunjungan Neonatus
Kom : Komplikasi
KR : Kunjungan Rumah
KRR : Kehamilan Resiko Rendah
KRT : Kehamilan Resiko Tinggi
KRST : Kehamilan Resiko Sangat Tinggi
KPD : Ketuban Pecah Dini
LIKA : Lingkar Kepala
LILA : Lingkar Lengan Atas
LTA : Laporan Tugas Akhir
MmHg : Milimeter Hydragyrum
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
MTBM : Manajemen Terpadu Bayi Muda
N : Nadi
Ny : Nyonya
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi
PAP : Pintu Atas Panggul
Polindes : Pondok Bersalin Desa
PP : PostPartum
PX : Procesus Xipoidesus
PTT : Penegangan Tali pusat Terkendali
PWS KIA : Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak
PX : Prosesus Xiphoideus
RR : Respiratory Rate
RT : Rukun Tetangga
RS : Rumah Sakit
RW : Rukun Warga
S : Suhu
SD : Sekolah Dasar
xx
T/G : Tunggal/Gemeli
Tabulin : Tabungan Ibu Bersalin
TB : Tinggi Badan
TBC : Tuberculosis
TBJ : Taksiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
Tn : Tuan
TP : Taksiran Persalinan
TT : Tetanus Toxoid
TTV : Tanda-tanda Vital
UC : Uterine Contraction
UK : Usia Kehamilan
UUK : Ubun-ubun Kecil
USG : Ultasonografi
UUK : Ubun-ubun Kecil
VT : Vagina Toucher
WHO : World Health Organization
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya seorang wanita akan mengalami hamil, melahirkan, nifas,
menyusui dan mengatur jumlah anak, hal tersebut merupakan proses alamiah
untuk menjaga kelangsungan peradaban manusia. Kehamilan, persalinan, nifas,
bayi baru lahir dan Keluarga Berencana (KB) merupakan suatu keadaan yang
fisiologis namun harus diwaspadai apabila terjadi suatu keadaan yang dapat
mengancam jiwa ibu maupun janin. Kebanyakan kematian ibu tersebut
merupakan kejadian yang dapat dicegah, dihindari dan membutuhkan perhatian
dari masyarakat Internasional (Prawirohardjo, 2009).
Kematian ibu merupakan masalah besar bagi negara berkembang. Ini
berarti kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan
perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu. Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat
tinggi dan masih jauh dari target Millenium Developmen Goals ( MDGs) pada
tahun 2015 yaitu 102 kematian per 1000 kelahiran hidup. Namun konsep MDGs
telah berakhir pada tahun 2015 dan diganti dengan konsep Sustainable
Development Goals (SDGs) yang menargetkan AKI pada tahun 2030 berkurang
dari 70 per 1000 kelahiran dan meniadakan terjadinya kematian bayi yang baru
lahir dan kematian balita. SDGs untuk tahun 2016-2030 merupakan program yang
kegiatannya meneruskan agenda-agenda MDGs sekaligus menindaklanjuti
program yang belum selesai. Setiap hari, sekitar 830 wanita meninggal
diakibatkan kehamilan dan persalinan., diperkirakan bahwa tahun 2015 sekitar
303.000 perempuan meninggal selama kehamilan dan persalinan (WHO, 2015).
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun
2014, AKI Provinsi jawa Timur mencapai 93,52 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 97,39
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB pada tahun 2011-2013 sebesar
27,23 per 1.000 kelahiran hidup.
2
Berdasarkan hasil data Dinas Kesehatan (DinKes) Bondowoso, Angka
Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2015 sebesar 187,95 per 100.000 kelahiran hidup
dan tahun 2016 sebanyak 20 orang atau 195,81 per 100.000 kelahiran hidup, dan
AKB pada tahun 2015 sebesar 16,52 per 1.000 kelahiran hidup dan tahun 2016
sebanyak 178 bayi atau 17,43 per 1.000 klahiran hidup.Sedangkan AKI di wilayah
Grujugan pada tahun 2016 mencapai 1 orang yang disebabkan oleh HPP, AKB
mencapai 10 anak yang disebabkan oleh asfiksi (4 anak), BBLR (2 anak),
kelainan jantung (1 anak), anencephalus (2 anak), dan hydrocephalus (1 anak),
persalinan nakes sebesar 94 %.
Berdasarkan WHO (2015) penyebab kematian ibu adalah perdarahan 35%,
preeklamsi dan eklamsia 18%, penyebab tidak langsung 18%, karakteristik ibu
dan perilaku kesehatan ibu hamil 11%, aborsi dan keguguran 9%, keracunan
darah atau sepsis 8%, emboli 1%. Cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan
AKI yaitu dengan menggunakan upaya kesehatan berkelanjutan atau Community
of Care(COC). COC bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang
membutuhkan hubungan terus menerus antara pasien dengan tenaga professional
kesehatan. Dalam rangka mendukung upaya pemerintah tersebut, seharusnya
bidan memantau kondisi ibu hamil mulai dari awal kehamilan dan pemantauan
pemeriksaaan pertama kali dalam kehamilan sampai dengan proses persalinan
tenaga kesehatan dan pemantauan bayi baru lahir dan tanda infeksi maupun
komplikasi pasca lahir serta fasilitator untuk pasangan usia subur dalam pelayanan
KB (Pratami, 2014).
Menurut Prawirohardjo (2009), asuhan antenataladalah upaya preventif
program pelayanan kesehatan obstetrik untuk optimalisasi kesehatan maternal dan
neonatalmelalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. Dalam
pelaksanaan progam kesehatan sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang
kompeten, sehingga apa yang menjadi tujuan dapat tercapai. Misi dan
pembangunan kesehatan adalah memenuhi hak setiap insan untuk meraih derajat
kesehatan setinggi-tingginya. Bidan memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam melaksanakan misi tersebut khususnya dalam pemberian asuhan kepada ibu
dan bayi. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengkaji dan membuat asuhan
kebidanan dengan judul ”Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.”W“ di
3
Bidan Praktik Mandiri (BPM) Ny.”N“Kecamatan Grujugan Kabupaten
Bondowoso tahun 2017.”
1.2 Batasan Masalah
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan komprehenshif pada Ny.“W”
dimulai dari kehamilan trimester I,II,III fisiologis, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan KB dengan menggunakan pendekatan Continuity of Care/COC.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan komprehenshif dan memdokumentasikan
hasil asuhan pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir dan KB secara
varney dan SOAP di kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis asuhan kebidanan ibu hamil trimester I, II, III dan
mendokumentasikan dengaan metode Varney dan SOAP.
2. Menganalisi asuhan kebidanan ibu bersalin dan mendokumentasikan dengan
metode SOAP.
3. Menganalisis asuhan kebidanan ibu nifas dan mendokumentasikan dengan
metode SOAP.
4. Menganalisis asuhan kebidanan bayi baru lahir dan mendokumentasikan
dengan metode SOAP.
5. Menganalisis asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) dan
mendokumentasikan dengan metode SOAP.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Menambah pengetahuan dan menerapkan teori kedalam kasus nyata.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah referensi bahan ajar untuk perpustakaan serta sebagai
dokumentasi kearsipan Tugas Akhir mahasiswi Kebidanan Dharma Praja
Bondowoso.
4
1.4.3 Bagi Klien
Mendapatkan Asuhan Kebidanan yang komprehenshif selama kehamilan
sampai KB, menambah pengetahuan dan wawasan klien tentang
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir sampai menggunakan
kontrasepsi dalam batasan Continuity Of Care/COC.
1.4.4 Bagi Klinik
Sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) khususnya dalam memberikan informasi selama kehamilan,
persalinan, masa nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan kontrasepsi
dalam Continuity of Care.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Konsep Teori Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi yaitu tertanamnya sel telur yang
telah dibuahi. Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu (Kusmiyati ,
2008:33; Prawihardjo Sarwono, 2011:213, Manuaba, 2012:75).
2. Tanda pasti hamil
Tanda pasti hamil Menurut (Kusmiyati, 2008:97) adalah :
a. Terasa gerakan janin.
b. Teraba bagian-bagian janin.
c. Denyut jantung janin.
d. Dengan USG terlihat gambaran janin.
3. Perubahan fisiologis kehamilan TM III
Perubahan fisiologis kehamilan TM III (Kusmiyati, 2008:60) adalah :
a. Uterus
Uterus bertambah besar semula 30 gram menjadi 1000 gram.
b. Vagina
Elastisas vagina bertambah dan pembuluh darah dinding vagina
bertambah. Warna vagina akan berubah keunguan yang disebut dengan
tanda chadwick.
c. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel
baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di
ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7 minggu awal kehamilan
dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam
jumlah yang relatif minimal.
6
d. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
e. Dinding perut
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan perobekan
selaput elastis di bawah kulit disebut striae gravidarum.
f. Payudara
Biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hipertropi dari alveoli
puting susu biasanya membesar dan berwarna lebih tua. Areola mamae
lebih lebar dan lebih tua warnanya.
g. Urinaria
Kandung kemih tertekan oleh uterus yang membesar sehingga keluhan
sering kencing akan sering timbul.
h. Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak dan kebiruan
yang disebut tanda goodle. Perubahan ini terjadi akibat penambahan
vaskularisasi dan meningkatnya suplai darah .
4. Standart pelayanan "10T"
Menurut sumber Ikatan Bidan Indonesia (IBI) (2016),pemeriksaan
antenatal yang berkualitas yaitu sesuai standar (10T) yang terdiri dari:
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan
Penimbangan berat badan dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan
pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 1 kilogram
setiap bulannya atau kurang dari 9 kilogram selama kehamilan menunjukkan
adanya pertumbuhan janin. Sedangkan tinggi badan yang kurang dari 145 cm
meningkatkan risiko untuk terjadinya Cephalo Pelvic Disproportion (CPD).
b. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah selama kunjungan antenatal bertujuan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) dan
preeclampsia (hipetensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah, dan
atau protein urine).
7
c. Nilai status gizi (Ukur Lingkar Lengan Atas/LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan oleh petugas kesehatan pada kontak
pertama dengan pasien di trimester (TM) 1 untuk skrining ibu hamil berisiko
Kurang Energi Kronik (KEK). Karena ibu hamil dengan KEK (LILA <23,5
cm) dapat melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan
janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Pengukuran LILA
menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu.
e. Tentukan presentasi janin atau dan Denyut Jantung Janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II. Pemeriksaan
ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Sedangkan penilaian DJJ
dilakukan pada akhir trimester I. DJJ lambat kurang dari 10 kali/menit atau
DJJ cepat lebih dari 160 kali/menit menunjukkan adanya gawat janin.
f. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan imunisasi Tetanus Toksoid
(TT) bila diperlukan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus
mendapatkan imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
disesuaikan dengan status imunisasi TT ibu saat ini. Ibu hamil minimal
memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap
infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak
perlu diberikan imunisasi TT lagi.
Tabel 2.1 Interval dan Masa Perlindungan TT
Imunisasi
TT
Selang Waktu Minimal Masa
Perlindungan
TT 1 - -
TT 2 4 minggu setelah T1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah T2 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah T3 10 tahun
8
TT 5 1 tahun setelah T4 25 tahun
g. Beri tablet tambah darah (tablet zat besi)
Untuk mencegah anemis gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet
tambah darah (tablet zat besi) dan Asam Folat minimal 90 tablet selama
kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
h. Periksa laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah
pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu
golongan darah, hemoglobin darah, protein urine dan pemeriksaan spesifik
daerah endemis/epidemis (malaria, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan lain-
lain). Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan
laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang
melakukan kunjungan antenatal.
i. Tatalaksana/penanganan kasus
Setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan
standard dan kewenangan bidan. Kasus-kasus yang tidak bisa ditangani
dirujuk sesuai dengan system rujukan.
j. Temu wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi:
a) Kesehatan ibu
b) Perilaku hidup bersih dan sehat
c) Peran suami atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan perslinan
d) Tanda bahaya dalam kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
e) Asupan gizi seimbang
f) Gejala penyakit menular dan tidak menular
g) Penawaran untuk melakukan tes Human Immunodeficiency Virus (HIV)
h) Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif
i) KB paska persalinan
j) Imunisasi
9
k) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan
5. Ketidaknyamanan kehamilan TM III
Menurut ( sulistyawati, 2009 ) dalam proses kehamilan terjadi perubahan
sistem dalam tubuh yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi fisik. Dalam
proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan, hal
ini adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan.
Ketidaknyamanan pada masa hamil dan cara mengatasinya antara lain:
a. Sering buang air kencing
Biasanya keluhan di rasakan saat kehamilan dini dan kehamilan lanjut.
Disebabkan karna progesterone dan tekanan pada kandung kemih karna
pembesaran rahim atau kepala bayi yang turun ke rongga panggul.
Cara mengatasinya:
1) Kurangi asupan karbohidrat murni makanan yang mengandung gula
2) Batasi minum kopi dan soda
3) Mengurangi asupan cairan pada sore hari dan memperbanyak minum saat
siang hari
b. Munculnya striae grafidarum
Cara mengatasinya:
1) Gunakan emolien topical atau anti pruritik jika ada indikasi
2) Gunakan baju longgar yang dapat menopang payu dara atau abdomen
c. Hemoroit
Dirasakan pada bulan bulan terakhir yang di sebabkan karena progesterone
serta adanya hambatan arus balik vena .
Cara mengatasinya:
1) Makan makanan yang berserat, buah dan sayuran serta banyak minum air
putih dan sari buah.
2) Lakukan senam hamil untuk mengatasi hemoroit.
3) Jika hemoroit menonjol keluar, oleskan lation with hazel.
10
d. Keputihan
Merupakan sekresi vagina yang bermula pada trimester pertama. Sekresi ini
bersifat asam karna perubahan peningkatan sejumlah likogen pada sel epitel
vagina dan menjadi asam laktat doderlin basilus. Meskipun ini memberikan fungsi
perlindungan ibu dan fetus dari kemungkinan infeksi yang merugikan, ini
menghasilkan media yang memungkin pertumbuhan organisme pada vaginitis.
Cara mengatasinya:
1) Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari.
2) Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah menyerap.
3) Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah sayur.
e. Keringat bertambah secara berlahan sampai akhir kehamilan.
Cara mengatasinya:
1) Pakailah pakaian yang tipis dan longgar.
2) Tingkatkan asupan cairan.
3) Mandi secara teratur.
f. Sembelit.
Cara mengatasinya:
1) Minum 3 liter cairan tiap hari terutama air putih atau buah.
2) Makan makanan yang kaya serat dan juga vitamin C .
3) Lakukan senam hamil.
4) Membiasakan buang air besar secara teratur.
g. Sesak nafas
Terasa pada saat usia kehamilan lanjut. Disebabkan oleh bagian rahim yang
menekan bagian dada.
Cara mengatasinya:
1) Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik napas panjang.
2) Mendorong postur tubuh dengan baik .
3) Dapat di atasi dengan senam hamil (latihan pernapasan).
h. Sakit punggung atas dan bawah
Cara mengatasinya:
1) Posisi atau sikap tubuh yang baik selama melakukan aktifitas.
2) Hindari mengangkat barang berat.
11
3) Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung.
i. Pusing atau sakit kepala
Cara mengatasinya:
1) Bangun secara perlahan dari posisi istirahat.
2) Hindari berbaring dalam posisi terlentang.
j. Varises pada kaki
Cara mengatasinya :
1) Istirahat dengan menaikkan kaki setinggi mungkin untuk membalikkan
efek gravitasi
2) Jaga kaki agar tidak bersilangan
3) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama
k. Insomnia
Dirasakan pada kehamilan dini dan lanjut, karena tekanan pada kandung
kemih, pruritas, kekhawatiran, gerakan janin yang sering menendang, kram.
sebaiknya tidur miring ke kiri dan ke kanan serta beri ganjaalan pada kaki, serta
mandilah dengan air hangat sebelum tidur, yang menjadikan ibu lebih santai dan
mengantuk
l. Bengkak pada kaki
Karena adanya perubahan hormon yang menyebabkan retensi cairan. Yang
harus dilakukan adalah dengan segera berkonsultasi dengan dokter. Jika bengkak
pada kelopak mata, wajah dan jari yang disertai dengan tekanan darah tinggi, sakit
kepala, pandangan kabur. Kurangi asupan makanan yang mengandung garam,
hindari duduk dengan kaki bersilah, gunakan bangku kecil untuk menopang kaki
ketika duduk, memutar pergelangan kaki juga perlu dilakukan.
m. Mudah lelah
Umum dirasakan setiap saat dan disebabkan karena perubahan emosional.
yang harus dilakukan adalah dengan mencari waktu untuk istirahat, jika
merasakan lelah pada siang hari maka segera tidur, hindari tugas rumah tangga
yang terlalu berat, cukup mengkonsumsi kalori, zat besi dan asam folat
6. Tanda bahaya atau komplikasi pada ibu hamil TM III
Menurut (Kusmiyati, 2008:157) :
a. Perdarahan pada vagina.
12
b. Sakit kepala hebat.
c. Penglihatan kabur.
d. Bengkak pada muka dan tangan.
e. Nyeri abdomen yang hebat.
f. Bayi kurang bergerak seperti biasa.
g. Keluar cairan per vaginam.
7. Kartu Skor Poedji Rochjati (KSPR)
Menurut Prawirohardjo (2008), kelompok resiko berdasarkan jumlah skor
pada tiap kotak ada 3 kelompok resiko:
a. Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Jumlah skor 2 dengan warna hijau, selama hamil tanpa faktor resiko,
rencana bersalin boleh ditolong oleh bidan dan tempat persalinan di BPM
atau di polindes.
b. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
Jumlah skor 6-10 dengan kode warna kuning, selama hamil terdapat faktor
resiko terjadinya komplikasi pada persalinan lebih besar, rencana bersalin
boleh di tolong oleh bidan atau dokter dan tempat persalinan di polindes,
puskesmas, atau rumah sakit.
c. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)
Jumlah skor sama atau lebih 12 dengan kode warna merah, ibu hamil
dengan resiko ganda atau lebih yang dapat mengancam nyawa ibu atau
janin, rencana bersalin hanya boleh ditolong oleh dokter dan tempat
persalinan di rumah sakit.
Kartu Skor Poedji Rochjati atau yang biasanya disingkat dengan KSPR
biasanya digunakan untuk menentukan tingkat resiko pada ibu hamil. KSPR
dibuat oleh Poedji Rochjati dan pertama kali diguakan pada tahu 1992-1993.
KSPR telah disusun dengan format yang sederhana agar mempermudah kerja
tenaga kesehatan untuk melakukan skrning terhadap ibu hamil dan
mengelompokan ibu kedalam kategori sesuai ketetapan sehingga dapat
menentukan intervensi yang tepat terhadap ibu hamil berdasarka kartu ini.
dibawah ini akan ditamplkan tabel Kartu Skor Poedji Rochjati:
13
Tabel 2.2 Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV KEL F.R
NO.
Masalah / Faktor Resiko SKO
R Triwulan
I II III.1 III.2
Skor Awal Ibu Hamil 2
I 1
Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun
4
2 Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun
4
3
Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun
4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun
4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih
4
6 Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4 7 Terlalu pendek ≥145 cm 4 8 Pernah gagal kehamilan 4
9
Pernah melahirkan dengan a.terikan tang/vakum
4
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4 10 Pernah operasi sesar 8
II
11
Penyakit pada ibu hamil a. a. Kurang
Darah b. Malaria 4
c. TBC Paru d. Payah Jantung
4
e. Kencing Manis (Diabetes) 4 f. Penyakit Menular Seksual 4
12
Bengkak pada muka / tungkai dan tekanan darah tinggi.
4
13 Hamil kembar 4 14 Hydramnion 4 15 Bayi mati dalam kandungan 4 16 Kehamilan lebih bulan 4 17 Letak sungsang 8 18 Letak Lintang 8
III 19
Perdarahan dalam kehamilan ini
8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8 JUMLAH SKOR
14
6. Kunjungan antenatal
Menurut Kemenkes RI (2013), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu dilakukan pada trimester 1 sebanyak
1 kali, pada trimester 2 sebanyak 1 kali, dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali.
2.1.2 Konsep Asuhan Kebidanan Teori Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Pada Ny…G…P…UK ... Dengan Kehamilan Normal
Janin Tunggal Hidup
Tanggal pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama Pengkaji :
I. Pengkajian
A. Data Subjektif
Menurut (Ambarwati, 2009:133)
1. Biodata
Nama : Untuk memanggil, mengenal dan menghindari
kekeliruan.
Umur : Untuk mengetahui keadaan ibu terutama mengenai
organ-organ reproduksi ibu antara yang usia dini yaitu
di bawah 18 tahun, selain organ reproduksinya belum
matang kesiapan mental juga berpengaruh pada
psikologi ibu, umur 20-35 adalah usia reproduktif,
sedangkan diatas 35 tahun termasuk resiko tinggi
dalam kehamilan.
Agama : Untuk mengetahui kepercayaan ibu saat pemberian
asuhan atau bimbingan doa saat komplikasi
/kegawatan. Untuk memberikan kemudahan dalam
mengawasi masalah dengan memberikan dukungan
moral sesuai dengan kepercayaan.
Suku : Untuk mengetahui kebiasaan atau adat istiadat ibu saat
memberikan asuhan atau komplikasi dalam kelahiran
15
karena setiap suku mempunyai adat yang beda.
Pendidikan : Untuk mengetahui tingkatan pengetahuan sehingga
dalam memberikan asuhan disesuaikan dengan tingkat
pendidikannya.
Pekerjaan : Pekerjaan suami untuk mengetahui status ekonomi
sedangkan pekerjaan ibu untuk mengkaji aktivitas ibu
sehari-hari yang mungkin menganggu kesehatannya
dan bayinya.
Alamat : Untuk mengetahui alamat ibu jika sewaktu-waktu ada
masalah bisa langsung menghubungi keluarga di
rumah. Ada juga wanita yang tidak memiliki rumah
atau tempat tinggal penampungan sehingga dapat
menghambat kemampuannya untuk mempertahankan
personal hygienenya dan membuatnya beresiko
terjangkit penyakit menular.
(Varney Helen: 2010)
2. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui perihal yang mendorong pasien/pasien
datang kepada bidan. Apakah penderita datang untuk memeriksakan
kehamilan ataukah ada pengaduan–pengaduan lain yang penting
(manajement kebidanan).
3. Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
kehamilan.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut, kronis seperti: jantung, DM, hipertensi, asma
yang dapat mempengaruhi pada kehamilan ini.
16
5. Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan pasien dan
bayinya, yaitu apabila ada penyakit keluarga yang menyertainya.
6. Riwayat menstruasi
a. Menarche : haid mulai umur berapa (10 – 16 tahun)
b. Siklus : 21-40 hari.
c. Lama : 3-5 hari,kadang sampai 7 hari
d. Volume : banyak/sedikit, volume normal 30-40 cc
e. Sifat darah : encer/tidak, warna merah/kecoklatan, berbau amis
f. Dismenorrea : rasa sakit pada saat haid beberapa hari
g. Flour albus : ada/tidak, berapa banyak, warna, bau, gatal/tidak
h. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
7. Riwayat Obstetri
Ditanyakan kepada ibu, ini merupakan kehamilan anak pertama,
kedua atau lebih terdiri dari :
a. Kehamilan
Ditanyakan kepada ibu hamil ke berapa (hamil pertama)
primigavida, hamil kedua atau berapa kali atau multigravida),
umur kehamilan, masalah, atau komplikasi yang dialami oleh ibu.
b. Persalinan
Ditanyakan kepada ibu jenis persalinan yang lalu, penolong,
tempat dan adanya komplikasi.
1) Jenis persalinan : Spontan, bantuan (forcep, vakum) atau SC
2) Penolong
a) Tenaga medis misal bidan atau dokter.
b) Dukun tidak melakukan pencegahan infeksi,
menganjurkan mengejan tanpa adanya kontraksi
sehingga ibu banyak kehilangan tenaga bahkan tidak
dapat mengejan saat kontraksi berlangsung sehingga
menghambat persalinan.
17
c) Tempat rentan terjangkit infeksi atau tidak, ibu merasa
nyaman atau tidak.
3) Komplikasi yaitu penyulit atau masalah saat persalinan.
c. Anak
Ditanyakan kepada ibu jumlah anak, berat badan, panjang badan,
tanggal/gemeli, hidup/mati, jenis kelamin dan usia.
d. Nifas
Ditanyakan kepada ibu riwayat nifas dahulu, berapa lama, dan
komplikasi yang mungkin dialami ibu. Setelah persalinan
perineum menjadi kendur karena teregang oleh tekanan kepala
yang bergerak maju, pulihnya otot perineum terjadi sekitar 5-6
minggu post partum (Jannah, 2011).
8. Riwayat Kehamilan
Ditanyakan ibu tentang :
a. Keluhan : untuk mengetahui perihal yang mendorong
pasien datang kepada bidan.
b. Tempat ANC :Posyandu/BPS/Puskesmas/Rumah Sakit
c. Berapa kali ANC :Untuk mengetahui banyaknya periksa hamil
d. Petugas ANC :Nakes/Non Nakes
e. Imunisasi TT :Untuk mengetahui status TT Ibu
f. Terapi :Untuk memenuhi kebutuhan pasien
9. Riwayat KB
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi
jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan
kontrasepsi serta rencana KB setelah kelahiran bayinya dan beralih ke
kontrasepsi apa (Ambarwati, 2009:134).
10. Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah sah
atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas akan
berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan mempengaruhi proses
kehamilannya (Ambarwati 2009:133).
18
11. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Perlu disampaikan bagaimana pemenuhan nutrisi selama hamil,
apakah sudah sesuai kebutuhan ibu hamil.
b. Pola eliminasi
1) Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau
serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna,
jumlah (Ambarwati, 2009:136).
2) Konstipasi merupakan hal yang umum selama kehamilan
karena aksi hormonal yang mengurangi gerak peristaltik
usus dan pembesaran uterus yang menahannya.
3) Sering kencing merupakan hal umum yang terjadi selama
bulan pertama dan terakhir masa kehamilan karena rongga
perut dipenuhi oleh pembesaran uterus.
c. Pola istirahat
Waktu istirahat lebih lama 10-11 jam untuk wanita hamil,
istirahat hendaknya diadakan pula waktu siang hari.
d. Personal hygiene
Kebersihan tubuh merupakan salah satu pokok-pokok yang perlu
diperhatikan dalam hygiene kehamilan meliputi : kebersihan
mulut, pemeliharaan gigi, kebersihan tubuh, kulit, muka dan
kebersihan pakaian luar dan dalam.
e. Pola seksual
Perlu ditanyakan untuk mengetahui masalah yang terjadi selama
kehamilan, berapa kali dalam seminggu melakukannya.
f. Kebiasaan hidup sehat
Tanyakan pada ibu apakah pernah mengkonsumsi jamu, minum-
minuman keras serta obat-obatan terlarang.
12. Riwayat psikososial
Yang terdiri dari komunikasi dengan keluarga (bahasa yang
digunakan sehari-hari), hubungan dengan keluarga, pengambilan
19
keputusan dalam keluarga, adat istiadat (apakah ibu menganut mitos
yang dapat mengganggu kehamilan).
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum :
1) B
a
i
k
b. Kesadaran
Untuk mengetahui dan mengamati keadaan pasien secara
keseluruhan. Hasil pengamatan dapat dikategorikan sebagai
barikut :
1) Composmentis
Pasien sudah sadar penuh dan memberikan respon yang kuat
terhadap stimulus yang diberikan.
2) Apatis
Pasien dalam keadaan sadar tetapi acuh tak acuh terhadap
keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan respon yang kuat
bila diberikan stimulus.
3) Samnolen
Tingkat kesadaran yang lebih rendah dari pada apatis, pasien
tampak mengantuk dan ingin tidur, ia akan responsif pada
stimulus keras kemudian akan tidur lagi.
1. baik : Bila pasien memperlihatkan respon baik
terhadap lingkungan
2. cukup : Bila pasien cukup memberikan respon
terhadap rangsangan yang diberikan.
3. lemah : Bila pasien tidak memberikan respon
yang baik terhadap orang lain dan
lingkungan serta tidak dapat berjalan
sendiri.
20
4) Sopor
Keadaan ini tidak memberikan respon ringan maupun sedang
terhadap stimulus yang keras. Reflek pupil terhadap cahaya
masih positif.
5) Koma
Pasien tidak bereaksi terhadap stimulun apapun, reflek pupil
terhadap cahaya tidak ada. Ini adalah tingkat kesadaran yang
paling rendah.
6) Delirium
Kesadaran menurun serta kacau, hingga sering halusinansi
c. BB : Parameter pertumbuhan yang paling sederhana dan mudah
diukur dan diulang dan merupakan indeks untuk status nutrisi
sesaat.
d. TB : Parameter untuk menilai IMT ibu dan untuk menilai status
kesehatan ibu.
e. TTV (Tanda-Tanda Vital)
1) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan. Tekanan
darah tinggi pada kehamilan dapat menandakan terjadinya
hipertensi gravidarum dan preeklamsia (Nanny, 2011)
2) Suhu badan
Suhu tubuh wanita hamil normalnya 36,5-37,5 C.
3) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80x/menit.
4) Pernafasan
Pernafasan normalnya 16-20x/menit.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Rambut rontok/tidak, bersih/tidak, warna
hitam/warna, rambut tipis seperti rambut jagung
menandakan pasien kurang gizi, ada benjolan
abnormal/tidak.
21
Muka : Pucat/tdak, odema/tidak, terdapat cloasma
gravidarum/ tidak. Odema yang mengarah pada
diagnosa pre eklampsi. Pucat yang mengarah pada
diagnosa anemia yang menyebabkan terjadinya
prematur, partus lama, infeksi intrapartum, infeksi
post partum, dan syok. Cloasma gravidarum
sebagai tanda fisiologis kehamilan akibat adanya
pengaruh Melanusit Stimulating Hormon (MSH).
Mata : Simetris/tidak, konjungtiva merah muda/tidak,
sklera putih/tidak. Konjungtiva pucat mengarah
pada anemia, skelra kuning menandakan ikterus.
Hidung : Simetris/tidak, terdapat secret/tidak, ada
polip/tidak, epistaksis/tidak.
Gilut : Bibir simetris/tidak, stomatitis/tidak, karies/tidak,
gingivitis/tidak. Karies menandakan bumil kurang
kalsium. Stomatitis bisa menimbulkan nafsu
makan berkurang sehingga bisa terjadi BBLR.
Telinga : Simetris/tidak, terdapat serumen/tidak, terdapat
secret/tidak.
Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid/tidak, adakah
pembesaran kelenjar limfe/tidak, adakah
pembersaran vena jugularis/tidak. Pembesaran
kelenjar tyroid menandakan bumil kurang yodium
yang menyebabkan abortus, kelainan kongenital.
Pembesaran kelenjar limfe menandakan adanya
infeksi. Ditandai dengan infeksi saluran
pernafasan atas. Pembesaran vena jugularis
ditandai dengan pelebaran lebih dari 1-2 cm
dicurigai adanya penyakit jantung.
Dada : Adakah tarikan dinding dada/tidak, ronkhi,
weezing, pola pernafasan eupnea. Ronkhi yaitu
nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat
22
inspirasi, etiologi yang mungkin yaitu bronkhitis
pneunomia. Weezing bunyi yang terdengar ngiiikk,
diagnosa yang mungkin yaitu asma. Eupnea yaitu
normal pernafasan 12-20x/m, taratur kadang-
kadang nafas dalam, tidak terdapat proses penyakit
Payudara : Simetris/tidak, bersih/tidak, menggantung/tidak,
puting menonjol/tidak, hyperpigmentasi
areola/tidak, nyeri tekan/tidak, terdapat benjolan
abnormal/tidak, ada pengeluaran kolostrum/tidak.
Hiperpigmentasi areola pengaruh dari hormom
estrogen dan progesteron yang meningkat dalam
kehamilan
Abdomen : Bersih/tidak, pusat menonjol/tidak, pembesaran
memanjang/melintang, terdapat luka operasi/tidak,
adakah striae livid/tidak, striae albican/tidak,
linea alba/tidak, linea nigra/tidak. Striae livid
(guratan kehitaman) pada primigravida dan striae
albican (guratan putih) pada multigravida akibat
pengaruh estrogen dan progesteron dalam
kehamilan. Linea alba yaitu garis hitam yang
terbentang dari atas simpisis ke pusat. Linea nigra
yang yang terbentang di atas pusat ke arah atas
yang warnanya lebih hitam, akibat peregangan
abdomen.
Palpasi:
Leopold I : Menentukan umur kehamilan dan
bagian apa yang terdapat difundus, menentukan
letak kepala/ bokong dengan satu tangan difundus
dan tangan lain diatas symphisis.
Leopold II : Menetukan batas samping kiri kanan
rahim.
Variasi menurut budin: menentukan letak
23
punggung janin dengan satu tangan menekan
fundus
Variasi menurut ahfeld: menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak ditengah perut.
Leopold III : Menentukan apa yang terdapat
dibagian bawah rahim dan apakah bagian tersebut
sudah apa belum terpegang PAP.
Leopold IV : Menentukan apakah yang menjadi
bagian bawah rahim dan berapa bagian bawah
tersebut masuk PAP atau tidak dan seberapa jauh
masuk PAP dengan perlimaan (...../5)
pemeriksaan dapat diukur dengan tangan
DJJ : menghitung DJJ diluar HIS selama satu
menit penuh
TBJ : Menghitung TBJ (TFU(cm) – N) x 155
N: 13 bila kepala belum melewati PAP (pintu Atas
Panggul)
N : 12 bila kepala masih berada diatas spina
ishiadica
N : 11 bila kepala masih berada dibawah spina
ischiadica
Punggung : Kelainan vertebrata berupa skoliosis, lordosis,
kifosis menyebabkan kesulitan saat persalinan
akibat adanya distosia jalan lahir.
Ekstremitas
atas
: Simetris/tidak, oedema/tidak, reflek patella
ada/tidak, varises/tidak.
Ekstremitas
bawah
: Simetris/tidak, oedema/tidak, reflek patella
ada/tidak, varises/tidak. Reflek patella negatif
menandakan bumil kekurangan vitamin B1.
Genetalia : Bersih/tidak, adakah varises/tidak, oedema/tidak,
ada radang/tidak, terdapat luka jahitan/tidak,
24
hemoroid/tidak.
3. Pemeriksaan Penunjang
a) Diperiksa darah untuk mengetahui golongan darah, dan Hb
b) Urine albumin untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan
pada air kemih, missal: gejala preeklampsia, penyakit ginjal,
radang kandung kencing
c) Urine reduksi untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine,
sehingga dapat mendeteksi penyakit DM pada ibu hamil yang
merupakan faktor resiko dalam kehamilan maupun persalinan.
d) Pemeriksaan Panggul Luar
(1) Distansia spinarum : 23-26 cm
(2) Distansia cristatarum : 26-29 cm
(3) Conjunggata eksterna : 18-20 cm
(4) Lingkar Panggul : 80-90 cm
e) USG
II. NTERPRETASI DATA DASAR
Ds : Sesuai keluhan utama dan data yang menunjang
Diagnosa.
Do : Pemeriksaan umum
Ku: Baik, cukup, lemah
Kesadaran: Composmentis/ Apatis/ Samnolen / Sopor/
Koma/ Delirium
TTV : TD: RR:
N : S:
1. Pemeriksaan fisik yang menunjang Diagnosa.
2. Pemeriksaan penunjang: yang menunjang
Diagnosa.
Dx : Diagnosa dari pemeriksaan baik data subjektif, data
objektif & pemeriksaan penunjang.
25
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosis potensial
berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pemecahan
(Soepardan.2008:100).
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Mengidentifikasi perlunya bidan melakukan konsultasi atau
penanganan segera bersama anggota tim kesehatan lainnya sesuai
dengan kondisi pasien, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan
dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja soaial, ahli gizi, atau
seorang ahli perawat klinis (Soepardan,2008:100).
V. INTERVENSI
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
dilihat dari kondisi pasien atau dari setiap masalah yang berkaitan,
tetapi juga berkaitan dengan kerangka pedoman antisipasi bagi wanita
tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya (Ambarwati,2009:143).
VI. IMPLEMENTASI
Pada langkah ini, rencana asuhan yang menyeluruh dilakukan secara
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh pasien atau anggota tim kesehatan
lainnya (soepaedan,2008:102).
VII. EVALUASI
Merupakan tahap akhir dan evaluasi sebagai bagian dari proses yang
dilakukan secara terus menerus untuk meningkatkan pelayanan secara
komprehensif dan selalu berubah sesuai dengan kondisi atau kebutuhan
pasien (Wildan,2008:39).
Tanggal : ......
Waktu : ......
26
S : Menilai keadaan yang dirasakan ibu dari hasil pengkajian
subjektif.
O : Menunjang mengapa diagnosa ditegakkan dari hasil pengkajian
objektif.
A : Diagnosa
P : Penatalaksaan selanjutnya jika intervensi kurang atau tidak
mengatasi masalah.
2.2 Konsep Dasar Persalinan
2.2.1 Konsep Teori Persalinan
1. Pengertian
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-40 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin (Sarwono, 2008:100; JNPK-KR 2008:3).
2. Klasifikasi Menurut Usia Kehamilan
Menurut (Mochtar Rustam, 2011: 91)
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat
hidup (viabel) berat janin dibawah 500 gram tua kehamilan dibawah 20
minggu.
b. Partus prematur adalah pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan 28-36
minggu, janin dapat hidup tapi prematur, berat janin antara 1000-2500
gram.
c. Persalinan imaturus adalah persalinan dengan usia kehamilan antara 21-27
minggu dengan berat janin antara 500-999 gram.
d. Partus matur atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37–
42 minggu, janin matur, berat badan di atas 2500 gram.
e. Partus postmatur (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau
lebih (42 minggu) setelah waktu persalinan yang di tafsirkan.
f. Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat cepat.
27
3. Tanda-Tanda Persalinan
Beberapa tanda-tanda dimulainya proses persalinan adalah sebagai
berikut:
a. Terjadinya his persalinan, yang sifatnya:
a) Pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan.
b) Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar.
c) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan akan makin bertambah.
b. Pengeluaran lendir dan darah
Terjadinya his persalinan mengakibatkan terjadinya perubahan pada serviks
yang akan menimbulkan :
a) Pendataran dan pembukaan.
b) Pembukaan menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis serviks
lepas.
c) Terjadinya perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah.
c. Pengeluaran cairan
Beberapa kasus persalinan akan terjadi pecah ketuban. Sebagian besar
keadaan ini terjadi menjelang pembukaan lengkap. Setelah adanya pecah
ketuban, diharapkan proses persalinan akan berlangsung kurang dari 24 jam.
d. Hasil–hasil yang didapatkan pada pemeriksaan dalam :
Menurut (Sondakh Jenny, 2013:3)
a) Perlunakan serviks
b) Pendataran serviks
c) Pembukaan serviks
4. Asuhan ibu bersalin kala I
Kala I dimulai dari saat persalinan mulai (pembukaan nol) sampai pembukaan
lengkap (10cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase Menurut (Jenny sondakh, 2013;
JNPK-KR, 2008:38).
a. Fase laten berlangsung selama 8 jam, serviks membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif berlangsung selama 7 jam, serviks membuka dari 4 cm sampai
10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering, dibagi menjadi 3 fase:
a) Fase akselerasi yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm sampai 4
cm.
28
b) Fase dilatasi maksimal yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c) Fase deselerasi yaitu pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap Pada primigravida kala satu
berlangsung ±12 jam, sedangkan pada multigravida ±8 jam (Sondakh
Jenny, 2013:3).
5. Perubahan fisiologis ibu bersalin pada kala I
Menurut (Sondakh Jenny, 2013:116)
a. Tekanan darah meningkat
b. Sistolik rata–rata naik 10–20 mmHg, diastolic 5–10 mmHg, antara
kontraksi tekanan darah normal. Rasa sakit, cemas, dapat meningkatkan
tekanan darah.
c. Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat secara
berangsur disebabkan oleh kecemasan dan aktivitas otot skeletal.
Peningkatan ini ditandai adanya peningkatan suhu tubuh, denyut nadi,
kardiak output, pernafasan, dan cairan yang hilang.
d. Suhu tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat (tidak lebih dari 0,5–1ᵒC) karena
peningkatan metabolisme terutama selama dan segera setelah persalinan.
e. Detak jantung
Detak jantung akan meningkat cepat selama kontraksi berkaitan juga
dengan peningkatan metabolisme. Sedangkan antara kontraksi detak
jantung mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum persalinan.
f. Pernafasan
Terjadi peningkatan laju pernafasan berhubungan dengan peningkatan
metabolisme. Hiperventilasi yang memenjang merupakan kondisi abnomal
dan dapat menyebabakan alkalosis respiratorik (pH meningkat), yaitu rasa
kesemutan pada ekstremitas dan perasaan pusing dan hipoksia.
29
g. Sistem pencernaan
Penyerapan makanan padat secara substansi berkurang sangat banyak selama
persalinan, rasa mual dan muntah biasa terjadi sampai berakhirnya kala I
persalian.
6. Asuhan ibu bersalin pada kala II
Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap
sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran
akan mendorong bayi hingga lahir. Lama kala dua untuk primigravida 1,5–2 jam
dan multigravida 0,5-1 jam (Sondakh Jenny, 2013:6 ).
7. Mekanisme persalinan normal
a. Engagement yaitu turunnya kepala janin pada PAP pada primigravida
pada bulan terakhir kehamilan pada multigravida pada saat persalinan.
b. Desent yaitu kepala janin semakin turun dari PAP jika bentuk panggul,
ukuran panggul dan ukuran kepala janin tidak normal maka penurunan kepala
akan lambat.
c. Flexion yaitu kepala janin ada di bawah PAP, jika sempurna maka dagu
janin akan menyentuh thorax.
d. Internal rotation yaitu dagu janin yang menyentuh thorax terjadai putaran
paksi dalam karena adanya his, mutlak terjadi biasanya memutar pada saat di
hodge 3.
e. Extention yaitu kepala janin menyentuh dasar panggul kepala akan
mendangak.
f. External rotation yaitu putaran paksi luar yang semula extention kemudian
memutar melahirkan bahu depan dan belakang.
g. Ekspulsi yaitu bayi sudah mendangak maka akan hemoklion (tempat
pemusatan bahu depan bayi akan keluar).
(Mochtar Rustam, 2011:99).
8. Perubahan fisiologis pada kala II
a) Tekanan darah
Tekanan darah dapat meningkat lagi 15–25 mmHg selama kala II
persalinan. Upaya meneran juga akan mempengaruhi tekanan darah, dapat
meningkat dan kemudian menurun kemudian kembali lagi sedikit di atas
30
normal. Rata–rata peningkatan tekanan darah selama kala II adalah 10
mmHg.
b) Denyut nadi
Frekuensi denyut nadi bervariasi tiap kali pasien meneran. Secara
keseluruhan frekuensi nadi meningkat selama kala II disertai takikardi yang
nyata ketika mencapai puncak menjelang kelahiran bayi.
c) Suhu
Peningkatan suhu tertinggi terjadi pada saat proses persalinan
dan segera setelahnya, peningkatan suhu normal adalah 0,5–1ᵒ C.
d) Pernafasan
Pernafasan sama seperti kala I yaitu sedikit peningkatan frekuensi
pernafasan.
9. Distosia bahu
Distosia bahu berarti suatu kelahiran dengan bahu depan menjadi terjepit
pada simpisis pubis, sehingga mencegah penurunan bahu ke dalam panggul dan
mencapai rotasi normal serta kelahiran. Komplikasi janin terdiri dari asfiksia dan
fraktur humerus atau klavikula (cidera pada bagian tulang selangka). Hal tersebut
dapat mengakibatkan kematian janin atau neonatus. Situasi ini terbukti ketika
kepala keluar dengan lambat dan sulit, tetapi leher tidak nampak dan dagu
teretraksi (tertarik ke belakang) pada perineum. Faktor resiko yang paling
konsisten adalah berat badan janin terutama ±4500 gram dan riwayat melahirkan
yang besar. Posisi Mc.Robert adalah hiperfleksi kaki ibu sampai menyentuh
abdomen sehingga menyebabkan rotasi simpisis pubis ke arah atas (Henderson
Christine, 2006:320). Tanda-tanda distosia bahu yaitu kepala seperti tertahan di
dalam vagina, kepala lahir tetapi tidak terjadi putaran paksi luar, kepala sempat
keluar tetapi tertarik kembali ke dalam vagina (turtle sign) (JNPK-KR,2008:89)
10. Asuhan ibu bersalin pada kala III
Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang
berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Manajemen aktif kala III yaitu: pemberian
suntik oksitosin, penegangan tali pusat terkendali, rangsangan taktil (masase)
fundus uteri. Proses lepasnya plasenta yaitu:
31
a. Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh, dan tinggi fundus biasanya terletak di bawah pusat.
Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah, uterus
berbentuk segitiga atau berbentuk menyerupai buah pir atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat (sering kali mengarah ke sisi kanan).
b. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld).
c. Semburan darah mendadak dan singkat
Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong
plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah
(retroplacental pooling) dalam ruang di antara dinding uterus dari
permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya, maka darah
akan tersembur keluar dari plasenta yang terlepas. (Sondakh Jenny,
2013:136; JNPK-KR, 2008:96).
11. Asuhan ibu bersalin pada kala IV
a. Perubahan fisiologis pada ibu bersalin kala IV
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
Rata–rata jumlah perdarahan yang dikatakan normal adalah 250cc,
biasanya 100-300cc. Jika perdarahan lebih dari 500cc, maka sudah
dianggap abnormal dengan demikian harus dicari penyebabnya.
a) Uterus
Uterus terletak ditengah ligament abdomen kurang lebih 2/3 sampai
3/4 antara sismpisis pubis sampai umbilicus. Jika uterus ditemukan di
bagian tengah umbilicus menandakan adanya darah bekuan di dalam
uterus yang perlu ditekan dan dikeluarkan. Uterus yang berada di atas
umbilikus dan bergeser paling umum ke kanan cenderung
menandakan kandung kemih penuh dan uterus berkontraksi harus
ketika disentuh.
b) Servik, vagina dan perineum
Keadaan servik, vagina dan perineum di inspeksi untuk melihat
adanya laserasi memar dan pembentukan hematoma awal. Oleh
32
karena inspeksi servik dapat menyakitkan ibu, maka hanya dilakukan
jika ada indikasi. Segera setelah kelahiran servik akan berubah
menjadi bersifat potulus, terkulai dan tebal.
c) Plasenta, membran dan tali pusat
Inspeksi unit plasenta membutuhkan kemampuan bidan untuk
mengidentifikasi tipe-tipe plasenta dan insersi tali pusat. Bidan harus
waspada apakah plasenta dan membran lengkap, serta apakah
terdapat abnormalitas, seperti ada simpul sejati pada tali pusat.
d) Penjahitan episiotomi dan laserasi
Penjahitan episiotomi dan laserasi memerlukan pengetahuan anatomi
perineum, tipe jahitan, hemostatis, pembedahan asepsis dan
penyembuhan luka. Bidan juga harus mengetahui tipe benang dan
jarum, instrument standar dan peralatan yang tersedia di lingkungan
praktik.
Tabel 2.3. Derajat luka robekan
Derajat Area Robekan
Derajat satu Mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perenium
Derajat dua Mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perenium, otot perenium
Derajat tiga Mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perenium, otot perenium, otot sfingter ani
Derajat empat Mukosa vagina, komisura posterior, kulit
perenium, otot perenium, otot sfingter ani,
dinding depan rectum
Sumber: Sondakh Jenny, 2013 140: JNPK-KR, 2008:111
33
2.2.2 Konsep Asuhan Kebidanan Teori Persalinan
Asuhan kebidanan teori pada Ny”…” G… P… UK…. inpartu
kala…fase….
Tanggal pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama : Dalam pengkajian data nama merupakan
informasi yang didapat kan dari pasien. Nama
dikaji dengan tujuan agar dapat mengenal/
memanggil penderita lain.
Umur : Dalam pengkajian data umur merupakan
informasi yang di dapatkan dari pasien. Sehingga
kita dapat mengetahui 30 usia aman untuk
kehamilan dan persalinannya itu umur 20-30
tahun.
Agama : Sebagai dasar dalam memberikan dukungan
mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
Suku : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari, sehingga dalam memberikan
pelayanan dapat disesuaikan dengan suku/bangsa
serta kebiasaan yang ada.
Pendidikan : Berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien
terhadap konseling yang diberikan serta tingkat
konseling yang diberikan serta tingkat
kemampuan pengetahuan ibu terhadap
keadaannya.
Pekerjaan : Berkaitan dengan keadaan pasien maka pekerjaan
perlu dikaji apakah keadaan terlalu berat sehingga
dapat meningkatkan resiko terjadinya keadaan
yang lebih parah.
34
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakan kunjungan pada
penderita.
2. Keluhan utama
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik yang di ungkapkan
dengan kata-kata sendiri. Biasanya ibu merasakan nyeri dan
kenceng-kenceng pada perit ibu serta mengeluarkan lendir dan
darah atau mengalami pecah ketuban.
3. Riwayat kesehatan
Apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit lain seperti
penyakit menurun (hipertensi, DM, asma), menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, hepatitis), sistemik (jantung, ginjal) yang dapat
mempengaruhi kondisi ibu dan janin.
4. Riwayat menstruasi
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. K/U : Baik/ cukup/ kurang
b. Kesadaran :Composmentis/Apatis/Samnolen/Sopor/Delirium
/Koma
c. TD : Normal (100/60 mmHg-130/90 mmHg)
d. RR : Normal (16-24x/menit)
e. N : Normal (60-90x/menit)
f. S : Normal (36,5-37,5º C)
g. HPL : Hari Perkiraan Lahir
Tanggal HPHT +7, Bulan HPHT -3, Tahun HPHT +1
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Bersih/tidak, pusat menonjol/tidak, pembesaran
memanjang/melintang,terdapat luka operasi/tidak,
adakah striae livid/tidak, striae albican/tidak,
linea alba/tidak, linea nigra/tidak.
35
Palpasi:
Leopold I : Menentukan umur kehamilan dan
bagian apa yang terdapat difundus, menentukan
letak kepala/bokong dengan satu tangan difundus
dan tangan lain diatas symphisis.
Leopold II : Menetukan batas samping kiri kanan
rahim.
Variasi menurut budin : Menentukan letak
punggung janin dengan satu tangan menekan
fundus
Variasi menurut ahfeld : Menentukan letak
punggung dengan pinggir tangan kiri diletakkan
tegak ditengah perut.
Leopold III : Menetukan apa yang terdapat
dibagian bawah rahim dan apakah bagian tersebut
sudah apa belum terpegang PAP.
Leopold IV : Menentukan apakah yang
menjadi bagian bawah rahim dan berapa bagian
bawah tersebut masuk PAP. dengan perlimaan
(...../5) pemeriksaan dapat diukur dengan tangan
DJJ : Menghitung DJJ diluar his selama satu
menit penuh
HIS : Menilai his dengan frekuensi per 10 menit
lamanya his setiap kali his datang, dan kuat
lemahnya HIS
TBJ : Menghitung TBJ (TFU(cm) – N) x 155
N : 13 bila kepala belum melewati PAP (pintu
Atas Panggul)
N : 12 bila kepala masih berada diatas spina
ishiadica
N : 11 bila kepala masih berada dibawah spina
ischiadica
36
Genetalia : Vulva bersih/tidak, adakah varises/tidak,
oedema/tidak, ada radang/tidak, ada condiloma
akuminata/tidak, bartolinitis/tidak, ada bekas luka
parut atau tidak, flour albus atau tidak, terlihat
pengeluaran lendir bercampur darah atau tidak,
Vagina Toucher Tanggal…. Jam…
Portio lunak/kaku, eff..%, pembukaan, ketuban, presentasi, denominator,
molage, bagian kecil disamping bagian terendah janin, tali pusat
menumbung, hodge.
Keterangan
1 Portio
Teraba tebal/tipis
2 Pembukaan
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase
a. Fase laten yaitu pembukaan mulai 0-3 cm lama 7-8 jam
b. Fase aktif yaitu berlangsung ±6 jam dibagi 3 subfase
(1) Akselerasi yaitu berlangsung 2 jam pembukaan 4cm
(2) Dilatasi maksimal yaitu selama 2 jam pembukaan menjadi 9cm
(3) Deselerasi yaitu lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
lengkap (10 cm)
3 Effeccement
Pembukaan serviks, melembek (softening) menipis (thinned out,
obliterated), mendatar dan tertarik ke atas (effaced and taken up) dan
membuka (dilatation).
Primi
Serviks mendatar (effecement)
dulu baru dilatasi berlangsung 3-
14 jam.
Multi
Mendatar dan membuka bisa
bersamaan berlangsung 6-7
jam.
4 Ketuban pecah/belum
Warna cairan ketuban:
U : selaput utuh
37
J : selaput pecah, air ketuban jernih
M : air ketuban bercampur mekonium
D : air ketuban bernoda darah
K : tidak ada cairan ketuban/kering
5 Presentasi kepala/bokong
6 Denominator
a. Ubun-ubun kecil kiri depan : uuk.ki.dep
b. Ubun-ubun kecil kiri belakang : uuk.ki.bel
c. Ubun-ubun kecil melintang kiri : uuk.mel.ki
d. Ubun-ubun kecil kanan depan : uuk.ka.dep
e. Ubun-ubun kecil kanan belakang : uuk.ka.bel
f. Ubun-ubun kecil melintang kanan : uuk.mel.ka
7 Bidang Hodge
H I : promontorium pinggir atas simpisis
H II : pinggir bawah simpisis
H III : spina ischiadika
HIV : ujung os coccygies
8 Molage
0: sutura terpisah
1: sutura bertemu
2: sutura tumpang tindih dan dapat diperbaiki
3: sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki
C. ANALISIS
G…P…UK…minggu inpartu kala…fase
D. PENATALAKSANAAN
Tanggal : …
Jam : …
Contoh :
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan. Ibu
mengerti.
2. Menyarankan ibu untuk berjalan jalan di sekitar ruangan apabila ibu
masih bisa melakukannya dan apabila akan berbaring sarankan agar
38
baring kesebelah kiri agar lebih cepat penurunannya. Ibu mengerti
dan melakukannya.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu mau makan dan
minum meskipun sedikit.
4. Menganjurkan ibu agar tidak menahan BAK. Ibu mengerti dan mau
melakukannya.
5. Mengajarkan ibu tentang relaksasi pernafasan saat ada his. Ibu
mengerti dan akan melakukannya.
6. Menghadirkan pendamping untuk menemani ibu selama persalinan
dan anjurkan pendamping untuk mrlakukan pijat punggung. Ibu ingin
didampingi suami dan merasa nyaman dipijat punggungnya.
7. Melakukan observasi TTV, HIS, DJJ. Observasi telah dilakukan.
8. Melakukan pendokumentasian. Pendokumentasian pada lembar
observasi.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :
Waktu :
S : Ibu mengatakan ada keinginan untuk meneran seperti mau BAB.
Ibu mengatakan mulasnya semakin sering dan kuat
O : K/U baik, TTV
DJJ , his, penurunan kepala
Pemeriksaan dalam :
A : G.... P..... dengan Kala II
P : Lakukan asuhan persalinan normal dari langkah 1-27
No IIMPLEMENTASI HASIL
1
2
Mendengar & melihat adanya tanda persalinan kala
dua.
Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
termasuk mematahkan ampul oksitosin & memasukan
alat suntik sekali pakai 3 ml ke dalam wadah Partus
set.
39
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Memakai celemek plastik.
Memastikan lengan tidak memakai perhiasan,
mencuci tangan dengan sabun & air mengalir.
Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan
yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam.
Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung
tangan, isi dengan oksitosin dan letakkan kembali ke
dalam wadah Partus set.
Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas
basah yang telah dibasahi oleh air matang (DTT),
dengan gerakan vulva ke perineum.
Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban sudah
pecah.
Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5%.
Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus selesai. Pastikan DJJ dalam batas normal (120-
160 x/menit).
Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, meminta ibu untuk meneran saat
ada his apabila ibu sudah merasa ingin meneran.
Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman.
Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau
mengambil posisi nyaman, jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit.
40
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)
di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5 – 6 cm.
Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah
bokong ibu
Membuka tutup partus set dan memperhatikan
kembali kelengkapan alat dan bahan
Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.
Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter
5 – 6 cm melakukan perasat stenang (perasat untuk
melindungi perineum dengan satu tangan, dibawah
kain bersih dan kering, ibu jari pada salah satu sisi
perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan
tangan yang lain pada belakang kepala bayi. Tahan
belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi
pada saat keluar secara bertahap melewati introitus
dan perineum).
Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
Kepala janin telah lahir, namun masih erat di depan
vulva, memposisikan ibu Mc.Robert (hiperfleksi kaki
ibu sampai menyentuh abdomen sehingga
menyebabkan rotasi simpisis pubis ke arah atas).
Pegang kepala bayi secara biparietal, dengan lembut
gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian
gerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
Setelah bahu lahir, geser tangan bawah ke arah
perineum ibu untuk menyanggah kepala, lengan dan
siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk
41
24
25
26
27
menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas.
Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri
punggung ke arah bokong dan tungkai bawah janin
untuk memegang tungkai bawah (selipkan jari
telunjuk tangan kiri di antara kedua lutut janin)
Melakukan penilaian selintas : apakah bayi menangis
kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan, apakah bayi
bergerak aktif ?
Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan
bagian tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut
ibu.
Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak
ada lagi bayi dalam uterus.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :
Pukul :
NO IMPLEMENTASI HASIL
28
29
Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan
oksitosin 10 unit IM (intramaskular) di 1/3 paha atas
S : Ibu merasa lega dan senang bayi lahir dengan selamat.
O : K/U baik, plasenta belum lahir, terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
(TFU setinggi pusat, uterus globuler (bundar), tali pusat memanjang dan
semburan darah tiba-tiba).
A : P..... Inpartu Kala III
P : Lakukan asuhan persalinan normal langkah 28-41
42
30
31
32
33
34
35
36
37
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali
pusat ke arah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat
pada 2 cm distal dari klem pertama.
Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali
pusat diantara 2 klem tersebut.
Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril
pada satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya. Lepaskan klem dan masukkan dalam
wadah yang disediakan.
Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel di dada atau perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu ibu
Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -
10 cm dari vulva
Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di
tepi atas simpisis, untuk mendeteksi. Tangan lain
menegangkan tali pusat.
Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat
dengan tangan kanan, sementara tangan kiri menekan
uterus dengan hati-hati kearah dorsokrainal. Jika
plasenta tidak lahir setelah 30–40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.
Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial
43
38
39
40
41
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila perlu (terasa
ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada
fundus uteri dengan menggosok fundus uteri secara
sirkuler menggunakan bagian 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta
dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh
kotiledon dan selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.
Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan.
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :
Waktu :
S : Ibu mengatakan lega ari-ari telah keluar, ibu mengatakan mules, ibu
mengatakan lelah tapi bahagia
O : K/u , TTV, kontraksi uterus, TFU
A : P.... Kala IV
P : Lakukan asuhan persalinan normal langkah 42-58
44
NO IMPLEMENTASI EVALUASI
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi,
beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg
intramaskuler di paha kiri anterolateral.
Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan anterolateral.
Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam.
Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik.
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi.
Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.
Membersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu
ibu memakai memakai pakaian bersih dan kering.
Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum.
Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%
45
57
58
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Melengkapi partograf.
2.3. Konsep Dasar Nifas
2.3.1 Konsep Teori Nifas
1. Pengertian nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Sitti Saleha, 2009; Sulistyawati Ari,
2009; 1 ; WHO, 2013:50; Henderson, 2006:230).
2. Tahapan nifas
Menurut (Sulistyawati Ari, 2009:5)Tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah
sebagai berikut.
a. Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia
yang lamanya 6-8 minggu.
c. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamilatau wakktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu,
berbulan bahkan tahunan.
3. Perubahan fisiologis nifas
a. Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum
hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan
palpasi untuk meraba dimana TFU nya.
1) Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000
gram.
46
2) Pada akhir kala II, TFU teraba 2 jari di bawah pusat.
3) Pada 1 minggu post partum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis
dengan berat 500 gram.
4) Pada 2 minggu post partum, TFU teraba di atas simpisis dengan
berat 350 gram.
5) Pada 6 minggu post partum, TFU mengecil ( tidak teraba ) dengan
berat 50 gram.
b. Lokhea
Menurut ( Sulistyawati Ari, 2009:76 ). Lokhea adalah pengeluaran cairan
rahim selama masa nifas. Macam- macam lokhea antara lain :
1) Lokhea rubra
Lokhea rubra keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa nifas dengan
warna merah segar.
2) Lokhea sanguilenta
Lokhea ini berwarna merah kecoklatan dan berlendir, serta berlangsung
dari hari ke-4 sampai ke-7 masa nifas.
3) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecoklatan karena mengandung serum,
leukosit, robekan/laserasi plasenta, keluar pada hari ke-7 sampai hari ke-
14.
4) Lokhea alba
Lokhea ini berwarna putih karena mengandung leukosit, sel desidua, sel
epitel, selaput lendir serviks, serabut jaringan yang mati, dan berlangsung
selama 2-6 minggu masa nifas.
5) Lokhea purulenta
Lokhea yang keluar cairan nanah berbau busuk.
6) Lokhea statis
Pengeluaran lokhea yang tidak lancar.
b. Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini
disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan
yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan berlebih pada
47
waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan serta kurangnya aktifitas
tubuh.
Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi dengan diet tinggi
serat, peningkatan asupan cairan, bila tidak berhasil dalam 2-3 hari dapat
diberikan obat laksansia.
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Setelah proses persalinan berlangsung, biasanya ibu akan sulit untuk buang
air kecil dalam 24 jam pertama. Kemungkinan penyebab dari keadaan ini adalah
terdapat edema leher kandung kemih sesudah bagian ini mengalami kompresi
(tekanan) antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan berlangsung.
Urine dalam jumlah besar akan dihasilkan dalam 12-36 jam masa nifas. Kadar
hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan tersebut disebut diuresis. Ureter yang berdilatasi akan
kembali normal dalam waktu 6 minggu.
d. Perubahan Tanda–tanda Vital
Menurut (Sulistyawati Ari, 2009:78)
a) Suhu Badan
Dalam 1 hari (24 jam) masa nifas, suhu badan akan naik sedikit
(37,50c–380c) sebagai akibat kerja keras sewaktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan. Apabila keadaan normal, suhu badan
menjadi biasa. Biasanya, pada hari ke–3 suhu badan naik lagi karena
adanya pembentukan ASI. Payudara menjadi bengkak dan berwarna
merah karena banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun, kemungkinan
adanya infeksi pada endometrium.
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60–80 kali per menit.
Denyut nadi sehabis melahirkan biasanya akan lebih cepat. Setiap
denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal
ini menunjukkan adanya kemungkinan infeksi.
c) Tekanan darah
Tekanan darah biasanya tidak berubah. Kemungkinan tekanan darah
akan lebih rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
48
Tekanan darah tinggi pada saat masa nifas dapat menandakan terjadinya
pre eklamsi masa nifas.
d) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan suhu dan denyut nadi.
Bila suhu dan nadi tidak normal maka pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali juga apabila ada gangguan khusus pada saluran
pencernaan.
e) Perubahan sistem kardiovaskular
Selama kehamilan, volume darah normal digunakan untuk menampung
aliran curah jantung meningkat selama persalinan, dan berlangsung
sampai kala III ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan
terjadi pada beberapa hari pertama masa nifas dan akan kembali normal
pada akhir minggu ke-3 post partum.
4. Kunjungan masa nifas
Tabel 2.4. Jadwal Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam
setelah
persalinan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia
uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,
rujuk jika perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan kepada ibu dan bayi baru
lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
g. Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia
harus tinggal dengan ibu dan bayi lahir untuk 2 jam
pertama setelah kelahiran, atau sampai ibu dan bayi
dalam keadaan stabil.
49
2 6 hari
setelah
persalinan
1. Memastikan involusi uterus berjalan normal : uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
perdarahan abnormal.
3. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,
dan istirahat.
4. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
5. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
6.
3 2 minggu
setelah
persalinan
Sama seperti di atas (6 hari setelah persalinan).
4 6 minggu
setelah
persalinan
1. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ia atau bayi alami.
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Sumber: Sulistyawati Ari, 2009:6
2.3.2 Konsep Asuhan Kebidanan Teori Nifas
Asuhan kebidanan teori pada NY”…”P… …hari post partum
Tanggal pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. DATA SUBJEKTIF (S)
1. Biodata
Nama : Dalam pengkajian data nama merupakan
informasi yang didapatkan dari pasien. Nama
50
dikaji dengan tujuan agar dapat
mengenal/memanggil penderita lain.
Umur : Dalam pengkajian data umur merupakan
informasi yang didapatkan dari pasien. Sehingga
kita dapat mengetahui 30 usia aman untuk
kehamilan dan persalinannya itu umur 20-30
tahun.
Agama : Sebagai dasar dalam memberikan dukungan
mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
Suku : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari, sehingga dalam memberikan
pelayanan dapat disesuaikan dengan suku/bangsa
serta kebiasaan yang ada.
Pendidikan : Berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien
terhadap konseling yang diberikan serta tingkat
konseling yang diberikan serta tingkat
kemampuan pengetahuan ibu terhadap
keadaannya.
Pekerjaan : Berkaitan dengan keadaan pasien maka pekerjaan
perlu dikaji apakah keadaan terlalu berat sehingga
dapat meningkatkan resiko terjadinya keadaan
yang lebih parah
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakan kunjungan pada
penderita.
2. Keluhan utama
Alasan wanita datang ke tempat bidan/klinik yang diungkapkan
dengan kata-kata sendiri. Keluhan saat post partum adalah:
a. Rasa mules akibat kontraksi uterus
b. Nyeri pada jahitan perineum
c. Rasa takut untuk BAB atau BAK akibat adanya luka jahitan
d. Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar
51
3. Riwayat kesehatan
Apakah ibu pernah atau sedang menderita penyakit lain seperti
penyakit menurun (hipertensi, DM, asma), menular (TBC, PMS,
HIV/AIDS, hepatitis), sistemik (jantung, ginjal) yang dapat
mempengaruhi kondisi ibu dan janin.
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Saat ini
Nutrisi Frekuensi/ porsi
Jenis makanan
Pantangan
Eliminasi BAB : Frekuensi
Konsistensi
Keluhan
BAK : Frekuensi
Konsistensi
Keluhan
Aktivitas Aktivitas sehari-hari dan olahraga
Istirahat/ tidur Cukup 6-8 jam untuk malam hari
1-2 jam untuk siang hari
Seksualitas Rutin seminggu 2 kali
Personal
Hygiene
Mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali sehari, ganti CD 2 kali
sehari.
Kebiasaan
Hidup Sehat
Tidak merokok, tidak minuman keras
B. DATA OJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. K/U : Baik/ cukup/ kurang
b. Kesadaran :
Composmentis/Apatis/Samnolen/Sopor/Delirium/Koma
52
c. TD : Normal (100/60 mmHg-130/90 mmHg)
d. RR : Normal (16-24x/menit)
e. N : Normal (60-90x/menit)
f. S : Normal (36,5-37,5º C)
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Pucat/tdak, odema/tidak, terdapat cloasma
gravidarum/tidak.
Mata : Simetris/tidak, konjungtiva merah muda/tidak,
sklera putih/tidak.
Dada : Adakah tarikan dinding dada/tidak, ronkhi,
weezing.
Payudara : Simetris/tidak, bersih/tidak, menggantung/tidak,
pting menonjol/tidak, hiperpigmentasi
areola/tidak, nyeri tekan/tidak, terdapat
benjolan/tidak, ada pengeluaran kolostrum/tidak.
Abdomen : Striae/tidak. TFU apa sesui dengan usia
kehamilan, kontraksi uterus keras/lembek,
diastasis recti berapa cm.
Ekstremitas
atas
: Simetris/tidak, oedema/tidak, reflek patella
ada/tidak, varises/tidak.
Ekstremitas
bawah
: Simetris/tidak, oedema/tidak, reflek patella
ada/tidak, varises/tidak.
Genetalia : Bersih/tidak, adakah varises/tidak, oedema/tidak,
ada radang/tidak, terdapat luka jahitan/tidak,
hemoroid/tidak. Perdarahan (jenis lochea, volume
warna dan bau).
C. ANALISA
NY”…”P….post partum hari
D. PENATALAKSANAAN (P)
Waktu Tujuan
53
6-8 jam setelah
persalinan
a. Mengecek banyaknya perdarahan
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberi rujukan bila perdarahan berlanjut.
c. Memberikan konseling kepada ibu atau keluarga
salah satu anggota keluarga mengenai bagaimana
mencegah perdarahan pada masa nifas karena
atonia uetri.
d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
e. Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu
dan bayi baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermia.
g. Jika bidan menolong persalinan, maka bidan harus
menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan stabil.
6 hari setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus tidak ada
perdarahan abnormal dan tidak bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
ada tanda-tanda penyulit.
d. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
menjaga agar bayi tetap hangat.
2 minggu
setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal dan bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau
kelainan pasca melahirkan.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
ada tanda-tanda penyulit.
54
d. Memberikan konseling kepada ibu mengenai
asuhan pada bayi, cara merawat tali pusat, dan
menjaga bagaimana bayi tetap hangat.
6 minggu
setelah
persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang dialami ibu dan bayinya.
b. Memberikan konseling KB secara dini.
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir
2.4.1 Konsep Teori Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42
minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 gram dan panjang badan
sekitar 50-55 cm (Sondakh, 2013). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir pervaginam dengan usia kehamilan 37-42 minggu, presentasi belakang
kepala dengan berat antara 2500-4000 gram.
Kriteria bayi baru lahir normal menurut Sondakh (2013), sebagai berikut:
a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram.
b. Panjang badan bayi 48-50 cm.
c. Lingkar dada bayi 32-34 cm.
d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 kali/menit, kemudian turun
sampai 140-120 x/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 kali/menit
disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan
interkostal, serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaingan subcutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa.
h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik.
i. Kuku telah agak panjang dan lemas.
j. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labia minora (pada bayi perempuan).
55
k. Reflek isap, menelan, dan moro telah terbentuk.
l. Eliminasi, urin, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam pertama.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu:
a. Pada periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama
kehidupan.
b. Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan terjadi
pernapasan cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan pernapasan
cuping hidung yang berlangsung sementara, retraksi, serta suara seperti
mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180
kali/menit selama beberapa menit kehidupan.
c. Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang, relaks,
dan jatuh tertidur.
d. Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai dengan
respons berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari
merah muda menjadi agak sianosis, dan denyut jantung cepat.
e. Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya
tersedak, tercekik, dan batuk.
2. Adaptasi Fisiologi BBL Terhadap Kehidupan di Luar Uterus
a. Adaptasi pernafasan
1) Menurut Sondakh (2013), pernafasan awal dipicu oleh factor
fisik, sensorik, dan kimia
a) Faktor-faktor fisik meliputi usaha yang diperlukan untuk
mengembangkan paru-paru dan mengisi alveolus yang kolaps
(misalnya, perubahan dalam gradient tekanan).
b) Faktor-faktor sensorik, meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara,
dan penurunan suhu.
c) Faktor-faktor kimia, meliputi perubahan dalam darah
(misalnya, penurunan kadar oksigen, peningkatan kadar karbon
dioksida, dan penurunan Potential Hydrogen (PH).
2) Frekuensi pernafasan bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
3) Sekresi lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah,
terutama selama 12-18 jam pertama.
56
4) Bayi baru lahir lazimnya bernapas melalui hidung.
b. Adaptasi Gastrointestinal
1) Perkembangan otot dan refleks yang penting untuk menghantarkan
makanan sudah terbentuk saat lahir.
2) Pencernaan protein dan karbohidrat telah tercapai, pencernaan dan
absorpsi lemak kurang baik karena tidak adekuatnya enzim-enzim
pancreas dan lipase.
3) Pengeluaran mekonium, yaitu feses berwarna hitam kehijauan,
lengket, dan mengandung darah samar, diekskresikan dalam 24
jam pada 90% bayi baru lahir yang normal.
4) Beberapa bayi baru lahir menyusu segera bila diletakkan pada
payudara, sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu
secara efektif.
5) Gerakan acak tangan ke mulut dan menghisap jari telah diamati di
dalam uterus, tindakan-tindakan ini berkembang baik pada saat
lahir dan diperkuat dengan rasa lapar.
Oleh karena kadar gula darah tali pusat 65 mg/100 mL akan menurun
menjadi 50 mg/100 mL dalam waktu 2 jam setelah lahir, energi tambahan
yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari
hasil metabolisme asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120
mg/100 mL. Bila perubahan glukosa menjadi glikogen meningkat atau
adanya gangguan metabolisme asam lemak yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan neonates, maka kemungkinan besar bayi mengalami
hipoglikemia.
c. Adaptasi ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relative banyak air dan kadar
natrium relative lebih besar dari kalium. Karena ruangan ekstrasesuler luas,
fungsi ginjal belum sempurna karena jumlah nefron masih belum sebanyak
orang dewasa.
Sebagian besar bayi baru lahir berkemih dalam 24 jam pertama setelah
lahir dan 2-6 kali sehari pada 1-2 hari pertama. Setelah itu, mereka
berkemih 5-20 kali dalam 24 jam. Urin dapat keruh karena lendir dan garam
57
asam urat. Noda kemerahan (debu batu bata) dapat diamati pada popok
karena kristal asam urat.
d. Adaptasi hati
Selama kehidupan janin dan sampai tingkat tertentu setelah lahir, hati
terus membantu pembentukan darah. Selama periode neonatus, hati
memproduksi zat yang esensial untuk pembekuan darah. Hati juga
mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang bersikulasi, pigmen
berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-
sel darah merah.
Bilirubin tak terkonjugasi dapat meninggalkan system vascular dan
menembus jaringan ekstravaskular lainnya (misalnya: kulit, sklera, dan
membran mukosa oral) mengakibatkan warna kuning yang disebut jaundice
atau icterus.
e. Perubahan Termoregulasi dan Metabolik
Sesaat setelah bayi baru lahir, akan berada di tempat yang suhunya lebih
rendah dari dalam kandungan dan dalam keadaan basah. Bila bayi dibiarkan
dalam suhu kamar 25ºC, maka bayi akan kehilangan panas melalui
evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi sebanyak 200 kalori/kg Berat
Badan /menit. Suhu lingkungan yang tidak baik akan menyebabkan bayi
menderita hipotermi dan trauma dingin. Trauma dingin pada bayi baru lahir
dalam hubungannya dengan asidosis metabolic dapat bersifat mematikan,
bahkan pada bayi baru lahir cukup sehat.
f. Perlindungan Termal (termoregulasi)
Menurut Sondakh (2013), ada beberapa macam perlindungan termal,
yaitu:
1) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antar kulit
bayi dengan kulit ibu.
2) Gantilah handuk/kain yang basah dan bungkus bayi tersebut
dengan selimut, serta jangan lupa memastikan bahwa kepala telah
terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
Pastikan tetap hangat
3) Mempertahankan lingkungan tetap netral.
58
4) Letakkan bayi di bawah alat penghangat pancaran dengan
menggunakan sensor kulit untuk memantau suhu sesuai kebutuhan.
5) Tunda memandikan bayi sampai suhu bayi stabil.
6) Pasang penutup kepala rajutan untuk mencegah kehilangan panas
dari kepala bayi.
g. Adaptadi neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak
terkoordinasi, pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah
terkejut, dan tremor pada ekstremitas. Refleks bayi baru lahir merupakan
indikator penting perkembangan normal.
3. Perilaku Bayi Baru lahir
Perilaku Bayi Baru lahir menurut PP IBI (2016) meliputi:
a. Tersedak
Tersedak adalah tanda bahwa otot-otot pernapasan diantara tulang iga,
diafragma dan perut makin kuat dan mencoba bekerja sama. Bayi
sensitive terhadap sinar terang dan bersin jika membuka matanya
untuk beberapa hari pertama. Hal ini terjadi karena cahaya
menstimulasi saraf yang menuju ke hidung dan mata.
b. Bersin
Dikarenakan lapisan hidung bayi yang sensitif, maka diperlukan untuk
membersihkan lubang hidung, mencegah debu agar tidak masuk ke
dalam paru-paru.
c. Napas
Kecepatan pernafasan bayi sekitar 40x tarikan/menit untuk 1 atau 2
hari pertama. Setelah usia bayi beberapa bulan turun menjadi
25x/menit. Pada bayi baru lahir, paru-paru kecip, napas dangkal, paru-
paru bayi lebih kecil dibanding ukuran tubuhnya.
59
d. Refleks
Refleks pada 24-36 jam pertama post partum:
1) Refleks glabellar
Ketuk pada bagian pangkal hidung dengan menggunakan jari
telunjuk. Bayi akan mengedipkan mata pada 4 sampai 5 ketukan
pertama.
2) Refleks hisap
Tekanan pada mulut bayi pada langit bagian dalam gusi atas timbul
isapan yang kuat dan cepat. Dilihat pada waktu bayi menyusu.
3) Refleks mencari (rooting)
Bayi menoleh ke arah benda yang menyentuh pipi. Misalnya,
mengusap bayi dengan lembut maka bayi akan menolehkan
kepalanya ke arah jari kita dan membuka mulutnya.
4) Refleks genggam
Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan
gentle, normalnya bayi akan menggenggam dengan kuat.
5) Refleks babinsky
Gores telapak kaki bayi di mulai dari mulut, gores sisi lateral
telapak kaki ke arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak
kaki.Bayi akan menunjukkan respon berupa semua jari kaki
hiperekstensi dengan ibu jari dorsifleksi.
6) Refleks moro
Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-
tiba digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.
7) Refleks berjalan
Bayi menggerak-gerakkan tungkainya dalam suatu gerakan
berjalan atau melangkah jika diberikan dengan cara memegang
lengannya sedangkan kakinya dibiarkan menyentuh permukaan
yang keras.
8) Refleks merangkak
Jika ditengkurapkan, karena tungkainya masih bergulung.
60
9) Refleks muntah
Refleks yang langsung muncul jika terlalu banyak cairan yang
tertelan. Lendir atau mukus akan dikeluakan untuk membersihkan
saluran nafas.
10) Refleks mengeluarkan lidah
Apabila diletakkan benda-benda di dalam mulut, yang sering
dikira bayi menolak makanan atau minuman (Modul Midwifery
Update, 2016).
4. Asuhan bayi baru lahir normal
Menurut Khoirunnisa (2010), asuhan segera pada bayi baru lahir normal
adalah asuhan yang diberikan pada bayi selama jam pertama setelah
kelahiran. Aspek penting dari asuhan segera setelah bayi lahir adalah:
a. Menjaga agar bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu.
1) Pastikan bayi tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi
dengan kulit ibu
2) Ganti handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan
selimut dan memastikan bahwa kepala bayi telah terlindungi
dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh.
3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap
15 menit
4) Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi
5) Apabila suhu bayi kurang dari 36,5ºC, segera hangatkan bayi.
b. Mengusahakan adanya kontak antara kulit bayi dengan ibunya segera
mungkin
1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara
ibu dan bayi penting untuk kehangatan mempertahankan panas
yang benar pada bayi baru lahir dan ikatan batin dan pemberian
ASI
2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi tetap siap
dengan menunjukkan rooting reflek. Jangan paksakan bayi untuk
menyusu
61
3) Jangan pisahkan bayi sedikitnya atau satu jam setelah persalinan
c. Menjaga pernapasan
1) Memeriksa pernafasan dan warna kulit setiap 5 menit
2) Jika tidak bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut: keringkan bayi
dengan selimut atau handuk hangat, gosoklah punggung bayi
dengan lembut.
3) Jika belum bernafas setelah 1 menit mulai resusitasi
4) Bila bayi sianosis/kulit biru, atau sukar bernafas, atau frekuensi
pernafasan 30>60 kali/menit, berikan oksigen dengan kateter nasal.
d. Merawat mata
1) Berikan Eritromicin 0,5% atau Tetrasiklin 1%, untuk mencegah
penyakit mata, atau
2) Berikan tetes mata perak nitrat atau Neosporin segera setelah lahir.
5. Konsep Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Menurut Sondakh (2013) Inisiasi Menyusui Dini adalah bayi mulai
menyusu sendiri segera setelah lahir. Seperti halnya bayi mamalia lainnya, bayi
manusia mempunyai kemampuan untuk menyus sendiri. Kontak antara kulit
bayi dengan kulit ibunya dibiarkan setidaknya selama 1 jam segera setelah bayi
lahir, kemudian bayi akan mencari payudara ibu dengan sendirinya. Cara bayi
melakukan inisiasi menyusui dini ini dinamakan the brest crawl atau
merangkak mencari payudara.
a. Prinsip pemberian ASI
Beberapa prinsip dalam pemberian ASI adalah sebagai berikut:
1) Setelah bayi lahir, tali pusat segera diikat.
2) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan
langsung ke mulut ibu.
3) Biarkan kontak kulit berlangsung setidaknya satu jam atau lebih,
bahkan sampai bayi dapat menyusu sendiri apabila sebelumnya
tidak berhasil.
4) Bayi diberi topi dan diselimuti
5) Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat bayi siap untuk
menyusu.
62
6) Menyusui dimulai 30 menit setelah bayi lahir
7) Memberikan kolostrum kepada bayi
8) Tidak memberikan makanan pralaktal seperti air gula atau air tajin
kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar, tetapi mengusahakan
bayi menghisap untuk merangsang produksi ASI
9) Menyusui bayi dari kedua payudara secara bergantian sampai tetes
terakhir, masing-masing 15-25 menit.
10) Memberikan ASI saja selama 4-6 bulan pertama (on demand)
11) Memperhatikan posisi tubuh bayi saat ibu menyusu
12) Menyusui sesuai kebutuhan bayi
13) Setelah berumur 4 bulan, selain ASI, Makanan Pendamping ASI
(MP-ASI) dapat diberikan kepada bayi dalam bentuk makanan
lumat secara bertahap.
14) Meneruskan menyusui bayi dengan tambahan MP-ASI sampai
anak berusia 2 tahun.
15) Berikan ASI terlebih dahulu, baru MP-ASI
16) Setelah usia 2 tahun, menyapih dilakukan secara bertahap
17) Kebersihan ibu dan bayi
18) Memperhatikan gizi/makanan ibu saat hamil dan menyusi
19) Bagi ibu yang bekerja, dapat memberikan ASI sebelum dan
sesudah pulang kerja.
b. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
1) Keuntungan kontak kulit dengan kulit untuk bayi
a) Kehangatan dada ibu dapat menghangatkan bayi, sehingga
apabila bayi diletakkan di dada ibunya dapat menurunkan
risiko hipotermia dan menrunkan kematian akibat kedinginan.
b) Saat bayi diletakkan di dada ibu, bayi akan lebih tenang dan
mengurangi stress, sehingga pernapasan dan detak jantungnya
lebih stabil.
c) Tidak ada yang meragukan kolostrum, cairan yang kaya akan
antibody dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan
63
keutuhan terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi demi
kelangsungan hidupnya.
d) Bayi yang diberikan kesempatan menyusu dini akan
mempunyai kesempatan lebih berhasil menyusu ekslusif dan
mempertahankan menyusu dari pada yang menunda menyusu
dini.
2) Keuntungan inisiasi menyusu untuk ibu
a) Oksitosin
1) Stimulasi kontraksi uterus dan menurunkan risiko
perdarahan pasca persalinan
2) Merangsang pengeluaran kolostrum dan meningkatkan
produksi ASI
3) Keuntungan dan hubungan mutualistic ibu dan bayi
4) Ibu menjadi lebih tenang, memfasilitasi kelahiran plasenta,
dan pengalihan rasa nyeri dari berbagai prosedur pasca
persalinan lainnya.
b) Prolaktin
1) Meningkatkan produksi ASI
2) Membantu ibu mengatasi stress terhadap berbagai rasa
kurang nyaman
3) Memberi efek relaksasi pada ibu setelah bayi selesai
menysui
4) Menunda ovulasi
3) Keuntungan Inisiasi Menyusui dini untuk Bayi
a) Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal
b) Segera memberikan kekebalan pasif pada bayi
c) Meningkatkan kecerdasan
d) Membantu bayi mengoordinasikan kemampusan mengisap,
menelan, dan napas
e) Meningkatkan jalinan kasih saying ibu-bayi
f) Mencegah kehilangan panas
g) Meningkatkan berat badan
64
4) Memulai menyusu dini
a) Sebanyak 22% bayi dapat selamat jika dapat menyusu 1 jam
pertama dan sebanyak 16% bayi akan selamat jika dapat
menyusu pada hari pertama. Jadi, kematian bayi meningkat
secara bermakna setiap permulaan menyusu ditangguhkan.
b) Meningkatkan keberhasilan menyusui secara eksklusif dan
lamanya bayi menyusu.
c) Merangsang produksi ASI
d) Memperkuat refleks mengisap bayi. Refleks mengisap awal
pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah
lahir.
6. Menjaga kebersihan bayi
Menjaga kebersihan bayi berbeda dengan orang dewasa. Kulit bayi yang
begitu lembut, sangat sensitive jika terjadi kesalahan (Indiarti, 2014).
a. Membersihkan bokong dan alat kelamin
Daerah ini mudah terkena problema karena seringkali kontak dengan
popok basah. Jangan gunakan diapers sepanjang waktu, cukup pada saat
tidur malam saja atau ketika bepergian. Jika menggunakan
diaperskendurkan bagian paha sebagai ventilasi dan jangan lupa
menggantinya setiap kali bayi Buang Air Kecil (BAK) atau Buang Air
Besar (BAB).
Bersihkan alat kelamin setiap kali mengganti popok. Sesudah
kotoran dibersihkan, ambil kapas bersih yang dibasahi air hangat untuk
membilasnya. Khusus untuk bayi perempuan, selalu dimulai dari arah
depan ke belakang untuk menghindari bakteri yang terdapat di sekitar anus
terbawa ke vagina. Bersihkan hanya di daerah bibir vagina dan jangan
menyentuh daerah yang lebih dalam.
b. Mencuci rambut
Mencuci rambut bayi yang masih kecil sebenarnya lebih gampang. Untuk
mencuci rambut bayi gunakan sampo bayi. Pegang kepalanya erat-erat dan
jangan sampai sampo masuk ke dalam matanya. Meski sampo bayi terbuat
65
dari ramuan khusus sehingga lembut dan tidak membuat mata pedih, bisa
jadi ia kaget begitu kemasukan shampo.
c. Membersihkan hidung
Bagian dalam hidung memiliki daya pembersih sendiri, sampai tak
perlu perawatan khusus. Untuk memberihkan cuping hidung, gunakan kapas
bertangkai yang juga sudah dicelup dalam air hangat. Jangan terlalu dalam
karena dapat melukai hdung bayi. Ganti kapas bertangkai untuk cuping
hidung lainnya.
d. Merawat mulut
Bersihkan mata dari arah dalam ke luar dengan bola kapas yang sudah
dicelup dalam air hangat. Ganti kapas setiap kali membersihkan mata, agar
tidak terjadi perpindahan kuman. Gunakan tisu untuk mengeringkan mata.
e. Membersihkan kerak kepala
Kerak di kulit kepala hamper ada pada setiap bayi. Cara
menghilangkannya adalah dengan diolesi baby oil, diamkan selama 10-15
menit, lalu pijat perlahan sebelum mengeramasinya. Usahakan kulit kepala
tetap sejuk dan kering supaya sela kerang ini tidak bertambah banyak.
f. Membersihkan kulit
Untuk mencegah munculnya biang keringat, atur temperatur ruangan
senyaman mungkin. Pakailah bedak khusus bayi yang mampu menjaga
kulit bayi tetap halus dan lembt. Saat bayi mengeluarkan banyak keringat,
lap bagian tubuhnya dengan handuk kering yang lembut.
g. Membersihkan tali pusar
Cara merawat tali pusar ketika bayi baru lahir ialah:
1) Siapkan alat-alat
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusar
3) Tali pusar dibersihkan dengan kain kassa yang dibasahi alcohol
70%
4) Sesudah bersih, tali pusar dikompres alcohol atau betadine lalu
dibungkus dengan kain kassa steril kering
5) Sesudah tali pusar terlepas atau puput, pusar tetap dikompres
dengan alcohol sampai kering.
66
Tali pusat biasanya terlepas dalam waktu tujuh sampai delapan
hari. Akan tetapi setelah terlepas, ujungnya yang tertinggal itu belum
kering betul, dan ini memakan waktu beberapa minggu. Setiap habis
mandi perlu dijaga agar pusar yang belum sembuh betul dikeringkan
dengan cermat.
h. Memandikan bayi
Memandikan bayi harus dilakukan diruang yang hangat, bebas dari
hembusan angin langsung dan tergantug dengan kondisi udara, jangan
memandikan bayi langsung saat bayi baru bangun tidur. Karena
sebelumnya ada aktifitas dan pembakaran energi dikhawatirkan terjadi
hipotermi dan bayi masih kedinginan. Prinsip memandikan bayi
adalah cepat dan hati-hati, lembut, pada saat memandikan membasahi
bagian-bagian tubuh tidak langsung sekaligus.
1) Bagian kepala: lap muka bayi dengan aslap lembut, tidak usah
memakai sabun, kemudian lap dengan handuk lalu basahi kepala
dengan air kemudian pakaikan sampo kalau rambut kotor,
kemudian dibilas dan dikeringkan dengan handuk.
2) Bagian tubuh: buka pembungkus, pakaian, popok bayi, kalau bayi
BAB, bersihkan terlebih dahulu, kemudian lap tubuh bayi dengan
cepat dan lembut memakai waslap yang telah diberi air dan sabun
mulai dari leher, dada, perut, punggung, kaki dengan cepat,
kemudian angkat tubuh bayi dan celupkan ke bak mandi yang telah
di isi dengan air hangat ±37ºC.
3) Angkat tubuh bayi lalu keringkan dengan handuk, pakaian minyak
telon pada dada, perut dan punggung jangan pakaikan bedak, lalu
pakaian baju, kemudian bayi dibungkus agar hangat dan dekapkan
ketubuh ibu.
7. Tanda-tanda bahaya pada bayi
Menurut Deslidel, Hasan, Hevrialni, dan Sartika (2011), tanda-tanda
bahaya pada bayi meliputi:
a. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali/menit
b. Terlalu panas atau dingin
67
c. Warna kulit biru, kuning, atau pucat
d. Isapan lemah (tidak mau mengisap)
e. Mengantuk berlebihan, banyak muntah
f. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
g. Infeksi (suhu meningkat, pernapasan sulit)
h. Feses/kemih (tidak berkemih dalam 24 jam, feses lembek, kering, hijau
tua, ada lendir atau darah
i. Aktivitas: menggigil (tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung,
lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak tenang,
menangis terus-menerus).
8. Pelayanan kesehatan neonatus
Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai
standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada
neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah
lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun melalui kunjungan rumah.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan neonatus:
1. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam
setelah lahir.
2. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3
sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.
3. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8
sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.
2.4.2 Konsep Asuhan Kebidanan Teori Bayi Baru Lahir
ASUHAN KEBIDANAN TEORI
Bayi Ny…Usia…….Hari Dengan………
Jam : .................
Tanggal : .................
S : Data subjektif merupakan data yang diperoleh dari anamnesis. Data
ini berhubungan dengan masalah dari sudut pandang pasien atau
anamnesa. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan keluhannya
yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
68
berhubungan langsung dengan diagnosis (Muslihatun, 2009).
Tanggal lahir: untuk mengetahui usia neonatus
Jenis kelamin: untuk mengetahui jenis kelamin bayi
Umur: untuk mengetahui usia bayi
O : Data obyektif merupakan data yang diperoleh dari hasil
pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan
diagnostik lain (Muslihatun, 2009).
1. Pemeriksaan umum Kesadaran : composmentis
Suhu : normal (36,5-370 C)
Pernapasan : (40-60 kali/menit)
Denyut jantung : (130-160 kali/menit)
Barat badan : (2500-4000 gram)
Panjang badan : (antara 48-52 cm)
2. Pemeriksaan fisik
Kepala : adakah caput succedaneum,chepal hematoma,
keadaan ubun-ubun tertutup.
Muka : warna kulit merah
Mata : sklera putih, tidak ada perdarahan subconjungtiva
Hidung : lubang simetris, bersih, tidak ada sekret
Mulut : reflek menghisap baik, tidak ada palatokisis
Telinga : simetris, tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
bendungan vene jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi dada
Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, terbungkus kasa
Abdomen : simetris, tidak ada massa, tidak ada infeksi
Genetalia : untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk bayi
perempuan, labia mayora sudah menutupi labia
69
minora
Anus : tidak atresia ani
Ekstremitas: tidak terdapat polidaktil dan syndaktil
3. Pemeriksaan neurologis
a. Reflek moro/terkejut: apabila bayi diberi sentuhan mendadak
terutama dengan jari dan tangan, maka akan menimbulkan
gerak terkejut
b. Refleks menggenggam: apabila telapak tangan bayi disentuh
dengan jari pemeriksa, maka ia akan berusaha menggenggam
jari pemeriksa
c. Refleks rooting/mencari: apabila pipi bayi disentuh oleh jari
pemeriksa, maka ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu
d. Reflek menghisap/sucking refleks: apabila bayi diberi
puting/dot, maka ia berusaha untuk menghisap
e. Glabella refleks: apabila bayi disentuh di bagian os grabella
dengan jari tangan pemeriksa, maka bayi akan mengerutkan
keningnya dan mengedipkan matanya
f. Gland refleks: apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan
dan kiri, maka ia berusaha mengangkat kedua pahanya
g. Tonick neck refleks: apabila bayi diangkat dari tempat tidur
(digendong) maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya
4. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan: BB bayi normal 2500-4000 gram
b. Panjang Badan: panjang badan bayi lahir normal 48-52 cm
c. Lingkar Kepala: lingkar kepala bayi normal 33-38 cm
d. Lingkar Lengan Atas: normal 10-11 cm
e. Ukuran Kepala:
1) Diameter suboksipitobregmatika: antara foramen magnum
dan ubun-ubun besar (9,5 cm)
2) Diameter suboksipitofrontalis: antara foramen magnum ke
pangkal hidung (11 cm)
3) Dimeter frontooksipitalis: antara titik pangkal hidung ke
70
jarak terjauh belakang kepala (12 cm)
4) Diameter Mentooksipitalis: antara dgu ke titik terjauh
belakang kepala (13,5 cm)
5) Diameter Submentobregmatika: antara os hyoid ke ubun-
ubun besar (9,5 cm)
6) Diameter Biparietalis: antara dua tulang biparietalis (9 cm)
7) Diameter bitemporalis: antara dua tulang temporalis (8
cm) (Sondakh, 2013)
A : Analisis atau assesment, merupakan pendokumentasian hasil
analisis dan interprestasi (kesimpulan) dari data subjektif dan
objektif (Muslihatun, 2009).
Pada Bayi baru lahir “….” Usia……..Hari Dengan ……………
P : Penatalaksanaan adalah rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien dalam bentuk upaya pencegahan promotive,
preventive, kuratif dan rehabilitaitif yang dilaksanakan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan (Menteri Kesehatan RI No.
938/Menkes/VIII/2007).
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan tidak memandikan
bayi setidak 6 jam
2. Membungkus bayi dengan kain kering, bersih, dan hangat agar
tidak infeksi dan hipotermi
(Sondakh, 2013)
2.5 Konsep Dasar KB
2.5.1 Konsep Teori KB
1. Pengertian
Menurut (Handayani, 2010; Manuaba, 2010 ; Sulistyowati,
2011).Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia
dan sejahtera
71
2. Manfaat KB
Menurut WHO expert committe 1970, manfaat KB yaitu membantu
individu/pasangan suami istri untuk :
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
c. Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
d. Mengatur interval diantara kehamilan
e. Mengontrol waktu saat-saat kelahiran dalam hubungan umur suami istri
f. Menentukan jumlah anak dalam keluarga.
(BKKBN, 2011)
3. Waktu untuk memulai kontrasepsi pasca salin
Tabel 2.5. Waktu yang dianjurkan untuk memulai kontrasepsi pasca salin
Waktu Kontrasepsi yang digunakan
Persalinan MAL, Kondom
3 Minggu MAL, Kondom
6 Minggu MAL, AKDR, Kondom, Kontrasepsi Progestin
6 Bulan AKDR, Kondom, Kontrasepsi progestin, Kontrasepsi Kombinasi
Sumber: Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, 2006
4. Kontrasepsi pasca salin
a. Metode Amenorhea Laktasi (MAL)
Metode Amenorhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi yang,
artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman apapun
lainnya.
MAL dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi bila :
a) Menyusui secara penuh, lebih efektif bila menyusui 8x sehari
b) Belum haid
c) Umur bayi kurang dari 6 bulan.
72
b. Kondom
Kondom adalah selubung atau sarung karet yang dapat terbuat dari berbagai
bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami (hewani)
yang dipasang pada penis saat hubungan seksual.
c. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
AKDR adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang
sangat efektif dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan
usia reproduktif.
d. Kontrasepsi Mantap
b) MOW (Metode Operasi Wanita)
Tubektomi adalah metode kontrasepsi untuk perempuan yang tidak ingin
anak lagi atau menghentikan kesuburan secara permanen. Perlu prosedur
bedah untuk melakukan tubektomi sehingga diperlukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang
pasien sesuai untuk menggunakan metode ini.
c) MOP (Metode Operasi Pria)
Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk lelaki yang tidak ingin anak
lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi sehingga
diperlukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan tambahan lainnya untuk
memastikan apakah seorang pasien sesuai untuk menggunakan metode ini.
e. Pil progestin
Pil progestin merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormonsintetis
progesteron.
f. KB suntik Progestin
a) Kelebihan : sangat efektif bila digunakan secara benar, tidak
mengganggu hubungan seksual dan tidak berpengaruh terhadap
pemberian ASI.
b) Kekurangan : menyebabkan perubahan dalam pola perdarahan haid,
sedikit pertambahan atau pengurangan berat badan bisa terjadi, harus ke
tenaga kesehatan tiap 3 bulan sekali sesuai dengan tanggal kembali
suntik.
73
c) Efek samping : tidak mens (amenore), keluar bercak darah dari jalan
lahir, perubahan berat badan
g. Implant
Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari sejenis
karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas.
Jenis implant antara lain :
a) Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun
b) Indoplant dan jedena : terdiri dari 2 batang dan lama kerja 3 tahun
c) Implanont : terdiri dari 1 batang dan lama kerja 3 tahun
Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi.
Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan. Kesuburan segera kembali
setelah implant dicabut. Aman dipakai pada saat laktasi.
(WHO, 2013:256)
2.5.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Teori KB
Asuhan kebidanan teori pada NY. “W” akseptor KB ....
Tanggal pengkajian :
Tempat pengkajian :
Nama Pengkaji :
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama : Dalam pengkajian data nama merupakan
informasi yang didapat kan dari pasien. Nama
dikaji dengan tujuan agar dapat mengenal/
memanggil penderita lain.
Umur : Dalam pengkajian data umur merupakan
informasi yang didapatkan dari pasien. Sehingga
kita dapat mengetahui 30 usia aman untuk
kehamilan dan persalinannya itu umur 20-30
tahun.
Agama : Sebagai dasar dalam memberikan dukungan
74
mental dan spiritual terhadap pasien dan keluarga
Suku : Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari, sehingga dalam memberikan
pelayanan dapat disesuaikan dengan suku/
bangsaserta kebiasaan yang ada.
Pendidikan : Berpengaruh pada tingkat penerimaan pasien
terhadap konseling yang diberikan serta tingkat
konseling yang diberikan serta tingkat
kemampuan pengetahuan ibu terhadap
keadaannya.
Pekerjaan : Berkaitan dengan keadaan pasien maka pekerjaan
perlu dikaji apakah keadaan terlalu berat sehingga
dapat meningkatkan resiko terjadinya keadaan
yang lebih parah
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan
diperlukan bila mengadakankunjungan pada
penderita.
2. Keluhan utama
Tujuan pasien datang ke tempat kesehatan
3. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Saat ini
Nutrisi Frekuensi/ porsi
Jenis makanan
Pantangan
Eliminasi BAB : Frekuensi
Konsistensi
Keluhan
BAK : Frekuensi
Konsistensi
Keluhan
Aktivitas Aktivitas sehari-hari dan olahraga
Istirahat/ tidur Cukup 6-8 jam untuk malam hari
75
1-2 jam untuk siang hari
Seksualitas
Personal
Hygiene
Mandi 2 kali sehari, keramas 2 kali seminggu
BAB 1 kali sehari, BAK 4-5 kali sehari, dan
ganti celana dalam 2 kali sehari.
Kebiasaan
Hidup Sehat
Tidak merokok, tidak minum minuman air
kers dan tidak minum jamu.
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. K/U : Baik/ cukup/ kurang
b. Kesadaran : Composmentis/Apatis/Samnolen/Sopor/Delirium
/Koma
c. TD : Normal (100/70 mmHg-120/80 mmHg)
d. RR : Normal (16-24x/menit)
e. N : Normal (60-90x/menit)
f. S : Normal (36,5-37,5º C)
g. BB : Dapat meningkat
2. Pemeriksaan Fisik
Muka : Pucat/tdak, odema/tidak, terdapat cloasma
gravidarum/tidak.
Mata : Simetris/tidak, konjungtiva merah muda/tidak,
sklera putih/tidak.
Payudara : Simetris/tidak, bersih/tidak, menggantung/tidak,
pting menonjol/tidak, hiperpigmentasi
areola/tidak, nyeri tekan/tidak, terdapat
benjolan/tidak, ada pengeluaran kolostrum/tidak.
Abdomen : Uterus teraba keras/tidak yang dicurigai adanya
kehamilan.
76
C. ANALISA
Ny. “ ...” Akseptor KB ...
D. PENATALAKSAAN
1. Memberitahu ibu tentang kondisi ibu saat ini bahwa ibu dalam
keadaan baik, ibu mengerti.
2. Melakukan konseling tentang KB yang dipilih oleh ibu, ibu
mengerti dan bersedia untuk menggunakan KB.
3. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan, ibu mengerti
4. Melakukan informed consent kepada ibu, ibu mengerti dan bersedia
untuk menggunakan alat kontrasepsi yang dipilih.
5. Menyiapkan alat sesuai dengan alat kontrasepsi yang dipilih oleh
ibu, alat telah disediakan.
6. Memberikan alat kontrasepsi yang telah disiapkan, alat kontrasepsi
telah dimasukkan.
77
BAB 3
METODE PENDEKATAN STUDI KASUS
3.1 Jenis Pendekatan
Jenis pendekatan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah jenis
pendekatan deskkriptif. Pendekatan deskriptif adalah metode penelitian yang
ditujukan pada keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Pendekatan ini
tidak memanipulasi tetapi menggambarkan suatu kondisi yang terjadi pada
kenyataan. Penggambaran kondisi bisa individual atau kelompok dan
menggunakan angka-angka. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat
deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat atau hubugan antara fenomena yang di selidiki (Nazir, 2010).
Peneliti mendapatkan informasi dan data dari pasien untuk mengetahui
proses asuhan kebidanan secara komprehensif berdasarkan Continuity Of Care
(COC) yang artinya sebagai perawatan yang berkesinambungan seperti pada saat
ibu hamil trimester III bersalin, nifas, neonatus, dan keluarga berencana (KB).
Mahasiswa mengumpulkan data dan mendeskripsikan proses asuhan kebidanan
secara komprehenshif berbasis Continuity Of Care (COC) melalui pendekatan
SOAP.
3.2 Kerangka Operasional
Menurut Budiarto (2004), kerangka operasional adalah kerangka yang
menyatakan tentang urutan langkah dalam melaksanakan penelitian atau asuhan
kebidanan secara komprehensif berbasis COC.
78
Gambar 3.1
Kerangka Operasional Asuhan Kebidanan Komprehensif Continuity Of Care (COC)
Mahasiswa melakukan praktek ke Bidan Praktik Mandiri Ny“N”
Menjelaskan pada bidan kriteria pasien yang dibutuhkan mahasiswa (37-40 minggu)
Pendekatan pasien
Informed Consent pada pasien
Pemeriksaan kehamilan (minimal 4 kali)
Persalinan
Kunjungan nifas 6-8 jam
Mahasisiwa melakukan pengambilan data AKI di Dinas Kesehatan Bondowoso
Kunjungan Nifas
Kunjungan nifas 6 hari
Kunjungan nifas 2 minggu
Kunjungan nifas 6 minggu
Kunjungan Neonatus
Kunjungan neonatus 6-48 jam
6 hari
Kunjungan nenatus 3-7 hari
Kunjungan neonatus 8-28 hari
Konseling KB
Pengambil keputusan KB
Pemeriksaan kedua TM 3
Pemeriksaan pertama TM 3
79
3.3 Subjek Studi Kasus
Subjek studi kasus merupakan metode untuk memahami individu yang
dilakukan secara integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut, serta masalah yang dihadapinya dengan
tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh perkembangan diri yang
baik (Rahardjo & Gudnanto, 2011).
Subjek studi kasus ini adalah ibu hamil trimister III dengan usia kehamilan
39-40 minggu yang mengalami peristiwa bersalin, nifas, BBL, serta rencana
kontrasepsi KB.
3.4 Fokus Studi (Variabel)
Fokus studi merupakan sesuatu yang di harapkan untuk dipelajari dan
diterapkan agar mendapatkan informasi tentang hal-hal yang diperoleh. Sehingga
peneliti dapat menyimpulkannya (Sugiyono, 2009).
Fokus studi yang tetapkan dalam kasus ini berupa asuhan kebidanan
kehamilan, antenatal care, asuhan kebidanan persalinan intranatal care, asuhan
kebidanan nifas postnatal care, asuhan kebidanan neonatal, serta asuhan
kebidanan KB secara komprehensif berbasis COC.
3.5 Definisi Operasional Fokus Studi
Definisi operasional merupakan unsur-unsur penelitian yang berkaitan
dengan judul penelitian (Sugiyono, 2009)
Tabel 2.6 Definisi Operasional
Jenis Definisi Operasional
Kehamilan
Proses yang alamiah dan fisiologis, setiap wanita yang mengalami mesntruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang sangat besar akan mengalami kehamilan
Persalinan Proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun ke jalan lahir
Nifas Masa dimulai dari setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama 6 minggu
Neonatal Masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran
80
Kontrasepsi
Suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan
3.6 Kriteria Subjek
Pada dasarnya subjek penelitian adalah yang akan dikenali kesimpulan
hasil penelitian. Oleh karena itu, subjek penelitian ini harus sesuai dengan
permasalahan yang kita angkat dalam penelitian.
a. Ibu hamil dengan resiko rendah (KSPR) usia kehamilan 37-40 minggu
b. Persalinan normal dan bersedia bersalin di BPM yang sudah di
tetapkan
c. Nifas normal
d. Bayi Baru Lahir
e. KB
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data atau informasi saat penelitian (Sugiyono, 2009).
Instrumen penelitian yang digunakan saat penelitian
a. Buku KIA
b. Timbangan berat badan (BB)
c. Alat ukur tinggi badan(TB)
d. Pemeriksaan fisik set
e. Metlin
f. Pengukur LILA
g. Alat pelindung diri (APD)
h. Lembar partograf
i. Lembar penapisan
j. Partus set
k. MTBM
l. ABPK (Alat Bantu Pemilihan Kontrasepsi).
3.8 Lokasi dan Waktu Studi Kasus
3.8.1 Lokasi
a. BPM Ny. “N” Kecamatan Grujugan Kabupaten Bondowoso.
b. Rumah pasien
81
c. Puskesmas
3.8.2 Waktu
3.9 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yaitu pengumpulan data atau informasi
wawancara, kuisioner, dan observasi (Sugiyono, 2009). Wawancara adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan pada studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang di teliti. Kuisioner adalah teknik pengumpulan data uyang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Observasi adalah teknik yang digunakan bila
psenelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
1. Primer (Sumber langsung)
Penulisan menggunakan data dari sumber langsung dimana data-data
didapat dengan cara wawancara secara langsung kepada klien, dokumentasi (Buku
KIA), serta observasi langsung melalui cara anamnesis, pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi) pemeriksaan penunjang dan observasi.
2. Sekunder (Sumber tidak langsung)
Penulisan laporan tugas akhir ini disuusn berdasarkan setelah pustaka
dimana pembahasannya didapatkan dari literature-literature yang berkaitan
dengan judul penulisan yaitu tentang kehamilan, persalinan, nifas, neonatal dan
KB. Dimana sumber yang didapat berasal dari buku dan internet
.
3.10 Etika Studi Kasus
1. Lembar persetujuan (inform consent)
Lembar persetujuan menjadi pasien (informed concent) diberikan sebelum studi
kasus agar pasien mengetahui maksud dan tujuan studi kasus.
2. Tanpa nama (anonymity)
Dalam menjaga kerahasiaan identitas pasien, penulis tidak mencantumkan nama
pasien pada lembar pengumpulan data dan cukup dengan memberikan inisial
3. Kerahasiaan (confidential)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari pasien dijamin oleh peneliti.
82
BAB 4
LAPORAN PELAKSANAAN ASUHAN CONTINUITY OF CARE (COC)
4.1 Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Trimester III
Asuhan Kebidanan
Pada Ny ”W” GII P10001 Usia Kehamilan 37-38 Minggu
Dengan Kehamilan Normal
Janin Tunggal Hidup
I. Pengkajian data
Tempat Pengkajian : BPM Ninin Fitriyah,SST
Tanggal/Waktu Pengkajian : 09-06-2017/07:15 WIB
Nama Pengkaji : Fitriatin
A. Data Subyektif
1. Identitas
Nama ibu : Ny “W” Nama suami : Tn “I”
Umur : 24 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Madura Suku/bangsa : Madura
Pendidikan : SD Pendidiakan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
No.Hp : 085320580239
Alamat : Desa Tanggulungan RT: 13, Wonosari, Grujugan
2. Alasan Kunjungan
Ibu datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya dan ibu tidak
mengeluh sakit apapun.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan hamil kedua dengan usia kehamilan 8 bulan, saat ini
ibu tidak mengeluh sakit apapun.
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang mengalami penyakit
kronis/menular dan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan
bayinya seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, diabetes melitus,
hipertensi.
83
5. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami penyakit
kronis/menular dan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan
bayinya seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, diabetes melitus,
hipertensi.
6. Riwayat Kesehatan Keluaraga
Ibu mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
kronis /menular, riwayat keturunan kembar dari pihak suami/istri
seperti jantung, hipertensi, diabetes melitus.
7. Riwayat Menstruasi
Haid pertama (Menarche) : 12 tahun
Siklus haid : ±5 hari
Teratur/tidak : Teratur
Lama haid : ±28 hari
Sifat Darah : Encer, warna merah segar
Volume : ±2-3 kali ganti pembalut
Sifat darah : Encer , warna merah, berbau amis
Dismenorhea : -
Flour albus : -
HPHT : 15-09-2016
HPL : 22-06-2017
8. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Anak Nifas Laktasi
Ke
Uk
Kom
plik
asi
Jeni
s
Tem
pat
Pnl
ong
Kom
p
Jk
Pb/
Bb
T/G
H/M
usia
lam
a
kom
plik
asi
lam
a
kom
plik
asi
1 9 bln
- Spontan
Rumah sakit
Bi da n
- L T H 7 tahun
40 hari
- 2 thn
-
2 HAMIL INI
84
9. Riwayat Kehamilan Sekarang
TM Keluhan Tempat periksa
Peme-riksa
Fre-kuensi
Konseling Terapi
I Periksa kehamilan
Posyandu Bidan 2x gizi ibu hamil, P4K
vitamin C,30 tablet fe 30 , kalk
II tidak ada masalah
Posyandu Bidan 2x ganda kehamilan normal
30 tablet Fe, kalk, vitamin C
III Tidak ada masalah
BPM Bidan 1x istirahat miring kiri, persiapan persalinan
30 tablet Fe, kalk, vitamin C
10. Riwayat Kontrasepsi
Setelah menikah ibu tidak menggunakan KB apapun karena ingin
segera mempunyai anak. Setelah lahir anak pertama ibu menggunakan
KB pil selama 2tahun
11. Pola Kebiasaan Sehari-hari
NO POLA KEBIASAAN
SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL
1. NUTRISI a. Jenis makanan b. Pola makan c. Nafsu makan d. Porsi e. Minum
f. Pantangan
makanan g. Alergi makanan
nasi,sayur,lauk,buah 3x/hari baik sedang 6-7 gelas air putih/hari tidak ada tidak ada
nasi,sayur,lauk,buah 2-3x/hari baik sedang 7-8 gelas air putih/hari tidak ada tidak ada
2. ELIMINASI a. BAK b. BAB c. Keluhan
4 x/hari 1x/hari
6-7 x/hari 1x/hari
3 AKTIFITAS a. Sehari-hari b. Olahraga
melakukan pekerjaan rumah tangga tidak pernah
melakukan pekerjaan rumah tangga tidak pernah
85
4
ISTIRAHAT/TIDUR a. Siang b. Malam
2 jam/hari 7-8 jam/hari
2 jam/hari 7-8 jam/hari
5 POLA SEKSUAL 3-4x/minggu 2x/minggu 6 PERSONAL
HYGIENE a. Mandi b. Gosok gigi c. Keramas d. Ganti CD e. Tempat
mandi+BAK
2x/hari 2x/hari 1x/2 hari 3x/hari kamar mandi+WC
2x/hari 2x/hari 1x/hari 3x/hari kamar mandi+WC
12. Riwayat psikososial dan budaya
a. Riwayat perkawinan
1) Usia menikah : 17 tahun
2) Lama menikah : 7 tahun
3) Menikah ke : kedua
4) Status : sah
b. Keadaan psikososial
1) Kehamilan ini : direncanakan
2) Respon ibu dan keluarga : mendukung
3) Persepsi ibu terhadap respon keluarga : menerima
4) Pengambil keputusan dalam keluarga : suami
c. Kebiasaan Hidup Sehat
1) Merokok : tidak
2) Minum-minuman keras : tidak
3) Obat-obatan terlarang : tidak
4) Jamu : tidak
5) Jika sakit periksa di : bidan (pelayanan kesehatan)
d. Rencana Persalinan
1) Tempat : BPM Ninin Fitriyah, SST
2) Penolong : Bidan-mahasiswa pendamping
3) Persiapan biaya persalinan : BPJS
4) Persiapan kendaraan : Sepeda motor
5) Pendamping persalinan : Suami
86
6) Calon pendonor : Keluarga Ny “W”
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 45 kg
BB saat hamil : 54 kg
TB : 150 cm
LILA : 21 cm
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,7ºC
RR : 20x/menit
HPL : 22-06-2017
UK : 37-38 minggu
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut tidak rontok, kulit kepala bersih, warna
rambut hitam, tidak ada benjolan
Muka : tidak odema, tidak pucat, tidak ada cloasma
gravidarum
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
palpebra tidak odema
Hidung : lubang simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip,
tidak ada epistaksis, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Gilut : simetris, bibir lembab, warna bibir merah muda,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada
ginggivitis, tidak ada baselack.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada
perdarahan, tidak ada benda asing, pendengaran
baik.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
87
pembesaran vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe.
Dada : tidak ada retraksi dada, denyut jantung reguler,
tidak ada ronchi, tidak ada wheezing.
Payudara : simetris, bersih, payudara menggantung, puting
susu menonjol, tidak ada retraksi payudara, ada
hiperpigmentasi areola, tiadak ada nyeri tekan,
tidak ada benjolan, colostrum keluar.
Abdomen : ada linea alba, ada linea nigra, ada striae albican,
pusat datar, pembesaran memanjang,
pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, tidak
ada bekas SC, tampak gerakan janin
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU pertengahan px dan pusat (28 cm) teraba
lunak, kurang bulat, kurang melenting (bokong)
Leopold II : teraba datar, memanjang disisi kanan ibu
(PUKA) teraba bagian terkecil janin disisi kiri
ibu (ekstremitas)
Leopold III : teraba keras, bulat, tidak dapat digoyangkan
(kepala) sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen (1/5 bagian)
DDJ : 135x/menit
TBJ : ( 28 – 11 ) x 155 = 2635 gram
Ekstermitas atas : simetris, tidak odema, tidak ada luka, refleks
patella (+/+)
Ekstermitas bawah : simetris, tidak odema, refleks patella (+/+), tidak
ada varises
Genetalia : vulva vagina tidak odema, tidak ada varises,
tidak ada bekas jahitan.
3. pemeriksaan penunjang
a. Tes laboratorium
Gol. Darah : B
88
HB : 12,7 gr/dl
Reduksi urine : -
Protein Urine : +1
b. USG : -
II. Identifikasi Data Dasar
Ds : Ibu mengatakan hamil anak kedua, usia kehamilan 9 bulan, saat ini
mengeluh sakit pinggang
Do : Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesedaran : Composmentis
TTV : TD :100/70 mmHg S : 36,7º
N : 80x/menit R : 20x/menit
BB sekarang : 56 kg
TB/LILA : 150 cm/21 cm
Pemeriksaan fisik
Muka : tidak odema, tidak pucat, tidak ada
cloasma gravidarum
Payudara : simetris, bersih, payudara menggantung,
puting susu menonjol, tidak ada retraksi
payudara, ada hiperpigmentasi areola,
tiadak ada nyeri tekan, tidak ada
benjolan, colostrum belum keluar.
Abdomen : ada linea alba, ada linea nigra, ada striae
albican, pusat datar, pembesaran
memanjang, pembesaran sesuai dengan
usia kehamilan, tidak ada bekas SC,
tanpak gerakan janin
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU pertengahan px dan pusat (28 cm)
teraba lunak, kurang bulat, kurang
melenting (bokong)
Leopold II : teraba datar, memanjang di sisi kanan ibu
89
(PUKA) teraba bagian terkecil janin
disisi kiri ibu (ekstremitas)
Leopold III : teraba keras, bulat, tidak dapat
digoyangkan (kepala) sudah masuk PAP
Leopold IV : divergen (1/5 bagian)
DDJ : 144
Ekstremitas atas
Ekstermitas bawah
:
:
simetris, tidak odema, refleks patella
(+/+)
simetris, tidak odema, refleks patella
(+/+), tidak ada varises
3. Pemeriksaan penunjang
b. Tes laboratorium
Gol. Darah : B
HB : 12,7gr/dl
Protein urine : -
Reduksi urine : -
c. USG : -
Dx : Pada Ny “W” GII P10001 UK 36-37 minggu Janin/Tunggal/Hidup
dengan kehamilan normal
Masalah : Gangguan rasa nyaman
Ds : ibu mengatakan saat ini sakit pinggang
Do : -
III. Identifikasi Masalah Potensial
-
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
-
V. Rencana tindakan dan rasional
Tanggal : 06 juni 2017 Pukul : 07.30 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
R/ ibu dapat mengetahui keadaannya dan bayinya, persamaan persepsi
antara bidan dan pasien dapat mempermudah pemberian tindakan
selanjutnya
90
2. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup atau miring kiri
R/ meningkatkan rasa nyaman ibu, agar ibu tidak kelelahan serta
mencegah terjepitnya vena cava inferior
3. Jelaskan tanda bahaya kehamilan pada Trimester III
R/ deteksi dini terjadinya komplikasi, sehingga ibu dapat segera mencari
pertolongan kepada tenaga kesehatan
4. Jelaskan tanda persalinan dan persiapan persalinan
R/ pengenalan lebih dini serta antisipasi sebelum persalinan
5. Ingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet penambah darah secara
rutin
R/ pencegahan terjadinya anemia dan perdarahan saat persalinan
6. Ingatkan ibu untuk periksa 1 minggu lagi atau jika ada keluhan
R/ pemantauan kondisi ibu dan janin
VI. Implementasi
HARI/ TANGGAL
JAM KEGIATAN PARAF
06 juni 2017 08:30 WIB 08:31 WIB 08:32 WIB
08:33 WIB
1. 2. 3. 4.
Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisi ibu dan janin baik dengan TD: 100/70 mmHg, S: 36,7 0C, N : 80 x/menit, RR: 20 x/menit, DJJ:143x/menit, TBJ: 2635 gr, usia kehamilan 8 bulan Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup minimal 1 jam di siang hari dan 7 jam malam hari atau istirahat dengen miring kiri untuk mencegah terjepitnya vena cava inverior yang mensuplai darah dan oksigen ke janin. Menjelaskan tanda persalinan dan persiapan persalinan, untuk pengenalan lebih dini serta antisipasi keluarga sebelum persalinan sehingga pada saat persalinan ibu dan keluarga sudah siap. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet penambah darah secara rutin 1 kali sehari yang diminum sebelum tidur
91
08:34 WIB
5.
dengan vitamin C atau air jeruk untuk mempercepat penyerapan, tidak boleh diminum dengan teh, kopi dan susu karena dapat menghambat penyerapan. Mengingatkan ibu untuk periksa 1 minggu lagi (15 Juni 2017) atau jika ada keluhan untuk memantau kondisi ibu dan janin.
VII. Evaluasi
Tanggal : 09 Juni 2017 Pukul : 08:35 WIB
S : Ibu memahami penjelasan Bidan dan bersedia melakukan
anjuran Bidan
O : Ibu dapat mengulang penjelasan Bidan
A : GII P10001 37-38 Minggu dengan Kehamilan Normal Janin
Tunggal Hidup.
P : - Mengingatkan kembali ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet
penambah darah secara rutin sehari 1 kali
- Mengingatkan kembali ibu agar melakukan kunjungan ulang
pada tanggal 15 Juni 2017 atau jika ada keluhan untuk
memantau keadaan ibu dan janin
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “W” GII P10001 Usia Kehamilan 37-38 Minggu
Dengan Kehamilan Normal Janin Tunggal Hidup
Tanggal : 10-06-2017 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : BPM Ninin Fitriyah, SST
Petugas : Fitriatin
1. Data subjektif
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilnnya dan ibu tidak ada
keluhan apapun.
92
2. Data obyektif
K/U : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
S : 36,8° C RR : 20 x/menit
BB saat ini : 54 kg
Wajah : tidak ada chloasma gravidarum, tidak anemis, tidak ada
odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, ada
reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla mammae,
papilla mammae menonjol, tidak ada benjolan abnormal,
tidak ada nyeri tekan, colostrum belum keluar
Abdomen : pembesaran perut memanjang, tidak ada bekas luka
operasi, ada linea nigra, ada linea alba, tidak ada striae
livide, tidak ada striae albican, pusat tidak menonjol,
terlihat gerakan janin
Leopold I : TFU 3 jari di bawah Px (mac donald : 28 cm), teraba
lunak, kurang bulat,tidak melenting (Bokong)
Leopold II : teraba datar, memanjang disisi kanan ibu (punggung)
teraba bagian terkecil janin disisi kiri ibu (ekstermitas)
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (Kepala), kepala tidak
dapat di gerakan (Kepala masuk PAP)
Leopold IV : Devergen 4/5 bagian kepala masuk PAP
DJJ : (11+12+12) x 4 = 140 x/menit
TBJ : TFU – 11 (karena sudah masuk PAP) x 155
28– 11 x 155 = 2635 gram
Ekstremitas
bawah
: simetris, tidak varises, tidak oedem, tidak ada bekas
luka, turgor kulit baik,reflek patella + kanan kiri
93
3. Analisis/interprestasi data
GII P10001 37-38 minggu dengan Kehamilan Normal Janin Tunggal Hidup
Penatalaksanaan
Tanggal : 10-06-2017 Pukul : 09: 20 WIB
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan yaitu BB saat ini : 54 kg,
TD: 100/70 mmHg, janin dalam keadaan baik dengan DJJ 134
x/menit, TBJ 2632 gr. Ibu mengetahui kondisinya dan janinnya
2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas
berat. Ibu akan melakukan anjuran tersebut
3. Menganjurkan ibu untuk membaca buku KIA untuk menambah
pengetahuan ibu. Ibu bersedia membaca buku KIA
4. Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet penambah darah
1 kali sehari, diminum sebelum tidur dengan vitamin C atau air jeruk,
tidak boleh diminum dengan teh, kopi dan susu karena dapat
menghambat penyerapan, tujuannya untuk mencegah anemia dan
perdarahan saat persalinan. Ibu telah mengkonsumsi tablet penambah
darah
5. Mengingatkan kembali tanda persalinan dan persiapan persalinan. Ibu
mengerti
6. Mengingatkan ibu untuk periksa 1 minggu lagi atau jika ada keluhan
untuk memantau kondisi ibu dan janin. Ibu bersedia periksa atau
dilakukan kunjungan ke rumahnya
94
4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “W” GII P10001 Hamil 39-40 Minggu
Dengan Kehamilan Normal Janin Tunggal Hidup
Di BPM Ny. “N” Kabupaten Bondowoso
Inpartu Kala I Fase Aktif Akselerasi
Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 04:30 WIB
Tempat : BPM Ninin Fitriyah, SST
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu mengatakan perutnya terasa mules sejak pukul 03:00 WIB (tanggal
02 juli 2017) dan keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir.
2. Data obyektif
K/U : Baik Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 mmHg Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37° C RR : 20 x/menit
BB saat ini : 55 kg
Wajah : Tidak anemis, tidak ada odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda, ada
reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla
mammae, papilla mammae menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, colostrum
belum keluar
Abdomen : pembesaran perut memanjang, tidak ada bekas luka
operasi, ada linea nigra, ada linea alba, tidak ada
striae livide, tidak ada striae albican, pusat tidak
menonjol.
Leopold I : TFU 2 jari di bawah pusat (30 cm), teraba lunak,
kurang bulat, tidak melenting (Bokong)
Leopold II : teraba datar, rata, keras, melenting di sisi kanan ibu
95
(Puka), di sisi kiri ibu teraba bagian kecil janin
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (Kepala), susah
digerakkan (Masuk PAP)
Leopold IV : kepala janin masuk PAP 3/5 bagian
DJJ : (12+12+12)x4= 144x/menit
TBJ : TFU – 11x 155
30 – 11 x 155 = 2945 gram
His : 3x/10’/35”
Ekstremitas
bawah
: simetris, tidak varises, tidak oedem, tidak ada bekas
luka, turgor kulit baik
Pemeriksaan
dalam (VT)
(02 juli
2017) jam
05.00 WIB
: vulva vagina tidak odem, tidak varises, tidak ada
condiloma acuminata, terdapat blood show, portio
lunak, effecement 25%, pembukaan 4 cm, ketuban (-)
, molase 0, persentasi kepala, H I
Genetalia : Tidak odema,tidak ada varises, mengeluarkan darah
dan lendir
Anus tidak ada hemoroid eksterna
3. Analisis/interprestasi data
GII P10001 usia kehamilan 39-40 minggu inpartu kala I Fase aktif
Akselerasi.
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 02 juli 2017 Pukul : 05.10 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu serta asuhan yang akan diberikan. Ibu
mengerti
2. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke kiri agar mempercepat penurunan
kepala janin. Ibu mengerti dan melakukannya
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. Ibu mau makan dan minum
meskipun sedikit
4. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti dan melakukan
nya
96
5. Mengajarkan ibu tentang relaksasi pernafasan saat ada his yaitu dengan
menarik nafas panjang dari hidung kemudian keluarkan dari mulut. Ibu
mengerti dan melakukannya
6. Menghadirkan pendamping untuk menemani ibu selama persalinan dan
anjurkan pendamping untuk melakukan pijat pungggung. Ibu ingin di dampingi
orang tuanya dan merasa nyaman di pijat punggungnya
7. Melakukan observasi TTV, his dan DJJ. Hasil terlampir pada lembar
observasi
8. Mengingatkan kembali pada ibu bahwa akan dilakukan pemerikasaan dalam 4
jam setelah pemeriksaan. ibu mengerti dan bersedia
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :02 juli 2017 Pukul : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan ada keinginan untuk meneran seperti mau BAB.
Ibu mengatakan mulesnya semakin sering dan kuat.
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/80 mmHg Nadi : 85 x/menit
Suhu : 37°C RR : 20 x/menit
DJJ : 144x/menit
His : 4x/10’/45”
Palpasi : 4/5 bagian
Pemeriksaan
dalam (VT)
(02 juli 2017)
jam 08.00 WIB
: vulva vagina tidak odem, tidak varises,
tidak ada condiloma acuminata, terdapat
bloodshow, portio tidak teraba, effecement
0%, pembukaan 10 cm/lengkap, ketuban
utuh (amniotomi) berwarna jernih,
persentasi kepala, UUK jam 12, moulage 0,
Hodge III+, tidak ada bagian kecil di kiri
dan kanan janin dan tidak ada tali pusat
menumbung.
97
A : Ny “W” GII P10001 39-40 minggu minggu Janin/Tunggal/Hidup
inpartu kala II
P : Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 08.30 WIB
1. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, DJJ : 144x/menit. Ibu mengerti
2. Mempersiapkan diri penolong. Celemek telah dipakai,
petugas telah mencuci tangan
3. Meminta bantuan keluarga untuk mengatur posisi ibu yaitu
litotomi dengan cara memasukkan lengan ibu hingga siku
ke dalam lipatan paha ibu kemudian menariknya ke arah
perut ibu, dagu menyentuh dada ibu pada saat meneran. Ibu
menegerti dan telah melakukan seperti petunjuk petugas
yaitu pada posisi litotomi
4. Membimbing ibu meneran saat ada kontraksi. Ibu
kooperatif saat diminta meneran dan meneran seperti yang
telah diajarkan petugas
5. Meletakkan handuk di atas perut ibu dan kain yang dilipat
1/3 bagian di bawah bokong ibu. Handuk dan kain 1/3
bagian telah diletakkan/terpasang
6 Membuka partus set dan memastikan kembali kelengkapan
partus set, kemudian memakai handscon. Partus set
diletakkan didekat pasien dan handscon telah dipasang
7 Menolong kelahiran bayi
a. Kepala : tangan kanan berada di perineum ibu untuk
menahan dan mencegah terjadinya robekan sedangkan
tangan kiri berada di kepala bayi untuk menahan kepala
bayi tetap dalam posisi defleksi sambil menahan vulva
bagian atas, setelah kepala bayi lahir cek adanya lilitan
tali pusat (tidak ada lilitan tali pusat), tunggu hingga
bayi melakukan putar paksi luar secara spontan
b. Bahu depan: pindahkan tangan kiri hingga berada di
98
bawah kepala bayi dan tangan kanan berada di atas
kepala bayi (pegang dengan cara Biparietal), lalu
lakukan tarikan ke bawah untuk melahirkan bahu depan,
bahu depan lahir
c. Bahu belakang: lakukan tarikan ke atas untuk
melahirkan bahu belakang, bahu belakang lahir
d. Badan : tangan kanan menyangga kepala, leher, dan
bahu janin (menyangga), sedangkan tangan kiri
menyusuri punggung bayi, bokong, tungkai atas dan
tungkai bawah bayi hingga pergelangan kaki bayi,
pergelangan kaki bayi dipegang dengan memasukkan
jari telunjuk tangan kanan diantara pergelangan kaki
bayi/diantara tumit bayi (sanggah susur), kemudian
letakkan bayi di atas perut ibu, hangatkan dan lakukan
penilaian sepintas bayi baru lahir
Tidak ada lilitan tali pusat, telah dilakukan Biparietal
dan sanggah susur hingga bayi lahir. Telah meletakkan
bayi di atas perut ibu dan telah dilakukan penilaian
sepintas meliputi : apakah bayi menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan?bayi langsung menangis kuat
dan tidak bernafas tanpa kesulitan. Apakah bayi
bergerak aktif?bayi bergerak dengan aktif, jika bayi
tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap
lakukan langkah resusitasi (lanjut ke langkah resusitasi
pada asfiksia bayi baru lahir) dan bayi lahir sontan
jam 09:00 WIB, Jenis kelamin laki-laki.
8 Mengeringkan bayi dengan handuk yang berada di atas
perut ibu. Bayi telah dibungkus dan dikeringkan
menggunakan handuk
9 Memeriksa TFU untuk memastikan tidak ada bayi ke-2.
TFU setinggi pusat dan tidak ada bayi kedua
10 Memberitahu ibu bahwa akan disuntik. Ibu kooperatif
99
11 Menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha
bagian antero lateral ibu. Oksitosin sudah disuntikkan
12 Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari perut
bayi dan klem satunya dengan jarak 2 cm dari klem
pertama, kemudian gunting tali pusat diantara kedua klem
dan ikat tali pusat.Tali pusat sudah dipotong dan diikat
13 Ganti handuk yang basah serta pasangkan topi bayi dan
lakukan IMD. Bayi telah hangat dan melakukan IMD
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal :02 Juli 2017 Pukul : 09.00 WIB
S : Ibu senang dan lega bayinya sudah lahir dan saat ini masih merasa
mulas
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 85 x/menit
S : 37°C RR : 20 x/menit
TFU : 2 jari di bawah pusat
Genetalia : terlihat darah mengalir dari vulva ibu, terlihat tali
pusat menjulur di vulva ibu
A : P20002 dengan Kala III
P : Tanggal : 02 juli 2017 Jam : 09:30 WIB
1. Melihat apakah ada tanta-tanda pelepasan plasenta seperti tali
pusat bertambah panjang, semburan darah dari jalan lahir,
uterus globuler. Sudah terdapat tanda-tanda plasenta lahir
2. Melakukan dorso kranial dan Penegangan Tali pusat
Terkendali (PTT) saat kontraksi. Plasenta lahir spontan jam
09:00 WIB
3. Melakukan massase uterus 15 kali dalam 15 detik dan
memeriksa TFU. Kontraksi uterus baik/globuler, TFU 2 jari di
bawah pusat
4. Memeriksa kelengkapan plasenta. Selaput plasenta lengkap,
100
kotiledon berjumlah 20 buah, diameter ±18-20 cm, tebal ±2
cm, insersi tali pusat sentral, tidak ada infark, panjang tali
pusat ±40-45 cm.
5. Memeriksa adanya laserasi untuk dilakukan penjahitan. Tidak
ada laserasi
6. Mengevaluasi kontraksi uterus. Kontraksi uterus baik/globuler
7. Membiarkan bayi di dada ibu sampai IMD berhasil
8 Menilai jumlah kehilangan darah : 150 cc
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 09:20 WIB
S : ibu mengatakan lega ari-arinya sudah lahir, merasa lelah dan saat
ini masih merasa sedikit mulas
O : K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 85 x/menit
S : 37°C RR : 20 x/menit
TFU : 2 jari di bawah pusat
Abdomen : kontraksi : baik, kandung kemih kosong
Genetalia : perdarahan : normal ( 90 cc)
lochea : rubra
A : P20002 dengan Kala IV
P : Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 09:30 WIB
1. Mengajarkan ibu dan keluarga melakukan massase uterus yaitu
dengan melakukan gerakan melingkar di atas perut ibu hingga
terasa keras/globuler untuk mencegah terjadinya perdarahan.
Ibu dan keluarga telah melakukan massase uterus
2. Memeriksa jumlah perdarahan. Perdarahan ± 90 cc
3. Memastikan IMD kembali.bayi berhasil menyusu
4. Pantau tanda-tanda bahaya pada bayi dan pastikan bayi
bernafas dengan baik . RR: 50 x/menit
5. Melakukan pengukuran antropometri, PB: 51 cm BB: 2800
101
gram Lika: 33 cm Lida: 32 cm
6. Menempatkan semua peralatan partus ke dalam larutan clorin
0.5 %. Peralatan telah direndam dalam alrutan clorin 0,5 %
selama 10 menit
7. Membersihkan ibu dan mengganti pakaian yang kotor. Ibu
merasa lebih nyaman setelah diganti pakaiannya
8. Membersihkan peralatan dan tempat persalinan. Peralatan dan
tempat persalinan telah bersih dan siap digunakan kembali
9. Melakukan observasi Kala IV setiap 15 menit pada 1 jam
pertama, setiap 30 menit pada 1 jam ke-2 dan mendeteksi
adanya tanda bahaya pada ibu nifas. Hasil observasi terlampir
pada Partograf
4.3 Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
Pada Ny “W” P20002 Nifas 6 Jam
Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 15:00 WIB
Tempat : BPM Ninin Fitriyah, SST
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu mengatakan 6 jam yang lalu pukul 09:00 WIB telah melahirkan anak
keempat dengan BB 2800 gram, PB 52 cm, saat ini masih lemas.
2. Data obyektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg Nadi : 85 x/menit
Suhu : 36,7°C RR : 22 x/menit
Wajah : tidak anemis, tidak ada odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
ada reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla
102
mammae, papilla mammae menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, ASI keluar sedikit
Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik
(teraba keras), kandung kemih kosong, diastasis
recti 2 jari
Genetalia : vulva/vagina terdapat darah, lochea rubra 20 cc,
tidak ada robekan, tidak ada tanda infeksi
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak varises, tidak odema, turgor kulit
baik
3. Analisis/interprestasi data
Ny”W” P20002 dalam nifas 6 jam
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 15:05 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu serta asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti
2. Menganjurkan ibu melakukan mobilisasi dini untuk memperlancar
pengeluaran lochea, mengurangi infeksi, mempercepat involusi uteri,
memperlancar fungsi alat perkemihan, meningkatkan kelancaran
peredaran darah ibu dan mempercepat proses penyembuhan. Ibu telah
melakukan miring kiri, berdiri.
3. Menganjurkan ibu agar mengonsumsi makanan bergizi seimbang
seperti ikan laut, telur, daging, sayuran dll. Untuk memperbanyak
produksi ASI. Ibu mengerti dan akan melakukan anjuran tersebut
4. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan genetalia dengan
membersihkan dengan air mengalir, membasuh genitalia dari arah
depan ke belakang serta sering mengganti pembalut jika pembalut
sudah penuh. Ibu mengerti dan melakukannya
5. Memberikan konseling mengenai pentingnya dan manfaat ASI
pertama/Kolostrum bagi bayi yaitu kolostrum tinggi/kaya akan
kandungan protein, mengandung kekebalan tubuh yang lengkap dan
103
dibutuhkan oleh bayi yang mudah dicerna oleh bayi, memberikan
perlindungan terhadap berbagai penyakit, mencegah terjadinya
infeksi, bersih, segar, siap untuk diminum, hemat dan ibu tidak boleh
memberikan apapun kepada bayinya selain ASI selama 6 bulan. Ibu
mengerti dan bersedia memberikan ASI saja kepada bayinya selama 6
bulan
6. Memberitahu ibu cara menyusui bayi dengan benar yaitu dengan cara,
mengeluarkan sedikit ASI terlebih dahulu kemudian oleskan pada
puting (untuk mencegah puting lecet), badan bayi menempel pada
perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian areola
masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak. Ibu
mengerti dan akan melakukannya
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin setiap 2
jam sekali,bangunkan bayi jika tertidur untuk menyusu, bayi menyusu
cukup pada 1 payudara hingga payudara kosong kemudian pada
payudara satunya. Ibu mengerti dan akan melakukannya
8. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat bayi yaitu dengan
menggunakan kassa steril tanpa dibubuhi apapun. Ibu mengerti
9. Memberikan ibu terapi tambah darah untuk mencegah perdarahan, dan
memperlancar ASI serta diberi terapi vitamin A. Ibu telah
meminumnya
10. Memberikan ibu terapi antibiotika. Ibu telah meminumnya
11. Menentukan tanggal kunjungan ulang pada 1 minggu ke depan untuk
memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, tidak terjadi perdarahan, menilai adanya tanda infeksi serta
kontrol jahitan. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada
tanggal 06 Juli 2017 di BPM Ninin Fitriyah, SST.
104
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
Pada Ny “W” P20002 Nifas Hari Ke 8
Tanggal : 09 Juli 2017 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. ”W”
Petugas : Fitriatin
1. Data Subyektif
Ibu saat ini kondisinya baik dan tidak ada keluhan.
2. Data obyektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5°C RR : 20 x/menit
Wajah : tidak anemis, tidak ada odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
ada reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla
mammae, papilla mammae menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, ASI keluar banyak
Abdomen : TFU 3 jari di bawah pusat, UC baik (teraba
keras), kandung kemih kosong, diastasis recti 2
jari
Genetalia : Vulva/vagina bersih, lochea sanguinolenta
Ekstremitas Bawah
: simetris, tidak varices, tidak odem, turgor kulit
baik
3. Analisis/interprestasi data
Ny”W” P20002 dalam nifas hari ke 8
105
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 09 Juli 2017 Pukul : 09.05 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu serta asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk menjaga kebersihan genetalia
dengan membersihkan dengan air mengalir, membasuh genitalia dari
arah depan ke belakang serta sering mengganti pembalut jika
pembalut sudah penuh. Ibu mengerti dan melakukannya
3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk merawat vulva dengan bersih
agar tidak menimbulkan infeksi dan jamur. Ibu mengerti dan telah
melakukannya
4. Mengingatkan kembali pada ibu agar mengonsumsi makanan bergizi
seimbang seperti ikan laut, telur, daging, sayuran dll, untuk
memperbanyak produksi ASI. Ibu mengerti dan akan melakukan
anjuran tersebut
5. Mengingatkan kembali pada ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin setiap 2 jam sekali,bangunkan bayi jika tertidur untuk
menyusu, bayi menyusu cukup pada 1 payudara hingga payudara
kosong kemudian pada payudara satunya. Ibu mengerti dan akan
melakukannya
6. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap mengkonsumsi tablet
penambah darah yang di berikan bidan. Ibu telah meminumnya
7. Mengingatkan kembali kunjungan ulang kurang 4 hari lagi untuk
memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tidak terjadi perdarahan, menilai adanya tanda infeksi.
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 29 Juli 2017
di BPM.
106
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
Pada Ny “W” P20002 Nifas Hari Ke 29
Tanggal : 30 juli 2017 Pukul : 08.10 WIB
Tempat : Rumah Ny. ”W”
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu saat ini tidak ada keluhan
2. Data obyektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,5°C RR : 22 x/menit
Wajah : tidak anemis, tidak ada odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
ada reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla
mammae, papilla mammae menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, ASI keluar banyak
Abdomen : TFU pertengahan pusat sympisis, UC Baik
(teraba keras), kandung kemih kosong
Genetalia : vulva/vagina bersih, lochea sanguilenta tidak
bau
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak varices, tidak odema, turgor kulit
baik
3. Analisis/Interpretasi data
Ny”W” P20002 Nifas Hari Ke 29
107
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 30 juli 2017 Pukul : 08:20 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu serta asuhan yang akan
diberikan. Ibu mengerti
2. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri
serta genetalianya. Ibu mengerti dan akan tetap melakukannya
3. Mengingatkan kembali pada ibu agar mengonsumsi makanan bergizi
seimbang seperti ikan laut, telur, daging, sayuran dll, untuk
memperbanyak produksi ASI serta untuk pemenuhan gizi ibu . Ibu
mengerti dan akan melakukan anjuran tersebut
4. Memberikan terapi tablet penambah darah pada ibu karena yang
diberikan sebelumnya sudah habis. Ibu mengerti dan akan
meminumnya
5. Menentukan tanggal kunjungan ulang pada 1 minggu ke depan untuk
memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi dengan
baik, tidak terjadi perdarahan, menilai adanya tanda infeksi. Ibu
bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 5 agustus 2017 di
BPM atau di lakukan kunjungan ulang di rumah Ny”W”.
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal
Pada Ny “W” P20002 Hari Ke 36
Tanggal : 05 agustus 2017 Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Ny.”W”
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu saat ini kondisinya baik dan tidak ada keluhan.
108
2. Data obyektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 100/70 mmHg Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7°C RR : 24 x/menit
Wajah : tidak anemis, tidak ada odema
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
ada reflek pupil
Payudara : simetris, hiperpigmentasi areola dan papilla
mammae, papilla mammae menonjol, tidak ada
benjolan abnormal, ASI keluar banyak
Abdomen : TFU seperti normal (sebelum hamil)
Genetalia : vulva/vagina bersih, tidak ada keputihan, lochea
sanguilenta
Ekstremitas Bawah : simetris, tidak varises, tidak odem, turgor kulit
baik
3. Analisis/interpretasi data
Ny.”W” P20002 Nifas Hari ke 36
4. Pelaksanaan
Tanggal : 09 juli 2017 Pukul : 09.15 WIB
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu baik, Ibu
mengerti
2. Mengingatkan kembali pada ibu agar mengonsumsi makanan bergizi
seimbang seperti ikan laut, telur, daging, sayuran dll, untuk dapat
memperbanyak produksi ASI. Ibu mengerti dan akan melakukan
anjuran tersebut
3. Mengingatkan kembali pada ibu untuk menyusui bayinya sesering
mungkin setiap 2 jam sekali,bangunkan bayi jika tertidur untuk
menyusu, bayi menyusu cukup pada 1 payudara hingga payudara
109
kosong kemudian pada payudara satunya. Ibu mengerti dan akan tetap
melakukannya
4. Menanyakan ulang tentang KB yang sudah direncakan untuk menunda
kehamilan. Ibu memutuskan menggunakan KB suntik 3 bulan
5. Mengingatkan kembali imunisasi rutin tiap bulan pada ibu,pada saat
bayi berusia 1 bulan bayi mendapat imunisasi BCG untuk melindungi
bayi dari penyakit TBC. Setelah itu usia bayi 2 bulan sampai 4 bulan
bayi diberi iminisasi DPT dan polio, kemudian pada usia 9 bulan bayi
mendapatkan imunisasi campak. Ibu mengerti dan akan
melakukannya
6. Mengingatkan kembali pada ibu untuk membawa bayinya tiap bulan
untuk memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan di posyandu.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
4.4 Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “W” Usia 6 Jam dengan
Neonatus Normal
Tanggal : 02 Juli 2017 Pukul : 15:00 WIB
Tempat : BPM Ninin Fitriyah, SST
Petugas : Fitriatin
1. Data suyektif
Ibu senang dengan kelahiran bayinya
2. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, menangis, tonus otot kuat, kulit
kemerahan
TTV : Nadi : 140 x/menit
Pernafasan : 52 x/menit
Suhu : 36,70C
110
Berat Badan : 2800 gram
Panjang Badan : 52 cm
Lingkar Kepala : 33 cm
Lingkar Dada : 32 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kulit : kemerahan, verniks kaseosa sedikit, ada lanugo
Kepala : tidak terdapat caput succedaneum, tidak ada cepal
hematoma
Rambut : Hitam
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterus
Hidung : lubang simetris, bersih, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Mulut : reflek menghisap baik, bibir tidak kering, tidak ada
kelainan palatum
Telinga : simetris, bersih, tidak ada kelainan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan bendungan
vena jugularis
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan
Abdomen : Tidak kembung, tidak ada perdarahan tali pusat, tidak
ada tanda-tanda infeksi, tali pusat belum lepas dan
masih basah
Genetalia : laki-laki, terdapat lubang kecil pada penis, testis
sudah turun
Anus : terdapat lubang anus
Ekstremitas : simetris, jumlah jari tangan dan kaki lengkap, tidak
ada kelainan
3. Reflek
Morro (+) : bayi terkejut saat diberi sentuhan mendadak terutama
dengan jari dan tangan
Grasping(+) : saat telapak tangan disentuh bayi menggenggam
dengan cepat
111
Rooting (+) : apabila pipi bayi di sentuh oleh jari, maka ia akan
menoleh dan mencari sentuhan tersebut
Sucking (+) : saat bayi menyusu, bayi berusaha menghisap
4. Antropometri
Lingkar Kepala
a. Sirkum ferensia sub oksipito bregmantika : 32 cm
b. Sirkum ferensia fronto oksipitalis : 34 cm
c. Sirkum ferensia mento oksipitalis : 34 cm
Lingkar dada : 32 cm
Lingkar lengan : 11 cm
3. Analisis/interpretasi data
Bayi Ny. “W” usia 6 jam dengan Neonatus Normal
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 02 Juli 2017 Jam : 15.05 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya lahir cukup bulan
dengan BB : 2800 gr, PB : 51 cm. Ibu dan keluarga menerima
informasi dari Bidan mengenai hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan oleh Bidan yaitu bayi lahir dengan BB normal yaitu 2500-
3500 gr, PB normal yaitu 49 – 50 cm.
2. Memberikan konseling mengenai pemberian ASI Eksklusif yaitu bayi
diberi ASI saja hingga berusia 6 bulan pertama kelahiran, dimana bayi
tidak boleh diberikan makanan ataupun minuman apapun kecuali ASI
yang bermanfaat untuk pertahan tubuh bayi, bayi disusui sesering
mungkin, jika bayi tidur sebaiknya dibangunkan untuk disusui,
minimal bayi disusui setiap 2 jam sekali/10 kali sehari. Ibu memahami
dan memutuskan untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayinya
3. Memberitahu ibu cara menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat yaitu
memakaikan topi di kepala bayi, menyelimuti bayi, menjauhkan bayi
dari benda-benda yang dingin, tidak menghidupkan kipas angin di
dekat bayi, segera mengganti baju bayi jika basah, memandikan bayi
112
dengan air hangat dan jika bayi tidak mengalami kedinginan/hipotermi/
suhunya < 36,5° C. Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Pemberian salep mata dan vitamin K setelah dilakukan IMD selama 1
jam yaitu pada jam 10:00 dan di berikan HB 0 setelah 1 jam
pemberian Vitamin K pada pukul 11:00.Sudah diberikan oleh Bidan
5. Melakukan perawatan tali pusat dengan cara menjaga tali pusat tetap
bersih dan kering, tali pusat dibungkus dengan kassa saja (kassa steril)
tanpa dibubuhi apapun. Tali pusat telah dibungkus dengan kassa steril
6. Memberi konseling tanda bahaya pada bayi diantaranya bayi bergerak
hanya jika dirangsang, bayi rewel, merintih, kejang, kuning, bayi tidak
mau menyusu, tali pusat berbau, bengkak dan kemerahan. Jika terjadi
tanda-tanda tersebut diharapkan ibu segera membawa bayinya ke
petugas kesehatan secepatnya. Ibu mengatakan akan memantau
keadaan bayinya dan jika terjadi salah satu hal yang telah dijelaskan
akan segera mendatangi petugas kesehatan untuk mendapatkan
pertolongan
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “W” Usia 4 Hari
dengan Neonatus Normal
Tanggal : 06 Juli 2017 Pukul : 09:00 WIB
Tempat : Rumah Ny. ”W”
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu mengatakan tali pusat bayinya belum lepas
2. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, menangis, tonus otot kuat, kulit
kemerahan, Bayi tidur saat dilakukan
kunjungan, namun terbangun saat akan
113
dimandikan.
TTV : Nadi : 135 x/menit
Pernafasan : 45 x/menit
Suhu : 36,80C
2. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Kemerahan
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterus
Hidung bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
Dada tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan
Abdomen Tidak kembung, tidak ada perdarahan tali
pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi, tali pusat
sudah lepas
3. Reflek
Morro (+) : bayi terkejut saat diberi sentuhan mendadak
terutama dengan jari dan tangan, maka akan
menimbulkan gerakan terkejut
Grasping(+) : saat telapak tangan disentuh bayi
menggenggam dengan cepat
Rooting (+) apabila pipi bayi di sentuh oleh jari, maka ia
akan menoleh dan mencari sentuhan tersebut
Sucking(+) saat bayi menyusu, maka ia akan berusaha
menghisap
3. Analisis/interpretasi data
Bayi Ny. ”W” usia 4 hari dengan Bayi Normal
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 06 Juli 2017 Jam : 09.05 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
normal yaitu warna kulitnya kemerahan, menangis kuat, bergerak
114
aktif, tali pusat belum lepas, suhu tubuhnya normal dan boleh
dimandikan. Ibu mengerti dan segera menyiapkan air dan baju ganti
bayinya
2. Memastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa
diberi pendamping ASI atau susu formula. Ibu mengatakan bahwa
bayinya selalu diberi ASI dan tidak di berikan makanan tambahan
lainnya
3. Memberikan konseling setelah tali pusat terlepas yaitu dengan tidak
membubuhi apapun. Ibu mengerti
4. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap memberikan ASI secara
rutin yaitu setiap 2 jam sekali untuk mencegah ikterus/bayi kuning.
Ibu mengerti dan akan melakukan nya
5. Menganjurkan ibu untuk menjemur bayinya pada pagi hari untuk
mencegah ikterus pada bayi. Ibu akan melakukannya
6. Memberitahu ibu cara menyusui bayi dengan benar yaitu dengan
cara, mengeluarkan sedikit ASI terlebih dahulu kemudian oleskan
pada puting (untuk mencegah puting lecet), badan bayi menempel
pada perut ibu, dagu bayi menempel pada payudara ibu, sebagian
areola masuk dalam mulut bayi, areola bawah masuk lebih banyak.
Ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Memberitahu ibu tanda bahaya pada bayi meliputi bayi tidak mau
menyusu, tali pusat kemerahan atau bernanah, merintih, kejang, bayi
kuning dan bayi bergerak jika hanya dirangsang. Ibu mengerti
8. Mengingatkan kembali pada ibu cara menjaga suhu tubuh bayi agar
tetap hangat yaitu memakaikan topi di kepala bayi, menyelimuti bayi,
menjauhkan bayi dari benda-benda yang dingin, tidak menghidupkan
kipas angin di dekat bayi, segera mengganti baju bayi jika basah,
memandikan bayi dengan air hangat. Ibu mengerti dan akan
melakukannya
9. Memberitahu ibu untuk kontrol ulang 1 minggu atau jika ada tanda
bahaya pada bayi. ibu bersedia kotrol ulang atau dilakukan
kunjungan rumah pada tanggal 17 maret 2017
115
CATATAN PERKEMBANGAN
Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “W” Usia 8 Hari dengan Bayi Normal
Tanggal : 10 Juli 2017 Pukul : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Ny. ”W”
Petugas : Fitriatin
1. Data subyektif
Ibu mengatakan bayinya sehat dan bayi sering menyusu
2. Data obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik, menangis, tonus otot kuat, kulit
kemerahan, bayi tidur saat dilakukan
kunjungan, namun terbangun saat akan
dimandikan.
TTV
: Nadi : 135 x/menit
Pernafasan : 45 x/menit
Suhu : 36,70C
2. Pemeriksaan Fisik
Kulit : Kemerahan
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera tidak
ikterus
Hidung bersih, tidak ada pernafasan cuping hidung
Dada tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
kelainan
Abdomen Tidak kembung, tidak ada perdarahan tali
pusat, tidak ada tanda-tanda infeksi, tali pusat
sudah lepas
3. Reflek
Morro (+) : bayi terkejut saat diberi sentuhan mendadak
116
terutama dengan jari dan tangan, maka akan
menimbulkan gerakan terkejut
Grasping(+) : saat telapak tangan disentuh bayi
menggenggam dengan cepat
Rooting (+) apabila pipi bayi di sentuh oleh jari, maka ia
akan menoleh dan mencari sentuhan tersebut
Sucking(+) saat bayi menyusu, maka ia akan berusaha
menghisap
3. Analisis/interpretasi data
Bayi Ny. “W” usia 8 hari dengan Bayi Normal
4. Penatalaksanaan
Tanggal : 10 Juli 2017 Jam : 15.05 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan
normal yaitu warna kulitnya kemerahan, menangis kuat, bergera
aktif, suhu tubuhnya normal dan boleh dimandikan. Ibu mengerti dan
segera menyiapkan air dan baju ganti bayinya
2. Memastikan pada ibu apakah bayinya mendapatkan ASI cukup tanpa
diberi pendamping ASI atau susu formula. Ibu mengatakan bahwa
bayinya selalu diberi ASI dan tidak di berikan makanan tambahan
lainnya
3. Mengingatkan kembali pada ibu cara menjaga suhu tubuh bayi agar
tetap hangat yaitu memakaikan topi di kepala bayi, menyelimuti bayi,
menjauhkan bayi dari benda-benda yang dingin, tidak menghidupkan
kipas angin di dekat bayi, segera mengganti baju bayi jika basah,
memandikan bayi dengan air hangat dan jika bayi tidak mengalami
kedinginan/hipotermi/suhunya <36,5°C. Ibu mengerti dan akan
melakukannya
4. Memberikan konseling tentang imunisasi bahwa bayinya harus
mendapatkan imunisasi lengkap. Imunsasi pertama didapatkan pada
saat bayi berusia sebelum 7 hari yaitu imunisasi hepatitis B (Hb
117
uniject) yang fungsinya untuk melindungi anak dari penyakit
hepatitis sedini mungkin (bayi sudah mendapatkan imunisasi Hb
uniject setelah 2 jam bayi lahir). Lalu pada saat bayi berusia 1 bulan
bayi mendapat imunisasi BCG untuk melindungi bayi dari penyakit
TBC. Setelah itu usia bayi 2 bulan sampai 4 bulan bayi diberi
iminisasi DPT dan polio, kemudian pada usia 9 bulan bayi
mendapatkan imunisasi campak. Ibu mengerti dan akan membawa
bayinya untuk imunisasi BCG sesuai jadwal dan usia anak
5. Memberitahu ibu untuk membawa bayinya tiap bulan untuk
memeriksakan pertumbuhan dan perkembangan di posyandu. Ibu
mengerti dan akan melakukannya
4.5 Asuhan Kebidanan Pada Keluarga Berencana
Asuhan Kebidanan
Pada Ny “W” P20002 Akseptor Baru Keluarga Berencana Suntik 3 Bulan
Depo Progestin
Tempat pengkajian : BPM Ninin Fitriyah, SST
Tanggal/waktu pengkajian : 10 Agustus 2017 / 16.00 WIB
Nama pengkaji : Fitriatin
A. Subjektif
Ibu ingin menggunakan suntik KB 3 bulan, saat ini ibu menyusui dan tidak
ada keluhan.
B. Objektif
Kesadaran umum : Baik
Komposmentis Kesadaran :
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 80×/ menit
S : 36,8˚C
RR : 24×/menit
Berat Badan : 50 kg
Pemeriksaan fisik
Muka : Tidak pucat, tidak oedema
Mata : Simetris, sklera putih , konjungtiva merah muda.
118
Payudara : Bersih, tidak merah dan tidak lecet, puting menonjol,
tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, ASI keluar
lancar dari kedua payudara.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, kandung
kemih kosong.
Ekstremitas atas : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.
Ekstremitas Bawah : Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.
C. Analisa
Ny “W” P20002 Akseptor Baru KB Suntik 3 Bulan Depo Progestin
D. Penatalaksanaan
Tanggal : 10 Agustus 2017
Jam : 16.10 WIB
1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik. Ibu
mengerti penjelasan bidan dan mengetahui kondisinya.
2. Menanyakan pada ibu, KB apa yang sudah direncakan untuk digunakan
menunda kehamilan. Ibu memilih KB suntik 3 bulan.
3. Menjelaskan kepada ibu efektifitas dari KB suntik 3 bulan.
Cara kerja :
4. Menyiapkan alat dan obat untuk KB suntik 3 bulan (spuit 3 cc, depo
Progestin, kapas alkohol). Alat dan obat sudah siap digunakan.
5. Menganjurkan ibu untuk mengatur posisi. Ibu tidur tengkurap
6. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik. Ibu bersedia
7. Melakukan penyuntikan KB suntik 3 bulan sesuai pilihan ibu secara
intramuscular (IM). penyuntikan selesai.
8. Memberitahu ibu penyuntikan sudah selesai. Ibu lega
9. Menganjurkan ibu untuk kembali suntik tepat waktu yaitu pada tanggal 01
November 2017 . Ibu bersedia kembali pada tanggal yang ditentukan.
119
BAB 5
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan diuraikan tentang asuhan kebidanan yang
telah dilaksanakan secara berkesinambungan (continuity of care) yang membahas
ada atau tidaknya kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan pelaksanaan.
Pembahasan yang dilakukan sesuai dengan menejemen kebidanan dengan
menggunakan metode Varney dan SOAP yaitu pengkajian data subjektif, objektif,
dan penentuan analisa data serta penatalaksanaan asuhan kebidanan beserta
dengan evaluasi.
Pembahasan dimaksudkan agar dapat diambil kesimpulan serta solusi dari
kesenjangan teori yang ada dengan praktek, sehingga dapat digunakan sebagai
tindak lanjut dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien
khususnya pada pasien Ny “W” GII P20002 dengan menejemen asuhan kebidanan
pada masa hamil, bersalin, nifas, dan asuhan bayi baru lahir, serta pelayanan
keluarga berencana (KB).
5.1 Kehamilan
Ny “W” memeriksakan kehamilannya sebanyak 4 kali selama kehamilan.
Pada Trimester I melakukan pemeriksaan sebanyak 1 kali, Trimester II sebanyak
2 kali dan pada Trimester III melakukan pemeriksaan sebanyak 1 kali di BPM Ny
“N”.
Menurut Kemenkes RI (2013), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan
paling sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu dilakukan pada trimester 1 sebanyak
1 kali, pada trimester 2 sebanyak 1 kali, dan pada trimester 3 sebanyak 2 kali.
Berdasarkan antara teori dan kasus Ny”W” tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan kasus. Ny”W” telah melakukan pemeriksaan pemeriksaan
sebanyak 8 kali selama kehamilan dan tidak ditemukan kelainan yang bersifat
abnormal dan telah memenuhi standar kunjungan ANC.
120
Selama pemeriksaan Ny”W” telah mendapatkan standar minimal pelayanan
kehamilan yang terdiri dari 10T, antara lain: Menimbang Berat badan dan Tinggi
badan, berat badan Ny”W” sebelum kehamilan 45 kg sesuai usia kehamilan, dan
BB Saat ini menjadi 54 kg, sehingga mengalami kenaikan berat badan Ny”W”
sebanyak 9 kg dan tinggi badan Ny”W” 150 cm. Mengukur tekanan darah,
tekanan darah rata-rata Ny”W” selama kehamilan yaitu 100/70 hingga 100/80
mmHg. Menilai status gizi (ukuran lingkaran lengan/LILA), Sejak pertama ibu
periksa kehamilan, LILA ibu tidak dalam batas normal yaitu 21 cm. Mengukur
tinggi fundus uteri/TFU, TFU Ny”W” sesuai dengan usia kehamilan yaitu 2 jari
dibawah proxesus xipoideus (PX) (Mc. Donald:30cm). Menentukan presentasi
dan denyut jantung janin. Pada bayi Ny”W” DJJ dalam batasan normal yaitu
berkisar 134x/menit hingga 140x/ menit, dan hasil dari pemeriksaan leoplod III
ditemukan presentasi kepala janin. Melakukan skrining imunisasi TT, status
imunisasi TT Ny”W” yaitu TT 3 dimana Ny”W” mendapatkan imunisasi disaat
kelas 1 SD, saat ingin menikah, dan pada saat hamil dengan usia kehamilan 20-25
minggu. Memberikan tablet zat besi (Fe) minimal 90 tablet, Ny”W” mendapat 90
tablet Fe dan mengkonsumsinya dengan benar. Melakukan tes laboratorium rutin,
melakukan tes laborat pemeriksaan (HB) sebanyak 1x yaitu memasuki trimester
III dan hasilnya 12,7 gr/dl. Ny”W sudah dilakukan tes HIV/AIDS hasilnya
negatif. Tatalaksana kasus, Temuwicara(konseling) dalam rangka persiapan
persalinan .
Standart pemeriksaan ANC (ante natal care) yaitu 10T standart
pemeriksaan 10T selama kehamilan yang harus dilakukan oleh bidan yaitu:
Timbang berat badan dan ukur tinggi badan, Ukur tekanan darah, Nilai status gizi
(ukur lingkar lengan atas), Ukur tinggi fundus uteri, Tentukan presentasi janin dan
denyut jntung janin (DJJ), Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi
tetanus toxoid (TT) bila diperlukan, Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan, Tes laboratorium (rutin dan khusus), Pemeriksaan hemoglobin
( PWS-KIA, 2010)
Berdasarkan teori dan kasus pada Ny ”W” terdapat kesenjangan yaitu Ny
”W” tidak memenuhi standar pelayanan 10 T, pada pemeriksaan pengukuran
LILA dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaa LILA pada Ny ”W” ditemukan
121
hasilnya 21 cm, sebelumnya saya telah memberikan konseling tentang gizi dan
kebutuhan nutrisi ibu hamil dan setelah saya memberikan konseling tersebut ibu
tetap mengkonsumsi makanan nutrisi kurang bagus untuk ibu hamil (KEK) dan
ibu tetap tidak memilah memilih makanan yang dikonsumsi ibu, dan alasan yang
lain karena keadaan ekonomi ibu yang menengah kebawah sehingga mempersulit
kebutuhan gizi pada saat kehamilan. Sedangkan berdasarkan teori normal
pengukuran LILA yaitu 23,5 cm, berdasarkan kasus yang ada terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus. Kekurangan Energi Kronik (KEK)
memyebabkan keluar masuknya energi tidak seimbang di dalam tubuh, sehingga
banyak gangguan yang akan terjadi jika seorang ibu mengalami (KEK) dan yang
akan dialami pada ibu yaitu : merasa cepat kelelahan, merasa kesemutan, muka
pucat, mengalami kesulitan ketika melahirkan, ketika menyusui nanti, ASI ibu
tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhn bayi sehingga bayi akan kekurangan
ASI. Sementara akibat (KEK) yang bisa terjadi pada janin yang dikandung yaitu :
keguguran, pertumbuhan janin tidak maksimal menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan lahir rendah, perkembangan semua organ janin terganggu, hal ini
mempengaruhi kemampuan belajar kognitif (otak) serta anak beresiko mengalami
kecacatan dan kematian bayi saat lahir. Tetapi pada ibu maupun bayi saat
melahirkan bayi lahir normal sesuai dengan usia kehamilan ibu.
Pada pemeriksaan laboratorium yaitu pada pemeriksaan Hb, pada Ny”W”
hanya melakukan pemeriksaan Hb hanya 1 kali pada trimester III hasilnya 12,7
g/dl karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pentingnya pemeriksaan Hb pada
trimester I, sebelumnya ibu sudah mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya
pemeriksaan Hb pada trimester pertama. Berdasarkan teori pemeriksaan Hb
seharusnya dilakukan pemeriksaan Hb sebanyak 2 kali yaitu pada trimester I dan
trimeter III
5.2 Persalinan
Ny “W” GII P20002 UK 39 minggu 4 hari, datang ke rumah bidan/BPM pukul
05.00 WIB (02 Juni 2017) dengan keluhan perutnya terasa kenceng-kenceng sejak
jam 02.30 WIB serta mengeluarkan lendir bercampur darah dari jalan lahir.
Pemeriksaan TTV dalam batas normal. Pada pukul 05.10 WIB (02 Juni 2017)
122
melakukan pemeriksaan dalam hasil: vulva/vagina tidak odema, terdapat blood
show, portio lunak, pembukaan 8 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala,
uuk anterior di jam 11, molase (0), HIII, tidak ada bagian kecil di samping kepala
janin, tidak ada tali pusat menumbung. Kemudian diperiksa kembali 3 jam
kemudian dan karena ada indikasi ketuban pecah serta ibu ingin meneran,
didapatkan hasil: portio lunak, pembukaan 10 cm, eff 100%, ketuban negatif dan
cairan jernih, presentasi kepala, UUK anterior dijam 12, molase (0), HIV, tidak
ada bagian kecil disamping kepala janin, tidak ada tali pusat menumbung pukul
08.30 WIB (02 Juni 2017).
Ny. “W” datang dengan hasil pemeriksaan dalam (VT) 8 cm, dari hasil
tersebut, ibu termasuk dalam fase aktif dilatasi maksimal yang berlangsung
normal selama 1 jam dan proses persalinan terjadi selama 30 menit. Didapatkan
hasil pemeriksaan semua dalam batas normal, dari TTV, HIS, pemeriksaan
leopold, DJJ dan pemeriksaan dalam. Fase aktif dilatasi maksimal terjadi dalam
waktu 2 jam berlangsung sangat cepat dari 4-9 cm. kala II berlangsung 1,5-2 jam
pada primigravida dan 1,5-1 jam pada multigravida, kala III berlangsung tidak
lebih dari 30 menit, kala IV dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post
partum (Sondakh, 2013).
Proses persalinan pada Ny. “W” berjalan dengan lancar, semuanya normal
dan kondisi ibu dan janin baik.
5.3 Nifas
Pemeriksaan nifas yang dilakukan pada Ny “W” sebanyak 4x yaitu 6 jam post
partum, 7 hari post partum, 22 hari post partum, 31 hari post partum. Tanda-tanda
vital (TTV) Ny “W” dalam batas normal. Pengeluaran ASI lancar dan tidak
ditemukan adanya bendungan ASI. Pada kunjungan pertama yaitu 6 jam post
partum, TFU teraba 2 jari di bawah pusat, pengeluaran pervaginam lochea
berwarna merah segar (lochea rubra). Pemeriksan selanjutnya berjalan dengan
lancar, Ny “W” tetap dalam keadaan baik, tidak terdapat tanda-tanda infeksi, ASI
keluar lancar, penurunan TFU sesuai, Lochea tidak terdapat kelainan. Ny “W”
mendapatkan dukungan baik dari suami, keluarga dan masyarakat tentang cara
merawat bayinya.
123
Menurut Pirtiani (2014), kunjungan masa nifas paling sedikit dilakukan
sebanyak 4x. Menurut Sondakh (2013) pemantauan kala IV terjadi normal jika,
kehilangan darah tidak lebih dari 500 cc, kontraksi rahim baik (keras), kandung
kemih kosong, jika penuh, ibu dianjurkan untuk berkemih, perdarahan dari
perineum tidak banyak, jahitannya baik (jika terjadi laserasi), keadaan umum ibu
normal yaitu tekanan darah 120/80mmHg, nadi 70-100x/menit, suhu 36,50C-37,50C,
pernafasan 16-24x/menit.
Ny. “W” mengalami masa nifas normal selama 42 hari, sehingga tidak
terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
5.4 Bayi Baru Lahir (BBL)
Pada bayi Ny “W” lahir pukul 16.16 WIB (26 Januari 2017) menangis kuat,
warna kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin laki-laki, berat badan 28.00
gram, panjang badan 51 cm, lingkar kepala 33 cm. Tanda-tanda vital bayi Ny
“W” dalam batas normal. Bayi sudah melakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
berhasil 1 jam pertama, pemberian salep mata antibiotik provilaksis, pemberian
vitamin K yang diinjeksikan pada paha kiri secara intamuskular (IM) dengan
dosis 0,1 mg, dan imunisasi Hb0 dipaha kanan secara intramuskular (IM) 1 jam
setelah pemberian Vitamin K sampai dengan bayi dibawa pulang kerumah tidak
terjadi masalah apapun. Kunjungan neonatal (KN) atau kunjungan bayi Ny “W”
dilakukan sebanyak 3x yaitu: KN 1 usia 6 jam, KN 2 usia 7 hari, KN 3 usia 22
hari. Kunjungan berjalan lancar, tidak terdapat tanda infeksi, tidak terdapat tanda
bahaya, bayi menyusu dengan baik, bayi mendapat ASI eksklusif, reflek bayi baik
dan pergerakan aktif.
Menurut Sondakh (2013), bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
cukup bulan pada usia kehamilan 38-42 minggu, dengan berat lahir antara 2.500-
3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm. Menurut JNPK-KR (2014),
pencegahan infeksi mata dengan cara pemberian salep mata setelah 1 jam IMD,
salep antibiotika harus tepat diberikan pada waktu 1 jam setelah kelahiran dan
upaya pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam setelah
kelahiran. Semua bayi baru lahir di berikan vitamin K injeksi 1 mg
intramuskular IM setelah 1 jam IMD untuk mencegah perdarahan. Imunisasi
hepatitis B (Hb0) diberikan setelah 1 jam pemberian vitamin K.
124
Bayi Ny. “W” mengalami proses bayi baru lahir dengan normal. Bayi sudah
melakukan inisiasi menyusu dini (IMD), diberikan salep mata, dan diberikan
suntik Vitamin K, imunisasi Hb0 dan kunjungan neonatus telah lengkap, serta
tidak mengalami kelainan, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
kasus pada bayi Ny. “W”.
5.5 Keluarga berencana (KB)
Setelah 42 hari pasca melahirkan, Ny “W” sudah mantap dan tetap
memutuskan untuk menggunakan KB suntik 3 bulan. Pada tanggal 13 agustus
2017, ibu datang ke BPM untuk mendapatkan suntikan KB 3 bulan, dan
dilakukan pemeriksaan TTV dalam batas normal, ASI keluar lancar dan menyusui
secara eksklusif.
Menurut Setiyaningrum (2017), suntikan progestin sangat efektif, pencegahan
kehamilan jangka panjang, tidak menggangu hubungan suami istri, tidak
mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung
dan gangguan pembekuan darah, sedikit efek samping dan tidak mempengaruhi
ASI, karena hanya mengandung hormon progesteron. Yang tidak boleh
menggunakan suntikan progestin hamil atau dicurigai hamil karena resiko cacat
pada janin 7 per 100.000 kelahiran, perdarahan pervaginam yang belum jelas
penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama
amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara, diabetes
mellitus disertai komplikasi.
Ny. “W” menggunakan KB suntik 3 bulan pada hari ke 42 persalinan dan
telah memenuhi syarat suntikan progestin, sehingga tidak ada kesenjangan antara
teori dan kenyataan yang ada.
127
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA. 2013. Manajemen Terpadu Bayi Muda Umur kurang dari 2 bulan. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI
Henderson, Christine. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Buku Kedokteran:
EGC Handayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama JNPKKR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Kusmiyati, Yuni dkk. 2008. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya Manuaba, dkk, 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta :
EGC Mochtar, Rustam. 2011. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC Manuaba dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta :
EGC Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo Prawirohardjo, S. (2006). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2009). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2010). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Prawirohardjo, S. (2011). Buku Acuan Nasional, Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Rukiyah, S. (2010 ). http://illiyahakbidadila.blogspot.co.id/2013/07/asuhan-kebidanan-pada-bayi-baru-lahir.html (Diakses tanggal 20 februari 2017).
128
Sondakh, Jenny. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir. Jakarta: ERLANGGA
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta: Salemba
Medika Sondakh, Jenny J.S. (2013). Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Malang: Erlangga.
Suherni. (2009). Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.
Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta: Selamba Medika
WHO. 2015. Buku SakuPelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Kementerian Kesehatan RI
WHO. 2013. Buku SakuPelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan. Kementerian Kesehatan RI WHO. 2008. Manajemen Terpadu balita Sakit (MTBS). Jakarta: Departemen
Kesehatan RI. Varney,H. (2006 ). Materi Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan.
https://www.wattpad.com/3068954-materi-asuhan-kebidana(diakses tanggal 15 februari 2017).